untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan...

90
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat mengalami kemajuan. Hal ini harus diikuti dengan perkembangan kualitas sumber daya manusia di dalamnya. Perkembangan kualitas sumber daya manusia tidak dapat lepas dari perkembangan dankualitas sebuah pendidikan. Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar dalam pembentukan kualitas sumberdaya manusia. Oleh karena itu, untuk menciptakan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, dan produktif diperlukan sistem pendidikan yang berkualitas. Sehingga perlunya perbaikan-perbaikan dalam sistem pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman. Salah satu hal yang harus diperbaiki adalah proses belajar mengajar di kelas. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan paling utama dalam pendidikan di sekolah. Dalam proses ini akan terciptanya tujuan pendidikan secara umum maupun tujuan khusus seperti perubahan tingkah laku siswa menuju kearah yang lebih baik. Sehingga siswa memiliki kemampuan dan dapat menghadapi perubahan dan tuntutan zaman, dalam keseluruhan

Transcript of untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan...

Page 1: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

mengalami kemajuan. Hal ini harus diikuti dengan perkembangan kualitas

sumber daya manusia di dalamnya. Perkembangan kualitas sumber daya

manusia tidak dapat lepas dari perkembangan dankualitas sebuah pendidikan.

Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar dalam pembentukan kualitas

sumberdaya manusia. Oleh karena itu, untuk menciptakan sumber daya

manusia yang kreatif, inovatif, dan produktif diperlukan sistem pendidikan

yang berkualitas. Sehingga perlunya perbaikan-perbaikan dalam sistem

pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan perkembangan dan perubahan

zaman. Salah satu hal yang harus diperbaiki adalah proses belajar mengajar di

kelas. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan paling utama dalam

pendidikan di sekolah. Dalam proses ini akan terciptanya tujuan pendidikan

secara umum maupun tujuan khusus seperti perubahan tingkah laku siswa

menuju kearah yang lebih baik. Sehingga siswa memiliki kemampuan dan

dapat menghadapi perubahan dan tuntutan zaman, dalam keseluruhan proses

pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pendahuluan dilapangan terhadap

guru dan beberapa siswa yang dilakukan peneliti pada saat melaksanakan

observasi awal di SMK Negeri 1 Sipispis di kelas X Teknik Audio Video

dengan jumlah siswa 24 orang, terdiri dari 19 orang wanita dan 5 orang laki-

laki. Diperoleh beberapa temuan bahwa dalam proses pembelajaran pada Mata

Diklat Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital, yaitu :

1. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan metode

penyampaian materi didominasi dengan metode konvensional yaitu

ceramah dan mencatat, sehingga siswa hanya menerima pengetahuan

dari guru saja.

Page 2: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

2. Kurangnya interaksi dan aspek keterbukaan antara guru dengan siswa

maupun antara siswadengan siswa sehingga segala kesulitan siswa

dalam proses pembelajaran tidak bisa diketahui oleh guru.

3. Sumber belajar dominan yang digunakan siswa adalah catatan yang

diberikan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Penggunaan model pembelajaran yang kurang mengarah pada upaya

untuk memberikan contoh-contoh penerapan materi yang diajarkan

pada dunia nyata.

5. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi.

6. Hasil belajar siswa sebagian besar tidak sampai pada kriteria

ketuntasan minimal (KKM), yaitu ≥70.

Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan sesuai dengan

tuntutan kurikulum diperlukan suatu alternatif model pembelajaran dan

penggunaan yang mengarah kepada pembelajaran siswa aktif dengan

harapan dapat meningkatkan penguasan konsep dan mengembangkan

keterampilan berkomunikasi siswa pada Mata Diklat Menerapkan Dasar-

Dasar Teknik Digital. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata

Diklat Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital supaya mencapai hasil yang

sesuai dengan KKM adalah dengan mengembangkan model pembelajaran

kontekstual. Kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan

dunia nyata dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka

sehari-hari. Karena pada Mata Diklat Menerapkan Dasar-Dasar Teknik

Digital menuntut siswa untuk berperan aktif. Sedangkan pembelajaran

kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak

hanya mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi. Terdapat tujuh

asas dalam pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan

model lainnya, yaitu konstruktivisme, inquiri, questioning (bertanya),

learning community (masyarakat belajar), modeling (pemodelan), reflection

(refleksi), authentic assessment (penilaian yang sebenarnya). Berdasarkan

uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menerapkan model

Page 3: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

pembelajaran kontekstual ini dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan

yang ada dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa, sehingga

penulis mengambil kajian: “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa X SMKN 1 Sipispis Pada Mata

Diklat Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital T.A 2013-2014”.

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dibahas

serta lebih terarahnya penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan

masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Model Pembelajaran Kontekstual.

2. Mata diklat Menerapkan Dasar-Dasar Teknik materi yang

diajarkan adalah Sistem Bilangan.

3. Hasil belajar pada aspek kognitif yang akan diungkap meliputi

prestasi belajar siswa.

4. Kegiatan yang diteliti adalah aktivitas siswa dan aktivitas guru

dalam proses kegiatan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,

penulis merumuskan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :“Apakah

Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dapat mempengaruhi perubahan

aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada Mata Diklat Menerapkan Dasar-

Dasar Teknik Digital?” Secara khusus permasalahan tersebut akan dikaji

dalam penelitian ini dengan rincian sebagai berikut :

1. Bagaimana kegiatan pembelajaran dengan model Kontekstual dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dari aspek kognitif pada Mata Diklat

Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa setelah mengikuti pembelajaran

dengan model Kontekstual pada Mata Diklat Menerapkan Teknik

Elektronika Dasar?

Page 4: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

3. Bagaimana peningkatan aktivitas guru dalam proses kegiatan belajar

mengajar terhadap Mata Diklat Menerapkan Teknik Elektronika Dasar

pada saat diterapkan proses pembelajaran dengan menggunakan model

Kontekstual ?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus memiliki tujuan yang jelas agar mencapai hasil

yang optimal. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil

belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif pada Mata Diklat Menerapkan

Dasar-Dasar Teknik Digital sehingga diharapkan siswa dapat lulus

sesuaidengan nilai KKM dengan menggunakan model pembelajaran

Kontekstual pada siswa kelas X Teknik Audio Video SMKN 1 Sipispis tahun

ajaran 2013-2014. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengetahui tingkat perubahan hasil belajar siswa yang dicapai yang

ditinjau dari aspek kognitif setelah diterapkan kegiatan pembelajaran

dengan model Kontekstual pada Mata Diklat Menerapkan Dasar-Dasar

Teknik Digital.

2. Mengidentifikasi seberapa besar peningkatan aktivitas siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan model Kontekstual pada Mata Diklat

Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital.

3. Mengidentifikasi seberapa besar peningkatan aktivitas guru terhadap

Mata Diklat Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital setelah

melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model

Kontekstual.

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam upaya menyusun

model pembelajaran pada matadiklat lainnya dengan model pembelajaran

kontekstual yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

Page 5: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

sehingga pembelajaran lebih interaktif. Bagi siswa diharapkan dapat

menimbulkan interaksi yang baik diantara siswa sehingga mampu

meningkatkan hasil belajar dan siswa mampu menerapkan konsep yang telah

didapatkannya dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi sekolah penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas

pembelajaran disekolah.

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran terhadap istilah-

istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka penulis

memberikan penjelasan dan pengertian mengenai beberapa definisi yang

digunakan antara lain sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar

dimana guru menghadirkansuasana dunia nyata ke dalam kelas dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai

anggotakeluarga dan masyarakat. Model Pembelajaran Kontekstual yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menekankan

pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi

yang dihubungkan dengan menerapkan dengan kehidupan siswa.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu nilai yang diberikan kepada peserta

didik pada akhir suatu program pengajaran setelah siswa didik melewati

serangkaian tes, yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang

telahdiajarkan.3. Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan

cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya

sebagai guru, sehingga hasil belajarsiswa dapat meningkat.

Page 6: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Belajar dan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Salah satu hal utama yang dilakukan untuk memperoleh ilmu

pengetahuan adalah dengan belajar, dan dengan belajar akan terjadi proses

interaksi individu dengan lingkungannya. Secara formal interaksi tersebut

dapat berupa siswa belajar di sekolah, siswa akan berinteraksi dengan

guru, dengan teman-temannya, dengan buku-buku perpustakaan dan

peralatan laboratorium, di rumah mereka berinteraksi dengan catatan-

catatan siswa dan melaksanakan tugas dari guru. Belajar akan berdampak

pada perilaku, pandangan, dan polapikir seseorang terhadap suatu hal.

Menurut Wina Sanajaya (2009:110) menyatakan bahwa”belajar adalah

proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan

munculnya perubahan perilaku, aktivitas mental itu terjadi karena adanya

interaksi individu dengan lingkungan yang didasari”. Menurut Oemar

Hamalik (2005:28) menyatakan bahwa “Belajar merupakan suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.”

Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi aspek-aspek pengetahuan,

pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, etika dan

sikap. Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar disebut

hasil belajar bersifat relatif menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan. Dari beberapa definisi mengenai belajar di atas, penulis

menyimpulkanbahwa belajar adalah suatu proses aktif perubahan tingkah

laku dan kecakapan manusia yang melalui berbagai pengalaman untuk

memperoleh pengetahuan sebagai proses kematangan. Sehingga dalam

pendidikan, belajar merupakan kegiatan pokok yang menentukan berhasil

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan. Proses belajar yang dilakukan

oleh siswa merupakan reaksi atau hasil kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan oleh guru. Siswa akan berhasil belajar jika guru mengajar secara

Page 7: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

efisien dan efektif. Itu sebabnya guru harus mengenal prinsip-prinsip

belajar agar para siswa dapat belajar aktif dan berhasil. Prinsip-prinsip

belajar dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pengalaman Dasar

Pengalaman dasar berfungsi untuk mempermudah siswa

dalammemperoleh pengalaman baru. Siswa merasa sulit

memahami suatu generalisasi jika ia belum mempunyai

suatukonsep sebagai pengalaman dasar.

2. Motivasi Belajar

Siswa akan melakukan perbuatan belajar untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Jika memilih motivasi

belajar, dorongan motivasi ini berguna tidak hanya untuk

mendorong mereka belajar secara aktif, tetapi juga berfungsi

sebagai pemberi arah dan penggerak dalam belajar. Motivasi

belajar dapat tumbuh dari dalam diri sendiri, yang disebut dengan

motivasi intrinsik, motivasi belajar juga dapat timbut berkat

dorongan dari luar seperti pemberian angka, kerja kelompok,

hadiah atau teguran yang disebut dengan mitivasiekstrinsik. Kedua

motivasi ini berguna bagi siswa untuk belajar secara aktif.

3. Penguatan Belajar

Hasil belajar yang telah diperoleh siswa perlu ditingkatkan

agar penguasan yang tuntas. Guru hendaknya memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengulang dan melatih hal-hal

yang telah dipelajari. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil

kesimpulan, bahwa penyusunan dan pelaksanaan program belajar-

mengajar hendaknya memperhatikan beberapa prinsip belajar

secara aktif.

Page 8: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

4. Hasil Belajar

Nana Sudjana (dalam Kunandar, 2010:276) menyatakan

bahwa “suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat

pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik

tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan”. Untuk melihat hasil

belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan

untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu materi atau

belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan

oleh suatu institusi pendidikan yang ditunjukan untuk menjamin

tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan

pererta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu

keberhasilan proses belajar mengajar dilihat dari hasil belajar yang

dicapai oleh siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar adalah sebagai berikut :

1. Faktor Internal

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini

lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang

belajar yaitu siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi

kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain

motovasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain

sebagainya.

2. Faktor Eksternal

Pencapaian tujuan belajar harus diciptakan adanya

sistem lingkungan belajar yang kondusif, hal ini akan

berkaitan dengan faktor dari luar siswa, adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan

pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan dan

pembentukan sikap. Penulis berpendapat bahwa hasil

belajar mempunyai peranan penting dalam proses

pembelajaran, proses penilaian terhadap hasil belajar dapat

Page 9: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

memberikan informasi kepada guru mengenai kemajuan

siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan belajar

siswa melalui kegiatan pembelajaran.

3. Aktivitas Siswa

Belajar yang baik harus melalui berbagai macam

aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Kita tidak

dapat memastikan bahwa siswa yang diam mendengarkan

penjelasan dari guru tidak berarti tidak aktif, demikian

sebaliknya belum tentu siswa yang secara fisik aktif,

memeliki kadar aktivitas mental yang tinggi pula. Kunandar

(2010:277) mengungkapkan bahwa,”Aktivitas siswa adalah

keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian

dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses

belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan

tersebut”. Peningkatan aktivitas siswa, diantaranya

meningkatkan jumlah siswa yang terlibat aktif belajar,

meningkatkan jumlah siswa yang bertanya dan menjawab,

meningkatkan jumlah siswa yang paling berinteraksi

membahas materi pelajaran. Metode belajar yang bersifat

partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa

siswa dalam situasi yang lebih kondusif, karena siswa lebih

berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatan

belajar mengajar. Indikator aktivitas siswa yang

diungkapkan oleh kunandar (2010:277), dapat dilihat dari :

1. Mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran.

2. Aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa.

3. Mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang

diberikan guru melalui pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis berpendapat

bahwa dalam belajar sangat dituntut keaktifan siswa. Siswa

Page 10: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

yang lebih banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru

lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Tujuan

pembelajaran Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan

Digital Dasar tidak mungkin tercapai tanpa adanya aktivitas

siswa. Membentuk manusia yang kreatif dan bertanggung

jawab, dalam rangka ini penulis berusaha melatih dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual, sebab

dengan model pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih

aktif dan bertanggung jawab.

B. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas penelitian yang dilakukan oleh guru di

kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat

meningkat (Wina Sanjaya, 2010:9). Suharsimi Arikunto (2010:3)

“penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Wiriatmaja (dalamTukiran

Taniredja, 2010:16) mengemukakan bahwa ”penelitian tindakan kelas

adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi

praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka

sendiri”.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan penelitian untuk mengangkat

masalah-masalah yang berada di dalam kelas yang dilakukan oleh para

guru yang merupakan pecermatan kegiatan belajar berupa tindakan untuk

Page 11: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

memperbaiki dan meningkatkanpembelajaran di kelas secara lebih

profesional.

2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Semua penelitian bertujuan untuk memecahkan suatu masalah

tetapi untuk penelitian tindakan kelas disamping tujuan tersebut tujuan

yang utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan

peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar

mengajar. Menurut Mulyasa (dalam Tukiran Taniredja, 2010:20) secara

umum tujuan penelitian tindakan kelas adalah :

1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi belajar serta kualitas

pembelajaran.

2. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran,

khususnya kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam

melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat

waktu dan sasarannya.

4. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengadakan

pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang

dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan

jujur dalam pembelajaran.

Tujuan penelitian tindakan kelas di atas dapat penulis simpulkan

bahwa penelitian tindakankelas bertujuan untuk meningkatkan atau

memperbaiki praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru,

disamping itu dengan penelitian tindakan kelas tertumbuhkannya budaya

meneliti dikalangan guru.

Page 12: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas dapat memberikan manfaat sebagai

inovasi pendidikan yang tumbuh dari peneliti yaitu guru, karena guru

adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan penelitian tindakan

kelas guru menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri,

sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang

patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Manfaat lainnya

dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :

a. Menumbuhkan kebiasaan menulis

b. Menumbuhkan budaya meneliti

c. Menggali ide baru

d. Melatih pemikiran ilmiah

e. Mengembangkan keterapilan

f. Meningkatkan kualitas pembelajaran

4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas dimulai dengan adanya masalah yang

dirasakan sendiri oleh guru dalam pembelajaran. Masalah tersebut dapat

berupa masalah yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa

yang tidak sesuai dengan harapan guru atau hal-hal lain yang berkaitan

dengan perilaku mengajar guru dan perilaku belajar siswa. Langkah

menemukan masalah dilanjutkan dengan menganalisis dan merumuskan

masalah, kemudian merencanakan penelitian tindakan kelas dalam bentuk

tindakan perbaikan, mengamati, dan melakukan refleksi. Pelaksanaan

penelitian tindakan kelas dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya

terdapat empat tahapan kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan

dan refleksi. Siklus penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai

berikut : Perencanaan Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan Pengamatan

Page 13: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

PelaksanaanSiklus 1

Perencanaan

Pengamatan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Hasil Penelitian

Refleksi

Siklus 3

Siklus 2

Refleksi

Perencanaan Refleksi Siklus 2 Pelaksanaan Perencanaan Refleksi Siklus 3

Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Hasil Penelitian.

Gambar 2.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Suharsimi Arikunto (2010:16) Tahapan-tahapan

pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat diuraikan sebagi berikut :

1. Perencanaan (planning)

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang

menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,

dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada tahapan

perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu

Page 14: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian

membuat sebuah instrument pengamatan untuk merekam fakta

yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara rinci pada

tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu

secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan

diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual

terjadi di lapangan masalah bersifat umum di kelasnya,

masalahnya cukup penting dan bermanfaat bagi

peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalahpun

harus dalam jangkauan kemampuan peneliti.

b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut

dilakukan, yang akan melatarbelakangi penetilian

tindakan kelas.

c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat

tanya maupun kalimat pertanyaan.

d. Memetapakan cara yang akan dilakukan untuk

menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis

tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan

berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah,

kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan

hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru.

e. Menemtukan cara untuk menguji hipotesis tindakan

dengan menjabarkan indikator- indikator keberhasilan

serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat

dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.

f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.

Page 15: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

2. Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan scenario

penerapan pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tindakan

tersebut tentu saja sebelumnya telah dilatihkan kepada

pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di dalam

kelas sesuai dengan skenarionya. Scenario dari tindakan harus

dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar. Rancangan

tindakan yang akan dilakukan hendaknya dijabarkan serinci

mungkin secara tertulis. Rincian tindakan tersebut menjelaskan

sebagai berikut :

1. Langkah demi langkah yang akan dilakukan

2. Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru

3. Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa

4. Rincian mengenai jenis media pembelajaran

yang akan digunakan untuk pengumpulan data

atau pengamatan disertai dengan penjelasan

rincian bagaimana menggunakannya.

