W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ......

72

Transcript of W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ......

Page 1: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

Page 2: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Page 3: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

P e n g a n t a r R e d a k s i

Pengantar Redaksi

Pembaca yang budiman,Selamat bertemu kembali dengan Warta Geologi (WG) dalam penerbitan Volume 3 Nomor 4, edisi Desember 2008. Seperti edisi-edisi sebelumnya dalam edisi ini kami menyajikan rubrik-rubrik “Editorial”, “Geologi Populer”, “Lintasan Geologi”, “Geo Fakta”, “Profil”, “Seputar Geologi”, dan “Layanan Geologi”.

“Editorial” WG kali ini mengupas mengenai dua mata sisi uang penebangan hutan, yaitu sisi pertama kekeringan yang melanda pada musim kemarau, dan sisi kedua longsor serta banjir pada musim penghujan. Selanjutnya dalam rubrik “Geologi Populer” kami menyajikan tulisan-tulisan “Fenomena Semburan Lumpur di Indonesia: Edukasi bagi masyarakat sekitar Sumur Migas di Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir (Ol)”, “CBM – Gas Methan dalam Batubara Calon Bahan Bakar Masa Depan”, dan “Kaldera “Supervolcano” Toba”. Selanjutnya dalam rubrik “Lintasan Geologi” para pembaca dapat menyimak tulisan yang berjudul “Kawah Ijen Penghasil Belerang Terbesar”. “Geo Fakta” menyajikan bagian pertama dari dua artikel berjudul “Geomedika Pengaruh debu mineral pada kesehatan” dan sosok geologis dunia bernama Alfred Russel Wallace. Adapun dalam profil kita kali ini WG menurunkan tulisan tentang sosok geologis wanita asal Yogyakarta, ibu Sri Sumarti.

Pembaca yang budiman,Artikel “Fenomena Semburan Lumpur di Indonesia” merupakan tulisan Edy Sutriyono dkk. yang melaporkan upaya edukasi melalui penyuluhan kepada masyarakat di Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir. Kegiatan edukasi ini dilakukan berkaitan dengan usaha pengaktifan kembali sumur-sumur minyak di daerah tersebut dan adanya kekhawatiran yang muncul di kalangan masyarakat dengan semburan lumpur yang terjadi di daerah lain di Indonesia. Kegiatan ini patut diteladani oleh daerah-daerah lain di Indonesia yang memiliki potensi sumur minyak dan semburan lumpur. Artikel “CBM – Gas Methan dalam Batubara” merupakan karya tulis Siti Sumilah Rita Susilawati. Penulis secara persuasif menguraikan apa itu Coal Bed Methane (CBM), bagaimana proses terbentuknya, bagaimana cara eksploitasinya, dan apa manfaatnya. Di akhir tulisan, penulis menyinggung penyelidikan CBM di Indonesia, potensinya, dan peranan Badan Geologi dalam kaitan pengkajian potensi CBM ini.

Igan S. Sutawidjaja kembali hadir dalam WG kali ini dengan tulisannya yang berjudul Kaldera

“Suvervolcano” Toba. Penulis mencoba menguraikan secara singkat karakteristik dan teori pembentukan kandera Toba.

Artikel “Kawah Ijen Penghasil Belerang Terbesar” karya SR Wittiri dan Sri Sumarti menyajikan kawah di Gunung Ijen yang menjadi penghasil belerang terbesar di Indonesia. Pada akhir tulisan mencuat permasalahan menarik, yaitu bagaimana menormalkan air kawah dengan pH 2,5-3? Ternyata serangkaian percobaan yang dilakukan oleh tim geokimia BPPTK cukup berhasil menormalkan air.

Artikel berjudul “Geomedika, pengaruh debu mineral pada kesehatan” merupakan terjemahan Joko Parwata dari beberapa sumber di Internet. Tulisan ini mengetengahkan munculnya disiplin ilmu baru bernama Geomedika yang mengkaji efek-efek proses geologis pada kesehatan makhluk hidup dengan mengupas salah satu kasus debu mineral.

Profil WG edisi ini menampilkan kisah wanita Indonesia yang menjadi geologis karena Gunung Merapi. Sri Sumarti, saat ini menjabat sebagai Kepala Seksi Gunung Merapi pada Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian Yogyakarta, PVMBG, Badan Geologi. Semangat hidupnya untuk menyelesaikan segala macam rintangan yang menghalangi jalan hidupnya dapat pembaca simak dalam profil ini. Adapun rubrik “Layanan Geologi” kali ini diisi dengan informasi Laboratorium Kimia BPPTK, PVMBG. Terakhir dalam rubrik “Seputar Geologi” kita akan menyimak beberapa kegiatan Badan Geologi antara bulan November hingga Desember 2008. Berturut-turut dilaporkan acara “Penyuluhan Geologi untuk Guru-Guru Geografi se-Kabupaten Pacitan jawa Timur” dan “Launching Peta dan Seminar Gaya Berat Indonesia”.

Pembaca yang budiman,Dengan terbitnya WG edisi ini maka berakhir pula terbitnya WG untuk tahun 2008 ini. Kami harap di tahun depan WG kita ini semakin kaya akan isi dan berbobot maknanya. Kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang telah menyumbangkan tulisannya di WG kali ini, terutama kepada Edy Sutriyono dkk dari Universitas Sriwijaya.

Akhir kata, selamat menikmati Warta Geologi dan sampai jumpa tahun depan. n Redaksi

Page 4: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

E d i t o r i a l

Kesalahan besar yang sering menerpa suatu kaum

adalah tidak pernah belajar dari suatu kejadian, tidak

pernah belajar dari pengalaman. Kesalahan tersebut

menghasilkan tragedi yang berkali-kali terjadi.

Contoh kecil yang sebenarnya sangat disadari

oleh semua pihak, bahwa menebang hutan secara

semena-mena akan menghasilkan dua sisi mata

uang. Sisi pertama adalah musim kemarau yang

akan menghasilkan kekeringan yang kerontang

karena tidak ada cadangan air tanah, sedangkan sisi

lainnya akan menghasilkan longsor dan banjir yang

membawa lumpur beserta pepohonan.

Apabila menyimak Peta Kerentanan Gerakan Tanah,

kita akan terkesima setelah menyadarinya bahwa

hampir 75 % bumi Indonesia rentan akan gerakan

tanah (longsor). Posisi geografis Indonesia yang

diapit oleh tiga mega lempeng dunia yang sering

dituding sebagai salah satu pemicunya. Posisi

tersebut menghasilkan banyak gunungapi, morfologi

yang berbukit dan tentu saja, kondisi batuan yang

tidak kompak.

Lelah mata kita menyimak berbagai informasi dari

beragam media massa yang menayangkan berita

kekeringan, banjir, longsor. Ada kalanya lokasi

kejadiannya di tempat yang sama terjadi setiap

tahun.

Belum lama ini kita menyaksikan longsor yang disusul

dengan banjir yang merendam suatu perkampungan

di Provinsi Sulawesi Barat. Ada pemandangan yang

tidak lazim di sana, pada salah satu sekolah yang

terlanda bukan saja terendam oleh lumpur yang

tebal, tetapi juga pepohonan mulai ranting hingga

batang. Hanya ada satu penjelasan yang logis,

longsor yang disusul banjir tersebut karena ulah

penebangan hutan yang semena-mena.

Dua Sisi Mata Uang Penebangan Hutan antara Kering-kerontang dan Banjir

Hutan tidak saja berfungsi sebagai paru-paru dunia,

tetapi sekaligus sebagai pengikat tanah dan pada

gilirannya akan menangkap aliran air di permukaan

untuk disimpan di dalam akuifer yang akan mengalir

keluar ketika kemarau datang.

Hidup dengan mengacu pada hasil kerja keras para

geolog dan pecinta lingkungan adalah langkah awal

yang patut. Adalah hal yang tidak bijaksana apabila

berdiri menuding bahwa posisi geografis adalah

penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi

tersebut adalah given yang sudah tentu tidak

bisa direkayasa, apalagi merubahnya. Yang dapat

dilakukan adalah berlaku bijak dalam menata dan

mempergunakannya.

Peta Kerentanan Gerakan Tanah telah tersedia,

Daerah Rawan Banjir sudah pasti, tetapi tidak sedikit

orang yang menjadikannya sebagai lokasi favorit

sebagai tempat tinggal.

Alangkah sulitnya berfikir dan bertindak menghindar

dari tragedi yang sudah berkali-kali menerpa. Alhasil,

setiap kemarau datang tanah menjadi retak karena

ketiadaan air tanah dan memasuki musim hujan

retakan tanah terisi air dan memicu tanah bergerak

yang menghasilkan longsor. Mengapa kita tidak mau

belajar dari kesalahan dan pengalaman? nSR Wittiri

Page 5: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�Editorial

Page 6: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Bencana semburan lumpur belakangan

ini telah menjadi perhatian masyarakat

Indonesia, khususnya masyarakat yang

tinggal di sekitar lapangan migas di Sumatera

Selatan. Dalam upaya mengantisipasi kejadian

alam seperti itu diperlukan edukasi melalui

penyuluhan mengenai semburan lumpur agar

masyarakat mendapat wawasan yang lebih

luas, sehingga kepanikan yang berlebihan dapat

dihindari. Penyuluhan dilakukan di Kecamatan

Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir, di daerah

tersebut sedang dilakukan pengaktifan kembali

sumur-sumur minyak. Untuk mengetahui

keberhasilan kegiatan ini, yang berupa

meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai

fenomena semburan lumpur, dilakukan melalui

kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah

penyuluhan. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui

adanya peningkatan pemahaman masyarakat

mengenai fenomena semburan lumpur yang

terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Fenomena Semburan Lumpur di Indonesia: Edukasi bagi Masyarakat di sekitar Sumur Migas di Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir (OI)

Oleh: Edy Sutriyono1, Budhi Setiawan2, Budhi K. Susilo1, Ika Juliantina2, Endang Wiwik D.H.1

G e o l o g i P o p u l e r

� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

1. Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Sriwijaya E-mail: [email protected]. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih KM 32 Indralaya, Sumatera Selatan E-mail: [email protected]

Page 7: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

Geologi Populer

PendahuluanKeberadaan lapangan migas di suatu daerah diharapkan dapat berkontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD). Daerah Tanjung Tiga Timur di Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir memiliki sumur-sumur migas yang ditinggalkan sementara kegiatan operasinya (temporary abandonment). PT Pertamina EP Region Sumatera berkerjasama dengan PT Formasi Sumatera Energi berupaya untuk mengaktifkan kembali sumur-sumur migas yang ditinggalkan tersebut. Upaya pengaktifan kembali sumur migas perlu dibarengi dengan pengelolaan lingkungan yang baik, termasuk sosialisasi kepada masyarakat setempat sehubungan dengan pengaktifan kembali program tersebut.

Perlu disadari bahwa eksploitasi migas seringkali menimbulkan dampak lingkungan yang secara langsung ataupun tidak langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar. Pencemaran lingkungan akibat zat-zat kimia dari tumpahan minyak, semburan liar (blowout) berupa lumpur atau gas methana (CH4), dan kebocoran pipa minyak/gas adalah contoh-contoh permasalahan lingkungan secara fisik. Dampaknya secara non-fisik yang terkait dengan aspek sosial-ekonomi dan psikologi masyarakat sering kali lebih serius dan bersifat lebih kompleks atau rumit, terutama dalam upaya pemulihan atau “recovery”. Kasus semburan lumpur Sidoarjo di Jawa Timur atau yang dikenal sebagai LUSI yang terjadi sejak tahun 2006 diduga terkait dengan kegiatan pemboran ekplorasi migas yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas (Perusahaan Swasta Nasional).

Semburan lumpur di Desa Lubai Persada, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim (Sumatera Selatan) yang terjadi pada bulan April 2008 di stasiun kompresor gas Merbau (Mbu) 01 milik PT Pertamina EP Region Sumatera merupakan contoh lain bencana yang terkait dengan aktifitas eksploitasi migas. Kedua fenomena itu telah menimbulkan dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat setempat. Fenomena serupa bukannya tidak mungkin akan didapatkan juga di Kabupaten Ogan Ilir, terutama jika dilihat dari tatanan tektoniknya, yaitu lapangan migas di Muara Enim dan Ogan Ilir secara regional keduanya berada pada South Sumatera back-arc basin.

Publikasi secara luas bencana semburan lumpur di beberapa daerah di Indonesia, khususnya yang terjadi di Kabupaten Muara Enim, tentunya telah menarik perhatian dan memberikan dampak psikologis sebagian masyarakat yang wilayahnya terdapat sumur migas. Dalam rangka mengantisipasi kejadian alam seperti di Kabupaten Muara Enim, masyarakat di Kecamatan

Fenomena LUSI

Model “mud volcano” (dari Prasetyo, 2007).

Peta tektonik Sumatera. Kabupaten OI dan Kabupaten Muara Enim terletak di South Sumatera Basin (modifikasi dari Sutriyono, 1998).

Page 8: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

8 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Rambang Kuang, maka Kabupaten Ogan Ilir perlu mendapatkan edukasi melalui penyuluhan mengenai fenomena semburan lumpur di beberapa daerah di Indonesia agar mereka mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang hal itu, sehingga kepanikan yang berlebihan dapat dihindari jika di daerahnya terjadi hal yang serupa. Lebih jauh lagi, pemahaman yang cukup tentang kejadian alam tersebut diharapkan masyarakat dapat turut berperan aktif dalam menangani permasalahan yang ada, termasuk penanganan pengungsi, penyelamatan harta miliknya, dan dampak kemasyarakatan lainnya.

Tinjauan Pustaka Indonesia dikenal sebagai daerah “ring of fire” di kawasan Asia-Pasifik merupakan wilayah yang rentan terhadap bencana alam. Fenomena alam yang hingga kini menjadi kontroversi adalah LUSI. Kemunculan LUSI menjadi kontroversi diduga karena adanya muatan “politis” yang menyertainya, sehingga sulit bagi pemerintah untuk menyatakan apakah LUSI itu sebagai bencana alam (natural disaster) ataukah bencana yang diakibatkan oleh aktifitas pemboran sumur eksplorasi migas yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas. Terlepas dari kontroversi yang terkait dengan kepentingan politik, LUSI, oleh para ahli geologi dipandang sebagai fenomena ”mud volcano” atau gunung api lumpur, yang mengalami erupsi akibat aktivitas tektonik yang terkait dengan penyusupan lempeng Indo-Australia di bawah pulau Jawa.

Seperti telah disebutkan bahwa semburan lumpur ternyata terjadi juga di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Indramayu (Jawa Barat) dan Kabupaten Muara Enim (Sumatera Selatan). Kemunculan lumpur di Indramayu dikaitkan dengan kegiatan seismik yang dilakukan oleh PT Pertamina, sedang di Muara Enim semburan lumpur merupakan gejala ”blowout” di sumur migas milik PT Pertamina EP Region Sumatera yang telah dimatikan sejak tahun 2002 (dalam sejarahnya, sumur itu pernah mengalami blowout di tahun 2002).

Dalam kasus Muara Enim, PT Pertamina EP Region Sumatera memberikan argumentasi bahwa blowout dipicu oleh gerakan lempeng Indo-Australia yang menyusup di bawah pulau Sumatera ketika terjadi gempa tektonik di Bengkulu, sehingga semen penyumbat sumur retak dan mengakibatkan terjadinya semburan lumpur. Berdasarkan Ali Syahbana (Asisten Manager) PT Pertamina EP Region Sumatera, kedalaman sumber semburan lumpur di daerah ini adalah 27 meter (Sumatera Ekspres, 7 Mei 2008), oleh karena itu kasus ini dianggap berbeda dengan LUSI yang memiliki kedalaman

cukup besar. Apapun faktor penyebab dari erupsi lumpur di wilayah itu, namun satu faktor yang dapat dipastikan yaitu adanya formasi lumpur dengan kandungan gas cukup tinggi.

Secara tektonik, wilayah Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Muara Enim keduanya berada pada sistem South Sumatera back-arc basin, dan daerah cekungan sedimen itu dikenal sebagai penghasil minyak dan gas bumi. Berdasarkan kesamaan lingkungan tektoniknya, kedua wilayah kabupaten tersebut kemungkinan memiliki kemiripan kondisi geologi.

Dalam konteks semburan lumpur, formasi lumpur yang dijumpai di Kabupaten Muara Enim kemungkinan didapatkan juga di Kabupaten Ogan Ilir, hal ini dimungkinkan karena kedua wilayah itu di masa lampau berada pada satu sistem cekungan pengendapan, sehingga memiliki kemiripan sejarah geologi. Tentu saja, skenario ini memerlukan penelitian lebih lanjut lagi untuk membuktikan bahwa formasi lumpur bertekanan tinggi dijumpai juga di wilayah Kabupaten Ogan Ilir.

Materi dan Metode PelaksanaanKegiatan pengabdian masyarakat berupa edukasi tentang fenomena semburan lumpur di Indonesia, telah dilaksanakan di Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan banyaknya sumur migas disekitar pemukiman penduduk didalam wilayah ini. Untuk itu, dalam melaksanakan kegiatan ini telah disusun: a.Kerangka pemecahan masalah yaitu pemfokusan kegiatan pada dampak sosial akibat fenomena semburan lumpur di suatu daerah, sehingga masyarakat disekitar sumur-sumur migas memiliki kewaspadaan bencana terkait dengan kemungkinan terjadi semburan lumpur.

b.Realisasi kegiatan pengabdian masyarakat mengenai dampak sosial akibat fenomena semburan lumpur diwujudkan dalam bentuk edukasi dimaksudkan memberikan pengetahuan tentang kondisi geologi daerahnya dan pemahaman tentang fenomena semburan lumpur bagi masyarakat yang tinggal disekitar sumur-sumur migas di Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir.

c.Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan hanya ditujukan bagi perwakilan dari 5 (lima) desa, mengingat keterbatasan tempat di kantor kecamatan Rambang Kuang. Kelima desa tersebut adalah Desa Tambang Rambang, Sukananti, Tanjung Bulan, Kayu Ara dan Tanjung Miring.

