· Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai...

101
INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN

Transcript of  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai...

Page 1:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN

Page 2:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

B A B VIII

INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN

A. INDUSTRI

1. PendahuluanSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan

moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri.

Gejala yang timbul dari resesi ekonomi dunia tersebut adalah menurunnya volume ekspor barang-barang tradisionil, seperti kayu glondongan (log), karet dan lain-lain yang mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini kemudian berpengaruh pada daya beli masyarakat dan akhirnya kepada pemasaran barangbarang produksi dalam negeri.

Sebaliknya harga barang-barang modal meningkat dengan menyolok, sehingga biaya investasi melonjak. Dengan demikian beberapa proyek mengalami pengunduran waktu penyelesaian. Untuk menang-gulangi kesulitan tersebut Pemerintah telah mengambil berbagai kebijaksanaan dan disertai dengan adanya landasan yang telah dicapai selama Pelita I di sektor industri, sehingga kemajuan dan perkembangan di bidang industri dapat dipertahankan momentumnya.

Peningkatan volume produksi dapat dilakukan dengan adanya pabrik-pabrik baru dan usaha perluasan pabrik yang mulai berproduksi. Demikian pula terjadi barang-barang baru yang dihasilkan industri dalam negeri bertambah. Beberapa tahun terakhir ini perkembangan industri dalam negeri

331

Page 3:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

secara bertahap mulai merobah pola ekspor Indonesia. Jenis-jenis dan jumlah hasil produksi industri dan kerajinan dalam negeri yang diekspor semakin bertambah. Di samping itu bersamaan dengan kebijaksanaan perlindungan industri dalam negeri, telah diadakan usaha-usaha perlindungan konsumen, melalui pengawasan mutu barang.

Page 4:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Di samping kemajuan-kemajuan tersebut di atas perlu diakui bahwa beberapa jenis industri belum lagi berkembang.

Gambaran mengenai perkembangan berbagai sektor industri se-lama tahun 1975/76 dapat diikuti dalam uraian di bawah ini.

2. Industri Pangan, Kulit, Pengolahan Kayu dan Aneka Industri Lainnya

Dari kelompok industri ini yang menunjukkan perkembangan yang cukup pesat ialah industri perkayuan. Hal ini tercermin dari jumlah penanaman modal pada industri perkayuan industri pengger-gajian kayu (102 proyek), industri plywood (13 proyek), industri pengolahan kayu yang menghasilkan bahan bangunan (moulding) sebanyak 21 proyek dan korek api (7 proyek). Dengan demikian maka pengarahan untuk mengutamakan pengolahan lebih lanjut dari bahan kayu mulai terwujud. Perlu dimaklumi bahwa proyek-proyek yang tersebut di atas termasuk golongan industri yang banyak menyerap tenaga kerja.

Untuk industri kulit, diharapkan adanya laju pertumbuhan yang cukup tinggi. Namun sampai dengan tahun 1975/76 angka investasi di bidang industri kulit dan barang-barang kulit masih rendah. Dalam hubungan ini perlu dicatat bahwa sejak diadakan peraturan penghen-tian ekspor kulit mentah, industri ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Kurang lebih 80% dari jumlah produksi barangbarang kulit dalam negeri untuk keperluan alas kaki. Jenis-jenis hasil industri kulit yang diekspor meningkat pula.

Industri makanan yang mengolah bahan baku hasil pertanian dalam negeri tidak menunjukkan

332

Page 5:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

perkembangan yang berarti. Hal ini terutama dialami oleh industri yang berproduksi baik untuk keperluan ekspor maupun dalam negeri, misalnya industri minyak ke-lapa dan minyak goreng. Masalah pokok dari jenis industri ini adalah penyediaan, pengangkutan dan pengumpulan serta penyimpanan bahan baku yang diperlukan. Jika pengadaan bahan baku ini ditangani oleh industri yang bersangkutan, akan diperlukan investasi yang lebih

Page 6:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

besar. Sebaliknya jika tidak, maka jaminan kontinuitas penyediaan bahan baku tidak ada.

Industri pangan lainnya menunjukkan perkembangan yang tetap. Dalam hubungan ini perlu diberikan perhatian bahwa beberapa jenis industri sudah mencapai kejenuhan sehingga penambahan pemberian perizinan baru akan berakibat adanya kelebihan kapasitas. Jenis-jenis industri yang dimaksud ialah industri susu kental, glukose dan bumbu masak vetsin.

Dalam industri minuman dapat dicatat tambahan produksi bir dengan dibukanya 2 perusahaan baru. Diharapkan peningkatan ekspor maupun pengurangan impor dalam jenis minuman ini. Indus-tri rokok putih menunjukkan keadaan pasaran yang kurang tetap dengan adanya penurunan produksi sebesar 4%, yakni dari 21.865 juta batang di tahun 1974 menjadi 20.992 juta batang di tahun 1975/ 76. Penurunan ini terutama berasal dari produksi pabrik-pabrik yang berafiliasi internasional.

Sebaliknya beberapa pabrik rokok putih lokal menunjukkan peningkatan produksi yang cukup berarti. Hal ini disebabkan antara lain karena harga eceran berdasarkan pita cukai terutama bagi rokok produksi pabrik afiliasi internasional sudah sampai pada titik maksimal daya beli konsumen, sehingga konsumen beralih ke rokok lain.

Produksi rokok kretek tahun 1975/76 meningkat dengan 3,3% atau menjadi 31.132,6 juta batang dari 30,600,0 juta batang di tahun 1974/75. Dengan demikian jenis industri klasik yang padat karya ini tidak terpengaruh dengan keadaan perekonomian yang kurang baik selama tahun 1975/76.

Di bidang aneka industri lainnya tampak mulai berkembang jenis-jenis industri minyak atsiri, rotan, bambu dan sebagainya yang semua merupakan

333

Page 7:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

industri berorientasi ekspor. Hal ini telah menambah jenis barang industri yang dapat diekspor. Tambahan pula ekspor industri kerajinan telah meningkat dari tahun ke tahun.

Perkembangan produksi industri pangan dan produksi aneka industri lainnya sejak tahun 1973/74 dapat dilihat dalam Tabel VIII – 1.

Page 8:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

TABEL VIII – 1PRODUKSI INDUSTRI PANGAN DAN ANEKA INDUSTRI,

1973/74 – 1975/76No. Jenis Industri Satuan 1973/74 1974/75 1975/76*)

1. Sabun Cuci Ribu ton 131,3 131,0 161,02. Minyak Kelapa Ribu ton 264,5 265,0 265,83. Minyak Goreng Ribu ton 28,7 29,4 30,04. Margarine Ribu ton 7,0 11,3 13,05. Rokok kretek Juta btg. 30.221,0 30.600,0 31.132,66. Rokok putih Juta btg. 20.376,0 21.865,0 20.922,67. Deterjen Ribu ton 6,6 7,0 7,88. Tapal gigi Juta tube 32,0 46,0 64,49. Korek Api Juta kotak 556,0 707,0 874,1

*) Angka perkiraan

3. Industri TekstilProduksi tekstil pada tahun 1975/76 berjumlah

1.017.000.000 m, terdiri dari 620.800.000 tekstil kapas dan 396.300.000 meter tekstil campuran kapas dan serat buatan. Ini berarti suatu kenaikan sebesar 4,43% di atas produksi tahun 1974/75. Produksi benang meningkat dengan sangat berarti yaitu dari 364.000 bal pada tahun 1974/75 menjadi 445.000 meter pada tahun 1975/76 atau suatu kenaikan sebesar 22,35%.

Dalam tahun 1975/76 yang diutamakan ialah peningkatan mutu dan produksi barang-barang baru yang telah tercapai ialah antara lain produksi benang tenun campuran kapas dengan serat buatan serta hasil tenun atas bahan campuran tersebut berbentuk cambric halus, kain polyester/wool, bludru dan sebagainya.

