· Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa...

53
PENDIDIKAN, PEMBINAAN GENERASI MUDA DAN KEBUDAYAAN NASIONAL

Transcript of  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa...

Page 1:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

PENDIDIKAN, PEMBINAAN GENERASI MUDA

DAN KEBUDAYAAN NASIONAL

Page 2:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.
Page 3:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

B A B XIV

PENDIDIKAN, PEMBINAAN GENERASI MUDA DANKEBUDAYAAN NASIONAL

A. PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN GENERASI MUDA

1. Pendahuluan

Kebijaksanaan-kebijaksanaan pokok pembangunan di bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda selama Repelita II meru- pakan penjabaran dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah dite -tapkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Kebijaksanaan-kebijaksanaan pokok tersebut sebagai suatu ke -bulatan diarahkan pada pemecahan secara mendasar sejumlah masalah pokok yang berkaitan satu sama lain. Masalah pokok tersebut menyangkut baik bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda itu sendiri maupun berbagai masalah di bidang-bidang pembangunan lainnya.

Untuk itu dilakukan berbagai kegiatan pembangunan dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan pokok sebagai berikut:(1) Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar untuk menam-

pung laju pertambahan kelompok-kelompok usia anak didik dan lulusan yang mencari tempat ditingkat pendidikan yang lebih tinggi.

(2) Pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan pada semua tingkat dan jenis pendidikan.

(3) Pengembangan sistim pendidikan yang lebih serasi (relevan) dengan pembangunan.

(4) Pemantapan pendidikan di luar sistim sekolah (pendidikan non-formal) dan usaha-usaha pembinaan generasi muda.

(5) Pengembangan efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan sehingga dapat diandalkan untuk melaksanakan pembaharuan pendidikan.

773

Page 4:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

a. Perluasan dan Pemerataan Kesempatan Belajar

Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, merupakan sua- tu penerapan azas keadilan sosial di bidang pendidikan. Usaha ter - sebut dilakukan terutama untuk SD dalam rangka memungkinkan tertampungnya 85% dari anak usia kelompok 7 — 12 tahun pada akhir Repelita II. Hal ini dilakukan dengan mengadakan pemba- ngunan gedung-gedung Sekolah Dasar baru di samping perbaikan kembali gedung sekolah yang ada (Sekolah Dasar Negeri dan Swasta serta Madrasah Ibtidaiyah Swasta). Kegiatan serupa dilakukan pula pada sekolah-sekolah lanjutan terutama pada SMP, SMA dan SPG.

Pembebasan dan penggantian Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) untuk Sekolah Dasar serta penyediaan bea siswa untuk sejum- lah pelajar dan mahasiswa, merupakan penunjang pula dalam usaha memperluas kesempatan belajar. Usaha perluasan kesempatan belajar di luar sekolah telah lebih dimantapkan terutama dengan mengem-bangkan bahan-bahan pengetahuan praktis di samping meningkatkan efisiensi dari berbagai jenis kursus ketrampilan dasar.b. Peningkatan Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan ditingkatkan dengan kurikulum baru yang lebih menjamin mutu pendidikan, penataran tenaga guru, penyediaan buku-buku pelajaran pokok dan buku perpustakaan, penyediaan per-alatan laboratorium (untuk SMP dan SMA) serta peralatan kerja prak- tek untuk STM. Perintisan pembaharuan pendidikan melalui sekolah pembangunan pada 8 IKIP dilanjutkan dengan pemantapan "modul". Di samping itu teknologi komunikasi pendidikan telah dimanfaatkan dalam bentuk penggunaan siaran radio pendidikan untuk penataran guru-guru SD.

Peningkatan mutu pendidikan tinggi diusahakan antara lain me- lalui program dokter, berbagai bentuk penataran peningkatan kemam-puan penelitian dan penyediaan sarana pendidikan seperti perpusta - kaan, laboratorium dan sebagainya.

c. Pembinaan Relevansi PendidikanKesesuaian sistim pendidikan dengan kebutuhan-kebutuhan pem-

bangunan berarti lebih mengkaitkan sistim pendidikan dengan kebi -

774

Page 5:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

jaksanaan pengembangan kesempatan kerja termasuk prakarsa lapang- an kerja oleh para lulusan sendiri.Dalam rangka ini pendidikan kejuruan dan teknik sangat penting dalam menghasilkan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pembangun- an. Demikian pula pendidikan tinggi mulai lebih banyak memberikan perhatian pada berbagai ,tingkat dan keahlian yang tidak mensyarat- kan gelar sarjana (sub-profesionil). Kuliah Kerja Nyata (KKN) dimak- sudkan pula sebagai kegiatan yang bermanfaat untuk menunjang rele- vansi pendidikan dengan pembangunan dan perkembangan masyara- kat.

d. Pemantapan Pendidikan di Luar Sekolah dan Pembinaan Gene- rasi MudaDi samping pendidikan di sekolah, pendidikan di luar sekolah

erat pula hubungannya dengan pembinaan generasi muda karena mem- berikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan praktis dan ke- trampilan dasar kepada anak didik yang kurang dapat memanfaatkan pendidikan sekolah. Kegiatan ini dilakukan atas dasar "bekerja dan belajar untuk menambah penghasilan". Di samping itu pendidikan di luar sekolah ditujukan pula untuk memelihara aksarawan dan meng- hasilkan aksarawan baru.

Kehidupan berorganisasi di kalangan generasi muda baik di ling- kungan sekolah dan kampus maupun di kalangan masyarakat luas juga dikembangkan, termasuk kepramukaan dan organisasi kepemuda- an lainnya. Demikian pula diberikan kesempatan untuk memanfaat- kan waktu secara produktif dalam rangka mempersiapkan diri untuk tanggung jawab yang lebih besar di masa mendatang, sekaligus me- ningkatkan partisipasi generasi muda dalam proses pembangunan. Untuk ini diusahakan fasilitas latihan ketrampilan, latihan kepemim- pinan, latihan olah raga dan rekreasi lainnya serta berbagai kesem- patan pengabdian kepada masyarakat.

e. Peningkatan Fasilitas dan Efisiensi Pengelolaan PendidikanDengan ditetapkannya susunan organisasi, perincian tugas dan

tata cara kerja segenap kesatuan pelaksanaan pendidikan, baik di

775

Page 6:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

pusat maupun di daerah telah dimantapkan sistim pengelolaan pendi-dikan. Demikian pula telah dipertegas tanggung jawab fungsionil di bidang pendidikan dan ditingkatkan pengawasan (supervisi) kegiatan pendidikan bark dalam arti teknis maupun yang menyangkut adminis - trasi keuangan.