G e o l o g i P o p u l e r

Page 9: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�Geologi Populer

d.Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui ceramah dan tanya jawab. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat mengenai materi edukasi maka dilakukan kuesioner sebelum dan sesudah pelaksanaan.

Hasil dan PembahasanPelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilaksanakan melalui kuesioner kepada peserta sebelum dan sesudah ceramah mengenai semburan lumpur.

Persiapan KegiatanPada tahap persiapan pelaksanaan kegiatan, tim pelaksana melakukan kunjungan lapangan sebanyak 2 kali. Pada kunjungan pertama, tim pelaksana melakukan orientasi lapangan dengan melihat secara langsung situasi kehidupan masyarakat, sekaligus memperkenalkan diri, melakukan sosialisasi rencana kegiatan dan memohon perizinan dan bantuan fasilitas bagi pelaksanaan kegiatan. Pada kunjungan kedua, tercapai kesepakatan antara Tim Pelaksana dan Bapak Camat terkait dengan waktu dan tempat kegiatan.

Pelaksanaan KegiatanKegiatan pengabdian kepada masyarakat dari LPM Universitas Sriwijaya dengan judul “Fenomena Semburan Lumpur di Indonesia:

Edukasi bagi Masyarakat di sekitar Sumur Migas di Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Oktober 2008 di Ruang Pertemuan, Kantor Kecamatan Rambang Kuang. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari 5 (lima) desa dimana di wilayahnya terdapat sumur-sumur minyak yang masih produksi, maupun sumur-sumur yang sudah ditinggalkan (lebih dikenal sebagai sumur tua). Peserta yang hadir dalam kegiatan ini tercatat di daftar hadir sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) orang.

Adapun inti dari kegiatan ini adalah edukasi bagi peserta melalui ceramah. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dipandu langsung oleh Camat Rambang Kuang. Ceramah ini menjelaskan tentang kondisi tatanan tektonik di Indonesia dan keterkaitannya dengan fenomena terbentuknya gunung lumpur. Hal yang menarik adalah penjelasan tentang fenomena LUSI dan kemungkinan terjadinya peristiwa yang sama di Sumatera Selatan, khususnya di Kecamatan Rambang Kuang.

Evaluasi KegiatanPada pelaksanaan kegiatan ini, peserta telah diminta untuk mengisi kuisioner sebanyak dua kali, yakni sebelum dan sesudah ceramah. Kuisioner tersebut memuat sejumlah pertanyaan yang dapat dikelompokkan dalam tiga bagian. Pertama, pertanyaan yang mengukur tingkat pengetahuan dan persepsi peserta tentang semburan lumpur

Pengamatan lapangan : nyala gas bumi melalui pipa dekat pemukiman penduduk.

Page 10: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�0 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

di Indonesia; kedua, pertanyaan yang mengukur tingkat pengetahuan peserta tentang dampak sosial dan upaya penanggulangan semburan lumpur di Indonesia; dan ketiga, pertanyaan untuk lebih memahami persepsi peserta terhadap upaya mengaktifkan sumur minyak di daerah ini. Pada umumnya peserta telah mengetahui adanya kejadian semburan lumpur di Sidoarjo.

Informasi penyebab kejadian lumpur oleh sebagin besar peserta juga telah diketahui. Sebelum penyuluhan, umumnya peserta berpendapat bahwa kejadian semburan lumpur ini diakibatkan oleh kegiatan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas. Setelah penyuluhan, hampir setengah dari peserta berpandangan bahwa kejadian tersebut bukan sepenuhnya kesalahan PT Lapindo Brantas.

Setelah penyuluhan peserta mempunyai pandangan mengenai adanya pengaruh gempa pada kejadian semburan lumpur tersebut. Peserta juga memperoleh pengetahuan yang cukup mengenai gunung lumpur di Sidoarjo. Peserta telah mengetahui adanya semburan lumpur di Muara Enim dan memahami penyebab terjadinya. Selain itu, pendapat peserta juga berubah tentang adanya pengaruh gempa Bengkulu terhadap semburan lumpur di Muara Enim.

Setelah penyuluhan, peserta berpendapat bahwa kejadian semburan lumpur di Muara Enim berbeda dengan di Sidoarjo. Meski demikian, peserta belum dapat menjelaskan perbedaan dan persamaannya.

Umumnya peserta berpendapat bahwa semburan lumpur bukan merupakan kejadian alam biasa. Untuk itu diperlukan adanya peran serta masyarakat dalam penanggulangan semburan lumpur. Peserta juga berkeyakinan bahwa kejadian

tersebut merupakan peringatan dari Allah SWT agar pemerintah lebih bijak dalam mengelola kekayaan alam.

Peserta umumnya berpendapat bahwa kejadian ini merupakan bukti bahwa masyarakat belum dilibatkan dalam upaya pengelolaan lingkungan. Sebagain besar peserta juga sependapat perlunya peningkatan wawasan masyarakat melalui kegiatan penyuluhan seperti yang telah dilakukan.

Pada umumnya peserta telah mengetahui dampak sosial akibat semburan lumpur dan memiliki dampak yang sangat besar. Penyelesaian dampak sosial ini merupakan hal yang sangat rumit dan tidak mudah.

Setelah penyuluhan, peserta mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan dan pemerintah. Peserta juga berpandangan bahwa sudah cukup serius dan tanggap menanggulangi semburan lumpur Sidoarjo. Pembuatan tanggul-tanggul aliran penahan lumpur dipandang efektif untuk mencegah luapan lumpur oleh para peserta setelah penyuluhan dilakukan.

Pasca penyuluhan sebagain besar peserta berpendapat bahwa masyarakat telah mendapat perlakuan yang memadai dari perusahaan dan pemerintah. Pandangan peserta mengenai peran serta masyarakat Sidoarjo dalam upaya penanggulangan semburan lumpur terbagi dua kelompok. Setengah dari peserta berubah pandangan mengenai tuntutan masyarakat kepada perusahaan dan pemerintah.

Peserta memandang berbeda dampak sosial akibat semburan lumpur di Sidoarjo dan Muara Enim. Peserta juga berpendapat bahwa dampak sosial di Muara Enim tidak separah jika dibandingkan dengan di Sidoarjo serta penanggulanganya jauh lebih mudah. Peserta berpendapat Pertamina dan pemerintah sudah serius menangani semburan lumpur di Muara Enim dan masyarakat telah berperan dalam upaya penanggulangannya. Pandangan ini agak berbeda dengan kurang dilibatkannya masyarakat dalam menangani semburan lumpur di Muara Enim.

Sebagian besar peserta sependapat bahwa pengaktifan sumur minyak akan meningkatkan PAD dan diperlukan sosialisasi ke masyarakat sekitar lokasi. Sebagian besar peserta juga sependapat bahwa masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan tentang kemungkinan terjadinya semburan lumpur tetapi masyarakat perlu disiapkan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya semburan lumpur. Peserta sependapat bahwa masyarakat perlu dibekali pengetahuan

G e o l o g i P o p u l e r

Kesepakatan bersama dengan Bapak Camat terkait dengan waktu dan tempat kegiatan.

Page 11: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Camat dan Sekcam mengapit Dr. Ir. Edy Sutriyono, M.Sc. dan Ir. Ika Juliantina, M.S.

Camat, Aprizal Hasyim, S.Sos., M.M. membuka dan sekaligus memandu pelaksanaan kegiatan.

Dr.Ir. Edy Sutriyono, M.Sc. sedang memberikan ceramah yang mengedukasi masyarakat tentang tatanan tektonik dan fenomena gunung lumpur di Indonesia.

Tampak peserta sedang memperhatikan slide yang menggambarkan sebaran genangan semburan lumpur di Sidoarjo.

yang memadai tentang penanggulangan semburan lumpur dan pengaktifan sumur harus dilakukan secara terbuka dan bertanggung jawab.

Kesimpulan dan SaranKesimpulan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kecamatan Rambang Kuang berupa edukasi tentang fenomena semburan lumpur di Indonesia berdasarkan pelaksanaan dan hasil analisis statistik dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Masyarakat di wilayah Kecamatan Rambang Kuang, yang diwakili oleh perangkat desa dan beberapa tokoh masyarakat dari Desa Tambang Rambang, Sukananti, Tanjung Bulan, Kayu Ara dan Tanjung Miring sangat antusias terhadap pelaksanaan kegiatan edukasi ini.

2. Hasil kuesioner menunjukkan ada peningkatan kemampuan peserta dalam memahami fenomena semburan lumpur di Indonesia, dampak sosial dan upaya penanggulangan semburan lumpur serta persepsi tentang upaya mengaktifkan kembali sumur minya di Kecamatan Rambang Kuang Kabupaten Ogan Ilir.

SaranBerdasarkan pengalaman dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kecamatan Rambang Kuang, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Edukasi yang langsung menyentuh langsung dengan kehidupan masyarakat sehari-hari perlu dilakukan sampai ke semua lapisan masyarakat yang lebih luas,

2. Tema tentang semburan lumpur, sangat menarik perhatian masyarakat, untuk itu perlu bagi LPM Universitas Sriwijaya untuk menjalin kerjasama dengan PT Pertamina Region Sumatera untuk melaksanakan kegiatan edukasi sebagai bagian dari program CSR (Corporate Social Responsibility).n

Geologi Populer

Page 12: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Tentu para pembaca sependapat

dengan saya bahwa kita ingin suatu

waktu Indonesia tidak mengalami

krisis energi, khususnya bahan bakar

minyak seperti yang selama ini kita alami.

Krisis energi mengakibatkan pemadaman

listrik, antrian gas dan minyak tanah dan

banyak lagi efek negatif sebagai akibatnya.

Penyebabnya karena harga bahan bakar

minyak (BBM) melonjak tajam. Pertanyaannya,

bisakah keinginan tersebut terwujud?

Jawabannya bisa, dengan mengurangi

ketergantungan kepada BBM.

Oleh: SS Rita Susilawati

CBM – Gas Methan dalam BatubaraCalon Bahan Bakar Masa Depan

G e o l o g i P o p u l e r

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Page 13: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Perbedaan Sumur Gas Konvensional dan Sumur CBM.

Ada beberapa pilihan pengganti sebagai alternatif, salah satunya adalah beralih kepada batubara dan bahan ini tersedia di bumi pertiwi Indonesia. Batubara mengandung gas methan yang dikenal dengan Coal Bed Methane (CBM). “Pendatang baru” ini sering diartikan sebagai Calon Bahan bakar Masa depan dan keberadaannya sangat menjanjikan.

Mengenal Coal Bed Methane (CBM)Coal bed methan adalah gas methan yang terperangkap di dalam lapisan batubara. Gas ini terbentuk secara alamiah dalam proses pembentukan batubara (coalification). CBM pertamakali dikenal karena keberadaannya yang sering menimbulkan masalah dalam penambangan batubara bawah tanah. Dalam sejarah pertambangan batubara, kecelakaan akibat ledakan gas tercatat telah banyak memakan korban jiwa. Apabila gas methan yang terakumulasi di bawah tanah terganggu keberadaannya, misalnya terkena oksigen karena proses penambangan, maka akan meledak. Selain itu, gas ini juga beracun jika terhirup dalam jangka waktu yang cukup lama. Tetapi bila dikelola dan dikemas dengan baik, maka gas methan ini akan bermanfaat dan dapat diandalkan sebagai alternatif pengganti BBM. CBM mulai dilirik dan diproduksi secara komersial untuk kepentingan sumber energi sekitar 15 hingga 20 tahun lalu, terutama di negara-negara Amerika, Canada, China dan Australia.

Secara prinsip antara CBM dan gas konvensional, misalnya LPG tidak ada perbedaan karena sama-sama berasal dari dalam bumi. Yang membedakannya adalah batuan yang

“melahirkannya” atau source rock-nya. Yang bertindak sebagai reservoir maupun source rock dari CBM adalah lapisan batubara, sedangkan pada gas bumi konvensional adalah batuan yang berbeda atau bukan batubara. Walaupun source rock gas bumi itu serpih bitumen ataupun batubara misalnya, tetapi gas tersebut bermigrasi keatas melalui lapisan batuan yang porous dan terkumpul/terperangkap di dalam berbagai tipe reservoir pada batuan lain, bisa batupasir, batugamping ataupun batuan beku.

Hal lain yang membedakan antara keduanya adalah dalam hal cara penambangannya. Jika gas bumi bisa langsung dieksploitasi, tetapi pada CBM tidak demikian. Sebelum gas ini mengalir keluar, reservoir batubaranya harus direkayasa terlebih dahulu.

Bagaimana CBM terbentuk?Seperti telah dikemukan diatas, gas methan dalam batubara terbentuk sebagai akibat proses pembatubaraan. Proses pembentukan batubara diawali oleh pertumbuhan tanaman pembentuk batubara di lingkungan rawa-rawa. Tumbuhan tersebut kemudian mati dan terbenam. Pada akhirnya sisa-sisa tumbuhan yang mati tersebut membentuk suatu lapisan dan terawetkan melalui proses biokimia.

Dalam proses biokimia, aktivitas bakteri mengubah sisa tumbuhan menjadi gambut (peat), lambat-laun tertimbun oleh endapan-endapan lainnya seperti batulempung, batulanau dan batupasir. Dalam perjalanan waktu yang sangat lama, puluhan juta tahun misalnya, gambut ini akan mengalami perubahan sifat fisik dan kimia

Geologi Populer

PenambanganGas Konvensional Penambangan CBM

Oil&Gas Sales

NoGas Sales

ProducesLets of Water

Page 14: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Proses pembatubaraan dimulai dari penumpukan sisa-sisa tumbuhan yang telah mati di rawa-rawa. Sisa-sisa tumbuhan tersebut kemudian mengalami proses biokimia sehingga membentuk gambut (peat). Seiring dengan berjalannya waktu dan dengan pengaruh panas dan tekanan dari lapisan-lapisan diatasnya, gambut kemudian berubah menjadi lignit dan batubara (sumber http://waterquality.montana.edu/)

matter seperti methan, CO2 dan air.

Gas methan di dalam batubara terdapat dalam dua bentuk, terserap (adsorbed) dan bebas. Methane yang terserap terdapat pada rangkaian monomolecular di dalam batubara, sedangkan methane dalam bentuk bebas terdapat di dalam pori-pori dan rekahan-rekahan di dalam batubara. Walaupun methan bukan satu-satunya gas yang terdapat di dalam batubara, namun keterdapatannya mencapai 80 – 95% dari total gas yang ada. Gas lain yang umum terdapat di dalam batubara adalah Ethane, Propane, Carbon Dioxide (Co2), Alkanes, Nitrogen (N2), Argon (Ar), Hydrogen (H2), Helium (He) dan Hydrogen Sulphide (H2S).

Dalam lapisan batubara, methan terperangkap dalam salah satu dari 3 bentuk ini ; 1) sebagai “free gas” dalam rekahan-rekahan, 2). sebagai molekul gas yang terserap (adsorbed) dalam “mikropore” dan rekahan, dan 3) sebagai molekul yang larut (dissolved) dalam air yang terdapat dalam lapisan batubara.

Berbagai tipe batubara memiliki tingkat penyerapan gas yang berbeda sehingga peringkat batubara berperan penting dalam menentukan kandungan gas dalam suatu lapisan. Kapasitas penyerapan batubara meningkat seiring dengan meningkatnya peringkat mulai dari lignit hingga batubara bituminus, kemudian mengalami penurunan pada batubara bituminus peringkat tinggi hingga antrasit. Hal ini disebabkan pada batubara peringkat tinggi, tekanan, suhu dan

akibat pengaruh tekanan (P) dan temperatur (T), sehingga berubah menjadi batubara. Pada tahap ini proses pembentukan batubara lebih didominasi oleh proses fisika dan geokimia. Sebagai gambaran untuk batubara dengan tebal +2 m, dibutuhkan lapisan sisa-sisa tumbuhan dengan ketebalan + 60m.

Selama proses pembentukan batubara, sejumlah besar air dihasilkan bersama-sama dengan gas. Pada proses pembatubaraan, gambut berubah menjadi batubara lignit, bituminous sampai batubara antrasit. Proses perubahan dari gambut menjadi batubara dikenal dengan nama proses pembatubaraan (coalification). Peringkat atau tingkat kematangan batubara ini berhubungan langsung dengan temperature, tekanan, kedalaman burial, geothermal gradien dan juga lamanya waktu pembebanan.

Gas dalam batubara dapat terbentuk secara biogenik maupun thermogenik. Secara biogenic gas yang terbentuk ketika material organik mengalami dekomposisi oleh mikroorganisma, menghasilkan gas methan dan CO2. Gas biogenik ini dapat terbentuk pada tahap awal dari proses pembatubaraan (Lignit-sub bituminus) dan pada tahap akhir dari proses pembatubaraan. Sedangkan, secara thermogenic gas yang terbentuk pada tahapan yang lebih tinggi dari proses pembatubaraan. Biasanya pada saat batubara mencapai kualitas high volatile bituminous atau lebih. Proses bituminisasi akan memproduksi batubara yang kaya akan karbon dengan melepaskan kandungan utama volatile

G e o l o g i P o p u l e r

Page 15: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Diagram kiri: cara keluarnya gas dari dalam batubara; kanan: gambaran ideal face dan butt cleats dalam batubara (Sumber USGS)

juga kedalaman burial menyebabkan gas dipaksa keluar karena tekanan geologi dan juga tekanan hidrostatik. Tingkat kematangan batubara akan mengontrol volume gas methan yang dihasilkan dan disimpan. Oleh karena itu peringkat atau kematangan batubara sangat menentukan potensi batubara tersebut dalam menghasilkan gas.

