kataratih.files.wordpress.com€¦ · Web viewMAKALAH. BIOTEKNOLOGI. PROSES PEMBUATAN MONOSODIUM...
Transcript of kataratih.files.wordpress.com€¦ · Web viewMAKALAH. BIOTEKNOLOGI. PROSES PEMBUATAN MONOSODIUM...
MAKALAH
BIOTEKNOLOGI
PROSES PEMBUATAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)
Disusun oleh:
Anita Ekantini 11312241038
Adista Kurniasari 11312241039
Ratih Dwi Utami 11312241041
PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MSG merupakan produk populer yang digunakan sebagai bahan tambahan untuk
menyedapkan makanan. Sekarang penggunaan MSG bukan main "ganasnya", karena
bukan lagi menggunakan sendok teh, tetapi pakai sendok makan. Hal ini sering dijumpai
di restoran besar dan sea foods. Satu sendok makan setara dengan 15 gram MSG (±250
kali korek kuping) dan kadar natrium /sodium 15 gram MSG setara dengan 5 gram garam
dapur. Penggunaan yang berlebihan MSG oleh para pedagang atau juru masak karena
secara psikologis tidak percaya diri kalau masakan yang disajikan itu lezat dan enak.
Padahal penambahan 60 Mg per mangkok (2 X korek kuping ) gurihnya dan lezatnya
sama dengan yang diberi 1 sendok teh atau makan.
Penggunaan MSG tidak hanya oleh para pedagang makanan dan juru masak, bahkan
ibu rumah tangga pun sekarang banyak yang menggunakan MSG secara berlebihan. Pada
uumnya mereka tidak mengetahui bahaya akan penggunaan MSG yang berlebihan
tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka tentang MSG.
Masih ada solusi untuk menggunakan MSG secara aman. Penggunaan MSG yang
tetap aman ini adalah pengguanaan MSG dengan kadar 10 %. MSG dengan kadar 10 %
ini dengan mudah dapat dibuat sendiri di rumah.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian MSG
2. Mengetahui sejarah MSG
3. Mengetahui karakteristik /sifat MSG
4. Mengetahui bahan untuk membuat MSG
5. Mengetahui proses pembuatan MSG
6. Mengetahui manfaat MSG
7. Mengetahui pengolahan limbah hasil fermentasi MSG
8. Mengetahui efek penggunaan MSG
9. Mengetahui batas ambang penggunaan
10. Solusi terhadap penggunaan MSG
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Monosodium Glutamat
Monosodium Glutamat (MSG) adalah kristal putih yang biasanya dibuat sebagai
pelengkap bumbu masak yang mempunyai cita rasa yang kuat. Monosodium Glutamat
(MSG), merupakan turunan kimia L-Glutamic acid monosodium salt, yang jika di-
Indonesia-kan menjadi garam natrium dari asam glutamate(natrium glutamate atau sodium
glutamate). Sodium itu nama lain dari Natrium. Sedangkan ikatan aslinya adalah asam
glutamat atau glutamic acid yang mampu mengikat dua ion positif. Karena unsur Na
hanya memiliki satu valensi, maka masih ada satu unsur asam. Karena yang diikat baru
satu, maka disebut mono, artinya satu. Satu sodium asam glutamat alias monosodium
glutamat disingkat menjadi MSG. Dan rumus kimianya: C5H8NNaO4. Rumus struktur dari
Monosodium Glutamat menurut Winarno (1989) sebagai berikut :
OH H H H
C C C C COONa
O H H NH2
Dari struktur ini terlihat bahwa MSG memiliki satu karbon asimetrik yaitu karbon
empat dari kiri. Karbon tersebut terikat oleh 4 gugus yang saling berbeda sehingga
merupakan bentuk isomer yang aktif. Bentuk garam yang terikat pada karbon empat dari
kiri ini memiliki kekutan membangkitkan atau mempertegas citarasa dari daging, ikan
atau jenis makanan lainnya.
B. Sejarah Monosodium Glutamat
Manfaat asam amino glutamat sebagai penyedap rasa baru diketahui pada tahun 1908
oleh seorang ilmuwan Jepang bernama Dr. Kikunae Ikeda. Penemuan MSG oleh Dr.