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan(1) Pembinaan Pendidikan Dasar

Penyediaan tambahan tempat belajar pada SD telah dilakukan sejak akhir tahun 1973/74 melalui Program Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar (Inpres SD). Sampai dengan tahun 1977/78 telah di-bangun 16 ribu buah gedung SD baru dengan 6 ruang kelas, yaitu 6 ribu buah dalam tahun-tahun 1973/74 — 1974/75 dan 10 ribu buah dalam tahun-tahun 1975/76 — 1976/77, di samping 15 ribu ge- dung sekolah lagi dengan 3 ruang kelas dalam tahun 1977/78 yang dilanjutkan dalam tahun 1978/79. Oleh karena itu sampai dengan tahun 1977/78 tempat belajar tambahan yang tersedia pada SD men- capai 5,6 juta.

Di samping itu sampai dengan tahun 1977/78 dilaksanakan pula pembangunan 15 ribu ruang kelas baru pada SD yang sudah ada serta rehabilitasi 41 ribu gedung SD Negeri, SD Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta, termasuk 15 ribu buah dalam tahun 1977/78.

Sejak tahun 1973 jumlah murid SD telah bertambah dengan se- kitar 6,1 juta, yaitu dari 13,1 juta pada tahun 1973 menjadi sekitar 19,2 juta dalam tahun 1978.

Usaha peningkatan mutu pendidikan pada SD dilakukan teruta- ma melalui penambahan dan penataran guru, pengadaan buku pela - jaran dan buku bacaan/perpustakaan serta peningkatan kegiatan peng-awasan (supervisi) oleh para penilik sekolah.

Sejalan dengan pembangunan gedung-gedung SD tersebut, ke-perluan guru dan tenaga lainnya telah dipenuhi melalui pengang- katan 180 ribu guru kelas SD dan 16 ribu guru agama, termasuk 44 r ibu guru kelas dan 16 r ibu guru agama dalam tahun 1977/78.

Dalam rangka penggunaan buku pelajaran pokok baru yang telah dibakukan, sampai dengan 1977/78 sejumlah 1,2 juta tenaga guru telah mendapat penataran termasuk lebih dari 470 ribu guru dalam tahun 1977/78.

776

Page 7:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

Jumlah buku pelajaran pokok (Ilmu Pengetahuan Alam, Mate-matika, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Indonesia) yang telah dicetak dan dibagikan kepada semua SD (Negeri dan Swasta) sampai dengan tahun) 1977/78 berjumlah 193,2 juta, termasuk 58,9 juta dalam tahun 1977/78.

Di samping buku pelajaran, telah diusahakan pula pengadaan buku bacaan/perpustakaan untuk SD (Negeri dan Swasta). Sampai dengan tahun 1977/78 telah disediakan hampir 37 juta buku bacaan untuk SD termasuk 7,3 juta buah dalam tahun 1977/78.

Dalam tahun 1977/78 pembinaan pendidikan Taman Kanak- Kanak dilanjutkan antara lain melalui pengadaan sebanyak 15 ribu buku kurikulum TK dan 30 ribu buku pedoman guru. Kecuali itu untuk melaksanakan kurikulum yang disempurnakan, dilakukan pe-nataran sejumlah guru dan pembina TK. Selanjutnya untuk Taman Kanak-Kanak telah disediakan sebanyak 1.400 set alat-alat peraga. Guna meningkatkan mutu pendidikan, telah didirikan TKK Pembina sebanyak 2 sekolah yang akan diselesaikan secara keseluruhan dalam tahun 1978/79.

Pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB) pertama-tama ditekankan pada pengembangan kurikulum dan penataran guru serta pembina.

Dalam tahun 1977/78 dilanjutkan penyusunan naskah kurikulum dan pedoman guru. Penataran guru dan pembina SLB meliputi 490 guru dan pembina. Selanjutnya penyediaan alat-alat pendidikan telah dilanjutkan pula. Kecuali itu sejumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) telah direhabilitasi di samping pembangunan sebuah SLB baru.(2) Pembinaan Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama.

Pengembangan pendidikan tingkat lanjutan pertama (SLTP) ber-tujuan pertama-tama untuk meningkatkan mutu Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang disertai dengan perluasan daya tampungnya sehubungan dengan meningkatnya lulusan SD.

Keseluruhan murid SMP yang pada tahun ajaran 1974 tercatat sejumlah 1.328.000 telah meningkat menjadi sekitar 2.144.000 pada tahun 1978. Sedangkan jumlah murid SLTP secara keseluruhan (SMP dan sekolah-sekolah teknik/kejuruan tingkat lanjutan pertama) ada -

777

Page 8:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

lah 1.961.000 pada tahun 1974 telah meningkat menjadi 2.555.000 pada tahun 1978. Hal ini berarti bahwa pertambahan jumlah murid SLTP selama 4 tahun pertama Repelita II mencapai 594.000 murid termasuk pertambahan murid SMP sejumlah 816.000.

Jumlah lulusan SD yang dapat ditampung pada SLTP dalam tahun 1974 adalah 665.000 lulusan SD atau 58% dari keseluruhan 1.139.000 lulusan SD tahun 1973. Sedangkan dalam tahun 1978 jumlah tersebut adalah 924.000 lulusan SD atau 64% dari keseluruh- an 1.444.000 lulusan SD tahun 1977. Hal ini terutama dimungkinkan melalui pembangunan gedung baru SMP. Dalam tahun 1977/78 telah dibangun 121 gedung baru SMP (masing-masing 10 ruang kelas) dan 940 tambahan ruang kelas pada SMP yang ada.

Kesempatan belajar pada SLU (SMP dan SMA) telah ditunjang dengan pengangkatan guru baru sebanyak 6.000 guru dalam tahun 1977/78 sebagai hasil pendidikan tambahan khusus 1 tahun yang terbuka untuk lulusan SMA dan Sarjana Muda (PGSLP/PGSLA).

