· Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di...

43
PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Transcript of  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di...

Page 1:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAANNASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP

TUHAN YANG MAHA ESA

Page 2:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …
Page 3:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

BAB XVI

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

A. PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

1. Pendahuluan

Pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda merupakan bagian integral dari upaya pengembangan sumber daya manusia di berbagai bidang. Sesuai dengan tujuan dan arah ke-bijaksanaan yang dirumuskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan Repelita V, maka pembangunan pendidikan harus dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam arti luas dan berpegang teguh pada Pancasila. Dengan demikian manusia Indonesia yang berkualitas adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

Pembangunan memerlukan berbagai jenis keahlian dan ke-terampilan dari penduduknya. Sehubungan dengan itu dalam Re-pelita V berbagai jenis pendidikan kejuruan dan keahlian ter-masuk politeknik terus diperluas dan ditingkatkan mutunya. Kemudian agar penyelenggaraan pendidikan nasional dapat di-laksanakan dengan lebih efisien dan efektif maka berbagai ke-giatan di bidang pendidikan terus diusahakan agar makin ter-padu, termasuk keterpaduan antara dunia pendidikan dan dunia usaha.

XVI/3

Page 4:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

Dalam Repelita V pembangunan pendidikan ditekankan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan menengah. Di samping itu, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih digalakkan, dengan meningkatkan pengajaran ilmu penge-tahuan alam dan matematika.

Agar perkembangan penguasaan ilmu dan teknologi tetap sejalan dan serasi dengan kepribadian bangsa Indonesia; maka perkembangan tersebut akan diimbangi dengan ditingkatkan dan dimantapkannya usaha-usaha penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Untuk itu pendidikan Pancasila termasuk Pen-didikan Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila, dan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa dilanjutkan serta makin ditingkatkan pada semua jen-jang dan jenis pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.

Pendidikan luar sekolah, termasuk pendidikan yang ber-sifat kemasyarakatan seperti kepramukaan dan berbagai latihan keterampilan, juga tetap mendapat perhatian dalam rangka mengembangkan minat, bakat dan kemampuan serta memberi kesem-patan yang lebih luas kepada masyarakat untuk bekerja atau berusaha.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Perguruan Tinggi, termasuk Perguruan Tinggi Swasta, dalam Repelita V diupayakan agar peningkatan sarana dan prasarana kampus ter-masuk perpustakaan dan laboratorium makin menjadi lebih me-madai. Demikian pula.mutu dosen dan kehidupan kemahasiswaan terus diperbaiki, agar tata kehidupan kampus makin berkembang sebagai masyarakat ilmiah yang berwawasan budaya bangsa, ber-moral Pancasila dan berkepribadian Indonesia.

Sejalan dengan berbagai upaya tersebut di atas, pendidik-an dan pembinaan guru serta tenaga kependidikan lainnya pada semua jenjang dan jenis pendidikan baik yang di dalam maupun di luar sekolah juga terus ditingkatkan.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Program-program pendidikan dan generasi muda meliputi: (a) pembinaan pendidikan dasar, (b) pembinaan pendidikan me-nengah tingkat pertama, (c) pembinaan pendidikan menengah tingkat atas, (d) pembinaan pendidikan tinggi, (e) pembinaan

XVI/4

Page 5:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

tenaga, kependidikan, (f) pembinaan pendidikan masyarakat, (g) pembinaan generasi muda, (h) pembinaan keolahragaan, (i) pem-binaan peranan wanita, (j) pembinaan pendidikan kedinasan, (k) pengembangan sistem pendidikan dan (1) pelaksanaan opera- si dan pemeliharaan fasilitas pendidikan.

a. Pembinaan Pendidikan Dasar

Program Pembinaan Pendidikan Dasar meliputi pembinaan Sekolah Dasar (SD), embinaan pendidikan prasekolah pada Ta- man Kanak-kanak (TK), dan pengembangan kesempatan belajar bagi anak-anak yang mengalami hambatan fisik dan mental me- lalui pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Dari Tabel XVI-1 terlihat bahwa jumlah murid baru kelas satu pendidikan dasar pada tahun 1990/91 tercatat sebanyak 4,7 juta atau menurun kurang lebih 2,8% dari jumlah tahun 1989/90. Kecenderungan penurunan jumlah murid baru pendidikan dasar telah terlihat sejak Repelita IV bersamaan dengan mulai menurunnya angka fertilitas penduduk. Dengan demikian jumlah murid pendidikan dasar juga menurun dari 29,9 juta pada tahun 1989/90 menjadi 29,7 juta pada tahun 1990/91.

Sementara itu angka partisipasi murni, yaitu rasio an- tara jumlah murid usia pendidikan dasar (7-12 tahun) dan jum- lah penduduk usia yang sama, tercatat tetap seperti tahun 1989/90 sebesar 99,6%. Hal ini berarti bahwa tujuan kebijak-sanaan wajib belajar pendidikan dasar yang didukung oleh Pro-gram Inpres Sekolah Dasar, telah tercapai secara optimal. Artinya, hampir semua penduduk berusia 7-12 tahun telah me-nikmati pendidikan dasar. Dengan demikian perhatian lebih lanjut dalam pembangunan pendidikan dasar dapat diberikan ke-pada upaya peningkatan mutu pendidikan dan upaya mencapai se-bagian kecil anak-anak usia 7-12 tahun yang belum menikmati pendidikan dasar oleh karena tinggal di daerah terpencil atau karena sebab-sebab lainnya.

