Web FH Unram · Web viewUndang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang memiliki...
Transcript of Web FH Unram · Web viewUndang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang memiliki...
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN REKLAME DALAM PEMENUHAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEKERJA/BURUH
( Studi Kasus Di CV. RIGANSA MATARAM )
JURNAL ILMIAH
Oleh :
NANDITA DWI SAVITRID1A115204
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2019
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN REKLAME DALAM PEMENUHAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEKERJA/BURUH
( Studi Kasus Di CV. RIGANSA MATARAM )
JURNAL ILMIAH
Oleh :
NANDITA DWI SAVITRID1A115204
Menyetujui,
Pembimbing Pertama
Dr. Lalu Wira Pria Suhartana., SH., MH NIP. 19730624200212 2 001
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN REKLAME DALAM PEMENUHAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEKERJA/BURUH
( Studi Kasus Di CV. RIGANSA MATARAM )
NANDITA DWI SAVITRID1A115204
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemenuhan suatu perusahaan periklanan dalam kesehatan dan keselamatan para pekerja/buruh untuk mengetahui penyebab utama sering terjadinya kecelakaan kerja pada setiap tahunnya dan untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pemenuhan tersebut agar dapat mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja.Penelitian ini adalah penelitian normatif dan empiris dengan menggunakan pendekatan Perundangan-undangan, pendekatan konseptual, dan pendekatan sosiologis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemenuhan kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan dengan memeberikan asurasi jiwa pada setiap pekerja/buruh.Kecelakaan kerja yang sering terjadi selama pekerjaan berlangsung dikarenakan kelalaian dari pekerja/buruh itu sendiri.
Kata Kunci : Pekerja/buruh, Kesehatan, Keselamatan
THE RESPONSIBILITY OF ADVERTISING COMPANY IN FULFILLMENT OF WORK AND SAFETY (K3) WORKERS/LABOR
(STUDY IN CV. RIGANSA)
ABSTRACT
This reseach purpose to determine the fulfillment of an advertising company in the health and safety of workers. Examine the main causes of the accidents frequent workplace every year and the obstrauction of fulfillment in order to reduce the risk of workplace accidents. This is normative and empirical research using the Legislative, conceptual, and sociological approach. The results show that the fulfillment of fulfillment of the health and safety by giving life insurance to the worker. Occupational accidents that occur during work take place due to negligence themselves.
Keyword: Workers/Labor, Health, Safety
i
I.PENDAHULUAN
Perkembangan industri membawa pengaruh besar pada sektor usaha.Dimana
dengan kemunculan perusahan-perusahan kecil yang dibuat dalam bidang periklanan
atau sering disebut juga dengan advertising atau reklame.Reklame adalah seruan atau
ajakan yang berulang-ulang yang ditempatkan pada area yang sering dilalui. Hal ini
memiliki tujuan untuk menginformasikan, mengajak, atau menawarkan sebuah
produk maupun jasa dengan cara yang unik dan menarik.1Dengan adanya kemudahan
informasi dalam reklame memunculkan beberapa biro-biro iklan/reklame.Dengan
kemunculan biro-biro periklanan membangun dan menambahkan lowongan pekerjan
bagi masyarakat yang masih tidak memiliki pekerjaan.
Batasan istilah buruh/pekerja diatur secara jelas dalam Pasal 1 angka 2 UU
Nomor 13Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi:
”Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”2
Pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi
diwajibkan memiliki jaminan kepastian hak dan kewajiban atas kesalamatan kerja
sebagaimana diatur dalam pasal 86 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang
Kerenagakerjaan yaitu:
1https://id.wikipedia.org/wiki/Reklame diakses pada tanggal 25 Oktober 2018,pukul. 02.45pm2 Indonesia, Undang-Undang tentang ketenagakerjaan, UU No. 13 tahun 2003, Pasal.1
ii
“Setiap pekerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehataan kerja, moril dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.”3
K3 diatur dalam beberapa ketentuan hukum postif yaitu, Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pelaksanaan K3 ini sangatlah penting guna
mengurangi kecelakaan kerja.Hingga saat ini telah tercatat kecelakaan tenaga kerja di
indonesia berdasarkan catatan Organisasi Pemburuhan Internasional (ILO) sejumlah
2,78 juta pekerja meninggal dunia setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Sekitar 2,4 jutadari kematian ini dikarenakan penyakit akibat kerja,
