asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO....

14
ACARA II PENGAMATAN POLEN DAN KANTUNG EMBRIO A. Hasil Pengamatan 1. Viabilitas Polen a. Polen Bunga Jagung (Zea mays) Keterangan: Viabel, Persentase viabel = 20 39 x 100 % =51,2 % b. Polen Bunga Cabai (Capsicum annum)

Transcript of asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO....

Page 1: asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO. Hasil Pengamatan. Viabilitas Polen. Polen Bunga . Jagung (Zea mays) Keterangan:

ACARA IIPENGAMATAN POLEN DAN KANTUNG EMBRIO

A. Hasil Pengamatan

1. Viabilitas Polen

a. Polen Bunga Jagung (Zea mays)

Keterangan: Viabel, Persentase viabel = 2039

x100 %=51,2 %

b. Polen Bunga Cabai (Capsicum annum)

Keterangan: Viabel Persentase viabel =56

x 100 %=83,3 %

Page 2: asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO. Hasil Pengamatan. Viabilitas Polen. Polen Bunga . Jagung (Zea mays) Keterangan:

c. Polen Bunga Tomat (Solanum lycopersicum)

Keterangan: Tidak Viabel Persentase viabel = 14

x100 %=25 %

d. Polen Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Keterangan: Viabel Persentase viabel = 68

x 100 %=75 %

Page 3: asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO. Hasil Pengamatan. Viabilitas Polen. Polen Bunga . Jagung (Zea mays) Keterangan:

2. Perkecambahan Polen a. Perkecambahan Polen Tomat (nama latin)

Keterangan : Berkecambah

b. Perkecambahan Polen Cabai (nama latin)

Keterangan : Berkecambah

Page 4: asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO. Hasil Pengamatan. Viabilitas Polen. Polen Bunga . Jagung (Zea mays) Keterangan:

c. Perkecambahan Polen Jagung

Keterangan : Berkecambah /Tidak

d. Perkecambahan Polen Bunga Sepatu

Keterangan : Tidak Berkecambah

3. Hasil Pengamatan Kantung Embrio Torenia spp.

Keterangan gambar:1. 2. 3.4.

Page 5: asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO. Hasil Pengamatan. Viabilitas Polen. Polen Bunga . Jagung (Zea mays) Keterangan:

B. Pembahasan

Sebagian besar tumbuhan mempunyai siklus hidup dengan 2 generasi yang berbeda: generasi

gametofit (tumbuhan pembawa gamet) dan generasi sporofit (tumbuhan pembawa spora). Gemetofit

menghasilkan gamet-gamet yang bergabung untuk membentuk sporofit, yang kelak akan berkembang

menghasilkan spora yang akan berkembang menjadi gametofit. Sporogenesis merupakan proses

gametogenesis pada bagian jantan bunga yang menghasilkan spora-spora produktif yang disebut serbuk

sari/polen (Elrod dan Stanfield, 2007).

Serbuk sari (Pollen) merupakan struktur yang digunakan untuk mengangkut gamet jantan ke

gamet betina dari bunga. Mempertahankan kapasitas perkecambahan serbuk sari yang tersimpan dapat

berguna dalam menghemat waktu dalam program hibridisasi dan juga dalam perbaikantanaman. Suhu

dan kelembaban merupakan faktor utama dalam mempengaruhi perilaku serbuk sari. Kedua factor

lingkungan tersebut apabila terdapat pada kondisi yang optimum akan mengakibatakan kenaikan

viabilitas polen (Perveen, 2007).

Pada proses penyerbukan, viabilitas pollen umumnya dianggap menunjukkan kemampuan

butiran serbuk sari untuk melakukan fungsinya memberikan sel – sel sperma ke kantung embrio

mengikuti penyerbukan kompatibel. Viabilitas serbuk sari terutama dipengaruhi oleh kekeringan atau

dehidarasi, stress panas dan sinar UV-B.faktor – faktor yang memiliki efek positif terhadap

kelangsungan hidup serbuk sari yaiu kelembaban relatif selama penyimpanan serbuk sari, suhu

penyimpanan rendah, suasana komposisi seperti peningkatan CO dan tekanan oksigen yang menurun.

