imamgunawan.files.wordpress.com · Web viewBitcoin mulai ramai lagi dibicarakan. Nilai Bitcoin yang...
Transcript of imamgunawan.files.wordpress.com · Web viewBitcoin mulai ramai lagi dibicarakan. Nilai Bitcoin yang...
MAKALAH KAPITA SELEKTA (REMEDIAL)
“Teknologi Blockchain”
Disusun oleh :
Ariadi Rahman (1610022)
STMIK – AMIK JAYANUSA
PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bitcoin mulai ramai lagi dibicarakan. Nilai Bitcoin yang menembus USD
10,000 membuat banyak orang membicarakan. Ada yang pro dan berpendapat
Bitcoin bisa terus menanjak harganya. Ada yang kontra mengatakan Bitcoin akan
ambruk harganya karena tidak didasari oleh sesuatu yang berharga. Di balik
Bitcoin ada sebuah teknologi yang menarik sebenarnya yaitu Blockchain.
Bayangkan jika sebuah transaksi dicatat oleh ribuan komputer dan setiap ada
transaksi yang baru akan menciptakan sebuah blok. Secara otomatis blok ini juga
akan ditambahkan ke semua komputer yang terhubung dalam Blockchain(BC).
Teknologi ini yang mendasari catatan transaksi Bitcoin, setiap Bitcoin yang baru
hasil menambang ataupun transaksi jual beli maupun transaksi penggunaan
Bitcoin akan tercatat di sebuah jaringan komputer. Masing-masing catatan itu
sama persis sehingga sulit untuk bisa diterobos oleh hacker. Teknologi ini
diciptakan oleh Satoshi Nakamoto (sampai sekarang belum ada yang tahu siapa
sebenarnya Satoshi). Jaringan Blockchain Bitcoin diperkirakan sudah mencapai
jutaan komputer. Sekarang ini dalam bidang keuangan misalnya catatan transaksi
yang kita lakukan akan tercatat di sebuah server atau beberapa server. Pastinya
server ini mempunyai pertahanan yang kuat dan selalu melakukan back up.
Namun jika ada seorang hacker yang mau berusaha untuk menerobos pertahanan
ini bukanlah tidak mungkin catatan ini bisa diretas dan diubah. Bank sendiri
terkadang menyewa White Hacker untuk melakukan serangan agar bisa
mengetahui kelemahan pertahanannya.
Blockchain tidak hanya mengandalkan satu server namun jaringan
komputer. Jaringan ini selalu melakukan pengecekan ulang terhadap data yang
disimpan di masing-masing komputer jaringan. Sampai saat ini belum pernah
terjadi Blockchain Bitcoin dapat diretas. Beberapa kejadian yang ada, merupakan
peretasan kepada individu pemilik Bitcoin. Bukan terhadap Blockchain. IBM
salah satu perusahaan teknologi terkemuka sudah mulai mengembangkan
Blockchain versi mereka. Teknologi Blockchain akan bisa menjawab bagaimana
perusahaan dan pribadi di masa depan mengamankan datanya. Dengan
menggunakan catatan yang terdistribusi dan terus menerus diverifikasi akan sulit
untuk diretas. Bukan hanya itu mungkin saja teknologi ini bisa menciptakan bisnis
baru. Misalnya foto, dengan menaruhnya di sebuah Blockchain semua orang yang
ingin menggunakannya harus membayar royalty yang mungkin tidak besar namun
bisa menjadi penghasilan yang lumayan. Tidak menutup kemungkinan teknologi
ini bisa memungkinkan semua orang yang terhubung ke internet bisa melakukan
transaksi ke seluruh dunia. Tanpa dibatasi oleh bank atau wilayah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di muka maka dapat
dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Blockchain?
2. Bagaimana Blockchain mampu menjadi solusi teknologi cara kerja intenet
tanpa server ?
