adisupe.files.wordpress.com · Web viewPENGARUH PEMBELAJARAN PRESENTASI POWERPOINT TERHADAP...
Transcript of adisupe.files.wordpress.com · Web viewPENGARUH PEMBELAJARAN PRESENTASI POWERPOINT TERHADAP...
PENGARUH PEMBELAJARAN PRESENTASI POWERPOINT TERHADAP PEMAHAMAN SISWA KELAS XI
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk menyelesaikan tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan sebagai syarat penaikan kelas
Oleh
Nama : Andi Tenriawaru Prajatami
Kelas : XI IPA 1
NISN : 9956213439
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 17 MAKASSAR
SULAWESI SELATAN
2012
PENGARUH PEMBELAJARAN PRESENTASI POWERPOINT TERHADAP PEMAHAMAN SISWA KELAS XI
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk menyelesaikan tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan sebagai syarat penaikan kelas
Oleh
Nama : Andi Tenriawaru Prajatami
Kelas : XI IPA 1
NISN : 9956213439
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 17 MAKASSAR
SULAWESI SELATAN
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Pembelajaran Presentasi PowerPoint Terhadap Pemahaman Siswa Kelas XI
Nama : Andi Tenriawaru Prajatami
Kelas : XI IPA 1
NISN : 9956213439
Telah dibaca dan disetujui pada April 2012
oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Safaruddi n B. Abdul Azis S.Pd, M.Pd
NIP. 19600601 198602 1 006 NIP. 19700511 199702 1 003
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 17 Makassar
Drs.H.A.Abd. Fattah, M.P d NIP. 19601116 198503 1 016
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Presentasi Powerpoint Terhadap
Pemahaman Siswa Kelas XI” . Penulisan karya ilmiah ini merupakan salah satu tugas
mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Selama proses pembuatan karya ilmiah ini, penulis telah banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung, baik moril
maupun materil yang sangat berguna bagi penulis, sehingga pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Drs. H. A. Abd. Fattah M.Pd sebagai Kepala SMA Negeri 17
Makassar.
2. Bapak Drs. Safaruddin B. selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan
penulis hingga rampungnya karya ilmiah ini.
3. Bapak Abdul Azis S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan
penulis hingga rampungnya karya ilmiah ini.
4. Para guru dan staf di SMA Negeri 17 Makassar
5. Kedua orangtua penulis serta seluruh keluarga yang telah memberikan
dorongan dan bantuan baik moril maupun materil selama penulis
mengikuti pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam karya ilmiah ini terdapat banyak kekeliruan
dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca guna perbaikan pada penulisan yang akan datang.
Atas perhatian para pembaca, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Makassar, Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyampaian mata pelajaran yang kurang menarik dengan cara mengajar
bisa digantikan dengan menggunakan pembelajaran dengan PowerPoint. Dalam
proses belajar harus digunakan metode yang efektif dan efisien.Dengan
menggunakan metode PowerPoint minat siswa untuk belajar meningkat.Menurut
Elmi Mahzum (2008: 2), microsoft PowerPoint adalah media yang paling banyak
digunakan sebagai media presentasi baik oleh korporat maupun oleh kalangan
biasa. PowerPoint bila dipelajari dengan seksama dapat dijadikan sebagai media
untuk multimedia dalam batas-batas yang sederhana.
Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan merupakan suatu keharusan,
bukan hanya untuk meningkatkan mutu pembelajaran, tetapi juga untuk
meningkatkan penguasaan terhadap teknologi sebagai bekal hidup bagi peserta
didik. Mengingat pentingnya pengembangan teknologi dalam pembelajaran,
memandang perlu adanya ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi di
sekolah, dan penggunaan atau pemanfaatan media tersebut dalam menunjang
revitalisasi pembelajaran.
Dengan metode PowerPoint dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar
maupun tidak semua materi yang di jelaskan oleh metode PowerPoint dapat di
mengerti dengan baik namun selera belajar siswa meningkat.Penggunaan metode
PowerPoint dapat mengefesienkan waktu serta dapat dengan mudah memberikan
gambaran – gambaran tentang masalah yang di bahas atau di materikandengan
menggunakan PowerPoint dapat sedikit mepermudah dalam proses belajar
mengajar. Selain itu pembelajaran dengan presentasi PowerPoint menjadikan
sekolah lebih maju dengan menggunakan teknologi yang semakin modern.
Namun, kenyataannya penerapan pembelajaran presentasi PowerPoint belum
bisa menjadikan siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Siswa terkadang malas memperhatikan siswa yang menjadi pemateri
dan melakukan kegiatan lain saat proses belajar mengajar dengan presentasi
PowerPoint berlangsung.Apalagi ditambah dengan tampilan slide yang tidak
menarik membuat siswa merasa bosan dalam proses belajar megajar.
Seharusnya, dengan adanya pembelajaran yang bervariasi dan pendayagunaan
media pembelajaran di kelas dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
siswa dalam stuktur kognitifnya. Dalam pembelajaran siswa dilibatkan untuk
bekerjasama dengan siswa lain, mendengarkan secara aktif, dan berani bertanya
dalam stuktur efektifnya. Selain itu dapat meningkatkan kualitas guru terutama
dalam pembuatan dan pemanfaatan media komputer. Guru juga dalam
mengelola kelas sudah lebih baik dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung sudah dapat berinteraksi dengan siswa, sehingga pada saat
penyampaian materi maupun penjelasan guru terlihat kondisi kelas lebih tenang.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan judul dan uraian pada latar belakang masalah yang dikemukakan,
maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam
karya ilmiah ini meliputi:
1. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi mata pelajaran dengan
menggunakan presentasi PowerPoint?
2. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dengan
presentasi PowerPoint?
1.3 Tujuan Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan
dapat bermanfaat bagi guru dan siswa dalam pembelajaran presentasi dengan
power point. Secara terperinci, tujuan dari penelitian dan penulisan karya ilmiah
ini adalah:
1. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap materi mata pelajaran dengan
menggunakan presentasi power point.
2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
dengan presentasi power point.
1.4 Manfaat penelitian
Hasil penelitian karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak terutama yang menyangkut masalah pengaruh presentasi
power point terhadap prestasi belajar siswa. Penulis berharap karya ilmiah ini
dapat memberi manfaat bagi:
1. Siswa-siswi yang belajar menggunakan presentasi power point dalam kelas
dapat mengetahui pengaruhnya dalam proses pembelajaran.
2. Guru-guru yang menggunakan presentasi power point dalam mengajarkan
mata pelajaran dapat mengetahui metode yang layak digunakan.
3. Hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan
karya ilmiah selanjutnya. Sekiranya karya ilmiah ini dapat menjadi rujukan
bagi penulis-penulis selanjutnya.
