hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami...

37
MAKALAH “KONSEP PENDIDIKAN SENI TARI-DRAMA DAN PELAKSANAAN DI SD” Disusun guna memenuhi tugas Pendidikan Seni Tari dan Drama di SD Dosen Pengampu: Moh Salimi, M.Pd. Disusun oleh: KELOMPOK 1 1. Khikmah Laelatul Utami(K7112124/ 06) 2. Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) 3. Nila Megasari (K7112161/ 15) 4. Hikmah Hertantiani (K7112520/ 25) 5. Khoirum Radityawati (K7112527/ 32) 6. Mohamad Nur Azis (K7112522/36) 7. Nur Astuti (K7112533/38) SEMESTER V B PROGRAM STUDI S1 PGSD KAMPUS KEBUMEN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN i

Transcript of hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami...

Page 1: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

MAKALAH

“KONSEP PENDIDIKAN SENI TARI-DRAMA

DAN PELAKSANAAN DI SD”Disusun guna memenuhi tugas Pendidikan Seni Tari dan Drama di SD

Dosen Pengampu: Moh Salimi, M.Pd.

Disusun oleh:

KELOMPOK 1

1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06)

2. Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10)

3. Nila Megasari (K7112161/ 15)

4. Hikmah Hertantiani (K7112520/ 25)

5. Khoirum Radityawati (K7112527/ 32)

6. Mohamad Nur Azis (K7112522/36)

7. Nur Astuti (K7112533/38)

SEMESTER V B

PROGRAM STUDI S1 PGSD KAMPUS KEBUMEN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

i

Page 2: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabaraakatuh,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

makalah “Konsep Pendidikan Seni Tari-Drama”. Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, untuk itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada,

1. Bapak Drs. Imam Suyanto, M.Pd., selaku ketua Program Studi S1 PGSD

Kampus Kebumen.

2. Bapak Moh Salimi, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Keterampilan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang telah memberikan dukungan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan karena

keterbatasan dan masih kurangnya pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabaraakatuh.

Kebumen, September 2014

Penulis

ii

Page 3: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................. iii

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan.................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan.................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Konseptual Bidang Studi Pendidikan Kesenian...... 3

B. Seni Tari-Drama sebagai Media Pendidikan di SD................ 3

C. Fungsi Seni Tari-Drama di SD............................................... 5

D. Memahami Anak SD.............................................................. 10

E. Memahami Pengalaman Seni Tari-Drama Anak.................... 13

F. Profil Guru yang Dibutuhkan untuk Membimbing Seni Tari-

Drama di SD........................................................................... 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 19

B. Saran....................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eksistensi pendidikan tidak dapat terlepas dari adanya lembaga-lembaga

pendidikan di Indonesia salah satunya adalah Sekolah Dasar (SD). Pendidikan

seni tari dan drama adalah salah satu materi yang termuat dalam mata pelajaran

Seni Budaya dan Keterampilan. Sebagai seorang calon pendidik maka diperlukan

pengetahuan tentang seni dan drama untuk anak usia SD. Keterampilan seorang

guru dalam memahami karakteristik, fase,dan perkembangan tugas anak usia SD

sangat diperlukan dalam menyampaikan materi ini.

Menurut PERMEN NO. 22,23, dan 24: 2006 yang menyatakan bahwa

“Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan disekolah karena keunikan,

kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta

didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan

berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,”

“belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peranan ini tidak bisa diberikan

oleh mata pelajaran lain.

Perlu dipahami bahwa karakteristik siswa SD berbeda-beda sesuai dengan

tingkat perkembangannya. Perbedaan karakteristik siswa SD tersebut secara

global dibedakan antara siswa SD kelas satu dan dua, kelas tiga dan empat, serta

kelas lima dan enam. Kelompok tersebut mempunyai perbedaan yang tampak

sekali, yang dapat diamati pada kerakteristik gerak dan karakteristik

tarinya.Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dalam makalah ini akan

membahas mengenai “Konsep Pendidikan Seni Tari-Drama dan Pelaksanaan di

Sekolah Dasar.

iv

Page 5: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

B. RumusanMasalah

Adapun yang akan dibahas serta menjadi rumusan masalah dalam makalah

ini sebagai berikut:

1. Apalandasankonseptualbidangstudipendidikankesenian?

2. Bagaimanasenitari-drama sebagai media pendidikan diSekolahDasar?

3. Apafungsisenitari-drama di SekolahDasar?

4. BagaimanamemahamianakSekolahDasar?

5. Bagaimanamemahamipengalamansenitari-drama anak?

6. Bagaimanaprofil guru yang dibutuhkanuntukmembimbingsenitari-drama di

SekolahDasar?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan yang ingin dicapai penulis dalam makalah ini adalah:

1. Untukmengetahuilandasankonseptualbidangstudipendidikankesenian.

2. Untukmengetahuisenitari-drama sebagai media pendidikandi SekolahDasar.

3. Untukmengetahuifungsisenitari-drama di sekolahdasar.

4. UntukmengetahuimemahamianakSekolahDasar.

5. Untukmengetahuimemahamipengalamansenitari-drama anak.

6. Untukmengetahuiprofil guru yang dibutuhkanuntukmembimbingsenitari-

drama di SekolahDasar.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Dapat menjadi referensi dalam perkuliahan Pendidikan Seni Tari dan Drama

di SD

2. Bagi Guru

a. Sebagai referensi guru tentang pembelajaran seni tari-drama di SD

b. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan pembelajaran

mengenai seni tari-drama anak SD

BAB II

v

Page 6: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

PEMBAHASAN

A. Landasan Konseptual Bidang Studi Pendidikan Kesenian

Dalam kurikulum PGSD 1995 seni merupakan media ekspresi kreatif dan

aspiratif yang dapat diwujudkan melalui garis, warna, bidang dan tekstur untuk

seni rupa, gerak dan peran untuk seni tari drama, serta suara dan bunyi untuk seni

musik, dalam tata susunan yang artistik dan estetis.

