· Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang...

36
PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

Transcript of  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang...

Page 1:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

PENERANGAN, PERS DANKOMUNIKASI SOSIAL

Page 2:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat
Page 3:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

BAB XXI

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Penerangan pembangunan diperlukan untuk membina dan me-ngembangkan sikap mental yang mendukung usaha pembangunan. Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara kegiatan ini juga diperlukan untuk terus mengembangkan dan memupuk gairah rakyat dan juga aparatur negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Dalam hubungan ini kegiatan penerangan ditujukan untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai berbagai ke-giatan, makna dan tujuan pembangunan yang sedang dilakukan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan pembangunan yang dihadapi. Kegiatan penerangan juga diusaha-kan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkem-bang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat yang dengan penuh pengertian dan kesadaran berperanserta secara aktif dalam pembangunan na-sional.

B. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Sejalan dengan kebijaksanaan pembangunan nasional yang terutama berorientasi kepada rakyat di daerah pedesaan, maka kebijaksanaan penerangan pembangunan berorientasi pula kepada masyarakat pedesaan yang merupakan bagian terbesar dari selu-ruh rakyat Indonesia.

Dalam hubungan ini telah ditingkatkan usaha pemerataan informasi sampai ke desa-desa melalui: peningkatan jumlah dan kemampuan serta perluasan jaringan media penerangan seperti

1103

Page 4:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

radio, televisi, film, pers, berbagai terbitan dan pameran. Juga dipergunakan media tradisional dan forum komunikasi pe-desaan serta sarana penerangan lainnya seperti Pusat Penerangan Masyarakat (Puspenmas).

Untuk itu kemampuan sumber-sumber penyebaran informasi seperti radio, televisi, film, pers, media tradisional dan forum komunikasi pedesaan maupun kantor berita telah diting-katkan melalui perluasan jaringannya agar masyarakat lebih mudah dan cepat memperoleh informasi yang diperlukan dan re-levan baginya sehingga secara aktif berpartisipasi dalam me-mecahkan berbagai masalah pembangunan.

Untuk meningkatkan dayaguna dan hasilguna kegiatan pene-rangan, diterapkan sistem penerangan terpadu melalui kerjasa-ma antar instansi pemerintah. Hal ini telah memantapkan kesa-tuan bahasa dalam menjelaskan aspek-aspek pembangunan serta kesamaan persepsi tentang hasil-hasilnya. Hal ini dimungkin-kan oleh adanya komunikasi social yang terbuka, jujur dan bertanggungjawab antara masyarakat den Pemerintah dan antara kelompok-kelompok masyarakat sendiri.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

1. Pengembangan Kegiatan Penerangan

Dalam rangka kegiatan penerangan telah ditingkatkan pe-manfaatan berbagai media penerangan yang tersedia, baik yang dimiliki Pemerintah maupun masyarakat.

Pemerataan penerangan sampai ke daerah pedesaan dise-lenggarakan dengan memperhatikan keadaan wilayah, kebudayaan serta tingkat perkembangannya. Dalam memberikan penerangan kepada masyarakat pedesaan selalu dijaga agar sasaran orien-tasinya tetap diarahkan bagi kepentingan pembangunan pedesa-an. Penyampaian pesan-pesan penerangan yang disalurkan mela- lui media massa seperti radio, televisi, pers dan berbagai penerbitan, telah ditunjang oleh para juru penerang, pemuka masyarakat serta tokoh agama yang menjadi panutan masyarakat pedesaan. Dalam rangka pemerataan informasi telah pula ditem-patkan televisi umum di desa-desa yang telah terjangkau oleh siaran TVRI. Jumlah televisi umum yang telah ditempatkan men-capai 54.318 buah pada tahun 1987/88 dibandingkan 29.866 pada tahun 1982/83 (Tabel XXI-2).

