Waktu Erupsi Makalah Laporan Individual Morfologi Gigi Dan Uji Aktivitas Karies

download Waktu Erupsi Makalah Laporan Individual Morfologi Gigi Dan Uji Aktivitas Karies

of 12

description

mmmmmmmmmmmmmm

Transcript of Waktu Erupsi Makalah Laporan Individual Morfologi Gigi Dan Uji Aktivitas Karies

  • 1

    Pendahuluan

    Seluruh gigi geligi susu akan lengkap erupsi pada anak berumur lebih kurang 2,5 tahun. Pada periode

    ini lengkung gigi pada umumnya berbentuk oval dengan gigitan dalam ( Deep bite ) pada overbite dan

    overjet dan dijumpai adanya generalized interdental spacing ( celah celah diantara gigi- geligi ). Hal

    ini terjadi karena adanya pertumbuhan tulang rahang kearah transversal untuk mempersiapkan tempat

    gigi gigi permanen yang kan tumbuh celah yang terdapat dimenssial cainus atas dan disebelah distal

    caninus bawah disebut primate space . Primate space ini diperlukan pada early mesial shift .

    Adanya celah celah ini memberi kemungkinan gigi-gigi permanen yang akan erupsi mempunyai

    cukup tempat, sebaiknya bila tidak ada memberi indikasi kemungkinan terjadi gigi berjejal

    (crowding). 3

    Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang terjadi

    selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang.

    Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system, Skeletal systemdan iluscular system.

    Oklusi gigi geligi bukanlah merupakan keadaan yang statis selama mandibula bergerak, sehingga ada

    bermacam-macam bentuk oklusi, misalnya : centrik, excentrik, habitual, supra-infra, mesial,

    distal,lingual dsb.3

    Deskripsi topik

    Seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang berusia 14 tahun ke praktik dokter gigi dengan keluhan

    utama gigi taring atas dewasa sebelah kanan belum tumbuh sedangkan gigi taring susunya masih ada

    dan belum goyang dan terlihat berlubang pada bagian tepinya. Dari pemeriksaan klinis, gigi 53 tidak

    goyang dan trdapat karies proksimal, gigi 13, 18, 28, 38 dan 48 belum tumbuh sedangkan gigi

    permanen yang lain sudah tumbuh

    Learning Issue

    1. Jelaskan morfologi umum gigi 53 dan 13

    2. Jelaskan variasi apa saja yang terdapat pada gigi 13

    3. Sebuntukan persarafan yang terdapat pada gigi 53 dan 13

    4. Pada usia berapa gigi desidui tersebut di atas seharusnyaberganti dengan gigi permanen?

    5. Bagaimana oklusi gigi 13 dan 53?

    6. Jelaskan morfologi umum 48 dan 18

  • 2

    7. Variasi Molar TigaPermanen

    8. Sebutkan bakteri yang terlibat pada kasus gigi desidui di atas dan lokasinya

    9. Jelaskan beberapa metode uji aktivitas karies dan sebuntukan keuntungan UAK

    Pembahasan

    1. Morfologi umum gigi 53 dan 13

    MORFOLOGI GIGI CANINUS MAXILLA KANAN DESIDUI (53)1,2

    Aspek Labial

    Lebar mesiodistal mahkota pada servikal sempit

    Permukaan mesial dan distal lebih cembung

    Insisal edge lurus panjang dan memiliki tonjolan yg tajam

    Lereng mesial cusp lebih panjang drpd distal

    Akarnya panjang langsing dan runcing, 2x lebih panjang dari crown

    Aspek Insisal

    Bentuk mahkota tampak seperti diamond shape

    Sudut kontak area sebelah mesial dan distal, cingulum, enamel ridge permukaan labial,

    tampak lebih bulat drpd kaninus permanen

    Titik puncak cuspnya lebih ke distal

    Lereng mesial lebih panjang dari lereng distal.

