· Web viewRealisasi fisik proyek Bantuan Pembangunan Kabupaten/Kotamadya baru 17,5%, disebutkan...

132
PEMBANGUNAN DAERAH, PEDESAAN DAN KOTA

Transcript of  · Web viewRealisasi fisik proyek Bantuan Pembangunan Kabupaten/Kotamadya baru 17,5%, disebutkan...

PEMBANGUNAN DAERAH, PEDESAANDAN KOTA

B A B XII

PEMBANGUNAN DAERAH, PEDESAAN DAN KOTA

A. PENDAHULUAN

Dalam tahun 1977/78 usaha pembangunan Daerah, Pedesaan dan Kota terus dilanjutkan dan telah berhasil meningkatkan laju pertum -buhan dan perkembangan masing-masing Daerah. Kemajuan-kemajuan di dalam pelbagai bidang yang telah dicapai oleh masing-masing dae - rah, merupakan hasil dari usaha-usaha pembangunan baik yang telah dilaksanakan secara sektoral, maupun oleh masing-masing Daerah. Dalam pada itu peningkatan pembangunan sektoral yang tersebar di seluruh daerah, sejauh mungkin telah dikaitkan dengan usaha pem -bangunan daerah. Dengan demikian keserasian laju pertumbuhan dan perkembangan antar daerah telah semakin nyata dari tahun ke tahun.

Di samping itu berhasilnya usaha pembangunan di daerah antara lain adalah berkat meningkatnya kemampuan perencanaan oleh Bappeda.

Kemampuan perencanaan ini telah berkembang dengan baik sehing- ga sebagian besar daerah-daerah telah dapat menyusun program-pro -gram dan proyek-proyek yang telah mendekati sasaran-sasaran pemba-ngunan yang ingin dicapai oleh masing-masing daerah, sesuai dengan kebutuhan lingkungan dan kemampuan penduduknya.

Untuk lebih mempercepat laju pertumbuhan antar daerah, serta peningkatan usaha-usaha pembangunan terutama antara Daerah-dae - rah bertetangga di dalam satu wilayah pengembangan utama, mulai tahun 1976/77 telah dilaksanakan konsultasi Regional di masing- masing pusat wilayah pengembangan utama. Konsultasi Regional juga dimaksudkan sebagai persiapan bagi daerah-daerah dalam rangka menghadapi Konsultasi Nasional, yang semenjak Repelita II diadakan

679

setahun sekali. Konsultasi Nasional ini dihadiri oleh seluruh BAPPE- DA, Departemen dan BAPPENAS pada tingkat Pusat dan diseleng- garakan dalam rangka pemantapan program-program sektoral dan regional.

Pelaksanaan berbagai program Inpres, telah mendorong daerah- daerah untuk mempercepat laju pertumbuhan dan perkembangannya. Bermacam-macam proyek telah dibangun baik ekonomi maupun sosial budaya yang dianggap penting oleh masing-masing daerah melalui program-program Inpres ini.

Penyaluran dana bantuan pembangunan melalui berbagai pro- gram Inpres menjadi sangat penting, karena dengan demikian hal-hal yang tidak atau belum tertampung oleh kegiatan pembangunan Depar- temen-departemen dapat dilakukan oleh pemerintah daerah, baik yang berbentuk proyek baru maupun kegiatan pemeliharaan.

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I dalam tahun pertama Repelita II, yaitu tahun anggaran 1974/75, berjumlah Rp. 43.950 milyard, dengan jumlah minimum Rp. 500 juta. Guna lebih memper- cepat dan menserasikan laju pembangunan daerah, jumlah Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I terus ditingkatkan setiap tahunnya. Dalam tahun 1977/78 Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I ber- jumlah Rp. 75 milyard, dengan bantuan minimum sebesar Rp. 1,5 milyard.

Pembangunan daerah Irian Jaya telah berhasil menaikkan kese- jahteraan hidup penduduk, yang secara berangsur-angsur berkembang menuju tingkat yang setaraf dengan penduduk daerah-daerah lainnya. Dalam tahun 1977/78, telah disediakan anggaran pembangunan sebe- sar Rp. 9 ,316 milyard yang terdiri atas anggaran sektoral sebesar Rp. 5,5 milyard dan Bantuan Inpres sebesar Rp. 3 ,816 milyard.

Sejak Timor Timur menggabungkan diri dengan Republik Indo- nesia dalam tahun 1976 s/d tahun 1977/78, yaitu selama 2 tahun anggaran telah disediakan anggaran pembangunan sebesar Rp. 7,644 milyard, yang penggunaannya lebih diarahkan pada rehabilitasi dan pembangunan baru pelbagai proyek dalam bidang pendidikan, kese- hatan, kesejahteraan sosial dan prasarana-prasarana fisik lainnya.

680

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II yang telah dimulai se - jak Repelita I terus dilanjutkan dan ditingkatkan dalam Repelita II. Bantuan per capita yang dalam tahun 1973/74 berjumlah Rp. 150 per capita dan bantuan minimum bagi Kabupaten-kabupaten yang kurang penduduknya yang berjumlah Rp. 12 juta, telah ditingkatkan dalam tahun 1977/78 menjadi Rp. 450 per capita serta bantuan mi -nimum sebesar Rp. 40 juta. Proyek-proyek yang dilaksanakan dalam tahun 1977/78 seluruhnya berjumlah 3.174 buah, terdiri dari pemba -ngunan/rehabilitasi jalan, jembatan, pengairan serta proyek-proyek lainnya yang dianggap penting oleh Daerah Tingkat II.

Untuk pembangunan daerah pedesaan telah disediakan Ban- tuan Pembangunan Desa yang pada tahun 1973/74 berjumlah Rp. 100.000,— per desa, telah meningkat menjadi Rp. 350.000,— per desa pada tahun 1977/78. Jumlah seluruh proyek-proyek yang di -laksanakan adalah sebanyak 44.865 buah meliputi prasarana produksi perhubungan, pemasaran dan prasarana sosial lainnya. Demikian pula dengan kegiatan-kegiatan pembentukan dan pembinaan Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP), Lembaga Sosial Desa (LSD), resettlement desa, pemugaran pertumbuhan desa dan lingkungan desa, terus dilanjutkan.

Dengan bertambah meningkatnya dana pembangunan yang disa -lurkan kepada Pemerintah Daerah, telah ditingkatkan pula kemam- puan perencanaan BAPPEDA dan aparatur pemerintah daerah lain- nya melalui bermacam-macam kursus, pendidikan dan latihan baik yang diselenggarakan oleh Departemen-departemen maupun oleh Pe-merintah Daerah sendiri.

Dalam rangka mengatasi kekurangan ruangan kantor untuk Ka-bupaten dan Kecamatan, telah disediakan biaya secukupnya termasuk biaya untuk pembangunan rumah-rumah jabatan Bupati dan Camat.

Pembinaan tata ruang yang teratur dan tertib diteruskan, yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti pengembangan kota dan daerah, pendaftaran tanah dan pengurusan hak-hak atas tanah.

Dalam pada itu penelitian regional dan daerah yang dilaksanakan dalam tahun 1977/78 pada umumnya melanjutkan penelitian yang

681

telah dilaksanakan sebelumnya, yaitu meliputi penelitian pola tata desa, pengembangan hukum pertanahan dan resettlement desa, pene- litian struktur organisasi pemerintahan kota, dan sebagainya.

Studi-studi regional yang telah diselesaikan, telah dimanfaatkan bagi perencanaan pembangunan daerah-daerah yang bersangkutan. Perhatian yang lebih besar telah diberikan pula kepada wilayah-wilayah yang relatif lebih terbelakang melalui serangkaian usaha pengembang- an wilayah, antara lain 5 Kabupaten di Jawa Tengah dan 2 Kabupaten di DI Aceh.

B. PROGRAM BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I

1. PendahuluanSebagai pengganti Alokasi Devisa Otomatis (ADO) sejak tahun

1971/72 pemerintah memberikan Sumbangan Pemerintah Peng- ganti ADO (SPPADO), yang sistem pembagiannya didasarkan pada ADO dengan kenaikan 5% dari jumlah ADO.

Dalam rangka melaksanakan prinsip peraturan pembangunan, maka mulai tahun 1974/75 SPPADO dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1974, dirubah menjadi Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, yang pembagiannya untuk masing-masing Daerah Tingkat I didasarkan pada panjang jalan dan luas areal pertanian serta diadakan bantuan minimum. Kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut dimaksudkan agar Daerah-daerah yang selama system ASSADO hanya mendapat bagian yang kecil dapat ditingkatkan, dan agar Pemerintah Daerah Tingkat I dapat memelihara prasarana-prasarana khususnya jalan dan jembatan serta irigasi yang telah direhabilitasi pada Pelita I. Sesuai dengan kebijaksanaan di atas, pada tahun 1974/75 disediakan jumlah Rp. 42.930 juta yang berarti kenaikan 100% dari tahun 1973/74, dan pembagiannya untuk masing-masing Propinsi ditentukan minimum Rp. 500 juta. Pada tahun berikutnya meningkat menjadi Rp. 52.287 juta dengan minimum Rp. 750 juta, tahun 1976/77 ditingkatkan lagi menjadi Rp. 60.450 juta dan minimum Rp. 1 milyard, dan pada tahun 1977/78 ditingkatkan lagi menjadi Rp 75 milyard dengan minimum Rp. 1,5 milyard. Dengan meningkatkan jumlah minimum

682

yang lebih besar dari kenaikan rata-rata, maka daerah-daerah yang relatif masih terkebelakang mendapat kenaikan yang relatif besar.

Pada Tabel XII — 1 dapat dilihat jumlah bantuan untuk masing- masing Propinsi. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa Propinsi yang mendapat alokasi bantuan yang besar seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, prosentase ke- naikan setiap tahunnya lebih kecil dari rata-rata, sebaliknya Daerah- daerah Tingkat I yang memperoleh alokasi relatif kecil seperti Beng- kulu, DI Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, maka prosentase kenaikannya relatif besar. Dengan demikian maka perbandingan antara daerah yang memperoleh bagian yang besar dan yang kecil, semakin kecil. Pada tahun 1973/74 per- bandingan tersebut adalah 376 : 1, pada tahun 1974/75 menjadi 11 : 1, pada tahun 1975/76 menjadi 8 : 1, pada tahun 1976/77 menjadi 7 : 1, dan pada tahun 1977/78 menjadi 5 : 1.

Dengan memberikan bantuan yang relatif besar kepada Daerah- daerah yang masih relatif terkebelakang, maka daerah tersebut dapat meningkatkan pembangunan serta mempercepat laju pertumbuhannya, sehingga akhirnya dapat tercapai keselarasan laju pertumbuhan antar Daerah.

Seperti telah diuraikan di atas, bantuan pembangunan Daerah Tingkat I, dimaksudkan agar Daerah Tingkat I dapat memelihara prasarana-prasarana yang telah dibangun/rehabilitasi, khususnya jalan dan jembatan serta irigasi, oleh karena itu maka bantuan pemba- ngunan Daerah Tingkat I dibagi atas 2 (dua) bagian, yaitu :

a. Bagian yang penggunaannya ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk keperluan pemeliharaan jalan dan jembatan propinsi, pe- ningkatan dan penyempurnaan irigasi, serta eksploitasi dan pe- meliharaan pengairan;

b. Bagian yang penggunaannya diarahkan oleh Pemerintah Pusat yakni untuk pembiayaan proyek-proyek yang bersifat ekonomis produktif, pengembangan daerah minus, pengembangan perkotaan dan proyek-proyek lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat termasuk pembinaan generasi muda.

683

TA BEL XII - 1PERINCIAN JUM L AH BANTUAN PEMBANGUNAN D A E R A H TINGKAT I T IAP -T IAP DAERAH TINGKAT I

1973 / 74 - 1977/78(dalam jutaan rupiah)

PROPINSI 1973/74 1974/75 1975//76 1976/77 1977/78

No. Urut DAERAH TINGKAT I SPP-ADD Jml. Bantuan % kenaikan Jml. Bantuan

% kenaikan Jml. Bantuan

% kenaikan J511. Bantuan

% kenaikan

1. Dl. A C E H 406,5 949,0 133,5 1.186,2 25,0 14960 26,1 1.870 0 25,0

2. SUMATERA UTARA 4.734,2 5.401,7 14,1 6.075,8 12,5 7.0680 16,3 7.774,0 10,03. SUMATERA SARAT 470,9 1.090,3 131,5 1.362,9 250 1.582,0 16,1 1978 0 25,04. R I A U 1.071,7 1.420,0 32,5 1.774 ,9 250 2 144,0 20,8 2 680,0 25,0

5. J A M B I 834,1 1.154,9 38,5 1.443,6 250 1.660.0 15,0 2.075,0 25,06. SUMATERA SELATAN 4.159,3 4.795,6 15,3 5.394,9 12,5 5.655,0 4,0 5.232,0 10,07. B E N G K U L U 72,4 500,0 590,6 7500 500 1.038,0 38,4 1.59Q0 53,2

8. L A M P U N G 1.487,5 1.754,7 10,0 2.1934 25,0 2.4200 10,3 3.025 0 25,09. D.K.I. JAKARTA 311,9 1.500,0 380 9 1.874 9 25 0 1.375,0 5,3 24530 25,0

10. JAWA BARAT 967,8 4.004.0 313,7 4.504,4 12,5 4.945,0 9,8 5.440,0 10,011. JAWA TENGAH 499,1 4287,0 758,9 4.822,8 12,5 5.115,0 6,1 5.627,0 10,0 12. D.I. YOGYAKARTA 12,6 555,0 4.304,8 750,0 35,1 1.022,0 36,3 1.590,0 55,513. JAWA TIMUR 1.388,2 5.659,0 307,7 6.366,3 12,5 6.674,0 4,8 7.342,0 10,014. KALIMANTAN BARAT 1.186,7 1.429,6 20,5 1.786,9 25,0 2.143,0 20,0 2.679,0 25,015. KALIMANTAN TENGAH 521,0 550,0 71,3 750,9 36,4 1.025,0 36,7 1.590,0 55,116. KALIMANTAN SELATAN 605,1 7881,1 29,2 976,4 25,0 1.111,0 13,8 1.590,0 43,117. KALIMANTAN TIMUR 824,7 992,1 20,3 1240,1 25,0 1.362,0 9,8 1.703,0 25,0 18. SULAWESI UTARA 397,6 706,0 77,6 882,5 25,0 1.358,0 53,9 1.716,0 26,419. SULAWESI TENGAH 213,9 600,0 180,5 750;0 25,0 1,433,0 91,7 1.798,0 25,020. SULAWESI SELATAN 143,3 1.731,0 1.149,8 2.238,7 25,0 2.471,0 10,4 3.088,0 25,0 21. SULAWESI TENGGARA 112,6 600,0 432,9 750,0 25,0 1.053,0 40,4 1.593 ,0 61,322. B A L I 83,0 629,0 657,8 786,3 25,0 1.056,0 34,3 1.590.0 50,623. NUSA TENGGARA BARAT 24,2 689,0 2.747,1 861,2 25,0 1.082,0 22,8 1.590,0 47,0 24. NUSA TENGGARA TIMUR 60,5 998,0 1.549,6 1.247,5 25,0 1 425,0 14,2 1.781,0 25,0 25. M A L U K U 92,7 613,0 561,3 766,2 25,0 1.132,0 47,7 1.590,0 40,5 26. IRIAN JAYA 71,4 500,0 600,3 750,0 50,0 1.000 ,0 33,3 1.500,0 50,0 27. TIMOR TIMUR - - - - - - 1.500,0 -

J u m l a h 20.552,8 43.950,0 114,6 52.287,0 19,0 60.450,0 15,6 75.000,0 24,1

684

Dengan adanya pembagian tersebut Pemerintah Daerah Tingkat I dapat melaksanakan pemeliharaan prasarana-prasarana yang telah dibangun/direhabilitasi dan dapat merencanakan proyek-proyek yang dianggap sangat sesuai dengan kondisi daerahnya.

Selain dari peningkatan jumlah bantuan, sejak tahun 1974/75 dilaksanakan pembinaan administrasi yang lebih tertib, terutama me- ngenai system penyusunan anggaran. Untuk dapat menyusun Anggar- an Pendapatan dan Belanja Daerah, setiap tahun tiap-tiap Dinas dan Kesatuan Kerja dilingkungan Sekretariat Daerah mengajukan Daftar Usulan Proyek Daerah (DUPDA). Dari keseluruhan DUPDA yang diajukan, diolah oleh BAPPEDA bersama Biro Keuangan untuk men- jadi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).

Setelah Rancangan APBN disampaikan Pemerintah kepada DPR, segera kepada Daerah diberitahukan perkiraan jumlah anggaran un- tuk masing-masing daerah. Atas dasar perkiraan jumlah tersebut BAPPEDA bersama Biro Keuangan menyusun RAPBD untuk diajukan kepada DPRD. Setelah melalui pembahasan di DPRD akhirnya RAPBD disetujui untuk dijadikan Peraturan Daerah. Sebelum Per- aturan Daerah tentang APBD tersebut dilaksanakan, diperlukan pe- ngesahan dari Menteri Dalam Negeri, dan sementara menunggu pe- ngesahan Menteri Dalam Negeri, Dinas-dinas, BAPPEDA, Biro Ke- uangan dan Biro Pembangunan membahas rencana dan dituangkan ke dalam Daftar lsian Proyek Daerah (DUPDA) sebagai dokumen proyek.

2. Pelaksanaan Program Bantuan Pembangunan Daerah Ting- kat l Tahun 1977/78

Seperti telah diuraikan di atas, pada tahun 1977/78 besarnya bantuan pembangunan Daerah Tingkat I adalah Rp. 75 milyar, yang digunakan untuk pemeliharaan jalan dan jembatan propinsi sebesar Rp. 5.695 juta, perbaikan dan penyempurnaan irigasi Rp. 5.910.556 ribu, eksploitasi dan pemeliharaan pengairan Rp. 7.920.444 ribu, dan proyek-proyek lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sendiri sebesar Rp. 55.466 juta. Perinciannya tiap Propinsi terlihat pada Tabel XII — 2.