Suatu perkembangan baru telah terjadi dengan adanya penanaman modal dalam industri pakaian jadi dengan jumlah alat produksi sebanyak 4.629

334

Page 9:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

mesin jahit. Karena industri ini menyerap banyak

Page 10:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang
Page 11:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VIII – 1PRODUKSI INDUSTRI PANGAN DAN ANEKA INDUSTRI

1973/74 – 1975/76

335

Page 12:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

tenaga, dan mempunyai potensi untuk ekspor, Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan dengan memberikan izin fasilitas private entrepot, bonded warehouse dan sistim draw-back.

Ekspor hasil-hasil industri tekstil terdiri atas sarung, batik segala jenis, tenunan kapas, sutra serta pakaian jadi dengan nilai sebesar $ 2.725.555, dari jumlah mana tercatat 1 1.981.317 untuk batik. Hal ini berarti penurunan sebesar $ 2,269.000 atau ± 45%. Keadaan ini dipengaruhi oleh ketatnya pengendalian impor tekstil dari negara maju atas ekspor tekstil dari negara-negara yang sedang berkembang untuk melindungi industrinya sendiri.

Perkembangan industri dalam tahun 1975/76 dapat diikuti pada Tabel VIII - 2.

TABEL VIII — 2PRODUKSI INDUSTRI -TEKSTIL, 1973/74 — 1975/76

No. Denis Produksi S a t u a n 1973/74 I 1974/75 1975/76*)

1. Benang tenun Ribu bales 316,2 364,0**) 445,42. T e k s t i 1 Juta meter 926,7 974,0 1.017,1

*) Angka perkiraan. **) Angka diperbaiki.

4. Industri Kertas

Industri kertas merupakan kelompok industri yang belum berkembang secara berarti. Seperti tahun-tahun yang lalu, maka pada tahun 1975/76 pun peningkatan produksi merupakan optimasi dari perusahaan-perusahaan yang sudah ada. Di samping peningkatan produksi dilakukan diversifikasi produksi berupa kertas bungkus dan kertas berlapis (coated).

Pada tahun 1975 dapat diselesaikan pembangunan pabrik kertas sigaret di Medan dan proyek perluasan unit kertas sigaret di PN Padalarang dengan kapasitas produksi masing-masing 1.500 ton/tahun.

Page 13:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

336

Page 14:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang
Page 15:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VIII - 2PRODUKSI INDUSTRI TEKSTIL

1973/74 – 1975/76

337

Page 16:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Pada awal tahun 1976 telah diselesaikan pembangunan 2 buah perusahaan baru, yaitu sebuah pabrik di Jakarta dengan kapasitas produksi 1.000 ton/tahun kertas tissue dan sebuah pabrik kertas HVS berlapis dan kertas pembungkus.

Dalam tahun 1975/76 produksi kertas mencapai jumlah 45.900 ton atau 6,3% lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya. Sementara PN Kertas Banyuwangi dan Goa sedang melaksanakan perluasan proyek yang diharapkan akan selesai pada akhir tahun 1976. Dengan kapasitas penuh pabrik-pabrik tersebut akan menghasilkan masingmasing 15.000 ton dan 13.000 ton per tahun.

Pada waktu ini dimulai perluasan pabrik Kertas Laces dengan peningkatan produksi sebesar 24.000 ton/tahun kertas HVS, pembungkus, syclostyle dan kertas manila; diharapkan proyek ini akan selesai pada tahun 1978.

Sementara itu perusahaan PN Kertas Martapura belum dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Selama 2 tahun terakhir ini telah diajukan sejumlah proyek- proyek lainnya dengan kapasitas sekitar 5 — 10 ton/hari, kebanyakan di antaranya berlokasi di Jawa dengan mempergunakan pada umumnya jerami/merang sebagai bahan baku ditambah dengan pulp impor.

Pabrik-pabrik yang direncanakan kebanyakan ditujukan pada pemanfaatan bahan baku kayu yang terdapat di luar pulau Jawa, yaitu di Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya. Hal ini disebabkan karena bahan baku kayu lebih dapat diandalkan untuk pabrik kertas skala besar. Perlu dicatat bahwa yang mengajukan permohonan untuk mendirikan pabrik-pabrik kertas skala besar ialah pihak swasta. Namun

338

Page 17:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

sampai pada waktu rencana-rencana tersebut kebanyakan masih dalam taraf penelitian. Hingga sekarang pembangunan pabrik-pabrik kertas yang menggunakan bahan kayu masih belum ada yang direalisir. Hal ini disebabkan biaya investasi yang diperlukan amat besar sedang prasarana di daerah-daerah perkayuan adalah sangat terbatas atau belum ada sama sekali. Perlu adanya peranan Pemerintah yang lebih banyak dalam jenis industri ini.

Page 18:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

5. Industri Kimia, Karet dan Farmasi

Hingga tahun kedua Pelita II (1975/76) kelompok industri kimia mengalami perkembangan yang cukup mantap. Hasil produksi industri kimia dari tahun ke tahun meningkat yang menyebabkan semakin dapat dipenuhinya kebutuhan dalam negeri akan produksi industri kimia.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, realisasi hasil produksi di tahun 1975/76 menunjukkan peningkatan volume, perbaikan kwa-litas produksi, dan perkembangan jenis produksi baru. Peningkatanpeningkatan ini meliputi industri pupuk, pestisida, ban kendaraan bermotor dan produk-produk kimia lainnya. Peningkatan-peningkatan ini disebabkan antara lain bertambah baiknya iklim industri dan meningkatnya kemampuan berusaha dari perusahaan-perusahaan kelompok industri ini.

Dengan peningkatan produksi di atas, maka diharapkan pada akhir Repelita II dapat dipenuhi kebutuhan dalam negeri antara lain kebutuhan akan pupuk nitrogen, ban kendaraan bermotor, asam sulfat dan tawas.

6. Industri Pupuk

Pada waktu ini industri pupuk di Indonesia baru dapat memprodusir pupuk urea dan pupuk Z.A. Pupuk urea dihasilkan oleh pabrikpabrik Pusri dan Petrokimia Gresik. Dalam tahun 1975/76 produksi urea mencapai 396,7 ribu ton. Hal ini berarti bahwa produksi urea dalam tahun 1975/76 telah meningkat dengan 89,7% dibanding dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut disebabkan karena meningkatnya produksi pabrik Pusri II selesai pada pertengahan tahun 1974. Pabrik baru ini mempunyai kapasitas produksi 380 ribu ton setahun.

339

Page 19:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Produksi pupuk Z.A. yang dihasilkan Petrokimia Gresik, dalam tahun 1975 / 76 menurun. Hal ini disebabkan karena timbul kerusakan pada unit amonia. Di samping itu produksi Z.A. disesuaikan dengan daya serap pasaran.

Pada waktu ini di Palembang sedang dilaksanakan pembangunan pabrik pupuk Pusri III dan pembangunan pabrik Pusri IV. Kedua

Page 20:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

pabrik itu masing-masing mempunyai kapasitas produksi 560.000 ton setahun. Menurut rencana pembangunan Pusri III akan selesai pada permulaan tahun 1977, sedangkan pembangunan Pusri IV akan selesai pada permulaan 1978. Adapun industri kimia dasar seperti asam sulfat, soda, aluminium sulfat, aneka gas seperti zat asam, asam arang, acetylene dan sebagainya pada umumnya menunjukkan keadaan yang lebih baik daripada tahun sebelumnya. Demikian pula bahan-bahan kimia untuk pertanian di antaranya yang penting ialah industri pestisida dalam bentuk perusahaan formulasi. Khususnya untuk penanaman modal asing untuk jenis industri ini hanya diperkenankan dalam bentuk manufacturing.

Pembangunan industri kimia yang baru meliputi bahan kimia tekstil, resin buatan, dan sebagainya. Adapun industri kimia yang besar seperti proyek DMT di Palembang dan proyek olefine di Aceh sedang dalam penelaahan. Tabel VIII-3 memberikan gambaran ten-tang perkembangan produksi kelompok industri kimia selama tiga tahun terakhir.

