Web viewPengujian normalitas penyebaran nilai atau data dilakukan dengan menggunakan uji...
Transcript of Web viewPengujian normalitas penyebaran nilai atau data dilakukan dengan menggunakan uji...
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini dibahas dan dipaparkan data yang terkumpul
dari hasil penelitian yang meliputi: (a) deskripsi data variabel bebas
dan variabel terikat, yaitu kemampuan manajerial kepala sekolah dan
kinerja guru, (b) pengujian persyaratan analisis untuk menguji
hipotesis yang meliputi uji normalitas, dan uji linieritas, (c) pengujian
hipotesis, (d) diskusi dan pembahasan. Berikut ini dipaparkan hal itu
satu persatu.
A. Deskripsi Data
Data penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu variabel
kemampuan manajerial kepala sekolah (X) dan variabel kinerja guru
(Y). Dari pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap data, seluruh
data yang masuk memenuhi syarat untuk diolah dan dianalisis. Secara
singkat dapat dinyatakan bahwa deskripsi data ini mengungkapkan
informasi tentang nilai total (sum), nilai tertinggi (maximum), nilai
terendah (minimum), rata-rata (mean), rentang (range), simpangan
baku (standard deviation), keragaman (variance), angka yang banyak
muncul (mode), dan nilai tengah (median). Pada Table1 berikut ini
ditampilkan perhitungan statistik dasar kedua data variabel tersebut.
29
Tabel 1: Perhitungan Statistik Dasar Variabel X dan Y
StatisticsKemampuan
Manajerial Kepala Sekolah
(Variabel X)
Kinerja Guru
(Variabel Y)
Sample Valid 31 31
Missing 0 0
Mean (rata-rata) 218,10 172,48
Median (nilai tengah) 218 173
Mode (paling sering muncul) 217 173
Std. Deviation 2,81 2,86
Variance (keragaman) 7,89 8,19
Range (rentang) 12 12
Minimum (nilai tertinggi) 212 166
Maximum (nilai terendah) 224 178
Sum (jumlah) 6761 5347
1. Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X)
Data variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
dikumpulkan melalui instrumen yang terdiri dari 50 butir yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya, angket diberikan kepada 31
responden untuk diisi. Dari data penelitian diketahui bahwa distribusi
nilai jawaban menyebar dari nilai terendah 212 sampai dengan nilai
tertinggi 224. Berdasarkan distribusi nilai tersebut didapat rata-rata
(mean) 218,10, nilai tengah (median) 218, nilai yang sering muncul
30
(mode) 217, simpangan baku (standar deviasi) 2,81, keragaman
(variance) 7,89 dan rentang (range) 12. Menurut Irianto (2004: 62), jika
rata-rata nilainya sama dengan modenya (angka yang sering muncul)
dan sama dengan mediannya (nilai tengah) maka distribusi data
dianggap normal. Karena perhitungan rata-rata, nilai tengah dan
angka yang sering muncul dari data tersebut sama atau tidak jauh
berbeda, maka dapat dipahami bahwa nilai Kemampuan Manajerial
Kepala Sekolah cenderung berdistribusi normal.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi nilai
variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut. Untuk menentukan tabel frekuensi digunakan rumus:
Rentang = data terbesar – data terkecil
Banyak kelas = 1 + (3,3) log n
Kelas interval = p=Rentang
Banyakkelas (Usman, 2000:84)
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (Variabel X)
Kelas Interval Frekuensi Persentase
224-225 1 3,2
222-223 2 6,5
220-221 7 22,5
218-219 6 19,3
216-217 11 35,5
214-215 2 6,5
212-213 2 6,5
Jumlah 31 100
31
Tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada
pada kelas interval 216-217, sedangkan frekuensi paling sedikit
berada pada kelas interval 224-225.
Berikut ini dapat pula digambarkan histogram distribusi frekuensi
variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah seperti yang terlihat
pada gambar 2.