4. Bagi peneliti sendiri, diharapkan akan menjadi pengalaman berharga dalam
memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh metode belajar
presentasi dengan power point terhadap prestasi siswa melalui penelitian
lapangan.
1.5 Sistematika penulisan
Untuk memudahkan dan memberi arahan dalam pembahasan, maka karya ini
di bagidalam empat bab. Hal ini di maksudkan untuk memberikan gambaran
yang jelas, lebih terperinci, dan lebih sistematis sehingga pembaca daopat lebih
mudah memahami materi yang dibahas.
Keempat bab tersebut diuraiakan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini merupakan bagian awal dari sebuah naskah yang
menampilkan masalah, mengapa, bagaimana, masalah tersebut. Bab ini
juga mengurikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan, dan manfaat penelitian dan penulisan karya ilmiah. Metode yang
digunakan dalam meneliti dan mengumpulkan data,waktu dan lokasi
penelitian, serta mengenai sistematika penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka
Bab ini merupakan evaluasi terhadap penelitian sebelumnya yang
menguraikan tentang pengaruh metode pembelajaran presentasi power
point terhadap prestasi siswa. Pada bab ini penulis memaparkan landasan
teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah pengaruh metode
pembelajaran presentasi dengan power point terhadap prestasi siswa.
Bab III : Pembahasan
Pada bab ini penulis memaparkan data yang telah diolah termasuk
semua fakta yang membantu memperjelas masalah, dengan
membahasnya satu per satu secara mendalam. Bab ini menguraikan
kajian yang berupa solusi dari masalah-masalah yang telah dirumuskan
pada bab sebelumnya.
Bab IV : Penutup
Pada bab terakhir ini, penulis mencoba membuat kesimpulan
berdasarkan apa yang telah diperoleh, manfaat, kelebihan, dan aplikasi
dari hasil gagasan yang diperoleh. Akhirnya, penulis mencoba untuk
memberikan saran-saran sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang
dapat berguna bagi semua pihak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Menurut Suharto (1997) belajar adalah suatu proses untuk mempermudah
pengetahuan atau pandangan dan keterampilan yang akan menghasilkan suatu
kekuatan (power, tahu, mau, mampu) pemecahan sesuatu bagi seseorang,
menghadapi suatu keadaan tertentu.
Ausubel (1963) dalam Dahar (1991) mengklasifikasikan belajar ke dalam dua
dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi
pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan. Dimensi kedua menyangkut
cara bagaimana siswa dapat mengkaitkan informasi itu pada struktur kognitif yaitu
fakta-fakta dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh
siswa. Dari uraian Ausubel tersebut diketahui bahwa belajar bermakna merupakan
suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif seseorang. Ausubel menjelaskan lebih lanjut faktor-faktor
utama yang mempengaruhi belajar bermakna adalah struktur kognitif yang ada,
stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam bidang tertentu dan waktu tertentu.
Sedangkan menurut Winkel dalam Darsono, dkk (2000), belajar adalah suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap. Belajar berlangsung melalui 4 fase atau tahap yaitu
pertama individu memperoleh pengalaman langsung yang konkrit. Karena ia
mengembangkan observasinya dan memikirkan atau merefleksikannya. Fase yang
ketiga yaitu meembentuknya generalisasi dan abstraksi. Fase keempat imlpikasi
yang diambilnya dari konsep-konsep itu dijadikan sebagai pegangan dalam
menghadapi pengalaman-pengalaman baru (Nasution, 2000).
Tiga komponen belajar menurut Jati (2003) yaitu masukan, sintesis, dan
keluaran (in-put, syntesis and out put). Sedangkan menurut Bruner (1973 dalam
Nasution, 2000). Terdapat tiga fase dalam proses belajar yaitu informasi,
transformasi, dan evaluasi. Dalam setiap pembelajaran akan diperoleh sejumlah
informasi tersebut ada yang menambah pengetahuan yang telah dimiliki, ada yang
memperhalus dan memperdalamnya, adapula informasi yang bertentangan dengan
apa yang telah diketahui sebelumnya. Kemudian informasi tersebut harus
dianalisis, diubah atau ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau
konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini
peran guru sangat diperlukan. Selanjutnya menilai hingga manakah pengetahuan
yang diperoleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-
gejala lain.
Menurut Gagne dalam Dimyati (1999) belajar merupakan kegiatan yang
kompleks setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan
nilai. Timbulnya kapabilitas yaitu dari stimulus yang berasal dari lingkungan dan
proses kognitif siswa. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses
kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan
informasi, menjadi kapabilitas baru.
Pembelajaran menurut Darsono, dkk (2000) yaitu suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah
yang lebih baik. Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh
berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah,
baik kualitas maupun kuantitas.
Pendapat lain yang menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas
mengorganisasikan atau mengatur (mengelola) lingkungan, sehingga tercipta
suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan peserta didik sehingga
terjadi proses belajar menyenangkan (Suharto, 1997).
Kualitas suatu pembelajaran lain ditentukan oleh program pembelajaran yang
telah dikembangkan. Program pembelajaran itu berupa satuan pembelajaran
dengan semua komponen-komponennya (Darsono, dkk. 2000). Menurut Kemp
dalam Marjohan (1980) suatu program pembelajaran akan berhasil jika
memperhatikan hal-hal berikut yaitu :
a. Kegiatan belajar berlangsung memuaskan, ditandai oleh penguasaan siswa
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku atau sikap yang
diinginkan, dan setelah itu siswa menunjukkan prestasi yang tinggi dalam
menyelesaikan tugasnya.
b. Kegiatan belajar dislesaikan dengan dana yang tidak terlalu besar dan waktu
yang tidak terlalu lama.
c. Pengalaman belajar cukup bermakna dan menarik serta memacu siswa untuk
melanjutkan pendidikan.
d. Kegiatan merencanakan dan melaksanakan program pengajaran terbukti
merupakan pengalaman yang memuaskan bagi pengajar dan staf penunjang
lainnya.
Jadi pembelajaran adalah suatu proses perubahan aktivitas yang dilakukan
guru atau media kepada siswa melalui suatu program belajar sehingga terjadi
peningkatan motivasi, pengalaman dan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik.
Dan pembelajaran dikatakan berhasil apabila berlangsung menarik, tidak
memerlukan biaya yang besar dan terjadi peningkatan motivasi, pengalaman dan
tingkah laku yang lebih baik.
