Wawasan Profesi Final
-
Upload
totok-sudjianto -
Category
Documents
-
view
91 -
download
0
Transcript of Wawasan Profesi Final
AGENDA PERTEMUAN
PROFESI PENGERTIAN, CIRI, LANDASAN
DAN HAL YANG BERKAITAN
STANDAR KOMPETENSI
QUALITY ASSURANCE KEFARMASIAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DEFINISI PROFESIBENARKAH APOTEKER ITU SUATU
PROFESI ?PROFESI : Berasal dari bahasa latin Proffesio: pekerjaan dan ikrar/sumpah/janji
KBBI: Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu
Profesi adalah : Suatu bidang pekerjaan yang memberikan
penghasilan dan menuntut ketrampilan dan atau keahlian , etika dan sikap kerja tertentu, yang dihasilkan dari proses pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja
kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya terdapat aspek ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya pengetahuan serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
• Pharmacists are well-trained and well-educated medical professionals with richly-developed clinical judgment and scientific skills that are unparalleled by any other medical profession.
• Pharmacists need to fulfill their potential as drug experts and increase the value and access of quality health care to the public
• By the early 1990s the pharmaceutical care model was adopted to emphasize that the role of the pharmacist involves “the responsible provision of drug therapy for the purpose of achieving definite outcomes that improve a patient's quality of life
• pharmacists are currently recognized as drug experts whose role is to work in collaboration with patients, physicians and other health care professionals to optimize medication management to produce positive health outcomes.
Canadian Medical Association or its licensorsCMAJ, Evolution in the practice of pharmacy—not a
revolution!, Glen J. Pearson, 2007 April 24; 176(9): 1295–1296
CIRI PROFESI1. Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu belajar2. Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu bekerja
secara independen / mandiri3. Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu
memelihara & mempertegas status profesi4. Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu menolong
sesama5. Senantiasa mengidentifikasi dan memelihara nilai-nilai
profesi
CIRI-CIRI PROFESICIRI-CIRI PROFESI
1. MEMILIKI TUBUH PENGETAHUAN YANG BERBATAS JELAS : UNIK - SPESIFIK
2. PENDIDIKAN KHUSUS BERBASIS KEAHLIAN
3. MEMBERI PELAYANAN4. MEMILIKI PERHIMPUNAN/ASOSIASI5. MEMBERLAKUKAN KODE ETIK6. MEMILIKI MOTIVASI ALTRUISTIK7. PROSES PEMBELAJARAN SEUMUR
HIDUP
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Perilaku ini merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya dan dianggap penting oleh beberapa agama. Gagasan ini sering digambarkan sebagai aturan emas etika. Beberapa orang dapat merasakan altruisme sekaligus kewajiban, sementara yang lainnya tidak. Altruisme murni memberi tanpa memperhatikan ganjaran atau keuntungan.
CIRI-CIRI PROFESI (tambahan)CIRI-CIRI PROFESI (tambahan)
Adanya proses lisensi atau sertifikat. Adanya organisasi. Hampir semua profesi
memiliki organisasi yang mengklaim mewakili anggotanya. Organisasi profesi bertujuan memajukan profesi serta meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Peningkatan kesejahteraan anggotanya akan berarti organisasi profesi terlibat dalam mengamankan kepentingan ekonomis anggotanya.
Otonomi dalam pekerjaannya. Profesi memiliki otonomi atas penyediaan jasanya.
WHO : SEVEN STARS PHARMACIST
• CARE GIVER• DECISION MAKER• COMMUNICATOR• LEADER• MANAGER• LIFE LONG LEARNER• TEACHER• RESEARCHER
Falsafah Pelayanan Profesi :
- Asas Amanah- Asas Kepercayaan publik- Asas Profesionalisme- Asas Hubungan Sosial
FALSAFAH• Asas Amanah :
Kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat harus dijaga dan dipertanggung jawabkan baik kepada Tuhan, Pemerintah maupun masyarakat
• Asas kepercayaan publik : setiap keputusan yang dibuat oleh apoteker mempunyai akibat terhadap kesejahteraan masyarakat
• Asas Profesionalisme : tindakan apoteker harus mengacu pada keahlian dan kewenangan dan dalam melakukan sesuatu harus berdasarkan pada kesepakatan yang diatur oleh kelompok profesi sehingga masyarakat menerima pelayanan yang bermutu
• Asas Hubungan Sosial : ada kontrak sosial antara apoteker dengan masyarakat sehingga pelanggaran terhadap kontrak dapat mengurangi kepercayaan masyarakat
ILMU FARMASIDRUG AND DOSAGE FORM
APOTEKER : MEMBUAT KEPUTUSAN PROFESI
DAN MELAKUKAN TINDAKAN PROFESI
KUALITAS HIDUP MASYARAKAT MENINGKAT
KODE ETIK - Komitmen internal, sebagai self control- Menjaga martabat, kehormatan profesi,
dapat melindungi masyarakat- Penguatan ikatan moral anggota - Dapat menumbuhkan kepercayaan dari
masyarakat
Tujuan Kode Etik Apoteker Indonesia
1. Menjunjung tinggi martabat Profesi2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota3. Meningkatkan pengabdian anggota4. Meningkatkan layanan kepada pengguna jasa5. Menentukan standar sendiri
Kode Etik sebagai peraturan perundangan khusus :
1. Tidak tertuang dalam UU tertulis2. Untuk hal yang belum dituang kan dalam UU / belum jelas UU nya 3. Mempunyai karakterisitik khusus4. Mempunyai fungsi regulasi yang penting untuk perlindungan dan penguatan pada angggota profesi
dan masyarakat
Rasa hormat terhadap etika profesi dapat memelihara kredibilitas profesi
Kode etik sebagai kumpulan nilai-nilai atau prinsip harus diikuti oleh apoteker sebagai
pedoman dan petunjuk serta standar perilaku dalam bertindak dan mengambil keputusan
Dalam sumpah Apoteker ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Melaksanakan asuhan kefarmasian2. Merahasiakan kondisi pasien resep dan medication record untuk pasien3. Melaksanakan praktik profesi sesuai landasan praktik profesi yaitu ilmu, hukum dan etik
Yang dimaksud Hukum : Semua Peraturan yang telah
ditetapkan :
1. Peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah
2. Peraturan Internal (Peraturan Organisasi) yang ditetapkan oleh IAI
Agar Landasan Praktik Profesi dapat memberikan kekuatan pada profesi
Apoteker, maka :
Hukum, Ilmu dan Etik harus bersifat :1. Dapat dijabarkan secara operasional2. Dapat diamalkan/implementatif3. Dapat diukur
STANDAR PROFESI
UU No. 36 Tahun 2009 Tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.
PP 32/ 1996 : TENAGA KESEHATAN
BAB IV.
