file · Web viewPERAN LEMBAGA PENDIDIKAN. DISUSUN OLEH ... Lingkungan pendidikan sangat...

31
PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 KETUA : WA SUSI SEKRETARIS : SAWALUDIN ANGGOTA : WIRA ADI SWARA WA SUSI WD. SYAFITRI NURAZIDA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Transcript of file · Web viewPERAN LEMBAGA PENDIDIKAN. DISUSUN OLEH ... Lingkungan pendidikan sangat...

PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

KETUA : WA SUSI

SEKRETARIS : SAWALUDIN

ANGGOTA : WIRA ADI SWARA

WA SUSI

WD. SYAFITRI

NURAZIDA

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

2014

KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan

Hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas

mata kuliah pengantar pendidikan ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.

Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah

wawasan khususnya mengenai peran dan lembaga pendidikan dan adapun metode

yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan

sumber informasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran

khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam

penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari

keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh

dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi

kebaikan kami untuk kedepannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Baubau, 03 November 2014

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan dan Lembaga Pendidikan............................ 3

2.2 Bentuk-bentuk Lingkungan Pendidikan............................................ 3

2.3 Bentuk-bentuk Lembaga Pendidikan................................................ 5

2.4 Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan

2.2.1 Lembaga Pendidikan Keluarga...................................................... 6

2.2.2 Lembaga Pendidikan Sekolah........................................................ 10

2.2.3 Lembaga Pendidikan Masyarakat.................................................. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................... 15

3.2 Saran.................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam

konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di

luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang,

keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk di

dalamnya adalah pendidikan.

Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan

masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan

dan mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius.

Dengan memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkembang, ia

membutuhkan pertolongan dari orang yang telah dewasa, anak harus dapat

berkembang secara bebas, tetapi terarah. Karenanya pendidikan harus dapat

memberikan  motivasi dalam mengaktifkan anak.

Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap praktek pendidikan baik positif ataupun negatif. Lingkungan pendidikan

sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, merupakan bagian dari lingkungan

sosial. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan sebab

lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang proses belajar mengajar secara

nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Dengan suasana seperti itu, maka proses

pendidikan dapat dilaksanakan.

1

Lembaga pendidikan adalah suatu badan yang berusaha mengelola dan

menyelengglarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian

keterampilan dan keahlian.  yaitu dalam hal pendidikan intelektual, spiritual, serta

keahlian/ keterampilan. Sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,

bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan

terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain

sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan

pendidikan.

1.2  Rumusan Masalah

1.    Apakah  pengertian dari lingkungan dan lembaga pendidikan?

2.    Apa saja bentuk-bentuk dari lingkungan pendidikan?

3.    Apa saja bentuk-bentuk lembaga pendidikan?

4.    Apa saja fungsi dan peran lembaga pendidikan?

1.3  Tujuan Penulisan

1.   Untuk mengetahui pengertian lingkungan dan lembaga pendidikan.

2.   Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari lingkungan pendidikan.

3.   Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari lembaga pendidikan.

4.   Untuk mengetahui fungsi dan peran lembaga pendidikan.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN

Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap praktek pendidikan baik positif ataupun negatif. Lingkungan pendidikan

sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, merupakan bagian dari lingkungan

sosial. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan sebab

lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang proses belajar mengajar secara

nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Dengan suasana seperti itu, maka proses

pendidikan dapat dilaksanakan.

Lembaga pendidikan adalah suatu badan yang berusaha mengelola dan

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian

keterampilan dan keahlian.  yaitu dalam hal pendidikan intelektual, spiritual, serta

keahlian/ keterampilan. Sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,

bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan

terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain

sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan

pendidikan.

2.2  BENTUK-BENTUK LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Pada dasarnya lingkungan pendidikan mencakup

3

a.   Tempat (Lingkungan Fisik). Contohnya: keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan

alam. 

b.  Kebudayaan (Lingkungan Budaya). Contohnya: dengan warisan budaya tertentu

bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan. 

c.  Kelompok hidup bersama (Lingkungan sosial atau masyarakat). Contohnya:

keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan. 