Ikeda diawali oleh keprihatinannya terhadap kondisi fisik rakyat Jepang di kala itu.
Sewaktu belajar ilmu Kimia modern di Jerman, dia membandingkan tubuh orang Jerman
yang lebih tinggi dari pada orang Jepang. Dia juga mengamati makanan Jerman dan
3
merasakan kesamaan cita rasa unik pada makanan Jerman yang juga ada pada makanan
Jepang.
Setelah kembali ke Jepang, Dr. Ikeda memusatkan penelitiannya pada bumbu
tradisional Jepang, yaitu kaldu yang terbuat dari rumput laut (Kombu). Dia berhasil
mengisolasi sumber rasa unik tersebut, yaitu asam Glutamat. Rasa ini kemudian
diperkenalkannya dalam bahasa Jepang sebagai rasa “Umami”.
Penemuan Glutamat sebagai sumber rasa “Umami” mengukuhkan ambisi Ikeda untuk
memperbaiki kondisi fisik bangsanya, yaitu melalui bumbu masak yang menambah
citarasa dan kelezatan makanan Jepang. Dr. Ikeda mendapatkan paten atas metode
produksi MSG. Namun, asam Glutamat murni yang dihasilkannya tidak menarik secara
komersial karena sifat fisik dan kimianya. Hingga akhirnya Dr. Ikeda berhasil
mensenyawakan glutamate dengan sodium menjadi Monosodium Glutamat (MSG).
Dengan membagi hak patennya dengan seorang pemilik pabrik Iodine, Saburousuke
Suzuki, Dr. Ikeda kemudian berhasil mewujudkan hasratnya memproduksi dan
memasarkan MSG secara massal.
AJI-NO-MOTO (MSG) mulai dipasarkan di Jepang pada tahun 1909. Pada waktu itu
MSG diproduksi melalui proses ekstraksigluten hingga tahun 1960-an. Proses produksi ini
tidak dapat memenuhi permintaan yang meningkat dengan cepat dari pasar Jepang dan
dunia. Inovasi teknologi fermentasi pada tahun 1956 kemudian membantu usaha
meningkatkan produksi MSG yang terus diterapkan hingga sekarang. MSG sekarang
umumnya diproduksi dengan menggunakan bahan baku yang kaya glukosa seperti tetes
tebu, singkong, jagung, gandum, sagu dan beras. Proses fermentasi merupakan proses
pengolahan makanan traditional yang juga digunakan untuk membuat tape, tempe, kecap
dan lain lain.
Sebelum tahun 60-an MSG biasanya digunakan oleh golongan masyarakat tertentu
saja seperti di Cina, Jepang, Korea, Thailand, Vietnam dan Myanmar., baik oleh para ibu
rumah tangga maupun di rumah makan. Takarannya pun sangat kecil sekali, yakni 1-2
korek kuping (setara dengan 30-60 mg) untuk setiap porsi masakan ala Cina, mie atau
bakso. pangsit. Makanan tradisional dan lokal asli tidak menggunakan sama sekali, karena
sudah terasa lezat dan gurih oleh ramuan bumbu rempah.
Namun pada pertengahan tahun 60-an, produk MSG diimport dari Jepang dan Korea,
serta secara gencar diiklankan baik melalui media cetak, radio dan televisi, serta dengan
papan reklame yang besar besar dan dipampang di tempat tempat dan jalan jalan yang
4
strategis baik di kota maupun di desa. Disamping harganya murah, juga terbukti bahwa ia
dapat meningkatkan rasa cita makanan yang kualitasnya rendah menjadi sajian yang lezat
dan enak disantap. Sekarang disamping golongan Cina, hampir semua golongan penduduk
diseluruh Indonesia bukan saja yang di kota, tetapi juga yang di desa sudah mengenalnya
dan cara memakainya pun sangat berlebihan dan tidak wajar.. Karena pada kemasan
produk itu tidak disertai alat takar dan juga pedoman takaran cara pakainya tidak ada,
maka bubuk ini dipakai secara amburadul dan melampaui batas kewajaran.
