· Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970...

61
INDUSTRI VIII/ 1

Transcript of  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970...

Page 1:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

I N D U S T R I

VIII/1

Page 2:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis
Page 3:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

BAB VIII

I N D U S T R I

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil-hasil yang dicapai dalam Repelita I dan II, dan sesuai dengan tahap-tahap pembangunan yang digariskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, maka dalam Repelita III prioritas pembangunan sektor industri diberikan pada in-dustri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku dan ba-rang jadi. Dengan demikian diharapkan sebagian besar kebutu-han dalam negeri dapat dipenuhi sendiri, sedang landasan eks-por akan bertambah kuat karena bergeser dari ekspor bahan mentah kearah ekspor hasil produksi industri dalam negeri.

Pada kurun waktu Repelita I dan II, pembangunan industri telah memberikan hasil yang positif. Dalam kurun waktu terse-but sektor ini telah dapat menghasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan rakyat banyak dengan jumlah yang cukup, teru-tama bahan-bahan sandang, pangan dan perumahan. Di samping itu sektor industri telah dapat memberikan sumbangan yang po-sitif bagi ketahanan ekonomi nasional pada khususnya dan ke-tahanan nasional pada umumnya. Dengan demikian industri dalam negeri tetap mampu untuk tumbuh dan berkembang, walaupun ter-jadi gejolak ekonomi dunia yang cukup besar. Beberapa hasil industri bahkan telah di ekspor.

Agar pembangunan industri dapat berlangsung dengan baik, maka dalam Repelita III telah disusun suatu rencana pembangu-nan industri secara terpadu dan menyeluruh. Dalam hubungan ini telah diidentifikasi 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang dapat menjadi pusat-pusat pendorong utama dan penggerak pembangunan industri nasional. Ke 5 WPPI itu meli-puti wilayah-wilayah Sumatera bagian Utara, Sumatera bagian Selatan termasuk Banten, Wilayah pulau Jawa termasuk Bali tanpa Banten, Wilayah Sulawesi bagian Selatan dan Wilayah Ka-limantan Timur. Pada kelima wilayah pertumbuhan tersebut ter-dapat cukup potensi bagi pertumbuhan industri selanjutnya, baik berupa kekayaan alam, sumber energi, hasil pertanian/ perkebunan maupun berbagai macam industri hilir yang akan me-rupakan pasaran.

Industri dasar/hulu ditujukan untuk mengolah bahan mentah, terutama yang berasal dari sektor pertanian dan sektor pertambangan menjadi bahan baku atau barang setengah jadi yang akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku

VIII/3

Page 4:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

industri lainnya. Mengingat Industri dasar/hulu ini akan ber-lokasi ditempat-tempat dimana kekayaan alam/bahan mentah ber-ada, yang pada umumnya terdapat diluar pulau Jawa, maka pem-bangunan industri dasar akan menunjang usaha penyebaran per-tumbuhan industri ke daerah-daerah di luar pulau Jawa dan sekaligus dapat mendorong terciptanya pemerataan kegiatan pembangunan industri dan penyerapan tenaga kerja. Selanjut-nya pembangunan industri dasar/hulu ini akan mendorong pula usaha perluasan modernisasi, restrukturisasi, diversifikasi dan pemantapan standar dari industri yang telah berdiri. Ke-terkaitan ini akan dapat memperkokoh struktur industri nasio-nal.

Mengingat bahwa industri kecil dan tradisional merupakan industri yang dapat menampung tenaga kerja dalam jumlah be-sar, maka dalam kaitan tersebut terus dilaksanakan kerangka pembangunan industri yang terpadu, baik secara vertikal an-tara industri besar, menengah, kecil dan tradisional maupun secara horisontal antara macam-macam industri itu sendiri.

Sampai dengan tahun ke 4 Repelita III telah diidentifi-kasi 52 proyek industri dasar/hulu yang sebagian besar telah selesai diteliti kelayakan pembangunannya dan sebagian lagi bahkan telah mulai atau sedang dibangun.

Sementara itu perkembangan sektor industri dalam kurun waktu 1978 - 1982 menunjukkan kenaikan yang mantap. Berdasar-kan data Produksi Domestik Bruto sektor industri mengalami laju pertumbuhan sebesar 16,8% pada tahun 1978, 10,1% pada tahun 1979 dan pada tahun 1980 meningkat sampai 22,2%. Dise-babkan oleh adanya resesi dunia maka dalam tahun 1981 laju pertumbuhannya menurun menjadi 12,0%. Dalam tahun 1982 diper-kirakan akan menurun lagi. Namun demikian, gambaran tersebut menunjukkan, bahwa selama periode 1978-1981 sektor industri mengalami laju pertumbuhan rata-rata 15,3%. Pertumbuhan yang cukup tinggi ini pada dasarnya didukung oleh kecepatan pem-bangunan industri dasar/hulu yang pada gilirannya berpengaruh ganda pada pertumbuhan dan pemantapan industri lebih lanjut. Dengan pesatnya pertumbuhan tersebut, maka produksi jenis-je-nis industri yang penting seperti pupuk, semen, baja, alumi-nium, dan sebagainya, menunjukkan kenaikan yang menggembira-kan.

Produksi pupuk urea pada tahun 1977/78 berjumlah 990.000 ton. Dalam tahun 1982/83 produksinya diperkirakan akan me-ningkat menjadi 1,9 juta ton. sedang dalam waktu dekat jumlah

VIII/4

Page 5:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

tersebut akan meningkat lagi Dengan diselesaikannya pemba-ngunan pabrik pupuk urea di Kalimantan Timur pada tahun 1983, maka kapasitas produksi pupuk urea mencapai 2.760.000 ton/ta-hun. Dalam waktu dekat akan diselesaikan pembangunan pabrik pupuk urea Asean di Aceh dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun, sehingga pada akhir Repelita III kapasitas produk-si pupuk urea akan mencapai 3.330.000 ton. Dengan demikian diperkirakan bahwa produksi pupuk urea akan mendekati sasaran Repelita III. Pupuk TSP yang telah mulai dihasilkan pada ta-hun 1979/80 dengan 114.400 ton, pada tahun 1982/83 produksi-nya mencapai 589.286 ton. Dalam waktu dekat produksi tersebut akan meningkat lagi dengan 500.000 ton. Produksi semen yang pada tahun 1977/78 mencapai 2,9 juta ton diperkirakan pada tahun 1982/83 meningkat menjadi 7,7 juta ton. Dengan demikian dapat diharapkan pada tahun 1983/84 perkiraan Repelita III sebesar 8,95 juta ton/tahun akan dapat dicapai.

Aluminium mulai dihasilkan pada tahun 1982 dengan kapasi-tas produksi sebesar 75.000 ton per tahun. Pada tahun 1984 produksinya akan mencapai 225.000 ton sesuai dengan kapasitas pabrik yang dibangun. Selanjutnya produksi ingot baja pada tahun 1982/83 diperkirakan mencapai 693.496 ton, sedang pada tahun 1979/80 baru berjumlah 122.400 ton.

Sementara itu industri kertas yang selama ini menunjukkan kerawanan karena kecilnya kapasitas, pada kurun waktu 1978 - 1982 mengalami perkembangan yang menggembirakan. Jika pada tahun 1977/78 produksi kertas baru berjumlah 83.500 ton, maka pada tahun 1982/83 diperkirakan akan mencapai 296.000 ton. Di samping peningkatan produksi kertas tersebut, produksi bahan dasar pulp mulai dikembangkan. Dewasa ini sedang dipersiapkan pembangunan 2 pabrik kertas terpadu yang akan menghasilkan pulp dan kertas dengan jumlah yang cukup besar. Kemajuan da-lam industri kertas ditandai pula oleh meningkatnya macam kertas yang dihasilkan. Pada waktu ini sedang dibangun pabrik kertas sehingga kapasitas produksi akan dapat ditingkatkan dari ± 400.000 ton menjadi ± 800.000 ton.

Guna memperlancar sarana perhubungan, industri ban terus ditingkatkan produksinya sehingga kebutuhan akan ban dapat dipenuhi oleh hasil produksi dalam negeri. Berkaitan dengan usaha ini produksi kendaraan bermotor terus meningkat dari tahun ke tahun. Langkah-langkah telah dilakukan pula untuk memperkuat industri tekstil. Dalam hubungan ini dewasa ini

VIII/5

Page 6:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

sedang dilaksanakan pembangunan pabrik rayon sehingga penga-daan serat bagi industri tekstil akan mantap. Sementara itu bidang aneka industri lainnya yang pada umumnya menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh masyarakat luas seperti hasil pengolahan pangan, bahan-bahan bangunan serta alat-alat rumah tangga dan hiburan menunjukkan perkembangan yang meng-gembirakan. Peningkatan konsumsi berbagai macam barang-barang tersebut waktu ini telah dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri.

Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta penyerapan tenaga kerja industri kecil mempunyai pera-nan yang sangat penting. Karena itu dalam Repelita III di-tingkatkan usaha-usaha untuk mendorong pertumbuhannya. Usaha ini antara lain dilakukan melalui pembinaan iklim industri dengan memberikan kemudahan dalam perizinan, pencadangan in-dustri yang hanya boleh dilaksanakan oleh industri kecil, kerjasama dengan perbankan dan instansi lainnya, bantuan pe-masaran antara lain dengan Pola Bapak Angkat atau Sub-contracting, serta penyebaran informasi. Usaha-usaha ini di-tunjang dengan peningkatan pembangunan unit-unit pelayanan teknis, pusat-pusat pelayanan promosi dan informasi, serta pusat-pusat pengembangan industri kecil. Di samping itu telah dikembangkan sarana pembinaan terpadu untuk industri kecil dalam bentuk Lingkungan Industri Kecil (LIK), Perkampungan Industri Kecil (PIK) dan Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK) diberbagai daerah. Seluruh usaha-usaha ini telah memberikan hasil-hasil yang nyata, hal mana tercermin pada peningkatan jumlah industri kecil dan tenaga kerja yang diserap dalam bi-dang industri ini, peningkatan nilai tambah, serta peningkat-an ekspor dari hasil-hasil industri kecil dan kerajinan tiap tahunnya. Sebagai hasil usaha pembinaan tersebut jumlah unit usaha industri kecil pada tahun 1981,jika dibandingkan dengan tahun 1979 bertambah dengan 24.095 buah sedangkan tenaga ker-ja yang diserap bertambah dengan 801.958 orang.

Perkembangan produksi sektor industri yang pesat dan man-tap yang telah dicapai perlu dijamin kesinambungannya. Dalam hubungan ini perlu dilakukan usaha-usaha standarisasi dan penciptaan iklim yang sehat dan dinamis. Dalam rangka stan-dardisasi, dewasa ini telah diterapkan 200 Standar Industri Indonesia (SII) dari 733 SII yang telah disusun. Sementara itu penciptaan iklim yang sehat dan dinamis yang mencakup usaha-usaha penyempurnaan sistim tarip, perpajakan dan fasi-litas lainnya telah dikembangkan dalam suatu konsepsi yang

VIII/6

Page 7:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan industri. Usaha ini te-lah dapat memperlancar pelaksanaan pembangunan industri, hal mana tercermin pada peningkatan-peningkatan yang terjadi da-lam sektor ini.

Akhirnya kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh sektor in-dustri dalam tahun 1978 - 1982 harus merupakan landasan bagi pembangunannya pada Repelita IV. Sesuai dengan tahap-tahap pembangunan jangka panjang seperti yang digariskan dalam Ga-ris-garis Besar Haluan Negara, maka dalam Repelita IV pem-bangunan industri dititikberatkan kepada industri yang meng-hasilkan mesin-mesin. Sehubungan dengan sasaran tersebut de-wasa ini tengah dipersiapkan kerangka pembangunan industri permesinan (engineering) di beberapa daerah sesuai dengan po-tensi yang ada.

Berikut ini disajikan perkembangan beberapa jenis indus-tri dari bidang-bidang Aneka Industri, Industri Logam Dasar, Industri Kimia Dasar dan Industri Kecil.

2. Aneka Industri

Aneka Industri merupakan industri di mana usaha-usaha swasta nasional dan koperasi diharapkan mengambil prakarsa dan memegang peranan yang aktif. Suatu ciri khas dari bidang industri ini adalah bahwa sektor ini menghasilkan barang-ba-rang untuk memenuhi bermacam-macam keperluan masyarakat luas. Dengan memperhitungkan ciri-ciri tersebut, maka langkah-lang-kah yang telah diambil berdasarkan ketentuan bahwa industri yang berkapasitas besar dengan teknologi modern diarahkan un-tuk melayani pasaran luar negeri, sedang industri dengan tek-nologi padat karya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selanjutnya dalam Repelita III pengembangan sektor ini ditingkatkan melalui usaha-usaha penyusunan arah pertum-buhan, penciptaan iklim yang merangsang pertumbuhan serta pe-nerapan dan pengawasan pelaksanaan standardisasi. Dalam pada itu terus dilakukan usaha-usaha identifikasi jenis-jenis in-dustri yang mempunyai prospek back yang disesuaikan dengan pola pembangunan sektor industri sebagaimana diarahkan oleh GBHN dan Repelita III.

Usaha-usaha tersebut telah memberikan hasil yang menggembirakan. Dalam kurun waktu 1978 - 1982 perkembangan produksi jenis-jenis industri ini pada umumnya menunjukkan peningkatan tiap tahunnya, sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel VIII - 1, Tabel VIII - 2 dan Grafik VIII - 1.

VIII/7

Page 8:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

TABEL VIII – 1PRODUKSI ANEKA INDUSTRI,

1977/78 – 1982/83

VIII/8

Page 9:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

(Lanjutan Tabel VIII – 1)

1) Tidak terdapat data2) Tidak termasuk Garam Rakyat3) Angka diperbaiki4) Angka perkiraan5) Data pada semester I tahun 19826) TV 2 warna hitam - putih

VIII/9

Page 10:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

GRAFIK V I I I - 1PRODUKSI ANEKA INDUSTRI,

1977/78 - 1982/83

VIII/10

Page 11:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

( Lanjutan Grafik VIII - 1 )

Page 12:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

VIII/11

Page 13:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

VIII/12

Page 14:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

(Lanjutan Grafik VIII – 1)

VIII/13

Page 15:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

(Lanjutan Grafik VIII – 1)

VIII/14

Page 16:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

(Lan jutan Grafik V I I I – 1)

VI I I /15

Page 17:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

TABEL VIII - 2

VOLUME DAN NILAI EKSPOR BEBERAPA PRODUK ANEKA INDUSTRI,

1979 - 19821979 1980 1981 1982

No. Jenis barang Volume(ribu kg)

Nilai(ribu US$)

Volume(ribu kg)

Nilai(ribu US$)

Volume Nilairibu kg) (ribu US$)

Volume(ribu kg)

Nilai(ribu US$)

Aneka Pengolahan Pangan:

1. Kaki kodok 2.657 7.183,9 1.612 4.754,2 2.776,1 9.430,4 1.114,8 2.663,0

2. Udang beku 33.739 198.427,6 30.471 177.894,4 25.603.9 156.459,7 16.081,4 114.781,73. Bungkil Kopra 316.978 41.284,3 394.328 47.377,1 321.836,5 35.757,3 173.866,8 17.924,6

4. Tepung Kelapa 1.499 1.684,1 1.013 1.215,0 _2) _

5. Minyak Kelapa 20.708 14.809,8 40.607 22.809,5 3.502,8 1.534,2 18.345,0 1.812,36. Tapioka 709.644 68.888.7 386.053 42.724,6 432.616,9 32.844,8 173.686,8 17.924.6

7. Biji Jambu Mete 87 245,0 367 1.672,9 778,6 1.735,8 627,4 425,28. Kerupuk Udang 1.841 2.650,0 2.551 3.921,4 3.187,7 5.605,1 1.911,5 3.581,8

9. Rokok kretek 87 859,0 124 1.360,8 203,1 2.416,5 222,6 2.674,210. Coklat olahan 4.987 12.204,9 10.289 19.660,9 9.941,1 17.827,0 396,5 901,9

Aneka Sandang:

1. Benang tenun 1.458 3.931,0 992 3.148,1 507,1 1.753,5 227,9 1.065,22. Tekstil 5.231 32.577,0 4.118 27.722,6 3.446,5 22.938,1 5.344,0 29.683,2

3. Pakaian Jadi 3.328 41.950,5 7.701 85.037,0 11.533,1 90.047,4 15.874,3 97.646,6

4. Batik 1.517 28.916,3 1.670 15.423,2 902,1 5.495,1 933,0 333.4

1) Tidak diekspor2) Angkor perkiraan

VIII/16

Page 18:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

Pembangunan industri hasil pengolahan pangan dalam Repe-lita III diarahkan terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan memanfaatkan bahan baku yang berasal dari sektor pertanian. Dengan terus meningkatnya produksi jenis-jenis industri dari kelompok industri ini seperti terlihat pada Tabel VIII - 1 dan Grafik VIII - 1, maka semakin meningkat pula bahan yang diolah didalam negeri. Dalam hubungan ini dapat dicatat perkembangan produksi minyak goreng, vetsin, dan susu yang menunjukkan peningkatan yang cukup menonjol se-lama lima tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan produksi pada tahun 1977/78, maka pada tahun 1982/83 telah terjadi pe-ningkatan sebesar 942% bagi minyak goreng, 188% bagi susu bubuk dan 167% bagi susu cair.

Perkembangan yang menggembirakan dialami pula oleh indus-tri rokok. Sasaran utama dari jenis industri ini dalam Repe-lita III adalah peningkatan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan negara melalui cukai rokok. Produksi rokok kretek dalam tahun 1977/78 berjumlah 40.900 juta batang, namun dalam tahun-tahun berikutnya telah berkembang dengan pesat, hingga pada tahun 1981/82 produksinya mencapai jumlah 55.600 juta batang. Dibandingkan dengan produksi tahun 1977/78, maka pada tahun 1981/82 telah terjadi peningkatan sebesar 35,9%. Pe-ningkatan ini disebabkan karena rokok kretek telah mulai di ekspor. Produksi rokok putih pada tahun 1978/79 - 1980/81 meningkat berturut-turut sebesar 11,3%, 11,8% dan 16,8%. Pada tahun 1981/82 dan 1982/83 produksi menurun berturut-turut se-besar 15,0% dan kurang lebih 6,3%. Gambaran perkembangan ini menunjukkan adanya pengalihan selera dari rokok putih ke rokok kretek.

Industri pangan lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah industri garam. Hasil industri garam menyangkut kebu-tuhan rakyat, sedang usahanya banyak menyerap tenaga kerja. Karena pembuatan garam dilakukan secara alam, yaitu dengan terik matahari, maka hasil produksinya tergantung pada cuaca. Tahun 1981/82 merupakan tahun basah dengan banyaknya hari hu-jan, sedang dalam tahun 1982/83 dialami musim kemarau yang panjang. Karena situasi ini, maka produksi garam pada tahun 1980/81 mulai menurun dan pada tahun 1981/82 terus turun ta-jam, dimana produksi garam hanya mencapai 285.800 ton, sedang pada tahun 1978/79, 1979/80 telah dihasilkan berturut-turut 261.800 ton, 703.000 ton dan 690.000 ton. Kemudian disebabkan musim kemarau yang cukup lama pada tahun 1982/83, produksi garam pada tahun ini melonjak naik sampai 799.000 ton.

VIII/17

Page 19:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

Industri sandang sampai akhir Repelita II masih menghadapi antara beberapa masalah antara lain ketergantungan dari luar negeri pada mesin/barang modal, bahan baku kapas dan bahan-bahan penolong lainnya serta belum dicapainya keseimbangan yang diharapkan dalam kapasitas pemintalan dan pertenunan. Dalam Repelita III pembangunan industri sandang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dalam jumlah yang cukup dan tersebar merata. Dalam kaitan ini diperkirakan adanya produksi tekstil didalam negeri sebesar 2.200 juta meter pada akhir Repelita III untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Sementara itu akan dilakukan usaha-usaha untuk mencapai keseimbangan dalam kapasitas pemintalan dan pertenun-nan hingga pada akhir Repelita III akan dicapai perbandingan kapasitas pemintalan dan pertenunan sebesar ± 25 - 30 yang berarti 25 - 30 mata pintal akan melayani satu ATM (Alat Tenun Mesin). Dalam hubungan ini diperkirakan bahwa produksi benang tenun pada akhir Repelita III akan mencapai 350.000 ton atau 1,93 juta bal. Di samping itu akan diarahkan penanaman modal dalam industri pakaian jadi, karena selain merupakan industri padat karya hasil produksinya mempunyai potensi yang cukup besar untuk diekspor.

Kelompok industri sandang sampai dengan tahun ke empat Repelita III mengalami perkembangan yang terus meningkat. Gambaran ini dapat dilihat dalam Tabel VIII - 1 dan Grafik VIII - 1. Langkah utama yang dilakukan dalam kelompok industri tekstil adalah tercapainya keseimbangan antara industri pemintalan dan industri pertenunan. Pada tahun 1981/82 perbandingan antara mata pintal dengan Alat Tenun Mesin adalah sebesar ± 25, hal mana masih dalam batas-batas keseimbangan seperti yang digariskan dalam Repelita III. Dengan kemajuan yang dicapai di bidang peralatan ini, maka produksi benang tenun dan tekstil dalam kurun waktu 1977/78 - 1982/83 meningkat dari tahun ke tahun. Dalam hubungan ini industri tekstil mengalami kenaikan rata-rata 5,3% setiap tahun dan industri benang tenun rata-rata 15,3% per tahun hingga pada tahun 1982/83 produksi tekstil diperkirakan mencapai jumlah 1.708,8 juta meter dan produksi benang tenun 1.370.000 bal.

Dalam tahun 1982/83 industri tekstil mengalami tantangan, antara lain kelesuan ekspor akibat pembatasan impor tekstil dan pakaian jadi oleh negara-negara MEE, resesi dan kelesuan pemasaran di dalam negeri. Disebabkan tantangan ini maka produksi tekstil dalam tahun 1982/83 menurun. Sungguhpun demikian produksi sebesar 2.094 juta meter dalam tahun 1981/82 telah mendekati sasaran yang digariskan pada akhir Repelita yaitu sebesar 2.200 juta meter untuk kebutuhan dalam negeri.

VIII/18

Page 20:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

Di lain pihak perkiraan produksi benang dalam tahun 1982/83 menunjukkan peningkatan lagi hingga mencapai 1.370.000 bal, yang berarti peningkatan sebesar 11,1% jika dibandingkan dengan produksi tahun 1981/82. Produksi pakaian jadi yang mulai dihasilkan pada tahun 1978/79 dalam periode 1978/79 - 1982/83 mengalami pula perkembangan yang terus meningkat dengan kenaikan rata-rata 10,2% per tahun. Produksi pakaian jadi dalam tahun 1982/83 diperkirakan akan mencapai jumlah 21,2 juta lusin.

Dalam periode 1977/78 - 1982/83 produksi kulit samak sa-pi/kerbau dan kulit samak kambing masing-masing mengalami ke-naikan rata-rata 24,0% dan 3,7% per tahun. Dalam tahun 1982/-83 produksi kulit samak sapi/kerbau dan kulit samak domba di-perkirakan berjumlah masing-masing 16.100 ton dan 4.380.000 lembar.

Dari kelompok industri aneka kimia dan serat, industri sabun cuci dan crumb rubber mengalami pertumbuhan yang lam-ban. Produksi crumb rubber yang pemasarannya sangat tergantung kepada pasaran luar negeri, pada tahun 1979/80 menurun sebesar 33,7%. Pada tahun tersebut produksinya hanya mencapai 571.586 ton, sedang pada tahun sebelumnya telah mencapai 861.549 ton. Pada tahun-tahun berikutnya produksi crumb rubber meningkat lagi tiap tahunnya namun belum dapat mencapai jumlah yang dihasilkan pada tahun 1978/79. Kebutuhan crumb rubber di dalam negeri hanya mencapai 5% - 6% dari produksinya.

Dalam industri sabun telah terjadi pergeseran konsumsi dari sabun cuci ke detergen. Sampai dengan tahun ke empat Repelita III produksi sabun cuci tidak menunjukkan kenaikan, sedang di lain pihak produksi detergen terus meningkat tiap tahunnya dengan kenaikan rata-rata 11,0% per tahun.

Industri PVC dan cat mengalami pertumbuhan yang cukup pesat selama lima tahun, yaitu masing-masing rata-rata 16,2% dan 20,0% per tahun. Hal ini dapat dimengerti karena komoditi-komoditi tersebut diperlukan dalam rangka pembangunan. Industri kotak karton mengalami peningkatan yang cukup menonjol walaupun komoditi ini dalam tahun 1979/80 produksinya turun sebesar 60,3%, namun pada tahun-tahun berikutnya telah mengalami peningkatan yang pesat tiap tahunnya. Pada tahun 1982/83 diperkirakan dihasilkan 78.500 ton kotak karton, jumlah mana 149,2% lebih tinggi dari produksi pada tahun 1977/78.

VIII/19

Page 21:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

Produksi pipa PVC jika dibandingkan dengan tahun sebelum-nya, dalam tahun 1979/80, 1980/81, 1981/82 dan 1982/83 bertu-rut-turut naik sebesar 77,2%, 12,5% 18,3% dan 6,0%. Dalam hal produksi cat kenaikannya adalah sebesar 28,6% dalam tahun 1979/80, 15,1% dalam tahun 1980/81, 3,4% dalam tahun 1981/82, dan di perkirakan 5,8% dalam tahun 1982/83.

Kelompok aneka logam, alat angkutan dan jasa pada umumnya menghasilkan barang-barang hiburan, alat-alat rumah tangga seperti TV, radio, lemari es, kipas angin dsb. dan alat-alat penunjang pertanian. Dengan meningkatnya pendapatan masyara-kat produksi barang-barang dari kelompok industri ini menga-lami peningkatan dari tahun ketahun. Perkembangan yang menon-jol dialami oleh industri alat semprot yang merupakan alat penunjang pertanian. Jika pada tahun 1977/78 produksi alat semprot baru berjumlah 15.300 buah, maka pada tahun 1978/79 dihasilkan 36.480 buah, pada tahun 1979/80, 78.000 buah, dan pada tahun 1980/81, 134.160 buah dan pada tahun 1981/82, 154.284 buah. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 138,4% dalam tahun 1978/79, 113,8% dalam tahun 1979/80, dan 72,0% dalam tahun 1980/81, dan 15% dalam tahun 1981/82. Dalam Repelita III telah digariskan bahwa pada tahun terakhir Repe-lita III diperkirakan produksi alat semprot akan mencapai 30.000 buah. Dengan demikian perkiraan ini telah jauh dilam-paui.

