kurniawanpagaralam.files.wordpress.com€¦ · Web viewDi dalam laboratorium dapat ditemukan...
Transcript of kurniawanpagaralam.files.wordpress.com€¦ · Web viewDi dalam laboratorium dapat ditemukan...
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
NAMA : KURNIAWAN SAPUTRA
NPM : E1C014001
PRODI : PETERNAKAN
KELOMPOK : 2 (DUA)
HARI/JAM : RABU 5 NOVEMBER 2014/ 10.00 WIB
Ko Ass : 1. SITTI UMROH
2. NURUL KHASANAH
DOSEN : FITRI ELECTRIKA DEWI S. STP, M.Sc
OBJEK PRAKTIKUM : PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang
sangat pesat, antara lain ditemukannya bahan kimia yang bermanfaat dan sangat
penting. Dalam kehidupan kita sehari-hari, makanan minuman, sampai ke produk
kosmetik yang kita pakai pun sebagian besar berasal dari produk kimia. Oleh karena
itu, kita harus mengenal bahan-bahan kimia dan alat-alat untuk menggunakannya
didalam laboratorium.
Di dalam laboratorium dapat ditemukan berbagai macam alat yang terbuat dari
kaca, pelastik, karet, logam dan lain-lain. Peralatan tersebut ada yang berfungsi sebagai
wadah dan pengukuran volume. Wadah dan pengukuran volume ada yang ditera
dengan teliti, seperti alat ukur pipet volumetrik, pipet mohr, labu takar dan buret serta
ada yang tidak perlu ditera dengan teliti. Pengukuran dengan alat-alat tersebut akan
mempengaruhi hasil praktikum secara kuantitatif.
Selain itu kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila
alat yang akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, misalnya pada alat tersebut masih tersisa zat kimia, maka zat tersebut dapat
saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan
kegagalan dalam praktikum. Tentunya mengenal dan memahami alat laboratorium
sangatlah penting bagi praktikan agar praktikum berjalan lancar.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium
2. Mahasiswa mengetahui jenis, sifat, dan fungsi zat kimia
3. Mahasiswa mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat laboratorium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja
serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam
diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa,
gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu
juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan
kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk
mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan
pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer,
corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki
kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam
melaksanakan praktikum (Subroto, 2000).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan
digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-
hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk
memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan
yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan
volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang
gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang
tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan yang
tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang
berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang
secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang
merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat
seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik.
Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa
benar-benar bersih.
Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam, mungkin perlu
digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan
permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali
dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mongering sendiri. (Day
dan Underwood, 1999).
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan
alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan
timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan
maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut
masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994).
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di
laboratorium. Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga
tidak. Jika tidak, berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya
yang keliru. Ada hipotesis, seperti yang dirumuskan Einstein, belum dapat diuji
kebenarannya sampai saat ini, karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu
penelitian memerlukan dana, tenaga dan waktu yang banyak, maka kesalahan hipotesis
akan mengakibatkan percobaan yang dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya
harus sesuai dengan petunjuk. Demikian juga dengan pemakaian alat laboratorium yang
sebagian terbuat dari gelas yang mudah pecah (Syukri, 1999).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Dalam praktikum kali ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu:
1. Berbagai macam alat-alat Laboratorium
-Gelas piala -Pipet tetes -Penjepit tabung reaksi -Klem utilitas
-Erlenmeyer -Pipet volum -Statif dan klem -oven
-Labu ukur -Pipet gondok -Sikat tabung reaksi -cawan penguap
-Petridish -Kaki tiga -Segitiga -Hot Plate
-Gelas ukur -Sudip/spatula -Bola hisap -Timbangan analitis
-Kaca arloji -Corong pisah -Lampu spiritus
- Bunsen -Desikator - Tabung reaksi
- Tanur -Buret - Batang pengaduk
-Mortal -Corong -Botol semprot
-Krush - Kawat kasa - Rak tabung reaksi
2. Buku penuntun praktikum kimia
3. Alat tulis (buku, pena, dll)
3.2 Prosedur Kerja
1. Siapkan buku penuntun praktikum kimia
2. Siapkan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting selama praktikum berlangsung
3. Perhatikan penjelasan dari Ko Ass mengenai alat-alat laboratorium
4. Catat fungsi dari setiap alat-alat yang laboratorium yang disebutkan satu persatu
oleh Ko Ass di buku penuntun praktikum kimia
5. Acc hasil pengamatan/catatan mengenai fungsi dari alat-alat laboratorium oleh Ko
Ass
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil pengamatan
NO Nama dan Gambar Alat Fungsi
1 Gelas piala -Tempat untuk menyimpan larutan, bisa juga untuk
tempat memanaskan dan menguapkan larutan
2 Erlenmeyer -Tempat mereaksikan/mencampur zat
-Tempat untuk zat yang akan dititrasi
3 Labu ukur -Untuk membuat larutan
-Untuk mengencerkan larutan
4 Petridish -Sebagai tempat membiakkan mikroba
5 Gelas ukur -Untuk mengukur volume larutan
6 Kaca arloji -Wadah untuk menimbang
7 Tabung reaksi -Untuk mereaksikan dua zat dalam skala kecil
8 Cawan penguap -Untuk mengeringkan suatu bahan di dalam oven
atau desikator
9 Mortal -Untuk menghancurkan zat yang masih bersifat padat
atau kristal
10 Krush -Untuk memanaskan logam-logam, terbuat dari
bahan porselen dan bersifat inert (tidak bereaksi
terhadap bahan)
11 Pipet tetes -Untuk meneteskan atau mengambil larutan dalam
jumlah kecil
12 Pipet volum -Untuk mengukur volume larutan
13 Pipet gondok -Digunakan untuk mengambil larutan dalam volume
tertentu
14 Batang pengaduk -Untuk mengaduk sesuatu, baik yang akan
direaksikan maupun saat reaksi sementara
berlangsung
15 Sudip/spatula -Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk
padatan. (untuk bahan/zat yang bereaksi dengan
logam digunakan spatula yang terbuat dari bahan
plastik)
16 Corong pisah -Untuk memisahkan dua larutan yang tidak
bercampur karena adanya perbedaan masa jenis.
