DISKRIMINASITeror Pelecehan

SEJARAHDua Wanita yang

Menggebrak Sepak Bola

SOSOKZahra Muzdalifah

Mia HammMarta

PIALA DUNIA WANITADominasi

Amerika Serikat

WANITA DAN SEPAK BOLA

“JANGAN MENGELUHKAN HAL-HAL BURUK YANG DATANG DALAM HIDUPMU. TUHAN TAK PERNAH MEMBERIKANNYA,

KAMULAH YANG MEMBIARKANNYA DATANG.”- R.A. KARTINI -

REDAKSIPresident Director

Levin Jackson

Editor-In-ChiefIrawan Dwi Ismunanto

Senior EditorAsep Ginanjar

Editorial AssistantWisnu Nova

JournalistFajar AbdillahWanda Syafii

Kenza EmeraldyWahyu PrasetyoGalih PrasetyoFeri Patriyadi

Yosua Eka Putra

Social Media SpecialistAlief Maulana

Video EditorYohanes B.S

Graphic & Multimedia TeamFaiz Al JabbarErvan SatrioAnik Karlianti

Avi Elektra

Daftar isi & Redaksi - 1EditorialBunga yang Mulai Merekah - 2SejarahDua Wanita yang Menggebrak Sepak Bola - 3SosokMia Hamm: Ikon Sepak Bola Wanita Pertama - 7SejarahSepak Bola Wanita Indonesia: Perjuangan Yang Masih Jauh Dari Selesai - 9SosokZahra Muzdalifah: Melawan Kemustahilan - 13DiskriminasiBelenggu Sejak Awal - 19Piala Dunia WanitaEnam Dekade Setelah Jules Rimet - 22SosokMarta Viera Da Silva: Wonder Woman Sepak Bola - 27KontroversiWanita - Wanita Kontroversial - 31

DAFTAR ISI

Wanita PerpengaruhDua Srikandi di Sarang Hantu - 15

EDITORIAL

2

BUNGA YANG MULAI MEREKAHOleh: Irawan Dwi Ismunanto - Editor in Chief Football5star.com

“When women play football, they challenge the exclusivity of machismo, and so are

put down through ignorance, derision, and objectification”.

Kalimat itu dituangkan Mario Rustam, kolumnis Magdalene.co, dalam tulisan berjudul “Why I’m Crazy About

Women’s Football”. Mario menekankan bahwa kehadiran wanita di sepak bola, menjadi pendobrak eksklusivitas kaum maskulin serta perlawanan terhadap diskriminasi gender.

Sepak bola memang tak lagi hanya menjadi mimpi laki-laki. Geliat sepak bola wanita mulai terasa di penjuru dunia. Sepak bola menjadi milik semua orang, tak peduli asal-usul atau jenis kelamin. Seorang gadis kecil tak lagi takut untuk mengutarakan mimpi menjadi pesepak bola. Mereka pun tak segan untuk bersaing langsung dengan anak laki-laki di lapangan yang sama.

Mahia Marcias menjadi contoh nyata. Gadis berusia 7 tahun asal Uruguay itu mampu membuat mata dunia terbelalak melalui bakatnya. Apa yang dilakukan Mahia terbilang istimewa. Menjadi satu-satunya perempuan dalam tim junior Nacional, dia sudah didaulat sebagai kapten.

Pintu mimpi menapaki pentas dunia mulai terbuka lebar. Padahal, perjuangannya untuk mendapat pengakuan tak berjalan mudah. Dia selalu mendapat penolakan ketika ingin bermain sepak bola bersama anak laki-laki. Tak jarang pula dia menjadi sasaran ejekan hingga korban permainan fisik.

Namun, Mahia tak menyerah. Dia terus berlatih keras mengasah kemampuan mengolah si kulit bulat. Lapangan basket

di sekolah hingga halaman rumah menjadi tempatnya memulai mimpi. Hanya dia dan bola kulit kesayangannya. Sampai akhirnya, hasil benar-benar tak mengkhianati perjuangan putri sulung dari dua bersaudara itu.

Gol kemenangan untuk Nacional dalam pertandingan Montevideo Derby melawan Penarol pun

membawa Mahia mewujudkan salah satu mimpinya. Dia diundang ke Spanyol, untuk berlatih di tim putri Deportivo Tacos bersama pemain idolanya, Yamila Badell.

“Mimpiku tak seperti kebanyaan gadis lain: bermain sepak bola.

Banyak orang bilang itu mustahil, karena sepak bola untuk anak laki-laki.

Tapi, seberat apa pun rintangan, aku tak pernah mengubah mimpi. Aku

hanya mengubah jalan hidupku,” ujar Mahia, dalam sebuah video singkat

yang menceritakan kisahnya.

Kisah Mahia hanya segelintir dari perjuangan gadis-gadis kecil di pelbagai penjuru bumi dalam mengais mimpi. Sebagian mungkin mengalami situasi yang mirip, rela mendobrak dominasi kaum laki-laki demi mimpi. Di Indonesia, salah satu penggawa timnas putri Indonesia, Zahra Muzdalifah, pun pernah merasakan hal serupa dalam perjalanannya menjadi pesepak bola profesional.

Seperti yang diungkapkan Mario Rustam dalam tulisannya, ketika wanita sudah memutuskan bermain sepak bola, mereka siap mendobrak eksklusivitas kaum maskulin. Perjuangan mengejar level sepak bola putra memang masih jauh. Namun, bak bunga yang mulai merekah, geliat sepak bola wanita menjadi sebuah keniscayaan.(*)

imag

es.o

le.c

om.a

r

SEJARAH

3

Sepak bola sangat identik dengan hal berbau maskulin. Tak heran jika seperti ada jurang pemisah ketika

membicarakan sepak bola pria dan wanita.

Dominasi pria begitu kental dalam sepak bola modern. Sementara itu, sepak bola wanita baru marak jelang akhir abad ke-20 dan muncul Piala Dunia Wanita untuk pertama kalinya pada 1991.

Padahal, keterlibatan wanita dalam perkembangan sejarah sepak bola telah ada sejak lama. Terutama dilakukan oleh masyarakat Cina pada era Dinasti Donghan atau tahun 25 (25-200).

Ketika itu, orang-orang di Cina, termasuk kaum wanita, memainkan Tsu Chu yang merupakan cikal bakal dari sepak bola. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya lukisan

dari Dinasti Han yang mempertontonkan para wanita bermain Tsu Chu. Bola yang digunakan berbahan dasar kulit binatang.

Secara perlahan, Tsu Chu dilarang terutama pada masa pemerintahan Dinasti Qing (1644-1912). Para wanita harus bermain secara diam-diam dan di tempat yang tidak mencolok.

Perjuangan para wanita di Cina membuahkan hasil sekitar tahun 1920. Mereka kembali bebas bermain sepak bola tanpa ada larangan. Bahkan, itu masuk dalam kurikulum pendidikan di beberapa sekolah.

Dilarang di Mana-ManaInggris mengklaim sebagai penemu sepak bola modern. Di negara tersebut pulalah, sepak bola wanita mulai marak dimainkan sekitar dekade 1980-an.

olde

st.or

g

DUA WANITA YANG MENGGEBRAK DUNIA

Kendati begitu, anggapan bahwa sepak bola tidak cocok untuk kaum hawa tetap ada. Alasannya sederhana. Sepak bola adalah olahraga yang keras dan mustahil dimainkan dengan rok panjang. Selain itu, sepak bola juga penuh kontak fisik dan dimainkan oleh kelas menengah ke bawah.

Pada era tersebut, wanita diperbolehkan melakukan olahraga, termasuk sepak bola. Namun, tetap ada etika yang harus dijaga. Wanita dilarang bermain terlalu kasar, tidak boleh menunjukkan bagian tubuh, harus dimainkan di tempat tertutup dan tidak disaksikan pria. Kebebasan yang diberikan kepada kaum wanita pun terasa semu dan bertolak belakang dengan sepak bola.

Dunia sepak bola wanita harus berterima kasih kepada Lady Florence Dixie dan Nettie J. Honeyball karena keduanya mendobrak kekangan etika dan tabu di kalangan masyarakat Inggris kala itu.

Lady Florence adalah seorang novelis yang sering mengirimkan artikel ke berbagai harian. “Sepak bola adalah olahraga untuk wanita, hiburan yang bakal memastikan kesehatan, membantu menghancurkan stigma negatif dan merupakan busana bagi wanita saat ini,” tulis dia di harian Pall Mall Gazette. Itu merujuk pada pendobrakan tradisi konservatif oleh kaum fenimis. Dia juga menjadi ketua British Ladies Football Club.

socc

erfa

c.w

eebl

y.co

m

SEJARAH

4

SEJARAH

5

Kapten tim, Nettie Honeyball, pernah difoto menggunakan kostum klub dengan memperli-hatkan kakinya. Hal itu menjadi sebuah skan-dal memalukan bagi para pemikir konservatif. Bagi kebanyakan pria dan wanita, kaki seo-rang perempuan terlarang untuk diperlihatkan.

Nettie berkeras menentang aturan yang meng-haruskan pesepak bola menggunakan pakaian lebih tertutup. Dia beralasan bahwa pakaian tertutup mengganggu keleluasaan bergerak di lapangan hijau. “Wanita bukan makhluk hias dan tidak berguna seperti yang digambarkan kaum pria. Kami tidak memainkan anggota la-di-da. Kami ingin bermain dengan semangat yang tepat,” serunya.

