WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita...

11
PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengawasan dan pemantauan peredaran obat yang dikonsumsi masyarakat melalui resep dokter, sejalan dengan ketentuan tentang Kewenangan Pemerintah Kota Prabumulih dibidang kesehatan perlu dilakukan pembinaan, dan pengaturan penyelenggaraan apotek ; b. bahwa sehubungan dengan huruf a, pembinaan dan pengaturan tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922 / MENKES /PER / X / 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian izin Apotek, serta Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 1107 / MENKES / E/ VII/2000 tentang Kewenangan Minimal Yang Wajib Tetap Dilaksanakan Oleh Kabupaten /Kota di bidang Kesehatan, perlu di pungut dan diatur retribusinya berdasarkan standar jasa pelayanan yang diberikan ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Prabumulih tentang Retribusi Penyelenggaraan Apotek. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821); 4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4113); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukkan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Pemerintah sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

Transcript of WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita...

Page 1: WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (3 ) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIHNOMOR 3 TAHUN 2006

TENTANG

RETRIBUSI PENYELENGGARAAN APOTEK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PRABUMULIH

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengawasan dan pemantauan peredaran obat yangdikonsumsi masyarakat melalui resep dokter, sejalan dengan ketentuantentang Kewenangan Pemerintah Kota Prabumulih dibidang kesehatan perludilakukan pembinaan, dan pengaturan penyelenggaraan apotek ;

b. bahwa sehubungan dengan huruf a, pembinaan dan pengaturan tersebut sejalandengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922 / MENKES /PER / X / 1993tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian izin Apotek, serta Surat EdaranMenteri Kesehatan Nomor 1107 / MENKES / E/ VII/2000 tentangKewenangan Minimal Yang Wajib Tetap Dilaksanakan Oleh Kabupaten /Kotadi bidang Kesehatan, perlu di pungut dan diatur retribusinya berdasarkanstandar jasa pelayanan yang diberikan ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, perlu ditetapkan denganPeraturan Daerah Kota Prabumulih tentang Retribusi Penyelenggaraan Apotek.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3495);

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan RetribusiDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 34 Tahun 2000(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor4048);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, TambahanLembaran Negara Nomor 3821);

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan KotaPrabumulih (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 86,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4113);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukkan PeraturanPerundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Nomor 4437);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan KeuanganAntara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan LembaranNegara Nomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Nomor 3637);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintahdan Kewenangan Propinsi Pemerintah sebagai Daerah Otonom (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan LembaranNegara Nomor 3952);

Page 2: WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (3 ) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan

210. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, TambahanLembaran Negara Nomor 4139);

11. Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 30 Tahun 2003 tentangPembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Prabumulih(Lembaran Daerah Kota Prabumulih Tahun 2003 Nomor 42).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PRABUMULIHdan

WALIKOTA PRABUMULIH

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAANAPOTEK

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang di maksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kota Prabumulih.2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih.3. Walikota adalah Walikota Prabumulih.4. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Prabumulih.5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Prabumulih.6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Prabumulih.7. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kota Prabumulih.8. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Prabumulih.9. Badan adalah suatu bentuk Badan usaha yang meliputi perseroan terbatas,

perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atauDaerah dengan nama dan apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi,koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun,bentuk usaha tetap serta badan usaha lainnya.

10. Apotek adalah suatu tempat tertentu untuk melakukan pekerjaankefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.

11. Apoteker adalah mereka yang berdasarkan Peraturan Perundang-Undanganyang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesiasebagai Apoteker/

12. Surat Izin Apotek yang selanjutnya di singkat SIA adalah surat izin yangdiberikan oleh Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan kepada Farmasisuntuk melaksanakan pengabdian profesi disuatu tempat tertentu.

13. Farmasis pengelola Apotek adalah Farmasis yang telah diberi Surat IzinApotek (SIA).

14. Asisten Farmasis Muda atau Madya adalah mereka yang berdasarkanPeraturan Perundang – undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaankefarmasian sebagai Asisten Farmasis, dibawah pengawasan Farmasis.