Pendidikan kesenian berperan untuk menumbuhkembangkan daya apresiasi

seni, kreativitas, kognisi, serta kepekaan indrawi dan emosi serta memelihara

keseimbangan mental peserta didik. Dengan demikian pendidikan kesenian

merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan

apresiasi estetik, dan membentuk kepribadian manusia seutuhnya, seimbang baik

secara lahir maupun batin, jasmani maupun pribadi, berbudi luhur sesuai dengan

lingkungan dan konteks sossial budaya Indonesia. Oleh karena itu “pendidikan

melalui seni” cocok diterapkan di SD.

Dalam pelaksanaannya pendidikan kesenian dapat disajikan secara terpadu di

antara pokok bahasan yang tercakup di dalamnya (inter bidang studi), maupun

dengan bidang studi lainnya (antar bidang studi). Demikian pula pendidikan seni

tari-drama pelaksanaannya dapatdipadukan dengan seni rupa dan seni musik (inter

bidang studi) dan dengan IPA, Bahasa, Matematika, Olah raga dan Kesehatan

serta yang lain (antar bidang studi). Dalam pelaksanaanya pembelajaran terpadu

tersebut sangat terlihat bahwa konsep pendidikan melalui seni sangat mudah

untuk diterapkan. Bahkan melalui seni seluruh potensi siswa SD akan dapat

dikembangkan secara menyeluruh.

B. Seni Tari-Drama sebagai Media Pendidikan Sekolah Dasar

Hakekat paling dalam yang hendak dicapai melalui pendidikan adalah

perkembangan maksimal dari rohani dan jasmani anak. Untuk mencapainya salah

satu alat/media yang dapat dimanfaatkan adalah seni tari-drama. Seni tari-drama

hadir dalam kurikulum Sekolah Dasar sebagai bidang studi yang menyajikan

kesempatan pada siswa SD untuk memperoleh pengalaman-pengalaman seni.

vi

Page 7: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

Pengalaman ini kemudian didayagunakan untuk menunjang usaha pendidikan.

Pengalaman ini dimaksudkan sebagai suatu kegiatan yang ada dalam lingkup

kesadaran artistic, yaitu kesadaran seperti ketika seniman berkarya,kesadaran

menghayati seperti halnya apresiator seni meghayati seni yang dihadapi. Jadi apa

yang dilaksanakan oleh siswa Sekolah Dasar sama wataknya dengan kegiatan seni

yang nyata-nyata sebagai kegiatan yang dapat menjadi wadah peluang ekspresi

dan kreativitas.

Kemudian timbul suatu pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh

guru,yaitu seni tari-drama yang mana yang dapat dibimbingkan kepada siswa –

siswa ditingkat Sekolah Dasar? Seni tari-drama yang modern atau seni tari-drama

yang tradisional atau yang lain? Hal tersebut dapat dijawab setelah anda mengenal

bahwa ada dua kubu yang ekstrim dalam pembelajaran seni yaitu pembelajaran

seni tari untuk pendidikan calon seniman tari dan ada pembelajaran seni tari yang

bersifat menunjang usaha pendewasaan anak didik.

1. Pendidikan u ntukCalonSeniman Pembelajaran seni tari yang berfungsi mencetak seniman tari penuh

dengan norma-norma yang harus diikuti secara ketat. Latihan demi latihan

dilakukan secara terus menerus sampai memperoleh tingkat keterampilan

yang dapat dibanggakan. Gerakan demi gerakan dapat dilakukan dengan tepat

tanpa salah. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat di pulau Bali antara

tahun 70-80an. Disana dikenal pendidikan tari yang disistemkan secara

pewarisan. Istilah lainnyaa dalah “Parentl Succession” (menyerahkan warisan

orang tua). Dalam system ini orang tua yang memiliki keterampilan menari

mewariskan kecakapan menarinya kepada anak-anaknya. Sehingga semua

anak-anak di Bali waktu itu bisa menari dengan baik. Seiring berkembangnya

zaman, tradisi tersebut di Bali mulai luntur, namun tetap masih ada keluarga

yang melestarikan tradisi tersebut.

Ada sistem lain yang juga berkembang di sana, yaitu systemnyantrik

(appreatice). Sistem ini menunjukkan pemindahan kecakapan keseniman dari

seniman yang sudah matang (master) kepada generasi calon

seniman.Sistemnyantrik banyak kita temukan di daerah-daerah di Indonesia

vii

Page 8: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

lainnya disamping Bali, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan dan daerah

lainnya. Biasanya seniman ini memiliki tempat untuk melatih siswa-

siswinya.Di Jawa Tengah yang terkenal dengan system pencantrikan adalah

di Padepokan Bagong Kussudiardjo.

Selanjutnya pendidikan seniman seni tari berkembang juga menjadi

pendidikan formal yang dikenal bersistem akademik. Bentuknya berupa

sekolah-sekolah tari atau akademi tari. Lewat pendidikan sekolah ini

dihasilkan seniman-seniman tari hasil swasta, seperti ISI, SMKI, dan IKJ.

Ketiga system diatas, semuanya dimaksudkan mencetak murid-muridnya

menjadi seni mantari yang dapat melakukan gerak-gerak tari dengan mahir.