Kontrol kandungan gas dalam batubaraProduksibilitas CBM sangat dipengaruhi oleh faktor geologi seperti, sistem lingkungan pengendapan, geometri/distribusi batubara, peringkat batubara, besarnya kandungan gas, permeabilitas serta tektonik/struktur geologi dan juga oleh kondisi hidrogeologi.

Karena lapisan batubara bertindak sebagai batuan sumber (source bed) dari gas methane dan juga sebagai reservoir untuk gas tersebut, penyebaran/distribusi batubara yang luas di suatu cekungan akan sangat berpengaruh terhadap besarnya sumberdaya gas methane. Penyebaran vertikal dan lateral batubara sangat dipengaruhi oleh kondisi tektonik, struktur geologi, dan kerangka sedimentasinya. Hal ini disebabkan karena perkembangan/pertumbuhan batubara dikontrol oleh keseimbangan antara penurunan cekungan sedimen dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan pada saat batubara terbentuk. Dalam hal ini, pemahaman terhadap lingkungan pengendapan batubara akan sangat membantu dalam proses eksplorasi CBM.

Kandungan gas dalam batubara dapat berubah apabila kondisi batuan reservoir terganggu. Kandungan gas di dalam batubara dapat bertambah, baik secara lokal maupun regional, oleh pembentukan gas biogenik sekunder atau oleh aliran gas dari tempat lain yang terserap oleh lapisan batubara ditempat itu. Air meteorik di dalam recharge yang aktif atau aliran yang konvergen dapat mengurangi kandungan gas, seperti pada batubara yang terangkat dan tererosi menyebabkan tekanan reservoir lebih rendah sehingga gas methane akan lepas dari lapisan batubara tersebut.

Permeabilitas batubara dan aliran air bawah tanah juga merupakan faktor yang mengontrol produksibilitas methane. Kedua variabel ini berhubungan erat dengan distribusi batubara dan kerangka tektonik pengendapannya. Hal ini disebabkan aliran air tanah yang melalui lapisan batubara membutuhkan lapisan batubara yang secara lateral bersifat permeabel. Batubara merupakan reservoir yang memiliki permeabilitas yang rendah. Permeabilitas batubara dipengaruhi oleh sistim dari rekahannya (cleat system). Gas dan airtanah akan bermigrasi melalui rekahan

Geologi Populer

(fracture/cleat) tersebut. Sedangkan keberadaan rekahan/cleats tersebut secara langsung dikontrol oleh aktivitas tektonik/sruktur geologi.

Rekahan/cleat dalam batubara terdapat dalam dua tipe, dikenal dengan nama ”butt cleats” dan ”face cleats”. Keduanya terbentuk hampir tegak lurus satu sama lainnya. Face cleat biasanya menerus sehingga menyediakan jalan untuk permeabilitas yang tinggi sedangkan butt cleats tidak menerus dan biasanya berakhir pada face cleats. Permeabilitas rekahan dalam batubara merupakan jalan utama mengalirnya gas, semakin besar permeabilitas semakin besar produksi gas.Kapasiatas penyerapan batubara (adsorption capacity) terhadap gas didefinisikan sebagai volume gas yang bisa terserap per unit masa batubara yang biasanya disebutkan dalam satuan SCF (standar cubic feet), yaitu volume pada kondisi tekanan dan temperatur standar. Kapasitas penyerapan batubara tergantung pada peringkat dan kualitasnya.

Secara normal semakin tebal lapisan batubara biasanya semakin tinggi pula kandungan gasnya, tetapi apabila kondisi geologinya tidak mendukung, misalnya bentuk struktur (fracture/cleat), keberadaan air (hidrogeologi), maka volume gas akan kecil. Sebagai contoh, di Cekungan Cherokee Kansas, sumur CBM pada lapisan batubara berketebalan 1-2 ft dapat memproduksi gas dengan jumlah yang cukup besar sementara di daerah lain, lapisan batubara yang memiliki ketebalan dua kali lipat dari lapisan tersebut sama sekali tidak menghasilkan gas karena kondisi geologinya tidak mendukung. Faktor-faktor tersebut diatas merupakan hal yang saling berhubungan satu sama lain dan secara sinergi akan berpengaruh pada produksibilitas CBM.

Page 16: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Eksploitasi CBMBerbeda dengan gas konvensional, reservoir batubara harus mengalami rekayasa terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa mengeluarkan gas. Rekahan-rekahan atau cleat dalam batubara biasanya dipenuhi oleh air. Semakin dalam lapisan batubara semakin berkurang kandungan air di dalamnya. Untuk mengeluarkan gas dari dalam batubara, tekanan dalam reservoir tersebut harus dikurangi dengan cara memompa air keluar dari lapisan batubara.

Proses ekstraksi methan dari dalam lapisan batubara dilakukan dengan melakukan pengeboran pada kedalaman 300 hingga 1500 m kemudian air dipompa keluar. Aliran air pada lubang bor bisa menurunkan tekanan dalam lapisan batubara. Karena CBM memiliki tingkat pelarutan yang sangat rendah dalam air, maka CBM bisa dengan mudah terpisah dari air ketika tekanan reservoir menurun. Pengeboran dan pemompaan air mendorong keluarnya gas dari lapisan batubara ke dalam lubang bor. Gas methan ini selanjutnya dikirim ke stasiun kompresor untuk selanjutnya dialirkan pada pipa-pipa gas. Sementara itu air hasil dewatering dapat dibuang ke dalam sistem air setempat, untuk pengairan irigasi misalnya.

Pada tahap awal produksi sumur CBM belum menghasilkan gas dalam jumlah yang ekonomis karena memproduksi sejumlah besar air. Tidak seperti pada gas konvensional, yang puncak produksinya bisa dicapai dalam kurun waktu hanya satu tahun dari masa operasional. Puncak produksi CBM berkaitan dengan dewatering yang diperoleh dalam jangka waktu yang lebih lama, biasanya 5 hingga 7 tahun dari masa awal produksi.

Pada awal produksi, industri CBM memang membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dibandingkan dengan konvensional gas. Tetapi pada tahap operasional selanjutnya, menurut pengalaman, biaya produksi CBM bisa lebih murah dibandingkan dengan biaya produksi gas alam konvensional.

Manfaat CBMCBM dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik, untuk keperluan rumah tangga, maupun digunakan dalam berbagai macam indusri. Melalui proses pemurnian sampai 95%, CBM dapat digunakan sebagai pengganti BBM.

Ada dua manfaat menggunakan CBM untuk sumber energi listrik. Pertama ramah lingkungan, yang kedua menghasilkan panas yang lebih tinggi dibanding dengan batubara. Jika pemakaian batubara sebagai energi pengganti minyak dan gas bumi banyak mendapat kecaman karena dianggap mencemari lingkungan dan dianggap memicu terjadinya pemanasan global, CBM dianggap sebagai sumber energi yang lebih ramah terhadap lingkungan. Pembakaran CBM menghasilkan emisi CO2 yang jauh lebih sedikit daripada pembakaran batubara.

Sebagai contoh, emisi CO2 per unit listrik yang dihasilkan dari pembakaran batubara sub bituminus adalah 1180 ton per GWH (Gega Watt Hour), batubara bituminus menghasilkan 600 ton CO2 per GWH, sedangkan hasil pembakaran CBM hanya menghasilkan 25 ton per GWH. Pembakaran CBM juga bebas sulfur sehingga tidak menghailkan sulfur oxides yang dikenal bisa mengakibatkan polusi dan hujan asam.

Saat ini para pemerhati lingkungan di dunia sangat peduli terhadap emisi gas CO2 yang dianggap memicu terjadinya pemanasan global. Untuk mengurangi emisi gas ini, para ahli berhasil mengembangkan apa yang dinamakan “CO2 sequestration” atau penyimpanan CO2 secara permanen dengan jalan menginjeksikan gas ini ke dalam lapisan batuan jauh didalam bumi.

Bagan perbedaan antara kurva produksi CBM dan konvensional gas (Sumber USGS)

Konsep penambangan CBM (Sumber : British Geological Survey, 2005)

G e o l o g i P o p u l e r

Page 17: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Diagram pemanfaatan CBM

Batubara, dikenal sebagai salah satu batuan yang bisa digunakan untuk menyimpan CO2. Secara alamiah molekul CO2 lebih mudah terserap oleh lapisan batubara daripada molekul methan. Sehingga secara sederhana jika 1 molekul CO2 mengisi komponen batubara akan ada 1 molekul gas methan yang dibebaskan dalam rangka menjaga kestabilan kimiawinya. Sehingga penyimpanan CO2 pada lapisan batubara yang akan meningkatkan produksi CBMnya, inilah yang dikenal dalam istilah asing, sebagai “enchance CBM recovery”.

CBM di IndonesiaPenyelidikan CBM sebagai sumber energi alternatif di Indonesia mulai intensif dilakukan sekitar tahun 1990an, mengikuti sukses pengembangan CBM di beberapa negara yang sudah berhasil sebelumnya. Pada tahun 1998, perusahaan minyak Caltex memprakarsai penyelidikan potensi gas methan dalam batubara di Cekungan Sumatera bagian tengah. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral sendiri yang saat itu masih bernama Departemen Pertambangan dan Energi memprakarsai pembentukan kelompok kerja CBM yang bertugas mengkaji kemungkinan pemanfaatan CBM di Indonesia.

Ada beberapa hal yang mendukung pengembangan CBM di Indonesia, diantaranya adalah; kekayaan sumber daya batubara yang berlimpah, krisis energi, serta kesadaran global penggunaan sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Kekayaan sumberdaya batubara di Indonesia memungkinkan kehadiran sumberdaya CBM yang potensial. Krisis energi yang diakibatkan menurunnya pasokan bahan bakar minyak (BBM), sementara kebutuhan terus

Road map pengembangan industri CBM di Indonesia (Sumber Dirjen Migas).

Geologi Populer

meningkat, memicu pencarian energi alternatif sebagai pengganti BBM merupakan keharusan yang tidak bisa ditunda lagi. Pemanasan global yang menjadi issue hangat lingkungan dewasa ini, dianggap dipicu oleh emisi green house gas yang diakibatkan pembakaran energi fosil seperti misalnya batubara. Sehingga pemakaian sumber energi yang jauh lebih ramah lingkungan semakin banyak dituntut.

Data terbaru mencatat jumlah sumber daya batubara Indonesia sebesar total 90.451,87 juta ton, yang sebagian besar berupa batubara peringkat rendah dan menengah. Dengan kandungan batubara sebesar itu, diyakini bahwa Indonesia juga memiliki kandungan CBM yang besar. Survei terbaru mengenai CBM di Indonesia yang menghasilkan prediksi potensi CBM di beberapa cekungan batubara Indonesia dilakukan oleh Advances Resources International (ARI) pada tahun 2002. Survei ini dilakukan atas pemintaan Dirjen Migas dan atas biaya Asian Development Bank (ADB). Hasil survei tersebut diketahui bahwa potensi CBM Indonesia sebesar 453 Triliun Cubic Feef (Tcf) potensial gas in place yang terdapat pada lapisan batubara pada kedalaman 500-4500 m.

Selain yang dilakukan oleh ARI, hingga saat ini belum ada survei terpadu komprehensif lainnya yang dilakukan untuk menghitung potensi CBM di seluruh cekungan batubara Indonesia secara lebih akurat. Survei yang dilakukan ARI barulah merupakan survei pendahuluan dengan menggunakan data-data sekunder, sehingga pembuktian potensi CBM Indonesia dengan menggunakan data-data primer masih harus terus dilakukan.

Lemigas bekerjasama dengan CSIRO Australia telah mulai membuat pilot project sumur CBM di cekungan Sumatra Selatan. Hasil yang didapat sejauh ini cukup menggembirakan,

Page 18: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�8 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Road map pengembangan industri CBM di Indonesia (Sumber Dirjen Migas).

mengindikasikan kehadiran gas methan dalam lapisan batubara di cekungan Sumatra Selatan yang cukup potensial.

Pemerintah Indonesia mempunyai perhatian yang besar dalam pengembangan energi alternatif termasuk pengembangan CBM. Saat ini, pemerintah telah menyediakan Peraturan Pengusahaan Gas Methan dalam batubara. Bahkan melalui Dirjen Migas, pemerintah telah mulai melakukan penawaran wilayah kerja gas methan batubara. Banyaknya aplikasi penawaran menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang tertarik melakukan investasi dalam pengusahaan CBM di Indonesia, karena percaya pada keberadaan CBM potensial di Indonesia, termasuk diantaranya beberapa perusahaan asing. Mengacu pada data Dirjen Migas, hingga tahun ini tercatat 3 perusahaan telah mengantongi ijin pengusahaan CBM di Indonesia.

Potensi CBM IndonesiaSecara umum, di Indonesia terdapat dua endapan batubara yang dianggap prospek mengandung CBM. Endapan batubara berumur Miosen dianggap sebagai endapan yang paling prospektif. Walaupun memiliki kualitas yang rendah, tetapi endapannya sangat tebal berada pada kedalaman target CBM serta memiliki kandungan abu yang sangat rendah. Kekurangannya, karena batubara Miosen masih muda, maka memiliki kandungan moisture yang tinggi, sehingga kemungkinan membutuhkan penanganan khusus dalam proses dewatering ketika ekploitasi CBM nantinya.

Sebaliknya batubara yang berumur Eosen yang memiliki kualitas yang lebih tinggi dianggap kurang prospektif untuk pengembangan CBM karena ketebalan endapannya tipis dan terdapat pada kedalaman yang sangat dalam. Walaupun demikian pada beberapa area, batubara jenis ini kemungkinan juga cukup prospektif mengandung CBM.

Secara umum, terdapat anggapan bahwa batubara Indonesia terlalu rendah dan terlalu dangkal untuk bisa mengandung prospektif CBM. Tetapi, dengan keberhasilan eksploitasi CBM batubara peringkat rendah di Powder River Basin, Amerika Serikat, maka anggapan ini berhasil dipatahkan. Fakta bahwa batubara pada kedalaman dangkal yang ditambang secara open pit di Indonesia memiliki arah jurus yang searah dengan kedalaman cekungan sehingga menjadi gas charged pada kedalaman target CBM pada areal yang luas. Selain itu, juga adanya gas kick pada beberapa sumur minyak yang menembus lapisan batubara, membuat para ahli geologi optimis bahwa CBM yang potensial juga mungkin terdapat pada batubara peringkat rendah yang dimiliki Indonesia. Peranan Badan GeologiSesuai dengan tugas dan fungsinya, Badan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Geologi hingga saat ini banyak melakukan kegiatan eksplorasi CBM dengan fokus pada pengumpulan data dasar secara primer serta membangun database batubara Indonesia yang cukup komprehensif. Data dasar yang diambil secara langsung ini sangat diperlukan dalam pengkajian potensi CBM di suatu daerah secara lebih akurat.

Penghitungan kandungan gas secara langsung (gas desorption) pada lapisan batubara di beberapa cekungan pembawa batubara telah mulai dilakukan semenjak tahun 2002, demikian juga dengan pengukuran permeabilitas batubara. Kandungan gas dan permeabilitas adalah data yang sangat penting untuk diketahui guna melakukan kajian potensi CBM di suatu area. Berbagai bentuk workshop dan pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri juga dilakukan dalam rangka mempersiapkan tenaga ahli yang kompeten menangani CBM. Hingga saat ini Indonesia belum memiliki tenaga ahli yang berpengalaman dalam mengeksplorasi maupun mengeksploitasi CBM.

Badan Geologi juga mempersiapkan diri dengan kelengkapan peralatan eksplorasi CBM yang cukup lengkap. Saat ini Badan Geologi memiliki satu unit Mobile CBM yang bisa digunakan untuk melakukan pengukuran kandungan gas secara langsung di lapangan, disamping alat gas kromatograf untuk menentukan kandungan gas dalam batubara.

PenutupSuatu keinginan jika dipendam bak mimpi di siang bolong. Untuk mewujudkannya diperlukan kerja keras. Bumi Pertiwi telah menyediakan sesuatu yang sangat berharga untuk dipergunakan. Tugas kita adalah mengeluarkan gas dari ”kungkungan

G e o l o g i P o p u l e r

Page 19: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Sumber daya CBM di Indonesia berdasarkan hasil survey ARI, 2002, berurutan mulai dari cekungan dengan sumberdaya terbesar pertama hingga terbesar keempat.

Rank (4 tertinggi) Cekungan Daerah Prospeksi

(km2)

Sumber daya CBM

(Tcf-Triliun Cubic feet)

3.7 Sumatra Selatan 7,350 183

3.1 Barito 6,330 102

3.1 Kutai 6,100 80

3.0 Sumatra Tengah 5,150 53

Semua Cekungan 30,248 453

Sumber daya Batubara Indonesia 2007 (Pusat Sumber Daya Geologi, 2007)

No. PULAU KUALITAS SUMBER DAYA

(Juta Ton)

CADANGAN

(Juta Ton)KALORI KRITERIA

1. JAWA Rendah – sedang < 5100 - 6100 11,24 0,00

Tinggi – sangat tinggi 6100 - >7100 2,97 0,00

2. SUMATERA Rendah – sedang < 5100 - 6100 51.092,29 11.296,52

Tinggi – sangat tinggi 6100 - 7100 1.432,29 525,05

3. KALIMANTAN Rendah – sedang < 5100 - 6100 28.530,11 5.285,91

Tinggi – sangat tinggi 6100 - 7100 11.937,95 1877,07

4 SULAWESI Rendah – sedang < 5100 - 6100 218,42 0,00

Tinggi – sangat tinggi 6100 - 7100 14,68 0,00

5 MALUKU Rendah < 5100 2,13 0,00

6 PAPUA Rendah – sedang < 5100 - 6100 122,51 0,00

Tinggi – sangat tinggi 6100 - 7100 30,91 18.711,55

TOTAL 93.402,51 18.711,55

Peta Lokasi Daerah Pengukuran kandungan gas dalam batubara di Kalimantan (Sumber: KPP Energi Fosil, Pusat Sumber Daya Geologi, 2007)

Geologi PopulerGeologi Populer

negeri hitam” itu agar kita bangun dari mimpi. Begitu dia burst out, Insya Allah akan memberikan pasokan listrik yang berlimpah sehingga kita tidak akan lagi mendapat giliran pemadaman, memberikan langit yang lebih biru, jauh dari polusi, sehingga kita menyediakan lingkungan yang lebih aman bagi generasi kemudian.n Penulis adalah Pemerhati dan Pencinta CBM

Page 20: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�0 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Kaldera“Supervolcano“ Toba

Oleh: Igan S. Sutawidjaja

G e o l o g i P o p u l e r

Kaldera Toba atau dikenal sebagai Da-

nau Toba di Sumatera Utara, meru-

pakan kaldera terbesar di muka bumi,

berukuran 100 x 30 km2. Pembentukan kaldera

tersebut merupakan kejadian terbesar dalam

catatan sejarah geologi. Luas kaldera menempati

area 2.270 km2, memanjang arah barat laut-teng-

gara searah jalur gunung api Sumatera. Danau

Toba yang merupakan danau terbesar di Suma-

tera, menempati bagian dalam kaldera dengan

elevasi permukaan air 906 m dan bagian ter-

dalam 530 m. Dinding kaldera umumnya curam

dengan ketinggian antara 400 sampai 1200 m,

puncak topografi tertinggi mencapai 1700 m dari

dasar danau.