Mutu pendidikan SMP antara lain telah ditingkatkan melalui penataran guru, penyediaan buku pelajaran pokok dan melengkapi semua SMP dengan ruang-ruang laboratorium IPA beserta peralatan-nya. Peningkatan mutu pada SLTP telah pula dimantapkan dengan berlakunya kurikulum 1975 yang disebarluaskan.

Dalam tahun 1977/78 telah ditatar 4.011 guru SLU dan 1.046 guru terutama dalam bidang IPA dan Matematika. Usaha penataran guru tersebut di atas telah ditunjang oleh 9 Balai Penataran Guru (BPG). Jumlah buku pelajaran pokok SLU (SMP dan SMA) yang telah disediakan dalam tahun 1977/78 adalah 17.5 juta.

Penyediaan buku perpustakaan/bacaan pada semua SMP dan SMA, penyediaan alat ketrampilan dan alat kesenian serta olah raga, telah mendukung pula peningkatan mutu dan relevansi pendidikan SLU dalam tahun 1977/78.

(3) Pembinaan Pendidikan Lanjutan Tingkat Atas.Daya tampung SLTA dari sejumlah 725.000 murid pada tahun

1974 diperkirakan meningkat menjadi 1.226.000 pada tahun 1978. Selama 4 tahun terakhir ini terdapat kenaikan sebesar 501.000 atau 69%.

778

Page 9:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

Murid SMA meningkat dari 320.000 pada tahun 1974 menjadi 486.000 pada tahun 1978. Murid pada pendidikan kejuruan meningkat 326.000 pada tahun 1974 menjadi 561.000 pada tahun 1978. Sedang- kan murid SPG/SGO naik dari 79.000 pada tahun 1974 menjadi 179.000 pada tahun 1978. Hal ini berarti bahwa selama empat tahun terakhir terdapat kenaikan murid SMA sebesar 166.000 murid atau 52%, pendidikan kejuruan sebesar 235.000 atau 72% dan SPG/SGO sebesar 100.000 atau 127%.

a. Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Untuk melanjutkan perluasan kesempatan belajar, dalam tahun 1977/78 telah dibangun lebih dari 30 SMA dan 265 ruangan kelas baru. Serasi dengan perluasan fasilitas belajar telah diangkat guru baru sebanyak 2.300 orang. Untuk SLU (SMP dan SMA) telah dise- diakan sejumlah 17,5 juta eksemplar buku pelajaran.

Selanjutnya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dibangun ruang laboratorium beserta peralatannya pada setiap SMA. Usaha- usaha lainnya seperti pengangkatan/penataran guru dan pengadaan buku pelajaran serta buku perpustakaan dan penyediaan peralatan ke- senian dan olah raga telah pula dilanjutkan dalam rangka pembi- naan SLU (SMP dan SMA).b. Pembinaan Sekolah Teknik Menengah.

Peningkatan mutu pendidikan dan pemantapan daya tampung pada Sekolah Teknik Menengah telah dilakukan dengan merehabilitasi, memperluas dan melengkapi fasilitas pendidikan yang meliputi ba- ngunan, peralatan dan perlengkapan pendidikan lainnya, khususnya terhadap 8 buah STM Pembangunan (4 tahun); 45 STM yang ditun- jang dengan 5 Pusat Latihan Pendidikan Teknik (PLPT); 6 buah Se- kolah Menengah Teknologi Kerumahtanggaan (SMTK); dan 4 buah SMT Khusus (pertanian, grafika dan penerbangan). Dalam usaha tersebut termasuk penambahan ruang belajar sebanyak 367 ruang. Selanjutnya dilakukan pula pengadaan buku/diktat pendidikan tekno- logi berupa buku pelajaran teori dan praktek sejumlah 1,0 juta buah.

Dalam usaha menghasilkan jumlah guru yang bermutu maka FKIT-IKIP di Padang dan Yogyakarta terus disempurnakan. Kecuali

779

Page 10:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

itu penataran guru telah ditingkatkan melalui pengembangan pena- taran guru teknologi di Bandung.

c. Sekolah Kejuruan (SMEA dan Kejuruan lainnya).Salah satu sasaran utama sekolah menengah kejuruan adalah

menghasilkan lulusan yang terdidik, terlatih dan memiliki sikap po- sitip untuk bekerja, guna menunjang pelaksanaan pembangunan re- gional dan nasional. Untuk itu dalam tahun 1977/78 telah dilanjutkan pengembangan 45 SMEA Pembina, 22 SMKK, 7 SMPS, 2 SMIK, 6 SMSR, 14 SMKI dan 4 SMM.

Pengembangan sekolah-sekolah menengah kejuruan tersebut juga meliputi pengadaan buku pelajaran. Untuk SMEA dilakukan penga- daan buku sebanyak 1,2 juta eksemplar dan bagi sekolah kejuruan lainnya telah disediakan 800 ribu eksemplar. Kecuali itu telah dila- kukan penataran terhadap guru kejuruan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

d. Sekolah Pendidikan Guru.

Pembinaan pendidikan guru ditujukan kepada peningkatan mutu dan sekaligus peningkatan jumlah lulusan SPG. Dalam hubungan ini telah dilakukan rehabilitasi dan perluasan SPG termasuk asrama se- suai dengan kebutuhan daerah. Pada tahun 1977/78 telah direhabili- tasi dan diperluas sejumlah 27 SPG, 1 SGPLB dan 6 SGO. Selanjut- nya dalam tahun 1977/78 telah diterbitkan pula buku pelajaran pokok sebanyak 960.500 buah.

Guna menampung pertambahan murid yang terus meningkat, da- lam tahun 1977/78 dilanjutkan pengadaan dan pemerataan (pemin- dahan) guru sebanyak 108 orang dan penataran guru dan tenaga teknis sejumlah 317 orang. Sementara itu mulai tahun 1977/78 dilakukan pengadaan fasilitas pelajaran IPA (laboratorium) untuk 49 SPG, fasi- litas pelajaran matematika untuk 190 SPG dan pengadaan alat pela- jaran IPS sebanyak 90 SPG.

Ruang perpustakaan, ruang workshop telah disediakan untuk 13 SPG sedangkan pengadaan buku perpustakaan mencapai 40 ribu eksemplar.