Contoh, kalau sebelum tahun 60-an dipakai takaran korek kuping, maka setelah
diimport dari Jepang dan Korea, karena harganya murah, maka untuk setiap mangkok mie
atau sop naik menjadi 100-300 mg (jadi 3-5 kali korek kuping). Takaran ini tidak tahan
lama dan terus meningkat menjadi 500-1200 mg (jadi sekitar 15-20 kali korek kuping).
Pada tahun 70-an karena harga MSG relatif murah, maka tiba tiba para pedagang tidak
lagi segan segan menggunakan sendok teh (setara 3000 mg, kira kira 100 kali korek
kuping), bahkan ada yang menuangkan langsung dari ujung kantong yang sudah
digunting. Cara yang akhir ini sering kali menjadi keblablasan ,sehingga jumlahnya bisa
lebih dari 1 sendok teh ( ingat sebelum tahun 60-an hanya pakai 2 korek kuping)
Dari hasil survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada tahun 1980
menemukan bahwa para pedagang mie bakso, mie pangsit dan mie rebus di Jakarta adalah
sebagai berikut:
Mie bakso 1.840-1.900 Mg/mangkok (+ 31-61 X KK)
Mie rebus 2,250-2,780 Mg/mangkok (+ 46-75 X KK)
Mie goreng/pangsit 2,900-3,400 Mg/mangkok (+ 56-96 X KK)
(KK= Korek kuping)
Sekarang penggunaan MSG bukan main "ganasnya", karena bukan lagi menggunakan
sendok teh, tetapi pakai sendok makan. Hal ini sering dijumpai di restoran besar dan sea
foods. Satu sendok makan setara dengan 15 gram MSG ( + 250 kali korek kuping ) dan
kadar natrium /sodium 15 gram MSG setara dengan 5 gram garam dapur! Penggunaan
yang berlebihan MSG oleh para pedagang atau juru masak karena secara psikologis tidak
percaya diri kalau masakan yang disajikan itu lezat dan enak. Padahal penambahan 60 Mg
per mangkok (2 X korek kuping ) gurihnya dan lezatnya sama dengan yang diberi 1
sendok teh atau makan.
5
C. Karakteristik / sifat monosodium glutamat
Karakteristik Keterangan
Alternatif nama
Glu (singkatan IUPAC)
Asam glutamat
Asam 2-Aminopentanedioic
Asam 2-Aminoglutarat
Asam 1-Aminopropana-1,3-dikarboksil
Bentuk Kristal
Bentuk Molekul C5H9NO4
Berat Molekul 187
Titik Lebur Terurai pada pemanasan
kelarutan Mudah larut dalam air
Rasa Tidak ada
Kemurnian Lebih dari 90%
Kadar air Tidak lebih dari 0,5%
Pengotor Harus tidak ada senyawa arsen, besi, dan kalsium
Total Gula 48.3 %
pH 1.01 %
Kadar Nitrogen 1.01 %
Kadar Protein Kasar 6.30
Kadar Biotin 3 ppm
Kadar Asam Folat 0.04 ppm
Bahan Kering 76.5 %
Kelembaban 23.5 %
Bahan Organik 62.5 %
Dextrosa 11.5 %
Sukrosa 35.9 %
Fruktosa 5.6 %
Glukosa 2.6 %
Inositol 6000 ppm
Riboflavin 2.5 ppm
6
D. Bahan Baku Pembuatan Monosodium Glutamat
Pada Proses Pembuatan Monosodium Glutamat (MSG) bahan-bahan yang digunakan
antara lain
• Molases (tetes gula tebu)
• Bakteri (Brevibacterium Lactofermentum atau Corynebacterium glutamicum)
• Soda (Sodium Carbonate)
• Medium padat Bactosoytone
E. Proses Pembuatan Monosodium Glutamat
Proses pembuatan MSG dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan proses klasik,
proses biosintesis dan sintesis kimia. Proses klasik, dilakukan dengan ekstraksi bahan
baku (gluten gandum), kemudian di hidrolisa, dipekatkan dan kristalisasi. Finishingnya
dilakukan dekolorisasi dan rekristalisasi. Proses biosintesis, yaitu menggunakan teknik
fermentasi. Bahan baku (molase) difermentasi dengan mikroba membentuk produk asam
glutamat, kemudian diregenerisasi dengan NaOH menjadi MSG. Proses sintesis kimia,
yaitu dengan mengunakan Akrilonitril, ditambah dengan H2 dan CO kemudian ditambah
ammonium cyanide, dan dihidrolisis dengan menggunakan NaOH dan asam sulfat
menghasilkan resismik asam glutamat (DL-GA) dan ditambahkan Na2SO4 dan diperoleh
L-GA yang selanjutnya ditambah NaOH menghasilkan MSG. Dari ketiga proses diatas,
cara biosintesis adalah cara yang sering dipakai karena mudah dan murah. Berikut ini adalah
prosedur pembuatannya:
1. MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes-gula (molases) oleh bakteri
(Brevibacterium lactofermentum). Dalam peroses fermentasi ini, pertama-tama akan
dihasilkan Asam Glutamat. Asam Glutamat yang terjadi dari proses fermentasi ini,
kemudian ditambah soda (Sodium Carbonate), sehingga akan terbentuk Monosodium
Glutamat (MSG). MSG yang terjadi ini, kemudian dimurnikan dan dikristalisasi,
sehingga merupakan serbuk kristal-murni, yang siap di jual di pasar.