    Aspek Palatal

    Adanya cingulum dan tuberkel pd titik puncaknya

    Akar runcing ke arah palatal

    Inklinasi ke arah distal pd 1/3 tengah ke bawah

    Aspek Mesial

    Ukuran labiopalatal 1/3 servikal tampak lebih besar

    Mahkota lebih besar sesuai lebar dan panjang akarnya

    Aspek Distal

    Lengkung garis servikal ke arah cusp ridge lebih kecil drpd di permukaan mesial

  • 3

    MORFOLOGI CANINUS MAXILLA KANAN PERMANEN (13)1,2

    Aspek Labial

    Ukuran mesiodistal mahkota dan akarnya lebih sempit drpd Insisivus Sentralis

    Garis servikal sebelah labial lebih cembung ke arah akar

    Titik kontak mesial dipertemuan 1/3 tengah dan 1/3 insisal crown

    Titik puncak cusp segaris dengan pusat akar

    Lereng mesial lebih pendek dr lereng distal

    Akar gigi ramping berbentuk kerucut dgn titik apeks yg bulat

    Aspek Mesial

    Ukuran labiopalatal lebih besar

    Cervical line melengkung ke arah insisal tinggi lebih kurang 2,5 mm

    Aspek Distal

    Servikal line kurang melengkung

    Distal marginal ridge lebih besar dan irreguler

    Facies palatinalis lebih konkaf.

    Aspek Insisal

    Ukuran labiopalatal lebih besar dr mesiodistal

    Ujung cusp terlihat lebih ke labial dan ke mesial drpd tengah tengah gigi.

    Ukuran rata rata gigi 53 Ukuran rata rata gigi 13

    Panjang keseluruhan : 19 mm

    Panjang keseluruhan : 27 mm

    Mahkota : 6.5 mm

    Lebar mesiodistal mahkota : 7mm

    Lebar labiopalatal : 7 mm

    Mahkota : 10 mm

    Diameter mesiodistal mahkota : 7,6 mm

    Diameter mesiodistal servikal mahkota :

    5,6 mm

    Diameter labiopalatal mahkota : 8,1 mm

  • 4

    2. VARIASI GIGI 13 1

    Mahkota panjang 1/3 apikal akar melengkung

    Gigi terlalu panjang dgn hipersementosis pd ujung akar

    Mahkota pendek akar pendek dan malformasi

    Ukuran mesiodistal kontak area sangat besar

    Servikal sempit dan akar pendek

    Ukuran labiolingual sangat besar akarnya melengkung

    Gigi yg malformasi

    Mahkota besar akarnya pendek

    Akar terlalu panjang dan ujungnya membulat

    Akar sangat panjang dan melengkung

    Mahkota yg kurang sempurna dan akar sangat panjang

    3. Persarafan yang terdapat pada gigi 53 dan 13

    Saraf Trigeminal (V)

    Saraf cranial terbesar dan terpenting di bidang kedokteran gigi yang merupakan innervasi

    sensory dari wajah, kulit kepala, gigi, hidung dan mulut, dan innervasi motorik terhadap otot

    pengunyahan, kel saliva dan kel lacrimalis. Sel-sel sensory terletak di ganglion semi lunar

    (gasserian) pada petrosa tulang temporal.

    Saraf Trigeminal memiliki 3 divisi/cabang :

    1. saraf Ophthalmicus (V1) murni sensorik

    2. saraf maxilla (V2) murni sensorik

    3. saraf mandibula (V3) Campuran sensorik dan motorik

    Saraf Ophthalmicus

    Saraf ini memasuki mata melewati fisur orbital superior yang merupakan innervasi sensory pada mata,

    hidung, kel air mata, kulit dan kelopak mata, dan mempunyai 3 cabang tetapi tidak mensarafi rongga

    mulut.

  • 5

    Saraf maksilla

    Divisi kedua dari saraf Trigeminal ini berjalan melalui foramen rotundum dan melewati fossa

    pterygopalatina. Pada fossa ini saraf maksilla mebentuk 4 cabang yaitu zigomatic, infraorbital,

    alveolar superior posterior dan pterygopalatina.

    Saraf Zygomatic

    Saraf Infraorbital

    - Saraf ini menembus wajah melalui foramen infraorbitalis, tetapi sebelum keluar melalui

    foramen infraorbital memiliki 2 cabang yaitu :

    - saraf alveolar superior media yang menginnervasi mesio bucal akar gigi M atas, P2 atas,

    gingivaldan sinus maxilla

    - saraf alveolar superior anterior yang mensuplai insisivus atas dan kaninus, gingival labial serta

    sinus maxillaris.

    Saraf Alveolar superior posterior

    Saraf Pterygopalatine mempunyai 5 cabang yaitu :

    1. Saraf Phanyngeal (pharing, mucosa pharing)

    2. Saraf Palatina Mayor mensarafi mukosa palatum keras dan gingiva palatal gigi molar,

    premolar, dan kaninus atas

    3. Saraf Palatina Minor mensarafi mukosa palatum lunak dan tonsil

    4. Saraf Nasopalatina mensarafi gingiva palatal gigi Insisivus atas

    5. Saraf nasalis lateral superior posterior mensarafi concha nasalis superior dan tengah

    dan septum nasalis superior.

