file · Web viewhadits ini secara sharih menyatakan bahwa basmalah merupakan bagian dari...

23
Hukum Basmalah Dalam Shalat 23 January 2014, 3:00 pm Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum membaca basmalah setelah membaca doa istiftah dan ta’awudz. Secara umum, pembahasan mengenai masalah ini harus diawali dengan pembahasan apakah basmalah itu bagian dari Al Fatihah? Bagi ulama yang berpendapat ia bagian dari Al Fatihah, maka wajib membaca basmalah sebagaimana wajibnya membaca Al Fatihah yang merupakan rukun shalat. Lalu bagi ulama yang berpendapat ia bukan bagian dari Al Fatihah, mereka pun berbeda pendapat mengenai hukum membaca basmalah. Apakah Bagian Dari Al Fatihah? Para ulama sepakat bahwa basmalah adalah termasuk ayat Al Qur’an (Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 8/83). Karena memang basmalah terdapat dalam salah satu ayat Al Qur’an, ِ م يِ حَ ّ ر ل اِ نَ مْ حَ ّ ر ل اِ َ ّ اِ مْ سِ بُ هَ ّ نِ اَ وَ انَ مْ يَ لُ سْ نِ مُ هَ ّ نِ اSesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (QS. An Naml: 30) Namun, terdapat perselisihan yang sangat kuat diantara para ulama mengenai apakah basmalah itu bagian dari surat Al Fatihah. Karena jika ditinjau dari segi riwayat qira’ah, dalam sebagian qira’ah yang shahih, basmalah bukan bagian dari Al Fatihah dan dalam sebagian qira’ah yang lain, basmalah merupakan bagian dari Al Fatihah. Adapun Hanafiyah, Hanabilah, Malikiyyah dan jumhur fuqaha berpendapat bahwa basmalah bukan bagian dari Al Fatihah. Mereka berdalil dengan hadits

Transcript of file · Web viewhadits ini secara sharih menyatakan bahwa basmalah merupakan bagian dari...

Hukum Basmalah Dalam Shalat

23 January 2014, 3:00 pm

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum membaca basmalah setelah membaca doa istiftah dan taawudz. Secara umum, pembahasan mengenai masalah ini harus diawali dengan pembahasan apakah basmalah itu bagian dari Al Fatihah? Bagi ulama yang berpendapat ia bagian dari Al Fatihah, maka wajib membaca basmalah sebagaimana wajibnya membaca Al Fatihah yang merupakan rukun shalat. Lalu bagi ulama yang berpendapat ia bukan bagian dari Al Fatihah, mereka pun berbeda pendapat mengenai hukum membaca basmalah.

Apakah Bagian Dari Al Fatihah?

Para ulama sepakat bahwa basmalah adalah termasuk ayat Al Quran (Al Mausuah Al Fiqhiyyah, 8/83). Karena memang basmalah terdapat dalam salah satu ayat Al Quran,

Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (QS. An Naml: 30)

Namun, terdapat perselisihan yang sangat kuat diantara para ulama mengenai apakah basmalah itu bagian dari surat Al Fatihah. Karena jika ditinjau dari segi riwayat qiraah, dalam sebagian qiraah yang shahih, basmalah bukan bagian dari Al Fatihah dan dalam sebagian qiraah yang lain, basmalah merupakan bagian dari Al Fatihah.

Adapun Hanafiyah, Hanabilah, Malikiyyah dan jumhur fuqaha berpendapat bahwa basmalah bukan bagian dari Al Fatihah. Mereka berdalil dengan hadits

: : { } :

Allah Tabaraka Wa Taala berfirman, aku membagi shalat antara Aku dan hambaku menjadi dua bagian, setengahnya untukKu dan setengahnya untuk hambaKu sesuai dengan apa yang ia minta. Ketika hambaku berkata,Alhamdulillahi rabbilaalamiin. Allah Taala berkata, Hambaku telah memujiKu (HR. Muslim 395).

