W a y F i n d i n g A r c h i t e c t u r...
Transcript of W a y F i n d i n g A r c h i t e c t u r...
Page | 63
HAPPY NUGROHO ( 41208010036 )
TEKNIK ARSITEKTUR – FTPD – UNIVERSITAS MERCU BUANA
S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
W a y F i n d i n g A r c h i t e c t u r e
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Ide Awal Konsep Perancangan
Sudirman Interchange adalah sebuah penggabungan moda transportasi yang
ada dan berkembang di Jakarta serta untuk menjawab akan kebutuhan dan
permasalahan mengenai sistem transportasi Jakarta yang layak dan modern serta
menjawab kebutuhan kota Jakarta akan ruang terbuka hijau pada fasilitas umum.
Sebuah pengalaman baru dari sebuah sistem transportasi masal di Sudirman ini
berpotensi sebagai penyegaran dan daya tarik kembali terhadap sistem transportasi
di Jakarta yang sangat dibutuhkan oleh penduduknya, dengan pengolahan sirkulasi
yang mudah dan menarik serta penerapan teknologi tinggi dan tetap menuangkan
kesan tanggap terhadap iklim pada bangunannya menciptakan hal yang baru dan
berbeda sehingga menghasilkan sebuah pandangan baru terhadap sistem
transportasi Jakarta.
Gambar 5.1 : Gambaran Konsep Awal
Page | 64
HAPPY NUGROHO ( 41208010036 )
TEKNIK ARSITEKTUR – FTPD – UNIVERSITAS MERCU BUANA
S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
W a y F i n d i n g A r c h i t e c t u r e
Transit Hub
Sebuah kesatuan fungsi bangunan yang terdiri atas
beberapa moda transportasi dan program ruang
yang mencoba merangkum dan menghasilkan
kepadatan pergerakan pengguna sehingga
perpindahan masal menjadi lebih efektif.
Climate Respones
Respone bangunan terhadap iklim Kota Jakarta
menjawab dan menyelesaikan permasalahan yang
disebabkan oleh iklim, panas, hujan, angin dan
lainya. Sehingga bangunan bisa melindungi aktivitas
pengguna dan pengelola di dalam bangunan.
Greenmark Return
Pengembalian elemen hijau pada jalan dan fasilitas
umum di jakarta sehingga dapat membantu
mengurangi efek panas lingkungan perkotaan dan
memberikan kesan hijau untuk bangunan modern.
Dapat juga digunakan sebagai tempat beristirahat
dan berkumpul dan menjadi ruang positif bagi
pengguna stasiun.
Easy Link
Stasiun Antar Moda dengan sebuah rangkuman
beberapa mode transportasi padat di jakarta, yang
memberikan sebuah kemudahan dan kejelasan
hubungan antar fasilitas dan ruang serta moda
transportasi dengan alur kegiatan penumpang yang
sangat mudah menuju tempat yang diinginkan.
Tabel 5.1 : Konsep Sudirman Multi Transport Station
Page | 65
HAPPY NUGROHO ( 41208010036 )
TEKNIK ARSITEKTUR – FTPD – UNIVERSITAS MERCU BUANA
S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
W a y F i n d i n g A r c h i t e c t u r e
5.2 Konsep zoning
Konsep zoning perancangan Sudirman Interchange ini adalah “Vertical
Finding” yaitu dengan pembagian zona moda transportasi secara vertikal. Sehingga
penentuan zona per lantai dapat memudahkan pengguna untuk menemukan moda
transportasi mana yang akan mereka capai karena pembagiannya sudah sangat
jelas yaitu perlantai secara vertikal, di antaranya Zona Lantai 1 untuk moda
transportasi Kereta Rel Listrik (eksisting), Taksi dan transportasi tradisional, Zona
lantai 2 untuk moda transportasi Taksi, Bis kota dan Transjakarta, dan Zona laniat 3
untuk Kereta monorel bandara.
Gambar 5.2 : Konsep Zoning
5.3 Konsep Tapak
Konsep tapak untuk Sudirman Interchange adalah dengan merancang tapak
sesuai dengan kondisi eksisting rel yang tidak bisa dirubah yaitu memanjang linear
sepanjang rel dan terbagi menjadi dua bagian tapak karena terpotong lintasan rel.
Monorel Green Line
Monorel Blue Line
Train Station
Transjakarta
Page | 66
HAPPY NUGROHO ( 41208010036 )
TEKNIK ARSITEKTUR – FTPD – UNIVERSITAS MERCU BUANA
S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
W a y F i n d i n g A r c h i t e c t u r e
Karena kondisi tapak yang memiliki 2 level ketinggian tanah tapak dirancang
menjadi 3 layer yaitu Zona lantai 1, Zona lantai 2, dan Zona lantai 3 yang masing-
masing zona melayani beberapa moda transportasi dan pembagian zona seperti ini
dapat memudahkan pengguna mencapai moda transportasi yang diinginkan.