780

Page 11:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

Kecuali itu dilanjutkan penyediaan alat kesenian, olah raga dan ke- trampilan.

(4) Pembinaan Pendidikan Tinggi

Untuk pembinaan pendidikan tinggi dalam tahun 1977/78 di- lanjutkan pengadaan perluasan fasilitas studi pada 39 Universitas/ Institut Negeri (ruang kuliah/kantor, ruang laboratorium dan ruang perpustakaan). Dalam hubungan ini perhatian diberikan terutama pada kelengkapan peralatan laboratorium, baik untuk keperluan pe- ngajaran maupun untuk penelitian. Untuk beberapa Universitas yang amat membutuhkan, telah dibangun kampus baru.

Guna menampung meningkatnya jumlah mahasiswa telah diper- luas fasilitas belajar. Pada tahun 1974 jumlah mahasiswa adalah 123.350 (46.050 bidang eksakta; 49.100 bidang-bidang non-eksakta; 28.200 bidang keguruan/pendidikan). Jumlah mahasiswa meningkat pada tahun 1978 menjadi 168.460 (55.270 bidang eksakta; 66.070 bidang non-eksakta; 47.120 bidang keguruan/pendidikan). Dengan demikian dalam empat tahun terakhir jumlah mahasiswa telah me- ningkat dengan 20% untuk bidang eksakta, 35% untuk bidang non- eksakta dan 67% untuk bidang keguruan/pendidikan.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam tahun 1977/78 telah disediakan buku pelajaran pokok sebanyak 62 ribu buku. Ke- cuali itu disediakan pula buku perpustakaan sejumlah 32 ribu buah sebagai pelengkap studi.

Kecuali itu dalam tahun 1977/78 telah ditatar 2 ribu orang dosen-dosen dari berbagai ilmu. Selanjutnya dalam tahun 1977/78 Kuliah Kerja Nyata telah diikuti oleh 5.000 lebih mahasiswa.

(5) Pembinaan Pendidikan Luar Sekolah (Pendidikan Non-

Formal)Usaha-usaha pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk me-

mulihkan aksarawan lama dengan melibatkan segenap warga masya- rakat. Hal ini disertai dengan penyediaan bahan-bahan belajar (Pa- ket A) yang mengandung unsur-unsur pendidikan yang esensiil di- samping mengandung bahan penerangan dan penyuluhan mengenai berbagai bidang pembangunan masyarakat. Kepada aksarawan-aksa-

781

Page 12:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

rawan baru diberikan kursus pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar. Bagi kaum wanita disediakan kesempatan meningkatkan pe- ngetahuan dan ketrampilan terutama dalam rangka kesejahteraan ke- luarga. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan non-formal ini diusaha- kan melalui kelompok-kelompok belajar dengan menggali sumber- sumber yang terdapat dalam masyarakat sendiri.

Dalam tahun 1977/78 telah dilakukan kursus untuk 120 ribu peserta dalam berbagai pengetahuan dasar dan berbagai jenis kursus kejuruan dan 301.850 orang yang mengikuti pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat dalam berbagai jenis kejuruan. Di samping itu dilakukan penataran terhadap 674 pamong kelompok belajar.

Berbagai bahan pendidikan dalam bentuk buku, majalah, bul- letin, dan lain-lain telah diterbitkan sebanyak 1,7 juta eksemplar. Prasarana fisik ditingkatkan pula dengan memperluas pusat-pusat la- tihan pendidikan masyarakat.

(6) Pembinaan Bakat dan PrestasiUntuk membina bakat dan prestasi anak didik diberikan bea-

siswa kepada siswa SD (kelas V dan VI) SLTP (kelas II dan III), SLTA (kelas II dan III) dan mahasiswa (tingkat I sampai dengan tingkat V), khususnya siswa dan pelajar yang menunjukkan prestasi tinggi. Dalam hubungan ini dipertimbangkan pula keadaan sosial- ekonomi orang tua mereka masing-masing.

Dalam tahun 1977/78 diberikan beasiswa sebanyak 6.609 un- tuk SD; 3.275 bea siswa untuk SLTP; untuk tingkat SLTA sebanyak 3.624 siswa dan kepada 2.057 mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta. Di samping itu khusus untuk mahasiswa telah diberikan pula 2.246 beasiswa lagi terutama untuk bidang-bidang studi yang langka peminatnya.

(7) Pembinaan Generasi Muda

Pembinaan generasi muda sebagai tunas-tunas bangsa ditujukan agar mereka dapat menjadi generasi yang lebih baik, lebih bertang- gung jawab dan lebih mampu mengisi dan membina kemerdekaan

782

Page 13:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

bangsa. Bentuk-bentuk dan cara-cara kegiatan pembinaan diusaha - kan agar dapat diterima oleh generasi muda itu sendiri. Kegiatan pembinaan meliputi gerakan pramuka dan berbagai organisasi un- tuk meningkatkan kegiatan produktif dan kesegaran jasmani yang bersifat kreatif. Hal ini dilakukan melalui penyediaan berbagai la - tihan, bimbingan dan rangsangan untuk melaksanakan sendiri pro- yek-proyek sederhana dan lewat berbagai kesempatan kerja yang terbuka.

Dalam tahun 1977/78 telah dilaksanakan pembentukan unit kerja produktif yang mengikut-sertakan 6.900 orang, penataran pem- bina pemuda/pimpinan organisasi sebanyak 1.445 orang, pengirim- an dan penerimaan pemuda ke dan dari Kanada sebanyak 150 orang, proyek perintis KEJAR (Kerja sambil Belajar) sebanyak 170 orang dan pertukaran pemuda antar propinsi sebanyak 170 orang.

Selanjutnya diberikan pula bantuan kepada Pramuka dalam bentuk pembangunan 8 bush Pusat Kegiatan Latihan Pramuka (Ca- dika). Di samping itu diselenggarakan kursus/seminar yang diikuti 200 orang dan pengadaan buku pegangan sebanyak 2.500 eksemplar. Kecuali itu diberikan pula bantuan terhadap Munas Gerakan Pra- muka.

Sementara itu dalam tahun 1977/78 diberikan bantuan bagi KNPI Pusat dan Daerah untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan.

