makalah faktor pembatas

30
EKOLOGI TERESTRIAL FAKTOR-FAKTOR PEMBATAS Oleh : Susy Adhela Faradhita NIM 131810401037 Fike Nabilla Balqis NIM 131810401039 JURUSAN BIOLOGI

description

ipa

Transcript of makalah faktor pembatas

EKOLOGI TERESTRIALFAKTOR-FAKTOR PEMBATAS

Oleh :Susy Adhela FaradhitaNIM 131810401037Fike Nabilla BalqisNIM 131810401039

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS JEMBER2015

iiDAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................iiBAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1Latar Belakang.............................................................................................1Rumusan masalah.......................................................................................2Tujuan penulisan.........................................................................................2Manfaat....................................................................................................2Tinjauan Pustaka ................................................................................3BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................5Pengertian Faktor pembatas dalam ruang lingkup ekologi........................5Hukum minimum Liebig............................................................................5Hukum toleransi Shelford...........................................................................6Konsep gabungan faktor pembatas..................................8Syarat kehadiran sebagai faktor pengatur...................................................8Faktor- faktor fisik sebagai faktor pembatas ......................................9Temperatur............................................................................................9Cahaya matahari...................................................................................10Air..............................................................................................10Temperatur dan kelembapan ...............................................................11Gas-gas atmosfir...................................................................................11Garam biogenic hara makro dan mikro.................................................12Arus dan tekanan...................................................................................13Tanah.............................................................................................13Api sebagai faktor ekologi ...................................................................13Indikator-indikator ekologi.. .................................................................11BAB 3 PENUTUP.........................................................................................14Kesimpulan..................................................................................................16DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

BAB 1PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Setiap organisme didalam habitatnya selalu dipengaruhi oleh berbagai hal disekelilingnya. Setiap faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan organisme tersebut disebut faktor lingkungan. Lingkungan mempunyai dimensi ruang dan waktu, yang berarti kondisi lingkungan tidak mungkin seragam baik dalam arti ruang maupun waktu. Kondisi lingkungan akan berubah sejalan dengan perubahan ruang, dan akan berubah pula sejalan dengan waktu. Organisme hidup akan bereaksi terhadap variasi lingkungan ini , sehingga hubungan nyata antara lingkungan dan organisme hidup ini akan membentuk komunitas dan ekosistem tertentu, baik berdasarkan ruang maupun waktu. Faktor-faktor tersebut dinamakan faktor pembatas. Suatu orgnisme membutuhkan bahan-bahan yang penting untuk bertahan hidup di dalam keadaan tertentu. Bahan-bahan tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan berkembang biak. Keperluan dasar ini bervariasi antara jenis dan keadaan. Bahan penting yang tersedia dalam jumlah paling minimum dan diperlukan akan cenderung menjadi pembatas dalam keadaan yang mantap. Hukum minimum ini kurang dapat diterapkan dibawah keadaan sementara apabila jumlah dan pengaruh dari banyak bahan cepat berubah.

1Pengetahuan mengenai faktor pembatas (limiting factor) suatu organisme dalam ekosistem dapat digunakan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi di mana organisme tidak dapat bertahan hidup. Umumnya suatu organisme yang mempunyai kemampuan untuk melewati atau melampaui faktor pembatasnya maka memiliki toleransi yang besar dan kisaran geografi penyebaran yang luas. Sebaliknya jika organisme tersebut tidak mampu melewatinya maka ia memiliki toleransi yang sempit dan memiliki kisaran geografi penyebaran yang sempit pula. Organisme tertentu yang tidak hanya beradaptasi dengan faktor pembatas lingkungan fisik, tapi juga memanfaatkan periodisitas alam untuk mengatur dan memprogram kehidupannya agar dapat mengambil keuntungan dari keadaan tersebut.Prinsip prinsip yang berhubungan dengan faktor pembatas tersebut akan kami urai lebih jauh pada makalah ini.