Dalam rangka peningkatan mutu dan perluasan jangkauan pendidikan dasar, maka prioritas kegiatan dalam tahun 1990/91 lebih diarahkan untuk: (1) perbaikan/rehabilitasi gedung-ge-dung SD yang dibangun lebih dari 5 tahun yang lalu; (2) pem-bangunan rumah guru; (3) peningkatan mutu dan jumlah guru; (4) pengadaan buku dan alat peraga, termasuk alat olahraga dan rekreasi; dan (5) penyediaan biaya operasi dan pemeliha- raan. Sedang pembangunan SD baru dibatasi pada pemenuhan ke-butuhan daerah pemukiman baru dan daerah transmigrasi.

XVI/5

Page 6:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …
Page 7:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

Sesuai dengan prioritas pembinaan pendidikan dasar, maka pada Tabel XVI-2 dapat dilihat bahwa peningkatan kegiatan yang paling mencolok pada tahun 1990/91 adalah kegiatan reha-bilitasi gedung SD, pembangunan ruang kelas baru dan pembangunan rumah guru. Pada tahun 1990/91 terdapat lebih dari 21.200 SD Negeri dan Swasta termasuk Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) yang direhabilitasi ringan atau berat. Jumlah SD yang direhabilitasi tersebut adalah 3,5 kali lipat dari jumlah yang direhabilitasi tahun 1989/90. Sedang jumlah SD dan ruang kelas yang dibangun baru pada tahun 1990/91 masingmasing berjumlah 400 unit dan 1.000 ruang kelas atau mening- -kat antara 3-4 kali lipat dari tahun 1989/90. Sementara itu jumlah rumah Kepala Sekolah dan guru yang dibangun tahun 1990/91, khususnya untuk daerah-daerah terpencil, meningkat dengan hampir 7 kali lipat, yaitu 1.000 buah rumah.

Salah satu kegiatan dari upaya meningkatkan mutu guru pada tahun 1990/91 ialah kegiatan peningkatan kemampuan guru yang dilaksanakan melalui berbagai penataran dan penyetaraan guru SD setara D II. Selain itu dilanjutkan pengadaan buku pe-lajaran pokok, pengadaan alat peraga dan pengadaan alat ke-terampilan, kesenian dan olahraga (Tabel XVI-2).

Agar bangunan SD dapat terpelihara dengan lebih baik dan para guru SD dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih lancar, mulai tahun 1989/90 untuk setiap SD disediakan biaya Operasi dan Pemeliharaan sebesar Rp 400.000,- per SD per tahun. Biaya OP ini dinaikkan menjadi Rp 600.000, pada tahun 1990/91.

Pembinaan Taman Kanak-kanak pada tahun 1990/91 dilakukan antara lain melalui pengadaan buku pedoman guru dan murid, buku perpustakaan, buku kurikulum TK serta pengadaan alat pe-raga. Di samping itu untuk meningkatkan kemampuan guru telah dilakukan penataran bagi 1.710 guru dan pembina TK.

Seperti halnya Taman Kanak-kanak, pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB) pada tahun 1990/91 dilaksanakan antara lain me- lalui pengadaan buku pedoman guru dan murid, buku kurikulum, buku perpustakaan, dan pengadaan alat peraga serta alat pen-didikan.

b. Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Pengembangan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama diarahkan pada usaha peningkatan mutu dan perluasan daya tampung di

XVI/7

Page 8:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …
Page 9:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

SMP. Pengembangan itu juga dilaksanakan dalam rangka persiap- an wajib belajar tingkat SLTP. Seperti terlihat dalam Tabel XVI-3, jumlah murid, angka partisipasi dan angka melanjutkan ke SLTP meningkat.

Jumlah murid SLTP secara keseluruhan, termasuk baik SMP maupun Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama (SLKTP), pada tahun ajaran 1990/91 mencapai 5,95 juta orang, atau ber-tambah kurang lebih 103 ribu orang dari jumlah murid tahun 1989/90. Angka partisipasi, atau jumlah murid SLTP 1990/91 dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 13-15 tahun, pada tahun yang sama mencapai sebesar 47,1 persen, yang menunjuk- kan peningkatan dari angka partisipasi SLTP tahun 1989/90. Demikian pula angka melanjutkan, atau perbandingan antara jumlah lulusan pendidikan dasar dengan murid baru tingkat I, untuk tahun 1990/91 juga lebih besar dari angka melanjutkan pada tahun 1989/90, yaitu 60,4 persen, sedangkan angka tahun 1989/90 59,9 persen (Tabel XVI-3). Peningkatan jumlah murid, angka partisipasi, dan angka melanjutkan SLTP seperti di atas merupakan hal yang wajar sebagai akibat keberhasilan wajib belajar tingkat SD sejak akhir Repelita IV.