Adapun Ulama Syafiiyyah berpendapat basmalah adalah bagian dari Al Fatihah. Mereka berdalil diantaranya dengan hadits, semisal hadits ketika Nabi Shallallahualaihi Wasallam memberitahu para sahabat mengenai surat yang paling agung dalam Al Quran, beliau bersabda:

:

surat tersebut adalah Alhamdulillahi rabbilaalamiin yang terdiri dari 7 ayat (HR. Al Bukhari 4474 , 4647).

mereka menghitung lafadz shiraathalladziina anamta alaihimghairil maghdhuubi alaihim wa laadh dhaaliinsebagai 1 ayat, sehingga basmalah termasuk dalam 7 ayat tersebut. Adapun para ulama yang mengatakan basmalah bukan bagian dari Al Fatihah menghitung lafadz ini sebagai 2 ayat, yaitu:shiraathalladziina anamta alaihim sebagai satu ayat, dan ghairil maghdhuubi alaihim wa laadh dhaaliin sebagai satu ayat

Dalil lain bagi yang berpendapat basmalah bagian dari Al Fatihah, yaitu hadits,

: : , , ,

jika kalian membaca Alhamdulillahi rabbilaalamiin maka bacalah bismillahir rahmanir rahim, karena ia adalah ummul quran, ummul kitab dan 7 rangkaian ayat, dan bismillahir rahmanir rahim salah satunya (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra 2181, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami 729).

hadits ini secara sharih menyatakan bahwa basmalah merupakan bagian dari Al Fatihah, dan inilah pendapat yang menurut kami lebih rajih. Adapun pendalilan dari hadits Abu Hurairah yang pertama diambil dari mafhum hadits.

Namun sebagaimana telah dijelaskan, bahwa bacaan basmalah tsabit pada sebagian qiraah, maka tentunya perbedaan pendapat sangat longgar perkaranya (lihat Sifatu Shalatin Nabi, 79-80).

Apakah Bagian Dari Setiap Surat?

Sebagaimana Hanafiyah, Hanabilah, Malikiyyah dan jumhur fuqaha berpendapat bahwa basmalah bukan bagian dari Al Fatihah, mereka juga berpendapat basmalah bukanlah bagian dari setiap surat (Al Mausuah Al Fiqhiyyah, 8/83). Namun basmalah memang Allah turunkan untuk pemisah antara surat yang satu dengan yang lain. Diantara alasan bahwa basmalah bukanlah bagian dari setiap surat, para ulama ijma bahwa surat Al Kautsar itu terdiri dari 3 ayat, dengan demikian basmalah bukan bagian dari surat Al Kautsar.

Adapun Syafiiyyah berpendapat basmalah adalah bagian dari Al Fatihah dan juga dari setiap surat (Al Mausuah Al Fiqhiyyah, 8/84). Diantara alasannya adalah bahwa para sahabat Nabi mengumpulkan Al Quran dan menulis basmalah di setiap awal surat, padahal yang bukan berasal dari Al Quran tidak boleh ditulis dalam Al Quran. Dan para ulama sepakat bahwa basmalah yang berada di antara dua surat itu adalah kalamullah, sehingga wajib dianggap sebagai bagian dari surat Al Mausuah Al Fiqhiyyah, 8/85).

Hukum Membaca Basmalah

Dari penjelasan sebelumnya, kita ketahui bahwa Syafiiyah berpendapat wajibnya membaca basmalah karena ia merupakan bagian dari Al Fatihah. Dan mengingat membaca Al Fatihah adalah rukun shalat, maka shalat tidak sah jika tidak membaca basmalah karena adanya kekurangan dalam membaca Al Fatihah. Sebagaimana hadits

tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab (HR. Al Bukhari 756, Muslim 394)

Diantara para salaf yang berpendapat demikian adalah Al Kisa-i, Ashim bin An Nujud, Abdullah bin Katsir, dan yang lainnya (Sifatu Shalatin Nabi, 79). Syafiiyyah juga berpendapat wajibnya membaca Al Fatihah sebelum qiraah setiap awal surat dari Al Quran dalam shalat (Al Mausuah Al Fiqhiyyah, 8/88).

Sementara Hanafiyah yang berpendapat basmalah bukan bagian dari Al Fatihah, mereka mengatakan bahwa membaca basmalah dalam shalat hukumnya sunnah sebelum membaca Al Fatihah di setiap rakaat. Disunnahkannya membaca basmalah sebelum Al Fatihah karena dalam rangka tabarruk dengan basmalah. Adapun selain Al Fatihah tidak disunnahkan.

Namun Malikiyyah berpendapat tidak disunnahkan untuk membaca basmalah sebelum qiraah setelah Al Fatihah, sedangkan menurut Hanabilah sunnah hukumnya baik sebelum Al Fatihah maupun sebelum qiraah. Dan Malikiyyah membolehkan tasmiyah sebelum Al Fatihah ataupun sebelum qiraah (Al Mausuah Al Fiqhiyyah, 8/87-88).