    Saraf Mandibula

    Merupakan divisi terbesar dari saraf trigeminal dan keluar tengkorak melalui faramen ovale pada

    tulang sphenoid. Memiliki saraf sensorik dan motorik. Dipersyarafi oleh Nervus Alveolaris Inferior,

    mempersarafi gigi anterior dan posterior gigi rahang bawah

  • 6

    4. Pada usia berapa gigi desidui tersebut di atas seharusnyaberganti dengan gigi

    permanen?

    WAKTU ERUPSI GIGI SUSU 2

    Jenis gigi Pembentukan

    awal jaringan

    keras di

    dalam uterus

    ( minggu)

    Mahkota

    lengkap

    (bulan)

    Erupsi

    (bulan)

    Pembentukan

    akar lengkap

    (tahun)

    Rah

    ang

    atas

    Insisivus 1

    Insisivus 2

    Kaninus

    Molar1

    Molar 2

    14

    16

    17

    15 1/2

    19

    1

    2

    9

    6

    11

    7,5 8

    9 10

    16 19

    12 14

    24 29

    1

    2

    3

    2

    3

    Rah

    ang

    baw

    ah

    Insisivus 1

    Insisivus 2

    Kaninus

    Molar1

    Molar 2

    14

    16

    17

    15 1/2

    18

    2

    3

    6

    5

    10

    6 8

    8 9

    15 18

    12 14

    23 28

    1

    1

    3

    2

    3

    WAKTU ERUPSI GIGI PERMANEN 2

    Erupsi bagi gigi

    permenen

    Waktu

    klasifikasi

    Waktu

    terbentuk

    mahkota

    (thn)

    Waktu

    erupsi

    (thn)

    Waktu

    terbentuk

    akar (thn)

    Mandibular M1 Saat lahir 3-4 6-7 9-10

    Maxilla M1 Saat lahir 4-5 6-7 9-10

    Mandibular I1 3-4 bl 4 6-7 9

  • 7

    5. Oklusi gigi 13 dan 53 3

    Oklusi adalah kontak maksimum antara gigi-gigi pada rahang atas dan rahang bawah dimana

    lengkung gigi atas dan bawah dalam keadaan tertutup.

    2 macam istilah oklusi :

    1. Oklusi Ideal - Untuk mendapatkan oklusi ini, bentuk dan kedudukan gigi dgn jaringan sekitar

    harus semua dlm bentuk normal jarang dijumpai.

    2. Oklusi Normal - Oklusi dgn sedikit variasi abnormal yang masih cocok, atau tampak normal

    untuk individu tersebut dan tidak dapat dikatakan abnormal untuk individu tersebut.

    Penggolongan Oklusi 3

    Kelas I Angle disebut juga neutro oklusi ditandai dengan tonjol mesiobukal dari M1 permanen

    maksila terletak pada bukal groove dari M1 permanen mandibula. C maksila terletak pada

    ruangan antara tepi distal dari C mandibula dan tepi mesial dari P1 mandibula

    Kelas II Angle disebut juga disto oklusi yaitu tonjol mesio bukal dari M1 permanen maksila

    beroklusi pada ruangan antara tonjol mesio bukal dari M1 permanen mandibula dan tepi distal

    dari tonjol bukal M2 mandibula

    Maxilla I1 3-4 bl 4-5 7-8 10

    Mandibular I2 3-4 nl 4-5 7-8 9-10

    Maxilla I2 10-12 bl 4-5 8-9 10-11

    Mandibular C 4-5 bl 5-6 9-10 12-13

    Maxilla P1 1-2 thn 6-7 10-11 12-14

    Mandibular P1 1-2 thn 6-7 10-11 12-14

    Maxilla P2 2-3 thn 7-8 10-12 13-14

    Mandibular P2 2-3 thn 7 11-12 14-15

    Maxilla C 4-5 bl 6-7 11-12 14-15

    Mandibular M2 2-3 thn 7-8 11-12 14-15

    Maxilla M2 2-3 thn 7-8 12-13 15-16

    Mandibular M3 8-10 thn 12-16 17-20 18-25

    Mandibular M3 7-9 thn 12-16 18-20 18-25

  • 8

    Kelas III Angle, memperlihatkan tonjol mesio bukal dari M1 permanen maksila beroklusi

    pada ruangan inter dental, di antara bagian distal dari tonjol distal M1 permanen mandibula

    dengan tepi mesial dari tonjol mesial M2 permanen mandibula

    6. Morfologi umum 48 dan 18

    MORFOLOGI GIGI 18 (MOLAR 3 MAKSILA)1,2

    Aspek bukal

    Koronanya lebih pendek serviko oklusal dan lebih sempit mesio-distal.

    Ujung ujung akar menjadi satu, meruncing pada apeksnya.

    Mesial dari akar membengkok ke distal.

    Aspek palatal

    Palatal cusp besar tanpa adanya palata l groove, distopalatal cusp tidak terlalu besar dengan

    satu developmental groove.

    Aspek mesial

    Terlihat penyatuan akar diantara bifurkasi disekitar sepertiga apikal

    Akar lebih pendek bila dibandingkan dengan panjang mahkota

    Aspek oklusal

    Palatal cusp besar dan tinggi, distopalatal cusp sedikit atau tidak sama sekali

    Mahkota molar tiga lebih sempit ke arah palatal daripada molar dua

    MORFOLOGI GIGI 48 (MOLAR 3 MANDIBULA)1,2

    Aspek bukal

    Koronanya hampir sama panjangnya serviko-oklusal, tetapi lebih sempit mesio-distal

    Lebar mesiodistal mahkota pada kontak area lebih lebar daripada bagian servikal

    Bukal cusp pendek dan bulat

    Aspek lingual

    Molar tiga mandibula menyerupai aspek lingual molar dua mandibula, kecuali ukuran dan

    pertumbuhan akarnya

    Aspek distal

    Koronanya lebih sempit buko-lingual

    Akarnya lebih pendek

    Mahkota yang sangat besar dan bentuk yang lebih bulat.

  • 9

    Aspek mesial

    Ukuran akar lebih pendek

    Akar mesial meruncing ke arah apeks

    Apeks akar mesial lebih runcing daripada akar distal.

    Aspek oklusal

    Garis luarnya lebih pendek

    Ukuran bukolingual bagian distal terlihat lebih kecil daripada bagian mesial

    7. Variasi Molar TigaPermanen

    Maksila

    o Akar sangat pendek , menyatu, panjang, angulasi akar ke arah distal, memiliki tiga akar

    yang sangat melebar.

    o Garis luar mahkota berbentuk jajargenjang dengan developmental groove yang letaknya

    tidaknya tidak lazim, mesiobukal terlalu besar, mahkota terlalu lebar.

    o Gigi memiliki lima cusps yang abnormal, gigi berukuran kecil dengan cusps yang

    abnormal.

    Mandibulla

    o Ukuran gigi sangat besar, dengan akar tambahan sebelah lingual.

    o Gigi yang kerdil dengan cusps tambahan.

    o Mahkota gigi lebar dengan malformasi akar.

    o Mahkota lebar dan akar kerdilukuran servikooklusal mahkota gigi panjang, akar

    menyatu dan malformasi.

    8. Bakteri yang terlibat pada kasus gigi desidui

    Enamel

    o Basillus acidophilus,

    o Cludothrix placoides, dan

    o Leptotrichia bukalis .

    Dentin

  • 10

    o Permukaan luar: Streptococcus spp., Lactobacillus spp., Actinomyces spp. dan Gram-

    positive rods yang lain.

    o Bagian pulpa: bakteri Gram-positif anaerob rods, Eubacterium, Propionibacterium, dan

    Bifidobacterium species, Actinomyces dan Lactobacillus.

    Akar

    o Streptococci, Lactobacilli dan Actinomyces, obligately anaerobic species,

    Fusobacterium, Peptostreptococcus, Eubacterium, Propionibacterium, Veillonella,

    Wolinella, Prevotella, and Porphyromonas mendominasi karies akar.

    o Mikroorganisma lain seperti Candida and Saccharomyces dan Spirochetes, Treponema,

    dijumpai setelah akar gigi sembuh dari infeksi.

    9. Metode Uji Aktivitas Karies

    1. Jumlah Laktobasillus

    Prosedur kerja:

    Spesimen diperoleh dengan mengumpulkan dengan cara mengunyah 1 gr parafin wafer atau

    karet

    Disediakan 10 tabung yang berisi 9ml larutan saline

    Tabung pertama diberi 1ml saliva

    Kemudian tabung berikutnya diambil 1ml dari tabung sebelumnya

    Setiap tabung dikultur dengan media rogosa agar lalu dimasukkan dalam inkubator

    Setelah 4 hari koloni dihitung

    Skor yang diberi 1-4. 35-100 hari adalah ideal, >10000/ml dalah tinggi

    2. Uji Snyder

    Prosedur Kerja:

    Sebagian tabung uji diisi glukosa + medium nutrien dan bromocresol hijau

    Setelah penderita bangun disuruh mengunyah wax dan tuangkan ke tabung UAK

    Lalu tabung diinkubasikan pada suhu 37Celcius selama 3 hari dan dilakukan pembacaan pada

    24, 48, 72 jam

    Warna medium dicatat 1-4 warna dapat berubah menjadi hijau terang, kuning terang, kuning,

    dan tidak ada perubahan warna.

    Perubahan hijau menjadi kuning 5,5-3,8

  • 11

    Perubahan 24 jam dari hijau menjadi kuning menunjukkan adany aktivitas karies

    Perubahan 48 jam dianggap resisten karies

    3. Uji Alban

    Prosedur Kerja:

    Tabung solid 5 ml

    Saliva dituangkan pada tabung dari mulut sehingga merupakan lapisan tipis, bisa dibantu

    dengan corong kecil.

    Lalu diinkubasi selama 4hari dan pencatatan dilakukan setiap hari

    Perubahan diberi scor 0-4

    4. Uji S.mutans

    Prosedur Kerja:

    Media diaktivasi dengan menggunakan bacitracin disk 15 menit sebelum pemakaian;

    Paraffin dikunyah selama 5 menit untuk mengambil saliva;

    Paraffin dibuang dan strip plastik diusap sebanyak 10 kali pada permukaan lidah agar strip

    terkontaminasi oleh saliva;

    Kemudian strip dikeluarkan dan dimasukkan dalam tabung reaksi;

    Tabung diinkubasi selama 37 Celcius dalam waktu 48 jam

    5. Metode dip-slide

    Menghitung jumlah laktobasilus.

    Menggunakan parafin yang tidak larut dalam saliva.

    Laktobasilus akan tumbuh seperti koloni tidak berwarna (transparan) atau berwarna putih.

    6. Kariostat

    Cairan semi-sintesis yang mengandung 20% sukrosa dan indikator pH.

    Warna media dari biru kehitaman menjadi biru, hijau dan kuning.

    7. Traffic Light Matrix Model (TL-M)

    Pemeriksaan derajat keasaman saliva pasien.

    Seperti lampu lalu-lintas dengan warna merah, kuning dan hijau pada kolomnya.

    8. Kariogram

    Ada 10 parameter yang harus diisi.

  • 12

    Pengalaman karies (DMFT), penyakit umum, diet karbohidrat, frekuensi diet, skor plak (indeks

    Plak, Le & Silness), jumlah S. Mutans (uji S. Mutans), penggunaan fluor, sekresi saliva,

    kapasitas bufer saliva (Dentobuff Strip) dan penilaian klinis dari operator.

    9. Oral Tester

    Terdiri atas pengukuran kuantitas saliva, uji bufer dan uji Streptokokus mutans dilengkapi

    dengan perangkat lunak .

    Keuntungan UAK

    Dapat mengetahui individu yang mempunyai risiko karies tinggi sehingga dapat dilakukan

    pencegahan primer yang intensif dan efektif.

    Penyuluhan kesehatan gigi masyarakat.

    Memungkinkan pasien membuat asuransi.

    Memungkinkan peneliti mengambil manfaat dari UAK seperti:

    o mengurangi biaya;

    o meningkatkan pengembangan cara pengendalian karies;

    o memahami proses karies gigi lebih baik.

    Kesimpulan

    Periode gigi bercampur adalah periode saat gigi susu yang sudah waktunya tanggal digantikan

    oleh gigi dewasa atau permanen.4

    Kebanyakan kasus maloklusi atau hubungan rahang atas dan bawah yang tidak ideal,

    disebabkan oleh kerusakan gigi di periode ini.

    Aspek penting pada periode gigi geligi bercampur adalah :

    Penyesuaian perubahan oklusi yang terjadi selama pergantian gigi.

    Daftar pustaka

    1. Drg Minasari , morfologi gigi.

    2. Geoffrey C.Van Baek , Morfologi gigi: edisi 2; 29-71

    3. PERKEMBANGAN OKLUSI

    http://rssm.iwarp.com/gigi.htm

    4. periode gigi bercampur pada anak

    http://www.infogigi.com/article/periode-gigi-bercampur-pada-anak.html