       Adapun definisi lain dari bentuk-bentuk lingkungan pendidikan yaitu ada

lingkungan pendidikan formal dan ada lingkungan pendidikan non formal. Contohnya

sebagai mana berikut ini :

1.      Lingkungan Keluarga

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS disebutkan bahwa keluarga

merupakan bagian dari lingkungan pendidikan informal/non formal. Selain itu

keluarga juga disebut sebagai satuan pendidikan diluar sekolah. Oleh karena itu,

keluarga mesti menciptakan suasana yang edukatif sehingga anak didiknya tumbuh

dan berkembang menjadi manusia sebagaimana tujuan dalam pendidikan.

2.      Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, sekaligus membentuk kepribadian

anak didik yang tujuannya untuk mencapai 3 faktor yaitu aspek kognitif, afektif,

psikomotorik.

3.      Lingkungan Masyarakat

4

Pendidikan di lingkungan masyarakat adalah pendidikan nonformal yang dibedakan

dari pendidikan di keluarga dan di sekolah. Bertujuan sebagai penambah atau

pelengkap pendidikan formal dan informal dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjang hayat. Masyarakat memiliki peran yang besar dalam pelaksanaan

pendidikan nasional. Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang

dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelengglarakan

pendidikan non pemerintah (swasta) dan yang lainnya.

           Tripusat  pendidikan (Keluarga, Sekolah, Masyarakat) saling berhubungan dan

berpengaruh. Keterkaitan ketiga pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat masing-masing memiliki fingsi tersendiri dengan satu tujuan yaitu

menolong pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal, untul

mencapai tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia yang seutuhnya, berjatidiri,

memiliki integritas, dan martabat.

       Agar fungsi pendidikan dapat tercapai dengan baik, harus terjadi kerjasama yang

harmonis antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sejalan dengan UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menggariskan peran serta masyarakat

dalam pendidikan.

2.3  BENTUK-BENTUK LEMBAGA PENDIDIKAN

1.    Lembaga Pendidikan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama, karena dalam

keluarga inilah anak-anak mendapatkan bimbingan dan paling banyak memperoleh

pendidikan

5

2.    Lembaga Pendidikan Sekolah

Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh secara

teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syaraf yang jelas.

3.    Lembaga Pendidikan di Masyarakat

Masyarakat diartikan sebagai suatu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan

tata budaya sendiri.

2.4  FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam

interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya.

2.2.1      Lembaga Pendidikan Keluarga

Sebagai transmisi pertama dan utama dalam pendidikan, keluarga memiliki tugas

utama dalam peletakan dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup

keagamaan. Dikatakan pertama karena keluarga adalah tempat dimana anak pertama

kali mendapat pendidikan. Sedangkan dikatakan utama karena hampir semua

pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam keluarga. Karena itu, keluarga

merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Tugas

keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar

anak dapat berkembang secara baik.

Pada umumnya keluarga terbentuk melalui perkawinan yang sah menurut agama,

adat atau pemerintah dengan proses yang diawali dengan adanya interaksi antara pria

dan wanita, interaksi dilakukan berulang-ulang, lalu menjadi hubungan sosial yang

lebih intim sehingga terjadi proses perkawinan. Setelah terjadi perkawinan,

6

terbentuklah keturunan , kemudian terbentuklah keluarga inti untuk mendapatkan

keturunan dan untuk meningkat derajat dan status sosial baik pria maupun wanita,

serta mendekatkan kembali hubungan kerabat yang sudah renggang.

a.      Fungsi dan Peran Pendidikan Keluarga

1.        Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak

Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan

faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Sebagaimana telah dijelaskan

bahwa pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama. Pertama, berarti bahwa

kehadiran anak di dunia disebabkan hubungan kedua orang tuanya. Orang tua adalah

orang dewasa, maka merekalah yang harus bertanggung jawab terhadap anak.