685

TABEL XII – 2PERINCIAN JUMLAH DAN PENGGUNAAN DANA

PROGRAM BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT ITAHUN 1977/78

(dalam ribuan rupiah)Bantuan yang penggunaannya ditetapkan

Secara pastiNo Propinsi Daerah

Tingkat I

Pemeliha- raan Jalan & Jembat- an Propinsi

Perbaikan & Penyem-

purnaan Irigasi

Eksploitasi & Pemeliha-raan Peng-

airan

Jumlah (3a + 3b

+ 3c)

Bantuan yang peng-gunaannya diarahkan

Jumlah se- luruhnya (3 + 4)

(1) (2) (3a) (3b) (3c) (3) (4) (5)

1. D.I. Aceh 302.000 304.277 180.723 787.000 1.183.000 1.870.0002. Sumatera Utara 450.000 243.614 236.356 930.000 6.844.000 7.774.0003. Sumatera Barat 242.000 375.000 285.000 902.000 1.076.000 1.978.0004. Riau 216.000 117.015 107.805 441.000 2.239.000 2.600.0005. Jambi 174.000 50.087 46.913 271.000 1.804.000 2.075.0006. Sumatera Selatan 823.000 177.000 118.000 1.118.000 5.114.000 6.232.0007. Bengkulu 138.000 175.000 68.000 381.000 1.209.000 1.550.0008. Lampung 180.000 20.440 194.500 315.000 2.710.000 3.025.0009. D.K.I. Jakarta - - 30.000 30.000 2.439.000 2.459.000

10. Jawa Barat 432.000 513.275 2.211.275 3.157.000 2.283.000 5.440.00011. Jawa Tengah 534.000 1.326.871 1.391.129 3.252.000 2.375.000 5.627.00012. D.I. Yogyakarta 93.000 181.000 117.000 391.000 1.199.000 1.590.00013. Jawa Timur 476.000 1.161.006 1.782.994 3.426.000 3.916.000 7.842.00014. Kalimantan Barat 225.000 - 44.000 269.000 2.410.000 2.679.00015. Kalimantan Tengah 60.000 - 72.000 132.000 1.458.000 1.500.00016. Kalimantan Selatan 100.000 7.482 92.518 200.000 1.390.000 1.500.00017. Kalimantan Timur 44.000 7.650 42.350 94.000 1.600.000 1.703.000

686

(1) (2) (3a) (3b) (3c) (3) (4) (5)

18. Sulawesi Utara 78.000 130.033 62.967 271.000 1.445.000 1.716.00019. Sulawesi Tengah 203.000 102.948 47.052 353.000 1.445.000 1.798.00020. Sulawesi Selatan 322.000 218.517 401.483 937.000 2.151.000 3.088.00021. Sulawesi Tenggara 60.000 - 15.000 75.000 1.518.000 1.593.00022. B a 1 i 101.000 435.674 104.326 641.000 949.000 1.593.00023. Nusa Tenggara Barat 120.000 225.725 209.275 555.000 1.035.000 1.590.00024. Nusa Tenggara Timur 200.000 144.832 45.178 390.000 1.391.000 1.781.00025. M a l u k u 77.000 - 14.000 91.000 1.499.000 1.590.00026. I r i a n J a y a 125.000 - 125.000 1.375.000 1.500.00027. Timor Timur - - 1.500.000 1.500.000

JUMLAH : 5.695.000 5.010.556 7.920.444 19.584.000 55.466.000 75.000.000

687

TABEL XII — 3PERINCIAN JUMLAH PROYEK MASING-MASING LEMBAGA

TIAP DAERAH TINGKAT I, 1977/78

No. P r o p i n s i D a e r a h T i n g k a t I

P.U. PertanianPerhubungan

& Pariwisata

Pertambang-an, Perindus-trian & Per-ekonomian

Sosial Budaya

Pemba- ngunan Desa

Sekretariat Daerah (Pra-sarana Peme-

rintah)

Lain-lain

Jumlah Proyek

(1) ( 2 ) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

(11)

1. D . I . A c e h 19 24-

3 22-

11 4 832. Sumatera Utara 12 15 2 2 9 - 14 1 553. Sumatera Barat 4 42 2 4 18 6 50 9 1354. R i a u 5 15 - 3 13 - 14 5 555. J a m b i 6 31 - 2 9 - 20 1 696. Sumatera Selatan 5 44 7 7 27 - 46 9 1457. B e n g k u l u 22 27 - 2 11 6 39 7 1148. L a m p u n g 8 41 - 8 24 14 27 26 1509. D.K.I. Jakarta 16 — - - - - — — 16

10. Jawa Barat 47 30 2 5 4 3 6 3 10011. Jawa Tengah 14 18 6 4 13 - 5 4 6412. D.I. Yogyakarta 12 20 7 6 25 - 31 4 10513. Jawa Timur 7 8 - 2 12 - 2 — 3114. Kalimantan Barat 17 5 - 1 4 1 38 28 9415. Kalimantan Tengah 4 5 - 1 7 1 13 1 3216. Kalimantan Selatan 5 8 - - 3 1 10 1 2817. Kalimantan Timur 6 9 - 3 5 - - - 23

688

(1) (2) (3) (4) (5)

(6) (7) (8) (9) (10) (11)

18. Sulawesi Utara 13 9 2 — 7 3 41 19 9419. Sulawesi Tengah 7 12 — 1 10 — 2 — 3220. Sulawesi Selatan 7 36 2 — 15 6 14 1 8121. Sulawesi Tenggara 6 15 2 6 — 43 — 7222, B a 1 i 6 33 3 1 41 1 4 10 9923. Nusa Tenggara Barat 9 36 — 1 1 2 9 1 5924. Nusa Tenggara Timur 8 14 — — 8 3 9 — 4225. M a l u k u 16 26 — — 20 — 26 4 9226. Irian Jaya 17 6 — 1 — — 2 — 2627. Timor Timur — — — — — — 24 — 24

J u m l a h 29 52 37 5 31 47 500 138 1.920

689

T A B E L X I I - 4HASIL PELAKSANAAN PROGRAM B A N T U A N PEMBANGUNAN D A E R A H T I N G K A T I

T A H U N 197 7 / 78(dalam r ibuan rupiah)

PERKEMBANGAN PROYEK PERKEMBANGAN KEUANGAN

N o . PROPINSI DAERAH TINGKAT I

JUMLAH PROYEK

S e l e s a i 1 0 0 %

Sedang diker-jakan

B e l u m d i k e r -j a k a n

% r a t a -r a t a

Rencana Biaya

1 Tahun

Realisasi s/d Triwulan La-

poran

% Sisa Anggaran

( 1 ) (2) (3) ( 4 ) (4a) ( 4 b ) ( 4 c ) (5) (5a) ( 5 b ) (5c)

1. D.I. A c e h 83 13 46 24 59,14 1.870.000 710.286 37,98 1.159.7141)

2. Sumatera Utara 55 3 48 4 68,94 7.774.000 4.656.928 59,90 3.117.072 1)3. Sumatera Barat 135 88 47 - 82,59 1.978.000 1.357.599 61,40 620.4014. R i a u 55 2 26 27 32,70 2.680.000 1.146.483 42,79 1.533.5171)

5. J a m b 69 56 13 - 95,70 2.075.000 2.068.854 89,0 6.146

6. Sumatera Selatan 145 19 95 31 45,03 6.232.000 3.568.381 57,25 2.663.619 1)7 B e n g k u l u 115 84 87 4 90,73 1.590.000 1.264.870 87,24 325.1308. L a m p u n g 150 102 41 7 90,17 3.025.000 2.719.751 76,68 305.249

9. D.K.I. Jakarta 16 10 6 - 99,0 2.469.000 2.469.000 100 -10. Jawa Barat 100 83 17 - 96,06 5.440.000 4.581.190 95,80 858.81011. Jawa Tengah 64 31 31 2 82,42 5.627.000 4.013.728 71,33 1.613.27212. D.I. Yogyakarta 105 25 63 17 61,65 1.590.000 .629.494 39,60 960.5061)

13. Jawa Timur 31 - 31 - 96,34 7.342.000 4.439.097 68,48 2.902.90314. Kalimantan Barat 93 30 63 - 80,61 2.679.000 2.108.586 78,71 570.41415. Kalimantan Tengah 32 10 22 - 67,71 1.590.000 790.232 59,80 799.768

16. Kalimantan ielatan 28 1 27 - 53,85 1.590.000 784.360 49,33 805.6401)

17. Kalimantan Timur 23 - 23 - 33,33 1.703.000 390.207 28,79 1.312.7931)

18. Sulawesi Utara 94 60 34 - 82,59 1.716.000 1.393.088 81,18 322.91219. Sulawesi Tengah 32 19 13 - 90,96 1.798,000 730.157 40,60 1.067.843 1)20. Sulawesi Selatan 81 43 38 10,62 3.088.000 2.760.611 89,40 327.38921. Sulawesi Tenggara '42 53 19 - 95,31 1.593.000 1.331.580 83,59 261.42022. B a 1 i 99 46 47 6 82,93 1.590.000 1.050.180 73,43 539.82023. Nusa Tenggara Barat 59 18 39 2 79,39 1.590.000 1.282.147 80,64 307.853

24. Nusa Tenggara Timur 42 2 16 24 24,68 1.781.000 436.335 24,49 1.344.665 I)25. M a I u k u 92 42 46 4 84,57 1.590.000 1.000.141 84,57 589.85926. Irian Jaya 26 9 15 2 84,01 1.500.000 565.042 37,60 934.958 I)27 Timor - Timur 24 6 12 6 37,59 1.500.000 129.000 14,83 1.371.000

1.920 855 905 160 68,1 75.000.000 48.377.327 64,5 26.622.673

1) Laporan Triwulan III .

690

Menurut laporan yang diterima dari Daerah-daerah, dana Pro- gram Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, tahun 1977/78 telah digunakan untuk membiayai proyek pembangunan yang berjumlah 1920 buah proyek, yang terdiri atas 500 buah proyek dalam lingkung- an Sekretariat Daerah 298 buah, di lingkungan Pekerjaan Umum, 529 buah di lingkungan Pertanian, 37 buah dalam lingkungan Perhubung- an dan Pariwisata, 57 buah di lingkungan Sosial Budaya dan 138 buah proyek lain-lainnya. Di mans perincian jumlah dan jenis-jenis proyek tersebut, untuk masing-masing propinsi tercantum pada Tabel XII — 3. Dari jumlah proyek sebanyak 1920 buah itu, sampai dengan laporan triwulan IV, telah berhasil diselesaikan sebanyak 855 buah proyek, 905 sedang dikerjakan, dan yang belum dilaksanakan sebanyak 160 buah. Dan dari total anggaran sebesar Rp. 75 milyar telah diserap sebesar Rp. 48,4 milyar atau 64,5%. Perincian perkembangan pelak- sanaan Program Bantuan ini untuk tahun 1977/78 dapat dilihat pada Tabel XII — 4.

Dari laporan yang diterima dari Daerah, sejak tahun 1974/75 sampai dengan tahun 1977/78, telah dibangun 8.135 buah proyek yang meliputi proyek Sekretariat Daerah, Pekerjaan Umum, Pertani- an, Perhubungan dan Pariwisata, Pertambangan, Perindustrian dan Perekonomian, Sosial Budaya, Pembangunan Desa dan lain-lain. Per- incian tiap tahun untuk masing-masing sektor terlihat pada Tabel XII — 5. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa proyek di lingkungan pertanian yang meliputi pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan jumlahnya paling banyak. Hal ini menunjuk- kan bahwa Pemerintah Daerah memberikan perhatian yang besar ter- hadap bidang pertanian.

Proyek-proyek dalam lingkungan pekerjaan umum, di samping proyek-proyek yang telah ditetapkan secara pasti, ada pula proyek- proyek lain, terutama pembangunan jalan dan jembatan. Proyek- proyek yang ditetapkan secara pasti yaitu proyek-proyek pemeliharaan jalan, perbaikan dan penyempurnaan serta pemeliharaan irigasi. Proyek-proyek pemeliharaan jalan meliputi pemeliharaan jalan dan jembatan, gorong-gorong, rakit, penyeberangan sungai dan cerobok. Proyek perbaikan dan penyempurnaan irigasi, meliputi pekerjaan

691

TABEL XII — 5PERKEMBANGAN JUMLAH PROYEK BANTUAN

PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I. TIAP LINGKUNGAN1974/75 s/d 1977/78 **)

No. Lingkungan 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78*) Jumlah

1. Sekretariat Daerah 480 310 466 500 1.7562. Pekerjaan Umum 562 403 444 298 1.7073. Pertanian 483 522 545 529 2.0794. Perhubungan/Pariwisata 49 55 54 37 1955. Pertambangan Perindustri-

an, Perekonomian 67 69 53 57 2466. Sosial Budaya 402 281 245 314 1.2427. Pembangunan Desa 16 24 34 47 1118. Lain-lain 242 183 243 **) 138 806

Jumlah proyek 2.301 1.847 2.074 1.920 8.142Jumlah Dana (dalamjutaan rupiah)

43.950 52.287 60.450 75.000 231.687

*) Angka perkiraan realisasi.** ) Termasuk proyek-proyek ex dana Cess.

692

perbaikan waduk, bendungan, saluran primer, sekunder, terowongan, serta bangunan pelengkap, jalan inspeksi, pembuatan petak tertier percontohan, yang kesemuanya telah dapat memperluas areal per- sawahan secara teknis. Proyek eksploitasi dan pemeliharaan peng- airan bertujuan agar air dapat sampai ke sawah yang memerlukan dengan teratur, dan agar bangunan-bangunan yang telah dibangun/ direhabilitasi dapat lestari.

Untuk ini telah diadakan pemeliharaan terhadap bangunan- bangunan air, saluran pembawa seperti saluran primer dan sekunder, saluran pembuang, fasilitas eksploitasi, tanggul banjir. Pekerjaan pemeliharaan pengairan ini meliputi seluruh proyek yang telah di- rehabilitasi maupun dibangun oleh Departemen PUTL, termasuk proyek-proyek Prosida. Hasil fisik yang telah dilaksanakan pemeli- haraannya tersebut terlihat pada Tabel XII — 6.

C. PEMBANGUNAN DAERAH IRIAN JAYA.

1. Pendahuluan

Kegiatan-kegiatan pembangunan utama daerah Irian Jaya selama tahun 1977 /78 tetap diarahkan kepada usaha-usaha meningkatkan prasarana dan sarana perhubungan (udara, laut, darat dan teleko- munikasi), peningkatan produksi pertanian, meningkatkan kegiatan- kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan dan lain-lain pelayanan kepada masyarakat seperti penyediaan air minum, listrik, dan seba- gainya, dan meningkatkan kegiatan-kegiatan penempatan transmigra- si resettlement penduduk yang tinggal terpencar-pencar di pedalaman.

Semua usaha-usaha tersebut di atas dilaksanakan dengan tujuan agar tingkat sosial ekonomi rakyat banyak dalam jangka waktu yang relatif singkat sudah dapat disejajarkan dengan penduduk yang tinggal di daerah-daerah lainnya di Indonesia.

Untuk tujuan tersebut di atas dalam tahun 1977 /78 anggaran pembangunan yang disediakan adalah sebesar Rp. 9 .316,123 juta, yang terdiri dari anggaran sektoral sebesar Rp. 5.500 juta (untuk 50 buah proyek) dan bantuan Inpres sebesar Rp. 3.816,123 juta.

693

TABEL XII - 6HASIL PELAKSANAAN

PROYEK-PROYEK YANG DITETAPKAN SECARA PASTI,1974/75 - 1977/78

KEGIATAN Satuan 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78Pemeliharaan Jalan danJembatan Propinsi

Km t 18.127 15.863 19.9441. J a l a n2. Jembatan M t 40.979 43.738 51.5623. Gorong-Gorong M t 1.020 20.091 24.4824. R a k i t Bh t 20 36 405. Cerocok Bh t 26 67 841Perbaikan dan PenyempurnaanIrigasi

Bh 2.080 15 5 11. W a d u k2. Bendungan Bh 71 120 1.313 893. Saluran Km 336 445 361 3834. Terowongan M 6.700 395 3.600 5.6005. Bangunan Bagi Bh 327 264 790 3656. Bangunan Pelengkap Bh 462 875 1.047 6417. Jalan Inspeksi Km 19 39 51 568. Petak Tertier Percontohan Petak t t 247 949. Perluasan Sawah Ha t 525.607 374.661 57.426Eksploitasi dan PemeliharaanPengairan.

Bh t 55.037 51.890 52.2431. Bangunan air2. Saluran Pembawa Km t 19.908 20.078 19.9403. Saluran Pembuang Km t 3.269 3.975 4.4024. Fasilitas Eksploitasi Bh t 2.722 2.660 2.4745. Tanggul Banjir Km t 2.965 2.997 2.3446. Jalan/Jaringan Telepon Km t 1.824 3.523 3.1027. Luas Sawah Ha t 3.718.291 3.655.845 3.966.188

t : tidak ada data.

694

Dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya, jumlah keselu- ruhan anggaran pembangunan untuk tahun 1977/78 meningkat dengan kurang lebih 11,4%.

2. Pelaksanaan Program Pembangunan Daerah Irian Jaya tahun 1977/78

a. Proyek-proyek Sektoral.

Dalam rangka peningkatan prasarana/sarana perhubungan uda- ra, dalam tahun 1977/78 telah dilaksanakan usaha-usaha peningkatan dan rehabilitasi/pemantapan beberapa lapangan udara, antara lain perluasan apron seluas 1800 m 2 di Sorong, perbaikan clearence approach di Biak, serta pemantapan 6 buah lapangan udara perintis di daerah pedalaman, yaitu masing-masing di Serui, Ilaga, Bakondini, Bintuni, Mindiptanah dan airstrip di Bormei (Lembah Z). Di samping rehabilitasi lapangan udara, peningkatan fasilitas bangunan untuk pemasangan alat-alat keselamatan penerbangan terus dilaksanakan seperti pembuatan gedung NDB di Wamena, pembangunan gedung- gedung genset, workshop, dan CCR di Sentani, pembangunan work- shop alat-alat besar dan gedung genset di Biak, dan renovasi terminal di Sentani dan Sorong. Pemasangan tambahan fasilitas navigasi dan listrik juga terus ditingkatkan, antara lain di Sorong, Sentani dan Biak.