7. Industri Karat

Industri karet menghasilkan berbagai jenis barang seperti ban kendaraan, crumb rubber, sepatu karet dan lain-lain termasuk di dalamnya industri pengolahan jelutung, pengolahan getah perca dan industri pembuat bagian-bagian dari industri peralatan.

Produksi ban meningkat dari tahun ketahun. Pada tahun 1975/76 produksi ban kendaraan bermotor berjumlah 2.432,00 ribu ton atau 42,8% lebih tinggi dari produksi tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel XIII-3. Produksi crumb rubber pada tahun 1975/76 juga meningkat. Pada

340

Page 21:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

tahun tersebut produksi crumb rubber mencapai 398,2 ribu ton. Pada tahun 1974/75 produksinya berjumlah 370,0 ribu ton. Hal ini menunjukkan selama tahun 1975/76 produksi crumb rubber meningkat dengan 7,6%. Perkembangan ini dapat dilihat dalam Tabel VIII-3. Untuk jenis industri karet lainnya, seperti industri pembuat bagian-bagian dari industri peralatan perkembangannya akan dipengaruhi oleh perkembangan industri peralatan.

Page 22:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

TABEL VIII – 3PRODUKSI INDUSTRI KERTAS, KIMIA FARMASI & KARET

1973/74 – 1975/76

341

Page 23:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VIII – 3PRODUKSI INDUSTRI KERTAS , KIMIA, FARMASI & KARET

1973/74 – 1975/76

342

Page 24:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

8. Industri galian bukan logam a. S e m e n

Industri semen menunjukan perkembangan yang cukup baik. Pada bulan Agustus 1975 dua pabrik di daerah Cibinong telah selesai dibangun dengan kapasitas masing-masing 500.000 ton/tahun.

Berbeda dengan pabrik-pabrik yang sudah ada, kedua proyek ini menggunakan proses kering dan mempunyai satu kiln. Dengan demikian maka pada waktu ini terdapat lima pabrik dengan kemampuan berproduksi 1.950.000 ton/tahun. Kelima pabrik ini adalah PT Semen Padang dengan kapasitas produksi 330.000 ton/tahun. PT Semen Gresik 500.000 ton/tahun, PT Semen Tonasa 120.000 ton/tahun, PT Semen Cibinong 500.000 ton/tahun dan PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (Cibinong) dengan 500.000 ton/tahun.

Kedua pabrik terakhir sedang membangun perluasan proyek masing-masing dengan 700.000 ton/tahun dan 500.000 ton/tahun. Sementara pabrik-pabrik lainnya mulai melaksanakan perencanaan perluasan pabrik masing-masing, yaitu : PT Semen Padang dengan design kapasitas 600.000 ton/tahun, PT Semen Gresik 1.000.000 ton/tahun dan PT Tonasa 500.000 ton/tahun.

Semua usaha perluasan akan diselesaikan dalam tahun 1978/79. Sementara sedang dibangun proyek-proyek baru yaitu di Baturaja (Sumatra Selatan) dan di Cilacap masing-masing dengan kapasitas 500.000 ton/tahun. Dengan demikian maka pada akhir Repelita II kapasitas produksi industri semen akan mencapai 6250.000 ton/ tahun.

Dapat dicatat di sini bahwa pabrik-pabrik semen di Padang dan Baturaja akan mempergunakan batu bara sebagai pengganti minyak bumi untuk

343

Page 25:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

pembakaran tungku. Sementara produksi semen dalam tahun 1975/76 mencapai jumlah 1.088.800 tong tahun atau suatu peningkatan sebesar 31,4% jika dibandingkan dengan produksi pada tahun 1974/75. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel VIII — 4.

Perkembangan industri premixed concrete menunjukkan pening-katan yang meyakinkan. Seperti tampak pada Tabel VIII—4 produksi premixed concrete pada tahun 1975/76 berjumlah 110,5 ribu m3;

Page 26:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

pada tahun 1974/75 produksi itu berjumlah 51,2 ribu m³. Hal ini menunjukkan, bahwa produksi premixed concrete pada tahun 1975/76 meningkat dengan 115,8% dibandingkan dengan tahun se-belumnya. Jenis-jenis industri tersebut di atas merupakan kelompok yang menghasilkan bahan bangunan. Perkembangan jenis-jenis industri lainnya pun cukup pesat sesuai dengan derap pembangunan, di antaranya ialah bata, ubin, genteng, asbes, semen/eternit, traso dan lain sebagainya.

Disamping itu terdapat pula proyek-proyek yang menghasilkan barang-barang baru dengan mempergunakan teknologi baru, seperti industri "prestressed concrete block".

b. G e l a sPeningkatan produksi terdapat pula pada industri

gelas kaca. Pada tahun 1975 /76 produksi gelas kaca mencapai 61,76 ribu kaki persegi, yang berarti meningkat dengan 2,5% terhadap produksi tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel VIII — 4.

Berbeda dengan jenis-jenis industri tersebut di atas, produksi gelas botol menurun selama 2 tahun Pelita II. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel VIII — 4.

TABEL VIII — 4PRODUKSI INDUSTRI GALIAN BUKAN LOGAM,

1973/74 — 1975/7

No Jenis Produksi Satuan 1973/74 1974/75 1975/76*)

1. S e m e n Ribu ton 819,0 828,9 1.088,82. G e l a s

a. Botol Ribu ton 37,2 34,8 31,5b. Kaca Ribu

kakiPersegi

49,5 60,25 61,76

3. PremixedConcrete Ribu m³ 39,9 51,2 110,5

Page 27:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

*) Angka-angka perkiraan

344

Page 28:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Dalam Tabel tersebut tampak, bahwa produksi tahun 1975/76 berjumlah 31,5 ribu ton, sedang pada tahun 1974/75 produksi mencapai 34,8 ribu ton atau suatu penurunan sebesar 9,5%. Penurunan ini disebabkan adanya botol-botol bekas ukuran tertentu yang diimpor secara tidak wajar, hingga produksi dalam negeri tidak dapat bersaing.

9. Industri logamSeperti pada tahun-tahun yang lalu, dalam tahun

1975/76 industri Logam menunjukkan perkembangan yang meningkat walaupun tidak setinggi seperti yang diharapkan. Hal ini terutama disebabkan karena jenis industri-industri tertentu mengalami kesukaran dalam pemasaran hasil produksinya.

Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan di atas adalah perluasan pasaran disertai dengan usaha penekanan biaya produksi melalui pengawasan mutu dan pembentukan standardisasi nasional serta pemenuhan semua jenis dan ukuran besi beton yang dibutuhkan masyarakat.

Meskipun kesukaran-kesukaran pemasaran cukup besar produksi besi beton, besi siku dan besi strip meningkat pada tahun 1975/76 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Seperti tampak pada Tabel VIII — 5, produksi mencapai 152.400 ton atau meningkat dengan 31,5%.

Di bidang industri logam dasar baja atau baja primer, perlu pula dikemukakan perkembangan industri pengecoran. Dalam rangka bantuan luar negeri sedang dibangun 2 buah pusat-pusat pengecoran besi baja, yaitu di Jakarta (Pulo Gadung) dan Surabaya. Pusat-pusat pengecoran ini akan menghasilkan cast iron dan cast steel untuk ber-

345

Page 29:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

macam-macam bagian-bagian mesin. Pusat pengecoran di Jakarta telah berproduksi sejak tahun 1974. Hasil produksi pada waktu itu ialah 35,5 ton/bulan. Pada tahun 1975 produksi mencapai 100 ton/bulan. Pusat pengecoran di Surabaya waktu ini dalam taraf persiapan pembangunan fisik. Disamping pusat-pusat pengecoran ini terdapat pula 5 proyek industri pengecoran dalam rangka penanaman modal dalam

Page 30:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VIII -4PRODUKSI INDUSTRI GALIAN BUKAN LOGAM

1973/74 – 1975/76

346

Page 31:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

negeri. Sebuah di antaranya akan membuat "parts & components" untuk TV dan radio.