Kewajiban orang tua tidak hanya sekedar memelihara eksistensi anak untuk

menjadikannya seorang pribadi, namun juga memberi pendidikan anak sebagai

individu yang tumbuh dan  berkembang.

Sedangkan utama, berarti bahwa orang tua bertanggung jawab pada pendidikan anak.

Hal itu memberikan pengertian bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak

berdaya, dalam keadaan penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak mampu

berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia lahir dalam

keadaan suci bagaikan meja lilin berwarna putih (a sheet of white paper avoid of all

characters) atau dikenal dengan istilah Tabularasa (John Lock dalam Hasbullah :

1999). Oleh karena itu, orang tua berkewajiban memberikan pendidikan pada

anaknya dan yang palig utama di mana hubungan orang tua dengan anaknya bersifat

alami dan kodrati.

7

2.    Menjamin Kehidupan Emosional Anak

3 hal yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah:

 i. Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti

kemauannya, mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang

lebih.

ii. Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut,

berbuat yang menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan

pada semua tingkah laku kita.

iii. Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak, yang

diharapkan akan menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan

aktivitasnya sehari-hari.

3.    Menanamkan Dasar Pendidikan Moral

Seperti kata pepatah “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Anak akan selalu berusaha

menirukan dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya, orang tua harus

mampu menjadi teladan yang baik misalnya dengan mengajarkan tutur kata dan

perilaku yang baik bagi anak-anaknya. Segala nilai yang dikenal anak akan melekat

pada orang-orang yang disenangi dan dikaguminya, dan dengan melalui inilah salah

satu proses yang ditempuh anak dalam mengenal nilai.

4.    Memberikan Dasar Pendidikan Sosial

Keluarga merupakan satu tempat awal bagi anak dalam mengenal nilai-nilai sosial. Di

dalam keluarga, akan terjadi contoh kecil pendidikan sosial bagi anak, misalnya

8

memberikan pertolongan bagi anggota keluarga yang lain, menjaga kebersihan dan

keindahan dalam lingkungan sekitar.

5.    Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan

Keluarga juga berperan penting dalam proses internalisasi dan transformasi nilai-nilai

keagamaan ke dalam pribadi anak. Masa anak-anak adalah masa yang paling baik

untuk meresapkan dasar-dasar agama, dalam hal ini tentu saja terjadi dalam keluarga.

Kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak untuk

mengalami suasana hidup keagamaan.

b. Tanggung Jawab Keluarga

Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi hal-

hal :

1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua

dan anak.

2.  Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua

terhadap keturunannya yang meliputi nilai agama atau nilai spiritual.

3.  Tanggung jawab sosial, merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab

kekeluargaan yang dibina oleh darah, keturunan dan kesatuan keyakinan.

4.  Memelihara dan membesarkan anaknya. Juga bertanggung jawab dalam hal

melindungi dan menjamin kesehatan anaknya, baik secara jasmaniah maupun

rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat

membahayakan diri anak tersebut.

9

5.  Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang berguna bagi kehidupan anak.

2.2.2      Lembaga Pendidikan Sekolah

Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka

dipercayakanlah tugas mengajar itu kepada orang dewasa lain yang lebih ahli dalam

lembaga pendidikan formal. Sekolah menjadi produsen penghasil individu yang

berkemampuan secara intelektual dan skill.

a.   Fungsi dan Peran Sekolah

Terbentuknya sekolah tentu memiliki fungsi dan peran dalam keberadaannya.

Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Lembaga Sekolah

i.  Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik

ii. Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran

iii.  Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis,

juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi

pendidikan anak dan juga bagi orang tua.

iv. Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang

mampu beradaptasi dengan masyarakat.

v.  Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat

dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku

generasi muda.

10

vi.   Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih

berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke

masyarakat.

2.    Peran Lembaga Sekolah

i.     Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan

karyawan.

ii.     Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.

b.   Tanggung Jawab Sekolah

1.    Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan

yang ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku, dalam hal ini undang-undang

pendidikan; UUSPN Nomor 20 Tahun 2003.