sementara lebih dari 380.000 dikarenakan kecelakaan kerja. Setiap tahun, ada hampir
seribu kali lebih banyak kecelakaan non-fatal dibandingkan kecelakaan
fatal.4Berdasarkan uraian latar belakang diatasdapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : 1). Bagaimana tanggung jawab perusahaan CV Rigansa dalam
memenuhi K3 kepada pekerja/ buruh ? 2).Apakah yang menjadi hambatan
perusahaan dalam pelaksanaan K3 ?. Adapun tujuan yang dicapai dari penelitian ini,
antara lain : 1). Untuk menegatahui seberapa besar tanggung jawab perusahaan CV
Rigansa dalam pemenuhan K3. 2). Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi hambatan
dalam pelaksanaan K3. : 1). Manfaat Teoritis penelitian ini Agar menjadi bahan
bacaan, referensi atau pedoman bagi penelitian- penelitian berikutnya dan
3 Indonesia, Undang-Undang tentang Ketenagakerjaan, UU No. 13 Tahun 2003, Pasal. 864http://www.oit.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/
publication/wcms_627174.pdf/ Diakses pada tanggal 18 oktober 2018, pukul 10.31 pm
iii
perkembangan ilmu hukum khususnya hukum perjanjian. 2). Manfaat secara praktis
yaitu untuk memberikan dan menambah wawasan bagi penulis dan pembaca
mengenai tanggung jawab perusahaan dalam pemenuhan K3, serta diharapkan dapat
menjadi bahan informasi bagi CV Rigansa sebagai pertimbangan untuk efektifitas
pemenuhan K3.Di dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan antara
lain : 1). Jenis penelitian hukun normative empiris,5 2). Metode pendekatan
perundang-undangan Pendekatan perundang-undaangan (Statute
Approach),6Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach), Pendekatan Socio Legal
Research. 3). Jenis dan sumber data, 1) Data Primer,7 2) Data skunder 4).Teknik dan
alat pengumbpulan data yaitu 1) Data lapangan, 2) studi dokumen.8Teknik
menentukan sampel dalam penelitian ini adalah yaitu purposive sampling. Dengan
menetapkan responden sebanyak 2 buruh dari keseluruhan pekerja/buruh perusahaan
CV.Rigansa.9 Metode analisis yang digunakan dalam penulisan adalah dengan
analisis normatif kualitatif, merupakan suatu analisis hukum yang didasarkan pada
bahan-bahan kepustakaan dan hasil wawancara dengan informan/responden.
II. PEMBAHASAN
5Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hlm. 134
6Harjono, Penelitian Hukum pada Kajian Hukum Murni, dalam Joni Ibrahim, Teori Metode Penelitan Hukum Normatif, Banyumedia Publishing, Malang, 2005. Hlm.303
7Amirudin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Ed 1, Cet. 1, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm.30.
8ibid,, hlm. 649Ibid, hlm. 106.
iv
Tanggungjawab CV. Rigansa Atas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pada Pekerja/Buruh
Gambaran Umum CV.Rigansa
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
bergerak di bidang periklanan, khususnya media promosi luar ruangan (outdoor
promotion).Perusahaan ini bernama CV. Rigansa yang beralamat di Jl. Kokoh Segara
Raya No. 5, BTN Kekalik, Mataram.Perusahaan ini didirikan pada tanggal 06
Oktober 2009 dengan nomor akte pendirian C-401.HT.03.01.Th. 2006. Direktur
perusahaan yaitu, Ricky Gandhi Saputra, SE., MM memiliki visi untuk menjadi
perusahaan pilihan utama konsumen di bidang reklame, percetakan, dan merchandise.
CV. Rigansa memiliki 12 pegawai tetap dan 9 pegawai lepas/buruh. CV.
Rigansa banyak bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar, seperti PT. Philip
Morris Indonesia, PT. HM Sampoerna Tbk., PT. Gudang Garam Tbk., PT. XL Axiata
Tbk., PT. Astra Internasional Tbk., dan lain sebagainya. Hal ini menjadi salah satu
pertimbangan peneliti untuk menjadikan CV. Rigansa sebagai objek penelitian karena
pengalaman dalam bidang reklame sudah hampir 10 tahun, sehingga peneliti berharap
akan lebih banyak yang dapat diungkapkan oleh perusahaan terkait tanggungjawab
penerapan K3 untuk pegawai lepas/buruh dan juga hambatan-hambatan yang dialami
oleh perusahaan atas penerapan K3 tersebut.
Tanggungjawab CV. Rigansa Atas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pekerja/Buruh
v
Hasil daripenelitian ini bahwa CV. Rigansa bertanggungjawab atas Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) para pekerja/buruh dengan cara memberikan asuransi
jiwa sebesar Rp.50.000.000kepada setiap pekerja/buruh dan menyediakan alat
keselamatan kerja. Sebagaimana yang dinyatakan oleh pemilik CV.Rigansa yaitu
Bapak Ricky
“Perusahaan tidak ada membuat kebijakan tertulis tentang K3 itu harus seperti
apa, tetapi kami memberikan asuransi jiwa dengan uang pertanggungan sebesar
50.000.000 untuk setiap pekerja/buruh jika mengalami kecelakaan kerja.