Produksi kawat baja pada tahun 1975/76 meningkat. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel VIII — 5. Peningkatan ini merupakan 20% dari produksi tahun sebelumnya yang berjumlah 30,0 ribu ton. Disamping itu produksi seng meningkat dengan 143% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Industri baja sekunder lainnya seperti pipa baja, kabel listrik dan tilpon, dan aluminium, produksinya tetap seperti pada tahun sebelumnya, yaitu masing-masing 36 ribu ton, 94 ribu ton dan 4 ribu ton per tahun.

TABEL VIII — 5PRODUKSI INDUSTRI LOGAM, 1973/74 — 1975/76

No. Jenis Produksi Satuan 1973/74 1974/75 1975/76*)

1. Besi beton, Besi siku,Besi strip Ribu ton 120,00

0 115,00

0151,2

2. S e n g Ribu ton 70,0 70,0 170,0

3. Pipa baja Ribu ton 80,0 94,0 94,0

4 Kawat baja Ribu ton 30,0 30,0 36,0

5. Kabel listrik/telpon Ribu ton 7,0 9,0 9,0

6. Aluminium extrusion Ribu ton 4,0 4,0

7. Plat aluminium Ribu ton 3,0 3,1

*) Angka-angka perkiraan.

Untuk plat aluminium pada waktu ini terdapat 3 347

Page 32:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

buah pabrik dengan potensi produksi seluruhnya 9,6 ribu ton. Kebutuhan pasaran diperkirakan 10,0 ribu ton. Sesungguhnya masih ada ruang untuk

Page 33:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK – VIII – 5 PRODUKSI INDUSTRI LOGAM

973/74 - 1975/76

348

Page 34:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

(sambungan grafik VIII - 5)

(Ribuan Ton)

349

Page 35:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

berkembang, namun keadaan perekonomian mempengaruhi pula perkembangan industri ini. Produksi aluminium sheet pada tahun 1975/ 76 baru mencapai 3,1 ribu ton, yang tidak banyak berbeda dengan tahun sebelumnya.

10. Industri Peralatan

Industri peralatan, termasuk industri mesin belum berkembang sebagaimana diharapkan. Hasil inventarisasi proyek-proyek dalam rangka penanaman modal, baik dalam negeri maupun asing menun-jukkan, bahwa pada waktu ini, selama 7 tahun, baru terdapat 19 proyek. Jenis-jenis usaha yang penting di antaranya adalah industri alat-alat pertanian, industri mesin tekstil, mesin huller/thresher mesin diesel dan sebagainya.

Keterbatasan perkembangan industri mesin dan peralatan ini terutama disebabkan oleh terbatasnya pasaran. Untuk dapat bekerja secara efisien industri ini terikat pada skala minimal. Sedang Kebutuhan dalam negeri akan masing-masing jenis mesin masih belum mencapai volume yang dapat diprodusir secara ekonomis. Disamping itu diperlukan tehnologi dan modal yang relatif tinggi.

Perkembangan produksi beberapa industri mesin dapat dilihat dalam Tabel VIII — 6. Dalam tabel tersebut & pat dilihat, bahwa pro -

duksi alat penyemprot hama dan mesin diesel pada tahun 1975/76 tetap seperti tahun sebelumnya, yaitu masing-masing sebesar 20,0 ribu buah dan 8,0 ribu ton.

Bidang industri mesin dan alat-alat listrik mencatat beberapa perkembangan. Sebuah perusahaan motor listrik akan segera berproduksi dengan rencana produksi 9.000 buah dengan

350

Page 36:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

kapasitas 0,5 HP sampai dengan 5 HP. Pembuatan generator listrik sedang dipersiap- kan pembangunannya oleh 5 perusahaan. Transformator tenaga listrik telah diprodusir oleh sebuah perusahaan dengan jumlah produksi 500 — 700 buah/tahun dengan kapasitas antara 50 sampai dengan 600 KVA. Perusahaan yang sama telah membuat pula current trafo sebanyak 630 buah. Panel listrik telah mulai diprodusir oleh 2 per-

Page 37:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

usahaan penanaman modal dalam negeri; 2 perusahaan lainnya untuk barang yang sama sedang dibangun.

Sikat arang untuk industri telah dihasilkan oleh 2 pabrik di Surabaya pada tahun 1974/75. Produksi sikat arang pada tahun tersebut berjumlah 70,0 ribu buah. Pada tahun 1975/76 produksi ini menurun menjadi 55,0 ribu buah. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel VIII — 6.

Industri elektronika dan alat-alat rumah tangga listrik pada umumnya menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Dibanding dengan produksi jenis-jenis industri lainnya dalam kelompok industri ini, peningkatan industri TV agak menonjol tiap tahunnya. Hal ini disebabkan adanya TV jenis AC/DC yang penggunaannya tidak tergantung pada jaringan aliran listrik. Pembangunan studio-studio TV dibeberapa daerah turut mendorong perkembangan industri ini. Dalam Tabel VIII — 6 tampak, bahwa produksi TV pada tahun 1975/76 meningkat dengan 22,9% atau menjadi 166,0 ribu buah/ tahun. Perkembangan yang menonjol terdapat pula pada industri peralatan refrigerator. Pada tahun 1974/75 produksi, refrigerator 150% lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan pada tahun 1975/76 produksi meningkat dengan 48%.

Produksi mesin jahit telah meningkat lagi, setelah mengalami penurunan pada tahun 1974/75. Pada tahun 1975/76 produksi mesin jahit berjumlah 520,0 ribu buah yang berarti 30% lebih tinggi dari produksi tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel VIII— 6.

Karena adanya pasaran yang cukup luas, industri battery kering menunjukkan perkembangan yang

351

Page 38:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

mantap. Pada tahun 1975/76 produksi battery kering meningkat dan mencapai jumlah 510 juta buah, yang berarti suatu peningkatan sebesar 25,4% terhadap produksi pada tahun sebelumnya.

Produksi Industri Perakitan Kendaraan bermotor baik yang beroda 3 maupun beroda 4 meningkat terus. Seperti tampak pada Tabel II — 6, produksi kendaraan bermotor roda 4 mencapai angka

Page 39:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

TABEL VII – 6PRODUKSI INDUSTRI PERALATAN,

1973/74 – 1975/76

352

Page 40:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

CRAFIK VIII — 6PRODUKSI INDUSTRI PERALATAN.

1973/74 — 1975/76

Alat Penyemprot Hama

01973/74 1974/75 1975/76 1973/74 1974/75 1975/76

353

Page 41:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

(Sambungan Grafik VIII 6)

354

Page 42:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

( Sambungan Grafik VIII – 6

(Ribu buah)

355

Page 43:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

(Sambungan Grafik VIII – 6)

356

Page 44:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

48.900 buah dan untuk speda motor angka 300.000 buah, yang berarti suatu kenaikan 20,3% dan 19,5% jika dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya.

Persoalan yang perlu diteliti ialah tingkat harga khususnya kendaraan bermotor roda 4. Salah satu pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap harga produk ialah jumlah perakitan yang telah dibangun yang membatasi jumlah produksi masing-masing perusahaan.

Khusus untuk kota Jakarta telah diciptakan kendaraan bermotor roda 3 dengan berbagai ragam model. Produksi kendaraan bermotor , roda 3 ini meningkat dengan pesat. Jika pada tahun 1974/75 produksi hanya sekitar 1.059 buah, jumlah tahun 1975/76 menjadi 4.219 buah atau meningkat sebesar 298%.

Dewasa ini sedang diusahakan untuk meningkatkan industri kendaraan bermotor dari assembling kepada manufacturing dengan peng-arahan produksi bagian-bagian (parts) dan komponen sebesar 25% dalam Repelita II. Sementara sudah ada 6 proyek komponen kendaraan bermotor roda 4, satu di antaranya sudah berproduksi, satunya lagi dalam tarap dibangun sedangkan yang lainnya masih dalam persiapan.