2. PembelajaranSeniTari -Drama u ntukPendewasaanAnakDidik

Pembelajaran tari-drama yang kedua yang bersifat membantu

pendewasaan anak. Pendayagunaan seni tari-drama memiliki fungsi yang

bersifat edukatif. Dengan demikian konsep seni tari-drama sebagai

sarana/media pendidikan adalah konsep pendidikan yang paling sesuai bagi

anak-anak SD. Secara umum konsep seni tari-drama sebagai sarana

pendidikan berfungsi untuk:

a. Membantu perkembangan dan pertumbuhan anak.

b. Membina perkembangan estetika

c. Membantu menyempurnakan kehidupan

Fungsi-fungsi tersebut diatas tidak dimaksudkan membentuk anak

menjadi penari atau seniman tari, namun semata-mata untuk perkembangan

mental, fisik dan perasaan estetika . Secara khusus fungsi pendidikan seni tari

drama di SD akan diuraikan berikut ini.

C. Fungsi Seni Tari-Drama Di SD

Pendidikan seni tari-drama di SD mempunyai fungsi membantu pertumbuhan

dan perkembangan anak, memberi perkembangan estetik, dan membantu

penyempurnaan kehidupan. Oleh karena itu pendidikan seni tari-drama di SD

tidak berupa latihan-latihan untuk menjadikan anak-anak SD, penari jaipong,

viii

Page 9: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

penari topeng, atau penari-penari lain yang terkenal. Walaupun ada di antara anak-

anak SD yang memiliki bakat untuk menjadi penari yang baik, tetapi itu bukan

merupakan tujuan yang utama. Bakat itu dapat dibina tersendiri.

1. FungsiSeniTari -Drama u ntukMembantuPertumbuhan

d anPerkembanganAnak

Pertumbuhan adalah proses berkelanjutan yang meliputi perkembangan

dari semua kecakapan dan potensi anak. Pengalaman seni tari-drama

memberikan kesempatan bagi kelangsungan proses tersebut. Peranan seni

tari-drama dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dapat

dilihat antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan fisik, mental dan estetik,

memberi sumbangan ke arah sadar diri, membina imajinasi kreatif dan

memberi sumbangan ke arah pemecahan masalah.

a. Seni Tari-Drama Meningkatkan Pertumbuhan Fisik, Mental, dan Estetik

Jenis pengalaman seni untuk meningkatkan pertumbuhan fisik

ditunjukkan dengan perkembangan motorik anak dalam dalam gerak-

gerak bebas dalam menari. Kegiatan ini memberikan kesempatan fisik

untuk tumbuh sempurna dan secara langsung mental juga berkembang.

Karena kegiatan-kegiatan dalam melakukan gerak-gerak tari juga

melibatkan kesadaran estetik, maka pertumbuhan estetik juga mendapat

kesempatan untuk tumbuh. Misalnya kelas rendah melihat gerak-gerak

binatang contohnya kupu. Anak akan mencoba menirukan gerak sayap

kupu sedang bergerak terbang dengan caranya sendiri. Ada yang dengan

tangan terlentang digerakkan naik turun, ada yang ditekuk dan kemudian

digerakkan naik turun. Berlangsungnya kegiatan ini telah melibatkan

proses mental yaitu visualisasi hasil pengamatan yang sekaligus menjadi

pengalaman yang bersifat estetik.

b. Seni Tari-Drama Memberikan Sumbangan ke Arah Sadar Diri

Melalui kegiatan seni tari-drama keunikan anak akan terbina.

Karenanya anak dapat mengenali dirinya sendiri dengan baik. Dengan

demikian self anak akan berkembang, dan ini menyebabkan tumbuhnya

ix

Page 10: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

inisiatif, kemampuan mengkritik, kepemimpinan dan kreasi. Anak

merasakan keberadaannyamemiliki arti. Terutama jika dia diberi peran

tertentu dalam suatu kegiatan artistik/estetik, misal dalam diskusi kecil

antar teman tentang sebuah gerak binatang berpasangan, mereka akan

aktif dan saling memberikan sumbangan pikiran. Anak juga merasakan

akibat-akibat dari perbuatannya sehingga inisiatif untuk mencari bentuk-

bentuk yang lain yang dirasakan lebih baik, akan selalu dilakukan. Proses

ini menjadi dasar untuk kemampuan mengkritik dan memimpin. Jika

awalnya anak-anak kelas rendah ke “aku”nya masih besar, maka pada

kelas tinggi hal tersebut makin hari makin akan menghilang, berubah

menjadi rasa sosial.

c. Seni Tari-Drama Membina Imajinasi Kreatif

Imajinasi kreaatif itu sangat vital bagi anak SD. Oleh karena itu

setiap usaha pendidikan ke arah menumbuh-kembangkan imajinasi

kreatifmerupakan usaha yang sangat baik. Contohnya seorang anak SD

akan selalu berkhayal bahwa dia akan menjadi tokoh yang kuat, disegani

sehingga dalam imajinasinya dia dapat mengalahkan musuh-musuhnya

dengan mudah. Gerak-gerak dan mimik yang dilakukan sangat

menggambarkan kuatnya suatu imajinasi tertentu. Jika diberi kesempatan

menirukan gerak binatang buas dia akan benar-benar berkhayal

seandainya aku menjadi harimau. Kegiatan-kegiatan bermain dalam

aneka gerak akan membina imajinasi mereka, sehingga secara langsung

akan berkembang.

d. Seni Tari-Drama Memberi Sumbangan ke Arah Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan hal yang penting dalam pendidikan

maupun dalam kehidupan sehari-hari. Seni tari-drama memberi

sumbangan terhadap perkembangan pemecahan masalah. Dalam aktivitas

seni tari-drama anak SD dapat memunculkan gagasan-gagasannya yang

menjadi benar-benar konkrit. Motivasi guru memang sangat diperlukan

agar anak selalu dapat menyelesaikan persoalan sendiri. Jika belum

dapat, dianjurkan agar diselesaikanantar teman sampai mempunyai

x

Page 11: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

keputusan-keputusan tertentu. Manusia akan selalu menghadapi masalah,

sehingga melalui kegiatan-kegiatan tari-drama, siswa SD juga terlatih

untuk memecahkan masalah.