3. Pengamatan atau Observasi

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat

pelaksanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan

sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang

sama. Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak

sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua

hal yang diperlukan dan terjadi selama tindakan berlangsung.

Pengumpulan data ini dengan melakukan format observasi atau

penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara

cermat pelaksanaan scenario tindakan dari waktu ke waktu

serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Page 16: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

4. Refleksi Tahapan

Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji

secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan

data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi untuk

menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam

penelitian tindakan kelas mencakup analisis, sintesis, dan

penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang

dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka

dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya

yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan

pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.

5. Jenis-Jenis Penelitian Tindakan Kelas

Jenis penelitian tindakan kelas dibedakan menjadi 4, yakni (1) PTK

diagnostik, (2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4) PTK

ekspremintal. Untuk lebih jelas, berikut dijelaskan secara singkat

mengenai keempat jenis PTK tersebut :

1) PTK Diagnostik

Yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian

yang dirancang dengan menuntut peneliti kearah suatu tindakan.

Dalam hal ini peniliti mendiagnosa dan memasuki situasi yang

terdapat didalam luar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila

peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik

yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau

kelas.

2) PTK Partisipan

Suatu penelitian dikatakan sebagai PTK Partisipan ialah

apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlihat

langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil

penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan

penelitian senantiasa terlihat, selanjutnya peneliti memantau,

Page 17: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta

berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya. PTK partisipasi

dapat juga dilakukan disekolah, hanya saja disini peneliti dituntut

keterlibatannya secara langsung dan terus- menerus sejak awal

sampai berakhir penelitian.

3) PTK Empiris

Yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti

berupaya melakukan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan

apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung.

Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan

cacatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan

sehari-hari.

4) PTK Eksperimental

Yang dikategorikan PTK Eksperimental ialah PTK

diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau

strategi secara efektif dan efisien didalam suatu kegiatan belajar-

mengajar oleh peniliti. Di dalam kaitannya dengan kegiatan

belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi

atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan

instruktusional.

6. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Karakteristik penelitian tindakan kelas yang sekaligus dapat

membedakannya denganpenelitian formal adalah sebagai berikut:

1. Penelitian tindakan kelas merupakan prosedur penelitian di kelas

yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang dialami

Guru berkaitan dengan siswa di kelas itu. Ini berarti, bahwa

rancangan penelitian diterapkan sepenuhnya di kelas itu, termasuk

pengumpulan data, analisis, penafsiran, pemaknaan, perolehan

temuan, dan penerapan temuan. Semuanya dilakukan di kelas dan

dirasakan oleh kelas itu.

Page 18: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

2. Metode penelitian tindakan kelas diterapkan secara kontekstual,

dalam arti bahwa variabel-variabel yang ditelaah selalu berkaitan

dengan keadaan kelas itu sendiri. Dengan demikian, temuan hanya

berlaku untuk kelas itu sendiri dan tidak dapat digeneralisasi untuk

kelas yang lain. Temuan penelitian tindakan kelas hendaknya

selalu diterapkan segera dan ditelaah kembali efektifitasnya dalam

kaitannya dengan keadaan dan suasana kelas itu.

3. Penelitian tindakan kelas terarah pada suatu perbaikan atau

peningkatan kualitas pembelajaran, dalam arti bahwa hasil atau

temuan penelitian penelitian tindakan kelas itu adalah pada diri

guru telah terjadi perubahan, perbaikan, atau peningkatan sikap dan

perbuatannya. Penelitian tindakan kelas akan lebih mudah berhasil

jika adanya kerjasama antara guru-guru di sekolah, sehingga

mereka dapat sharing mengenai permasalahan yang ada, dan

apabila penelitian telah dilakukan, selalu diadakan pembahasan

perencanaan tindakan yang dilakukan. Dengan demikain,

penelitian tindakan kelas itu bersifat kolaborasi dan kooperatif.

4. Penelitian tindakan kelas bersifat luwes dan mudah diadaptasi.

Dengan demikian, maka cocok digunakan dalam rangka

pembaharuan dalam kegiatan kelas. Hal ini juga memungkinkan

diterapkannya suatu hasil studi dan penelaahan kembali secara

berkesinambungan.

5. Penelitian tindakan kelas banyak mengandalkan data yang

diperoleh langsung dari refleksi diri peneliti.

6. Penelitian tindakan kelas sedikitnya ada kesamaan dengan

penelitian eksperimen dalam hal percobaan tindakan yang segera

dilakukan dan ditelaah kembali efektifitasnya. Oleh karena itu

kaidah-kaidah dasar penelitian ilmiah dapat dipertahankan

terutama dalam pengambilan data, perolehan informasi, upaya

untuk membangun pola tindakan, rekomendasi dan lain-lain, maka

penelitian tindakan kelas tetap merupakan proses ilmiah.

Page 19: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

7. Penelitian tindakan kelas bersifat situasional dan spesisifik, yang

pada umumnya dilakukan dalam bentuk studi kasus. Subyek

penelitian sifatnya terbatas, tidak representatif untuk merumuskan

atau generalisasi. Penggunaan metoda statistik terbatas pada

pendekatan deskriptif tanpa inferensi.

C. Model Pembelajaran Kontekstual

1. Konsep Dasar Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL)

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Dengan konsep tersebut, hasil pembelajaran diharapkan lebih

bermakna bagisiswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam

bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer

pengetahuan dari guru kesiswa. Strategi pembelajaran lebih penting dari

pada hasil, dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa

mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan

strategi dibandingkan dengan memberi informasi. Tugas guru mengelola

kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu

yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuai dengan asumsi yang

mendasarinya, bahwa pengetahuan itu diperoleh anak bukan dari informasi

yang diberikan oleh orang lain termasuk guru, akan tetapi dari proses

menemukan dan mengkontruksinya sendiri, maka guru harus menghindari

mengajar sebagai proses penyampaian informasi. Guru harus memandang

siswa sebagai subjek belajar dengan segala keunikannya. Siswa adalah

organisme yang aktif yang memiliki potensi untuk membangun

pengetahuannya sendiri. Kalaupun guru memberikan informasi kepada

siswa guru harus memberi kesempatan untuk menggali informasi itu agar

lebih bermakna untuk kehidupan mereka. Setiap siswa mempunyai gaya

Page 20: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

yang berbeda dalam belajar, perbedaan gaya tersebut dimanakan sebagai

unsur modalitas belajar. Tipe gaya belajar siswa dibagi kedalam tiga

bagian yaitu sebagai berikut :

1. Tipe visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, artinya siswa

akan lebih cepat belajar dengan cara menggunakan indra

penglihatannya.

2. Tipe auditorial adalah tipe belajar dengan cara menggunakan alat

pendengarannya

3. Tipe kinestetis adalah tipe belajar dengan cara bergerak, berkerja

dan menyentuh.

Sehingga dapat disimpulkan dalam proses pembelajaran

kontekstual, setiap guru perlu memahami tipe belajar dalam dunia siswa,

artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar

siswa.

2. Pengertian Kontekstual

Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata context yang berarti

“hubungan, konteks, suasana dan keadaan”. (KUBI, 2002:519). Sehingga

kontekstual dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan

dengan suasana tertentu. Kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk

dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan

situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat

menerapkannya dalam kehidupan mereka. Kontekstual menekankan

kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses

belajar diorentasikan pada proses pengalaman secara langsung. Menurut

Depdiknas (2003:5) “kontekstual adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari”.

Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2010:253) “kontekstual adalah suatu

Page 21: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa

secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”. Dari konsep

tersebut ada tiga hal yang harus dipahami dalam model pembelajaran

kontekstual, yaitu sebagai berikut :

1. Pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan

siswa untuk menemukan materi, artinya proses pembelajaran

diorentasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses

belajar dalam pembelajaran kontekstual tidak mengharapkan agar

siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan

menemukan sendiri materi pelajaran.

2. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa agar menemukan

hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan

nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan

antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal

ini sangat penting, sebab dengan dapat mengkorelasikan materi

yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa

materi itu akan bermakna fungsional, akan tetapi materi yang

dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga

tidak akan mudah dilupakan.

3. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk dapat

menerapkannya dalam kehidupan, artinya kontekstual bukan hanya

mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya,

akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian

peneliti dapat menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran

kontekstual diharapkan konsep-konsep materi pelajaran dapat

diintegrasikan dalam konteks kehidupan nyata dengan harapan

siswa dapat memahami apa yang dipelajarinya dengan lebih baik

dan mudah. Dalam pembelajaran kontekstual, guru mengkaitkan

Page 22: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

konteks dalam kerangka pembelajarannya guna meningkatkan

makna belajar bagi siswa. Selain itu siswa dituntut untuk dapat

menangkap hubungan antara pengalaman disekolah dengan

kehidupan nyata, bukan saja berarti materi itu akan berfungsi

secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan

tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah

dilupakan.