Begitu pula industri alat-alat besar belum menunjukkan perkembangan yang mantap ke arah "manufacturing" komponen yang diharapkan. Yang tercatat baru PT Barata yang telah membuat komponen mesin penggilas jalan dan kini sedang diusahakan kemungkinan semi manufacturing mesin pemecah batu, traktor dan excavator. Disamping itu terdapat sebuah perusahaan yang merakit mesin penggilas jalan dan mesin pemecah batu.

357

Page 45:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Dalam tahun 1975/76 produksi mesin penggilas jalan sama se-perti produksi tahun sebelumnya, yaitu sebesar 575 buah. Kegiatan usaha alat-alat besar masih dalam tarap keagenan tunggal dan per-bengkelan "after sales service", karena kebutuhan masih terbatas.

Industri perkapalan menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Dalam tahun 1974 Kapal-kapal yang dibangun kebanyakan jenis

Page 46:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

tongkang dengan ukuran rata-rata 160 Dwt. Dalam tahun 1975/76 terdapat adanya peningkatan pesanan kapal-kapal coaster ukuran 500 Dwt. 750 dan 1.000 Dwt., baik oleh Pemerintah maupun oleh swasta.

Beberapa galangan kapal telah selesai dibangun fasilitas produksi berupa "building berth" untuk pembuatan kapal-kapal berukuran 1.600 Dwt. Beberapa galangan kapal lainnya telah mempersiapkan building berth untuk kapal-kapal sampai ukuran 3.000 Dwt.

Kegiatan di bidang industri pesawat terbang masih terbatas pada jasa-jasa industri pesawat terbang dan pembuatan pesawat-pesawat kecil dan pesawat latih. Peningkatan kegiatan angkutan udara diperkirakan 16% setahunnya. Untuk ini dibutuhkan penambahan jumlah pesawat terbang serta jasa-jasa industri pesawat terbang, terutama da-lam perawatan armada. Pada tahun 1975/76 potensi kebutuhan jasajasa industri pesawat terbang mencapai 1.137.062 manhours. Dari potensi ini baru dapat disediakan 542.310 manhours di dalam negeri. Karena prospek ini, sudah nampak minat investasi kalangan swasta dalam industri perawatan armada kapal terbang.B. PERTAMBANGAN

1. PendahuluanProduksi sektor pertambangan sebagian terbesar

diarahkan untuk pasar-pasar di luar negeri, terutama Jepang dan Amerika Serikat. Yang tersebut terakhir, khususnya pantai barat akhir-akhir ini menjadi pen-ting sebagai pasar minyak bumi Indonesia. Eropah masih merupakan pasar tradisionil bagi timah Indonesia, dan juga sedikit untuk tembaga dari Irian Jaya. Dengan demikian hasil-hasil tambang Indonesia 358

Page 47:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

sangat terpengaruh oleh gelombang-gelombang konjungtur internasional. Hal ini terbukti dari gejolak harga bahan-bahan tambang selama , tiga tahun terakhir.

Berkat peranan daripada OPEC, harga minyak bumi tidak turun tetapi malahan naik sedikit. Namun demikian pengaruh gelombang konjungtur juga terasa pada pasar minyak bumi, jakni dalam jumlah-jumlah yang dapat terjual mengalami kemunduran.

Page 48:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Harga timah mengalami kemerosotan yang cukup besar. Berkat adanya ITC dengan operasi bufferstocknya, maka harga sekarang dapat ditahan sedikit di atas harga dasar (floor price). Akibatnya banyak tambang-tambang kecil di luar negeri terpaksa ditutup. ITC juga terpaksa membatasi produksi dan ekspor dari negara-negara anggotanya. Pembatasan ekspor yang telah dilaksanakan selama empat kwartal berturut-turut menyebabkan beban dan kesulitan yang besar bagi semua perusahaan tambang timah.

Tembaga merupakan hasil tambang yang baru bagi Indonesia. Harganya masih juga tetap rendah akibatnya perusahaan hanya dapat menutup pengeluaran operasi.

Harga nikel juga tidak terlalu menggembirakan. Perusahaan-perusahaan internasional, dengan cara mengendalikan produksi dan sup-ply, hanya berhasil mencegah kemerosotan harga yang lebih suram.

Keadaan ekonomi dan moneter dunia selama satu-dua tahun ini juga memukul prospek-prospek pertambangan Indonesia. Inflasi dunia yang gawat telah mengakibatkan biaya-biaya investasi melonjak banyak. Lagi pula keadaan pasar modal di luar negeri menjadi ketat sehingga proyek-proyek pertambangan mengalami kesulitan pembiayaan. Kenaikan-kenaikan biaya investasi di satu pihak dan lemahnya pasar dan harga-harga bahan pertambangan di lain pihak telah menimbulkan ketidak pastian mengenai keuntungan-keuntungan yang di harapkan, sehingga banyak penanam modal ragu-ragu untuk melaksanakan proyek-proyek besar.

Di bawah ini diuraikan secara terperinci perkembangan pelbagai jenis bahan tambang dalam tahun 1975/76 dengan menitik beratkan pada hasil-hasil utama.

Page 49:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

2. Perkembangan Hasil

Pertambangan a. Minyak Bumi

Perkembangan produksi minyak bumi sejak tahun 1970 memberikan gambaran meningkat terus mencapai puncaknya pada tahun

359

Page 50:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

1974 dan mulai menurun pada tahun 1975. Untunglah bahwa, pada akhir tahun 1975 terjadi kembali peningkatan, biarpun jumlah produksi 1975/76 masih lebih rendah daripada tahun 1973/74, tetapi lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 1974/75.

Faktor penyebabnya adalah perkembangan perminyakan internasional, bukan hambatan-hambatan yang ada dalam sektor produk-si itu sendiri. Berdasarkan data-data yang ada dewasa ini, kapasitas produksi Indonesia malah dapat mencapai lebih dari 1,5 juta barrel sehari. Perkembangan lainnya ialah bahwa minyak yang berasal dari kontrak-kontrak bagi hasil meningkat dengan cepat. Hal ini disebabkan bukan saja adanya kenaikan jumlah produksi masing-masing perusahaan, tetapi karena bertambahnya jumlah perusahaan yang bekerja atas dasar kontrak bagi hasil.

Perkembangan produksi minyak bumi dari tahun 1973/74 —1975/76 dapat dilihat pada Tabel VIII — 7.

TABEL VIII — 7

PRODUKSI MINYAK BUMI, 1973/74 — 1975/76

360

Page 51:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

T a h u n Produksi(Juta

Barrel)

Page 52:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

1973/74 508,4

1974/75 485,5

1975/76*) 497,6

*) Angka Sementara.

Ekspor minyak bumi dalam tahun 1975/76 diperkirakan tidak dapat mencapai apa yang diharapkan semula. Demikian pula ekspor hasil minyak. Hal ini disebabkan karena keadaan pasaran yang lemah, Perkembangan ekspor minyak bumi dan hasil minyak dari 1973/74 — 1975/76 dapat dilihat pada Tabel VIII — 8.

Page 53:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

TABEL VIII — 8

EKSPOR MINYAK BUMI DAN HASIL MINYAK,

1973/74 — 1975/76

T a h u n Minyak Bumi

Hasil MinyakBumi

J u m 1 a h

1973/74 380,0 37,3 439,11974/75 369,6 59,1 406,9

1975/76 382,9*) 38,9**) 421,8

*) Ekspor bulan Maret 1976, angka sementara.**) Ekspor bulan Pebruari dan Maret 1976, angka sementara.