Sesuai dengan laju pembangunan, maka jenis-jenis industri dari kelompok Aneka Bahan Bangunan mengalami pertumbuhan yang pesat. Jika pada tahun 1977/78 baru dihasilkan 217,9 juta M3 kayu lapis, pada tahun 1978/79 produksi meningkat menjadi 424,0 juta M3, pada tahun 1979/80 produksinya meningkat men-jadi 575,0 juta M3, pada tahun 1980/81 dihasilkan 1.144,6 M3 dan tahun 1981/82 1.609,9 juta M3 dan pada tahun 1982/83 2.377,2 juta M3. Gambaran ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 94,6% pada tahun 1978/79, 35,6% pada tahun 1979/80, 99,1% pada tahun 1980/81, dan 40,7% dalam tahun 1981/82 dan 47,7% pada tahun 1982/83. Dalam hal kayu gergajian serta ge-las dan botol, peningkatannya dalam tahun 1979/80 masing-ma-sing adalah sebesar 215,1% dan 7,4%, tahun 1980/81 29,8% dan 13,0%, pada tahun 1981/82 5,6% dan 9,7%, pada tahun 1982/83 3,2% dan 9,7%.

Suatu hal yang menggembirakan adalah bahwa telah banyak hasil-hasil aneka industri yang diekspor dalam kurun waktu 1978 - 1982. Perkembangan volume dan nilai ekspor beberapa produk aneka industri dapat dilihat pada Tabel VIII - 2. Da-lam hubungan ini pakaian jadi, rokok kretek dan krupuk udang

VIII/20

Page 22:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ekspor pakaian jadi pada tahun 1979 bernilai US $ 41.950.000. Pada tahun 1980 ni-lainya melonjak naik sampai US$ 85.077.000 atau sebesar 102,7%. Pada tahun 1981 nilainya meningkat lagi dengan 5,9% atau berjumlah US$ 90.047.400. Dalam 8 bulan tahun 1982 eks-pornya bernilai US$ 97.646.600 atau 8,4% diatas nilai ekspor selama 1 tahun dalam tahun 1981.Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ekspor rokok kretek dan krupuk udang pada tahun 1980 dan 1981 berturut-turut meningkat nilainya sebesar 58,4% dan 77,6%, bagi rokok kretek dan 48,0% dan 42,9% bagi krupuk udang. Selama 8 tahun 1982 nilai ekspor rokok kretek 10,9% lebih tinggi dari nilai selama 1 tahun pada tahun 1981. Dilihat dari besarnya nilai ekspor, udang beku, pakaian jadi dan tekstil berperanan cukup penting.

3. Industri Logam Dasar

Industri ini mencakup kelompok-kelompok industri bahan logam dan produksi dasar, industri motor mesin dan perleng-kapan pabrik, industri peralatan listrik dan industri alat angkutan.

Pengembangan industri logam dasar besi dan baja ditujukan untuk meletakkan dasar-dasar industri dengan meningkatkan ke-ahlian dan ketrampilan dalam pembangunan industri-industri dasar/kunci. Menurut tahap-tahap pembangunan jangka panjang seperti digariskan dalam GBHN, dalam Repelita IV akan diting-katkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri berat maupun industri ringan yang ke-mudian akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita selan-jutnya. Dalam menuju ke tahap pembangunan Repelita IV terse-but, telah digariskan bahwa selama kurun waktu 1976 - 1979 pembangunan industri logam dasar diarahkan untuk memenuhi ke-butuhan dalam negeri dengan memanfaatkan kapasitas yang ada, sedang baru pada periode 1979 - 1982 akan ditingkatkan kapa-sitas untuk menampung kebutuhan yang meningkat. Untuk dapat mencapai sasaran pembangunan dalam Repelita IV, maka berda-sarkan hasil-hasil yang dicapai selama Repelita II, dalam Re-pelita III diusahakan perbaikan struktur industri yang lebih terarah dan mendalam. Dengan demikian perkembangan industri logam dasar dalam Repelita III diarahkan kepada peningkatan produksi bahan baku/produk dasar, pembuatan parts dan kompo-nen, pembuatan mesin-mesin/peralatan dan alat-alat konstruksi untuk kebutuhan industri dan sektor industri lainnya.

Selama 5 tahun terakhir perkembangan bidang industri lo-gam dasar mengalami kemajuan yang menggembirakan. Dalam pe-

VIII/21

Page 23:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

riode ini produksi industri mengalami peningkatan rata-rata 15% setahun. Peningkatan tersebut juga ditunjang oleh kebijaksanaan Pemerintah yang mengutamakan hasil industri dalam negeri dalam pelaksanaan proyek pembangunan dan pengadaan barang serta alat yang dibutuhkan Pemerintah. Disamping itu telah dilakukan usaha-usaha untuk lebih memperbaiki iklim industri. Dengan langkah-langkah tersebut permintaan dalam negeri telah mengalami peningkatan, hal mana telah mendorong meningkatnya kapasitas terpasang bagi berbagai jenis industri di bidang industri ini.

Suatu hal yang menggembirakan adalah berkembangnya bidang disain dan engineering sejalan dengan tuntutan peningkatan kemampuan perangkat lunak (soft ware). Perkembangan tersebut ditandai oleh tumbuhnya perusahaan-perusahaan engineering yang akan sangat berguna bagi pengembangan bidang industri logam dasar pada umumnya. Di samping itu penerapan sistim kerja sub-contracting di bidang industri ini telah mulai meningkat, khususnya terhadap industri kecil.

Industri baja waktu ini telah mempunyai kaitan produksi yang lengkap, baik untuk baja batangan, maupun untuk baja lantakan dan telah mampu mendukung sebagian kebutuhan untuk sektor industri. Dalam rangka mengisi kebutuhan akan baja lantakan industri-industri kapal, kendaraan bermotor, G.I. Sheet, dan sebagainya, waktu ini telah selesai dibangun pabrik besi Spons, pabrik Slab baja dan pabrik hot strip dengan kapasitas masing-masing 2.000.000 ton, 1.000.000 ton dan 1.000.000 ton. Di samping itu sedang dipersiapkan pembangunan pabrik baja lapis (cold rolled-sheet). Sesuai dengan pengga-risan dalam Repelita III pembangunan kedua jenis industri tersebut dilakukan terpadu dengan unit-unit yang telah ada pada PT Krakatau Steel. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka pengembangan proyek inti lainnya yang jumlahnya 18 buah. Pro-yek-proyek kunci lainnya pada waktu ini sedang dalam tahap studi kelayakan, penyelesaian perizinan dan persiapan pem-bangunan dan penyelesaian pembangunan pabrik.

Dalam periode 1978/79 - 1982/83 telah berkembang pula in-dustri-industri barang-barang modal, yang sebelumnya masih terbatas kemampuannya. Dengan kebijaksanaan mengutamakan in-dustri dalam negeri dalam melaksanakan proyek-proyek pemban-gunan berbagai macam barang modal/peralatan telah dapat di-produksi di dalam negeri. Dalam hubungan ini dapat dicatat hasil produksi watertreatment plant untuk 50 kota di seluruh Indonesia, Stasiun Bumi Kecil (75 buah), pemancar siaran radio dengan kekuatan 250 kwh, kwh meter, AAAC cable, LPE cable

VIII/22

Page 24:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

water meter, asphalt mixing plant, fire-fighting trucks, dan sebagainya. Dengan langkah ini Pemerintah telah berhasil un-tuk memindahkan nilai tambah dari luar negeri ke dalam negeri.

Kegiatan manufacturing tersebut telah menimbulkan dampak positif terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya. Dalam ra-ngka memantapkan perkembangan industri logam dasar telah di-tingkatkan usaha-usaha peningkatan mutu, antara lain melalui kebijaksanaan standardisasi. Pada waktu ini telah diterapkan Standar Industri Indonesia (SII) terhadap 15 komoditi di bi-dang industri logam dasar, antara lain baja tulangan beton, baja lembaran seng, baja siku, dan sebagainya.