�0 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Page 21: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

diikuti runtuhnya dua blok besar, yakni Blok Pulau Samosir dan Blok Uluan. Beberapa ahli seperti Westerveld (1947), Verstapen (1961), Aldiss dan Ghazali (1984), Nishimura (1984), Tjia dan Kusnaeny (1976) berpendapat bahwa Kaldera Toba terbentuk oleh satu kali letusan besar, yang menurut Chesner (1988) terjadi pada 75.000 tahun yang lalu, seiring dengan pembentukan Gunung Pusuk Bukit (gunung api tipe B) pada tepi barat kaldera, dan Gunung Tanduk Benua di ujung utara kaldera.

Volume material yang dilontarkan antara 2500 - 3000 km3, 1000 km3 diantaranya mengisi bagian dalam kaldera (Rose dan Chesner, 1987). Material tersebut terdiri atas endapan batuapung, bongkahannya mencapai diameter 80 cm, sedangkan bongkahan litik mencapai diameter 50 cm, menempati areal seluas 20.000 km2, sebagian terlaskan menjadi ignimbrit, dengan ketebalan mencapai 400 m pada dinding kaldera. Endapan batuapung ini dikenal sebagai Tuf Toba, tersingkap pada dinding graben Prapat sekitar Siguragura.

Apabila dibandingkan dengan Tuf Fish Canyon, San Juan, 3000 km3 (Steven dan Lipman, 1976) dan Tuf Huckkleberry Ridge, Yellowstone, 2450 km3 (Christiansen, 1979), maka volume material

Di dalam kaldera terdapat sebuah pulau yang dikenal sebagai Pulau Samosir.

Pulau ini mempunyai dimensi 45 km panjang dan lebar 20 km, memanjang searah dengan bentuk kaldera. Menurut van Bemmelen (1939), Pulau Samosir terbentuk bersamaan dengan blok Uluan yang berada di bagian tenggaranya. Kedua blok tersebut merupakan dua blok tubuh gunung api Toba purba yang runtuh setelah terjadi letusan yang sangat dahsyat. Blok Uluan bukan merupakan sebuah pulau, karena blok ini menyatu dengan dinding kaldera di bagian tenggara. Pulau Samosir pun saat ini hampir menyatu dengan daratan Sumatera karena surutnya air danau, hanya dipisahkan oleh sebuah selat selebar 10 m yang dihubungkan dengan sebuah jembatan di bagian barat pulau.

Kaldera TobaSampai saat ini pembentukan Kaldera Toba masih dalam perdebatan para ahli geologi, apakah terbentuk oleh satu kali letusan besar Gunung Toba atau terjadi beberapa kali letusan yang diikuti kegiatan tektonik. Van Bemmelen (1939) menyatakan bahwa kaldera Toba terbentuk akibat proses vulkanik yang menghasilkan sebuah kaldera besar yang

Geologi Populer

Dinding barat Danau Toba dengan P. Pardepur

Page 22: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Mata air panas bersuhu 56oC mengendapkan silika pada dasar sungai. Foto: Igan S. Sutawidjaja

letusan Gunung Toba tergolong dalam jumlah terbesar dari suatu erupsi gunung api dalam catatan sejarah geologi.

Gunung Pusuk BukitKegiatan pasca-kaldera Toba adalah pembentukan gunung api Pusuk Bukit, gunung api tipe B, yang terbentuk pada dinding barat kaldera, dan menghubungkan antara daratan Sumatera dengan Pulau Samosir. Leleran lava termuda dari gunung api ini berkomposisi dasit, warna abu-abu serta kaya dengan gelas dan kristal.

Kegiatan hidrotermal terdapat pada lereng utara berupa alterasi batuan dan kegiatan fumarola, solfatara serta mata air panas. Bagian barat laut gunung api ini bersentuhan dengan dinding kaldera yang tersusun dari batuan metasedimen berkekar radial dan teralterasi hidrotermal yang mengandung realgar dan sinabar.

Di dalam kaldera, sebelah selatan Samosir dan Uluan, terdapat singkapan endapan batuapung berkomposisi dasit, bongkahnya mencapai diameter 1 meter. Sedangkan di ujung utara kaldera terbentuk Gunung Tanduk Benua yang berkomposisi andesit. Endapan vulkanik ini menutupi endapan Tuf Toba.

Danau Toba kini menjadi primadona para wisatawan di wilayah Sumatera Utara, baik dari dalam maupun luar negeri. Bentuk bentang alam yang menyuguhkan panorama alam dan keindahan magis bagi para pengunjung, sehingga apabila memandang keindahan bentang alam ini tidak menjemukan. Di samping itu, di kawasan ini sudah dikembangkan semua fasilitas untuk kesenangan berwisata, seperti pembangunan hotel-hotel, pengadaan kapal-kapal untuk menikmati keindahan alam dari atas danau, dilengkapi suguhan cerita pembentukan danau menurut versi kebudayaan masyarakat sekitar Danau Toba.

Balok diagram Kaldera Toba, Pulau Samosir dan kerucut gunung api pasca pembentukan kaldera.

G e o l o g i P o p u l e r

Gunung Pusuk Bukit yang terbentuk di sebelah barat kaldera sebagai pasca pembentukan kaldera. Foto: Igan S. Sutawidjaja

Page 23: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Mata air panas bersuhu 56oC mengendapkan silika pada dasar sungai. Foto: Igan S. Sutawidjaja

Geologi Populer

Alterasi batuan pada lereng timur laut G. Pusuk Bukit searah dengan dinding kaldera. Foto: Igan S. Sutawidjaja

Kegiatan hidrotermal pada lereng utara G. Pusuk Bukit diikuti kegiatan fumarola, solfatara dan mata air panas. Foto: Igan S. Sutawidjaja

Page 24: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Keindahan panorama alam Danau Toba yang tidak menjemukan. Foto: Igan S. Sutawidjaja

G e o l o g i P o p u l e r

Keindahan panorama alam Danau Toba yang tidak menjemukan. Foto: Igan S. Sutawidjaja

Page 25: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Kegiatan fumarola pada dinding dan dasar sungai lereng utara G. Pusukbuhit. Foto: Igan S. Sutawidjaja

Mata air panas yang muncul pada lereng Gunung Pusuk Bukit, menambah daya tarik pengunjung untuk datang dan menikmatinya. Tetapi area ini belum dikembangkan lebih baik lagi. Beberapa kolam rendam tampaknya kurang terpelihara, sehingga para pengunjung pada umumnya hanya bisa menikmati keindahan pemunculan mata air panas tersebut.n Penulis adalah Penyelidik Bumi Madya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana GeologiBADAN GEOLOGI

Geologi Populer

Page 26: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Dahulu kala gunung api ini sangat besar

bentuk fisiknya kemudian tercabik-

cabik oleh letusan besar (violent

eruption) dalam tiga periode yang diperkirakan

mulai berlangsung pada 3500 tahun yang lampau.

Letusan tersebut menghasilkan lobang yang sangat

besar dengan ukuran 19 x 21 km2 di bagian lantai

dan 22 x 25 km2 di bagian atas yang kemudian

dikenal dengan Kaldera Ijen (H. Sundoro, 1990).

Di tengah kaldera tersebut terbentuk sebuah danau

kawah yang menjadi pusat kegiatan vulkanik

Gunung Ijen saat ini. Danau kawah tersebut

berukuran 160 x 1160 m2 di bagian atas (crater

rim) dan 960 x 600 m2 bagian bawah (danau).

Oleh: SR. Wittiri1 dan Sri Sumarti2

Kawah Ijen Penghasil Belerang Terbesar

L i n t a s a n G e o l o g i

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

1. Pemerhati Gunung api.2. Peneliti Geokimia pada BPPTK, pusat Vulkanologi dan mitigasi Bencana Geologi.

Page 27: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Bernafas dalam lumpur belerang, Sublimasi belerang yang keluar dari ujung pawonFoto: Sri Sumarti, 2001

Ditengarai air danau ini adalah salah satu yang paling asam di dunia karena pH (keasaman)-nya antara nilai nol (tidak terukur) hingga 0,8.

Nilai tersebut bervariasi tergantung pada kondisi musim hujan atau kemarau. Oleh karena itu gunung api yang memaku Tanjung Blambangan di ujung timur Pulau Jawa ini lebih dikenal sebagai Kawah Ijen.

Kawah Ijen berdiri tidak utuh pada posisi geografi 8o 03,5’ Lintang Selatan dan 114o 14,5’ Bujur

Timur dalam wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur.

Masa kini permasalahan yang mencuat dan menjadi biang keladi di Gunung Ijen bukan aktivitas letusannya, tetapi air danau yang sangat asam yang secara diam-diam menyusup diantara celah bebatuan dan mengalir jauh hingga ke laut. Dalam perjalannya menuju ke laut, air “abnormal” tersebut melintasi pemukiman penduduk, persawahan, perkebunan, bahkan pabrik (gula). Akibatnya yang nyata adalah terjadi pencemaran

Lintasan Geologi

Page 28: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�8 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

L i n t a s a n G e o l o g i

Beratnya 90 kg Memikul belerang dari lantai kawah mendaki tebing dengan kecuraman 60o Foto: SR. Wittiri, 2001

lingkungan yang menyebabkan kulit gatal, korosif pada gigi, tanaman tumbuh tidak sempurna, dan korosif pada komponen pabrik.

Sudah tentu tidak semata hal yang negatif yang dijumpai disana. Selain itu ada sisi positif yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan hidup ummat manusia, belerang misalnya. Bahan galian ini jumlahnya sangat melimpah dan baru bisa ditambang sekitar 20%, atau sekitar 14 ton perhari, dari total jumlah yang disediakan oleh alam. Selain itu, batu gamping (lime stone) yang menjadi penyanggah dari formasi selang-seling endapan vulkanik jatuhan dan lava yang

menyusun bebatuan di Ijen menyediakan unsur kalsium (Ca) yang memungkinkan terbentuknya gipsum alam akibat bereaksi dengan air kawah yang mengandung unsur sulfur yang tidak terkira banyaknya. Bernafas dalam Lumpur BelerangSalah satu produk gunung api yang dapat dimanfaatkan adalah belerang (sulfur). Bahan galian ini berguna untuk campuran kosmetik, obat-obatan, pemutih dan sebagainya. Kawah Ijen adalah gunungapi yang menghasilkan belerang yang tiada taranya di Indonesia. Informasi dari pengelola Taman Nasional Alas Purwo, yang membawahi antara lain kawasan Kawah Ijen, bahwa sedikitnya 14 ton belerang setiap hari berhasil ditambang. Sedangkan analisa BPPTK, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyebutkan bahwa nilai tersebut hanya sekitar 20% dari potensi yang sesungguhnya yang disediakan oleh alam.

Kendala utama penyebab minimnya hasil yang diperoleh adalah medan yang sulit dan teknologi. Penambang menggunakan cara yang sangat sederhana untuk “menangkap” belerang. Mereka

Komposisi Kimia Kondensat

Solfatara Kawah Ijen (Mei 2000)

Unsur. ppm

SiO2

Al

Fe

Ca

Mg

Na

K

Mn

NH3

SO4

Cl

22,65

36,24

33,68

44,30

9,20

4,08

6,19

0,56

2.789,19

24.259,86

33.389.26

Page 29: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Kali Banyu “Gipsum” Pahit Sepanjang mata memandang yang terlihat hanya gipsum di lantai sungai Insert, jarum dan stalagtit gypsum

Foto: Sri Sumarti, 2001

Lintasan Geologi

memasang pipa yang terbuat dari besi (pawon) berdiameter 16 – 20 cm. Setiap pipa panjangnya 1 m. agar mudah memasang dan menggantinya jika rusak. Pipa tersebut dipasang sambung-menyambung mulai dari tebing atas dimana titik solfatara yang suhunya mencapai 200o C sekaligus sebagai sumber belerang hingga dasar tebing yang jauhnya antara 50 - 150 m. Melalui pipa tersebut gas belerang dialirkan kemudian tersublimasi di ujung pipa bagian bawah dan siap ditambang. Apabila salah satu pipa rusak karena korosif, maka uap belerang tidak mengalir sempurna dan terlepas ke udara bebas dan tidak sempat tersublimasi. Kendala lainnya adalah ketika suhu solfatara naik melampaui 200o C, maka uap belerang tidak sempat tersublimasi karena terbakar.

Menambang belerang bukanlah pekerjaan yang mudah. Selain menghadapi medan yang sulit, juga tidak ada jaminan keselamatan. Bagi orang

Jauh Sudah jauh perjalanan yang ditempuh, tetapi masih jauh tujuan hari esok. Pemikul belerang ke tempat penampungan di Lembah Paltuding

Foto: SR. Wittiri, 2001

Page 30: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�0 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Peta Jalur Menyusuri Kali Banyu “Gipsum” PahitRoute perjalanan menyusuri Kali Banyu Pahit dari Dam Kawah Ijen sejauh 3 km. Insert, Danau Kawah Ijen

Sketsa dan foto: SR. Wittiri, 2001

awam berdiri beberapa menit di lokasi sublimasi belerang akan merasakan pusing dan mual. Para penambang yang harus bekerja beberapa jam lamanya setiap hari tanpa masker pelindung atau semacamnya adalah suatu pilihan yang dilematis.

Bergelut di lantai Kawah Ijen mengharap beberapa ribu rupiah sesungguhnya merupakan pilihan yang terakhir dari semua pekerja tambang. Betapa tidak, setelah “menggelepar” bernafas di dalam lumpur belerang yang amat pekat, bongkah-bongkah belerang tersebut harus diangkut ke puncak (rim crater).

Jarak antara dasar dengan bibir kawah 300 m dengan kemiringan antara 45o – 60o kemudian berlanjut ke tempat penampungan di Lembah Paltuding yang jaraknya 3 km. Setiap penambang (pemikul) pada umumnya mengangkut 75 – 90 kg belerang dan setiap kilogramnya mereka dibayar beberapa ratus rupiah. Apabila dikalkulasi, maka setiap penambang memperoleh bayaran antara Rp 50.000 – 75.000 (dua rute) setiap hari setelah bernafas dalam lumpur belerang tanpa alat pengaman.

Apabila musim panen menjelang, mereka lebih memilih ke sawah/kebun meskipun hasilnya lebih

sedikit, tetapi mereka menghirup udara yang bersih.

Kali GipsumDanau Kawah Ijen berukuran 960 x 600 m2 dengan kedalaman 250 m (1938), sedangkan hasil pengukuran tahun 1996 adalah 182 m (Takano, Sumarti,S dkk). Menurut Stehn, 1930, volume air kawah sebanyak 36 juta m3.

Dalam tahun 1995, Delmelle memperkirakan 32 juta m3, sedangkan hasil pengukuran Takano dan Sumarti, S dalam tahun 1996 volumenya lebih menyusut menjadi 30 juta m3.

Ketika volume air masih normal, aliran air kawah dikontrol oleh dam. Apabila musim hujan permukaan air akan naik, sehingga dikeluarkan melalui dam. Sejak volumenya menyusut air kawah semakin jauh dari dasar dam sehingga air keluar melalui celah bebatuan. Terakhir kali air kawah mengalir melalui dam dalam tahun 1976. Dalam tahun 2001 diketahui bahwa tepi air danau sudah menjauh 8 m dari dasar dam.

Seperti disebut di atas bahwa batuan dasar Gunung Ijen antara lain adalah batu gamping (lime stone). Air asam yang mengandung banyak sulfat kemudian menyusup keluar danau bertemu

L i n t a s a n G e o l o g i

Page 31: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

dengan gamping dan menghasilkan antara lain gipsum. Orang kimia menulis gipsum dengan CaSO4, artinya benda tersebut perpaduan antara unsur karbonar (Ca) dengan sulfat( SO4). Sesungguhnya gipsum kadangkala terbentuk sebagai anhidrit dan sering keduanya terbentuk bersama-sama. Dapat diartikan bahwa anhidrit adalah mineral sekunder yang dihasilkan dari dehidrasi gipsum.

Bukaan Kawah Ijen condong ke arah barat dan merupakan hulu Kali Banyu Pahit (sungai yang airnya pahit). Demikian kental kadar keasamannya sehingga yang terasa di lidah adalah rasa pahit.

Ketika menyusuri sungai tersebut yang pertama kali disaksikan adalah hamparan putih memenuhi permukaan sungai karena airnya hanya sedikit. Hamparan tersebut adalah endapan gipsum yang terbentuk secara alamiah selama bertahun-tahun. Gipsum ada dimana-mana, di lantai sungai, dinding tebing, atau celah bebatuan. Bentuknya beraneka, ada yang menyerupai jarum, ada juga yang bagaikan onggokan bolu kukus merekah. Terkadang dijumpai menjuntai di dinding tebing bagaikan stalagtit di goa kapur. Endapan gipsum terhampar sepanjang 1 km jauhnya sehingga timbul ide menamainya “Kali Gipsum”.