Dengan demikian, selama Pelita I sampai dengan tahun anggaran 1977/78, dari 249 buah lapangan terbang dan airstrip yang ada di Irian Jaya, sebanyak 15 buah telah direhabilitasi dan ditingkatkan dan 3 buah merupakan pembangunan baru. Dari jumlah 18 buah lapangan terbang yang telah direhabilitasi/ditingkatkan tersebut, 1 buah bisa didarati DC-8 (Biak), 3 buah bisa didarati Fokker 27 (Marauke, Nabiro. Manokwari dan Wamena) dan 10 buah bisa didarati jenis Twin Otter (Fak-Fak, Serui, Tanah Merah, Min- diptanah, Kepi, Naga, Bakondini, Bintuni, Vegetage dan Bormei).

Selama tahun 1977/78 jumlah penumpang dan barang yang berhasil diangkut masing-masing adalah sebanyak 194.000 orang dan 8.145 ton, suatu peningkatan masing-masing sebesar kurang lebih 12% dan 15% dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya .

695

Di bidang perhubungan laut, dalam tahun 1977/78 telah selesai dibangun dermaga-dermaga Sorong dan Serui, sedang pembangunan dermaga di Kemi (Nabire) yang merupakan proyek lanjutan masih sedang dalam pelaksanaan. Demikian pula hanya dengan pembuatan seawal pada pelabuhan Biak dan lain-lain usaha peningkatan kesela- matan pelayaran. Semua usaha ini telah ikut mendorong peningkatan ekonomi rakyat baik di daerah pedalaman maupun di daerah pantai. Jika pada tahun 1973/74 jumlah volume barang yang dibongkar/mu- atkan hanya sebesar kurang lebih 2.133.000 m3/ton saja, pada tahun 1977/78 meningkat menjadi 5.362.000 m3/ton atau meningkat sebesar kurang lebih 130% selama jangka waktu 4 tahun.

Karena topografi daerah yang sangat sulit dan biaya yang ter- batas, usaha-usaha pembangunan jalan baru di Irian Jaya masih sangat terbatas. Yang lebih banyak dilakukan selama ini adalah usaha-usaha rehabilitasi (berat) dart jalan-jalan yang sudah ada dan pembangunan baru jembatan-jembatan yang dirasakan sangat vital. Sejak tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1977/78 rehabilitasi-rehabilitasi berat jalan yang sudah selesai dilaksanakan adalah antara Sentani — Ge- nyem (70 km), Sentani — Depapre (50 km), Biak — Korem (25 km), dan Manokwari — Warmare (15 km), di mana 2 jalan yang disebut terakhir diselesaikan pada tahun 1977 /78. Di samping jalan darat, hubungan melalui sungai dan danaupun diperlukan. Sebagai tambah- an dui usaha-usaha tahun sebelumnya, dalam tahun 1977/78 telah di buka hubungan ferry antara Sorong — Jefman dan Merauke — Bade.

Di bidang air minum, selama Repelita II telah diselesaikan pekerjaan peningkatan kapasitas air minum di 3 kota yaitu masing- masing di Jayapura, Biak, dan Manokwari, sedang untuk 1 kota lain- nya, yaitu Sorong, pekerjaan peningkatan kapasitas penyediaannya dari 15 1/detik menjadi 80 1/detik sampai pada waktu ini masih sedang dilaksanakan, diharapkan ,akan selesai seluruhnya pada tahun anggaran 1979/80.

Di bidang kelistrikan penyempurnaan kemampuan pusat-pusat tenaga listrik, jaringan distribusi, serta perluasannya terns ditingkat- kan. Dalam tahun 1977/78 usaha-usaha peningkatan tersebut diterus -

696

kan dengan penyempurnaan PLTD di beberapa kabupaten, penyem- purnaan jaringan distribusi 7 km dan pembangunan gardu 14 buah. Dalam hubungan dengan pelistrikan ini Bank Pembangunan Asia (ADB) dan OGEM darn Negeri Belanda telah memberikan bantuan, terutama untuk pembangunan PLTA Sentani dan PLTD di beberapa kabupaten. Perkembangan produksi tenaga listrik di Irian Jaya tiap tahun dapat dilihat pada tabel XII — 7.

Dalam bidang industri, usaha-usaha yang dilaksanakan tiap tahun adalah pembinaan dan penyuluhan terhadap industri-industri kecil yang mulai berkembang di daerah Irian Jaya seperti Industri-industri ba- han bangunan (bata, genteng, tegel, pembakaran kapur, penggergaji- an kayo, perbengkelan, kerajinan tangan Asmat, dan sebagainya).

Untuk meningkatkan produksi pertanian, terutama produksi pangan, usaha-usaha pembukaan areal pertanian baru di daerah-daerah pedalaman (hinterland) seperti di daerah-daerah Genyem, Jayapura, Sorong, Biak, dan Nabire, terus dilaksanakan, bersama-sama dengan usaha-usaha penyuluhan yang intensif kepada para petani, termasuk ke dalamnya pemberian bibit-bibit unggul, pembangunan kebun-kebun percontohan, dan pemberian kursus pertanian secara langsung. Usaha- usaha ini makin terus ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya. Per-kembangan produksi pangan sejak tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1977/78 dapat dilihat pada tabel XII — 8.

Dalam hal pertambangan, daerah Irian Jaya ternyata kaya dengan barang-barang tambang, terutama minyak bumi dan tembaga. Sampai pada waktu ini eksplorasi dan eksploitasinya dilaksanakan oleh Per- tamina (minyak bumi) dan perusahaan Freeport Sulphur Indonesia (tembaga). Baik produksi maupun ekspornya tiap tahun (kecuali tahun 1975/76 untuk tembaga) menunjukkan peningkatan. Khusus mengenai perkembangan nilai ekspor dari hasil-hasil tambang ini, bersama-sama dengan nilai ekspor dari hasil-hasil daerah Irian Jaya lainnya dapat dilihat pada tabel XII — 9.

Di bidang pendidikan, kegiatan-kegiatan utama yang dilaksanakan adalah memperlengkapi fasilitas pendidikan agar supaya mutu pen- didikan bertambah baik sesuai dengan perkembangan pendidikan di

697

TABEL XII — 7PRODUKSI-TENAGA LISTRIK IRIAN JAYA,

1973/74 — 1977/78(dalam KWH)

No. Daerah 1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78

1. Jayapura 10.878.521 11.971.776 11.890.432

16.661.794 18.327.9732. Teluk Cendera wasih 3.934.357 3.790.500 3.605.502 5.098.323 5.149.306

3. Manokwari 2.180.957 2.238.083 2.577.949 3.313.184 3.346.315 4. Sorong 4.144.072 4.302.369 5.843.105 8.296.260 8.529.2225. Fak-fak 467.931 506.833 594.159 1.092.854 1.253.7826. Paini - 142.057 20.894 166.018 167.6787. Yapen Waropen - 180.000 196.282 240.602 243.0088. Merauke 1.363.971 1.397.912 1.657.388 2.395.242 2.419.1949. Jayawijaya - - - - 125.000

J u m 1 a h 22.948.810 24.349.455 26.385.71 37.264.277 39.561.47

698

TABEL XII — 8PRODUKSI PERTANIAN/PANGAN IRIAN JAYA. 1973/74 — 1977/78 (dalam ton)

No. Uraian 1973/74

1974J75 1975/76 1976/77 1977/78

1. Beras 1.444 1.529 1.579 1.678 2.1132. Jagung L230 1.515 1.535 1.201 1.9413. Ubi-ubian 327.441 315.719 384.353 316.642 348.3064. Kacang-kacangan 996 1.167 1.474 1.693 2.5315. Sayur-sayuran 2.250 4.645 4.500 28.088 34.1096. Buah-buahan - - - 405.512 410.967

699

TABEL XII - 9

HAS1L EKSPOR IRIAN JAYA, 1973/74 - 1977/78 (dalam ribuan US $)

No. U r a i a n 1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78

1.I. Hasil Perkebunan

Biji Pala 277,8 812,82 392,66 842,81 881,232. Bunga Pala 197,5 823,12 425,66 368,66 382,753. Kopra 184,1 - - 603,49 683,804. Biji Coklat 7,8 - - 20,96 25,205. Karet 0,3 8,47 28,99 83,1 95,80

1.II. Hasil Hutan

Kayu Logs - 329,25 305,78 442,30 460,752. Kopal - 15,15 3,03 41,12 41,603. Damar - 0,35 - - -4. Kayu Gergaji - 10,65 - - -

1.III. Hasil Laut/Sungai

Kulit Buaya 92,6 751,55 146,00 601,25 750,252. Udang 2 .675,5 8.901,63 9.012,75 16.833,84 22.042,253. Kulit Kerang 1,80 0,05 11,20 11,504. Teripang 2,5 - 0,12 492,36 500,505. Kulit Mutiara - 0,76 2,69 - -6. Ikan Segar/Beku - - - 806,52 1.709,807. Horse Shoe

Crap/Beku - - - 132,72 135,20

1IV. Hasil Tambang

Minyak Bumi - 134.137,08 257.813,60 335.923,94 433.108,752. Konsentrat Tembaga - 116 ,250,00 77.936,66 101.150,62 111.765,60

1.V. Hasil lain-lain

Kuningan - 12,92 27,20 - -

JUMLAH 3.481,1 262.055,55 346.094,97 458 ,357,73 592.594,98

700

propinsi-propinsi lainnya. Dalam tahun 1977/78, telah dilaksanakan pembangunan baru/rehabilitasi 5 buah gedung SLTP, 2 buah gedung SLTA, 2 buah gedung Sekolah Kejuruan, pengadaan alat-alat labora- torium, dan penambahan ruang kuliah Universitas Cendrawasih selu- as 260 m2. Untuk meningkatkan pengetahuan guru, terutama di daerah pedalaman, telah dilaksanakan pengembangan siaran pendidikan yang meliputi 120 program dengan bantuan RRI di samping upgrading guru-guru secara langsung. Dalam tahun 1977/78 telah berhasil di upgrade guru-guru sebanyak 150 orang.

Dalam hal kesehatan, kegiatan-kegiatan utama yang dilaksanakan pada tahun 1977/78 adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu usaha pembrantasan penyakit ma- laria, melaksanakan imunisasi cacar dan BCG, dan pembrantasan pe- nyakit frambosia/dan penyakit-penyakit menular lainnya. Di samping itu, dalam tahun 1977/78 telah berhasil dilaksanakan rehabilitasi pada RSU Fak-Fak dan pembangunan ruang pendidikan bagi tenaga- tenaga perawat di dua buah rumah sakit (Jayapura dan Fak-Fak).

Dalam rangka usaha pembukaan daerah-daerah pertanian, usa- ha-usaha penempatan dan pembinaan transmigrasi serta resettlement penduduk yang tinggal terpencar-pencar terus dilaksanakan.Dalam tahun anggaran 1977/78 telah berhasil ditempatkan 90 KK transmigran di kabupaten Sorong bersama-sama dengan 50 KK yang berhasil di resettle (dimukimkan kembali) dari daerah disekitarnya. Demikian pula di daerah-daerah Biak dan Arso telah berhasil di re- settle masing-masing sebanyak 25 KK. Diharapkan pada tahun-tahun selanjutnya kegiatan transmigrasi dan resettlement penduduk ini terus dapat ditingkatkan karena potensinya masih cukup besar.

b. Proyek Bantuan Pembangunan Daerah (INPRES).Sampai dengan tahun 1977/78, daerah Irian Jaya telah mengenal

6 jenis bantuan Inpres, yaitu masing-masing Inpres Dati I, Inpres Dati II Inpres Desa, Inpres Sarana Kesehatan, Inpres Sekolah Dasar, dan yang terakhir Inpres Pasar. Dalam tabel VII — 10 dapat dilihat jum- lah dan perincian anggaran dari masing-masing bantuan Inpres tersebut

701

sejak dari tahun 1973/74 s/d tahun 1977/78. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa jumlah bantuan dari masing-masing jenis Inpres terse- but terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

TABEL XII — 10ANGGARAN BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH IRIAN JAYA

(INPRES) 1973/74 s/d 1977/78(dalam ribuan rupiah)

No. U r a i a n 1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78

1. Inpres Dati I — 500.000 750.000 1.000.000 1.500.0002. Inpres Dati II 152.782 292.989 409.335 444.965 516.6693. Inpres Bantuan

Daerah 83.200 166.400 211.200 278.400 330.5004. Inpres Sarana

Kesehatan — 139.568 351.428 549.374 209.5645. Inpres Sarana

Sekolah Dasar 25.000 580.000 497.750 543.000 809.3906. Inpres Fasilitas

Kredit Pasar — — — 360.000 450.000

J u m l a h : 260.982 1.678.957 2.219.713 3.175.739 3.814.123

(1) Proyek Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat IDari jumlah anggaran Inpres Dati I tahun 1977/78 sebesar

Rp. 1.500 juta, sebagian besar daripadanya (Rp. 1.375 juta) digunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang diarahkan, seperti perbaikan/rehabilitasi prasarana produksi di sektor-sektor pertanian, perhubungan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain yang tersebar di se- luruh propinsi. Sisanya sebanyak Rp. 125 juta digunakan untuk mem- biayai proyek-proyek yang ditetapkan, yang dalam tahun 1977/78 ini adalah untuk memelihara jalan-jalan sepanjang 157 km dan jembatan sepanjang 512 m.

(2) Proyek Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat IIUntuk tahun 1977/78, jumlah anggaran Inpres Dati II yang di-

sediakan adalah sebesar Rp. 516.669 juta, yang berarti 15,1% di atas jumlah yang diterima pada tahun anggaran sebelumnya.

702

Jumlah proyek yang dibiayai oleh bantuan Inpres ini selama tahun 1977/78 adalah sebanyak 19 buah, yang sebagian besar berupa pro- yek-proyek di bidang perhubungan dan assainering, termasuk di dalam- nya pembangunan 1 buah dermaga dan 1 buah terminal bus. Sampai dengan 31 Maret 1978, secara keseluruhan realisasi fisik telah menca- pai kurang lebih 70%.

(3) Proyek Bantuan Pembangunan Desa

Untuk mendorong swadaya masyarakat dalam rangka peningkatan pembangunan desa, maka tahun anggaran 1977/78 pemerintah telah menyediakan anggaran sebesar Rp. 330 juta kepada 548 buah desa di Irian Jaya. Penggunaan Bantuan Pembangunan Desa tersebut digu- nakan untuk membiayai pembangunan prasarana perhubungan desa, prasarana ekonomi dan sosial desa, usaha-usaha dalam rangka Lem- baga Sosial Desa (LSD), Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) dan lain-lain kegiatan yang dianggap perlu oleh masing-masing desa yang bersangkutan.

(4) Proyek Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan

Jumlah anggaran yang disediakan untuk bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan tahun 1977/78 adalah sebesar Rp. 209.564 juta. Dalam tahun anggaran tersebut penggunaannya adalah untuk perba- ikan Puskesmas 9 buah, Rumah Dokter 10 buah, pengadaan sepeda (218 buah) dan alat-alat medis (22 unit), Puskesmas keliling 13 buah, penampungan air hujan 20 buah, perlindungan mata air 5 buah, sumur pompa tangan (SPTDK) 150 buah, dan jumlah keluarga sebanyak 400 buah.

(5) Proyek Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar

Jumlah anggaran yang disediakan untuk tahun 1977/78 adalah sebesar Rp. 809.390 juta yang diperuntukan untuk pembangunan SD baru sebanyak 74 buah, rehabilitasi SD Negeri sebanyak 40 buah, SD Swasta 314 bush dan madrasah ibtidaiyah sebanyak 7 buah.

703

(6) Proyek Bantuan Fasilitas Kredit Pasar

Tahun 1977/78 merupakan tahun kedua Inpres Pasar bagi dae- rah Irian Jaya. Jumlah anggaran (kredit) yang disediakan pada tahun 1977/78 adalah sebesar Rp. 450 juta yang digunakan untuk memba- ngun pasar-pasar bagi golongan ekonomi lemah di 4 kabupaten.

D. PEMBANGUNAN DAERAH TIMOR TIMUR

1. Pendahuluan.Untuk melaksanakan pembangunan di daerah propinsi Timor Ti-

mur sejak tahun anggaran 1976/77 Pemerintah telah menyediakan anggaran pembangunan yang jumlahnya untuk kedua tahun anggaran (1976/77 dan 1977/78) sebesar Rp. 7.664,268 juta yang terdiri dari anggaran pembangunan Sektoral sebesar Rp.4.650.000 juta dan untuk program Inpres sebesar Rp. 3.013,868 juta. Jumlah alokasi anggaran pembangunan untuk Daerah Tingkat I Timor Timur selama 2 tahun ini dapat dilihat pada Tabel XII — 11 di bawah ini.

TABEL XII — 11

JUMLAH ALOKASI ANGGARAN PEMBANGUNANDAERAH TINGKAT I TIMOR TIMUR,

1976/77 — 1977/78(dalam ribuan rupiah)

Anggaran Pembangunan 1976/77 1977/78

1. Sektoral 1.150.000 3.500.000

2. Inpres Dati I - 1300.000

3. Inpres Dati II- 520.000

4. Inpres Kesehatan - 214.733

5. Inpres S.D. - 551.135

6. Inpres Desa - 228.000

J u m l a h 1.150.000 6.513.868

704

2. Pelaksanaan Kegiatan-kegiatan Pembangunan Di Daerah Tingkat I Timor Timur tahun 1977/78

a. Bidang Pemerintahan.

Aparat yang menggerakkan roda pemerintahan daerah tingkat I secara berangsur-angsur telah dibentuk baik organisasi maupun tata- kerjanya seperti Sekretariat Wilayah yang terdiri dari Biro-biro (5 Biro), Bagian-bagian sampai dengan Sub-sub Bagian, Dinas-dinas Daerah baik untuk Tingkat I maupun Tingkat II, serta Sekretariat DPRD Tingkat I.

Untuk menjalankan organisasi pemerintahan di daerah tersebut telah diangkat sejumlah pejabat/personil yang sebagian besar terdiri dari putra-putra daerah. Sementara pejabat-pejabat yang berasal dari daerah belum terampil melaksanakan tugasnya, pemerintah pusat mengirimkan team pendamping untuk mendidik dan membina, yang statusnya didetasir untuk beberapa waktu (3— 6 bulan).