Setiap tenaga kesehatan dalam
melakukan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi
tenaga kesehatan
STANDAR PROFESI APOTEKER
1. STANDAR KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA
2. STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTIK (SK Menkes 1027/2004)STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT (SK Menkes 1197/2004)CPOB (CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK)CDOB ( CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK)
3. PP no. 10/1962 ttg Sumpah Apoteker4. KODE ETIK APOTEKER5. STANDAR PENDIDIKAN
KNOWLEDGE …..The awareness and understanding of facts, truths or information gained in the form of experience or learning Knowledge is distinct from simple informationBoth knowledge and information consists of true statements, but knowledge has a purpose or use
KOMPETENSI
1. Knowledge : Tangibel dan intangible2. Skill : - Professional
judgement - Komunikasi Terapetik
- Teknis Kefarmasian
3. Attitude : - Implementasi Peraturan- Perundangan
- Implementasi Etik dan Moral
Kompetensi , dicapai melalui proses :a.Belajar ( memperoleh Ilmu ) b.Praktik (memperoleh pengalaman)c.Mengikuti CPD (untuk memenuhi
kebutuhan / kekurangan unsur kompetensi)
(Pharmacy Board of South Australia, Nopember 2007)
Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatantermasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,pengamanan, pengadaan, penyimpanan danpendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (UU KESEHATAN)
PERATURAN PEMERINTAH RI NO.51/2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIANPasal 1 Ayat 1: PEKERJAAN KEFARMASIAN
Pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan distribusi obat,pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional
STANDAR KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA
1. Mampu Melakukan Praktik Kefarmasian Secara Profesional dan Etik
2. Mampu Menyelesaikan Masalah Terkait Dengan Penggunaan Sediaan Farmasi
3. Mampu Melakukan Dispensing Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
4. Mampu Memformulasi dan Memproduksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Sesuai Standar Yang Berlaku
5. Mempunyai Ketrampilan Dalam Pemberian Informasi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
6. Mampu Berkontribusi Dalam Upaya Preventif dan Promotif Kesehatan Masyarakat
7. Mampu Mengelola Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Sesuai Dengan Standar Yang Berlaku
8. Mempunyai Ketrampilan Organisasi dan Mampu Membangun Hubungan Interpersonal Dalam Melakukan Praktik Kefarmasian
9. Mampu Mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Yang Berhubungan Dengan Kefarmasian
1. Mampu Melakukan Praktik Kefarmasian Secara Profesional dan Etik
1.1. Menguasai Kode Etik Yang Berlaku Dalam Praktik Profesi 1.1.1. Artikulasi Kode Etik Dalam Praktik Profesi 1.2. Mampu Menerapkan Praktik Kefarmasian Secara Legal dan
Profesional Sesuai Kode Etik Apoteker Indonesia 1.2.1. Berperilaku Profesional Sesuai Dengan Kode Etik Apoteker
Indonesia 1.2.2. Integritas Personal dan Professional 1.3. Memiliki Keterampilan Komunikasi 1.3.1. Mampu Menerapkan Prinsip-Prinsip Komunikasi Terapetik 1.3.2. Mampu Mengelola Informasi Yang Ada Dalam Diri Untuk
Dikomunikasikan 1.3.3. Mampu Memfasilitasi Proses Komunikasi 1.4. Mampu Komunikasi Dengan Pasien 1.4.1. Mampu Menghargai Pasien 1.4.2. Mampu Melaksanakan Tahapan Komunikasi Dengan Pasien
1.5. Mampu Komunikasi Dengan Tenaga Kesehatan 1.5.1. Mampu Melaksanakan Tahapan Komunikasi Dengan
Pasien 1.6. Mampu Komunikasi Secara Tertulis 1.6.1. Pemahaman Rekam Medis (Medical Record) atau
Rekam Kefarmasian/Catatan Pengobatan (Medication Record)
1.6.2.Mampu Komunikasi Tertulis Dalam Rekam Medis (Medical Record) atau Rekam Kefarmasian (Medication Record) Secara Benar
1.7. Mampu Melakukan Konsultasi/Konseling Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Konseling Farmasi)
1.7.1. Melakukan Persiapan Konseling Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
1.7.2. Melaksanakan Konseling Farmasi 1.7.3. Membuat Dokumentasi Praktik Konseling Farmasi
2. Mampu Menyelesaikan Masalah Terkait Dengan Penggunaan Sediaan Farmasi
2.1. Mampu Menyelesaikan Masalah Penggunaan Obat Yang Rasional
2.1.1. Mampu Melakukan Penelusuran Riwayat Pengobatan Pasien (Patient Medication History)
2.1.2. Mampu Melakukan Tinjauan Penggunaan Obat Pasien 2.1.3. Melakukan Analisis Masalah Sehubungan Obat (Drug
Therapy Problems = DTPs) 2.1.4. Mampu Memberikan Dukungan Kemandirian Pasien Dalam
Penggunaan Obat 2.1.5. Mampu Monitoring Parameter Keberhasilan Pengobatan 2.1.6. Mampu Evaluasi Hasil Akhir Penggunaan Obat Pasien 2.2. Mampu Melakukan Telaah Penggunaan Obat Pasien 2.2.1. Melakukan Tindak Lanjut Hasil Monitoring Pengobatan
Pasien 2.2.2. Melakukan Intervensi/Tindakan Apoteker 2.2.3. Membuat Dokumentasi Obat Pasien
2.3. Mampu Monitoring Efek Samping Obat (MESO) 2.3.1. Melakukan Sosialisasi Pentingnya Pelaporan Efek Samping
Obat 2.3.2. Mengumpulkan Informasi Untuk Pengkajian Efek Samping
Obat 2.3.3. Melakukan Kajian Data Yang Terkumpul 2.3.4. Memantau Keluaran Klinis (Outcome Clinic) Yang Mengarah
Ke Timbulnya Efek Samping 2.3.5. Memastikan Pelaporan Efek Samping Obat 2.3.6. Menentukan Alternative Penyelesaian Masalah Efek Samping
Obat 2.3.7. Membuat Dokumentasi MESO 2.4. Mampu Melakukan Evaluasi Penggunaan Obat 2.4.1. Menentukan Prioritas Obat Yang Akan Dievaluasi 2.4.2. Menetapkan Indikator dan Kriteria Evaluasi Serta Standar
Pembanding 2.4.3. Menetapkan Data Pengobatan Yang Relevan Dengan Kondisi
Pasien 2.4.4. Melakukan Analisis Penggunaan Obat Dari Data Yang Telah
Diperoleh
2.4.5. Mengambil Kesimpulan dan Rekomendasi Alternatif Intervensi 2.4.6. Melakukan Tindak Lanjut Dari Rekomendasi 2.4.7. Membuat Dokumentasi Evaluasi Penggunaan Obat 2.5. Mampu Melakukan Praktik Therapeutic Drug Monitoring (TDM)* 2.5.1. Melakukan Persiapkan Kelengkapan Pelaksanaan Praktik TDM 2.5.2. Melakukan Analisis Kebutuhan dan Prioritas Golongan Obat 2.5.3. Melakukan Assessment Kebutuhan Monitoring Terapi Obat
Pasien 2.5.4. Melakukan Praktik TDM 2.5.5. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Praktik TDM 2.5.6. Membuat Dokumentasi Praktik TDM 2.6. Mampu Mendampingi Pengobatan Mandiri (Swamedikasi) Oleh