B.RumusanmasalahApa pengertian faktor pembatas dalam ruang lingkup ekologi ?Apakah hukum minimum Liebig?Apakah hukum toleransi Shelford?Bagaimana konsep gabungan faktor pembatas?Jelaskan syarat kehadiran sebagai faktor pengatur?Sebutkan faktor- faktor fisik sebagai faktor pembatas?Definisikan indikator-indikator ekologi?

C.Tujuan PenulisanUntuk mengetahui pengertian faktor pembatas dalam ruang lingkup ekologi.Untuk mengetahui hukum minimum Liebig.Untuk mengetahui hukum toleransi Shelford.Untuk mengetahui konsep gabungan Faktor pembatas.Untuk mengetahui syarat kehadiran sebagai faktor pengatur.Untuk mengetahui faktor- faktor fisik sebagai faktor pembatas.Untuk mengetahui indikator-indikator ekologi.

D.ManfaatAdapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah:Manfaat teoritis, untuk mengembangkan pengetahuan tentang faktor pembatas ekologi.Memberikan pengertian kepada masyarakat umum tentang pentingnya faktor pembatas ekologi demi mencapai kehidupan yang lebih baik.

2E.Tinjauan PustakaSuatu orgnisme membutuhkan bahan-bahan yang penting untuk bertahan hidup di dalam keadaan tertentu. Bahan-bahan tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan berkembang biak. Keperluan dasar ini bervariasi antara jenis dan keadaan. Bahan penting yang tersedia dalam jumlah paling minimum dan diperlukan akan cenderung menjadi pembatas dalam keadaan yang mantap. Hukum minimum ini kurang dapat diterapkan dibawah keadaan sementara apabila jumlah dan pengaruhnya dari banyak bahan cepat berubah. (Eugene P. Odum, 1993 : 132)Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung pada lengkapnya kompleks-kompleks keadaan. Ketiadaan atau kegagalan suatu organisme dapat dikendalikan oleh 3kekurangan atau kelebihan secara kualitatif atau kuantitatif dari salah satu factor yang mungkin mendekati batas-batas toleransi organisme tersebut. Keadaan manapun yang mendekati atau melampaui batas-batas toleransi dinamakan sebgai factor pembatas. (Eugene P. Odum, 1993 : 137)Faktor pembatas merupakan faktor-faktor alam yang berada pada atau melampaui titik minimum atau maksimum daya toleransi suatu organisme, faktor pembatas dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu ekosistem (Soeraatmadja, 1987).Dengan mengetahui faktor pembatas (limiting factor) suatu organisme dalam suatu ekosistem maka dapat diantisipasi kondisi-kondisi di mana organisme tidak dapat bertahan hidup (Champbell, 2000).Umumnya suatu organisme yang mempunyai kemampuan untuk melewati atau melampaui faktor pembatasnya maka ia memiliki toleransi yang besar dan kisaran geografi penyebaran yang luas pula. Sebaliknya jika organisme tersebut tidak mampu melewatinya maka ia memiliki toleransi yang sempit dan memiliki kisaran geografi penyebaran yang sempit pula (RA. Hutagalung, 2010).

3Tidak sedikit didapati pula bahwa ada organisme tertentu yang tidak hanya beradaptasi dengan faktor pembatas lingkungan fisik saja, tetapi mereka bisa memanfaatkan periodisitas alami untuk mengatur dan memprogram kehidupannya guna mengambil keuntungan dari keadaan tersebut (RA. Hutagalung, 2010).Faktor pembatas nonfisik adalah unsur-unsur nonfisik seperti zat kimia yang terdapat dalam lingkungan akan menjadi faktor pembatas bagi organisme-organisme untuk dapat hidup dan berinteraksi satu sama lainnya (RA. Hutagalung, 2010).Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut dalam air, seperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan unsur vital bagi keberlanjutan organisme tertentu (RA. Hutagalung, 2010).Tanah terdiri atas bahan induk, bahan organik, dan mineral yang hasil pencampurannya dapat membentuk tekstur tanah tertentu. Ruang-ruang antara hasil pencampuran bahan-bahan tadi diisi oleh gas dan air. Kondisi tekstur dan kemampuan tanah inilah yang akan menentukan ketersediaan unsur hara bagi tumbuhan dan hewan di atasnya (Soeraatmadja, 1987).