Air “Asam” TerjunMenyusuri Kali “Gipsum” Pahit mulai dari mulut Dam Ijen hingga persimpangan Lembah Paltuding (Kabupaten Banyuwangi) dengan Bondowoso hanya berjarak 3 km, tetapi harus ditempuh selama 5 jam. Petualangan ini mengasyikkan karena selama perjalanan selain menemukan jejak si raja rimba di lokasi yang dikenal dengan Kandang Macan, juga harus berhadapan dengan sedikitnya 15 air terjun. Ukuran air terjun (beda tinggi antar tebing) bervariasi antara < 5 m - > 5 m.

Tantangan menjadi ganda karena ketika melewati setiap air terjun harus menjaga keseimbangan agar tidak jatuh dan harus menghindarkan diri agar tidak basah. Masalah basah saja adalah hal yang lumrah, tetapi basah dengan air asam (acid water) yang pH-nya antara 0,6 – 0,8, maka basah menjadi suatu masalah karena akan menimbulkan rasa gatal sekujur tubuh.

Bandingkan dengan air yang layak sentuh, pH-nya minimal 5 dan air layak minum pH antara 6 – 7. Untuk menaikkan satu satuan pH air diperlukan perbandingan 1 : 10. Artinya bila satu liter dengan pH 1 untuk dinaikkan menjadi pH 2, harus ditambahkan dengan 10 liter air normal (pH 7). Oleh karena itu layak bila air terjun tersebut diberi nama Air “Asam” Terjun.Seperti dikemukakan di atas bahwa biang

masalah di Gunung Ijen bukan karena letusannya sebagai gunung api, tetapi air danaunya yang asam yang kemudian mengalir jauh ke bawah dan mencemari lingkungan.

Apabila dirunut lebih jauh, sepanjang 45 km air mengalir hingga akhirnya ke laut, pH-nya tidak pernah normal. Padahal sudah mengalami pengenceran oleh dua sungai dengan nilai air normal, masing-masing Sungai Sengon dan Sungai Sat, serta mata air panas di Blawan sebelum masuk ke Asembagus di Kabupaten Bondowoso. Tiba di Asembagus Sungai Banyu Pahit berubah nama menjadi Sungai Banyu Putih karena warna airnya keputih-putihan dan keruh dengan nilai pH 2,5 – 3.

Apa daya, tidak ada pilihan lain kecuali memanfaatkan air tersebut untuk mandi, sikat gigi,cuci, bahkan minum untuk ternak. Akibatnya gigi mudah keropos, pakaian tidak cemerlang meskipun dicuci dengan detergen cemerlang.

Tim geokimia dari BPPTK, telah berupaya mencari jalan keluar atas pertanyaan; “dengan cara bagaimana agar air tersebut menjadi normal?”. Salah satu jawaban yang diperoleh setelah dilakukan serangkaian percobaan (mulai tahun 2000) di laboratorium BPPTK dan dilapangan dalam skala kecil. Caranya adalah seonggok kapur tohor, jumlah dan beratnya diketahui, dicampur dengan sejumlah air kawah kemudian diberi perlakuan khusus untuk mempercepat reaksi. Percobaan tersebut berhasil menghasilkan air normal dan meninggalkan endapan gypsum. Sekali mendayung dua pulau diraih, menghasilkan lingkungan yang bersih dan gipsum. Sangat disayangkan, percobaan lebih lanjut dalam skala besar terhenti karena tidak tersedianya dana. Apapun adanya, BPPTK, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi telah berupaya dan berhasil, meskipun masih dalam skala laboratorium.n

Lintasan Geologi

Page 32: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

SSetiap hari kita makan, minum,

dan bernafas menghirup udara

yang mengandung mineral untuk

mendapatkan unsur-unsur yang penting bagi

kita, tanpa pernah memikirkan benda apa saja

dari sekeliling kita yang masuk ke dalam tubuh

ini. Bagi sebagian besar masyarakat tentu tidaklah

berbahaya jika berinteraksi dengan bahan-bahan

alami. Bahkan hal demikian bermanfaat untuk

penyediaan nutrisi penting. Namun, untuk

beberapa hal, interaksi kita dengan mineral

dan elemen-elemen tertentu dapat merugikan,

bahkan berefek fatal.

GEOMEDIKA

G e o F a k t a

Oleh: Joko Parwata

Pengaruh Debu Mineral pada Kesehatan (Bagian 1)

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Geomedika: Ilmu Geologi dan Kesehatan

Page 33: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Interaksi jenis ini adalah bidang yang dipelajari dalam geologi medis, suatu cabang ilmu baru yang relatif cepat berkembang tidak hanya melibatkan para ahli ilmu kebumian tetapi juga ahli medis, kesehatan masyarakat, dokter hewan, pertanian, lingkungan biologi, dan ilmuwan terkait lainnya. Geomedika merupakan kajian efek bahan-bahan dan proses geologis pada manusia, binatang dan tanaman terhadap kesehatan, baik yang positif maupun negatif.

Dalam arti seluas-luasnya, geomedika mempelajari hubungan elemen-elemen dan mineral dengan pernafasan ambient anthropogenic dan debu mineral gunung api serta emisi, transportasi, modifikasi dan konsentrasi organik dan hubungan ke radionuclides, serta mikroba patogen.

Nama disiplin ini mungkin baru, tetapi dampak bahan geologis pada kesehatan manusia telah diakui sejak ribuan tahun. Air raksa (Hg) dan kadmium diukur melalui tingkat pengawetan, 7000 tahun rambut manusia dalam Karluk, Situs arkeologi Kodiak di Alaska; walaupun implikasi

kesehatan dari data ini sulit untuk ditentukan karena adanya kemungkinan penambahan atau degradasi dari waktu ke waktu. Kandungan partikel jelaga yang terdeteksi di paru-paru diawetkan pada jaringan Tyrolean, tukang es, yang sekurang-kurangnya berusia 5.000 tahun. Orang ini mungkin telah menderita penyakit pernafasan setelah ia menghirup kristal mineral kecil, termasuk butir kuarsa.

Hippokrates dan penulis Yunani lain mengakui bahwa faktor lingkungan memberi kontribusi terhadap distribusi geografis penyakit manusia 2400 tahun yang lalu. Dan pada 300 SM, Aristoteles mencatat kejadian keracunan pada para pekerja tambang. Batu dan mineral juga telah digunakan selama ribuan tahun lalu untuk perawatan berbagai penyakit seperti sampar, dan demam cacar.

Ilmuwan mulai menyelidiki hubungan antara bahan-bahan geologis, proses medis dan kondisi sejak 300 tahun lalu. Beberapa dekade lalu, geologi medis telah menarik perhatian sejumlah

Geofakta

Foto dari satelit awan debu Sahara (2000) atas Timur Samudra Atlantik, dilihat dari satelit.

Page 34: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

kalangan di Amerika Serikat dengan munculnya pendapat beberapa orang yang berpengaruh bahwa proses-proses geologi memberi dampak pada epidemiologi. Saat ini melalui kemitraan antara United States Geological Survey (USGS) dengan sejumlah Lembaga Ilmu Kesehatan Lingkungan - dan karena lembaga donor telah mulai mengakui manfaat penelitian multidisiplin tersebut - perkembangan bidang ini jadi semakin maju. Saat ini terdapat banyak kerja sama penyelidikan antara para ahli kebumian, biomedis, dan peneliti kesehatan masyarakat di seluruh dunia, mencakup berbagai masalah geomedis.

Penelitian dan proyek-proyek studi geologi medis akan berusaha menjelaskan tentang dampak mineral dan kandungan elemen-elemennya bagi kesehatan manusia, dan juga menekankan akan pentingnya peluang para ahli kebumian membuat kontribusi tambahan untuk masyarakat kita di dunia ini sangat besar.

Debu MineralDebu Mineral adalah istilah untuk atmosfera aerosol yang berasal dari kumpulan awan mineral pembentuk tanah, yang terdiri atas berbagai

oksida dan karbonat. Seluruh aktivitas manusia mengakibatkan terbentuknya 30% debu yang berada di atmosfer. Gurun Sahara adalah sumber utama debu mineral, yang kemudian menyebar melalui laut Mediterania dan Karibia ke utara Amerika Selatan, Amerika Tengah, Amerika Utara, dan Eropa. Gurun Gobi juga adalah salah satu sumber debu di udara, yang menyebar ke bagian timur Asia Barat dan bagian barat Amerika Utara.

Karakteristik Komposisi debu mineral terutama terdiri atas oksida-oksida (SiO2, Al2 O3, FeO, Fe2 O3, CaO, dan lain-lain) dan karbonat (CaCO3, MgCO3) yang serupa dengan komposisi utama kerak bumi. Debu mineral menghasilkan emisi global yang diperkirakan berjumlah 100-500 juta ton per tahun, persentase yang terbesar adalah bagian yang dikaitkan dengan material berukuran pasir. Meskipun aerosol kelas ini biasanya dianggap berasal dari alam, diperkirakan 30% dari yang ada di atmosfer berasal dari kegiatan manusia, yaitu melalui kegiatan penggurunan dan penyalahgunaan lahan. Ukuran konsentrasi

G e o F a k t a

Page 35: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

debu yang besar dapat menimbulkan masalah untuk orang yang memiliki masalah pernafasan, memaksa mereka untuk tinggal sementara di dalam rumah akibat penyebaran debu aerosol di kawasan tersebut. Efek khusus awan debu ini adalah mempercantik matahari terbenam, akibat peningkatan jumlah partikel di langit, sehingga matahari membayang.

Debu Sahara Sahara merupakan sumber utama mineral debu di bumi (60-200 juta ton per tahun). Debu sahara terangkat oleh konveksi sepanjang kawasan gurun yang panas, dan dapat kemudian mencapai ketinggian. Dari sana debu ini dapat diterbangkan oleh angin menyebar ke seluruh dunia, meliputi jarak ribuan kilometer. Debu yang bercampur dengan udara panas kering Gurun Sahara membentuk lapisan atmosfer disebut lapisan udara Sahara. Lapisan udara ini memberi pengaruh yang besar pada cuaca tropis, terutama saat bercampur dalam pembentukan angin topan.

Perpindahan debu melalui Atlantik, menuju Karibia, dan Florida dari tahun ke tahun memiliki variasi yang banyak. Karena pertukaran angin, konsentrasi mineral debu yang amat besar dapat ditemukan di laut tropis Atlantik hingga Karibia; selanjutnya perpindahan ke kawasan Mediterania serta wilayah Eropa Utara kadang-kadang juga teramati. Di wilayah Mediterania, debu Sahara amat penting karena ia merupakan sumber utama gizi phytoplankton dan organisme akuatik lainnya.

Namun di lain pihak debu Sahara merupakan media pembawa jamur Aspergillus sydowii yang jatuh ke Laut Karibia dan mungkin menginfeksi penduduk di kepulauan terumbu karang di lautan tersebut dan menyebabkan penyakit (aspergillosis). Debu ini juga dikaitkan dengan meningkatnya kejadian asma pediatrik yang menyerang Karibia. Sejak 1970, wabah debu telah memburuk karena periode kekeringan di Afrika. Awan berdebu telah dikaitkan dengan penurunan kesehatan di kawasan terumbu karang di Karibia dan Florida, terutama sejak tahun 1970-an. Debu Subsaharan berpengaruh pada frekuensi angin topan Menurut sebuah artikel NASA, satelit NASA menunjukkan bahwa ”efek debu mengerikan yang merupakan penyebab 1/3 penurunan suhu di permukaan laut Atlantik Utara antara Juni 2005 dan 2006, mungkin memberi sumbangan atas perbedaan angin topan yang terjadi antara dua musim”. Hanya terjadi 5 angin topan pada tahun 2006 dan sementara tahun 2005 terjadi 15 kali.

Diketahui bahwa penyebab utama terjadinya angin topan adalah suhu air hangat pada permukaan laut. Satu teori berpendapat bahwa debu dari gurun Sahara menyebabkan suhu permukaan menjadi dingin pada tahun 2006 dibandingkan pada tahun 2005. Bukti menunjukkan bahwa suhu permukaan menurun sepertiganya karena debu subsaharan ini.

Debu Asia Di Asia Timur, debu mineral yang terjadi pada musim semi di Gurun Gobi (Mongolia Selatan dan Cina Utara) menimbulkan fenomena yang disebut debu Asia. Aerosol itu diterbangkan oleh angin timur, dan menyelimuti Cina, Korea, dan Jepang. Kadang-kadang konsentrasi debu yang signifikan dapat menyebar hingga mencapai Barat Amerika. Area yang terkena debu Asia mengalami penurunan daya lihat dan masalah-masalah kesehatan, seperti sakit tenggorokan dan gangguan pernafasan. Akan tetapi dampak debu Asia ini tidak selalu negatif, karena perpindahan debu ini ikut memperkaya tanah dengan mineral penting. Sebuah studi di Amerika menganalisis komposisi debu Asia yang mencapai Colorado, menghubungkan debu ini dengan kehadiran karbon monoksida, mungkin masuk ke dalam massa udara saat melalui daerah industri di Asia. Meskipun badai debu di gurun Gobi telah terjadi dari waktu ke waktu sepanjang masa, badai debu ini menjadi masalah di pertengahan abad ke 20 akibat tekanan pertanian yang makin intensif dan penggurunan.

Debu Mineral dan Kesehatan Manusia Proyek USGS Mineral Dusts and Human Health Project (MDHHP), yang berjalan dari tahun anggaran 2001 hingga 2004, memanfaatkan pendekatan antar disiplin ilmu (melibatkan mineralogi, geologi ekonomi, dan ahli isotop kimia bumi, analisis kimia, geologi kewilayahan dan toksikologi) untuk membantu memahami bagaimana karakteristik debu mineral geologis (dan sumber dari bahan-bahan yang berasal dari debu) dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Aspek utama proyek adalah integrasi ilmu bumi, ilmu keahlian kesehatan dan kegiatan manusia. Ringkasan hasil MDHHP telah publikasikan dan disertakan di bawah ini.

Proyek ini memiliki fokus utama dalam penelitian asbes dan debu berserat terkait pertambangan, pengolahan mineral, dan produk lain. Sejauh ini, proyek juga berhasil menerapkan pendekatan melalui kerja sama (bekerja sama seperti yang sesuai dengan proyek lain USGS) untuk kajian potensi implikasi kesehatan bahan geologis seperti: logam-limbah tambang, mill tailing, dan emisi Smelter; debu kering dari danau kawah; tanah; abu gunung api; batubara dan

Geofakta

Page 36: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

abu terbang; dan dari bangunan roboh (seperti ledakan WTC). Kajian mengidentifikasi banyak topik spektrum besar yang memerlukan bahan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.

Penelitian Dampak Debu MineralProyek ini dimulai secara imparsial untuk memberikan masukan dalam membantu masyarakat dan peraturan terkait tentang potensi efek kesehatan yang berkaitan dengan efek debu asbes. Di masa lalu, masyarakat dan peraturan terkait hanya memfokuskan pada keprihatinan komersial dan dampak industri asbes. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar masalah adalah akibat yang signifikan pada kesehatan seperti di Hinderrocks, Montana. Kekhawatiran telah mengalami peningkatan cukup signifikan terhadap dampak alami dari asbestos dan mineral lain berbentuk serabut mineral: a) sebagai aksesori lain di industri cebakan mineral (seperti vermikulit), dan b) batuan ultramafik (batuan ultrabasa mengandung serpentin).

Proyek ini juga memberi gambaran mengenai sejumlah isu dan manfaat asbes dari berbagai kepentingan. Diharapkan pula dapat memberikan

informasi yang dapat digunakan untuk membantu menjawab beberapa dari banyak pertanyaan yang masih belum terjawab tentang asbes. Misalnya, masih banyak pertanyaan tentang bagaimana sebenarnya penyebab racun asbes, dan apakah untuk non berserat seperti non-asbestiform yang sama juga dapat memicu racun. Lebih lanjut, relatif sedikit yang diketahui mengenai studi geologi lingkungan tentang dampak mineral serabut, asbes atau mineral, sejauh mana dapat terjadi anthropogenic secara alamiah atau gangguan dari sumber-sumber ini yang memberikan kontribusi untuk tingkat penyebaran tingkat asbes di udara, dan sejauh mana latar belakang kontribusi tersebut dapat memicu penyakit itu sendiri.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kerja sama antar pendekatan yang dikembangkan oleh proyek untuk mempelajari asbes dapat memberikan masukan penting dalam bidang kesehatan, terikat keprihatinan banyak masyarakat terhadap bahan-bahan di bumi yang dapat memberikan dampak ke dalam lingkungan. Penelitian ini juga mengidentifikasi banyak topik dunia yang memerlukan penelitian besar lebih lanjut untuk terus mengembangkannya.

Aizuwakamatsu, Jepang di Asia Berdebu pada 2 April 2007.

G e o F a k t a

Page 37: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Debu mineral dan Proyek Kesehatan Manusia (MDHHP)Asbestos •USGS melakukan studi kelompok mineral berserat amfibol dan vermikulit di hinderrocks, Montana (didanai sebagian oleh US EPA dan sebagian oleh USGS, Program Sumber Daya Mineral) dan telah memberikan informasi ilmiah kunci yang sedang digunakan atau akan digunakan untuk membantu sebagai berikut: a.Terjadinya dan sejauh mana kontaminasi amfibol di hinderrocks kontaminasi terhadap ratusan tanaman di seluruh negara di mana vermikulit telah diproses dan di sekitar satu juta rumah yang menggunakan. b.Panduan upaya perbaikan dari yang sudah ada. c.Memahami bagaimana amfibol berserat di hinderrocks dan secara geologi berupa ebakan racun yang menciptakan dampak.