1104

Page 5:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

Sebagai tindak lanjut pemanfaatan pesan-pesan penerangan tersebut bagi masyarakat diusahakan tumbuhnya paguyuban dalam bentuk kelompok-kelompok pendengar, pembaca dan pirsawan yang dikenal dengan nama Kelompencapir.

Sejalan dengan itu, untuk meningkatkan kemampuan opera-sional penerangan terpadu, di bidang penerangan daerah telah diselenggarakan pula Forum Komunikasi dan Koordinasi Operasi Penerangan (FOKKOPEN) di berbagai wilayah dengan mengikutser-takan kelompok-kelompok masyarakat pedesaan. Upaya tersebut telah dilakukan di seluruh propinsi dengan tema yang bertuju-an mendukung pelaksanaan program-program pembangunan, baik yang bersifat sektoral, lintas, sektoral maupun yang bersifat kampanye nasional.

Karena pembangunan nasional melibatkan berbagai instansi yang memerlukan dukungan penerangan, maka telah dikembangkan suatu sistem mekanisme penerangan yang dapat menjamin adanya keterpaduan secara fungsional. Untuk itu telah ditumbuhkan iklim penerangan terpadu, pembinaan kerja sama yang erat baik antar unsur-unsur penerangan Pemerintah, maupun dengan unsur komunikasi antar masyarakat sendiri. Keterpaduan fungsional tersebut diikuti oleh suatu keterpaduan operasional penerang-an di Pusat dan daerah dalam bentuk Badan Koordinasi Kehumas-an (BAKOHUMAS), dan Pusat-pusat Penerangan Masyarakat (Pus-penmas) di daerah. Jumlah Puspenmas yang telah dibangun sam-pai dengan tahun 1987/88 adalah 275 buah dibandingkan 240 buah pada tahun 1982/83 (Tabel XXI-1).

Untuk mendukung keberhasilan usaha-usaha penerangan, te-lah ditingkatkan kemampuan kader-kader penerangan terutama pada tingkat desa, antara lain dengan menyelenggarakan sara-sehan-sarasehan Gerakan Pembangunan Desa. Di samping itu te-lah dilakukan pula upaya peningkatan kemampuan aparat pene-rangan di daerah dengan dilengkapi oleh sarana pendukung ke-giatan penerangan berupa buku-buku rujukan dan film-film do-kumenter, kaset video, slide yang bertemakan pembangunan, serta peralatan audio visual. Dengan pengadaan bahan-bahan tersebut diharapkan aparat penerangan di daerah dapat lebih meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan wawasan berpikirnya.

Kegiatan Pameran Pembangunan yang merupakan visualisasi laporan pelaksanaan pembangunan nasional maupun pembangunan daerah dilaksanakan secara periodik di tingkat Pusat maupun daerah. Kegiatan pameran ini sekaligus menjadi wahana untuk

1105

Page 6:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

TABEL XXI – 1JUMLAH PUSPENMAS

1982/83 – 1987/88(buah)

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1106

Page 7:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

TABEL XXI – 2JUMLAH TELEVISI UMUM

1982/83 – 1987/88(buah)

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1107

Page 8:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

mempromosikan hasil-hasil nyata pembangunan khususnya produk-si dalam negeri yang pada gilirannya akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara.

Kegiatan penerangan luar negeri diarahkan untuk mening-katkan kualitas materi penerangan yang mendukung peningkatan citra positif Republik Indonesia dan mendukung diplomasi In-donesia di luar negeri melalui kerjasama antar departemen. Untuk keperluan tersebut telah diterbitkan bahan-bahan pene-rangan dalam bahasa Inggris, Perancis maupun bahasa Arab, serta bahan penerangan untuk jenis media lainnya seperti film dan kaset video.

Dalam rangka meningkatkan peranan wanita dalam pemba-ngunan telah dilakukan pula peningkatan kemampuan para juru penerang wanita agar sebagai sumber daya manusia yang teram-pil dapat lebih berperanserta secara aktif dalam berbagai aspek kehidupan bangsa. Di samping itu dilakukan pembuatan paket-paket siaran wanita melalui siaran televisi dan radio.

2. Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film

Kebijaksanaan pembangunan di bidang radio, televisi dan film ditujukan untuk meningkatkan perluasan jangkauan siaran radio dan televisi serta perluasan peredaran film dengan me-ningkatkan mutu dan teknik penyajiannya yang berisikan pe-san-pesan yang menunjang peningkatan tenaga dan mutu kehidup-an masyarakat.

Radio Republik Indonesia (RRI) terus ditingkatkan jumlah dan mutu acara dan siarannya agar mampu menjangkau masyarakat di seluruh wilayah Indonesia maupun luar negeri. Di samping itu tetap diutamakan pemerataan informasi ke daerah pedesaan melalui peningkatan daya pancar RRI ke pedesaan dengan seka-ligus mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mencerna dan memahami serta memanfaatkan informasi yang diterima melalui Kelompok Pendengar.

Sementara itu siaran TVRI semakin ditingkatkan kemampuan dan dayagunanya melalui pemerataan informasi, terutama bagi masyarakat pedesaan yang kurang mampu mencerna komunikasi tertulis. Melalui berita TVRI serta acara khusus pedesaan te-lah disebarluaskan hasil-hasil pembangunan yang dicapai dalam program pangan, perkoperasian, kependudukan, P4, ekspor non-migas dan pariwisata, yang pada gilirannya membantu mening-

1108

Page 9:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

katkan kebanggaan dan harga diri masyarakat pedesaan.

Pembinaan dan pengembangan berbagai kegiatan perfilman dan video nasional tetap berorientasi pada upaya meningkatkan mutu, citra, volume produksi dan kelancaran peredaran serta pemasaran film dan rekaman video nasional di dalam dan di luar negeri. Produksi tetap diarahkan pada pengadaan film-film nasional yang bermutu dan bernilai budaya dan mendidik.

a. Pengembangan di bidang radio

RRI mengadakan peningkatan jam, kualitas, dan penyebar-an siaran dengan tetap berorientasi pada masyarakat pedesa-an. Siaran mengutamakan pemerataan informasi melalui perluas-an jangkauan pancaran siaran, sekaligus mengembangkan dan me-ningkatkan kualitas kelompok pendengar siaran pedesaan. Dalam tahun 1987/88 jumlah kelompok pendengar yang tersebar di se-luruh pelosok tanah air tercatat 52.000 kelompok dibandingkan 39.200 kelompok pada tahun 1982/83 (Tabel XXI-3). Untuk meng-gairahkan partisipasi kelompok siaran pedesaan dilaksanakan pula Lomba Siaran Pedesaan. Dalam rangka meningkatkan pela-yanan informasi pembangunan, sejak awal September 1983 seba-nyak 37 dari 49 stasiun RRI sudah beroperasi 24 jam, sedang-kan stasiun-stasiun RRI yang belum mampu beroperasi 24 jam juga telah meningkatkan acara siarannya secara bertahap.

Khusus untuk memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) secara nasional diselenggarakan acara "Forum Negara Pancasila". Demikian juga acara penyuluh-an hukum disiarkan secara nasional. Untuk khalayak warga ne-gara Indonesia yang berada di luar negeri dan masyarakat asing, siaran luar negeri RRI (Suara Indonesia) terus meng-udara selama 11,5 jam sehari dengan menggunakan bahasa Ing-gris, Perancis, Spanyol, Arab, Mandarin, Melayu, Jepang, Jar-man dan Thai, di samping bahasa Indonesia sendiri.

Dalam rangka menunjang usaha pencerdasan bangsa, sejak tahun 1987/88 telah dimulai siaran pendidikan SMP Terbuka melalui siaran radio di lima propinsi, yaitu di Tanjung Ka-rang (Lampung), Cirebon (Jawa Barat), Tegal (Jawa Tengah), Jember (Jawa Timur) dan Mataram/Lombok (Nusa Tenggara Barat). Hal ini merupakan perluasan peranserta dalam pendidikan me-lalui siaran radio. Sejak bulan Desember 1984 telah dilaksa-nakan pula siaran pendidikan untuk Universitas Terbuka.