4BAB 2PEMBAHASAN

A.Pengertian faktor pembatas dalam ruang lingkup ekologiSuatu organisme di dalam perkembangan dan pertumbuhannya akan ditentukan oleh bahan atau faktor penting yang ditemukan dalam keadaan minimum, faktor inilah yang disebut faktor pembatas. Tumbuhan dan juga hewan dalam ekosistem membentuk bagian hidup atau komponen biotik, komponen ini akan bertoleransi terhadap kondisi lingkungan tertentu. Tidak ada organisasi hidup dalam hal ini berada dalam keadaan yang berdiri sendiri, sehingga setiap orgsnisme harus mempunyai kondisi-kondisi lingkungan yang menentukan kehidupannya (Champbell, 2000).B.Hukum Mimimum LiebigPernyataan bahwa pertumbuhan suatu tanaman bergantung pada jumlah bahan makanan yang disediakan baginya dalam jumlah minimum terkenal sebagai hukum minimum Liebig. Hukum minimum ini hanya merupakan satu aspek dari konsep faktor-faktor yang membatasi sebagai satu aspek pengendali lingkungan dari organisme. Suatu organisme harus memiliki bahan penting untuk bertahan hidup di dalam keadaan tertentu, bahan tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan berkembang biak. Bahan penting yang diperlukan dan tersedia dalam keadaan mantap dengan jumlah paling mendekati minimum akan cenderung merupakan pembatas (Eugene P. Odum, 1993).

5Karya yang luas sejak masa Liebig telah menunjukkan bahwa dua asas tambahan harus ditambahkan kepada konsep agar berguna dalam praktek. Asas pertama adalah kendala bahwa hukum Liebig dapat diterapkan hanya dibawah keadaan yang mantap, yakni bila arus masuk energi dan material seimbang dengan arus keluarnya. Asas kedua adalah faktor interaksi, sehingga konsentrasi atau ketersediaan yang tinggi dari beberapa senyawa, dari beberapa faktor lain selain minimum, dapat mengubah laju penggunaan faktor interaksi itu. Contoh faktor interaksi adalah bahwa kadang-kadang organisme mampu mengganti sebagian atau seluruhnya dari suatu senyawa kimia yang dekat hubungannya dengan senyawa kimia lain yang dalam lingkungannya kekurangan (Eugene P. Odum, 1993).C.Hukum Toleransi ShelfordFaktor pembatas yang terlalu banyak bersifat membatasi, misalnya air, panas dan sinar. Kisaran diantara batas maksimum dan minimum ekologi suatu organisme disebut batas-batas toleransi. Konsep pengaruh yang membatasi dari keadaan maksimum dan minimum telah digambarkan dalam hukum toleransi oleh V.E. Shelford pada tahun1913: Kehadiran dan keberhasilan sesuatu organisme tergantung kepada lengkapnya kompleks-kompleks keadaan. Ketiadaan atau kegagalan suatu organisme dapat dikendalikan oleh kekurangan atau kelebihan secara kualitatif dan kuantitatif dari salah satu dari beberapa faktor yang mungkin mendekati batas-batas tolerasi organisme tersebut(Eugene P. Odum, 1993).Batas toleransi memungkinkan semua keperluan fisik suatu organism tersedia dengan baik. Pengkajian pada batas toleransi berguna untuk mengetahui batas-batas tumbuhan dan binatang ditemukan sehingga dapat membantu memahami penyebaran organisme di alam (RA. Hutagalung, 2010).a. Asas Tambahan Hukum ToleransiBeberapa asas tambahan terhadap hukum toleransi dapat dinyatakan sebagi berikut: Organisme organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi satu factor dan kisaran yang sempit untuk faktor lainnya.Organisme organisme dengan kisaran- kisaran toleransi yang luas untuk semua factor memiliki penyebaran yang paling luas.Apabila keadaan tidak optimum bagi suatu jenis mengenai suatu factor ekologi, batas-batas toleransi terhadap factor-faktor ekologi dapat dikurangi berkenaan dengan factor ekologi lainnya.