3. Karakteristik Proses Pembelajaran Kontekstual

Menurut Wina Sandjaya (2010:254), terdapat lima karakteristik

penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan

kontekstual, yaitu :

1. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada (activiting knowledge), artinya apa

yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah

dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh

siswa adalah pengetahuan yang utuh dan memiliki keterkaitan satu

sama lain.

2. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring

knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif,

artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara

keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.

3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya

pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk

dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan

dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan

berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu

dikembangkan.

4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying

knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang

Page 23: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

Persekolahan

Pengalaman harian individu

Alam pekerja

Kehidupan masyarakat

diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa,

sehingga tampak perubahan perilaku siswa.

5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi

pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan

balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan.

4. Ciri-ciri Teori Pembelajaran Kontekstual

Adapun ciri-ciri teori pembelajaran secara kontekstual adalah

sebagai berikut :

1. Siswa dapat memproses materi pelajaran atau pengetahuan baru

dengan cara yang bermakna dalam rangka meningkatkan hasil

belajar.

2. Materi pelajaran disampaikan dalam konteks yang berbagai dan

bermakna kepada siswa.

3. Guru mewujudkan berbagaian pembelajaran untuk menghasilkan

pembelajaran yang berkesan.

Gambar 2.2 Pengenalan Pembelajaran secara Kontekstual

5. Penerapan Pendekatan Kontekstual

Di Kelas Pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan dalam

kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun

keadaannya. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam kelas cukup

mudah.

Page 24: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut :

1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya.

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4. Ciptakan masyarakat belajar.

5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

6. Asas-Asas Kontekstual

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran

memiliki tujuh asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses

pembelajaran dengan menggunakanpendekatan kontekstual. Ketujuh asas

kontekstual dapat dijelaskan dibawah ini :

1. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun

pengetahuan baru dalams truktur kognitif siswa berdasarkan

pengalaman. Filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh

Mark Baldawin dikembangkan dan diperdalam oleh Jean Pigget

menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari

objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek

yang menangkap setiap objek yang diamatinya. Menurut

konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar, akan

tetapi dikonstruksi oleh dandari dalam diri seseorang. Oleh sebab

itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek

yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk

mengintrepretasi objek tersebut. Kedua faktor tersebut itu sama

pentingnya. Dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis

Page 25: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

tetapi bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat dan

mengkonstrusinya.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa

Pembelajaran melalui pendekatan kontekstual pada dasarnya

mendorong agar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya

melalui proses pengamatan dan pengalaman sebab pengetahuan

hanya akan fungsional manakala dibangun oleh individu.

Pengetahuan yang hanya diberikan tidak akan menjadi

pengetahuan yang bermakna. Atas dasar asumsi yang mendasari

itulah, maka penerapan asas konstruktivisme dalam pembelajaran

melalui CTL, siswa didorong untuk mampu mengkonstruksi

pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata.

2. Inkuiri (Menemukan)

Inkuiri merupakan asas kedua dari pembelajaran

kontekstual yang artinya, proses pembelajaran didasarkan pada

pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis

(Wina Sandjaya, 2010:263). Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta

hasil mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.

Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah

menyiapkan sejumlah materi yang dihafal, akan tetapi merancang

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri

materi yang harus dipahaminya. Belajar pada dasarnya merupakan

proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui

proses mental itulah, diharapkan siswa berkembang secara utuh

baik intelektual, mental, emosional, maupun pribadinya. Secara

umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah,

yaitu: 1) Merumuskan masalah, 2) Mengajukan hipotesis, 3)

Mengumpulkan data, 4) Menguji hipotesis berdasarkan data yang

ditemukan dan 5) Membuat kesimpulan.

Page 26: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Penerapan asas dalam

proses pembelajaran kontekstual, dimulai dari adanya kesadaran

siswa akan masalah yang jelas yang ingin dipecahkan. Dengan

demikian, siswa harus didorong untuk menemukan masalah. Jika

masalah telah dipahami dengan batasan-batasan yang jelas,

selanjutnya siswa dapat mengajukan hipotesis atau jawaban

sementara sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan.

Hipotesis itulah yang akan menuntun siswa untuk melakukan

observasi untukpengumpulan data. Manakala data telah terkumpul

selanjutnya siswa dituntun untuk menguji hipotesis sebagai dasar

dalam merumuskan kesimpulan. Asas menemukan seperti yang

digambarkan diatas, merupakan asas yang penting dalam

pembelajaran kontekstual. Melalui proses berpikir yang sistematis

seperti diatas, diharapkan siswa memilki sikap ilmiah, rasional, dan

logis, yang kesemuanya itu diperlukan sebagai dasar pembentukan

kreativitas.

3. Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab

pertanyaan. Bertanya dipandang sebagai refleksi dari

keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan

mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam

proses pembelajaran kontekstual, guru tidak menyampaikan

informasi begitu saja, akan tetapi memancing siswa untuk

menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat penting,

sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan

mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang

dipelajarinya. Menurut Wina Sandjaya (2010:264) dalam suatu

pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya berguna untuk :

a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam

penguasaan materi pelajaran.

Page 27: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

b. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.

d. Memfokuskan siswa terhadap sesuatu yang diinginkan.

e. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan

sesuatu.

Sehingga dapat disimpulakan bahwa dalam setiap tahapan

dan proses pembelajaranbertanya hampir selalu digunakan. Oleh

karena itu, kemampuan guru untuk mengembangkan teknik-teknik

bertanya sangat penting.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar (learning community) dalam

pembelajaran kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran

diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain.Kerjasama ini

dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok

belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara

alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan

orang lain, antara teman ataupun kelompok yang sudah

memberitahu kepada yang belum tahu, yang pernah memiliki

pengalaman membagi pengalamannya pada orang lain. Dalam

kelas pembelajaran kontekstual, penerapan asas masyarakat belajar

dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui

kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang

anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan

kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya.

Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan; yang

cepat belajar didorong untuk membantu yang lambat belajar, yang

memiliki kemampuan tertentu didorong untuk membantu yang

lambat belajar, yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk

menularkannya pada orang lain.

Page 28: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

5. Pemodelan (Modeling)

Menurut Sandjaya (2010:265) yang dimaksud dengan asas

pemodelan adalah “proses pembelajaran dengan memperagakan

sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa”.

Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara

mengoperasikan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan

sebuah kalimat asing, guru olahraga memberikan contoh

bagaimana cara melempar bola, dan lain sebagainya. Proses

pemodelan tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga guru

memanfaatkan siswa yang dianggap memilki kemampuan.

Misalkan siswa yang pernah menjadi juara dalam lomba puisi

dapat menampilkan keahliannya di depan teman-temannya, dengan

demikian siswa dapat dianggap sebagai model. Pemodelan,

merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran

kontekstual, sebab melalui pemodelan siswa dapat terhindar dari

pembelajaran yang teoritis-abstrak yang dapat memungkinkan

terjadinyaverbalisme.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah

dipelajari dan dilakukan dengan cara mengurutkan kembali

kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah

dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan

dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan

menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilkinya. Bisa terjadi

melalui proses refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yang

telah dibentuknya, atau menambah khazanah pengetahuannya

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

kontekstual, setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk “merenung” atau mengingat

kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkan secara bebas siswa

Page 29: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat

menyimpulkan tentang pengalamannya belajar.

7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Proses pembelajaran konvensional yang sering dilakukan

oleh guru pada saat ini, biasanya ditekankan kepada perkembangan

aspek intelektual, sehingga alat evaluasi yang digunakan terbatas

pada penggunaan tes. Dengan tes dapat diketahui seberapa jauh

siswa telah telah menguasi materi pelajaran. Dalam pembelajaran

kontekstual, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan

oleh perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi juga

proses belajar melalui penilaian. Menurut Wina Sanjaya

(2010:266) Penilaian nyata (authentic assessment) adalah proses

yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang

perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa. Penilaian ini

diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benarbelajar atau

tidak; apakah pengalaman belajar siswa memilki pengaruh yang

positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental

siswa Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka

penulis menerapkan pada penelitian ini untuk mengetahui

indikator-indikator penguasaan untuk kompetensi mengenal dan

mengidentifikasi komponenelektronika sebagai berikut:

1. Kontruktivisme

Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat

membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam

struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.

Sebagai contoh aplikasi dalam penelitian ini adalah :

Guru memberikan penjelasan mengenai kapasitor

dalam kehidupan nyata beserta aplikasinya.

Contohnya penggunaan kapasitor untuk menyimpan

muatan dan energi, lampu kilat pada kamera

Page 30: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

memiliki kapasitor yang besar untuk menyimpan

energi tabung lampu, kapasitor mendapat muatan

dari baterai selama kurang lebih 30 detik. Ketika

diperlukan dalam sekejap semua muatan akan

keluar dari tabung lampu sehingga lampu kilat

menyala.