2.1.1 Media dalam pembelajaran
Menurut Association for Education Communication Technology (AECT) dalam
Sadiman (1986), sumber belajar adalah segala macam sumber yang memungkinkan
siswa belajar. Sumber belajar dapat bermacam-macam, yaitu :
a. Pesan : semua ajaran atau informasi yang akan dipelajari
b. Orang : yang bertindak sebagai penyimpan dan pengolah pesan
c. Teknik : prosedur atau acuan yang disiapkan untuk digunakan orang.
d. Lingkungan : situasi sekitar dimana pesan diterima (dalam Sadiman)
Dalam perkembangannya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi:
a. Sumber belajar yang dirancang (by design) : yang sengaja dibuat untuk
membantu pembelajaran
b. Sumber belajar yang tersedia (by utilization) : yang tersedia di lingkungan sekitar
kita dengan cara penggunaan sesuai dengan kebutuhan.
Menurut AECT dalam Sadiman, pengertian dari media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar siswa. Media sebagai hasil dari revolusi komunikasi dapat dipakai untuk
sarana pencapaian tujuan pendidikan, disamping guru, buku dan papan tulis. Manfaat
dan nilai praktis media sebagai sumber belajar adalah :
a. Memberikan fasilitas pembelajaran siswa sehingga dapat merangsang siswa
untuk berfikir mengaktifkan dan memotivasi siswa.
b. Menambah peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan memahami,
menghitung, mengukur, meneliti, menafsirkan, mengumpulkan, menerapkan dan
mengkomunikasikan kemampuan-kemampuannya. Dengan kata lain memberi
peluang mengembangkan keterampilan proses.
c. Dapat memberikan informasi akurat dan terbaru, mengatasi keterbatasan
pengalaman dan kemampuan guru.
d. Dapat memberikan informasi akurat dan terbaru, mengatasi keterbatasan
pengalaman dan kemampuan guru.
e. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan atau dikunjungi
(Sadiman, dkk 1986).
Menurut Santoso (2002), media yang efektif adalah media yang mampu
mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi pesan atau sumber
dapat ditangkap secara utuh oleh penerima pesan tersebut. Oleh karena itu dalam
merancang Kegiatan Belajar Mengajar hendaknya dipilih pula media yang benar-
benar efektif dan efisien atau merancang media sendiri (media by design) shingga
dapat menyampaikan pesan pembelajaran yang akhirnya terbentuk kompetensi dari
siswa.
Media mempunyai kemampuan atau potensi yang sangat baik untuk kita
menfaatkan. Manfaat yang paling penting adalah media dapat mengatasi kekurangan-
kekurangan kita dalam menyampaikan pelajaran seperti mengulang pesan dengan
konsisten kapanpun hasil belajar yaitu adanya media/alat bantu mengajar. Menurut
Rohani (1997) media adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai
perantara/saran/alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar).
Media juga dapat menyajikan efek suara, gambar dan gerak sehingga pesan yang
disampaikan menjadi lebih hidup, menarik dan konkrit serta dapat memberikan kesan
seolah-olah siswa ikut mengalami sendiri. Efek yang berpengaruh menjadi media
menghidupkan suasana pembelajaran inilah yang mempengaruhi motivasi siswa
sehingga dapat meningkatkan motivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Namun demikian media tidak tepat jika dianggap pengganti guru. Justru inilah
kelemahan dari media pembelajaran yaitu tidak dapat menggantikan peran guru
(sesuai semboyan Tut Wuri Handayani)
Kemampuan dan fungsi media yang dapat dimanfaatkan oleh guru :
a. Membuat konsep yang abstrak menjadi konkret.
b. Dapat menampilkan objek yang berbahaya atau langka ke dalam situasi belajar,
misalnya slide film tentang binatang buas.
c. Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang, misalnya
benda-benda dengan perbesaran mikroskopis.
d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat untuk diamati, misalnya lintasan
peluru.
e. Mempersingkat perkembangan yang memakan waktu, misalnya film atau video
tentang pertumbuhan janin dalam kandungan ibu, atau pertumbuhana biji
kecambah.
2.1.2 Program Komputer Pembelajaran
Adanya perbedaan teori pendidikan yang diterapkan membawa konsekuensi
terhadap bagaimana kegiatan belajar mengajar harus diformulasikan. Model didaktik
berpandangan bahwa di dalam kegiatan belajar, guru merupakan agen aktif dalam
menyampaikan pengetahuan kepada siswa (instruktivisme), sedangkan model
komunikasi berpendapat bahwa siswa membangun sendiri pengetahuannya dari
pengalaman yang diperolehnya (konstruktivisme)
Sejalan dengan adanya perbedaan dasar pedagogi tersebut, timbul pula
pandangan mengenai bagaimana komputer harus diperankan dalam pendidikan.
Dalam pandangan instruktivisme, komputer berperan untuk mengajarkan pengetahuan
kepada siswa, sebagaimana halnya seorang guru, sedangkan dalam pandangan
konstruktivisme, komputer berperan hanya sebagai media dalam belajar, seperti
halnya OHP, TV, Video, laboratorium dan perpustakaan.
Mengingat kedua peran di atas merupakan komponen penting dari lingkungan
belajar (learning environment) maka tidaklah benar penilaian memandang bahwa
yang satu lebih baik dari yang lain. Jika kegiatan semata-mata berorientasi pada siswa,
dengan asumsi bahwa komputer tidak lebih dari media pasif, maka perencanaan
mengenai kegiatan instruksional tidak memiliki relevansi, sebab siswa yang
melakukan sesuatunya. Tetapi mengingat bagaimanapun perencanaan mengenai
kegiatan harus dilakukan oleh guru, bukan oleh siswa, mulai dari pengorganisasian
kegiatan belajar, pemilihan bahan ajar yang sesuai, sampai penyiapan lingkungan
belajar untuk setiap tahap belajar yang dilakukan oleh siswa, maka keduanya (guru
dan siswa) memegang peranan penting dalam pengembangan wacana kegiatan kelas.
Jadi tidaklah mungkin siswa belajar sendiri dengan komputer tanpa bantuan guru
dibelakangnya. Andaipun lingkungan belajar dipandang sebagai media pasif, seorang
harus menyediakan segala bahan dengan segala sifat khsususnya, atau memilih model
yang paling tepat untuk suatu proses atau fenomena.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan komputer yang sudah
dirancang suatu program pembelajaran akan dapat membantu guru dalam proses
pembelajaran.
Program yang digunakan dalam penelitian ini adalah power point. Program ini
adalah salah satu aplikasi dalam paket microsoft office. Dengan microsoft power
point, dapat berkreasi menyusun presentasi semenarik mungkin, sesuai dengan
kebutuhan.
Banyak fasilitas yang disediakan oleh program power point, diantaranya :
1. Design templete, menyediakan beragam design yang dapat diterapkan untuk
naskah presentasi, diantaranya berupa templete yang menggunakan animasi.
2. Costum show, dengan fasilitas ini sebuah file presentasi dapat dibuat beberapa
versi presentasi, setiap versinya berisi slide yang berlainan.