VA R 00001
2 2 4 ,02 2 2 ,0
2 2 0 ,02 1 8 ,0
2 1 6 ,02 1 4 ,0
2 1 2 ,0
1 2
1 0
8
6
4
2
0
Std . De v = 2 ,8 1
Me a n = 2 1 8 ,1
N = 3 1 ,0 0
Gambar 2: Histogram Skor Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
Dari data yang diperoleh tingkat pencapaian skor Kemampuan
Manajerial Kepala Sekolah sebesar 87,24% dari skor ideal, dan
masuk ke dalam kategori baik.
Rumus untuk angket berbentuk kuesioner:
Σ Skor PR = X 100 %
32
Σ Responden X Σ Item X Skala tertinggiDasar yang digunakan untuk menghitung tingkat pemahaman
responden menurut Sudjana (1982)
90 - 100 % sangat baik
80 - 89 % baik
65 - 79 % cukup
55 - 64 % kurang baik
0 - 54 % tidak baik
Jika dilihat sebaran skor Kemampuan Manajerial Kepala
Sekolah dikelompokkan atas tiga yaitu kelompok responden yang
memperoleh skor tinggi, kelompok responden yang memperoleh skor
sedang dan kelompok responden yang memperoleh skor rendah maka
didapat kelompok sebagai berikut:
Tabel 3: Kategori Nilai Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
Kategori Rentang Jumlah Responden Persentase
Tinggi 221 – 224 7 22,58
Sedang 216 – 220 20 64,52
Rendah 212 – 215 4 12,90
Jumlah 31 0%
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 22,58% (7
responden) termasuk kelompok tinggi, 64,52% (20 responden)
termasuk kelompok sedang, dan 12,90% (4 responden) termasuk
kelompok yang memperoleh nilai rendah.
33
Dari sebaran nilai ini dapat diketahui bahwa Kemampuan
Manajerial Kepala Sekolah berada pada kelompok sedang. Setelah
dilakukan perhitungan maka perolehan nilai variabel Kemampuan
Manajerial Kepala Sekolah berada pada kategori baik, yaitu sebesar
87,24%.
2. Variabel Kinerja Guru (Y)
Data variabel kinerja guru dikumpulkan melalui instrumen yang
terdiri dari 40 butir yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Selanjutnya, angket diberikan kepada kepala sekolah dan atau
supervisor untuk diisi. Dari data penelitian diketahui bahwa distribusi
nilai menyebar dari nilai terendah 166 sampai dengan nilai tertinggi
178. Berdasarkan distribusi nilai tersebut didapat rata-rata (mean)
172,48, nilai tengah (median) 173, nilai yang sering muncul (mode)
173, simpangan baku (standar deviasi) 2,86, keragaman (variance)
8,19 dan rentang (range) 12. Menurut Irianto (2004: 62), jika rata-rata
nilainya sama dengan modenya (angka yang sering muncul) dan sama
dengan mediannya (nilai tengah) maka distribusi data dianggap
normal. Karena perhitungan rata-rata, nilai tengah dan angka yang
sering muncul dari data tersebut tidak jauh berbeda, maka dapat
dipahami bahwa nilai kinerja guru cenderung berdistribusi normal.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi nilai
variabel kinerja guru dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
34
Tabel 4: Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru (Variabel Y)
Kelas Interval Frekuensi Persentase
178-179 1 3,2
176-177 3 9,6
174-175 7 22,6
172-173 9 29,0
170-171 7 22,6
168-169 2 6,5
166-167 2 6,5
Jumlah 31 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada
pada kelas interval 172-173, sedangkan frekuensi paling sedikit
berada pada kelas interval 178-179.
Berikut ini dapat pula digambarkan histogram distribusi frekuensi
variabel Kinerja Guru seperti yang terlihat pada gambar 3.
VA R00002
1 7 8 ,01 7 6 ,0
1 7 4 ,01 7 2 ,0
1 7 0 ,01 6 8 ,0
1 6 6 ,0
1 0
8
6
4
2
0
Std . De v = 2 ,8 6
Me a n = 1 7 2 ,5
N = 3 1 ,0 0
Gambar3: Histogram Skor Kinerja Guru
35
Dari data yang diperoleh tingkat pencapaian skor Kinerja Guru
sebesar 86,24% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik.