2. Inquiri

Pada tahap ini siswa dituntut untuk belajar

dengan menggunakan keterampilan berfikir kritis dalam

proses pembelajaran khususnya pada kompetensi

mengenal dan mengidentifikasi komponen elektronika.

Aplikasinya adalah sebagai berikut ini :

Guru memberikan pertanyaan kepada siswa

mengenai materi yang akan disampaikan sekarang

untuk mengetahui sejauh mana siswa

mengetahuinya sebelum materi tersebut

disampaikan.

Siswa memberikan contoh penggunaan kapasitor

dalam kehidupan sehari-hari yang pernah

dilihatnya.

3. Questioning (bertanya)

Pada tahap ini siswa dituntut untuk menggali

informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan

materi pelajaran; membangkitkan motivasi siwa untuk

belajar; merangsang keingintahuan siswa terhadap

sesuatu; memfokuskan siswa pada sesuatu yang

diinginkan; menyimpulkan sesuatu. Contoh aplikasinya

adalah sebagai berikut:

Page 31: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

Guru memancing siswa agar dapat menemukan

sendiri mengenai bilangan Hexadesimal

Siswa bertanya mengenai operasi aritmatika pada

bilangan Hexadesimal.

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan siswa, guru

membimbing dan mengarahkan siswa untuk

menemukan materi tentang Bilangan Hexadesimal.

4. Learning community (masyarakat belajar)

Konsep masyarakat belajar dalam kontekstual

diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain,

kerjasama itu dapat dilakukan dalam berbagai

berbentuk kelompok belajar. Contoh aplikasinya adalah

sebagai berikut:

Guru membagi siswa menjadi 10 Kelompok.

Siswa melaksanakan diskusi kelompok untuk

membahas materi kapasitor.

Guru membahas pendapat, informasi, dan masalah

dari pengalaman siswa mengenai Sistem Bilangan.

5. Modeling (Pemodelan)

Dalam pemodelan siswa dituntut untuk dapat

mengingat dan mengaplikasikan peragaan yang telah

dicontohkan guru. Contoh aplikasinya adalah sebagi

berikut:

Guru memberikan contoh konversi bilangan, yaitu

untuk bilangan Octal ke Hexadesimal. Misalnya:

guru menjelaskan cara mengkovesi bilangan Oktal

ke Hexadesiamal.

6. Reflection (Refleksi)

Page 32: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

Dalam refleksi siswa dituntut untuk mengingat

kembali apa yang telah dipelajarinya, dan siswa

diberikan kebebasan untuk menafsirkan pengalamannya

sendiri sehingga siswa dapat menyimpulkan tentang

pengalaman belajarnya. Contoh aplikasinya adalah

sebagai berikut:

Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa

mengetahui bahwa aplikasi dari kapasitor dapat

mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Contohnya, mereka menjadi tahu bahwa lampu kilat

pada kamera dan radio pemancar merupakan

aplikasi dari penggunaan kapasitor.

7. Authentic assessment (Penilaian yang sebenarnya)

Proses yang dilakukan guru untuk

mengumpulkan informasi megenai perkembangan

belajaryang dilakukan oleh siswa berupa pemberian

evaluasi. Contoh aplikasinya adalah sebagaiberikut:

Pelaksanaan evaluasi setelah kegiatan

pembelajaran berakhir untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi yang telah

diberikan.

7. Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual

Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih

merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi

skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama

siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam

program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan

tersebut, materi pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran saran

Page 33: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

berbasis kontekstual adalah sebagai berikut :

1. Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah

pernyataankegiatan siswa yang merupakan gabungan antara

Standar Kompetensi,Kompetensi dasar, Materi Pokok dan

Pencapaian Hasil Belajar.

2. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya.

3. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu

4. Pembutanan skenario tahap demi tahap kegiatan siswa

D. Evaluasi Belajar

Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh

mana tujuan yang telah tercapai (Suharsimi Arikunto, 2009:19).

1. Subjek Evaluasi

Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan

evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap

tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang

berlaku (Suharsimi Arikunto, 2009:19). Contoh: Untuk melaksanakan

evaluasi tentang prestasi belajar atau pencapaian, maka subjek evaluasi

adalah guru.

2. Sasaran Evaluasi

Sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat

pengamatan, karena penilain menginginkan informasi tentang sesuatu

(Suharsimi Arikunto, 2009:20). Sasaran penilaian unsur-unsurnya

meliputi: input, tranformasi, dan output.

3. Prinsip Evaluasi

Terdapat satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan

evaluasi, yaitu triagulasi yang eratkaitannya antara tiga komponen

adalah sebagai berikut:

1. tujuan pembelajaran

2. kegiatan pembelajaran atau KBM, dan

Page 34: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

Scenario Pembelajaran Kegiatan Belajar Mengajar

Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Evaluasi

Tingkat Kelulusan Siswa

Scenario Pembelajaran Evaluasi

Tingkat Kelulusan Siswa

3. evaluasi Triagulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan

sebagai berikut: tujuan evaluasi KBM

( a )

( b )

( c )

Gambar 2.3 Bagan Trigulasi

Penjelasan dari bagan triagulasi diatas adalah sebagai berikut:

a. Hubungan antara tujuan dengan KBM

Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk

rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan

yang hendak di capai. Dengan demikian, anak panah menunjukan

hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan dengan makna

KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke

KBM, menunjukkan langkah dari tujuan dilanjutkan pemikirannya

ke KBM.

Page 35: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk

mengukur sejauh mana tujuan telah tercapai. Dengan makna

demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan.

Disisi lain, bila dilihat dari langkah dalam menyusun alat evaluasi

ia mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan.

c. Hubungan antara KBM dan evaluasi

Dalam hal ini evaluasi harus mengacu atau disesuaikan

dengan KBM. Contoh: jika kegiatanbelajar mengajar dilakukan

guru menitik beratkan pada keterampilan, evaluasinya juga

harusmengukur keterampilan siswa bukan aspek pengetahuan.

4. Jenis Evaluasi

Menurut fungsinya, evaluasi dibedakan ke dalam empat jenis,

yaitu formatif, sumatif, diagnostik, dan evaluasi penempatan. Evaluasi

formatif menekankan kepada upaya memperbaiki proses pembelajaran.

Evaluasi sumatif lebih menekankan kepada penetapan tingkat

keberhasilan belajar setiap siswa yang dijadikan dasar dalam penentuan

nilai atau kenaikan nilai siswa. Evaluasi diagnostik menekankan kepada

upaya memahami kesulitan siswa dalam belajar, sedangkan evaluasi

penempatan menekankan kepada upaya untuk menyelaraskan antara

program dan proses pembelajaran dengan karakteristik kemampuan

siswa. Menurut caranya dibedakan atas dua jenis yaitu evaluasi

kuantitatif dan evaluasi kualitatif. Evaluasi kualitatif biasanya lebih

bersifat subjektif dibandingkan dengan evaluasi kuantitatif. Evaluasi

kuantitatif biasanya dilakukan apabila guru ingin memberikan nilai

akhir terhadap hasil belajar siswa, sedangkan evaluasi kualitatif

dilakukan apabila guru ingin memperbaiki hasil belajar siswanya.

Menurut bentuknya dibedakan menjadi tes uraian dantes objektif.

Menurut caranya dibedakan menjadi tes tulisan, tes lisan, dan tes

tindakan. Teknik non-test biasanya digunakan untuk menilai proses

Page 36: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

pembelajaran, alat-alat khusus untuk melaksanakan teknik non-test ini

dapat dilakukan melalui pengamatan, wawancara, angket, dan hasil

karya ilmiah atau laporan.

5. Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui

efektivitas poses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Indikator

keefektifan itu dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang terjadi

pada siswa. Perubahan tingkah laku yang terjadi dibandingkan dengan

perubahan tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan isi

program pembelajaran. Oleh karena itu, instrument evaluasi harus

dikembangkan dari tujuan dan isi program, sehingga bentuk dan format

tes sesuai dengan tujuan dan karakteristik bahan ajar, serta

porsinyasesuai dengan keluasan dan kedalaman materi yang diberikan.

6. Fungsi Evaluasi

Adapun fungsi dari evaluasi pembelajaran dapat dikelompokkan

ke dalam empat fungsi,yaitu:

1. Fungsi formatif, evaluasi dapat memberiikan umpan balik bagi

guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar

dan mengadakan program remedial bagi siswa yang belum

menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.

2. Fungsi sumatif, yaitu dapat mengetahui tingkat penguasaan

siswa terhadap materi yang dipelajari, menentukan angka nilai

sebagai bahan keputusan kelulusan, dan laporan perkembangan

belajar siswa, serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Fungsi diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa

(psikologis, fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan

belajar.

Page 37: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

4. Fungsi seleksi dan penempatan, yaitu hasil evaluasi dapat

dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa

sesuai dengan minat dan kemampuannya.