1109

Page 10:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

Liputan nasional dan internasional berupa siaran lang-sung semakin ditingkatkan, seperti peringatan hari berseja-rah, siaran olahraga dan lain-lain.

Dalam usaha menunjang pembangunan pertanian telah di-tingkatkan acara siaran pedesaan, yang melibatkan 49 stasiun penyelenggara RRI dan 109 stasiun penyelenggara radio milik Pemerintah Daerah.

Sementara itu telah ditingkatkan pula jumlah dan daya pancar RRI sehingga dalam tahun 1987/88. pemancar RRI berjum-lah 324 buah dengan kekuatan terpasang 2.998,9 KW dibanding-kan dengan 300 buah dengan kekuatan terpasang 2.747 KW pada tahun 1982/83 (Tabel XXI-3). Untuk mendukung produksi siaran, upaya rehabilitasi pemancar dan peralatan studio diteruskan.

Dalam hubungan internasional dilanjutkan pertukaran pa-ket acara siaran dengan negara-negara ASEAN dan ABU (Asia Pa-cific Broadcasting Union). Khusus dengan Malaysia terus ber-langsung pertukaran program dan produksi berupa "Pilihan Pen-dengar dan acara "Berbalas Pantun" seminggu sekali.

b. Pengembangan di bidang televisi

Kegiatan siaran nasional TVRI dilanjutkan dengan siaran regional sebagai pelengkap. Di samping itu diadakan pemerata-an produksi acara ke sepuluh stasiun penyiaran yang ditunjang oleh sepuluh Stasiun Produksi Keliling (SPK).

Jumlah jam siaran seluruh stasiun TVRI pada tahun 1987/ 88 mencapai 26.674 jam dibandingkan dengan 25.965 jam pada tahun 1982/83 (Tabel XXI-4). Penurunan jumlah paket produksi sendiri dari 88% dalam tahun 1982/83 menjadi 80% pada akhir tahun 1987/88 disebabkan antara lain karena peningkatan ker-jasama pertukaran berita dan paket acara siaran dengan ba-dan-badan siaran internasional seperti Perhimpunan Penyiaran Asia Pasifik (ABU), Broadcasting Organisation of Non Aligned Countries (BONAC), NHK Jepang, International Broadcasting So-ciety, RTM (Malaysia) serta negara-negara ASEAN (Tabel XXI-5)

Peningkatan jumlah jam siaran TVRI dimungkinkan oleh bertambahnya jumlah stasiun pemancar/penghubung televisi. Da-lam tahun 1987/88 tercatat 10 stasiun penyiaran (studio) TVRI, 240 stasiun pemancar/penghubung, serta 10 Stasiun Pro-

1110

Page 11:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

TABEL XXI - 3

JUMLAH STASIUN DAN KEKUATAN PEMANCAR RRI,JUMLAH KELOMPOK PENDENGAR SIARAN PEDESAAN

DAN STASIUN PENYELENGGARANYA,1982/83 - 1987/88

U r a i a n Satuan 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88*)

Stasiun Penyiaran buah 49 49 49 49 49 49

Stasiun Pemancar buah 300 300 301 324 324 324

Kekuatan Pemancar KW 2.747 2.947 2.997 2.998,9 2.998,9 2.998,9

Jumlah kelompokpendengar

Stasiun Penyelenggara:

kelompok 39.200 39.200 44.006 47.340 52.000 52.000

- Stasiun RRI

- Stasiun RPD (Radio

buah 49 49 49 49 49 49

Pemerintah Daerah) buah 108 108 109 109 109 109

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

TABEL XXI – 4

JUMLAH JAM SIARAN SERTA IMBANGAN JENIS SIARAN TVRI1982/83 - 1987/88

U r a i a n 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88*)