6Sering ditemukan bahwa organism di alam sebenarnya tidak hidup pada kisaran optimum berkenaan dengan factor fisik tertentu.Periode reproduksi biasasnya merupakan periode yang gawat apabila faktor-faktor lingkungan bersifat membatasi.(RA. Hutagalung, 2010).b. Taraf Toleransi NisbiBerikut adalah istilah untuk menyatakan taraf toleransi nisbi dalam ekologi yang menggunakan awalan steno berarti sempit dan eury berarti lebar: Stenothermal-eurythermal, menunjukkan pada temperature.Stenohydrik-euryhydrik, menunjukkan pada air.Stenohaline-euryhaline, berhubungan dengan garam.Stenophagik-euryphagik, berhubungan dengan makanan.Stenoecious-euryecious, menunjukkan habitat.(Eugene P. Odum, 1993).Evolusi dari batas-batas toleransi yang sempit dapat dianggap suatu bentuk spesialisasi. Efisiensi yang lebih besar dapat dicapai dengan mengorbankan adaptabilitas dan membantu keanekaragaman yang ditingkatkan dalam komunitas sebagai keseluruhan (Soeraatmadja, 1987).c.Faktor Kompensasi dan EkotipeOrganisme menyesuaikan diri dan mengubah lingkungn fisik sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruhpengaruh yang membatasi dari temperature, sinar, air dan keadaan-keadaan fisik lainnya untuk kehadirannya. Faktor kompensasi demikian terutama efektif pada tingkat komunitas dari organisasinya, tapi juga dalam jenis. Jenis dengan kisaran geografi yang luas hampir selalu membentuk populasi yang menyesuaikan diri secara setempat disebut ekotipe yang mempunyai optima dan batas-batas toleransi disesuaikan terhadap keadaan setempat (Soeraatmadja, 1987).

7Faktor kompensasi dalam gradient setempat atau musiman dapat juga melibatkan ras-ras genetic tetapi sering dicapai oleh penyesuaian secara fisiologi dalam fungsi-fungsi organ atau oleh pengalihan dalam hubungan-hubungan enzim-substrat pada tingkat sel. Faktor kompensasi paling sering dicapai oleh penggantian jenis di dalam gradient lingkungan pada tingkat komunitas (Soeraatmadja, 1987).D.Konsep Gabungan Faktor PembatasKehadiran dan keberhasilan suatu organisme atau golongan organisme-organieme tergantung kepada kompleks keadaan. Keadaan manapun yang mendekati atau melampaui batas-batas toleransi dinamakan sebagai membatasi atau faktor pembatas. Konsep lebih umum yang dapat dicapai dengan menggabungkan gagasan minimum dan batas toleransi berguna untuk menentukan faktor-faktor pembatas sehingga dapat diketahui organisme-organisme di alam dikendalikan oleh:1) Jumlah dan keragaman material untuk suatu kebutuhan minimum dan faktor-faktor fisik yang membatasi.2) Batas-batas toleransi organism sendiri terhadap keadaan tersebut dan komponen-komponen lainnya.(Eugene P. Odum, 1993).Hubungan lingkungan antar organisme cenderung rumit, sehingga semua faktor yang mungkin adalah sama pentingnya dalam situasi tertentu. Jika suatu organism mempunyai batas toleransi yang lebar untuk suatu faktor yang relatif mantap dalam jumlah sedang di lingkungannya, maka faktor itu tidak mungkin membatasi. Sebaliknya jika suatu organisme memiliki batas-batas toleransi tertentu untuk faktor yang beragam di lingkungannya maka faktor itu harus dikaji lebih cermat karena mungkin membatasi (RA. Hutagalung, 2010).