Di samping pengisian aparatur pemerintahan maka pada tahun 1977/78 telah selesai diadakan study tentang sistim pemerintahan Dati I Timor Timur untuk disesuaikan dengan sistim Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; Pembangunan asrama maha-siswa/pelajar yang berasal dari Timor Timur yang ingin melanjutkan sekolah di Yogyakarta telah selesai dibangun. Demikian pula peng- adaan 300 sepeda dan perlengkapan serta pakaian untuk 1.000 orang Hansip di kabupaten-kabupaten Timor Timur telah dikirimkan ke Dili untuk dibagikan kepada yang berhak. Pembangunan kantor Bupati di Baucau (1.000 m2) dan pembangunan 4 buah kantor Camat masing-masing di Kecamatan Dili Timur, Dili Barat, Baucau (Kabu- paten Baucau) dan Manotutu (Kabupaten Manotutu) sedang dalam pelaksanaan.

Peningkatan dan fungsionalisasi daripada instansi vertikal di daerah sebagian telah terbentuk di Dili, antara lain Kejaksaan Tinggi, Pengadilan Negeri. Imigrasi, DLLAJR, Bina Warga dan Per- wakilan Departemen/Lembaga lain yang beberapa di antaranya masih dalam proses pembentukan.

705

Untuk peningkatan ketrampilan aparatur Pemerintahan, telah dilaksanakan pendidikan/latihan terhadap 60 orang para pejabat inti yang terdiri dari para Bupati Kepala Daerah Tingkat II, Ketua dan para anggota DPRD Tingkat I, Kepala Biro dan Kepala Dinas, di Jakarta dan Yogyakarta selama kurang lebih 6 bulan.

b. Bidang Pendidikan.Dalam tahun anggaran 1977/78 telah dilaksanakan kegiatan-

kegiatan di bidang pendidikan yang meliputi penataran bahasa Indo- nesia dan kurikulum sekolah Dasar, pembinaan generasi muda dan olah raga massal; pengiriman 36 siswa ke luar Timor Timur untuk melanjutkan pelajaran ke beberapa sekolah Kejuruan di pulau Jawa seperti STM, SMEA, SKKA, SPG dan IKIP. Pembinaan sekolah lanjutan dan rehabilitasi SMP di Dili telah selesai dilakukan. Pem- binaan dan pengembangan seni budaya rakyat dengan mengadakan penataran sedang dalam taraf pelaksanaan.

c. Bidang Kesehatan.

Dalam tahun anggaran 1977/78 telah dilaksanakan rehabilitasi beberapa rumah sakit di tingkat Kabupaten bersama-sama dengan pembangunan Puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat setempat.

Upgrading tenaga-tenaga kesehatan ke luar Dili untuk menam- bah pengetahuan dan kesatuan bahasa dalam rangka mengkonsolida- si tugas pokok dan fungsi kesehatan di Timor Timur juga telah selesai dilaksanakan. Di samping itu, telah pula dilakukan penyu- luhan untuk program kesehatan dan usaha-usaha pemberantasan pe- nyakit menular serta pelayanan kesehatan yang diusahakan secara lebih baik darn tahun-tahun sebelum Timor Timur berintegrasi ke dalam Republik Indonesia. Rehabilitasi pabrik farmasi dengan peng- gantian peralatan dan mesin serta perbaikan gedungnya sedang dalam taraf penyelesaian.d. Bidang Sosial.

Untuk memenuhi seruan dan amnesti Presiden pada bulan Agustus 1977, telah banyak turun para pengungsi ke kota-kota kabu-

706

paten terdekat. Para pengungsi yang turun tersebut memerlukan pe- nampungan untuk tempat tinggal dan bertani. Untuk keperluan di- maksud Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan mengadakan pemukiman baru serta membimbing mereka menjadi tenaga yang produktif dan bertanggung jawab disamping memberikan bantuan keperluan sehari-hari sebelum mereka mendapat basil pertanian yang mereka kerjakan.

Penyediaan lapangan kerja di segala bidang diusahakan sehingga, kesejahteraan para pengungsi yang telah sadar akan lebih baik di- bandingkan waktu mereka masih dalam hutan.

Pembinaan keluarga pahlawan dan kesejahteraan anak-anak ter- lantar dan cacat dengan memberi latihan ketrampilan ditingkatkan dalam tahun anggaran 1977/78.

e. Bidang Penerangan.Untuk memberi penerangan yang lebih luas kepada masyarakat

tentang pembangunan di Timor Timur, maka peningkatan sarana pe- nerangan terus ditingkatkan. Penerangan melalui RRI dan mass media lain yang bertujuan memberikan penerangan kepada rakyat mengenai ideologi/falsafah negara maupun kebijaksanaan Pemerintah terus ditingkatkan. Untuk maksud tersebut di atas dalam tahun 1977/ 78 telah selesai dibangun 1 buah pemancar RRI 10 KW beserta instalasinya di Dili.

Pembangunan prasarana fisik Kanwil Departemen Penerangan di Dili saat ini dalam taraf pelaksanaan. Pada permulaan tahun ang- garan 1978/79 pembangunan pemancar TV di Dili diharapkan sudah dapat diselesaikan. Dengan demikian pelayanan penerangan tentang kebijaksanaan Pemerintah akan lebih meluas kepada masyarakat di seluruh tanah air.

f. Bidang Pekerjaan Umum.Rehabilitasi/peningkatan jalan-jalan di kota Dili dan kota kabu-

paten Baucau sedang dalam taraf penyelesaian. Pengadaan 230 ton/ aspal untuk keperluan perbaikan jalan-jalan Dili — Ermare dan peng- adaan sparepart alat-alat berat sebanyak 17 unit telah dilaksanakan. Pembangunan 2 unit SSB yang terdir i dari 2 unit Transciver 100

707

watt, 2 inter amplifier 100 watt, 2 hybird telepon coulter beserta pe-masangannya masih dalam taraf pelaksanaan.

g. Bidang Pertanian

Pada tahun 1977/78 Pemerintah telah mendatangkan sejumlah alat-alat pertanian dan tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang diperbantukan di seluruh kabupaten yang ada di Timor Timur (13 kabupaten) untuk memberikan petunjuk-petunjuk dan memper- kenalkan cara-cara peningkatan produksi pertanian dalam arti luas kepada para petani. Rehabilitasi bendungan dan saluran irigasi di kabupaten Meliana sedang dilaksanakan dan diharuskan dapat meng- airi pertanian yang mempunyai potensi seluas ± 4.000 Ha.

Sementara itu bermacam-macam kursus pertanian singkat telah pula diselenggarakan di beberapa daerah, antara lain di kabupaten Baucau yang diikuti oleh 65 orang peserta yang berasal dari seluruh kabupaten di Timor Timur (tiap kabupaten mengirimkan 5 peserta). Di samping itu telah pula dilaksanakan pengiriman beberapa pejabat di bidang pertanian ke daerah-daerah di Jawa untuk mengadakan pe- ninjauan. Pengadaan bibit unggul, pupuk dan obat-obatan serta alat- alat pertanian seperti traktor mini, pacul, garpu, dan lain-lain telah dilaksanakan.

h. Bidang Perhubungan

Dalam rangka peningkatan fasilitas di bidang angkutan laut telah selesai direhabilitir dermaga Dili dengan memasang fender dan untuk peralatan. Demikian juga pengadaan 1 buah ,Tug Boat telah selesai dilaksanakan. Rehabilitasi lapangan terbang Dili juga telah selesai dilaksanakan. Dengan selesainya perbaikan lapangan terbang Dili di- harapkan penerbangan Kupang — Dili sudah dapat dilakukan secara teratur. Dalam pada itu pembangunan lapangan terbang Komoro un- tuk dapat didarati Fokker 27 terus dilaksanakan.

Selanjutnya, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ang- kutan kota telah pula dioperasikan 10 buah bus, dan 50 buah truk untuk pengangkutan bahan-bahan pangan ke daerah-daerah.

708

i. Bidang KeagamaanUntuk membangun masyarakat Indonesia seutuhnya yang

berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, maka kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dalam bidang keagamaan dalam tahun anggaran 1977/78 antara lain adalah merehabilitasi tempat- tempat peribadatan, menyelenggarakan rawatan rohani pada lembaga- lembaga pemasyarakatan, remaja, pramuka dan panti-panti asuhan, serta menyelenggarakan siaran keagamaan di RRI. Penataran rohani- awan sebanyak 40 orang serta mengirimkan pastor-pastor ke Jakarta dan Semarang untuk lebih memperoleh gambaran kerukunan dan kehidupan keagamaan di Indonesia.

j. Bidang KehakimanUntuk meningkatkan proses peradilan yang cepat, tepat dan

jujur, serta memberikan efisiensi kerja pada lembaga-lembaga peradilan sedang dilaksanakan pembangunan prasarana fisik badan-badan/lembaga-lembaga peradilan di Timor Timur seperti Kejaksaan Tinggi, Pengadilan Negeri, Imigrasi, Bina Tuna Warga, dan Balai Pengelolaan Harta Kekayaan.

3. Proyek-proyek Bantuan Daerah (INPRES)a. Proyek Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I

Datam tahun 1977/78 Propinsi Timor Timur mendapat alokasi anggaran Rp. 1.500 juta untuk bantuan Pembangunan Tingkat I. Pembangunan Bantuan Daerah Tingkat I tersebut ditetapkan dan di- arahkan antara lain untuk pembangunan/rehabilitasi jalan dan jembatan di- kota Dili dan kabupaten-kabupaten lainnya, rehabilitasi Ge- langgang Olah Raga, rehabilitasi Kantor Pemda Timor Timur, pem- bangunan gedung DPRD, rehabilitasi perlistrikan, pembuatan film dokumenter, dan lain-lain yang dibutuhkan oleh Pemerintah Daerah. Realisasi fisik proyek-proyek Inpres Bantuan Daerah Dati I rata-rata 68%.

b. Proyek Bantuan Pembangunan Kabupaten/Kotamadya.Untuk Propinsi Timor Timur jumlah bantuan Pembangunan Ka-

bupaten/Kotamadya tahun 1977/78 adalah sebesar Rp. 520 juta.

709

Penggunaannya pada umumnya diarahkan untuk perbaikan jalan dan jembatan di kabupaten-kabupaten, perbaikan kelistrikan di Atauro Kabupaten Dili, peningkatan peternakan di Atauro Dili. Realisasi fisik proyek Bantuan Pembangunan Kabupaten/Kotamadya baru 17,5%, disebutkan karena faktor keamanan di daerah-daerah yang belum sepenuhnya dapat dikuasai.

c. Proyek Bantuan Sekolah Dasar.Untuk proyek Bantuan Sekolah Dasar tahun anggaran 1977/78

telah disediakan sebesar Rp. 551,135 juta. Penggunaannya adalah untuk pembangunan gedung baru Sekolah Dasar yang tersebar di 13 Kabupaten yang sangat dibutuhkan masyarakat, perbaikan gedung Sekolah Dasar yang ada, dan pengadaan alat-alat sekolah serta buku- buku pelajaran SD.

d. Proyek Bantuan Kesehatan.Jumlah anggaran yang disediakan tahun 1977/78 Rp. 214,733

juta yang diarahkan kepada Pembangunan Puskesmas baru 13 buah, sepeda 25 buah, alat-alat medis 13, Puskesmas Keliling 13, dan su- mur pompa tangan dalam (SPTDL) 61 buah. Realisasi fisik rata- rata 36%.

e. Proyek Bantuan Pembangunan Desa.Proyek Bantuan Pembangunan Desa tahun anggaran 1977/78

untuk Timor Timur disediakan sebesar Rp. 228 juta. Persiapan-per- siapan pembangunan desa yang terdiri dari pembangunan prasarana perhubungan, prasarana produksi, prasarana pasar dan prasarana sosial lainnya sedang dilaksanakan.

E. PROGRAM BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TING- KAT II

1. Pendahuluan

Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II dilaksanakan sejak tahun 1970/71 sebagai salah satu usaha untuk memperluas

710

kesempatan kerja di daerah-daerah pedesaan serta memperbaiki pra- sarana dan lingkungan hidup di daerah pedesaan. Dengan adanya bantuan tersebut, Pemerintah Daerah Tingkat II telah dapat melaksa- nakan pembangunan di daerahnya yang berupa proyek-proyek prasa- rana perhubungan, berupa jalan dan jembatan; prasarana produksi seperti irigasi serta proyek lain yang dianggap bermanfaat dan dapat mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Dengan demikian maka kesempatan kerja yang tercipta adalah karena adanya pengeluaran untuk upah; kesempatan kerja karena adanya penggunaan bahan lokal seperti pasir, batu dan sebagainya; dan akhirnya kesem- patan kerja yang diciptakan sebagai akibat adanya prasarana, yang berupa kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Dengan me- lalui perluasan kesempatan kerja inilah, diharapkan terjadi peningkat- an pendapatan masyarakat, sehingga dengan demikian akan terdapat pembagian dan pemerataan pendapatan.

Sesuai dengan tujuannya yaitu perluasan, kesempatan kerja, maka kriteria pembagiannya kepada masing-masing Daerah Tingkat II ada- lah jumlah penduduk. Namun demikian kepada Daerah-daerah Ting- kat II yang jumlah penduduknya kurang dari suatu jumlah tertentu diberikan bantuan minimum. Di samping itu, agar tercipta suatu me- kanisme untuk menunjang sasaran program, sejak tahun 1973/74 diberikan tambahan bantuan perangsang kepada Daerah Tingkat II yang telah berhasil mencapai sasaran penerimaan IPEDA yang telah ditetapkan. Selain dari pada itu, untuk keperluan pembangunan maupun pemeliharaan jalan-jalan di lingkungan Kabupaten, telah dibe- rikan bantuan berupa mesin gilas jalan.

2. Pelaksanaan Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II tahun 1977/78

Besarnya bantuan pada tahun pertama adalah Rp. 5 0 , - per kapita dengan minimum Rp. 5 juta, kemudian pada tahun 1973/74 bantuan tersebut ditingkatkan lagi menjadi Rp. 150, - per kapita. Pada tahun 1974/75 bantuan ditingkatkan lagi menjadi Rp. 300,- per kapita, dan pada tahun 1977/78 bantuan ditingkatkan menjadi Rp. 450,- per penduduk dengan minimum Rp. 40 juta.

711

Seperti telah diuraikan di atas bantuan ini terdiri atas : bantuan per kapita; bantuan insentif IPEDA, dan bantuan berupa mesin gilas jalan. Pada tahun 1977/78 besarnya bantuan adalah sebesar Rp. 69.070 juta dengan perincian sebagai berikut :a. Bantuan atas dana Rp. 450,- per kapita dengan

minimum Rp. 40 juta Rp. 61.840 juta

b. Bantuan Insentif IPEDA Rp. 3.800 juta

c. Pembelian 295 Meson, gilas jalan Rp. 3.230 jutad. Pembinaan tingkat Propinsi Rp. 200 juta

Gambaran menyeluruh tentang bantuan pembangunan Daerah Tingkat II dari tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1977/78 terlihat Tabel XII — 12.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam Program Bantuan Pem- bangunan Daerah Tingkat II, Pemerintah Daerah Tingkat II dapat memilih sendiri proyek-proyek yang dianggap paling penting bagi daerahnya dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi, mau- pun mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, sesuai dengan pedoman yang berupa pengarahan-pengarahan.

Sesuai dengan tujuannya, maka proyek-proyek yang boleh diba- ngun dalam rangka bantuan ini, harus memenuhi persyaratan- persyaratan sebagai berikut :

a. Menciptakan lapangan kerja dalam pembangunannya serta bertu- juan memperluas kesempatan kerja;

b. Menggunakan tenaga kerja dan bahan yang tersedia setempat dan sedikit mungkin menggunakan barang-barang import;

c. Mempertinggi produksi dan memperlancar distribusi/transportasi hasil pertanian dalam waktu singkat serta memperbaiki lingkungan hidup masyarakat yang berpenghasilan rendah;

d. Meningkatkan partisipasi penduduk dalam pembangunan;

e. Secara teknis dapat dipertanggung jawabkan;f. Pembangunannya dilakukan atas dasar pengupahan yang wajar dan

bukan gotong royong;

712

TABEL XII — 12

PERINCIAN ALOKASI KEUANGAN PROGRAM BANTUANPEMBANGUNAN DATI II,

1973/74 — 1977/78

Bantuan Murni Bantuan Bantuan Mesin GilasJumlah

TahunAnggaran

Bantuanperkapita

BantuanMinimum

JumlahBantuan

PerangsangNilai

(Rp. juta)

JumlahMesin gilas

NilaiBantuan

BantuanSeluruhnya

(rupiah) (Rp. juta) (Rp. juta) (buah) (Rp. juta) (Rp. juta)

1973/74 150 12.0 18.258 742 40 200 19.200

1974/75 300 16.0 38.005 3.295 166 1.200 42.500

1975/76 400 20.0 53.327 3.173 282 2.600 59.100

1976/77 400 30.0 55.928 3.580 282 2.892 62.400

1977/78 450 40.0 62.670 3.800 295 3.230 69.070

713

g. Harus dapat dilaksanakan, direncanakan, dan diawasi oleh tenaga staf dan tenaga teknis yang ada di daerah;

h. Pelaksanaannya tidak tergantung dari proyek-proyek lain;

i. Dapat diselesaikan dalam satu tahun anggaran;

j. Proyek-proyek yang diprioritaskan serasi dengan proyek-proyek Daerah Tingkat II yang bersangkutan, Propinsi maupun proyek- proyek Pembangunan Nasional.

