library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewModel OOA...

37
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori - Teori Umum ..1. Pengertian Sistem Menurut Bennett, McRobb dan Farmer (2010, p.22) sistem sebagai suatu kumpulan yang kompleks dan saling berinteraksi apabila mereka menjadi satu kesatuan. Menurut O’Brien dan Marakas (2008, p.24) sistem didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling terkait, dengan batas yang jelas , bekerja bersama untuk mencapai seperangkat tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses trasformasi terorganisir. Sistem Menurut pendapat Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2010, p.6) adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berkaitan yang berfungsi bersama untuk mencapai beberapa hasil. 7

Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewModel OOA...

32

31

BAB 2

LANDASAN TEORI

1.1. Teori - Teori Umum

1.1.1. Pengertian Sistem

Menurut Bennett, McRobb dan Farmer (2010, p.22) sistem sebagai suatu kumpulan yang kompleks dan saling berinteraksi apabila mereka menjadi satu kesatuan.

Menurut O’Brien dan Marakas (2008, p.24) sistem didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling terkait, dengan batas yang jelas , bekerja bersama untuk mencapai seperangkat tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses trasformasi terorganisir.

Sistem Menurut pendapat Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2010, p.6) adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berkaitan yang berfungsi bersama untuk mencapai beberapa hasil.

1.1.2. Pengertian Informasi

Menurut McLeod dan Schell (2007, p.9), informasi adalah data diproses yang berarti menyatakan sesuatu yang pengguna belum ketahui.

Informasi menurut pendapat O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2008, p.24) adalah data yang ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk pengguna terakhir.

Informasi menurut pendapat Stair, R.M., & Reynolds, G.W. (2010, p.5) adalah sekumpulan fakta-fakta yang diolah dengan sedemikian caranya sehingga memiliki nilai tambah dibalik nilai dari fakta individu itu sendiri.

1.1.3. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi menurut pendapat Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2010, p.6-7) adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berkaitan yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai keluaran informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis.

Sedangkan O’Brien dan Marakas (2008, p.4) menyatakan bahwa pengertian sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

1.1.4. Pengertian Analisis Sistem

Analisis sistem menurut pendapat Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2010, p.4) adalah proses pemahaman dan penentuan secara rinci apa yang seharusnya dicapai oleh sistem informasi.

Pengertian analisis sistem yang dikutip dari Database Jurnal Ilmiah Indonesia yang berjudul Pengembangan Sistem Informasi dan Keunggulan Kompetitif, analisis sistem merupakan tanggung jawab untuk pengembangan rancangan umum aplikasi-aplikasi sistem. Analisis sistem bekerja sama dengan pemakai untuk mendefinisikan kebutuhan kebutuhan informasi. Kebutuhan-kebutuhan informasi tersebut selanjutnya dikomunikasikan ke fungsi perancangan sistem.

1.1.5. Pengertian Perancangan Sistem

Perancangan Sistem menurut pendapat Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2010, p.4) adalah proses penentuan secara rinci bagaimana banyak komponen dari sistem informasi harus diimplementasikan secara fisik.

Berdasarkan referensi dalam Database Jurnal Ilmiah Indonesia yang berjudul Perancangan Sistem Informasi Perhotelan Berbasis Jaringan Pada Hotel Liberty Kota Gorontalo mendefinisikan perancangan sistem adalah sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

1.1.6. Pengertian Antrian

Pengertian antrian menurut Ma’arif dan Tanjung (2003, p.119) adalah situasi baris tunggu dimana sejumlah kesatuan fisik (pendatang) sedang berusaha untuk menerima pelayanan dari fasilitas terbatas (pemberi layanan) sehingga pendatang harus menunggu beberapa waktu dalam barisan agar dilayani.

Menurut Heizer dan Render (2006, p.658) yang diterjemahkan oleh Setyoningsih dan Almahdy adalah “Teori antrian adalah ilmu pengetahuan tentang antrian dan antrian merupakan orang – orang atau barang dalam barisan yang sedang menunggu untuk dilayani”.

1.1.7. Proses Antrian

Menurut Heizer dan Render (2006, p.658) proses antrian secara umum dikategorikan menjadi empat struktur dasar fasilitas pelayanan yaitu :

1. Single Channel Single Phase

Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan datang, masuk dan memberntuk antrian pada satu baris atau antrian pelayanan dan selanjutnya akan berhadapan dengan satu fasilitas pelayanan.