Jam Siaran 25.965 25.970 26.462 26.674 26.674 26.674

Berita/Penerangan (28%) (27%) (28%) (28%) (28%) (28%)

Pendidikan/Agama (23%) (24%) (23%) (23%) (26%) (26%)

Hiburan/Seni Budaya (47%) (47%) (47%) (47%) (44%) (44%)

Lain - lain (2%) ( 2%) ( 2%) ( 2%) ( 2%) ( 2%)

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1111

Page 12:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

TABEL XXI - 5JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI TVRI JAKARTA

BERDASARKAN PRODUKSI SENDIRI DAN ASING,1982/83 - 1987/88

U r a i a n 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88*)

Jumlah Jam Siaran Rata-rataper hari TVRI Jakarta 8 8 8 8 8 8

- Produksi Sendiri(Dalam Negeri)

(88%) (88%) (88%) (88%) (80%) (80%)

- Produksi Asing (12%) (12%) (12%) (12%) (20%) (20%)

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1112

Page 13:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

duksi Keliling (SPK), dengan kemampuan luas jangkauan siaran sekitar 600.500 km2 dan menjangkau penduduk dalam daerah pan-caran sebanyak 115,4 juta orang dibandingkan pada tahun 1982/83 sebanyak 9 stasiun penyiaran (studio), 186 stasiun pemancar/penghubung, serta 10 Stasiun Produksi Keliling (SPK), dengan kemampuan luas jangkauan siaran sekitar 495,6 km2 dan terbatas pada jangkauan penduduk dalam daerah pancar-an sekitar 95,5 juta orang (Tabel XXI-6 dan Tabel XXI-7).

Dalam rangka pengembangan TVRI dan sesuai dengan kemaju-an teknologi serta peranan TVRI dalam masyarakat, telah di-bangun studio alam TVRI di Cimanggis/Bogor, yang diperlukan sebagai tambahan sarana produksi acara-acara siaran, seperti acara-acara kebudayaan, acara musik tradisional dan drama.

Untuk penyebar luasan P4, siaran TVRI melaksanakan ber-bagai acara termasuk Gema Pancasila. Demikian pula dalam rangka meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan diadakan aca-ra-acara Cerdas Cermat, dan Cepat Tepat untuk pelajar SD sam-pai dengan SMTA. Selain itu dilanjutkan acara-acara seperti Dunia Ilmu Pengetahuan, Hasta Karya dan Lomba Karya Remaja, Siaran Universitas Terbuka dan sebagainya. Dalam usaha penye-baran pengetahuan teknis pertanian dilanjutkan mata acara Kuis Tani Siaran Pedesaan, Asah Terampil antar Kelompencapir dan sebagainya.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan wanita dalam berba- gai bidang dan pembangunan dilanjutkan acara-acara seperti Siaran Wanita dan Pembangunan.

Khusus untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahraga-kan masyarakat dilanjutkan dan ditingkatkan mutu acara-acara siaran olah raga sekaligus menunjang semangat para olahraga-wan untuk meningkatkan prestasi nasional. Untuk perluasan ca-krawala keolahragaan, dilanjutkan acara "International Sport", acara pertandingan olahraga "Dari gelanggang ke ge-langgang" dan lain-lain seperti "Arena dan Juara".

Selanjutnya semenjak awal Januari 1983 telah diadakan siaran televisi setengah jam per hari dalam bahasa Inggris melalui program saluran 8 Jakarta dan Stasiun Denpasar/Bali. Siaran tersebut bertujuan membangun citra positif Indonesia dan memberi informasi tentang usaha-usaha pembangunan Indone-sia pada kalangan wisatawan asing dan mereka yang berdomisili sementara di Indonesia.