Putik memiliki peran yang penting sama seperti serbuksari dalam proses penyerbukan.Secara visual

reseptivitas dapat dideteksi dari perubahan kelekatan (stickiness), warna dan bentuk, baik pada kepala

maupun tangakai putik. Selain itu ada juga pengaruh konsentrasi logam. Konsentrasi logam berat yang

tinggi, menurunkan tingkat perkecambahan serbuk sari dan serbuk sari. Industri cerobong gas dan

knalpot dari lalu lintas menyebabkan polusi udara dalam hal logam berat, yang dapat juga terakumulasi

dalam tanah, sehingga penyerapan cepat oleh tanaman. Hujan, air irigasi kaya logam berat, dan bahan

kimia pertanian adalah sumber yang paling penting dari kontaminasi. Efek yang paling beracun

terhadap perkecambahan serbuk sari terlihat dengan aplikasi Cu, Ni dan Hg; pada panjang tabung

serbuk sari, di sisi lain, kecenderungan yang utama ditentukan dengan aplikasi Hg, Cd dan Ni. Logam

berat seperti Cd, Co, Fe, Pb, Zn, Cu dan Hg pada tingkat beracun menghambat perkecambahan

Page 6: asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO. Hasil Pengamatan. Viabilitas Polen. Polen Bunga . Jagung (Zea mays) Keterangan:

pertumbuhan, tabung serbuk sari serbuk sari dan biji perkecambahan, menyebabkan penyimpangan

structural (Tuna, et al., 2001).

Penyimpanan polen merupakan penentu dalam kesegaran polen. Kesegaran ini mampu

meningkatkan viabilitas dan perkecambahan polen. Oleh karena itu diperlukan penanganan khusus

dalam menyimpan polen. Tanaman yang layu akan menghambat aliran air ke bagian atas, sehingga

pollen menjadi kering. Polen culture merupakan cara penanganan polen agar tetap viabel, walaupun

sedang diawetkan. Teknik ini mempunyai banyak keuntungan, antara lain : dapat menunggu saat

persilangan, polen dapat ditransfer ke tempat yang jauh, dan menghemat biaya (Hendaryono, 2000).

Viabilitas polen merupakan kemampuan polen untuk hidup,berkembang dan berkecambah jika

berada pada kondisi yang menguntungkan. Pengujian viabilitas dapat dilakukan dengan bermacam

cara, antara lain :

1. Uji X-gal untuk menentukan kandungan B-glaktosidase. Enzim ini terlibat dalam degradasi

laktosa. Polen yang viable akan menjadi berwarna biru.

2. Pengujian kandungan dehydrogenase (suatu enzim) menggunakan 1% larutan 2,3,5-triphenyl

tetrazolium chloride (TTC) atau dengan 2,5-diphenyl monotetrazolium bromide (MTT) dalam

larutan 5% sukrosa. Polen viable berubah menjadi pink gelap.

3. Larutan Lugol untuk mendeteksi kandungan tepung dalam polen. Larutan Lugol terdiri dari

iodindan potassium iodida. Polen viable berubah menjadi hitam.

4. Dengan pewarna aceto carmine. Polen yang viable akan berbentuk bulat dan berwarna kuning.

Sedangkan polen yang tidak hidup (unviable) berbentuk kisut, lebih kecil

dan berwarna gelap.