Untuk menampung pertambahan jumlah murid dan sekaligus menyiapkan program wajib belajar tingkat SLTP, pada tahun 1990/91 telah dibangun 482 unit gedung baru dan 989 ruang kelas baru. Di samping itu telah dilakukan pula rehabilitasi gedung, ruang perpustakaan, ruang laboratorium dan ruang ke-terampilan yang mengalami kerusakan. Dalam rangka meningkat- kan mutu pendidikan, pada tahun 1990/91 juga ditingkatkan jumlah pengadaan buku pelajaran dan jumlah penempatan guru baru serta jumlah guru yang ditatar untuk memperoleh penge-tahuan tambahan (Tabel XVI-4).

Khusus untuk Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama (SLKTP), pada tahun 1990/91 telah diadakan pengkajian kembali kurikulum dan sistem belajar mengajar di SLKTP dalam rangka memperoleh tenaga guru yang lebih terampil dan sesuai dengan kebutuhan setempat.

c. Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Program Pembinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas meliputi Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi. Program ini ditujukan untuk meningkatkan daya tampung, pada Sekolah Menengah Atas

XVI/9

Page 10:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …
Page 11:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …
Page 12:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

dan meningkatkan mutu baik SMA maupun Sekolah Menengah Keju-ruan dan Teknologi.

Seperti halnya pada SLTP, jumlah murid SLTA pada tahun 1990/91 cenderung meningkat dari keadaan tahun 1989/90, ke-cuali untuk murid SPG/SGO/SGPLB yang makin berkurang oleh ka-rena sejak tahun 1989/90 tidak menerima murid baru. Pada tahun itu ditempuh kebijaksanaan alih fungsi SPG/SGO/SGPLP (Tabel XVI-5).

Angka partisipasi kasar, yaitu rasio antara jumlah murid SLTA dan jumlah penduduk usia SLTA (16-18 tahun) untuk tahun 1990/91 besarnya sama dengan angka tahun 1989/90, yaitu 34,7 persen. Hal itu berarti bahwa terjadi pertambahan yang seim-bang antara pertumbuhan penduduk usia 16-18 tahun dengan per-tambahan murid SLTA dalam dua tahun tersebut. Sesuai dengan terus meningkatnya jumlah murid SMA maka jumlah SMA yang ada makin terasa tidak mencukupi. Oleh karena itu pada tahun 1990/91 dibangun 191 unit gedung SMA baru, hampir 4 kali lipat dari jumlah gedung SMA baru yang dibangun tahun 1989/90. Di samping itu telah dibangun pula 37 ruang labora-torium IPA dan 19 ruang perpustakaan. Kemudian sebagai bagian dari upaya meningkatkan mutu SMA, pada tahun 1990/91 diberikan penambahan peralatan peraga matematika dan IPA, masing-masing 3 dan 4 kali lipat dari penambahan paralatan pada tahun 1989/90. Selain itu terus dilanjutkan penempatan guru baru, penataran tenaga kependidikan, pengadaan buku pelajaran pokok dan pengadaan buku dasar perpustakaan (Tabel XVI-4).

Dalam rangka meningkatkan mutu berbagai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi, pada tahun 1990/91 di-laksanakan pembinaan dan penataran tenaga kependidikan serta pengadaan buku pelajaran bagi sejumlah STM (Tabel XVI-6). Se-lain itu pada tahun 1990/91 telah diadakan pula pembinaan SLTA Keguruan dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan untuk alih fungsi guru SPG/SGO menjadi guru SLTA. Sejalan dengan itu pada tahun 1990/91 telah diadakan penyesuaian peran Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) dan Balai Penataran Guru (BPG) (Tabel XVI-7).

d. Pembinaan Pendidikan Tinggi.

Melalui program ini perguruan tinggi terus dikembangkan dan diarahkan agar para mahasiswa makin mampu meningkatkan daya penalaran ilmiahnya dan makin besar rasa tanggung jawab- nya terhadap masa depan bangsa dan negara.

XVI/12

Page 13:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …
Page 14:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …
Page 15:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …
Page 16:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

Pada Tabel XVI-8 dapat dilihat beberapa perkembangan Pendidikan Tinggi pada tahun 1990/91, antara lain adanya pe-ningkatan yang mencolok dalam jumlah mahasiswa baru dan angka melanjutkan ke Pendidikan Tinggi. Jumlah mahasiswa baru di Pendidikan Tinggi meningkat dari sebanyak 335 ribu mahasiswa pada tahun 1989/90 menjadi 524 ribu pada tahun 1990/91. Pada tahun 1990/91 angka melanjutkan ke Perguruan Tinggi tercatat 42 persen, berarti naik kurang lebih 44 persen dari angka tahun 1989/90. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 1990/91 makin banyak lulusan SMA 1989/90 yang melanjutkan ke Pendidikan Tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Selanjutnya angka partisipasi kasar, yaitu rasio antara jumlah mahasiswa di Pendidikan Tinggi dan jumlah penduduk usia 19-24 tahun, pada tahun 1990/91 juga sedikit meningkat dibandingkan tahun 1989/90. Meskipun kecil, peningkatan angka partisipasi ini memberikan harapan yang menggembirakan meng-ingat. adanya penurunan angka partisipasi Pendidikan Tinggi pada tahun 1989/90 dibandingkan dengan akhir Repelita IV tahun 1988/89 (Tabel XVI-9). Dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi pada tahun 1990/91 dilaksanakan perluasan beberapa kampus, penambahan peralatan laboratorium, pengadaan buku perpustakaan, penambahan tenaga pendidik, dan lain se-bagainya (Tabel XVI-9).