1113

Page 14:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

TABEL XXI - 6

PERKEMBANGAN JUMLAH STUDIO, STASIUN PEMANCAR/PENGHUBUNG DAN UNIT PRODUKSI KELILING TVRI,

1982/83 - 1987/88(buah)

U r a i a n 1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88*)

Stasiun Penyiaran (Studio) 9 9 9 9 10 10

Stasiun Pemancar/Penghubung 186 200 203 204 236 240

Unit Produksi Keliling 10 10 10 10 10 10

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1114

Page 15:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

TABEL XXI – 7

LUAS DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK DALAM DAERAH PANCARAN TVRISERTA JUMLAH PESAWAT TELEVISI YANG TERDAFTAR

1982/83 – 1987/88

Catatan : Dibandingkan dengan akhir Pelita III maka pada tahun1987/88 terjadi :

- Perluasan daerah pancaran televise sebanyak + 21, 16%- Perluasan jangkauan pemirsa siaran televise sebanyak

+ 20,84%- Pertambahan jumlah pesawat penerima televise milik

Masyarakat 19 %*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1115

Page 16:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

Produksi film televisi dilanjutkan khususnya dalam usaha produksi dan siaran acara seri ACI (Aku Cinta Indonesia), film Perjuangan/Sejarah Indonesia dan drama.

c. Pengembangan di bidang film

Perfilman dan rekaman video nasional ditujukan pada usa-ha peningkatan mutu dan jumlah produksi film dalam negeri serta kelancaran peredaran dan pemasarannya di dalam dan luar negeri.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir hingga tahun 1987/88 telah diproduksi 1.027 judul film, antara lain terdi-ri dari film penerangan, film pengenalan sejarah dan film se-ri boneka "si Unyil", di bandingkan dengan jumlah produksi 210 judul pada tahun 1982/83.

Produksi film nasional yang dilakukan oleh pihak swasta tetap dikaitkan dengan usaha pembinaan budaya bangsa yang mencerminkan sifat pendidikan budaya siarannya.

Usaha promosi dan pemasaran film Indonesia ke luar nege-ri dilanjutkan antara lain melalui keikutsertaan film Indone-sia dalam festival film dan pekan film internasional. Di sam-ping itu digalakkan produksi bersama dengan pihak produser negara lain, khususnya negara-negara ASEAN.

Dalam rangka keikutsertaan dalam festival film interna-sional tersebut, pada tahun 1982 telah diikuti festival film internasional di Swiss, tahun 1984 di Hongkong, tahun 1985 di Tokyo, tahun 1986 di London, Cairo, Toronto, Melbourne dan Hongkong, dan tahun 1987 di New Delhi, Calcutta, Pyongyang, Tokyo, Paris, Melbourne, dan Honolulu. Di samping itu Festi-val Film Asean XIII telah diselenggarakan di Jakarta (1984) di samping Festival Film Asean ke XIV (1985) di Singapura. Festival Film Indonesia telah diadakan di Yogyakarta (1984), Bandung (1985) dan di Jakarta (1986).

Jumlah produksi film nasional pada tahun 1987/88 meng-alami penurunan menjadi 22 buah dibandingkan dengan 51 buah pada tahun 1982/83 (Tabel XXI-8). Penurunan jumlah produksi ini disebabkan antara lain karena makin meningkat dan terse-barnya film televisi dan kaset video.

Untuk mencegah dampak negatif film terhadap masyarakat

1116

Page 17:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

TABEL XXI – 8

JUMLAH PRODUKSI FILM CERITA NASIONALDAN IMPOR FILM CERITA KOMERSIAL

1982/83 – 1987/88

Catatan : Produksi film cerita nasional dalam Repelita IVDibandingkan dengan akhir Repelita III mengalamiKenaikan dari 20,48 % produksi dalam negeri menjadi29,0 %

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1117

1117

Page 18:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

dilanjutkan kegiatan melalui usaha-usaha penyensoran. Dalam lima tahun terakhir (1983/84 - 1987/88) telah dilaksanakan penyensoran film komersial produksi nasional 447 buah dan film impor 1.019 buah; film bukan komersial produksi nasional 858 buah dan film impor 4.001 buah; serta kaset video produksi nasional 561 buah dan impor 2.925 buah (Tabel XXI-9).