8Penggabungan konsep hukum minimum dan toleransi dapat digunakan untuk memahami konsepfaktor pembatas. Faktor pembatas dapat diartikan sebagai keadaan yang mendekati atau melampaui ambang batas toleransi suatu kondisi. Faktor pembatas suatu organisme mencakup kisaran minimum atau maksimum dari faktor-faktor abiotik suatu ekosistem. Organisme dengan kisaran toleransi yang lebar (eury) terhadap faktor abiotik X yang relatif konstan bukan merupakan faktor pembatas, sehingga organisme tersebut dapat hadir dalam jumlah banyak. Sebaliknya, bagi organisme dengan toleransi yang sempit (steno) terhadap faktor abiotik (Y) yang selalu berubah akan menjadi faktor pembatassehingga akan hadir dalam jumlah sedikit (RA. Hutagalung, 2010).Pokok perhatian pada konsep gabungan factor pembatas adalah untuk menemukan factor yang secara operasional nyata bagi organisme pada sementara waktu selama daur hidupnya. Kajian analisis lingkungan mengenai factor tersebut memiliki tujuan yaitu :1)Menemukan faktor-faktor mana yang secara operasional nyata dengan cara pengamatan, analisis, maupun percobaan.2) Menentukan bagaimana factor-faktor itu membawa pengaruhnya terhadap individu, populasi, atau komunitas, apabila hal itu memungkinkan.(Eugene P. Odum, 1993).E.Syarat Kehadiran sebagai Faktor PengaturSemua keadaan atau syarat fisik untuk kehidupan tidak hanya merupakan faktor pembatas perusak, tetapi juga faktor pengatur menguntungkan bagi organisme yang telah menyesuaikan diri untuk menanggapi faktor-faktor tersebut, sehingga komunitas dan organisme mencapai homeostatis semaksimum mungkin dibawah keadaan atau syarat tersebut (Champbell, 2000). Organisme tidak hanya beradapsi terhadap lingkungan fisik dalam arti mentoleransinya tetapi juga memanfaatkan periodisitas alam dalam lingkungan fisik untuk mengatur waktu kegiatan dan memprogram riwayat hidupnya sedemikian rupa sehingga memperoleh keuntungan dari keadaan yang meguntungkan. Interaksi antar organism dan seleksi alam secara timbale balik antar jenis membuat seluruh komunitas menjadi terprogram untuk tanggap terhadap ritme musiman dan lain-lain (RA. Hutagalung, 2010).F.Faktor-faktor Fisik sebagai Faktor Pembatas1.Temperatur

9Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun tidak langsung terhadap suatu organisme. Suhu berperan dalam mengontrol proses-proses metabolisme dalam tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Organisme dapat hidup pada suhu sampai 300oC dengan kisaran suhu 200 sampai 100 oC. Akan tetapi kebanyakan organisme hanya dapat hidup pada kisaran suhu yang lebih sempit (Eugene P. Odum, 1993).Batas atas (maksimum) pada umumnya lebih kritis atau lebih membahayakan kehidupan organisme daripada batas bawah (minimum). Pada ekosistem perairan, variasi suhu lebih sempit daripada ekosistem darat. Oleh karena itu, biasanya organisme perairan mempunyai kisaran toleransi terhadap suhu lebih sempit daripada organisme darat, misalnya alga air dan alga darat, invertebrata air dan darat seperti serangga (Eugene P. Odum, 1993).2.Cahaya MatahariCahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahari yang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme tertentu. Cahaya matahari mempunyai dua fungsi yang saling berlawanan, di satu pihak radiasi cahaya matahari menguntungkan karena sebagai sumber energi bagi proses fotosintesis. Radiasi cahaya matahari juga merugikan karena cahaya matahari langsung akan merusak atau membunuh protoplasma (RA. Hutagalung, 2010).Kehidupan organisme dari segi ekologi yang penting adalah kualitas sinar radiasi (panjang gelombang dan warna) dan intensitas cahaya (lama penyinaran), karena laju fotosintesa akan bervariasi sesuai dengan perbedaan panjang gelombang yang ada. Sinar merah dan biru disaring oleh komponen air dan menghasilkan sinar hijau yang sukar sekali diabsorbsi oleh klorofil. Intensitas cahaya matahari berpengaruh langsung terhadap laju fotosintesis. Penurunan tingkat kejenuhan sinar akan diikuti dengan penurunan intensitas cahaya (RA. Hutagalung, 2010).3.Air