Pada 1921, sebuah laga sepak bola wanita digelar di Everton. Jumlah penonton yang me-madati stadion mencapai 53.000. Bukannya mendapat respons positif, Federasi Sepak Bola Inggris (FA) justru menganggap itu sebagai an-caman bagi sepak bola pria.

Jerman dan Belanda juga melarang sepak bola wanita pada 1955. Sepak bola wani-ta pun seolah tenggelam begitu saja. Ketiga negara Eropa tersebut baru memperbolehkan kembali sepak bola wanita pada 1970. Kepu-tusan tersebut turut mendorong perkembangan sepak bola wanita.

Inggris memiliki beberapa klub sepak bola wanita yang ternama, seperti Chelsea La-dies Football Club, Arsenal Ladies, dan Bris-tol Academy Ladies. Di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat, terdapat Boston Breakers, Washington Freedoms, dan Arizona Heat-waves. Di Jepang, ada INAC Kobe Leones-sa, NTV Beleza dan Albirex Niigata Ladies.

quin

topa

rtido

.com

SEJARAH

6

Pada 1991, Piala Dunia untuk wanita per-dana digelar dengan Cina sebagai tuan rumah. Beberapa klub profesional pun membantu tim wanita serta mengadakan kompetisi sendiri. Lima tahun berselang, gil-iran Olimpiade yang mempertandingkan cabang sepak bola wanita untuk pertama kalinya.

Sepak bola wanita terus menghadapi tan-tangan demi tantangan lainnya. Diskrim-inasi hingga pelecehan masih sering di-jumpai. Kesenjangan dengan sepak bola pria pun masih begitu terasa. Bukan hanya di Eropa, melainkan juga di benua-benua lainnya.

Meski begitu, selalu saja muncul sosok-so-sok wanita yang enggan patah arang dan memilih berjuang. Tidak bermodalkan pa-ras cantik, tetapi dengan aksi memukau atau prestasi di lapangan hijau.

Sederet bintang lahir di dunia sepak bola wanita. Nama Mia Hamm sangat meleg-enda, terutama di Amerika Serikat. Begitu

juga dengan Marta Vieira da Silva dari Brasil dan Homare Sawa dari Jepang.

Begitu banyak sosok yang menginspirasi kaum wanita untuk terus memperjuangkan haknya di sepak bola. Sebut saja, Helena Costa. Dia menjadi sorotan lantaran menja-di wanita pertama di dunia yang menjadi pelatih tim sepak bola pria, yakni klub kasta kedua Prancis, Clermont Foot, pada 2014.

Berbagai kalangan juga mulai membu-ka mata dan terlibat aktif dalam upaya penyetaraan antara sepak bola pria dan wanita. Salah satunya, Adidas yang meng-umumkan akan memberikan bonus untuk setiap tim yang bertanding di Piala Dunia Wanita 2019 setara dengan yang diterima para pemain pria.

“Kami yakin dalam menginspirasi dan me-mungkinkan generasi atlet perempuan beri-kutnya, para kreator dan pemimpin dengan menghancurkan penghalang,” tutur Head of Global Brands Adidas, Eric Liedtke.

Tantangan datang silih berganti. Namun, sepak bola wanita terus bangkit dari ket-erpurukan. Aksi-aksi kaum hawa di lapan-gan hijau pun kian diminati. Buktinya, laga sepak bola wanita antara Atletico Madrid dan Barcelona di Wanda Metropolitano, Minggu (17/3/2019), dibanjiri penonton.

Total, laga tersebut disaksikan 60.739 pas-ang mata yang datang langsung ke mar-kas Los Rojiblancos. Angka itu pun menjadi rekor baru jumlah penonton dalam sebuah pertandingan kompetisi kasta tertinggi sepak bola wanita Eropa.

Sepak bola harusnya tidak terhalangi masalah gender. Sampai kapan pun, sama seperti hak-hak lainnya, hak wani-ta untuk terlibat dalam sepak bola harus selalu diperjuangkan. (Yosua)

cdns

.klim

g.co

m

SOSOK

7

Jika membicarakan jumlah penampilan bermain di level internasional, mungkin nama pertama yang terbesit adalah Iker

Casillas atau Gianluigi Buffon. Kedua pemain itu memang menjadi ikon di negaranya masing-masing dan berhasil mengoleksi lebih dari 160 cap untuk Spanyol dan Italia.

Akan tetapi, pencapaian kedua pemain itu masih kalah jauh dibanding sosok legenda sepak bola wanita Amerika Serikat, Mia Hamm. Selama 17 tahun berkarier di dunia sepak bola, sosok Mia Hamm berhasil mengoleksi 276 cap untuk timnas Wanita Amerika Serikat. Angka tersebut bukanlah yang terbanyak. Rekor tersebut jatuh ke tangan Kristine Lily yang juga membela Amerika Serikat. Lily berhasil mengoleksi 354 cap sepanjang kariernya.

Namun, Hamm berhasil melengkapi pencapaian tersebut dengan raihan 158 gol dan mampu membawa Amerika Serikat menjadi salah satu tim yang ditakuti di sepak bola wanita. Di Amerika Serikat, ia juga menjadi salah satu pionir kelahiran liga sepak bola wanita pertama.

Gemilang di timnas ASMia Hamm pertama kali masuk ke skuat timnas Amerika Serikat ketika masih berusia 15 tahun pada tahun 1987. Ketika itu, ia disebut-sebut

sebagai salah satu bakat sepak bola wanita terbaik di Amerika Serikat dan dunia.

Gol pertamanya untuk timnas Amerika Serikat lahir di partai ke-17-nya. Di tahun 1991, bakat besarnya berhasil membuat pelatih Anson Dorrance terpana. Dorrance pun memutuskan untuk menyertakan Hamm ke dalam skuatnya untuk berlaga di ajang Piala Dunia Wanita pertama. Ketika itu, ia masih berusia 19 tahun dan menjadi pemain termuda di dalam skuat arahan Dorrance.

Ia pun berhasil membayar tuntas kepercayaan Dorrance dengan penampilan gemilang. Hamm berhasil mencetak gol di partai perdana Piala Dunia Wanita melawan Swedia. Setelah itu, ia berhasil melanjutkan penampilan gemilangnya dan kembali mencetak gol di partai selanjutnya melawan Brasil. Kontribusi maksimal dari Hamm berhasil membuat Amerika Serikat menjadi kesebelasan pertama yang berhasil menjadi jawara Piala Dunia Wanita.

Di edisi selanjutnya pada tahun 1995, Hamm kembali menjadi bagian dari skuat timnas Amerika Serikat. Kali ini, catatan dua gol miliknya gagal membawa Amerika Serikat mempertahankan gelar setelah takluk dari Norwegia di partai semifinal.

MIA HAMM

IKON SEPAK BOLA WANITA PERTAMA

cdn.

vox-

cdn.

com

Setahun berselang, ia menjadi bagian dari skuat Amerika Serikat yang berlaga di ajang Olimpiade 1996. Olimpiade tersebut menjadi tonggak sejarah bagi perkembangan sepak bola wanita di seluruh dunia. Pasalnya, untuk pertama kalinya sepak bola wanita menjadi cabang olah raga yang ikut dipertandingkan. Tampil di hadapan para pendukung sendiri, Amerika Serikat dan Hamm tampil perkasa dan berhasil meraih medali emas.

Selepas penampilan gemilang di Olimpiade 1996, Hamm menjadi salah satu nama yang cukup diperhitungkan di cabang olah raga sepak bola wanita. Dalam jangka waktu delapan tahun setelah tampil di Olimpiade, Hamm berhasil tampil di dua Piala Dunia Wanita serta dua Olimpiade. Hasilnya, ia berhasil memenangkan dua medali emas olimpade serta satu gelar juara Piala Dunia Wanita.

Pada 2004, Hamm memutuskan untuk mengakhiri kariernya sebagai pesepak bola profesional. Di partai profesional terakhirnya, Hamm mampu mencetak dua assist dan membawa Negeri Paman Sam meraih kemenangan besar atas Meksiko dengan skor 5-0.

Sang PionirPada tahun 2001, Hamm menjadi salah satu pemain yang memprakarsai berdirinya liga sepak bola wanita pertama di Amerika Serikat yang bernama Women’s United Soccer Association (WUSA). Ia pun memutuskan untuk bergabung ke klub asal ibukota Amerika Serikat, Washington Freedom.

Di musim perdananya, bantuan besar dari Mia Hamm membuat WUSA berhasil mendapatkan cukup banyak sponsor. Di antaranya adalah Time Warner Cable, Cox Enterprises, Cox Communications dan Comcast Corporation serta beberapa sponsor lainnya. Investasi dari beberapa sponsor itu berhasil membuat WUSA mengumpulkan dana sebesar 40 juta US Dollar untuk modal kompetisi selama lima musim.

Di musim pertamanya bersama Washington Freedom, Hamm gagal menunjukkan penampilan gemilang. Hal itu juga menjadi alasan Washington Freedom kembali gagal

menjadi jawara di musim kedua WUSA. Di musim ketiga, Washington akhirnya berhasil menjadi jawara WUSA setelah mengalahkan Atlanta Beat di partai final.