3. Pembinaan dan Pengembangan Pers

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari media komunika-si massa, pers ikut memelihara dan meningkatkan semangat pengabdian dan perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, mempertebal rasa tanggungjawab dan disiplin nasional, mengembangkan kebudayaan dan kepribadian Indonesia, serta menggairahkan peranserta masyarakat dalam pembangunan.

Pers ikut mewujudkan kerangka landasan pembangunan mela-lui peningkatan kesadaran anggota masyarakat akan kebenaran Pancasila dan karenanya bersedia berpartisipasi dalam memben-tuk masyarakat Pancasila serta masyarakat adil dan makmur di masa depan. Dalam lingkup tersebut maka pers nasional diarah-kan pada terwujudnya pers nasional yang sehat, bebas dan ber-tanggungjawab berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Dalam kurun waktu 1983/84 - 1987/88 sebagai kelanjutan dan penyempurnaan pembinaan dan pengembangan pers nasional, antara lain telah dilaksanakan

a. Koran Masuk Desa (KMD), yang membantu perkembangan pers propinsi serta meningkatkan arus informasi ke desa-desa kini telah menjangkau semua kabupaten/kotamadya. Perkem-bangan sirkulasi koran masuk desa terlihat dari sirkulasi yang mencapai jumlah 58.325.000 eksemplar sampai dengan tahun 1987/88, dibandingkan dengan 12.480.000 eksemplar pada tahun 1982/83 (Tabel XXI-10).

b. Kegiatan lokakarya Pers dan Karya Latihan Wartawan untuk 35 orang peserta demi peningkatan pengetahuan jurnalistik para wartawan, yang bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi.

c. Pengadaan dan penyebarluasan 14.000 buku penerbitan ten-tang berbagai kebijaksanaan Pemerintah, seperti Himpunan Lembaran Negara/Tambahan Lembaran Negara, Himpunan Kepu-tusan/TAP MPR, Himpunan Pidato Presiden, dan lain-lain.

1118

Page 19:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

TABEL XXI – 9HASIL PELAKSANAAN PENYENSORAN FILM DAN KASET VIDEO

1982/83 – 1987/88(buah)

Catatan : - film komersial dan non komersial produksi dalamNegeri meningkat- impor film meningkat- produksi kaset video dalam negeri meningkat- impor kaset video meningkat

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1119

Page 20:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

TABEL XXI – 10

KORAN MASUK DESADI 26 PROPINSI

1982/83 – 1987/88

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

1120

Page 21:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

d. Latihan Kerja Pengelola usaha Grafika Pers di Semarang yang diikuti 100 orang peserta serta Latihan Kerja Tekno-logi Grafika di Banda Aceh dan Ambon dengan 40 orang pe-serta.

4. Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Kegiatan penelitian, pengembangan penerangan dan komuni-kasi sosial pada dasarnya diarahkan untuk membantu perumusan kebijaksanaan penerangan dan komunikasi sosial dalam rangka pengembangan sistem informasi nasional terhadap pelaksanaan pembangunan nasional.

Sejak tahun 1982/83 sampai dengan tahun 1987/88 telah diadakan 65 kegiatan penelitian yang meliputi :

1) Penelitian untuk mengetahui efektivitas pelayanan pene-rangan dan komunikasi sosial antara masyarakat dan peme-rintah, seperti tentang: efektivitas pameran dan sosio-drama; efektivitas pameran pembangunan; pendapat pers dan masyarakat mengenai masalah pembangunan; persepsi masyarakat terhadap siaran radio swasta niaga; dampak informasi pembangunan bagi masyarakat pedesaan; pola pen-carian informasi di daerah transmigrasi; pendapat umum tentang Pemilu tahun 1987.