Setiap tahun sebelum tahun anggaran dimulai, Pemerintah Dae- rah Tingkat II telah merencanakan proyek-proyek yang akan dilaksa- nakan pada tahun yang akan datang. Proyek-proyek tersebut diajukan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I untuk diadakan penilaian oleh Bappeda, Penilaian oleh Bappeda tersebut ditujukan kepada penilaian sosial ekonomi, serta konsistensinya dengan proyek-proyek lain yang ada di lingkungan Propinsi yang bersangkutan. Setelah itu, Dae- rah Tingkat II membuat rencana teknis proyek yang bersangkutan dan diadakan penilaian oleh Dinas Pekerjaan Umum Propinsi, dan penilai- an administrasi oleh Direktorat Pembangunan. Setelah melalui proses penilaian tersebut di atas, menjelang tahun anggaran dimulai, Guber- nur mengajukan proyek-proyek yang dianggap telah memenuhi syarat kepada Pemerintah Pusat dalam suatu Rapat Kerja, pada Rapat Kerja tersebut dibahas tentang hasil-hasil pelaksanaan program, kelemahan-kelemahan serta hambatan-hambatan dan dicarikan jalan bagaimana cara memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan program pada tahun-tahun yang akan datang. Pada Rapat Kerja tersebut telah dini- lai seluruh persiapan termasuk persiapan Surat Otorisasinya, sehingga dengan demikian pada permulaan tahun anggaran proyek tersebut dapat segera dilaksanakan.

Dari dana yang disediakan untuk pelaksanaan proyek-proyek di luar pembelian dan pembinaan telah direncanakan untuk membangun 3.174 proyek, yang terdiri atas :

a. Proyek jalan sebanyak 1.787 buah, meliputi panjang 7.313,5 Kmb. Proyek jembatan sebanyak 520 buah, meliputi panjang 18.845 m

714

c. Proyek-proyek pengairan, sebanyak 425 buah dengan meliputi are- al 112.004 Ha, serta proyek-proyek lain, yang antara lain terdiri atas pembangunan atau perbaikan pasar, riool, penghijauan, pen- cegahan banjir, stasiun bus, pelabuhan sungai, duiker serta proyek lainnya yang meliputi 4.112 buah.Jumlah-jumlah tersebut belum termasuk proyek-proyek yang ada

di Timor Timur. Di samping itu, Daerah Tingkat II dapat mengguna- kan sebagian kecil dari bantuan untuk mempersiapkan proyek-proyek yang akan dilaksanakan tahun 1978/79. Perincian jumlah proyek- tiap Propinsi terlihat Tabel XII — 13.

Dalam pelaksanaannya, ternyata dari jumlah proyek yang diren- canakan semula terdapat sisa tender atas nilai rencana, yang baru dapat diketahui kira-kira bulan September. Sisa-sisa tender tersebut dipergunakan untuk membangun proyek tambahan sebanyak 502 buah, sehingga dengan demikian maka jumlah proyek seluruhnya meliputi 3.676 buah. Dari jumlah tersebut, sampai bulan Maret 1978 diketahui 3.101 buah (84,4%) proyek selesai, dan sisanya sejumlah 575 buah sedang dikerjakan dan belum selesai. Dari jumlah proyek yang belum selesai, sebenarnya ada bagian-bagian pekerjaan yang telah selesai dikerjakan baik seluruhnya maupun sebagian. Apabila dari proyek-proyek yang belum selesai tersebut, bagian-bagian peker- jaan yang telah selesai diperkirakan rata-rata 50%, maka prosentase penyelesaian pekerjaan seluruhnya adalah rata-rata 92,2%. Perincian pada tiap Propinsi terlihat pada Tabel XII — 14. Dilihat dari segi keuangan sampai bulan Maret 1978, telah diserap sejumlah Rp. 55.805,3 juta dari jumlah bantuan Rp. 65.639,5 juta, jadi yang telah diserap 85%. Perincian tiap Propinsi terlihat pada Tabel XII — 15.

Hasil fisik yang dicapai oleh Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II selama tahun 1974/75 sampai dengan tahun 1977/78 adalah perbaikan jalan sepanjang 27.437 km, perbaikan jembatan 2.479 buah, meliputi 80.940 m, serta perbaikan irigasi seluas 479.924 Ha, serta proyek-proyek lain sejumlah 2.401 buah. Dari angka-angka fisik tersebut, dapat dilihat bahwa telah dilakukan perbaikan keadaan prasarana pedesaan. Perincian hasil-hasil yang dicapai setiap tahun terlihat pada Tabel XII – 16.

715

TABEL XII – 13PERINCIAN JUMLAH PROYEK TIAP PROPINSI

PROGRAM BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II TAHUN1977/78

No. PropinsiJalan Jembatan Irigasi Lain-lain 1)

proyekJumlah Pro- yek selu-ruhnya

Km Proyek M Proyek Ha Proyek

1. D.I. Aceh 227,6 67 1.690 20 — 1 13 1012. Sumatera Utara 405,9 105 757 11 11.212 11 25 1523. Sumatera Barat 409,4 118 143 5 — 5 6 1344. Riau 80,5 40 406 2 195 2 9 535. Jambi 199,4 33 182 5 — — 6 446. Sumatera Selatan 447,4 49 1.141 19 550 3 5 767. Bengkulu 84,6 23 149 3 — — 2 28

8. Lampung 143,9 29 311 8 2.260 13 1 519. DKI Jakarta 32,0 34 13 8 — — 21 56

10. Jawa Barat 2.034,6 295 1.736 120 33.801 64 87 56611. Jawa Tengah 1.049,1 242 4.538 90 12.269 70 60 46212. D.I. Yogyakarta 68,5 25 114 6 2.599 27 3 6113. Jawa Timur 889,1 245 2.240 100 32.044 120 104 56914. Kalimantan Barat 125,1 39 1.432 9 — 29 2 7915, Kalimantan Tengah 56,6 18 231 4 — 6 7 3416. Kalimantan Selatan 237,1 50 1.828 3 — 7 8 6817. Kalimantan Timur 30.4 31 — 1 — — 3 3518. Sulawesi Utara 192.6 47 282 19 — — 7 7319. Sulawesi Tengah 122,3 28 151 3 — 1 7 3920. Sulawesi Selatan 253,5 110 502 39 — 9 19 17721. Sulawesi Tenggara 63,2 18 227 3 — — 2 2322. Bali 142,3 32 16 1 931 5 3 4123. Nusa Tenggara Barat 89,7 29 240 10 13.383 29 19 8724. Nusa Tenggara Timur 78,1 35 144 13 2.760 23 4 7525. Maluku 75,6 31 335 24 — — 18 7326. Irian Jaya 39,0 14 37 1 — — 2 1727. Timor Timur — — — — — — — —

J u m l a h 7.313,5 1.787 18.845 520 112.004 425 442 3.1741) Proyek-proyek pasar, riool, penghijauan, pencegahan banjir, pelabuhan sungai, setasiun bis, duiker, dan lain-lain

716

TABEL XII – 14REALISASI PELAKSANAAN FISIK PROGRAM BANTUANPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II, TAHUN 1977/78

717

TABEL XII - 15

REALISASI PENGGUNAAN UANG PROGRAM BANTUANPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II, 1977/78

(dalam jutaan rupiah)

No. Propinsi Anggaran Realisasi % Realisasi

1. Aceh 1.109,3 940,7 84,82. Sumatera Utara 3.861,9 3.265,3 84,63. Sumatera Barat 1.594,2 1.161,5 72,94. R i a u 895,1 705,3 78,8

5 , J a m b i 546,3 448,2 82,06. Sumatera Selatan 1.831,4 1 .357,6 74,17. B e n g k u 1 u 296,6 236,5 79,18. Lampung 1.673,6 1.281,6 76,69. DKI Jakarta 2.603,3 2.219,0 85,2

10. Jawa Barat 11,481,3 9.924,7 86,411 , Jawa Tengah 11.856,8 10.778,5 90,912. D.I. Yogyakarta 1.358,3 1.280,6 94,313. Jawa Timur 13.874,0 11.981,9 86,414. Kalimantan Barat 1,066,9 981,8 92,015. Kalimantan Tengah 399,0 333,9 83,716. Kalimantan Selatan 893,3 844,7 94,717. Kalimantan Timur 439,6 293,8 66,818. Sulawesi Utara 932,3 782,0 83,919. Sulawesi Tengah 522,2 410,9 78,720. Sulawesi Selatan 2.785,4 2.336,5 83,921. Sulawesi Tenggara 386,0 336,5 87,122. B a 1 i 1.146,9 1,064,0 92,823. Nusa Tenggara Barat 1.201,7 1.073,4 89,324. Nusa Tenggara Timur 1.244,1 995,9 80,125. M a l u k u 603,3 417,2 69,226. Irian Jaya 516,7 352,5 68,327. Timor-Timur 520,0 t t

J u m l a h 65.639,555.805,2 85,0

718

TABEL XII — 16

HASIL FISIK PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK PROGRAM BANTUANPEMBANGUNAN DATI II, 1974/75 — 1977/78

Tahun AnggaranJumlahProyek

Seluruh-nya

J a l a n J e m b a t a n P e n g a i r a n Lain lain x)

(proyek)Volume(km)

JumlahProyek

Volume(m)

JumlahProyek

Volume(ha)

JumlahProyek

1974/75 4.008 6.848 1.744 22.037 913 128.243 814 5371975/76 4.295 6.089 1.987 18285 853 156.918 666 7891976/77 3.784 7.186 1.958 21.773 693 82.759 496 6371977/78 3.174 7314 1.787 18.845 520 112.004 425 442

J u m 1 a h 15.261 27.437 7.476 80.940 2.979 479.924 2.401 2.405

*) Pasar, riool, penghijauan, pencegahan banjir, pelabuhan sungai, stasiun bis, dan druiker.

719

TABEL XII — 17PROSENTASE PENGGUNAAN DANA MENURUT JENIS PENGELUARAN

Tahun Upah Bahan lokal Bahan lainnya Alat-alat Tanah Lain-lain

1973/74 29,6 39,1 20,5 2,5 1,3 7,01974/75 27,7 39,0 24,0 1,9 1,0 6,41975/76 25,7 39,6 25,5 1,3 1,2 6,71976/77 28,3 42,7 22,2 1,6 1,1 4,61977/78 28,3 37,9 25,4 1,2 0,9 5,8

720

Menurut laporan yang diterima selama periode 1973/74 sampai dengan 1977/78, sebagian besar dana yaitu meliputi ± 67,5% diper- gunakan untuk upah dan bahan lokal, masing-masing 27,9% dan 39,6%, sedangkan sisanya digunakan untuk bahan lainnya yaitu bahan-bahan yang berasal dari luar daerah, alat-alat serta keperluan lainnya. Variasinya setiap tahun berbeda seperti terlihat pada Tabel XII - 17.

Dari uraian tersebut terlihat bahwa proyek-proyek Bantuan Pem-bangunan Daerah Tingkat II merupakan proyek yang bersifat padat karya, sehingga kesempatan kerja yang telah tercipta telah membantu mengatasi pengangguran yang ada di daerah, khususnya daerah pede- saan. Hasil pembangunan itu sendiri, yang berupa perbaikan prasarana perhubungan dan prasarana produksi, telah ikut mendorong timbul- nya kegiatan perekonomian masyarakat sehingga dapat memperluas kesempatan kerja di daerah pedesaan. Dengan makin meluasnya ke- giatan ekonomi masyarakat akan dapat meningkatkan pendapatan para petani.

Peningkatan pendapatan pada masyarakat tersebut telah me- ningkatkan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan kewajibannya berupa pembayaran Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). Hal ini terlihat dari adanya peningkatan realisasi penerimaan IPEDA, yang realisasinya selalu lebih besar dari sasaran yang telah ditetapkan, seperti terlihat pada Tabel XII - 18.

TABEL XII — 18PERBANDINGAN ANTARA SASARAN DAN REALISASI

PENERIMAAN IPEDA, 1973/74 — 1977/78(dalam jutaan)

Tahun Sasaran Realisasi % Realisasi

1973/74 18.500 19.937 107,81974/75 24.200 29.011 119,91975/76 31.700 35.837 113,01976/77 35.200 42.589 121,01977/78 42.500 53.337 125,5

721

TABEL XII — 19

JUMLAH DAERAH TINGKAT II YANG MENDAPAT INSENTIP IPEDA,1973/74 — 1977/78

No. PropinsiJumlah

1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78Dati I I

1. D.I. A c e h 10 2 4 9 8 6

2. Sumatera Utara 17 11 14 16 16 123. Sumatera Barat 14 12 13 14 13 134. R i a u 6 2 3 3 5 55. J a m b i 6 2 5 6 6 46. Sumatera Selatan 10 3 7 9 7 67. L a m p u n g 4 1 — 3 4 28. Bengkulu 4 2 — — 4 19. Jawa Barat 24 17 20 24 16 16

10. DKI. Jakarta 5 1 1 1 111. Jawa Tengah 35 32 21 32 34 3012. D.I. Yogyakarta 5 4 4 5 5 513. Jawa Timur 37 37 37 37 37 3714. Kalimantan Barat 7 5 4 5 6 515. Kalimantan Tengah 6 3 4 4 4 116. Kalimantan Selatan 10 5 6 6 4 317. Kalimantan Timur 6 6 6 6 6 418. Sulawesi Utara 6 6 4 6 6 619. Sulawesi Tengah 4 3 2 3 4 220. Sulawesi Selatan 23 8 16 17 17 1421. Sulawesi Tenggara 4 3 4 4 4 222. B a l i 8 7 4 7 8 723. Nusa Tenggara Barat 6 6 6 6 6 524. Nusa Tenggara Timur 12 6 9 11 10 1025. M a l u k u 4 1 3 3 4 426. Irian Jaya 9 — — — — —27. Timor Timur — — — — — —

INDONESIA 282 184 197 241 235 210

722

Peningkatan realisasi IPEDA ini berarti peningkatan penerimaan Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga dengan demikian Pemerintah Daerah Tingkat II akan dapat lebih banyak melaksanakan pemba- ngunan dengan sumber dana tersebut. Peningkatan realisasi peneri- maan IPEDA ini, tidak hanya pada beberapa Kabupaten Daerah Tingkat II saja tetapi meluas, hal ini terlihat dari makin banyaknya Daerah Tingkat II yang memperoleh insentif IPEDA seperti terlihat pada Tabel XII – 19.

Selain dari hasil-hasil seperti digambarkan di atas, melalui Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II, aparatur di Daerah telah banyak belajar sambil bekerja, sehingga ketrampilannya bertambah terutama ketrampilan dalam memilih, merencanakan serta melaksanakan proyek tersebut.

2. Program Bantuan Pembangunan Desa

a. Pendahuluan

Dalam rangka menyebarluaskan pembangunan sampai ke desa- desa, sejak tahun 1969/1970 telah diberikan bantuan pembangunan kepada desa. Bantuan tersebut dimaksudkan untuk mendorong dan meningkatkan swadaya gotong-royong yang ada pada masyarakat desa, dalam membangun desanya, sehingga pada akhirnya desa dapat menjadi landasan yang kuat bagi pembangunan dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan pertahanan keamanan.

Bantuan Pembangunan Desa digunakan untuk pembangunan prasarana desa, yang sangat dibutuhkan di desa, yang meliputi pra- sarana produksi desa, yaitu bangunan-bangunan yang diperlukan oleh masyarakat desa dalam peningkatan produksi, atau perekono- mian seperti pengairan desa; prasarana industri rumah; prasarana perhubungan desa, yaitu bangunan-bangunan yang diperlukan untuk kelancaran perhubungan dalam desa atau antar desa, seperti jalan dan jembatan, gorong-gorong; prasarana pemasaran desa, yaitu ba- ngunan yang diperlukan bagi peningkatan kegiatan pemasaran hasil produksi desa, seperti gudang, lumbung, pasar desa; serta prasarana

723

sosial desa yaitu bangunan-bangunan yang diperlukan dalam rangka peningkatan kegiatan sosial desa seperti Balai Desa, Pos Kesehatan Desa, Madrasah, Mesjid dan sebagainya.

b. Pelaksanaan Program Bantuan Pembangunan Desa Tahun 1977/78

Pembangunan akan lebih dirasakan manfaatnya apabila pem- bangunan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan rakyat di desa-desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Atas dasar pemikir- an tersebut, maka dalam pelaksanaan Bantuan Pembangunan Desa, Desa-desa sendiri yang membuat rencana, kemudian melaksanakan- nya. Dalam hal ini Pemerintah memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan. Proyek-proyek bantuan Desa direncanakan oleh masya- rakat Desa, yaitu oleh Kepala Desa dibantu oleh Lembaga Sosial Desa, serta tokoh-tokoh masyarakat yang ada di desa. Proyek yang telah direncanakan tersebut dibicarakan dalam Rembug Desa, untuk mendapat persetujuan, termasuk jumlah serta macam swadaya go- tong royong. Rencana proyek basil musyawarah Rembug Desa ter- sebut dituangkan dalam Daftar Usulan Rencana Proyek (DURP) untuk diajukan kepada Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Ting- kat II untuk diteliti dan disyahkan. Pengajuan rencana proyek dari desa dikordinasikan oleh Camat yang bersangkutan. Penelitian ren- cana proyek tersebut dilaksanakan oleh aparatur Ditjen Pembangun- an Desa bersama-sama Unit Perencana tingkat Kabupaten/Kotama- dya. Setelah rencana proyek tersebut disyahkan oleh Bupati/Wali- kotamadya Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan, Kepala Desa mendapatkan bantuan yang dibayarkan melalui kantor-kantor Cabang BRI atau Lembaga Keuangan yang ditunjuk.

Selanjutnya Kepala Desa dibantu oleh LSD melaksanakan pro- yek yang bersangkutan. Setelah proyek selesai, Kepala Desa mem- berikan laporan dan membuat Berita Acara penyelesaian proyek. Laporan serta berita acara proyek penyelesaian disampaikan kepada Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II. Atas dasar la- poran dari masing-masing desa, Bupati/Walikotamadya membuat

724

rekapitulasi dan melaporkannya kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. Selanjutnya Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I mela- porkannya kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Negara EKUIN/Ketua BAPPENAS.