(biasanya digunakan pada proses ekstraksi)
17 Desikator -Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas
dari air dan mengeringkan zat-zat di dalam
laboratorium
18 Buret -Digunakan untuk titrasi, tetapi pada keadaan
tertentu bisa digunakan untuk mengukur volume
suatu larutan
19 Corong -Digunakan untuk memasukkan/memindahkan
larutan dari satu tempat ke tempat yang lain
20 Rak tabung reaksi -Digunakan pada saat melakukan percobaan yang
membutuhkan banyak tabung reaksi dan sebagai
tempat meletakkan tabung reaksi
21 Penjepit tabung reaksi -Untuk menjepit tabung reaksi
22 Statif dan klem -Untuk menjepit soflet pada proses ekstraksi
-Untuk menjepit biuret pada proses titrasi
-Untuk menjepit konektor pada proses destilasi
23 Sikat tabung reaksi -Untuk menyikat tanung reaksi ketika mencucinya
24 Segitiga -Untuk meletakkan gelas piala atau erlenmeyer
ketika dipanaskan
25 Bola hisap -Untuk menghisap larutan yang akan di pindahkan
dari botol larutan
26 Lampu spiritus -Untuk membakar zat atau memanaskan larutan
27 Bunsen -Untuk memanaskan larutan dan dapat pula
digunakan untuk sterilisasi dalam suatu proses
28 Kaki tiga -Sebagai penyangga pembakar spritus
29 Botol semprot -Tempat melatakkan aquades
30 Kawat kasa -Sebagai alas atau untuk menahan labu/beker pada
waktu pemanasan
31 Klem utilitas -Sebagai penjepit alat-alat gelas seperti erlenmeyer, gelas piala, dll
32 Oven -Alat untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan
-Untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan
basah
-Suhu 100-150 derajat Celsius
33 Tanur -Berfungsi sama dengan oven, tapi suhunya di atas
200 derajat Celsius
34 Hot plate -Berfungsi sebagai pemanas
35 Timbangan analitis -Untuk menimbang zat
4.2 Pembahasan
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam
diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin,
kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin).
Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus
diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah,
sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet
ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti,
pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain.
Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna
untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum. Gelas kimia tinggi
berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya, terbuat dari kaca borosilikat
yang tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan dan media
pemanasan cairan. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu
dikeringkan dengan lap. Simpan larutan didalamnya. Erlenmeyer yaitu berupa gelas
yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya,
berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan cara menggunakannya yaitu
dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan
dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu erlenmeyernya
larutan, menampung filtrate hasil penyaringan, dan menampung titran ( larutan yang
dititrasi) pada proses filtrasi.
Labu ukur yaitu labu dengan leher yang panjang dan bertutup, terbuat dari kaca
dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai berfungsi untuk membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Cara menggunakannya yaitu
dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan kain lap. Kemudian dimasukkan
larutan yang akan diencerkan atau masukkan zat dengan bantuan kertas isap, agar zat
tidak menempel pada dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk
melarutkannya. Lalu paskan dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan. Petridish
yaitu tempat untuk membiakkan mikroba. Gelas ukur yaitu berupa gelas tinggi dengan
skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas,
berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah tertentu.
Kaca arloji yaitu terbuat dari kaca bening dan memiliki berbagai ukuran
berfungsi sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat
menimbang bahan kimia, dan tempat untuk mengeringkan padatan dalam
desikator. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu dengan tissue atau
lap, kemudian letakkan di atas gelas kimia jika akan digunakan sebagai tutup gelas
kimia, atau letakkan bahan kimia yang akan ditimbang di atas kaca arloji tersebut.