2. SEBELUM bakteri (pada Butir 1) tersebut digunakan untuk proses fermentasi
pembuatan MSG, maka terlebih dahulu bakteri tersebut harus diperbanyak (dalam
istilah mikrobiologi: dibiakkan atau dikultur) dalam suatu media yang disebut
Bactosoytone. Proses pada Butir 2 ini dikenal sebagai proses pembiakan bakteri, dan
terpisah sama-sekali (baik ruang maupun waktu) dengan proses pada Butir 1. Setelah
bakteri itu tumbuh dan berbiak, maka kemudian bakteri tersebut diambil untuk
7
digunakan sebagai agen-biologik pada proses fermentasi membuat MSG (Proses pada
Butir 1).
3. Bactosoytone sebagai media pertumbuhan bakteri, dibuat tersendiri (oleh Difco
Company di AS), dengan cara hidrolisis-enzimatik dari protein kedelai (Soyprotein).
Dalam bahasa yang sederhana, protein-kedelai dipecah dengan bantuan enzim
sehingga menghasilkan peptida rantai pendek (pepton) yang dinamakan Bactosoytone
itu. Enzim yang dipakai pada proses hidrolisis inilah yang disebut Porcine, dan enzim
inilah yang diisolasi dari pankreas-babi.
4. Perlu dijelaskan disini bahwa, enzim Porcine yang digunakan dalam proses
pembuatan media Bactosoytone, hanya berfungsi sebagai katalis, artinya enzim
tersebut hanya mempengaruhi kecepatan reaksi hidrolisis dari protein kedelai menjadi
Bactosoytone, TANPA ikut masuk ke dalam struktur molekul Bactosoytone itu. Jadi
Bactosoytone yang diproduksi dari proses hidrolisis-enzimatik itu, JELAS BEBAS
dari unsur-unsur babi!!!, selain karena produk Bactosoytone yang terjadi itu
mengalami proses "clarification" sebelum dipakai sebagai media pertumbuhan, juga
karena memang unsur enzim Porcine ini tidak masuk dalam struktur molekul
Bactosoytone, karena Porcine hanya sebagai katalis saja .
5. Proses clarification yang dimaksud adalah pemisahan enzim Porcine dari
Bactosoytone yang terjadi. Proses ini dilakukan dengan cara pemanasan 160oF selama
sekurang-kurangnya 5 jam, kemudian dilakukan filtrasi, untuk memisahkan enzim
Porcine dari produk Bactosoytone-nya. Filtrat yang sudah bersih ini kemudian
diuapkan, dan Bactosoytone yang terjadi diambil.
6. Perlu dijelaskan disini, bahwa proses pembuatan Media Bactosoytone ini merupakan
proses yang terpisah sama sekali dengan proses pembuatan MSG. Media Bactosoytone
merupakan suatu media pertumbuhan bakteri, dan dijual di pasar, tidak saja untuk
bakteri pembuat MSG, tetapi juga untuk bakteri-bakteri lainnya yang digunakan untuk
keperluan pembuatan produk biotek-industri lainnya.