Dalam hal perluasan kampus, pada tahun 1990/91 antara lain telah dilaksanakan pembangunan ruang kuliah dan kantor dari berbagai Perguruan Tinggi seluas 96,6 ribu m2, ruang laboratorium 49,7 ribu m2, ruang perpustakaan 47,3 ribu m2, dan rehabilitasi gedung seluas 76,4 ribu m2. Sementara itu telah dilaksanakan pula pengadaan sejumlah peralatan labora-torium, dan pengadaan buku, termasuk buku perpustakaan se- banyak hampir 77 ribu buku.

Kemudian, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, pada tahun 1990/91 kepada semua Perguruan Tinggi Negeri diberikan tambahan tenaga pendidik seluruhnya sebanyak 25 ribu orang. Selain itu dilaksanakan pula Pendidikan Diploma Non Kependi- dikan bagi 4.000 orang dan Pendidikan Pascasarjana bagi 5.500 orang serta penyediaan beasiswa bagi lebih dari 1.000 orang. Dari Tabel XVI-9 dapat dilihat bahwa hampir semua jenis ke-giatan pembinaan Pendidikan Tinggi pada tahun 1990/91 mening- kat dengan berarti dibanding tahun 1989/90.

XVI/16

Page 17:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …
Page 18:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …
Page 19:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

Dalam rangka penyediaan tenaga terampil yang sangat di-perlukan dalam pembangunan, pada tahun 1990/91 dilanjutkan kegiatan-kegiatan pengembangan politeknik (termasuk politeknik pertanian) yang terdapat di Jember, Padang, Lampung, Sama- rinda, Ujung Pandang dan Kupang. Demikian pula pendidikan akuntansi, yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun yang lalu, pada tahun 1990/91 dilanjutkan dalam bentuk penataran dosen akuntansi dan penyelenggaraan ujian akuntansi bagi ma-hasiswa di Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya dan Universitas Hasanuddin.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan Perguruan Tinggi Swasta, kegiatan tahun 1990/91 merupakan kegiatan lanjutan tahun 1989/90, yaitu penataan status Perguruan Tinggi Swasta dan pengembangan 4 buah Pusat Pengembangan Pendidikan di bi- dang eksakta.

e. Pembinaan Tenaga Kependidikan

Kegiatan pembinaan tenaga kependidikan pada tahun 1990/91 berupa lanjutan kegiatan tahun 1989/90. Perhatian utama diberikan pada kegiatan penyempurnaan perencanaan ke-butuhan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya, termasuk penyusunan formasi, pengangkatan dan penempatannya. Khusus untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga guru di daerah-daerah terpencil, pada tahun 1990/91 telah diangkat dan ditempatkan 1.200 guru SD di 8 propinsi (Irian Jaya, Maluku, Riau, Timor Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat). Guru-guru SD tersebut diangkat dan dilatih secara khusus dari para lulusan SPG yang berasal dari desa setempat. Dalam pada itu kegiatan pendidikan guru SD melalui program D-II pada tahun 1990/91 dilaksanakan bagi 20.000 orang guru SD.

f. Pembinaan Pendidikan Masyarakat (PPM)

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ke-pada warga masyarakat usia 7-44 tahun khususnyaa yang tidak berkesempatan mendapat pelayanan pendidikan di sekolah atau tidak tertampung pada lembaga pendidikan formal. Melalui jalur pendidikan luar sekolah para warga masyarakat tersebut dididik agar mampu membaca, menulis dan berbahasa Indonesia. Sementara mengikuti pendidikan ini kepada mereka diberikan

XVI/19

Page 20:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

juga berbagai keterampilan yang akan memungkinkan mereka untuk memperoleh penghasilan. Kegiatan-kegiatan program PPM terdiri dari: (1) pembinaan Kegiatan Belajar Kelompok; (2) penyediaan sarana PPM; (3) pembinaan Pendidikan Luar Sekolah; dan (4) Penataran dan pelatihan petugas (Tabel XVI-10).

(1) Pembinaan Kegiatan Belajar Kelompok

Dalam Pelita V dikenal adanya empat kelompok pembinaan kegiatan belajar, yaitu Kelompok Belajar Paket A, Kelompok Belajar Paket B, Kelompok Belajar Usaha, dan Magang. Jumlah penduduk yang dibina melalui Kelompok Belajar Paket A pada tahun 1990/91 berjumlah 693 ribu orang, sedang yang dibina pada tahun 1989/90 sebanyak 600 ribu orang. Kemudian melalui Kelompok Usaha, pada tahun 1990/91 telah dibina sebanyak 16.225 orang warga masyarakat. Sedangkan pada tahun 1990/91 telah dibina sebanyak 710 orang warga masyarakat melalui magang yang berarti belajar sambil bekerja di lembaga per-usahaan tertentu. Dengan cara magang ini, diharapkan di- peroleh tenaga terampil yang langsung dapat dipekerjakan di lembaga atau perusahaan tertentu, terutama yang telah menye-diakan tempatnya untuk pendidikan magang.