Tabung reaksi yaitu berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat
dari kaca borosilikat tahan panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan
kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil. Cara menggunakannya
yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua dm setelah itu lap
dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi.
Cawan yaitu terbuat dari porselen, berfungsi untuk mrnguapkan
larutan.masukkan bahan atau larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah itu
panaskan atau uapkan ke dalam oven. Mortar dan Pastle terbuat dari kaca, porselen,
atau batu granit berfungsi untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan. Cara
menggunakannya yaitu masukkan bahan kimia berupa padatan ke dalam lumpang
(Mortar) dan gerus hingga halus menggunakan alu (Pastle). Krush terbuat dari
persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam. Pipet tetes untuk
meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil. Pipet volume untuk
mengukur volume larutan.
Pipet gondok adalah alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
maupun takaran bebas, berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
secara tepat (pipet seukuran), mengukur dan memindahkan larutan dengan volume
tertentu secara tepat (pipet berukuran), dan untuk mengambil cairan dalam skala kecil
(pipet tetes). Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur.
Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan melihat
meniscus ke bawah.
Batang pengaduk terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk mengaduk
cairan kimia dalam gelas kimia. Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan
batang pengaduk, lalu amati. Sudip/Spatula berupa sendok panjang dengan ujung
atasnya datar, terbuat daristainless steel atau alumunium berfungsi untuk mengambil
bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan. Ambil
bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan di tempat
menyimpan bahan seperti kaca arloji.
Corong pisah terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk
seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek
berfungsi untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya
perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi. Desikator
berfungsi untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-
zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator
vakum.
Buret berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi
untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan batang
pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan kerannya dan tetesannya
apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan larutan yang akan dimasukkan ke
dalam buret, periksa apakah ada gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk
mengeluarkan larutannya.
Corong digunakan untuk memasukan atau memidahkan larutan penyaringan
setelah diberikertas saring. Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang –
lubang seukuran tabung reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.
Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang – lubang yang
ada dalam rak tabung reaksi. Penjepit tabung reaksi untuk menjepit tabung reaksi.
Statif dan klem Sebagai penjepit, misalnya untuk menjepit soklet pada proses
ekstraksi, menjepit buret dalam proses titrasi, untuk menjepit kondensor pada proses
destilasi. Sikat tabung reaksi untuk membersihkan tabung reaksi setelah digunakan
untuk praktikum. Segitiga untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan
ataau corong pada waktu penyaringan. Bola hisap untuk menghisap larutan yang akan
dipindahkan dari botol larutan
Lampu spritus untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk
sterilisasi dalam proses suatu proses. Bunsen untuk memanaskan larutan,dan dapat
juga digunakan untuk sterillisasi dalam suatu proses. Kaki tiga berupa besi penyangga
ring berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan. Cara menggunakannya
yaitu diletakkan di antara bunsen dan kawat kasa.
Botol semprot sebagai tempat meletakkan aquades. Kawat kasa merupakan
kawat yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa di atas bunsen dengan disangga
kaki tiga. Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan.
Klem utilitas untuk menjepit alat alat gelas seperti,erlenmeyer,gelas piala,dll.
Oven untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk
mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah. Tanur digunakan sebagai pemanas
pada suhu tinggi, sekitar 1000 °c. Hot plate untuk memanaskan larutan. Biasanya
untuk larutan yang mudah terbakar. Timbangan analitis untuk menimbang zat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Setelah melakukan praktikum praktikan dapat mengetahui nama-nama dan fungsi
alat-alat laboratorium.
2. Setiap jenis zat kimia memiliki sifat-sifat yang berbeda, misalnya asam yang
bersifat korosif tehadap benda di sekitarnya, selain itu zat kimia memiliki fungsi
yang sama.
3. Setelah melakukan praktikum praktikan dapat mengetahui cara penggunaan
beberapa alat laboratorium, alat laboratorium memiliki fungsi dan cara
penggunaan yang berbeda.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan datang tepat waktu agar tidak tertinggal materi. Selain
itu juga diharapkan agar praktikan dapat lebih tertib ketika praktikum berlangsung
agar apa yang dijelaskan oleh ko Ass dapat dimengerti dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Kelima.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Subroto, J. 2000. “Buku Pintar Alat Laboratorium”. Solo: Aneka.
Syukri, S. 1999. “Kimia Dasar Jilid I”. Bandung: ITB.
Wahyudi, Adi Ribut. 2011. “Pengajaran Sains di Laboratorium”.
http://www.yudhiart.blogspot.com Diakses pada 16 Oktober 2012.
Walton. 1998. “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium”.
http://www.wordpress.co.id Diakses pada 2 Oktober 2014.