Distribusi Responden Bukan Penderita Penyakit Diabetes Mellitus
WCD_2014_Menkokesra
description
Transcript of WCD_2014_Menkokesra
1
ARAHAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT RI
PADA PERINGATAN
HARI KONTRASEPSI SEDUNIA TAHUN 2014
Jakarta, 30 September 2014
Yang saya hormati :
Ibu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala
BAPPENAS,
Ibu Menteri Kesehatan,
Bapak Kepala BKKBN,
Bapak Ketua IDI,
Ibu Ketua IBI,
Bapak/Ibu Undangan dari jajaran Kementerian/ Lembaga terkait,
Para Mitra Kerja terkait,
Bapak / Ibu Nara Sumber serta hadirin sekalian yang berbahagia.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Sejahtera dan Om Swasti Astu.
Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur ke hadirat Allah, Tuhan
Yang maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, pada hari ini
kita dapat bertemu untuk memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun
2014, dan doa saya semoga Saudara semua dalam keadaan sehat
wal’afiat dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa.
2
Bapak/ Ibu dan Hadirin yang saya hormati,
Tadi telah kita dengarkan bersama sambutan dari Ibu Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS yang
menekankan pentingnya perencanaan program pembangunan mengacu
kepada target nasional yang tertera dalam RPJMN, maupun komitmen
internasional khususnya target MDGs. Dilanjutkan Saudara Ketua IBI
dan Ketua IDI yang menyatakan dukungan profesional mereka dalam
pelayanan kontrasepsi bagi rakyat Indonesia dalam rangka menurunkan
laju pertumbuhan penduduk. Kemudian Keynote dari Ibu Menteri
Kesehatan menekankan pentingnya pelayanan kontrasepsi agar
kehamilan dapat direncanakan dengan baik, sehingga proses
kehamilan, persalinan dan masa nifas berlangsung aman dan selamat
baik bagi ibu maupun bayinya. Dan baru saja Bapak Kepala BKKBN
juga memberikan paparan tentang penurunan tingkat fertilitas melalui
pelayanan kontrasepsi sebagai peluang memanfaatkan bonus
demografi.
Dari berbagai uraian di atas, tampaknya kita telah sama bersepakat
tentang pentingnya pelayanan kontrasepsi yang merata dan berkualitas
bagi seluruh Pasangan Usia Subur (PUS), agar tercapai penurunan
tingkat fertilitas, yang menjadi prasyarat penting pemanfaatan bonus
demografi, demi mencapai target program pembangunan nasional.
Hadirin yang berbahagia,
Seperti telah diuraikan sebelumnya, saat ini Indonesia tengah
menghadapi periode emas transisi demografi yang disebut Bonus
Demografi sejak tahun 2012. Beberapa pakar kependudukan
menyatakan bahwa Indonesia akan dapat memetik manfaat dari Bonus
Demografi ini secara maksimal, apabila memenuhi 3 prasyarat sebagai
3
berikut: Pertama, menurunnya tingkat kelahiran sebagai dampak
pelaksanaan program Keluarga Berencana. Kedua, adanya akses
perempuan memasuki pasar kerja yang akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan keluarga. Hal tersebut tentunya harus
diimbangi dengan pendidikan yang setara dan lebih baik. Ketiga, suplai
tenaga kerja yang produktif dan diimbangi dengan penyediaan lapangan
kerja yang memadai.
Dengan kata lain, Program Keluarga Berencana diakui memiliki
pengaruh besar dalam memanfaatkan Bonus Demografi. Dengan
adanya jumlah kelahiran bayi yang dapat dicegah melalui Keluarga
Berencana (atau averted births), maka Pemerintah dapat mengalihkan
anggaran dari sektor pangan, sandang, papan, pendidikan dan
kesehatan untuk difokuskan pada pengembangan sektor pertanian serta
industri manufaktur maupun kreatif, yang berdampak pada penyediaan
kesempatan kerja.
Apabila Pemerintah Indonesia berhasil memanfaatkan bonus demografi
ini, akan timbul dampak positif berikutnya, yaitu tersedianya “public
saving”, yakni kesempatan Pemerintah memiliki “tabungan” yang
diperoleh akibat meningkatnya proporsi penduduk usia muda dan
produktif, sehingga dapat memacu investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Selain Pemerintah memiliki ”Public Saving”, pada tingkat keluarga juga
mempunyai tabungan individu (Private Saving) sebagai akibat
menurunnya pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, sandang,
pangan, dan papan. Dengan adanya pengurangan ini maka keluarga
dapat lebih meningkatkan status kesejahteraannya secara layak agar
terbentuk generasi yang semakin produktif.
4
Bapak/ Ibu dan Hadirin yang saya hormati ,
Akses terhadap pelayanan kontrasepsi bagi seluruh Pasangan Usia
Subur, sejalan dengan komitmen berdasarkan hasil konsesus dari
International Conference on Population and Development (atau ICPD) di
Kairo, pada bulan September 1994, tepat 20 tahun yang lalu. Dokumen
ICPD menyepakati hak individu dalam hal pemenuhan kebutuhan akan
pelayanan Kesehatan Reproduksi (termasuk Keluarga Berencana), bagi
setiap Pasangan Usia Subur. Komitmen tersebut yang terus ditindak
lanjuti dan diimplementasikan oleh Pemerintah Indonesia hingga saat
ini.
Pasca 20 tahun disepakatinya dokumen ICPD tersebut, PBB telah
mengembangkan kerangka pemikiran ICPD Beyond 2014, yang
merupakan kelanjutan agenda kerja dunia di bidang kependudukan dan
pembangunan. Pemerintah Indonesia juga perlu mereview konsep ICPD
Beyond 2014 ini serta mengakomodasinya secara baik, ke dalam
perencanaan makro program nasional. Tema sentral ICPD Beyond 2014
adalah: “menginvestasikan pemenuhan hak asasi manusia,
kemampuan, dan martabatnya, secara lintas sektoral, sepanjang siklus
hidupnya, sebagai dasar bagi pembangunan yang berkelanjutan”.
Arah kebijakan ICPD Beyond 2014 ditekankan kepada pencapaian
parameter kependudukan terkait: kesejahteraan, pendidikan,
ketenagakerjaan, serta pengurangan diskriminasi. Target sasaran
utamanya adalah: perempuan, remaja, balita dan anak, lansia, serta
suku terbelakang. Terdapat 5 isu utama dalam konsep ICPD Beyond
2014, yaitu: 1) pembangunan berkelanjutan, 2) kesehatan, 3) mobilitas,
4) martabat dan hak asasi manusia, serta 5) tata pemerintahan dan
akuntabilitas.
5
Masing-masing isu utama dari konsep ICPD Beyond 2014 dapat
dijabarkan dalam program pembangunan nasional kita. Untuk isu
Kesehatan, konsep ICPD tersebut menguraikan: kesehatan ibu,
kesehatan reproduksi termasuk KB, remaja, pemakaian kontrasepsi dan
pencegahan Unmet Need, IMS termasuk HIV/AIDS, jaminan kesehatan,
serta pencegahan aborsi tidak aman. Isu Mobilitas membahas:
penanganan migrasi internal maupun internasional, urbanisasi, serta
pengungsian. Isu Martabat dan Hak Asasi Manusia membahas:
kesetaraan gender, dan pengentasan kemiskinan. Isu Pembangunan
Berkelanjutan membahas: dinamika kependudukan, lingkungan, dan
perubahan iklim. Yang terakhir, isu Tata Pemerintahan dan
Akuntabilitas membahas: kemitraan, partisipasi, pengintegrasian
dinamika kependudukan, serta pembenahan sistem kepemerintahan
yang akuntabel. Dengan spektrum isu yang demikian luas dan
komprehensif, maka isu ICPD Beyond 2014 dinilai sangat relevan
dengan tema Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2014 ini, dan
perlu segera kita sinkronkan dengan rencana teknokratis program
pembangunan nasional Indonesia.
Bapak / Ibu dan Hadirin yang saya hormati,
Mengakhiri sambutan saya, melalui peringatan Hari Kontrasepsi
Sedunia Tahun 2014 ini, kembali saya ingatkan agar kita selalu
menumbuhkan semangat memberikan layanan publik termasuk
pelayanan Kesehatan Reproduksi dan KB dengan asas Zero Tolerance
terhadap subordinasi. Tidak ada eksklusi atau diskriminasi. Selalu
memperluas jangkauan layanan ke daerah tertinggal, terpencil dan
perbatasan maupun daerah kumuh, daerah miskin perkotaan ataupun
kepulauan. Seluruh PUS berhak mendapatkan pelayanan KB yang
6
berkualitas layaknya mereka yang tinggal di daerah dengan
keterbatasan akses, diupayakan secara bahu membahu antara
penyedia layanan KB jalur Pemerintah maupun Swasta.
Harus diingat bahwa pelayanan kontrasepsi yang merupakan bagian
dari program Keluarga Berencana, akan ikut berperan serta dalam
mendorong tercapainya fungsi mandat pengendalian penduduk, dan
pembangunan keluarga, seperti yang diamanatkan dalam Undang
Undang Nomor 52 Tahun 2009. Dalam hal ini, sinergitas dan
keterpaduan lintas Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Daerah
harus dibina sebagai prasyarat mutlak keberlangsungan program.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam
menyelenggarakan Peringatan ini, terutama kepada Kepala BKKBN,
Bapak Prof. dr. Fasli Jalal, PhD, SpGK, beserta jajarannya.
Dengan ini, Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2014 pada
tanggal 30 September 2014, secara resmi saya buka.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati usaha kita semua, Amin.
Terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf atas segala kekurangan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 30 September 2014
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI
dr. H.R. Agung Laksono