7. Catatan: nama Bactosoytone merupakan nama dagang, yang dapat diurai sebagai
berikut: Bacto adalah nama dagang dari Pabrik pembuatnya (Difco Co); Soy dari asal
kata soybean:kedelai, tone, singkatan dari peptone; jadi Bactosoyton artinya pepton
kedelai yang dibuat oleh pabrik Difco.
8
8. Setelah bakteri tersebut ditumbuhkan pada Media bactosoytone, kemudian
dipindahkan ke Media Cair Starter. Media ini sama sekali tidak mengandung
bactosoytone. Pada Media Cair Starter ini bakteri berbiak dan tumbuh secara cepat.
9. Kemudian, bakteri yang telah berbiak ini dimasukkan ke Media Cair Produksi, dimana
bakteri ini mulai memproduksi asam glutamat; yang kemudian diubah menjadi MSG.
Media Cair Produksi ini juga tidak mengandung bactosoytone.
10. Perlu dijelaskan disini bahwa bakteri penghasil MSG adalah Brevibacterium
lactofermentum atau Corynebacterium glutamicum, adalah bakteri yang hidup dan
berkembang pada media air. Jadi bakteri itu termasuk aqueous microorganisms.
11. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal POM di Jakarta
menunjukkan bahwa: Bactosoytone tidak terkontaminasi (tidak tercampur) dengan
Lemak babi (data Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data Analisis HPLC),
maupun DNA-babi (data Analisis PCR). MSG tidak terkontaminasi (tidak tercampur)
dengan: Lemak babi (data Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data Analisis
HPLC), maupun DNA babi (data Analisis PCR).
12. Hasil Analisis yang dilakukan di Jepang (Kyoto University) juga menunjukkan bahwa
baik MSG maupun Bactosoytone tidak terkontaminasi oleh enzim babi.
Diagram Sederhana Proses Fermentasi Monosodium Glutamat
9
F. Manfaat Monosodium Glutamat
Manfaat MSG sebagai penguat cita rasa, MSG menguatkan rasa atau aroma bahan
makanan pokok itu sendiri. Manfaat lainnya adalah menghilangkan rasa tidak enak yang
terdapat pada bahan makanan tertentu, misalnya menghilangkan rasa langu kentang. Namun,
tidak berarti bahwa MSG dapat menghilangkan rasa tidak enak bahan makanan yang sudah
rusak. MSG mudah larut dalam air. Keunikan MSG adalah, selain sebagai penguat cita rasa,
bila dimakan, dalam tubuh manusia mudah bersenyawa dengan asam amino lainnya dan akan
membentuk protein.
G. Pengolahan Limbah Hasil Fermentasi MSG
1. Pengolahan Air Limbah
Sebelum dibuang ke sungai air limbah Pabrik MSG dikenakan proses
pengolahan limbah. Limbah cair dari unit MSG dan daur ulang dimasukkan ke bak
ekualisasi supaya homogen. Kemudian dipompa ke bak koagulasi. Di bak koagulasi
ditambahkan soda cair 20% untuk menaikkan pH menjadi 7-7,5 dan ditambahkan
PAC (poly aluminium khlorid) agar terjadi pengendapan. Dari bak koagulasi mengalir
masuk ke bak pengendap I. Lumpur yang mengendap dipompakan ke bak penampung
kemudian dipompa ke bak saringan I. Dari bak penyaring masuk ke bak anaerob dan
terjadi proses biologi anaerob dilanjutkan dengan proses biologis di bak aerob yang
diaerasi. Dari bak aerob limbah cairmasuk ke bak pengendap II. Lumpur yang
mengendap dipompa ke bak pengering lumpur dan sebagian dipompa kembali ke bak
aerob untuk disirkulasi lumpur aktif jika berkurang. Dari bak pengendap II masuk ke
bak penyaring II kemudian dialirkan masuk ke bak penampung hasil akhir yang
selanjutnya dibuang ke saluran ke luar lingkungan.