3. Office art, fasilitas ini digunakan untuk memberikan dukungan kemampuan grafis
yang istimewa.
4. Grafik file format, fasilitas ini dapat digunakan untuk menyimpan file gambar
dalam format JPG, WMF, EPS, PICT dan GIF.
5. Delivering presentastion, fasilitas ini menyediakan kemudahan dalam
menggunakan naskah presentasi pada berbagai keadaan, misal presentasi formal,
bahkan presentasi “virtual” dalam internet.
2.2 Pengertian Presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak orang,dengan
tujuan untuk memperkenalkan, membujuk, meyakinkan yang biasanya
dibawakan oleh pakar, guru, atau wiraniaga. Dengan presentasi ini, kita dapat
dengan lebih mudah untuk menyampaikan atau menjelaskan ide-ide,
mendapatkan tanggapan, sanggahan tentang apa yang kita sampaikan sehingga
ide dapat lebih jelas dan dimengerti oleh para pendengar dan dapat mencapai
sasaran yang diinginkan
Dalam presentasi kita mengenal beberapa istilah yaitu : Presenter yaitu pihak
yang melakukan presentasi, Audience yaitu pihak yang menjadi sasaran atau
peserta presentasi dan Media yaitu peralatan yang digunakan untuk
melakukan presentasi. Tujuan Presentasi untuk edukasi atau pendidikan,
Memberikan Informasi, Persuasi atau mempengaruhi.
Jenis-jenis Presentasi adalah Oral, Visual, dan Tekstual.Oral adalah resentasi
dengan berbicara, Visual adalah presentasi dengan menggunakan tampilan,
Teksual adalah presentasi dengan menggunakan teks atau selebaran. Dalam
presentasi yang harus diperhatikan adalah Background harus sesuai atau kontras
dengan tulisan, Dapat menambahkan sesuatu yang menarik, misalnya dengan
cara menambah animasi,gambar lucu,suara atau audio.
Terkadang dalam berpresentasi, kita sering mengalami nervous atau grogi.
Penyebabnya adalah takut lepas kendali, takut akan ketidakpastian, tak ada
rencana cadangan, peserta tidak antusias.Yang harus dihindari dalam presentasi
adalah gelisah, gemetar, tak berada dalam pusat pandangan audience,
mengeluarkan bunyi yang tidak perlu.
Bentuk komunikasi ada 3 yaitu Pesan secara fisik, Cerita, Pesan secara Visual.
Bentuk pesan fisik ada 4 yaitu, Gasture atau isyarat, Kontak mata, Postur tubuh,
Body Language. Dalam presentasi, kita dapat mengerti 10% apabila kita baca,
20% bila kita dengar, 30% bila kita lihat, 50% bila kita dengar dan lihat, 70% bila
kita ucapkan, 90% bila kita lakukan.
Keuntungan presentasi adalah dapat menggunakan gambar, grafik., dapat
melatih mental orang untuk berpresentasi. Sedangkan kelemahan presentasi bagi
orang awam sulit untuk mempresentasikan sesuatu. Dibutuhkan cara-cara/step by
step untuk berpresentasi.
2.2.1 Apilikasi Pembuatan Slide Presentasi
Pada saat ini dokumen presentasi dikemas dalam bentuk slide multimedia
berupa program presentasi yang tersimpan dalam media penyimpanan yang
dioperasikan dengan komputer dan ditampilkan melalui projector ke layar.
Dengan menggunakan komputer ini, presentasi yang kita buat akan jauh lebih
menarik, mudah digunakan, lebih mudah di-update dan jangkauanya lebih luas.
Selain itu presentasi dengan komputer akan memberikan motivasi yang lebih
tinggi karena komputer selalu dikaitkan dengan kesenangan, permainan dan
kreativitas.
Pembuatan slide presentasi seperti ini dapat dilakukan dengan menggunakan
program aplikasi khusus yang sekarang banyak tersedia, sepertiMicrosoft Power
Point, Open Office Presentation, Macromedia Flah dan banyak lagi, yang dapat
ditayangkan menggunakan komputer, melalui projector, mediainteractive atau
ditayangkan melalui internet.
Aplikasi pembuatan presentasi terbagi dalam beberapa kategori, antara lain:
Aplikasi Multimedia Presentasi, Multimedia Presentasi Interaktif, dan
melalui Internet.
1. Multimedia Presentasi.
Multimedia presentasi ini menggunakan multimedia projector untuk menjelaskan
materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal
dengan group belajar yang cukup banyak diatas 50 orang.
Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki
jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan
semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi
satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi kebutuhan untuk mencapai
tujuan presentasi.
Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam
bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Microsoft Power Point atau
Open Office Presentation merupakan contoh aplikasi yang sangat lazim
digunakan untuk kebutuhan ini.
Perkembangan perangkat lunak seperti Microsoft PowerPoint tersebut
didukung oleh perkembangan perangkat keras penunjangnya seperti
perkembangan monitor, card video, sound chard serta perkembangan proyektor
digital (digital image projector) yang memungkinkan slide presentasi dapat
disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai
kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience.
Namun demikian jika kita belum memiliki perangkat alat presentasi digital, kita
masih bisa mencetak slide presentasi tersebut dalam bentuk plastik transparan
ataupun slide-slide untuk disajikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti
over head projector (OHP) atau film slides projector.
2. Multimedia Interaktif Presentasi.
Multi media interaktif adalah presentasi yang biasanya menggunaka media
Compact Disk (CD)sebagai sarana penyimpanan. CD ini berisi dokumen
presentasi interaktif, otomatis, dan berdaya tarik.
Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia, dimana di dalamnya
terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi efek, obyek grafis,
animasi, audio dan video, teks dangrafis. Karena itu untuk menyajikan media ini
memerlukan aplikasi bantu tertentu seperti source player multimedia yang harus
disajikan dalam satu kemasan modul presentasinya. Macromedia Flash
merupakan contoh aplikasi yang lazim digunakan untuk multimedia interaktif
presentasi seperti ini.
Beberapa hasil model multimedia interaktif presentasi berbasis komputer antara
lain Model Drill yaitu berupa program interaktif dalam bentuk latihan soal-soal,
Model Tutorial yaitu berupa program komputer yang berisi tutorial yang disertai
dengan pertanyaan dan respon jawaban dari komputer, Model Simulasi yaitu
berupa simulasi-simulasi dalam bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang
sebenarnya, Model Games yaitu berupa petunjuk dan aturan permainan.