3. Bagaimana cara kerja Blockchain ?
4. Apakah manfaat dari Blockchain ?
5. Apakah Kelebihan dan kekurangan Blockchain ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Blockchain
Menurut Don & Alex Tapscott, dalam buku Blockchain Revolution (2016)
"Blockchain adalah buku besar digital abadi transaksi ekonomi yang dapat
diprogram untuk merekam transaksi, tidak hanya finansial tetapi hampir segala
sesuatu yang memiliki nilai." bisa di simpulkan bahwa Blockchain adalah salah
satu teknologi yang tidak menggunakan pihak ketiga dalam suatu proses
pertukaran data yang dalam hal ini terjadi pada proses transaksi. Sederhananya,
jika membeli sesuatu di toko dengan membayar menggunakan kartu debit, maka
pihak toko akan percaya saldo yang anda masukkan sudah masuk ke rekening
milik mereka. pihak ketiga yang dimaksud disini adalah perusahaan Bank yang
sebagai penghubung pembeli dan penjual tersebut dalam bertransaksi
menggunakan kartu debit tadi. Kira kira, apa yang terjadi jika bank mengalami
gangguan pada layanan mereka? Tentunya hal ini membuat anda tidak bisa
melakukan transaksi menggunakan bank. Hal ini terjadi saat ada permasalahan
pada satelit yang digunakan oleh Bank yang menyebabkan beberapa transaksi atm
tidak bisa bekerja dengan baik. Sistem Blockchain tidak menggunakan pihak
ketiga sebagai pusatnya, namun menggunakan banyak pihak atau komputer yang
tersebar di jaringan itu sendiri. Hal ini akan membuat orang yang tidak
bertanggung jawab (Hacker) menjadi kesulitan melakukan pembobolan pada
sistem dan kemungkinan kecil gangguan yang akan terjadi.\ Bank mencatat semua
transaksi financial yang mereka lakukan dalam suatu buku besar. yang
membedakan adalah teknologi Blockchain ini tidak dikelola oleh satu ogranisasi
saja, tapi oleh banyak yang disebarkan secara publik. Sehingga hal ini lah yang
menjadi kekuatan utama dari Blockchain. Teknologi Blockchain juga memberikan
solusi untuk dapat mengurangi korupsi. Hal ini dikarenakan data transaksi akan
langsung ketahuan dikarenakan pihak publik dapat melihat history transaksi
secara realtime.
2.2. Sejarah Blockchain
Blockchain adalah sebuah penemuan yang merupakan gagasan pemikiran
cerdas dari seseorang atau kelompok yang dikenal dengan nama samaran, Satoshi
Nakamoto. Blockchain pertama kali diperkenalkan oleh bitcoin sebagai pondasi
utama yang menyebabkan bitcoin menjadi sangat bernilai secara ekonomi maupun
teknologi. Blockchain dapat dikatakan sebagai jenis database baru setelah
munculnya teknologi yang dikenal secara umum sebagai NoSQL database,
meskipun pada praktiknya penggunaan blockchain sebagai DBMS (Database
Management System) belum semudah atau sesederhana menggunakan RDBMS
(RelationalDBMS) atau NoSQL DBMS. Blockchain yang pertama kali muncul
tahun 2008, adalah arsitektur basis data terdistribusi yang memiliki kemampuan
untuk mengelola transaksi tanpa perlu mengetahui atau mengenal pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya (trust-less). Bitcoin adalah salah satu bentuk mata uang
digital (digital currency) yang memanfaatkan teknologi blockchain pertama
kalinya. Bicara tentang perdagangan dan transaksi keuangan sesungguhnya tak
bisa dilepaskan dari penjurnalan (ledger). Asal-muasal jurnal konon bisa ditelusuri
hingga bangsa Mesopotamia kuno yang menggunakannya untuk mencatat
transaksi. Pada zaman Renaissance, para pedagang di Italia mengembangkan
pembukuan menjadi dua lajur (double-entry) yang lantas mendorong pesatnya
perdagangan dan lahirnya perbankan. Sejak saat itu, penjurnalan masih dilakukan
secara manual (paper-based) hingga kini. Walaupun komputer modern sudah
ditemukan sejak 1960an dan aplikasi serta basis data telah berkembang pesat,
prosedur organisasional penjurnalan tidak berubah. Setiap institusi membuat
jurnal mereka masing-masing, saling melakukan sinkronisasi dengan institusi lain,
hingga diperoleh akurasi dan kesetimbangan. Dalam setiap proses penjurnalan,
melekat pula unsur kepercayaan (trust) antar-para pihak yang terlibat di dalam
suatu transaksi. biasanya cenderung lebih percaya pada pembukuan yang dibuat
oleh institusi yang memiliki reputasi tinggi seperti bank atau pemerintah daripada
pembukuan yang dibuat oleh mitra dagang ,terutama untuk transaksi atau aset
yang sangat material atau krusial. Oleh karenanya, perkembangan ledger menjadi
cenderung terpusat (centralised ledger) pada institusi yang terpercaya seperti
pemerintah atau bank. Bank menyimpan semacam “master ledger” yang mencatat
simpanan yang di miliki masyarakat. Bank sentral juga memiliki “master ledger”
atas bank-bank umum yang berada di bawah supervisinya. Di atas itu, pemerintah
(negara) juga memegang ledger dari bank sentral.