Page 3: WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (3 ) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan

3

15. Resep adalah permintaan tertulis dari Dokter Umum, Dokter Spesialis danDokter Hewan kepada Farmasis pengelola Apotek untuk menyediakan danmenyerahkan obat bagi penderita sesuai ketentuan Perundang–undanganyang berlaku.

16. Perbekalan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia (ObatTradisional), bahan asli Indonesia (bahan obat tradisional), alat kesehatandan kosmetik.

17. Golongan Obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untukmeningkatkan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanandistribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras,psikotropika dan narkotika.

18. Obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh yang tidak berhak berdasarkanketentuan Peraturan Perundang–undangan yang berlaku, obat yang tidakterdaftar dan obat yang kadar zat berkhasiatnya menyimpang lebih dari20 % (duapuluh persen) dari batas kadar yang ditetapkan.

19. Psikotropika adalah obat keras tertentu berdasarkan ketentuan PeraturanPerundang – undangan yang berlaku.

20. Perlengkapan Apotek adalah semua peralatan yang digunakan untukmelaksanakan pengelolaan Apotek dan pelayanan Fermasis.

21. Retribusi penyelenggaraan yang selanjutnya disebut retribusi adalah biayayang dipungut atas pemberian izin penyelenggaraan Apotek.

22. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut PeraturanPerundang–undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaraanretribusi.

23. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan bataswaktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan tempat khusus retribusi.

24. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkatSPdORD, adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untukmelaporkan obyek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar perhitungandan pembayaran retribusi yang terutang menurut Peraturan Perundang –undangan Retribusi Daerah.

25. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat SKRD,adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yangterhutang.

26. Surat Ketetapan Retribusi Daerah kurang Bayar Tambahan untukselanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yangmenentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan.

27. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar untuk selanjutnya disingkatSKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihanpembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dariretribusi terhutang atau seharusnya tidak terhutang.

28. Surat Tagihan Retribusi Daerah untuk selanjutnya disingkat STRD adalahsurat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupabunga atau denda.

29. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadapSTRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLByang diajukan oleh Wajib Retribusi.

30. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkandan mengelola data atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasankepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi daerah berdasarkan PeraturanPerundang – undangan Retribusi Daerah.

31. Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Retribusi Daerah adalah serangkaiantindak yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yangselanjutnya disebut penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti,dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerahyang terjadi serta menemukan tersangka.

Page 4: WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (3 ) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan

4

BAB IIPERIZINAN

Pasal 2

(1) Setiap orang atau badan yang akan menyelenggarakan apotek wajib menyatakan izin dari Walikota.(2) Untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud ayat (1) harus mengajukan permohonan tertulis

kepada Walikota melalui Dinas Kesehatan.(3) Syarat – syarat pengajuan izin penyelenggaraan apotek adalah sebagai berikut :

a. Melampirkan foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemohon.b. Melampirkan foto copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU).c. Melampirkan foto copy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).d. Memiliki Farmasis sebagai penanggung jawab apotek yang telah memenuhi persyaratan.e. Memiliki tempat, perlengkapan Farmasis dan perbekalan lainnya yang merupakan milik sendiri

atau milik pihak lain.f. Farmasis Pengelolaan Apotek tidak bekerja disuatu perusahaan Farmasi swasta atau tidak

menjadi Farmasis pengelola apotek lain.g. Mendapat rekomendasi dari (ISFI) Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia Sumatera Selatan dan atau

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia Kota Prabumulih.

Pasal 3

(1) Permohonan izin Penyelenggaraan Apotik diajukan kepada Walikota melalui Dinas Kesehatandengan tembusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.

(2) Kepala Dinas selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima permohonan, wajibmenugaskan Kepala Seksi Pemeriksaan Obat dan Makanan untuk melakukan pemeriksaan terhadapkesiapan apotik untuk melakukan kegiatan.

(3) Kepala Pengawasan Obat dan Makanan (POM) selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelahpenugasan dari Kepala Dinas Kesehatan wajib melaporkan hasil penulisan kepada Kepala DinasKesehatan.

(4) Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) tidak dilaksanakan,pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala DinasKesehatan dengan tembusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.

(5) Dalam jangka waktu 12 (duabelas) hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaansebagaimana dimaksud ayat (3) atau pernyataan dimaksud ayat (4) Kepala Dinas Kesehatanmengeluarkan Surat Izin Apotik (SIA).

(6) Dalam hal hasil pemeriksaan Kepala Pengawasan Obat dan Makanan dimaksud ayat (3) masihbelum memenuhi syarat, Kepala Dinas Kesehatan dalam waktu 12 (duabelas) hari kerjamengeluarkan surat penundaan.

(7) Pemohon diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang kurang selambat-lambatnya dalamjangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat penundaan.

Pasal 4

Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudPasal 2, maka Walikota melalui Dinas Kesehatan dalam jangka waktu selambat–lambatnya 12 (duabelas) hari kerja mengeluarkan surat penolakan disertai dengan alasannya.

Page 5: WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (3 ) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan

5

BAB IIISANKSI ADMINISTRASI

Pasal 5

Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan dapat memberikan Sanksi administrasi berupa :

1. Peringatan secara tertulis;

2. Pembekuan Izin;

3. Pencabutan Izin.

Pasal 6

(1) Pencabutan Surat Izin Apotek (SIA) sebagaimana dimaksud pasal 5 dilakukan setelah :a. Di berikan Peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut – turut dengan tenggang

waktu masing – masing 2 (dua) bulan.b. Pembekuan Izin Apotek untuk jangka waktu selama – lamanya 6 (enam ) bulan sejak

dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan apotik.(2) Izin Apotek sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b dapat dioperasikan

kembali apabila apotek telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 2setelah menerima laporan pemeriksaan dari Kasi Pengawasan Obat dan Makanan setempat.

Pasal 7

Keputusan pencabutan Surat Izin Apotek (SIA) oleh Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatandisampaikan langsung kepada Apoteker Pengelola Apotek.

Pasal 8

Apabila Surat Izin Apotek (SIA) dicabut, Apoteker pengelola Apotek wajib mengamankan perbekalanfarmasis sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.

Pasal 9

Pengamanan sebagaimana dimaksud Pasal 8 dengan ketentuan sebagai berikut :a. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras tertentu lainnya serta

seluruh resep tersedia di apotekb. Narkotika, Psikotropika dan resep harus dimasukkan ditempat yang tertutup dan terkuncic. Apoteker pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan

atan petugas yang diberi wewenang olehnya tentang penghentian kegiatan disertai laporaninvetarisasi yang dimaksud dalam huruf (a).

BAB IVPENYELENGGARAAN APOTEK

Pasal 10

Pengelolaan Apotik melaksanakan kegiatan, meliputi :a. Pengolahan, pembuatan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan

penyerahan obat dan atau bahan obat.b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran,dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.c. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.

Page 6: WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (3 ) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan

6

Pasal 11

(1) Pelayanan informasi sebagaimana dimaksud pasal 10 huruf c Peraturan Daerah ini, meliputi :a. Pelayanan Farmasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang di berikan baik kepada

dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat.b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanaan, bahaya dan atau mutu obat

dan perbekalan farmasi lainnya.(2) Pelayanan infomasi sebagaimana di maksud ayat (1) wajib di dasarkan pada kepentingan

masyarakat.

Pasal 12

(1) Apoteker berkewajiban menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasis yangbermutu baik dan keabsahannya terjamin.

(2) Obat dan perbekalan farmasi lainnya yang karena suatu hal tidak dapat digunakan lagi atau dilarangdigunakan, harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam dengan cara lain yang ditetapkan.

Pasal 13

(1) Pemusnahan sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (2) dilakukan oleh Apoteker pengelola apotikdibantu oleh sekurang – kurangnya seorang karyawan apotek.

(2) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan.(3) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan Perundang–undangan yang berlaku.

BAB VPELAYANAN

Pasal 14

(1) Apotek wajib melayani resep Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi dan Dokter Hewan.(2) Pelayanan resep sebagaimana dimaksud ayat (1) sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengelola

apotek.

Pasal 15

(1) Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yangdilandasi pada kepentingan masyarakat.

(2) Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis didalam resep dengan obatpaten atau obat merek dagang.

(3) Apabila pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis didalam resep Apoteker wajibberkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat atau menawarkan kepada pasienuntuk memakai obat generic sesuai dengan resep atau obat dari pabrik lain yang sama khasiatnya

(4) Apoteker wajib memberikan informasi meliputi :a. Hal – hal yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien.b. Penggunaan obat secara tepat, aman, rasional atas permintaan masyarakat.

Pasal 16

(1) Apabila penulisan resep dianggap terdapat kekeliruan atau tidak tepat, Apoteker harusmemberitahukan kepada Dokter penulis resep.

(2) Apabila hal sebagaimana dimaksud ayat (1) karena pertimbangan tertentu dokter penulis reseptetap pada pendiriannya. Dokter wajib menyatakannya secara tertulis atau membubuhkan tandatangan yang lazim diatas resep.

Page 7: WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (3 ) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan

7

Pasal 17

(1) Salinan resep harus ditanda tangani oleh Apoteker.(2) Resep harus dirahasiakan dan disimpan diapotek dengan baik dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun.(3) Resep atau salinan resepnya hanya boleh diperlihatkan kepada Dokter penulis resep atau yang

merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yangberwenang menurut Peraturan Perundang–undangan yang berlaku.

Pasal 18

(1) Apoteker mengelola Apotek dan Apoteker Pengganti diizinkan untuk menjual obat keras yangdinyatakan sebagai daftar obat wajib Apotek tanpa resep.

(2) Daftar obat wajib Apotek sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Menteri KesehatanRepublik Indonesia.

Pasal 19

(1) Apabila Apoteker Pengelola Apotik berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotik,Apoteker Pengelola Apotik dapat menunjuk Apoteker Pendamping.

(2) Apabila Apoteker Pengelola Apotik dan Apoteker Pendamping, karena hal-hal tertentu berhalanganmelakukan tugasnya, maka Apoteker Pengelola Apotik dapat menunjuk Apoteker Pengganti.

(3) Penunjukan dimaksud ayat (1) dan (2) harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan(4) Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti wajib memenuhi persyaratan dimaksud dalam

pasal 2.(5) Apabila Apoteker pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 (dua) tahun

secara terus menerus, maka Surat Izin Apotek (SIA) atas nama Apoteker tersebut dicabut.(6) Apoteker Pengelola Apotik turut bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh

Apoteker Pendamping, Apoteker Pengganti di dalam Pengelolaan Apotik.

Pasal 20

(1) Apoteker pengelola Apotek dapat dibantu oleh Asisten Apoteker Muda dan atau Asisten ApotekerMadya.

(2) Asisten Apoteker sebagaimana dimaksud ayat (1) melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotekdibawah pengawasan Apoteker.

BAB VIPENGALIHAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN APOTIK

Pasal 21

(1) Pada setiap pengalihan tanggung jawab pengelolahan ke farmasian yang disebabkan karenaPenggantian Apoteker Pengelola Apotik kepada Apoteker Pengganti, wajib dilakukan serah terimaresep, narkotika, obat dan perbekalan farmasi lainnya serta kunci-kunci tempat penyimpanannarkotika dan psikotropika.

(2) Pada serah terima dimaksud ayat (1) wajib dibuat berita acara serah terima sesuai dengan bentukyang telah ditentukan dalam rangkap empat yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak, yangmelakukan serah terima.

Page 8: WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (3 ) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan

8

Pasal 22

(1) Apabila pengelola Apotek meninggal dunia, maka dalam jangka waktu dua kali 24 (duapuluhempat) jam, ahli waris Apoteker Pengelola Apotik wajib melaporkan kejadian tersebut secaratertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan atau petugas yang berwenang olehnya.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuat oleh Berita Acara serah terima kepada KepalaDinas atau petugas yang diberi wewenang olehnya.

BAB VIINAMA,OBYEK DAN SUBYEK

Pasal 23

Dengan nama Retribusi Penyelenggaraan Apotek dipungut Retribusi sebagai pembayaran ataspelayanan pemberian izin penyelenggaraan Apotek.

Pasal 24

Objek Retribusi adalah pelayanan pemberian izin Penyelenggaraan Apotek

Pasal 25

Subjek Retribusi adalah orang atau badan yang melaksanakan kegiatan penyelenggaraan Apotek.

BAB VIIIGOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 26

Retribusi penyelenggaraan Apotek digolongkan sebagai Retribusi Perizinan Tertentu

BAB IXCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 27

Tingkat pengguna jasa dihitung berdasarkan pelayanan, jenis, golongan dan jangka waktu penggunaanfasilitas yang diberikan Daerah.

BAB XPRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR

DAN BESARNYA TARIF

Pasal 28

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untukmemperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh penerimaSurat Izin Apotek (SIA) yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.

Page 9: WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (3 ) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan

9BAB XI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 29

Besarnya tarif retribusi yang dikenakan atas terselenggaranya kegiatan Apotek adalah sebesar Rp250.000,- ( dua ratus lima puluh ribu rupiah).

BABXIIWILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 30

Retribusi yang terhutang dipungut di Wilayah Daerah penyelenggara Apotek diberikan

BAB XIIITATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 31

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah ( SKRD) atau Dokumen

lain yang dipersamakan(3) Hasil pemungutan sebagaimana dimaksud ayat (1) disetor ke kas Daerah melalui pemegang kas(4) Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD)

atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XIVINSTANSI PEMUNGUT

Pasal 32

Instansi Pemungut adalah Dinas Kesehatan dan dapat dikerjasamakan dengan unit kerja / instansi lainatas persetujuan Walikota

BAB XVPENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN

Pasal 33

(1) Walikota dapat memberikan pengurangan, peringanan dan pembebasan retribusi setelah mendapatpersetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

(2) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi ditetapkan oleh Walikota.

Page 10: WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (3 ) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan

10BAB XVI

KETENTUAN PIDANA

Pasal 34

(1) Wajib rtetribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerahdiancam pidana kurungan paling lama 6 ( enam ) bulan atau denda paling banyak 4 ( empat )kali jumlah retribusi yang terutang.

(2) Tindakan pidana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran(3) Denda sebagaiman dimaksud ayat (1) disetor ke kas daerah

BAB XVIIPENYIDIKAN

Pasal 35

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan pemerintah daerah diberi wewenangkhusus sebagai penyidik untuk melakukan tindakan pidana di bidang retribusi daerah

(2) Wewenang penyidikan sebagaimanana dimaksud dalam ayat (1) adalah :a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan

dengan tindak pidana dibidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadilengkap dan jelas.

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badantentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi.

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengantindak pidana dibidang retribusi.

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain yang yangberkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi.

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan pencatatan dandokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut.

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidanadibidang perpajakan daerah dan retribusi.

g. Menyuruh berhenti melarang seseorang meninggalkan ruang atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yangdibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e.

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi.i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagaimana tersangka

atau saksi.j. Menghentikan penyidikan.k. Melakukan tindakan lain yang dianggap perlu untuk kelancaran penyidikan tindak

pidana dibidang Rertibusi menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum mulai Pejabat Polisi Negara RepublikIndonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XVIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 36

Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akandiatur lebih lanjut oleh Walikota.

Page 11: WALIKOTA PRABUMULIH · (2 ) Pemusnahan sebagaimana dimaksud ayat (1 ) wajib dituangkan dalam berita acara pemeriksaan. (3 ) Pemusnahan narkotika wajib mengikuti ketentuan Peraturan

11

Pasal 37

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Prabumulih.

Ditetapkan di PrabumulihPada tanggal 28 Juni 2006

WALIKOTA PRABUMULIH

Cap / dto

RACHMAN DJALILI

Diundangkan di Prabumulihpada tanggal 29 Juni 2006

SEKRETARIS DAERAHKOTA PRABUMULIH

Cap / dto

ABDUL LATIEF MENDIWO

LEMBARAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI C

Salinan sesuai dengan aslinyaan. SEKRETARIS DAERAHASISTEN PEMERINTAHAN

ub.KEPALA BAGIAN HUKUM DAN ORTALA

WAHIDIN DANTAK, SHPEMBINA TK.INIP. 440 016 596