(8) Pembinaan OlahragaPertandingan dan perlombaan olah raga pelajar (POPSI) se-

kolah lanjutan dan umum, pengadaan paket-paket alat olah raga un- tuk tingkat propinsi dan kabupaten, serta pembinaan prestasi olah raga dengan pemberian bantuan kepada KONI dan PON, diseleng-garakan dalam tahun 1977/78 dengan tujuan untuk memasalkan kegiatan olah raga.

Pertandingan pelajar/mahasiswa dalam tahun 1977/78 me- libatkan 143 ribu orang sedangkan olah raga masal diikuti oleh 44.850 orang pada tahun 1977/78. Di samping itu dilakukan kegiat- an penerbitan keolah ragaan sebanyak 10 ribu eksemplar.

783

Page 14:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

Untuk mengembangkan kegiatan KONI telah dibantu penataran pelatih olah raga sebanyak 1.612 orang, penyelenggaraan pemusatan persiapan Asian Games VIII dalam 7 cabang olah raga, pengiriman pelatih olah raga sebanyak 41 orang keluar negeri, pertandingan olah raga nasional/internasional sebanyak 25 kegiatan dan penyelenggara- an ceramah/workshop/seminar/simposium sebanyak 5 kegiatan.

Berbagai percobaan pembinaan kesegaran jasmani dilakukan an- tara lain berupa pengukuran laboratoris tentang hubungan olah raga/ kegiatan fisik dengan kemampuan statis dan dinamis terhadap 4.031 orang, pengukuran anthropometris untuk menginventarisasikan jenis gerak kerja yang sesuai dengan tipe/konstitusi tubuh sebanyak 25.254 orang, melakukan test tentang kemampuan dinamis dan analisa ter - hadap 162 olahragawan, mengadakan penelitian eksperimental/labo-ratoris tentang pengaruh fisik terhadap kemampuan dinamis terhadap 714 orang. Telah dipersiapkan pula bentuk latihan yang dapat me-ningkatkan kemampuan dinamis dalam latihan senam pagi Indonesia, standard test/bahan pedoman ketrampilan cabang olah raga dan kesegaran jasmani/erobika, serta standard lingkungan sekolah yang sehat.

Selanjutnya telah diteliti pula sikap murid mengenai pendidikan kesehatan dan keselamatan, pemeliharaan kesehatan, kehidupan ling-kungan yang sehat dan kegiatan rekreasi yang dijalankan baik oleh anak-anak maupun masyarakat setempat.

(9) Pengembangan Sistem Pendidikan

Untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional yang efektif, efisien dan relevan dengan tujuan pembangunan dan tujuan nasional telah dikembangkan berbagai langkah guna pembaharuan sistem pen-didikan. Kegiatan ini mencakup pemantapan sistem informasi penge-lolaan pendidikan dengan jalan pengumpulan-pengumpulan, pengolah-an, analisa penyajian dan penyebaran data, informasi, statistik dan sebagainya. Informasi ini dipergunakan bagi perencanaan dan pengam-bilan keputusan lainnya. Sampai saat ini telah dilakukan usaha untuk membina sistem data informasi yang lebih efisien dengan standardisasi

784

Page 15:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

laporan, koordinasi pengumpulan data, penggunaan komputer dalam pengolahan dan analisa data serta berbagai penataran dalam data informasi.

Di samping itu dilakukan pula penelitian dan penilaian terhadap sistem pendidikan yang sedang berjalan. Melalui kegiatan ini diharap -kan dapat diperoleh informasi yang bisa dipergunakan untuk perbaik- an sistem pendidikan secara menyeluruh. Berbagai penelitian telah dilakukan yang mencakup bidang pendidikan dan kebudayaan. Selama tahun 1977/78 telah diselesaikan sejumlah penelitian dan penilaian sebanyak 61 buah dan pada tahun 1978/79 direncanakan 14 buah. Kegiatan tersebut mencakup antara lain mengenai pendidikan non-formal, kurikulum pendidikan guru, pendidikan olah raga, pendidikan kesenian, sejarah pendidikan swasta, kesesuaian sistem pendidikan dengan sektor tenaga kerja, biaya pendidikan pembinaan kebudayaan, survey SD (kelas VI, pendidikan agama, kebudayaan, olah raga dan putus sekolah.

Terhadap Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, Proyek Paket Buku, STM Pembangunan, Penataran guru IPA SMP, Proyek Pem- binaan Pendidikan Dasar, penataran pengawas dan monitoring pelak-sanaan kurikulum 1975 untuk SMP dan SMA, telah dilakukan peni- laian yang saksama.

Sementara itu berbagai proyek perintis dikembangkan untuk kemudian dilaksanakan sepenuhnya setelah mengalami percobaan di lapangan dan penyempurnaan selanjutnya. Proyek ini mencakup an- tara lain Proyek Perintis Sekolah Pembangunan di 8 IKIP, perencana- an integral pendidikan daerah di Jawa Timur dan Sumatera Barat, pendidikan luar sekolah dengan mempergunakan simulasi di Malang, proyek Pamong di Solo dan Bali, Sistem Kegiatan Belajar Masyarakat di Ujung Pandang dan Indramayu, pengembangan sistem karir dan prestasi kerja dan jaringan penelitian di Sumatera Barat dan Jawa Timur. Juga dikembangkan Proyek Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk mengembangkan radio dan televisi sebagai sarana pendidikan. Kecuali itu dilakukan studi pra -investasi untuk pengembangan berbagai komponen pendidikan yang mencakup pendidikan guru, pendidikan luar sekolah, paket buku dan pendidikan tinggi.