Mengingat sifatnya yang tersentralisasi, maka agar seluruh sistem ini
bekerja dengan baik, masingmasing pihak harus memelihara keandalan, ketepatan,
dan yang paling penting kepercayaan. Blockchain digadang-gadang sebagai salah
satu terobosan teknologi yang revolusioner dan diprediksi akan mengubah tak
hanya industri keuangan, melainkan juga perekonomian masyarakat. Blockchain
membawa konsep fundamental yang mengubah sifat ledger yang semula terpusat
(centralised ledger) menjadi terdistribusi (decentralised ledger). Ledger tidak
dipegang oleh satu pihak atau dua pihak, melainkan direplikasi dan
didistribusikan kepada semua pihak yang berada dalam sistem.
2.3. Tipe Blockchain
Secara garis besar, terdapat 2 tipe blockchain, yaitu :
UTXO (Unspent Transaction Output). Bitcoin adalah salah satu yang
menganut UTXO, sebuah block dapat menyimpan koin virtual yang belum
dibelanjakan (unspent) dimana untuk menghitung saldo kepemilikan harus
menelusuri block - block dengan UTXO yang valid (meskipun pada
praktiknya saldo total telah disimpan di dalam memory untuk
mempercepat proses) .
Sedangkan Ethereum adalah salah satu yang menganut state tree, dimana
perubahan state(variabel) disimpan dalam struktur pohon, pada tipe state
tree, nodedapat dengan cepat mengambil nilai terakhir dari suatu variabel
(saldo misalnya) tanpa perlu menelusuri block - block sebelumnya.
2.4. Teknologi Blockchain
Teknologi Blockchain adalah cara baru untuk menyimpan data dan
memverifikasi integritas. Transaksi menggunakan teknologi Blockchain bersifat
peer-to-peer, dalam arti sebuah data (dapat berupa pesan, uang, atau informasi
penting) dapat dipindahkan dari satu pengguna ke pengguna yang lain tanpa
bantuan pihak ketiga untuk memprosesnya. Dengan Blockchain, kita tidak lagi
perlu lagi bergantung pada satu server karena seluruh transaksi tereplikasi ke
seluruh jaringan sehingga terhindar dari berbagai bentuk penipuan karena data
yang dimodifikasi, server down, atau akun yang diretas.
Dalam konteks Bitcoin, Blockchain itu database. Database ini isinya
record transaksi siapa kirim berapa bitcoin ke siapa. Yang membuat beda sama
database umumnya, blockchain ini sistemnya ter-desentralisasi, terbuka, read
only, read only artinya begitu transaksi sudah tercatat, record itu tidak bisa lagi
dirubah. Sebenarnya bukan tidak bisa dirubah, tapi hampir mustahil ada orang
bisa memanipulasi data yang tercatat. Blockchain ini database yang data-datanya
ditempatkan di blok-blok. Satu block itu isinya banyak record transaksi. Block-
block ini tersusun berdasarkan urutan waktu terus masingmasing block ini punya
link ke block sebelumnya,
2.5. Cara Kerja Blockchain
Sistem Blockchain terdiri dari dua jenis record, transaksi dan blok.
Transaksi ini disimpan secara bersama-sama dalam satu blok. Hal yang unik dari
Blockchain adalah setiap blok berisi hash kriptografi sehingga membentuk
jaringan. Fungsi hash kriptografi adalah mengambil data dari blok sebelumnya
dan mengubahnya menjadi compact string. String ini memungkinkan sistem bisa
mudah mendeteksi adanya sabotase.