Gambar 2.1 Single Channel Single Phase

Sumber : Render (2006, p.658)

2. Single Channel Multiple Phase

Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan datang, masuk dan membentuk antrian pada beberapa aliran pelayanan dan selanjutnya akan berhadapan dengan satu fasilitas pelayanan sampai pelayanan selesai.

Gambar 2.2 Single Channel Multiple Phase

Sumber : Render (2006, p.658)

3. Multiple Channel Single Phase

Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan datang, masuk, dan membentuk antrian pada satu baris / antria pelayanan dan selanjutnya akan berhadapan dengan beberapa fasilitas pelayanan identik yang paralel.

Gambar 2.3 Multiple Channel Single Phase

Sumber : Render (2006, p.658)

4. Multiple Channel Multiple Phase

Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan datang dan masuk ke dalam sistem pelayanan yang dioperasikan oleh beberapa fasilitas pelayanan paralel yang identik menuju ke fasilitas pelayanan setelahnya sampai pelayanan selesai.

Gambar 2.4 Multiple Channel Multiple Phase

Sumber : Render (2006, p.658)

1.1. Teori – Teori Khusus

1.1.8. Pengertian Reengingeering

Menurut Lyons (1998), dijelaskan bahwa Reengineering atau rekayasa ulang adalah proses pemikiran ulang secara fundamental dan proses mendesain ulang proses bisnis untuk mencapai suatu perbaikan secara kinerja dan perbaikan kualitas, layanan dan kecepatan.

Menurut Peppard dikemukakan bahwa business process reengineering adalah sebuah filosopi pengembangan dimana mengarah untuk mencapai langkah-langkah dalam melakukan pengembangan pada kinerja perusahaan dengan mendesain ulang proses – proses yang ada di seluruh organisasi. Hal yang sama dikemukakan oleh Brown (1999, p.336) bahwa business process reengineering adalah desain ulang bisnis secara radikal yang mencoba untuk mencapai peningkatan dalam proses bisnis dengan mempertanyakan asumsi atau aturan bisnis yang berhubungan dengan struktur dan prosedur organisasi.

1.1.9. Pengertian Object – Oriented Analysis

Menurut Whitten et al. (2010, p.60) Object – Oriented Analysis (OOA) adalah semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan menunjukkan interaksi pengguna tentang apa yang dibutuhkan untuk mneyelesaikan tugas – tugas. Objek diartikan sebgai suata hal dalam sistem computer yang dapat merespon pesan – pesan.

Pendekatan secara OOA menentukan satu objek baru atau objek yang dimodifikasi dimana akan bergabung dengan objek yang sudah ada ke dalam suatu aplikasi komputerisasi bisnis yang sangat berharga. Pendekatan ini dipusatka pada sebuah teknik yang biasa disebut pemodelan objek. Pemodelan objek merupakan teknik untuk mengidentifikasi objek dalam lingkungan sistem dan mengidentifikasi hubungan antara objek – objek tersebut. Model OOA adalah gambar – gambar yang mengilustrasikan objek – objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan, dan interaksi objek – objek.

Tahun 1995, Ivan Jacobson fokus membuat sebuah bahasa pemodelan objek standar, yang kita kenal sebagai Unified Modeling Language (UML). Menurut Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2010, p.48) UML merupakan serangkaian standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan object – oriented. Dan menurut Whitten et al. (2007. p.371) UML adalah satu set konversi pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan sebuat sistem software dalam bentuk objek – objek.

Menurut Braun pada jurnal Haviluddin, Informatika Mulawarman (2011, p.1) Unified Modelling Language (UML) adalah suatu alat untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan hasil analisa dan desain yang berisi sintak dalam memodelkan sistem secara visual. Tujuan dari penggunaan diagram seperti diungkapan oleh Schmuller J. (2004), “The purpose of the diagrams is to present multiple views of a system; this set of multiple views is called a model”.