Besarnya bantuan pembangunan desa selama tahun 1969/1970 sampai dengan tahun 1973/1974 adalah tetap Rp. 100 ribu per desa. Bantuan tersebut pada tahun 1974/ 1975 ditingkatkan men- jadi Rp. 200 ribu per desa, dan pada tahun berikutnya ditingkat- kan lagi menjadi Rp. 300 ribu per desa. Sedangkan pada tahun 1977/ 1978 bantuan ditingkatkan lagi menjadi Rp. 350 ribu per desa. Pada tahun 1977/78, selain bantuan Rp. 350 ribu per desa di- berikan pula bantuan keserasian serta bantuan sebagai hadiah lomba desa, serta bantuan paket UDKP, sehingga besarnya bantuan secara keseluruhan menjadi Rp. 23.174 juta. Ini berarti kenaikan 17,0% dari bantuan tahun 1976/1977. Besarnya prosentase bantuan ter- sebut disebabkan karena adanya pertambahan jumlah desa di Kali- mantan Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Irian Jaya, yang disebabkan oleh penyesuaian kampung, dusun men- jadi desa. Pada Tabel XII — 20 dicantumkan pertambahan jumlah desa, serta pertambahan jumlah bantuan dari tahun 1973/1974 sam- pai dengan 1977/1978, untuk masing-masing Propinsi. Tabel tersebut menunjukkan bahwa mulai tahun 1976/1977 terlihat pertambahan jumlah desa yang cukup besar yaitu dari 45.303 pada tahun 1974/ 1975 menjadi 58.675 pada tahun 1976/ 1977 dan menjadi 59.071 pada tahun 1977/1978. Pertambahan jumlah tersebut disebabkan beberapa hal antara lain karena adanya pemekaran desa atau ada- nya desa-desa resettlement.

Pelaksanaan Bantuan Pembangunan Desa tahun 1977/1978 sampai Maret 1978, telah disalurkan sebanyak Rp. 21.170,3 juta atau 91,4%. Dari jumlah yang telah disalurkan tersebut, telah di- laporkan penggunaannya sebesar Rp. 18.335,3 juta atau 79,1 % dari jumlah bantuan. Berdasarkan laporan Daerah, dari jumlah bantuan tersebut telah dapat menghimpun swadaya masyarakat sebesar Rp. 20.352,2 juta dan Bantuan Pemerintah Daerah sebesar Rp. 305,2 juta sehingga investasi nilai proyek menjadi Rp. 38.992,7

725

juta. Dari jumlah investasi tersebut telah dapat membangun 66.605 buah proyek, yang terdiri atas 12.402 proyek prasarana produksi, 30.437 proyek prasarana perhubungan, 2.245 proyek prasarana pe- masaran, dan 21.521 proyek prasarana sosial.

Perincian apa yang diuraikan di atas untuk masing-masing Pro- pinsi tercantum pada Tabel XII — 21 a, b, c dan d.

Perkembangan bantuan desa dari tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1977/78 tercantum pada tabel XII — 22. Jumlah Bantuan dari tahun 1974/75 sampai dengan tahun 1977/78 meliputi Rp. 70.297,0 juta. Dari jumlah tersebut, sampai Maret 1978 telah menghasilkan investasi sebesar Rp. 146.035,9 juta, yaitu Rp. 64.982,8 juta dari bantuan Pemerintah Pusat, Rp. 1.222,8 juta bantuan Peme- rintah Daerah, dan Rp. 79.830,3 juta swadaya masyarakat. Jumlah proyek yang telah dibangun meliputi 268.197 buah, yang terdiri atas 61.702 proyek prasarana produksi, 110.444 buah proyek prasarana perhubungan, 12.368 buah proyek prasarana pemasaran, dan 83.683 buah proyek prasarana sosial desa.

Dari investasi sejumlah Rp. 146.035,8 juta, telah dapat dibangun 268.197 buah proyek prasarana desa, yang terdiri atas 61.702 proyek prasarana produksi desa (23,0%); 110.444 buah prasarana perhu- bungan desa (41,2%); 12.368 buah proyek prasarana pemasaran desa (4,6%); dan 83.683 buah proyek prasarana sosial desa (31,2%).

Dari uraian di atas ternyata bahwa Program Bantuan Pemba- ngunan Desa yang telah dilaksanakan sejak tahun 1969/70 dan ke- mudian ditingkatkan pada tahun 1974/75 hingga sekarang, telah menunjukkan betapa besarnya swadaya masyarakat yang dihitung dalam jumlah nilai uangnya. Swadaya Masyarakat ini sebetulnya lebih besar lagi karena banyak usaha-usaha swadaya masyarakat desa yang belum atau tidak tercatat.

Dengan dibangunnya proyek-proyek Bantuan Pembangunan Desa, telah memberikan hasil-hasil yang baik berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan para Pamong Desa dan Pengurus LSD dalam memilih, menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan proyek-proyek sesuai dengan kebutuhannya.

726

TABEL XII - 20JUMLAH DESA DAN BANTUAN DESA, 1973/74 - 1977/78

(bantuan dalam jutaan rupiah)

1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78No. Propinsi Daerah

Tingkat I Jumlah BantuanDesa Desa

JumlahDesa

BantuanDesa

JumlahDesa

BantuanDesa

JumlahDesa

BantuanDesa

JumlahDesa

BantuanDesa

1. D.I. Aceh 2.560 276,0 2.560 552,0 2.560 798,0 5.462 1,650,45 5.462 1.933,552. Sumatra Utara 3.600 385,0 3.600 770,0 3.600 1.120,0 5.621 1.705,50 5.631 2.012,553. Sumatra Barat 700 99,0 700 248,0 700 307,0 2.172 667,65 2.172 950,024. Riau 873 107,3 873 204,6 873 281,9 724 289,55 873 323,205. Jambi 540 74,0 540 168,0 540 212,0 1.290 394,65 1.290 464,156 Sumatra Selatan 1.680 201,2 1.680 362,4 1.680 530,4 2.178 665,25 2.178 786,657. Bengkulu 375 57,5 375 115,0 375 142,5 974 297,75 974 351,458. Lampung 1.140 134,0 1.140 268,0 1.140 372,0 1.429 434,25 1.484 529,959. DKI Jakarta 220 88,0 220 196,0 220 198,0 236 205,07 236 229,20

10. Jawa Barat 3.920 804,0 3.920 1.608,0 3.920 2.210,0 3.881 2,236,55 3.923 2.425,5011. Jawa Tengah 8.466 896,6 8.486 1.758,2 8.466 2.594,8 8.466 2.649,83 8.466 3.066,2012. D.I. Yogyakarta 556 95,6 556 241,2 556 276,8 556 284,51 556 313,2013. Jawa Timur 8.315 904,5 8.315 1.774,0 8.315 2.585,5 8.339 2.647,51 8.339 3.031,3514. Kalimantan Barat 1.755 195,5 1.755 371,0 1.755 546,5 4.685 1.414,20 4.685 1.660,9515. Kalimantan Tengah 1.107 130,7 1.107 241,4 1107 352,1 1.108 359,75 1.108 407,9516. Kalimantan Selatan 675 109,4 675 258,8 675 316,3 1095 340,35 1.095 402,6017. Kalimantan Timur 1.035 123,5 1.035 227,0 1.035 330,5 1.054 338,15 1.056 387,2518. Sulawesi Utara 1.142 134,2 1142 268,4 1.142 372,6 1.152 380,25 1.165 427,9019. Sulawesi Tengah 870 107,0 870 194,0 870 281,0 1.258 382,95 1.263 452,6020. Sulawesi Selatan 1.235 184,7 1.235 369,4 1.235 472,6 1.170 498,10 1.170 542,9321. Sulawesi Tenggara 391 59,2 391 138,4 391 167,5 391 173,05 511 189,40

22. Bali 560 84,0 560 158,0 560 214,0 564 224,88 564 245,1223. Nusa Tenggara Barat 565 78,4 565 176,8 565 223,3 565 230,95 565 251,7424. Nusa Tenggara Timur 1.455 165,5 1.455 321,0 1.455 466,5 1.720 529,95 1.720 623,4525. Maluku 1.020 122,0 1.020 244,0 1.020 346,0 1.693 514,50 1.693 606,6526. Irian Jaya 832 83,2 548 166,4 548 211,2 892 278,40 892 330,5027. Timor Timur 228,00

J u m l a h 45.587 5.700,0 45.303 11.400,0 45.303 15.929,0 58.675 19,794,0 59.071 23,174,00727

TABEL XII — 21a

REALISASI PENYALURAN BANTUAN PEMBANGUNAN DESA, 1977/78

(Dalam ribuan rupiah)

PROPINSI DAERAHNo.

TINGKAT I

JumlahBantuan

Telah disalurkan

jumlah %

1. D.I. Aceh 1.933.550,0

1.916.700,0 99,1 2. Sumatra Utara 2.012.55

0,01.900.830,0 94,

4 3. Sumatra Barat 950.015,0 778.500,0 81,9 4. R i a u 323.200,0 307.300,0 95,1 5. J a m b i 464.150,0 462.250,0 99,6 6. Sumatra Selatan 786.650,0 730.354,7 92,8 7. Bengkulu 351.450,0 304.350,0 86,7 8. Lampung 529.950,0 460.300,0 86,8 9. DKI. Jakarta 229.200,0 229.200,0 100,010. Jawa Barat 2.425.50

0,02.318.405,0 95,

611. Jawa Tengah 3.066.200,0

2.777.800,0 90,612. D.I. Yogyakarta 313.200,0 274.800,0 87,813. Jawa Timur 3.031.35

0,02.984.850,0 98,

514. Kalimantan Barat 1.660.950,0

1.653.450,0 99,515. Kalimantan

Tengah407.950,0 393.600,0 96,

516. Kalimantan Selatan

402.600,0 364.050,0 90,317. Kalimantan Timur 387.250,0 259.550,0 67,118. Sulawesi Utara 427.900,0 330.950,0 77,319. Sulawesi Tengah 452.600,0 417.500,0 92,220. Sulawesi Selatan 542.930,0 420.130,0 77,421. Sulawesi Tenggara 189.400,0 158.050,0 83,622. B a l i 245.120,0 227.160,0 92,723. Nusa Tenggara

Barat251.735,0 243.000,0 96,

424. Nusa Tenggara Timur

623.450,0 573.650,0 92,125. Maluku 606.650,0 437.000,0 72,026. Irian Jaya 330.500,0 246.470,1 74,527. Timor Timur 228.000,0 - -

Jumlah 23.174.00 21.170.249,8 91,4

728

TABEL XII – 21aREALISASI PENYALURAN BANTUAN PEMBANGUNAN DESA, 1977/78

(Dalam ribuan rupiah)

728

TABEL XII — 21bREALISASI PENGGUNAAN BANTUAN PEMBANGUNAN DESA 1977/78 (dalam

ribuan rupiah)

No.Propinsi Daerah

Tingkat IJumlah Bantu-an Telah dilaporkan

penggunaannya

(1) (2) (3)Jumlah

(4)% (5)

1. D.I. Aceh 1.933.550,0 1.728.368,0 89,0

2. Sumatra Utara 2.012.550,0 1.680.350,0 83,53. Sumatra Barat 950.015,0 950.015,0 100,04. R i a u 323.200,0 63.350,0 19,65. J a m b i 464.150,0 464.150,0 100,66. Sumatra Selatan 786.650,0 496.473,6 63,07. Bengkulu 351.450,0 349.532,5 99,58. Lampung 529.950,0 455.120,0 85,09. DKI. Jakarta 229.200,0 229.200,0 100,0

10. Jawa Barat 2.425.500,0 2.254.535,6 92,911. Jawa Tengah 3.066.200,0 2.419.968,8 78,912. D.I. Yogyakarta 313.200,0 291.000,0 92,913. Jawa Timur 3.031.350,0 3.031.350,0 100,014. Kalimantan Barat 1.660.950,0 1.648.450,0 99,215. Kalimantan Tengah 407.950,0 54.650,0 13,416. Kalimantan Selatan 402.600,0 315.597,2 78,317. Kalimantan Timur 387.250,0 181.842,5 47,018. Sulawesi Utara 427.900,0 293.165,8 68,519. Sulawesi Tengah 452.600,0 359.450,0 79,420. Sulawesi Selatan 542.930,0 542.930,0 100,021. Sulawesi Tenggara 189.400,0 189.400,0 100,022. B a l i 245.120,0 174.740,0 71,323. N.T.B. 251.735,0 130.050,0 51,724. N.T.T. 623.450,0 12.050,0 1,925. Maluku 606.650,0 19.600,0 3,226. Irian Jaya 330.500,0 0 027. Timor Timur 228.000,0 - -

J u m l a h 23.174.000,0 18.335,339,0 79,1

729

wTABEL XII - 21c

PERBANDINGAN BESARNYA BANTUAN PEMERINTAH PUSAT, BAN-TUAN PEMERINTAH DAERAH DAN SWADAYA MASYARAKAT PADA

BANTUAN PEMBANGUNAN DESA, 1977/78(dalam ribuan rupiah)

Propinsi Daerah Bantuan Pemerintah Bantuan Pemerintah Swadaya JumlahNo. Tingkat I Pusat Daerah Masyarakat Investasi

jumlah % jumlah % jumlah % (3)+ (5) + (7)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. D. I. A c e h 1.728.368,0 54,5 2.681,5 0,1 1.437.883,0 45,4 3.168.932,52. Sumatera Utara 1.680.350,0 57,8 2.850,0 0,1 1.224.365,6 42,1 2.907.565,63. Sumatera Barat 950.015,0 54,8 5.500,0 0,3 778.778,3 44,9 1.734.293,34. R i a u 63.350,0 52,0 - - 57.459,4 48,0 120.809,45. J a m b i 464 150,0 63,5 876,8 0,1 266.420,2 36,4 731.447,06. Sumatera Selatan 496.473,6 73,0 572,4 0,1 184.591,0 27,1 681.637,07. B e n g k u I u 349.532,5 52,0 - - 324.660,9 48,0 674.193,48. L a m p u n g 455.120,0 51,0 433.685,9 49,0 888.805,99. DKI. Jakarta 229.200,0 21,7 - - 827 030,4 78,3 1.056.230,4

10. Jawa Barat 2.254.535,6 41,9 59.941,2 1,1 3.074.794,2 57,0 5.389.271,011. Jawa Tengah 2.419.968,8 37,0 93.722,2 1,5 4.016.299,5 61,5 6,529.990,512. D.I. Yogyakarta 291.000,0 55,8 35.506,8 6,8 194.725,9 37,4 521.232,713. Jawa Timur 3.031 350,0 44,6 44.075,1 0,6 3.758.656,9 55,0 6.834.682,014. Kalimantan Barat 1.648.450,0 67,7 513,0 0,04 784.672,5 32,5 2.433.635,515. Kalimantan Tengah 54.650,0 67,0 - - 26.163,3 33,0 80.813,316. Kalimantan Selatan 315.597,2 60,6 4.045,0 0,7 200,950,9 38,7 520.593,117. Kalimantan Timur 181.842,5 54,0 - - 156.242,3 46,0 338.084,618. Sulawesi Utara 293.165,8 36,2 6.692,0 0,8 510.819,0 63,0 810.676,819. Sulawesi Tengah 359.450,0 25,9 670,0 0,1 1.028 919,0 74,0 1.389.039,020. Sulawesi Selatan 542.930,0 47,7 42 537,0 3,7 553.281,0 48,6 1.138.746,021. Sulawesi Tenggara 189.400,0 59,0 - - 132.757,2 41,0 322,157,2

730

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

22 B a I i 174.740,0 44,0 5.034,0 1,3 215.569,7 54,7 395.343,723. Nusa Tenggara Barat 130.050,0 54,0 — — 109.970,2 46,0 240..020,224 Nusa Tenggara Timur 12. 050,0 27,0 — — 32.520,0 73,0 44.570,025. M a l u k u 19.600,0 48,4 — — 20.935,0 51,6 40.535,026. Irian Jaya 0 — — — — — —27. Timor Timur — — — — — — —

J u m l a h 18..335..339,0 47,0 305.217,0 0,8 20.352.151,3 52,2 38.992.707,3

731

TABEL XII - 21dJENIS PROYEK BANTUAN PEMBANGUNAN DESA,

TAHUN 1977/78 *)PROYEK PRASARANA DESA YANG DIBANGUNPROPINSI DAERAH jumlah

No. TINGKAT I proyek_______________________________Perhubungan Pemasaran Sosial

Jumlah % jumlah % jumlah % jumlah %(1) (2) (3) (4a) (4b) (5a) (5b) (6a) (6b) (7a) (7b)

1. D.I. Aceh 8.977 866 9,6 6.231 69,4 16 0,2 1.864 20,82. Sumatra Utara 3.831 380 10,0 1.949 51,0 111 3,0 1.391 36,03. Sumatra Barat 2.546 283 11,1 1.338 52,6 94 3,7 831 32,64. R i a u 172 80 17,4 50 29,0 3 1,8 89 51,85. J a m b i 1.103 141 12,8 648 58,5 23 2,3 291 26,46. Sumatra Selatan 656 62 9,0 200 31,0 18 3,0 376 57,07. Bengkulu 1.326 226 17,0 240 18,0 43 3,0 817 62,08. Lampung 2.295 170 7,4 1.319 57,5 99 4,3 707 30,89. DKI. Jakarta 206 4 2,0 138 67,0 - 0 64 31,0

10. Jawa Barat 7.324 1.793 24,0 3.354 45,8 204 2,8 1.973 26,911. Jawa Tengah 9.292 1.684 18,0 3.898 42,0 230 2,5 3.486 37,512. D.I. Yogyakarta 636 175 27,5 276 43,4 58 9,1 127 20,013. Jawa Timur 12.421 3.828 30,8 4.080 32,0 554 4,5 3.959 31,914. Kalimantan Barat 7.246 1.916 26,4 3.677 50,8 298 4,1 1.355 18,715. Kalimantan Tengah 230 26 11,3 120 52,1 23 10,1 61 26,516. Kalimantan Selatan 1.943 248 12,8 677 34,8 32 1,6 986 50,817. Kalimantan Timur 477 31 6,5 95 20,0 20 4,0 331 69,518. Sulawesi Utara 1.075 173 16,0 409 38,0 42 4,0 451 42,019. Sulawesi Tengah 1.029 92 8,9 251 24,4 39 3,8 647 62,920. Sulawesi Selatan 2.052 124 5,6 876 42,7 260 12,7 792 38,621. Sulawesi Tenggara 584 13 2,0 166 28,0 33 6,0 372 64,022. B a 1 i 570 14 2,5 204 35,8 26 4,6 326 57,123. Nusa Tenggara Barat 520 108 21,0 232 45,0 17 3,0 163 31,024. Nusa Tenggara Timur 49 9 19,0 4 8,0 2 4,0 34 69,025. M a l u k u 39 6 15,4 5 12,8 - - 28 71,826. Irian Jaya - - - - - - - - -27. Timor Timur - - - - - - - - -

J u m 1 a h 66.605 12.402 18,6 30.437 45,7 2.245 3,4 21.521 32,3

*) Angka sementara.732

Selain dari pada itu proyek-proyek Bantuan Pembangunan Desa telah menumbuhkan perekonomian desa dengan berbagai kegiatan di bidang pertanian, peternakan, kerajinan tangan, pemasaran di desa, serta pengawetan tanah dan perbaikan lingkungan hidup lainnya.