Capaian spesial ini pun harus diikuti dengan kisah sedih. Pasalnya, kegagalan mendapatkan sponsor dan investesi tambahan membuat WUSA harus berakhir. Selain itu, minimnya kontribusi penonton yang hadir di stadion juga menjadi alasan kuat di balik bubarnya WUSA.

Paling MenjualSelain aktif sebagai pesepak bola profesional, Mia Hamm juga terlibat di dalam beberapa kegiatan amal. Pada 1999, ia mendirikan Mia Hamm Foundation, sebuah yayasan non-profit yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang membutuhkan donor Bone Marrow atau Cord Blood. Yayasan ini ia dirikan dua tahun setelah kematian saudara tirinya, Garrett, karena menderita penyakit anemia.

Selain itu, Hamm juga menjadi salah satu atlet wanita yang memiliki nilai jual paling tinggi seantero jagat. Ia berhasil menandatangani kontrak eksklusif dengan beberapa brand ternama seperti Nike, Gatorade, Mattel, dan Pepsi. Ia bahkan sempat menjadi sampul utama dari majalah Sports Illustrated, Time dan People.

Pada Oktober 2014, Hamm resmi menjadi salah satu pemilik tim MLS, Los Angeles FC. Tak lama setelahnya, ia berhasil menjadi salah satu anggota dewan direksi AS Roma yang dimiliki oleh seorang pebisnis asal Amerika Serikat. Hamm menjadi salah satu pihak yang memprakarsai berdirinya tim sepak bola wanita AS Roma pada 2018.(Kenza)

SOSOK

8

- 2 Piala Dunia Wanita (1991, 1999)- 2 Medali Emas Olimpiade (1996, 2004)- 1 Medali Perak Olimpiade (2000)- Satu Piala WUSA (2003)

Gelar yang dimenangkan Mia Hamm

MIA

HA

MM

SEJARAH

9

Jejak langkah sepak bola Indonesia terbilang sulit ditelusuri. Tak banyak sumber dan literatur yang

mengungkapkan secara persis asal mula dan awal kemunculan sepak bola wanita di negeri ini. Dari sedikit sumber yang ada, diketahui bahwa geliat sepak bola wanita baru terasa di Nusantara pada akhir 1960-an.

Geliat itu, menurut Pikiran Rakyat, muncul untuk kali pertama di Bumi Priangan, tepatnya Bandung. Sosok penggeraknya adalah Wiwi Hadhi Kusdarti. Pada awal 1969, pegawai salon di Hotel Savoy Homan itu merasa tergerak untuk membuat sebuah kesebelasan sepak bola wanita. Lewat surat pembaca di sebuah surat kabar terkemuka, dia akhirnya mendapat respons dari Haji Mahdar, pendiri klub Putra Priangan.

“Pak Mahdar mendatangi saya. Dia bilang, ‘Apa ibu berani membuat tim bola wanita. Di Indonesia itu berat bikin klub bola wanita. Ibu enggak takut?’” kenang Wiwi pada 2017 seperti dikutip Football5Star dari Pikiran Rakyat.

Berkat bantuan petinggi Persib Bandung yang dikontak Haji Mahdar, Wiwi akhirnya

berhasil membentuk sebuah klub yang diberi nama Putri Priangan. Itu terjadi pada 5 Februari 1969. Wiwi tak menyangka, animo putri-putri Priangan untuk bergabung ternyata luar biasa.

Kemunculan Putri Priangan lantas memicu kelahiran klub-klub serupa di beberapa daerah lain. Dua yang terkenal dan lantas jadi pesaing berat Putri Priangan adalah Putri Mataram dan Buana Putri.

“Dalam waktu singkat, di Surabaya terbentuk, Tegal, Solo, Malang, bahkan ke Ambon juga ada,” ujar Wiwi.

twitt

er.c

om/k

ango

pepi

kira

n-ra

kyat

.com

SEPAK BOLA WANITA INDONESIA

PERJUANGAN YANG MASIH JAUH DARI SELESAI

WIWI KUSDARTI

SEJARAH

10

Geliat tersebut jadi modal bagi Indonesia untuk berbicara di Asia. Pada 1977, timnas wanita Indonesia untuk kali pertama ikut Piala Asia dan berhasil menempati posisi keempat. Mereka mewarnai kesuksesan itu dengan mengalahkan Jepang 1-0.

Total, empat kali timnas wanita Indonesia berkiprah di ajang tertinggi di Kawasan Asia tersebut. Tiga partisipasi lainnya adalah pada 1981, 1986, dan 1989. Pada 1986, Indonesia kembali meraih peringkat keempat.

Gebrakan Sjarnoebi SaidAnimo yang tinggi dan potensi yang ada pada akhirnya membuat sepak bola wanita mencapai titik keemasan. Itu terjadi pada awal 1980-an. Kebijakan Sjarnoebi Said selaku Ketua Umum PSSI waktu itu membuat klub-klub sepak bola wanita mendapatkan wadah.

Pada 1981, PSSI menggelar Piala Kartini. Turnamen ini memang hanya diikuti empat klub. Mereka adalah Putri Priangan (Bandung), Putri Pagilaran (Pekalongan), Sasana Bakti (Surabaya), dan tuan rumah Buana Putri (Jakarta). Penyelenggaraannya pun singkat saja, 23 hingga 27 Mei 1981. Namun, antusiasme penonton luar biasa.

Pada akhir turnamen, Buana Putri jadi yang terbaik. Di final, mereka menang 1-0 atas Putri Priangan.

Setahun berselang, seiring keberadaan Galatama, Galakarya, dan Galasiswa, PSSI juga menggelar Galanita, yakni Invitasi Sepak Bola Wanita. Turnamen sepuluh hari ini dimaksudkan sebagai ajang seleksi timnas Indonesia untuk Piala Asia Wanita 1982.

Jumlah peserta Galanita lebih banyak dari Piala Kartini. Ada Sembilan klub yang ambil bagian. Selain empat klub yang ikut di Piala Kartini, ada juga Putri Jaya (Jakarta), Mojolaban (Sukoharjo), Putri Setia (Surabaya), Anging Mamiri (Makassar), dan Putri Cendrawasih (Jayapura). Namun, sang juara tetap Buana Putri. Kali ini, mereka menaklukkan Putri Pagilaran 4-0 pada laga final.

Akan tetapi, gebrakan Sjarnoebi Said ini tak lantas menjadi pemicu kemunculan liga profesional. Dari tahun ke tahun, klub-klub sepak bola wanita hanya bisa bertumpu pada undangan untuk mengikuti turnamen yang tak selalu ada. Dalam beberapa periode, sepak bola wanita seolah mati suri. Namun, kemudian hidup lagi seiring kemunculan berbagai turnamen.

indo

spor

t.com

SEJARAH

11

kem

enpo

ra.g

o.id

Anggar Kaswati, mantan pemain Putri Mataram, masih mengingat betul hal tersebut. “Itu terjadi pada tahun 1990-an. Banyak turnamen yang digelar secara rutin sehingga klub-klub baru bermunculan. Saya masih bermain meski sudah punya anak tiga. Akhirnya saya berhenti pada 2006,” kata dia kepada Harian Bola pada 2015.

Pekerjaan Rumah PSSIAnggar menegaskan, kehidupan klub-klub sepak bola wanita sepenuhnya tergantung diri sendiri. Dia merasa tak ada perhatian sama sekali dari PSSI. “Sepak bola wanita tumbuh secara mandiri. Tidak ada dukungan dari PSSI. Karena itu, klub-klub baru bertanding bila ada undangan turnamen. Saat itu, tidak ada kompetisi atau turnamen di bawah PSSI,” tutur wanita yang menekuni sepak bola sejak 1976 itu.

Hingga kini, kondisi belum berubah. Kesadaran tentang arti penting liga sepak bola wanita sudah tumbuh. Edy Rahmayadi saat menjabat Ketua Umum PSSI sempat mengutarakan hal itu. Namun, rencana menggelar kompetisi liga sepak bola wanita baru sebatas wacana. Tak pernah menjadi nyata. Tak terkecuali untuk saat ini. Sesuai amanat Kongres PSSI pada 2018, Liga 1 Wanita harus segera

diwujudkan. Namun, realisasinya masih jauh panggang dari api.

“Jadi ini sesuai komitmen awal dan memang telah direncanakan sejak awal tahun. Di Kongres PSSI terakhir juga kompetisi sepak bola wanita juga menjadi salah satu pembahasan, jadi bukan masalah mungkin atau tidak digelar ke depannya,” ujar Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria kepada Tribun Sumsel di sela-sela gelaran Asian Games 2018.

Menurut Sekjen PSSI, Liga 1 Wanita diharapkan bergulir pada 2019. Mengenai pesertanya, dia mengungkapkan, kemungkinan bentukan dari klub-klub yang berkiprah di Liga 1 2019. Entah itu bentukan baru atau kerja sama dengan klub-klub sepak bola wanita yang telah eksis sebelumnya.