Menurut Sugrue pada jurnal Haviluddin, Informatika Mulawarman (2011, p.2) ada 7 tujuan utama pembuatan UML :

1. Menyediakan bagi pengguna (analisis dan desain sistem) suatu bahasa pemodelan visual yang ekspresif sehingga mereka dapat mengembangkan dan melakukan pertukaran model data yang bermakna

2. Menyediakan mekanisme yang spesialisasi untuk memperluas konsep inti

3. Karena merupakan bahasa pemodelan visual dalam proses pembangunannya maka UML bersifat independen terhadap bahasa pemrograman tertentu

4. Memberikan dasar formal untuk pemahaman bahasa pemodelan

5. Mendorong pertumbuhan pasar terhadap penggunaan alat desain sistem yang berorientasi objek

6. Mendukung konsep pembangunan tingkat yang lebih tinggi seperti kolaborasi, kerangka, pola dan komponen terhadap suatu sistem

7. Memiliki integrasi praktik terbaik

1.1.10. BPM Implementation Framework

Menurut Jeston, J., & Nelis, J. (2013) BPM implementation framework terditi dari 10 tahapan proses, dimana nantinya akan digunakan 8 tahpan yang terdiri dari :

1. Organization Foundation

Organization foundation membahas dasar-dasar strategi, visi, tujuan strategis, bisnis dan pendorong organisasi oleh anggota tim proyek. Strategi harus dikomunikasikan dan disebarkan ke seluruh stakeholder (terutama manajemen dan staff). Pada fase ini output yang diperoleh berupa aspek internal dan eksternal organisasi dan dampaknya terhadap lingkungan, visi dan misi, tujuan, sasaran, struktur organisasi, strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran, strategi implementasi organisasi, dan strategi pembeda utama.

2. Process Foundation

Process foundation mendesain proses arsitektur yang diinginkan. Organisasi menentukan aturan-aturan, prinsip, pedoman, dan model untuk implementasi BPM lintas organisasi. Proses arsitektur menyediakan dasar untuk mendisain dan merealisasikan langkah awal proses BPM, dimana teknologi informasi dan arsitektur bisnis searah dapat dengan strategi organisasi. Pada fase ini akan ditentukan arsitektur awal proyek, timeline,gambar proses organisasi, daftar proses end-to-end.

3. Technology Foundation

Technology foundation ini berisi penerapan teknologi yang digunakan oleh sebuah perusahaan dalam mendukung sebuah system dan proses bisnis yang ada pada perusahaan tersebut. Hasil dari fase ini adalah architectural view and blueprint, tools and technology establishment, legacy system identification and analysis, dan canonical data model and data source dictuionary. Ketika unit dan proses bisnis ditentukan kemudian tujuan dari proses disepakati, proyek harus bisa menghasilkan kesuksesan semaksimal mungkin.

4. BPM Foundation

BPM foundation merupakan fase yang berisi kesimpulan dari organisasi foundation, process foundation, dan technology foundation. Dari ketiga fase tersebut nantinya akan diketahui apakah perusahaan tersebut membutuhkan Business Process Improvement (BPI) dan Business Process Reenginering (BPR).

5. Elaboration

Dalam tahap elaboration akan membahas mengenai proses BPR yang akan berjalan pada sebuah perusahaan. Tahap ini tidak hanya melibatkan anggota tim proyek dan bisnis, tetapi juga seluruh stakeholder baik internal maupun eksternal. Hasil dari fase elaboration berupa elaboration workshop, people capability matrix, dan improvement priorities.

6. Improvement

Dalam tahap improvement akan membahas rancangan yang akan dilakukan dalam sebuah perusahaan secara lebih spesifik dari tahap elaboration dengan menggunakan initial improvement workshop guna membahas mengenai time frame, success checklist, dan GAP analysis.

7. People & Technology Development

Dalam tahap people & technology development akan membahas mengenai gambaran proses dari sistem dan alur data, serta pembuatan design user interface. Tujuan dari fase ini adalah setiap aktivitas, peran dan penampilan kinerja sesuai dengan strategi organisasi dan tujuan dari proses melalui process activity and diagrams dan RASCI model. Setiap proses yang dilakukan nantinya harus berjalan lebih efektif dan efisien daripada proses sebelumnya. Perubahan dari segi teknologi yang berkembang harus diimbangi dengan orang – orang / SDM yang ada.

8. Deployment

Dalam tahap deployment akan membahas mengenai pengembangan system yang sudah disusun dan dirancang diimplemntasikan dalam kehidupan nyata. Pemilihan cara implementasi akan ditentukan ditahap ini, apakah dengan cara big-bang, paralel, relay atau kombinasi. Dalam tahap deployment ini terdapat beberapa tahap seperti, communication, deployment strategy, train staff, business test and pilots, dan marketing program.