7. Model Evaluasi Pembelajaran Kontekstual

Dalam penilaian pembelajaran kontekstual, siswa mendapat

nilai secara individu dan nilai secara berkelompok. Siswa bekerja sama

dengan teman-temanya yang dibentuk dalam kelompok. Sehingga siswa

dapat saling membantu satu sama lain dalam mempersiapkan diri untuk

melaksanakan tes. Kemudian siswa mengerjakan tes secara sendiri-

sendiri dan nilai dinilai secara individu.

E. Materi Mata Diklat Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital

Mata Diklat Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital merupakan salah

satu mata diklat produktif yang wajib diikuti oleh siswa kelas X program

keahlian Teknik Audio Video Di SMKN 1 Sipispis. Materi yang akan

disampaikan dalam penelitian ini adalah Sistem bilangan, dan uraian materi

tersebut sebagai berikut :

A. Definisi

System bilangan (number system) adalah suatu cara untuk

mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilanan yang banyak

dipergunakan oleh manusia adalah system biilangan desimal, yaitu sisitem

bilangan yang menggunakan 10 macam symbol untuk mewakili suatu

besaran.Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh

jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer,

logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off

(tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam

sistem bilangan binary yang mempunyai dua macam nilai untuk mewakili

suatu besaran nilai. Selain system bilangan biner, komputer juga

menggunakan system bilangan octal dan hexadesimal.

Page 38: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

B. Teori Bilangan

1. Bilangan Desimal

Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,

dan 9. system ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa

integer desimal atau pecahan.

Integer desimal : adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598

dapat diartikan :

8 x 103 = 8000

5 x 102 = 500

9 x 101 = 90

8 x 100 = 8

8598

position value/palce value

absolute value

Absolue value merupakan nilai untuk masing-masing digit

bilangan, sedangkan position value adalah merupakan penimbang atau

bobot dari masing-masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu

nernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.

Pecahan desimal :

Adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang

koma, misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :

1 x 10 2 = 100

8 x 10 1 = 80

3 x 10 0 = 3

7 x 10 –1 = 0,7

5 x 10 –2 = 0,05

183,75

Page 39: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

2. Bilangan Binar

Sistem bilangan binary menggunakan 2 macam symbol

bilangan berbasis 2digit angka, yaitu 0 dan 1.

Contoh bilangan 1001 dapat diartikan :

1 0 0 1

1 x 2 0 = 1

0 x 2 1 = 0

0 x 2 2 = 0

1 x 2 3 = 8

10 (10)

Operasi aritmetika pada bilangan Biner :

a. Penjumlahan

Dasar penujmlahan biner adalah :

0 + 0 = 0

0 + 1 = 1

1 + 0 = 1

1 + 1 = 0 dengan carry of 1, yaitu 1 + 1 = 2, karena

digit terbesar ninari 1, maka harus dikurangi dengan 2 (basis),

jadi 2 – 2 = 0 dengan carry of 1

contoh :

1111

10100 +

100011

atau dengan langkah :

1 + 0 = 1

1 + 0 = 1

1 + 1 = 0 dengan carry of 1

1 + 1 + 1 = 0

1 + 1 = 0 dengan carry of 1 1 0 0 0 1 1

Page 40: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

2. Pengurangan

Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan

pengurangan bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk

masing-masing digit bilangan biner adalah :

0 - 0 = 0

1 - 0 = 1

1 - 1 = 0

0 – 1 = 1 dengan borrow of 1, (pijam 1 dari posisi

sebelah kirinya).

Contoh :

11101

1011 -

10010

dengan langkah – langkah :

1 – 1 = 0

0 – 1 = 1 dengan borrow of 1

1 – 0 – 1 = 0

1 – 1 = 0

1 – 0 = 1

1 0 0 1 0

3. Perkalian

Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal.

Dasar perkalian bilangan biner adalah :

0 x 0 = 0

1 x 0 = 0

0 x 1 = 0

1 x 1 = 1

Page 41: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

Contoh

Desimal Biner

14

12 x

28

14

+

168

1110

1100 x

0000

0000

1110

1110 +

10101000

4. Pembagian

Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama

dengan bilangan desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai

arti, sehingga dasar pemagian biner adalah :

0 : 1 = 0

1 : 1 = 1

Desimal Biner

5 / 125 \ 25

10 -

25

25 -

0

101 / 1111101 \ 11001

101 -

101

101 -

0101

101 -

0

Page 42: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas dengan jenis eksperimental yaitu apabila penelitian tindakan

kelas diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik dan

model secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Di

dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar dimungkinkan terdapat

lebih dari satu model untuk mencapai tujuan instruksional, dengan

diterapkannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan peneliti dapat

menentukan cara mana yang lebih efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan

pengajaran. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas langkah utama yang

harus dilaksanakan yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan

refleksi yang merupakan satu siklus dalam penelitian tindakan kelas, siklus

selalu berulang. Setelah siklus satu selasai jika terdapat masalah dari proses

refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya

yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan

ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. Permasalahan pada Mata Diklat

meerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital adalah pada saat proses pembelajaran,

terlihat bahwa siswa cenderung kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran

karena guru masih menggunakan metode ceramah. Kesulitan siswa dalam

pembelajaran diantaranya kesulitan memahami materi yang telah disampaikan

oleh guru dan siswa tidak memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru

menganai permasalahan yang dimilikinya. Karena hal tersebut penulis

mengemukan mengapa penulis menggunakan metode penelitian tindakan

kelas yaitu sebagai berikut :

1. Bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran ditinjau dari aspek

kognitif pada Mata Diklat Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital

2. Bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa sehingga siswa lebih aktif

dalam prosespembelajaran.

Page 43: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

3. Adanya partisipasi dari peneliti ataupun guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penilitian tindakan kelas memiliki empat tahap.

Keempat tahaptersebut adalah: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan

(acting), observasi (observation) dan refleksi (reflektion). Kegiatan-kegiatan

ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu

siklus belum menunjukkan tanda-tanda pemecahan masalah kearah perbaikan

(peningkatan mutu), kegiatan riset dialajutkan pada siklu kedua, dan

seterusnya, sampai peneliti merasa puas. Indikator keberhasilan penelitian

tindakan kelas jika terjadi kenaikan hasil belajar siswa yang signifikan pada

setiap siklusnya. Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan

siswa pada Mata Diklat Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital dengan

penerapan model pembelajaran kontekstual untuk mengetahui tingkat

kemajuan belajar yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas sehingga peneliti selalu bekerjasama

dengan guru mata pelajaran Dasar-Dasar Teknik Digital, dimulai dari dialog

awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau

pemantauan (observasi), perenungan (refleksi) pada setiap tindakan yang

dilakukan serta evaluasi. Berikut penjelasan dari masing-masing langkah

kegiatan pada penelitian tindakan kelas :

1. Dialog Awal

Dialog awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana akar

permasalahan yang terdiri padasaat pembelajaran berlangsung meliputi

hasil belajar siswa dalam mengajukan pertanyaan secara lisan di dalam

kelas dan nilai rata-rata ulangan harian kelas.

Page 44: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

2. Perencanaan (Planning)

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang

menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan

bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada penelitian tindakan kelas

dimana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap

menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya. Rancangan

harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan tindakan

dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal

tersebut untuk mengurangi subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan

yang dilakukan pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus

peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,

kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta

yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tindakan untuk pemecahan

masalah yaitu menyusun rencana tindakan termasuk revisi dan perubahan

rencana yang hendak dilakukan dalam pembelajaran Dasar-Dasar Teknik

Digital termasuk sistem penilaiannya yang mengacu pada silabus. Dalam

kaitan rencana disusun secara kolaboratif antara peneliti dengan guru

penguasaan Dasar-Dasar Teknik Digital. Hal yang perlu dilaksanakan

pada tahap ini adalah :

1. Menentukan kelas subjek yang akan diteliti, yaitu kelas X Teknik

Audio Video di SMK Negeri 1Sipispis.

2. Menetapkan jumlah siklus, yaitu 3 siklus.

3. Menyiapkan metode mengajar berdasarkan model pembelajaran

untuk tipe siklusnya, yaitu berupa ceramah, demonstrasi, pemodelan,

diskusi dan tanya jawab.

4. Menyusun rencana pembelajaran yang akan diterapkan setiap siklus.

5. Menyiapkan sumber belajar.

6. Menentukan observer, dan alat bantu observer.

7. Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan peneliti refleksi.

8. Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah.

Page 45: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

3. Tindakan (Action)

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan

pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja

telah “dilatihkan” kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat

diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari

tindakan harus dilaksanankan dengan baik dan tampak wajar. Skenario

atau rancangan tindakan yang akan dilakukan hendaknya dijabarkan

serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (1)

langkah demi langkah kegiatan yang dilakukan, (2) kegiatan yang

seharusnya dilakukan oleh guru, (3) kegiatan yang diharapkan dilakukan

oleh siswa, (4) rincian tentang media pembelajaran yang akan digunakan

dan cara menggunakannya, (5) jenis instrumen yang akan digunakan untuk

pengumpulan data/pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana

menggunakannya. Peneliti menggunakan model pembelajaran kontekstual

ditujukan untuk memperbaiki keadaan atau proses dan hasil pembelajaran

serta sistem penilaiannya. Pelaksanaan tindakan yang direncanakan terbagi

dari beberapa siklus penelitian. Setiap siklus pelaksanan pembelajaran

disesuaikan dengan waktu pada program semester dan jadwal pelajaran

dikelas. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan

dan keterampilan barunya.

b. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

c. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

d. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

e. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

1. Siklus pertama

Keberhasilan suatu tindakan akan ditentukan dengan

perencanaan yang matang, oleh karena itu pada tahap ini dilakukan

beberapa perencanaan yaitu :

Page 46: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

1) Menetapkan jumlah siklus, yaitu dua siklus. Materi pada setiap

siklus adalah sub pokok bahasan dari mata pelajaran Dasar-Dasar

Teknik Digital yaitu mengenai sistem bilangan. Dimana setiap

siklusnya dilakukan satu kali tatap muka pembelajaran.