Jalur hijau pada tapak sangat tidak maksimal karena luasan tapak yang tidak
begitu besar dan berada di tepi sungai mengakibatkan kurangnya jalur hijau atau
penghijauan sekitar tapak, dengan ini perancangan landscape tapak dirancang pada
bangunan sehingga bangunan bisa menyumbangkan penghijauan pada tapak .
Gambar 5.3 : Konsep Tapak
5.4 Konsep Bangunan
Bangunan Sudirman Interchange didesain dengan konsep “FUTURE-
CLIMATE” yaitu penggabungan antara desain sebuah pusat transit transportasi
kota besar seperti Jakarta yang identik dengan modern dan cepat yang digabungkan
dengan nilai lokal bangunan yang tanggap terhadap iklim jakarta yang tropis seperti
penggunaan overstag, lubang angin, dan kerei (vertical blind) pada bangunannya,
dan memiliki banyak bukaan pada sisi bangunan. Sehingga ikon sebuah bangunan
Page | 67
HAPPY NUGROHO ( 41208010036 )
TEKNIK ARSITEKTUR – FTPD – UNIVERSITAS MERCU BUANA
S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
W a y F i n d i n g A r c h i t e c t u r e
Pusat Transportasi yang modern dan futuristik namun bisa tetap mencirikan
bangunan asli negara indonesia yang beriklim tropis.
Gambar 5.4 : Gambaran Konsep Bangunan
Pada sisi sungai dimanfaatkan sebagai bukaan stasiun untuk memberikan
pemandangan serta memanfaatkan pencahayaan alami pada tapak, sehingga
bangunan juga dapat menghemat pemakaian energinya.
5.4.1 Konsep Tiketing
Gambar 5.5 : Konsep Tiketing
Page | 68
HAPPY NUGROHO ( 41208010036 )
TEKNIK ARSITEKTUR – FTPD – UNIVERSITAS MERCU BUANA
S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
W a y F i n d i n g A r c h i t e c t u r e
5.4.2 Konsep Fasade
Gambar 5.6 : Konsep Fasade
Konsep fasade pada bangunan Sudirman Interchange ini adalah
dengan penggunaan MEDIA LED sebagai fasade utamanya yang merupakan
fasade bangunan yang bisa dijadikan sebagai media gambar untuk reklame
maupun perubahan warna bangunan stasiun. Selain itu fasade ini bisa
mengesankan bangunan yang modern dan futuristik serta memiliki estetika
yang menarik.
Penggunaan media fasade ini juga tidak menutupi pandangan dari
dalam stasiun ke luar stasiun sehingga penumpang masih bisa merasakan
luar ruang dari dalam stasiun.
5.4.3 Konsep Struktur
Struktur pada bangunan menggunakan struktur Space Frame dan
Baja karena pada stasiun sangat memungkinkan untuk penggunaan bentang
lebar untuk laintai dan atapnya sehingga tidak banyak pemakaian kolom yang
bisa mengganggu alur sirkulasi pengguna didalamnya. Penggunaan Struktur
Space Frame dan Baja juga bisa dimanfaatkan sebagai elemen estetika
struktur, struktur yang diekspose tanpa plafon dan penutup lainnya
Page | 69
HAPPY NUGROHO ( 41208010036 )
TEKNIK ARSITEKTUR – FTPD – UNIVERSITAS MERCU BUANA
S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
W a y F i n d i n g A r c h i t e c t u r e
mengesankan bangunan yang kokoh dan kuat dan memiliki kesan berbeda
bagi yang melihatnya.
Gambar 5.7 : Konsep Struktur
5.4.4 Konsep Utilitas
1) Jaringan Listrik
Gambar 5.8 : Konsep Jaringan Listrik
Konsep listrik bangunan dengan menggunakan listrik dari PLN dan
membaginya menjadi beberapa saklar pembagi dan selanjutnya dialirkan
keseluruh bagunan stasiun, serta dengan tambahan genset bila terjadi
masalah pada listrik PLN.
Page | 70
HAPPY NUGROHO ( 41208010036 )
TEKNIK ARSITEKTUR – FTPD – UNIVERSITAS MERCU BUANA
S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
W a y F i n d i n g A r c h i t e c t u r e
2) Air Bersih
Gambar 5.9 : Konsep Air Bersih
Kebutuhan air bersih digunakan dari air tanah yang diambil dengan
sumur bor dan ditampung pada bak penampungan yang nantinya akan
disalurkan menuju keseluruh bangunan stasiun.
3) Air Kotor
Gambar 5.10 : Konsep Air Kotor
Pembuangan limbah air kotor bangunan stasiun adalah dengan
membagi menjadi beberapa limbah yaitu limbah toilet yang disalurkan ke
septictank lalu ke sumur resapan dan ke saluran kota lalu ke air tanah dan
limbah air cucian yang disalurkan ke selokan stasiun lalu ke pengolahan
limbah dan saluran perkotaan.