ABSTRAKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50071... · Web viewBanyak penelitian...

261
PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI CREATIVE MOVEMENT PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK DUA MEI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: Nurleli Sulaeni Rohmah 11150184000035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

Transcript of ABSTRAKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50071... · Web viewBanyak penelitian...

PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI CREATIVE MOVEMENT

PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK DUA MEI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

Nurleli Sulaeni Rohmah

11150184000035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

ABSTRAK

Nurleli Sulaeni Rohmah (11150184000035), Peningkatan Motorik Kasar

Melalui Creative Movement Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Dua Mei,

Ciputat Timur, Tahun Pelajaran 2019/2020

Tujuan penelitian ini ialah (1) untuk meningkatkan motorik kasar anak yang dapat dicapai oleh anak melalui pelatihan menari pada anak usia 5-6 tahun, (2) untuk mengetahui keteramplan guru dalam meningkatkan motorik kasar anak dengan kegiatan pelatihan menari tari kreasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK ialah yang berusaha untuk memecahkan masalah dengan data-data yang kemudian hasil data tersebut dapat diperoleh dari hasil terjun di lapangan, dianalisis kemudian diinterprementasikan. PTK dilakukan sebagaimana seorang guru dapat menguasai kelas dan mengkondisikan anak-anak di kelas saat pembelajaran berlangsung. Kemudian dilaksanakan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Ketiga tahap tersebut sebagai siklus yang dilakukan berulang-ulang untuk meningkatkan motorik kasar anak melalui creative movement (tari kreasi).Penelitian yang dilakukan selama 10 kali pertemuan dapat dikatakan berhasil meningkatkan motorik kasar anak melalui creative movement (tari kreasi). Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat pada data persiklus yang dilaksanakan. Skor rata-rata yang didapatkan pada pra penelitian yaitu dengan persentase 32%, kemudian pada pertemuan siklus I skor rata-rata kelas mengalami peningkatan dengan persentase sebesar 66%, dan pada siklus II skor rata-rata kelas anak meningkat lagi dengan persentase 88%. Usaha yang dilakukan anak-anak dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan latihan tari kreasi pada siklus I berada pada kategori cukup, lalu pada siklus II berada pada kategori sangat baik.

Kata Kunci : Creative Movement (Menari Tari Kreasi), Kemampuan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun

i

ABSTRACK

Nurleli Sulaeni Rohmah (11150184000035), Improvement of Rough Motor through Creative Movements in Children Aged 5-6 Years in Kindergarten Dua May, Ciputat Timur, Academic Year 2019/2020

The purpose of this study is (1) to improve children's gross motor skills that can be achieved by children through dance training in children aged 5-6 years, (2) to determine the teacher's skills in improving children's gross motor skills with dance creative dance training activities.The research method used in this study is the classroom action research (CAR) approach. PTK is trying to solve problems with data which then the results of the data can be obtained from the results of plunging in the field, analyzed and then interpreted. CAR is done as a teacher can master the class and condition the children in the class when learning takes place. Then carried out with the planning, implementation and reflection stages. These three stages are repeated as cycles to increase children's gross motor skills through creative movement. Research conducted during 10 meetings can be said to be successful in increasing children's gross motor through creative movement (dance creation). The results of the increase can be seen in the data on the cycle that was carried out. The average score obtained at the pre-study is 32%, then at the first cycle meeting the average score of the class has increased by a percentage of 66%, and in the second cycle the average score of the children's class has increased again by a percentage of 88%. The work done by children in participating in the creative dance training activities in the first cycle is in the sufficient category, then in the second cycle is in the very good category.

Keywords: Creative Movement (Dancing Creative Dance), Rough Motor Skill Ability in Children 5-6 Years

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dan

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Salawat teriring salam

tidak lupa saya haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Peningkatan Motorik Kasar

Melalui Creative Movement Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Dua Mei

Tangerang Selatan”

Penelitian ini dilakukan dalam rangka sebagai syarat untuk pengajuan gelar

Sarjana Strata Satu (S1) pada jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Peneliti menyadari dalam menyelesaikan proposal ini berusaha untuk

mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan

pengetahuan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki, peneliti menyadari

bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih membutuhkan

bimbingan. Oleh karena itu, patut kiranya pembimbing sampaikan rasa terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Siti Khadijah, MA, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia

Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Miratul Hayati, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak

Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Nuraida, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas bimbingan dan

dorongan semangat yang diberikan terus menerus sepanjang perkuliahan.

5. Roro Diah Wahyu Lestari, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing 1 peneliti

dalam proposal skripsi, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan,

masukan, saran, kritik dan waktu untuk membimbing peneliti dalam

menyelesaika proposal skripsi ini tanpa lelah. Kebaikan ibu dan nasihat

iii

ibu akan menjadi ilmu serta pengalaman yang mulia untuk peneliti.

Semoga Allah memberikan kebaikan dan kesehatan untuk ibu. Aamiin ya

Rabbal Alamin.

6. Yubaedi Siron, M.Pd, Selaku Pembimbing 2 peneliti dalam proposal

skripsi, yang telah banyak memberikan arahan serta masukan dalam

penulisan ini. Kebaikan bapak akan menjadi nasihat yang baik untuk

peneliti. Semoga Allah memberikan kebaikan dan kesehatan untuk ibu.

Aamiin ya Rabbal Alamin.

7. Para dosen-dosen Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang

meluangkan waktunya untuk konsultasi penelitian ini. Saya ucapkan

terimakasih yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu tanpa rasa hormat

saya.

8. Teruntuk orangtua saya yang sudah mencintai penulis tanpa alasan.

Ayahanda I.S Fathuddin, saudara kandung, keluarga dan kerabat terdekat

kasih sayang dan doanya saya ucapkan terimakasih.

9. Terimakasih untuk teman-teman saya di Jurusan PIAUD 2015, terkhusus

untuk faras, dwi, aqilah, habibah, bella dan ditta. Juga untuk teman-teman

saya diluar PIAUD, siti nurazizah, fahrul roji, dan subli. Serta teruntuk

kerabat dekat saya, ivan luthfi yang ikut serta membantu berdiskusi

dengan penulis dan tak lelah memberikan semangat serta doanya untuk

penulis agar terselesaikannya penelitian ini.

Ciputat, 24 Januari 2020

Nurleli Sulaeni Rohmah

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i

ABSTRACK.............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DAFTAR TABEL...............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x

DAFTAR BAGAN................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Identifikasi Masalah...................................................................................5

C. Batasan Masalah.........................................................................................6

D. Rumusan Masalah......................................................................................6

E. Tujuan Penelitian........................................................................................6

F. Manfaat Hasil Penelitian............................................................................6

BAB II KAJIAN TEORITIS..............................................................................8

A. Motorik Kasar AUD...................................................................................8

1. Definisi Motorik Kasar........................................................................8

2. Perkembangan Motorik Kasar.............................................................9

3. Perkembangan Motorik Kasar (Usia 5-6 Tahun)...............................13

4. Manfaat Motorik Kasar......................................................................16

5. Pengertian Koordinasi Gerak.............................................................18

B. Creative Movement AUD.........................................................................19

1. Definisi Creative Movement..............................................................19

2. Manfaat Creative Movement Untuk Motorik Kasar...........................23

3. Kelebihan dan Kekurangan Creative Movement dan Tari.................26

4. Manfaat Tari Untuk Motorik Kasar...................................................28

C. Pembelajaran Seni Tari AUD Melalui Creative Movement......................29

D. Penelitian Relevan....................................................................................32

E. Kerangka Berfikir.....................................................................................34

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................39

A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................39

1. Tempat...............................................................................................39

2. Waktu................................................................................................39

B. Latar Penelitian.........................................................................................39

C. Metode Penelitian.....................................................................................40

D. Desain Penelitian Tindakan Kelas............................................................41

E. Refleksi....................................................................................................45

F. Kriteria Keberhasilan Tindakan................................................................45

G. Data dan Sumber Data..............................................................................46

H. Prosedur Pengumpulan Data.....................................................................46

1. Observasi...........................................................................................47

2. Wawancara........................................................................................48

3. Dokumentasi......................................................................................49

I. Analisis Data............................................................................................49

J. Instrumen Pengumpulan Data...................................................................51

BAB IV DESKRIPSI, HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN..................58

A. Prosedur Penelitian...................................................................................58

1. Pra Penelitian.....................................................................................58

2. Pelaksanaan Pra Penelitian................................................................60

B. Hasil Penelitian.........................................................................................63

1. Latar Belakang Penelitian..................................................................63

2. Penelitian Tindakan...........................................................................64

C. Pembahasan Analisis Data........................................................................98

1. Analisis Data.....................................................................................98

D. Reduksi Data..........................................................................................101

1. Aspek Pengenalan............................................................................101

2. Aspek Ketepatan..............................................................................102

3. Aspek Keseimbangan......................................................................104

4. Aspek Daya Tahan...........................................................................105

5. Aspek Koordinasi............................................................................106

vi

E. Temuan Penelitian..................................................................................108

F. Ketebatasan Penelitian............................................................................108

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN..................................109

A. Kesimpulan.............................................................................................109

B. Implikasi.................................................................................................109

C. Saran.......................................................................................................109

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kemampuan Motorik Kasar dan Halus Anak ..................................11

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian PTK......................................................................40

Tabel 3.2 Perencanaan Siklus I.........................................................................44

Tabel 3.3 Perencanaan Siklus II........................................................................45

Tabel 3.4 Interprestasi Kemampuan Motorik Kasar Anak................................47

Tabel 3.5 Jenis Data, Sumber Data dan Teknik................................................47

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian..........................................................53

Tabel 3.7 Instrumen Observasi Peningkatan Motorik Kasar Anak...................55

Tabel 3.8 Instrumen Penilaian Kinerja Guru.....................................................57

Tabel 4.1 Data Sampel Anak Kelompok A.......................................................59

Tabel 4.2 Data Kemampuan Motorik Kasar Anak............................................63

Tabel 4.3Nama Tenaga Kependidikan Guru di TK Dua Mei...........................64

Tabel 4.4 Data Siswa TK Dua Me.....................................................................65

Tabel 4.5 Data Kemampuan Motorik Kasar Pada Pra Siklus dan Siklus I.......77

Tabel 4.6 Penilaian Guru Pada Siklus I.............................................................81

Tabel 4.7 Data Perbandingan Skor Pra Penelitian, Siklus I dan Siklus II.........93

Tabel 4.8 Penilaian Guru Pada Siklus II...........................................................97

Tabel 4.9 Data Hasil Peningkatan Motorik Kasar Pada Pra Penelitian, Siklus I

dan Siklus II......................................................................................99

Tabel 4.10 Kekuatan Aspek Pengenalan Gerak Tari Kreasi ..........................103

viii

Tabel 4.11 Kekuatan Aspek Ketepatan Gerak Tari Kreasi.............................104

Tabel 4.12 Kekuatan Aspek Keseimbangan Gerak Tari Kreasi......................105

Tabel 4.13 Kekuatan Aspek Daya Tahan Gerak Tari Kreasi..........................107

Tabel 4.14 Kekuatan Aspek Koordinasi Gerak Tari Kreasi............................108

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Perbandingan Kemampuan Motorik Kasar Pada Pra Penelitian dan

Siklus I ...............................................................................................78

Gambar 4.2 Persentase Kenaikan Kemampuan Motorik Kasar Pada Pra Penelitian

Sampai Siklus I................................................................................ 79

Gambar 4.3 Persentase Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Dari Pra

Penelitian, Siklus I sampai Siklus II ...............................................95

Gambar 4.4 Peningkatan Kemampuan Motorik Kasae Anak Dari Pra Penelitian,

Siklus I Sampai Siklus II .................................................................96

Gambar 4.5 Peningkatan Penilaian Guru Pada Siklus I dan Siklus II ...............98

Gambar 4.6 Kenaikan Persentase Peningkatan Motorik Kasar Anak Dari Siklus I

Sampai Siklus II ..............................................................................100

x

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Siklus PTK Menurut Kurt Lewin ........................................................43

xi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu yang mempunyai peranan sangat

penting dalam membangun generasi bangsa Indonesia yang seutuhnya. Oleh

karena itu, pendidikan dimulai pada sejak dini dengan tujuan untuk

membentuk anak yang memiliki karakter baik, kecakapan yang santun dan

kemampuan yang diyakini sebagai faktor pendukung untuk pertumbuhan

dan perkembangan anak. Mutu pendidikan perlu diperhatikan untuk dapat

mencapai tujuan pendidikan, dan mutu sendiri dapat dilihat dari

keberhasilan yang diraih oleh siswa selama melaksanakan proses

pembelajaran. Hal penting yang harus ditanamkan saat pembelajaran ialah

menanamkan makna belajar yang bermanfaat untuk kehidupannya yang

sekarang sampai ke masa yang akan datang.

Jamaris mengatakan perkembangan merupakan suatu proses yang

bersifat kumulatif, hal tersebut dapat diartikan bahwa perkembangan

sebelumnya yang menjadi dasar bagi perkembangan anak selanjutnya.

Karena itu, jika terjadi hambatan pada perkembangan anak sebelumnya

maka akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.1 Pada masa usia

dini adalah masa dimana anak dapat bertumbuh dan berkembang sebagai

dasar fondasi keberlangsungan hidup anak kedepannya. Hal ini dapat

dipengaruhi dari apa yang di terima anak juga stimulasi dari luar.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ialah tempat dimana anak

untuk belajar dengan teman-temannya. Anak mampu mengeksplorasi dan

melatih diri sendiri melalui pembelajaran dan permainan-permainan yang

diberikan oleh guru. Selain itu, anak akan mencari sendiri atau bekerja sama

dengan teman-temannya bagaimana cara anak dapat memecahkan masalah

dengan benar sehingga peningkatan kualitas diri dalam perkembangan dan

pertumbuhan anak dapat meningkat dengan baik.

1 Yulani nurani Sujiono. Konsep Dasar AUD. (Jakarta:2009), hlm.54

1

2

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 PAUD ada enam aspek

yang dapat dikembangkan pada diri anak sejak dini, yaitu : Aspek Nilai

Agama dan Moral, Aspek Fisik-Motorik, Aspek Kognitif, Aspek Bahasa,

Aspek Sosial Emosional, Aspek Seni. Salah satu aspek perkembangan yang

harus dikembangkan untuk anak usia dini ialah dari aspek perkembangan

fisik-motorik dan aspek perkembangan seni.2

Anak pada usia 0-6 tahun merupakan masa perkembangan dan

pertumbuhan yang sangat menentukkan bagi anak untuk masa depannya,

atau sering disebut dengan Golden Age yaitu masa keemasan, dimana pada

masa ini anak mampu menerima stimulasi yang diberikan dengan cepat.

Pada masa ini pun merupakan masa periode yang sangat kritis yang dapat

menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.

Perkembangan dan proses kemampuan fisik pada anak usia TK

mengalami perkembangan secara cepat dan tepat. Pertumbuhan dan

perkembangan keterampilan fisik juga kelenturan tubuh anak sudah pasti

berkaitan dengan proses perkembangan gerak anak. Begitu juga dengan

pengetahuan anak terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia, daya ingat

anak sangat kuat sehingga apa yang disenangi oleh anak akan tertanam

sampai ke depannya. Pada dasarnya anak-anak menyukai menari, maka dari

itu untuk mengasah pengetahuan dan pertumbuhan fisiknya dapat dilakukan

dengan mengajak anak untuk menari bersama karena menari menuntut

keseimbangan tubuh, kekuatan dan otot kelenturan tubuh. Selain daripada

itu, menari juga mengenalkan berbagai gerakan dasar yang dapat membantu

perkembangan motorik anak, menari juga mengasah kreativitas anak karena

di dalam menari anak akan banyak berimajinasi gerakan apa yang harus ia

lakukan.3

2 Peraturan Menteri Nomor 146 Tahun 2014, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, KEMENDIKBUD. 2015

3 Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini, Yogyakarta: Penerbit Gava Meda, 2016

3

Anak usia dini memiliki minat yang besar dalam melakukan aktifitas

gerak fisik, seperti selalu aktif bergerak dan bermain. Oleh karena itu, untuk

tumbuh dan berkembang dengan baik, anak membutuhkan aktivitas yang

dapat mendorong anak dalam penggunaan otot-otot besar. Aspek

perkembangan fisik motorik memiliki kaitan yang erat dengan aspek

perkembangan lainnya, oleh karena itu hal ini penting untuk distimulasi agar

dapat berkembang sebagaimana mestinya. Dilihat dari keterampilan motorik

kasar anak usia 5-6 tahun biasanya lebih sering melakukan aktivitas gerak

seperti menendang, berlari dan melompat. Widhianawati menyebutkan

bahwa aktivitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu diharapkan akan

menyenangkan anak sekaligus menyentuh perkembangan motorik, rasa

percaya diri, serta keberanian mengambil resiko.4

Anak usia dini belajar melalui pengalaman langsung, melalui gerak

anak akan memperoleh pengalaman secara langsung. Melalui pengalaman

itulah yang nantinya dapat membuat pengalaman keterampilan motorik

kasar anak meningkat meningkat, dan akan timbul rasa senang pada diri

anak jika melakukan kegiatan keterampilan tersebut secara berulang. Hal ini

karena gerak merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari anak

sehingga apabila dilakukan pengulangan anak tidak mudah merasa bosan,

Kegiatan gerak dan lagu memiliki banyak sekali manfaat menurut

Nurjatmika beberapa manfaat gerak dan lagu adalah meningkatkan motorik

kasar, meningkatkan kreativitas, belajar bersosialisasi dan bekerjasama,

melatih kedisiplinan, dan melatih konsentrasi anak.5

Creative Movement berfungsi sebagai alat komunikasi yang

disampaikan melalui gerak, dengan tubuh manusia sebagai alatnya. Seni tari

adalah salah satunya yang dapat mengembangkan perkembangan motorik

anak, seni tari juga dilengkapi dengan unsur-unsur lain, seperti irama, ruang,

waktu, tenaga, serta unsur-unsur pendukung lainnya. Selain itu, tarian dapat

4 Kurnia Munawaroh, Peningkatan Keterampilan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Menari Animal Dance, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok A di TK Aba Kutu Asem Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015)5 Ibid, hlm. 7

4

pula ditambah dengan alat bantu yang mendukung atau memperkuat tarian.

Seni tari adalah satu dari sekian cabang seni yang biasa diajarkan di

lembaga PAUD. Hal ini disebabkan oleh pada pembelajaran seni tari dapat

mengembangkan kelima aspek perkembangan yang ada pada anak. Dan

yang penting untuk di garis bawahi, yakni pendidikan seni tari di PAUD

tidak bertujuan untuk menjadikan anak ahli di bidang seni khususnya seni

tari. Namun, seni tari merupakan salah satu kegiatan yang dapat membantu

anak mencapai tingkat perkembangan sebagaimana usianya.6 Kegiatan

menari merupakan kegiatan dengan iringan music, selain diiringi musik

akan membuat anak lebih bersemangat dan ceria, anak bisa menggerakan

anggota tubuhnya sesuai dengan iringan musik.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di TK Dua Mei ada

beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kelenturan tubuh dan

berkenaan dengan pengetahuan serta kemampuan gerak motorik: (1) 8 Anak

belum mampu bergerak dengan keseimbangan tubuh dalam menari. (2) 10

Anak belum mampu menselaraskan gerak langkah kaki dengan musik. (3) 5

Anak belum memiliki kekuatan gerak dalam gerak sebenarnya. (4) 12 Anak

belum mampu mengembangkan kelenturan otot tubuh dalam menari. Selain

itu, kemampuan lokomotor anak masih kurang mampu berdiri dengan satu

kaki dan seimbang, kemudian kemampuan non lokomotornya anak masih

kurang mampu melakukan gerakan melompat. Sedangkan kemampuan

gerak manipulatif anak belum bisa konsisten pada setiap kesempatan yang

berbeda. Hal ini terlihat dari beberapa anak yang bisa dalam pembelajaran

motorik kasar.7

Kinerja guru pada saat proses pembelajaran dimulai masih terlihat

rendah, karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih

berpusat pada anak, kurangnya variasi dalam memberikan pelatihan kepada

siswa, hal ini dikarenakan ruangan yang tidak memadai untuk siswa

bergerak lebih bebas lagi. Terlalu mendominasi serta terlalu cepat dalam

6Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Penerbit Gava Media), hlm. 68

7 28 Juni 2019, Observasi yang dilakukan di TK Dua Mei

5

memberikan mengenai apa yang harus dilakukan oleh anak dalam kegiatan

pembelajaran motorik kasar, mengakibatkan beberapa siswa yang terlambat

dan tertinggal dalam menerimanya, sehingga fokus siswa tidak terarah dan

lebih memperhatikan temannya yang berada didepan untuk bisa diikutinya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis ingin meningkatkan

kualitas pembelajaran dalam mengembangkan motorik kasar anak melalui

Creative Movement dimana salah satunya ialah mengambil dari budaya

Indonesia yaitu seni tari dan kelenturan tubuh anak di sekolah Taman

Kanak-kanak Dua Mei. Oleh karena itu penulis merasa perlu melakukan

penelitian lebih mendalam dengan demikian penulis berharap dengan

“Peningkatan Motorik Kasar Melalui Creative Movement Pada Anak Usia

5-6 Tahun di TK Dua Mei Tangerang Selatan” anak mampu mengikuti dan

mengetahui salah satu budaya yang ada di Indonesia. Selain menambah

pengetahuan dan meningkatkan kelenturan tubuh anak juga dapat

mengembangkan berbagai aspek perkembangan, yaitu intelektual, bahasa,

sosial emosional, khusunya pada aspek fisik motorik dan keterampilan anak

sehingga proses belajar mengajar anak berlangsung tidak membosankan dan

menarik bagi anak.

B. Identifikasi Masalah

Terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dari latar

belakang diatas antara lain, yaitu :

1. Kegiatan pelatihan menari masih berpusat pada guru sehingga siswa

kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Kurangnya variasi metode dalam pelatihan sehingga anak merasa

bosan dan bermalas-malasan.

3. Sebagian jumlah siswa belum mampu mengkoordinasikan antara

gerakan dengan irama lagu.

4. Sebagian jumlah siswa mengalami kesulitan dalam melakukan antara

gerakan visual dengan motorik (gerakan tangan, gerakan jari tangan,

atau kaki) secara bersamaan pada satu tujuan.

6

C. Batasan Masalah

Penulisan ini penulis akan membatasi permasalahan seputar

perkembangan fisik motorik dan intelektual dalam menanamkan creative

movement pada anak kelompok A di TK Dua Mei, Kecamatan Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peningkatan motorik kasar anak melalui creative movement

pada anak usia 5-6 tahun di wilayah TK Dua Mei Kota Tangerang

Selatan?

2. Bagaimana keterampilan guru dalam peningkatan motorik kasar anak

melalui creative movement pada anak usia 5-6 tahun di Wilayah TK

Dua Mei Kota Tangerang Selatan?

3. Apakah peningkatan motorik kasar melalui creative movement pada

anak usia 5-6 tahun di TK Dua Mei Kota Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui peningkatan motorik kasar yang dicapai oleh anak

melalui pelatihan menari atau creative movement pada anak usia 5-6

tahun di wilayah TK Dua Mei Kota Tangerang Selatan.

2. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam peningkatan motorik kasar

yang dicapai oleh anak melalui pelatihan menari atau creative

movement pada anak usia 5-6 tahun di wilayah TK Dua Mei Kota

Tangerang Selatan.

3. Untuk mengetahui peningkatan motorik kasar dan keteramplan guru

dalam meningkatkan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Dua

Mei Kota Tangerang Selatan.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat penelitian yang di harapkan sebagai berikut:

1. Bagi lembaga

7

Bagi lembaga pendidikan yaitu sebagai bahan masukan untuk

peningkatan kualitas pendidikan di TK Dua Mei.

2. Bagi guru

a. Memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran kepada

anak.

b. Bagi guru musik sebagai sarana peningkatan kemampuan gerak

anak dan dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan untuk peserta didik.

c. Menambah metode pembelajaran sehingga anak tidak bosan.

3. Bagi anak

a. Aspek fisik motorik dan intelektual anak akan lebih terlatih dan

terasah.

b. Meningkatkan keterampilan dan kreativitas anak.

c. Proses belajar akan lebih menyenangkan untuk peserta didik.

4. Bagi orangtua peserta didik

Diharapkan orangtua senang dengan anak yang memiliki kemajuan

diaspek pengembangan intelektual dan pertumbuhan fisik dalam

pembelajaran menari tari tradisional tari piring terutama dalam

kelenturan tubuh dan pengetahuan anak.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Motorik Kasar AUD

1. Definisi Motorik Kasar

Hurlock mengatakan untuk mendapat gambaran secara penuh

tentang perkembangan pada anak kita membutuhkan pembahan dan

mengulas perkembangan fisik juga perkembangan psikologis pada

anak. Untuk perkembangan fisik anak usia dini dapat mempengaruhi

keterampilan anak dalam bergerak dan untuk pertumbuhan dan

perkembangan fisik memiliki pola penyesuaian pada diri anak secara

lebih luas seperti mempengaruhi cara pandang anak terhadap dirinya

sendiri dan orang lain.8 Mengutip dalam buku Yuliani bahwa untuk

memenuhi kemampuan perkembangan motorik anak dibutuhkan

kesempatan yang luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk

menemukan dan aktivitas sensori motor yang berkaitan dengan otot-

otot besar dan kecil anak.9

Perkembangan fisik motorik kasar anak menurut Padmonodewo

dalam buku Rike Sulistiawati menjelaskan bahwa koordinasi otot-otot

besar tubuh manusia. Kemudian motok dibagi menjadi dua yaitu

motorik kasar dan motorik halus.10 Kemudian saputra mengartikan

bahwa perkembangan fisik motorik kasar merupakan keterampilan

yang menggunakan otot-otot besar.11

Fitriana mengatakan gerak motorik kasar adalah gerak anggota

tubuh yang menggunakan gerakan secara kasar atau keras. Melalui

keterampilan motorik yang baik, khususnya motorik kasar anak dapat

melakukan aktivitas mandirinya dengan baik, dapat melakukan

8 Elizabeth B. Hurlock. Perkembangan Anak (Jilid 1). (Jakarta: Erlangga.) hlm, 114.9 Yuliani Nurani Sujiono. Konsep Dasar Anak Usia Dini.( Jakarta: Indeks.) hlm, 63.10 Rike Sulistiawati. Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Gerak

Lokomotor di Taman Anak-anak Widya Bhakti.( Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.) hlm. 12

11 Ibid, hlm. 12

8

9

gerakan-gerakan permainan seperti berlari, melompat, dan dapat

melakukan keterampilan berolahraga dan keterampilan baris-berbaris

yang diajarkan dalam pendidikan taman kanak-kanak yang diikutinya.

Jika keterampilan motorik kasar anak kurang baik, tidak hanya

pemenuhan kemandirian aktivitas yang terlambat, akan tetapi hal itu

juga berdampak kepada perkembangan anak yang lain seperti aktivitas

sosial, perkembangan konsentrasi, dan perkembangan motorik

planning yang kurang baik.12

Menurut pendapat Hurlock bahwasanya motorik kasar merupakan

gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi dari otot besar seperti

berjalan dan melompat. Oleh karena itu, hendaknya orang tua tidak

perlu melakukan bantuan kepada anak dalam mengembangkan

keterampilan motorik kasarnya. Kemudian jika anak sudah matang,

maka anak akan melakukan gerak dengan sendirinya tanpa lagi diberi

aba-aba atau bimbingan.13

Dari penjelasan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa

motorik kasar ialah perkembangan melatih otot-otot besar anak yang

dapat mengembangkan kemampuan anak untuk menyelesaikan suatu

kegiatan seperti berlari dan melompat yang membutuhkan koordinasi

otot-otot besar tubuh manusia.

2. Perkembangan Motorik Kasar

Sering kita jumpai anak-anak yang bergerak aktif kian kemari, hal

itu merupakan aktivitas yang lumrah dilakukan oleh anak-anak. Akan

tetapi ketika kita melihat anak yang diam dan pasif maka yang terbesit

di dalam pikiran kita adalah hal-hal negatif yang ada di dalam dirinya,

seperti apakah dia sakit, sedih dan lainnya. Dengan demikian dapat

kita sampaikan bahwa gerakan aktif seorang anak adalah simbol atau

tanda mereka dalam keadaan baik-baik saja.

12 Ibid, hlm. 1213 Ibid, hlm. 13

10

Hurlock mengatakan bahwa ketika anak-anak bermain, secara

alami mereka menggerakkan badannya yang akan mempengaruhi

keterampilan motorik kasar dan membentuk pola hidup

anak.14Pertumbuhan motorik anak, tidak akan berkembang begitu saja,

tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mencakup kesiapan

belajar, kesempatan belajar, kesempatan praktek, bimbingan, dan

motivasi dari guru. Apabila salah satu tidak ada, maka perkembangan

anak tidak berkembang dengan baik.

Menurut Yusuf, kemampuan motorik anak dapat dideskripsikan

sebagai berikut:15

Tabel 2.1

Kemampuan motorik kasar dan halus anak

Usia Keterampilan Motorik Kasar Keterampilan Motorik Halus

3-4

tahun

1. Naik turun tangga

2. Meloncat dengan dua kaki

3. Melempar bola

1. Menggunakan krayon

2. Menggunakan benda atau

alat

3. Meniru bentuk (meniru

gerakan orang lain)

4-6

tahun

1. Meloncat

2. Mengendarai sepeda anak

3. Menangkap bola

4. Bermain olahraga

1. Menggunakan pensil

2. Menggambar

3. Memotong dengan gunting

4. Menulis huruf cetak

Zulkipli menjelaskan di dalam buku Novi Mulyani bahwa ada

gerakan yang sering dilakukan anak-anak, gerakan tersebut dibedakan

menjadi 3 golongan, yaitu:16

a. Motorik Statis, yaitu gerakan tubuh sebagai upaya memperoleh

keseimbangan gerak pada saat berjalan.

14 Novi Mulyani. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media) hlm. 88

15 Ibid, hlm. 8916 Ibid, hlm. 89

11

b. Motorik Ketangkasan, yaitu gerakan untuk melakukan tindakan yang

berwujud ketangkasan dan keterampilan.

c. Motorik Penguasaan, yaitu gerakan yang dilakukan untuk

mengendalikan otot-otot tubuh sehingga ekspresi muka terlihat jelas.

Seorang anak dapat belajar dengan optimal apabila kebutuhan

fisiknya dan psikologisnya dapat dipenuhi dengan baik. Selain itu anak-

anak dapat belajar dengan sendirinya melalui sosialisasi anak-anak

dengan lingkungan sekitar, seperti bersosialisasi dengan orangtua, orang

dewasa, teman sebaya, dan lingkungan rumahnya. Anak-anak bisa

bersosialisasi melalui bermain dan rasa keingintahuan anak dalam satu

hal yang membuatnya untuk terus belajar.17

Gerakan yang dilakukan secara sengaja dan terkendali juga akan

terorganisir ke dalam pola mengikuti gerakan yang diberikan oleh

pelatih, seperti menarik dirinya persis sama benar dengan posisi berdiri,

melepaskan tangannya, dan menggerakkan kaki untuk berjalan. Pola-pola

ini kemudian berubah menjadi gerakan-gerakan anak dalam melakukan

respon terhadap berbagai stimulasi yang berbeda sehingga semua aspek

akan terlatih dan terasah.18

Anak usia 5-6 tahun merupakan masa perkembangan secara pesat

karena pada masa ini anak ialah masa Golden Age. Masa ini dikenal

dengan masa peralihan dari masa anak akhir sampai menjelang masa pra

pubertas. Perkembangan jasmani dan rohani anak akan sempurna ketika

usia anak 6 tahun. Pada usia ini pertumbuhan anak berkembang pesat,

kemudian kondisi kesehatannyapun akan baik, dalam artian anak akan

lebih tahan dari yang menyebabkan terganggunya kesehatan mereka.

Pada masa ini anak dilatih dan diberi stimulasi dengan berharap anak

dapat mengembangkan berbagai keterampilan dasar yang bersifat

akademis maupun non akademis.

17 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendiidkan Anak Usia Dini.(Jakarta: Indeks).2009. hlm. 55

18 Ibid, hlm. 64

12

Usia 5-6 tahun kemampuan motorik anak berkembang sesuai dengan

tahapannya dan banyak mengalami perubahan yang sangat berarti.

Berikut kemampuan motorik anak pada usia 5-6 tahun:

Motorik kasar, anak mampu berdiri dengan satu kaki tanpa jatuh, anak

mampu berdiri lurus tanpa jatuh dan zigzag/bervariasi, misalnya melalui

rintangan, anak mampu berjalan lurus dan bervariasi, anak mampu

melompat dari ketinggian 20 cm, anak mampu melempar dan menangkap

bola kecil dengan jarak 5-10 meter, anak mampu mengkombinasikan

gerakan jalan, lari, melompat dan melempar, anak mampu berguling

kedepan/koprol, anak sudah mampu mengendarai sepeda roda dua, dan

anak dapat menari serta mengikuti gerakan dalam senam irama.19

Adapun dalam buku Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini

perkembangan motorik kasar kelompok usia 5-6 tahun ialah sebagai

berikut:20

1.) Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih

kelenturan, keseimbangan dan kelincahan.

2.) Melakukan koordinasi gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam

menirukan tarian atau senam.

3.) Melakukan permainan fisik dengan aturan.

4.) Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri.

5.) Melakukan kegiatan kebersihan diri.

Dari paparan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa peran orangtua

dan guru sejatinya harus membimbing dan menyediakan sarana prasarana

untuk membantu mengembangkan motorik anak. Hal ini sangat penting

dilakukan, karena perkembangan motorik ini saling berkaitan dan saling

mempengaruhi dengan perkembangan aspek lainnya.

19 Ibid, hlm. 161-16220 Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini

Nomor 137 tahun 2014. 2015, hlm. 55.

13

3. Perkembangan Motorik Kasar (Usia 5-6 Tahun)

Pendidikan seni tari, pada dasarnya bagi anak-anak yaitu sebagai

alat untuk mengekspresikan dan mengungkapkan segala imajinasi dan

fantasi anak, sehingga dengan cara lain anak menjadi kreatif baik

dalam bidang imajinasinya maupun dalam perkembangan motoriknya.

Seperti yang kita ketahui gerakan tari anak-anak dengan orang dewasa

berbeda, gerakan tari anak-anak harus mewakili dan masuk kedalam

dunia anak serta dilakukan penuh dengan penuh kegembiraan dan

kesenangan.21

Menurut Mulyani gerak merupakan keberadaan alamiah anak usia

dini. Anak-anak suka meloncat, berarti, dan melakukan banyak

aktivitas lainnya dengan gerak, hal demikian itulah yang membuat

anak membutuhkan ruang untuk bergerak.22

Adolph mengatakan dalam belajar bergerak, bayi akan

mempelajari jenis tempat dan permukaan apa yang sesuai untuk

gerakan. Dengan pengalaman, bayi akan merangkak atau bayi berjalan

belajar menghindari jalanan menurun yang beresiko kemungkinan

akan membuat mereka jatuh.23 Oleh karena itu latihan sangat penting

dalam belajar berjalan. “Ribuan hari melangkah dan berjalan, setiap

langkah sedikit akan berbeda dengan sebelumnya karena variasi

permukaan tanah dan batasan biomekanis tubuh yang terus berubah-

ubah, lalu dapat membantu bayi mengenali kombinasi kekuatan dan

keseimbangan yang relevan dan diperlukan untuk meningkatkan

keterampilan berjalan mereka.

Karen dan Sarah mengemukakan, “pandangan kuno bahwa

pertumbuhan dan perkembangan motorik anak hanya mencerminkan

hasil kematangan yang berhubungan dengan usia, walaupun tidak

lengkap. Sebaliknya, bayi memperoleh keterampilan baru dengan

21 Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media) hlm. 68

22 Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media) hlm. 38

23 John W. Santrock, Perkembangan Anak Jilid 1, (Erlangga:2007), hlm. 211

14

bantuan pengasuh mereka dalam lingkungan dunia nyata yang penuh

dengan objek dan permukaan”.

Di bawah ini adalah beberapa prinsip pokok yang mengatur

perkembangan gerak:

a. Perkembangan gerak terjadi sesuai urutan

b. Matangnya sistem gerak terjadi dari perilaku yang kasar (besar)

menuju halus (kecil). Misalnya, sebagai bagian dari belajar

mengambil, meraih sebuah objek dengan lengannya.

c. Perkembangan gerak dimulai dari kepala ke ekor kemudian dari

kepala ke kaki. Proses ini dikenal sebagai perkembangan

cephalocaudal.

d. Perkembangan gerak dimulai dari Proximal (bagian tengah tubuh)

ke distal (kaki dan tangan), yang dikenal dengan Proximodistal.

Soedarsono menjelaskan, bahwa gerak yang bisa dikategorikan

sebagai gerak tari, adalah gerak yang sudah “dirombak”. Akan tetapi,

menurut Abdurachman dan Rusliana, penjelasan dari pakar tari

Indonesia tersebut juga masih mempunyai kelemahan. Hal ini karena

dalam kehidupan sehari-hari pun atau dalam kejadian tertentu, kita

sering menjumpai seseorang berjingkrak kegirangan dengan menari-

nari walau tanpa musik.24

Adapun unsur yang menjadi pokok pembelajaran motorik ialah

akan menjadi dasar-dasar dalam penyusunan kisi-kisi instrumen dan

indikator penilaian:25

a. Kekuatan, unsur ini dalam pembelajaran motorik berkaitan dengan

ketahanan mereka karena otot yang bekerja secara tepat, mempunyai

tujuan agar anak memiliki ketangkasan yang cepat, bertenaga dan

24 Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media) hlm. 50

25 Richard Decaprio, Panduan Mengembangkan Kecerdasan Motorik Siswa, (Yogyakarta: Diva press, 2017), hlm. 45-54

15

berlari cepat. Misalnya anak mampu meloncat dan menahan

berjingkat berturut-turut.

b. Kecepatan, kecepatan disini yaitu kemampuan seorang siswa untuk

mengenali dan melakukan gerakan atas beberapa pola dalam waktu

yang cepat. Misalnya mengenali anggota tubuh beserta fungsi untuk

digerakkannya.

c. Power, kapasitas siswa untuk menggunakan otot secara maksimum

sehingga menghasilkan kecepatan. Misalnya halnya melompat dan

mengangkat satu kaki.

d. Ketahanan, yaitu kemampuan seorang anak untuk dapat menahan

gerakan selama beberapa saat.

e. Kelincahan, yaitu kemampuan badan yang dapat mengubah arah

secara cepat dan tepat, meliputi koordinasi otot besar pada badan.

f. Keseimbangan, kemampuan siswa untuk menjaga sistem otot saraf

dalam kondisi diam demi mengendalikan tubuh saat bergerak secara

efisien.

g. Koordinasi, kemampuan siswa untuk melakukan gerakan yang lebih

khusus/kompleks, unsur tersebut berkaitan dengan unsur lainnya.

Oleh karena itu, gerak anak pada usia 5-6 tahun memiliki prinsip dimana

motorik anak akan berkembang secara bertahap mengikuti usianya.

Dengan bantuan dari pengasuh, maka perkembangan motorik anak akan

terpantau sehingga orangtua dan pengasuh mengetahui tingkat

kematangan perkembangan anak. Usia 5-6 tahun ada beberapa gerak

yang mampu dilakukan oleh anak ialah salah satunya gerak tari

sederhana yang diberikan oleh pelatih saat di taman kanak-kanak.

4. Manfaat Motorik Kasar

Perkembangan motorik ialah faktor yang penting yang ada dalam

perkembangan seseorang. Berikut perkembangan motorik menurut

Hurlock:26

26 Mohd. Sahandri Gani Hamzah, Rahasia Mendidik Anak Cerdas. (Jakarta:Suka Buku). 2013, hlm. 187.

16

1. Dengan kemampuan motorik anak mendapatkan pengalaman yang

menyenangkan. Pengalaman tersebut bisa dengan keterampilan

melempar atau menangkap bola.

2. Untuk menunjang rasa kepercayaan diri anak maka bisa dilakukan

dengan gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

3. Dengan keterampilan motorik anak dapat melatih kemampuan

mewarnai, menulis, menggambar dan melukis.

4. Memungkinkan anak untuk mampu bersosialisasi dengan

lingkungannya sendiri.

5. Kemampuan motorik dapat mengembangkan atau melatih

perkembangan self concept anak.

Buku karangan Sahandri menyebutkan bahwa stimulasi yang bisa

diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak adalah:27

1. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan

menggambar.

2. Keterampilan berolahraga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat

olahraga.

3. Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.

4. Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan

kedisiplinan dan ketertiban.

5. Gerakan-gerakan ibadah shalat.

Sahandri mengatakan perkembangan motorik anak akan optimal jika

keadaan tempat anak tinggal bebas untuk bergerak. Dalam artian anak

dapat bergerak bebas dan dapat melatih otot-otot besar atau kecil anak.28

Menyediakan ruangan utuk anak bisa menjadikan solusi yang baik

agar anak bebas bergerak, berlompat lalu menggerakkan tubuhnya sesuai

dengan imajinasi mereka. Menyediakan alat permainan diluar pun dapat

menstimulusi anak jika permainan tersebut seperti memanjat, atau

27 Ibid, hlm. 187.28 Ibid, hlm. 188.

17

koordinasi antara kekuatan tubuh anak. Dan jika dilatih setiap hari maka

akan mendapatkan hasil yang optimal secara pelan-pelan. Agar anak

merasa nyaman dan senang maka keterampilan motorik yang di berikan

kepada anak ialah yang bisa dipelajari dan disukai oleh anak, agar anak

dengan sukarela untuk berparsitipasi.

Setiap individu pada perkembangan motorik pasti akan berbeda

tingkatannya. Anak usia empat tahun ada yang bisa menggunakan gunting,

ada juga anak yang lainnya bisa menggunakan gunting saat usianya setelah

lima tahun. Anak tersebut mungkin bisa melompat dan menangkap bola

dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap

bola yang besar dan berguling-guling. Dalam hal ini orangtua dan orang

dewasa di sekitar anak harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak

dan merencanakan berbagai kegiatan yang bisa menstimulasinya. Selain

berbagai kegiatan stimulasi, menurut Sahandri hal lain yang

mempengaruhi perkembangan motorik anak adalah gizi anak. Banyak

penelitian yang menerangkan tentang pengaruh gizi terhadap kecerdasan

serta perkembangan motorik kasar.29

Aktivitas yang di lakukan dengan kegiatan motorik membutuhkan

energi yang cukup. Seperti gerak merangkak, berlari, berjalan dan

melompat akan membutuhkan kekuatan yang tinggi, namun jika ada anak

yang menderita kekurangan protein maka kegiatan dalam mengembangkan

perkembangan motoriknya pun akan terlambat. Contoh yang terjadi pada

anak usia dini yang memiliki gizi kurang yaitu jika kekuatan otot yang

melibatkan dengan gerak motorik kurang baik maka akan mempengaruhi

perkembangan dan pertumbuhan tulang dan akan menjadikan

keterlambatan pertumbuhan badannya.30

Kegiatan motorik kasar dilakukan dengan harapan anak mampu

menggerakkan tubuh dengan melibatkan kekuatan. Lalu manfaatnya

sebagai berikut. (a) kemampuan gerak yang ditingkatkan, (b) mampu

29 Ibid, hlm. 189.30 Ibid, hlm. 190.

18

menjaga kesehatan, (c) mendapatkan perasaan percaya diri, (d) dapat

bersosialisasi, (e) dan memiliki perilaku yang sopan, jujur, sportif dan

tepat waktu. Sukanti menjelaskan manfaat dari motorik kasar yaitu anak

dapat memiliki sikap mandiri, dan anak dapat diterima di lingkungan

dimanapun anak itu berada.31

5. Pengertian Koordinasi Gerak

Kesenian adalah suatu metode yang dapat digunakan dalam

mengembangkan perkembangan motorik anak, salah satunya adalah

dengan seni tari. Gerak adalah bahan dasar dari sebuah tarian, pada gerak

tarian anak dapat belajar tentang cara memperoleh dan mentransfer atau

mengekspresikan gerakan dengan kemampuannya sendiri.

Gerakan seperti menggerakan seluruh anggota badan kemudian

dikombinasikan ialah gerakan yang ada pada sebuah tarian dengan tujuan

untuk mengembangkan motorik kasar anak. Anak dilatih dan diberikan

stimulasi dari macam-macam gerakan tari. Selain itu, siswa juga mampu

melakukan gerak koordinasi yang mengikuti musik. Dengan melakukan

gerakan-gerakan tarian maka akan menjadikan kemampuan anak terlihat

meningkat sesuai dengan perkembangan usianya.

Menurut Rahyubi, kemampuan koordinasi gerak mencakup dua atau

lebih persepsi. Kemudian untuk menghasilkan suatu gerak yang efektif

ada koordinasi gerak yang dipadukan dengan kinerja kualitas otot, tulang

dan persendian.32 Selanjutnya Lutan berpendapat bahwa koordinasi gerak

merupakan gerak yang terpisah-pisah yang didukung oleh sumber

macam-macam indra yang akan menghasilkan gerak yang efisien.

Kemudian gerak tersebut memberikan suatu gerak dengan urutan gerak

yang dihasilkan dari beberapa anggota tubuh.33

31 Ibid, hlm. 1832 Skripsi Myka Siagawati. Meningkatkan Koordinasi Gerak Kaki, Tangan, dan Kepala

Anak Melalui Kegiatan Gerak Berirama Pada Kelompok B di TK Dharma Wanita Kwaraan Lendah Kulon Progo. Yogya: Universitas Negeri Yogyakarta. 2013, hlm. 8.

33 Ibid, hlm. 8

19

Suharno berpendapat bahwa gerak koordinasi ialah keterampilan

siswa dalam menyatukan sebuah gerak menjadi satu karya gerak yang

sama dan memiliki tujuan atau maksud dari sebuah tarian tersebut, dan

anak mampu melakukan gerakan dengan kelenturan tubuh yang dapat

membawa perasaan senang dan melatih perkembangan otot.34

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian tersebut bahwa

melakukan koordinasi gerak ialah dari sebuah gerak yang disatukan

menjadi satu gerakan dan memiliki perasaan harmonis dan tujuan.

B. Creative Movement AUD

1. Definisi Creative Movement

Gerak kreatif merupakan kemampuan yang bisa dimiliki oleh anak

usia dini. Kemampuan tersebut mengarah pada keterampilan pada

seorang anak dalam menciptakan berbagai gerakan. Gerak tersebut bisa

dilakukan secara spontan sesuai dengan imajinasi dari seorang anak atau

gerakan yang secara terarah. Kegiatan tentang kreativitas gerak anak

adalah kegiatan untuk anak usia dini yang mengutamakan kebebasan

bergerak dan mengekspresikan segala jenis imajinasi anak.

Hal tersebut sebagaimana disebutkan oleh Mayesky “In creative

movement, children are free to expres their own persinalities in their own

style. They do not have an axample to follow oe an adult to imitate.

Creative movement can accour in any situation where children feel free

and want to move their bodies. It can be done to poetry, music, rhythm,

or even silence. By feeling a pulse, beat, ide or emotion, children’s

bodien become instruments of expression.”35

Mayeski memaparkan tentang gerak kreatifitas yang sering dilakukan

oleh anak . Bahwa anak bergerak dengan spontan tanpa anak menirukan

gerak orang dewasa. Kemudian gerak kreatif bisa dipraktikan dimanapun

dan kapanpun. Karena pada saat anak merasa bisa melakukan gerak

34 Ibid, hlm. 835 Indah Juniasih. Jurnal Pendidikan Usia Dini 9 Edisi 2, (Jakarta: PAUD UNJ, 2015),

hlm. 322

20

dengan bebas dan dapat mengekspresikannya, mereka dengan spontan

melakukan gerak dengan iringan musik ataupun tidak dengan iringan

musik.

Ripple mengemukakan bahwa ”Creativityis really a combination of

many different abilities. It is more useful to think of many types of

creativities.”36 Ripple menjelaskan bahwa kreativitas adalah kombinasi

dari berbagai kemampuan anak. Kemudian akan lebih bermanfaat jika

lebih banyak memikirkan jenis kreativitas yang lainnya, sehingga akan

menambah kemampuan anak pada aspek yang lainnya juga.

Creative Movement adalah gerak yang dikombinasikan untuk

mengekspresikan perasaan seseorang dan dilakukan dengan memberikan

kebebasan pada anak untuk dapat bergerak sesuai dengan imajinasinya.

Gerak kreatif biasanya digunakan sebagai cara mengekspresikan diri

anak secara bebas sesuai dengan imajinasinya. Dengan mengespresikan

imajinasinya anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Dalam buku Indah Juniasih, Dodge dan Colker menjelaskan bahwa

gerak kreatif memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan

sosial emosional, kognitif, dan perkembangan fisik motorik anak.

Selanjutnya, Hawkins menegaskan bahwa creative movement berguna

untuk kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan proses kreatif yaitu

merasakan, menghayati, menghayalkan dan memberi bentuk.37

Namun pada anak usia dini kegiatan kreativitas gerak biasanya selalu

berhubungan dengan kegiatan musik. Karena memang antara musik dan

gerak tidak dapat dipisahkan. Hughes berpendapat tentang creative

movement yang menyatakan bahwa creative movement sejenis dengan

creative dance (tari kreatif). Pada intinya dalam creative movement tubuh

digunakan untuk mengekspresikan simbol, idea pikiran, perasaan dan

kesan rasa.38

36 Mary Mayesky, Creative Activities For Young Children, (New York: Delmar Publishers Inc, 2009), hlm. 4.

37 Putu Aditya Antara, Jurnal Pendidikan Usia Dini. 2018, hlm. 30338 Indah Juniasih. Jurnal Pendidikan Usia Dini 9 Edisi 2, (Jakarta: PAUD UNJ, 2015),

hlm. 323.

21

Secara lebih detail dalam buku Indah Juniasih, Hughes menyatakan

”Creative movement also referred to as creative dance, involves the use

of the body to express symbol ically one’s idea, fellings and sense

impressions. There is no correct way to do this, and each child uses his

or her own spontaneous, original and individual approach.” Dari uraian

tersebut menjelaskan bahwa dalam melakukan kreativitas gerak atau

kreativitas tari setiap anak tidak perlu di perbaiki dalam bergerak, karena

anak akan spontan menggunakan cara mereka masing-masing, original

dari imajinasinya dan melalui pendekatan individual.39

Tari merupakan gerak tubuh yang secara berirama mengikuti musik

yang dilakukan ditempat dan waktu tertentu dengan tujuan untuk

mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran yang diiringi oleh musik

untuk mengatur gerakan dengan maksud memperkuat yang ingin

disampaikan. Seodarsono mengatakan bahwa seni tari adalah perasaan

manusia tentang “sesuatu” yang dapat disalurkan melalui gerakan yang

ritmis dan indah. Tari merupakan kesenian yang berkaitan langsung

dengan gerak tubuh manusia. Dengan kata lain, tubuh manusia

merupakan alatnya dan gerak tubuh merupakan medianya.40

Seni tari merupakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia, dimana

warisan yang satu ini harus dikembangkan juga dilestarikan selaras

dengan masyarakat yang selalu mengalami perubahan mengikuti

zamannya. Sebab, ketika sudah dewasa sebagian dari masyarakat

cenderung menyukai hal-hal yang baru (modern) dan tak sedikit

meninggalkan hal-hal yang berbau tradisional atau klasik.

Menurut Fitria kesenian adalah bagian dari kebudayaan. Kemudian

seni tari adalah bagian dari kesenian. Arti seni tari adalah keindahan

gerak anggota badan manusia yang bergerak dan mengikuti irama musik

39 Ibid, hlm. 323.40 Novi Mulyani, Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Gava

Media) hlm. 39

22

yang mempunyai jiwa keindahan bentuk dari anggota badan manusia

yang bergerak, berirama dan berjiwa secara harmonis.41

a. Bentuk

Bentuk jari tangan, pergelangan tangan, keseluruhan tangan, badan,

leher, bahu, pinggul, kaki, lutut dan pergelangan kaki. Bentuk ini dapat

berdiri sendiri atau dipadukan, sehingga merupakan kesatuan.

b. Gerak

Anggota badan manusia yang telah berbentuk, kemudian digerakkan.

Gerak ini dapat sendiri-sendiri, bersambungan atau bersama-sama.

c. Irama

Setelah anggota badan manusia dibentuk dan digerakkan, maka

bentuk dan gerak itu harus berirama. Dapat cepat maupun lambat.

d. Jiwa

Bentuk, gerak dan irama dilahirkan dari jiwa manusia. Bentuk dan

gerak ini untuk menciptakan apa yang dikehendaki oleh jiwa manusia,

maka untuk melaksanakan harus dengan kemampuan menjiwai.

e. Harmoni

Bentuk, gerak, irama dan jiwa yang dilahirkan oleh kekuatan jiwa

manusia harus harmonis, karena harmonisasi inilah yang melahirkan

keindahan.

Menurut Karimun, “Tari merupakan jiwa manusia melalui gerak

ritmis, melalui gerak setiap ketukan yang mengikuti iringan musik,

penghayatan peran seorang penari serta kemampuan geraknya.”42 Dari

beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian seni tari merupakan perasaan manusia yang disalurkan

melalui gerak dan mengikuti irama lagu atau musik yang mengiringinya,

sehingga menjadikan sebuah karya yang dapat diperlihatkan

keindahannya pada semua orang.

41 Harir Aida Fitria, Pengaruh Pelatihan Seni Tari Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Dini Siswa (Malang: 2017) hlm, 25.

42 Ibid, hlm. 27.

23

2. Manfaat Creative Movement Untuk Motorik Kasar

Mayesky mengatakan bahwa ”Creative movement is a joyful

experience for children. And in this joyful experience, children are

benefiting in many ways. These benefits are sensory awareness, social

development, body awareness, concentration, and personal

development.”43 Mayesky menjelaskasn bahwa gerak kreatif adalah

pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak. Dan dalam

pengalaman tersebut, anak-anak akan mendapatkan banyak manfaatnya.

Manfaatnya tersebut diantaranya adalah kesadaran indrawi,

perkembangan sosial, perkembangan tubuh, melatih konsentrasi, dan

pengembangan pribadi.44

Mayesky menyebutkan 5 manfaat creative movement untuk anak

usia dini, diantaranya:45

a. Sensory Awareness

Maksud dari sensory awareness ialah anak-anak mampu memandang

sekitar melalui indra mereka. Oleh karena itu, semua indra terlibat ketika

anak-anak mengekplorasi berbagai aspek gerakan. Kemudian

perkembangan kinestetik pun meningkat ketika anak-anak memperdalam

bentuk gerakan dengan tindakan yang dilakukan oleh tubuh mereka.

b. Social Development

Gerakan kreatif mendorong anak-anak untuk dapat berinteraksi

dengan lingkungan mereka kemudian satu sama lain saling berbagi ruang

untuk mengekplorasi gerakan bersama. Kegiatan ini mendorong anak

untuk menyadari keunikan mereka sendiri, serta mengenali dan

menghargai keunikan yang lainnya atau keunikan teman-temannya.

Ketika anak-anak bergerak secara kreatif, mereka akan mengekspresikan

perasaan dan imajinasi pribadi mereka. Dalam kegiatan gerak, anak-anak

43Mary Mayesky, Creative Activities For Young Children, (New York: Delmar Publishers Inc, 2009), hlm. 346.

44 Ibid, hlm. 346. 45 Ibid, hlm. 346-347.

24

belajar untuk dapat bekerja sama dan memulai bersosialisasi, dapat

menghargai tanggapan/reaksi yang berbeda dari anak-anak lainnya.

c. Body Awareness

Kesadaran tubuh adalah bagian penting untuk mengetahui akan

perasaan kita karena adanya pikiran dan tubuh kita. Ketika kita merasa

marah atau dipukul, kita dapat merasakannya di dalam diri kita sendiri.

Kesadaran tubuh juga penting dalam mengembangkan orientasi spasial.

Kegiatan yang menggunakan gerakan juga membantu mengembangkan

keterampilan dan motorik anak. Kegiatan gerak kreatif lebih fokus pada

kesadaran tubuh, kebugaran motorik, keterampilan yang berirama,

kekuatan, koordinasi gerak, fleksibilitas, daya tahan tubuh dan vitalitas

fisik.

d. Concentration

Anak-anak harus belajar bagaimana rasanya berkonsentrasi. Begitu

anak-anak belajar seperti apa rasanya fokus pada suatu kegiatan, itu bisa

menjadi kerangka acuan untuk kegiatan lain di mana konsentrasi lebih

sulit untuk dicapai. Tidak hanya itu, melatih konsentrasi juga sangat

penting untuk belajar di kelas.

e. Personal Development

Pengalaman dalam melakukan gerakan kreatif membantu anak-anak

menghormati ruang kerja orang lain ketika mereka belajar tentang “ruang

pribadi” dan “ruang bersama”. Anak-anak juga belajar mengenali dan

menghargai perbedaan dalam diri seseorang yang bermain dengannya.

Gerakan kreatif dapat mengajarkan anak-anak untuk menjadi lebih sadar

akan diri mereka sendiri, peka terhadap orang lain, dan secara aktif sadar

akan dunia yang mereka bagikan. Mereka dapat menemukan makna dan

kegembiraan dalam kegiatan yang menyehatkan dan bukan yang

merugikan mereka. Gerakan kreatif memberikan peluang bagi semua

anak, tanpa memandang usia, kebutuhan khusus, atau tahap

perkembangan untuk dapat berinteraksi dengan satu sama lain, dapat

melepaskan energi dan bersenang-senang bersama.

25

Melalui gerak kreatif anak mempunyai kesempatan untuk

mengeksplor dan memperkaya gerakan-gerakannya. Berbagai gerakan

dengan sensori motor, tangan, kaki, kepala atau bagian tubuh lainnya

yang dilibatkan baik itu otot besar maupun otot kecil anak sehingga

memungkinkan anak untuk mengembangkan secara penuh

perkembangan fisik motoriknya.

Gerakan dalam bentuk tari membantu aspek pertumbuhan motorik.

Pada suatu lembaga, tari tentu memiliki tujuan dalam hal kekreatifan.

Dikarenakan belajar tarian bukan kemampuan motorik saja yang

dikembangkan, melainkan semua aspek perkembangan akan terasah dan

terlatih melalui gerak tari yang diberikan oleh pelatih.

Purnomo menyebutkan empat manfaat yaitu sebagai berikut. (1)

kemampuan intelektual yang berkembang, (2) peningkatan sosial anak

dengan anak lainnya, (3) kemampuan mencintai tempat sekitar, (4)

meningkatkan keterampilan kreatif anak.46 Keterampilan dasar dari

motorik anak ialah bisa dilihat dari kegiatan gerak tari anak yang

menggunakan gerakan koordinasi antara gerak satu dan gerak lainnya.

Murgianto mengatakan dalam dunia pendidikan, nilai tari tidak

terletak hanya di lathan siswanya saja. Melainkan untuk anak mampu

mengekspresikan daya tariknya dalam melakukan gerak tarian. 47

Setelah pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar

tari memiliki manfaat dan penilaian yang menghasilkan proses kreatif

mereka. Kemudian sikap positif yang mereka dapatkan dari

pembelajaran tari tersebut ialah sikap percaya diri, anak mampu

berkontribusi dan bersosialisasi dengan yang lainnya, dan anak mampu

mengungkapkan pendapat yang lainnya.

3. Kelebihan dan Kekurangan Creative Movement dan Tari

Konsep Ki Hajar Dewantara tentang kebudayaan melatarbelakangi

konsepnya di bidang pendidikan, yaitu mendefinisikan pendidikan

46 Ai Sutini. Pembelajaran Tari Bagi Anak Usia Dini. (UPI Kampus Cibiru). hlm, 6.47 Dwi Anggraini, Hasnawati. Jurnal PGSD FKIP Universitas Bengkulu. 2016. hlm, 292

26

sebagai berikut “Pendidikan adalah usaha kebudayaan yang bertujuan

memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga, agar dalam garis

kodrat pribadinya serta pengaruh lingkungannya mereka memperoleh

kemajuan lahir-batin menuju kearah adab kemanusiaan”.48

Ki Hajar Dewantara mengemukakan nilai-nilai kehidupan yang

berbunyi “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri

Handayani”. Apa yang terkandung dalam nilai-nilai tersebut adalah

keteladanan, berkarya, dan dukungan. Belajar seni ada kaitannya dengan

nilai kehidupan, Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pembelajaran

seni itu tidak untuk memperoleh hanya pengetahuannya saja, namun akan

ada juga tumbuh rasa batin, dikarenakan selalu dibimbing ke arah

perasaan ritmis, keindahan dan perasaan etis.49

Tujuan yang paling mendasar dari pendidikan seni tari adalah

membantu anak melalui tari, untuk menemukan hubungan antara gerak

tubuhnya dengan seluruh eksistensinya sebagai manusia. Dengan

demikian, pendidikan tari mempunyai kelebihan sebagai alternatif

pengembangan jiwa anak dalam menuju kedewasaaannya. Pembelajaran

seni tari, sejatinya tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan seni tari

itu sendiri, akan tetapi juga untuk mengembangkan aspek dan potensi

lain yang dimiliki anak.

Kelebihan seni tari bagi pembelajaran anak usia dini ialah sebagai

berikut:50

a. Membantu perkembangan dasar anak, seperti pada perkembangan

motorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial emosional,

perkembangan bahasa, perkembangan agama dan moral, dan tentunya

perkembangan seni.

48 Kuswarsantyo.Pelajaran tari; Image dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Karakter Anak. (FSP ISI Yogyakarta). 2012

49Ibid50 Novi mulyani. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta: Penerbit Gava

Media. 2016

27

b. Mengembangkan Kreativitas Anak, proses kreativitas anak dalam

menemukan gerakan baru, tentu merupakan hal yang baru, dan

mungkin sulit bagi anak. Kreativitas anak, dalam hal ini adalah

tergantung dari pengalaman dan pemahaman anak-anak tentang objek

yang dijadikan sebagai materi gerakan tari. Dengan kata lain,

kreativitas anak dalam menemukan gerakan baru adalah hasil dari

pemikiran anak yang menerima informasi, pengalaman, dan

pemahaman mereka dalam sebuah gerakan tari.

c. Mengembangkan bakat dan minat anak, pada dasarnya setiap anak itu

dibekali potensi yang luar biasa dalam dirinnya. Kemudian semua

anak dilahirkan mempunyai keunikan tersendiri, dan setiap anak

mempunyai karakter yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

Dalam hal ini, orangtua sebagai pendidik utama dan pertama

semestinya harus bisa mengenali bakat anak sedini mungkin. Dengan

begitu, maka bakat anak akan bisa terasah dan terus digali dengan

lebih baik. Peran orangtua adalah mendukung bakat anak, dengan

cara mengarahkan sebaik dan setepat mungkin sesuai dengan bakat

dan minat yang dimiliki anak-anak.

d. Melestarikan budaya Indonesia, selain memang sebagai media untuk

membantu perkembangan dan pertumbuhan anak, disisi lain juga

mempunyai tujuan untuk mengenalkan seni budaya kepada anak usia

dini. Dengan harapan, dari sejak dini anak mempunyai rasa memiliki,

ingin menjaga, dan melestarikan salah satu warisan kebudayaan yang

tak ternilai tersebut, sehingga saat sudah dewaasa nanti anak akan

tetap memiliki rasa untuk tetap menjaga dan melestarikan

kebudayaannya sendiri. Hal ini karena bagaimanapun, anak-anak

adalah generasi penerus, yang melanjutkan tongkat estafet

keberlangsungan negeri ini.

Selain kelebihan yang di dapatkan oleh anak usia dini, ada beberapa

kekurangan yang dapat dilihat dan dipertimbangkan lagi, diantaranya:

28

a. Tidak mengikuti jaman, dalam artian tarian yang muncul lebih lama

dibandingkan dengan tari modern. Seiring berjalannya waktu tari

tradisional lebih sulit untuk mengikuti perkembangan jaman. Bentuk

tarian tradisional akan sulit berkembang terutama jika masyarakat

dengan gaya hidup modern tidak mengikuti/melestarikannya kembali.

b. Pelestarian karyanya lebih sedikit dibandingkan dengan tari modern,

dibandingkan dengan tari modern, penari tari tradisional semakin

menurun karena mengikuti jamannya, terutama kaum muda yang

lebih banyak mengikuti tari modern atau mengcover tarian seperti K-

Pop.

Oleh karena itu kondisi tersebut menyebabkan munculnya resiko

hilang dan punahnya beberapa tari tradisional tersebut. Dengan

perkembangan jaman yang kemajuan teknologinya berkembang pesat,

maka dari itu sebagai guru wajib memberikan stimulasi dari sejak dini

mengenai budaya dengan teknologi yang mendukung.

4. Manfaat Tari Untuk Motorik Kasar

Kesenian tari memiliki manfaat untuk mengembangkan

pertumbuhan tulang, otot, dan kelenturan tubuh anak. Sehingga dapat

menghasilkan gerak selaras demi persiapan dalam melakukan tarian.51

Kusmastuti berpendapat jika kesenian tari memiliki pengaruh terhadap

pertumbuhan siswa yang di perlihatkan oleh pertumbuhan fisik anak.52

Menurut Hidayat tarian memiliki manfaat ialah sebagai berikut:53

a. Mampu mengenali manfaat dan gerak tubuh

b. Gerak yang dapat membentuk tubuh

c. Mampu bersosialisasi

d. Metode untuk mengenali alam sekitar

e. Mampu mengenali karakter diri sendiri51 Mella Kumala Dewi. Meningkatkan Kelenturan Tubuh Anak Melalui Seni Tari

Tradisional. (Bengkulu:2013). hlm, 8.52Kurnia Munawaroh. Meningkatkan Kelenturan Tubuh Anak Melalui Seni Kegiatan

Animal Dance Pada Anak Kelompok A di TK Aba Kutu Asem. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 2015,hlm. 7

53 Ibid, hlm. 7

29

f. Mampu mengenali berbagai bahasa gerak tubuh

g. Mampu mengenali kebudayaan sendiri

Dengan demikian tarian memiliki manfaat untuk anak. Bukan

pada kemampuan motorik namun dalam segala aspek kehidupan anak.

Kesimpulan dari uraian diatas ialah manfaat yang akan didapatkan

oleh anak sangat banyak. Tentu bukan hanya dari segi aspek motorik

yang akan terlatih, berbagai aspek akan terasah dan terarahkan.

Seperti pada aspek motorik halus, dimana anak mampu menggerakan

jari-jari tangan dan mata mengikuti irama musik, begitupun pada

aspek motorik kasar, pada aspek ini anak akan mendapatkan gerakan-

gerakan yang akan melatih perkembangan otot-otot besar dan dapat

mengkoordinasikan gerakan dengan irama musik.

C. Pembelajaran Seni Tari AUD Melalui Creative Movement

UU Sikdiknas Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan merupakan

wadah untuk mewujudkan kondisi belajar dan proses pembelajaran agar

potensi yang ada pada diri anak berkembang dengan baik.54 Eksistensi

pendidikan tidak terlepas dari adanya lembaga-lembaga pendidikan di

Indonesia salah satunya adalah dengan adanya Sekolah Taman Kanak-kanak

(TK). Pendidikan seni tari adalah salah satu materi yang termuat didalam

rencana pembelajaran. Keterampilan seorang guru dalam memahami

karakter siswa sangat diperlukan agar dapat menyampaikan materi ini sesuai

dengan usia dan kemampuan siswa. Dalam pendidikan seni di sekolah

umumnya adalah untuk memfasilitasi berbagai potensi yang dimiliki siswa.

Gerak adalah bagian dari keberadaan alamiah anak usia dini,

karena anak-anak pada hakikatnya suka berlari, meloncat-loncat,

menghempaskan tubuhnya di dalam kelas dan gerakan spontan lainnya.

Demikian hal ini anak membutuhkan ruang sebagai tempat untuk dapat

bergerak lebih leluasa lagi.55

54 Dedi Rosala. Pembelajaran Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya Membangun Pendidikan Karakter Siswa. 2016. hlm, 17

30

Pendidikan gerak kreatif pada anak usia dini, sebagai upaya untuk

merangsang daya cipta dan kreativitas anak. Pendekatannya dengan cara

melibatkan anak dalam mengkomunikasikan imajinasi anak dalam bentuk

gerakan yang dibuat oleh anak. Setiap anak akan berkembang

kreativitasnya sesuai dengan karakteristik dari masing-masing anak,

berdasarkan proses penjelajahannya terhadap gerak dan irama, kemudian

pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan estetis anak.56

Seni tari menjadi media yang efektif agar dapat menampung dan

mengontrol gerakan-gerakan anak. Anak diberi kebebasan dan keleluasaan

dalam mengekspresikan gerak menurut imajinasi mereka, akan tetapi

dengan cara yang tetap aman dan positif. Setiap guru harus memilih

gerakan tari yang sesuai dengan tingkatannya dan mempunyai nilai/pesan

yang baik kepada siswa, dalam proses pembelajaran seni tari guru dituntut

untuk mengetahui kondisi siswa terlebih dahulu, agar mengetahui apakah

siswa suka dengan pendidikan seni tari atau tidak, jika ada siswa yang

tidak menyukai seni tari maka guru bisa mengkolaborasikan berbagai seni

dengan tujuannya tetap sama kepada seni tari.

Menurut Kusumastutik melalui pembelajaran seni tari anak akan

cenderung menjadi kreatif, karena diberi kebebasan untuk bergerak,

menirukan gerak, menafsirkan gerak sesuai dengan kemampuannya. Bebas

dalam artian gerak yang dilakukan anak tidak harus sama persis dengan

yang diberikan oleh gurunya. Kebebasan yang diberikan oleh guru kepada

anak tentu untuk melakukan gerak tari sesuai dengan imajinasi dan

kemampuan anak, dan secara tidak langsung sudah mengajarkan anak

untuk mengembangkan kreativitasnya.57

Guru seni tari dalam melatih siswa sebaiknya menggunakan alat-

alat yang canggih dan media yang dapat dimengerti oleh siswa, tujuannya

55 Novi Mulyani. Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. 2016, hlm 38

56 Arni Apriani. Jurnal Pendidikan:Early Childhood. Tasikmalaya: Universitas Muhammadyah.2017.hlm, 9-10.

57 Ibid, hlm. 10.

31

agar siswa tidak jenuh, nyaman, dan lebih menyenangkan saat proses

pembelajaran berlangsung. Selain itu, setelah pembelajaran selesai seorang

guru memberikan nilai/pujian atau reward kepada siswa dari proses

pembelajaran yang telah dilakukan, hal ini untuk memberikan semangat

agar siswa memiliki daya minat yang tinggi untuk dilakukan kembali

dipertemuan selanjutnya.

Hakikatnya pembelajaran yang dilakukan di PAUD/TK ialah

belajar sambil bermain, oleh karena itu seorang guru harus lebih bisa

mengajak anak ke dalam pembelajaran tari yang dimana dalam

pembelajaran tersebut ada sebuah permainan atau media yang dapat

digunakan oleh anak, begitupun sebaliknya seorang guru harus bisa

memasuki dunia anak-anak dan mampu memahami karakter setiap anak,

sehingga anak dan guru ada perasaan terikat antara guru dengan siswa.

Gerakan dalam tari tentu dapat membantu perkembangan fisik dan

pola gerak anak. Jika latihan tari dilakukan bersama dengan teman-

temannya, maka diharapkan dapat membantu mengembangkan

kemampuan bersosialisasi, dapat mengatur emosi, dapat meningkatkan

daya berfikir, dan dapat melatih aspek lainnya. Adapun tujuan

pembelajaran seni tari bagi anak usia dini adalah mengenalkan seni tari

pada anak-anak, sehingga siswa merasa senang mengetahui salah satu

kebudayaan di Indonesia dan membuatnya tertarik untuk melestarikannya.

Dalam proses pembelajarannya siswa dapat mengekspresikan

kreativitasnya melalui gerak yang ia ciptakan sendiri.

D. Penelitian Relevan

1. Kurnia Munawaroh (2015), Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan

Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar, “Peningkatan

Keterampilan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Menari Animal Dance

Pada Anak Kelompok A di TK Aba Kutu Asem Yogyakarta” subjek

penelitian berjumlah 15 anak kelompok A yang terdiri dari 7 anak

laki-laki dan 8 anak perempuan. Jenis penelitian tindakan kelas

32

menggunakan model spiral Kemmis dan Mc Taggart. Peneliti

meningkatkan kemampuan motorik kasar yang terdiri dari kekuatan,

koordinasi dan kelincahan menggunakan metode menari Animal

Dance. Kegiatan ini disimpulkan berhasil untuk meningkatkan

kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan menari Animal

Dance tari elang.58

2. Selfiana (2018), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, “Peningkatan Kemampuan

Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Jawa Barat Kelompok

B di RA El-Hurriyah Cikarang Utara” subjek penelitian ini berjumlah

14 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswi perempuan.

Jenis penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan

Mc Taggart. Peneliti meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui

metode permainan tradisional jawa barat. Kegiatan ini disimpulkan

berhasil untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui

permainan tradisional jawa barat. Perbedaannya peneliti menggunakan

permainan tradisional untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar

anak dalam kekuatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi,

keseimbangan dan daya tahan anak saat melakukan kegiatan.59

3. Fitri Triyana (2017), Institut Agama Islam Negeri Salatiga Jurusan

Pendidikan Islam Anak Usia Dini, “Peningkatan Kemampuan Fisik

Motorik Kasar Melalui Metode Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini

di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang” subjek

penelitian ini pada kelompok B yang berjumlah 20 anak. Peneliti

menggunakan metode pembelajaran klasikal karena terbatasnya ruang

58 Kurnia Munawaroh, Peningkatan Keterampilan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Menari Animal Dance Pada Anak Kelompok A di TK Aba Kutu Asem Yogyakarta, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok A di TK Aba Kutu Asem Yogyakarta), (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015)

59 Selfiana, Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Jawa Barat, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok B di RA El-Hurriyah Cikarang Utara), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018)

33

dan tempat. Hasil dari kegiatan ini berhasil meningkatkan kemampuan

motorik kasar anak melalui metode gerak dan lagu.60

4. Hesti Wijayanti, Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan Pendidikan

Pra Sekolah dan Sekolah Dasar, “Peningkatan Kemampuan Motorik

Kasar Anak Melalui Bermain Lempar Tangkap Bola Besar Kelompok

B TK Al Hidayah Semawung Banjaroyo Kalibawang Kulonprogo”.

Subjek penelitian penulis ialah anak usia dini kelompok B yang

berjumlah 17 anak, terdiri dari 6 siswa putra dan 11 siswi putri.

Penelitian ini menggunakan metode PTK dengan model Suharsimi

Arikunto. Peneliti meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui

metode bermain, dari kegiatan ini peneliti berhasil meningkatkan

kemampuan motorik kasar anak melalui metode bermain karena sudah

mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.61

5. Esti Erlinda (2014), Universitas Bengkulu Jurusan Basis Guru Dalam

Jabatan, “Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui

Permainan Melempar dan Menangkap Bola”. Subjek penelitian ini

adalah anak usia 5-6 tahun di PAUD IT Al-Ikhlas dengan jumlah anak

terdiri dari 16 anak, diantaranya 8 laki-laki dan 8 perempuan.

Penelitian ini menggunakan metode PTK dengan model penelitian

dari Suyanto. Peneliti berhasil meningkatkan kemampuan motorik

kasar anak melalui metode permainan melempar dan menangkap

bola.62

E. Kerangka Berfikir

Gerak merupakan suatu kemampuan seseorang agar dapat merangkai

beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras. Selain itu, gerak

60 Fitri Triyana, Peningkatan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Melalui Metode Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok B di RA Rowosari Kabupaten Semarang), (Salatiga: Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2017)

61 Hesti Wijayanti, Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Bermain Lempar Bola Besar, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok B di TK Al Hidayah, Kulonprogo), (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,2014)

62 Esti Erlinda, Pengembangan Motorik Kasae Anak Usia Dini Melalui Permainan Melempar dan Menangkap Bola, (Penelitian Tindakan Kelas, Kelompok B di PAUD IT Al-Ikhlas, Kabupaten Kepahiang), (Bengkulu: Universitas Bengkulu, 2014)

34

bagi anak usia dini memiliki manfaat yang dapat melatih pertumbuhan dan

perkembangan anak serta melatih motorik kasar yang dapat membantu

pertumbuhan otot-otot besar anak. Perkembangan motorik kasar

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu salah satunya adalah meningkatkan

tegangan otot anak dapat meningkatkan kekuatan jasmaninya. Selain itu,

yang terpenting adalah faktor asupan gizi dan nutrisi yang dapat

mencukupi dan berguna bagi pertumbuhan otot dan tulang.

Berdasarkan observasi awal, kemampuan motorik kasar anak di

kelompok A bisa dikatakan masih rendah, karena terdapat beberapa

permasalahan. Permasalahan pertama, anak belum mampu bergerak

dengan keseimbangan tubuh dalam menari, kemudian anak belum mampu

menselaraskan gerak langkah kaki dengan musik. Permasalahan kedua,

anak belum memiliki kekuatan gerak dalam gerak sebenarnya sehingga

anak belum mampu mengembangkan kelenturan otot tubuh dalam menari.

Permasalahan ketiga, kemampuan gerak manipulatif anak belum bisa

konsisten pada setiap kesempatan yang berbeda. Untuk mengembangkan

kemampuan motorik kasar anak diharuskan adanya kekuatan, kelincahan,

keseimbangan dan koordinasi agar anak mampu melakukan suatu kegiatan

secara optimal.

Berdasarkan hasil observasi yang telah ditulis di atas menunjukkan

bahwa aspek perkembangan motorik kasar anak perlu diberikan stimulus

yang tepat. Stimulus yang diberikan kepada anak dapat dengan cara dilatih

menggunakan sebagian otot besar anak. Contohnya dengan metode

kegiatan creative movement, kegiatan gerak kreatif merupakan salah satu

kegiatan yang menggunakan gerak tubuh atau seluruh anggota tubuh anak,

sehingga aspek psikomotor anak dapat tercapai melalui kegiatan siswa

bergerak dalam mengekspresikan imajinasi kreatif melalui tubuhnya.

Di dalam creative movement terdapat gerakan-gerakan tari yang

dapat meningkatkan motorik kasar diantaranya gerakan berpindah,

melompat, gerakan tangan dan pinggul, keseimbangan badan, menahan

kekuatan dalam bergerak mengangkat satu kaki. Banyak hal yang dapat

35

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun. Salah satu

kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar adalah

dengan melakukan gerak kreatif yang terdapat pada tarian bertemakan

tanaman.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Yayasan TK Dua Mei yang

beralamatkan di Jl. H Abdul Gani No. 135 Pondok Ranji, Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

2. Waktu

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli 2019 (observasi

pendahuluan dan wawancara pendahuluan) sedangkan penelitian secara

mendetail dilaksanakan bulan Oktober-November 2019.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian PTK

No.Jenis

Kegiatan

Bulan

Juni JuliAgus

tSep Okt Nov Des

1. Observasi

2. Menyusun

Proposal

Skripsi dan

perbaikan

3. Pelaksanaan

Siklus 1

4. Pelaksanaan

Siklu II

B. Latar Penelitian

TK Dua Mei merupakan sekolah yang menjadi tempat penelitian

yang beralamatkan di Jl. H Abdul Gani No. 135 Pondok ranji,

39

40

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Peneliti memilih TK Dua Mei sebagai tempat penelitian dengan alasan

pertama, peserta didik pada lembaga tersebut mempunyai kemampuan

dan penguasaan materi di bidang pengembangan motorik yang baik,

dibuktikan dengan banyaknya anak yang aktif di bidang menari dan

anak menyukainya. Kemudian peneliti juga melihat 11 anak yang

mampu mengikuti gerakan pelatih dengan cepat, ada pula anak yang

lambat dalam mengikuti gerakan pelatih, sehingga pelatih tari di TK

Dua Mei diharuskan mengulangi kembali gerakan yang sudah diberikan

kepada siswa di TK Dua Mei. Selain itu, setiap pelatihan ada beberapa

strategi yang digunakan pelatih dengan tujuan untuk mempermudah

siswa dalam menerima gerakan yang akan diberikan, sehingga peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian peningkatan motorik kasar melalui

creative movement. Selain itu, belum pernah ada penelitian tentang

deskripsi pengenalan tari tradisional tari piring untuk melatih motorik

kasar pada anak usia dini di TK Dua Mei.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode tindakan kelas.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba untuk memahami

fenomena dalam setting dan konteks naturalnya bukan didalam

laboratorium yakni peneliti tidak berusaha memanifulasi fenomena yang

diamati.63 Penelitian kualitatif berusaha menggali dan memahami dalam

pemaknaan akan suatu fenomena yang sama oleh orang yang berbeda.

Meskipun fenomena yang dihadapi sama akan tetapi setiap orang akan

memaknai dan menginterprestasikannya secara berbeda. Penelitian

kualitatif menganggap bahwa realitas adalah bentuk pikiran manusia atau

sekelompok manusia.

Kualitatif ialah penulisan yang lebih menekankan pada hasil

pengumpulan data dengan cara deduktif dan induktif, lalu setelah itu 63 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2017),hlm.8.

41

dianalisis terhadap kejadian yang menggunakan logika ilmiah. Hal ini

bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan

data kuantitatif, akan tetapi penekanannya tidak pada pengkajian

hipotesis, melainkan pada usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian melalui cara berfikir formal dan argumentatif. Jenis penelitian

yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas, yaitu menganalisis dan

menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami

dan disimpulkan.64

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan

kelas. Penelitian tindakan kelas ialah penelitian yang berusaha untuk

memutar pemecahan masalah dengan data-data yang kemudian terjun

langsung di lapangan, dianalisis dan diinterprementasikan. Stephen

Kemmis menyatakan bahwa PTK ialah penelitian atau suatu kegiatan

yang dilakukan oleh peserta ddik dalam situasi sosial untuk memperbaiki

rasionalitas dan kebenaran dari praktik sosial yang di laksanakan dengan

tujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran.65

D. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dengan

mengadopsi model siklus dari Kurt Lewin yang memiliki 4 tahapan yaitu

Pertama Planning, Kedua Acting, Ketiga Observing dan Keempat

Reflecting. Untuk lebih jelasnya berikut adalah bagan tahapan siklus.

64 Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2002),hlm.5-6

65 Prof. Dr. Kisyani Laksono dan Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018),hlm. 5.

42

1. Desain Siklus Menurut Kurt Lewin

Bagan 3.1

Siklus PTK Menurut Kurt Lewin

a. Planning adalah tahapan pembuatan perangkat pembelajaran,

persiapan sarana dan prasarana penelitian serta menentukan

indikator kinerja.

b. Acting adalah tahapan yang meliputi segala tindakan yang tertuang

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RKM dan RKH dengan

materi pengembangan kemampuan kognitif.

c. Observing yaitu meliputi pembuatan instrumen penelitian,

pengumpulan data berupa nilai evaluasi siswa setelah mendapatkan

tindakan, menganalisa data dan menyusun langkah-langkah

perbaikan.

d. Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu

tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi

dilakukan melalui diskusi dengan teman sejawat dan guru-guru di

sekolah.

PLANNING

ACTING PLANNING

OBSERVING

REFLECTING

43

Siklus I

Tabel 3.2

Perencanaan Siklus I

No. Tindakan Awal Inti Akhir Catata

n

1. Menari

tari kreasi

bertemaka

n tanaman

Berbaris di

depan

kelas,

berdoa

bersama,

bernyanyi

bersama

Menjelask

an tentang

tarian

yang akan

diajarkan

Pemanasan

terlebih

dahulu

sebelum

melaksana

kan

kegiatan

seperti

berjalan

ditempat

dan

melompat.

Mengajark

an anak

beberapa

gerakan

tentang

tanaman

yang

Mendokum

entasikan

kegiatan

anak

Melakukan

tanya

jawab

Berdoa

bersama

sebelum

menutup

kegiatan

44

terdapat

ditarian

Menari

sambil

mengikuti

gerakan

yang

peneliti

contohkan

Siklus II

Tabel 3.3

Perencanaan Siklus II

No. Tindakan Awal Inti Akhir Catat

an

1. Menari

tari kreasi

bertemaka

n tanaman

Berbaris

didepan

kelas,

berdoa

bersama,

bernyany

i

bersama

Mengulang

gerakan

tarian yang

sudah

diajarkan

pada siklus

1

Memputar

tempat

baris siswa

Menggunak

an desain

lantai

dengan

pola yang

Melakukan

tanya

jawab

Mendokum

entasikan

kegiatan

Membaca

doa

bersama-

sama

sebelum

menutup

kegiatan

45

sederhana

Menari

menggunak

an irama

musik

E. Refleksi

Refleksi yang dilakukan ialah dengan cara analisis dan sintesis.

Analisis digunakan untuk memikirkan kembali secara terus-menerus

penyebab timbulnya suatu kejadian yang diharapkan atau tidak

diharapkan. 66

Peneliti melakukan analisis, penafsiran, menjelaskan dan menarik

kesimpulan ketika sudah memperoleh data pelaksana penelitian tersebut.

Hasil dari tahapan sebelumnya kemudian peneliti kumpulkan dan dianalisa

yang kemudian menjadi bahan untuk refleksi. Peneliti dapat melakukan

refleksi dari kegiatan siswa selama pelaksanaan tari meliputi sikap dan

kesesuaian gerak siswa dengan gerak yang telah diberikan. Kemudian

peneliti menganalisis segala hambatan yang terjadi selama proses

pembelajaran dan memikirkan cara untuk mengatasi hambatan-hambatan

tersebut di siklus berikutnya.

F. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Keberhasilan pencapaian tindakan penelitian dinyatakan berhasil

ketika sudah menunjukkan hasil yang sudah ditargetkan, maka tidak harus

dilanjutkan ke siklus berikutnya. Persentase pencapaian indikator tersebut

diharapkan mencapai ≥75%.

66 Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Tangerang: UT, 2014), h. 2.33

46

Tabel 3.4

Interprestasi Kemampuan Motorik Kasar Anak

Tingkat Keberhasilan % Kriteria

>80%

60%-79%

40%-59%

20%-39%

Berkembang sangat baik

Berkembang sesuai harapan

Mulai berkembang

Belum berkembang

G. Data dan Sumber Data

1. Data

Data merupakan komponen terpenting dalam penelitian karena berguna

sebagai pengontrol pelaksanaan tindakan dengan adanya rencana

kegiatan menari untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.

Tabel 3.5

Jenis Data, Sumber Data dan Teknik

No. Jenis Data Sumber Data Teknik

1. Motorik Kasar Anak Observasi

Wawancara

2. Menari Creative

Movement

Anak

Guru

Observasi

Wawancara

2. Sumber Data

Sumber data meliputi data pemantau dan data penelitian. Sumber data

pemantau tindakan yaitu data yang diambil ketika kegiatan pembelajaran

tari sedang berlangsung di kelas. Sumber data penelitian yang diambil

dari objek penelitian yaitu siswa-siswi kelompok A di TK Dua Mei.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang apat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik

47

atau metode yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini ditujukan

untuk mengetahui bagaimana peningkatan pengembangan motorik kasar

anak. Peneliti menggunakan salah satu dari metode yang ada tergantung

masalah yang dihadapi. Teknik pengumpulan data yang menjadi instrumen

adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif,

dimana peneliti dalam pengamatan ikut melakukan kegiatan yang

dilakukan narasumber dan aktivitas siswa. Dalam penelitian ini

observasi dilakukan pada TK A. Observasi dilakukan oleh peneliti

dengan cara melakukan pengamatan, pencatatan dan terjun langsung

di lapangan mengenai bagaimana proses pembelajaran berlangsung.

Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana penelitian yang

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam,

dan jika obyek yang diamati tidak telalu besar.67 Menurut Spradley

observasi terdiri atas tiga komponen yaitu (a) Place, tempat

berlangsungnya interaksi sosial di dalam kelas. (b) Actor, yaitu orang-

orang yang sedang memainkan peranan tertentu, dalam hal ini adalah

pendidik dan peserta didiik. (c) Activity, yaitu kegiatan yang dilakukan

oleh aktor dalam situasi sosial, dalam hal ini adalah kegiatan

pembelajaran.

Sedangkan menurut Hadi teknik observasi merupakan proses yang

berupa pengamatan dan ingatan.68 Teknik observasi yang dilakukan

dengan pengamatan secara langsung dilapangan untuk mendapatkan

data penelitian dan tidak mengabaikan kemungkinan sumber-sumber

selain manusia seperti dokumen dan catatan-catatan dengan tujuan

untuk melengkapi data yang diperoleh.

Observasi pada PTK tidak sama dengan observasi pada penelitian

formal. Observasi dalam PTK memiliki prinsip: (a) perencanaan

67 Sugiono, Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: Alfa Beta, 2009),hlm.203.68 Ibid.,hlm. 203.

48

bersama antara guru dan pengamat (sejawat), (b) memiliki fokus yang

spesifik, (c) memiliki kriteria, (d) pengamat memiliki kemampuan

pengamatan yang efektif, dan (e) memberikan balikan (feedback)

yang tepat.

2. Wawancara

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

wawancara. Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan

tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu wawancara

yang mengajukan pertanyaan dan yang terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Teknik ini bersifat luwes karena pewawancara dapat

mempertimbangkan siapa yang diwawancarai dan situasinya, serta

pewawancara dapat menguraikan atau menjelaskan pertanyaan yang

kurang jelas menurut subjek.69 Adapun maksud diadakannya

wawancara seperti yang ditegaskan Lincoln dan Guba antara lain:70

Mengkonstruksi mengenai orang kejadian, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan;

merekonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian hal yang dialami

masa lalu kemudian memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai hal

yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang

memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi, yang diperoleh

orang lain baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi) dan

memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan.

Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara

semi terstruktur, dengan tujuan agar dalam pelaksanaannya lebih

bebas dan terstruktur dalam menentukan permasalahan secara lebih

terbuka. Wawancara dilakukan peneliti dalam bentuk tanya jawab

69 Prof. Dr. Kisyani Laksono dan Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018),hlm. 58.

70 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 186.

49

dengan menggunakan pedoman wawancara dan informan yaitu kepala

sekolah, guru kelas, dan guru menari untuk mendapatkan gambaran

perkembangan motorik kasar pada anak di TK Dua Mei.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan-catatan peristiwa masa lalu yang

berbentuk tulis, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Studi dokumen digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari

observasi dan wawancara.71 Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan dokumen berupa gambar atau foto yang berkaitan

dengan kegiatan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan motorik

kasar anak serta berbagai data lainnya untuk mendukung data

penelitian.

Dengan studi dokumentasi peneliti mendapatkan suatu penjelasan

yang akurat dari hasil observasi dan wawancara yang telah

dilaksanakan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan masalah,

tujuan, fungki dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan

dokumentasi berupa RPP, hasil lembar wawancara, observasi dan hal-

hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan peningkatan motorik

kasar anak.

I. Analisis Data

Analisis data disesuaikan dengan metode pengumpulannya. Analisis

data merupakan proses untuk menyeleksi, menyederhanakan,

memfokuskan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional

dengan tujuan untuk menyajikan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk

menyusun jawaban masalah yang menjadi tujuan PTK.

Penelitian inimenguraikan secara menyeluruh dan cermat mengenai

peningkatan motorik kasar anak di TK Dua Mei melalui pembelajaran

Creative Movement, yaitu kreatif yang bertolak khusus ke umum.

Konseptualisasi, kategorisasi, dan latihan yang dikembangkan atas dasar

71 Sugiono, Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: Alfa Beta, 2009), hlm. 329.

50

kejadian yang didapat di lapangan yang sedang laksanakan. Teoritisasi

yang memperlihatkan bagaimana hubungan antar kategori juga

dikembangkan atas dasar data yang diperoleh ketika kegiatan lapangan

berlangsung.72

Analisis yang digunakan oleh peneliti ialah menggunakan teknik

kualitatif dan teknik kuantitatif. Analisis data kualitatif yaitu bagaimana

proses meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dengan kriteria oleh

beberapa ahli. Analisis data kuantitatif yaitu hasil data yang diperoleh dari

penelitian dalam bentuk angka-angka. Peneliti menggunakan penelitian

tindakan kelas menggunakan kriteria BB, MB, BSH, dan BSB.

Analisis data kualitatif dilakukan melalui 3 tahap: (a) Reduksi data,

yaitu proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi dan

pemfokusan data mentah menjadi data yang bermakna, (b) Paparan data,

yaitu proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk naratif,

representasi tabular termasuk dalam format matriks atau grafis, (c)

Penyimpulan, yaitu proses menyimpulkan inti dari sajian data yang telah

terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat,

tetapi mengandung pengertian yang luas.73

Analisis data ini dilakukan pada setiap siklus penelitian. Setelah

langkah tersebut selesai maka dilakukan refleksi terhadap satu siklus

penelitian. Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah atau tidak

terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum dituntaskan dengan

tindakan perbaikan yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan

tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir yang mungkin dicapai.74

Analasis data kuantitatif menurut Ngalim Purwanto bahwa untuk

mengetahui peningkatan yang terjadi dalam penelitian ini perlu adanya

identifikasi skor yang diperoleh dan dibandingkan dengan jumlah skor

72 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Perdana Media, 2008), hlm. 69.

73 Prof. Dr. Kisyani Laksono dan Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018),hlm. 74-75.

74 Ibid, hlm. 75.

51

maksimal.75 Rumus penilaian yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan anak ialah:

NP = R

SM × 100%

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimal yang diperoleh siswa

100 = Bilangan tetap

J. Instrumen Pengumpulan Data

Alat untuk mengukur proses kemampuan anak dibutuhkan instrumen

penelitian terdiri dari kisi-kisi yang berasal dari kerangka teori. Adapun

kisi-kisi instrumen penelitian untuk peningkatan keterampilan motorik

kasar melalui creative movement di TK Dua Mei, Tangerang Selatan.

K. Definisi Konsep dan Operasional

1. Definisi Konsep Motorik Kasar

Kemampuan motorik kasar pada anak adalah kemampuan yang

ditampilkan dalam suatu gerak melalui creative movement. Dimana

keterampilan motorik kasar ini di kembangkan melalui aspek

pengenalan terlebih dahulu, kemudian dengan aspek ketepatan, aspek

keseimbangan, aspek daya tahan dan aspek koordinasi.

2. Definisi Operasional Motorik Kasar

Program pembelajaran motorik kasar harus dapat mengembangkan

kemampuan anak dalam meningkatkan motorik kasar anak yang

distimulasi melalui gerak tari kreasi, dalam gerak tari kreasi anak

mampu bergerak sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh guru.

Kemudian aspek-aspek tersebut diturunkan menjadi sebuah instrumen

atau menjadi penilaian anak yang menggunakan skala ukur sebagai

berikut, (a) belum berkembang (BB), (b) Mulai Berkembang (MB), (c)

75 Imrotun Khasanah, Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Tari Tradisional Angguk, Jurnal pendidikan anak usia dini, Universitas Negeri Yogyakarta, 2016, hlm. 296

52

Bersekembang Sesuai Harapan (BSH), (d) Berkembang Sangat Baik

(BSB).

3. Definisi Konsep Creative Movement

Anak mampu melakukan gerak kreasi seusai dengan imajinasi anak

sendiri untuk meningkatkan motorik kasar anak. Kemudian sebelum

anak melakukan gerak kreasi, guru terlebih dahulu memberikan

tindakan atau pelatihan melalui tari kreasi yang dapat meningkatkan

motorik kasar anak.

4. Definisi Operasional Creative Movement

Creative movement atau gerak kreasi yang dilakukan oleh anak ialah

anak mampu melakukan gerakan spontan, anak mampu menggerakan

kaki dan tangan secara bersamaan, kemudian anak mampu melakukan

gerak berjinjit dan anak mampu melakukan gerak mengangkat satu

kaki. Kemudian peningkatan tersebut dinilai dengan skala ukur sebagai

berikut, (a) belum berkembang (BB), (b) Mulai Berkembang (MB), (c)

Bersekembang Sesuai Harapan (BSH), (d) Berkembang Sangat Baik

(BSB).

53

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No.Variabel Aspek Aspek yang dinilai

Butir

SoalJmlh

Kemampu

an

Motorik

Kasar

Pengenalan Mengenal gerak dasar tubuh1 1

Ketepatan Anak mampu berputar 2

4

Anak mampu melakukan

gerak lokomotor3

Anak mampu melakukan

gerakan sesuai dengan

arahan instruktur

6

Anak mampu melakukan

gerakan spontan9

Keseimbang

an Anak mampu menekuk kaki

nya sampai dengan 90

derajat

7

2

Anak mampu berdiri dengan

satu kaki 12

Daya Tahan Anak mampu melompat4

2Mampu berjinjit dengan

waktu yang sudah

ditentukan

8

Koordinasi Mampu mengekspresikan

gerakan dengan irama

bervariasi

5 4

Anak mampu melakukan 1- 10

54

6 gerakan terstruktur

Anak mampu mengenali

tempo sesuai dengan irama 11

Anak mampu melakukan

gerak nonlokomotor13

Tabel 3.7

Intrumen Observasi Peningkatan Motorik Kasar Anak

NO. INDIKATOR BSB(4) BSH(3) MB(2) BB(1)

1. Mengenal gerak dasar tubuh

2. Anak mampu berputar

3.Anak mampu melakukan gerak

lokomotor

4. Anak mampu melompat

5.Mampu mengekspresikan gerakan

dengan irama bervariasi

6.Anak mampu melakukan gerakan

sesuai dengan arahan instruktur

7.Anak mampu menekuk kaki nya

sampai dengan 90 derajat

8.Mampu berjinjit dengan waktu

yang sudah ditentukan

9.Anak mampu melakukan gerakan

spontan

10.Anak mampu melakukan 1-6

gerakan terstruktur

55

11.Anak mampu mengenali tempo

sesuai dengan irama

12.Anak mampu berdiri dengan satu

kaki

13.Anak mampu melakukan gerak

nonlokomotor

Keterangan:

BB = Belum Berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

56

Tabel 3.8

Instrumen Penilaian Kinerja GuruAspek yang diamati Skor

A. Kegiatan Awal 1 2 3 4

1. Mengkondisikan kelas

2. Menyiapkan media pembelajaran

3. Mengajukan pertanyaan kepada anak

4. Berinteraksi dengan anak

5.Mengaitkan pembelajaran dengan

pengalaman anak

Rata-rata butir A=

B. Kegiatan Inti (Tari Creative Movement) 1 2 3 4

1.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

indikator yang akan dicapai

2.Memfasilitasi kegiatan tari creative

movement

3.Melaksanakan pembelajaran secara

runtut/sesuai RPPH

4. Menguasai kelas

5.

Melaksanakan penerapan tari creative

movement sesuai dengan alokasi waktu yang

direncanakan

dengan langkah yang tepat

6.

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik

dan benar secara jelas dan mudah dimengerti

anak

Rata-rata butir B =

57

C. Istirahat 1 2 3 4

1.Menuntun anak untuk membaca doa

sebelum dan sesudah

Makan

2. Menguji hasil tari creative movement

Rata-rata butir C =

D. Kegiatan Penutup 1 2 3 4

1. Melakukan evaluasi kegiatan

2.Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan

portofolio

Rata-rata butir D =

Nilai Rata-rata

R= A + B + C + D =

4

BAB IV

DESKRIPSI, HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN

A. Prosedur Penelitian

1. Pra Penelitian

a. Pengamatan

Sebelum di lakukannya penelitian, yang pertama dilakukan

oleh peneliti ialah melihat bagaimana kondisi yang terjadi di TK

Dua Mei. Kemudian setelah itu, peneliti menemukan subjek yang

akan dijadikan dasar untuk pelaksanaan tindakannya yaitu dengan

melalui kegiatan menari tari kreasi. Dengan diberikannya kegiatan

menari tari kreasi kepada anak dapat mempengaruhi dan

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK

Dua Mei, subjek sampel datanya ialah sebagai berikut.

Tabel 4.1

Data Sampel Anak Kelompok A

No. Nama Sampel Umur Domisili

1. ZSR 6 tahun Jl. Kuningan Rt 04/01

Cempaka Putih

2. AL 6 tahun Jl. Sukun No. 08 Rt.

004/006 Cempaka Putih

3. AKZ 6 tahun Gg. Bacang rt. 01/09 No. 47

Cempaka Putih

4. NO 6 tahun Jl. Kampung Bulak I,

Cempaka Putih

5. ZF 5 tahun Griya Bumi Putra,

Cempaka Putih, Ciputat

6. FGA 6 tahun Jl. Sandratek Rt. 02/01

Ciputat

7. ASK 7 tahun Jl. Bulak III No. 09 Rt.

003/002

58

59

8. MDA 6 tahun Jl. Bulak III No. 09 Rt.

003/002

9. MAMP 6 tahun Cempaka Putih, Ciputat,

Tangerang Selatan

10. ANER 7 tahun Jl. Bulak I, Cempaka Putih,

Ciputat

11. JCF 6 tahun Jl. H. Amit No. 68,

Cempaka Putih

12. RRAP 7 tahun Jl. H. Abdul Gani, Cempaka

Putih

13. SA 7 tahun Jl. Pepaya

14. MFN 5 tahun Ciputat

15. MPP 6 tahun Ciputat

Peneliti melakukan kegiatan pra penelitian sebelum memasuki

kegiatan penelitian siklus I. Hal ini dilakukan untuk mencari dan

mengumpulkan data anak terlebih dahulu, kemudian didiskusikan

bersama guru pamong kelas A di TK Dua Mei. Adapun pertemuan

dilakukan dengan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 11 dan 12

November 2019.

b. Mendiskusikan Permasalahan di Kelas

Adanya kegiatan pra penelitan yaitu untuk melihat berapa besar

peningkatan motorik kasar pada anak kelas A di TK Dua Mei.

Kemudian data yang terkumpul pada proses pra penelitian dijadikan

sebagai dasar perencanaan pembelajaran yang sekiranya dapat

meningkatkan motorik kasar pada anak.

Setelah diamati saat proses pra siklus diperoleh data yang

menunjukan perlu adanya peningkatan pada kemampuan motorik

60

kasar anak melalui kegiatan tari kreatif. Kegiatan yang ada pada tari

kreatifnya di harap bisa menjadi pemicu meningkatnya keterampilan

motorik kasar pada anak.

2. Pelaksanaan Pra Penelitian

a. Perencanaan

Di awal pertemuan peneliti mendatangi sekolah tempat penelitian

untuk meminta izin kepada kepala sekolah. Setelahnya peneliti

mengutarakan maksud kedatangan untuk mengadakan kegiatan

penelitian dengan subjek yang digunakan yaitu anak-anak kelompok

A di TK Dua Mei. Kepala sekolah sangat terbuka dan

mempersilahkan dilakukannya penelitian di kelompok A TK Dua

Mei, lalu peneliti meminta ijin untuk untuk meneliti aktifitas proses

belajar mengajar di kelompok A TK Dua Mei. Kemudian dilakukan

kegiatan observasi oleh peneliti untuk memperoleh data

kemampuan motorik kasar melalui observasi sebagai acuan pra

penelitian, menentukan waktu pelaksanaan penelitian.

b. Pelaksanaan Pengamatan Pra Penelitian (Observasi)

1. Hasil Pertama Observasi/Senin, 11 November 2019

Pada awal pertemuan guru kelas memberitahu bahwa metode

pembelajaran di TK Dua Mei terbilang klasikal, tetapi untuk

kurikulum yang digunakan yaitu K-13 PAUD. Setelahnya peneliti

memasuki kelompok A dengan maksud agar bisa terjun langsung

dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah bedoa

sebelum belajar lalu belajar sesuai tema pada hari itu, kemudian

setelah pembelajaran selesai, anak-anak mengikuti les menari selama

1 jam. Masih banyak hal yang perlu dibimbing pada keterampilan

motorik kasar anak, contohnya saat siswa menari dengan teman-

temannya terdapat gerakan keseimbangan dan koordinasi seperti

menjinjit dan menggerakan tangan kanan dan kiri, ada sejumlah

siswa yang belum mampu melakukannya dengan baik dan butuh

61

bimbingan dari guru. Observasi pada hari Senin dilaksanakan

dengan baik dan sesuai rencana pembelajaran, semua anak terlihat

senang.

2. Hasil Kedua Observasi/Selasa, 12 November 2019

Observasi kedua, yang dilakukan peneliti ialah mengikuti proses

kegiatan dari awal kegiatan dan membaca doa bersama-sama,

kemudian anak melafalkan tata tertib dikelas dan melafalkan surah-

surah pendek yang ada dalam Al-Qur’an. Setelah kegiatan awal

selesai kemudian anak mulai berhitung dan diabsen sambil

menempati tempat duduknya.

Kegiatan belajarpun dimulai sesuai dengan tema tanaman,

kemudian guru memberikan tugas kepada mereka berupa lembar

kerja, setelah selesai pembelajaran pertama kemudian mengikuti

kegiatan senam bersama. Peneliti mengamati di bagian senam,

sejumlah anak masih diam dan hanya memperhatikan, kemudian

sewaktu dia melakukan senam ada beberapa anak yang masih

bingung menggerakan tangan/kaki kanan dan kiri.

Kegiata di luar kelas dilakukan saat waktu istirahat anak-anak,

dimana pada waktu istirahat anak-anak bermain sendiri dan tidak ada

arahan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasarnya.

Kemudian di bagian akhir ialah kegiatan evaluasi, guru

mengkonfirmasi kepada anak-anak bagaimana kegiatan hari ini,

apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan. Setelah itu, anak-

anak berdoa, kemudian yang sudah dijemput oleh orangtua, anak

dipersilahkan pulang.

c. Refleksi Pra Siklus

Refleksi yang dilakukan pada kegiatan ini ialah peneliti melihat

peningkatan pada kemampuan keterampilan motorik anak masih

dikatakan kurang baik. Kemudian kegiatan pembelajaranpun masih

bersifat monoton sehingga ketika waktu istirahat anak-anak lebih

menyukai kegiatan hal yang mereka sukai seperti bermain lego,

62

saling kejar-kejaran dengan temannya, bermain masak-masakan dan

lainnya. Sehingga tidak banyak anak yang dapat melakukan kegiatan

yang mengasah perkembangan motorik kasarnya. Kemudian peneliti

menemukan sebuah kegiatan yang akan diberikan peneliti kepada

anak-anak agar dapat meningkatnya kerampilan motorik kasar anak

dan tentunya yang membuat anak-anak berminat untuk

mengembangkan motorik kasarnya.

Data yang diperoleh setelah dilakukan pra penelitian ialah sebagai

berikut :

Tabel 4.2

Data Kemampuan Motorik Kasar Pra Penelitian

No Nama Skor Persentase

1 ZSR 22 31%

2 AL 25 35%

3 AKZ 25 35%

4 NO 24 33%

5 ZF 24 33%

6 FGA 26 36%

7 ASK 22 31%

8 MDA 25 35%

9 MAMP 25 35%

10 ANER 24 33%

11 JCF 25 35%

12 RRAP 23 32%

13 SA 23 32%

14 MFN 21 29%

15 MPP 25 35%

Jumlah 359 33%

Seperti hasil diatas skor rata-rata yang dihasilkan dari 15 anak

adalah 359, persentase 33%. Skor paling tinggi 26 yang didapatkan

63

oleh FGA dengan persennya 36%. FGA sangat bersemangat saat

melakukan kegiatan keterampilan motorik kasar. Kemudian nilai

terendah yang didapat oleh anak sebesar 21 dan persentase 29%.

Lalu setelah dianalisa kembali penyebabnya ialah karena kegiatan

untuk meningkatkan motorik kasar anak masih sama dan tidak

bervariasi. Oleh karena itu, peneliti mengadakan tindakan

selanjutnya agar keterampilan motorik anak pada kelompok A

meningkat dengan baik.

B. Hasil Penelitian

1. Latar Belakang Penelitian

Yayasan pendidikan Dua Mei berdiri pada tanggal 2 Mei tahun 1985.

Pertama didirikan ialah pendidikan Taman kanak-kanak atau sekarang yang

disebut dengan TK Dua Mei. Dilanjutkan dengan jenjang lainnya, yaitu

SMP, SD, SMA, dan SMK. Untuk terwujudnya civitas akademika YPDM

yang berdaya saing tinggi, maju, sehat, mandiri, berakhlak mulia, memiliki

etos kerja, disiplin, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, seni,

berkesadaran, hukum, dan lingkungan serta cinta tanah air, dan menciptakan

pendidikan yang demokratis dan berkualitas.

Fasilitas yang ada di TK Dua Mei terdapat 1ruangan untuk kelompok A,

1 untuk kelompok B, 1 ruangan untuk guru dan kepala sekolah, kamar

mandi/kecil, lapangan olahraga serta tanaman sekolah yang terdapat dengan

berbagai alat bermain outdoor. Kemudian nama tenaga kependidikan guru

di TK Dua Mei ialah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Nama Tenaga Kependidikan Guru TK Dua Mei

Tahun 2019/2020

64

No. Nama NIPGolong

anJabatan

Kelomp

ok

Juml

ah

Jam

1. Yutti Rahayu

Siswati, M. Pd

196304

091985

032006

Pembina

/IV a

Kepsek/

Guru

- 24

2. Neni Ayu

Setiani, SE

- - Guru

kelas

A 24

3. Irawati, S.Pd - - Guru

Kelas

A 24

4. Tati Nuryati,

M.Pd

196605

041991

032013

Pembina

/IV a

Guru

Kelas

B 24

Tabel 4.4

Data Siswa TK Dua Mei

Tahun Pelajaran 2019/2020

Kelompok Laki-Laki Perempuan Total

A 7 8 15

B 13 12 25

Jumlah 20 20 40

2. Penelitian Tindakan

a. Tindakan Siklus 1

1. Perencanaan

Pada kegiatan perencanaan di kegiatan siklus I dilakukan selama 5

kali kegiatan, kemudian untuk awal anak dikenalkan apa itu tari,

kemudian apa itu tari tradisional dan kreasi, serta bagaimana tata cara

mempraktikannya. Pertama anak diminta untuk mendengarkan musiknya

terlebih dahulu, kemudian diajak untuk melakukan gerak pemanasan

65

sebelum masuk pada gerakan inti. Kemudian untuk rencana pembelajaran

berada di lampiran, persiapan kegiatan seblum siklus 1 dilaksanakan:

1. Merencanakan RPPH dengan mengitegrasikan pembelajaran tari

kreasi

2. Menyiapkan media yang digunakan ialah speaker dan perangkat

untuk kegiatan menari

3. Disiapkannya data penilaian dan catatn lapangan

4. Disiapkannya alat untuk mendokumentasikan

2. Pelaksanaan

a. Pertemuan ke-1/Senin, 18 November 2019

Pembukaan:

Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL1, K1) kemudian

anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru

membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir

bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian anak-

anak melakukan upacara terlebih dahulu yang diarahkan oleh guru

yang bertugas hari senin. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,

membaca doa dan diabsen, (CL1, K2) kemudian anak-anak boleh

masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL1, K3)

Inti:

Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru dan

peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak (CL1, K4)

lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa sebelum belajar dan

mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL1, K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan dilakukan

ialah tari kreasi. (CL1, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan har

ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak menari.

(CL1, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti membuat pola lantai

yang sesuai dengan urutan besar kecilnya badan anak. (CL1, K8)

66

Selanjutnya peneliti memberitahu siswa terlebih dahulu apa itu tari

tradisional dan alat yang akan digunakannya. (CL1, K9) Dibantu

dengan guru kemudian dilanjutkan dengan gerak pemanasan seperti

berlari kecil ditempat, (CL1, K10) posisi kuda-kuda dan

merentangkan tangan. (CL1, K11) Selanjutnya peneliti

mendemonstrasikan terlebih dahulu tata cara bergerak tari kreasi dan

memperdengarkan musiknya terlebih dahulu. (CL1, K12)

Pada kegiatan menari terdapat siswa yang belum mampu

melakukannya, (CL1, K13) oleh karena itu peneliti mengulang

kembali gerakan-gerakannya, (CL1, K14) kemudian anak mengikuti

bersamaan dengan peneliti. (CL1, K15) Anak-anak masih terlihat

kaku dan bingung melakukan gerakannya, masih diperlukan aba-aba

gerak kenan atau kekirinya. (CL1, K16) saat kegiatan berlangsung

guru dan peneliti terus mendorong dan menyemangati siswa agar

mampu melakukannya, (CL1, K17) dikarenakan anak baru belajar

gerak tari kreasi jadi anak tidak terbiasa melakukannya. (CL1, K18)

Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, (CL1, K19)

Sebelum pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih

dahulu kegiatan apa yang akan dilakukan, (CL1, K20) yang pertama

peneliti bertanya kepada anak siapa yang menyukai mangga, lalu anak

menjawab serentak “Saya bu guru”. (CL1, K21) Selanjutnya anak-

anak mengambil pensil warnanya. (CL1, K22) Lalu anak-anak mulai

menulis kata “mangga” dan mewarnainya di lembar kerja siswa.

(CL1, K23)

Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah memasuki

waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih dahulu.

(CL1, K24) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama anak

harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa sebelum

makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak diberitahukan

untuk membersihkan dan membereskan tempat makanannya yang

67

dibawa dari rumah. (CL1, K25) Setelah itu,siswa dipersilahkan untuk

beristirahat dan bermain bebas dengan teman-temannya. (CL1, K26)

Penutup:

Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk duduk

melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru menanyakan

kepada anak bagaimana perasaannya. (CL1, K27) Setelah itu anak-

anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan melafalkan doa Al-

Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah pulang sekolah. (CL1,

K28) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak dipersilahkan pulang,

dan yang belum dijemput untuk tetap menunggu bersama guru di

kelas. (CL1, K29)

b. Pertemuan Ke-2/Selasa, 19 November 2019

Pembukaan:

Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL2, K1) kemudian

anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru

membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir

bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian anak-

anak melakukan upacara terlebih dahulu yang diarahkan oleh guru

yang bertugas hari senin. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,

membaca doa dan diabsen, (CL2, K2) kemudian anak-anak boleh

masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL2, K3)

Inti:

Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru dan

peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak (CL2, K4)

lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa sebelum belajar dan

mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL2, K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan dilakukan

ialah tari kreasi. (CL2, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan har

ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak menari.

68

(CL2, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti membuat pola lantai

yang sesuai dengan urutan besar kecilnya badan anak. (CL2, K8)

Selanjutnya peneliti memberitahu siswa terlebih dahulu apa itu tari

tradisional dan alat yang akan digunakannya. (CL2, K9) Dibantu

dengan guru kemudian dilanjutkan dengan gerak pemanasan seperti

berlari kecil ditempat, (CL2, K10) posisi kuda-kuda dan

merentangkan tangan. (CL2, K11) Selanjutnya peneliti

mendemonstrasikan terlebih dahulu tata cara bergerak tari kreasi dan

memperdengarkan musiknya terlebih dahulu.

Selanjutnya peneliti mempraktikan satu kali tari kreasi yang diikuti

oleh anak-anak sampai gerakan terakhir. (CL2, K11) Kemudian

peneliti mencoba anak mempraktikan sendiri, namun anak masih

butuh bantuan guru dan peneliti. (CL2, K12) Kemudian peneliti

mengulang kembali menari seperempat lagu yang diikuti oleh anak-

anak, (CL2, K13) lalu anak mempraktikan sendiri menari dari

seperempat lagu dan masih diberi aba-aba dari peneliti dan guru.

(CL2, K14) Masih ada beberapa anak yang bingung dan belum hafal

dengan gerakannya, mulai dari ketukan di setiap lagu dan tempo

berhenti atau memulainya gerakan.

Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, (CL2, K15) Sebelum

pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih dahulu

kegiatan apa yang akan dilakukan. Selanjutnya siiswa diminta untuk

mengambil pensilnya, kemudian anak menghitung jumlah buah jeruk,

kemudian anak-anak menulis kata “Jeruk”. (CL2, K16) Peneliti dan

anak-anak saling tanya jawab tentang buah jeruk. (CL2, K17) Lalu

siswa mengerjakan tugasnya masing-masing.. (CL2, K18)

Pukul 10.00 bel istirahat berbunyi lalu anak-anak melakukan

kegiatan makan bersama-sama. (CL2, K19) Sebelum makan anak-

anak mencuci tangan dan berdoa bersama, setelah selesai makan,

dilanjutkan dengan membereskan peralatan makan dan berdoa selesai

69

makan. Setelah itu, dilanjutkan dengan istirahat anak-anak dan

bermain. (CL2, K20)

Penutup:

Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk duduk

melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru menanyakan

kepada anak bagaimana perasaannya. (CL2, K21) Setelah itu anak-

anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan melafalkan doa Al-

Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah pulang sekolah.

Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak dipersilahkan pulang, dan

yang belum dijemput untuk tetap menunggu bersama guru di kelas.

(CL2, K22)

c. Pertemuan Ke-3/Rabu, 20 November 2019

Pembukaan:

Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL3, K1) kemudian

anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru

membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir

bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian anak

baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar, membaca

doa dan diabsen, (CL3, K2) kemudian anak-anak boleh masuk ke

dalam kelas masing-masing. (CL3, K3)

Inti:

Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru dan

peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak (CL3, K4)

lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa sebelum belajar dan

mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL3, K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan dilakukan

ialah tari kreasi. (CL3, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan har

ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak menari.

(CL3, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti membuat pola lantai

yang sesuai dengan urutan besar kecilnya badan anak.

70

Selanjutnya peneliti mempraktikkan satu kalimenari didepan anak

terlebih dahulu. (CL3, K8) Dibantu dengan guru kemudian

dilanjutkan dengan gerak pemanasan seperti berlari kecil ditempat,

posisi kuda-kuda dan merentangkan tangan. (CL3, K9) Selanjutnya

peneliti mendemonstrasikan terlebih dahulu tata cara bergerak tari

kreasi dan memperdengarkan musiknya terlebih dahulu. (CL3, K10)

Selanjutnya anak-anak mempraktikannya, diawali dengan peneliti

menari yang diikuti oleh anak-anak. (CL3, K11) Pertemuan ke-3 ini

peneliti melanjutkan menari yang kemarin dipraktikan sampai

seperempat lagu. Kemudian hari ini dilanjutkan sampai dengan tuntas.

(CL3, K12) Anak-anak mengikuti gerakan menari peneliti sampai

habis, diulangi sampai dua kali, lalu istirahat sebentar untuk minum,

dan dilanjutkan kembali praktek menari secara mandiri. (CL3, K13)

Dan hanya ada beberapa siswa yang menangkap dengan cepat gerak

menari walaupun tidak sepenuhnya hafal, beberapa siswa lagi masih

butuh bimbingan dan aba-aba dari guru dan peneliti.

Pada hari rabu anak-anak ada kegiatan ekstrakulikuler drum band,

semua siswa mengikuti kegiatan drum band ini. (CL3, K14) Setelah

selesai, anak memasuki kelas kembali dan mengikuti pembelajaran

hari ini dengan kegiatan menebalkan kata “Anggur” dan mewarnai

buah anggur. (CL3, K15) Kemudian Waktu istirahat anak ialah pukul

10.00, ketika sudah memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan

untuk makan terlebih dahulu. (CL3, K16) Kegiatan rutinitas yang

dilakukan ialah pertama anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan

membaca doa sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-

anak diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat

makanannya yang dibawa dari rumah. (CL3, K17) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-

temannya. (CL3, K18)

Penutup:

71

Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk duduk

melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru menanyakan

kepada anak bagaimana perasaannya. (CL3, K19) Setelah itu anak-

anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan melafalkan doa Al-

Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah pulang sekolah. (CL3,

K20) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak dipersilahkan pulang,

dan yang belum dijemput untuk tetap menunggu bersama guru di

kelas. (CL3, K21)

d. Pertemuan Ke-4/Kamis, 21 November 2019

Pembukaan:

Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL4, K1) kemudian

anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru

membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir

bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian anak

baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar, membaca

doa dan diabsen, (CL4, K2) kemudian anak-anak boleh masuk ke

dalam kelas masing-masing. (CL4, K3)

Inti:

Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru dan

peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak (CL4, K4)

lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa sebelum belajar dan

mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL4, K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan dilakukan

ialah tari kreasi. (CL4, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan har

ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak menari.

(CL4, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti membuat pola lantai

yang sesuai dengan urutan besar kecilnya badan anak.

Dibantu dengan guru kemudian dilanjutkan dengan gerak

pemanasan seperti berlari kecil ditempat, (CL4, K8) posisi kuda-kuda

72

dan merentangkan tangan. Selanjutnya peneliti memperdengarkan

musiknya terlebih dahulu. (CL4, K9)

Selanjutnya peneliti mempraktikan satu kali tari kreasi yang diikuti

oleh anak-anak sampai gerakan terakhir. (CL4, K10) Kemudian

peneliti mencoba anak mempraktikan sendiri, namun anak masih

butuh bantuan guru dan peneliti. (CL4, K11) Kemudian peneliti

mengulang kembali menari sampai lagu habis yang diikuti oleh anak-

anak, lalu anak mempraktikan sendiri menari sampai lagu habis dan

masih diberi aba-aba dari peneliti dan guru. (CL4, K12) Masih ada

beberapa anak yang bingung dan belum hafal dengan gerakannya,

mulai dari ketukan di setiap lagu dan tempo berhenti atau memulainya

gerakan.

Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, (CL4, K13)

Sebelum pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih

dahulu kegiatan apa yang akan dilakukan. Siswa diminta untuk

mengambil pensilnya, kemudian anak menghitung jumlah buah

pepaya, kemudian anak-anak menulis kata “Pepaya”. (CL4, K14)

Peneliti dan anak-anak saling tanya jawab tentang buah pepaya. Lalu

siswa mengerjakan tugasnya masing-masing. (CL4, K15)

Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah memasuki

waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih dahulu.

(CL4, K15) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama anak

harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa sebelum

makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak diberitahukan

untuk membersihkan dan membereskan tempat makanannya yang

dibawa dari rumah. (CL4, K16) Setelah itu,siswa dipersilahkan untuk

beristirahat dan bermain bebas dengan teman-temannya. (CL4, K17).

Penutup:

Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk duduk

melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru menanyakan

kepada anak bagaimana perasaannya. (CL4, K18) Setelah itu anak-

73

anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan melafalkan doa Al-

Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah pulang sekolah. (CL4,

K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak dipersilahkan pulang,

dan yang belum dijemput untuk tetap menunggu bersama guru di

kelas. (CL4, K20)

e. Pertemuan Ke-5/Jumat, 22 November 2019

Pembukaan:

Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL5, K1) kemudian

anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru

membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir

bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian anak

baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar, membaca

doa dan diabsen, (CL5, K2) kemudian anak-anak boleh masuk ke

dalam kelas masing-masing. (CL5, K3)

Inti:

Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru dan

peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak (CL5, K4)

lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa sebelum belajar dan

mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL5, K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan dilakukan

ialah tari kreasi. (CL5, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan har

ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak menari.

(CL5, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti membuat pola lantai

yang sesuai dengan urutan besar kecilnya badan anak.

Dibantu dengan guru kemudian dilanjutkan dengan gerak

pemanasan seperti berlari kecil ditempat, posisi kuda-kuda dan

merentangkan tangan. (CL5, K9) Selanjutnya peneliti

mendemonstrasikan terlebih dahulu tata cara bergerak tari kreasi dan

memperdengarkan musiknya terlebih dahulu. (CL5, K10)

74

Selanjutnya anak-anak mempraktikannya, diawali dengan peneliti

menari yang diikuti oleh anak-anak. (CL5, K11) Pertemuan ke-5 ini

peneliti melanjutkan menari yang kemarin dipraktikan sampai lagu

habis. Anak-anak mengikuti gerakan menari peneliti sampai habis,

diulangi sampai dua kali, (CL5, K12) lalu istirahat sebentar untuk

minum, dan dilanjutkan kembali praktek menari secara mandiri. (CL5,

K13) Dan hanya ada beberapa siswa yang menangkap dengan cepat

gerak menari walaupun tidak sepenuhnya hafal, beberapa siswa lagi

masih butuh bimbingan dan aba-aba dari guru dan peneliti. (CL5,

K14)

Pada hari jumat, waktu anak-anak hanya sampai jam 10.30 Jadi

waktu untuk peningkatan motorik sedikit dipercepat karena anak

harus membaca iqra dan setoran hafalan surat-surat pendek dan do’a-

do’a Pendek. (CL5, K15) Kemudian Waktu istirahat anak ialah pukul

09.00, ketika sudah memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan

untuk makan terlebih dahulu. (CL5, K16) Kegiatan rutinitas yang

dilakukan ialah pertama anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan

membaca doa sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-

anak diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat

makanannya yang dibawa dari rumah. (CL5, K17) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-

temannya.

Penutup:

Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk duduk

melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru menanyakan

kepada anak bagaimana perasaannya. (CL5, K18) Setelah itu anak-

anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan melafalkan doa Al-

Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah pulang sekolah. (CL5,

K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak dipersilahkan pulang,

dan yang belum dijemput untuk tetap menunggu bersama guru di

kelas. (CL5, K20)

75

3. Pengamatan

Selama kegiatan, peneliti bersama kolaborator melakukan

pengamatan langsung kegiatan yang telah direncanakan, pelaksanaan

tindakan siklus I dalam 5 kali pertemuan menunjukan adanya

peningkatan walaupun peningkatan tersebut belum mencapai

maksimal, masih terdapat anak yang belum memperoleh hasil sesuai

dengan standar kriteria keberhasilan tindakan. Hasil dari tiap tindakan

dibagi menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif.

1.)Hasil Pengamatan Kualitatif

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada pertemuan pertama

sampai dengan pertemuan kelima saat pemberian tindakan dengan

melakukan tari tradisional berjalan dengan lancar sehingga

berpengaruh pada peningkatan keterampilan motorik kasar anak dari

sebelum diberikan tindakan. Anak-anak masih perlu bimbingan dan

dibantu oleh guru agar percaya diri dan bisa melakukan tari kreasi.

Meskipun begitu anak-anak sangat antusias dalam melakukan

kegiatan permainan.

Berdasarkan deskripsi tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa

anak yang masih kurang dalam kemampuan mengatur keseimbangan,

namun rata-rata anak sudah mengalami peningkatan.

2.) Hasil Pengamatan Kuantitatif

Hasil pengamatan secara kuantitatif kemampuan motorik kasar

anak melalui creative movement pada akhir siklus sebagai berikut:

Tabel 4.5

Data Kemampuan Motorik Kasar Melalui Creative Movement pada Pra

Siklus dan Siklus I

SUBJEKPRA-

TINDAKANSIKLUS I POIN

No Nama Skor % Skor % Kenaikan %

1 ZSR 16 31% 33 63% 17

32

%

76

2 AL 16 31% 32 62% 16

31

%

3 AKZ 17 33% 33 63% 16

30

%

4 NO 18 35% 32 62% 14

27

%

5 ZF 16 31% 33 63% 17

32

%

6 FGA 18 35% 34 65% 16

30

%

7 ASK 17 33% 34 65% 17

32

%

8 MDA 17 33% 35 67% 18

34

%

9 MAMP 17 33% 34 65% 17

32

%

10 ANER 16 31% 34 65% 18

34

%

11 JCF 16 31% 35 67% 19

36

%

12 RRAP 17 33% 36 69% 19

36

%

13 SA 16 31% 36 69% 20

38

%

14 MFN 16 31% 34 65% 18

34

%

15 MPP 18 35% 36 69% 18

34

%

Jumlah 251 32% 511 66% 260

33

%

77

Pada tabel tersebut, terlihat bahwa kemampuan motorik kasar anak melalui

creative movement (tari kreasi) menunjukkan peningkatan. Dilihat pada skor total

15 anak sebelum dilakukan tindakan berjumlah 251 dengan rata-rata kelas yaitu

32% dan pada siklus I kemampuan motorik kasar anak menjadi 511 dengan rata-

rata kelas yaitu 66%. Hal ini menunjukkan kenaikan skor sebelum tindakan

sampai siklus I mencapai 260 dengan rata-rata kelas yaitu 33%. Tabel tersebut

digambarkan dalam diagram di bawah ini:

ZSR ALAKZ NO ZF FG

AASK

MDAMAMP

ANER JCFRRAP SA MFN MPP

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Pra TindakanSiklus I

Gambar 4.1

Perbandingan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Creative Movement (Tari

Kreasi) pada Pra Penelitian dan Siklus I

Pada gambar grafik tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan

motorik kasar anak dari pra-tindakan sampai siklus I di kelompok A TK Dua Mei.

Hal tersebut terlihat dari persentase terendah di peroleh anak yaitu 31% kemudian

persentase tersebut meningkat menjadi 62%-69% setelah dilakukannya siklus I.

Secara keseluruhan persentase anak meningkat setelah dilakukannya tindakan

siklus. Berikut gambaran peningkatan poin persentase kemampuan motorik kasar.

78

ZSR ALAKZ NO ZF FG

AASK

MDAMAMP

ANER JCFRRAP SA MFN MPP

0%5%

10%15%20%25%30%35%40%45%

Persentase kenaikan

Persentase kenaikan

Gambar 4.2

Persentase Kenaikan Kemampuan Motorik Kasar 15 Anak pada Pra

Penelitian sampai Siklus I

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus I,

maka peneliti dan kolaborator melakukan refleksi atau evaluasi setelah

melakukan kegiatan pembelajaran pada akhir siklus. Hasil dari

pengamatan dan penelitian menunjukkan adanya perubahan pada

kemampuan motorik kasar anak.

Peneliti bersama kolaborator ingin mengetahui skor yang diperoleh

setiap anak dan keberhasilan setiap siklusnya. Karena siklus I, masih

terdapat anak yang belum memperoleh hasil sesuai dengan standart

kriteria keberhasilan tindakan. Kemudian pada pelaksanaan proses

pembelajaran siklus I ada beberapa hal yang menjadi temuan dan

perlu diperbaiki kembali agar kemampuan motorik kasar anak dapat

meningkat dengan baik. Adapun hambatan yang masih ditemui pada

proses pembelajaran antara lain:

1.) Saat kegiatan penyampaian tata cara melakukan sebuah tarian

masih terdapat anak yang kurang fokus dan asik sendiri dengan

temannya. Pada kegiatan siklus selanjutnya guru menggunakan

79

metode melingkar sehingga ketika menjelaskan anak-anak lebih

fokus.

2.) Masih terdapat anak-anak yang belum mampu melakukan kegiatan

menari tari kreasi sesuai dengan arahan dari pelatih dan masih

banyak anak yang perlu mendapatkan bimbingan dari guru, hal ini

karena anak-anak baru memulai latihan menari tari kreasi,

sehingga butuh latihan terus-menerus.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama sampai

dengan pertemuan kelima saat memberikan tindakan menari tari kreasi

berjalan dengan lancar, sehingga berdampak pada peningkatan

keterampilan motorik kasar anak. Namun perlu dilanjutkan ke siklus II

agar kemampuan motorik anak dapat meningkatkan sesuai target yang

diharapkan.

5. Hasil Penilaian Guru

Hasil penilaian pada siklus I ini ditunjukkan untuk guru dalam

melaksanakan kegiatan peningkatan motorik kasar melalui tari kreasi.

80

Tabel 4.6

Penilain Guru Pada Siklus I

Aspek yang diamati SkorJumla

hA. Kegiatan Awal 1 2 3 41 P1 3 32 P2 2 23 P3 3 34 P4 2 2

Rata-rata butir A 10

B. Kegiatan Inti (Tari Creative Movement) 1 2 3 4Jumlah

1 P1 2 22 P2 4 43 P3 2 24 P4 2 25 P5 2 2

Rata-rata butir B 12C. Istirahat 1 2 3 4 jumlah1 P1 3 32 P2 2 2

Rata-rata butir C 5D. Kegiatan Penutup 1 2 3 4 jumlah1 P1 4 42 P2 3 3

Rata-rata butir D 7

Aspek Skor

A 10

B 12

C 5

D 7

Jumlah 34

Rata-Rata 8.5

81

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa guru mampu menguasai

kelas, menangani anak-anak, dan mampu meningkatkan kemampuan

motorik kasar anak melalui tari kreasi. Guru mampu memberikan

kegiatan yang baru untuk mengembangkan motorik kasar anak. Pada

kegiatan menari tari kreasi guru juga mampu memberikan motivasi

serta dorongan agar anak mau mencoba kembali. Pada siklus ini ada

beberpa poin yang harus guru tingkatkan pada siklus II.

Skor pada aspek A pada siklus I adalah 10, pada aspek B dengan

skor 12, kemudian pada aspek C mendapat skor 5, dan aspek D

mendapat skor 7. Sehingga jika dijumlahkan skor keseluruhan

mendapat 34, dengan rata-rata 8,5.

b. Tindakan Siklus II

1. Perencanaan

Pada kegiatan perencanaan di kegiatan siklus II dilakukan selama 5

kali kegiatan. Pertama anak diminta untuk mendengarkan musiknya

terlebih dahulu, kemudian diajak untuk melakukan gerak

pemanasan sebelum masuk pada gerakan inti. Kemudian untuk

rencana pembelajaran berada di lampiran, persiapan kegiatan

seblum siklus II dilaksanakan merencanakan RPPH dengan

mengitegrasikan pembelajaran tari kreasi, menyiapkan media yang

digunakan ialah speaker dan perangkat untuk kegiatan menari.

2. Pelaksanaan

a. Pertemuan ke-1, Siklus II/Senin, 25 November 2019

Pembukaan:

Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL6, K1) kemudian

anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru

membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir

bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian

anak-anak melakukan upacara terlebih dahulu yang diarahkan oleh

82

guru yang bertugas hari senin. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,

membaca doa dan diabsen, (CL6, K2) kemudian anak-anak boleh

masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL6, K3)

Inti:

Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru

dan peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak

(CL6, K4) lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL6,

K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan

dilakukan ialah tari kreasi. (CL6, K6) kemudian setelah diberitahu

kegiatan har ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL6, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai dengan urutan besar kecilnya

badan anak. (CL6, K8)

Selanjutnya peneliti mempraktikan satu kali tari kreasi yang

diikuti oleh anak-anak sampai gerakan terakhir. (CL6, K9)

Kemudian peneliti mencoba anak mempraktikan sendiri, namun

anak masih butuh bantuan guru dan peneliti. (CL6, K10) Kemudian

peneliti mengulang kembali menari setengah lagu yang diikuti oleh

anak-anak, (CL6, K11) lalu anak mempraktikan sendiri menari dari

setengah lagu walau masih diberi aba-aba dari peneliti dan guru.

(CL6, K12) Masih ada beberapa anak yang bingung dan belum

hafal dengan gerakannya, mulai dari ketukan di setiap lagu dan

tempo berhenti atau memulainya gerakan.

Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, (CL6, K13)

Sebelum pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih

dahulu kegiatan apa yang akan dilakukan. Kegiatan pertama anak-

anak diminta untuk mengambil pensilnya, kemudian anak

menghitung jumlah buah Apel, kemudian anak-anak menulis kata

“Apel”. (CL6, K14) Peneliti dan anak-anak saling tanya jawab

83

tentang buah Apel. (CL6, K15) Lalu siswa mengerjakan tugasnya

masing-masing. (CL6, K16)

Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah

memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih

dahulu. (CL6, K17) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama

anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa

sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak

diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat

makanannya yang dibawa dari rumah. (CL6, K18) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-

temannya. (CL6, K19)

Penutup:

Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk

duduk melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru

menanyakan kepada anak bagaimana perasaannya. (CL6, K20)

Setelah itu anak-anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan

melafalkan doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah

pulang sekolah. (CL6, K21) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak

dipersilahkan pulang, dan yang belum dijemput untuk tetap

menunggu bersama guru di kelas. (CL6, K22)

b. Pertemuan ke-2, Siklus II/Selasa, 26 November 2019

Pembukaan:

Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL7, K1) kemudian

anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru

membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir

bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian

anak baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,

membaca doa dan diabsen, (CL7, K2) kemudian anak-anak boleh

masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL7, K3)

84

Inti:

Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru

dan peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak

(CL7, K4) lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL7,

K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan

dilakukan ialah tari kreasi. (CL7, K6) kemudian setelah diberitahu

kegiatan har ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL7, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai dengan urutan besar kecilnya

badan anak.

Kemudian kami mempraktikannya dulu dengan tujuan

aagar anak mampu memahami dan mengerti bagaimana untuk

melakukan menari tari kreasi. (CL7, K8) Selanjutnya anak-anak

bersiap untuk melakukan gerak pemanasan terlebih dahulu. (CL7,

K9) Setelah itu, guru dan anak-anak melakukan satu kali menari tari

kreasi secara bersamaan sampai gerakan dan lagu habis, (CL7, K10)

kemudian anak-anak melanjutkan menari tari kreasi dengan sendiri

walaupun masih dengan aba-aba dari guru dan peneliti. (CL7, K11)

Lalu ketika proses pembelajaran berjalan guru yang sebagai

kolaborator mengamati dan terlihat AKZ, FGA, RRAP, MPP, dan

SA sudah mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya

mampu melakukan tarian tari kreasi dengan benar dan sesuai

dengan tempo walau masih terlihat ragu-ragu. (CL7, K12)

Pada kegiatan menari masih ada beberapa anak yang perlu

bantuan agar mampu menarikan tari kreasi dengan sendiri, namun

pada kegiatan sebelumnya sudah ada peningkatan. (CL7, K13)

Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, Sebelum

pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih dahulu

kegiatan apa yang akan dilakukan. (CL7, K14) Pada kegiatan awal

85

siswa diberi tugas untuk melingkari buah yang warnanya berwarna

hijau, tugas selanjutnya anak mewarnai gambar daun yang telah

diberikan contoh dari guru. Kemudian anak mengerjakan tugasnya

masing-masing. (CL7, K15)

Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah

memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih

dahulu. (CL7, K16) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama

anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa

sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak

diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat

makanannya yang dibawa dari rumah. (CL7, K17) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-

temannya.

Penutup:

Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk

duduk melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru

menanyakan kepada anak bagaimana perasaannya. (CL7, K18)

Setelah itu anak-anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan

melafalkan doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah

pulang sekolah. (CL7, K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak

dipersilahkan pulang, dan yang belum dijemput untuk tetap

menunggu bersama guru di kelas. (CL7, K20)

c. Pertemuan ke-3, Siklus II/Rabu, 27 November 2019

Pembukaan:

Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL8, K1) kemudian

anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru

membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir

bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian

anak baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,

86

membaca doa dan diabsen, (CL8, K2) kemudian anak-anak boleh

masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL8, K3)

Inti:

Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru

dan peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak

(CL8, K4) lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL8,

K5)

Peneliti memberitahu siswa untuk kegiatan hari ini ialah

menari tari kreasi. (CL8, K6) kemudian setelah diberitahu kegiatan

har ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa anak-anak

menari. (CL8, K7) Guru dan peneliti mulai mengkondisikan anak-

anak dengan membuat pola lantai yang sesuai dengan urutan besar

kecilnya badan anak. (CL8, K8) Kemudian guru dan anak-anak

mulai melakukan gerak pemanasan terlebih dahulu, seperti lari kecil

ditempat, merentangkan tangan dan/atau mengangkat satu kaki

secara bergantian. (CL8, K9)

Selanjutnya peneliti mempraktikan satu kali tari kreasi yang

diikuti oleh anak-anak sampai gerakan terakhir. (CL8, K10)

Kemudian peneliti mengulang kembali menari setengah lagu yang

diikuti oleh anak-anak, (CL8, K11) lalu anak mempraktikan sendiri

menari dari setengah lagu walau masih diberi aba-aba dari peneliti

dan guru. (CL8, K12) Masih ada beberapa anak yang bingung dan

belum hafal dengan gerakannya, mulai dari ketukan di setiap lagu

dan tempo berhenti atau memulainya gerakan.

Pada hari rabu anak-anak ada kegiatan ekstrakulikuler drum

band, semua siswa mengikuti kegiatan drum band ini. (CL8, K13)

Setelah selesai, anak memasuki kelas kembali dan mengikuti

pembelajaran hari ini dengan kegiatan menebalkan kata

“Rambutan” dan mewarnai buah Rambutan. (CL8, K14) Kemudian

pukul 10.00 bel istirahat berbunyi lalu anak-anak melakukan

87

kegiatan makan bersama-sama. Sebelum makan anak-anak mencuci

tangan dan berdoa bersama, setelah selesai makan, dilanjutkan

dengan membereskan peralatan makan dan berdoa selesai makan.

(CL8, K15) Setelah itu, dilanjutkan dengan istirahat anak-anak dan

bermain.

Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah

memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih

dahulu. (CL8, K16) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama

anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa

sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak

diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat

makanannya yang dibawa dari rumah. (CL8, K17) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-

temannya.

Penutup:

Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk

duduk melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru

menanyakan kepada anak bagaimana perasaannya. (CL8, K18)

Setelah itu anak-anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan

melafalkan doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah

pulang sekolah. (CL8, K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak

dipersilahkan pulang, dan yang belum dijemput untuk tetap

menunggu bersama guru di kelas. (CL8, K20)

d. Pertemuan ke-4, Siklus II/Kamis, 28 November 2019

Pembukaan:

Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL9, K1) kemudian

anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru

membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir

bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian

anak baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,

88

membaca doa dan diabsen, (CL9, K2) kemudian anak-anak boleh

masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL9, K3)

Inti:

Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru

dan peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak

(CL9, K4) lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL9,

K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan

dilakukan ialah tari kreasi. (CL9, K6) kemudian setelah diberitahu

kegiatan har ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL9, K7) pada awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai dengan urutan besar kecilnya

badan anak. (CL9, K8) Kemudian guru dan anak-anak mulai

melakukan gerak pemanasan terlebih dahulu, seperti lari kecil

ditempat, merentangkan tangan dan/atau mengangkat satu kaki

secara bergantian. (CL9, K9)

Selanjutnya peneliti dan guru memberikan arahan kepada

siswa untuk praktek langsung menarikan tari kreasi, siswa mampu

melakukannya dengan menarikan tari kreasi yang diberikan intruksi

oleh guru dan peneliti. (CL9, K10) melangkahkan kaki ke kanan

dan ke kiri secara bergantian, (CL9, K11) memputarkan badan,

(CL9, K12) melekukan tangan kanan/ kiri, (CL9, K13) dan

melakukan gerakan berjinjit. (CL9, K14) Pada pertemuan ini anak-

anak mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. (CL9,

K15) Kemudian pada saat proses menari dimulai , salah satu siswa

NO masih terlihat bingung dan butuh bimbingan. (CL9, K16)

Kegiatan selanjutnya ialah belajar seperti biasa, (CL9, K17)

Sebelum pembelajaran dimulai peneliti memberi tahu anak terlebih

dahulu kegiatan apa yang akan dilakukan. Pembelajaran yang

pertama anak menulis kata “Sirsak”, dilanjutkan dengan

89

mencocokan daun dengan tanaman. (CL9, K20) Peneliti dan anak-

anak saling tanya jawab tentang buah Sirsak. (CL9, K21) Lalu

siswa mengerjakan tugasnya masing-masing. (CL9, K22)

Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00, ketika sudah

memasuki waktu istirahat siswa dipersilahkan untuk makan terlebih

dahulu. (CL9, K23) Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah pertama

anak harus mecuci tangan terlebih dahulu dan membaca doa

sebelum makan, kemudian setelah makan selesai anak-anak

diberitahukan untuk membersihkan dan membereskan tempat

makanannya yang dibawa dari rumah. (CL9, K24) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan bermain bebas dengan teman-

temannya. (CL9, K25)

Penutup:

Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk

duduk melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru

menanyakan kepada anak bagaimana perasaannya. (CL9, K26)

Setelah itu anak-anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan

melafalkan doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah

pulang sekolah. (CL9, K27) Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak

dipersilahkan pulang, dan yang belum dijemput untuk tetap

menunggu bersama guru di kelas. (CL9, K28)

e. Pertemuan ke-5, Siklus II/Jumat, 29 November 2019

Pembukaan:

Kami datang pada pukul 6.30 kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan hari ini, (CL10, K1) kemudian

anak-anak datang dan mencium tangan guru. Jarum jam 7.30 guru

membunyikan bel masuk kelas dan anak-anak yang sudah hadir

bersiap-siap baris dalam ruangan dekat menuju kelas. Kemudian

anak baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak mengucapkan ikrar,

membaca doa dan diabsen, (CL10, K2) kemudian anak-anak boleh

masuk ke dalam kelas masing-masing. (CL10, K3)

90

Inti:

Sebelum kegiatan inti dimulai yang dilakukan oleh guru

dan peneliti ialah memberikan ucapan salam kepada anak-anak

(CL10, K4) lalu anak-anak menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai menyanyikan lagu diawal kelas. (CL10,

K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan hari ini yang akan

dilakukan ialah tari kreasi. (CL10, K6) kemudian setelah diberitahu

kegiatan har ini anak-anak diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL10, K7) pada awal kegiatan guru dan

peneliti membuat pola lantai yang sesuai dengan urutan besar

kecilnya badan anak. (CL10, K8) Kemudian guru dan anak-anak

mulai melakukan gerak pemanasan terlebih dahulu, seperti lari kecil

ditempat, merentangkan tangan dan/atau mengangkat satu kaki

secara bergantian. (CL10, K9) Kemudian peneliti

mempraktikkannya terlebih dahulu kegiatan menari yang diikuti

oleh anak-anak. (CL10, K10) Lalu anak-anak mulai

mempraktikannya sendiri dengan tanpa aba-aba dari pelatih. (CL10,

K11) Tidak lupa kami selalu mendorong dan menyemangati anak

agar anak mampu melakukannya dengan senang hati dan ikhlas.

(CL10, K12)

Pada pertemuan terakhir ini ana sudah mampu melakukan

menari tari kreasi, (CL10, K13) melangkah kesamping, ke depan

dan kebelakang. (CL10, K14) Peningkatan motorik kasar anak

sudah terlihat dan mengalami peningkatan yang signifikan. (CL10,

K15) Guru sebagai kolaborator melakukan pengamatan pada saat

kegiatan bermain berlangsung. (CL10, K16) Setelah selesai

melakukan kegiatan ini peneliti dan anak-anak melakukan gerak

pendinginan dengan kegiatan Tanya-jawab terkait perasaan anak-

91

anak saat melakukan kegiatan menari tari kreasi, semua anak

menjawab “Senang, bu” “Cape bu tapi senang”. (CL10, K17)

Pada hari jumat, waktu anak-anak hanya sampai jam 10.30

Jadi waktu untuk peningkatan motorik sedikit dipercepat karena

anak harus membaca iqra dan setoran hafalan surat-surat pendek

dan do’a-do’a Pendek. (CL10, K18) Kemudian Waktu istirahat anak

ialah pukul 09.00, ketika sudah memasuki waktu istirahat siswa

dipersilahkan untuk makan terlebih dahulu. (CL10, K19) Kegiatan

rutinitas yang dilakukan ialah pertama anak harus mecuci tangan

terlebih dahulu dan membaca doa sebelum makan, kemudian

setelah makan selesai anak-anak diberitahukan untuk membersihkan

dan membereskan tempat makanannya yang dibawa dari rumah.

(CL10, K20) Setelah itu,siswa dipersilahkan untuk beristirahat dan

bermain bebas dengan teman-temannya.

Penutup:

Selanjutnya untuk kegiatan penutup siswa diajak untuk

duduk melingkar dan melakukan evaluasi kegiatan hari ini, guru

menanyakan kepada anak bagaimana perasaannya. (CL10, K21)

Setelah itu anak-anak menyanyikan lagu ketika mau pulang dan

melafalkan doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata tertib setelah

pulang sekolah. (CL10, K22) Selanjutnya kegiatan selesai anak-

anak dipersilahkan pulang, dan yang belum dijemput untuk tetap

menunggu bersama guru di kelas. (CL10, K23)

3. Pengamatan/Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti selama pelaksanaan tindakan

Siklus II dalam kegiatan peningkatan motorik kasar melalui creative

movement (Tari Kreasi). Hasil pengamatan sesuai dengan rencana yang

sebelumnya telah dibuat. Kemampuan motorik kasar anak kelompok A

sampai dengan pertemuan ke 5 siklus II tampak menunjukkan

peningkatan dari hasil yang sebelumnya pada siklus I. Hasil pada setiap

92

tindakan yang dilakukan dijelaskan menjadi dua yaitu secara kuantitatif

dan kualitatif:

a. Hasil Secara Kualitatif

Hasil pengamatan pada siklus II yang dilakukan pada 5 kali

pertemuan menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar anak

mengalami peningkatan dari siklus I, seperti pada kegiatan berputar,

kemampuan anak menjadi lebih baik, pada kegiatan berdiri dengan satu

kaki dan kegiatan gerak berjinjit NO sudah mengalami peningkatan,

saat di siklus I masih membutuhkan intruksi dari guru, namun setelah

siklus II ini NO sudah tidak membutuhkan bantuan dan intruksi lagi.

MPP mengalami peningkatan yang paling baik diantara teman-

temannya, begitupun dengan anak-anak lainnya yang mengalami

peningkatan.

b. Hasil Secara Kuantitatif

Hasil pengamatan secara kuantitatif pelaksanaan siklus II

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 4.7

Data Perbandingan Skor dan Persentase Kemampuan Motorik

Kasar Anak Kelompok A pada Pra Penelitian, Siklus I dan Siklus

II

SUBJEKPRA-

TINDAKANSIKLUS I SIKLUS II

N

o Nama Skor % Skor % Skor %

1 ZSR 16 31% 33 63% 44 85%

2 AL 16 31% 32 62% 45 87%

3 AKZ 17 33% 33 63% 46 88%

4 NO 18 35% 32 62% 44 85%

5 ZF 16 31% 33 63% 45 87%

6 FGA 18 35% 34 65% 48 92%

7 ASK 17 33% 34 65% 46 88%

93

8 MDA 17 33% 35 67% 45 87%

9 MAMP 17 33% 34 65% 45 87%

10 ANER 16 31% 34 65% 44 85%

11 JCF 16 31% 35 67% 45 87%

12 RRAP 17 33% 36 69% 47 90%

13 SA 16 31% 36 69% 46 88%

14 MFN 16 31% 34 65% 44 85%

15 MPP 18 35% 36 69% 50 96%

Jumlah 251 32% 511 66% 684 88%

Tabel tersebut menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar anak

kelompok A mengalami peningkatan yang baik dari sebelum

dilakukannya tindakan sampai pada siklus II ini, peningkatan

kemampuan anak dalam keseimbangan seperti berdiri dengan satu kaki,

dan adanya koordinasi antara gerakan dengan musik. Pada pra

penelitian skor anak yaitu 251 dengan rata-rata persentase 32%, namun

setelah dilakukan tindakan siklus I skor total keseluruhan anak

mengalami peningkatan menjadi 511 dengan rata-rata persentase 66%,

selanjutnya skor tersebut mengalami peningkatan pada saat

dilaksanakannya tindakan siklus II yang mencapai skor 684 dengan

rata-rata persentase 88% pada kemampuan motorik kasar. Berikut

diagram yang menggambarkan peningkatan kemampuan motorik kasar

dari pra penelitian, siklus I sampai dengan siklus II:

94

ZSR ALAKZ NO ZF FG

AASK

MDAMAMP

ANER JCFRRAP SA MFN MPP

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Pra TindakanSiklus ISiklus II

Gambar 4.3

Persentase Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui

Creative Movement (Tari Kreasi) dari Pra Penelitian, Siklus I

sampai Siklus II

Berdasarkan diagram tersebut, kemampuan motorik kasar anak

mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari persentase rata-rata

kelas kemampuan motorik kasar pada pra penelitian mendapat skor

32%, selanjutnya setelah dilakukannya tindakan pada siklus I

kemampuan motorik kasar anak meningkat dengan rata-rata persentase

kelas mencapai 66%, kemudian pada siklus II kemampuan motorik

kasar anak meningkat kembali dengan rata-rata persentase kelas

mencapai skor 88%. Peningkatan persentase kemampuan motorik kasar

digambarkan pada grafik berikut:

95

1 2 30%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

32%

66%

88%

HASIL

Gambar 4.4

Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Creative

Movement (Tari Kreasi) dari Pra Penelitian, Siklus I sampai siklus

II

Kenaikan persentase tersebut menunjukkan bahwa dengan

dilaksanakannya tindakan pada siklus II, kemampuan motorik kasar

anak kelompok A mengalami peningkatan yang lebih baik. Sehingga,

peneliti tidak perlu melakukan siklus berikutnya karena tujuan peneliti

sudah mencapai standar kriteria dengan kemampuan motorik kasar

melalui creative movement (tari kreasi).

4. Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi dalam meningkatkan

kemampuan motorik kasar melalui creative movement pada anak

usia 4-6 tahun di TK Dua Mei, kemampuan motorik kasar anak

sudah mengalami peningkatan dari tindakan siklus sebelumnya.

Berdasarkan hasil tersebut telah diketahui bahwa

peningkatan kemampuan motorik kasar melalui creative movement

pada anak usia 4-6 tahun di TK Dua Mei telah mencapai kriteria

yang telah ditetapkan sebesar > 75%. Dengan demikian,

pelaksanaan tindakan tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

96

5. Hasil Penilaian Guru

Hasil penilaian pada siklus II ini ditunjukkan untuk guru

dalam melaksanakan kegiatan peningkatan motorik kasar melalui

tari kreasi.

Tabel 4.8

Penilaian Guru pada Siklus II

Aspek yang diamati SkorJumla

hA. Kegiatan Awal 1 2 3 41 P1 4 42 P2 2 23 P3 4 44 P4 3 3

Rata-rata butir A 13

B. Kegiatan Inti (Tari Creative Movement) 1 2 3 4Jumlah

1 P1 4 42 P2 4 43 P3 3 34 P4 3 35 P5 3 3

Rata-rata butir B 17

C. Istirahat 1 2 3 4Jumlah

1 P1 3 32 P2 3 3

Rata-rata butir C 6D. Kegiatan Penutup 1 2 3 4

Jumlah

1 P1 4 42 P2 3 3

Rata-rata butir D 7

Aspek SkorA 13B 17C 6

97

D 7Jumlah 43Rata-Rata 10.75

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa guru mampu menguasai

kelas, menangani anak-anak, dan mampu meningkatkan kemampuan

motorik kasar anak melalui tari kreasi. Guru mampu memberikan

kegiatan yang baru untuk mengembangkan motorik kasar anak. Pada

kegiatan menari tari kreasi guru juga mampu memberikan motivasi

serta dorongan agar anak mau mencoba kembali.

Skor pada aspek A pada siklus II adalah 13, pada aspek B dengan

skor 17, kemudian pada aspek C mendapat skor 6, dan aspek D

mendapat skor 7. Sehingga jika dijumlahkan skor keseluruhan

mendapat 43, dengan rata-rata 10,75. Sehingga jika di gambarkan

pada diagram sebagai berikut.

10

2

4

6

8

10

12

Siklus ISiklus II

Gambar 4.5

Diagram Peningkatan Penilaian Guru pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram diatas terlihat adanya peningkatan pada

penilaian guru dari siklus I ke siklus II. Siklus I dengan rata-rata skor

8,5, kemudian meningkat pada siklus II dengan rata-rata skor 10,75.

98

C. Pembahasan Analisis Data

1. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan data

kualitatif. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi

yang berisikan indikator, instrumen penelitian, catatan lapangan,

pengamatan proses belajar dan dokumentasi.

a. Analisis data kuantitatif

Analisis data kuantitatif pada penelitian ini dilakukan pada setiap

siklus dengan melihat persentase kenaikan peningkatan motorik kasar

melalui creative movement (Tari Kreasi), berikut analisis data kuantitatif

dari pra penelitian hingga siklus II.

Tabel 4.9

Data Hasil Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok

A pada Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II.

SUBJEK

PRA-

TINDAKA

N

SIKLUS

IPOIN

SIKLUS

IIPOIN

N

o Nama Skor %

Sko

r %

Kenaika

n %

Sko

r %

Kenaika

n %

1 ZSR 16 31% 33

63

% 17

33

% 44

85

% 11

21

%

2 AL 16 31% 32

62

% 16

31

% 45

87

% 13

25

%

3 AKZ 17 33% 33

63

% 16

31

% 46

88

% 13

25

%

4 NO 18 35% 32

62

% 14

27

% 44

85

% 12

23

%

5 ZF 16 31% 33

63

% 17

33

% 45

87

% 12

23

%

6 FGA 18 35% 34 65 16 31 48 92 14 27

99

% % % %

7 ASK 17 33% 34

65

% 17

33

% 46

88

% 12

23

%

8 MDA 17 33% 35

67

% 18

35

% 45

87

% 10

19

%

9

MAM

P 17 33% 34

65

% 17

33

% 45

87

% 11

21

%

10 ANER 16 31% 34

65

% 18

35

% 44

85

% 10

19

%

11 JCF 16 31% 35

67

% 19

37

% 45

87

% 10

19

%

12 RRAP 17 33% 36

69

% 19

37

% 47

90

% 11

21

%

13 SA 16 31% 36

69

% 20

38

% 46

88

% 10

19

%

14 MFN 16 31% 34

65

% 18

35

% 44

85

% 10

19

%

15 MPP 18 35% 36

69

% 18

35

% 50

96

% 14

27

%

Jumlah 251 32% 511

66

% 260

33

% 684

88

% 173

22

%

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa kemmapuan motorik

kasar anak mengalami peningkatan, hasil dari masing-masing pra tindakan,

siklus I maupun siklus II. Perolehan hasil peningkatan pada siklus I dengan

rata-rata meningkat sekitar 33% kemudian meningkat kembali setelah

dilakukannya siklus II dengan rata-rata kenaikan sebesar 22% dari siklus I.

Hasil tersebut digambarkan dalam diagram berikut:

100

ZSR ALAKZ NO ZF FG

AASK

MDAMAMP

ANER JCFRRAP SA MFN MPP

0

5

10

15

20

25

Peningkatan Siklus 1Peningkatan Siklus 2

Gambar 4.6

Kenaikan Persentase Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak

dari Siklus I sampai Siklus II

Berdasarkan diagram diatas terlihat adanya peningkatan kemampuan

motorik kasar anak setelah dilakukan tindakan siklus I dan siklus II

responden I mengalami peningkatan 33% dari siklus I, kemudian meningkat

21 % pada siklus II, responden 2 mengalami peningkatan 31% dari siklus I,

kemudian meningkat 25 % pada siklus II, responden 3 mengalami

peningkatan 31% dari siklus I, kemudian meningkat 25 % pada siklus II,

responden 4 mengalami peningkatan 27% dari siklus I, kemudian meningkat

23 % pada siklus II, responden 5 mengalami peningkatan 33% dari siklus I,

kemudian meningkat 23% pada siklus II, responden 6 mengalami

peningkatan 31% dari siklus I, kemudian meningkat 27% pada siklus II,

responden 7 mengalami peningkatan 33% dari siklus I, kemudian meningkat

23% pada siklus II, responden 8 mengalami peningkatan 35% dari siklus I,

kemudian meningkat 19% pada siklus II, responden 9 mengalami

peningkatan 33% dari siklus I, kemudian meningkat 21% pada siklus II,

responden 10 mengalami peningkatan 35% dari siklus I, kemudian

meningkat 19 % pada siklus II, responden 11 mengalami peningkatan 37%

101

dari siklus I, kemudian meningkat 19% pada siklus II, responden 12

mengalami peningkatan 37% dari siklus I, kemudian meningkat 21% pada

siklus II, responden 13 mengalami peningkatan 38% dari siklus I, kemudian

meningkat 19% pada siklus II, responden 14 mengalami peningkatan 35%

dari siklus I, kemudian meningkat 19% pada siklus II, responden 15

mengalami peningkatan 35% dari siklus I, kemudian meningkat 27% pada

siklus II. Peningkatan persentase dari pra tindakan sampai dengan siklus II

menunjukkan bahwa dengan menari tari kreasi kemampuan motorik kasar

anak kelompok A TK Dua Mei meningkat.

Peningkatan tersebut di tandai dengan skor yang di peroleh pada

siklus II, semua anak telah tuntas pada peningkatan kemampuan motorik

kasar, sehingga persentase kemampuan motorik kasar anak mencapai 88%

pada tahap siklus akhir.

a. Analisis Data Kualitatif

Berdasarkan hasil dari proses pengamatan pelaksanaan kegiatan

maka dapat disimpulkan data kualitatif sebagai berikut:

1. Proses Pembelajaran

a. Pelaksanaan kegiatan melalui tari kreasi terdiri dari mulai berbaris,

berdoa, bernyanyi, sikap pemanasam, dan melaksanakan tarian tari

kreasi. Pada kegiatan akhir yaitu evaluasi dari awal kegiatan sampai

akhir kegiatan, juga menanyakan perasaan anak pada hari tersebut.

b. Pada saat anak melakukan kegiatan meningkatkan kemampuan

motorik kasar, guru dan peneliti selalu memberikan motivasi dan

dukungan kepada anak agar anak mau mencoba kembali, sampai

anak tersebut dapat melakukannya sendiri.

c. Anak-anak terlihat sangat senang dan antusias dalam melaksanakan

tari kreasi, karena suatu kegiatan yang baru bagi anak dan beberapa

anak sudah dapat mengikuti tarian tari kreasi sesuai dengan langkah-

langkah dalam gerakannya.

102

d. Kegiatan pembelajaran yang diberikan sesuai dengan perkembangan

anak kelompok A di TK Dua Mei yang berkaitan dengan

peningkatan kemampuan motorik kasar anak.

2. Kemampuan Motorik Kasar Anak

Hasil dari pengamatan terdapat peningkatan pada kemampuan

motorik kasar anak yang berupa unsur-unsur gerakan motorik kasar

atau aspek motorik kasar yaitu: Pengenalan, ketepatan,

keseimbangan,daya tahan dan koordinasi. Melalui hasil observasi dalam

kegiatan pembelajaran, kemampuan motorik kasar anak yang di dapat

dari catatan lapangan. Berdasarkan penyusunan data menurut Miles dan

Huberman, tahapan yang dilakukan yaitu reduksi data, display data, dan

verifikasi (penarikan kesimpulan).

D. Reduksi Data

Data mengenai kemampuan motorik kasar anak kelompok A di TK

Dua Mei didapat berdasarkan catatan lapangan. Berikut ini adalah reduksi

data mengenai kemmapuan motorik kasar anak melalui tari kreasi.

1. Aspek Pengenalan

Pada aspek pengenalan anak mampu mengenali gerakan yang

diberikan oleh peneliti dan anak mampu mengingat gerakan tersebut

hingga bisa mengaplikasikannya. (CL1, K9), (CL1, K12), (CL2, K11).

Pada kegiatan ini anak sangat berantusias untuk segera melakukannya.

a. Display Data

Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan peneliti, dapat

diketahui anak sudah menunjukkan kemampuan mengenal gerakan

motorik kasar/ gerak tar kreasi pada aspek pengenalan, dalam tabel berikut

ini:

Tabel 4.10

Kekuatan Aspek Pengenalan Gerak Tari Kreasi

Pengenalan

103

CL1, K9

CL1, K12

CL2, K11

Display data diatas menggambarkan perkembangan kemampuan

motorik kasar pada aspek pengenalan berupa catatan lapangann yang

menjadi satu kesatuan terkait dengan aspek pengenalan.

b. Verifikasi Data

Pada aspek pengenalan anak-anak sangat antusias dalam melihat dan

memperhatikan yang disampaikan oleh peneliti. Anak-anak kelompok A

TK Dua Mei masih banyak memerlukan bantuan dan intruksi dari guru

pada siklus I. Dibutuhkan waktu secara terus menerus untuk

memperkenalkan gerak tari kreasi pada anak kelompok A di TK Dua Mei.

Pada siklus II, dilihat dari tindakan yang dilakukan selama 10 kali

pertemuan menunjukkan bahwa adanya peningkatan, dimana anak tidak

perlu diberitahukan lebih banyak lagi gerakan yang sudah disampaikan

oleh peneliti.

2. Aspek Ketepatan

Pada aspek ketepatan anak mampu melakukan gerak pemanasan

seperti berlari kecil ditempat, (CL1, K10) posisi kuda-kuda dan

merentangkan tangan. (CL1, K12) Kemudian setelah selesai peneliti

memberikan arahan/ mendemonstrasikan menari tari kreasi, anak-anak

mencoba mengkuti mempraktikkannya semdiri. (CL2, K14) Sebagian dari

anak-anak sudah mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya anak

sudah mampu melakukan gerak tari kreasi dengan sendiri. (CL7, K12)

Lalu anak sudah mampu melakukan gerak langkah kaki ke kanan dan ke

kiri, (CL9, K11) dan anak mampu melakukan gerak berputar. (CL9, K12)

a. Display Data

Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan peneliti, dapat

diketahui anak sudah menunjukkan kemampuan mengenal gerakan

104

motorik kasar/ gerak tar kreasi pada aspek ketepatan, dalam tabel berikut

ini:

Tabel 4.11

Kekuatan Aspek Ketepatan Gerak Tari Kreasi

Ketepatan

CL1, K10

CL1, K12

CL2, K14

CL7, K12

CL9, K11

CL9, K12

Display data diatas menggambarkan perkembangan kemampuan

motorik kasar pada aspek ketepatan berupa catatan lapangann yang

menjadi satu kesatuan terkait dengan aspek ketepatan.

b. Verifikasi Data

Pada aspek ketepatan anak-anak sangat antusias dalam melihat dan

memperhatikan yang disampaikan oleh peneliti. Anak-anak kelompok A

TK Dua Mei masih banyak memerlukan bantuan dan intruksi dari guru

pada siklus I. Dibutuhkan waktu secara terus menerus untuk

memperkenalkan gerak tari kreasi pada anak kelompok A di TK Dua Mei.

Pada siklus II, dilihat dari tindakan yang dilakukan selama 10 kali

pertemuan menunjukkan bahwa adanya peningkatan, dimana anak tidak

perlu diberitahukan lebih banyak lagi gerakan yang sudah disampaikan

oleh peneliti. Selain itu, anak-anak pun sudah menghafal sebagian gerakan

yang diberikan dan mempraktikannya sendiri.

3. Aspek Keseimbangan

Pada aspek keseimbangan anak sudah mampu melakukan gerak

posisi kuda-kuda, (CL2, K10) anak sudah mampu menekuk kakinya

dengan baik. (CL7, K11) (CL7, K12) (CL8, K12) Kemudian setelah

dilakukan siklus II anak sudah mampu menahan keseimbangan badan

105

ketika menari tari kreasi berlangsung. Anak dapat melakukan gerak

melangkah ke depan dan atau ke belakang, bergeser ke samping kanan dan

atau ke kiri. (CL10, K14)

a. Display Data

Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan peneliti, dapat

diketahui anak sudah menunjukkan kemampuan mengenal gerakan

motorik kasar/ gerak tar kreasi pada aspek keseimbangan, dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.12

Kekuatan Aspek Keseimbangan Gerak Tari Kreasi

Keseimbangan

CL2, K10

CL7, K11

CL7, K12

CL8, K12

CL10, K14

Display data diatas menggambarkan perkembangan kemampuan

motorik kasar pada aspek keseimbangan berupa catatan lapangan yang

menjadi satu kesatuan terkait dengan aspek keseimbangan.

b. Verifikasi Data

Pada aspek keseimbangan anak-anak sangat antusias dalam melihat

dan memperhatikan yang disampaikan oleh peneliti. Anak-anak

kelompok A TK Dua Mei masih banyak memerlukan bantuan dan

intruksi dari guru pada siklus I. Dibutuhkan waktu secara terus

menerus untuk memperkenalkan dan mempraktikkan gerak tari kreasi

agar anak dapat menjaga keseimbangan tubuh dalam menari.

Pada siklus II, dilihat dari tindakan yang dilakukan selama 10 kali

pertemuan menunjukkan bahwa adanya peningkatan, dimana anak

tidak perlu diberitahukan lebih banyak lagi gerakan yang sudah

disampaikan oleh peneliti. Selain itu, anak-anak pun sudah menghafal

106

sebagian gerakan yang diberikan dan mempraktikannya sendiri. Dan

sebagian besar anak-anak kelompok A di TK Dua Mei sudah mampu

menarikan tari kreasi dengan menjaga keseimbangan gerak dan

tubuhnya sendiri.

4. Aspek Daya Tahan

Pada aspek daya tahan anak sudah mampu melompat dan berjinjit

dengan waktu yang sudah ditentukan. (CL9, K14) Pada aspek ini anak

mengalami peningkatan pada pertemuan siklus II. Selain itu anak sudah

mampu mengangkat satu kaki secara bergantian. (CL8, K9) (CL8, K12)

a. Display Data

Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan peneliti, dapat

diketahui anak sudah menunjukkan kemampuan mengenal dan

mempraktikkan gerakan motorik kasar/ gerak tari kreasi pada aspek daya

tahan, dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.13

Kekuatan Aspek Daya Tahan Gerak Tari Kreasi

Daya Tahan

CL9, K14

CL8, K9

CL8, K12

Display data diatas menggambarkan perkembangan kemampuan

motorik kasar pada aspek daya tahan berupa catatan lapangan yang

menjadi satu kesatuan terkait dengan aspek daya tahan.

b. Verifikasi Data

107

Pada aspek keseimbangan anak-anak sangat antusias dalam melihat

dan memperhatikan yang disampaikan oleh peneliti. Anak-anak kelompok

A TK Dua Mei masih banyak memerlukan bantuan dan intruksi dari guru

pada siklus I. Dibutuhkan waktu secara terus menerus untuk

memperkenalkan dan mempraktikkan gerak tari kreasi agar anak dapat

menjaga keseimbangan tubuh dalam menari.

Pada siklus II, dilihat dari tindakan yang dilakukan selama 10 kali

pertemuan menunjukkan bahwa adanya peningkatan, dimana anak tidak

perlu diberitahukan lebih banyak lagi gerakan yang sudah disampaikan

oleh peneliti. Selain itu, anak-anak pun sudah menghafal sebagian gerakan

yang diberikan dan mempraktikannya sendiri. Dan sebagian besar anak-

anak kelompok A di TK Dua Mei sudah mampu menarikan tari kreasi

dengan menjaga keseimbangan gerak dan tubuhnya sendiri. Tidak hanya

itu, anak-anak juga sudah mampu lebih kuat menahan ketahanan tubuh

seperti berdiri dengan satu kaki, melompat ke kanan dan ke kiri dan

berjinjit kurang lebih 10 detik.

5. Aspek Koordinasi

Pada kegiatan koordinasi anak sudah mampu melakukan gerak

dengan tempo/ ketukan dalam menari. (CL7, K12) (CL8, K12) Kemudian

anak mampu melakukan gerakan tari kreasi dengan ekspresi yang

bervariasi. (CL7,K10) (CL7, K11) (CL8, K9) (CL8, K11) Lalu pada

kegiatan tari kreasi anak mampu melakukan gerak melekukan tangan

kanan dan atau tangan kiri. (CL9, K13) pada kegiatan anak mengalami

peningkatan setelah dilakukannya kegiatan tari kreasi di siklus II.

a. Display Data

Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan peneliti, dapat

diketahui anak sudah menunjukkan kemampuan mengenal dan

mempraktikkan gerakan motorik kasar/ gerak tari kreasi pada aspek

koordinasi, dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.14

108

Kekuatan Aspek Koordinasi Gerak Tari Kreasi

Koordinasi

CL7, K12

CL8, K12

CL7, K10

CL7, K11

CL8, K9

CL8, K11

CL9, K13

Display data diatas menggambarkan perkembangan kemampuan

motorik kasar pada aspek koordinasi berupa catatan lapangan yang

menjadi satu kesatuan terkait dengan aspek koordinasi.

b. Verifikasi Data

Pada aspek koordinasi anak-anak sangat antusias dalam melihat

dan memperhatikan yang disampaikan oleh peneliti. Anak-anak

kelompok A TK Dua Mei masih banyak memerlukan bantuan dan

intruksi dari guru pada siklus I. Dibutuhkan waktu secara terus

menerus untuk memperkenalkan dan mempraktikkan gerak tari kreasi

agar anak dapat menjaga keseimbangan dan koordinasi gerak dalam

menari.

Pada siklus II, dilihat dari tindakan yang dilakukan selama 10 kali

pertemuan menunjukkan bahwa adanya peningkatan, dimana anak

tidak perlu diberitahukan lebih banyak lagi gerakan yang sudah

disampaikan oleh peneliti. Selain itu, anak-anak pun sudah menghafal

sebagian gerakan yang diberikan dan mempraktikannya sendiri. Dan

sebagian besar anak-anak kelompok A di TK Dua Mei sudah mampu

menarikan tari kreasi dengan menjaga keseimbangan dan koordinasi

gerak dan tubuhnya sendiri.

109

E. Temuan Penelitian

Temuan pada proses tindakan peningkatan kemampuan motorik

kasar anak melalui creative movement (tari kreasi) kelompok A di TK Dua

Mei, sebagai berikut, refleksi yang dilakukan pada siklus I menunjukkan

bahwa ada beberapa hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan pada

kegiatan menari tari kreasi. Guru dan peneliti memberikan motivasi dan

latihan-latihan agar anak kelompok A di TK Dua Mei mampu melakukan

gerak menari tari kreasi. Kemudian, pada siklus II kegiatan yang

dilaksanakan dengan maksimal pertemuan 10 kali anak-anak mengalami

peningkatan pada kegiatan menari tari kreasi. Hal ini dapat terlihat dari

kemampuan anak-anak dalam menarikan tari kreasi yang didalamnya

terdapat gerakan berputar, berjinjit, melangkah kedepan, kekiri dan kekanan

sampai dengan gerakan melekukan tangan.

F. Ketebatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memiliki keterbatasan yang

disebabkan pada saat pemberian tindakan ada anak yang tidak masuk

sekolah, sehingga anak tersebut tertinggal pada tahap kegiatan sebelumnya.

Sehingga pencapaian anak tersebut berbeda dengan pencapaian anak yang

mengikuti kegiatan penuh selama dua siklus.

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pra-penelitian, persentase yang

didapat pra tindakan kemampuan motorik kasar anak sebesar 32%,

kemudian mengalami peningkatan pada siklus I dengan skor persentase

sebesar 66%, dan setelah dilakukannya kegiatan pada siklus II anak-anak

mengalami peningkatan lagi dengan skor persentase sebesar 88%. Dari hasil

data penelitian yang dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan ini dikatakan

berhasil karena skor yang dicapai telah berhasil bahkan melebihi minimum

yang telah ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan

motorik kasar melalui creative movement (Tari Kreasi) dapat meningkatkan

kemampuan motorik kasar anak kelompok A di TK Dua Mei.

B. Implikasi

Implikasi dalam penelitian ini dilakukan dalam meningkatkan

motorik kasar anak. Meningkatkan kemampuan motorik kasar anak sangat

penting bagi anak, agar anak mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungannya, kemudian anak memiliki perkembangan mental yang baik.

Sehingga akan mempengaruhi rasa percaya diri anak dan akan berpengaruh

positif pada kemampuan aspek lainnya. Karena pentingnya penguasaan

kemampuan motorik kasar bagi anak, sehingga guru membuat suatu

kegiatan pembelajaran yang tepat dengan cara yang kreatif dalam

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi sebelumnya, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Sebagai masukan, guru di TK Dua Mei untuk lebih kreatif dalam

melakukan kegiatan pembelajaran dan pengembangan motorik kasar

109

110

anak. Misalnya, bisa dengan melalui konsep menari atau permainan

dengan tujuan untuk meningkatkan motorik kasar anak.

2. Bagi Sekolah

Penelitian ini dilakukan sebagai harapan agar dapat memanfaatkan

kegiatan menari tari kreasi sebagai alternatif untuk meningkatkan

kemampuan motorik kasar anak didik.

3. Bagi Peneliti

Peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih berusaha dalam

meningkatkan perkembangan aspek-aspek lainnya, yang dapat diteliti

sehingga hasil yang diperoleh lebih optimal dan bermanfaat untuk

semua orang dan bagi pendidikan anak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA

Yuliani Nurani Sujiono. (2009), Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta: PT Indeks

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014),

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, No.146.

Novi Mulyani. (2016), Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta:

Penerbit Gava Media

Harir Aida Fitria. (2017), Pengaruh Pelatihan Tari Terhadap Peningkatan Rasa

Percaya Diri Siswa SDN Kauman 1 Malang. Malang: Universitas Negeri

Maulana Malik Ibrahim

Rike Sulistiawati. (2017), Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak

Melalui Gerak Lokomotor di Taman Anak-anak Widya Bhakti. Lampung:

Universitas Islam Negeri Raden Intan

Dwi Anggraini, Hasnawati. (2016), Perkembangan Seni Tari: Pendidikan dan

Masyarakat. Bengkulu: PGSD FKIP Universitas Bengkulu

Myka Siagawati. (2013), Meningkatkan Koordinasi Gerak Kaki, Tangan, dan

Kepala Anak Melalui Kegiatan Gerak Berirama Pada Kelompok B TK Dharma

Wanita Kwaraan Lendah Kulon Progo. Yogya: Universitas Negeri Yogyakarta

Miselia Nofitri. (2015), Ekspresi Seni:Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni.

Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Vol. 17, No. 1

Mella Kumala Dewi. (2013), Meningkatkan Kelenturan Tubuh Anak Melalui Seni

Tari Tradisional di TK Izzatul Islam Lebong. Benkulu: Universitas Bengkulu

Kurnia Munawaroh. (2015), Peningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Melalui

Kegiatan Menari Animal Dance Pada Anak Kelompok A di TK Aba Kutu Asem

Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Lismadiana. (2013), Peran Perkembangan Motorik Pada Anak Usia Dini.

Jurnalissa, Jurnal Ilmiah Keolahragaan: Indonesian Sport Scientist Association.

Th. II, No. 3

Mary Mayesky. (2009), Creative Activities For Young Children. Delmar USA:

Cengage Learning

Annisa Rachmadyana. (2017), Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

Melalui Kegiatan Senam Irama Pada Kelompok A di RA Masytoh 7. Yogyakarta:

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

John W. Santrock. (2007), Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga

Elizabeth B. Hurlock. (2007), Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Mohd. Sahandri Gani Hamzah. (2013), Rahasia Mendidik Anak Cerdas. Jakarta:

Suka Buku

Indah Juniasih. (2015), Jurnal Pendidikan Usia Dini 9 Edisi 2. Jakarta: PAUD

Universitas Negeri Jakarta

Putu Aditya Antara. (2018), Stimulasi Metode Permainan Kreatif Berdesain

Creative Movement Dalam Menumbuhkan Kemampuan Spasial Anak Dengan

Mempertimbangkan Budi Pekerti. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Jakarta:

Universitas Negeri Jakarta

Arni Apriani. (2017), Jurnal Pendidikan: Early Childhood. Jawa Barat:

Universitas Muhammadyah Tasikmalaya

Samiaji Sarosa. (2017), Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Indeks

Syarifudin Azwar. (2002), Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Prof. Dr. Kisyani Laksono, Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd. (2018), Penelitian

Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiono. (2009), Pendekatan Kualitatif. Jakarta: Alfa Beta

Lexy J. Moleong. (2009), Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Burhan Bungin. (2008), Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Perdana

Media

Kuswarsantyo.(2012), Pelajaran tari; Image dan Kontribusinya Terhadap

Pembentukan Karakter Anak. Yogyakarta: FSP ISI Yogyakarta

Lampiran 1

Rubrik Penilaian Pengenalan Motorik Kasar

1. Mengenal gerak dasar tubuh

1) Anak mampu menyebutkan gerak dasar tubuh

2) Anak mampu menyebutkan cara gerak dasar

3) Anak mampu menirukan gerakan dasar

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

2. Anak mampu berputar

1) Anak mampu melakukan gerak berputar 35 derajat

2) Anak mampu melakukan gerak berputar 50 derajat

3) Anak mampu melakukan gerak berputar 90 derajat

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

3. Anak mampu melakukan gerak lokomotor

1) Anak mampu menggerakan tangan dan kaki dengan cepat

2) Anak mampu melakukan gerak mundur atau maju dengan tepat

3) Anak mampu melakukan gerak ke kanan atau ke kiri dengan cepat

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

4. Anak mampu melompat

1) Anak mampu melompat satu kali

2) Anak mampu melompat tiga kali

3) Anak mampu melompat lebih dari tiga kali

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

5. Mampu mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi

1) Anak mampu melakukan dua gerakan sesuai dengan irama lagu

2) Anak mampu melakukan lima gerakan sesuai dengan irama lagu

3) Anak mampu mengekspresikan semua gerakan sesuai dengan irama

lagu

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

6. Anak mampu melakukan gerakan sesuai dengan arahan instruktur

1.) Anak mampu meniru satu gerakan dari instruktur

2.) Anak mampu meniru dua gerakan dari instruktur

3.) Anak mampu meniru tiga gerakan dari instruktur

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

7. Anak mampu menekuk kakinya

1) Anak mampu menekuk kakinya sampai dengan 30 derajat

2) Anak mampu menekuk kakinya sampai dengan 45 derajat

3) Anak mampu menekuk kakinya sampai dengan 90 derajat

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

8. Mampu berjinjit dengan waktu yang sudah ditentukan

1) Anak mampu berjinjit dengan waktu 5 detik

2) Anak mampu berjinjit dengan waktu 10 detik

3) Anak mampu berjinjit dengan waktu lebih darin10 detik

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

9. Anak mampu melakukan gerakan spontan

1) Anak mampu melakukan dua gerak spontan

2) Anak mampu melakukan lima gerak spontan

3) Anak mampu melakukan enam gerak spontan

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

10. Anak mampu melakukan gerakan terstruktur

1) Anak mampu melakukan dua gerakan yang terstruktur

2) Anak mampu melakukan empat gerakan yang terstruktur

3) Anak mampu melakukan 1-6 gerakan yang terstruktur

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

11. Anak mampu mengenali tempo sesuai dengan irama

1) Anak mampu mengenali dua ketukan dalam menari sesuai dengan

irama lagu

2) Anak mampu mengenali empat ketukan dalam menari sesuai dengan

irama lagu

3) Anak mampu melakukan ketukan dalam menari sesuai dengan irama

lagu

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

12. Anak mampu berdiri dengan satu kaki

1.) Anak mampu berdiri dengan satu kaki dalam waktu 5 detik

2.) Anak mampu berdiri dengan satu kaki dalam waktu 7 detik

3.) Anak mampu berdiri dengan satu kaki dalam waktu 10 detik dan kaki

bergantian

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

13. Anak mampu melakukan gerak nonlokomotor

1.) Anak mampu melakukan gerak membalik badan

2.) Anak mampu melakukan gerak melekukan tangan

3.) Anak mampu melakukan gerak mengayunkan tangan atau badan

Skor Keterangan

1 Tidak ada deskripsi muncul

2 Satu deskripsi muncul

3 Dua deskripsi muncul

4 Semua deskripsi muncul

Lampiran 2

Pra SiklusKet

No Nama p p2 p3 p4 p p6 p7 p p9 p10 p11 p1 p13 Total

. 1 5 8 2

1 ZSR 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 16 Rendah

2 AL 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 16 Rendah

3 AKZ 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 17 Rendah

4 NO 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 18 Rendah

5 ZF 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 16 Rendah

6 FGA 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 18 Rendah

7 ASK 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 17 Rendah

8 MDA 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 17 Rendah

9 MAMP 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 17 Rendah

10 ANER 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 16 Rendah

11 JCF 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 16 Rendah

12 RRAP 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 17 Rendah

13 SA 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 16 Rendah

14 MFN 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 16 Rendah

15 MPP 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 18 Rendah

Jumlah 251

Rata-Rata 16.73

KeteranganTidak

Tuntas

Hasil Penilaian Instrumen Per-aspek pada Pra Penelitian

Keterangan :

Aspek 1

Aspek 2

Aspek 3

Aspek 4

Aspek 5

Lampiran 3

Hasil Penilaian Instrumen Per-aspek pada Siklus I

SIKLUS 1

Ket %No

. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total

1 ZSR 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 33 Rendah 63%

2 AL 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 32 Rendah 62%

3 AKZ 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 33 Rendah 63%

4 NO 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 32 Rendah 62%

5 ZF 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 33 Rendah 63%

6 FGA 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 34 Rendah 65%

7 ASK 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 34 Rendah 65%

8 MDA 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 35 Rendah 67%

9 MAMP 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 34 Rendah 65%

10 ANER 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 34 Rendah 65%

11 JCF 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 35 Rendah 67%

12 RRAP 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 36 Rendah 69%

13 SA 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 36 Rendah 69%

14 MFN 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 34 Rendah 65%

15 MPP 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 36 Rendah 69%

Jumlah 511 66%

Rata-Rata 34.06 66%

Keterangan

Tidak

Tuntas

Keterangan :

Aspek 1

Aspek 2

Aspek 3

Aspek 4

Aspek 5

Lampiran 4

Siklus II

Ket % KetNo.

Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1

1 12 13 Total

1ZSR 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 44

Tunta

s 85% Tuntas

2AL 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 45

Tunta

s 87% Tuntas

3AKZ 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 46

Tunta

s 88% Tuntas

4NO 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 44

Tunta

s 85% Tuntas

5ZF 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 45

Tunta

s 87% Tuntas

6FGA 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 48

Tunta

s 92% Tinggi

7ASK 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 46

Tunta

s 88% Tuntas

8MDA 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 45

Tunta

s 87% Tuntas

9MAMP 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 45

Tunta

s 87% Tuntas

10ANER 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 44

Tunta

s 85% Tuntas

11JCF 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 45

Tunta

s 87% Tuntas

12RRAP 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 47

Tunta

s 90% Tuntas

13SA 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 46

Tunta

s 88% Tuntas

14 MFN 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 44 Tunta 85% Tuntas

s

15MPP 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 50

Tunta

s 96% Tinggi

Jumlah 684 88%

Rata-Rata 45.6 88%

Keterangan Tuntas

Keterangan :

Aspek 1

Aspek 2

Aspek 3

Aspek 4

Aspek 5

Lampiran 5

Catatan Anekdot Siswa Perhari

Catatan Anekdot Siklus I

Hari/Tanggal Senin, 18 November 2019

Waktu 07.00-11.00

Tempat TK Dua Mei

Waktu Keterangan

07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30

kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan

hari ini, (CL1, K1) kemudian anak-anak

datang dan mencium tangan guru.

Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel

masuk kelas dan anak-anak yang sudah

hadir bersiap-siap baris dalam ruangan

dekat menuju kelas. Kemudian anak-

anak melakukan upacara terlebih

dahulu yang diarahkan oleh guru yang

bertugas hari senin. Setelah itu, anak

mengucapkan ikrar, membaca doa dan

diabsen, (CL1, K2) kemudian anak-

anak boleh masuk ke dalam kelas

masing-masing. (CL1, K3)

08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang

dilakukan oleh guru dan peneliti ialah

memberikan ucapan salam kepada

anak-anak (CL1, K4) lalu anak-anak

menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai

menyanyikan lagu diawal kelas. (CL1,

K5)

Peneliti memberitahu siswa

kegiatan hari ini yang akan dilakukan

ialah tari kreasi. (CL1, K6) kemudian

setelah diberitahu kegiatan har ini anak-

anak diajak pergi ke ruang pelatihan

biasa anak-anak menari. (CL1, K7)

pada awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai

dengan urutan besar kecilnya badan

anak. (CL1, K8)

Selanjutnya peneliti memberitahu

siswa terlebih dahulu apa itu tari

tradisional dan alat yang akan

digunakannya. (CL1, K9) Dibantu

dengan guru kemudian dilanjutkan

dengan gerak pemanasan seperti berlari

kecil ditempat, (CL1, K10) posisi kuda-

kuda dan merentangkan tangan. (CL1,

K11) Selanjutnya peneliti

mendemonstrasikan terlebih dahulu tata

cara bergerak tari kreasi dan

memperdengarkan musiknya terlebih

dahulu. (CL1, K12)

Pada kegiatan menari terdapat

siswa yang belum mampu

melakukannya, (CL1, K13) oleh karena

itu peneliti mengulang kembali

gerakan-gerakannya, (CL1, K14)

kemudian anak mengikuti bersamaan

dengan peneliti. (CL1, K15) Anak-anak

masih terlihat kaku dan bingung

melakukan gerakannya, masih

diperlukan aba-aba gerak kenan atau

kekirinya. (CL1, K16) saat kegiatan

berlangsung guru dan peneliti terus

mendorong dan menyemangati siswa

agar mampu melakukannya, (CL1,

K17) dikarenakan anak baru belajar

gerak tari kreasi jadi anak tidak terbiasa

melakukannya. (CL1, K18)

Kegiatan selanjutnya ialah belajar

seperti biasa, (CL1, K19) Sebelum

pembelajaran dimulai peneliti memberi

tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa

yang akan dilakukan, (CL1, K20) yang

pertama peneliti bertanya kepada anak

siapa yang menyukai mangga, lalu anak

menjawab serentak “Saya bu guru”.

(CL1, K21) Selanjutnya anak-anak

mengambil pensil warnanya. (CL1,

K22) Lalu anak-anak mulai menulis

kata “mangga” dan mewarnainya di

lembar kerja siswa. (CL1, K23)

Waktu istirahat anak ialah pukul

10.00, ketika sudah memasuki waktu

istirahat siswa dipersilahkan untuk

makan terlebih dahulu. (CL1, K24)

Kegiatan rutinitas yang dilakukan ialah

pertama anak harus mecuci tangan

terlebih dahulu dan membaca doa

sebelum makan, kemudian setelah

makan selesai anak-anak diberitahukan

untuk membersihkan dan membereskan

tempat makanannya yang dibawa dari

rumah. (CL1, K25) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan

bermain bebas dengan teman-

temannya. (CL1, K26)

10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup

siswa diajak untuk duduk melingkar

dan melakukan evaluasi kegiatan hari

ini, guru menanyakan kepada anak

bagaimana perasaannya. (CL1, K27)

Setelah itu anak-anak menyanyikan

lagu ketika mau pulang dan melafalkan

doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata

tertib setelah pulang sekolah. (CL1,

K28) Selanjutnya kegiatan selesai anak-

anak dipersilahkan pulang, dan yang

belum dijemput untuk tetap menunggu

bersama guru di kelas. (CL1, K29)

Catatan Anekdot Siklus I

Hari/Tanggal Selasa, 19 November 2019

Waktu 07.00-11.00

Tempat TK Dua Mei

Waktu Keterangan

07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30

kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan

hari ini, (CL2, K1) kemudian anak-anak

datang dan mencium tangan guru.

Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel

masuk kelas dan anak-anak yang sudah

hadir bersiap-siap baris dalam ruangan

dekat menuju kelas. Kemudian anak-

anak melakukan upacara terlebih

dahulu yang diarahkan oleh guru yang

bertugas hari senin. Setelah itu, anak

mengucapkan ikrar, membaca doa dan

diabsen, (CL2, K2) kemudian anak-

anak boleh masuk ke dalam kelas

masing-masing. (CL2, K3)

08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang

dilakukan oleh guru dan peneliti ialah

memberikan ucapan salam kepada

anak-anak (CL2, K4) lalu anak-anak

menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai

menyanyikan lagu diawal kelas. (CL2,

K5)

Peneliti memberitahu siswa

kegiatan hari ini yang akan dilakukan

ialah tari kreasi. (CL2, K6) kemudian

setelah diberitahu kegiatan har ini anak-

anak diajak pergi ke ruang pelatihan

biasa anak-anak menari. (CL2, K7)

pada awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai

dengan urutan besar kecilnya badan

anak. (CL2, K8)

Selanjutnya peneliti memberitahu

siswa terlebih dahulu apa itu tari

tradisional dan alat yang akan

digunakannya. (CL2, K9) Dibantu

dengan guru kemudian dilanjutkan

dengan gerak pemanasan seperti berlari

kecil ditempat, (CL2, K10) posisi kuda-

kuda dan merentangkan tangan. (CL2,

K11) Selanjutnya peneliti

mendemonstrasikan terlebih dahulu tata

cara bergerak tari kreasi dan

memperdengarkan musiknya terlebih

dahulu.

Selanjutnya peneliti

mempraktikan satu kali tari kreasi yang

diikuti oleh anak-anak sampai gerakan

terakhir. (CL2, K11) Kemudian peneliti

mencoba anak mempraktikan sendiri,

namun anak masih butuh bantuan guru

dan peneliti. (CL2, K12) Kemudian

peneliti mengulang kembali menari

seperempat lagu yang diikuti oleh anak-

anak, (CL2, K13) lalu anak

mempraktikan sendiri menari dari

seperempat lagu dan masih diberi aba-

aba dari peneliti dan guru. (CL2, K14)

Masih ada beberapa anak yang bingung

dan belum hafal dengan gerakannya,

mulai dari ketukan di setiap lagu dan

tempo berhenti atau memulainya

gerakan.

Kegiatan selanjutnya ialah belajar

seperti biasa, (CL2, K15) Sebelum

pembelajaran dimulai peneliti memberi

tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa

yang akan dilakukan. Selanjutnya

siiswa diminta untuk mengambil

pensilnya, kemudian anak menghitung

jumlah buah jeruk, kemudian anak-anak

menulis kata “Jeruk”. (CL2, K16)

Peneliti dan anak-anak saling tanya

jawab tentang buah jeruk. (CL2, K17)

Lalu siswa mengerjakan tugasnya

masing-masing.. (CL2, K18)

Pukul 10.00 bel istirahat berbunyi

lalu anak-anak melakukan kegiatan

makan bersama-sama. (CL2, K19)

Sebelum makan anak-anak mencuci

tangan dan berdoa bersama, setelah

selesai makan, dilanjutkan dengan

membereskan peralatan makan dan

berdoa selesai makan. Setelah itu,

dilanjutkan dengan istirahat anak-anak

dan bermain. (CL2, K20)

10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup

siswa diajak untuk duduk melingkar

dan melakukan evaluasi kegiatan hari

ini, guru menanyakan kepada anak

bagaimana perasaannya. (CL2, K21)

Setelah itu anak-anak menyanyikan

lagu ketika mau pulang dan melafalkan

doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata

tertib setelah pulang sekolah.

Selanjutnya kegiatan selesai anak-anak

dipersilahkan pulang, dan yang belum

dijemput untuk tetap menunggu

bersama guru di kelas. (CL2, K22)

Catatan Anekdot Siklus I

Hari/Tanggal Rabu, 20 November 2019

Waktu 07.00-11.00

Tempat TK Dua Mei

Waktu Keterangan

07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30

kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan

hari ini, (CL3, K1) kemudian anak-anak

datang dan mencium tangan guru.

Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel

masuk kelas dan anak-anak yang sudah

hadir bersiap-siap baris dalam ruangan

dekat menuju kelas. Kemudian anak

baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak

mengucapkan ikrar, membaca doa dan

diabsen, (CL3, K2) kemudian anak-

anak boleh masuk ke dalam kelas

masing-masing. (CL3, K3)

08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang

dilakukan oleh guru dan peneliti ialah

memberikan ucapan salam kepada

anak-anak (CL3, K4) lalu anak-anak

menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai

menyanyikan lagu diawal kelas. (CL3,

K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan

hari ini yang akan dilakukan ialah tari

kreasi. (CL3, K6) kemudian setelah

diberitahu kegiatan har ini anak-anak

diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL3, K7) pada

awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai

dengan urutan besar kecilnya badan

anak.

Selanjutnya peneliti mempraktikkan

satu kalimenari didepan anak terlebih

dahulu. (CL3, K8) Dibantu dengan guru

kemudian dilanjutkan dengan gerak

pemanasan seperti berlari kecil

ditempat, posisi kuda-kuda dan

merentangkan tangan. (CL3, K9)

Selanjutnya peneliti

mendemonstrasikan terlebih dahulu tata

cara bergerak tari kreasi dan

memperdengarkan musiknya terlebih

dahulu. (CL3, K10)

Selanjutnya anak-anak

mempraktikannya, diawali dengan

peneliti menari yang diikuti oleh anak-

anak. (CL3, K11) Pertemuan ke-3 ini

peneliti melanjutkan menari yang

kemarin dipraktikan sampai seperempat

lagu. Kemudian hari ini dilanjutkan

sampai dengan tuntas. (CL3, K12)

Anak-anak mengikuti gerakan menari

peneliti sampai habis, diulangi sampai

dua kali, lalu istirahat sebentar untuk

minum, dan dilanjutkan kembali

praktek menari secara mandiri. (CL3,

K13) Dan hanya ada beberapa siswa

yang menangkap dengan cepat gerak

menari walaupun tidak sepenuhnya

hafal, beberapa siswa lagi masih butuh

bimbingan dan aba-aba dari guru dan

peneliti.