Jika dilihat sebaran skor Kinerja Guru dikelompokkan atas tiga yaitu
kelompok responden yang memperoleh skor tinggi, kelompok
responden yang memperoleh skor sedang dan kelompok responden
yang memperoleh skor rendah maka didapat kelompok sebagai
berikut:
Tabel 5: Kategori Nilai Kinerja Guru
Kategori Rentang Jumlah Responden Persentase
Tinggi 176 – 178 4 12,90
Sedang 171 – 175 20 64,52
Rendah 166 – 170 7 22,58
Jumlah 31 0%
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 12,90% (4
responden) termasuk kelompok tinggi, 64,52% (20 responden)
termasuk kelompok sedang, dan 22,58% (7 responden) termasuk
kelompok yang memperoleh nilai rendah.
Dari sebaran nilai ini dapat diketahui bahwa Kinerja Guru
berada pada kelompok sedang. Setelah dilakukan perhitungan maka
perolehan nilai variabel Kinerja Guru berada pada kategori baik, yaitu
sebesar 86,24%.
36
B. Uji Persyaratan Analisis
Penelitian ini menggunakan rumus statistik parametris dengan
menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi. Kedua teknik ini
baru dapat dilakukan apabila telah memenuhi beberapa persyaratan.
Menurut Sudjana (1996), ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi
dalam menggunakan statistik parametris, yaitu: (a) ukuran minimum
sampel telah terpenuhi, (b) data sampel setiap variabel berdistribusi
normal, dan (c) variansi populasi antarkelompok homogen. Di samping
tiga persyaratan ini, analisis regresi menghendaki persyaratan uji
linieritas garis regresi dan uji independensi antarvariabel bebas
(Santoso: 2000).
1. Uji Normalitas
Analisis uji normalitas dalam penelitian bertujuan untuk
menguji asumsi bahwa data yang diambil berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas penyebaran nilai
atau data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Semirnov atau Uji K-S. Taraf signifikansi yang digunakan sebagai
dasar menolak atau menerima keputusan normal adalah dengan
acuan alpha 0.05 atau pada taraf kepercayaan 95%. Hipotesis yang
diajukan untuk uji normalitas ini adalah sebagai berikut:
Ho = Data berdistribusi normal
H1 = Data tidak berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan:
37
Terima:
Ho jika nilai asyimp. signifikansi > nilai signifikansi alpha (0,05).
H1 jika nilai asyimp. signifikansi < nilai signifikansi alpha (0,05).
Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada
rangkuman Tabel 6 berikut.
VariabelKolmogorov-Smirnov Test
K – S Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan
X 0,756 0,617 Normal
Y 0,560 0,912 Normal
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. signifikansi
untuk variabel X sebesar 0,756, dan variabel Y sebesar 0,560,
sedangkan nilai signifikansi alpha yang dianut adalah 0,05.
Berdasarkan landasan pengambilan keputusan di atas, Ho diterima dan
H1 ditolak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data dari kedua
variabel dalam penelitian ini sebarannya membentuk distribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat
apakah data yang diperoleh berasal dari sampel yang homogen.
Analisis yang digunakan dengan melihat pola diagram pencar. Jika
diagram pencar membentuk pola tertentu secara teratur maka
sebaran data X dan Y tidak homogen, tetapi bila pola yang
terbentuk tidak membentuk pola tertentu dan menyebar di atas dan
38
di bawah titik nol maka sebaran data homogen (Santoso:2006;
Pratisto:2004). Hasil analisis dengan menggunakan diagram pencar
dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.
Dari Gambar 4 di atas terlihat bahwa pola yang terbentuk
tidak beraturan atau acak dan menyebar. Hal ini menunjukkan
bahwa sebaran data X dengan Y homogen.
3. Uji Linieritas Garis Regresi X terhadap Y
Uji linieritas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah
masing-masing data variabel Kemampuan Manajerial Kepala
Sekolah cenderung membentuk garis linier terhadap variabel
39
Kinerja Guru. Hipotesis yang dibentuk untuk persyaratan uji
linieritas ini adalah:
Ho = sebaran data variabel bebas membentuk garis linier terhadap
variabel terikat.