Jumlah minyak mentah yang dilola di dalam negeri pada tahun 1974 adalah 125,5 juta barrel, sedangkan dalam tahun sebelumnya 117,8 juta barrel. Pada tahun 1975 minyak mentah yang diolah di dalam negeri berjumlah 77,6 juta barrel atau 68% dari keseluruhan produksi, sedangkan 32% dilaksanakan di luar negeri (processing deal). Pemindahan pengilangan minyak dari dalam ke luar negeri disebabkan karena kesukaran pemasaran hasil tambahan waxy residue. Namun demikian jumlah seluruh produksi sebesar 113,4 juta barrel belum dapat memenuhi kebutuhan yang tiap tahun meningkat, sehingga masih perlu adanya impor hasil minyak bumi.

Pengilangan minyak bumi 1973 — 1975 dan pemasaran hasil minyak bumi 1973 — 1975 dapat dilihat pada Tabel VIII — 9 dan Tabel VIII — 10.

Pemasaran bahan bakar di dalam negeri berjalan dengan tambah lancar dengan adanya perbaikan dan

361

Page 54:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

pembangunan baru prasarana pelabuhan, jalan dan jembatan maupun peningkatan fasilitas-fasilitas distribusi berupa penambahan armada tangki dan, tangki-tangki penimbunan

Page 55:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VIII – 7PRODUKSI MINYAK BUMI

1973/74 – 1975/76

.

362

Page 56:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VI l l – 8EKSPOR MINYAK BUMI DAN HASIL MINYAK

1973/74 – 1975/76

Hasil minyak bumi Minyak bumi

363

Page 57:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

TABEL VIII — 9PENGILANGAN MINYAK BUMI, 1973 - 1975

(Jutaan barrel)

T a h u n In - take

1973 117,81974 125,51975 113,4

TABEL VIII – 10

PEMASARAN HASIL MINYAK BUMI DI DALAM – NEGERI, 1973 – 1975

(jutaan barrel)

J e n i s 1973 1974 1975

Bahan bakar minyak 60.29 67.377 78.038Bahan pelumas 631 634 630Hasil-hasil khususdan bahan Iambs 953 1.139 980

Jumlah 61.877

69.150 79.648

Pada tahun 1975/76 armada "tanker-lighter" telah dapat ditingkatkan menjadi 150 buah dengan jumlah tonase 4.674.304 DWT. Selain itu telah pula dilakukan penambahan 21 tangki penimbunan baru dengan kapasitas seluruhnya 45.800 kiloliter yang tersebar di daerah-daerah dan penambahan kapasitas tangki sebanyak 9 buah dengan jumlah kapasitas 56.250 kiloliter.

Sementara itu kilang minyak Cilacap dengan

364

Page 58:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

kapasitas 100.000 barrel per hari diperkirakan akan selesai pada tahun 1976.

Page 59:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VIII – 9PENGILANGAN MINYAK BUMI

1973 - 1975

365

Page 60:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VIII – 10PEMASARAN HASIL MINYAK BUMI DIDALAM NEGERI

1973 – 1975(Juta barrel)

366

Page 61:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Kegiatan eksplorasi pada umumnya lebih tergantung pada modal yang tersedia. Kegiatan eksplorasi mencakup beberapa jenis kegiatan. Penyelidikan magnetometri merupakan penyelidikan pendahuluan dan dari hasil survey ini dapat diikuti penyelidikan gravity kemudian lebih mendetail lagi adalah seismik. Penyelidikan seismik pada tahun 1973/74 lebih besar daripada tahun 1974/75 karena saat itu merupakan tahap penyelidikan yang dilaksanakan secara menyeluruh, sedangkan tahun 1974/75 di samping sebagian melaksanakan survey pelengkap sebagian lagi merupakan detail survey. Untuk tahun 1975/76 sebagian besar pelaksanaan detail survey ditujukan untuk mematangkan pemboran eksplorasi dan pengembangan. Jumlah meter yang dibor banyak dikaitkan dengan jumlah sumur pembor, sedangkan kemungkinan pelaksanaan pemboran ini tergantung pada hasil survey dan juga tersedianya biaya.

b. Gas Bumi

Dalam tahun 1975 produksi gas bumi mencapai 222,2 juta MCF, jadi naik 9,8% bila dibandingkan dengan produksi tahun 1974. Gas bumi diprodusir oleh Pertamina dan tiga kontraktor Bagi Hasil, dua kontraktor Kontrak Karya dan Lembaga Minyak dan Gas Bumi. Produksi gas bumi selama tahun 1973/74 dapat dilihat pada Tabel VIII-l1.

TABEL VIII -- 11PRODUKSI DAN PEMANFAATAN GAS BUMI, 1973 – 1975

(jutaan MCF*)

T a h u n Produksi Pemanfaatan

1973 186,1 12,21974 202,3 16,4

1975 222,2 19,1

Page 62:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

*) Million Cubic Feet

367

Page 63:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VII – 11PRODUKSI DAN PEMANFAATAN GAS BUMI

1973 -1975

368

Page 64:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Pemanfaatan gas bumi sebagai bahan dasar produksi masih kecil, terbatas pada penggunaan untuk Pupuk Sriwijaya, gas bumi cair (LPG) dan jelaga gas. Dengan adanya perluasan Pusri III yang akan selesai pada permulaan 1977 dan Pusri IV yang diharapkan beroperasi pertengahan 1978, maka jumlah pemanfaatan gas bumi akan meningkat.

Salah satu proyek Pertamina yang akan diteruskan adalah proyek LNG Badak (Kalimantan Timur) dan Arun (Aceh) yang pembangunannya diharapkan selesai berturut-turut tahun 1977 dan pertengahan 1978. Selain akan merupakan penambahan produksi maupun pemanfaatan gas bumi, kedua proyek tersebut akan merupakan suatu sumber pendapatan valuta asing yang cukup besar, serta memberikan external economies bagi kedua daerah tersebut.

Perkembangan pemanfaatan gas bumi selama tahun-tahun 1973 — 1975 juga dapat dilihat pada Tabel VIII-11. Dalam tahun 1975 tercatat pemanfaatan gas bumi untuk bahan baku pupuk urea meningkat, sedangkan untuk LPG dan jelaga gas menurun karena pasaran yang lemah.

c. T I m a h

Penambangan timah dilakukan di pulau Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan di daerah Bangkinang. Penambangan timah selain dilakukan oleh PN Timah, juga dilaksanakan oleh perusahaan asing dalam rangka perjanjian Bagi Hasil dengan Pemerintah, serta perusahaan swasta nasional dalam rangka Kontrak Karya dengan PN Timah.

Dalam tahun 1975/76 produksi bijih timah 24.258 ton, dan jika dibandingkan dengan produksi tahun 1974/75 sebesar 24.789 ton, maka terdapat penurunan sejumlah 531 ton turun dengan lebih kurang 2%. Selama tahun-tahun Pelita I realisasi produksi bijih timah setiap tahun anggaran selalu melampaui 10 — 16% dari rencana produksi. Dalam

Page 65:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

tahun 1975/76 produksi logam timah dari Pabrik Peleburan Timah Muntok mencapai 18.8 ribu ton, yang ber-

369

Page 66:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

arti adanya kenaikan sebesar ± 25% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tabel VIII-12 menunjukkan produksi bijih dan logam timah selama tahun-tahun 1973 / 74 — 1975/76.

TABEL VIII — 12PRODUKSI BIJIH DAN LOGAM TIMAH, 1973/74 — 1975/76

(ribuan metrik ton)

T a h u n Bijih Timah Logam Timah

1973/74 22,6

14,8

1974/75 24,8

15,0

1975/76 24,3

18,8

Ekspor timah ke luar negeri selama tahun 1975/76, sebagaimana tahun sebelumnya berupa timah logam maupun bijih timah. Logam timah langsung dialamatkan kepada pembeli, sedangkan bijih timah dikirim ke peleburan dan selanjutnya dijual sebagai logam timah. Penjualan timah di luar negeri pada tahun 1975/76 berjumlah 20.887,70 ton, suatu penurunan sebesar 2.728,81 ton atau 11,56% apabila dibandingkan dengan tahun 1974/75 yang berjumlah 23.616,51 ton, Penurunan penjualan timah di luar negeri ini disebabkan karena di-tentukannya pembatasan ekspor oleh Dewan Timah Internasional se-lama tahun 1975/76 akibat menurunnya konsumsi dan permintaan dunia. Perkembangan angka ekspor bijih dan logam timah selama tahun 1973/74 — 1975/76 dapat dilihat pada Tabel VIII — 13.