Untuk menunjang berbagai kegiatan kelompok belajar se- perti diuraikan di atas, pada tahun 1990/91 telah diterbitkan dan dibagikan ke daerah-daerah kurang lebih 11,4 juta eksem-plar buku Paket A dengan pedomannya (Tabel XVI-10).

(2) Pembinaan Pendidikan Luar Sekolah yang Diselengga- rakan oleh Masyarakat

Pendidikan Luar Sekolah juga banyak yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam berbagai bentuk kursus, seperti kursus menjahit, pengemudi mobil, mengetik, komputer, reparasi mesin mobil dan sebagainya. Agar penyelenggaraan kursus-kursus ter-sebut dilaksanakan secara lebih bertanggung jawab dan diusa-hakan terus agar makin meningkat mutunya, setiap tahunnya di-lakukan pembinaan terhadap penyelenggara kursus-kursus ter-sebut. Pada tahun 1990/91 dapat diselesaikan pembinaan atas hampir 19 ribu kursus yang ada di Indonesia. Pada tahun se-belumnya (1989/90) pembinaan tersebut baru mencapai 700 kursus (Tabel XVI-10).

XVI/20

Page 21:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …
Page 22:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

(3) Pelatihan bagi Petugas dan Pembina Pendidikan Masyarakat

Pelatihan petugas PPM merupakan bagian penting dari upaya untuk terus meningkatkan mutu PPM. Melalui berbagai acara penataran dan pelatihan petugas, pada tahun 1990/91 telah ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi hampir 4 ribu petugas PPM. Petugas PPM yang dilatih meliputi petugas-petugas Sanggar Kegiatan Belajar, Kepala Seksi Pendidikan-Masyarakat, Kandep, Kancam, Penilik Pendidikan Masyarakat, dan Pembina Kelompok Belajar (Tabel XVI-10).

g. Pembinaan Generasi MUda

Dalam rangka meningkatkan kualitas generasi muda sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan sebagai manusia pem- bangunan yang berjiwa Pancasila, kegiatan pembinaan generasi muda dalam Repelita V dipadukan ke dalam berbagai bidang pem-bangunan.

Di bidang Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 1990/91 telah dilakukan pelatihan keterampilan wisata remaja dan pe-nataran bagi para anggota Gelanggang Pemuda, masing-masing diikuti oleh 442 dan lebih dari 3.000 orang peserta. Selain itu dilakukan pula pertukaran pemuda antar propinsi yang di-ikuti sebanyak 1.380 pemuda dan juga pertukaran Pemuda Luar Negeri yang diikuti sebanyak 272 pemuda. Dalam rangka me-nunjang kegiatan KNPI, pada tahun 1990/91 juga diselengga- rakan pelatihan kepemimpinan yang diikuti oleh 1.439 orang peserta. Seperti halnya tahun 1989/90, dalam rangka menghar- gai dan mengenang jasa para pahlawan, pada tahun 1990/91 di-lakukan kegiatan napak tilas jejak para pahlawan yang diikuti oleh 6.300 pemuda. Kemudian, untuk melatih para pemuda lulusan pendidikan tinggi agar mampu berwiraswasta, pada tahun 1990/91 dilanjutkan Proyek Rintisan Sarjana Penggerak Pem-bangunan di pedesaan (SP3), yang melibatkan sebanyak 1.596 pemuda dari berbagai bidang kesarjanaan. Kegiatan Penataran P-4 bagi pemuda pada tahun 1990/91 diikuti oleh 500 orang pemuda.

Di bidang kesejahteraan sosial, pada tahun 1990/91 telah diadakan 475 kali pertemuan Karang Taruna yang diikuti oleh sekitar 8.500 orang peserta. Selain itu telah diselenggarakan pula Pekan Bhakti Sosial Karang Taruna dan Studi Karya Bhakti Karang Taruna yang diikuti 2.650 orang. Pada setiap Kelompok

XVI/22

Page 23:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

Karang Taruna juga disediakan peralatan olahraga dan peralat- an keterampilan. Untuk tahun 1990/91 jumlah peralatan yang disediakan ada sebanyak 2.300 paket.

Di bidang agama, diadakan pembinaan organisasi-organisasi pemuda yang berlatar belakang keagamaan. Pada tahun 1990/91 dengan melalui berbagai acara pelatihan, sarasehan, penataran dan'sebagainya telah dibina sejumlah organisasi pemuda yang diikuti oleh 135 orang anggota.

Di bidang industri, koperasi, dan ketenagakerjaan, dalam Repelita V kepada berbagai kelompok pemuda diberikan pelatih- an keterampilan dalam berbagai bidang, antara lain: kerajinan kayu, bambu dan keramik; perbengkelan las, listrik dan mesin; kepariwisataan; dan perkoperasian. Pada tahun 1990/91 pe-latihan keterampilan ini diikuti oleh kurang lebih 2.200 pe-muda, 640 orang di antaranya wiraswastawan muda dari Sumatera Utara, Riau, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.

h. Pembinaan Keolahragaan

Sejak dicanangkannya panji olahraga "memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat" dari tahun ke tahun nampak adanya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pen-tingnya olahraga. Melalui berbagai gerakan olahraga secara masal, seperti senam masal, gerak jalan, pertandingan antar kelompok maupun perorangan dan sebagainya, maka penduduk yang terlibat dalam gerakan olahraga pada tahun 1990/91 diperki- rakan berjumlah jutaan orang. Pada tahun-tahun sebelumnya jumlah tersebut diduga baru mencapai ratusan ribu orang.