Dalam rangka merangsang pertumbuhan industri kecil, telah dikembangkan sistim Bapak Angkat atau sub-contracting. Pada waktu ini telah diterapkan sistim Bapak Angkat untuk pekerja-an besi antara PT Boma-Bisma-Indra/Surabaya dengan pandai be-si di Madiun, untuk pembuatan komponen mesin diesel antara PT Kubota Indonesia/Semarang dengan perusahaan-perusahaan kecil di Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur, untuk pembu-atan komponen kendaraan antara PT Toyota Astra dengan pengu-saha industri kecil di daerah Jawa Barat dan untuk pengecoran logam antara PT Krakatau Steel dengan perusahaan-perusahaan kecil di bidang ini. Dengan kebijaksanaan pengutamaan produk-si dalam negeri sistim Sub-Contracting telah mengalami per-tumbuhan yang menggembirakan. Pertumbuhan tersebut telah men-dorong usaha-usaha spesialisasi dalam produk-produk tertentu di bidang industri motor, mesin dan perlengkapan pabrik, in-dustri peralatan listrik dan industri alat angkutan.

Perkembangan produksi beberapa Jenis industri dari in-dustri logam dasar disajikan dalam Tabel VIII - 3 dan Grafik VIII-2.

Seperti terlihat pada Tabel tersebut perkembangan produk-si kelompok industri bahan logam dan produk dasar berlangsung pesat. Jika pada tahun 1977/78 produksi ingot baja dan besi beton baru mencapai masing-masing 67.200 ton dan 240.000 ton, maka pada tahun-tahun berikutnya terdapat peningkatan produk-si dengan dicapainya jumlah masing-masing 80.000 ton dan 300.000 ton pada tahun 1978/79, 122.400 ton dan 500.000 ton pada tahun 1979/80, 397.140 ton dan 640.500 ton pada tahun 1980/81, 436.098 ton dan 671.080 ton pada tahun 1981/82 dan diperkirakan 693.496 ton dan 743.768 ton pada tahun 1982/83. Gambaran ini menunjukkan bahwa ingot baja mengalami kenaikan rata-rata 73,1% setahun dan besi beton 27,1%.

VIII/23

Page 25:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

TABEL VIII - 3

PRODUKSI INDUSTRI LOGAM DASAR,1977/78 - 1982/83

No. Jenis Barang Satuan 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/834)

1. Ingot baja ton 67.200 80.000 122.400 397.140 436.098 693.496

2. Besi beton ton 240.000 300.000 500.000 640.500 671.080 743.768

3. Kawat baja ton 98.000 100.000 108.000 143.231 159.673 128.330

4. Plat seng ton 185.000 185.000 250.000 294.240 301.596 316.675

5. Pipa baja ton - 118.250 129.457 153.798 243.032 276.200

6. Aluminium Exstrusion ton 2.600 2.800 6.086 8.164 10.682 12.284

7. Plat Aluminium ton 8.700 9.700 9.483 11.807 13.721 15.093

8. Mesin Diesel buah 25.300 30.400 25.000 34.126 69.446 64.558

9. Traktor tangan buah 24 280 550 877 1.074 1.2712)

10. Traktor mini buah - 25 150 192 65 11611. Mesin Perontok padi (Huller) buah 800 2.200 2.500 1.868 1.078 1.687

12. Mesin Penumbuk Padi (Thresher) buah - 600 1.100 243 523 1.274

13. Mesin Penggilas Jalan buah 400 120 450 316 431 404

14. Mesin Pengaduk Beton (Beton Molen) buah 450 550 750 837 715 1.200

15. Mesin Pemecah Batu (Stone crusher) buah 20 10 10 3 8 18

16. Mesin Pengolah hasil perkebunan/komponen pabrik ton - 3.300 2.960 4.200 4.760 _3)

17. Konstruksi plat/pemasangan mesin buah - 5.550 6.400 7.000 22.193 -

18. Kran Pengangkat (crane)/alat derek buah - 50 70 50 40 -

19. Kendaraan Bermotor Roda empat

buah 83.900 80.191 70.431 112.488 130.287 174.976- Kendaraan Niaga

- Kendaraan serba guna buah - 9.103 9.691 21.158 24.947 25.786

- Kendaraan penumpang buah - 15.373 15.060 21.464 27.156 28.698

- Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS) Buah - 4.000 7.368 14.977 27.506 25.742

VIII/24

Page 26:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

(Lanjutan tabel VIII – 3 )

1) BRT = Bruto Register Ton2) - = Tidak terdapat data3) -= belum ada data4) Angka perkiraan

VIII/25

Page 27:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

GRAFIK VIII – 2PRODUKSI INDUSTRI LOGAM DASAR,

1977/78 – 1982/83

VIII/26

Page 28:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

( lanjutan Grafik VIII – 2)

VIII/27

Page 29:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

( Lanjutan Grafik VIII – 2)

VIII/28

Page 30:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

Produksi pipa baja pada tahun 1978/79 baru mencapai 118.-250 ton. Pada tahun 1982/83 telah dihasilkan 276.200 ton. Di-bandingkan dengan produksi tahun 1978/79 produksi pada tahun 1982/83 adalah 133,6% lebih tinggi. Industri pipa baja teru-tama diarahkan untuk mengisi kebutuhan industri minyak dan instalasi air minum. Produksi plat seng pada tahun 1982/ 83 mencapai 316.675 ton. Dibandingkan dengan produksi pada tahun 1977/78 maka pada tahun 1982/83 telah terjadi kenaikan 71,2%.

Hasil industri kawat baja pada tahun 1977/78 baru berjum-lah 98.000 ton. Pada tahun-tahun berikutnya produksinya terus meningkat hingga mencapai 159.673 ton pada tahun 1981/82. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 69,8% selama 4 tahun. Pada tahun 1982/83 diperkirakan produksinya akan menurun sam-pai 128.330 ton dari 159.673 ton pada tahun sebelumnya atau turun sebesar 19,6%. Namun dibandingkan dengan produksi tahun 1977/78 produksi tahun 1982/83 diperkirakan akan meningkat dengan 31,0% lebih tinggi.

Industri aluminium mengalami pertumbuhan yang sangat pe-sat. Pada tahun 1977/78 baru dihasilkan 2.600 ton aluminium extrusion dan 8.700 ton plat aluminium. Selama 5 tahun ter-akhir produksi jenis-jenis industri ini terus meningkat se-hingga mencapai 12.284 ton bagi aluminium extrusion dan 15.093 ton bagi plat aluminium. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar masing-masing 372,5% dan 73,5% dalam tahun 1982/83 jika dibanding dengan hasil-hasil yang dicapai pada tahun 1977/78.

Kelompok industri motor, mesin dan peralatan pabrik me-nunjukkan perkembangan yang mantap. Pembangunan industri die-sel terutama diarahkan untuk mendukung program mekanisasi pertanian, pengolahan hasil pertanian, pompa-pompa, perahu nelayan dan pelayaran sungai serta alat-alat besar dan berba-gai mesin/peralatan lainnya. Selanjutnya perkembangan ini di-harapkan akan membawa kemajuan dalam pembuatan komponen motor diesel sebagai sub-contractor, termasuk pengembangan penge-coran dan tempa. Selama 5 tahun terakhir produksi mesin die-sel mengalami kenaikan yang nyata. Jika pada tahun 1977/78 baru dihasilkan 25.300 buah, pada tahun 1982/83 produksinya diperkirakan naik sampai 64.558 buah atau 155,2% lebih tinggi dari produksi pada tahun 1977/78. Sementara itu perkembangan industri traktor berlangsung sangat pesat, mengikuti pesatnya perkembangan sektor pertanian. Selama 5 tahun terakhir pro-duksi traktor tangan naik rata-rata 252,7% setiap tahunnya. Jika pada tahun 1978/79 baru dihasilkan 24 buah traktor tangan, maka pada tahun 1982/83 diperkirakan akan dicapai

VIII/29

Page 31:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

1.271 buah Disebabkan harga yang relatif lebih mahal indust-ri traktor mini menunjukkan perkembangan yang kurang pesat. Sampai tahun 1980/81 produksinya mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 1981/82 produksinya turun sebesar 66,1%jika diban-dingkan dengan tahun sebelumnya. Walaupun dalam tahun 1982/83 telah melonjak naik lagi sebesar 78,5%, hasil yang dicapai pada tahun 1982/83 masih 22,7% lebih rendah dari produksi tahun 1979/80.

Mesin pemecah batu, mesin pengaduk beton dan mesin peng-gilas jalan merupakan alat-alat besar hingga perkembangannya tidak menunjukkan suatu trend tertentu. Produksi mesin peng-gilas jalan selama 5 tahun pertama Repelita III kurang lebih tetap, yaitu sekitar 400 buah. Mesin pengaduk beton dan mesin pemecah batu menunjukkan trend yang menaik. Dalam tahun 1982/ 83 telah dihasilkan 1.200 buah mesin pengaduk beton dan 18 buah mesin pemecah batu. Dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya jumlah-jumlah tersebut adalah masing-masing 67,8% dan 125,0% lebih tinggi. Terhadap hasil pada tahun 1977/78 dalam tahun 1982/83 mesin pengaduk beton mengalami kenaikan sebesar 166,7% dan mesin pemecah batu penurunan sebesar 10%.

Perkembangan yang menonjol dialami pula oleh industri konstruksi plat/pemasangan mesin. Produksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1981/82 diperkirakan dihasil-kan 22.193 buah. Dibandingkan dengan yang dicapai pada tahun 1977/78 dalam tahun 1981/82 terjadi kenaikan sebesar 299,9%.

Seperti kelompok-kelompok industri lainnya kelompok in-dustri alat angkutan mengalami pula perkembangan yang meng-gembirakan. Dalam kurun waktu 1978/79 - 1982/83 industri ken-daraan bermotor roda 4 yang meliputi kendaraan niaga, ken-daraan serba guna, kendaraan penumpang dan Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS) menunjukkan pertumbuhan yang terus me-ningkat tiap tahunnya. Dalam hubungan ini kendaraan bermotor niaga sederhana dan kendaraan serba guna mengalami perkem-bangan yang paling menonjol dengan kenaikan produksi rata-ra-ta 61,8% tiap tahun bagi KBNS dan 46,6% setahun bagi kendara-an serba guna. Kendaraan niaga dan penumpang masing-masing mengalami kenaikan rata-rata 36,6% dan 24,9% setahun.

Jumlah produksi kendaraan bermotor roda 4 dalam tahun 1982/83 adalah sebesar 255.202 buah. Dalam tahun 1977/78 jum-lah tersebut hanya mencapai 83.900 buah. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 204,2% pada tahun 1982/83, jika di bandingkan dengan produksi tahun 1977/78.

VIII/30

Page 32:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

Produksi kapal baja baru pada tahun 1977/78 berjumlah 13.200 BRT. Pada tahun 1978/79 hasilnya menurun sampai 11.500 BRT atau sebesar 12,9%. Pada tahun 1979/80 produksinya melonjak naik dengan 108,8% atau mencapai 24.010 BRT. Pada tahun 1980/81 hasilnya meningkat lagi dengan 14,5% dan pada tahun 1981/82 dengan 5% hingga mencapai 28.873 BRT. Pada tahun 1982/83 diperkirakan akan dihasilkan 22.000 BRT yang berarti adanya penurunan sebesar 23,8%. Gambaran ini menunjukkan bahwa produksi kapal baja baru mengalami peningkatan rata-rata 18,3% per tahun. Reparasi kapal baja pada tahun 1978/79 mencapai 690.000 BRT. Pada tahun 1979/80 jumlah reparasi menurun sampai 549.000 BRT atau sebesar 20,5%. Pada tahun-tahun berikutnya jumlah reparasi terus meningkat dengan rata-rata 19% tiap tahunnya sehingga mencapai 900.000 BRT pada tahun 1982/-83.

Dalam industri alat angkutan udara, produksi pesawat ter-bang mengalami perkembangan yang pesat. Dalam tahun 1982/83 telah dihasilkan 27 buah pesawat terbang. Dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada akhir tahun Repelita II Yang jumlahnya 16 buah, maka selama tahun 1982/83 terdapat kenaikan sebesar 68,8%.

Dari kelompok industri peralatan listrik, industri motor listrik dan transformator dalam kurun waktu 1978/79 - 1982/83 mengalami perkembangan yang pesat. Dalam hal motor listrik produksinya pada tahun 1978/79, 1979/80, 1980/81, 1981/82 dan 1982/83 berturut-turut meningkat sebesar 232,3%, menurun se-besar 60%, kemudian meningkat lagi sebesar 181,5%, 24,3% dan 110,0%. Dalam tahun 1982/83 telah dihasilkan 1.470 buah motor listrik. Dibandingkan dengan produksi tahun 1977/78, maka ha-sil pada tahun 1982/83 adalah 880% lebih tinggi. Sementara itu, produksi transformator dalam tahun 1978/79, 1979/80, 1980/81, 1981/82 dan 1982/83 meningkat sebesar 16,7%, menurun 1,8% kemudian meningkat berturut-turut sebesar 69,5%, 66,9% dan 19,8%. Pada tahun 1982/83 produksinya diperkirakan akan mencapai 4.660 buah, sedang pada tahun 1977/78 hanya 1.200 buah. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 288,3% dalam tahun 1982/83 jika dibanding dengan produksi pada tahun 1977/78.

4. Industri Kimia Dasar

Industri ini meliputi kelompok-kelompok industri agro-ki-mia, industri sellulosa dan karet, industri kimia organik dan industri kimia anorganik. Ciri-ciri dari bidang industri ini

VIII/31

Page 33:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

adalah mengolah bahan mentah menjadi bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi, padat modal, padat energi, penerapan teknologi maju yang telah teruji, penerapan skala ekonomi minimum, pengamanan pencemaran lingkungan, mempergunakan air dengan jumlah besar dan menimbulkan zona-zona industri.

Selama lima tahun terakhir perkembangan bidang industri ini berlangsung cukup pesat proyek-proyek baru dan proyekproyek perluasan yang disesuaikan dengan permintaan pasar. Dalam perkembangannya bidang ini telah menimbulkan zona-zona industri dengan industri kimia dasar sebagai penggerak utama. Berdasarkan perkembangan dewasa ini maupun program pengembangan beberapa tahun mendatang dapat diidentifikasi kira-kira 22 buah zone dan kompleks industri di seluruh Indonesia. Da-lam hubungan ini antara lain dapat dicatat zona industri Lhok Nga (PT Semen Andalas) di Aceh, zona industri Lhok Seumawe di Aceh (pusat Olefine, Pupuk Asean, Pupuk Iskandar Muda, Kertas PT Sumatera Pacific, pelabuhan industri), kompleks industri Bengkalis (pulp dan kertas PT Indah Kraft) di Riau, zona industri Sumatera Barat di Padang (Semen Indarung), zona industri Sumatera Selatan (pupuk Pusri, Semen Baturaja, pusat aromatik, ban PT Intirub) dan zona industri Kupang (Semen Ku-pang, Garam Industri Kupang)di Nusa Tenggara Timur.

Dengan berkembangnya industri kimia dasar, tumbuhnya in-dustri-industri hilir yang bersangkutan serta lahirnya zonazona industri, maka sarana angkutan khususnya angkutan darat, laut dan pelabuhan untuk produk-produk hasil industri khususnya industri pupuk, semen dan petrokimia (olefine dan aroma-tic) lebih mendapat perhatian. Untuk ini diusahakan agar pengembangan sarana angkutan dilaksanakan secara terpadu.

Perkembangan zona-zona dan kompleks-kompleks industri tidak raja mempunyai efek ganda di daerah lokasinya, tetapi juga akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola distribusi nasional. Persoalan yang dihadapi tidak raja menyangkut lokasi dan komoditi melainkan juga volume muatan yang menjadi jauh lebih besar daripada masa-masa yang lalu. Dalam beberapa tahun mendatang misalnya transpor semen secara nasional akan meningkat dari 7 juta ton menjadi 17 juta ton setahun, sedang pupuk dari 2,5 juta ton menjadi kurang lebih 6 juta ton setahun.

Berkaitan dengan masalah ini telah dikembangkan pola transpor/distribusi yang menyangkut aspek tata niaga dengan pengadaan gudang-gudang yang bersifat depot-depot barang cu-rah, terminal, fasilitas pengantongan dengan sistim distri-

VIII/32

Page 34:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

businya. Dalam rangka menunjang kelancaran distribusi pupuk urea telah dibangun unit-unit pengantongan di Surabaya, Cila-cap, Belawan, Padang dan Ujung Pandang. Di samping itu telah dilakukan pembelian kapal-kapal curah dan kapal pengangkut kantong, gerbong-gerbong kereta api dan pembangunan gudang-gudang persediaan pupuk. Demikian pula untuk mendukung kelan-caran distribusi semen telah dikembangkan suatu pola distribusi dan tata niaga semen yang mantap.

Perkembangan zona-zona dan kompleks-kompleks industri me-rupakan pusat-pusat peningkatan aktivitas ekonomi yang akan menimbulkan berbagai masalah kependudukan, pemukiman baru, dan membuka berbagai kesempatan berusaha tidak saja bagi produk-produk kimia melainkan juga bagi barang-barang lainnya. Semua masalah yang timbul dan berkembang dalam zona-zona tersebut tercakup dalam suatu perkembangan dampak lingkungan yang dapat membawa effek negatif bila tidak ditampung, tetapi juga dapat bersifat positif apabila dimanfaatkan dengan baik. Dalam hubungan ini telah dilakukan penelitian dan studi analisa dampak lingkungan di hampir seluruh zona industri dengan bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan di Universitas ter-dekat. Hasil daripada analisa-analisa Dampak Lingkungan ter-sebut di samping sangat berguna bagi perencanaan daerah, juga akan mengungkapkan peluang-peluang berusaha yang dapat diman-faatkan dunia usaha.

Kegiatan kimia dasar pada umumnya adalah padat energi se-hingga pengembangannya tidak akan terwujud jika penyediaan energinya tidak diamankan. Penyediaan energi untuk industri kimia dasar berpedoman kepada kebijaksanaan Pemerintah yang menyangkut konservasi dan diversifikasi energi. Berpedoman kepada kebijaksanaan ini maka pembangunan industri kimia dasar yang padat energi baik yang baru maupun perluasan diarahkan untuk menggunakan gas alam atau batubara. Dengan demikian kebijaksanaan tersebut akan menentukan pola pengembangan in-dustri kimia dasar yang dimaksud. Dalam hal proses produksi, harus digunakan proses hemat energi.

Dalam pengembangan industri kimia dasar penyediaan tenaga kerja merupakan pula faktor yang penting. Dalam hubungan ini telah dilakukan usaha-usaha antara lain kerjasama antara in-dustri dengan perguruan tinggi dan pendirian sekolah-sekolah magang (apprentice school) di perusahaan-perusahaan yang mampu serta penyelenggaraan pusat latihan bagi tenaga operasi/-perawatan dan administrasi. Pusat latihan untuk industri pupuk diadakan di PT PUSRI, untuk industri semen di PT Semen

VIII/33

Page 35:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

Gresik dan untuk industri kertas di PN Kertas Laces Probolinggo. Sampai dengan tahun 1982 di lingkungan industri kimia dasar terdapat 26 lokasi ketrampilan atau apprentice schools yang berpartisipasi dalam mendidik serta melatih tenaga kerja yang diperlukan.

Perkembangan yang pesat dari industri kimia dasar tercermin pada perkembangan produksi yang mantap selama 4 tahun pertama Repelita III, seperti terlihat pada Tabel VIII - 4 dan Grafik VIII - 3. Dalam kurun waktu ini dialami laju pertumbuhan rata-rata 18,5% setiap tahun. Angka tersebut melampaui laju pertumbuhan yang diperkirakan untuk industri kimia dasar dalam Repelita III yang besarnya 14%. Laju pertumbuhan yang tinggi terdapat pada pupuk TSP pestisida kertas dan ZA. Selain peningkatan produksi kemajuan di bidang industri kimia dasar ditandai pula oleh bertambahnya jenis produk yang dihasilkan di dalam negeri, seperti pupuk TSP, pupuk majemuk DAP dan NPK, semen putih pozolan dan asam nitrat.

Industri pupuk memegang peranan penting dalam rangka pe-ningkatan produksi pangan. Karenanya pertumbuhan industri pupuk terus ditingkatkan dalam Repelita III. Dalam rangka peningkatan produksi pupuk urea, pada tahun 1983 akan diselesaikan pembangunan pabrik pupuk di Kalimantan Timur sehingga kapasitas produksi pupuk urea waktu ini mencapai 2.760 ton/-tahun. Dalam waktu dekat akan diselesaikan 2 pabrik pupuk urea di Aceh dengan kapasitas masing-masing 570.000 ton/tahun. Dengan demikian diharapkan produksi pupuk urea akan mencapai sasaran Repelita III sebesar 3,3 juta ton. Sementara itu produksi pupuk urea pada tahun 1982/83 mencapai 1.921.304 ton, sedang pada tahun 1977/78 baru dihasilkan 990.000 ton. Selama 1977 - 1982 terjadi peningkatan sebesar rata-rata 15,6% setiap tahun. Produksi pupuk ZA pada tahun 1982/83 diperkirakan berjumlah 209.000 ton. Dibandingkan dengan produksi pada tahun 1977/78 yang besarnya 93.300 ton, maka sampai dengan tahun 1982/83 terjadi peningkatan rata-rata sebesar 12,4%. setiap tahun Kemajuan lain di sektor pupuk adalah dihasilkannya jenis pupuk baru yaitu TSP. Pupuk ini mulai di produksi pada tahun pertama 1979/80 dengan jumlah 114.400 ton. Pada tahun 1982/83 hasilnya diperkirakan 589.286 ton. Dengan demikian sampai dengan tahun 1982/83 telah terjadi peningkatan sebesar 415,1%, jika dibanding dengan produksi tahun 1979/80.

Industri penunjang sektor pertanian lainnya adalah industri pestisida. Selama 5 tahun terakhir jenis industri ini menunjukkan perkembangan yang pesat, halmana tercermin pada pe-

VIII/34

Page 36:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

ningkatan produksi tiap tahunnya seperti terlihat pada Tabel VIII - 4 dan Grafik VIII -,3. Pada tahun 1982/83 produksi pestisida diperkirakan akan mencapai 47.978 ton. Dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada tahun 1977/78 yang besarnya 10.200 ton, maka pada tahun 1982/83 terjadi peningkatan se-besar 370,4%.

Dalam Repelita III kegiatan pembangunan industri pulp dan kertas diarahkan untuk meningkatkan ketahanan industri kertas di dalam negeri melalui usaha-usaha konsolidasi, optimasi dan modernisasi. Melalui usaha-usaha ini kapasitas produksi ker-tas telah berkembang hingga pada tahun 1982/83 jumlah kapasi-tas produksi industri mencapai 437,200 ton. Dengan usaha-usa-ha ini produksi kertas meningkat dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 1977/78 produksi kertas baru mencapai 83.500 ton, maka pada tahun 1982/83 produksinya diperkirakan meningkat sampai 296.880 ton. Dengan demikian selama periode 1978 - 1982 telah terjadi peningkatan sebesar 160,4%. Dibandingkan dengan produksi kertas pada tahun 1981/82 yang besarnya 246.587 ton, maka dalam tahun 1982/83 terjadi peningkatan se-besar 20,4%. Pada saat ini sedang dibangun pabrik kertas ko-ran dan pabrik kertas tulis/cetak di Laces masing-masing de-ngan kapasitas sebesar 90.000 ton dan 80.000 ton. Di samping itu sedang disiapkan pabrik kertas bungkus (kraft) di Cilacap dan Aceh masing-masing dengan kapasitas 90.000 ton dan 175.000 ton

Dalam rangka pembangunan yang tengah dilaksanakan Peme-rintah dewasa ini industri semen mempunyai peranan yang sa-ngat penting. Dalam Repelita III diperkirakan bahwa kebutuhan semen pada akhir Repelita III akan mencapai sebesar 8,95 juta ton/tahun. Dalam rangka mencapai sasaran tersebut selama ta-hun 1978 - 1982 telah dilakukan usaha-usaha peningkatan kapa-sitas baik oleh swasta maupun Pemerintah. Dengan usaha-usaha ini dalam tahun 1982/83 kapasitas produksi semen mencapai jumlah 8,5 juta ton, jumlah mana telah mendekati sasaran ke-butuhan semen dalam Repelita III. Dengan selesainya pabrik-pabrik semen yang pada saat ini sedang dibangun, maka diperkirakan bahwa dalam tahun 1983/84 kapasitas produksi akan mencapai 11.920.000 ton. Dengan demikian kebutuhan semen yang diperkirakan pada Repelita III dapat dipenuhi. Berkaitan dengan tercapainya peningkatan-peningkatan kapasitas, maka produksi semen selama 5 tahun terakhir menunjukkan peningkat-an yang mantap. Dalam tahun 1982/83 produksi semen diperkira-kan mencapai jumlah 7,65 juta ton. Jika dibandingkan dengan produksi pada tahun 1977/78 sebesar 2,88 juta ton, maka dalam tahun 1982/83 terjadi peningkatan sebesar 165,6%.

VIII/35

Page 37:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

Industri ban merupakan penunjang vital bagi pengembangan sektor perhubungan, karena itu dalam Repelita III telah di-tempuh langkah-langkah optimasi, diversifikasi, modernisasi dan perluasan yang seimbang dan sesuai bagi pabrik-pabrik yang ada. Pada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis industri lainnya produksi ban mengalami perkembangan yang terus meningkat selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 1982/83 produksi ban luar kendaraan bermotor diperkirakan mencapai jumlah 3,9 juta buah. Dibandingkan dengan produksi tahun 1977/78, produksi tahun 1982/83 meningkat dengan 69,6%. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa perkiraan produksi tahun terakhir Repelita III dapat dicapai.

5. Industri Kecil

Tujuan pokok pembangunan industri kecil adalah untuk me-ningkatkan dan meratakan hasil pembangunan dengan penyebaran kegiatan usaha di semua daerah, peningkatan partisipasi golo-ngan ekonomi lemah dalam pemilikan dan penyelenggaraan usaha-usaha industri, perluasan lapangan kerja dan pemanfaatan po-tensi yang tersedia. Tujuan selanjutnya adalah memperkuat ke-tahanan nasional serta meletakkan dasar yang kokoh untuk pem-bangunan ekonomi nasional umumnya.