1.1.11. Five Forces Porter

Menurut Jaradat, Almomani dan Bataineh dalam jurnalnya, five forces porter adalah sebagai kerangka utama perencanaan stratefis (2013, p.458) untuk bisnis. Model ini membantu dalam mengevaluasi lingkungan perseroan dan memahami posisi kompetitif yang melampaui ancaman persaingan saat ini.

1.1.12. PEST

Gupta Abhisek (2013, p. 34 - 43). Environment & PEST Analysis: an Approach to External Business Environment. Analisis Politic, Economic, Social, and Technological (PEST) merupakan pendekatan paling umum untuk menganalisa lingkungan bisnis eksternal. Analisis PEST berguna untuk memahami pertumbuhan pasar, seperti potensi dan arah bisnis.

1.1.13. Value Shop

Stabell, C.B., Fjeldstad, Ø.D. (1998) Value shop merupakan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh customer. Mereka ditandai dengan adanya pertukaran informasi yang intens dan luas, baik dalam menyiapkan transaksi bisnis dan pengiriman solusi.

1.1.14. SWOT Analysis

Stephen Mary dan Robbins Coulter (1999, p.229) mendefinisikan analisis SWOT adalah suatu analisis organisasi dengan menggunakan kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman dari lingkungan. Menurut Rangkuti, Freddy (2000, p.18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT (Strengths Weaknesses Oppurtunities Threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek.

Menurut David (2008, p.8), semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis.

Penjelasan dari masing-masing SWOT , sebagai berikut :

1. Strengths (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strengths ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.

2. Weaknesses (Kelemahan) adalah kegiatan – kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.

3. Opportunity (kesempatan) adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.

4. Threat (ancaman) adalah factor negatif dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.

Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) dan External Factor Analysis Summary (EFAS) merupakan metode lanjutan dari analisis SWOT yang digunakan untuk menganalisa strategi perusahaan. Faktor internal dimasukkan pada matrix IFAS, sedangkan faktor eksternal dimasukkan pada matrix EFAS.

1.1.15. Activity Diagram

Rama dan Jones (2008, p.79) berpendapat bahwa diagram aktivitas UML memainkan peran seperti sebuah peta dalam memahami proses bisnis dengan menunjukkan urutan aktivitas di dalam proses.

Sedangkan berdasarkan Satzinger (2005, p.144) activity diagram adalah diagram yang menggambarkan alur kerja dari berbagai macam kegiatan pengguna atau sistem , orang yang menjalankan kegiatan tersebut dan urutan kerjanya.

Gambar 2.5 Activity Diagram

Sumber : Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2012, p.58)

Notasi activity diagram terdiri dari:

1. Lingkaran penuh : memulai proses dalam suatu diagram aktivitas.

2. Segi empat panjang : kejadian, aktivitas, atau pemicu.

3. Garis tidak terputus : urutan dari satu kejadian atau aktivitas ke yang berikutnya.

4. Garis putus – putus : alur informasi antar kejadian.

5. Dokumen : menunjukkan dokumen sumber atau laporan.

6. Berlian : sebuah cabang.

7. Tabel : suatu file komputer dari mana data bisa dibaca atau direkam selama kejadian bisnis.

8. Catatan : memberikan acuan bagi pembaca pada diagram atau dokumen lain untuk peperinciannya.

9. Mata banteng : akhir dari proses.

Rama, Dasaratha V. , Jones, Frederick L., (2008, p.111)

Gambar 2.6 Contoh Activity Diagram

Sumber : Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2012, p.60)

1.1.16. Use Case Diagram

Menurut Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2012, p.78) use case diagram adalah “sebuah model UML yang digunakan untuk menggambarkan secara grafikal hubungan antar usecase terhadap users.

Sedangkan bedasarkan Rama dan Jones (2008, p.329), diagram usecase adalah “penyajian grafis yang dapat menyediakan daftar usecase yang terjadi di suatu aplikasi”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa use case diagram adalah diagram yang terdiri dari aktor dan use case yang menunjukkan tanggung jawab aktor untuk tiap use case serta interaksi aktor dengan sistem.