Akan tetapi, kelanjutan rencana tersebut masih mengawang. Hingga kini, wacana Liga 1 Wanita perlahan mulai tenggelam seiring kasus hukum yang menjerat para petinggi PSSI. Seperti dikatakan Plt. Ketum PSSI, Gusti Randa, prioritasnya saat ini adalah memastikan Liga 1 2019 bergulir dan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI terselenggara dalam waktu dekat. Soal Liga 1 Wanita, dia sama sekali tak menyinggungnya. (Asep)

SEJARAH

pbs.

twim

g.co

m

Seperti halnya Raden Ajeng Kartini saat menuntut kesempatan bersekolah bagi kaum wanita pada masa penjajahan Belanda, para pionir sepak bola wanita di Indonesia juga harus menentang tabu. Namun, mereka tak surut langkah. Tekad kuat membawa mereka melabrak tabu dan meruntuhkan dinding-dinding penghadang.

Wiwi H. Kusdarti, pendiri Putri Priangan, mengatakan bahwa masyarakat pada waktu itu menganggap sepak bola wanita dapat meruntuhkan ahlak. Olahraga itu dinilai tak sesuai dengan nilai-nilai budaya ketimuran yang dipegang masyarakat Indonesia. Tentangan terhadap sepak bola wanita bukan hanya datang dari awam. Menteri Muda Urusan Peranan Wanita Lasiyah Soetanto seperti dimuat Majalah Femina pada 11 Agustus 1981 menyebutkan, “Masih banyak olahraga yang lebih pantas dilakukan wanita timur dan pantas dilihat mata.”

Komentar miring juga dituturkan pengurus DPP Wanita Katolik, Martha Hadi Mulyanto. “Kasihan kalau wanita-wanita itu hanya jadi bahan tertawaan. Apalagi sepakbola itu permainan yang keras. Biarlah kaum pria saja yang melakukannya,” kata Martha seperti dikutip majalah yang sama.

Hal tersebut membuat Muthia Datau dan Papat Yunisal yang saat itu berkiprah sebagai pemain sepak bola wanita gerah. Keduanya memahami pro dan kontra yang muncul. Namun, mereka tetap tak habis pikir.

“Pasti ada pro dan kontranya. Kita kan di Timur. Padahal, seragam enggak ketat juga sebenarnya. Hanya celana pendek kok. Namanya juga main bola. Memang sepakbola itu konotasinya olahraga laki-laki. Tapi seiring perkembangan zaman, laki-laki dan perempuan disetarakan. Tinggal bagaimana orang mau mengartikannya.

Saya sih tidak peduli orang mau bilang

apa. Memang kenapa? Apa salahnya?” ujar Muthia Datau, eks kiper Buana Putri kepada Historia pada 2018.

Hal senada diutarakan Papat Yunisal, eks pemain Putri Priangan dan timnas putri era 1980-an. “Jadi salah kaprahnya dulu, kesannya wanita tidak boleh aktivitas berat. Banyak yang bicara ini-itu. Tapi ya kita harus tunjukkan (kemampuan),” ujarnya kepada Historia.

Perlahan tapi pasti, anggapan miring itu mulai terkikis. Apalagi ketika zaman terus berubah dan sepak bola wanita kian marak di berbagai negara. Namun begitu, langkah sepak bola wanita di Indonesia masih saja senyap karena kemauan politik PSSI dan pemerintah yang belum benar-benar kuat. (Asep)

MELABRAK TABU

MUTHIA DATAU

12

twitt

er.c

om/a

yudh

69

SOSOK

13

Zahra Muzdalifah adalah masa depan sepak bola wanita Indonesia. Ia bukanlah pesepak bola wanita

pertama di Indonesia, tapi kisah Zahra hingga menjadi salah satu bintang layak dijadikan pelajaran bagi banyak wanita di Tanah Air.

Dasar ego masyarakat Indonesia yang terlalu patriarkis, awal mula Zahra merintis karier pun tak lepas dari cibiran. Ia sempat dianggap tak layak bermain sepak bola karena hanya pria yang pantas memainkannya.

“Awalnya saya tidak memiliki teman karena tak ada yang mau berteman sama saya. Karena teman di Sekolah Sepak Bola (SSB) kerap menggoda. Namun, saya bersikap biasa saja. Hal itu tidak membuat saya jadi suka sama salah satu dari mereka,” ujar Zahra Muzdalifah kepada Football5star.com.

Semangat pantang menyerah dan dorongan dari orang tua membuat Zahra untuk terus melangkah. Dia yang awalnya berlatih di SSB khusus wanita, sampai akhirnya pindah ke Akademi Sepak Bola Intinusa Olah Prima (ASIOP) Apacinti yang menjadikan Zahra sebagai pesepak bola wanita pertama.

“Saya awalnya berlatih di SSB Madania khusus wanita. Hanya, karena di sana tidak ketat, jadi saya memutuskan pindah ke SSB Patriot Merah Putih,” kata Zahra.

Di SSB Merah Putih itulah Zahra mulai mengikuti turnamen sepak bola. Meskipun diakui oleh remaja kelahiran 2001 ini sempat membuat dia gugup.

Karier sepak bola Zahra semakin menanjak setelah pindah ke Asiop. Di sini, Zahra semakin rajin mengikuti turnamen sepak bola. Misalnya Liga Kompas Gramedia dan Liga Top Skor.

Eky/

Foot

ball5

star.c

om

ZAHRA MUZDALIFAH

MELAWAN KEMUSTAHILAN

SOSOK

14

eki/

foot

ball5

star.c

om

Jasa Sang MamaTak ada orang tua yang tak mau mendukung tumbuh kembang sang anak. Rosalinda misalnya. Ibu kandung Zahra Muzdalifah ini juga ingin sang anak bisa terus fokus di dunia sepak bola, dunia yang sangat digemarinya.

“Saya melihat Zahra memiliki minat di sepak bola. Saya tentu tak ingin ia setengah-setengah di sepak bola. Jika dia memang menyukai sepak bola, ya harus digeluti,” ujar Rosalinda.

Sebagai ibu, ia mengerti sekali kondisi putrinya. Wanita yang memiliki suasana hati kerap berubah-ubah menjadi salah satu masalah yang harus segera ia selesaikan.

“Ketika Zahra sedang merasa terpuruk, tugas saya adalah membuat dia bangkit kembali. Ketika mainnya jelek, saya memberi tahu kekurangannya. Ya, meskipun ada beberapa kesempatan Zahra menerima kritik dari saya dan kadang juga tidak. Wajarlah, namanya juga masih anak-anak.”

Karier Zahra kini tengah meroket tajam. Ia menjadi salah satu bagian dari skuat Indonesia dalam Asian Games 2018 di saat umurnya masih 17 tahun. Di tengah ketidakjelasan nasib sepak bola wanita di Indonesia, dara kelahiran Jakarta ini tengah menjajaki kemungkinan meniti karier di Eropa. Semoga sukses, Zahra! (Alief)

Emansipasi atau kesetaraan hak untuk kaum hawa masih menjadi salah satu isu besar. Bahkan, pada era globalisasi

seperti sekarang yang katanya semua manusia punya kesempatan sama di semua segmen kehidupan, termasuk sepak bola.

Fatma Samoura dan Ratu Tisha Destria bisa menjadi sosok konkret terwujudnya cita-cita emansipasi wanita dunia era modern. Masyarakat Indonesia lebih familiar dengan nama kedua. Maklum, ia adalah Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Sementara itu, Fatma Samora, menduduki posisi yang persis sama dengan Ratu Tisha. Namun, secara hierarki, Tisha harus melewati tiga lapisan untuk menyamai level Fatma. Wanita ini tak lain adalah Sekjen Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) saat ini.

Jika membahas dua orang sosok ini, cita-cita emansipasi melawan supremasi kaum Adam bisa jadi sudah terwujud. Tidak main-main, peran dua wanita luar biasa ini tidak bisa dianggap sepele di posisi masing-masing. Keduanya menjadi ujung tombak nasib sepak bola nasional dan internasional.

Keduanya sama-sama tercatat sebagai wanita pertama di posisi masing-masing. Tisha terpilih atas dasar rapat Komite Eksekutif PSSI pada 2017 silam. Ia menggantikan Ade Wellington yang memilih mundur dari kursi Sekjen. Adapun Samoura mendapatkan mandat langsung dari Presiden FIFA, Gianni Infantino, untuk duduk di kursi Sekjen FIFA.

Beban dongkrak reputasi FIFASamoura datang ke Zurich tak lama setelah “badai” penangkapan terhadap para petinggi FIFA pada 2016. Presiden terpilih saat itu, Gianni Infantino, menunjuknya langsung untuk membenahi organisasi tertinggi sepak bola tersebut. Wajar saja, skandal korupsi besar-besaran yang dilakukan para pejabat FIFA mencoreng citra mereka.

Beban berat jelas ada di pundak wanita Senegal tersebut. Ada hal lain yang harus dihadapinya dalam menjalani tugas yakni pengalaman. Hal menarik dari ditunjuknya Samoura adalah ia bukan berasal dari lingkungan sepak bola. Hal ini yang membuat banyak pihak sempat ragu terhadap Infantino karena menunjuk wanita non-kulit putih untuk duduk di kursi Sekjen FIFA.

DUA SRIKANDIDI SARANG HANTU

WANITA BERPENGARUH

15

suar

a.co

m

Samoura datang dengan segudang pengalaman sebagai diplomat. Sebelum masuk FIFA, sebagian besar kariernya ia habiskan untuk mengabdi ke PBB. Sejak 1995, ia tergabung di World Food Programme yang bertanggung jawab memantau krisis pangan di berbagai negara, termasuk ketika Timor Leste ingin melepaskan diri dari Indonesia.

Keputusan Infantino tampaknya cukup berasalan. Kemurnian Samoura yang tidak pernah bersentuhan dengan “racun” di tubuh FIFA membuatnya bekerja tanpa beban dan konflik kepentingan. Salah satu hasil kerjanya adalah aliran pemasukan kas yang diperkirakan mencapai 5,6 miliar dolar AS selama 2015 hingga 2018.

Dana tersebut berasal dari berbagai kerja sama dan sponsor yang berhasil didatangkannya. Itu merupakan bukti bahwa kepercayaan publik terhadap FIFA perlahan mulai pulih. Reputasi lembaga korupsi yang beberapa tahun sebelumnya seakan hilang.

Lawan Perdana Menteri InggrisSamoura dikenal sebagai pribadi yang tak pandang bulu dalam mengaplikasikan kitab

suci bernama statuta. Tak tanggung-tanggung, ia harus berhadapan langsung dengan salah satu wanita paling berpengaruh, Theresa May yang tak lain adalah Perdana Menteri Inggris.

Sumber masalahnya adalah ketika Samoura menganggap penggunaan simbol bunga poppy di tanah Inggris Raya. Pada November 2016, ia melarang Inggris, Skotlandia, dan Wales untuk memasang simbol tersebut ketika bertanding karena menganggap ada unsur politis.

“Harus diketahui, Inggris Raya bukan satu-satunya wilayah yang menjadi korban kekejaman perang. Suriah dan beberapa negara Afrika lainnya juga mengalami hal serupa, tapi mengapa kita harus memberi toleransi pada daerah tertentu?” ucapnya.

Theresa May yang merasa harus mengambil sikap pun tak tinggal diam. Ia malah balik menuding Samoura bersikap tidak simpatik terhadap warga Inggris yang gugur di medan perang. “Kami hanya ingin memastikan para pemain tetap mengingat jasa keluarga yang gugur. Jadi, sepertinya tidak ada yang salah dengan memasang bunga poppy,” ucap May.

WANITA BERPENGARUH

16

thet

imes

.co.

uk

WANITA BERPENGARUH

17

Anak Baru Itu Bernama RatuKemunculan Tisha di kancah persepakbolaan nasional bak fatamorgana. Bedanya, ini benar-benar nyata. Saat itu, 2015, Indonesia mendapat sanksi pembekuan dari FIFA karena menganggap ada intervensi pemerintah di dalam tubuh PSSI. Berdasarkan statuta, haram hukumnya negara ikut campur dalam operasional PSSI yang seharusnya bertanggung jawab langsung ke FIFA.

Jika mengutip istilah kaum milenial, kedatangan Tisha seperti “penyegaran timeline” di media sosial. Sebelumnya, tak lumrah ada seorang wanita muda, berparas cantik, memegang posisi strategis di sepak bola. Ia turun langsung menangani masalah-masalah kompetisi mulai dari kesiapan venue, verifikasi tim, hingga urusan teknis pengamanan.

Tisha menjabat sebagai Direktur Kompetisi di PT Gelora Trisula Semesta, operator Indonesia Soccer Championship 2016. Kompetisi buatan yang digelar sebagai pengisi kekosongan selama Indonesia mendapatkan sanksi pembekuan dari FIFA. Di sinilah kiprahnya mulai mengemuka.

Tugas Berliku di Sarang HantuBukan sebuah tugas ringan memang, untuk seorang wanita muda berkecimpung di lingkungan yang didominasi lak-laki tua. Apalagi, reputasi PSSI sebagai organisasi korupsi belum hilang, meski era Nurdin Halid sudah berakhir sejak lama.

Baru memasuki tahun kedua, Tisha dihadapkan dengan situasi lebih pelik. Skandal pengaturan skor mengguncang tanah air dan sejumlah nama pun diamankan polisi karena diduga terlibat. Posisinya sebagai Sekjen pun menjadi sorotan karena dianggap mengenal sejumlah orang yang menjadi makelar pertandingan di berbagai kompetisi.

Manuver Satgas Antimafia Bola semakin mengerikan dan gencar memburu nama-nama yang diduga terlibat. Sebagai Sekjen PSSI, Tisha juga tak kalah sibuk. Dalam berbagai kesempatan, dirinya selalu menjadi buruan wartawan yang bertanya soal pengaturan skor.

Pernah dalam suatu kesempatan, Tisha hanya tampil mengenakan kaos dan celana panjang ketika kantor PSSI digeledah. Keesokan harinya, ia tampil di konferensi pers dengan

bola

.com

pucat. Wajah polosnya tertolong kacamata dan blazer yang biasa digunakannya, untuk memunculkan kesan formal.

Meski jadi sorotan, Tisha tetap menjalankan tugasnya di tengah hujatan dan kritik yang mengarah kepadanya. Untuk meyakinkan masyarakat, ia mengambil langkah strategis, yakni menggandeng FIFA sebagai pengawas. Sebuah keputusan berani diambil oleh Si Anak Baru mengingat PSSI tak ubahnya rumah tua dengan banyak hantu bersarang di dalamnya.

“Nanti kami akan meminta bantuan FIFA untuk memberantas match fixing. PSSI sekarang sudah membentuk tim Ad Hoc dan polisi ada Satgas. Kami semua akan bersinergi bersama FIFA yang akan mendampingi,” ujar Ratu Tisha di gedung Ombudsman, Jumat (28/12/2018).

Dalam menjalankan tugasnya, Tisha mengusung prinsip bahwa sepak bola bukan hanya milik PSSI, tapi semua masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dalam sejumlah kesempatan ia meminta publik untuk ikut mengawal proses perbaikan di tubuh PSSI serta beragam kemajuan kerja yang sudah dilakukan.

“Ada aspek lain seperti pengembangan perangkat terkait, bisnis, dan kompetisi yang harus dilihat. Jika semua aspek pendukung tersebut sudah berjalan dengan baik, timnas Indonesia pun akan baik. Masyarakat sekarang ini, ibarat baru menanam bibit, besok buahnya langsung ingin dipetik. Menanam juga harus memperhatikan kondisi kegemburan tanahnya,” ucapnya memberi analogi. (Abdillah)

Yoha

nes/

Foot

ball5

star.c

om

bola

.com

WANITA BERPENGARUH

18

RATU TISHA DESTRIA

DISKRIMINASI

19

D iskriminasi kerap menimpa kaum wanita dalam sepak bola. Ada banyak motif, tetapi yang paling

sering melatarbelakangi adalah pola pikir konservatif. Hal itu menjadi tembok penghalang bagi persepakbolaan wanita untuk berkembang sama besar dengan pria. Hingga kini, banyak yang berkeras dengan pendiriannya bahwa sepak bola adalah olahraga maskulin.

Sosiolog asal Spanyol, Ana Bunuel Heras, menyatakan bahwa olahraga merupakan lapisan sosial yang sempurna untuk menunjukkan identitas maskulin. Dua elemen utamanya adalah agresi dan rivalitas yang diatur oleh peraturan tertentu.

Sejarah sepak bola modern berawal di Inggris, termasuk untuk wanita. Ironisnya, di Negeri Ratu Elizabeth tersebut pula banyak dijumpai diskriminasi. Pada 1921, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) melarang digelarnya kompetisi sepak bola wanita.

Perkembangan sepak bola wanita di Inggris berawal dari kemunculan Dick, Kerr’s Ladies. Klub ini didirikan oleh sebuah pabrik amunisi, Dick Kerr and Co,

di Preston pada 1917. Klub tersebut meraih banyak kesuksesan dan tampil di laga-laga amal.

Penonton yang menyaksikan sejumlah pertandingan mereka sangat banyak. Salah satu partai terbesarnya adalah saat melawan klub wanita St. Halen di Stadion Goodison Park pada Desember 1920. Jumlah penonton yang hadir mencapai 53.000.

Fenomena itu membuat FA khawatir dan dianggap mengancam popularitas sepak bola pria. Awalnya, hanya peraturan-peraturan ketat hingga larangan menggelar pertandingan di stadion milik klub Football League ditetapkan. Pada akhirnya, FA melarang sepenuhnya digelar kompetisi sepak bola wanita pada 1921.

Mematahkan stereotip FA terhadap sepak bola wanita bukan perkara mudah. Buktinya, FA baru memberi pengakuan terhadap sepak bola wanita pertama kali pada 1971. Hal itu tidak lepas dari perjuangan para pesepak bola wanita dan penggemarnya mendirikan Asosiasi Sepak Bola Wanita (FWA) dua tahun sebelumnya.

static

.sta

ndar

d.co

.uk

BELENGGU SEJAK AWAL

DISKRIMINASI

20

Jurang PemisahKendati sepak bola wanita tetap hidup hingga kini, diskriminasi seakan masih menjamur. Alasan lainnya karena sepak bola wanita dianggap kurang menguntungkan dari segi ekonomi. Atas dasar itulah, Real Madrid enggan memiliki klub untuk kaum hawa.

Presiden klub raksasa Spanyol tersebut, Florentino Perez, sendiri yang menyampaikan alasan tersebut ketika diwawancarai El Confidencial pada 2009. Komentar Perez menegaskan bahwa alasan bisnis lebih penting dibanding memberi ruang kepada wanita untuk memakai haknya dalam berkarier sebagai pesepak bola.

Sekjen Asosiasi Pesepakbola Wanita, Maria Jose Lopez, menyoroti regulasi yang tumpang tindih di negaranya. Banyak pesepak bola wanita yang tidak mendapat kontrak profesional dari klub-klub yang dibelanya. Status mereka pun tidak beda dengan pemain amatir meski harus bermain di kompetisi profesional.

Oleh sebab itu, minim adanya perlindungan dan jaminan sosial bagi pesepak bola wanita di Spanyol. Apalagi jika mereka cedera atau hamil. “Apa yang terjadi jika pemain wanita hamil? Kontrak mereka bisa saja diputus dan tidak mendapat apa pun,” tuturnya.

Tidak heran jika bicara rendahnya gaji para pemain wanita. Perbedaan bayaran antara kedua gender ini ibarat ada jurang pemisah yang lebar. Sebagai contoh yang paling mudah, mari bandingkan pemenang Ballon d’Or 2018, yakni Luka Modric dan Ada Hegerberg.

Modric memenangi kategori pria, sedangkan Hegerberg menjadi pemain terbaik wanita. Modric mendapat gaji sekitar Rp 3,2 miliar dari Real Madrid per pekan. Bandingkan Hegerberg yang hanya dibayar sekitar Rp 5,4 miliar per tahun oleh klub sepak bola wanita Olympique Lyonnais.

auto

nom

ia.m

x

DISKRIMINASI

21

Teror PelecehanSepak bola wanita nyatanya juga menjadi tempat yang ramah bagi kasus-kasus pelecehan. Lebih parahnya lagi, meski menjadi korban, mereka sulit untuk buka suara karena mendapat tekanan atau teror dari pelaku. Banyak yang memilih bungkam dibanding harus menambah masalah.

Bentuk pelecehan beragam, mulai dari verbal hingga tindakan secara langsung. Dalam beberapa kasus, klub yang terlibat berusaha menutupi pelecehan yang terjadi sehingga tidak terendus media. Hal tersebut pernah diutarakan mantan pesepak bola wanita asal Kanada, Ciara McCormack.

Ketika masih aktif bermain, McCormack pernah menjadi saksi mata tindakan pelecehan. Itu terjadi ketika dia berada di Vancouver Whitecaps FC, klub yang dibelanya sebanyak tiga periode. Pada 2017, McCormack mengklaim klub asal Kanada itu memilih menangani kasus pelecehan dua anggota tim pria kepada pemain wanitanya secara internal. Padahal, tindakan tersebut masuk kategori kejahatan dan sejatinya ditindaklanjuti pihak kepolisian.

Pada Desember 2018, kasus pelecehan menghebohkan melanda persepakbolaan Afganistan. Para pemain sepak bola putri mereka menjadi korbannya. Beberapa petinggi Federasi Sepak Bola Afganistan (AFF) terlibat sebagai pelaku. Kasus itu dibenarkan oleh mantan pemimpim program untuk timnas wanita, Khalida Popal.

Pelecehan terjadi selama pemusatan latihan di Yordania pada Januari 2018. Bahkan, ada lima pemain wanita yang mengalami penyiksaan di kamar oleh dua petinggi AFF. Meskipun tetap menyuarakan kasus tersebut, Popal enggan kembali ke Afganistan dan memilih suaka di Denmark. Pasalnya, dia menghadapi teror pembunuhan yang mengerikan.

Segala diskriminasi dan kasus pelecehan sejatinya harus diberantas. Jika tidak, hak-hak kaum hawa bakal terenggut. Sepak bola wanita pun bakal terus sulit bersinar dan mustahil berkembang seperti beberapa cabang olahraga terkenal lainnya, yakni tenis dan bulutangkis. (Yosua)

img.

fifa.

com

PIALA DUNIA WANITA

22

Saat diinisiasi oleh Jules Rimet, Piala Dunia sepak bola eksklusif hanya un-tuk kaum pria. Hal itu bertahan hing-

ga enam dekade lamanya. Dari 1930 hing-ga 1990, Piala Dunia sepak bola hanya merujuk pada Piala Dunia sepak bola pria.

Walau begitu, bukan berarti para wanita tidak tertarik dengan sepak bola. Seperti memperjuangkan hak-hak kesetaraan lainn-ya, sepak bola wanita perlahan mulai mew-abah dan menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum hawa.

Puncaknya terjadi pada 1991 ketika Pia-la Dunia wanita untuk kali pertama dil-angsungkan. Seperti halnya dalam kate-gori pria, Piala Dunia kaum hawa ini juga diinisiasi FIFA sebagai induk sepak bola dunia.

Selayaknya Piala Dunia pria pertama 1930 silam, Piala Dunia wanita pertama ketika itu juga belum diikuti oleh banyak tim seperti sekarang. Di ajang debutnya, Piala Dun-ia wanita diikuti hanya 12 tim saja. Mere-ka dipilih dari setiap konfederasi dengan

komposisi berbeda. Pada 1991, komposisin-ya adalah UEFA (4), konfederasi AFC (3), CONCACAF (2), serta CONMEBOL, CAF, OFC, yang masing-masing mengirim satu wakilnya.

Cina menjadi negara pertama yang mendapat kehormatan ajang yang juga ber-langsung empat tahun sekali ini. Namun, tuan rumah justru tidak bisa berbicara ban-yak di rumahnya sendiri. Mereka tersingkir di perempat final setelah dikalahkan tim kuat dari Eropa, Swedia.

Terjadi perbedaan mencolok pada kekuatan negara-negara peserta Piala Dunia wanita dan pria. Jika di kaum adam yang menjadi para raja adalah negara-negara langganan seperti Brasil, Jerman, Italia, dan Argentina, negara-negara tersebut justru tidak bisa ber-bicara banyak di kategori kaum hawa.

Jerman bisa dikatakan tetap kuat dalam sepak bola wanita. Namun, di ajang perta-ma kali ini, keempat negara tersebut tidak ada yang berhasil melaju ke babak semifi-nal.

cms.

qz.c

om

ENAM DEKADE SETELAHJULES RIMET

Tim yang menjadi ratu sepak bola wanita dunia justru Amerika Serikat. Hal ini mereka buktikan dengan keberhasilan menjuarai Pia-la Dunia wanita edisi pertama di Cina.

Di partai puncak yang berlangsung di Guangzhou, Amerika mengandaskan perla-wanan negara yang juga lemah sepak bo-lanya di kategori pria, Norwegia. Dua gol yang dilesakkan Michelle Akers memastikan kemenangan 2-1 negara beda benua ini.

Pesta juara Negeri Paman Sam makin meriah usai dua pemain andalannya, Carin Jennings dan Michelle Akers meraih penghargaan in-dividual. Jennings meraih gelar pemain ter-baik turnamen. Sementara Akers dinobatkan sebagai top skorer dengan 10 gol.

Keberhasilan Amerika di debut Piala Dunian-ya ternyata bukan sebuah kebetulan. Negara yang sudah melahirkan nama-nama terkenal seperti Mia Hamm, Aby Wambach, Alex Morgan, dan Hope Solo itu secara konsisten membuktikan diri sebagai yang terbaik.

Tujuh kali perhelatan Piala Dunia wanita ber-langsung selama ini, tiga kali negara adi-daya tersebut keluar sebagai juara. Selain di Cina 1991, mereka kembali membuktikan diri

sebagai yang terbaik pada 1999 ketika men-jadi tuan rumah, serta ajang terakhir pada 2015 di Kanada.

Lalu negara mana yang menjadi juara pada perhelatan 1995, 2003, 2007, dan 2011? Jerman menjadi yang terbaik kedua setelah merengkuh gelar di dua ajang beruntun, 2003 dan 2007. Sementara itu, dua edisi lainnya dijuarai Norwegia dan Jepang.

Sama dengan PriaTidak ada perbedaan mencolok yang ditetap-kan FIFA antara Piala Dunia wanita dan pria. Hanya jumlah pesertanya saja yang berbe-da. Jika Piala Dunia pria diikuti 32 tim, Pi-ala Dunia wanita hanya diikuti 24 tim dari seluruh konfederasi. Jumlah ini pun baru men-galami peningkatan sejak 2015.

Untuk menembus putaran final, negara-neg-ara di seluruh dunia diwajibkan mengikuti babak kualifikasi dalam kurun waktu tiga ta-hun. Nantinya akan dipilih 23 negara yang berhasil melaju. Sementara satu negara lain-nya merupakan tim tuan rumah yang sudah otomatis lolos.

Jika sudah dinyatakan lolos, ke-24 negara akan dibagikan ke dalam enam grup yang

PIALA DUNIA WANITA

23

etsy

.com

diisi masing-masing empat tim. Pertandingan di tiap grup akan berlangsung di waktu yang sama demi menghindari praktik main mata antartim.

Untuk menentukan tim mana yang akan lolos ke fase gugur, dua tim teratas di babak grup akan lolos otomatis ke babak 16 besar. Se-mentara empat lainnya akan ditentukan oleh peringkat ketiga terbaik. Adapun penentuan peringkat tiga terbaik akan dilihat melalui jum-lah poin, jumlah gol, serta head to head.

Dominasi Amerika SerikatMenjadi negara dengan perolehan gelar ter-banyak membuat Amerika tercatat sebagai tim tersukses di sepanjang sejarah Piala Dun-ia wanita. Sejak pertama kali digelar 1991 silam, mereka tidak pernah absen dalam tur-namen tertinggi dunia ini.

Tampil di semua ajang dan menjuarai tiga di antaranya membuat negara yang saat ini dipimpin Donald Trump tersebut memperoleh jumlah poin terbanyak. Total mereka meng-umpulkan 105 poin dalam 43 pertandingan.

Selama keikutsertaannya di ajang empat tahu-nan ini, Amerika meraih 33 kemenangan, enam kali imbang, dan hanya menelan empat kekala-

han. Torehan ini unggul jauh dari yang didapat Jerman sebagai negara terbaik kedua.

Sama-sama melahap semua era Piala Dunia wanita, Jerman hanya mengoleksi 83 poin saja. Sementara peraih satu gelar, Norwe-gia, menjadi tim ketiga terbaik sepanjang masa dengan catatan 69 poin.

Piala Dunia 2019Selepas Piala Dunia pria yang berlangsung 2018 lalu di Rusia, pecinta sepak bola dunia tahun ini kembali disuguhkan tontonan kelas dunia dari Piala Dunia Wanita. Turnamen kali ini akan berlangsung di Prancis yang pada 2018 menjuarai Piala Dunia Pria.

Akan terjadi duel sengit yang akan tersaji di Grup B dan Grup F ketika tim-tim juara su-dah harus berhadapan. Di Grup B, Jerman harus mengalahkan tim kuat Cina. Sementara itu, di Grup F, favorit juara Amerika kembali dipertemukan Swedia, yang selama ini kerap dikalahkan di babak semifinal atau final.

Laga perdana Piala Dunia wanita 2019 akan digelar pada 7 Juni mendatang di Stade de France. Sementara laga final akan ber-langung pada 7 Juli di waktu yang sama. (Wanda)

PIALA DUNIA WANITA

24

@FI

FAW

WC

PIALA DUNIA WANITA

25

Pencetak Gol Terbanyak

Ra-ta-ta-ta Marta

Jika berbicara soal talenta sepak bola terbaik sejagat, Brasil adalah gudangnya. Baik pria

maupun wanita, Negeri Samba selalu mela-hirkan pemain-pemain nomor satu. Di sepak bola wanita, nama Marta mahsyur terdengar seantero dunia.

Mengawali Piala Dunia pada 2003, pemain yang dijuluki Pele-nya wanita ini sukses menore-hkan catatan emas. Mengikuti empat kali Piala Dunia membuat dirinya menjadi pencetak gol sepanjang masa dengan total 15 gol.

Capaian terbaiknya dipersembahkan pada Pi-ala Dunia 2007 di Cina. Walau hanya mem-bawa Brasil sebagai runner-up, ia sukses meng-gelontorkan tujuh gol sepanjang turnamen. Catatan golnya bisa saja bertambah andai kembali diturunkan pada Piala Dunia wanita 2019 yang akan berlangsung di Prancis nanti.

Berada di peringkat kedua dan ketiga sebagai pencetak gol terbanyak Piala Dunia terdapat dua nama yang tak asing lagi di telinga pecin-ta sepak bola wanita. Ada salah satu talenta terbaik yang pernah dilahirkan Jerman, Birgit Prinz, serta legenda Amerika, Abby Wambach. Keduanya sama-sama mencetak 14 gol.

Bedanya, Prinz menorehkan 14 gol tersebut dari lima Piala Dunia yang diikuti. Sementara itu, Wambach hanya melahap empat turnamen. Menariknya, gol-gol yang mereka persembah-kan berhasil membuahkan trofi Piala Dunia un-tuk negara masing-masing. (Wanda)

timed

otco

m.fi

les.

wor

dpre

ss.c

om

PIALA DUNIA WANITA

26

Penampilan Terbanyak

Lilly di Atas Hamm

Banyak yang menyangka bahwa dua legen-da Amerika, Mia Hamm dan Abby Wam-

bach mencatatkan pertandingan terbanyak di selama gelaran Piala Dunia wanita. Namun, anggapan tersebut ternyata salah besar. Satu nama yang masih tercatat di buku sejarah ada-lah pendahulu keduanya, Kristine Lilly.

Tampil sejak era pertama hingga Piala Dunia 2007 yang kembali berlangsung di Cina, Lilly sudah mengoleksi 30 penampilan. Jumlah ini lima kali lebih banyak dari yang dibuat Wam-bach dan tujuh kali lebih banyak ketimbang catatan partisipasi Hamm.

Walau begitu, tetap saja Amerika pantas jema-wa dengan para pemain yang pernah dimili-ki. Bayangkan saja, ada lima pemain Negeri Paman Sam yang masuk dalam 10 besar peraih cap terbanyak Piala Dunia wanita. Selain tiga nama di atas, masih ada nama-nama lain sep-erti Julie Foudy dengan 24 penampilan, serta Joy Fawcett dengan 23 penampilan. (Wanda)

usso

ccer

.com

Ketika Luka Modric menerima penghargaan Pemain Terbaik Dunia versi FIFA akhir tahun lalu, ada

seorang wanita berdiri di sebelahnya. Dia adalah Marta Vieira da Silva, pemenang penghargaan Pemain Terbaik Wanita 2018.

Keesokan harinya, semua media membahas kesuksesan Modric, prestasi hingga profilnya. Sementara itu, Marta hanya menjadi berita kecil dengan informasi terbatas.

Banyak yang tidak tahu, Marta adalah pemain terbaik wanita sepanjang sejarah sepak bola. Dia begitu dominan, bak pahlawan super, lebih tepatnya Wonder Woman.

Bagaimana tidak, Marta sudah enam kali menyabet penghargaan pemain terbaik dunia versi FIFA. Sebelum 2018, ia pernah memenangi penghargaan itu lima kali secara beruntun pada 2006-2010.

Pemain sekelas Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo saja tak pernah memenangi penghargaan FIFA sebanyak itu.

Saking hebatnya, Marta mendapat julukan “Pele dengan rok”. Julukan itu bukan main-main karena datang dari Pele sendiri.

MARTA VIEIRA DA SILVA

WONDER WOMAN SEPAK BOLA

SOSOK

27

Jatuh BangunMarta memulai karier sepak bola pada usia 14 tahun, tepatnya pada 2000. Dia tumbuh di kota kecil Brasil, Dois Riachos, di mana wanita bermain sepak bola merupakan pemandangan aneh.

“Beberapa anak laki-laki menerima saya bermain, yang lain tidak. Untungnya, keluarga selalu melindungi saya,” kata Marta kepada New York Times.

“Brasil saat itu masih merupakan masyarakat yang sangat maskulin karena sepak bola hanya untuk anak laki-laki, jadi orang-orang akan mengatakan, ‘Apa yang wanita itu lakukan?’,” ucapnya.

Melalui kerabat, Marta mendengar tentang akademi sepak bola di Rio de Janeiro yang menyediakan tempat bagi anak perempuan. Perjalanan bus dari Dois Riachos ke Rio memakan waktu tiga hari penuh, dan ketika tiba, dia hanya punya satu hari untuk menunjukkan keahliannya.

Marta langsung unjuk gigi. Dia tak hanya cepat, lincah, tapi juga kokoh dan tak mudah dijatuhkan. Kemampuan tekniknya sempurna dan ini membuat pemandu bakat keheranan.

sky.

com

SOSOK

28

Kariernya langsung melesat dan ia bergabung dengan Vasco de Gama. Dia bertahan di klub itu sampai 2002, sebelum akhirnya bertualang ke beberapa klub lain di Brasil, Swedia, hingga Amerika Serikat.

Di level klub, Marta total mencatatkan 362 pertandingan di liga. Ia juga berhasil mencetak 276 gol. Tak heran, prestasinya begitu banyak.

Di level internasional bersama timnas Brasil, Marta juga tak kalah bersinar. Perempuan yang kini berusia 33 tahun itu meraih banyak gelar seperti juara Pan American Games (2003, 2007) dan Sudamericano Femenino (2003, 2010, 2018)

Misi TerakhirAda satu gelar yang paling membuat Marta penasaran, yakni Piala Dunia Wanita. Ia adalah top skorer sepanjang masa turnamen itu (15 gol), tapi belum pernah juara.

“Untuk timnas Brasil, kami perlu main bersama lebih sering. Sebagai contoh, jika Anda melihat Amerika Serikat, mereka memiliki liga yang sangat kompetitif, sehingga pemain mereka bermain di sini. Mereka biasanya pergi dan punya waktu untuk berlatih dengan tim nasional,” ucap Marta.

“Pemain kami bermain di seluruh dunia, dan kadang-kadang mereka tidak bisa pergi ke beberapa turnamen. Kami akan melakukan yang terbaik di Piala Dunia dan mencoba untuk mendapatkan gelar itu.”

Jadi, mampukah Marta menyempurnakan kariernya dengan gelar Piala Dunia? Kita tunggu saja. (Wahyu)

Prestasi Marta di klubUmea IK :Damallsvenskan: 2005, 2006, 2007, 2008Svenska Cupen: 2007UEFA Women’s Cup: 2003–04

Santos :Copa Libertadores de Fútbol Femenino: 2009Copa do Brasil de Futebol Feminino: 2009

FC Gold Pride :WPS Championship: 2010

Western New York Flash :WPS Championship: 2011

Tyreso FF :Damallsvenskan: 2012

FC Rosengard :Damallsvenskan: 2014, 2015

thew

elle

sleyn

ews.

com

glob

al.u

nite

dnat

ions

.ent

erm

edia

db.n

et

SOSOK

29

Prestasi Marta Vieira da Silva

• FIFA World Player of the Year: 2006, 2007, 2008, 2009, 2010• The Best FIFA Women’s Player: 2018• Copa Libertadores de Fútbol Femenino Golden Ball (1): 2009• Damallsvenskan Top Scorer: 2004, 2005, 2008[• Damallsvenskan Best Forward of the Year: 2007, 2008• U-20 World Cup Golden Ball: 2004• FIFA Women’s World Cup Golden Ball : 2007• FIFA Women’s World Cup Golden Shoe: 2007• Women’s Professional Soccer MVP: 2009, 2010• Women’s Professional Soccer Golden Boot: 2009, 2010, 2011• Women’s Professional Soccer Champion ship MVP: 2010• Sudamericano Femenino top-scorer: 2010• FIFPro: FIFA FIFPro World XI 2016• IFFHS World’s Best Woman Playmaker: 2012• IFFHS Women’s World Team (1): 2018

• Pan American Games: 2003, 2007• Sudamericano Femenino: 2003, 2010, 2018• FIFA Women’s World Cup: 2007 Runner-Up• Silver medal at the Summer Olympics: 2004 and 2008

INDIVIDU

Timnas Brasil

glob

al.u

nite

dnat

ions

.ent

erm

edia

db.n

et

MA

RTA

V

IEIR

A D

A S

ILV

A

KONTROVERSI

30

Keterlibatan wanita baik di dalam mau pun luar lapangan juga terkadang memunculkan kontroversi. Mulai dari

peran mereka sebagai kekasih atau istri pesepak bola, wasit, hingga tim medis klub.

Tidak sedikit dari mereka yang menyedot perhatian khalayak pecinta sepak bola dunia. Terbanyak tentu terkait hubungan asmara dengan pesepak bola populer. (Wisnu Nova)

WANITA-WANITA

KONTROVERSIAL

insta

gram

.com

/mel

issas

atta

zim

bio.

com

insta

gram

.com

/wan

da_i

card

i

tele

grap

h.co

.uk

insta

gram

.com

/van

essa

.per

ronc

el

KONTROVERSI

31

mirr

or.c

o.uk

epim

g.ne

t

Wanita sarat kontroversi mulai menjadi label Wanda Nara saat ia merusak hubungan

persahabatan Maxi Lopez dan Mauro Icardi. Nara yang kala itu masih berstatus istri Lopez kedapatan berselingkuh dengan Icardi pada 2012.

Lopez dan Nara pun akhirnya bercerai. Se-lanjutnya, model asal Argentina itu pun me-nikah dengan Icardi.

Tidak sampai di situ, Nara kembali membuat sen-sasi kala memutuskan untuk menjadi agen Icardi. Terbaru, ia dituding sebagai biang keladi kere-takan hubungan suaminya dengan Inter Milan.

Renggangnya hubungan Icardi dengan Inter sudah tercium sejak awal 2019. Terutama saat sejumlah media Italia membocorkan bahwa Wanda Nara menuntut tim berjulukan I Ner-azzurri melipatgandakan gaji suaminya jika ingin ada perpanjangan kontrak.

Bahkan, Nara juga dianggap sebagai penyebab utama Icardi dicopot dari jabatan kapten tim berjulukan I Nerazzurri dan dias-ingkan dari tim. (Wisnu Nova)

WANDA NARA

PENYETIR NASIB SUAMI

KONTROVERSI

32

donn

agla

mou

r.it

haria

nind

o.co

m

img-

z.ok

einf

o.ne

t

MELISSA SATTA

PENAKLUK PARA BINTANG

Kisah percintaan Melissa Satta dengan beberapa atlet terkenal sempat menjadi

buah bibir. Di samping itu, ucapan-ucapann-ya yang “berani” menjadi daya tarik tersendi-ri model asal Amerika Serikat ini.

Sebelum menjalin kasih dan menikah dengan Kevin-Prince Boateng, Satta diketahui pernah berpacaran dengan legenda sepak bola Ita-lia, Christian Vieri. Bahkan, ia juga diyakini pernah menjalin hubungan spesial dengan mantan bintang basket NBA, Kobe Bryant.

Wanita maniak seks merupakan kontroversi Satta di dunia sepak bola. Ia tidak ragu un-tuk mengumbar kehidupan seksnya dengan Boateng. Ucapannya sempat membuat he-boh adalah ketika mengaku sering bercinta 7 hingga 10 kali seminggu dengan Boateng.

Tingginya intensitas dalam bercinta membuat Satta dituding sebagai penyebab utama Boateng kerap mengalami cedera saat berse-ragam AC Milan pada 2010-2013. (Wisnu Nova)

KONTROVERSI

33

daily

mai

l.co.

ukda

ilym

ail.c

o.uk

VANESSA PERRONCEL

PEMECAH TERRY DAN BRIDGE

Nama Vanessa Perroncel mendadak menjadi perbincangan panas bebera-

pa bulan sebelum bergulirnya Piala Dunia 2010. Terbongkarnya skandal perselingku-han dengan John Terry ternyata berbuntut panjang.

Kisah keluarga harmonis Terry dengan Toni Poole mendadak berubah 180 derajat. Yang membuat heboh adalah fakta bahwa Perroncel adalah mantan kekasih dari eks rekan satu timnya di Chelsea dan timnas Inggris, Wayne Bridge. Perroncel diketahui mulai berselingkuh dengan Terry empat bulan usai mengakhiri hubungan dengan Bridge.

Puncaknya, Terry dicopot dari jabatan kapten timnas Inggris karena dianggap menodai sportivitas dan tidak pantas menja-di pemimpin Inggris di lapangan hijau. Na-mun, John Terry tergolong beruntung kare-na rumah tangganya berhasil diselamatkan lantaran Toni bersedia memaafkannya. (Wisnu Nova)

KONTROVERSI

34

donn

agla

mou

r.it

zim

bio.

com

BIBIANA STEINHAUS

PEREBUT PAKSA WEBB

Bibiana Steinhaus menyita perhatian kala menjadi wasit wanita pertama di liga

paling bergengsi di Jerman, Bundesliga 1. Ia mengawali kiprah pada 10 September 2017 saat mewasiti laga Hertha Berlin kontra Werder Bremen yang berakhir imbang 1-1.

Penunjukkan Bibi jelas menggambarkan kepedulian federasi sepak bola Jerman terh-adap penyamarataan gender di dunia sepak bola. Jerman merupakan salah satu negara yang pernah memiliki sikap untuk melarang wanita bermain atau terlibat di sepak bola pada tahun 1950.

Kendati demikian, perjalanan karier Bibi ti-dak semulus dibayangkan. Beberapa per-lakuan buruk dan pemberitaan negatif per-nah dialaminya.

Salah satunya, saat memberikan kartu mer-ah kepada gelandang Fortuna Dusseldorf, Kerem Demirbay. Kala itu, Bibi mendapat pelecehan verbal oleh Demirbay yang men-gatakan, “Perempuan tidak memiliki tempat

dalam sepak bola pria”. Ucapan itu pun ber-buntut larangan bermain sebanyak lima laga untuk Demirbay.

Kontroversi Bibi lainnya adalah ketika ia diberitakan menjalin asmara dengan wasit asal Inggris, Howard Webb. Ia dituding se-bagai perusak rumah tangga Webb yang tel-ah terjalin selama 21 tahun. (Wisnu Nova)

KONTROVERSI

35

tele

grap

h.co

.uk

twitt

er.c

om/A

ustin

MU

FC

EVA CARNEIRO

BERSETERU DENGAN MOURINHO

Pertikaian Eva Carneiro dengan Jose Mourinho mendunia karena dianggap

bersinggungan dengan dunia kedokteran dan kaum feminis. Perseteruan keduanya ter-jadi saat Eva bersitegang dengan Mourinho di pertandingan Chelsea melawan Swansea City pada Agustus 2015.

Saat itu, Mourinho terlihat berang karena Eva dan fisioterapis, Jon Fearn tiba-tiba masuk lapangan untuk merawat Eden Hazard yang tampak mengalami cedera. Lantaran Hazard menerima perawatan di pinggir lapangan, Chelsea sempat bermain dengan sembilan pemain di akhir laga mengingat kiper mer-eka Thibaut Courtois telah menerima kartu merah.

Pelatih berjulukan The Special One pun meny-alahkan Eva karena mengambil tindakan tan-pa seizinnya. Kata-kata kasar bahkan sempat dilontarkan Mourinho.

Setelah insiden itu, Carneiro dan juga Fearn didepak Mourinho dari bangku cadangan

Chelsea dan dilarang mendampingi tim. Carneiro sendiri akhirnya meninggalkan klub pada September tahun lalu dan melayang-kan tuntutan hukum baik terhadap Chelsea mau pun Mourinho.

Tindakan Mourinho terhadap Eva Carnei-ro mendapat banyak kecaman karena di-anggap sudah menodai dunia kedokteran dan merendahkan kaum feminis. (Wisnu Nova)