2) Merancang program pembelajaran, yang meliputi rencana

pembelajaran seperti silabus, RPP, dan soal-soal latihan.

3) Menetapkan cara observasi, yaitu dengan menggunakan format

observasi yang telah disiapkan sebelumnya dimana observasi

dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Format observasi yang digunakan berupa :

a) Lembar observasi aktivitas guru, digunakan untuk melihat

kegiatan guru selama proses belajar mengajar.

b) Lembar observasi aktivitas siswa, digunakan sebagai alat

observasi untuk melihat kegiatan siswa pada proses belajar

mengajar.

c) Catatan di lapangan, digunakan untuk mendeskripsikan dan

mencatat temuan penting aktivitas guru dan siswa selama

proses pemebelajaran berlangsung.

4) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi, dengan cara mendiskusikan

hasil pelaksanaan tindakan dengan obsever serta hasilnya

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing setelah selesai

pelaksanaan tindakan dan observasi untuk setiap siklusnya.

2. Siklus Kedua

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua ini

berdasarkan hasil refleksi pada sikluspertama dan rencana perbaikan

pembelajaran yang telah disusun untuk siklus kedua. Tahapanproses

pembelajaran pada siklus kedua sama seperti pembelajaran siklus

pertama. Pada akhirsiklus akan diberikan evaluasi untuk mengetahui

hasil belajar kognitif.

Page 47: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

3. Siklus Ketiga

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ketiga akan

dilaksanakan berdasarkan hasilrefleksi pada siklus kedua, sampai

permasalahan terselesaikan sesuai waktu yang telahdialokasikan.

Tahapan proses pembelajaran pada siklus ketiga sama seperti

pembelajaransiklus kedua.

4. Pengamatan (Observasi)

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat

semua hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format

observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara

cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta

dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Instrumen yang umum

dipakai adalah lembar observasi dan catatan di lapangan pada setiap siklus

yang dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang tidak dapat

terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama

pemberian tindakan berlangsung, reaksi siswa, atau petunjuk lain yang

dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

5. Refleksi (Reflection)

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,

kemudian yang dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan

berikutnya. Langkah refleksi ini berusaha mencari alur pemikiran yang

logis dalam kerangka kerja proses, problem, dan hambatan yang muncul

dalam perencanaan tindakan strategik.

Page 48: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

6. Evaluasi

1. Melaksanakan evaluasi hasil belajar melalui tes objektif setelah proses

pembelajaran berlangsung.

2. Melaksanakan analisis terhadap tindakan-tindakan yang telah dilakukan

dan menganalisishasil belajar.

3. Melaksanakan refleksi berupa perumusan masalah yang harus diatasi

beserta rencanatindakan untuk dijadikan pedoman dalam menyusun

tindakan untuk siklus kedua dan siklus ketiga.

C. Paradigma Penelitian

Untuk memperjelas langkah penelitian serta alur berpikir seorang

penulis, maka diperlukan adanya paradigma penelitian kemudian dijabarkan

dalam penjabaran penelitian.Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang

bersifat sadar, bersifat sistematik dan terarah pada terjadinya proses belajar.

Siswa merupakan subjek belajar di dalam proses belajar mengajar. Belajar

merupakan interaksi antara siswa dengan subjek didik dengan guru sebagai

penghajar, keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak

faktor. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar

mengajar adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat. Model

pembelajaran kontekstual merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan

dalam mata pelajaran Dasar-Dasar Teknik Digital karena dapat digunakan

Dasar Teknik Digital untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa. Semakin

banyak interaksi yang terjalin oleh siswa dalam berfikir dan menjawab berarti

tingkat pengetahuan siswa juga lebih tinggi, sehingga jika siswa dapat

berinteraksi, berfikir dan menjawab dengan baik diharapkan hasil belajar yang

dicapai akan lebih meningkat.

D. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Sipispis yang berlokasi di Jl.

Ahmad Yani Kecamatan Sipispis. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini

adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video.

Page 49: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

Rencana tindakan:

Menetapkan model pembelajaran,

Menetapkan metode mengajar dan media mengajar

Orientasi dan observasi pada SMKN 1Bekasi

Latar belakang Guru dan siswa

Kegiatan pemebelajaran

Sumber pembelajaran

Kurikulum Kegiatan pratindakan

Menetapkan metode penelitian

Menyusun rencana pembelajaran dengan model pembelajaran

kontekstual Identifikasi masalah Pelaksanaan tindakan siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus II Pelaksanaan tindakansiklus III Analisis

refleksi tindakan siklus I Analisis refleksi tindakan siklus II Analisis

refleksi tindakan siklus III Observasi & evaluasiPelaksanaan

tindakansiklus II Observasi & evaluasi Pelaksanaan tindakansiklus I

Observasi & evaluasi Pelaksanaan tindakansiklus III Rencana

revisitindakan siklus II Rencana revisi tindakan siklus III Evaluasi

seluruh tindakan Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai

observer yang mengamati proses belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual, sedang peserta standar

kompetensi yang akan diteliti adalah peserta standar kompetensi

SMKN 1 Bekasi kelas X jurusan Teknik Elektronika, sebanyak 40

orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 23orang perempuan.

Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti yang

bertindak sebagai guru, serta guru mata pelajaran yang berperan

sebagai observer

E. Instrumen Penelitian dan Cara Penggunaannya

Instrumen penelitian yang dirancang dan akan digunakan dalam

penelitian ini sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian

tindakan kelas adalah sebagai berikut :

Page 50: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

1. Lembar Observasi

Lembar observasi terdiri dari lembar aktivitas siswa selama proses

pembelajaran melalui model pembelajaran kontekstual. Lembar observasi

ini difokuskan pada keaktifan siswa, situasi siswa dalam kelas, respon

siswa terhadap interaksi dalam diskusi, dan aktivitas siswasesuai tahap-

tahap model pembelajaran kontekstual.

2. Lembar Wawancara

Wawancara terhadap guru dan siswa pada awal dan akhir

kegiatan tentang kesan, tanggapan, kelebihan dan kendala penerapan

model pembelajaran kontekstual.

3. Evaluasi

Evaluasi yang digunakan berebentuk uraian yang diberikan

pada masing-masing berupa soalevaluasi pada setiap siklus. Evaluasi

ini bertujuan untuk melihat peningkatan kemampuanpenguasaan siswa

terhadap materi yang telah dibelajarkan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data diperlukan beberapa teknik tertentu.

Mengingat informasi yang diperlukan sifatnya beragam, maka beragam pula

teknik-teknik yang digunakan. Data atau informasi yang dibutuhkan dapat

diperoleh melaui teknik wawancara, observasi, dan evaluasi.

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

menjaring data berupaaktivitas guru dan siswa selama proses belajar

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Kegiatan

observasi pada proses pembelajaran ini dilakukan olehsatu sampai tiga

orang observer. Sebelum digunakan, pedoman observasi ini sebelumnya

Page 51: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

akan dikonsultasikan pada pembimbing setelah mendapatkan persetujuan

dapat digunakan dalam penelitian.

2. Wawancara

Untuk memperoleh data atau informasi yang lebih terperinci data

untuk melengkapi data hasil observasi, tim peneliti dapat melakukan

wawancara kepada guru, kepala sekolah, dan fasilisator yang

berkolaborasi. Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran yang

berkenan dengan model pembelajaran kontekstual. Melalui wawancara ini

diharapkan dapat memperoleh masukan untuk melengkapi dan

memperkuat analisis data yang diperoleh melalui model pembelajaran

kontekstual.

3. Evaluasi

Evaluasi dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap siklus,

evaluasi yang diberikan dimaksudkan untuk mengukur perkembangan atau

kemajuan siswa dalam menempuh pembelajaran dengan model

kontekstual, dengan kata lain untuk mengetahui keefektifan penggunaan

model kontekstual dalam meningkatkan kemampuan penguasaan

materipembelajaran.

G. Teknik Analisis Data

Menganalisa data berarti memilah, mengelompokkan atau

menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuknya sehingga hasilnya

dapat dibaca, dimengerti, dan dimaknai. Tegasnya analisis dapat membantu

peneliti dalam menarik kesimpulan sehingga jawaban masalah penelitian

dapat ditemukkan. Prosesnya meliputi, pengelompokkan hasil

pengamatandengan menghitung frekuensi, tanda cek, menghitung skor

evaluasi dan seterusnya. Untuk kepentingan analisis data hasil observasi

penelitian ini digunakan teknik statistik deskriptif (Presentase, perhitungan

rata-rata). Analisis data dalam penelitian ini, menggunakan analisis deskriptif.