e. Seni Tari-Drama Memurnikan Cara Berfikir, Berbuat, dan Menilai

Melalui kegiatan seni tari-drama, kehidupan siswa SD dapat

diperkaya melalui proses penjelajahan tersebut, dibutuhkan penyusunan

pengalaman secara kreatif dan sensitif. Jika siswa SD bermain, aktivitas

mereka juga melibatkan pikiran. Jika mereka menirukan gerak alam atau

binatang mereka juga berpikir bahwa gerak-gerak yang dilakukan seperti

apa yang mereka amati. Aktivitas ini akan memberikan pertanyaan

“apakah gerakanku” baik. Keputusan yang diberikan tersebut akan

menjadi proses menilai yang bijaksana, sehingga dapat dipastikan mereka

akan melakukan pengubahan-pengubahan untuk sesuatu yang lebih baik.

f. Seni Tari-Drama Memberikan Sumbangan Kepada Perkembangan

Kepribadian

Usaha-usaha mematangkan kepribadian dalam senitari-drama dapat

dilakukan guru dengan cara membantu penyesuaian rasa emosional

peserta didik, membantu menghilangkan perasaan terikat, membantu

menghilangkan perasaan takut, membantu menekan kekecewaan,

memberikan kepercayaan, serta mendorong anak agar selalu berbuat

positif. Hal-hal tersebut dapat dilakukan lewat semua kegiatan

pembelajaran seni tari-drama. Sebagai contoh ada siswa anak SD yang

takut jika melakukan gerak. Halini perlu disiasati guru, agar siswa

tersebut tidak menjadi lebih takut, misalnya akibat diminta

memperagakan gerak tari di depan kelas. Tentu diperlukan siasat-siasat

tertentu untuk mengatasi hal itu. Misalnya memperagakan gerak dengan

temannya terlebih dahulu. Dalam perkembangannya dapat diungkap

disini bahwa kegiatan seni tari-drama yang dapat mengobati kekecewaan,

menghilangan rasa takut tersebut, akan dapat berfungsi sebagai sarana

penyembuh atau terapi. Pada perkemabangan berikutnya siswa kemudian

dapat menyesuaikan diri, dengan kepribadian yang makin matang.

xi

Page 12: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

2. SeniTari -D ramaMembinaPerkembanganEstetik

Perkembangan estetik dapat dibina melalui kegiatan seni seni tari-

drama yang berupa penghayatan, apresiasi, ekspresi dan kreasi. Melalui seni

tari-drama anak akan terlatih, penghayatan menjadi kuat dan keputusan visual

akan berkembang menjadi peka kritis. Cara melatih pancaindra dan seluruh

anggota tubuh harus melalui proses kegiatan tanpa paksaan, dengan

memperhitungkantiga faktor berikut ini:

a. Harus mengembangkan konsep-konsep baru.

b. Harus menciptakan situasi yang dapat memberikan dorongan untuk

memacu kegiatan dengan penuh ketelitian

c. Harus menjadi kesempatan belajar menilai terhadap apa yang dilakukan.

Seni tari-drama adalah proses mewujudkan perasaan dengan melibatkan

kesadaran estetik dan keputusan kritis. Orang yang telah berkembang

perasaan estetisnya akan sanggup mengapresiasi kualitas seni dan

pengalaman sehari-hari. Cara mengembangkan apresiasi dalam bentuk

melihat menurut pendidikan seni modern, dianggap belum sempurna,

sehingga harus dilengkapi dengan terlibatnya keputusan terhadap apa yang

dilihatnya. Untuk itu perlu diberikan kesempatan untuk membahas,

mengkritik, mendiskusilkan,dan menilai responsi seni dan lain-lain.

Ekspresi berkedudukan vital dalam pendidikan seni tari-drama, karena ia

memberikan kesempatan berkembangnya partisipasi individu di dalam

membentuk pendapat dan sikap sosial. Seni tari-drama memberi dorongan

terhadap kelangsungan ekspresi anak-anak karena setiap kegiatan seni selalu

menyajikan kesempatan bagi anak didik untuk untuk mempertahankan

kebebasan berekspresi.

Daya kreatif tetap terpendam di dalam diri tiap anak kalau tidak ditolong

pemunculannya. Daya kreatif berbeda dengan bakat dalam seni. Seni

disajikan bagi semua anak. Baik yang mempunyai bakat maupun tidak.

Tujuan pendidikan seni tari-drama di SD bukan untuk mengembangkan bakat

xii

Page 13: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

seni tari-drama melainkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang

dimiliki anak.

3. SeniTari -DramaMembantuMenyempurnakanKehidupan

Unsur kehidupan yang mendorong ekspresi akan mendatangkan

pengetahuan bagi anak didik. Sebaiknya keinginan anak untuk mengetahui

kehidupan, akan menyempurnakan kehidupan anak. Oleh karena itulah seni

tari-drama dapat memberikan bantuan menyempurnakan kehidupan anak

didik yang antara lain ditunjukkan dengan kehidupan yang kreatif dan

kehidupan sosialyang baik.