Di kalangan pelajar dan mahasiswa kegiatan olahraga juga makin meningkat. Pada tahun 1990/91 jumlah pelajar dan maha-siswa yang dibina dalam rangka pembibitan olahraga tercatat sebanyak 322 ribu orang, tiga kali lipat lebih banyak dari pembibitan olahraga tahun 1989/90. Guna mengimbangi pesatnya kegiatan olahraga di masyarakat, maka pada tahun 1990/91 juga diadakan pelatihan dan penataran peningkatan mutu bagi se- jumlah tenaga wasit dan juri serta tenaga pelatih dan guru olahraga.

i. Pembinaan Peranan Wanita

Sebagaimana halnya tahun 1989/90, peningkatan peranan wanita di sektor Pendidikan dan Kebudayaan terutama ditujukan

XVI/23

Page 24:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

untuk mempercepat tercapainya pembebasan wanita dari "Tiga Buta", yaitu buta aksara, buta Bahasa Indonesia, dan buta pendidikan dasar. Selain itu, mereka juga disiapkan untuk memperoleh peluang yang lebih besar untuk memperoleh pekerja-an dan ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pem-bangunan di masyarakat. Untuk itu di sektor ini juga terdapat kegiatan pendidikan nonformal Kelompok Belajar Paket A (Kejar Paket A) dan Kejar Usaha.

Pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan pembinaan bagi kurang lebih 693 ribu Kelompok Belajar Paket A dan sekitar 16 ribu Kelompok Belajar Usaha. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut diperkirakan lebih kurang 60% dari pesertanya adalah kaum wanita. Sementara itu, kegiatan peningkatan peranan wanita di sektor Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1990/91 lebih di-tekankan pada pemberian latihan keterampilan praktis untuk mencari nafkah. Pelatihan ini melibatkan 1.700 orang peserta. Sementara itu sebagai bahan penunjang, dalam berbagai acara pelatihan telah pula disediakan 40 ribu buah buku Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan 80 ribu buku Teknologi Tepat Guna khusus untuk usaha-usaha wanita.

j. Pembinaan Pendidikan Kedinasan

Pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan pendidikan dan pe-latihan tenaga dari jajaran Departemen Pendidikan dan Kebuda-yaan seluruh Indonesia, antara lain meliputi: tenaga adminis-trasi 660 orang, kepala berbagai sekolah 210 orang, tenaga teknis kebudayaan 120 orang, dan tenaga teknis grafika 377 orang. Sementara itu pada tahun 1990/91 pendidikan berjenjang SESPA, SEPADYA dan SEPADA bagi kalangan pengelola program pendidikan, juga dilanjutkan seperti pada tahun 1989/90.

k. Pengembangan Sistem Pendidikan

Pada tahun 1990/91 perhatian terhadap Pengembangan Sis- tem Pendidikan ditekankan pada upaya penjabaran Undang-undang (UU) No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional ke-dalam berbagai Peraturan Pemerintah (PP), Surat Keputusan Menteri dan lain sebagainya. Pada tahun 1990 telah ditetapkan 4 buah PP yaitu PP No. 27 tentang Pendidikan Prasekolah, PP No. 28 tentang Pendidikan Dasar, PP No. 29 tentang Pendi-dikan Menengah, dan PP No. 30 tentang Pendidikan Tinggi.

Sehubungan dengan PP No. 27 tentang Pendidikan Praseko- lah pada tahun 1990/91 antara lain telah dipersiapkan bebe-

XVI/24

Page 25:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

rapa pedoman tentang penyelenggaraan Pendidikan Prasekolah. Sedangkan dalam rangka pelaksanaan PP No. 28 tentang Pendidik-an Dasar, pada tahun 1990/91 antara lain telah mulai disusun penataan kurikulum SD dan kesinambungannya dengan SMP. Di samping itu telah disiapkan bahan-bahan Surat Keputusan Men- teri Pendidikan dan Kebudayaan tentang pengaturan penyerahan wewenang penyelenggaraan Pendidikan Dasar kepada Pemerintah Daerah.

Kemudian PP No. 29 tentang Pendidikan Menengah, pada tahun 1990/91 antara lain telah disiapkan penataan penyeleng-garaan Pendidikan Kejuruan Tingkat Menengah dengan mengem-bangkan Institusi Pasangan sebagai wahana kerja sama antara sekolah-sekolah Kejuruan Tingkat Menengah dengan dunia indus- tri serta pembentukan unit-unit produksi pada sekolah-sekolah tersebut. Dengan demikian, di kemudian hari diharapkan ter- jadi kaitan yang lebih dekat antara lulusan sekolah-sekolah Kejuruan dengan dunia industri yang menyediakan lapangan kerja.

Selanjutnya dalam rangka pelaksanaan PP No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi, pada tahun 1990/91 antara lain telah dipersiapkan kriteria Statuta Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta. Dalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan tindak tanduk Civitas Academica. Dalam rangka me-nunjang upaya penjabaran UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Tinggi Nasional tersebut di atas, pada tahun 1990/91 juga dilaksanakan berbagai penelitian pendidikan baik sebagai kelanjutan penelitian tahun 1989/90 maupun penelitian baru.