Dengan metode tersebut, artinya setiap blok tidak perlu memiliki nomor
seri, hash memungkinkan setiap blok dapat memverifikasi integritasnya. Setiap
blok akan menegaskan validitasnya dari blok sebelumnya. Keterkaitan blok
bukanlah satu-satunya hal yang membuat jaringan tetap aman. Teknologi ini juga
terdesentralisasi, setiap komputer dengan perangkat lunak yang diinstal memiliki
salinan Blockchain yang terus diperbarui dengan blok baru. Tidak ada server
terpusat yang memegang transaksi, dan karena setiap blok baru harus memenuhi
persyaratan dalam rantai atau jaringan, maka tidak ada yang bisa menimpa
transaksi sebelumnya. Persyaratan transaksi lainnya, yaitu dapat digunakan untuk
menentukan entri yang valid. Di Bitcoin, misalnya, transaksi yang valid harus
ditandatangani secara digital, dan harus mengeluarkan satu atau lebih output yang
tidak terpakai dari transaksi sebelumnya, serta jumlah keluaran transaksi tidak
dapat melebihi jumlah input. Dalam sistem keuangan, untuk menjamin tidak ada
uang yang hilang, maka semua transaksi perpindahan uang dicatat dalam sebuah
buku besar (general ledger). Setiap institusi keuangan pasti memiliki buku besar
yang akan memastikan bahwa jumlah uang keluar masuk tercatat dengan benar.
Dalam platform pembayaran digital, seperti paypal, yang melibatkan sejumlah
institusi keuangan berbeda, maka sang perantaralah yang bertanggungjawab untuk
mencatat setiap transaksi yang dilewatkan. Dengan sistem ini, maka hanya ada
'satu' buku besar yang dikelola oleh penyedia platform, sebagai rujukan tunggal
oleh pihak-pihak yang bertransaksi. Hal ini selain menjadi kekuatan, juga menjadi
'single point of failure'. Jika ada peretas yang berhasil mendapatkan akses
terhadap buku besar yang dikelola oleh trusted party ini, maka dia bisa saja
memodifikasi isinya.
Blockchain menghilangkan perantara yang sekaligus juga single point of
failure ini, dengan mendistribusikan buku besar pencatat transaksi ke dalam
jaringan komputer yang terlibat, dimana semua buku besar itu sifatnya identik.
Semua transaksi yang terjadi, harus diumumkan untuk diverifikasi oleh seluruh
komputer pemegang buku besar itu sebelum dinyatakan sah. Transaksi yang
sudah diverifikasi, diletakkan dalam blok-blok terenkripsi, yang 'dirantai' secara
permanen dengan blok transaksi sebelum dan sesudahnya. Itu kenapa platform ini
disebut dengan Blockchain.
Secara sederhana mekanisme transaksi dalam blockchain dapat
diilustrasikan pada gambar berikut ini.
Dengan sistem pencatatan transaksi yang demikian, terdistribusi dan
terikat dalam rantai blok yang terenkripsi, membuat platform ini sangat aman.
Dibutuhkan kemampuan yang luar biasa, untuk bisa meretas sistem ini.
Hambatan pertama ada pada blok transaksi yang terenkripsi. Untuk bisa meretas
satu transaksi, berarti harus juga meretas blok transaksi sebelum dan sesudahnya.
Itu artinya sama saja dia harus bisa meretas seluruh blok transaksi yang pernah
tercatat, karena semuanya terkait satu dengan lainnya. Kedua, dengan sistem
pencatatan transaksi yang terdistribusi secara identik pada entah berapa banyak
server di dunia ini, maka kalaupun bisa menaklukkan satu salinan blockchain,
seorang peretas harus bisa juga mendapatkan verifikasi dari server penyedia
salinan blockchain lainnya. Karena itu platform blockchain ini memberikan
tingkat keamanan yang luar biasa tinggi hingga ke level hampir mustahil diretas.
Tapi disisi lain, semakin banyak transaksi yang terjadi, akan membutuhkan
kemamuan dan sumberdaya komputasi yang semakin besar pula. Meskipun hal itu
sudah disiasati oleh Satoshi Nakamoto dengan membuatnya sebagai sebuah
sistem terdistribusi.
2.6. Karakteristik Blockchain
Karakteristik utama dari blockchain yang membedakan dari jenis database
lain diantaranya adalah terdistribusi, immutable (data yang tertulis tidak dapat
diubah), dan desentralisasi (tidak ada kekuasaan terpusat - central authority -
sebagai pengendali). Dalam komputasi , istilah terdistribusi memiliki beberapa
pengertian, diantaranya adalah pemrosesannya yang terbagi - bagi, datanya yang
terbagi - bagi , atau gabungan dari keduanya. Hingga saat ini sebagian besar solusi
blockchain masih menggunakan karakteristik proses terdistribusi dengan data ter-
replikasi (semua node / mesin memiliki data yang sama) dan beberapa sedang
mengembangkan dukungan terhadap data yang terdistribusi (shard).