Ekspresi seni tari-drama dapat berlangsung dalam kegiatan individu

maupun kegiatan kelompok. Dalam kegiatam kelompok siswa SD belajar

membagi pengalamannnya yaitu pengalaman dalam hal bahan, alat-alat dan

dalam hal menghargai kemampuan orang lain. Ini berarti kebiasaan sosial

dikembangkan secara baik, seperti kerja sama, tanggung jawab, percaya diri

sendiri dan inisiatif. Untuk maksud itu pendidikan seni tari-drama perlu

direncanakan dalam kegiatan-kegiatan yang meliputi kehidupan di rumah dan

dimasyarakat.

Kegiatan seni yang mengembangkan potensi indivual dan sosial akan

menjadikan anak-anak lebih sadar terhadap efisiensi secara ekonomis dalam

masyarakat. Bagi anak-anak berbakat, kegiatan seni memberikan kesempatan

untuk berlatih dalam seni tari-drama. Di samping kegiatan-kegiatan yang

ditentukan oleh jadwal sekolah, anak-anak mendapatkan kesempatan

menggunakan waktu senggangnya untuk latihan-latihan seni tari-drama

secara serius, sehingga terbuka horizon baru bagi hobi, bagi pekerjaan

sampingan dan pekerjaan kejujuran untuk sumber nafkah di kemudian hari.

D. Memahami Anak Sekolah Dasar

Di dalam mengembangkan pembelajaran seni yang memenuhi kebutuhan dan

minat murid perlu diketahui lebih banyak tentang aspek anak. Hal ini bisa didapat

lewat perhatian yang diberikan, antara lain : lewat pekerjaan yang dikerjakan, cara

xiii

Page 14: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

menghayati, cara memperhatikan, cara meniru gerak, cara mengekspresikan

mimik, cara menirukan suara dan sebagainya.

Anak-anak mempunyai fase-fase perkembangan tertentu,walaupun tidak

semua anak sama.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan

tersebut antara lain pengalaman sebelumnya, pembawaan minat, kebutuhan estetis

pribadi, watak emosional dan kapasitas rasa.

1. Memahami Siswa SD Kelas 1

Siswa SD kelas 1 mempunyai masalah pribadi yang berdasarkan

kebutuhan keamanan, segalanya masih asing, sehingga perlu mencari teman,

akan tetapi ke “aku” anya masih tinggi. Guru harus bisa menghadapi anak

dengan masalah pribadinya, seperti masalah emosional, halangan bicara,

halangan bergerak, halangan berhubungan dengan teman, halangan fisis

secara berusaha mencari sebab yang mendasarinya.

2. Memahami Siswa SD Kelas 2

Siswa SD kelas 2 sifatnya aktif bersemangat serta membutuhkan

istirahat dan relaks, bertentangan perhatiannya pendek (bekerja dengan tujuan

untuk segera dilihat,masih serung tidak memperhatikan guru, imajinasinya

aktif, mengakibatkan fakta dan fantasi sering campur aduk, peka dan mudah,

gugup bila disuruhmencotoh atau diikat ketentuan misalnya gerak-gerak tari

klasik yang sudah baku dan masalah individunya sedang berkembang).

Sebaiknya guru memilih kegiatan seni tari-drama yang dapat

diselesaikan menurut ukuran pelatihan mereka.

3. Memahami Siswa SD Kelas 3

Siswa SD kelas 3 seleranya mulai tumbuh, otot berkembang demikian

pula bentangan perhatiannya, mampu bersenang-senang dengan ide abstrak,

mulai membuat rencana di luar diri mereka, bersifat agresif, menikmati

pembuatan koleksi, cenderung mengembangkan persahabatan dengan kawan-

kawan sejenisnya, dan sangat berminat pada permainan atau kegiatan seni

secara berkelompok.

xiv

Page 15: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

Dalam hal ini guru harus berhati-hati supaya murid-murid tidak

mengalami suasana kebosanan yang dapat mengakibatkan terhalangnya

perkembangan kreatif. Sedangkan kegiatan seni bisa kelompok atau individu.

4. Memahami Siswa SD Kelas 4

Siswa SD kelas 4 sifatnya sering mengembangkan cara-cara

menyembunyikan kepekaan mereka, takut ditertawakanorang lain, anak laki-

lakisering bermusuhan dengan anak perempuan, mampu merencanakan dan

memikirkan segala sesuatu sebelumnya untuk dirinya sendiri.

Di sini guru bisa menuntun menggunakan kepekaan konstruktif.

Sebagai perangsang edukatif, guru bisa menggunakan minat siswa SD

tersebut di atas dalam penemuan, pendewaan para pahlawan, mengumpulkan

benda-benda serta melakukan hal-hal yang disenangi. Guru juga harus

menyadari kebutuhan waktu serta memikirkan untuk menyatukan pelajaran-

pelajaran yang mereka terima.

5. Memahami Siswa SD Kelas 5

Siswa SD kelas 5 pada umumnya ingin mengetahui diri sendiri dan

dunia fisis, senang menyusun koleksi, pengalaman baru dan merealisasikan

sesuatu, sering bersifat ideal, mudah putus asa dan terangsang marah atau

mengasingkan diri, ketidaksamaan dan perkembangan fisis menyebabkan

gangguan emosional.

Di sini guru harus siap membantu, mendorong serta mengarahkan minat

mereka dalam pengalaman seni yang konstruktif.

6. Memahami Siswa SD Kelas 6

Siswa SD kelas 6 merupakan campuran antara anak praadolesen dan

adolesen awal. Dalam hal ini guru perlu bekerja sama dengan orang tua untuk

membantu anak menghadapi fakta secara jujur menetapkan nilai-nilai dan

mengenal sosial. Perlu ditunjuk betapa pentingnya suatu kerjasama. Guru

menggunakan ekspresi kreatif untuk membantu sadar diri, mengembangkan

selera yang unik, kesadaran jabatan yang baik, kesehatan serta proses-proses

sosial lainnya.

xv

Page 16: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

E. Memahami Pengalaman Seni Tari-Drama Anak

Pada tahap-tahap tertentu anak akan terus maju ke arah pertumbuhan fisis,

mental, dan estetis. Pada umumnya bergantung pada umur dan minat masing-

masing anak pada pengalaman seni yang berbeda-beda. Akan tetapi kenyataan

yang ada tidaklah selalu demikian.