Pasien 2.6.1. Mampu Melakukan Pendampingan Pasien Dalam Pengobatan
Mandiri 2.6.2. Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Terkait Pengobatan
Mandiri 2.6.3. Melaksanakan Pelayanan Pengobatan Mandiri Oleh Kepada
Masyarakat 2.6.4. Membuat Dokumentasi Pelayanan Pendampingan Pengobatan
Mandiri Oleh Pasien
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
– Seleksi sediaan farmasi dan alat kesehatan Kriteria seleksi
Melakukan analisis masalah kesehatan yang sedang dan sering terjadi
Memilih sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat dengan memperhatikan pola prevalensi penyakit, ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakat, kemampuan masyarakat, faktor genetika, demografi dan lingkungan
Menentukan kriteria seleksi sediaan farmasi dan alat kesehatan yang absah, bermutu, aman dan bermanfaat (didukung dengan bukti ilmiah)
Daftar kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan Menetapkan pilihan kebutuhan sediaan
farmasi dan alat kesehatan berdasarkan yang paling banyak diketahui bukti ilmiahnya, mempunyai farmakokinetika yang paling bermanfaat, mudah diperoleh serta dengan harga terjangkau
Pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
Rencana pengadaan Memahami metode penghitungan
kebutuhan Menetapkan metode penghitungan
kebutuhan yang sesuai dengan pola penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
Menghitung kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan tepat
Pemilihan pemasok Menetapkan kriteria pemasok yang
baik Pemilihan metode pengadaan
Menetapkan metode pengadaan Pelaksanaan pengadaan
Menetapkan manajemen rantai pasokan
Menetapkan prosedur dan ketentuan peraturan perundangan dalam pengadaan obat
Melakukan prosedur dan ketentuan peraturan perundangan dalam pengadaan obat (narkotika dan psikotropika, obat life-saving, obat program pemerintah, obat emergensi)
Penyimpanan dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan Pelaksanaan penyimpanan yang tepat
Melaksanakan good storage practice (cara penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang baik)
Pelaksanaan distribusi Melaksanakan pendistribusian sediaan farmasi
dan alat kesehatan dari pabrik sampai ketangan pasien dalam kondisi yang menjamin mutu, keamanan dan kemanfaatan
Pengawasan mutu penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan Mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penurunan mutu, keamanan dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan
What is CPD?
• CPD is ANYTHING that helps you to be a better pharmacy technician• Participation in continuing professional development (CPD) is central to
working as a professional. (www.pharmtech.ie)
Latar belakang
Profesi Apoteker beragam kegiatannya Perlu ada jalur pemberdayaan profesi
Apoteker Agar tidak tertinggal oleh profesi kesehatan
lain
MENGAPA APOTEKER PERLU CPD ?• MACAM DAN JUMLAH OBAT BERTAMBAH (hasil
riset)• PERUBAHAN PERATURAN OBAT & KESEHATAN
(makin poten, spesifik, mahal dan beresiko)• PERUBAHAN BENTUK PELAYANAN KESEHATAN
(cara peresepan, meracik, memakai)• PERGESERAN ORIENTASI PELAYANAN
APOTEKER
KEBUTUHAN “INFORMASI” dari yg ahli dan berwenang
WHO 12 key interventions ↑RUM
1. Est. multidisciplinary national body to coordinate policy on medicines use
2. Use of STG3. National EDL4. Est. D/PTC in hospital and district5. Incl. problem based pharmacotherapy training in undergraduate
curricula6. CPD as licensure requirement7. Supervision, audit, feedback8. Independent information on medicines9. Public education on medicines10. Avoidance of pre verse financial incentives11. Use appropriate and enforced regulation12. Sufficient gov’t expenditure : availability med and staff
CPD = Pengembangan & pendidikan keprofesian
berkelanjutan
• Sebagai upaya pembinaan apoteker (seven stars pharmacist)
• Long life learning• Ciri program CPD : accessible, relevance, continuous,
system-oriented, accountable• CPD tidak sama CE (continuing education)
Tujuan Program CPD
menyediakan kesempatan bagi apoteker untuk mempertahankan/meningkatkan profesionalismenya
menjamin terselenggaranya pelayanan kefarmasian yang bermutu melalui upaya (re-) sertifikasi apoteker
CPD adalah wujud tanggung jawab profesi
DOKUMENTASI KEFARMASIAN
A. Sebagai Alat BuktiDokumentasi dapat digunakan sbg salah satu alat bukti tertulis di pengadilan
B. Kerahasiaan DokumenPMR (catatan pengobatan) pasien bersifat rahasia
C. Sanksi HukumDokumentasi bersifat wajib
D. Sanksi Disiplin dan Etik: Tidak melaksanakan dokumentasi : mendapat sanksi hukum dan sanksi etik
DOKUMENTASI KEFARMASIAN MERUPAKAN SALAH SATU PARAMETER PROGRAM TATAP
(TIADA APOTEKER TIADA PELAYANAN
1. PATIENT MEDICATION RECORD
2. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PATIENT MEDICATION RECORD
1. PERATURAN PEMERINTAH NO. 51/20092. STANDAR KOMPETENSI APOTEKER
INDONESIA 3. STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI
APOTIK (SK Menkes 1027/2004)STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT (SK Menkes 1197/2004)
What is Patient Medication Record ?
• Patient Medication Record adalah sebuah list/ daftar pengobatan apa saja yg saat ini sedang digunakan oleh pasienMedication list:– Obat-obat resep dokter– Obat-obat swamedikasi (OTC) – Vitamin– Produk Herbal
Patient Medication Record (PMR) • Mendokumentasikan secara komprehensif
seluruh pengobatan yang diperoleh pasien, termasuk obat swamedikasi, herbal dan suplemen/ komplementer kesehatan lainnya
• Memuat rekomendasi Apoteker untuk merujuk pasien ke Dokter, MRS atau points of care lainnya
• Pasien bisa disarankan juga agar selalu memberikan informasi data terkait kesehatannya kepada Apoteker pharmacist can assist in this process
• Stimulus for continuity of care
• Isi dari sebuah PMR memuat informasi sbb:Nama obat dan Dokter penulis resepTujuan dari masing-masing obat yg
diresepkanKekuatan dosisFrekuensi pemberianAturan/ cara minum obatTanggal mulai minum obatBagaimana obatnya bekerja
Konten dari PMR
• Data Pasien:– Tanggal lahir Pasien– Riwayat alergi obat dan makanan/
lingkungan– Nama Pasien dan keluarganya/Caregiver,
alamat, nomor telepon, alamat e-mail– Nama Dokter yg merawat, Nama Apoteker
yg mereview, alamat praktek, nomor kontak– Alamat e-mail atau yg lain (pin BB ??)