2.7. Manfaat Penggunaan Blockchain
Industri paling pertama terkena dampak dari revolusi yang dihadirkan oleh
Blockchain dan Cryptocurrency jelas adalah industri finansial. Karena pada
dasarnya industri finansial adalah sebuah pihak ketiga/perantara raksasa yang kita
percaya untuk mencatat dan memindahkan uang yang kita miliki. Dengan
blockchain yang menghilangkan perantara, akan memberikan kekuasaan lebih
besar kepada para pemilik uang dalam melakukan transaksi. Pendapatan institusi
finansial yang sebagian besar berasal dari fee transaksi akan sangat terancam.
Karena itu bank sentral di seluruh dunia menyikapi kehadiran cryptocurrency ini
dengan sangat hati-hati. Baru sebagian negara di Amerika, Eropa Barat dan
Australia yang sudah melegalkan transaksi cryptocurrency ini. Beberapa negara
seperti Singapura dan Thailand masih mengharamkan. Tapi sebagian besar negara
di dunia ini, termasuk Indonesia masih belum mengeluarkan sikap resmi, masih
wait and see. Meskipun demikian, industri finansial sepertinya sadar bahwa
Blockchain adalah platform yang tidak bisa dipandang sebelah mata, dan sebagian
mulai melakukan riset untuk pemanfaatannya. Baru-baru ini, IBM merilis
platform blockchain yang akan digunakan oleh tujuh bank terbesar di Eropa Barat.
Yang jelas potensi pemanfaatan mekanisme blockchain ini sangat luas.
Blockchain bisa digunakan oleh dua atau lebih pihak-pihak yang 'saling tidak
percaya' untuk melakukan transaksi, tanpa ada nya pihak ketiga yang harus
dipercaya, dan tentu saja dibayar sebagai penjamin transaksi. Pengelolaan
kontrak-kontrak legal contohnya, sangat mungkin nantinya di kelola secara
elektronik dengan platform ini, untuk mengurangi fungsi notariat. Identifikasi
digital juga sangat mungkin dikelola secara aman dengan platform blockchain ini.
Dan jika dikombinasikan dengan machine learning/artificial intelligence tentu
platform ini akan menjadi sebuah revolusi yang sangat dahsyat bagi kehidupan
digital kita ini.
Manfaat teknologi blockchain:
1. Sebagai sistem buku umum, itu mencatat dan memvalidasi setiap transaksi
yang dilakukan. Itu membuat blockchain aman dan terpercaya.
2. Teknologi Blockchain tidak membutuhkan pihak ketiga atau otoritas pusat
untuk transaksi peer-to-peer.
3. Semua transaksi yang dilakukan berwenang. Itu membuat transaksi
berubah dan mencegah dari ancaman hacking.
4. Desentralisasi. Hal ini memungkinkan untuk membuat luas, jaringan aman
tanpa titik kegagalan. Peluang blockchain begitu menarik bahwa itu adalah
pertanyaan “kapan”, bukan “jika”, teknologi ini akan digunakan.
Kemungkinan adopsi garis waktu:
2015: Eksplorasi dan investasi
2016-2017: Adopsi awal
2018-2024: Pertumbuhan
2025: Pertumbuhan penuh
2.8. Kelebihan dan Kekurangan Blockchain
Inter Blockchain
Karena alasan tersebut, ketika bitcoin dirilis berbagai pihak
menyebut bahwa blockchain adalah masa depan transaksi finansial,
bahkan berbagai perusahaan
finansial dan teknologi telah berinvestasi besar untuk mengembangkan
solusi finansial berbasis blockchain. Namun demikian, dengan masing -
masing pihak mengembangkan sendiri teknologi blockchain, kemungkinan
terjadinya multi ekosistem tetap tidak dapat dihindari, karena itu di dalam
komunitas beberapa pihak telah mengusulkan adanya protokol inter
blockchain untuk menghubungkan antar ekosistem blockchain yang
berbeda. Sayangnya sampai saat ini belum ada satu payung yang benar -
benar dapat menyatukan perbedaan antara satu teknologi blockchain
dengan yang lain.