2) Penelitian tentang kondisi dan kemampuan sarana dan pra-sarana penerangan, antara lain meliputi masalah-masalah keadaan tenaga teknik radio; teknik televisi, teknik film dan teknik grafika; pengembangan pola acara siaran TVRI yang berorientasi kepada pembangunan dan khalayak; peningkatan sistem penyebaran informasi pembangunan me-lalui radio, televisi dan peran juru penerang; kekuatan perangkat keras RRI/TVRI di Pusat dan Daerah; siaran RRI program 24 jam dan dampaknya; sistem siaran luar negeri RRI (Suara Indonesia); pengaruh siaran iklan RRI.

3) Penelitian kemampuan/mutu dan kualitas aparatur pene-rangan yang meliputi, antara lain: penelitian dan pe-ngembangan energi surya untuk keperluan siaran radio dan televisi; pengembangan/penyusunan pedoman pembinaan ke-lompencapir maupun juru penerang; pola operasional di puspenmas; klasifikasi pengembangan sistem pengolahan audio visual dan pemikrofilman dokumentasi.

4) Penelitian tentang terbitan, yang meliputi antara lain: penelitian standarisasi ukuran dan format penerbitan pe-

1121

Page 22:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

merintah; studi analisa isi majalah di Indonesia; pemba-kuan (standarisasi) penerbitan; analisa media massa me-ngenai kebijaksanaan pemerintah; pengamatan pendapat umum melalui media cetak (pers) dan analisa isi pers dalam rangka terwujudnya jurnalisme pembangunan; per-edaran Koran Masuk Desa (KMD) dan distribusi Surat Kabar Untuk Desa (SKUD).

5. Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Pendidikan dan latihan aparatur, penerangan bertujuan meningkatkan kemampuan dan mutu pelayanan, kesetiaan serta semangat pengabdian.

Sehubungan dengan itu telah dilanjutkan Pendidikan Pega-wai Staf Departemen (PPSD), Sekolah Staf Pimpinan Administra-si Penerangan (SESPAPEN), Sekolah Pimpinan Administrasi Ting-kat Madya (SEPADYA), Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Lanjutan (SEPALA), Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Da-sar (SEPADA), Pendidikan Juru Penerang dan Teknik Penerangan.

Dalam tahun 1982/83 telah dididik sebanyak 1.330 orang peserta dan sampai dengan tahun 1987/88 telah mencapai 5.833 orang peserta.

Khusus di bidang radio, pendidikan dan latihan meliputi antara lain teknik perawatan studio dan pemancar, perencanaan siaran, dan produksi siaran yang dalam tahun 1982/83 telah diikuti oleh 273 orang peserta dan sampai dengan tahun 1987/88 telah mencapai 1.218 orang peserta. Di bidang tele-visi penyelenggaraan pendidikan dan latihan mencakup kegiatan siaran, teknik perawatan studio, teknik operasi dan perawatan pemancar serta produksi drama. Dalam tahun 1982/83 telah di-didik sebanyak 627 orang peserta dan sampai dengan tahun 1987/88 telah mencapai 2.104 orang peserta. Demikian pula pendidikan dan latihan perfilman yang antara lain mencakup juru kamera dalam air, laboratorium, penyuntingan, penulisan skenario. Dalam tahun 1982/83 telah dididik sebanyak 75 orang peserta dan sampai dengan tahun 1987/88 telah mencapai 365 orang peserta.

Di samping itu di Pusat Latihan Multi Media (MMTC) di Yogyakarta telah diselenggarakan pendidikan dan latihan ahli radio dan televisi yang mencakup kemampuan teknik peralatan, produksi siaran serta peliputan. Angkatan I tahun 1985/86 dan

1122

Page 23:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat

angkatan II tahun 1986/87 telah diikuti oleh 80 orang peserta serta angkatan III tahun 1987/88 diikuti oleh 60 orang peser-ta, sehingga sampai dengan tahun 1987/88 telah mencapai 140 orang peserta.

1123

Page 24:  · Web viewKegiatan penerangan juga diusahakan agar pers mampu menampung aspirasi positif yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat