lhiyabhiya.files.wordpress.com · Web viewTanaman yang selama ini oleh masyarakat di Indonesia di...
Transcript of lhiyabhiya.files.wordpress.com · Web viewTanaman yang selama ini oleh masyarakat di Indonesia di...
1
Mitos Daun Kelor Dianggap pada Saat Proses Persalinan Akan Sakit
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah humaniora
DI SUSUN OLEH :
HAMDIYAH
P 27224012 017
D IV BIDAN PENDIDIK
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDIDANAN
2012
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki jenis berbagai tumbuhan yang potensi untuk
digunakan sebagai sumber nutrisi. Salah satu di antaranya pohon kelor
(Moringa oleifera). Tanaman yang selama ini oleh masyarakat di Indonesia di
daerah pedesaan lebih banyak dimanfaatkan sebagai pagar tumbuh/hidup,
tanaman pembatas ladang, atau bahan membuat karangan bunga, Ternyata
melalui penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli untuk proyek-proyek
yang sifatnya mendunia, memiliki kandungan gizi yang sangat luas biasa.1
Pohon kelor termasuk jenis tumbuhan perdu yang memiliki ketinggian
pohon 7-11 m, dapat ditanam dengan cara setek maupun biji, berbatang
lunak, bercabang jarang, tetapi mempunyai akar yang kuat, berbunga, dan
berganti daun sepanjang tahun, tumbuh dengan cepat, mudah menyesuaikan
diri terhadap berbagai jenis tanah, dan tahan terhadap musim kering
(kemarau). 1
Setiap bagian pohon kelor memiliki kandungan yang sangat
bermanfaat dalam kehidupan, mulai dari daun, bungan, buah, biji, kulit, akar
dan bahkan getahnya. 1
Daun kelor memiliki kandungan gizi yang sangat luar biasa. Vitamin
C yang terdapat pada daun kelor setara dengan 7 kali Vitamnin C yang
terdapat pada jeruk, setara dengan 4 kali kalsium yang terdapat pada susu,
setara dengan 3 kali kalium yang terdapat pada pisang, dan setara dengan 2
kali protein yang terdapat pada yogurt. Selain itu, daun kelor juga
mengandung asam amino esensial. 1
Bila dilihat kandungan gizi daun kelor segar maupun kering,
dibandingkan dengan Tabel Angka kecukupan Gizi yang dikeluarkan oleh
departemen Angka Kecukupan Gizi yang dikeluarkan oleh Departemen
3
kesehatan Republik Indonesia maupun WHO/FAO, maka daun kelor sangat
memungkinkan untuk dikonsumsi guna memenuhi berbagai kebutuhan gizi,
terutama pada anak berusia 1-3 tahun serta pada ibu menyusui/ hamil.
Manfaat dari konsumsi daun kelor telah teruji dalam program
AGADA (Alternatve Action for African Development) “Mother and Child
Health Project” yang disponsori oleh Church World Services di Afrika.1
Mitos-mitos menggangu prinsip-prinsip pengembangan kesehatan
masyarakat, ada juga yang kadang kurang menimbulkan masalah, namun
apabila tidak diperhatikan kadang menimbulkan permasalahan yang besar
dalam kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.2
Dalam proses pengembangan kesehatan di suatu kabupaten atau
tepatnya ditingkat masyarakat khususnya pengembangan kesehatan
masyarakat, hal yang sangat perlu diperhatikan adalah mitos. Tidak jelas
darimana kepercayaan ini muncul, yang jelas mitos ini mengakar dan
diyakini kebenarannya oleh masyarakat di beberapa wilayah Kabupaten di
Sulawesi.2
Mitos atau kepercayaan pada kehamilan ini seperti Dilarang makan daun kelor dilarang karena mengandung getah yang pedis yang akan menyebabkan
rasa sakit dalam proses kelahiran dikenal dengan sebutan “getah kelor”, juga karena
daun kelor yang berakar diasosiasikan dengan ari-ari bayi yang juga akan berakar.2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini
adalah “Apakah ibu hamil dilarang memakan daun kelor?
C. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui kebenaran daun kelor dapat
menyebabkan kesakitan saat proses persalinan nantinya.
4
D. MANFAAT
Penulis berharap makalah ini memberi manfaat bagi pembaca pada
umumnya serta bagi penulis pada khususnya dalam memberikan pengetahuan
yang disertai dengan bukti empiris dari beberapa penelitian bahwa daun keor
itu mempunyai banyak vitamin dan banyak manfaat buat ibu dan janin.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TANAMAN KELOR (Moringa oleifera Lamk)
a. Sistematika tanaman kelor
Sistematika tanaman kelor adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Brassicales
Suku : Moringaceae
Marga : Moringa
Jenis : Moringa oleifera Lamk (Backer dan van den Brink, 1968)
b. Nama daerah :
Sumatera : murong (Aceh), kelor (Melayu), munggai (Minang Kabau),
kilor (Lampung), Jawa : kelor (Sunda), kelor (Jawa Tengah), marongghi
(Madura), Bali : kelor, Nusa Tenggara : parongge (Bima), kawona
(Sumba), Maluku : kirol (Buru), kelo (ternate), kelo (tidore), keloro
(Sulawesi), Nama umum/dagang : kelor.
c. Deskripsi tanaman kelor
Pohon bengkok, tinggi 3-10 m, dengan tajuk yang tidak rapat. Daun
panjang 20-60 cm, anak daun bulat telur, tepi rata, ujung bertekuk,
menyirip ganjil, hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, letak di ketiak
daun, panjang 10-30 cm, daun kelopak hijau, benang sari dan putik kecil,
mahkota putih. Buah polong, panjang, 20-45 cm, berisi 15-25 biji, coklat
kehitaman. Biji bulat, bersayap tiga, hitam (Syamsuhidayat dan Hutapea,
1991).3
d. Kandungan
Akar, daun, dan kulit batang Moringa oleifera mengandung saponin
dan polifenol. Kulit juga mengandung alkaloid. Daun juga mengandung
minyak atsiri (Hanif, 2007). Akar dan daun kelor mengandung zat yang
6
berasa pahit, getir dan pedas. Biji kelor mengandung minyak dan lemak
(Arisandi dan Andriani, 2006).3
Kelor yang mengandung unsur nutrisi sebanyak ini: Vitamin A,
Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B3, Vitamin C, Calcium, Chromium,
Copper, Iron, Magnesium, Manganese, Potassium, Protein, Zinc,
Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine, Phenylalaine, Threonine,
Tryptophan, Valine, Alanine, Arginine, Aspartic Acid, Cystine, Glutamic
Acid, Glycine, Histidine, Serine, Proline, Tryrosine, dsb.4
Berikut ini tabel dari kandungan gizi daun kelor:7
7
Lampiran;
Nilai gizi kelor5
Daun kelor segar Daun kelor keringSetara dengan 7 kali vitamin C yang terdapat pada jeruk segar
Setara dengan ½ (setengah) kali vitamin C yang terdapat pada jeruk segar
Setara dengan 4 kali vitamin A yang terdapat pada wortel
Setara dengan 10 kali vitamin A yang terdapat pada wortel
Setara dengan 4 kali kalsium yang terdapat pada susu
Setara dengan 17 kali kalsium yang terdapat pada susu
Setara dengan 3 kali kalium yang terdapat pada pisang
Setara dengan 15 kali kalium yang terdapat pada pisang
Setara dengan 2 kali protein yang terdapat pada yoghurt
Setara dengan 9 kali protein yang terdapat pada yoghurt
Setara dengan ¾ (tiga per empat) kali Zat Besi yang terdapat pada Bayam
Setara dengan 25 (dua puluh lima) kali Zat Besi yang terdapat pada Bayam.
Table kandungan Asam Amino daun kelor (tiap 100 g daun):
Unsur Daun segar (mg) Daun kering (mg)Arginine 406,6 1.325Histidine 149,8 613Isoleucine 299,6 825Leusine 492,2 1.950Lysine 342,4 1.325Methionine 117,7 350Phenylalinine 310,3 1.388Theorinine 117,7 1.188Tryptophan 107 425Valinine 374,5 1.063
Tabel kandungan protein, lemak, vitamin, dan Mineral Daun kelor (tiap 100 g daun):
Unsur Daun segar Daun keringProtein 6,80 g 2,71 gLemak 1,70 g 2,3 gBeta Carotene (Vit.A) 6,78 mg 18,9 mgThiamin (B1) 0,06 mg 2,64 mgRiboflavin (B2) 0,05 mg 20,5 mgNiacin (B3) 0,8 mg 8,2 mgVitamin C 220 mg 17,3 mg
8
Kalsium 440 mg 2.003 mgKalori 92 kal 205 kalKarbohidrat 12,5 g 38,2 gTembaga 0,07 mg 0,57 mgSerat 0,90 g 19,2 gZat Besi 0,85 mg 28,2 mgMagnesium 42 mg 368 mgFosfor 70 mg 204 mgKalium 259 mg 1.324 mgSeng 0,16 3,29 mg
e. Manfaat daun kelor
1. Sebagai Tanaman Obat
Tanaman Kelor secara tradisional telah dimanfaatkan sebagai obat
untuk beberapa jenis penyakit seperti: Sakit kuning (Lever),
Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam; Sakit mata, Sukar buang air
kecil, Alergi/biduren, Cacingan; Luka bernanah.8
Berikut cara pemanfaatannya, berdasarkan jenis penyakit8:
1) Sakit Kuning
Bahan: ngagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas
air kelapa hijau;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air
kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan
madu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin
sampai sembuh.
9
2) Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu
Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;
Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).
3) Rabun Ayam
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1
gelas air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan
madu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
4) Sakit Mata
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air
dan diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak
sampai ampasnya mengendap;
Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai
obat tetes mata.
5) Sukar Buang Air Kecil
Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau
wortel yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah
dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum setiap hari.
6) Cacingan
Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang
meniran;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas
air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum.
7) Biduren (alergi)
Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas
10
pulasari secukupnya;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas
air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan
sore.
8) Luka bernanah
Bahan: 3-7 gagang daun kelor;
Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus.
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka
sebagai
9) Obat luar.
Sekedar berbagi pengalaman, jika anak kami yang balita
mengalami panas atau demam, kami tidak segera membawa ke
dokter, namun biasanya kami buatkan dulu sayur bening daun
kelor muda berikut buah mudanya. Biasanya setelah disuapi
sekali – dua kali dengan sayur daun kelor dan tidur, panas atau
demamnya akan reda. Mengenai rasa, setelah dimasak, daun
kelor tak beda dengan daun katu, sedangkan buah mudanya
mirip dengan rasa kacang panjang, namun lebih manis.
2. Sebagai sumber asupan gizi / pakan tambahan
Berkat kandungan gizi yang terdapat di dalamnya, selain sebagai
obat, kelor juga bermanfaat sebagai multivitamin. Terbukti bahwa
kelor telah berhasil mencegah wabah kekurangan gizi di beberapa
negara di Afrika dan menyelamatkan banyak nyawa anak-anak dan
ibu-ibu hamil.
3. Sebagai Penjernih Air.
Sejak awal tahun 1980-an biji tua bersama dengan kulit oleh
Jurusan Teknik Lingkungan ITB digunakan untuk penjernihan air
permu-kaan (air kolam, air sungai, air danau sampai ke air sungai)
sebagai pengendap (koagulans) dengan hasil yang memuaskan. Hasil
penelitian Madsen dan Dchlundt serta Grabow dan kawan-kawan,
11
menunjukkan bahwa serbuk biji kelor mampu menumpas bakteri
Escherichia coli, Streptococcus fae-calis dan Salmonella typymurium.
Pada saat berkunjung ke daerah Kefamenanu, Nusa Tenggara
Timur, seorang teman dari Flores yang juga berkunjung ke sana,
menyampaikan bahwa Negara Jepang merupakan negara potensi untuk
ekspor biji kelor tua, karena untuk penjernih air mereka lebih suka
menggunakan menggunakan biji kelor sebagai kaporit alami. satu
peluang bisnis.
f. Nutrisi Daun Kelor
Unsur-unsur gizi yang harus harus didapat melalu makanan atau suplemen,
mengandung puluhan unsur gizi yang diperlukan, tetapi mereka dapat dibagi
menjadi apa yang disebut “5 Komponen Nutrisi”, karena tidak peduli seberapa
banyak kita makan, seringkali makanan modern tidak menyediakan nutrisi dalam
jumlah yang benar-benar kita butuhkan. Berikut ringkasannya :9
1. Vitamin dan Mineral yang diperlukan untuk membangun segala sesuatu dari
tubuh kita untuk pembekuan darah dan produksi energi. Sebagian besar
vitamin dan semua mineral sangat penting.
2. Tubuh fisik kita dibangun dari protein. Protein ini dibangun dengan sembilan
blok bangunan dasar yang dikenal dengan asam amino esensial.
3. Antioksidan. Polusi, pestisida dan berbagai partikel lainnya membombardir
kita setiap hari. Ini adalah hanya beberapa dari radikal bebas yang kita ketahui
sekarang sangat merusak. Satu-satunya perlindungan terhadap kerusakan
radikal bebas ada dalam bentuk Antioksidan.