Performa
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh teknologi blockchain
dari kacamata teknologi database adalah rendahnya performa laju transaksi
per detik yang dapat ditangani, bitcoin saat ini hanya mampu melayani 1
transaksi per detik, apabila dibandingkan dengan database mainstream,
kecepatan in masih sangat jauh. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah
ini adalah dengan menggabungkan teknologi pemrosesan database dengan
penyimpanan blockchain,salah satunya adalah proyek bigchaindb, mereka
mengklaim dapat melakukan transkasi hingga 1juta transaksi per detik,
namun demikian saat ini status proyek tersebut masih dalam tahap
pengembangan.
Privasi
Masalah lain terkait dengan konsep blockchain adalah mengenai
privasi, pada prinsipnya setiap node memiliki kopi-an data yang sama
dengan node lainnya, artinya semua data dapat dilihat oleh semua node.
Secara positif hal ini sangat mendorong transparasi, namun kekurangannya
adalah ketiadaan privasi, untuk meminimalisir hal tersebut blockchain
sebaiknya tidak digunakan untuk menyimpan data diluar perpindahan aset
(transaksi), data - data seperti profil pengguna dan dokumen
pendukungnya tidak disarankan untuk disimpan pada blockchain.
Masa Depan
Blockchain tidak akan menggantikan keberadaan database secara
umum, namun untuk sistem transaksional, pelan tapi pasti blockchainakan
segera menggantikan database tradisional. Pada prinsipnya, segala sistem
yang melibatkan adanya kepemilikan aset, perpindahan aset dan
melibatkan banyak pihak akan sangat potensial untuk digantikan dengan
sistem blockchain. Saat ini sistem yang sedang dikembangkan diatas
teknologi blockchain diantaranya adalah sistem mata uang, perbankan,
supply chain, distribusi musik, rekam medis, identitas dan sebagainya.
Prediksi saya, suatu saat apabila antar negara sepakat menggunakan
blockchain untuk menggantikan paspor, maka identitas kependudukan
(KTP) menjadi bersifat global dan menggantikan keberadaan paspor itu
sendiri, bahkan cukup satu identitas untuk semua keperluan (SIM,
Asuransi, dsb).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Teknologi Blockchain dapat digunakan pada sejumlah besar aplikasi.
Ini bisa digunakan di industri dan platform yang berbeda termasuk pada
institusi keuangan, kesehatan, pemerintah, industri migas, retail dan
sebagainya. Blockchain, sama revolusionernya, menggunakan mekanisme
yang membawa semua orang ke tingkat kejujuran dan akuntabilitas tertinggi.
Tidak ada lagi kesalahan mesin atau kesalahan manusia, kehilangan transaksi,
atau bahkan pertukaran yang dilakukan tanpa persetujuan semua pihak yang
terlibat.
Pemerintah dapat memanfaatkan teknologi blockchain untuk
mendukung transparansi publik. Hal ini sedang di persiapkan oleh para peserta
yang terlibat dari berbagai negara melalui teknologi hyper-ledger yang akan di
publikasikan di tahun 2018. Untuk perbankan, pembayaran transaksi
perbankan akan menjadi penyumbang penghasilan terbesar. Oleh karena itu,
perbankan dapat lebih mengurangi transaksi hutang piutang sembari menekan
resiko bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/ronaldwan/5a260a5f59b130760b264d92/
blockchainteknologi-keamanan-internet-di-masa-depan, diakses 01
Agustus 2018.
https://idcloudhost.com/mengenal-apa-itu-teknologi-blockchain/, diakses
01 Agustus 2018.
http://analisis.kontan.co.id/news/peluang-masa-depan-blockchain-1,
diakses 01 Agustus 2018.
https://www.kompasiana.com/zeanonim/mengapa-blockchain-
begitupenting_ 58858d0ac322bdb1128b13e0, diakses 01 Agustus 2018.
https://devnull.web.id/misc/blockchain-bitcoin.html, diakses 01 Agustus
2018.
https://www.duniafintech.com/apa-itu-blockchain-semua-yang-perlu-anda
ketahui/ , diakses 01 Agustus 2018.
https://artabitblog.wordpress.com/2014/11/19/aku-cinta-blockchain-
bukan-bitcoin/ , diakses 01 Agustus 2018.
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3547484/mengenal-blockchain-platform
transaksielektronik-masa-depan, diakses 01 Agustus 2018.