10Air merupakan kebutuhan fisiologi untuk semua protoplasma. Air dari segi ekologi merupakan faktor pembatas utama pada lingkungan darat atau di lingkungan perairan, dimana jumlahnya merupakan sasaran dari fluktuasi besar embunan dan dimana salinitas tinggi sehingga membantu hilangnya air dari organisme oleh osmosis. Curah hujan, kelembapan, kakas penguapan dari udara, dan suplai air permukaan yang tersedia merupakan faktor-faktor pokok yang diukur. Air sebagai faktor lingkungan yang sangat penting di dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasi. Siklus air dibumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem yang pada akhirnya akan menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut. (Eugene P. Odum, 1993).4.Temperatur dan KelembapanKelembapan adalah jumlah uap air di udara. Jumlah uap air yang dapat disimpan udara pada kejenuhan tertentu bervariasi berdasarkan temperatur dan tekanan.Kelembapan mutlak adalah sejumlah air dalam udara misalnya gram per kilogram udara. Kelembapan nisbi merupakan presentase uap air yang ada sebenarnya dibandingkan dengan kejenuhan di bawah temperatur tekanan yang ada (Eugene P. Odum, 1993).Temperatur dan kelembapan umumnya penting dalam lingkungan daratan dan demikian eratnya berhubungan sehingga diakui sebagai bagian paling penting dari iklim. Interaksi antara temperatur dan kelembapan, seperti pada kasus interaksi kebanyakan factor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap factor. Temperatur memberikan efek membatasi lebih hebat terhadap orgnanisme apabila keadaan kelembapan pada kondisi ekstrim demikian juga sebaliknya kelembapan memainkan peranan yang lebih penting saat keadaan temperatur ekstrim. Klasifikasi tipe iklim didasarkan pada indeks temperature kelembapan berhubungan baik dengan mintakat tanaman dan mintakat vegetative umum (Eugene P. Odum, 1993).5.Gas-gas Atmosfir

11Keanekaragaman yang sangat besar terjadi di atmosfir sebagai bagian utama dari biosfir yang homeostatic. Konsentrasi karbon dioksida dan oksigen agak menjadi faktor pembatas bagi banyak tumbuhan tingkat tinggi. Fotosintesis pada banyak tumbuhan dapat ditingkatkan oleh kenaikan karbon dioksida yang sedang saja. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh turunnya konsentrasi oksigen yang menyebabkan meningkatkan laju fotosintesis (Eugene P. Odum, 1993).6.Garam-garam Biogenik: Haramakro dan HaramikroGaram-garam biogenic adalah garam- garam larut yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan. Unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang diperlukan dalam jumlah yang relatif tinggi disebut sebagai haramakro, sedangkan unsur-unsur langka di alam yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit disebut haramikro. Haramikro sering kali digunakan sebagai komponen enzim yang penting. Ketersediaan haramikro yang langka di alam menjadikan haramikro mempunyai nilai sebagai faktor pembatas (RA. Hutagalung, 2010).Haramikro terdiri dari besi, mangan, tembaga, seng, boron, silicon, molybdenum, khlor, vanadium dan kobalt. Haramikro dapat disusun dalam tiga kelompok berdasarkan penggunaannya yaitu:1)Haramikro yang diperlukan untuk fotosintesis: Mn, Fe, Cl, Zn dan V.2)Haramikro yang diperlukan untuk metabolisme nitrogen: Mo, B, Co dan Fe.3)Haramikro yang diperlukan untuk proses metabolik lain: Mn, B, Co, Cu dan Si.(Eugene P. Odum, 1993).Kebanyakan unsur tersebut, baik haramakro maupun haramikro juga diperlukan oleh binatang. Haramakro dan haramikro dibutuhkan dalam jumlah yang tidak sama untuk semua golongan organism. Banyak dari haramikro yang bertindak menyerupai vitamin sebagai katalisator. Logam-logam langka haramikro juga sering bergabung dengan senyawa organik membentuk metallo-activator seperti kobalt yang merupakan unsure penting vitamin B12 (Eugene P. Odum, 1993).