3. Internet Presentasi
Internet merupakan jaringan yang memiliki jangkauan luas dapat digunakan
sebagai media untuk melakukan presentasi. Untuk itu tentunya dokumen
presentasi terlebih dahulu dikemas untuk dimasukkan kedalam jaringan yang
dapat diakses melalui web browser. Manfaat yang diperoleh dari presentasi
menggunakan internet antara lain peserta dapat belajar secara mandiri sekaligus
berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen
informasi saja. Selain itu peserta dapat bekerjasama (collaborative) satu sama
lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail) untuk mendiskusikan
hasil presentasi. Program aplikasi yang biasanya dipergunakan untuk mengemas
dokumen presentasi ini adalah program HTML Editor seperti Microsoft
FrontPage, Dreamweaver yang merupakan alternatif aplikasi yang dapat
digunakan.
2.2.2 Perencanaan dan Penyajian Presentasi
Pembuatan dan penyajian presentasi telah menjadi aktivitas rutin dikalangan
pendidikan, bisnis, dan perkantoran. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi
komputer yang berkembang saat ini, tugas pembuatan dan penyajian presentasi
menjadi semakin mudah, cepat dan menakjubkan.
Untuk itu sebelum menyajikan presentasi, terlebih dahulu bahan-bahan dan
aplikasi presentasi harus dipersiapkan dengan baik. Perencanaan aplikasi dan
pengemasan bahan-bahan presentasi merupakan hal paling mendasar yang perlu
dilakukan sebelum melakukan presentasi. Beberapa di antaranya adalah sebagai
berikut :
1. Pemilihan Aplikasi Pembuatan Presentasi dapat dilakukan dengan
menentukan aplikasi
Pembuat Presentasi dengan tepat, apakah menggunakan multimedia.
Presentasi seperti PowerPoint, multimedia interaktif menggunakan macromedia
flash ataukah menggunakan web editor.
2. Perencanaan Materi Presentasi yang dapat dilakukan, pertama tentukan tema
dan tujuan presentasi secara spesifik seperti tema, tujuan, misi, serta target
audience. Kedua susunlah kerangka hateri presentasi dengan cara menyususun
poin-poin utama presentasi, dan estimasikan jumlah slide-slide, temasuk
pertimbangan perlunya referensi pendukung. Ketiga kumpulkan materi utama dan
materi pendukung seperti buku, majalah, internet dan lain-lain sebagai sumber.
Keempat pilih informasi yang actual. Keenam pilih koleksi file gambar, audio,
atau video, sebagai objek pendukung materi tersebut. Dan terakhir siapkan
aplikasi penunjang seperti Video/audio player, camera digital atau webcam.
3. Penguasaan Aspek Teknis
Aspek teknis ini merupakan perangkat yang diperlukan dalam penyajian
presentasi. Aspek teknis ini antara lain meliputi PC atau Laptop, Projector, Sound
System yang digunakan. Kesiapan dan penguasaan pada aspekteknis ini akan
sangat menunjang dalam menyajikan presentasi yang kita lakukan.
4. Teknik Penyajian Presentasi
Sebagus apapun materi presentasi yang kita siapkan, selengkap apapun
perangkat presentasi yang kita sediakan, semua akan sia-sia jika teknik penyajian
presentasi kita tidak menarik. Untuk itu kita harus mempelajari dan menguasai
teknik-teknik penyajian presentasi dengan melakukan simulasikan dan
menyiapkan materi tambahan untuk melengkapi sajian presentasi yang kita
lakukan.
2.2.3 Tips dan Trik dalam Presentasi
Presentasi dengan aplikasi PowerPoint sudah jadi bagian penting dalam
kehidupan sebagian pebisnis atau mahasiswa. Berikut tips & trick presentasi
efektif dengan PowerPoint agar audiens Anda tertarik menyimak sampai acara
berakhir.
1. Pakai Kalimat Sederhana
Aplikasi PowerPoint bukanlah aplikasi pengolah kata layaknya Microsoft
Word. Untuk itu, pakai kalimat yang jelas dan seperlunya saja. Jangan pula
menjejalkan terlalu banyak informasi dalam satu slide Power Point karena
audiens mungkin akan kebingungan.
2. Gambar Bermakna Ribuan Kata
Pakai gambar atau ilustrasi yang benar-benar menarik di PowerPoint untuk
menjelaskan presentasi Anda sehingga audiens mau menyimak dan mudah
memahaminya. Namun jangan sampai pula resolusi gambar Anda pecah sehingga
tampak menganggu.
3. Kuasai Topik Presentasi Secara Detail
Seringkali presentasi PowerPoint didesain secara cukup kompleks dalam
banyak slide.Jangan sampai Anda gagap menjelaskan detail sekecil apapun dalam
presentasi. Persiapkan diri dengan baik untuk membuat presentasi Power Point
yang berkesan dan diterima audiens.
4. Berceritalah Saat Presentasi
Jangan hanya membacakan poin presentasi Anda secara monoton.
Berceritalah! Ilustrasikan konten di PowerPoint Anda, misalnya dengan
pengalaman hidup sehari-hari sehingga audiens dapat mencerna maksudnya
dengan baik.
5. Konten Dalam Presentasi Sangat Penting
Pastikan konten yang Anda masukkan dalam presentasi Power Point Anda
memang berguna bagi audiens. Jangan pula terlalu banyak menggunakan animasi
atau efek-efek khusus karena selain bisa membosankan, hal ini bahkan bisa
mengakibatkan presentasiAnda dianggap tidak serius.
6. Hargai Audiens Anda
Buat desain Power Point yang terlihat jelas, baik gambar maupun tulisannya.
Pastikan kontras warna benar-benar tepat sehingga tidak menyakiti mata mereka
yang melihatnya. Pastikan pula seluruh audiens dapat melihat konten dengan
baik, meskipun mereka berada di jajaran paling belakang.
2.3 Kerangka Pikir
Metode Pembelajaran Presentase PowerPoint
Faktor Penyebab
Penerapan
Dibuat Guru Dibuat siswa
Dampak Dampak
Positif Negatif Positif Negatif
2.4 Hipotesis
Penelitian ini berangkat dari keyakinan penulis setelah cukup melakukan
pengenalan masalah. Adapun hipotesis penulis adalah materi pembelajaran yang
dipresentasekan siswa sulit dipahami dari pada ketika guru mengajarkan secara
langsung di depan kelas. Hal ini dikarenakan siswa yang membawakan materi
dengan presentase powerPoint tidak dihargai oleh siswa lain dengan alasan siswa
yang menjadi pemateri memiliki ilmu yang terbatas daripada ilmu yang dimiliki
oleh guru.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Peneltian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian deskriptif, yang
meliputi pengumpulan data untuk memberikan penjelasan yang berkaitan dengan
subjek maupun objek yang diteliti dengan tujuan agar dapat mendeskripsikan
pengaruh pembelajaran presentasi PowerPoint terhadap pemahaman siswa kelas
XI.