4. Senyawa anti-inflamasi adalah perlindungan hanya terhadap peradangan
kronis. Sayangnya, obat anti inflamasi memiliki beberapa efek samping yang
terburuk dari dunia farmasi.
5. Nutrisi lain yang diperlukan untuk kesehatan yang optimal adalah Asam
Lemak. Mungkin aneh kedengarannya, tetapi diperlukan lemak baik yang aktif
12
membantu menciptakan kesehatan. Saat ini dikenal dengan omega-3 dan
omega-6 asam lemak.
Pohon kelor memiliki daun yang mengandung nutrisi paling lengkap
dibanding dengan tumbuhan jenis apapun. Selain vitamin dan mineral, daun kelor
juga mengandung semua asam amino esensial (asam amino yang tidak diproduksi
sendiri oleh tubuh dan karena itu harus disuplai dari luar tubuh dalam bentuk
jadi). Asam amino sangat vital sebagai bahan pembentukan protein.
Penelitian juga membuktikan bahwa daun ini sama sekali tidak mengandung
zat berbahaya. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia masyarakat sudah biasa
memanfaatkannya sebagai sayuran, terutama untuk memperbanyak dan
melancarkan ASI seperti halnya daun katuk.
Selama ini jika kita bicara tentang sumber Vitamin A, yang terbayang adalah
wortel, padahal dengan berat yang sama Vitamin A pada daun kelor jauh lebih
banyak dibanding wortel. Dengan perbandingan berat yang sama, daun kelor juga
mengandung Vitamin C lebih banyak dibanding jeruk, kalsium empat kali lipat
susu, potasium tiga kali lipat pisang, protein dua kali lipat yogurt dan zat besi jauh
lebih banyak daripada bayam. Dari 24 unsur nutrisi (beberapa vitamin, mineral
dan asam amino) yang kami uji di laboratorium milik sebuah universitas di
Malang, semua terdeteksi keberadaannya dengan kadar yang cukup signifikan.4
13
BAB III
ANALISIS
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingkatnya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.10
Ketika melahirkan memang normal jika merasa sakit. Rasa sakit itu
disebabkan oleh kontraksi rahim dan peregangan mulut rahim, peregangan dasar
panggul, dan pelepasan plasenta. Jadi tidak ada kaitan antara makan daun kelor
dengan nyeri saat melahirkan. Mitos tersebut justru merugikan ibu hamil. Sebab
daun kelor merupakan salah satu sayuran yang kaya kandungan gizi. Kandungan
vitamin A daun kelor setara 4 kali kandungan vitamin A pada wortel, 7 kali
kandungan vitamin C pada jeruk, 4 kali kandungan mineral calcium dari susu, dan
9 kali kandungan protein dari yoghurt. Penelitian juga membuktikan bahwa daun
ini sama sekali tidak mengandung zat berbahaya.
Seorang peneliti bernama Lowell Fuglie, adalah seorang warga negara
Prancis yang tinggal dan bekerja di Senegal, yang pertama kali meneliti
kandungan nutrisi daun kelor. Pada akhir tahun 90an orang ini mulai meneliti
daun kelor dan menemukan bukti bahwa ibu-ibu hamil yang mengalami gizi
buruk sekalipun masih bisa dibantu untuk memiliki bayi yang sehat dengan cara
mengonsumsi daun kelor. Hasil penelitian si Lowell ini sekarang banyak
dimanfaatkan oleh banyak negara untuk memerangi gizi buruk, terutama negara-
negara berkembang di semenanjung Afrika. Program penggalakan penanaman
daun kelor di negara-negara Afrika merupakan kampanye yang intensif melalui
lembaga-lembaga pendidikan dan swadaya masyarakat. Tak kurang dari seorang
sekjen PBB (Kofi Annan pada waktu itu) ikut mendukung sosialisasi penggunaan
daun kelor untuk memerangi gizi buruk.11
14
Keunggulan daun kelor terletak pada kandungan nutrisinya yang luar
biasa, terutama golongan mineral dan vitamin. Setiap 100 g daun kelor
mengandung 3390 SI vitamin A. Dua kali lebih tinggi dari bayam dan tigapuluh
kali lebih tinggi dari buncis. Daun kelor juga tinggi kalsium, sekitar 440 mg/100
g, serta fosfor 70 mg/100 g. Aroma daun kelor agak langu, namun aroma
berkurang ketika daun mudanya diolah menjadi sayur bening atau sayur bobor.10
Walaupun maksud dari mereka semuanya adalah baik tetapi tidak semua
dari nasehat atau pantangan kehamilan yang diberitahukan itu benar secara medis
maupun ilmiah. Kebanyakan hanya berdasarkan mitos atau kepercayan saja
daripada kenyataannya.