Page 52: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

a. Analisis hasil pengamatan kegiatan pembelajaran

Analisis hasil pengamatan selamakegiatan pembelajaran

berlangsung dilakukan observasi mengenal aktivitas guru dan siswa.

1) Aktivitas siswa

Presentase rata-rata aktivitas siswa di dalam kelompok (%)A=X

100 %2) Aktivitas guruPresentase rata-rata aktivitas guru (%)X=X 100 %

Keterangan :

A = Presentase aktivitas siswa (%)

B = jumlah frekuensi aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelompok

C = jumlah frekuensi seluruh aktivitas siswa di dalam kelompok

X = presentase aktivitas guru yang dilakukan

Y = jumlah frekuensi aktivitas guru yang dilakukan

Z = jumlah frekuensi seluruh aktivitas guru

Selanjutnya data akan dibagi kedalam lima kategori skala, dapat

dilihat dari table dibawah ini:

Presentase (%) Kategori> 80 Sangat tinggi

60 – 80 Tinggi40 – 59 Sedang20 – 39 Rendah

< 20 Sangat RendahTabel 3.1. Klarifikasi Aktivitas Siswa dan Aktivitas Guru

Sumber : Laksmini (Hermansyah, 31: 2007)

b. Analisis Hasil Tes

Data hasil tes belajar berisi uraian untuk menghindari pengundian

pilihan jika berupa soal pilihan ganda. Analisis data dilakukan dengan cara

membandingkan transkrip setiapinstrumen kegiatan atau hasil kerja siswa.

Nilai Kategori90 – 100 Sangat tinggi75 – 89 Tinggi55 – 74 Sedang30 – 54 Rendah0 – 29 Sangat Rendah

Tabel 3.2 Tingkat keberhasilan aspek kognitif

Page 53: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

c. Penskoran Hasil Tes

Setiap bentuk tes berbeda teknik penskorannya apalagi kalau

jumlah itu bervariasi. Untuk tes objektif seperti benar salah, isian,

menjodohkan, dan lain-lainnya. Penskoran berbeda dengan cara penskoran

tes subyektif. Selain itu jumlah dan rentang tes perlu dipertimbangkan

untuk mendapatkan penskoran yang konsisten. Pada umumnya rentang

skor yang sering digunakan untuk tes subyektif adalah 0 s/d 100, karena

penelitian ini hanya menggunakan beberapa butir tes dengan rentang 0 s/d

25, maka penskorannya dilakukan dengan pembobotan.

H. Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Menyatakan gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran

tidaklah mudah, dengan menggunakan gain absolute (selisih antara pra siklus

dan siklus) kurang dapat menjelaskan mana sebenarnya yang dikatakan gain

tinggi dan dikatakan gain rendah. Misalnya, siswa memiliki gain 2 dari 4 ke 6

dan siswa yang memiliki gain dari 6 ke 8 dari suatu soal dengan nilai

maksimal 8. Gain absolute menyatakan bahwa kedua siswa memiliki gain

yang sama. Secara logis seharusnya siswa kedua memiliki gain yang lebih

tinggi dari siswa pertama. Hal ini karena usaha untuk meningkatkan dari 6 ke

8 (nilai maksimal) akan lebih berat dari pada meningkatkan 4 ke 6. Menyikapi

kondisi bahwa siswa yang memiliki gain absolute sama belum tentu memiliki

gain hasil belajar yang sama.

Hake (1998) mengembangkan sebuah alternative untuk menjelaskan

gain yang disebut gain ternomalisasi (normalize gain). Gain ternomalisasi (N-

gain) diformasikan dalam bentuk persamaan seperti dibawah ini :

Katagori gain ternormalisasi disajikan pada tabel di bawah ini :

N-Gain Kriteria Normalize Gain0,70 Tinggi 0,70

0,30 – 0,69 Sedang 0,30 – 0,690,29 Redah 0,29

Tabel 3.3Kriteria Normalized Gain

N − Gain = Skor Posttest−Skor Pretest

Skor Ideal−Skor Pretest

Page 54: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

I. Indikator Kriteria

Keberhasilan Kriteria keberhasilan dalam penemuan dan pengujian

serta peningkatan kualitas pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran kontekstual, diharapkan akhirnya akan bermuara pada

peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif, aktivitas siswa dan aktivitas

guru. Kriteria pembelajaran dikatakan berhasil jika :

1. Hasil belajar siswa dalam aspek kognitif dikatakan berhasil jika nilai

atau rata-rata ≥ 70 (70%).

2. Aktivitas siswa dikatakan behasil jika nilai atau rata-rata ≥ 70 (70%).

3. Aktivitas guru dikatakan berhasil jika nilai atau rata-rata ≥ 80 (80%).

Page 55: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

57. BAB IV KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan hasil

analisis data di lapangan dan penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelasX di

SMK Negeri 1 Bekasi Program Keahlian Elaktronika dapat disimpulkan sebagai

berikut1. Peningkatan kemampuan pemahaman siswa setelah melakukan

pembelajaran denganmenggunakan model pembelajaran kontekstual yang

tertuang dalam nilai hasil belajar untuksetiap siklusnya terjadi peningkatan

walaupun dalam kategori sedang. Hal tersebut dapatterlihat dari perolehan rata-

rata N-Gain untuk setiap siklusnya dimulai dari siklus I yaitu0,29 (rendah),

dilanjutkan pada siklus II menjadi 0,36 (sedang) dan terakhir dari siklus

IIImenjadi 0,49 (Sedang). Dari penelitian ini ditemukan adanya hubungan

aktivitas belajarsiswa denga hasil belajar. Hal ini ditunjukan oleh data-data

observasi mulai dari siklus I,siklus II dan siklus III yang menggambarkan pada

setiap siklusnya terjadi peningkatanaktivitas belajar dan diiringi dengan

peningkatan hasil belajar siswa.2. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di

kelas, aktivitas siswa secara keseluruhanmengalami peningkatan pada setiap

siklusnya, pada siklus I, skor rata-rata keaktifan siswaadalah 52% yang

dikategorikan sedang, pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 66%

yangdikategorikan tinggi dan pada siklus III terjadi peningkatan menjadi 84%

yang dikategorikansangat tinggi.3. Secara keseluruhan aktivitas guru mengalami

peningkatan pada setiap siklusnya. Hal iniditunjukan dari hasil pengamatan yang

mengunakan lembar observasi aktivitas guru. Padasiklus I skor rata-rata aktivitas

guru adalah 60% berada pada kategori sedang, pada siklus IIaktivitas guru

mengalami peningkatan menjadi 79% berada pada kategori tinggi dan padasiklus

III aktivitas guru terus meningkat menjadi 90% berada pada kategori sangat

tinggi.B. RekomendasiBerdasarkan hasil kesimpulan pada penelitian ini, ada

beberapa rekomendasi yang dapatdisampaikan oleh peneliti antara lain adalah

sebagai berikut :

• 58. 1. Model penbelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang

berlangsung secaraalamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,

bukan sekedar transfer ilmudari guru ke siswa. Sehingga dalam setiap kegiatan

pembelajaran harus melibatkan siswa baik dalam pelaksanaan kegiatan

Page 56: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

pembelajaran sehingga didapat revisi dan perbaikan untukpertemuan berikutnya.2.

Pada guru diharapkan untuk mengembangkan model pembelajaran kontekstual

denganmemperbaiki kekurangan-kekurangannya untuk kegiatan pembelajaran

selanjutnya.3. Pada siswa khususnya siswa kelas X Teknik Komputer dan

Jaringan diharapkan dapatmempertahankan aktivitas siswa dan hasil belajar

sehingga lebih baik lagi, dan dapatmengaplikasikan pada mata diklat lainnya.4.

Pada sekolah khususnya di SMK Negeri 1 Seluma untuk menunjang

kegiatanpembelajaran hendaknya sumber-sumber belajar dan literatur harap

dilengkapi sesuai dengankebutuhan dan perkembangan.

• 59. Daftar PustakaFakultas Teknik. 2009.

Buku Pedoman Skripsi/ Komprehensif/ Karya Inovatif (S1). Jakarta : Fakultas

Teknik, Universitas Negeri JakartaFurchan, Arief. 1982.

Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usana Offset PrintingGene L.

Wilkinson. 1984.

Media dalam Pembelajaran, Jakarta : Pustekkom Dikbud dan CV

RajawaliHamalik, Oemar.1992.

Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. PenerbitMandar Maju.

Bandung.Hasan, Chalijah. 1984.

Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan . Al ikhlas Surabaya.Joni,T. Raka.1986.

Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Karya anda. surabaya

Page 57: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus
Page 58: untukmuslalu.files.wordpress.com€¦  · Web viewBerdasarkan uraian tersebut, maka ... tindakan yang menjelaskan tentang apa ... maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

• 11.