785

Page 16:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

TABEL XIV – 1JUMLAH MURID DAN MAHASISWA, 1973 – 1978 *)

(dalam ribuan)

786

Page 17:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

GRAFIK XIV - 1

JUMLAH MURID DAN MAHASISWA, 1974— 1978

787

Page 18:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

788

Page 19:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

TABEL XIV – 2PROGRAM PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR,

1973/74 – 1977/78No. Kegiatan 1973/74 ¹) 1974/75 ¹) 1975/76 ¹) 1976/77 ¹) 1977/78 ¹)

Sekolah Dasar1. Pembangunan gedung SD (3

ruang kelas)6.000 6.000 10.000 10.000 15.000

2, Rehabilitasi gedung SD 17 - 10.000 16.000 15.0003. Pengangkatan guru baru 18.000 18.000 40.000 60.000 60.0004. Penataran guru dan pembina 6.053 106.000 231.000 372.000 470.4135. Pengadaan buku pelajaran

pokok 25.840.000 4.544.000 43.823.000

60.000.000 58.960.000

6. Pengadaan buku bacaan/ perpustakaan 6.600.000 6.900.000 7.313.800 8.600.000 7.313.800

7. Pengadaan alat peraga pelajaran (set) 20.000 24.960

8. Penyediaan sarana peng-angkutan untuk pembina (Roda 2) 772 3.130 2.650 - -

1) Tahun Ajaran, (Bukan tahun Anggaran)2) Angka-angka s/d Desember 1977.

789

144,740

Page 20:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

TABEL XIV – 3BUKU PELAJARAN POKOK 1974/75 – 1977/78

(dalam rupiah)

790

Page 21:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

TABEL XIV - 4

PENGADAAN BUKU-BUKU PERPUSTAKAAN DAN MAJALAH,1974/75 - 1977/78

(Eksemplar)

1974/751) 1975/761) 1976/77 1) 1977/78 ²)No. P r o g r a m

Buku Per-pustakaan

Majalah Buku Per-pustakaan

Majalah Buku Per-pustakaan

Majalah Buku Per-pustakaan

Majalah

1. Pendidikan Dasar 6.900.000 402.828 7.313.300 - 8.600.000 - 7.313.800 -

2. Pendidikan Lanjutan 412.500 1.000 978.850 225.600 422.100 - 1.040.200 525.000

a. SMP DAN SMA 410.000 - 935.850 225.600 315.600 - 1-000.000 525.000b. STM, SMEA, SKKA - - 38.000 - 14.700 - - -

c. SPG 2.500 1.000 5.000 - 91.800 - 40.200 -

3. Pendidikan Tinggi 19.550 7.000 10.590 24.500 10.315 24.500 30 152 -

4. Pengembangan Bahasa danSastra serta Perbukuan dan 82.400 48.000 82.000 120.000 - 120.000 - -

5.

Majalah Pengetahuan

Pengembangan Perpustakaandan Perbukuan serta Majalah - 124.000 229.402 -- 17.200 290.200 416.514 34.000

6.

Pengetahuan

Pengembangan Generasi Mudadan Pengembangan Pendi- 227.100 - 323 900 60.000 163.500 68.000 19.500 68.000dikan Masyarakat

J u m l a h 7.641.550 582.828 9.942.542 430 .100 9.213 115 502.700 8.820.166 627.000

1) Angka-angka diperbaiki

2) angka-angka s/d Desember 1977

Page 22:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

791

Page 23:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

TABEL XIV - 5

PENETAPAN PERSONIL, 1974/75 - 1977/78 ( orang. )

No. K e g i a t a n 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78

I. TENAGA TEKNIS EDUCATIF 111.984 241.030 383.659 464.000

1. Pendidikan Dasar 105.994 231.200 372.000 470.4132. Pendidikan Lanjutan 2.072 5.675 6.565 7.176

a. Pendidikan Menengah Umum 832 3.785 5.000 5.878b. Pendidikan Menengah Teknik

dan Kejuruan 806 1.057 1.250 801

c. Pendidikan Guru dan TenagaTeknis 384 833 315 497

3. Pendidikan Tinggi 1.084 1.086 1.505 2.040 x)

a. Ilmu-ilmu Pertanian, Science &Teknologi dan Ilmu Kedokteran 564 398 351 475

b. Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya 333 554 376 510

c. Ilmu Pendidikan Keguruan 187 134 171 230

d. Tenaga Teknis - - 807 825

4. Pendidikan Olah Raga, PendidikanMasyarakat dan Kepemudaan 2.854 2.869 3.504 4.461

a. Pendidikan Olah Raga 835 993 1.642 1.744

b. Pendidikan Masyarakat 841 723 462 717

c. Pendidikan Kepemudaan 1.158 1.153 1.400 2.000

5. Pengembangan Sistim Pendidikan 50 200 85 -

II. TENAGA ADMINISTRATIF 664 1.707 900 717

J u m I a h 112.648 242.737 384.559 484.807

Catatan .

x) Angka-angka sementara.

Page 24:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

792

Page 25:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

GRAFIK XIV – 2PENATARAN PERSONIL, 1974/75 – 1977/78

793

Page 26:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

B. KEBUDAYAAN NASIONAL

1. PendahuluanPembinaan dan pemeliharaan kebudayaan ditujukan untuk mem-

perkuat kepribadian bangsa, serta kebanggaan dan kesatuan nasional. Dalam rangka ini pula dipupuk pertumbuhan kebudayaan daerah untuk memperkaya dan memberi corak kebudayaan nasional. Ber- samaan dengan itu bahasa nasional dan karya kesusasteraan yang bermutu terus dikembangkan.

Dalam rangka pembangunan kebudayaan nasional dicegah tum-buhnya nilai-nilai sosial budaya yang bersifat feodal. Selain itu di -usahakan pula untuk memberi kemampuan kepada masyarakat guna menyerap nilai-nilai dari luar yang positif serta meningkatkan kerja sama dalam bidang kebudayaan dengan bangsa lain, khususnya negara-negara ASEAN:

Sebagai kelanjutan kegiatan tahun-tahun sebelumnya, pembangunan di bidang kebudayaan dalam tahun 1977/78 meliputi usaha-usaha sebagai berikut :a. Penyelamatan, pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah ke-

budayaan nasional serta kebudayaan daerah;b. Pengembangan serta pendidikan kebudayaan dan kesenian In-

donesia;c. Pengembangan bahasa dan kesusasteraan Indonesia;d. Pengembangan perbukuan dan majalah pengetahuan.

2. Pelaksanaan kegiatan pembangunan dan hasil yang dicapai.a. Penyelamatan, pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah ke-

budayaan nasional dan daerah.Dalam tahun 1977/78 dilanjutkan usaha untuk menyelamatkan

warisan sejarah, khususnya peninggalan purbakala di berbagai wila - yah.Usaha tersebut meliputi benda-benda seni rupa, benda kesenian, alat perlengkapan rumah tangga dan alat perhiasan kuno dan lain-lain. Dalam rangka ini pendidikan tenaga arkeologi diberbagai bidang ke -ahliannya mendapat perhatian dalam tahun 1977/78.