2.    Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat

pendidikan.

3.    Tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola dan

pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan

jabatannya.

c.    Sifat-sifat Lembaga Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, bersifat formal

namun tidak kodrati. Meskipun demikian, banyak orang tua (dengan berbagai alasan)

menyerahkan tanggung jawab pendidikan anaknya kepada sekolah.

11

Dari kenyataan-kenyataan tersebut, sifat-sifat pendidikan sekolah tersebut adalah

sebagai berikut :

1.      Tumbuh sesudah keluarga.

Dalam sebuah keluarga tidak selamanya tersedia kesempatan dan kesanggupan

memberikan pendidikan kepada anaknya, sehingga keluarga menyerahkan tanggung

jawabnya kepada sekolah.

2.      Lembaga Pendidikan Formal.

Dinamakan lembaga pendidikan formal karena sekolah memiliki bentuk yang jelas,

yaitu memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan

dengan resmi.

3.      Lembaga Pendidikan yang tidak bersifat kodrati

Lembaga pendidikan didirikan tidak atas dasar hubungan darah antara guru dan murid

seperti halnya di keluarga, tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan.

d.   Macam-macam Sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya mempunyai banyak ragam, dan

hal ini tergantung dari segi mana melihatnya.

1.  Ditinjau dari Segi yang Mengusahakan

i.   Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah, baik dari segi

pengadaan fasilitas, keuangan maupun pengadaan tenaga pengajar.

ii.  Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakn oleh selain pemerintah, yaitu

badan-badan swasta.

2.   Ditinjau dari Sudut Tingkatan

12

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2004, jenjang pendidikan formal terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

 i.  Pendidikan Dasar, terdiri dari Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan

SMP/MTs.

 ii. Pendidikan Menengah, terdiri dari SMA/MA dan SMK/MAK.

 iii. Pendidikan Tinggi, terdiri dari Akademi, Institut, Sekolah Tinggi dan

Universitas.

3.      Ditinjau dari Sifatnya

i.  Sekolah Umum

ii. Sekolah Kejuruan

13

2.2.3      Lembaga Pendidikan Masyarakat

Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan

pribadi seseorang. Masyarakat mempunyai peran penting dalam upaya ikut serta

menyelenggarakan pendidikan, karena membantu pengadaan sarana dan prasarana

dan menyediakan lapangan kerja. Partisipasi masyarakat membantu pemerintah

dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan dalam masyarakat

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1.  Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah

2.  Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out

3.  Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek

4. Peserta tidak perlu homogen

5.   Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis

6. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus

7.  Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan

14

BAB III

PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

       Dalam sistem pendidikan nasional pendidikan seumur hidup dikelola atas

tanggunga jawab keluarga, sekolah dan masyarakat. Dimana masing-masing

mempunyai tanggung jawab yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan nasional.

       Keluarga sebagai lingkungan pertama, bertnaggung jawab untuk memberikan

dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhuk individu, sosial, susila

dan religius.

       Sekolah sebagai lingkungan kedua bertugas mengembangkan potensi dasar yang

dimiliki masing-masing individu agar mempunyai kecerdasan intelektual dan mental.

       Masyarakat sebagai lembaga ketiga memberikan anak kemampuan penalaran,

keterampilan dan sikap. Juga menjadi ajang pengoptimalan perekembangan diri

setiap individu.

3.2  SARAN

     Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu memberikan

beberapa saran sebagai berikut :

     Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para pendidik dalam semua tingkatan

lembaga pendidikan sebagai usaha untuk pendewasaan diri yang optimal. Hendaknya

masing-masing lembaga pendidikan menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya

dalam usaha turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

15

     Dengan hasil karya ini, semoga memberikan warna baru bagi pelaku-pelaku

pendidikan untuk menggunakan kemampuan diri dalam menjalani pendidikan seumur

hidup.

     Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini

sangatlah diharapkan.

16

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah.1999. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Suwarno.. 1985. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru.

17