3.2 Waktu dan lokasi penelitian
Jangka waktu penelitian adalah sekitar satu bulan, tepatnya mulai pada 1
Februari sampai tanggal 28 Februari 2011. Kegiatan penelitian ini dimulai dari
perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, kegiatan lapangan,
hingga penulisan karya ilmiah ini sebagai langkah terakhir. Adapun lokasi dalam
melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini adalah di perpustakaan, ruang
kelas, warnet, dan rumah penulis.
3.3 Variabel dan Desain Penelitian
3.3.1. Variabel Penelitian
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, variabel yang digunakan terdiri atas dua
yaitu :
a. Variabel bebas, yaitu variabel yang karena pengaruhnya menyebabkan
munculnya variabel lain. Istilah lain dari variabel ini adalah variabel
independen. Dalam penelitian ini penulis menetapkn yang menjadi variabel
bebas adalah siswa kelas XI.
b. Variabel terikat, yaitu variabel yang muncul karena pengaruh dari variabel
bebas. Istilah lain dari variabel ini adalah variabel dependen. Dalam penelitian
ini penulis menetapkan yang menjadi variabel terikat adalah pengaruh
pembelajaran presentasi PowerPoint terhadap pemahaman siswa.
3.3.2 Desain Operasional / Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel, dan
penelitian objek yang diteliti.
3.4 Populasi dan Sampel
Dalam karya ilmiah ini penulis telah menetapkan populasi penelitian.
Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini cukup besar, maka penulis
menetapkan sampel yaitu pengambilan sampel didasarkan atas indeks kelas paling
atas dan paling bawah. Dalam karya ilmiah ini, penulis mengambil sampel siswa
kelas XI IPA 1 dan XI IPA 6.
3.5 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan, penulis
menggunakan metode sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan
Pada metode ini, pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan
menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan penulisan karya ilmiah ini
dan berhubungan dengan materi karya ilmiah ini, yaitu buku-buku yang
berhubungan dengan masalah pemilihan jurusan.
2. Penelitian Lapangan
Pengumpulan data dengan menggunakan metode ini, dilakukan dengan cara:
21
a. Kuisioner yaitu pengumpulan data dengan menggunakan angket yang
disampaikan oleh penulis yang bertindak sebagai peneliti kepada sejumlah
responden. Dalam penelitian ini, kuisioner yang diberikan kepada
responden adalah berupa pertanyaan sebanyak 8 pertanyaan.
b. Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan indera manusia
disertai melakukan pencatatan secara sistematis mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan objek yang diteliti.
3.6 Teknik Analisi Data
Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Data yang diperoleh dari hasil telaah bebebrapa literatur maupun dari
penelitian lapangan secara langsung dengan metode observasi dan kuisioner
kemudian diolah dengan analisis persentase dan disajikan dalam bentuk tabel.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pemahaman Siswa Terhadap Materi yang Dipresentasikan dengan
PowerPoint
Metode pembelajaran PowerPoint merupakan metode pembelajaran yang
belum lama diterapkan ditingkat sekolah. Sedangkan di Universitas metode
pembeajaran ini sudah sering digunakan dalam proses balajar mengajar. Tidak
semua sekolah dapat menerapkan materi pembelajaran ini disebabkan tidak
memadainya fasiitas serta sarana dan prasarana.
Dalam pembelajaran dengan presentasi PowerPoint siswa ynag menjadi
pemateri terkadang cara membawakan materinya gugup serta kurangnya kesiapan
dan penguasaan materi sehinga hal ini mempengaruhi pemahaman siswa.
Berdasarkan peneitian yang dilakukan penulis, pada table berikut ini digambarkan
pemahaman siswa-siswi terhadap pembeajaraan PowerPoint.
Tabel 01. Pemahaman siswa XI IPA 1 terhadap pembelajaran dengan PowerPoint.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 9 36%
2 Tidak 16 64%
Jumlah Total 25 100%
Tabel 02. Pemahaman siswa XI IPA 6 terhadap pembelajaran dengan PowerPoint
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 13 52%
2 Tidak 12 48%
Jumlah Total 25 100%
Berdasarkan data yang disajikan pada tabe 1 menunjukan bahwa sebagian
besar siswa-siswi kelas XI IPA 1 kurang mudah meehami materi yang
dipresentasekan dengan PowerPoint. Sedangkan pada table 2 menunjukan bahwa
sebagian besar siswa-siswi kelas XI IPA 6 mudah memahami materi yang
dipresentasikan dengan PowerPoint. Dalam hai ini terjadi tolak beakang antara
siswa-siswi kelas XI IPA 1 dan XI IPA 6. Hal ini disebabkan karena pemahaman
siswa-siswi dalam menerima pelajaran berbeda-beda.
4.1.2 Penerapan Pembelajaran Presentasi PowerPoint Disemua Mata
Pelajaran
Penerapan pembelajaran presentasi dengan PowerPoint saat ini hanya
diterapkan di sekolah yang memiliki fasilitas serta sarana dan prasarana yang
memadai. Pada sekolah yang telah menerapkan pembelajaran presentasi dengan
24
PowerPoint, memberikan kebebasan kepada guru-guru setiap mata pelajaran untuk
menggunakan presentasi PowerPoint. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
penulis, pada table berikut ini digambarkan penerapan pembelajaran dengan
presentasi PowerPoint disemua mata pelajaran.
Tabel 03. Penerapan pembelajaran dengan presentasi PowerPoint disemua mata
pelajaran kelas XI PA 1.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 1 4%
2 Tidak 24 96%
Jumlah Total 25 100%
Tabel 04. Penerapan pembelajaran dengan presentasi PowerPoint disemua mata
pelajaran kelas XI PA 6.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 2 8%
2 Tidak 23 92%
Jumlah Total 25 100%
Data di atas menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas XI IPA 1 dan XI IPA 6
sebagian besar berpendapat bahwa pembelajaran dengan presentasi PowerPoint
tidak dapat diterapkan disemua mata pelajaran. Hal ini dikarenakan tidak guru
dari setiap mata pelajaran memiliki keinginan untuk menerapkan metode
pembelajaran dangan presentasi PowerPoint di setiap mata pelajarannya. Selain itu
penerapan metode pembelajaran PowerPoint harus disesuaikan dengan jenis mata
pelajarannya. Sehingga tidak mengherankan apabila pembelajaran dengan
presentasi PowerPoint tidak diterapkan disetiap mata pelajaran.
4.1.3 Pembelajaran Dengan Presentasi PowerPoint Menjadikan Siswa Lebih
Aktif dan Kreatif
Didalam proses belajar mengajar dengan menggunakan presentasi
PowerPoint, siswa-siswi yang menjadi kelompok pemateri dituntut untuk
membawakan materinya secara baik dan menjelaskan materinya dengan jelas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, pada tabel berikut ini
digambarkan pembelajaran dengan presentasi PowerPoint menjadikan siswa-siswi
lebih aktif dan kreatif.