Kebijakan lainnya, para pekerja/buruh diwajibkan menggunakan alat
keselamatan kerja selama melakukan pekerjaan yang berisiko tinggi, contohnya
menggunakan kacamata khusus untuk mengelas, dan tetap menggunakan sepatu
saat di tempat pembuatan reklame, kemudian menggunakan sarung tangan agar
saat memasang reklame tangan mereka tidak lecet atau bahkan berdarah dan
menggunakan pakaian khusus selama melaksanakan pekerjaan.”10
Hal ini merupakan upaya nyata dari penerapan Undang-Undang Nomor13
Tahun 2003 Pasal 86 ayat(1) tentang Ketenaga kerjaan untuk memberikan
perlindungan tenaga kerja berupa jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Hasil
penelitian ini juga mendukung tujuan serikat pekerja/serikat buruh untuk melindungi
hak dan kepentingan pekerja/buruh yaitu hak untuk mendapatkan perlindungan
10Hasil wawancara dengan Bapak Ricky Gandi Saputra (Selaku Pemilik Perusahaan ) hari kamis tanggal 14Desember 2018
vi
keselamatan kerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya
dengan cara memberikan asuransi jiwa bagi setiap pekerja di CV. Rigansa, sehingga
ketika terjadi kecelakaan kerja yang sampai menyebabkan pekerja/buruh tersebut
meninggal dunia, perusahaan tetap dapat bertanggungjawab atas keluarga yang
ditinggalkan. Tujuan serikat pekerja/serikat buruh ini tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2000 Pasal 1 ayat (1) tentang serikat pekerja/serikat buruh
yang menyatakan bahwa:
“Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dan, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.”
Penerapan K3 juga merupakan upaya CV. Rigansa untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja yang sudah dijelaskan pada hasil penelitian di atas sejalan dengan
tujuan utaman adanya K3 itu sendiri,yaitu untuk menghindarkan kesalahan dan
kerusakan kerja yang dilakukan oleh para pekerja/karyawan11.yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat (1) Tentang Keselamatan Kerja,
menyebutkan ditetapkan syarat keselamatan kerja adalah untuk:
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;b. mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran;c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
11Suparno Eko Widodo, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2015, hlm. 240.
vii
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya;n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
CV. Rigansa telah menerapkan beberapa syarat keselamatan kerja di atas,
yaitu memberikan alat keselamatan kerja bagi para pekerja/buruh sesuai pada poin (f)
yang ditujukan sebagai upaya pencegahan kecelakaan sesuai pada poin (a).
Penggunaan P3K juga digunakan untuk pertolongan pertama ketika terjadi
kecelakaan sesuai pada poin (e).
Penelitian ini mendukung Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Serikat
Pekerja/Buruh serta Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja. Peneliti berpendapat bahwa segala bentuk undang-undang ini dapat
viii
memberikan dasar perusahaan tentang bagaimana harus bertanggunjawab akan
penerapan K3 dalam perusahaan.
Undang-undang ini juga dapat menjadi dasar oleh para pekerja/buruh untuk
menyadari akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja yang bermanfaat bagi
diri mereka sendiri.
Hambatan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada CV.
Rigansa
Hasil penelitian di atas menyatakan bahwa CV. Rigansa memiliki hambatan
penerapan K3 terkait kepatuhan pekerja/buruh. Beberapa para pekerja/buruh yang
tidak patuh terhadap cara penerapan K3 pada CV. Rigansa seperti penggunaan alat
keselamatan kerja menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja baik itu ringan atau pun
fatal yang disebabkan oleh para pekerja/buruh itu sendiri. Seperti Mr. N.E.H. Van
Esveld mendefinisikan hukum ketengakerjaan adalah:
“Tidak hanya meliputi hubungankerjadimanapekerjaanitu dibawah pimpinan,
tetapi meliputi pula pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja yang melakukan
pekerjaan atas tanggungjawab resiko sendiri.12
Dari definisi hukum ketenagakerjaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu
risiko pekerjaan tidak hanya ditanggung oleh pimpinan, melainkan oleh orang yang
12Sedjun H. Manulang,, Pokok-Pokok KetenagakerjaanIndonesia,Rineka Cipta, Jakarta, 2012, hlm. 2
ix
mengerjakan juga.Agar tidak saling menyalahkan antara pimpinan dan pekerjanya,
maka harus terjalin hubungan kerja yang baik.