Sasaran pembinaan industri kecil adalah meningkatkan usaha industri kecil sebagai bagian dari tata kehidupan ekonomi Indonesia sehingga dapat bermanfaat secara sosial, serasi se-cara teknologi dan berdaya tumbuh secara ekonomi.

Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran tersebut, direnca-nakan usaha-usaha bimbingan kepada industri kecil dan pembi-naan kepada aparat pelaksana. Dalam bimbingan industri dila-kukan kegiatan-kegiatan pembinaan kepada industri kecil yang ada, baik yang berlokasi di sentra maupun di luar sentra. Me-lalui usaha ini direncanakan dapat dibina 2.000 sentra dan diserap tenaga kerja sebanyak 350.000 orang. Di samping itu melalui usaha bimbingan akan dikembangkan industri baru, yang diarahkan untuk berlokasi di LIK (Lingkungan Industri Kecil), PIK (Perkampungan Industri Kecil) dan SUIK (Sarana Usaha In-dustri Kecil). SUIK ini merupakan sarana untuk berusaha yang lokasinya terletak di daerah Kawasan Industri.

Demikian pula direncanakan untuk mengembangkan 5.000 unit baru yang dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 85.000 orang.

VIII/36

Page 38:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

Dalam rangka pembinaan aparat pelaksana, akan ditingkatkan lembaga pembinaan dan personalia. Lembaga pembinaan industri kecil adalah wadah atau kelompok kegiatan yang berfungsi membina industri kecil sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Pada waktu ini terdapat 4 macam lembaga, yaitu :

1. PPIK (Pusat Pengembangan Industri Kecil), yang merupakan perangkat teknis pembinaan di wilayah.

2. PPP (Pusat Promosi Pemasaran), yang berfungsi memberikan bantuan di bidang pemasaran kepada industri kecil.

3. UPT (Unit Pelayanan Teknis), yaitu unit pengadaan bahan dan perbengkelan yang merupakan pos terdepan dalam memberikan pelayanan kepada industri kecil.

4. LIK (Lingkungan Industri Kecil), PIK (Perkampungan Indus- tri Kecil) dan SUIK (Sarana Usaha Industri Kecil) yang merupakan sarana pembinaan terpadu yang dilengkapi dengan CSF (Common Service Fasilities).

Tenaga Penyuluh Lapangan baik dalam arti umum (TPL) maupun spesialis (TPLS) akan merupakan tenaga terdepan dalam pembinaan industri kecil. Dalam Repelita III direncanakan paling sedikit satu TPL untuk satu kecamatan. Untuk mencapai sasaran tersebut sampai akhir Repelita III akan dididik 2.650 orang TPL/TPLS.

Industri kecil pada dasarnya dapat digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu :

1. Industri kecil yang dapat dikaitkan dengan industri besar dan sedang;

2. Industri kecil yang menghasilkan produk untuk pasaran bebas;3. Industri kecil yang membuat barang-barang seni atau tra-

disional;4. Industri yang membuat produksi maupun jasa untuk pasaran

lokal.

Dalam melaksanakan usaha-usaha tersebut dilakukan kerjasama dengan berbagai instansi yang berkepentingan, antara lain Departemen-departemen, perbankan dan pihak swasta.

Perkembangan industri kecil dalam empat tahun pertama Re-pelita III menunjukkan kemajuan yang cukup menggembirakan. Kemajuan tersebut ditandai oleh meningkatnya unit usaha dan meningkatnya tenaga kerja yang terlihat di bidang industri ini. Berdasar hasil sensus BPS tahun 1979 dan hasil pendataan

VIII/37

Page 39:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

TABEL V I I I - 4

PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR,1977/78 - 1982/83

No. Jenis barang Satuan 1977/78 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83*)

1. Pupuk Urea ton 900.000 1.437.242 1.827.000 1.985.099 2.006.650 1.921.3042. Pupuk ZA ton 93.300 141.000 147.854 180.780 195.197 209.0003. Pupuk TSP ton 114.400 465.000 559.150 589.2864. Pestisida ton 10.200 9.128 20.812 25.671 33.576 47.9785. Kertas ton 83.500 155.203 214.155 232.000 246.587 296.8806. Ban Luar Kendaraan Bermotor buah 2.339.100 2.540.401 2.898.398 3.320.000 3.816.871 3.885.7007. Ban Luar Sepeda Motor/Scooter buah 1.520.000 1.658.157 2.070.480 2.319.700 2.801.262 2.567.1008. Bahan Peledak ribu 1.154 1.550 1.870 718 480 6149. Sintetik Resin ton 31.300 14.025 31.027 51.168 57.175 34.33110. Semen ton 2.878.600 3.629.003 4.705.109 5.851.759 6.844.241 7.650.00011. Kaca Polos ton 43.600 51.428 67.263 106.172 89.919 100.72012. Soda ton 9.500 8.456 17.572 18.830 15.639 29.00413. imam Sulfat ton 19.800 24.552 50.900 39.816 37.238 32.23914. Aluminium Sulfat ton 18.500 18.788 12.900 15.419 17.739 17.78315. Zat Asam m3 6.800.000 7.182.000 6.177.000 8.070.504 9.471.316 9.500.00016. Asam Arang m3 2.800 3.485 2.167 4.664 3.944 4.59517. Acetylene m3 305.500 335.000 246.689 511.552 534.471 600.00018. Zinc Oxide ton 801.7 810 1.127 1.329 731 97019. Asam Chloride ton 4.300 5.320 11.000 10.950 9.609 10.51520. Serat Sintetis ton - 72.982 89.068 111.975 113.680

*) Angka perkiraan

VIII/38

Page 40:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

GRAFIK VIII – 3PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR,

1977/78 – 1982/83

VIII/39

Page 41:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

( lanjutan grafik VIII – 3 )

VIII/40

Page 42:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

( Lanjutan grafik VIII – 3)

VIII/41

Page 43:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

TABEL VIII - 5

NILAI EKSPOR INDUSTRI/KERAJINAN RUMAH TANGGA,1978 - 1982

Tahun Jumlah(ribu US$)

1978 14.663

1979 116.929

1980 146.328

1981 133.946

1982 147.466*)

*) Data pada bulan Oktober 1982

VIII/42

Page 44:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis

Ditjen Industri Kecil tahun 1981 dalam bidang industri kecil ini terdapat tambahan unit usaha sebesar 24.045 buah, tambahan tenaga kerja sebesar 801.958, tambahan nilai tambah bruto sebesar Rp. 873 milyar. Mengenai penyerapan tenaga kerja per perusahaan terdapat kenaikan dari 2,37 orang pada tahun 1979 menjadi 2,96 orang pada tahun 1981, hal mana berarti bahwa daya serap tenaga kerja dari industri kecil per perusahaan rata-rata naik walaupun sudah digunakan peralatan yang lebih modern.

Sementara itu selama empat tahun pertama Repelita III jumlah sentra yang dibina mencapai 1.812 buah, dengan perincian tahun 1979/80 281 sentra, 1980/81 360 sentra, 1981/82 595 sentra dan 1982/83 576 sentra. Sarana pembinaan yang telah dibangun dalam kurun waktu ini adalah 9 buah PPIK, 13 buah PPP, 7 buah PPI dan 80 buah UPT. Dalam rangka pengembangan LIK, dalam kurun waktu ini telah beroperasi 6 buah LIK, yaitu di Yogyakarta untuk aneka kerajinan, Magetan untuk penyamakan kulit, Semarang untuk aneka industri, Bandung untuk barang-barang kulit dan konveksi, Tegal untuk logam dan Sidoarjo untuk aneka industri kecil. Sementara itu terdapat 6 buah yang sedang dibangun, yaitu di Tohpati/Bali, Tasikmalaya, Indramayu, Sungai Puar/Padang dan 4 buah dalam tahap persiapan, yakni di Sukabumi, Sukoharjo, Malang dan Ujung Pandang. Selanjutnya selama empat tahun pertama Repelita III telah dididik 1.659 TPL dan 268 TPLS.

Kemajuan yang dicapai berkat usaha-usaha yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan industri kecil tersebut tercermin pula pada meningkatnya nasabah dan kredit dalam rangka KIK/ KMKP dan meningkatnya ekspor dari US $ 14.663.000 pada tahun 1978/79 menjadi US $ 146.328.000 pada tahun 1980/81. Dalam tahun 1981/82 ekspor hasil-hasil industri kecil menurun yang disebabkan oleh pengaruh resesi dunia. Jenis-jenis komoditi yang di ekspor meliputi bahan pangan (19 komoditi), sandang dan kulit (13 komoditi), kimia dan serat (19 komoditi), logam (1 komoditi) serta bahan bangunan dan umum (9 komoditi).

VIII/43

Page 45:  · Web viewPada akhir Repelita III kebutuhan akan ban mobil dan truk diperkirakan mencapai 3.970 ribu buah dan kebutuhan ban sepeda motor sebesar 3.300 ribu buah. Seperti jenis-jenis