MY MEDICINE RECORD Always carry your medicine record with you and show it to all your doctors, pharmacists, and other health care providers
Name: ________________________________________________________ Birth date: _________________
Date last updated ___________________ Date last reviewed by health care provider ____________________________
What is the name of my medicine?include prescription and non-prescription medicines, herbal products and dietary supplements
What does it look like?color, shape, size, markings
How much do I use?
How do I use it? When do I use it?
When did I start using it?Stop?
Why am I using it?
Who told me to use it?How do I contact them?
Patient Medication Record (PMR)
What I’mtaking
Form (pill, injection, liquid, patch,
etc.)
DosageHow Muchand When
Use (regularly or occasionally)
Start/Stop Dates
( - 3/5/05)( - ongoing)
Notes, Directions,
Reasons for Use
* Be sure to include ALL prescription drugs over-the-counter drugs, vitamins, and herbal supplements.1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama: Riwayat Alergi:
Jenis Kelamin: Riwayat Penyakit:
Tgl Lahir/ Usia:
BB/ TB:Kondisi Sosial (merokok, alkohol, kopi, dll):
Alamat: Nama Dokter:
Telp./ HP: Hasil Lab :
Pekerjaan:
Peserta Asuransi:
TanggalDokter Nama Obat Aturan
Pakai IndikasiMulai Berakhir
Mengapa PMR diperlukan?
1. Safety and Effectiveness• Good Pharmacy Practices requires good medication
record.• Medication duplication
• Mencegah multiple prescribing/ polypharmacy• Jika ada perubahan manajemen terapi, Farmasis dapat
mengetahui dan pasien terhindar dari kesalahan penggunaan obat yang seharusnya telah diganti bersamaan dg obat yg baru
• Know your allergies• Herbal supplements dan over-the-counter
medications dapat menimbulkan masalah jika digunakan dg tidak tepat atau bersamaan dg obat lain yg potensial menimbulkan efek samping maupun interaksi obat
2. Accuracy– Caregivers know best
• Farmasis adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap obat-obatan yg digunakan oleh pasien di apotek
3. Completeness– Multiple Pharmacies and Multiple Doctors
• Jika pasien membeli obat pada lebih dari satu apotek, apoteker juga dapat mencatat semua pengobatan pasien dalam PMR, demikian juga jika pasien dalam perawatan lebih dari satu orang Dokter
– Kebanyakan orang tidak waspada thd obat-obat swamedikasi (OTC drugs) dan tidak diinformasikan kepada tenaga kesehatan, sedangkan beberapa obat dalam peresepan Dokter kemungkinan dapat menyebabkan masalah terkait obat (DRP) spt efek samping dan interaksi obat
4. Access – Jika ada kejadian darurat, PMR dapat
bermanfaat sbg informasi obat apa saja yg sedang digunakan oleh pasien serta tenaga kesehatan yg bisa dihubungi
– Jika pasien sedang dalam perjalanan travelling, PMR dapat membantu secara cepat dan tepat pada saat diperlukan
– Jika ada obat yang terpisahkan dari kemasannya, pasien dan tenaga kesehatan akan sangat terbantu dengan adanya PMR
A.Pengobatan PasienDasar dan petunjuk untuk mencegah terjadinya DRP dan menghasilkan PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL
B.Peningkatan Kualitas PelayananMeningkatkan kualitas pelayanan (pelayanan berbasis evidence)
C.Pendidikan dan PenelitianInformasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian
MANFAAT PATIENT MEDICATION RECORD
D. PembiayaanPetunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kefarmasian
E. Statistik KesehatanSebagai bahan statistik kesehatan, khususnya dalam menentukan kebutuhan obat.
F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan EtikBukti tertulis utama, sehingga bermanfaat untuk melindungi masyarakat dan apoteker.
Seorang Bapak datang ke apotik minta dilayani obat untuk anaknya yang sedang diare. Perlu dilakukan assessment untuk menilai kelayakan permintaan pasien tersebut.Apoteker harus mendokumentasikan pelayanan yang dilakukan dalam bentuk Patient Medication Record. a. Apabila anda apoteker di apotik tersebut, apa saja yang anda lakukan dan anda dokumentasikan ? Kerjakanlah Patient Medication Record untuk pelayanan tersebut !b. Larutan oralit dapat dibuat sendiri. Sebutkan komposisi oralit !c. Informasi apa yang harus anda sampaikan kepada pasien mengenai penggunaan oralit ?
Seorang pasien datang ke apotik dan membutuhkan Microgynon 30 ED. Jawablah pertanyaan di bawah ini :•Microgynon 30 ED adalah kontrasepsi oral kombinasi : monofasik, bifasik atau trifasik ?•Apa arti 30 ED ?•Apa yang anda tanyakan kepada pasien sebelum anda memutuskan untuk menyerahkan obat tersebut?•Kapan obat tersebut mulai digunakan ?•Instruksi atau informasi apa yang anda berikan kepada pasien tersebut selain informasi awal penggunaan obat kontrasepsi ?Kerjakanlah Patient Medication Record untuk pelayanan tersebut ?
R/ Amoksisilin 125 mgActifed 100 mgPhenobarbital 30 mgmf pulv dtd No. 15S 3 dd 1 pulv
Pro : Irwan
a. Pertanyaan apa yang anda berikan pada orang tua pasien sebelum mengerjakan resep
b. DRP apa yang anda ketahui dari R/ tsb
c. Uraikan pengerjaan resep tsb
d. Buat PMR untuk resep tsb
LATAR BELAKANG
PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS• GLOBALISASI• PASAR BEBAS• PERKEMBANGAN IPTEK• REGULASI
INNOVATION
QUALITY
CUSTOMIZATION/KESESUAIAN
TIME
SERVICE
PRICECOMPETITIONCOMPETITION
AVAILABILITY
TUJUH PERSAINGAN GLOBAL
PENGETAHUAN
INFORMASI
INTERDEPENDENSI
PERUBAHAN
PARADIGMA
STANDARISASI TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN
PARADOKS
GLOBALISASI
PERSAINGAN
KESISTEMAN
MUTU INOVASI
PENGERTIAN MUTU• BEBAS DARI KERUSAKAN/CACAT• KESESUAIAN PENGGUNAAN• KESESUAIAN DENGAN PERSYARATAN• MELAKUKAN SESUATU DENGAN BENAR (SESUAI
STANDAR PROFESI)• PEMENUHAN KEBUTUHAN PELANGGAN• KEPUASAN PENGGUNA• KEPUASAN PENGAMPU KEWENANGAN
PENGERTIANJAMINAN MUTU
Semua tindakan terencana dan sistematis yang diimplementasikan dan didemonstrasikan guna memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk atau jasa yang dihasilkan [ disajikan ] akan memenuhi persyaratan mutu tertentu.