2. Penggunaan Kembali Arang Aktif
Berdasarkan hasil penelitian diketahui limbah sisa karbon aktif dari pabrik
MSG memiliki kandungan kalori yang bisa digunakan sebagai bahan bakar. Limbah
karbon aktif memiliki kandungan 2.500 kalori per kg. Untuk membuat arang dari
bahan limbah bekas karbon aktif dari pabrik MSG hanya dibutuhkan sedikit bahan
tambahan starch (kanji) dalam proses pengolahan. Starch di sini hanya difungsikan
sebagai bahan perekat. Sementara dari tahapan pembuatan, bahan limbah karbon aktif
cukup dicampur dengan starch. Tahapan berikutnya yakni membuat cetakan arang
10
dengan mengepres campuran sisa karbion aktif dan starch. Sebagai langkah terakhir
adalah pengeringan. Setelah dikeringkan limbah karbon aktif itu sudah menjadi arang
yang siap digunakan.
3. Pengolahan Limbah MSG sebagai Pupuk Cair
Cairan hasil samping proses fermentasi pada pembuatan MSG dapat diolah
menjadi pupuk cair dengan ditambahkan NH3. Pupuk cair yang dihasilkan ini biasa
disebut orgami atau organi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan mahasiswa
terhadap tanaman Caisiem (Brassica juncea), didapatkan beberapa data simpulan,
yaitu :
Monosodium glutamate (MSG) dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.
MSG mengandung unsur nitrogen yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.
Pupuk dari MSG memiliki berbagai kelebihan yakni lebih ekonomis, praktis, serta
ramah lingkungan.
Air limbah berpengaruh positif pada tanaman caisiem dengan meningkatkan berat
tanaman maupun jumlah daun. Prosentase limbah yang paling optimal untuk
pemupukan pada konsentrasi 80%.
H. Bahaya Monosodium Glutamat
1. Efek terhadap Hewan Coba
Jurnal Neurochemistry International bulan Maret 2003 melaporkan, pemberian
MSG sebanyak 4 mg/g berat badan ke bayi tikus menimbulkan neurodegenerasi
berupa jumlah neuron lebih sedikit dan rami dendrit (jaringanantar sel syaraf otak)
lebih renggang. Kerusakan ini terjadi perlahan sejak umur 21 hari dan memuncak pada
umur 60 hari.Sementara bila disuntikkan kepadatikus dewasa, dosis yang sama
menimbulkan gangguan pada neuron dan dayaingat. Pada pembedahan, ternyata
terjadi kerusakan pada nucleus arkuatus dihipothalamus (pusat pengolahan impuls
syaraf).
Sedang menurut Jurnal Brain Research, pemberian MSG 4 mg/g terhadaptikus
hamil hari ke 17-21 menunjukkan bahwa MSG mampu menembus plasentadan otak
janin menyerap MSG dua kali lipat daripada otak induknya. Juga 10 hari setelah lahir,
anak-anak tikus ini lebih rentan mengalami kejang daripada yanginduknya tidak
mendapat MSG. Pada usia 60 hari, keterampilan mereka jugakalah dari kelompok lain
yang induknya tidak mendapat MSG. Tetapi kelompok anak-anak tikus yang
11
mendapat MSG pada penelitian diatas justru lebih gemuk. Ternyata, MSG juga
meningkatkan ekskresi insulinsehingga tikus-tikus tersebut cenderung menderita
obesitas. Pada penelitian lain, bila diteruskan sampai 3 bulan, ternyata akan terjadi
resistensi terhadap insulindan berisiko menderita diabetes.
Penelitian lain di Jurnal of Nutritional Science Vitaminologi bulan April 2003,
pemberian MSG terhadap tikus juga mengganggu metabolisme lipid dan aktivitas
enzim anti-oksidan di jaringan pembuluh darah, menjadikan risiko hipertensi dan
penyakit jantung. Kerusakan enzim antioksidan ini ternyata yang juga menimbulkan
kerusakan kronis di jaringan syaraf. Secara umum, antioksidan memang berperan
penting bagi kesehatan di seluruh bagian tubuh.
2. Bahaya pada Manusia
a. Penambahan MSG pada makanan dapat menurunkan kandungan zat gizi makanan
tersebut, , sehingga nilai gizinya pun menurun.
b. Penambahan MSG memang dapat meningkatkan kadar natrium dalam makanan.