Pendapat yang masyhur dari Malikiyyah, yang juga berpendapat basmalah bukan bagian dari Al Fatihah, mereka mengatakan bahwa membaca basmalah sebelum Al Fatihah ataupun qiraah hukumnya makruh. Mereka berdalil dengan hadits Anas bin Malik

:

aku shalat bersama Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman dan aku tidak mendengar mereka membaca bismillahir rahmanir rahim (HR. Muslim 399).

namun ada riwayat dari Imam Malik bahwa beliau berpendapat boleh, dan riwayat lain dari Malikiyyah yang mengatakan hukumnya wajib (Al Mausuah Al Fiqhiyyah, 8/87).

Kesimpulannya, khilaf dalam masalah ini berporos pada masalah apakah basmalah itu termasuk Al Fatihah ataukah tidak dan apakah ia termasuk bagian dari setiap surat atau tidak. Maka dalam hal membaca basmalah atau tidak membaca basmalah perkaranya longgar.

Hukum Mengeraskan Bacaan Basmalah

Para ulama sepakat basmalah dibaca sirr (lirih) pada shalat yang sirr. Namun masyhur dikalangan para ulama bahwa mereka berbeda pendapat apakah membaca basmalah sebelum Al Fatihah itu dikeraskan (jahr) ataukah secara lirih (sirr) pada shalat yang jahr.

Pendapat Pertama

Sebagian ulama berpendapat basmalah disunnahkan dibaca secara keras (jahr). Diantara yang berpendapat demikian adalah ulama Syafiiyyah. Mereka berdalil dengan dalil-dalil yang menyatakan bahwa basmalah adalah bagian dari Al Fatihah, maka dibaca secara jahr sebagaimana Al Fatihah (lihat Sifatu Shalatin Nabi, 81; Al Mausuah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyah, 16/182). Selain itu mereka juga berdalil dengan beberapa hadits, diantaranya,

:

Abu Muhammad Abdullah bin Ishaq Al Adl di Baghdad menuturkan kepadaku, Ibrahim bin Ishaq bin As Sarraj menuturkan kepadaku, Uqbah bin Mukram Ad Dhibbi menuturkan kepadaku, Yunus bin Bukair menuturkan kepadaku, Misar menuturkan kepadaku, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam biasanya men-jahr-kan bismillahir rahmanir rahim. (HR. Al Hakim 805).

Uqbah bin Mukram Ad Dhibbi dikatakan oleh Ibnu Hajar: shaduq. Sedangkan Yunus bin Bukair diperselisihkan statusnya, sebagian ulama men-tautsiq-nya, sebagaimana salah satu riwayat dari Ibnu Main. Namun An Nasa-i mengatakan: ia dhaif, Yahya Al Hamani mengatakan: saya tidak menghalalkan haditsnya Yunus. Namun Ibnu Main menjelaskan: ia shaduq namun dahulu tsiqah, disebabkan ia pernah bersama Jafar bin Yahya Al Barmaki dan ia dibuat kaya olehnya. Hingga ada orang yang berkata tentang Yunus: ia diduga telah zindiq karena begini dan begitu, namun Yunus berkata: itu dusta. Maka yang lebih tepat ia shaduq sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Main. Sehingga, sanad ini jayyid dan bisa menjadi penguat. Namun riwayat ini tidak secara sharih menyatakan bahwa Rasulullah mengeraskan basmalah ketika shalat.

Terdapat jalan lain dari Abu Hurairah,

, : : ( )

Abu Bakr bin Al Harits Al Faqih mengabarkan kepadaku, Ali bin Umar Al Hafidz mengabarkan kepadaku, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Farisi menuturkan kepadaku, Utsman bin Khurazad menuturkan kepadaku, Manshur bin Abi Muzahim menuturkan kepadaku, Abu Uwais menuturkan kepadaku, dari Al Ala bin Abdirrahman bin Yaqub, dari ayahnya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam jika mengimami orang-orang, beliau men-jahr-kan bacaan bismillahir rahmanir rahim (HR. Al Baihaqi 2186).

Al Ala bin Abdirrahman bin Yaqub diperselisihkan statusnya, Ibnu Main mengatakan: ia tidak pandai, orang-orang senantiasa membuang hadits-haditsnya. Ad Darimi mengatakan: ia dhaif. Sedangkan di sisi lain Imam Ahmad mengatakan: ia tsiqah, saya belum pernah mendengar seseorang mengatakan hal buruk tentangnya. At Tirmidzi mengatakan: ia tsiqah menurut pada ahli hadits. Imam Muslim juga banyak mengeluarkan haditsnya dalam Shahih Muslim. Wallahualam, nampaknya lebih tepat ia shaduq, sebagaimana dikatakan oleh Abu Hatim: ia sha