Quality Assurance atau jaminan mutu
suatu konsep yang mencakup segala aspek yang secara individual atau
bersama-sama dapat mempengaruhi mutu suatu produk (WHO)
TUJUAN QUALITY ASSURANCE : PENINGKATAN MUTU LAYANAN
PENINGKATAN MUTU LAYANAN ADALAH SUATU PROSES PENGUKURAN DERAJAT KESEMPURNAAN PELAYANAN DIBANDINGKAN DENGAN STANDAR DAN TINDAKAN PERBAIK AN YANG SISTEMATIK DAN BERKESINAMBUNG AN, UNTUK MENCAPAI MUTU PELAYANAN YANG OPTIMAL SESUAI DENGAN STANDAR DAN SUMBER DAYA YANG ADA
BENTUK QUALITY ASSURANCE
INDIVIDUAL BASED PROGRAMPEMANTAUAN/MONITORINGDOKUMENTASIPENILAIANAUDIT INTERNAL SPOPENGENDALIAN / KOREKSIPMRKIE, ETIKPERATURAN PER-UU AN
TEAM BASED ACTIVITYUSE
D
S
A
P
Perbaikan berkelanjutan ingat USE-PDSAHubungan Pemasok – Pelanggan : Hubungkan Visi dengan Kepuasan Pelanggan, Memperkecil Jumlah Pemasok, Identifikasi Pelanggan, Menerapkan dialog rutin dengan PelangganSistem dan strategi Kualitas berfokus Pelanggan : Waktu dan Akurasi Pelayanan, Kesopanan, Tanggung jawab, Kenyamanan dan Kemudahan
U = Understand service quality improvement needs
S = State the quality problems
E = Evaluated the roots cause
P = Plan the solution
D = Do or implement the solution
S = Study the solution result
A = Act to standardize the solution
Continuous Improvement
TANGGUNG JAWAB APOTEKERMENJAMIN KETERSEDIAAN DAN
KETERJANGKAUAN OBAT – ALKESMENJAMIN MUTU, KEAMANAN DAN EFIKASI OBATMENJAMIN SETIAP ORANG MENDAPAT INFORMASI OBAT YANG DIGUNAKANKELUARAN TERAPI OBAT YANG OPTIMAL
STRATEGI PENINGKATAN MUTU
SERVICE QUALITYSERVICE QUALITY
FUNCTIONAL QUALITYFUNCTIONAL QUALITY
MANAJEMEN MUTUMANAJEMEN MUTU
TECHNICAL QUALITYTECHNICAL QUALITY
• PROFESI• MANAJEMEN• KESELAMAT
AN• KEPUASAN
DOKUMEN MUTU
• DOKUMEN TK 1 – 4
MONITORING PENINGKATAN MUTU
KUALITATIF :FLOWCHARTBRAINSTORMINGTREE DIAGRAMFISH BONE
ANALYSIS
KUANTITATIFPARETO DIAGRAMHISTOGRAM
LANGKAH MONITORING PENINGKATAN MUTU
MELAKSANAKAN DOKUMENTASI DAN CATATAN MUTU
MANUAL MUTURENCANA MUTUPROSEDUR PERBAIKANCATATAN MUTU
AUDIT INTERNAL DAN EKSTERNALMENGUJI IMPLEMENTASI DAN EFEKTIVITAS
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KETAATAN PADA STANDAR YANG TELAH DITETAPKAN
Jaminan Mutu Kefarmasian :1. cG M P2. GLP3. GSP4. G D P5. G P P
Secara umum Good Practice meliputi :• PREMISES• PERSONNEL• PROCESS• PRODUCT
DOKUMENTASI SISTEM MUTU
Dokumentasi adalah unsur kunci dalam menjalankan produksi, penyaluran, pelayanan dll sehubungan dengan kepatuhannya terhadap persyaratan GP
Semua unsur, persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan untuk memenuhi sistem mutu harus terdokumentasi secara sistematik, berurutan dan dapat dimengerti dalam bentuk kebijakan dan prosedur
Dokumen harus dirancang, disiapkan, dikaji dan didistribusikan dengan baik
Dokumen ditulis secara detil dan dalam bahasa yang sederhana agar dapat dimengerti oleh pengguna
Secara luas, semua dokumen yang berhubungan dengan mutu dapat digolongkan menjadi: Pedoman Mutu Prosedur Mutu Dokumen Penunjang
atau Instruksi Kerja Catatan Mutu
Semua tingkat dokumen dipadukan melalui sistem pencocokan silang untuk membentuk suatu jaringan dokumentasi terpadu.
Catatan Mutu
Dokumen Pendukung atau Instruksi Kerja
Prosedure Mutu
Pedoman Mutu
TINGKAT DOKUMEN
QSP #03
QSP #02
Prosedure Tetap Mutu
QSP #01
Pedoman Mutu
QM
TINGKAT DOKUMEN
WI #03
WI #02
Instruksi Kerja
WI #01
WP #03
WP #02
Protokol Uji
WP #01
STD #03
STD #02
Standar Mutu/ Spesifikasi
STD #01
CE #03
CE #02
Kode etik/ Kebijakan Kerja
CE #01
IL #03
IL #02
Label Identitas
IL #01
Merupakan dokumen strategis yang menggambarkan sistem organisasi dalam memberikan jaminan mutu untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Tujuan : Untuk menggambarkan struktur sistem mutu Untuk menyatakan kebijakan mutu dan tujuan
organisasi Untuk menggambarkan bagaimana organisasi
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan
PEDOMAN MUTU
Pedoman
Mutu
Prosedur Mutu
Catatan Mutu
Dokumen Pendukung atau Instruksi Kerja
Pedoman Mutu berisi : Pernyataan Kebijakan Mutu Tujuan Mutu Struktur organisasi termasuk
tanggung jawab dan wewenang Prosedur-prosedur, instruksi-
instruksi dan bahan-bahan lain yang dipakai untuk menerapkan manajemen mutu. Pemakai :
Seluruh karyawan dari suatu organisasi
Pihak luar, auditor maupun pelanggan
Merupakan dokumen taktis yang menggambarkan kegiatan /operasi suatu organisasi dalam menerapkan kebijakan mutu yang telah ditetapkan.
PROSEDUR MUTU
Tujuan :Memberikan penjelasan secara detil bagaimana kegiatan harus dilakukan, diawasi dan dicatat dalam melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan.
Prosedur Mutu menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
Apakah proses itu dan tujuannya Dimana aktivitas berlangsung Siapa penanggung jawab untuk setiap
kegiatan Kapan kegiatan selesai dan
bagaimana urutan kerja, frekuensi, dsb.
Bagaimana kegiatan dapat diselesaikan dengan mengikuti pola Instruksi Kerja atau dokumen referensi lainnya
Rujukan dokumen terkait
User : Semua karyawan yang mengatur dan
melaksanakan proses
Pedoman
Mutu
Prosedur Mutu
Dokumen pendukung atau Instruksi Kerja
Catatan Mutu
Merupakan dokumen operasional yang memerinci langkah-langkah bagaimana kegiatan harus dilakukan atau bagaimana produk dapat diterima.
INSTRUKSI KERJA
Tujuan : Merupakan dokumen instruksi, langkah demi
langkah sebagai pedoman dalam menjalankan aktivitas/operasi sehari-hari oleh karyawan di setiap fungsi.