Dalam pendekatan terhadap seni tari-drama, ada anggapan bahwa anak-anak

terutama dilibatkan ke dalam dan memperoleh penguasaan motoris terhadap

bahan seni. Keterampilan yang dilakukan tanpa “rasa” tidak mempunyai

hubungan dengan pengalaman seni. Akan tetapi bergerak sambil bersuara dengan

menggunkan “rasa” meskipun tanpa keterampilan, sangat penting dalam

pengalaman seni. Jadi tidaklah benar, apabila pertumbuhan mental dan estetis

ditinjau dari penguasaan motoris si anak.

Guru sekolah dasar harus bisa mencari cara dan sikap tertentu demi kemajuan

siswa Sekolah Dasar dalam periode yang berbeda satu dengan yang lainnya itu.

Terutama gurulah yang akan terlibat dengan pengalaman seni tari-drama tiap

individu dalam hubungannya dengan minat dan kebutuhan siswa di tingkat

Sekolah Dasar. Beberapa pengalaman seni tari drama anak yang memunculkan

keunikan dapat diuraikan berikut ini.

1. Sikap M enjelajahpada A nak-anak

Sikap menjelajah adalah ingin tahu atau ingin mencoba. Sebelum anak

mengetahui atau mampu menggunakan suatu benda. Ia akan mencoba

memukul, mencoreng, mematahkan, atau merobek-robek sesuatu. Dari

kegiatan tersebut, ia akan menemukan sesuatu/ kemungkinan bahan baru.

Misalnya anak diberi plastik, karet, atau bahan lain yang belum dikenalnya.

Pertama kali mungkin anak tersebut akan mencoba merobek/ menggunakan

plastik tersebut serta mencoba mematahkan karet. Di sinilah guru bisa

membimbing ke dalam saluran yang kreatif, sehingga anak tahu bahwa

plastik bisa disobek dan karet bisa digerakkan dengan lentur. Demikian pula

jika diberi motivasi untuk mencipta gerak berdasarkan pengamatan terhadap

binatang kesayangan yang ada di rumahnya, maka pertama kali pasti akan

xvi

Page 17: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

bermunculan gerak-gerak lucu yang erbeda satu dengan yang lainnya. Bahkan

tidak menutup kemungkinan anak bergerak sambil bersuara aatu berteriak

untuk mengekpresikan hasil pengmatannya.

Seperti diketahui bahwa anak sekolah berada dalam tingkat

perkembangan mental fisis, emosional, dan estetis. Di dalam pengalaman seni

mereka akan bertemu dengan elemen-elemen seni tari-drama yang sama.

Proses penjelajahan terhadap gerak atau irama inilah yang sangat berarti bagi

perkembangan estetis anak.

2. Masa A nak-anakadalah M asa U mur B erkhayal

Masa umur berkhayal anak merupakan masa-masa yang penuh dengan

kesenangan anak-anak akan gerak, kenikmatan akan bersuara, dan mengikuti

irama lagu. Pada waktu menjelajahi gerak, anak akan menemukan image

(bayangan) dalam gerakannya. Khayalan anak akan terus berkembang dalam

batas pengalamannya dimana fakta dan fantasinya makin lama makin

mengendap. Perkembangan rasa dan idea untuk berkhayal ini terus

berlangsung, sampai anak amat terlibat pada fakta pengalamannya. Dalam hal

ini guru dapat memusatkan perhatian pada bagian-bagian kecil, teknik dan

prosedur dalam seluruh kegiatan estetik yang dilakukan, jangan sampai

bersifat membahayakan. Image atau bayangan ini makin meningkat menjadi

lebih lengkap, namun tidak perlu lebih nyata.

Untuk mengembangkan imajinasi kreatif, harus diingat tujuan

pengalaman seni dalam pendidikan. Perkembangan imajinasi kreatif yang

bebas jauh lebih penting dari pada hanya sanggup meniru gerak sesuatu yang

bisa dikenal, meniru gerak burung, dan sebagainya. Jika anak didorong, maka

dimana-mana merupakan dunia imajinasinya. Ia juga akan bekerja tanpa

melihat kesadaran diri seperti seniman matang. Di sinilah guru harus berhati-

hati, agar anak berkembang dalam patranya sendiri, sebagai seorang yang

ekspresif dan bukan seorang perekam fakta-fakta visual. Karena hal inilah

yang justru akan terikat erat dengan fungsi pendidikan seni tari-drama secara

utuh di tingkat Sekolah Dasar.

xvii

Page 18: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

3. Proses P enemuan F akta (fact finding) pada A nak-anak

Suatu saat akan demikian terlibat dengan fakta. Ia menjadi kritis

terhadap gerak atau tari yang ia ciptakan. Ia ingin membuat gerak sesuai

dengan kenyataan, serta menjadi tidak sabar karena tak dapat menggunakan

semua fakta yang telah ia temukan di dalam pengalaman seninya. Mereka

sering menjadi kecewa dan kacau karena banyak kegiatan yang membutuhkan

adanya pengetahuan faktual. Misalnya untuk membuatnya menjadi tokoh

raksasa dibutuhkan adanya informasi faktual tentang bagaimana bentuk dan

perkiraan watak raksasa. Atau ingin mengungkapkan gerak harimau tentu ada

keinginan untuk melihat harimau secra sesungguhnya bukan hanya dari

gambar saja.

Guru harus bisa membimbing anak untuk menilai segi kualitas rasa,

bukan isi faktualnya. Mereka bebas berekspresi secara kreatif sesuai dengan

batas-batas yang mereka miliki.

4. Belajar m elaluiKegiatanBerekspresi d alamSeni

Kegiatan belajar akan lebih efektif jika anak mengekspresikan idea dan

rasa yang sempurna lebih dari bagian yang terpisah-pisah. Pengalaman seni

merupakan pengalaman menyeluruh yang menjadi tak berarti jika diambil

secara terpisah. Sebagai contoh, guru bisa menganalisa gerak lemah dengan

irama lembut, kemudian gerak tegang dengan irama cepat dan keras. Akan

tetapi guru akan mendapatkan watak keseluruhan apabila gerak tersebut

dipadukan.

Adapun mempelajari bagaimana anak-anak itu maju di dalam hal

ekspresinya merupakan jalan yang terbaik untuk mengenal anak. Misalnya

pada waktu anak bekerja akan tampak kepribadiannya, halangan

emosionalnya, sifat malu, ragu-ragu, sifat agresif, dan sebagainya. Sehingga

guru akan mengetahui bagaimana sebaiknya membimbing anak.

xviii

Page 19: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

F. Profil Guru yang Dibutuhkan untuk Membimbing Pengalaman Seni

Tari-Drama di SD

Sikap guru yang diharapkan dapat membimbing pengalaman seni tari-drama

anak tingkat Sekolah Dasar adalah guru yang bersikap sebagai seorang teman.

Guru yang dengan sikap demikian kepada siswanya akan mengembangkan

kondisi memberi dan menerima yang sehat dan mendorong sikap berbagi-bagi

pengalaman. Jika guru mempunyai antusiasme yang tinggi dalam proses

pembelajaran, maka ia tidak akan kekurangan inspirasi termasuk dalam

menghadapi siswanya. Guru yang kreatif, sensitif (peka), akan menemukan

banyak hal dalam pengalaman mengajarnya dan menjadikan setiap saat menarik,

merangsang keinganan anak untuk belajar, dan tidak membosankan bagi anak-

anak. Jika perlu, guru harus mengkhayalkan sesuatu yang lebih baik, lebih

menarik atau lebih memuaskan. Guru yang matang secara emosial dan

intelektualnya akan dapat mengembangkan semua kecakapannya dalam belajar

berekspresi melalui berbagai cara.

Melalui latar belakang pendidikan itu guru berusaha memahami anak,

bagaimana mereka tumbuh escara biologis, bagaimana mereka berkembang secara

psikologis. Jadi ia mengenal proses belajar secara teotritis dan melalui

pengalaman. Penampilan guru yang kreatif dapat dilihat jelas pada minatnya

terhadap kualitas seni. Guru perlu menyenangi benda-benda yang baik,

berpenampilan rapi dan penuh perhatian terhadap pengalaman seni yang

dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya maupun oleh anak didiknya.

Kemampuan yang dibutuhkan guru Sekolah Dasar untuk dapat

melaksanakan kegiatan seni

Guru harus mempunyai kemampuan untuk menilai segala sesuatu yang

dilakukan murid dan mendorong mereka agar selalu antusias terhadap kegiatan-

kegiatan yang dilakukan.

Guru yang menyadari kualitas seni dan segala sesuatu, akan membawa ke

dalam kelas benda-benda yang secara visual akan memberikan rangsangan kepada

anak. Guru juga akan membawa objek bentuk, warna dan teksturnya yang telah

menyatu dengan dirinya dan yang ingin dibagikan kepada siswanya. Guru dapat

xix

Page 20: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

membangun suasana yang merangsang kualitas seni melalui dorongan antusiasme

kepada siswanya dan dengan cara menyediakan rangsangan visual di dalam kelas

agar kretivitas siswanya bisa berkembang.

Semangat guru tidak boleh kendor karena peralatan dan bahan tidak terpenuhi

secara menyeluruh. Bahan-bahan alam yang tersedia di sekitar tempat belajar

dapat menjadi bahan seni. Dalam kegitan seni guru mempunyai sumber-sumber

sekolah, masyarakat, buku petunjuk, dan kekayaan bahan-bahan visual yang bisa

diperoleh dalam buku, majalah terkenal, dan benda-benda cetakan.

Guru harus berhati-hati menangani ruang yang penuh dengan anak-anak yang

sedang sibuk dengan pengalaman studionya. Tidak boleh ada kata-kata dari guru,

yang nantinya akan menjadikan siswa SD rendah diri, menjadi tidak percaya diri

lagi, atau takut melakukan suatu gerakan tari. Di belakang setiap kegiatan seni

tari-drama yang berhasil, terletak perencanaan yang dilakukan dengan hati-hati

oleh guru. Dalam hal ini yang diperlukan adalah adanya kerja sama antara guru

dengan siswa, guru yang satu dengan guru lain, guru dengan pengurus, atau

bahkan orang tua siswa.

Guru juga harus mengetahui bahwa kelas harus disiapkan sebelumnya

sehingga ruangan dan peralatan yang bisa memenuhi kebutuhan siswa tidak harus

dicari ketika pelajaran mulai berlangsung. Akan tetapi kadang-kadang siswa juga

perlu dilibatkan dalam pemenuhan kebutuhan akan peralatan tersebut.