794

Page 27:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

Hasil-hasil yang dicapai diharapkan meningkatkan kegairahan ke-hidupan kebudayaan daerah yang berkembang ke arah kesadaran budaya nasional.

Kecuali itu diberikan perhatian pula terhadap warisan sejarah yang mengandung nilai perjoangan dan kebanggaan nasional, termasuk perjoangan wanita, sehingga dapat dihayati terutama oleh generasi muda.

Usaha penyelamatan, pemeliharaan dan pengembangan warisan budaya dalam tahun 1977/78 dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

(1) Inventarisasi peninggalan purbakala.

Tenaga kepurbakalan telah ditingkatkan antara lain melalui pe-nataran sebanyak 305 orang ahli kepurbakalaan. Di samping itu di -lakukan juga penataran dalam bidang permuseuman sebanyak 162 orang. Sementara itu telah dilakukan inventarisasi kembali benda- benda kepurbakalaan yang pernah dilakukan pada tahun 1914-1915 yang meliputi 1.166 situs mencakup 26 propinsi termasuk DKI- Jakarta.

(2) Penelitian dan Penggalian Peninggalan Purbakala.

Selama Repelita II telah dilakukan penelitian kepurbakalaan ma- sa pra-sejarah di Jawa Barat (Parigi/Jampangkulon, Cijulang), Jawa Tengah (Wonogiri, Brebes), Jawa Timur (Surabaya Utara dan Pegu-nungan Kendeng), Bali (Denpasar dan Gilimanuk), Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya. Selain dari pada itu telah diadakan penggalian purbakala di Jawa Barat (Plered), Jawa Tengah (Sangiran, Matesih dan Batang), DI — Yogyakarta (Gunung Wingko), Jawa Timur (Parengan), Bali (Gilimanuk), Nusa Tenggara Barat (Lombok : Gunung Piring), Nusa Tenggara Timur (Flores dan Kupang), Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Penelitian arkeologi klasik dilakukan di Jawa Timur (Trowulan dan Madura), Bali (Gia- nyar, Buleleng dan Bangli), Sumatra Selatan (Kota Cina), Riau (Muara Takus).

795

Page 28:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

Sementara itu dilanjutkan pula penelitian dan penggalian arkeolo- gi Islam didaerah Jawa Barat (Banten), Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Aceh dan terhadap naskah-naskah Islam di Jawa Barat (Kuningan/Cirebon). Survai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

Laboratorium penelitian purbakala telah dibangun di Jakarta se- luas 2028 m2. Sementara itu dikembangkan pula kerja sama penelitian purbakala dengan Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Udayana dan Institut Teknologi Bandung.

(3) Permuseuman.

Hingga tahun 1977/78 telah dibangun sebanyak 23 museum di-seluruh Indonesia. Kecuali itu akan selesai pada akhir 1978/79 se - banyak 5 museum, yaitu di Jawa Timur (Surabaya), Sumatra Barat (Padang), Maluku (Ambon), Kalimantan Selatan (Banjarmasin) dan Jawa Barat (Bandung).

(4) Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Purbakala.

Dalam rangka pembinaan clan pemeliharaan peninggalan purba- kala telah dilakukan pemugaran Taman Purbakala, Kraton/puri, Pura/mesjid, rumah adat, makam dan gedung bersejarah diberbagai daerah di seluruh Indonesia. Hingga akhir tahun 1977/78 telah dipu- gar 5 mesjid agung, diadakan rehabilitasi dan pemugaran rumah adat di Sumatra Barat (Bukit Tinggi), Sumatra Utara (Tapanuli : Kampung Lingga), dan Sulawesi Selatan (Toraja).

Makam kuno yang telah dipugar adalah 3 pemakaman kuno di Sulawesi Selatan, 2 makam Islam di Jawa Timur, 1 makam Islam di Sumatra Selatan (Gending Suro), makam Kiyai Maja di Sulawesi Utara (Tondano), makam Seloparang di Nusa Tenggara Barat, makam dan kraton di Kalimantan Barat (Pontianak) serta makam di Aceh (Lhokseumawe). Taman Purbakala yang telah dipugar sampai dengan tahun 1977/78 adalah 5 Taman Purbakala masing-masing di Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Sumatra Utara, Aceh dan Sula- wesi Utara.

796

Page 29:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

Gedung bersejarah yang telah dipugar adalah gedung Linggarjati dan Gedung Merdeka di I3andung (Jawa Barat). Dalam tahun 1977/ 78 suatu feasibility study sedang dilaksanakan tentang kemungkinan rehabilitasi/replika Gedung Proklamasi di Jakarta.

Candi Borobudur hingga akhir tahun 1977/78 mengalami pem-bongkaran kembali meliputi 6.500 m3 batu candi, sedangkan pemusatan pekerjaan pada sisi Utara dan Selatan telah mencapai 5.600 m3

(70% selesai) dan konservasi batu sejumlah 6000 m3 (80% selesai). Pemugaran Candi Borobudur mengalami kemajuan pesat, sedangkan pelaksanaannya makin didasarkan atas kemampuan sendiri, bahkan sejak Juni 1977 pemugaran Candi Borobudur dilakukan sepenuhnya oleh tenaga Indonesia sendiri. Kompleks Borobudur dijadikan pula Pusat Pendidikan dan Latihan pemugaran kepurbakalaan untuk ke-pentingan regional dalam rangka SEAMEO dan ASEAN. Selain itu pemugaran dalam tahun 1978 dilanjutkan dengan survai arkeologi, pembongkaran, pekerjaan laboratorium dan lain-lain.

Dalam hubungan ini akan dilanjutkan pemugaran kompleks megalitik di Sulawesi Tenggara (Palo), Sulawesi Utara (Goronttalo), Sulawesi Selatan ,(Baton) serta Kalimantan Selatan (Candi Agung).