Hasil kegiatan langsung USGS akan mempengaruhi penyebaran atau mendapatkan dukungan yang berhubungan dengan kegiatan pembersihan nasional terhadap penyebaran vermikulit.

•Proyek penelitian tentang cadangan nasional vermikulit:

a.Menunjukkan bahwa tidak semua merupakan cadangan vermikulit dan amfibol, dan karena itu tidak semua jenis vermikulit seolah-olah mengandung asbes. b.Menyediakan metode untuk membantu menilai apakah contoh vermikulit tertentu adalah dari jenis cebakan yang kemungkinan berserat amfibol.

•Proyek studi geologi dari asbestiform atau kemungkinan kejadian mineral berserat lainnya dan beracun: a.Memberikan model formasi geologis yang membantu menjelaskan mengapa beberapa jenis cebakan tidak berisi asbestiform amphiboles dan sebaliknya. b.Menunjukkan bahwa terdapat banyak kemungkinan kondisi geologis untuk asbestiform atau sumber lain yang mungkin merupakan mineral beracun/berserat. Sumber tersebut, baik melalui erosi alam atau anthropogenic, dapat berkontribusi untuk menyebarkan mineral berserat di udara, dan harus dipertimbangkan untuk interpretasi data epidemiologi dan tentang asbes yang berhubungan dengan penyakit, serta pengembangan kualitas udara sesuai yang standar untuk asbes.

Aizuwakamatsu, Jepang, tak berdebu langit nampak dengan jelas.

Geofakta

Page 38: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�8 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

•Proyek yang sistematis memperbandingkan mineralogi, geokimia, dan toksikologi, sifat berbagai asbes terkait standar toksikologi. Hasil menunjukkan bahwa terdapat cukup variasi sifat berbeda antara standar yang diberikan mineral asbes. Studi toksilogi tidak secara rutin mengambil variasi tersebut, yang dapat membantu menjelaskan nampaknya bertentangan hasil dari berbagai studi yang berbeda.

•Proyek ini dikembangkan, diuji, dan menunjukkan utilitas dari AVIRIS (Airborne Visible Infra Red in Spectrometer) teknik jarak jauh untuk memetakan terjadinya wilayah yang berpotensi membentuk mineral asbes. Teknik ini terutama berharga untuk membantu mengevaluasi tempat berpotensi asbes bearing rock unit mungkin terjadi, tetapi area pemetaan terbatas.

•Sebagai hasil kegiatan proyek ini, USGS menanggapi banyak permintaan untuk ahli geologi untuk memberikan informasi dan mineral pada asbes: a.Permintaan dari Amerika yang berkenaan untuk menulis ringkasan mineralogi asbes untuk direvisi kriteria dalam menilai asbes yang terkait dengan penyakit. b.Permintaan untuk berpartisipasi dalam kerja sama Antar Kelompok Kerja Asbestos. Kelompok Kerja ini adalah saat ini diisi dengan penilaian asbes-masalah terkait, dan bagaimana isu-isu ini dapat ditangani oleh lembaga berdasarkan peraturan, suara sains, masukan dari lembaga ilmu pengetahuan seperti USGS. c.Beberapa pertanyaan lain oleh lembaga Federal, lembaga negara, industri, dan masyarakat umum untuk informasi ilmiah pada asbes-masalah terkait. d.Sebuah permintaan formal untuk sebuah proyek ilmuwan untuk bertindak sebagai saksi ahli dalam proses pengadilan terkait dengan asbestos. e.Sebuah permintaan formal untuk sebuah proyek ilmuwan untuk melayani sebagai ahli anggota komite yang mengawasi kegiatan dari Angkatan Laut dan penyakit paru-paru.

World Trade Center •Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh USGS – MDHHP. US EPA dan layanan kesehatan umum, di hari segera setelah 9-11, minta bantuan USGS untuk menilai jumlah dan tata ruang distribusi asbes dalam debu akibat jatuhnya menara World Trade Center (WTC). Tanggap darurat ini merupakan upaya yang dilakukan oleh para ilmuwan MDHHP, dan memanfaatkan penuh campuran analisis untuk mempelajari asbes dan yang lainnya adalah debu yang berkaitan dengan masalah kesehatan.

•Dikumpulkan lebih dari 35 contoh dan

mengembalikan sampel ke laboratorium untuk analisis di Denver.

•AVIRIS dari Ground Zero menunjukkan lokasi pembakaran “hot spot” di reruntuhan.

•Merilis temuan awal pada 27 September 2001, untuk tanggap darurat berbagai pihak. USGS memberikan awal dan rinci (dalam hal jenis analisis dan jumlah sampel yang dianalisis) ringkasan dari debu mineralogi, komposisi kimia, dan reaktivitas geokimia.

•Hasilnya adalah kesimpulan asbes amfibol ini cenderung tidak hadir/sangat rendah di tingkat debunya. Namun, hasil menunjukkan adanya chrysotile asbes di tingkat sekitar 1-2%.

•Memberikan langkah awal dari kimiawi reaktif, sifat alkalinya. Studi ini juga memberikan wawasan ke dalam proses yang mungkin terjadinya interaksi kimiawi dengan air.

•Studi ini menunjukkan bahwa ada peran yang tepat untuk sebuah lembaga ilmu pengetahuan alam seperti USGS di situasi tanggap darurat yang melibatkan bahan/mineral-mineral penyusun bumi.

•Studi dan proyek terkait lainnya telah bekerja menghasilkan permintaan formal untuk sebuah proyek ilmuwan untuk menjadi anggota dari World Trade Center Expert Panel Review Technical yang ditetapkan oleh EPA dalam konsultasi dengan White House pada Kualitas Lingkungan. Peran USGS di World Trade Center tidak akan mungkin terjadi tanpa jenis keahlian yang dikembangkan melalui penelitian bertahun-tahun dan dari pelbagai macam kegiatan proyek. Karakterisasi non-asbestiform dusts dan sumber •USGS - MDHHP, bekerjasama dengan para ilmuwan USGS pada proyek-proyek lainnya, telah melakukan penyelidikan studi lainnya pada atmosfer. Penelitian ini menunjukkan bahwa antar pendekatan yang sama digunakan untuk asbes dapat berhasil diterapkan untuk membantu memahami bagaimana kimia mineralogi dan karakteristik debu dan bahan sumber dapat mempengaruhi kesehatan manusia.

•Proyek ini mengintegrasikan mineralogi dan reaktivitas geokimia, dan pencirian bahan racun bumi untuk mengevaluasi peran partikel mineralogi dan reaktivitas menjadi racun. Misalnya, debu dari Danau Owens yang terkenal tinggi arsenic. Bekerja dalam kerja sama dengan USGS Southwest Dusts proyek menunjukkan bahwa arsenic yang diperkirakan akan cukup bioaccessible, dan bahwa debu tersebut juga

G e o F a k t a

Page 39: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

berisi bioaccessible lain berpotensi beracun, unsur-unsur seperti khrom.

•MDHHP, awal hasil studi characterizing abu gunung berapi telah mengarah ke sebuah undangan untuk sebuah proyek ilmuwan untuk melayani sebagai ahli anggota yang baru dibentuknya Jaringan Internasional Kesehatan Gunung api. (Bersambung) n

Diterjemahkan dan diolah oleh: Joko Parwata

Geofakta

Page 40: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�0 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Alfred Russel Wallace’s 8 Januari 1823 - 7 November 1913

PendahuluanAntara tahun 1854-1865 seorang naturalis asal Inggris, Alfred Russel Wallace, menjelajah ke sejumlah pulau di Nusantara. Dalam petualangannya tersebut, Wallace sangat takjub menyaksikan “surga keanekaragaman hayati” yang tiada bandingannya. Dalam kurun waktu tersebut dia berhasil menemukan dan mendokumentasikan sebanyak 125.000 spesimen flora dan fauna di kawasan Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Selain itu, Wallace juga memperkenalkan suatu garis pemisah yang dikenal dengan Garis Wallace (Wallace Line) yang unik membentang sepanjang 5.000 km di antara kawasan Oriental dan Australia-Papua dengan bentuk busur yang terdiri atas 13.500 pulau.

Tahun 1863 dalam sebuah makalah berjudul “On the physical geography of the Malay Archipelago” - Journal of Royal Geographical Society no. 33,

G e o F a k t a

Alfred Russel Wallace Lahirnya Ilmu Biogeografis

Wallace menarik garis pembatas fauna Indonesia Barat dan Indonesia Timur dari sebelah timur Filipina, masuk ke Selat Makassar lalu berakhir di sebelah selatan Selat Lombok. Garis itulah yang kemudian disebut para ahli sebagai“Garis Wallace”.

Garis Wallacea adalah suatu garis imajiner yang memanjang dari Filipina di utara hingga Selat Makassar dan Selat Lombok di selatan. Selain itu, juga memisahkan Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan di sebelah barat dengan Pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua di sebelah timur. Keragaman hewan dan tumbuhan di bagian timur dan barat Indonesia sangat berbeda. Kedua wilayah ini terpisah oleh batas alam yang tegas, itulah Garis Wallacea, yang secara tegas memisahkan Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Kedua daerah tersebut berbeda secara biogeografis.

Page 41: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Hertford Grammar School (from a watercolour by Eliza Dobinson c. 1815).

Geofakta

Bukti GeologiPara geologist sepakat bahwa Pulau Sulawesi merupakan wilayah pertemuan sekaligus perbatasan antara provinsi-provinsi geologi. Sulawesi bagian barat adalah milik Sundaland, bahkan wilayah Teluk Tomini –Cekungan Gorontalo- adalah berciri Sundaland yang mengambil posisi di tengah Indonesia yang dipisahkan oleh Selat Makassar. Bagian tengah Sulawesi yang disusun oleh massa batuan metamorfik dan ofiolit oleh proses pertemuan provinsi-provinsi geologi. Sedangkan bagian paling timur Sulawesi yaitu, Sulawesi Tenggara-Buton dan Banggai Sula adalah segmen massa benua asal Australia yang berpindah ke tempatnya sekarang oleh percabangan Sesar Sula-Sorong. Pemisahan oleh Selat Makassar terjadi pada Paleogen, sementara pertemuan dengan segmen-segmen massa benua Australia terjadi pada Neogen. Pemisahan dan pertemuan massa-massa kerak batuan ini tentu ada penumpangnya, yaitu flora dan fauna yang juga telah hadir sejak lama di atasnya, ikut berevolusi sampai ke bentuknya sekarang. Maka, kalau di Sulawesi bertemu berbagai provinsi geologi, maka di Sulawesi bertemu juga berbagai zone biogeografi flora dan fauna.

Sejak tahun 1858 Wallace telah menyadari perubahan-perubahan geologi yang terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah yang implikasinya terhadap penyebaran fauna. Wallace, menulis sebaris kalimat kepada Henry Bates, “I believe the western part to be a separated portion of continental Asia, the eastern the fragmentary prolongation of a former Pacific continent.” Ini adalah awal dari Ilmu Biogeografi yang lahir di Indonesia,

The Collegiate School in Leicester.

Page 42: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Pada 1847, surat ini untuk Bates, Wallace menyebutkan ia tertarik di evolusi: - “Saya mulai agak merasa puas dengan hanya koleksi lokal; sedikit harus belajar lagi. Seperti saya harus menghadapi satu keluarga untuk belajar dengan teliti, terutamanya dengan tampilan ke teori asal spesies. “Copyright Wallace Family, The Natural History Museum, Fred Edwards

G e o F a k t a

Ini merupakan pembuktian tidak langsung atas teori tektonik lempeng, yaitu permukaan bumi yang kini berusia sekitar 6 miliar tahun itu terus saja berubah. Ada proses formasi dan deformasi. Berdasarkan sejarah geologi, Indonesia merupakan negara yang amat kompleks karena memiliki tingkat endemisme tertinggi di dunia antara lain memiliki keragaman jenis padang tertinggi (lebih dari 12 jenis), wilayah hutan bakau yang luas, dan tutupan terumbu karang yang juga amat luas

(lebih dari 75,000 km2) sebagai surga kehidupan keanekaragaman hayati laut.

Sekitar 200 juta tahun lalu, kawasan Indonesia Timur bergandengan dengan kontinen/lempeng Australia yang kemudian bergerak mendekati kontinen Asia, lalu akhirnya menghuni sebuah habitat di daerah tropik basah yang bersebelahan dengan daerah Indonesia bagian barat saat ini.Wallace mengemukakan pandangannya bahwa kepulauan Indonesia dihuni oleh dua fauna yang berbeda, satu di bagian timur dan yang lainnya di bagian barat. Wilayah ini ditentukan atas dasar pembagian jenis burung dengan menempatkan batasnya antara Lombok dan Bali serta antara Kalimantan dan Sulawesi.

Kalimantan dan Sulawesi memiliki burung yang berbeda, padahal tidak terpisahkan oleh perintang fisik atau iklim yang berarti. Wallace berpendapat bahwa Kalimantan, Jawa dan Sumatera pernah merupakan bagian Asia dan Timor, Maluku, Irian serta Sulawesi merupakan bagian benua Pasifik Australia.

Fauna Sulawesi tampak demikian khas, sehingga diduga Sulawesi itu pernah bersambung baik dengan benua Asia maupun benua Pasifik Australia. Pada hasil pengujian hewan pada pulau besar di kepulauan, ini menunjukkan Sulawesi merupakan daerah yang mempunyai jumlah spesies yang rendah dan terisolasi. Misalnya, jumlah mamalia dan burung burung yang langka lebih dari setengah spesies ditemukan di daratan Sulawesi. Hasil dari perbandingan ini, bahwa meskipun Sulawesi merupakan satu pulau besar dengan hanya beberapa kelompok kecil yang berdekatan, namun harus diingat ini merupakan satu bentuk dari divisi besar dalam kepulauan yang sama pada tingkat dan kepentingan untuk kelompok Filipina atau Maluku sepenuhnya, pulau Papua atau pulau Indomalaya (Jawa, Sumatera, Borneo dan Semenanjung Malaya).

Siapa Penemu Teori Evolusi?Pada 8 Januari 1865, dari Ternate, Maluku Utara Alfred Russel Wallace menulis surat tentang temuannya yang ia catat dan dikirimkan kepada Charles Darwin di Inggris, disertai tulisan ilmiahnya yang berjudul On the Tendency of Varieties to Depart Indefinitely from the Original Type, yang berisi kecenderungan proses seleksi alam atau suatu teori fenomenal di tingkat dunia yang dikenal oleh para ilmuan dan peneliti Indonesia sebagai cikal-bakal tersusunnya teori evolusi makhluk hidup. “Surat berharga“ tersebut dikenal dengan Letter From Ternate. Surat dari Alfred Wallace kepada Charles Darwin tersebut menggemparkan para peserta Pertemuan Ilmiah Himpunan Linnaeus karena semua ilmuwan

Wallace’s Golden Birdwing Butterfly (Ornithoptera croesus). Copyright The Natural History Museum, London.

Page 43: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Medallion in Westminster Abbey. Marchant (1916).

Istri Wallace Annie. Copyright Peter Raby.

Geofakta

menjadi bimbang: siapa sebenarnya penemu Teori Evolusi, apakah Wallace ataukah Darwin? Ada satu pendapat yang menarik yang mungkindapat dijadikan landasan sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut di atas; Alfred Russel Wallace adalah seorang naturalis sejari yang banyak melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Semua temuannya disampaikannya kepada para sahabatnya, antara lain kepada Charles Darwin yang menetap di Inggeris. Charles Darwin-lah yang kemudian mempublikasikan sebagian temuan tersebut karena dia memiliki banyak kesempatan dibanding dengan Wallace.

Lebih Dekat Dengan WallaceNama lengkapnya adalah Alfred Russel Wallace dilahirkan pada 8 Januari 1823 di Kensington Cottage dekat Usk, Monmouthshire, Inggris (sekarang bagian dari Wales). Dia adalah anak kedelapan dari sembilan bersaudara, ayahnya bernama William Wallace dan ibunya Greenells.

Wallace kecil hanya mengenyam pendidikan formal hingga pendidikan menengah kemudian

harus keluar sekolah karena orangtuanya tidak sanggup membiayainya karena perusahaannya jatuh bangkut. Kondisi itulah memaksanya untuk melamar pekerjaan sebagai penyusunan materi survei pada sebuah sekolah dan dari situlah dia banyak membaca.

Perkenalannya dengan seorang pemuda naturalis amatir, Henry Walter Bates, membawanya mengenal ilmu serangga. Pada akhir 1847 atau awal 1848 Wallace, yang terinspirasi oleh WH. Edward dalam bukunya yang berjudul A Voyage Up the River. Bersama sahabatnya Bates, Wallace memulai petualangan pertamanya di Sungai Amazon, Brazil untuk mengumpulkan spesimen dari serangga, burung dan hewan. n Joko Parwata

Page 44: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

P R O F I L

Sri SumartiBerhasil Membuktikan bahwa Wanita Indonesia Siap Bersaing dan Menang

Profil WG edisi ini adalah seorang wanita yang menyelesaikan pendidikan sarjana kimianya di Universitas Gajah Mada dan kemudian mendapat gelar Master Geokimia di Utrecht University Be-landa, serta memilih bekerja di gunung api. Mbak Sri, demikian panggilan akrab untuk Sri Sumarti, saat ini memegang posisi penting, yaitu Kepala Seksi Gunung Merapi pada Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian

(BPPTK) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)– Badan Geologi.

“Saya mendapat kesempatan dan tantangan baru untuk belajar ilmu kimia yang berhubungan den-gan ilmu kebumian (geokimia) dan saya bertekad harus berhasil”, jawabnya saat ditanya WG ten-tang alasannya memilih bekerja di gunung api.

...“Bekerja dalam satu tim tidak boleh ada isu gender.

Setiap orang, siapa pun dia, dalam tim harus

bekerja maksimal dan saling mendukung

agar pekerjaan berhasil”...