Dalam 1 gram MSG, kira-kira mengandung 200 mg natrium. Natrium merupakan
zat yang harus dibatasi oleh kelompok usia lanjut, terutama mereka yang
mengidap penyakit jantung, hipertensi, dan ginjal. Asam glutamat bebas ini
bersifat eksitotoksik sehingga dihipotesiskan akan bisa merusak neuron otak bila
sudah melebihi kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah.
c. Pada kelompok orang yang sensitif terhadap MSG, yang berakibat muncul keluhan
berupa : rasa panas di leher, lengan dan dada, diikuti kaku-kaku otot dari daerah
tersebut menyebar sampai ke punggung. Gejala lain berupa rasa panas dan kaku di
wajah diikuti nyeri dada, sakit kepala, mual, berdebar-debar dan kadang sampai
muntah. Gejala ini mirip dengan Chinese Restaurant Syndrome, tetapi kemudian
lebih tepat disebut MSG Complex Syndrome. Sindrom ini terjadi segera atau
sekitar 30 menit setelah konsumsi, dan bertahan selama sekitar 3 - 5 jam. Berbagai
survei dilakukan, dengan hasil persentase kelompok sensitif ini sekitar 25% dari
populasi.
d. Pada penderita asma, yang banyak mengeluh meningkatnya serangan setelah
mengkonsumsi MSG. Munculnya keluhan dikedua kelompok tersebut terutama
pada konsumsi sekitar 0,5-2,5 g MSG. Sementara untuk penyakit-penyakit
12
kelainan syaraf seperti Alzheimer dan Hungtinton chorea, tidak didapatkan
hubungan dengan konsumsi MSG.
e. MSG dapat memicu penyakit kanker
Bila MSG itu dipanaskan, seperti digoreng dengan minyak, apa lagi kalau dengan
cara deep fried dan alat pressure cooker maka ia akan pecah menjadi 2 zat kimia
baru yang sangat berbeda dengan zat aslinya, yakni Glutamic pyrlosied 1 (Glu-P-1,
Amino-methyl dipyrido imidazole) dan Glu-P-2 (amino dipyrido imidazole).
Kedua zat bersifat mutagenik (menyebabkan kelainan genetik) dan karsinogenik
(menyebabkan kanker). Dengan Uji Ame's, kedua zat ini secara konsisten
mengakibatkan mutagenik pada kuman Salmonellaty phimurium dan pada tikus
dan mencit menyebabkan kanker kerongkongan, lambung, usus, hati, otak,
mammae dll. Kedua zat tadi jauh lebih potensi dibandingkan dengan Aflatoksin
yang hanya menyebabkan kanker hati saja.
f. Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting
dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang
diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan
diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I
diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci
dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama, meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus.
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang disekresikan ke luar tubuh,
sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya,
volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari
bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua, merangsang sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal, untuk
mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi sekresi NaCl
(garam) dengan cara mengabsorpsi dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl
dan sodium (natrium) dalam MSG akan diencerkan kembali dengan cara
13
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada akhirnya akan meningkatkan
volume dan tekanan darah.
Seperti yang telah dijelaskan, natrium memegang peranan penting terhadap
timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium (pada garam dapur dan dalam MSG) yang
berlebihan menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler
meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga
volume cairan ekstraseluler meningkat, hal ini menyebabkan meningkatnya
volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
g. Selain masalah-masalah kesehatan di atas tadi, MSG juga dapat menimbulkan
berbagai masalah seperti kegemukan dan depresi. Jika MSG digunakan secara
berlebihan dapat menimbulkan efek negatif bagi tubuh, 12 gram MSG per hari
dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur, dan mual-mual.
I. Batas Ambang Konsumsi
Belum ada peraturan baku dunia, termasuk yang dikeluarkan oleh lembaga pangan dan
kesehatan dunia (FAO dan WHO). Yang sudah bisa diketahui adalah titik optimal rasa gurih
yang bisa dirasakan seseorang, yaitu maksimal 5 gram/hari. Dalam peraturan Menteri
Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88, penggunaan MSG dibatasi secukupnya, tidak boleh
berlebihan. Sayangnya, tidak dijelaskan secara detail berapa gram/hari yang dianjurkan.