Pada hari rabu anak-anak ada kegiatan

ekstrakulikuler drum band, semua siswa

mengikuti kegiatan drum band ini.

(CL3, K14) Setelah selesai, anak

memasuki kelas kembali dan mengikuti

pembelajaran hari ini dengan kegiatan

menebalkan kata “Anggur” dan

mewarnai buah anggur. (CL3, K15)

Kemudian Waktu istirahat anak ialah

pukul 10.00, ketika sudah memasuki

waktu istirahat siswa dipersilahkan

untuk makan terlebih dahulu. (CL3,

K16) Kegiatan rutinitas yang dilakukan

ialah pertama anak harus mecuci tangan

terlebih dahulu dan membaca doa

sebelum makan, kemudian setelah

makan selesai anak-anak diberitahukan

untuk membersihkan dan membereskan

tempat makanannya yang dibawa dari

rumah. (CL3, K17) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan

bermain bebas dengan teman-

temannya. (CL3, K18)

10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup

siswa diajak untuk duduk melingkar

dan melakukan evaluasi kegiatan hari

ini, guru menanyakan kepada anak

bagaimana perasaannya. (CL3, K19)

Setelah itu anak-anak menyanyikan

lagu ketika mau pulang dan melafalkan

doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata

tertib setelah pulang sekolah. (CL3,

K20) Selanjutnya kegiatan selesai anak-

anak dipersilahkan pulang, dan yang

belum dijemput untuk tetap menunggu

bersama guru di kelas. (CL3, K21)

Catatan Anekdot Siklus I

Hari/Tanggal Kamis, 21 November 2019

Waktu 07.00-11.00

Tempat TK Dua Mei

Waktu Keterangan

07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30

kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan

hari ini, (CL4, K1) kemudian anak-anak

datang dan mencium tangan guru.

Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel

masuk kelas dan anak-anak yang sudah

hadir bersiap-siap baris dalam ruangan

dekat menuju kelas. Kemudian anak

baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak

mengucapkan ikrar, membaca doa dan

diabsen, (CL4, K2) kemudian anak-

anak boleh masuk ke dalam kelas

masing-masing. (CL4, K3)

08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang

dilakukan oleh guru dan peneliti ialah

memberikan ucapan salam kepada

anak-anak (CL4, K4) lalu anak-anak

menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai

menyanyikan lagu diawal kelas. (CL4,

K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan

hari ini yang akan dilakukan ialah tari

kreasi. (CL4, K6) kemudian setelah

diberitahu kegiatan har ini anak-anak

diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL4, K7) pada

awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai

dengan urutan besar kecilnya badan

anak.

Dibantu dengan guru kemudian

dilanjutkan dengan gerak pemanasan

seperti berlari kecil ditempat, (CL4,

K8) posisi kuda-kuda dan

merentangkan tangan. Selanjutnya

peneliti memperdengarkan musiknya

terlebih dahulu. (CL4, K9)

Selanjutnya peneliti mempraktikan satu

kali tari kreasi yang diikuti oleh anak-

anak sampai gerakan terakhir. (CL4,

K10) Kemudian peneliti mencoba anak

mempraktikan sendiri, namun anak

masih butuh bantuan guru dan peneliti.

(CL4, K11) Kemudian peneliti

mengulang kembali menari sampai lagu

habis yang diikuti oleh anak-anak, lalu

anak mempraktikan sendiri menari

sampai lagu habis dan masih diberi aba-

aba dari peneliti dan guru. (CL4, K12)

Masih ada beberapa anak yang bingung

dan belum hafal dengan gerakannya,

mulai dari ketukan di setiap lagu dan

tempo berhenti atau memulainya

gerakan.

Kegiatan selanjutnya ialah belajar

seperti biasa, (CL4, K13) Sebelum

pembelajaran dimulai peneliti memberi

tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa

yang akan dilakukan. Siswa diminta

untuk mengambil pensilnya, kemudian

anak menghitung jumlah buah pepaya,

kemudian anak-anak menulis kata

“Pepaya”. (CL4, K14) Peneliti dan

anak-anak saling tanya jawab tentang

buah pepaya. Lalu siswa mengerjakan

tugasnya masing-masing. (CL4, K15)

Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00,

ketika sudah memasuki waktu istirahat

siswa dipersilahkan untuk makan

terlebih dahulu. (CL4, K15) Kegiatan

rutinitas yang dilakukan ialah pertama

anak harus mecuci tangan terlebih

dahulu dan membaca doa sebelum

makan, kemudian setelah makan selesai

anak-anak diberitahukan untuk

membersihkan dan membereskan

tempat makanannya yang dibawa dari

rumah. (CL4, K16) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan

bermain bebas dengan teman-

temannya. (CL4, K17).

10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup

siswa diajak untuk duduk melingkar

dan melakukan evaluasi kegiatan hari

ini, guru menanyakan kepada anak

bagaimana perasaannya. (CL4, K18)

Setelah itu anak-anak menyanyikan

lagu ketika mau pulang dan melafalkan

doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata

tertib setelah pulang sekolah. (CL4,

K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-

anak dipersilahkan pulang, dan yang

belum dijemput untuk tetap menunggu

bersama guru di kelas. (CL4, K20)

Catatan Anekdot Siklus I

Hari/Tanggal Jumat, 22 November 2019

Waktu 07.00-11.00

Tempat TK Dua Mei

Waktu Keterangan

07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30

kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan

hari ini, (CL5, K1) kemudian anak-anak

datang dan mencium tangan guru.

Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel

masuk kelas dan anak-anak yang sudah

hadir bersiap-siap baris dalam ruangan

dekat menuju kelas. Kemudian anak

baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak

mengucapkan ikrar, membaca doa dan

diabsen, (CL5, K2) kemudian anak-

anak boleh masuk ke dalam kelas

masing-masing. (CL5, K3)

08.30-10.00 Sebelum kegiatan inti dimulai yang

dilakukan oleh guru dan peneliti ialah

memberikan ucapan salam kepada

anak-anak (CL5, K4) lalu anak-anak

menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai

menyanyikan lagu diawal kelas. (CL5,

K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan

hari ini yang akan dilakukan ialah tari

kreasi. (CL5, K6) kemudian setelah

diberitahu kegiatan har ini anak-anak

diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL5, K7) pada

awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai

dengan urutan besar kecilnya badan

anak.

Dibantu dengan guru kemudian

dilanjutkan dengan gerak pemanasan

seperti berlari kecil ditempat, posisi

kuda-kuda dan merentangkan tangan.

(CL5, K9) Selanjutnya peneliti

mendemonstrasikan terlebih dahulu tata

cara bergerak tari kreasi dan

memperdengarkan musiknya terlebih

dahulu. (CL5, K10)

Selanjutnya anak-anak

mempraktikannya, diawali dengan

peneliti menari yang diikuti oleh anak-

anak. (CL5, K11) Pertemuan ke-5 ini

peneliti melanjutkan menari yang

kemarin dipraktikan sampai lagu habis.

Anak-anak mengikuti gerakan menari

peneliti sampai habis, diulangi sampai

dua kali, (CL5, K12) lalu istirahat

sebentar untuk minum, dan dilanjutkan

kembali praktek menari secara mandiri.

(CL5, K13) Dan hanya ada beberapa

siswa yang menangkap dengan cepat

gerak menari walaupun tidak

sepenuhnya hafal, beberapa siswa lagi

masih butuh bimbingan dan aba-aba

dari guru dan peneliti. (CL5, K14)

Pada hari jumat, waktu anak-anak

hanya sampai jam 10.30 Jadi waktu

untuk peningkatan motorik sedikit

dipercepat karena anak harus membaca

iqra dan setoran hafalan surat-surat

pendek dan do’a-do’a Pendek. (CL5,

K15) Kemudian Waktu istirahat anak

ialah pukul 09.00, ketika sudah

memasuki waktu istirahat siswa

dipersilahkan untuk makan terlebih

dahulu. (CL5, K16) Kegiatan rutinitas

yang dilakukan ialah pertama anak

harus mecuci tangan terlebih dahulu

dan membaca doa sebelum makan,

kemudian setelah makan selesai anak-

anak diberitahukan untuk

membersihkan dan membereskan

tempat makanannya yang dibawa dari

rumah. (CL5, K17) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan

bermain bebas dengan teman-

temannya.

10.00-10.30 Selanjutnya untuk kegiatan penutup

siswa diajak untuk duduk melingkar

dan melakukan evaluasi kegiatan hari

ini, guru menanyakan kepada anak

bagaimana perasaannya. (CL5, K18)

Setelah itu anak-anak menyanyikan

lagu ketika mau pulang dan melafalkan

doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata

tertib setelah pulang sekolah. (CL5,

K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-

anak dipersilahkan pulang, dan yang

belum dijemput untuk tetap menunggu

bersama guru di kelas. (CL5, K20)

Catatan Anekdot Siklus II

Hari/Tanggal Senin, 25 November 2019

Waktu 07.00-11.00

Tempat TK Dua Mei

Waktu Keterangan

07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30

kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan

hari ini, (CL6, K1) kemudian anak-anak

datang dan mencium tangan guru.

Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel

masuk kelas dan anak-anak yang sudah

hadir bersiap-siap baris dalam ruangan

dekat menuju kelas. Kemudian anak-

anak melakukan upacara terlebih

dahulu yang diarahkan oleh guru yang

bertugas hari senin. Setelah itu, anak

mengucapkan ikrar, membaca doa dan

diabsen, (CL6, K2) kemudian anak-

anak boleh masuk ke dalam kelas

masing-masing. (CL6, K3)

08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang

dilakukan oleh guru dan peneliti ialah

memberikan ucapan salam kepada

anak-anak (CL6, K4) lalu anak-anak

menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai

menyanyikan lagu diawal kelas. (CL6,

K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan

hari ini yang akan dilakukan ialah tari

kreasi. (CL6, K6) kemudian setelah

diberitahu kegiatan har ini anak-anak

diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL6, K7) pada

awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai

dengan urutan besar kecilnya badan

anak. (CL6, K8)

Selanjutnya peneliti mempraktikan satu

kali tari kreasi yang diikuti oleh anak-

anak sampai gerakan terakhir. (CL6,

K9) Kemudian peneliti mencoba anak

mempraktikan sendiri, namun anak

masih butuh bantuan guru dan peneliti.

(CL6, K10) Kemudian peneliti

mengulang kembali menari setengah

lagu yang diikuti oleh anak-anak, (CL6,

K11) lalu anak mempraktikan sendiri

menari dari setengah lagu walau masih

diberi aba-aba dari peneliti dan guru.

(CL6, K12) Masih ada beberapa anak

yang bingung dan belum hafal dengan

gerakannya, mulai dari ketukan di

setiap lagu dan tempo berhenti atau

memulainya gerakan.

Kegiatan selanjutnya ialah belajar

seperti biasa, (CL6, K13) Sebelum

pembelajaran dimulai peneliti memberi

tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa

yang akan dilakukan. Kegiatan pertama

anak-anak diminta untuk mengambil

pensilnya, kemudian anak menghitung

jumlah buah Apel, kemudian anak-anak

menulis kata “Apel”. (CL6, K14)

Peneliti dan anak-anak saling tanya

jawab tentang buah Apel. (CL6, K15)

Lalu siswa mengerjakan tugasnya

masing-masing. (CL6, K16)

Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00,

ketika sudah memasuki waktu istirahat

siswa dipersilahkan untuk makan

terlebih dahulu. (CL6, K17) Kegiatan

rutinitas yang dilakukan ialah pertama

anak harus mecuci tangan terlebih

dahulu dan membaca doa sebelum

makan, kemudian setelah makan selesai

anak-anak diberitahukan untuk

membersihkan dan membereskan

tempat makanannya yang dibawa dari

rumah. (CL6, K18) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan

bermain bebas dengan teman-

temannya. (CL6, K19)

10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup

siswa diajak untuk duduk melingkar

dan melakukan evaluasi kegiatan hari

ini, guru menanyakan kepada anak

bagaimana perasaannya. (CL6, K20)

Setelah itu anak-anak menyanyikan

lagu ketika mau pulang dan melafalkan

doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata

tertib setelah pulang sekolah. (CL6,

K21) Selanjutnya kegiatan selesai anak-

anak dipersilahkan pulang, dan yang

belum dijemput untuk tetap menunggu

bersama guru di kelas. (CL6, K22)

Catatan Anekdot Siklus II

Hari/Tanggal Selasa, 26 November 2019

Waktu 07.00-11.00

Tempat TK Dua Mei

Waktu Keterangan

07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30

kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan

hari ini, (CL7, K1) kemudian anak-anak

datang dan mencium tangan guru.

Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel

masuk kelas dan anak-anak yang sudah

hadir bersiap-siap baris dalam ruangan

dekat menuju kelas. Kemudian anak

baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak

mengucapkan ikrar, membaca doa dan

diabsen, (CL7, K2) kemudian anak-

anak boleh masuk ke dalam kelas

masing-masing. (CL7, K3)

08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang

dilakukan oleh guru dan peneliti ialah

memberikan ucapan salam kepada

anak-anak (CL7, K4) lalu anak-anak

menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai

menyanyikan lagu diawal kelas. (CL7,

K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan

hari ini yang akan dilakukan ialah tari

kreasi. (CL7, K6) kemudian setelah

diberitahu kegiatan har ini anak-anak

diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL7, K7) pada

awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai

dengan urutan besar kecilnya badan

anak.

Kemudian kami mempraktikannya dulu

dengan tujuan aagar anak mampu

memahami dan mengerti bagaimana

untuk melakukan menari tari kreasi.

(CL7, K8) Selanjutnya anak-anak

bersiap untuk melakukan gerak

pemanasan terlebih dahulu. (CL7, K9)

Setelah itu, guru dan anak-anak

melakukan satu kali menari tari kreasi

secara bersamaan sampai gerakan dan

lagu habis, (CL7, K10) kemudian anak-

anak melanjutkan menari tari kreasi

dengan sendiri walaupun masih dengan

aba-aba dari guru dan peneliti. (CL7,

K11) Lalu ketika proses pembelajaran

berjalan guru yang sebagai kolaborator

mengamati dan terlihat AKZ, FGA,

RRAP, MPP, dan SA sudah mengalami

peningkatan dari pertemuan

sebelumnya mampu melakukan tarian

tari kreasi dengan benar dan sesuai

dengan tempo walau masih terlihat

ragu-ragu. (CL7, K12)

Pada kegiatan menari masih ada

beberapa anak yang perlu bantuan agar

mampu menarikan tari kreasi dengan

sendiri, namun pada kegiatan

sebelumnya sudah ada peningkatan.

(CL7, K13) Kegiatan selanjutnya ialah

belajar seperti biasa, Sebelum

pembelajaran dimulai peneliti memberi

tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa

yang akan dilakukan. (CL7, K14) Pada

kegiatan awal siswa diberi tugas untuk

melingkari buah yang warnanya

berwarna hijau, tugas selanjutnya anak

mewarnai gambar daun yang telah

diberikan contoh dari guru. Kemudian

anak mengerjakan tugasnya masing-

masing. (CL7, K15)

Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00,

ketika sudah memasuki waktu istirahat

siswa dipersilahkan untuk makan

terlebih dahulu. (CL7, K16) Kegiatan

rutinitas yang dilakukan ialah pertama

anak harus mecuci tangan terlebih

dahulu dan membaca doa sebelum

makan, kemudian setelah makan selesai

anak-anak diberitahukan untuk

membersihkan dan membereskan

tempat makanannya yang dibawa dari

rumah. (CL7, K17) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan

bermain bebas dengan teman-

temannya.

10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup

siswa diajak untuk duduk melingkar

dan melakukan evaluasi kegiatan hari

ini, guru menanyakan kepada anak

bagaimana perasaannya. (CL7, K18)

Setelah itu anak-anak menyanyikan

lagu ketika mau pulang dan melafalkan

doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata

tertib setelah pulang sekolah. (CL7,

K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-

anak dipersilahkan pulang, dan yang

belum dijemput untuk tetap menunggu

bersama guru di kelas. (CL7, K20)

Catatan Anekdot Siklus II

Hari/Tanggal Rabu, 27 November 2019

Waktu 07.00-11.00

Tempat TK Dua Mei

Waktu Keterangan

07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30

kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan

hari ini, (CL8, K1) kemudian anak-anak

datang dan mencium tangan guru.

Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel

masuk kelas dan anak-anak yang sudah

hadir bersiap-siap baris dalam ruangan

dekat menuju kelas. Kemudian anak

baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak

mengucapkan ikrar, membaca doa dan

diabsen, (CL8, K2) kemudian anak-

anak boleh masuk ke dalam kelas

masing-masing. (CL8, K3)

08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang

dilakukan oleh guru dan peneliti ialah

memberikan ucapan salam kepada

anak-anak (CL8, K4) lalu anak-anak

menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai

menyanyikan lagu diawal kelas. (CL8,

K5)

Peneliti memberitahu siswa untuk

kegiatan hari ini ialah menari tari

kreasi. (CL8, K6) kemudian setelah

diberitahu kegiatan har ini anak-anak

diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL8, K7) Guru dan

peneliti mulai mengkondisikan anak-

anak dengan membuat pola lantai yang

sesuai dengan urutan besar kecilnya

badan anak. (CL8, K8) Kemudian guru

dan anak-anak mulai melakukan gerak

pemanasan terlebih dahulu, seperti lari

kecil ditempat, merentangkan tangan

dan/atau mengangkat satu kaki secara

bergantian. (CL8, K9)

Selanjutnya peneliti mempraktikan satu

kali tari kreasi yang diikuti oleh anak-

anak sampai gerakan terakhir. (CL8,

K10) Kemudian peneliti mengulang

kembali menari setengah lagu yang

diikuti oleh anak-anak, (CL8, K11) lalu

anak mempraktikan sendiri menari dari

setengah lagu walau masih diberi aba-

aba dari peneliti dan guru. (CL8, K12)

Masih ada beberapa anak yang bingung

dan belum hafal dengan gerakannya,

mulai dari ketukan di setiap lagu dan

tempo berhenti atau memulainya

gerakan.

Pada hari rabu anak-anak ada kegiatan

ekstrakulikuler drum band, semua siswa

mengikuti kegiatan drum band ini.

(CL8, K13) Setelah selesai, anak

memasuki kelas kembali dan mengikuti

pembelajaran hari ini dengan kegiatan

menebalkan kata “Rambutan” dan

mewarnai buah Rambutan. (CL8, K14)

Kemudian pukul 10.00 bel istirahat

berbunyi lalu anak-anak melakukan

kegiatan makan bersama-sama.

Sebelum makan anak-anak mencuci

tangan dan berdoa bersama, setelah

selesai makan, dilanjutkan dengan

membereskan peralatan makan dan

berdoa selesai makan. (CL8, K15)

Setelah itu, dilanjutkan dengan istirahat

anak-anak dan bermain.

Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00,

ketika sudah memasuki waktu istirahat

siswa dipersilahkan untuk makan

terlebih dahulu. (CL8, K16) Kegiatan

rutinitas yang dilakukan ialah pertama

anak harus mecuci tangan terlebih

dahulu dan membaca doa sebelum

makan, kemudian setelah makan selesai

anak-anak diberitahukan untuk

membersihkan dan membereskan

tempat makanannya yang dibawa dari

rumah. (CL8, K17) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan

bermain bebas dengan teman-

temannya.

10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup

siswa diajak untuk duduk melingkar

dan melakukan evaluasi kegiatan hari

ini, guru menanyakan kepada anak

bagaimana perasaannya. (CL8, K18)

Setelah itu anak-anak menyanyikan

lagu ketika mau pulang dan melafalkan

doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata

tertib setelah pulang sekolah. (CL8,

K19) Selanjutnya kegiatan selesai anak-

anak dipersilahkan pulang, dan yang

belum dijemput untuk tetap menunggu

bersama guru di kelas. (CL8, K20)

Catatan Anekdot Siklus II

Hari/Tanggal Kamis, 28 November 2019

Waktu 07.00-11.00

Tempat TK Dua Mei

Waktu Keterangan

07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30

kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan

hari ini, (CL9, K1) kemudian anak-anak

datang dan mencium tangan guru.

Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel

masuk kelas dan anak-anak yang sudah

hadir bersiap-siap baris dalam ruangan

dekat menuju kelas. Kemudian anak

baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak

mengucapkan ikrar, membaca doa dan

diabsen, (CL9, K2) kemudian anak-

anak boleh masuk ke dalam kelas

masing-masing. (CL9, K3)

08.30-10.30 Sebelum kegiatan inti dimulai yang

dilakukan oleh guru dan peneliti ialah

memberikan ucapan salam kepada

anak-anak (CL9, K4) lalu anak-anak

menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai

menyanyikan lagu diawal kelas. (CL9,

K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan

hari ini yang akan dilakukan ialah tari

kreasi. (CL9, K6) kemudian setelah

diberitahu kegiatan har ini anak-anak

diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL9, K7) pada

awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai

dengan urutan besar kecilnya badan

anak. (CL9, K8) Kemudian guru dan

anak-anak mulai melakukan gerak

pemanasan terlebih dahulu, seperti lari

kecil ditempat, merentangkan tangan

dan/atau mengangkat satu kaki secara

bergantian. (CL9, K9)

Selanjutnya peneliti dan guru

memberikan arahan kepada siswa untuk

praktek langsung menarikan tari kreasi,

siswa mampu melakukannya dengan

menarikan tari kreasi yang diberikan

intruksi oleh guru dan peneliti. (CL9,

K10) melangkahkan kaki ke kanan dan

ke kiri secara bergantian, (CL9, K11)

memputarkan badan, (CL9, K12)

melekukan tangan kanan/ kiri, (CL9,

K13) dan melakukan gerakan berjinjit.

(CL9, K14) Pada pertemuan ini anak-

anak mengalami peningkatan dari

pertemuan sebelumnya. (CL9, K15)

Kemudian pada saat proses menari

dimulai , salah satu siswa NO masih

terlihat bingung dan butuh bimbingan.

(CL9, K16)

Kegiatan selanjutnya ialah belajar

seperti biasa, (CL9, K17) Sebelum

pembelajaran dimulai peneliti memberi

tahu anak terlebih dahulu kegiatan apa

yang akan dilakukan. Pembelajaran

yang pertama anak menulis kata

“Sirsak”, dilanjutkan dengan

mencocokan daun dengan tanaman.

(CL9, K20) Peneliti dan anak-anak

saling tanya jawab tentang buah Sirsak.

(CL9, K21) Lalu siswa mengerjakan

tugasnya masing-masing. (CL9, K22)

Waktu istirahat anak ialah pukul 10.00,

ketika sudah memasuki waktu istirahat

siswa dipersilahkan untuk makan

terlebih dahulu. (CL9, K23) Kegiatan

rutinitas yang dilakukan ialah pertama

anak harus mecuci tangan terlebih

dahulu dan membaca doa sebelum

makan, kemudian setelah makan selesai

anak-anak diberitahukan untuk

membersihkan dan membereskan

tempat makanannya yang dibawa dari

rumah. (CL9, K24) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan

bermain bebas dengan teman-

temannya. (CL9, K25)

10.30-11.00 Selanjutnya untuk kegiatan penutup

siswa diajak untuk duduk melingkar

dan melakukan evaluasi kegiatan hari

ini, guru menanyakan kepada anak

bagaimana perasaannya. (CL9, K26)

Setelah itu anak-anak menyanyikan

lagu ketika mau pulang dan melafalkan

doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata

tertib setelah pulang sekolah. (CL9,

K27) Selanjutnya kegiatan selesai anak-

anak dipersilahkan pulang, dan yang

belum dijemput untuk tetap menunggu

bersama guru di kelas. (CL9, K28)

Catatan Anekdot Siklus II

Hari/Tanggal Jumat, 28 November 2019

Waktu 07.00-11.00

Tempat TK Dua Mei

Waktu Keterangan

07.00-08.30 Kami datang pada pukul 6.30

kesekolah, kemudian kami

menyediakan media yang digunakan

hari ini, (CL10, K1) kemudian anak-

anak datang dan mencium tangan guru.

Jarum jam 7.30 guru membunyikan bel

masuk kelas dan anak-anak yang sudah

hadir bersiap-siap baris dalam ruangan

dekat menuju kelas. Kemudian anak

baris terlebih dahulu. Setelah itu, anak

mengucapkan ikrar, membaca doa dan

diabsen, (CL10, K2) kemudian anak-

anak boleh masuk ke dalam kelas

masing-masing. (CL10, K3)

08.30-10.00 Sebelum kegiatan inti dimulai yang

dilakukan oleh guru dan peneliti ialah

memberikan ucapan salam kepada

anak-anak (CL10, K4) lalu anak-anak

menjawab salam kemudian berdoa

sebelum belajar dan mulai

menyanyikan lagu diawal kelas. (CL10,

K5)

Peneliti memberitahu siswa kegiatan

hari ini yang akan dilakukan ialah tari

kreasi. (CL10, K6) kemudian setelah

diberitahu kegiatan har ini anak-anak

diajak pergi ke ruang pelatihan biasa

anak-anak menari. (CL10, K7) pada

awal kegiatan guru dan peneliti

membuat pola lantai yang sesuai

dengan urutan besar kecilnya badan

anak. (CL10, K8) Kemudian guru dan

anak-anak mulai melakukan gerak

pemanasan terlebih dahulu, seperti lari

kecil ditempat, merentangkan tangan

dan/atau mengangkat satu kaki secara

bergantian. (CL10, K9) Kemudian

peneliti mempraktikkannya terlebih

dahulu kegiatan menari yang diikuti

oleh anak-anak. (CL10, K10) Lalu

anak-anak mulai mempraktikannya

sendiri dengan tanpa aba-aba dari

pelatih. (CL10, K11) Tidak lupa kami

selalu mendorong dan menyemangati

anak agar anak mampu melakukannya

dengan senang hati dan ikhlas. (CL10,

K12)

Pada pertemuan terakhir ini ana sudah

mampu melakukan menari tari kreasi,

(CL10, K13) melangkah kesamping, ke

depan dan kebelakang. (CL10, K14)

Peningkatan motorik kasar anak sudah

terlihat dan mengalami peningkatan

yang signifikan. (CL10, K15) Guru

sebagai kolaborator melakukan

pengamatan pada saat kegiatan bermain

berlangsung. (CL10, K16) Setelah

selesai melakukan kegiatan ini peneliti

dan anak-anak melakukan gerak

pendinginan dengan kegiatan Tanya-

jawab terkait perasaan anak-anak saat

melakukan kegiatan menari tari kreasi,

semua anak menjawab “Senang, bu”

“Cape bu tapi senang”. (CL10, K17)

Pada hari jumat, waktu anak-anak

hanya sampai jam 10.30 Jadi waktu

untuk peningkatan motorik sedikit

dipercepat karena anak harus membaca

iqra dan setoran hafalan surat-surat

pendek dan do’a-do’a Pendek. (CL10,

K18) Kemudian Waktu istirahat anak

ialah pukul 09.00, ketika sudah

memasuki waktu istirahat siswa

dipersilahkan untuk makan terlebih

dahulu. (CL10, K19) Kegiatan rutinitas

yang dilakukan ialah pertama anak

harus mecuci tangan terlebih dahulu

dan membaca doa sebelum makan,

kemudian setelah makan selesai anak-

anak diberitahukan untuk

membersihkan dan membereskan

tempat makanannya yang dibawa dari

rumah. (CL10, K20) Setelah itu,siswa

dipersilahkan untuk beristirahat dan

bermain bebas dengan teman-temannya

10.00-10.30 Selanjutnya untuk kegiatan penutup

siswa diajak untuk duduk melingkar

dan melakukan evaluasi kegiatan hari

ini, guru menanyakan kepada anak

bagaimana perasaannya. (CL10, K21)

Setelah itu anak-anak menyanyikan

lagu ketika mau pulang dan melafalkan

doa Al-Asr, kemudian melafalkan tata

tertib setelah pulang sekolah. (CL10,

K22) Selanjutnya kegiatan selesai anak-

anak dipersilahkan pulang, dan yang

belum dijemput untuk tetap menunggu

bersama guru di kelas. (CL10, K23)

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9