Page 45: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Page 46: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Belajar GeokimiaMasalah yang tidak mudah bagi seorang maha-siswa tingkat akhir adalah menemukan dosen pembimbing dan menentukan judul Tugas Akhir (skripsi). Persoalan tersebut juga menimpa Mbak Sri. Meskipun pada akhirnya menemukan seorang dosen pembimbing, tetapi dia dihadapkan pada pilihan yang sulit karena diminta meneliti masalah geologi yang berkaitan dengan ilmu kimia. Inilah awal perkenalan Mbak Sri dengan Geokimia dan Gunung Api.

Selain Mbak Sri, beberapa mahasiswa lain ditawari ikut meneliti masalah tersebut, tetapi hanya em-pat orang yang berminat. Mereka berempat sa-dar bahwa tugas akhir jenis ini termasuk ke dalam kategori pekerjaan berat dan “gila” karena peneli-tiannya memerlukan waktu yang lama. “Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengunjungi laboratorium BPPTK, dahulu namanya masih Seksi Gunung Merapi.

Kunjungan kami ini kemudian menghasilkan ker-ja sama antara Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada dengan Seksi Gunung Merapi Direktorat Vulkanologi”, ungkap Mbak Sri.

Dari beberapa kali pertemuan dan diskusi, akhirnya Mbak Sri dan rekan-rekannya sepakat dibimbing oleh tiga orang, yaitu dua pembimbing berasal dari Universitas Gajah Mada dan satunya lagi adalah seorang ahli geokimia, yaitu Kepala Seksi Gunung Merapi. Atas petunjuk pembim-bing ketiga itulah obyek penelitian dilakukan di Gunung Merapi dengan mengambil sampel lava di Kali Kuning.

Problem is (look like) never ending. Begitulah kira-kira yang terjadi pada mereka. Pertama kali datang ke lapangan muncul masalah yang pelik. Bagaimana cara mengambil batu keras (lava) tan-pa melibatkan benda logam untuk menghindari kontaminasi. Setelah putar otak dan berupaya selama berminggu-minggu, akhirnya mereka berhasil memperoleh sampel lava sebanyak 100 kg. Masalah berikutnya adalah bagaimana meng-gerus benda keras dengan jumlah yang banyak tersebut hingga menjadi bubuk (powder) dengan seminimal mungkin menggunakan benda logam. “Ini membuat kami gila tujuh keliling”, katanya menjelaskan kondisi saat itu.

Pepatah mengatakan orang yang tidak pernah jatuh tidak akan pernah bangkit, begitu pula yang terjadi kepada Mbak Sri dan rekan-rekan-nya. “Setelah tersandung berkali-kali, kami berempat sepakat tidak boleh mundur hingga selesai”, ujarnya. Selama tujuh bulan lamanya masalah gerus-menggerus batu keras terus di-

P R O F I L

lakukan. Akhirnya Tugas Akhir pun mereka se-lesaikan dengan baik setelah melalui tiga tahun lamanya bekerja siang dan malam.

Jatuh cinta pada gunung apiDengan berbekal pengalaman gerus-meng-gerus batu, selesai kuliah di Gajah Mada, Mbak Sri mencoba mengadu nasib di Jakarta dengan bekerja sebagai tenaga quality control di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pertambangan. Setelah setahun lamanya bekerja, pada suatu hari sepulang kerja secara kebetulan ia melewati kerumunan orang di depan Kantor Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral. Dengan didorong rasa ingin tahu, Mbak Sri mampir. Ternyata ada pengumuman peneri-maan pegawai negeri. Kenangan lama bekerja di Gunung Merapi terbayang kembali dan hal itu mendorongnya ikut mengajukan lamaran.

Singkat kata, Mbak Sri diterima dan secara keb-etulan ditempatkan di Seksi Gunung Merapi, Yo-gyakarta. “Terlintas dalam benak saya ketika itu bahwa saya kembali kepangkuan kampung hala-man dan menemui cinta pertamaku, Merapi”, katanya.

Tahun 1990 adalah tahun pertama langkahnya sebagai pegawai negeri. Kepada WG Mbak Sri bertutur, bahwa dulu terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara pegawai swasta dengan pegawai negeri. Sebagai pegawai swasta target pekerjaan jelas dan terprogram, sedangkan pega-wai negeri harus bisa menciptakan pekerjaan agar tidak menganggur sebagai pegawai. Paling tidak itu yang saya rasakan pada hari-hari pertama seb-agai pegawai negeri, katanya.

Rasa nasionalis saya dilukaiPada tahun 1994 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (dahulu bernama Direktorat Vul-kanologi dan dunia internasional mengenalnya dengan Volcanological Survey of Indonesia dis-ingkat VSI) menjalin kerja sama dengan bebera-pa negara, antara lain Jepang, Rusia, dan Perancis untuk melakukan penelitian di Gunung Ijen.

Proyek internasional tersebut bertujuan untuk melakukan pengukuran batimetri dasar danau kawah Gunung Ijen sekaligus sampling air. Tim beranggotakan tujuh orang dibentuk. Mereka adalah empat orang dari Jepang (negara pengga-gas), satu orang dari Rusia, satu dari Perancis, dan satu orang dari Indonesia. Wakil dari Indonesia adalah Mbak Sri.

Pada hari pertama pertemuan semua anggota tim berujar dengan nada protes dan sinis, “Kena-pa VSI memilih orang berbadan kecil dan wanita, apa yang dapat dia lakukan?”

Page 47: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��Profil

”Saya merasa ini pelecehan gender dan rasa na-sionalis saya dilukai. Tetapi saya tidak bisa berbuat apapun dan merasa terpojokkan. Dalam batin saya, saya berjanji akan membuktikan bahwa wanita Indonesia bisa diandalkan”, kata Mbak Sri.

Mbak Sri menuturkan selanjutnya, Kawah Ijen dikenal sebagai danau dengan kondisi air yang sangat asam pada tingkat keasaman (pH) antara 0-0,8. Danau kawah ini merupakan yang paling asam di dunia. Saat tiba di lapangan, hal pertama yang harus diselesaikan adalah membuat rakit bambu sebagai penyanggah perahu karet. Target pembuatan rakit ini ditentukan dua hari. Berkat pendekatan Mbak Sri kepada para penambang belerang di Kawah Ijen, waktu pembuatan rakit dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari satu hari. Semua anggota tim terperangah dan kagum atas prestasi ini. Mereka bertanya bagaimana bisa? “Saya katakan kepada mereka, simpan uang kalian dan tebarkan senyum dan kalian akan memperoleh rasa simpati. Siapa pun akan dengan rela membantu tanpa pamrih, itu yang disebut gotong royong. Ini Indonesia, Bung”.

Dengan keberhasilan tersebut Mbak Sri mendapat-kan pengakuan pertamanya dari rekan-rekan satu tim. Dengan peristiwa itu pula semua anggota tim kini mengenal istilah gotong royong.

Menurut penuturan Sri Sumarti kepada WG, bekerja di danau kawah Ijen pasti berhadapan dengan risiko yang sangat besar. Oleh karena itu semua anggota tim “membungkus” badannya dengan plastik kecuali wajah. Perlakuan tersebut perlu dilakukan sebagai proteksi diri agar tidak terkena air asam (acid water).

Setelah bergelut dengan segala risiko selama dua minggu di tengah danau air asam proyek inter-nasional tersebut akhirnya selesai dengan baik. Untuk pertama kalinya selama dua minggu Mbak Sri menemukan cermin, betapa kaget, seluruh ku-lit wajahnya terkelupas bagaikan terbakar api. Itu akibat penguapan gas sulfur yang sangat tajam, padahal setiap hari seluruh kulit dilumuri dengan cream. “Saya histeris dan menangis”, kenang Mbak Sri.

Mengetahui hal tersebut, Pimpinan Vulkanologi memberi izin istirahat tanpa batas waktu ke-pada Mbak Sri. Dengan konsultasi yang intensif dengan ahli kulit, setelah tiga bulan kerusakan kulit wajahnya berangsur-angsur membaik.

Ketika WG menanyakan apa yang diperoleh dari proyek tersebut. Sri Sumarti mengatakan bahwa ia mendapatkan pengakuan intenasional dengan diundang melakukan riset dan analisis bersama di laboratorium geokimia di Jepang. Sebagai wanita Anak Bangsa, hal tersebut sangat membang-gakan karena tidak setiap orang bisa meraihnya.

Page 48: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�8 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

P R O F I L

Page 49: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

...“Selama diberi wak-tu, kesempatan, dan

kesehatan dari Tuhan, maka semua tantangan

harus dicoba. Kalau tidak, setiap orang tidak pernah dapat

menilai diri”...

“Saya berhasil membuktikan bahwa wanita Indo-nesia siap bersaing dan menang”, katanya.

Diserang Awan”wedhus gembel” Panas Merapi Peristiwa yang sangat menakutkan jika Merapi meletus adalah awan panas guguran. Gulungan bebatuan bercampur dengan gas yang panasnya mencapai 700oC tersebut sangat mematikan. Se-lain wujudnya sangat panas, juga bergerak san-gat cepat menuruni lereng.

Tahun 1994 saat aktivitas vulkanik Gunung Mera-pi mulai meningkat, Merapi dinyatakan dalam status ”waspada”. Dalam kondisi tersebut Mbak Sri diminta bergabung dalam “petualangan” ke puncak Merapi bersama beberapa ahli berbagai disiplin ilmu para vulkanolog Indonesia.

Umumnya status kondisi waspada pada setiap gunung api belum mempunyai konsekuensi anca-man yang berarti. Tetapi apa daya, sesampainya di puncak, kegiatan Merapi berubah sangat cepat dan tiba-tiba terjadi ledakan yang diikuti oleh awan panas yang menggulung. Meskipun awan panas tersebut mengalir ke lereng, tetapi debu-nya terdorong angin ke atas hingga mencapai puncak. Seluruh anggota tim panik dan mencari perlindungan. Beruntung ketua tim dapat men-enangkan seluruh anggota dan mereka berhasil kembali dengan selamat.

”Kejadian tersebut merupakan pengalaman yang tidak terlupakan dan memberi pelajaran yang sangat berharga bagi perjalanan karir saya”, ke-nang Mbak Sri.

Penelitian dan makalah ilmiahMbak Sri adalah pegawai yang sering diajak melakukan kerja sama penelitian di bidang geo-kimia. Beberapa kesempatan tergabung menjadi anggota tim penulis bersama seperti dengan M. J. van Bergen, J. C. M. de Hoog, B. J. H. van Os, R. M. A. C. Dam, J. C. Varekamp, B. Takano, B. J. H. van Os and M. J. Leng, Alain Bernard, K. Suzuki, K. Sugimori, T. Ohba, S. M. Fazlullin, A. Bernard, S. M. Hirabayashi.

Keaktifannya dalam menulis ilmiah telah men-gantarkan Mbak Sri mengunjungi beberapa negara untuk mengikuti beberapa pertemuan in-ternasional seperti pertemuan IAVCEI tahun 1993 di Canbera, dan 2003 di Nikaragua dan Kosta Rika. Tahun 1997 Kanagawa Jepang, tahun 2001 mengikuti AGU Fall Meeting di San Fransisco, dan Annual Meeting 2002 di London.

Mbak Sri masih menyempatkan waktu untuk menelaah makalah ilmiah yang dikelola oleh Jurnal Geologi Indonesia, Badan Geologi. Wa-lau Jarak antara Yogyakarta, tempat ngantornya, dengan Bandung cukup jauh, tak ada halangan bagi Mbak Sri untuk menelaah beberapa makalah dengan memanfaatkan teknologi Internet.

Di sela-sela kesibukannya mengurus Gunung Merapi, saat ini Mbak Sri Sumarti sedang mer-ampungkan program doktornya dalam bidang Geokimia di Utrecht University, Belanda. Semoga semangat Mbak Sri sebagai seorang geologis wanita dapat lebih menumbuhkan semangat bekerja bagi para insan muda geologis.n SR Wittiri

Profil

Page 50: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�0 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Dalam meningkatkan usaha mitigasi, berbagai hal telah dilakukan baik melalui peningkatan kapasitas teknis maupun non teknis (ketahanan masyarakat). Dengan diterbitkannya Hyogo Framework tahun 2005 pada konferensi tingkat dunia tentang Pengurangan Risiko di Kobe, Hyogo, Jepang tahun 2005, dan Undang-Undang Penanggulangan Bencana no 2007 beserta turunannya (PP 21, 23 dan Perpres no 8 tahun 2008) menunjukkan bahwa masalah bencana bukan hanya menyangkut kepentingan nasional Indonesia, tetapi sudah menjadi masalah internasional. Semakin seringnya kejadian bencana yang terjadi di Indonesia maupun di negara-negara lain menyebabkan kebutuhan kerjasama internasional dalam penanggulangan bencana menjadi sangat penting.

Berdasarkan Hyogo Framework, strategi dan pendekatan untuk mengurangi kerentanan dan risiko bencana adalah dengan meningkatkan ketahanan nasional dan masyarakat melalui pengenalan kelemahan dan tantangan dalam mitigasi bencana. Salah satu usaha peningkatan mitigasi bencana adalah dengan berbagi

ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penyelenggaraan workshop. Pada tanggal 1-4 Desember 2008 telah diselenggarakan workshop di Auditorium Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro 57 Bandung. Workshop tersebut mengambil tema Asian International Symposium on Modelling of Volcanic Eruption for Volcanic Hazard Assessment. Workshop tersebut diselenggarakan atas kerjasama Badan Geologi dengan Unit pelaksana teknis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dengan University of Kyoto, University of Tokyo dan Japan Society for the Promotion of Science (JSPS), Jepang. Workshop dihadiri oleh 10 negara, yaitu Jepang, Belgia, Perancis, Amerika, Italia, New Zealand, Singapura, Philipina, dan Papua Nugini serta tuan rumah Indonesia. Peserta workshop berjumlah 130 orang. Dalam workshop tersebut dipresentasikan 30 makalah oral dan 21 presentasi poster. Tujuh diantara poster tersebut merupakan poster yang membahas hasil kerjasama yang telah dilakukan. Makalah yang dipresentasikan meliputi hasil monitoring, modeling, pengembangan metoda, penelitian tentang gunung api, dan hasil penyelidikan lapangan. Workshop

Asian Symposium of Modeling of Volcanic Eruption for Volcanic Hazard Assessment

S e p u t a r G e o l o g i

Workshop menampilkan 30 presentasi oral yang ditampilkan selama 2 hari.

Page 51: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dari kerjasama yang telah dan sedang dilakukan antara Indonesia dengan negara-negara tersebut dalam mitigasi bencana gunung api. Kerjasama dilaksanakan dalam bentuk peningkatan peralatan pemantauan, pengembangan metoda pemantauan, dan penelitian tentang gunung api termasuk pemahaman tentang mekanisme/proses yang terjadi dalam tubuh gunung api. Materi workshop secara umum terbagi menjadi dua, yaitu diskusi tentang masalah gunung api dalam bentuk sesion presentasi selama 2 hari dan fieldtrip ke Gunung Kelud dan sekitarnya, serta kunjungan Lapangan Lumpur di Sidoarjo, di Jawa Timur selama dua hari. Salah satu dari tujuan workshop ini adalah untuk peningkatan kapasitas keahlian individu maupun institusi dalam pengembangan keilmuan, teknologi dan metoda untuk melakukan evaluasi terhadap bencana, kerentanan dan dampak bencana. Oleh karena itu, workshop tersebut juga merupakan sarana untuk berbagi teknologi, hasil penelitian dan juga untuk berbagi pengalaman dalam upaya mengurangi risiko bencana. Hasil dari evaluasi pengurangan risiko dan kerentanan serta dampak bencana diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan tata ruang terutama di daerah padat penduduk yang berpotensi terkena bencana.

Peserta workshop sebagian besar merupakan ahli yang berpengalaman dalam menangani bencana gunung api. Oleh karena itu, berbagi pengalaman dalam menangani letusan merupakan bekal dalam memahami karakter gunung api yang berbeda baik dari sifatnya maupun dari masyarakat yang tinggal di sekitar gunung api yang bersangkutan. Sebagai bagian dari sistem penyebaran informasi, workshop tersebut juga membahas tentang kelanjutan dan pengembangan kerjasama antar negara-negara yang hadir dalam workshop. Selanjutnya, pada akhir sesion presentasi, workshop ditutup dengan diskusi tentang kerjasama yang menghasilkan Bandung Accord. Kerjasama ini menangani masalah monitoring dan kemungkinan training bagi tenaga ahli anggota Bandung Accord. Dalam rapat kerjasama tersebut juga diajukan oleh peserta dari United State Geological Survey (USGS) langkah-langkah untuk mengurangi risiko terhadap letusan gunung api oleh negara-negara yang berada pada jalur sabuk gunung api di daerah Pasifik dengan meningkatkan sistem pemantauan, evaluasi bencana, peningkatan sistem komunikasi, dan data base serta penemuan baru maupun hasil penelitian. Komitmen dari kelompok negara-negara tersebut disebut Bandung Accord, masing-masing negara akan bertukar pengetahuan dan pengalaman yang bertujuan untuk meningkatkan

Seputar Geologi

Workshop dibuka oleh Kepala Badan Geologi, Dr R. Sukhyar yang mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr Purnomo Yosgiantoro.

Secara keseluruhan, workshop diikuti oleh 150 peserta dari 9 negara.

Page 52: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Evaluasi hasil kerjasama dan rencana pengembangan ke depan didiskusikan pada akhir workshop. Diskusi tersebut menghasilkan Bandung Accord yang mengemukakan langkah-langkah untuk mengurangi risiko terhadap letusan gunungapi oleh negara-negara yang berada pada jalur sabuk gunungapi di daerah Pasifik dengan meningkatkan sistim pemantauan, evaluasi bencana, peningkatan sistim komunikasi, dan data base serta penemuan baru maupun hasil penelitian.