1. Pelaksanaan Operasi dan Perawatan Fasilitas Pendidikan

Pada tahun 1990/91 kegiatan operasi dan perawatan fasi-litas pendidikan bentuknya sama dengan tahun 1989/90, yaitu dengan menyediakan sarana dan tambahan biaya operasi dan pe-rawatan (BOP) bagi semua jenis dan tingkat lembaga pendidikan negeri dan swasta tertentu. Untuk SD, BOP tahun 1990/91 jumlahnya lebih besar dari tahun 1989/90. Melalui Inpres Bantuan Sekolah Dasar, kepada semua SD Negeri (termasuk MIN) dan SD Swasta tertentu, yang seluruhnya berjumlah 167.392 buah, diberikan tambahan BOP sebesar Rp 600.000,- per SD per tahun atau naik dengan Rp 200.000,- per SD per tahun dari BOP

XVI/25

Page 26:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

tahun 1989/90. Sesuai dengan ketentuan, tambahan BOP-SD tersebut harus diterima langsung oleh masing-masing Kepala SD.

Untuk SMTP dan SMTA yang seluruhnya berjumlah kurang lebih 9.270 buah, seperti halnya tahun lalu, pada tahun 1990/91 juga disediakan biaya operasi dan perawatan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar dan untuk memelihara atau merawat fasilitas sekolah, seperti ruang kelas, laboratorium, gedung perpustakaan, buku-buku dan sebagainya. Untuk Perguruan Tinggi yang seluruhnya berjumlah 49 Universitas dan Institut, seperti halnya tahun 1989/90 juga pada tahun 1990/91 disediakan sarana untuk kegiatan operasi dan perawatan guna meningkatkan pelaksanaan proses perkuliahan dan untuk memelihara fungsi peralatan dan fasilitas pendidikan di Universitas dan Institut.

B. KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

1. Pendahuluan

Di bidang Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, GBHN dan Repelita V mengarahkan beberapa kebijaksanaan dan langkah-langkah antara lain sebagai beri-kut: (1) mengusahakan pengungkapan nilai-nilai budaya; (2) pembinaan bahasa Indonesia; (3) pembinaan perpustakaan; (4) pembinaan kesenian; (5) pembinaan tradisi dan peninggalan sejarah; dan (6) pembinaan penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

a. Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya

Usaha untuk mengungkapkan nilai-nilai budaya antara lain bertujuan untuk menggali dan menanamkan kembali ke dalam bu-daya masyarakat nilai-nilai luhur budaya Indonesia yang se- suai dengan tuntutan pembangunan.

Kegiatan inventarisasi dan pembinaan budaya nasional pada tahun 1990/91 antara lain berupa lanjutan kegiatan pe-nelitian yang dimulai tahun 1989/90 atau sebelumnya. Peneliti-an tersebut antara lain mencakup pengkajian mengenai latar belakang isi naskah kuno dan mengenai kebudayaan daerah. Di

XVI/26

Page 27:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

samping itu dalam rangka pembinaan dan penyebarluasan nilai-nilai luhur budaya Indonesia, pada tahun 1990/91 telah di-adakan berbagai acara ceramah, diskusi dan pameran budaya. Di antara beberapa pameran yang diadakan adalah pameran Wisata Budaya yang diselenggarakan di Surabaya dan Semarang dalam rangka persiapan Kongres Kebudayaan tahun 1991. Di dalam acara-acara tersebut di atas telah dibagikan kurang lebih 14.000 eksemplar berbagai bentuk publikasi tentang budaya Indonesia.

Guna memperlancar upaya inventarisasi dan pembinaan bu-daya nasional, pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan rehabi-litasi gedung Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional di Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Jawa Barat.

b. Pembinaan Kebahasaan, Kesusastraan dan Perpustakaan

Pada tahun 1990/91 dilanjutkan pembinaan dan pengembang- an bahasa dan sastra melalui TVRI dan RRI sebagai mata acara siaran tetap. Dalam rangka pengembangan bahasa dan sastra In- donesia dan Daerah pada tahun 1990/91 juga dilanjutkan ke-giatan penelitian, evaluasi dan penyuntingan 16 naskah sastra. Hasil evaluasi dan suntingan naskah-naskah tersebut telah di-terbitkan sebanyak 7.500 eksemplar dan disebarkan ke 27 pro-pinsi. Dengan penyebaran hasil penelitian naskah-naskah sastra tersebut diharapkan bahasa dan sastra Indonesia di daerah dapat terus berkembang sesuai dengan kemajuan di berbagai bidang pembangunan lainnya.

Pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra perlu di-tunjang oleh pembinaan perpustakaan yang memadai. Untuk itu pada tahun 1990/91 untuk berbagai perpustakaan di Pusat dan di Daerah telah diberikan tambahan buku sebanyak lebih dari 98.000 eksemplar dan bahan informasi perpustakaan sebanyak 7.500 eksemplar. Di samping itu telah disusun 25 naskah bibliografi daerah untuk berbagai perpustakaan tersebut. Agar fungsi perpustakaan dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, pada tahun 1990/91 terus dilanjutkan pengoperasian sebanyak 169 buah mobil perpustakaan keliling. Pada tahun 1990/91 juga dibangun 2 buah Perpustakaan Daerah, satu di Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan satu di Bandung (Jawa Barat).

c. Pembinaan Kesenian

Pembinaan dan pengembangan kesenian bertujuan untuk men-

XVI/27

Page 28:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

dorong tumbuhnya karya seni yang selaras dan serasi dengan keadaan sosial-ekonomi masyarakat yang sebagai hasil pemba-ngunan selama ini pada umumnya telah sangat meningkat. Tujuan tersebut dilaksanakan melalui berbagai acara kesenian yang antara lain meliputi lomba apresiasi seni, pameran seni, dan festival seni daerah dengan pagelaran-pagelaran seninya. Acara-acara kesenian tersebut sebagian besar dilaksanakan oleh masyarakat.

Pada tahun 1990/91 antara lain telah diselenggarakan 72 kali lomba apresiasi seni dan 27 kali pameran seni di Taman Budaya di berbagai daerah. Sedangkan pagelaran seni daerah dalam berbagai acara festival seni di tingkat Kabupaten dan Kotamadya diselenggarakan sebanyak 16 kali. Dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan tahun 1989/90, berbagai acara seni yang diselenggarakan tahun 1990/91 menunjukkan peningkatan baik dalam hal jenis kreativitas seninya maupun frekuensi penyelenggaraannya.

d. Pembinaan Tradisi, Peninggalan Sejarah dan Permuseuman

Dalam rangka pembinaan tradisi, Peninggalan Sejarah dan Permuseuman, pada tahun 1990/91 antara lain telah dilanjutkan penilaian terhadap 7 naskah sejarah, seperti sejarah Nasional Indonesia, sejarah Kependidikan, sejarah Kepahlawanan Daerah, Pengenalan Tokoh Nasional dan Monumen Sejarah Daerah. Kemudi- an, pada tahun 1990/91 telah diselenggarakan pula suatu per-temuan Ilmiah Internasional "Silk Road" di Surabaya. Pertemu- an tersebut membahas sejarah perkembangan dan "perjalanan" kain sutera di Indonesia dan di negara-negara lain.

Dalam rangka pemugaran peninggalan sejarah kepurbakalaan antara lain dilakukan kegiatan konservasi peninggalan sejarah "batu kubur" di Lahat (Sumatera Selatan), studi konservasi Candi Gunung Kawi di Bali, dan pemugaran kereta kuno dari bekas kesultanan Cirebon dan Surakarta. Selain itu, juga telah dipugar Candi Bajang Ratu dan Candi Brahu yang terletak di bekas Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Kemudian sebagai kelanjutan upaya konservasi Candi Borobudur, pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan konservasi stabilitas batu candi dan lingkungannya seluas lebih dari 5.700 m2.

Salah satu kejadian dalam tahun 1990/91 dalam rangka inventarisasi peninggalan sejarah adalah ditemukannya oleh penduduk desa Wonoboyo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, se-

XVI/28

Page 29:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …

jumlah benda-benda kuno terbuat dari emas dan perak yang mem-punyai nilai arkeologis tinggi. Dengan penemuan benda-benda arkeologis tadi, maka Situs Wonoboyo merupakan salah satu daerah penelitian arkeologi yang penting.

Sejalan dengan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, pada tahun 1990/91 dilanjutkan pembinaan permuseuman dengan meng-adakan perbaikan dan perluasan gedung museum serta pengadaan peralatan pengamanan museum di beberapa museum, antara lain Museum Nasional di Jakarta, Museum Negeri Jawa Barat di Ban-dung, Museum Sonobudoyo di Yogyakarta, Museum Siwalima di Am-bon, Museum Negeri Sumatera Utara di Medan.

e. Program Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Pembinaan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diarahkan untuk mengembangkan budaya spiritual yang men-junjung tinggi budi luhur sesuai dengan Pancasila dan tidak mengarah pada terbentuknya agama baru.

Dalam tahun 1990/91 telah dilaksanakan penyebarluasan informasi tentang budaya spiritual dan budi luhur melalui media massa khususnya TVRI dan RRI sebanyak 55 kali siaran. Selain itu telah diterbitkan dan disebarluaskan lebih dari 8.200 eksemplar bahan informasi tentang budaya spiritual tersebut. Dibandingkan dengan kegiatan tahun 1989/90, maka kegiatan penyebarluasan budaya spiritual tersebut di atas pada tahun 1990/91 menunjukkan adanya kegiatan yang lebih intensif.

f. Pembinaan Tenaga Kebudayaan

Dalam rangka meningkatkan mutu para petugas di bidang kebudayaan, pada tahun 1990/91 telah dilaksanakan pelatihan tenaga-tenaga permuseuman, kepurbakalaan, kesejarahan dan sebagainya sebanyak 353 orang atau 4 kali lipat lebih banyak dari tenaga yang dilatih pada tahun 1989/90.

XVI/29

Page 30:  · Web viewDalam Statuta tersebut antara lain diatur tentang otonomi penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi, tata kerja dan organisasi Perguruan Tinggi, serta norma dan …