Dalam tahun 1975/76 telah dijual logam timah sebanyak 440.133,7 kg untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Perkembangan penjualan

Page 67:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

dalam negeri dapat dilihat pada Tabel VIII—14.Untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan,

khususnya dalam bidang usaha penambangan, maka kegiatan-kegiatan eksplorasi tetap dilakukan secara intensip, dari diarahkan kepada endapan-en-

370

Page 68:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang
Page 69:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VII – 12PRODUKSI BIJIH DAN LOGAM TIMAH

1973/74 – 1975/76

371

Page 70:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

TABEL VIII — 13EKSPOR BIJIH DAN LOGAM TIMAH, 1973/74 — 1975/76

(ribuan metrik ton)

T a h u n Bijih Timah Logam Timah Jumlah

1973/74 6,4 14,6 21,01974/75 8,8 14,8 23,61975/76 6,3 14,4 20,9

TABEL VIII — 14

PENJUALAN LOGAM TIMAH DI DALAM NEGERI, 1973/74 — 1975/76

(ribuan kilogram)

T a h u n Penjualan

1973/74 511,11974/75 323,11975/76 440,1

dapan primer serta endapan-endapan lepas pantai. Selain itu telah pula dilakukan persiapan-persiapan kerjasama dengan pihak Malaysia di bidang eksplorasi di Selat Malaka.

Sejalan dengan trend perluasan usah penambangan PN Timah ke wilayah-wilayah lupus pantai maka telah dilakukan persiapan-persiapan pembangunan dua buah kapal keruk yang mampu untuk melakukan operasi dengan kedalaman lebih dari 40 meter.

Dengan memperhatikan bahwa trend kenaikan konsumsi timah dunia berkembang hanya disekitar

372

Page 71:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

2% sampai 3% setahun, maka dalam rangka penyertaan aktip PN Timah di dalam pembangunan ekonomi negara, telah dirintis usaha-usaha diversifikasi pengusahaan perusahaan. Langkah-langkah diversifikasi dibiayai dan assets potensiel

Page 72:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

di dalam perusahaan dengan antara lain diarahkan kepada usaha penambangan bahan mineral lain di samping timah, usaha industri yang mempergunakan bahan-bahan yang dihasilkan dari usaha pertimahan dan usaha jasa dengan memanfaatkan fasilitas serta skill yang terdapat di dalam perusahaan.d. N i k e l

Penambangan bijih nikel dilaksanakan oleh Unit Pertambangan Nikel PT Aneka Tambang di daerah Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Oleh karena melemahnya pasaran maka produksi bijih nikel dalam tahun 1975/76 berjumlah 751,2 ribu ton, yang berarti adanya penurunan sebesar 29,9 ribu ton atau 3,8% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan produksi bijih nikel dapat dilihat pada Tabel VIII — 15.

TABEL VIII — 15PRODUKSI DAN EKSPOR BIJIH NIKEL, 1973/74 — 1975/76

(ribuan ton)

T a h u n Produksi

Ekspor

1973/74 989,9 830,41974/75 781,1 853,21975/76' 751,2 707,6

Dalam tahun 1975/76 telah diusahakan agar ekspor bijih nikel dapat mencapai 700.000 ton. Dalam realisasinya ekspor tersebut mencapai 707.611 ton.

Dalam tahun 1975/76 juga telah dilaksanakan "trial run dan performance guarantee test" Pabrik Ferronikel dengan hasil cukup memuaskan. Dengan adanya penambahan beberapa perlengkapan maka pabrik tersebut telah mulai berproduksi pada permulaan tahun 1976.

Page 73:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

373

Page 74:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VIII — 13PRODUKSI DAN EKSPOR BIJI NIKEL,

1973/74 — 1975/76

(ribuon ton)1,000 989,9

Prod Eks

374

Page 75:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Pembangunan proyek nikel matte di daerah Sulawesi Selatan oleh perusahaan asing, mendapat kemajuan seperti yang diharapkan.

Dalam hal penanaman modal dalam eksploitasi serta pembangunan pusat peleburan nikel di pulau Gag (Irian Jaya) persiapan-persiapan masih terus dilaksanakan terutama di bidang perencanaan dana.

e. B a u k s i tDalam tahun 1975/76 penambangan bauksit

dilakukan oleh PT Aneka Tambang di lima daerah penambangan, yaitu: Kijang, Angkut, Tembeling, Kelong dan Koyang.

Berhubung dengan melesunya pasaran bauksit maka dalam tahun 1975/76 produksi dan ekspor bauksit menurun dan mencapai angka-angka 935,8 ribu ton dan 919,8 ribu ton. Untuk mengatasi ke-merosotan ekspor tersebut maka telah diusahakan untuk mencari pasaran baru, sehingga tidak tergantung kepada pembeli utama yaitu Jepang. Perkembangan produksi dan ekspor bauksit tahun 1973/74 — 1975/76 dapat dilihat pada Tabel VIII — 16.

TABEL VIII – 16PRODUKSI DAN EKSPOR BAUKSIT, 1973/74 — 1975/76

(ribuan ton)

T a h u n Produksi

Ekspor

1973/74 1 204,7

1.266,4

1974/75 1284,2 1.267,3

1975/76 935,8 919,8

375

Page 76:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Dalam rangka pengembangan Proyek Alumina di Bintan pene-laahan dan penelitian (feasibility study) telah selesai dan sekarang sedang dijajagi kemungkinan pembiayaan dari Rusia.

Page 77:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

(Ribuan Ton)

1.500 —

GRAFIK V I I I — 14PRODUKSI DAN EKSPOR BAUKSIT

1973/74 - 1975/76

Page 78:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang
Page 79:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

f. Pasir Besi

Pertambangan pasir besi di pantai Cilacap dilakukan oleh Unit Pertambangan Pasir Besi PT Aneka Tambang.

Dalam tahun 1975/76 telah terjadi penurunan baik produksi maupun ekspor pasir besi. Perkembangan produksi dan ekspor pasir besi tahun 1973/74 — 1975/76 dapat dilihat pada Tabel VIII — 17.

TABEL VIII — 17PRODUKSI DAN EKSPOR PASIR BESI, 1973/74 — 1975/76

(ribuan ton)

T a h u n Produksi Ekspor

1973/74 321,7 283,6

1974/75 349,2 348,01975/76 346,2 290,1

Mengingat meningkatnya biaya operasi, maka pada tahun 1976 telah diusahakan perbaikan harga ekspor pasir besi.

Dalam hal proyek besi baja dari pasir besi di Yogyakarta, maka percobaan-percobaan dengan menggunakan berbagai bahan lain dari pada gas sebagai reductor terus dilaksanakan.

g. Emas dan Perak

Unit Pertambangan Emas Cikotok PT Aneka Tambang adalah satu-satunya tambang emas yang

377

Page 80:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

melakukan kegiatan penambangan di daerah Cikotok dan Cirotan, Banten Selatan.

Dalam tahun 1975/76 produksi menunjukkan kenaikan 26% untuk logam emas dan penurunan 31% untuk logam perak. Perkembangan produksi dan penjualan dalam negeri dari logam emas, serta

Page 81:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VII – 15PRODUKSI EKSPOR PASIR BESI,

1973/74 – 1975/76

378

Page 82:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

perkembangan produksi, volume ekspor dan penjualan dalam negeri logam perak selama tahun-tahun 1973/74 — 1975/76 dapat dilihat dari Tabel VIII — 18 dan Tabel VIII — 19.

TABEL VIII — 18PRODUKSI DAN PENJUALAN DALAM NEGERI LOGAM EMAS,

1973/74 — 1975/76(kg.)