Tabel 05. Pembelajaran dengan presentasi PowerPoint menjadikan siswa XI IPA 1 lebih aktif dan kreatif.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 16 64%
2 Tidak 9 36%
Jumlah Total 25 100%
Tabel 06. Pembelajaran dengan presentasi PowerPoint menjadikan siswa XI IPA 6 lebih aktif dan kreatif.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 14 56%
2 Tidak 11 44%
Jumlah Total 25 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa-siswi kelas XI IPA 1
dengan persentase 64% dan XI IPA 6 dengan persentase 56% berpendapat
pembelajaran dengan presentasi PowerPoint menjadikan mereka lebih aktif dan
kreatif. Dengan presentasi PowerPoint siswa-siswi dituntut harus bisa membuat
slide yang menarik agar siswa lain yang menjadi audience tidak bosan dengan
materi yang dibawakan. Seain itu siswa-siswi juga harus interaktif ketika proses
belajar mengajar berlangsung. Sehingga tidak mengherankan bahwa dalam
presentase PowerPoint menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif.
4.1.4 Keefektifan Penggunaan Presentasi PowerPoint Di kelas
Pembelajaran dengan presentase PowerPoint diterapkan dengan tujuan untuk
menjadikan proses belajar mengajar lebih baik. Selain dalam setiap proses
pembelajaran dengan presentasi PowerPoint diharapkan berlangsung dengan
efektif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, pada tabel berikut ini
digambarkan keefektifan penggunaan presentasi PowerPoint dikelas.
Tabel 07. Keefektifan penggunaan presentasi PowerPoint dikelas XI IPA 1.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 6 24%
2 Tidak 19 76%
Jumlah Total 25 100%
Tabel 08. Keefektifan penggunaan presentasi PowerPoint dikelas XI IPA 6.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 7 28%
2 Tidak 18 72%
Jumlah Total 25 100%
Data pada tabel 07 dan tabel 08 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa-
siswi kelas XI IPA 1 dan XI IPA 6 berpendapat penggunaan presentasi dalam
proses belajar mengajar tidak efektif. Pengaruh yang menyebabkan
ketidakefektifan presentasi PowerPoint dalam proses belajar mengajar adalah
tampilan slide yang tidak menarik dan monoton menjadikan siswa-siswi yang
seharusnya memperhatikan menjadi bosan dan malas untuk membaca slide yang
ditampilkan. Hal lain yang menyebabkan ketidakefektifan presentasi PowerPoint
dalam proses belajar mengajar adalah cara siswa-siswi dalam membawakan materi
presentasi terkesan hanya membaca dan seperti berbicara dengan dirinya sendiri
tidak seperti menjelaskan sebuah mata pelajaran.
4.1.5 Siswa yang Tidak Memperhatikan Materi yang Dipresentasikan
dengan PowerPoint
Penyampaian materi dengan metode pembelajaran yang dipresentasikan
dengan PowerPoint ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi semangat belajar
siswa. Sebagian besar siswa yang bertindak sebagai seorang pemateri telah
mempersiapkan bahan materi mereka dengan sebagus dan semenarik mungkin
dengan tujuan menarik siswa yang bertindak sebagai audiens agar memperhatikan
materi yang mereka bawakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis,
pada tabel berikut ini digambarkan siswa yang tidak memperhatikan materi yang
dipesentasikan dengan PowerPoint.
Tabel 09. Siswa XI IPA 1 yang tidak memperhatikan materi yang dipresentasikan
dengan PowerPoint.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 23 92%
2 Tidak 2 8%
Jumlah Total 25 100%
Tabel 10. Siswa XI IPA 6 yang tidak memperhatikan materi yang dipresentasikan dengan PowerPoint.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 22 88%
2 Tidak 3 12%
Jumlah Total 25 100%
Dari tabel 9 dan 10 menunjukkan bahwa siswa –siswa XI IPA 1dengan
persentase 92% dan XI IPA 6 dengan persentase 88% kurang memperhatikan
materi yang dipresentasikan dengan metode PowerPoint yang dibawakan oleh
teman sebaya. Hal ini disebabkan antara lain siswa merasa bosan dengan materi
yang dipresentikan atau kejenuhan siswa karena beranggapan pemateri tidak
menguasai materi seperti guru pada umumnya.
4.1.6 Siswa yang Bosan Saat Presentasi PowerPoint Dikelas
Presentasi dengan PowerPoint bertujuan agar siswa aktif dalam proses belajar
mengajar di kelas. Pemateri harus menguasai materi yang disampaikan,sedangkan
siswa lain aktif memberikan tanggapan dan memperhatikan materi tersebut
sehingga terjadi korelasi (hubungan) yang positif terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, pada tabel berikut ini
digambarkan siswa yang osan saat presentasi PowerPoint dalam proses belajar
mengajar di kelas.
Tabel 11. Siswa XI IPA 1 yang bosan saat presentasi PowerPoint di kelas.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 22 88%
2 Tidak 3 12%
Jumlah Total 25 100%
Tabel 12. Siswa XI IPA 6 yang bosan saat presentasi PowerPoint dikelas.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 24 96%
2 Tidak 1 4%
Jumlah Total 25 100%
Dari tabel 11dan 12 menunjukkan siswa-siswa XI IPA 1 dengan presentase
88% dan XI IPA 6 dengan persentase 96% merasa bosan saat presentasi Power
Point di kelas. Hal ini antara lain disebabkan karena pemateri menyampaikan
materi tidak begitu jelas atau tidak menguasai materi mata pelajaran yang akan
disampaikan didepan siswa dan kurang menariknya slide tampilan PowerPoint.
4.1.7 Peningkatan Belajar Siswa Setelah Menggunakan Presentasi
PowerPoint
Frekuensi persentase dengan Power Point di kelas semakin sering dalam
proses belajar mengajar sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
diadakan karena globalisasi perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi
yang semakin cepat berkembang. Hal ini pula yang sedang terjadi di kalangan
siswa-siswi SMA. Sehingga mendorong agar setiap sekolah maju dan manpu
mengikuti ilmu globalisasi yang berkembang agar tidak kalah dengan sekolah lain.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, pada tabel berikut ini
digambarkan peningkatan belajar siswa setelah menggunakan presentasi
PowerPoint.