Hal ini telah menimbulkan pengaruh yang besar terhadap tata kehidupan masyarakat desa baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

3. Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) dan Tata DesaUnit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) merupakan suatu

sistim untuk mengembangkan desa-desa, yaitu suatu sistim untuk mempercepat tercapainya Desa Swasembada. Dalam hal ini diberikan prioritas terhadap pengembangan desa-desa dalam satu wilayah ke- camatan yang dilaksanakan secara komprehensif dan terkoordinir. Sistim tersebut terdiri dari rangkaian sub-sub sistim pembangunan yang menyeluruh yaitu perencanaan yang menyeluruh, pelaksanaan yang terkoordinir, pengembangan desa berdasarkan Tata Desa, pe- ningkatan kader-kader pembangunan, penyediaan prasarana serta sarana, dan penerapan teknologi yang tepat guna. Pengembangan UDKP adalah di bawah tanggung jawab Camat sebagai kepala wilayah berdasarkan Undang-undang No. 5 tahun 1974.

Persiapan dan perencanaan kecamatan UDKP diproses dari bawah melalui lokakarya di kabupaten/kotamadya dan diskusi di kecamatan dengan bimbingan dari Propinsi atau Pusat, demikian pula dalam pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan UDKP.

Ditingkat Pusat hal ini berbentuk sebagai Rapat Koordinasi Horizontal yang dihadiri oleh 14 Departemen dan 7 Lembaga bukan Departemen. Lokakarya/diskusi tersebut dimaksudkan untuk mem- peroleh kesepakatan yang lebih mantap dalam pelaksanaan kebijaksa- naan pembangunan desa. Lokakarya menghasilkan perencanaan pembangunan desa yang terpadu dalam wilayah kecamatan. Dasar- dasar penentuan lokasi dan pelaksanaan UDKP disepakati bersama oleh berbagai instansi dan masyarakat dalam lokakarya ini.

Berdasarkan basil lokakarya tersebut, dilengkapi dengan penye- diaan data dan informasi yang lengkap serta susunan tata desanya

733

TABEL XII – 22REALISASI BANTUAN PEMBANGUNAN DESA, 1973/74 – 1977/78

(dalam ribuan rupiah)

734

dimana semua instansi dan masyarakat ikut serta di dalamnya, dibuat- lah suatu rencana program pembangunan desa dalam satu wilayah kecamatan. Lokakarya merupakan mekanisme koordinasi perencanaan dan pelaksanaan program/proyek pembangunan desa yang terpadu.

Dalam rangka pembinaan UDKP, maka sejak tahun 1973/74 sampai dengan 1977/78 telah dilaksanakan lokakarya tingkat Propinsi Dati I di 23 propinsi, lokakarya tingkat Dati II di 274 kabupaten/ kotamadya dan diskusi di 336 kecamatan. UDKP ini merupakan suatu sistim yang efektif, bila ditinjau dari segi pelaksanaan pembangunan, segi pengembangan wilayah dan penyelesaian berbagai masalah pem- bangunan pada tingkat daerah.

Dalam rangka pembentukan UDKP terdapat tingkat-tingkat pelaksanaan yaitu persiapan, pembinaan dan pelaksanaan. Sejumlah 755 kecamatan UDKP di 282 kabupaten/kotamadya yang tersebar di 26 propinsi telah ditetapkan sejak Repelita I sampai dengan akhir tahun 1977.

Penilaian terhadap keberhasilan pelaksanaan UDKP, dapat dilihat dari berhasilnya program/proyek sektoral atau Inpres di desa-desa dan di samping itu juga meningkatkan swadaya gotong royong ma- syarakat dalam wilayah kecamatan UDKP.

4. Pembinaan Lembaga Sosial Desa

Dalam rangka pembangunan pedesaan, maka salah satu program ialah pengembangan Lembaga Sosial Desa (LSD).

LSD berfungsi sebagai wadah untuk memupuk dan menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

LSD juga merupakan wadah untuk membantu Pemerintah dalam meningkatkan dan meratakan pelayanan terhadap masyarakat.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam program Pem- binaan LSD adalah sebagai berikut:

a. Pembentukan LSDSejak tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1977/78 telah di-

bentuk 53.485 buah LSD yang merupakan 88,4% dari seluruh jumlah

735

desa di Indonesia sebanyak 60.415 buah. Pada sejumlah 6.930 buah desa (11,6%) yang merupakan sisanya belum dapat didirikan LSD.

Hal yang menyebabkan belum dapat didirikan LSD tersebut ialah karena desa-desa tersebut terletak di daerah yang terisolir dan sulit komunikasinya, seperti desa-desa di Irian Jaya, di pedalaman Kalimantan dan juga di daerah-daerah yang desanya sedang menga- lami penyesuaian status.

Desa-desa yang mengalami penyesuaian status adalah seperti yang terdapat di Propinsi Sumatera Selatan dan Jambi (dari Marga menjadi Dusun) dan di Propinsi Sumatera Barat (dari Nagari menjadi Jorong).

Apabila dikelompokkan menurut kwalitasnya, maka terdapat LSD pasif 15.830 buah, LSD berkembang 23.746 buah dan LSD aktif 13.909 buah.

b. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat pedesaan.

Untuk menciptakan kader-kader pembangunan desa yang cakap, trampil, tangguh dan penuh pengabdian, diselenggarakan latihan- latihan di Pusat Latihan LSD (PLLSD) yang terdapat dilokasi keca- matan seluruh Indonesia, kecuali Timor Timur. Latihan tersebut juga ditujukan untuk meningkatkan kesanggupan serta kemampuan pe- muka-pemuka masyarakat.

Sejak tahun 1973/74 sampai dengan 1977/78 telah dilatih 22.807 orang pengurus LSD diseluruh PLLSD yang tersebar, sedang- kan sasaran yang ingin dicapai ialah bahwa tiap-tiap desa harus me- miliki 2 orang kader yang berarti untuk 60.415 desa dibutuhkan 120.830 orang kader.

Disamping itu atas dasar kerjasama dengan Unicef telah dilaku- kan kegiatan-kegiatan latihan bagi para petugas pembangunan desa/ pembina LSD dan para pemuka masyarakat, yang sejak awal Repelita II sampai dengan tahun keempat telah diselenggarakan di 15 pro- pinsi.

736

c. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)Kegiatan-kegiatan dalam rangka PKK lebih diarahkan kepada

Ibu-ibu rumah tangga/kaum wanita pada umumnya. Tujuannya ialah untuk meningkatkan kedudukan kaum wanita, karena di da- lam pembangunan desa peningkatan kedudukan wanita berarti peningkatan pengetahuan serta ketrampilan masyarakat umumnya, khususnya wanita. Dengan meningkatnya peranan wanita dalam pem-bangunan maka pembangunan akan diperlancar. Pada saat sekarang ini program PKK antara lain ialah menyelenggarakan kursus-kursus ketrampilan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kon- disi daerah setempat.

d. Musyawarah LSD.Pada dasarnya musyawarah LSD merupakan musyawarah peng-

urus LSD. Maksudnya ialah untuk memberikan tambahan bekal pengetahuan, pengalaman serta kegairahan masyarakat dalam melak- sanakan pembangunan didesanya masing-masing berdasarkan atas swadaya gotong royong. Musyawarah ini penting artinya dan berman- faat untuk melaksanakan koordinasi pembangunan di tingkat desa dan dilaksanakan oleh masyarakat.

Dilaksanakannya musyawarah LSD tersebut juga dimaksudkan untuk memperoleh kemantapan di bidang management LSD. Bidang- bidang management LSD tersebut meliputi organisasi, administrasi, kepengurusan, perencanaan program, kepemimpinan dan sebagainya. Melalui tukar-menukar pengalaman dan pengetahuan dimaksudkan untuk memperoleh kemantapan dibidang management tersebut.

Disamping itu juga dimaksudkan agar terdapat kesamaan pan- dangan, serta kesamaan bahasa dan tindakan dalam pelaksanaan pembangunan dipedesaan.

e. Pembinaan Swadaya Gotong Royong Masyarakat.Pembinaan tersebut dimaksudkan agar dengan meningkatnya

LSD, pertumbuhan dan kegairahan gerakan swadaya gotong royong dapat dilaksanakan secara terarah karena gotong royong merupakan ciri khas dari masyarakat Indonesia. Jiwa dan semangat gotong ro- yong yang sudah merupakan pola hidup bangsa Indonesia dan me -

737

lembaga itu menunjukkan partisipasi masyarakat yang merupakan suatu kekuatan yang dapat mendukung kegiatan pembangunan, khu- susnya dalam pelaksanaan pembangunan desa.

f. Bimbingan, penyuluhan dan motivasi.Dalam program pembinaan LSD bimbingan, penyuluhan dan

motivasi memegang peranan penting. Namun kegiatan penyuluhan dan motivasi masih terbatas pada beberapa kegiatan saja yaitu siaran pedesaan, berita pedesaan dan sosio-drama yang baru dilaksanakan di 15 propinsi Dati I.

g. Dalam rangka pembinaan LSD telah diterbitkan buku-buku pe- doman, buku-buku petunjuk, brosur-brosur dan lain-lain. Penerbitan tersebut digunakan dalam usaha mengarahkan kegiatan LSD. Dalam penyelenggaraan latihan diberikan pula bantuan berupa peralatan.

5. Pemukiman Baru (resettlement desa)Pada saat ini diperkirakan masih ada kurang lebih 80.000 kepala

keluarga (KK) masyarakat pradesa. Mereka ini tersebar dalam 1.721 lokasi diseluruh Indonesia dan hidup secara berpindah-pindah dan terpencar-pencar. Pemukiman kembali di tempat pemukiman yang baru bagi mereka ini dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan mereka. Pada tahun 1977/78 telah dapat dimu- kimkan kembali sebanyak 736 KK, sedangkan perkembangan pelak-sanaan/realisasi pemukiman baru dapat dilihat pada Tabel XII — 23.

TABEL XII — 23PELAKSANAAN PEMUKIMAN BARU (RESETTLEMENT) DESA,

1973/74 — 1977/78

Tahun Jumlah kepala keluarga

738

1973/741974/75 1975 /76 1976/77 1977 /78

855 587 1.075 1.263 736*)

JUMLAH 4.516

* ) Angka diperbaiki.

6. Pemugaran perumahan dan lingkungan desa

Sejak Repelita I telah dimulai pelaksanaan pemugaran perumah- an dan lingkungan desa yaitu di propinsi-propinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Usaha tersebut dalam Repelita II disempurnakan lagi melalui koordinasi antara Departemen Dalam Negeri, Departemen PUTL, Departe- men Kesehatan dan Departemen Sosial.

Sejak tahun 1974/75 sampai dengan 1977/78 telah diadakan pe- mugaran pada 503 lokasi perintis yang tersebar di 24 propinsi, yang dapat diperinci lagi yaitu 60 di desa swadaya, 397 di desa swakarya dan 46 di desa swasembada. Pengembangan selanjutnya dari lokasi- lokasi printis ini diharapkan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri, namun bimbingan serta bantuan Pemerintah masih diperlukan dalam pelaksanaannya.

7. Perlombaan Desa dan Evaluasi Perkembangan Dena

Diadakannya perlombaan desa dimaksudkan untuk mendorong pengembangan desa-desa menuju desa swasembada. Tujuannya dite- kankan kepada penilaian prestasi tertinggi dari pelaksanaan pemba- ngunan desa dalam jangka waktu satu tahun. Desa-desa yang tergolong terbaik belum tentu dapat menang, karena tergantung dari status pembangunan desanya. Dalam menentukan siapa yang menang dalam perlombaan desa tersebut diadakan penelitian dan penilaian hasil- hasil pembangunan desa secara menyeluruh dalam jangka waktu satu tahun. Potensi desa dan bagaimana perkembangannya adalah dasar penelitiannya.

Untuk mengetahui perkembangan desa secara menyeluruh serta tingkat pengembangannya tiap-tiap tahun, dikembangkan suatu sistim penilaian dan cara menghitung dengan indikator-indikator perkem- bangan desa masing-masing menurut jenisnya. Sebagaimana diketahui ada 3 jenis desa yaitu desa swadaya. desa swakarya dan desa swa- sembada.

Para kepala desa dari desa-desa yang menjadi juara pertama tingkat propinsi seluruh Indonesia, pada tahun 1975 dan 1977 telah diundang ke Jakarta untuk menghadiri Upacara Kenegaraan 17 Agus-

739

tus dan mengikuti temu-karya yang diadakan bagi mereka agar sa- ling dapat mengambil manfaat dalam pelaksanaan pembangunan desa.

G. PEMBINAAN TATA RUANG

1. Pendahuluan

Pembinaan tata ruang dimaksudkan untuk mengarahkan perkem- bangan dan pertumbuhan kota-kota dan daerah-daerah pada terwu- judnya lingkungan hidup yang lebih sempurna. Di samping itu juga untuk mengarahkan agar penguasaan dan penggunaan tanah dapat mendorong pelaksanaan pembangunan. Melalui pembinaan tata ruang diharapkan bahwa pengaruh-pengaruh yang dapat merusak kesera- sian tata ruang terhadap lingkungan hidup, yang mungkin timbul seba- gai akibat sampingan pelaksanaan pembangunan, dapat dihindarkan atau diperkecil. Dengan demikian pelaksanaan pembangunan akan memberikan hasil yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat,

Kegiatan pembinaan tata ruang dalam tahun 1977/78 adalah melanjutkan kegiatan-kegiatan yang telah dirintis pelaksanaannya dalam tahun-tahun sebelumnya.Kegiatan itu meliputi tata guna tanah, yaitu pemetaan penggunaan tanah dan kemampuan tanah, tata kota dan daerah, yaitu penyusunan rencana pengembangan kota dan daerah, dan tata agraria, yaitu pen- daftaran penertiban serta pengawasan hak-hak atas tanah.

2. Pelaksanaan Program Tata Guna Tanah tahun 1977 / 78Kegiatan Program Tata Guna Tanah dalam tahun 1977/78 me-

rupakan lanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah dirintis pelaksa- naannya dalam tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan tersebut meliputi pemetaan penggunaan tanah kota dan pedesaan, pemetaan kemampu- an tanah, penentuan daerah kritis dan perencanaan tata guna tanah tingkat Kabupaten. Dengan tersedianya peta-peta penggunaan tanah kemampuan tanah dan lain sebagainya, maka dapat direncanakan pola penggunaan tanah yang tertib dan serasi menuju terwujudnya pola lingkungan hidup yang lebih sempurna serta menjamin kelesta- rian hidup.

740

Dalam tahun 1977/78 telah diselesaikan pemetaan penggunaan tanah seluas 183.842 km2 yang tersebar di seluruh propinsi (Tabel I I I — 24), pemetaan kemampuan tanah seluas 64.075 km2 (Tabel XII — 25) dan pemetaan penggunaan tanah kota di 41 kota di selu- ruh Indonesia (Tabel XII — 26).

Pemetaan penggunaan tanah dan pemetaan kemampuan tanah serta pemetaan penggunaan tanah kota tidak mencapai sasaran yang semula ditetapkan untuk tahun 1977/78, oleh karena kegiatan di- prioritaskan kepada pekerjaan pengukuran dan pemetaan penggunaan tanah di daerah-daerah transmigrasi.

Mulai tahun 1977/78 kegiatan pengukuran dan pemetaan peng- gunaan tanah serta pengukuran dan pemetaan topografi telah dilak- sanakan pula di daerah-daerah yang telah ditentukan sebagai daerah transmigrasi dan tersebar di 13 propinsi.Kegiatan pemetaan dan pengukuran tersebut seluruhnya meliputi areal seluas 240.000 ha. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka me-nunjang program transmigrasi.

3. Pelaksanaan Program Tata Kota dan Tata Daerah tahun

1977/78

Untuk lebih mengarahkan perkembangan dan pertumbuhan kota- kota dan daerah-daerah dimasa datang bagi terciptanya tertib pemba- ngunan tata lingkungan hidup manusia dalam suatu kebijaksanaan tata ruang yang menyeluruh, diselenggarakan pembinaan perencanaan tata kota dan tata daerah.

Pada hakekatnya pembinaan ini merupakan wewenang dan tugas sepenuhnya Pemerintah Daerah.

Pemerintah Pusat berusaha di mana perlu memberikan bantuan berupa bimbingan tehnis.

Dalam Repelita I kegiatan-kegiatan diarahkan untuk meningkat- kan kemampuan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tugas pe- ngaturan dan pembinaan tata ruang fisik kota dan daerah masing- masing. Dalam Repelita II kegiatan lebih banyak diarahkan pada pe-ningkatan pemberian bimbingan tehnis dalam pembuatan perencanaan

741

TABEL XII - 24REALISASI PEMETAAN PENGGUNAAN TANAH,

1973/74 - 1977178(dalam km2)

No. L o k a s i 1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78 **)

1. Pusat *) - - - 9.1532. Jawa Barat - 720 - 8.160 10.7733. Jawa Tengah - 3.040 7.040 7.600 3.6554. D.I. Yogyakarta - 660 1.040 1.080 13.2095. Jawa Timur - - - - 7.8006. D.I. Aceh 4.550 3.575 - - 2.1927. Sumatera Utara 2.275 - 3.840 3.840 4.7798. Sumatera Barat - 1.200 5.200 6.560 7.8009. Jambi 23.400 13.000 11.700 6.500 4.550

10. Riau 5.200 15.275 13.800 32.500 1.45811. Sumatera Selatan 2.925 1.300 - - 16.19012. L a m p u n g 2.600 - 2.160 5.840 16.19013. Bengkulu 2.600 18.200 10.400 - 1.53914. Kalimantan Barat 975 2.600 3.900 16.250 25.67515. Kalimatan Selatan 10.400 6.175 3.760 2.640 72916. Kalimantan Tengah 5200 2.800 880 13.160 7.20917. Kalimantan Timur 5.200 15.600 - 320 1.62018. Sulawesi Utara - - 2.560 2.560 3.07819. Sulawesi Tengah 5.200 24.700 720 13.000 24.04820. Sulawesi Selatan 13.000 325 1.280 4.000 8.74821. Sulawesi Tenggara 5.200 36.400 560 720 1.13422. M a l u k u 143.000 1.300 - - -23. B a l i - - 1.300 1.840 1.32024. Nusa Tenggara Barat 3.900 160 240 1.360 2.18725. Nusa Tenggara Timur - - 1.300 800 9.39626. Irian Jaya - - 15.600 - 15.600

J u m l a h 238.225 147.390 85.480 128.730 183.842

*) Pemetaan tanah kritis dan peta-peta khusus ditingkat Pusat. **) Angka diperbaiki.