Keputusan, pemilihan dan pertimbangan yang matang sangat diperlukan oleh

guru dalam melaksanakan pengalaman seni. Jika tidak maka guru akan tenggelam

dalam kekaburan. Jika guru tidak merencanakan kegiatan, kemungkinan besar

siswa akan jemudalam melaksanakan suatu kegiatan seni tari-drama. Untuk itu

maka guru perlu merencanaan kesempatan untuk pengalaman seni yang

kreatif.Guru perlu mengenal kehidupan siswa yang nyata dan yang khayal, yang

mendorong kemurnian siswa serta kemampuan untuk menemukan gerakan atau

nyanyian, dan menguatkannya.

Guru kelas adalah orang di sekolah yang paling mengerti bagaimana

mendorong anak agar kreatif. Guru mempunyai kesempatan untuk mengamati

anak dalam berbagai situasi dan mengenal anak secara akrab, sehingga dapat

xx

Page 21: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

mendorong anak untuk merespon secara menyeluruh terhadap situasi kehidupan

di sekitarnya. Guru juga mempunyai kesempatan untuk mempelajari antusiasme

anak, ketakutan, suasana hati, kesehatan berekspresi ego, dorongan, kebutuhan,

ambisi, keinginan, kemampuan bernyanyi, kemampuan bergerak, dan sebagainya.

Masalah pembimbingan anak adalah suatu tes harian terhadap kemampuan

guru. Hal tersebut merupakan proses yang akan terus menerus terjadi, dan dengan

demikian memerlukan koordinasi dari usaha guru, orang tua, dan masyarakat

untuk membimbing anak-anak ke arah kedewasaan dengan cara yang semestinya.

Membimbing anak dalam kegiatan seni meliputi kesadaran terhadap situasi belajar

yang baik, kesempatan untuk mencipta dan menilai.

Kebutuhan untuk memasukkan orang tua ke dalam kehidupan sekolah telah

ditekankan sebelumnya, dan dengan demikian sebaiknya dan bila mungkin guru

mengadakan pembicaraan dengan orang tua. Bimbingan terhadap anak terletak di

tangan orang tua dan guru. Membimbing potensi ekspresi anak merupakan proses

terus menerus dari masa kanak-kanak sampai dewasa. Sejak lahir hampir semua

anak mengekspresikan kesenangan dan ketidaksenanganya terhadap sesuatu.

Sambil tumbuh dan berkembang anak berusaha mengekspresikan responsinya

terhadap kehidupan melalui banyak cara.

Bermain bebas dengan imajinasi yang kreatif adalah dasar dari segala

kegiatan oleh seni. Maka dari itu sangat perlu untuk mengenal ciri-ciri atau

karakteristik anak-anak.

xxi

Page 22: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian materi di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Landasan konseptual bidang studi pendidikan kesenian yaitu dalamkurikulum

PGSD 1995, seni merupakan media ekspresi kreatif dan aspiratif yang dapat

diwujudkan melalui garis, warna, bidang dan tekstur untuk seni rupa,gerak

dan peran untuk seni tari drama, serta suara dan bunyi untuk seni musik,

dalam tata susunan yang artistik dan estetis.

2. Seni tari-drama sebagai media pendidikandi Sekolah Dasar menyajikan

kesempatan pada siswa SD untuk memperoleh pengalaman-pengalaman seni,

sebagai suatu kegiatan yang ada dalam lingkup kesadaran artistik.

3. Fungsi seni tari-drama di Sekolah Dasar yakni untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan anak, membina perkembangan estetik, dan membantu

memyempurnakan kehidupan.

4. Memahami anak Sekolah Dasar dapat diperoleh melalui perhatian yang

diberikan kepada anak serta menyesuaikan rencana pengalaman seni tari-

drama dengan tahap perkembangan yang dicapai anak.

5. Dalam memahami pengalaman seni tari-drama anak, umumnya bergantung

pada umur dan minat masing-masing anak pada pengalaman seni yang

berbeda-beda. Pengalaman seni tari drama anak yang memunculkan keunikan

meliputi sikap menjelajah pada anak-anak, masa anak-anak adalah masa umur

berkhayal, proses penemuan fakta, dan belajar melalui kegiatan berekspresi

dalam seni.

6. Profil guru yang dibutuhkan untuk membimbing seni tari-drama di sekolah

dasar adalah guru yang bersikap sebagai seorang teman, guru yang kreatif dan

sensitif (peka), sertaguru yang matang secara emosial dan intelektualnya.

xxii

Page 23: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

B. Saran

Berdasarkan uraian di atas, penulis memberikan saran atau rekomendasi

untuk:

1. Melakukan penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan hasil penulisan

makalah ini guna menjawab beberapa pertanyaan atau permasalahan yang

muncul ketika penulisan makalah ini berlangsung.

2. Dalam pembelajaran Pendidikan Seni Tari-Drama di SD, mengenai konsep

seni tari-drama, memahami anak SD, serta profil guru merupakan hal yang

penting untuk dapat dipelajari. Sebagai pembaca khususnya bagi calon

pendidik dan guru, hendaknya menjadi figur yang kreatif dan sensitif (peka),

serta guru yang matang secara emosial dan intelektualnya sehingga

pembelajaran menjadi lebih menarik.

xxiii

Page 24: hikmahhertantiani.files.wordpress.com€¦  · Web viewKELOMPOK 1. Khikmah Laelatul Utami (K7112124/ 06) Lulu Atun Nafisah (K7112134/ 10) Nila Megasari (K7112161/ 15) Hikmah Hertantiani

DAFTAR PUSTAKA

Purwatiningsih dan Ninik Harini. 2002. Pendidikan Seni Tari-Drama SD. Malang:

Universitas Negeri Malang.

Setjoatmodjo, P. 1985. Bacaan Pilihan tentang Estetika. Jakarta: Depdikbud.

Soehardjo, A.J. 1974. Menuju ke Pendidikan Seni. Malang: IKIP Malang.

xxiv