Digunakan secara departemental, setiap tugas atau setiap liniInstruksi Kerja berisi:
Rincian penjelasan suatu perintah untuk menyelesaikan pekerjaan, rincian penanganan metode, peralatan atau mesin
Berhubungan dengan masalah-masalah tehnis dan menekankan pada operasi, inspeksi dan pengujian.
User : Seluruh karyawan yang menjalankan
tugas yang telah ditentukan. Format : Lembar Kerja, Sampel, Daftar Periksa Alat Bantu visual (tape, video,ilustrasi,
photo) Dll.
Pedoman
Mutu
Prosedur Mutu
Dokumen pendukung atau Instruksi Kerja
Catatan Mutu
PERBANDINGAN PROSEDUR DENGAN INSTRUKSI KERJA
Berorientasi pada proses Menjelaskan suatu prosedur Menunjang Kebijakan Mutu Memberikan gambaran umum
suatu proses dan memberikan tindakan sistematik dalam menjamin mutu
Merupakan prosedur yang melibatkan beberapa departemen dan atau bagian
Membutuhkan dokumen penunjang lain dalam pelaksanaannya
Sebagai pedoman pada tingkat organisasi
PROSEDUR
Berorientasi pada tugas Menjelaskan instruksi secara
rinci Memandu operasi Secara khusus menjelaskan
tugas yang harus dikerjakan, metoda dan tehnik yang digunakan untuk mencapai mutu yang ditargetkan
Merupakan instruksi yang diperuntukan bagi departemen atau bagian tertentu saja
Dapat berdiri sendiri pada pelaksanaannya
Sebagai pedoman pada tingkat operasional
INSTRUKSI KERJA
Catatan Mutu, termasuk bagan dan data yang berhubungan dengan disain, inspeksi, pengujian, survei, audit, tinjauan atau hasil-hasil yang
terkait harus disimpan dan dipelihara sebagai bukti penting untuk menunjukkan:
Efektifitas pelaksanaan Sistem Mutu;
Bahwa produk atau pelayanan yang dihasilkan atau diberikan sudah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
Semua Catatan Mutu harus : mudah dibaca dan jelas; bertanggal; mudah dikenali dan diambil dari
tempat penyimpanannya; mempunyai status pengesahan; disimpan dalam waktu yang
ditentukan; dilindungi dari kerusakan dan
keusangan selama penyimpanan.
CATATAN MUTU
Quality Records
Pedoman
Mutu
Prosedur Mutu
Dokumen pendukung atau Instruksi Kerja
Catatan Mutu
FORMAT DOKUMEN
Tidak ada ‘Format terbaik” dalam sistem dokumentasi
Setiap dokumen harus cocok/sesuai untuk semua yang memakai
Secara umum, semua dokumen mutu dapat ditulis dalam format sebagai berikut: narasi Bagan alur kombinasi narasi dan bagan alur elektronik / sistem komputerisasi
DOKUMEN NARASI
Adalah bentuk umum yang paling sering digunakan
Dokumen narasi dapat digunakan untuk menggambarkan: Acuan kebijakan Tujuan: Mengapa dan untuk apa Ruang Lingkup Dokumen rujukan Penanggung jawab Rincian prosedur Catatan bila diperlukan
DOKUMEN BAGAN ALUR
Merupakan skema yang menggambarkan aliran proses dari suatu kegiatan tertentu
Sangat jelas dan mudah dibaca
Contoh dari bagan alur dapat dilihat pada skema disamping ini.
Kadang-kadang dokumen narasi dan bagan alur didukung juga oleh desain dan lay out.
Keterangan1 = Mixer2 = Intermediate bin with activated discharge3 = Feed metering unit4 = Metal separator5 = UPZ fine impact mill with pin discs6 = UPZ fine impact mill with pin discs7 = Automatic reverse-jet filter8 = Fan9 = Rotary valve10= End-product bin with activated discharge11= Bagging unit12= Control cabinet
A = Feed productB = Perfume additionC = End product
DOKUMEN KOMBINASI
DOKUMEN ELEKTRONIK
Penggunaan Pencatatan elektronik dan Tandatangan elektronik/ ERES (Electronic Records; Electronic Signatures)
1. Dokumen adalah : riwayat lengkap suatu siklus pembuatan,
penyaluran, pelayanan dimulai dari awal sampai akhir proses
2. Dokumen harus dirancang, disiapkan, ditinjau dan didistribusikan dengan tepat.
3. Semua dokumentasi harus disusun dalam suatu berkas dan dirawat untuk periode waktu tertentu.
DOKUMEN
Apakah yang harus ditulis dalam dokumen:• Nama dokumen• Nama perusahaan, departemen atau bagian yang
membuat• Nomor dokumen • Halaman dan jumlah halaman • Nomor revisi • Tanggal disetujui • Nama dan tandatangan orang yang
mempersiapkan dokumen • Nama dan tandatangan orang yang memeriksa dan
mengesahkan dokumen • Isi dokumen• Penerima dokumen
ISI DOKUMEN
SISTEM PENOMORAN
Setiap dokumen harus mempunyai nomor dari bagian Pengawasan Dokumen
Sistem penomoran dokumen harus dibuat untuk memudahkan penyimpanan dan pengawasannya.
KOREKSI DOKUMEN
Bila diperlukan pembetulan/koreksi dokumen, dapat dilakukan hal sbb: Data asli tidak boleh hilang (data asli
dicoret) Pembetulan ditulis dekat dengan data asli Koreksi diparaf dan diberi tanggal Sistem komputerisasi :
- menggunakan password - hanya dilakukan orang yang ditunjuk
PENGAWASAN DOKUMEN
• Dokumen harus ditanggali dan disahkan:Dokumen harus ditanggali dan disahkan: disetujui, ditandatangani dan diberi tanggal oleh
yang berwenang Tidak ada dokumen yang diubah tanpa ijin
• Semua catatan dokumen harus dilengkapi sebagaimana proses dijalankan.
• Dibuat daftar dan catatan distribusi dokumen • Dokumen yang sudah tidak dipakai harus:
Ditarik dari pemakai, berdasarkan pada daftar distribusi
tandai “obsolete” atau “tidak berlaku”, dan diarsipkan
• Buat daftar distribusi dokumen, dipusatkan. • Gunakan hanya dokumen yang terbaru
Dokumen yang didistribusikan hendaknya dokumen yang terkini
Salinan dokumen harus didistribusikan kepada bagian-bagian yang terkait
Harus dibuat daftar distribusi dokumen Bagian Pengawas Dokumen atau Bagian
Pengawasan Mutu bertugas mendistribusikan dokumen
Dokumen induk/utama harus diterima oleh bagian Produksi dan Pengawasan Mutu
Dokumen pendukung hanya didistribusikan ke bagian yang terkait saja.
DISTRIBUSI DOKUMEN
Dilakukan secara berkala atau jika diperlukan
Dokumen yang sudah tidak berlaku (obsolete) harus ditarik dari semua bagian yang terkait dan dokumen aslinya harus disimpan atau diarsipkan
Tanggal revisi dicantumkan dalam dokumen yang baru
Setiap revisi harus disahkan oleh yang berwenang.