(5) Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah

Hasil yang telah dicapai hingga akhir tahun 1977/78 adalah sebanyak 326 naskah tentang berbagai bidang yang meliputi: sejarah daerah (umum) dan tematik seperti sejarah kebangkitan nasional, zaman pendudukan Jepang, zaman revolusi fisik, adat istiadat daerah seperti upacara perkawinan, sistem gotong royong dan masyarakat desa; geografi budaya daerah yang menjelaskan tentang pengaruh migrasi penduduk terhadap perkembangan kebudayaan dan potensi kebudayaan dalam wilayah pembangunan; penelitian cerita rakyat telah menghasilkan antara lain ensiklopedi musik/tari daerah, ceri- tera rakyat daerah, sejarah kesenian Indonesia, permainan rakyat yang mengandung nilai kepahlawanan dan ketangkasan, pencatatan dan penterjemahan naskah lontar daerah, penterjemahan etnografi asing ke bahasa Indonesia dan lain-lain. Hingga akhir tahun 1977/78 telah ditatar sebanyak 126 peneliti dalam bidang penelitian dan pencatatan kebudayaan daerah.

797

Page 30:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

b. Pendidikan dan Pengembangan Kesenian.

Hingga akhir tahun 1977/78 telah dilakukan inventarisasi dan penelitian terhadap buku pelajaran kesenian serta metode pengajaran dan buku bacaan kesenian di sekolah umum. Juga telah disusun naskah metode pendidikan kesenian untuk sekolah umum, penyem-purnaan metode pendidikan kesenian di berbagai bidang, standar - dinasi kriteria tenaga guru pendidikan kesenian serta siaran melalui TVRI. Di samping itu dikembangkan alat-alat pendidikan kesenian dengan pembuatan prototipe dari bahan murah, seperti seruling diatonis dan pentatonis.

Dalam rangka peningkatan penghayatan seni budaya telah diadakan pekan pedalangan, pekan dalang bocah, pameran seni dan pekan lomba menyanyi yang mengikut sertakan remaja maupun para ibu. Di samping itu telah di ikutsertakan dan dibina organisasi- organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang kesenian serta peningkatan mutu tenaga pengajarnya.

Persiapan pembangunan gedung Wisma Seni Nasional mencapai tahap penyempurnaan disain gedung dan rencana susunan organisasi serta fungsi Wisma Seni Nasional. Untuk memberikan penghargaan kepada seniman yang berprestasi, diusahakan penyusunan penentuan kriteria penilaian karya dalam berbagai bidang seni.

c. Pengembangan Bahasa dan Kesusastraan

Guna meningkatkan mutu di bidang kebahasaan, hingga akhir tahun 1977/78 telah ditatar sebanyak 218 orang antara lain dalam bidang spesialisasi dialektologi, leksikografi, terjemahan dan sosio -linguistik. Guna meningkatkan minat terhadap bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia dan Daerah, telah diselenggarakan sayembara menga-rang dalam bahasa Indonesia secara nasional, yang diikuti oleh guru-guru SD, murid SD murid SL dan mahasiswa. Di samping itu telah diberikan sebanyak 156 beasiswa dalam bahasa Indonesia kepada mahasiswa dari jurusan sastra dan bahasa Indonesia.

798

Page 31:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

Selain itu telah diterbitkan pula berbagai kamus bahasa daerah dan bahasa Indonesia, seperti Kamus Mandar-Indonesia, Kamus bahasa Jawa Banten-Indonesia, Kamus Bugis-Indonesia, Kamus Gorontalo-Indonesia, Kamus Batak-Toba-Indonesia, Kamus Madura-Indonesia, Kamus Banjar-Indonesia, Kamus Biak-Indonesia, Kamus Angkola/Mandailing-Indonesia, Kamus Dairi-Pak-pak-Indonesia dan lain-lain. Selain itu telah disusun Kamus Eka Bahasa Indonesia, Kamus Administrasi, Kamus Biologi, Kamus Geografi, Kamus Ilmu Pengetahuan Sosial, Kamus Kesenian, Kamus Kimia Organik, Kamus Kimia Umum, Kamus Linguistik, Kamus Pertanian, Kamus Psikologi dan Kamus Sejarah.

d. Pengembangan Perbukuan dan Majalah Pengetahuan

Perbukuan dan majalah pengetahuan dikembangkan untuk me- rangsang minat dan kegemaran membaca di kalangan masyarakat luas. Dalam hubungan ini telah diberikan bantuan pengisian perpustakaan kepada 19 Perpustakaan tingkat propinsi, pengadaan 14 perpusta- kaan keliling sebagai percontohan/perintisan yang melayani berbagai wilayah di Jakarta dan Jawa Barat. Pula telah dimulai pembinaan perpustakaan tingkat desa pada 7 desa di Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat).

Di samping itu berbagai perpustakaan masyarakat (swasta) juga telah memperoleh bantuan, antara lain perpustakaan wanita di Jakarta. Untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan telah diadakan pula pendidikan dan penataran dalam berbagai ketrampilan dan keahlian perpustakaan, yang telah melibatkan berbagai pustakawan baik lem- baga swasta maupun pemerintah. Dalam hubungan ini pendekatan terintegrasi diusahakan sebanyak mungkin, sebagaimana juga pengem- bangan perpustakaan di tingkat kabupaten antara lain diadakan melalui Pus Pen Mas (Pusat Penerangan Masyarakat). Kecuali itu telah diadakan pula suatu evaluasi terhadap pelayanan perpustakaan sekolah yang dilaksanakan oleh IKIP — Jakarta yang bekerja sama dengan IKIP — Malang serta Universitas Padjadjaran.

799

Page 32:  · Web viewSurvai Paleo-ekologi dan radiometri telah diada- kan di empat (4) daerah yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah (Sangiran), Jawa Timur (Gunung Pandan) dan Sulawesi Selatan.

Suatu standardisasi perpustakaan untuk berbagai perpustakaan telah diciptakan, seperti untuk perpustakaan universitas, sekolah, dan perpustakaan umum. Selanjutnya kegiatan pembinaan perpustakaan telah dilaksanakan meliputi kegiatan perpustakaan perintis bagi sekolah di Semarang, Medan dan Menado, pembinaan perpustakaan umum tingkat desa (Sukabumi), pembinaan perpustakaan keliling serta perpustakaan umum di DKI — Jakarta.

800