Pemerintah berkewajiban untuk ikut melakukan campur tangan dalam
ketenagakerjaan agar memastikan hubungan kerja di dalamnya berjalan dengan lancar
dan adil bagi semua pihak yang terlibat. Beberapa tugas Kementrian Tenaga Kerja
menurut Zaeni Asyhadie, yaitu :13 a).Penyedia dan penggunaan tenaga kerja;
b).Pengembangan dan perluasan tenaga kerja; c).Pembinaan keahlian dan kejujuran
tenaga kerja; d). Pembinaan hubungan ketenagakerjaan; e).Penggurusan syarat-syarat
kerja dan jaminan sosial; f).Pembinaan norma-norma perlindungan kerja;dan
g). Pembinaan norma-norma keselamatan kerja.
Bentuk aksi pemerintah dalam mengatur hubungan kerja dan juga
keselamatan kerja tertuang dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Serikat
Pekerja/Buruh yang memiliki tujuan utama untuk mengatur hubungan kerja antara
pimpinan dan pekerjanya, serta memberikan perlindungan terhadap pekerja/buruh.
Sedangkan untuk meminimalisir risiko pekerjaan, pemerintah juga mengeluarkan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang memiliki
tujuan utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan pekerjaan.
13Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja Bidang Hubungan Kerja, Cet. 4, Rajawali Pers, Jakarta 2015, hlm. 46
x
Segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah ini merupakan upaya untuk
mencegah dan melindungi pekerja/buruh agar tidak mengalami kecelakaan kerja
seperti yang terjadi pada CV. Rigansa.
Hasil penelitian ini juga membuat suatu hasil penelitian baru, yaitu masa kerja
dapat mempengaruhi kepatuhan pekerja/buruh akan penggunaan alat keselamatan
kerja.
Seperti penelitian Saputri (2014) yang menyatakan bahwa semakin lama masa
kerja yang dimiliki seseorang, tidak semua patuh dalam penggunaan APD.Peneliti
berpendapat tidak semua perusahaan memiliki sistem manajemen K3, sehingga
banyak yang belum terbiasa dengan penggunaan alat keselamatan kerja.14
14Ika Anjari Doy Saputri & Indriati Paskarini, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja Kerangka Bangunan, Universitas Airlangga, Surabaya, 2014, hlm. 128.
xi
III. PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian - uraian pembahasan diatas, maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan dari pembahasan yang telah dirumuskan sebagai berikut :
1.Pertanggung jawaban yang dilakukan oleh perusahaan dalam pemenuhan
kesehatan dan keselamtan kerja pada pekerja/buruh ya ini diberikannya asurasi
jiwa kepada setiap pekerja/buruh untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan
pekerja/buruh beserta keluarga dan memberikan jaminan kecelakaan kerja mulai
dari pemeriksaan hingga rehabilitas; 2.Hambatan dalam pelaksaanaan kesehatan
dan keselamatan kerja yang sering terjadi pada perusahaan merupakan kelalaian
pekerja/buruh itu sendiri yang dimana para pekerja/buruh segan atau tidak ingin
menggunakan alat keselamatan saat melakukan pekerjaan.
Saran
Dari uraian - uraian pembahasan diatas, maka peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut : 1). Dalam pemenuhan kesehatan dan keselamatan kerja kepada
pekerja atau buruh seharusnya perusahaan telah menetapkan secara permanen
akan keselamtan kerja pada buruhnya agar mengurangi resiko selama bekerja; 2.
Agar pekerja/buruh tetap mematuhi akan keselamat kerja dalam menjalani
pekerjaan perusahaan harus melakukan sanksi administrasi agar pekera/buruh
tetap mentaati dan tetap menggunakan alat keselamatan kerja sealama melakukan
pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Muhammad, 2004, Hukum Dan Penelitian Hokum. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Amiruddin Dan Zainal Asikin. Pengantaar Metode Penelitian Hukum. PT. Grafindo Persada, Jakarta,2004.
Harjono. Penelitian Hukum Pada Kajian Hukum Murni, Metode Penelitian Hukum Normatif. Banyumedia Publishing, Malang,2005.
Hasil wawancara dengan Bapak Ricky Gandi Saputra (Selaku Pemilik Perusahaan ) hari kamis tanggal 14Desember 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Reklame
Indonesia, Undang-Undang tentang Ketenagakerjaan, UU No. 13 Tahun 2003
Ika Anjari Doy Saputri & Indriati Paskarini, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja Kerangka Bangunan, Universitas Airlangga, Surabaya, 2014
Sedjun H. Manulang,, Pokok-Pokok KetenagakerjaanIndonesia,Rineka Cipta, Jakarta, 2012
Suparno Eko Widodo, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2015
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja Bidang Hubungan Kerja, Cet. 4, Rajawali Pers, Jakarta 2015