REVISI DAN PEMBAHARUAN DOKUMEN
Aturan “Jangan” Jangan membuat data yang salah menjadi
tidak jelas (ditulisan menimpa data asli) Jangan menulis koreksi di atas tulisan data
yang salah, coret dan tulis pembetulan di sebelah data aslinya
Jangan lupa menulis semua info yang diperlukan
Jangan lupa membuat paraf dan tanggal perubahannya
Jangan menggunakan tinta berwarna atau pensil
Jangan meninggalkan data yang salah tanpa koreksi (koreksi harus dicek ulang)
PENYIMPANAN CATATAN
Dasar hukum SPO• UU 36/2009 tentang Kesehatan• PP 72/1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi• PP 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian• Kepmenkes 1332 tahun 2002• Kepmenkes 1027 tahun 2004 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek• Kepmenkes 1197 tahun 2004 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di RS
PRINSIP DASAR DOKUMENTASI DAN REKAMAN
KONSEPTUAL IMPLEMENTASIKATAKAN APA YANG KAMU LAKUKAN
DOKUMENTASIKAN SELURUH PROSES KEGIATAN OPERASIONAL
LAKUKAN APA YANG KAMU KATAKAN
IKUTI SELURUH DOKUMEN SISTEM MUTU YANG TELAH DIBUAT
TUNJUKKAN APA YANG KAMU LAKUKAN
CATAT DAN REKAM SELURUH KEGIATAN OPERASIONAL YANG TELAH DILAKSANAKAN
KAJI ULANG DAN TINGKATKAN LAKUKAN AUDIT UNTUK MENGETAHUI PENERAPAN SISTEM MUTU DAN KINERJA OPERASIONAL
LAKUKAN TINDAKAN PENCEGAHAN UNTUK MENGHINDARI KETIDAK SESUAIAN DAN/ATAU TINDAKAN PERBAIKAN BILA PERLU
PENINGKATAN SISTEM MUTU SECARA KONSISTEN DAN BERKESINAMBUNGAN
MENGAPA HARUS MEMBUAT SPO ?
• Agar sesuai dengan persyaratan• Agar dapat berperan dalam manajemen
risiko• Agar dapat berperan meminimalisasi
bahaya• Apoteker bertanggungjawab terhadap
proses dispensing• Apoteker menjamin pelaksanaan
pelayanan kefarmasian dilakukan secara aman
• SPO merupakan sesuatu yang dinamis yang selalu dapat berkembang sesuai dengan komitmen untuk melindungi pasien
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
merupakan bagian integral dari suatu sistem mutu
Standar Prosedur Operasional adalah prosedur tertulis berupa petunjuk operasional tentang Pekerjaan Kefarmasian.
merupakan suatu pedoman yang menjelaskan/ menguraikan tahap demi tahap bagaimana tugas /pekerjaan harus dilakukan
merupakan dokumen yang berfungsi sebagai PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PETUGAS, KONSUMEN DAN ORGANISASI
dapat ditulis atau disajikan dalam bentuk diagram alir
7 syarat prosedur
• Prosedur mutu disusun berdasarkan kebutuhan:– adakah prosedur mutu ? – jika ada apakah masih relevan dan efektif ? – jika tidak ada, prosedur apa saja yang perlu disusun sesuai
dengan standar pelayanan ?
• Prosedur harus ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan, bersama dengan orang yang memiliki tanggung jawab utama terhadap kegiatan tersebut.
• Komitmen terhadap prosedur hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan dalam proses penyusunan prosedur.
• Tahapan proses kegiatan dicatat sendiri, dan orang lain diminta untuk memberi tanggapan
• Prosedur harus jelas, ringkas, dan dapat dilaksanakan• Prosedur harus disusun berdasar rujukan yang dapat
dipertanggung-jawabkan• Merupakan alur kegiatan (flow-chart) dari suatu proses
pelayanan.
7 Hal yang harus diperhatian agar penulisan SPO tidak mengalami suatu kesalahan •Context : tindakan harus dengan baik menguraikan aktivitas yang dapat dilakukan. •Consistency : semua references dan terminologi menggunakan cara yang sama disetiap waktu dan prosedur harus memastikan konsistensi hasil. •Completeness : Tidak membutuhkan informasi lain, logis, atau tidak ada kesenjangan. •Control : Menguraikan aksi dan menunjukkan umpan balik dan pengendalian. •Compliance (pemenuhan) : Seluruh tindakan cukup untuk pemenuhan yang diharapkan •Correctness (ketepatan) : Ditulis dengan tepat / benar (Tatabahasa, tulisan). •Clarity (kejelasan) : Harus mudah dibaca dan dimengerti.
MANFAAT SPO
• SPO membantu untuk menjamin mutu dan konsistensi pelayanan
• SPO membantu untuk meyakinkan bahwa good practice terlaksana di setiap saat
• SPO memberi peluang untuk memanfaatkan keahlian seluruh staf
• SPO memungkinkan Apoteker mendelegasikan beberapa tugas pada staf
• SPO menghindari terjadinya kerancuan• SPO merupakan alat bantu untuk pelatihan staf
baru• SPO memberikan kontribusi pada proses audit
MUATAN SPO
Masing-masing sarana pelayanan kefarmasian mungkin memiliki perbedaan dalam melakukan kegiatannya, namun ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi oleh SPO yaitu :
•Harus spesifik•Tergantung pada kompetensi dari masing-masing staf•Dalam situasi yang normal, kegiatan sesuai SPO harus dapat dilaksanakan setiap saat
Sebaiknya ditempatkan di dekat karyawan bekerja
Penempatan lain : - Sebaiknya master prosedur disimpan tersendiri - Menunjuk seorang karyawan untuk mengawasi penggunaan prosedur kerja
Penempatan yang tepat:memudahkan karyawan menggunakan prosedur kerja tugas tersebut.
Penempatan
Prinsip Pengembangan
- Prosedur dibuat bersama karyawan yang akan menggunakan prosedur
- Lakukan uji coba lebih dahulu &
lihat kemungkinan kesulitan penggunaannya
- Selalu direview dan di ”up date”
Prinsip Pengembangan lanjutan ……
- Dibuat sesederhana mungkin tanpa mengurangi tujuannya :
* mudah dimengerti karyawan * mudah diikuti karyawan
- Hindari prosedur rumit, karena dapat membingungkan karyawan
Perhatikan dalam penyusunan Perhatikan dalam penyusunan SPOSPO
Siapa yang menulis prosedur ? Bagaimana prosedur tersebut direncanakan
dan akan dikembangkan ? Bagaimana mengenal dan memahami
prosedur tersebut ? Bagaimana mensosialisasikan prosedur
tersebut ? Rujukan apa yang dipakai dalam penulisan
prosedur ? Bagaimana pengendalian prosedur tersebut
(meliputi penomoran, kapan disahkan, kapan disosialisasikan, dan kapan dilakukan revisi) ?
Ciri SPO yang baik:Ciri SPO yang baik:
• Tidak menggunakan kalimat majemuk
• Mengenal dengan jelas : siapa melakukan apa, dimana, kapan, dan mengapa
• Menggunakan bahasa yang dikenal oleh pemakai prosedur
• Merupakan flow-chart dari proses kegiatan
Langkah-langkah penulisan SPO
1. Tentukan proses yang akan disusun prosedurnya
2. Lakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang ada pada proses tersebut
3. Gambarkan alur kegiatan (flow-chart)4. Tuliskan prosedur mutu dengan
format tertentu5. Uji coba prosedur6. Perbaikan prosedur
KERANGKA FIKIR PENYIAPAN SPO
TUJUAN Prosedur yang akan dihasilkan
RUANG LINGKUP Lingkup pekerjaan yang terkait dengan prosedur yang disiapkan
ACUAN Pustaka/Peraturan yang digunakan sebagai dasar
TAHAP PROSES Rangkaian kegiatan/tugas yang dilakukan
TANGGUNG JAWAB Personil yang berwenang melaksanakan kegiatan
INFORMASI LAIN Hal-hal yang berkaitan dan harus dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan ini
DOKUMEN TERKAIT Dokumen penunjang, format, catatan
REVIEW Melihat kemutakhiran prosedur dibandingkan dengan perkembangan
PERSIAPAN
Menentukan kegiatan yang akan disusun SPO nya Mengumpulkan peraturan, referensi yang terkait
dengan kegiatan dan mempersiapkan berbagai aspek yang terkait
Penyusun SPO : seseorang atau sekelompok orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup serta terkait dengan pelaksanaan prosedur yang akan disusun SPOnya
Bisa dibentuk kelompok kerja penyusun SPO untuk prosedur yang bersifat multi tasking
FORMAT PENYUSUNAN SPO
1. Halaman judul :a. Nama Kegiatan atau Prosedurb. Nomor SPOc. Tanggal pengesahan, tanggal revisid. Jumlah Halamane. Nama Sarana Pelayanan Kefarmasianf. Tanda tangan penyusun atau Tim
Penyusung. Tanda tangan pemberi persetujuan
FORMAT PENYUSUNAN SPO
2. Daftar Isi :Dibutuhkan untuk :a. Mencari Rujukan dengan cepatb. Mencari Informasi dengan cepatc. Melakukan perubahan atau revisi
bagian tertentu
Contoh Rujukan :Standard Pelayanan KefarmasianText BookPeraturan Perundang-undangan
FORMAT PENYUSUNAN SPO
3. Teks Naskah :a. Menjelaskan tujuanb. Memberi informasi atau menjelaskan standar
yang tepat untuk prosesc. Batasan ruang lingkupd. Menjelaskan istilah khusus/asing yang digunakane. Berisi rangkaian prosedur yang dilaksanakanf. Memuat penjelasan tentang :
Pengaruh gangguan Perlengapan/peralatan yang digunakan Kualifikasi petugas Pertimbangan keamanan dan keselamatan Quality Assurance dan Quality Control yang
dilakukan Referensi
NAMA APOTEK STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Halaman …… dari ……
Nomor ………………..
BAGIAN…………..
SEKSI……………….
Tanggal berlaku ……………………….
Disusun oleh :……………………Tanggal : ………………………
Diperiksa Oleh :……………………….Tanggal : ………………………
Disetujui oleh :…………………….Tanggal :…………………….
Mengganti nomor ………………………..Tanggal :……………………….
Tujuan :Tanggung Jawab :Latar Belakang/Justifikasi :Prosedur :Perhatian :Bahan yang digunakan :Alat yang digunakan :Tempat :Referensi/Rujukan :
FORMAT SPO TIDAK HARUS SAMA DG CONTOH
RUANG LINGKUP SPO
• Masing-masing kegiatan pelayanan kefarmasian mulai dari penerimaan resep sampai dengan penyerahan obat kepada pasien
• Swa medikasi• Pengadaan, penerimaan dan penyimpanan
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan• Suplai sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan• Penyiapan sediaan farmasi/produksi skala kecil• Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya
menjamin sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai syarat mutu, keamanan dan kemanfaatan
PANDUAN PENULISAN SPOTerdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan SPO•Penanganan resep•Pemeriksaan/assessment resep terhadap validitas, keamanan dan kesesuaian klinis•Intervensi dan pemecahan masalah•Pembuatan dan labeling sediaan farmasi•Prosedur pemeriksaan keakurasian•Penyerahan obat ke pasien
Pada penyusunan SPO ada prinsip yang harus dipertimbangkan :•Kerahasiaan pasien•Informasi yang memadai harus diberikan kepada pasien atau pengambil obat•Bila diperlukan referensi yang sesuai dapat digunakan
Dalam rangka memudahkan pemahaman dan pelaksanaannya, maka Standar Prosedur Operasional (SPO) dibagi menjadi 5 (lima) kelompok yaitu :1.SPO Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan2.SPO Pelayanan Kefarmasian3.SPO Higiene dan Sanitasi4.SPO Tata Kelola Administrasi5.SPO lainnya
SPO Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan•Perencanaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan•Pengadaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan antar sarana/unit pelayanan•Penerimaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan•Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan•Pemindahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan•Pemeriksaan Tanggal Kadaluwarsa•Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan yang telah Kadaluwarsa•Pelayanan Obat Permintaan Bidan•Penanganan Obat Kembalian dari Pasien
SPO Pelayanan Farmasi Klinik•Pelayanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Tanpa Resep•Pelayanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Dengan Resep•Pelayanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Dengan Resep Racikan•Penyiapan dan Penyerahan Sirup Kering•Penyiapan dan Penyerahan Tablet dan Kapsul•Penyiapan dan Penyerahan Sediaan Farmasi/ Alat Kesehatan tertentu•Pelayanan Resep Narkotika•Pelayanan Informasi Obat•Konseling (disertai informed concern)
• Penyuluhan Farmasi• Pelayanan Kefarmasian Residensial (Home
Pharmaceutical Care)• Penggantian Obat • Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)• Pemantauan Terapi Obat• Pemantauan kadar obat dalam darah • Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan
Reaksi Obat Tidak Diharapkan (ROTD)• Handling sitostatik• Penyiapan TPN• Ronde (Visite)• Penanganan Obat-obatan yang perlu
perhatian khusus (high alert medications)
SPO Higiene dan Sanitasi•Pembersihan Ruangan•Pembersihan Lemari Es•Pembersihan Alat•Higiene Perorangan
SPO Tata Kelola Administrasi•Pengelolaan Resep•Pembuatan Patient Medication Record (PMR)•Pencatatan Kesalahan Peracikan
SPO Lain-lain•Pemusnahan Resep•Pemusnahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan•Penimbangan Bahan Baku•Produksi Skala Kecil•Pengaturan Suhu Ruangan•Penggunaan Baju Kerja•Cara Pembuatan Standar Prosedur Operasional