H1 = Sebaran data variabel bebas tidak membentuk garis linier
terhadap variabel terikat.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika skor signifikansi > Alpha 0,05, Ho diterima, namun jika skor
signifikansi < Alpha 0,05, H1 diterima.
Hasil uji keberartian dan kelinearan persamaan regresi sederhana
disajikan pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7: Rangkuman Uji Linieritas Variabel X – Y Variabel JK df RJK F Sig. Ket.
X – Y 245,742 31 14,178 3,375 0,432 Linier
Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi sebesar 0,432 >
alpha 0,05. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ho
diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa
sebaran data pada variabel Kemampuan Manajerial Kepala
Sekolah membentuk garis linier terhadap variabel Kinerja Guru.
40
C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah “terdapat kontribusi antara
Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru”. Hasil
analisis hipotesis ini terangkum pada Tabel 8 berikut.
KorelasiKoefisien Korelasi
(r)
Koefisien Determinasi
(r2)Sig. Keterangan
ry 0,666 0,443 0.000 Sangat Signifikan
Dari hasil analisis diperoleh hubungan antara Kemampuan
Manajerial Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru mempunyai kekuatan
0,666 dengan sig. 0,000 < alpha 0,01. Hal ini berarti korelasi yang
terjadi antara Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dengan Kinerja
Guru sangat signifikan.
Selanjutnya koefisien determinasi yang diperoleh r2 = 0,443.
Hal ini berarti kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
terhadap Kinerja Guru sebesar 44,3%. Hal ini berarti bahwa
Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah memberikan sumbangan
sebesar 44,3% terhadap Kinerja Guru. Dengan demikian, H1 yang
menyatakan bahwa terdapat kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala
Sekolah terhadap Kinerja Guru dapat diterima.
Dengan terbuktinya hipotesis pertama secara emperis, lebih
lanjut akan dibahas mengenai pengujian analisis tingkat keberartian
persamaan regresi yang terbentuk. Pengujian analisis ini dilakukan
dengan uji – F seperti yang dapat dilihat pada Tabel berikut.
41
Tabel 9: Uji F Tingkat Keberartian Regresi X dengan Y
Sumber Variasi JK dk RJK F Sig.
Regresi 108,892 1 108,892 23,075 0,000
Residu 136,850 29 4,719 Total 245,742 30
Sebagaimana terlihat pada Tabel di atas nilai statistik
signifikansi pada uji F, terlihat bahwa Fhitung sebesar 23,075 dan Ftabel
(0,05:1,30) sebesar 4,18 dengan sig. 0,000, jauh lebih kecil dari nilai Alpha
0,01 atau pada taraf kepercayaan 99%. Hal ini mengindikasikan
bahwa persamaan regresi yang terbentuk antara variabel Kemampuan
Manajerial Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru dapat diterima
keberadaannya.
Analisis keberartian persamaan regresi dapat dilihat
berdasarkan analisis uji-t yang sekaligus untuk membuktikan apakah
koefisien persamaan regresi yang terdapat pada variabel Kemampuan
Manajerial Kepala Sekolah (X) dapat diterima sebagai alat prediksi
untuk mengidentifikasi gejala yang terjadi, seperti gejala hubungan dan
kontribusi terhadap Kinerja Guru (Y). Hasil analisis uji-t yang dimaksud
dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.
42
Tabel 10: Uji Koefisien Arah Persamaan Garis Regresi X dan Y
Variabel
Koefisien tdk Standar
Koefisien Standar
t
sig B
Std. Kesalahan Beta
Konstanta 24,560 30,796
0,000Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ( X )
0,678 0,141 0,666 4,804
Berdasarkan Tabel di atas, diketahui konstanta sebesar 24,560,
sedangkan koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,678, t hitung
4,804 dan ttabel (0,5:30) sebesar 1,697 dengan nilai sig 0,000 < alpha 0,01.
Dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi
sebesar 0,67 dapat dijadikan sebagai alat prediksi ikut menentukan
setiap gejala yang terjadi pada variabel Kinerja Guru, baik berupa
gejala sifat hubungan, pengaruh dan kontribusi melalui data-data pada
variabel Kemampuan Manajeria Kepala Sekolah.
Dari penjelasan di atas diperoleh persamaan regresi sederhana
yang digunakan yaitu Ŷ = a + bx1 di mana a = 24,560 dan b = 0,678,
sehingga persamaan garis regresi adalah Ŷ = 24,560 + 0,678.
Persamaan ini menunjukkan bahwa jika nilai X1 naik satu satuan maka
akan diikuti kenaikan nilai Ŷ sebesar 0,678 x 1. Sebagai contoh diambil
nilai responden 1 untuk variabel Kemampuan Manajerial Kepala
Sekolah sebesar 217, maka hasil prediksinya menjadi Ŷ = 24,560 +
0,678 x 1 = 25,238.
43
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa Kemampuan
Manajerial Kepala Sekolah berkontribusi positif dan sangat signifikan
terhadap Kinerja Guru. Dengan demikian Kinerja Guru sebesar 44,3%
ditentukan oleh faktor Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan
sisanya 55,7% ditentukan oleh faktor lain.
D. Diskusi / Pembahasan
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa semua hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini diterima. Hasil pengujian hipotesis
pertama mengindikasikan bahwa Kemampuan Manajerial Kepala
Sekolah memiliki kontribusi yang berarti terhadap Kinerja Guru, yaitu
sebesar 44,3%.
Menurut kajian teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli
seperti Kusmianto (1997), Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir
(2000), Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar
Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi
utama, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial,
dan (4) profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam
kinerja guru.
Berkenaan dengan standar kinerja guru Piet A. Sahertian dalam
Kusmianto (1997: 49) bahwa, standar kinerja guru itu berhubungan
44
dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja
dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan
pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4)
melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5)
kepemimpinan yang aktif dari guru.
Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat
dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud
perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses
pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai
hasil belajar.
Depdiknas menyusun Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG)
yang diadopsi dari Georgia Departemen of Education telah
mengembangkan teacher performance assessment instrument. Alat
penilaian kemampuan guru atau kinerja guru, meliputi: (1) rencana
pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengann
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), (2) prosedur
pembelajaran (classroom procedure), dan (3) hubungan antar pribadi
(interpersonal skill).
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien,
diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran
45
kepala sekolah. Kepala sekolah memiliki peranan yang strategis
dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, baik sebagai educator
(pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin),
pencipta iklim kerja maupun sebagai wirausahawan.
Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000) mengemukakan
bahwa kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas
mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan
kompetensi profesional guru.
Gambaran di atas memperlihatkan betapa sesungguhnya
Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah sangat penting untuk
meningkatkan Kinerja Guru. Namun, selain dari Kemampuan
Manajerila Kepala Sekolah yang perlu diperhatikan untuk
menghasilkan Kinerja Guru perlu juga diperhatikan upaya-upaya
sistematis yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan
Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mengungkapkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 1 Ranah Batahan Kabupaten
Pasaman Barat. Akan tetapi penelitian ini belum mengukapkan seluruh
variabel yang berkorelasi dan berkontribusi dengan Kinerja Guru.
Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini hanya satu variabel
46
dari sekian banyak varibel yang berhubungan dengan kinerja guru
yaitu kemampuan manajerial kepala sekolah.
Penelitian ini mengungkapkan kontribusi kemampuan
manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru yang berkontribusi
sebesa 44,3. Angka ini mengindikasikan bahwa masih ada lagi
variabel bebas yang berhubungan dan berkontribusi terhadap variabel
terikat yang belum dapat diungkapkan dalam penelitian ini.
Dalam pengumpulan data penelitian, responden telah
diarahkan untuk mengisi angket sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Tidak tertutup kemungkinan ada responden yang mengisi
angket berdasarkan pendapat temannya karena pengumpulan data ini
dilakukan secara klasikal. Hal ini dilakukan secara klasikal mengingat
sampel yang banyak dan waktu yang terbatas.
47