T a h u n Produksi Penjualan dalam negeri

1973/74 327,3 324,01974/75 260,0 262,51975/76 327,0 19,3

TABEL VIII — 19

PRODUKSI, VOLUME EKSPOR DAN PENJUALAN DALAM NEGERI LOGAM PERAK,1973/74 — 1975/76

(kg.)

T a h u n Produksi Volume Ekspor Penjualan dalam negeri

1973/74 8.462 7.300

3.8001974/75 6.129 4.00

02.13

61975/76 4.224 1.000

331

Selain PT Aneka Tambang, juga Freeport Indonesia Inc. menghasilkan emas dan perak sebagai logam yang terdapat dalam konsentrat tembaga yang diperoleh dari tambang tembaga di gunung Ersberg. Disamping itu terdapat beberapa perusahaan kecil

379

Page 83:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

penambangan rakyat yang sifatnya tidak teratur dan pengusahaannya dilakukan dengan cara sederhana.

Page 84:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Produksi Penjualan dalam negeri

380

GRAFIK VI11 16_

PRODUKSI.DAN PENJUALAN DALAM NEGERI LOGAM EMAS. ' 1 9 73 / 74 .-1975/76

Page 85:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VIII – 17 PRODUKSI, VOLUME EKSPOR DAN PENJUALAN

DALAM NEGERI LOGAM PERAK,1973/74 – 1975/76

381

Page 86:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

h. Batu bara

Penambangan batu bara dilakukan oleh PN Batu Bara di dua daerah penambangan, yaitu, Unit Pertambangan Ombilin (Sumatera Barat) dan Unit Pertambangan Bukit Asam (Sumatera Selatan).

Sebagai kelanjutan dari pada aktivitas-aktivitas pada tahun yang lalu, di dalam rangka pengembangan tambang batu bara Bukit Asam, dapat diselesaikan feasibility study dari unit tersebut dengan perkiraan produksi yang meningkat terus sampai mencapai produksi 2 juta ton dalam jangka waktu 5 tahun.

Mengenai unit penambangan batu bara Ombilin akan diadakan feasibility tersendiri. Sementara produksi batu bara baik di Ombilin maupun di Bukit Asam meningkat seperti yang tertera pada Tabel VIII — 20.

TABEL VIII — 20PRODUKSI BATU BARA, 1973/74 — 1975/76

(ribuan ton)

Tahun Produksi

1973/74 145,91974/75 171,61975/76 204,0

Dalam rangka kontrak bagi hasil suatu perusahaan asing besar sedang menyelesaikan penelaahan (feasibility study) untuk mengadakan penambangan dengan produksi sebesar 10 juta ton per tahun yang dapat ditingkatkan menjadi 25 juta ton/tahun. Telah dikirim suatu jumlah batu bara dari daerah penambangan tersebut untuk diadakan

382

Page 87:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

percobaan sebagai bahan bakar di unit listrik di Jepang.i. Tembaga

Penambangan bijih tembaga dilakukan di gunung Ersberg, Irian Jaya. Selama tahun 1975 telah dilakukan perbaikan alat-alat penam-

Page 88:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

GRAFIK VIII – 18PRODUKSI BATU BARA,

1973/74 – 1975/76

383

Page 89:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

bangan, ore tramway pabrik pengolahan dan perluasan pembangkit tenaga listrik. Perkembangan produksi dan volume ekspor konsentrat tembaga tahun 1973/74 dapat dilihat pada Tabel VIII — 21.

TABEL VIII 21PRODUKSI DAN VOLUME EKSPOR TEMBAGA

(KONSENTRAT), 1973 — 1975

(ribuan DMT) *)

Tahun Produksi **) Volume Ekspor **)

1973 125,9 114,21974 212,6 207,21975 204,9 193,4

*) Dry Metric Ton. **) Angka

diperbaiki.

j. IntanPenambangan intan di Cempaka dilaksanakan oleh

Unit Pertambangan Intan PT Aneka Tambang, yang sampai saat ini belum me-rupakan usaha komersiil.

TABEL VIII — 22PRODUKSI DAN PENJUALAN DALAM NEGERI INTAN,

1973 — 1975 (ribuan karat)

T a h u n Produksi Ekspor Penjualan dalam negeri

1973 185,5 493,9 378,51974 681,3 — 205,91975 574,4 1.102,9 —

384

Page 90:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang
Page 91:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Produksi Volume Ekspor

385

Page 92:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

Di samping PT Aneka Tambang, terdapat pula usaha-usaha penggalian dan pendulangan intan rakyat yang dilakukan baik secara perorangan maupun secara kelompok di berbagai tempat di Kalimantan Selatan.

Perkembangan produksi, ekspor dan penjualan dalam negeri intan, tahun 1973 — 1975 dapat dilihat pada Taber VIII — 22.

k. GranitPengusahaan batu granit dilaksanakan di daerah

pulau Kari-mun. Dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi yang disesuaikan dengan permintaan konsumen, maka telah dipasang dua buah "cone crusher" ukuran 5 kaki 6 inci sebagai alat pemecah sekunder dan tertiair. Alat pemecah tersebut dilengkapi dengan alat pengayak dan unit pengangkut "belt conveyer". Untuk keperluan meningkatkan kapasitas pemuatan ke kapal, telah dibangun dua buah "jetty" yang menjorok kearah laut dalam. Jetty tersebut dilengkapi dengan belt conveyer yang mempunyai kapasitas daya angkut 450 ton per jam dan "weightometer".

l. Lain-lain,Bahan tambang lain-lainnya seperti mangan,

aspal, jodium, belerang dan lain-lain penggaliannya dilakukan oleh usaha pertambangan swasta nasional dan Perusahaan Daerah.

Perkembangan produksi bahan tambang tersebut tahun 1973 —1975 dapat dilihat pada Tabel VIII — 23.

Bahan tambang tersebut seperti mangan, jodium dan kaolin terutama dipasarkan di luar negeri, kecuali gamping dan lempung yang merupakan bahan pembuatan semen yang langsung dikonsumir

Page 93:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

oleh pabrik semen yang juga bertindak sebagai penambang dengan seizin Pemerintah Daerah.

Perkembangan penjualan dalam negeri, dan perkembangan ekspor bahan tambang lain-lain tahun 1973 — 1975 dapat dilihat pada Tabel VIII — 24 dan Tabel VIII — 25.

Page 94:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

TABEL VIII – 23PRODUKSI BAHAN TAMBANG USAHA SWASTA NASIONAL,

PERUSAHAAN DAERAH DAN LAIN-LAIN(ton)

TABEL VIII – 24PENJUALAN DALAM NEGERI BAHAN TAMBANG USAHA

SWASTANASIONAL, PERUSAHAAN DAERAH DAN LAIN-LAINNYA,

1973 – 1975(ton)

Page 95:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

387

Page 96:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

TABEL VIII — 25.EKSPOR BAHAN TAMBANG USAHA PERTAMBANGAN

SWASTA NASIONAL, PERUSAHAAN DAERAH DAN LAIN-LAINNYA,

1973 — 1975(ton)

Bahan Tambang 1973 1974 1975 ¹)

Mangan 9.165 16.997 7.939Jodium 7.500 13.059 4.704Kaolin 3.830 4.876 4.724

1) Angka sementara.

3. Kegiatan PenunjangDalam tahun 1975/76 telah dilaksanakan

kegiatan penunjang yang meliputi kegiatan-kegiatan: inventarisasi kekayaan alam, pene-litian mengenai pertambangan, masalah lingkungan hidup, pembinaan usaha swasta nasional, pengembangan daerah dan pembinaan lem-baga.

Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang mutlak perlu bagi pengembangan sektor pertambangan, yang merupakan salah satu penyumbang devisa utama bagi negara.

Page 97:  · Web viewSelama tahun 1975/76 keadaan ekonomi dan moneter di dunia internasional mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap iklim produksi sektor industri. Gejala yang

388