Gambar 2.7 Notasi Use Case Diagram

Sumber : Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2012, p.81)

Notasi yang digunakan dalam use case diagram terdiri dari :

1. Use case : suatu kegiatan yang dilakukan oleh sistem, biasanya dalam menanggapi permintaan oleh pengguna sistem

2. Actor : orang yang menggunakan sistem pada setiap use case

3. Connecting Line : berada di antara aktor dan use case yang mengindikasikan aktor mana yang menjalankan use case

4. Automation Boundary : menunjukkan batas antara lingkungan dimana aktor berada dengan komponen internal dari sistem komputer

1.1.17. Use Case Description

Menurut Satzinger,et al.(2009,p.171) Use Case Description adalah deskripsi yang berisi daftar rincian proses untuk sebuah use case. Contoh use case description untuk membuat data customer :

Gambar 2.8 Contoh Use Case Description

Sumber : Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2012, p. 60)

1.1.18. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram adalah alat pembuatan model yang memungkinkan sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data baik secara manual maupun terkomputerisasi. Pejelasan ini didukung oleh (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010, p. 56) yang mengatakan bahwa data flow diagram adalah model analisis terstruktur yang menunjukkan input, proses, penyimpanan data dan output dari sistem. Menurut Kristanto di dalam jurnal Rita Afyenni (2014, p.35), Data Flow Diagram adalah model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data, dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut, dan interaksi antara data yang tersimpan, dan proses yang dikenakan pada data tersebut.

Menurut jurnal dari Rita Afyenni (2014, p.36) DFD memperlihatkan gambaran tentang masukan – proses – keluaran dari suatu sistem atau perangkat lunak, yaitu objek – objek data mengalir ke dalam perangkat lunak, kemudian ditransformasi oleh elemen – elemen pemrosesan, dan objek – objek data hasilnya akan mengalir keluar dari sistem atau perangkat lunak.

Menurut Ibrahim, R., Yen, Siow Yen (2010, p.98) sebuah DFD terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

1. Proses = kegiatan atau fungsi yang dilakukan untuk beberapa alasan bisnis yang spesifik. Mengarahkan data sesuai dengan aturan bisnis.

2. Arus data = pergerakan data antara entitas, proses, dan penyimpanan data. Arus data menggambarkan antarmuka antara komponen DFD. Aliran data dalam DFD diberi nama untuk mencerminkan sifat data yang digunakan (nama-nama ini juga harus unik dalam DFD tertentu). Aliran data diwakili oleh panah, di mana panah dijelaskan dengan nama data.

3. Penyimpanan data = Sebuah tempat penyimpanan data di mana terjadi proses menyimpan data mulai dari pengumpulan data dengan berbagai cara hingga pengambilan data.

4. Entitas = orang, organisasi, atau sistem yang berada di luar sistem tetapi ikut terlibat dalam interaksi. Sebuah entitas adalah sumber atau tujuan data. Sumber dalam DFD merupakan entitas yang berada di luar konteks sistem. Entitas yang memberikan data ke sistem disebut sebagai source, sedangkan yang menerima data disebut sebagai sink.

Menurut Ibrahim, R., Yen, Siow Yen (2010, p.98), ada aturan tertentu dalam pembuatan DFD, aturan tersebut antara lain:

1. Setidaknya ada satu arus data input atau output untuk entitas eksternal.

2. Setidaknya ada satu arus input data dan / atau setidaknya salah satu arus output data untuk proses.

3. Arus output data biasanya memiliki nama yang berbeda dari arus input data untuk proses.

4. Arus data hanya terjadi dalam satu arah.

5. Setiap arus data terhubung ke setidaknya satu proses.

Ada beberapa simbol yang biasa digunakan dalam pembuatan DFD, di antaranya:

Gambar 2.9 Notasi Data Flow Diagram

Sumber : Ibrahim, R., Yen, Siow Yen (2010, p.96)

Gambar 2.10 Contoh Data Flow Diagram

Sumber : Ibrahim, R., Yen, Siow Yen (2010, p.107)

1.1.19. Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2012, p.98) entity relationship diagram adalah sebuah diagram yang terdiri dari data entities (entitas data) dan hubungan antar entitas tersebut.