J. Solusi penggunaan MSG
MSG yang murni mempunyai efek samping yang cenderung menyebabkan penyakit
hipertensi dan kanker. Oleh karena itu untuk amannya, maka sebaiknya menggunakan MSG
yang 10% saja dengan dicampur garam dapur. Di Jepang, pabrik Ajinomoto sendiri untuk
mensuplei bangsanya sendiri membuat campuran MSG-Garam 10% dan diberi nama Aji-
Shio. Dan Aji-Shio inilah yang dijual secara bebas di Jepang. Menurut Dr. Waluyo, Bagian
Gizi, FK,UI., di Jepang MSG 100% tidak dijual bebas untuk umum, melainkan untuk pabrik
makanan.
Bagaimana cara membuat MSG 10% adalah sangat mudah sekali. Ambil 100 gram
MSG 100% ditambahkan pada 900 gram bubuk garam dapur yang halus. Sebelum
dicampurkan, sebaiknya garam halus tadi disangrai (digoreng tanpa minyak) dulu agar betul
betul kering. Setelah kering, dibiarkan sebentar agar sedikit dingin, nah campurkan sekarang
100 gram MSG yang 100% tadi dan diaduk aduk sampai merata. Masukan dalam pot atau
14
toples yang bersih dan kering. Nah, sekarang kita sudah membuat Aji-Shio sendiri. Jadi nanti
kalau masak, tidak perlu pakai garam dan MSG lagi cukup menggunakan Aji Shio. Nanti
kalau rasa asinnya sudah pas maka dengan sendirinya rasa gurihnya pun sudah pasti pas juga
(Data ini diperoleh dari Pabrik Ajinomoto sendiri). Dengan demikian Aji-Shio ini bukan saja
aman tetapi juga hemat, karena harganya menjadi sangat murah sekali.
Dapat dihitung berapa gram natrium /sodium kita makan sehari. Yang ideal untuk orang
dewasa mengkonsumsi garam adalah 6 gram dan 3 gram untuk anak anak. Kalau sekarang
orang mengkonsumsi 6 gram Aji-Shio, maka hanya makan MSG 100% murni 1/10 dari 6
gram atau sama dengan 0,60 gram atau 600 Mg (setara dengan 10 kali korek kuping) sehari.
Dengan demikian sekalipun umpamanya rakus makan Aji -Shio (baca garam dapur) sampai
10 gram, makan MSG 100% murni yang sebetulnya dikonsumsi tidak lebih dari 1 gram atau
1000 Mg per hari. dan ini kira kira setara dengan 1/3 sendok teh. Dengan demikian bisa bebas
makan enak tanpa akan menanggung risiko keracunan natrium yang menjadi faktor potensial
penyebab hipertensi dan penyakit jantung lainnya. yang bisa kita tambahkan untuk menambah
cita rasa makanan selain MSG adalah kombinasi penggunaan garam, gula, kaldu, serta
rempah-rempah lain dalam makanan, walaupun harus diakui sensasi rasa lezatnya memang
berbeda dengan MSG.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Monosudium glutamate (MSG) merupakan bahan penyedap makanan yang berfungsi
meningkatkan kepekaan lidah terhadap rasa makanan.
2. Penggunaan MSG yang aman maksimal 5 gram/hari.
3. Penggunaan MSG yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
B. Saran
1. Berhati-hati dalam menggunakan produk MSG sebagai bahan penyedap makanan.
2. Solusi aman penggunaan MSG ialah dengan membuat MSG kadar 10 % .
3. Jika dimungkinkan menghindari penggunaan MSG sebagai bahan penyedap makanan
dan mengganti penyedap dengan rempah-rempah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Judoamijoyo, M., Darwis, A.A, dan Sa’id, E.G.1990. Teknologi Fermentasi. Jakarta: PAU
Bioteknologi IPB, Rajawali Press.
Sa’id, G. 1991. Biondustri Penerapan Teknologi Fermentasi. Jakarta : PT. Meiyatama Sarana
Perkasa.
Susanto, T dan N. Sucipto.1994.Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Surabaya : Bina
Ilmu,
Winarno, F.G. 1990. Teknologi Fermentasi. Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas bersama
Antar Universitas Yogyakarta : PAU Pangan dan Gizi, UGM
17