Tabel 13. Peningkatan belajar siswa XI IPA 1 setelah menggunakan presentasi PowerPoint.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 15 60%
2 Tidak 10 40%
Jumlah Total 25 100%
Tabel 14. Peningkatan belajar siswa XI IPA 6 setelah menggunakan presentasi PowerPoint.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Ya 11 56%
2 Tidak 14 44%
Jumlah Total 25 100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa XI IPA 1 dengan
persentase 60% dan siswa XI IPA 6 dengan persentase 56% mengalami
peningkatan pembelajaran setelah menggunakan presentasi dengan power Point.
Terjadi sedikit perbedaan antara persentase dengan frekuensi. Hal ini disebabkan
karena kemampuan atau daya tangkap siswa yang berbeda.
4.1.8 Pemahaman Siswa Terhadap Materi yang Dibawakan Oleh Guru atau
Siswa dengan Metode PowerPoint
Metode presentasi PowerPoint ini dapat merangsang partisipasi aktif dalam
proses pembelajaran siswa, serta diharapkan dengan pembelajaran menggunakan
presentasi PowerPoint dapat terjadi komunikasi dua arah sehingga siswa mudah
memahami materi pelajaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis,
pada tabel berikut ini digambarkan pemahaman siswa terhadap materi yang
dibawakan oleh guru atau siswa dengan metode presentasi PowerPoint.
Tabel 15. Pemahaman siswa XI IPA 1 terhadap materi yang dibawakan oleh guru
atau siswa dengan metode presentasi PowerPoint.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Guru 23 92%
2 Siswa 2 8%
Jumlah Total 25 100%
Tabel 16. Pemahaman siswa XI IPA 6 terhadap materi yang dibawakan oleh guru
atau siswa dengan metode presentasi PowerPoint.
No Tangapan Responden Frekuensi Persentase
1 Guru 24 96%
2 Siswa 1 4%
Jumlah Total 25 100%
Dari tabel 15 dan 16 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa XI IPA 1
dengan persentase 92% dan XI IPA 6 dengan persentase 96% mempunyai respon
yang sama. Materi yang disampaikan guru lebih mudah dipahami daripada siswa
yang membawakan materi pembelajaran dengan metode PowerPoint. Hal ini
disebabkan karena guru lebih menguasai materi pelajaran daripada siswa sehingga
siswa lebih mudah menerima materi pelajaran yang dibawakan oleh guru
dibanding siswa
3.2 Pembahasan
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan penulis maka berbagai rumusan
masalah yang diajukan dalam karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Adapaun
tanggapan siswa terhadap materi yang dipresentasikan dengan PowerPoint tidak
berjalan dengan efektif. Sebagai pemateri siswa harus bisa membawakan
materinya sebaik mungkin tidak hanya membacakan poin presentasi secara
monoton. Sebagai seorang pemateri siswa juga harus mempelajari dan menguasai
teknik-teknik penyajian presentasi dengan melakukan simulasi dan menyiapkan
materi tambahan untuk melengkapi sajian presentasi yang kita lakukan serta
membuat desain Power Point yang terlihat jelas, baik gambar maupun tulisannya.
Pemateri harus memastikan kontras warna benar-benar tepat sehingga tidak
menyakiti mata mereka yang melihatnya.
Pemateri juga harus bisa memastikan pula seluruh audiens dapat melihat
konten dengan baik, meskipun mereka berada di jajaran paling belakang. Selain
itu pemateri harus bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk membuat
presentasi Power Point yang berkesan dan diterima audiens.
Namun, kenyataannya dalam membawakan materinya pemateri hanya
membawakan materi secara monoton dan kurang persiapan yang mengakibatkan
audiens merasa bosan, malas memperhatikan tidak dapat menerima presentasi.
Karena ketidakefektifan dalam proses belajar mengajar dengan presentasi
PowerPoint menjadikan siswa terdorong untuk lebih giat belajar agar bisa
memahami materi yang dipresentasikan dengan PowerPoint.
Selain itu, siswa sebagai audiens lebih tidak memahami materi yang
dipresentasikan oleh siswa. Meskipun tujuan pebelajaran presentasi dengan
PowerPoint untuk menjadikan siswa lebih aktif. Akan tetapi siswa lebih mudah
memahami materi yang dipresentasikan dengan PowerPoint oleh guru. Guru
sebagai tenaga pengajar telah memiliki banyak pengalaman dalam mengajar.
Seorang guru tentu telah mengetahui cara mengajar yang sesuai dengan daya
tangkap siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Guru dalam mengajarkan
mata pelajaran dengan presentasi PowerPoint tentu telah memiliki persiapan yang
matang dan memiliki pengetahuan serta wawasan yang luas.
Guru harus lebih menguasai kondisi kelas dengan baik dan mendorong siswa
untuk lebih perhatian terhadap materi yang disampaikan dengan menggunakan
komputer, sehingga tidak ada lagi siswa yang bicara sendiri di belakang. Selain
itu guru mendorong siswa untuk bertanya apabila ada siswa yang kurang jelas
dengan penjelasan materi ataupun kurang jelas dengan tugas yang harus mereka
kerjakan. Untuk itu guru harus lebih memfokuskan diri pada siswa yang kurang
aktif maupun yang terlihat masih bicara sendiri di belakang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis dengan menggunakan teknik kajian
kepustakaan, maupun kegiatan lapangan yang meliputi kuisioner dan pengamatan
secara langsung maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Tanggapan siswa terhadap materi yang dipresentasikan dengan PowerPoint
tidak berjalan dengan efektif. Siswa yang bertindak sebagai audience tidak
menghargai siswa yang menjadi pemateri dengan alasan pemateri merupakan
teman sebayanya dan memiliki pengetahuan yang lebih sedikit daripada guru.
Sehingga tidak memperhatikan ketika pemateri menjelaskan. Hal ini
menjadikan proses belajar mengajar tidak efektif.
2. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipresentasikan dengan
PowerPoint adalah siswa tidak memahami materi yang dipresentasikan
dengan PowerPoint oleh siswa. Akan tetapi siswa lebih mudah memahami
materi yang dipresentasikan dengan PowerPoint oleh guru.
5.2 Saran
Sehubungan dengan masalah yang dikemukakan dalam karya ilmiah ini, maka
penulis menyarankan sebagai berikut :
1. Siswa-siswi yang bertindak sebagai pemateri hendaknya membuat tampilan
slide yang menarik dan melakukan persiapan beberapa hari sebelum
presentasi sehingga dapat membwakan materi dengan jelas dan baik.
2. Siswa-siswi yang menjadi audience hendaknya menghargai siswa-siswi yang
menjadi pemateri dengan memperhatikan materi yang dijelaskan oleh
pemateri meskipun pengetahuan yang dimiliki pemateri masih terbatas.
3. Guru-guru hendaknya mengetahui metode pembelajaran yang dalam
penerapannya sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Sehingga dalam
menerapkan suatu metode pembelajaran, siswa lebih mudah memahami mata
pelajaran tersebut.