Gambar 2.11 Notasi dalam ERD

Sumber : Denis,Alan., Wixom, B. H., Roth, Roberta. M. (2012 , p. 227)

Gambar 2.12 Relationship dalam ERD

Sumber : Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2012 , p.99)

1.1.20. User Interface

Menurut Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D. (2010, p.532), User Interface (UI) adalah sistem itu sendiri dan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan end user saat sedang menggunakan sistem seperti fisik, perseptual, dan konseptual.

Shneiderman, Ben. (2010, p.88-89) mengemukakan delapan aturan yang dapat digunakan sebagai dasar petunjuk yang baik dalam merancang suatu UI, delapan aturan ini disebut eight golden of interface design. Delapan aturan interface design terdiri dari :

· Konsistensi

Konsisten dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.

· Shortcut

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.

· Feedback

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik.

· Dialog Closure

Umpan balik informative akan memberikan indikasi penutupan bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan langkah berikutnya.

· Simple error handling

Sebaiknya sistem yang dirancangan tidak memberikan celah kepada pengguna untuk melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami oleh pengguna untuk memperbaiki kesalahan.

· Reversible actions

Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran pengguna, karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dan dapat dibatalkan tindakannya sehingga pengguna tidak takut untuk mengeksplorasi pilihan – pilihan / fitur yang belum biasa digunakan.

· Internal control

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna dari pada pengguna merasa sistem mengkontrol pengguna.

· Reduce short – term memory load

Buatlah interface yang sederhana dan mudah dipahami oleh user. Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan sederhana serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode dan urutan tindakan.

1.1.21. Web 1.0

Menurut Sareh Aghaei, Mohammad Ali dan Hadi, web 1.0 adalah web read-only (hanya dapat dibaca). Web 1.0 statis dan agak mono-directional. Bisnis bisa memberikan katalog atau brosur untuk menyajikan produksi mereka menggunakan web dan orang hanya bisa membacanya dan menghubungi bisnis tersebut. Sebenarnya, katalog dan brosur sama dengan iklan di koran atau majalah, dan sebagian besar pemilik situs e-commerce yang menggunakan aplikasi keranjang belanja dalam berbagai bentuk. Situs-situs tersebut termasuk halaman HTML statis yang sering diperbaharui. Tujuan utama dari situs adalah untuk mempublikasikan informasi setiap saat bagi siapa saja. Situs ini tidak interaktif dan memang sebagai brosur-ware. Pengguna dan pengunjung situs hanya bisa mengunjungi situs tanpa dampak atau kontribusi. Protokol inti dari web 1.0 adalah HTTP, HTML dan URI (2012, p.2).

1.1.22. Web 2.0

Menurut Tim O'Reilly dalam jurnal “EVOLUTION OF THE WORLD WIDE WEB: FROM WEB 1.0 TO WEB 4.0”, Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh beralih ke internet sebagai platform, dan suatu usaha untuk mengerti aturan-aturan untuk keberhasilan pada platform baru. Kepala di antara aturan-aturan ini adalah: Membangun aplikasi yang memanfaatkan efek jaringan, yaitu semakin banyak orang yang menggunakannya maka akan semakin baik. Web 2.0 juga dikenal dengan web kebijaksanaan, web people-centric, web partisipatif, dan web baca-tulis. Dengan membaca serta menulis, web bisa menjadi bi-directional (2012, p.3).

1.1.23. Web Application

Menurut Sabah Al-Fedaghi, aplikasi web merujuk pada aplikasi yang diakses melalui web browser melalui jaringan dan dikembangkan menggunakan bahasa browser yang mendukung (misalnya, HTML, JavaScript). Untuk eksekusi, aplikasi web tergantung pada web browser. Banyak aplikasi familiar seperti penjualan ritel online, lelang online, dan webmail juga merupakan web application. Aplikasi web diperlukan di bidang interaksi bisnis-ke-bisnis melalui jaringan, misalnya, untuk perusahaan di luar negeri yang melakukan outsourcing proyek satu sama lain. Adopsi infrastruktur aplikasi web dapat memberikan proses vital seperti transfer dana dan update dari informasi harga (2011, p.57).

1.1.24. People Capability Matrix

Curtis, Dr. Bill., et al. (2003) people capability matrix merupakan road map penerapan praktek kerja agar kinerja dari karyawan sebuah perusahaan mengalami peningkatan.

1.1.25. Kerangka Pikir

Gambar 2.13 Kerangka Pikir

Proses

Agen Eksternal

Penyimpanan data

Arus data

7