12Tumbuhan terutama membutuhkan berbagai ragam garam-garam biogenik, beberapa dalam jumlah yang relatif besar dan yang lainnya dalam jumlah sedikit, akan tetapi semuanya penting. Pada beberapa ekosistem terrestrial, garam biogenik merupakan faktor pembatas yang penting bagi produktivitas. Produktivitas dapat menurun bahkan berhenti jika suatu garam biogenik spesifik atau garam biogenik tunggal tidak lagi terdapat dalam jumlah yang mencukupi. Garam biogenik yang demikian disebut garam biogenik pembatas. Pada banyak ekosistem nitrogen dan fosfor merupakan garam biogenik pembatas utama (RA. Hutagalung, 2010).7.Arus dan TekananArus air tidak hanya mempengaruhi konsentrasi gas dalam air, tetapi juga secara langsung sebagai faktor pembatas. Misal perbedaan organisme sungai dan danau sering disebabkan oleh arus yang deras pada sungai. Tumbuhan dan binatang di sungai harus mampu menyesuaikan diri terhadap arus baik secara morfologis dan fisiologis. Di laut, tekanan air akan bertambah 1 atmosfer pada setiap penurunan kedalaman 10 meter. Pada bagian laut yang paling dalam, tekanan ini dapat mencapai 1000 atmosfer (RA. Hutagalung, 2010).8.TanahKomponen biotik dan abiotik sangat erat berhubungan dalam tanah, yang berdasarkan batasannya terdiri dari lapisan kulit bumi yang dilapukkan dengan organisme hidup dan hasil pembusukannya bercampur aduk. Tanah terdiri dari bahan induk, substrat geologi atau mineral yang mendasari dibawahnya, dan bahan organik dimana organisme dan produk yang dihasilkannya bercampur baur dengan butiran-butiran halus dari bahan induk yang terus berubah. Ruang-ruang antara butiran-butiran di isi gas dan air. Tekstur dan keberagaman tanah merupakan sifat yang sangat penting dan menentukan sebagian besar ketersediaan hara bagi tumbuhan dan binatang tanah (Soeraatmadja, 1987).9.Api sebagai Faktor Ekologi

13Api merupakan factor utama yang hampir merupakan bagian dari iklim normal pada kebanyakan lingkungan darat di dunia ini. Akibatnya komunitas biotic menyesuaikan diri dan mengimbangi factor ini seperti juga yang dilakukan terhadap temperature atau air. Kegagalan mengetahui bahwa ekosistem dapat beradaptasi terhadap api menyebabkan banyak kesalahan penanganan pada sumber daya alam. Api merupakan factor paling penting dalam daerah hutan dan padang rumput minakat beriklim sedang dan daerah tropic dengan musim kering (Eugene P. Odum, 1993).Dua tipe ekstrim kebakaran yang sering diperhatikan adalah crown fire yaitu kebakaran tajuk yang sering kali menghancurkan semua vegetasi dan surface fire yaitu kebakaran permukaan yang memunyai pengaruh yang sama sekali berbeda. Kebakaran-kebakaran permukaan melakukan pengaruh selektif dengan lebih membatasi beberapa organism dan menguntungkan organism lain yang memiliki toleransi tinggi terhadap api. Kebakaran permukaan ringan juga membantu bakteri dalam memecahkan tubuh tumbuhan lama sehingga membuat hara mineral lebih cepat tersedia bagi pertumbuhan tumbuhan baru. Kebakaran permukaan ringan juga membantu mengurangi bahaya kebakaran tajuk yang ganas dengan mengatur serasah-serasah mudah terbakar dalam jumlah minimum (Eugene P. Odum, 1993).MikroenvironmentPerbedaan-perbedaan regional dalam temperatur, kelembapan dan faktor-faktor lain adalah penting, tetapi juga perbedaan horizontal dan vertical secara local. Organisme yang mendiami habitat umum yang sama sebenarnya dapat hidup dibawah keadaan yang sangat berbeda. Konsep microenvironment merupakan istilah yang relative dapat merujuk pada daerah lingkungan langsung yang ditumbuhi tusam-tusam atau atau lumut di hutan. Pengkajian pada lingkungan mikro bersifat kritis dan memperkaya pendekatan pada organism secara sendiri-sendiri atau komunitas organism tersebut. Binatang-binatang sering kali memanfaatkan gradient lingkungan untuk mengatur mikroenvironmentnya sendiri dan memeliharanya pada tingkat konstan (Champbell, 2000).G.Indikator-indikator Ekologi