742

TABEL XII - 25

REALISASI PEMETAAN KEMAMPUAN TANAH,1973/74 - 1977/78

(dalam km2)

No. L o k a s i 1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78 *)

1.Pusat -320 - -

-

2. Jawa Barat 5.200 6.500 9.425 4.550 3.3003. Jawa Tengah 5.525 975 - - -4. D.I. Yogyakarta 320 - -5. Jawa Timur 3.250 1.280 9.425 10.075 -6. D.I. Aceh - 2.275 31.200 7.150 9757.Sumatra Utara 2.275 2.080 - - -8.Sumatra Barat 15.600 10.400 - - -9. J a m b i - 6.500 9.100 13.000 11.700

10.R i a u - -11.Sumatra Selatan 6.500 6.500 28.000 27.300 16.90012.Lampung 7.800 11.700 2.600 - -13.Bengkulu - - 6.500 14.300 15.60014.Kalimantan Barat 5.200 - - - -15.Kalimantan Selatan 1.950 - - - -16.Kalimantan Tengah - - - - -17.Kalimantan Timur 325 1.625 2.925 - -18.Sulawesi Utara 26.000 5.200 - - -19.Sulawesi Tengah - - - - -20.Sulawesi Selatan 325 3.570 7.800 - -21.Sulawesi Tenggara - - - 1.300 5.20022.M a l u k u - - 5.200 6.500 7.80023.B a l i 320 - - - -24.Nusa Tenggara Barat 1.300 2.600 - - -25.Nusa Tenggara Timur 1.040 14.300 3.900 - 2.60026. Irian Jaya - - 6.500 - -

J u m l a h 82.930 75.825 123.175 84.175 64.075

TABEL XII – 26*) Angka diperbaiki.

743

REALISASI PEMETAAN PENGGUNAAN TANAH KOTA DALAMLEMBARAN PETA, 1973/74 – 1977/78

744

tata kota berdasarkan suatu jaringan pusat-pusat pertumbuhan me- nurut regionalisasi wilayah.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahun 1977/78 adalah melanjut- kan kegiatan yang telah dirintis pada tahun-tahun sebelumnya, me- liputi berbagai studi pengembangan regional, studi pengembangan kota, perencanaan tata kota, peningkatan dan penyempurnaan sarana penunjang dalam bentuk landasan hukum, pusat latihan, pusat doku- mentasi dan informasi.

Studi pengembangan regional Sulawesi (Sulawesi Selatan, Sula- wesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara) sudah mende- kati penyelesaian dan diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 1978. ini.

Di samping itu studi pengembangan regional Sumatera bagian Utara (meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau) sudah dimulai.

Hasil studi-studi tersebut kemudian akan merupakan bahan re- ferensi yang diperlukan bagi penyusunan konsep strategi-strategi pengembangan regional daerah-daerah tersebut yang dapat dikem- bangkan lebih lanjut dan disempurnakan sehingga diperoleh suatu pola pengembangan regional yang mantap dan sesuai dengan keada- an di Indonesia.

Dalam tahun 1977/78 telah pula diselesaikan penyusunan Ren- cana Garis Besar bagi 32 kota, rencana induk untuk 19 kota dan ren- cana terperinci bagi 3 kota lainnya.

Kegiatan studi pengembangan kota, meliputi antara lain penyu- sunan program perbaikan kampung, program penyediaan tanah kap-ling/rumah inti, program perumahan, program penyediaan air ber- sih dan program kesehatan lingkungan. Dalam tahun 1977/78 telah mulai dilaksanakan studi pengembangan kota Bandung. Di samping itu juga telah dipersiapkan studi pengembangan kota di 15 kota.

Kegiatan studi pengembangan wilayah dititik beratkan kepada aspek sosial dan usaha peningkatan taraf hidup masyarakat setem- pat. Pelaksanaan diprioritaskan kepada wilayah-wilayah yang miskin, minus dan kritis.

745

Dalam tahun 1977/78 telah diselesaikan studi pendahuluan un- tuk wilayah-wilayah Aceh Utara, Kupang, Pesisir Selatan dan Rejang Lebong. Demikian pula sedang dilaksanakan perumusan rencana pengembangan untuk wilayah Lombok Selatan, Grobogan dan Way Abung. Selain hal tersebut di atas dalam tahun 1977/78 ini juga se- dang dipersiapkan pelaksanaan program bantuan pengembangan wi- layah di Aceh Barat, Aceh Besar, Demak, Kudus, Pati, Jepara dan Rembang.

Usaha peningkatan kemampuan daerah untuk melaksanakan tugas-tugas pengaturan dan perencanaan tata ruang fisik dilaksana- kan melalui pembentukan serta pembinaan unit perencanaan fisik di daerah-daerah.

Demikian pula diselenggarakan kursus-kursus praktis (latihan- kerja) bagi para petugas perencana daerah. Kursus-kursus praktis dan latihan kerja antara lain diselenggarakan secara teratur di Bali (Denpasar), DKI Jakarta Raya dan Yogyakarta.

Diharapkan pada setiap propinsi nantinya akan mempunyai unit perencanaan fisik. Sampai akhir tahun 1977/78 sudah dapat dibentuk unit perencanaan fisik tersebut di 21 propinsi. Sebagian dari unit perencanaan tersebut sudah mampu melaksanakan tugas-tugas opera- sionil khususnya dalam rangka membantu kegiatan Bappenas.

Penyebaran informasi dan penyuluhan mengenai kegiatan peren- canaan tata kota dan tata daerah pun semakin ditingkatkan. Dalam tahun 1977/78 masih terus dibina dan ditingkatkan kegiatan pusat Informasi dan Dokumentasi (Pusiko) di Denpasar, Jakarta dan Bukit Tinggi.

4. Pelaksanaan Program Tata Agraria tahun 1977/78

Pelaksanaan Program Tata Agraria dalam tahun 1977/78 ada- lah melanjutkan kegiatan pengukuran dan pemetaan pemilikan atas tanah, pemberian hak atas tanah dan penerbitan sertipikat tanah. Dengan terbitnya sertipikat tanah maka akan diperoleh tertib pemi- likan dan kepastian hukum atas pemilikan tanah.

746

Pengukuran dan pemetaan tanah yang telah dilaksanakan dalam tahun 1977/78 dapat dilihat dalam Tabel XII — 27. Selain pemetaan pemilikan atas tanah dan pengukuran desa demi desa, mulai tahun 1976/77 telah pula dilakukan pengukuran batas keliling daerah trans- migrasi, pengukuran dan pemetaan kapling serta sarana umum daerah transmigrasi serta penerbitan sertipikat bagi para transmigran yang akan menempati daerah tersebut. Dengan terbitnya sertipikat tanah untuk para transmigran, maka hal ini merupakan jaminan tentang kepastian hak pemilikan atas tanah dan di samping itu dapat diper- gunakan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit dari bank peme- rintah.

Usaha penerbitan dan penyelesaian hak-hak atas tanah terutama bagi tanah-tanah negara yang di duduki tanpa sesuatu hak, terus dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan kegiatannya dalam tahun 1977/78. Penyelesaian hak atas tanah tersebut terutama ditujukan kepada perpanjangan dan pemberian hak guna bangunan, hak pakai dan hak milik.

Dalam tahun 1977/78 telah diselesaikan 13.318 buah Surat Ke- putusan tentang pemberian dan perpanjangan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai. Dalam pada itu jumlah pemasukan ke- uangan kepada negara seluruhnya ialah sebesar Rp. 418.890.850.

H. PEMB1NAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Sejak tahun pertama Repelita II tampak jelas adanya peningkatan mengenai besarnya dana pembangunan yang disalurkan secara lang- sung ke daerah-daerah, dan dengan demikian pula peningkatan kegiatan pembangunan di daerah-daerah tersebut. Sejalan dengan itu maka pada tahun 1974 dengan Surat Keputusan Presiden No. 15 didi- rikanlah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) disetiap propinsi.

Agar supaya badan baru tersebut dapat melakukan tugasnya dengan baik maka sejak tahun 1975/76 diselenggarakan berbagai

747

kursus dan latihan secara bertahap. Di samping itu diselenggarakan pula seminar-seminar bagi ketua dan wakil ketua Bappeda.

Memperhatikan pula perkembangan pembangunan di daerah Tingkat II yang bertambah meningkat, maka pada tahun 1976/77 dan 1977/78 telah dilaksanakan kursus-kursus perencanaan bagi para perencana pada daerah Tingkat II. Kursus-kursus tersebut masih dalam tahap percobaan.

Untuk menjamin adanya koordinasi perencanaan antara Pusat dan Daerah, setiap tahun diselenggarakan Konsultasi Nasional antara Bappeda di seluruh Indonesia dengan Departemen-departemen dan Bappenas. Sebelum Konsultasi Nasional terlebih dahulu diselengga- rakan Konsultasi Regional di 4 Wilayah Pembangunan Utama, dihadiri oleh Bappeda dari propinsi-propinsi yang tergabung di dalam masing-masing Wilayah Pembangunan Utama. Konsultasi-konsultasi tersebut diselenggarakan oleh Departemen Dalam Negeri dibantu oleh Departemen-departemen lainnya dan Bappenas.

Untuk tahun anggaran 1977/78 Konsultasi Regional telah diada- kan antara tanggal 15 Juli — 5 Agustus 1977 di Pekanbaru untuk WPU-A di Yogyakarta untuk WPU-B, di Palangkaraya untuk WPU-C, dan di Ambon untuk WPU-D. Konsultasi Nasional diselenggarakan tanggal 24 — 29 Oktober 1978 di Jakarta.

2. Pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan.

Kemampuan perencanaan tidak hanya diperlukan bagi BAP- PEDA, akan tetapi juga bagi aparatur pemerintah daerah yang lainnya. Untuk itu dilakukan pula kursus-kursus perencanaan, baik diselenggarakan oleh pemerintah pusat bekerja sama dengan lembaga- lembaga perguruan tinggi, maupun diselenggarakan oleh pemerintah daerah sendiri.

Kursus-kursus yang demikian itu telah sejak lama dilaksanakan oleh berbagai pihak, antara slain Program Perencanaan Nasional (PPN) diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, sejak tahun 1972. Kursus perencanaan ini lebih menitik beratkan kepada perencanaan bidang ekonomi dan penilaian proyek. Fakultas

748

TABEL XII - 27PEMETAAN PROYEK PENDAFTARAN TANAH,

1973/74 - 1977/78(dalam hektar)

No. Lokasi 1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78 1. D . I . A c e h - - 13.300 - 10.000

2. Sumatera Utara - 5.000 12.000 - -3. Sumatera Barat - 10.000 - 10.000 30.0004. R i a u - 25.000 - - -5. Bengkulu - 7.500 - - 2.5006. J a m b i - 3.000 - 6.000 -7. Sumatera Selatan - 10.000 - 3.500 8.0008. L a m p u n g 10.000 36.000 33.000 - -9. DKI Jakarta 10.000 10.000 11.400 - -

10. Jawa Barat 10.000 16.700 20.000 -11. Jawa Tengah 12.000 10.000 11.700 25.500 30.00012. D.I. Yogyakarta - - - - -13. Jawa Timur 12.000 10.000 15.000 20.000 -14. B a 1 i - 3.000 8.300 - 10.00015. Nusa Tenggara Barat - - 13.300 3.000 -16. Nusa Tenggara Timur - 1.000 - 3.000 2.00017. M a l u k u - 1.500 - 2.000 -18. Kalimantan Barat 10.000 3.000 7.000 3.000 10.00019. Kalimantan Selatan - 10.000 - 10.000 -20. Kalimantan Tengah - 2.500 - - -21. Kalimantan Timur - 15.000 - - -22. Sulawesi Utara 15.000 5.000 8.000 - -23. Sulawesi Tengah - 3.000 - - 3.00024. Sulawesi Tenggara - - - 2.000 -25. Sulawesi Selatan 15.000 10.000 7.500 2.000 10.00026. Irian Jaya - - - - -

J u m l a h 84.000 190.500 157.200 110.000 115.500

749

Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia, sejak tahun 1976, melaksana- kan program Studi Pembangunan Indonesia (SPI), merupakan kursus perencanaan dengan titik berat bidang sosial dan daerah.

Direktorat Tata Kota dan Daerah, Departemen PU, bekerja sama dengan UNICEF, sejak tahun 1973, menyelenggarakan kursus-kursus perencanaan dengan disertai kegiatan-kegiatan penelitian dan menitik beratkan masalah-masalah bidang sosial pembangunan daerah perko- taan dan regional. Khusus untuk perencanaan kota diselenggarakan kursus-kursus oleh Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah, Departe- men PU, dan Direktorat Pengembangan Perkotaan, Departemen Dalam Negeri.

Sejak Repelita I, dan lebih-lebih sejak Repelita II, telah bertam- bah meningkat dana pembangunan (Inpres) yang disalurkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II. Namun demikian suatu badan peren- canaan yang mengelola dana-dana pembangunan tersebut belum ada di Dati II. Meskipun demikian sejak tahun 1976/77 dan juga pada tahun 1977/78 telah diselenggarakan kursus-kursus perencanaan bagi dinas-dinas penting di Dati II. Kursus-kursus tersebut diselenggarakan oleh Departemen Dalam Negeri, bekerja sama dengan Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah.

Selain kursus-kursus di dalam negeri, anggauta-anggauta staf BAPPEDA mendapatkan kesempatan pula untuk mengikuti kursus- kursus dan seminar di luar negeri. Setiap tahun sejak tahun 1975 Pemerintah Belgia menyediakan 10 tempat bagi staf Bappeda untuk mengikuti kursus perencanaan di Brugge, Belgia.

Melalui berbagai badan-badan internasional para staf Bappeda dapat mengikuti pula program latihan dan seminar di negara-negara Asia, Australia, Eropa dan Amerika, khususnya yang mengenai peren- canaan pembangunan.

3. Pelaksanaan Program Penyempurnaan Pembangunan Prasara- na Fisik Pemerintahan (Pamongpraja) tahun 1977/78

Dengan meningkatnya kegiatan-kegiatan pembangunan di daerah, maka diperlukan pula peningkatan prasarana penunjang bagi peme -

750

rintah daerah, khususnya pembangunan gedung kantor bagi Kecamatan dan Kabupaten. Kegiatan-kegiatan tersebut telah dilakukan sejak Repelita I, dan ditingkatkan selama Repelita II.

Pembangunan gedung kantor dan rumah jabatan Camat dan Bupati itu dimaksudkan agar Pemerintah Daerah dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Di samping itu juga dimaksudkan untuk lebih meningkatkan gairah kerja para pejabat di daerah dan sekaligus meningkatkan pula wibawa Pemerintah Daerah.

Selama 4 tahun Repelita II (sampai dengan 1977/78) telah dibangun 423 buah kantor Kecamatan, 297 buah rumah jabatan Camat, 82 buah kantor Kabupaten, 17 buah rumah jabatan Bupati, beberapa kantor pembantu Gubernur, dan Kantor Gubernur Propinsi Bengkulu (Tabel XII — 28).

Selain itu telah pula dibangun secara tersebar di seluruh propinsi kantor-kantor Direktorat Agraria Propinsi dan Sub Direktorat Agraria Kabupaten.

Di samping pembangunan gedung-gedung, telah disediakan pula kendaraan-kendaraan bermotor bagi daerah yang memerlukan. Bagi kota-kota yang belum memiliki telah pula disediakan mobil-mobil pemadam kebakaran khususnya bagi kota-kota yang padat pendu- duknya.

Sementara itu gedung induk serta Gedung Pimpinan Departemen Dalam Negeri yang pembangunannya dimulai pada tahun 1972/73 telah dapat diselesaikan pada tahun 1977/78.

I. PROGRAM PENELITIAN REGIONAL DAN DAERAH

Pelaksanaan Program Penelitian Regional dan Daerah Tahun 1977/78

Kegiatan penelitian regional dan daerah dalam tahun 1977/78 adalah melanjutkan usaha-usaha penelitian yang telah dirintis pelak- sanaannya dalam tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan tersebut meliputi penelitian pemukiman (resettlement) desa di beberapa Propinsi di Kalimantan, Sulawesi, sebagai Sumatera dan Nusa Tenggara Timur

751

TABEL XII – 28PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROYEK PENYEMPURNAAN

PRASARANA FISIK PAMONG PRAJA, 1973/74 – 1977/78

752

Studi pengembangan regional Sumatera bagian Utara yang me- liputi propinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Barat telah dimulai pelaksanaannya. Di samping itu studi pengembangan regional Sulawesi sudah mendekati penyelesaiannya dan diharapkan dapat di-selesaikan pada akhir tahun 1978.

Penelitian pengembangan pertanahan yang telah dilaksanakan, terus dilanjutkan. Kegiatan dalam tahun 1977/78 terutama diarahkan kepada penelitian mengenai penguasaan tanah di perkotaan, peralihan dan pembebasan hak atas tanah dan balik nama hak atas tanah.

Kegiatan lainnya adalah studi pengembangan wilayah yang dititik beratkan kepada aspek sosial dan peningkatan taraf hidup masyarakat setempat. Dalam tahun 1977/78 telah mulai dilaksanakan program bantuan pengembangan wilayah Aceh Barat, Aceh Besar, Demak, Kudus, Pati, Jepara dan Rembang.

753