Wacana Argumentasi
Transcript of Wacana Argumentasi
5/11/2018 Wacana Argumentasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/wacana-argumentasi 1/3
Wacana Argumentasi
Bahaya Penggunaan Styrofoam Bagi Lingkungan dan Kesehatan
Styrofoam yaitu kemasan yang umumnya berwarna putih dan kaku yang
sering digunakan sebagai kotak pembungkus makanan. Tadinya bahan ini dipakai
untuk pengaman barang non-makanan seperti barang-barang elektronik agar tahan
benturan ringan, namun pada saat ini seringkali dipakai sebagai kotak
pembungkus makanan. Kegunaannya yang mudah, praktis, enak dipandang,
murah, anti bocor, tahan terhadap suhu panas dan dingin seolah membutakan
masyarakat akan dampak dan efek bagi lingkungan serta kesehatan tubuh manusia
(Khomsan, 2003).
Bila ditinjau dari faktor alam atau lingkungan, styrofoam sangat
berbahaya karena bila sampahnya terus menumpuk maka akan timbul timbunan
sampah yang sulit diurai. Walaupun faktanya sudah banyak pengrajin yang
menggunakan styrofoam sebagai bahan utamanya untuk diolah lebih lanjut, tetapi
jumlah sampah styrofoam tetap masih meningkat setiap harinya. Bila sampah
styrofoam yang mengalir ke arah laut maka sudah tentu biota laut akan terganggu
ekosistemnya, karena styrofoam akan bereaksi dengan air laut dan menyebabkan
biota laut terganggu hidupnya.
Dampak lainnya adalah bagi kesehatan manusia, kandungan yang terdapat
dalam styrofoam seperti benzen, carsinogen dan stirena akan bereaksi dengan
begitu cepat dengan makanan yang dimasukkan kedalam styrofoam. bahwa
semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia styrofoamke dalam makanan. Padahal di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang
makanan di pinggir jalan, styrofoam digunakan untuk membungkus makanan
yang baru masak. Malahan ada restoran cepat saji yang memanaskan lagi
makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave. Saat makanan
atau minuman ada dalam wadah styrofoam, bahan kimia yang terkandung
dalamnya akan berpindah ke makanan. Perpindahannya akan semakin cepat jika
kadar lemak ( fat ) dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi. Selain itu,
5/11/2018 Wacana Argumentasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/wacana-argumentasi 2/3
makanan yang mengandung alkohol atau asam (seperti lemon tea) juga dapat
mempercepat laju perpindahan.
Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang
mengungkapkan bahwa residu styrofoam yang tercampur dalam makanan
sangatlah berbahaya. Residu tersebut dapat menyebabkan endocrine disrupter
(EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem
endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam
makanan .
Berdasarkan penelitian Lanita tahun 2006, serta menurut Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan Jakarta pada tahun 2005 (BBPOM), diungkapkan
bahwa zat zat pengawet mayat (formalin) juga ditemukan pada styrofoam.
Pengemas berbahan dasar resin rata-rata mengandung 5 ppm formalin. Formalin
pada styrofoam merupakan senyawa-senyawa yang secara inheren terkandung
dalam bahan dasar resin atau plastik. Zat racun tersebut baru akan luruh ke dalam
makanan akibat kondisi panas. Uap panas dari makanan akan memicu reaksi
kimia terjadi lebih cepat, misalnya saja benzen yang bila sudah bereaksi dan
masuk ke dalam tubuh dan masuk ke dalam jaringan darah dan terakumulasi
selama bertahun-tahun akan menimbulkan kerusakan pada sumsum tulang
belakang, menimbulkan anemia dan bahkan mengurangi produksi sel darah merah
yang sangat dibutuhkan tubuh untuk mengangkut sari-sari makanan dan oksigen
ke seluruh tubuh. Benzen juga bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid,
mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak
jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah.
Selain benzen, zat yang tidak kalah berbahayanya bagi kesehatan yang
terdapat dalam styrofoam adalah carsinogen. Carsinogen dapat menyebabkan
kanker dan akan lebih berbahaya bila pemakian wadah styrofoam digunakan
berulang-ulang, karena carsinogen mudah larut.
Lalu ada satu zat lagi yang juga berbahaya yaitu stirena. Dari hasil suatu
penelitian, stirena dapat mengontaminasi air susu ibu, selain itu stirena juga dapat
bermigrasi kejanin melalui plasenta pada ibu-ibu yang sedang mengandung.
Keterpaparan dalam jangka panjang, tentu akan menyebabkan penumpukan
5/11/2018 Wacana Argumentasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/wacana-argumentasi 3/3
stirena dalam tubuh. Akibatnya bisa muncul gejala saraf, sepaerti kelelahan,
gelisah, sulit tidur dan anemia.
Sebenarnya banyak pencegahan yang telah dilakukan para pedagang atau
penjual makanan, salah satunya adalah dengan melapisi styrofoam dengan plastik
transparan. Sebernarnya hal ini akan menambah jumlah reaksi zat kimia yang
terjadi pada pengemasan makanan, karena plastik juga berbahaya untuk
pembungkus makanan, jadi langkah tersebut kurang cocok untuk mengurangi
bahaya styrofoam.
Jadi antisipasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahaya styrofoam
ini bagi kesehatan adalah dengan membawa sendiri wadah yang akan kita
guanakan untuk membungkus makanan dan segera dipindahkan makanan yang
sudah dibungkus dengan styrofoam ke dalam wadah yang lebih aman seperti
piring kaca atau gelas kaca. Banyak negara sudah melarang pemakaian untuk
wadah pembungkusan makanan styrofoam, contohnya: Kanada, Jepang dan korea.
Bila negara kita belum mengeluarkan peraturan atau kebijakan yang tegas tentang
bahaya penggunaan styrofoam hendaknya kita yang mulai menyadari bahaya
bahan ini dengan menghindari membeli makan atau minuman yang menggunakan
styrofoa sebagai wadah pembungkus. Langkah kecil yang kita lakukan ini
berguna bagi diri kita sendiri agar terhindar dari keganasan kanker dan tentunya
berguna bagi lingkungan kita.