Pada praktikum ini, digunakan langkah ke-4 untuk mengetahui viabilitas dari polen suatu bunga. Polen

difiksasi dengan acetic acid athyl alchohol selama satu jam dan kemudian dimasukkan dalam 70%

ethyl alcohol sampai digunakan. Polen diambil dengan pipet dan diletakkan dalam object glass dan

dilakukan squeeze. Kemudian diwarnai dengan acetocarmin. Pada pengamatan viabilitas polen, polen

yang digunakan adalah dari bunga jagung (Zea mays), bunga cabai (Capsicum annum), bunga tomat

(Solanum lycopersicum), dan bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Masing-masing bunga diamati

dibawah mikroskop. Dihitung polen yang viable dan non viable, kemudian dihitung presentase polen

viable dari bunga itu. Polen yang viable akan berbentuk bulat dan berwarna kuning. Sedangkan polen

yang tidak hidup (unviable) berbentuk kisut, lebih kecil dan berwarna gelap. Hasil pengamatan

diperoleh presentase polen dengan kategori viable dari bunga jagung adalah 51,2% , bunga cabai

83,3% , bunga tomat 25% , dan bunga sepatu 75%.

Page 7: asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO. Hasil Pengamatan. Viabilitas Polen. Polen Bunga . Jagung (Zea mays) Keterangan:

Pengujian perkecambahan dapat dilaksanakan untuk mengukur viabilitas polen. Ada dua pengujian

perkecambahan yaitu in vitro polen ditumbuhkan pada media khusus. Sedangkan in vivo, polen

dikecambahkan pada stigma tanaman. Pada praktikum ini, pengamatan perkecambahan polen dengan

menggunakan pengujian in vitro. Polen segar yang dipanen kemudian ditumbuhkan dalam medium

yang mengandung sukrosa, asam borat, dan kalsium nitrat. Polen ditumbuhkan dalam lingkunganyang

lembab dan suhu 20oC. Polen dianggap berkecambah, jika tabung polen lebih dari diameter polen itu

sendiri. Pada pengamatan pekecambahan polen, polen yang diamati adalah polen dari bunga jagung

(Zea mays), bunga cabai (Capsicum annum), bunga tomat (Solanum lycopersicum), dan bunga sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis).. Polen diamati menggunakan mikroskop dan dihitung jumlah polen yang

berkecambah dan tidak berkecambah. Dari hasil pengamatan didapatkan polen yang berkecambah ialah

polen bunga jagung dan bunga sepatu, sedangkan polen bunga tomat dan cabai didapatkan hasil

berkecambah.

Page 8: asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO. Hasil Pengamatan. Viabilitas Polen. Polen Bunga . Jagung (Zea mays) Keterangan:
Page 9: asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO. Hasil Pengamatan. Viabilitas Polen. Polen Bunga . Jagung (Zea mays) Keterangan:

Kesimpulan

1. Bentuk polen dari bunga sepatu adalah bulat bergerigi, bunga cabai adalah bulat bergerigi,

bunga tomat adalah bulat mulus, bunga jagunga adalah bulat mulus.

2. Viabilitas polen dari bunga jagung adalah 51,2%, bunga cabai adalah 83,3%, bunga tomat

adalah 25%, dan bunga sepatu adalah 75%.

Page 10: asalravi6wg.files.wordpress.com€¦  · Web viewACARA II. PENGAMATAN POLEN DAN . KANTUNG EMBRIO. Hasil Pengamatan. Viabilitas Polen. Polen Bunga . Jagung (Zea mays) Keterangan:

Daftar Pustaka

Elrod, S dan Stanfield, W. 2007. Genetika. Erlangga, Jakarta.

Hendaryono, D.S. 2000. Pembibitan Angrek Dalam Botol. Kanisius, Yogyakarata.

Perveen, A. 2007. Pollen germination capacity, viability and Maintanence of Pisium sativum L (papilionaceae). Middle-East Journal of Scientific Research 2: 79-81.

Tuna, L., Burun, B., Yocas, I dan Coban, E. 2001. The effects of heavy metals on pollen germination and pollen tube Length in the tobacco plant. Turk J Biol. 26 :109-113.