14Faktor-faktor tertentu sering kali menentukan jenis organisme yang dapat ditemukan di suatu tempat sehingga dapat diduga jenis lingkungan fisik dari organisme yang ada. Faktor-faktor ekologi secara tepat juga menggunakan organisme sebagai indikator dalam menjelajahi keadaan-keadaan baru atau menilai daerah-daerah yang luas. Faktor-faktor ini disebut indikator ekologi atau indikator biologi (Champbell, 2000).Beberapa pertimbangan penting indikator-indikator ekologi adalah sebagai berikut:o Pada umumnya jenis steno merupakan indicator yang lebih baik daripada eury untuk alasan yang jelas.oJenis besar biasanya merupakan indicator yang lebih baik daripada jenis kecil.oSatu jenis indikator tunggal harus didukung oleh bukti percobaan yang mungkin dan bukti lapangan yang membuktikan bahwa factor tersebut merupakan factor pembatas.oBanyak hubungan antara jenis, populasi, dan seluruh komunitas sering kali memberikan indicator yang dapat lebih dipercaya daripada satu jenis indikator tunggal, karena integrasi keadaan yang lebih baik dicerminkan oleh keseluruhan daripada sebagian. (Eugene P. Odum, 1993).

15BAB 3PENUTUP

A.KesimpulanSuatu organisme di dalam perkembangan dan pertumbuhannya akan ditentukan oleh bahan atau faktor penting yang ditemukan dalam keadaan minimum, faktor inilah yang disebut faktor pembatas.Adapun Hukum-hukum Faktor Pembatas:1. Hukum Mimimum Liebig2. Hukum Toleransi ShelfordKonsep Gabungan Faktor PembatasPokok perhatian pada konsep gabungan factor pembatas adalah untuk menemukan factor yang secara operasional nyata bagi organisme pada sementara waktu selama daur hidupnya. Kajian analisis lingkungan mengenai factor tersebut memiliki tujuan yaitu :1. Menemukan faktor-faktor mana yang secara operasional nyata dengan cara pengamatan, analisis, maupun percobaan.2. Menentukan bagaimana factor-faktor itu membawa pengaruhnya terhadap individu, populasi, atau komunitas, apabila hal itu memungkinkan.Faktor-faktor Fisik sebagai Faktor Pembatas1. Temperatur2. Cahaya Matahari3. Air4. Temperatur dan Kelembapan5. Gas-gas Atmosfir6. Garam-garam Biogenik: Haramakro dan Haramikro7. Arus dan Tekanan8. Tanah9. 16Api sebagai Faktor Ekologi

DAFTAR PUSTAKA

Campbell.2000.Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta: Erlangga.Hutagalung, RA.2010.Ekologi Dasar. Jakarta: Erlangga.Odum, Eugene P.1993.Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Soeraatmadja.1987. Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB.