Wabah Coronavirus MERS

4
Wabah Coronavirus MERS-CoV Diarsip dalam: Biologi, Emerging Infectious Diseases, Eurosurveillance, Evolusi Laporan Penelitian - Pengamanan coronavirus terhenti. Kurangnya studi mendalam menghambat upaya mengidentifikasi sumber virus Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV). Satu tahun kasus pertama infeksi Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) pada manusia yang dilaporkan di Arab Saudi masih banyak tidak terjawab atas pertanyaan paling mendesak dari perspektif kesehatan masyarakat. Apa sumber kasus? Sejauh ini 114 kasus dikonfirmasi infeksi MERS-CoV dengan 54 kematian dan 34 kasus dicurigai. Semua berasal dari Jazirah Arab dengan sebagian besar Arab Saudi dan lainnya Yordania, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA). Kasus dengan cepat menjalar ke Inggris, Perancis, Italia dan Tunisia.

Transcript of Wabah Coronavirus MERS

Page 1: Wabah Coronavirus MERS

Wabah Coronavirus MERS-CoVDiarsip dalam: Biologi, Emerging Infectious Diseases, Eurosurveillance, Evolusi

Laporan Penelitian - Pengamanan coronavirus terhenti. Kurangnya studi mendalam menghambat upaya mengidentifikasi sumber virus Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV).

Satu tahun kasus pertama infeksi Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) pada manusia yang dilaporkan di Arab Saudi masih banyak tidak terjawab atas pertanyaan paling mendesak dari perspektif kesehatan masyarakat. Apa sumber kasus?

 

Sejauh ini 114 kasus dikonfirmasi infeksi MERS-CoV dengan 54 kematian dan 34 kasus dicurigai. Semua berasal dari Jazirah Arab dengan sebagian besar Arab Saudi dan lainnya Yordania, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA). Kasus dengan cepat menjalar ke Inggris, Perancis, Italia dan Tunisia.

Virus ini diduga virus hewan yang secara sporadis melompat ke manusia, belum ada tanda-tanda bahwa virus dapat menyebar dengan mudah di antara manusia meskipun penyebaran terbatas di antara orang-orang dalam kontak dekat telah terlihat.

"Ini benar-benar tidak dapat diterima. Negara-negara yang terkena sepertinya tidak memiliki rasa peduli," kata Jean-Claude Manuguerra, kepala Laboratory

Page 2: Wabah Coronavirus MERS

for Urgent Response to Biological Threats di Pasteur Institute, Paris.

Manuguerra adalah salah satu dari 13 ahli yang diundang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss, untuk mengunjungi negara Arab sebagai bagian dari misi bersama untuk menilai situasi dan merekomendasikan langkah-langkah untuk mengendalikan wabah.

Dengan jutaan kontak ziarah haji tahunan ke Mekkah pada pertengahan bulan Oktober, pemerintah Saudi berada dalam siaga tinggi untuk kasus MERS-CoV dan tidak ada keraguan lagi bahwa MERS-CoV menjadi wabah SARS dunia berikutnya.

Kelelawar mungkin sumber aslinya. Sekuen genom MERS-CoV paling dekat dengan korona kelelawar lainnya. Sejak temuan ini, Arab Saudi telah 2 kali mengundang tim yang dipimpin Ian Lipkin, virulog Columbia University di New York, untuk sampel jaringan kelelawar dan tinja.

Tapi kontak langsung dengan kelelawar tidak mungkin untuk menjelaskan kasus pada manusia dan ilmuwan menduga virus menginfeksi hewan lain untuk datang ke dalam kontak dengan manusia. Hingga kini tidak pernah dilakukan sampling skala besar hewan untuk mencari virus.

"Ada kemungkinan virus di mana-mana, tetapi dari waktu ke waktu mengalami mutasi yang memungkinkan melompat lintas spesies terbatas perantara bagi manusia," kata Malik Peiris, virulog University of Hong Kong.

Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus in Bats, Saudi Arabia

Ziad A. Memish1 et.al.1. Ministry of Health, Riyadh, Saudi ArabiaEmerging Infectious Diseases, November 2013

Akses : DOI:10.3201/eid1911.131172 

Seroepidemiology for MERS coronavirus using microneutralisation and pseudoparticle virus neutralisation assays reveal a high prevalence of antibody in dromedary camels in Egypt, June 2013

R A Perera1 et.al.1. Centre of Influenza Research, School of Public Health, The University of Hong Kong, Hong Kong, ChinaEurosurveillance, 05 September 2013

Akses : Volume 18/Issue 36 Article 2 

Page 3: Wabah Coronavirus MERS

TEMPO.CO, Jakarta - Coronavirus baru yang sudah merengut 35 nyawa di  Timur Tengah dan menginfeksi 40 orang itu kini dinamai Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Banyak ilmuwan telah menyebutnya sebagai MERS, namun Coronavirus Study Group, kelompok yang terdiri dari para ahli dari seluruh dunia, meresmikan namanya pada hari Kamis.

"Nama ini didukung oleh penemu virus dan peneliti lain. Juga oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan oleh Departemen Kesehatan Arab Saudi. Kami sangat menyarankan penggunaan nama ini dalam komunikasi ilmiah dan lainnya," kelompok yang dipimpin oleh Raoul de Groot dari Universitas Utrecht di Belanda, dalam Journal of Virology.

Masalah penamaan virus bisa jadi sensitif. Biasanya, negara tidak ingin nama mereka dikaitkan dengan penyakit tertentu. Itulah sebabnya nama seperti "flu Hong Kong" tidak digunakan lagi, cenderung dinamai berdasarkan nama genetiknya seperti H1N1 atau H7N9.

MERS-COV terkait dengan Timur Tengah. Semua pasien berada di, atau telah melakukan perjalanan ke Yordania, Qatar dan Arab Saudi. Kasus yang terlihat di Prancis, Jerman, dan Inggris, mereka yang terjangkit terinfeksi oleh wisatawan dari negara-negara itu. 

Para peneliti khawatir MERS akan menjadi wabah seperti halnya SARS pada tahun 2003 yang pertama kali terlihat di Cina. Organisasi Kesehatan Dunia akhirnya menetap pada nama sindrom pernafasan akut parah, atau SARS untuk penyakit dengan gejala itu. 

Virus MERS adalah 'sepupu jauh' dari SARS. Coronavirus biasanya menyebabkan gejala flu seperti yang sering kita jumpai. Mers tampaknyaditularkan dari kelelawar pemakan serangga, lapor kelompok de Groot. "Kelelawar mungkin telah menginfeksi beberapa hewan lainnya, yang pada gilirannya menginfeksi manusia," kata mereka.

Tetapi virusnya bisa menular dari orang ke orang, terutama di rumah sakit. SARS menyebar dengan mudah di rumah sakit ketika melintas di seluruh dunia, menginfeksi hampir 8.000 orang dan membunuh 775 dari mereka.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban tentang MERS. "Kita tahu virus ini telah menginfeksi orang sejak 2012, tapi kita tidak tahu di mana virus ini hidup," kata WHO dalam sebuah pernyataan di situsnya.