Oleh karenanya bila seseorang hamil sebaiknya selalu menkonfirmasikan
informasi yang didapatkan dengan dokter atau referensi buku yang dapat
dipercaya, sehingga mengetahui apa kebenarannya dan tidak hanya mengikuti
sesuatu yang tidak diketahui alasannya / kenyataannya mitos ini berkembang dari
mulut ke mulut dan akhirnya cenderung dipercaya sebagai sebuah kebenaran.
Kita tak bisa percaya begitu saja. Setiap larangan atau anjuran, tetap harus
ada alasannya. Apalagi zaman sekarang ini kita bisa mengkonsultasikan masalah
kehamilan dengan dokter atau bidan. “Ibu muda tidak akan menemukannya di
buku atau kamus.
15
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tidak ada kaitan antara makan daun kelor dengan nyeri saat melahirkan.
Mitos tersebut justru merugikan ibu hamil. Sebab daun kelor merupakan
salah satu sayuran yang kaya kandungan gizi.
2. Seorang peneliti yang pertama kali meneliti kandungan nutrisi daun kelor.
menemukan bukti bahwa ibu-ibu hamil yang mengalami gizi buruk
sekalipun masih bisa dibantu untuk memiliki bayi yang sehat dengan cara
mengonsumsi daun kelor.
B. SARAN
1. Penulis berharap bagi pembaca untuk memberikan kritik dan saran kepada
penulis demi kesempurnaan makalah ini.
2. Penulis tidak menemukan literature penelitian apakah daun kelor dapat
menyebabkan saat proses persalinan akan terasa sangat sakit saat proses
persalinannya.
16
Daftar Pustaka
1. Jonni M.S.,dkk. Cegah malnutrisi dengan kelor. Penerbit kansius. Yogyakarta
2. http://arali2008.wordpress.com/2009/07/09/mitos-dan-pengembangan- kesehatan-masyarakat-di-polewali-mandar/.
3. https://doc-0s-94-docsviewer.googleusercontent.com/viewer/ securedownload/dsn1aovipa7l846lsfcf94nedj8q2p4u/vnurd3fh7q29gjb9l56rfr8qg1a9jgsc/1327430700000/Ymw=/AGZ5hq8BgbJY1gwaOYx83cPOdNw6/QURHRUVTajFaaldGYUpVY1JuWXZ4eVNhVHo1NWFlR1NWNVBhMjd4UjMtUE80LXhYekJWS3p6YnpIZEswS0JzZ3A4UXlmcVRWWWZZRy05dUk4aThfYlAxcS1fN2ZiRFlEZXhKWFRCU3Z2MG9XTTNGUWF3R3U3TmF6MDFBVnNXd2F6aUI3X2VKZGJEbm0=?docid=a37c6b5c2960049faab717704617021d&chan=EQAAAHFUAl2cnYNvgwFoJj2ns8D5Yb%2Bz3E59gZTrCmdHGKFt&sec=AHSqidaSztR-WxJuVNsMSniFgBHhdP8vsZhZqkduDUyaasxe3R6e7UW-7gvOP7w3vziRzZk40ph1&a=gp&filename=K100040137.pdf&nonce=55gr5vrfao472&user=AGZ5hq8BgbJY1gwaOYx83cPOdNw6&hash=unh6488uhajkt4vcr519rmcqmnb0bai2
4. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-sriulfahgo- 5314-2-bab2.pdf
5. http://ridiah.wordpress.com/2010/04/25/keajaiban-kelor-jejak-bakeke- 1/
6. http://www.plantamor.com/index.php?n=81&articles=yes
7. http://m.medicalera.com/index.php?type=2&t=9023
8. http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2011/11/07/kelor-si- tanaman-ajaib/
9. http://daunkelor.com/nutrisi-daun-kelor.html
10. Musrifatul U., A.Aziz A.H., Keterampilan dasar praktek klinik untuk kebidanan. Salemba Medika. Jakarta. 2008.
11. http://daunkelor.com/nutrisi-daun-kelor.html
17