Peserta workshop mengikuti fieldtrip ke G. Kelud di Desa Margomulyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Dalam gambar tampak peserta mengamati kubah G. Kelud yang terbentuk pada akhir fase letusan Gunung Kelud November 2007.

Sejumlah 35 peserta workshop mengikuti fieldtrip ke G. Kelud dan Lapangan Lumpur, Sidoarjo, di Jawa Timur. Peserta berpose di depan Pos Pengamatan Gunung Kelud di Desa Margomulyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Page 53: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

kapasitas masyarakat baik melalui pendekatan terhadap masyarakat maupun metoda yang dapat diterapkan di negara-negara anggotanya. Pada akhirnya, semua hasil riset baik berupa pengembangan metoda pemantauan maupun proses pemahaman gunung api adalah sebagai usaha mitigasi untuk pengurangan risiko. Usaha untuk meminimalkan risiko tersebut juga dilakukan dengan mengurangi kerentanan masyarakat yang terancam bencana.

Dalam kaitannya antara bencana dengan tata ruang wilayah disebutkan dalam penjelasan umum pada UU no 24 tahun 2007 bahwa karena Negara Kesatuan Republik Indonesia berada pada kawasan rawan bencana maka diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana. Selain itu, dalam menjalankan fungsi sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pertumbuhan wilayah maka diperlukan ruang evakuasi bencana (pasal 28 butir c). Sedangkan dalam UU no 24 2007 pasal 42, ayat 1 disebutkan bahwa pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang dilakukan dengan pengaturan tata ruang sesuai standar keselamatan dan penerapan sanksi terhadap pelanggar. Oleh karena itu, hasil dari workshop ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang perlu dimasukkan dalam program perencanaan tata ruang di daerah yang berpotensi terancam bahaya letusan gunung api maupun dalam upaya meningkatkan ketahanan masyarakat yang tinggal di daerah bahaya.n (Supriyati Dwi Andreastuti)

Seputar Geologi

Masjid terendam luapan lumpur, di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Peserta workshop mengikuti fieldtrip ke Gunung Kelud di Desa Margomulyo, Ke-camatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Dalam gambar tampak peserta mengamati kubah G. Kelud yang terbentuk pada akhir fase letusan Gunung Kelud November 2007.

Dua puluh satu presentasi poster ditampilkan dalam workshop, 7 diantaranya merupakan poster kerjasama.

Page 54: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Pelantikan Pejabat Eselon III dan IV di Lingkungan Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

S e p u t a r G e o l o g i

Bertempat di Auditorium Geologi, pada hari Selasa 23 September 2008, Kepala Badan Geologi melantik dan mengambil sumpah para Pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Pengangkatan 3 orang Pejabat Eselon III dan 7 orang Pejabat Eselon IV di lingkungan Badan Geologi ini tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 238 K/73/MEM/2008 tanggal 11 September

2008. Pelantikan ini merupakan pergantian rutin bagi para pejabat struktural di lingkungan Badan Geologi dalam rangka penyegaran SDM yang diharapkan dapat membantu dalam kelancaran penyelenggaraan tugas dan fungsi masing-masing unit. Pergantian pejabat ini juga merupakan rotasi, baik itu merupakan promosi

No. Nama Jabatan Lama Jabatan Baru

1. Drs.Bambang Sucipto, Kasubag Kekayaan Negara pada

Set. Badan Geologi

Kepala Bagian Kepegawaian pada

Sekretariat Badan Geologi

2. Ir. Suhari, M.Sc Kabid Program dan Kerja Sama

pada Pusat Lingkungan Geologi

Kabag TU pada Pusat Lingkungan

Geologi

3. Ir. Rudy Suhendar, M.Sc Kasubid Program dan Kerja Sama

pada Pusat Lingkungan Geologi

Kabid Programdan Kerja Sama pada

Pusat Lingkungan Geologi

Berikut nama-nama pejabat Eselon III dan IV yang dilantik:

Tingkat Eselon III

Page 55: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

maupun mutasi biasa karena adanya pegawai yang purna bakti.n (a. gurning)

No. Nama Jabatan Lama Jabatan Baru

1. Drs.Bambang Sucipto, Kasubag Kekayaan Negara pada Set.

Badan Geologi

Kepala Bagian Kepegawaian

pada Sekretariat Badan

Geologi

2. Dra. Sri Purwanti Kasubag Pembinaan Jabatan Fung-

sional pada Sekretariat Badan

Geologi

Kasubag Pengembangan Pega-

wai pada Sekretariat Badan

Geologi

3. Titin Siti Fatimah, S.Sos Penatausaha BMN pada Sekretariat

Badan Geologi

Kasubag Pembinaan Jabatan

Fungsional Badan Geologi

4. Ir. Agus Solihin Penyelidik Bumi pada Pusat Vul-

kanologi dan Mitigasi Bencana

Geologi

Kasubid Evaluasi Bencana-

Geologi pada PusatVulkanolo-

gi dan Mitigasi Bencana Ge-

ologi

5. Dr. Muhammad Wafid

AN, M.Sc

Kasubid Kerjasama pada Pusat

Lingkungan Geologi

Kasubid Program pada Pusat

Lingkungan Geologi.

6. Ir. Muhammad Rum Budi

Susilo, M.T

Penyelidik Hidrogeologi pada Pusat

Lingkungan Geologi

Kasubid Kerja sama pada Pu-

sat Lingkungan Geologi

7. Dra. Evina Widyantini Pengelola Dokumentasi dan Pustaka

pada Pusat Lingkungan Geologi

Kasubid Penyediaan Informasi

pada Pusat Lingkungan Ge-

ologi

Tingkat Eselon IV

Seputar Geologi

Page 56: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Jurnal Geologi Indonesia (JGI) dalam melaksanakan salah satu kegiatan Badan Geologi di bidang penyebarluasan informasi guna peningkatan penelitian dan pelayanan bidang geologi, pada 10–13 November 2008 melakukan kunjungan ke Institut Teknologi Medan (ITM) dan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Kunjungan ke Sumatera Utara tersebut bersamaan dengan diselenggarakannya rapat pembahasan makalah Jurnal Geologi Indonesia untuk penerbitan Desember 2008 yang dilaksanakan di Prapat Sumatera Utara.

Tim JGI yang dipimpin oleh Dr. Nana Suwarna disambut oleh Dekan Fakultas Teknologi Mineral beserta jajarannya berjumlah 12 orang. Dalam pertemuan tersebut Dr. Nana Suwarna menyampaikan bahwa JGI sudah terakreditasi oleh LIPI, sekaligus mengajak para fungsional di Institut Teknologi Medan ikut menyumbangkan makalah ilmiahnya di JGI. Untuk memberi rangsangan kepada para penulis JGI menyediakan

insentif bagi penulis yang makalahnya dimuat. Selain itu Dr. Nana Suwarna dengan timnya berusaha membimbing dan membina para penulis pemula. Setelah menyampaikan paparan tentang JGI, Dr. Nana Suwarna memperkenalkan Forum Komunikasi Editor Jurnal Kebumian yang disingkat Forkom yakni suatu forum komunikasi yang bertujuan ikut meningkatkan mutu makalah ilmiah serta menghindari terjadinya plagiarism dan duplikasi makalah yang diterbitkan pada jurnal kebumian. Untuk itu pengurus Forkom mengajak Dewan Redaksi yang ada di ITM untuk masuk dan bergabung di dalam Forkom.

Setelah diskusi tentang Jurnal dan perkembangan geologi dalam kesempatan itu Ir. Priatna menyampaikan, bahwa selain Jurnal Geologi, Badan Geologi juga mengelola penerbitan Warta Geologi (WG) yang menampung tulisan geologi populer. Sama halnya seperti JGI, WG pun menerima tulisan dari luar Badan Geologi dan

Kunjugan Tim JGI ke Sumatera Utara

S e p u t a r G e o l o g i

Tim JGI berfoto bersama Dekan dan Para Dosen Fakultas Teknologi Mineral Instirut Teknologi Medan

Page 57: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Pertemuan dengan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Pembahasan Makalah JGI

Penyerahan Jurnal Geologi dan Warta Geologi Dari Badan Geologi kepada Fakultas Teknologi Mineral ITM

bagi tulisan yang dimuat, disediakan insentif bagi para penulisnya.

Dekan Fakultas Teknologi Mineral beserta jajarannya menyambut positif atas acara tersebut, setelah pertemuan tim Jurnal Geologi Indonesia berfoto bersama Dekan dan para dosen di depan gedung ITM.

Hari ke dua dan ke tiga tim Jurnal mengadakan pertemuan Dewan Redaksi di Prapat Danau Toba untuk membahas 6 makalah yang akan diterbitkan pada Volume 3 nomor 4 Bulan Desember 2008.

Hari terakhir tim Jurnal melakukan kunjungan ke Medan untuk mengunjungi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas menjanjikan akan mengajak para insan Geologi di Kota Medan untuk aktif menulis makalah ilmiah dan dipublikasikan pada jurnal kebumian seperti Jurnal Geologi Indonesia. Selain itu Kepala Dinas juga akan meminta para ahli geologi asing yang bekerja di perusahaan asing di Sumatera Utara untuk menyumbangkan penelitian ilmiahnya menulis di jurnal kebumian.n (Rian Koswara)

Seputar Geologi

Page 58: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�8 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Dalam rangka pelaksanaan salah satu tupoksin-nya, yaitu meningkatkan pengungkapan potensi sumber daya geologi di Indonesia, Badan Geologi melakukan berbagai upaya, salah satunya dalam bentuk kerja sama penelitian. Kerja sama ini di-lakukan baik dengan counterpart dalam maupun luar negeri.

Pada tanggal 3-4 Desember 200, bertempat di Hotel Sheraton Yogyakarta, Badan Geologi me-nyelenggarakan acara simposium kerja sama in-ternasional dalam bidang sumber daya geologi. Simposium ini mengundang pembicara para counterpart asing yang saat ini tengah memiliki kerjasama ataupun yang akan memiliki kerjasama dalam bidang sumber daya geologi. Simposium ini diselenggarakan disamping untuk memantau kemajuan kerja juga untuk mendapatkan ber-bagai saran dan masukan untuk perbaikan ker-jasama internasional ke depan. Acara dibuka oleh Kepala Badan Geologi, Dr R. Sukhyar dan dihadiri oleh sekitar 60 orang peser-

ta yang berasal dari lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Luar Negeri serta Departemen Hukum dan HAM.

Disamping para counterpart asing, pembicara pada simposium ini juga berasal dari Biro Peren-canaan dan Kerjasama DESDM yang memberikan materi tentang kerja sama LN di MESDM serta as-pek teknisnya, serta pembicara dari Departemen Luar Negeri yang memberikan makalah tentang aspek hukum dan perundang-undangan kerja sama LN di Republik Indonesia.

Saat ini, di Badan Geologi, tercatat sebanyak delapan kerja sama luar negeri baik yang sudah dan sedang berlangsung maupun yang masih berada dalam tahap penjajagan. Sesuai dengan tantangan yang dihadapi pemerintah Indonesia untuk mencari energi alternatif pengganti minyak dan gas bumi konvensional, saat ini kerjasama internasional yang dilakukan oleh Badan Geologi banyak dititikberatkan pada joint studi dalam bi-dang energi.

Kerja sama Luar Negeri, Upaya

Meningkatkan Eksplorasi Sumber Daya

Geologi Indonesia

S e p u t a r G e o l o g i

Page 59: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Dalam bidang mineral, kerja sama penelitian di-lakukan dengan KIGAM Korea dan BRGM Peran-cis. Sedangkan dalam bidang energi, yaitu minyak bumi, panas bumi, batubara, bitumen padat dan CBM, kerja sama dilakukan dengan KNOC Korea, CSIRO Australia, NEDO Jepang serta BRGM Per-ancis. Masih dalam tahap penjajagan kerja sama dengan Malaysia akan difokuskan pada inventari-sasi sumber daya geologi di daerah perbatasan Indonesia - Malaysia di Pulau Kalimantan.

Sedangkan dengan China Geological Survey, penjajagan kerja sama dilakukan untuk eksplorasi mineral. Penjajagan kerja sama juga dilakukan dengan JICA – Jepang, yaitu dalam pengemba-ngan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia. Salah satu kerja sama luar negeri yang telah diselesaikan adalah joint studi antara PMG dan NEDO dalam mengevaluasi sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia.

Kerja sama ini berhasil mengungkapkan potensi sumber daya batubara Indonesia yang berada dibawah kedalaman 100m dengan lebih akurat. Kerja sama dengan KIGAM Korea sementara ini berhasil meningkatkan pengetahuan para ahli sumberdaya geologi Indonesia dalam bidang GIS.

Bersama KNOC, para ahli Pusat Sumber Daya Geologi melakukan kerja sama dalam mencari daerah prospek hidrokarbon di cekungan Suma-tra Tengah, sementara kerja sama dengan CSIRO difokuskan pada joint studi untuk melihat potensi oil shale dan juga CBM di cekungan Ombilin. Pengungkapan potensi panas bumi pada daerah non volcanic, penelitian potensi nikel laterit serta penelitian bitumen padat di Buton dilakukan den-gan melakukan kerja sama dengan BRGM.

Kedepan diharapkan semua kerja sama luar neg-eri bisa menghasilkan output yang sangat baik bagi pengembangan eksplorasi sumber daya geologi di Indonesia, disamping meningkatkan kemampuan para personil dan juga laboratorium pendukung yang dimiliki Badan Geologi. Dengan kerja sama ini, diharapkan salah satu misi Badan Geologi untuk menjadi instansi terdepan dalam menyediakan kebutuhan data dan informasi sum-ber daya geologi di Indonesia, bisa segera ter-wujud.

Seputar Geologi

Page 60: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�0 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

S e p u t a r G e o l o g i

Pada tanggal 12 – 13 November 2008, selama 2 hari Museum Geologi menyelenggarakan penyuluhan geologi kepada guru geografi se-Kabupaten Pacitan dengan agenda penyuluhan geologi dan ekskursi, serta pameran museum geologi.

Kabupaten Pacitan merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak antara 7055’ – 8017’ Ls dan 1100 – 1110 25’BT dengan luas daerah 1.389,87 km2. Di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupatan Wonogiri, di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.

Mengapa dipilih Kabupaten Pacitan sebagai daerah tujuan penyuluhan Museum Geologi?Kondisi topografi Kabupatan Pacitan terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan. Kondisi tersebut membawa konsekuensi diantaranya

munculnya keberagaman potensi geologi baik itu potensi yang positif (keanekaragaman potensi sumber daya alam & warisan geologi) maupun potensi geologi negatif (potensi bahaya/resiko bencana geologi), selain itu pula muncul keanekragaman perilaku masyarakat sejak zaman purba hingga sekarang, terbukti dengan banyaknya ditemukan bukti arkeologi di Kabupaten Pacitan.

Berdasarkan hal tersebut, maka kabupaten ini sangat menarik untuk lebih digali serta diinformasikan kepada masyarakat sekitar tentang kayanya potensi geologi daerah mereka serta untuk menyadarkan masyarakat sekitar akan pentingnya menjaga lingkungan alam sekitar dimana mereka tinggal sehingga mereka dapat lebih menjaga lingkungannya secara arif dan bijaksana.

Penyuluhan Geologi untuk Guru-Guru Geografi Se-Kabupaten Pacitan,Jawa Timur

Pelaksanaan penyuluhan geologi untuk guru-guru geografi se-Kabupaten pacitan. Tampak antusias para peserta dalam mendengarkan paparan para pembicara.

Page 61: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Kegiatan Ekskursi (kuliah lapangan) yang diikuti guru-guru geografi tingkat SMP dan SMA se-Kabupaten Pacitan serta praktisi dengan tujuan untuk melihat dan mengenal fenomena alam dan sejarah kehidupan di Kabupaten Pacitan.

Seputar Geologi

Penyuluhan Geologi dan EkskursiPenyuluhan dilaksanakan pada tanggal 12 November 2008 dengan meyajikan 5 pembicara dari berbagai pakar bidang keilmuan baik geologi, geo-arkeologi, geo-kars, serta pemda Kabupaten Pacitan dalam rangka mensosialisasikan potensi geologi yang terdapat di Kabupaten Pacitan. Materi penyuluhan dan pembicara adalah sebagai berikut :1. Mengenal Geologi Umum: Konsep dasar pemahaman ilmu kebumian (geologi) dan perkembangannya oleh Ir. S.R. Sinung Baskoro, M.Si.2. Bencana (Alam) Geologi dan Mitigasi: Kebencanaan geologi dalam konteks perlindungan dan kesejahteraan masyarakat oleh Adang Hendarsyah, ST.3. Potensi Sumberdaya Alam Kars Di Indonesia dan Pengelolaannya oleh Ir. Hanang Samodra, M.Si.4. Geoarkelogi Daerah Pacitan dan Sekitarnya oleh Mohammad Ruli Fauzi, S.Hum.5. Potensi Geologi Daerah Pacitan (Ir. Lan Naria Hutagalung, M. Aks)

Peserta yang mengikuti acara penyuluhan dan ekskursi sebanyak 125 orang dengan komposisi 85 % guru – guru geografi, 10 % pegawai pemda instansi terkait, serta 5 % praktisi/pemandu wisata se-Kabupaten Pacitan. Suatu hal yang tidak diduga, bahwa dalam sesi diskusi, guru dan khususnya praktisi sangat aktif bertanya kepada narasumber tentang pemaparan narasumber tersebut sehingga pada sesi diskusi menyita waktu yang panjang. Hal tersebut menunjukan bahwa animo dari kalangan dunia pendidik sangat besar dalam mengetahui alam dan lingkungan Pacitan pada khususnya sebagai tempat mereka tinggal.

Ekskursi dilaksanakan pada tanggal 13 November 2005 dengan mengunjungi berbagai warisan geologi yang terdapat di Kabupaten Pacitan seperti: Pantai Watu Karung dan sekitarnya, Laboratorium Arkeologi Punung, dan Gua Song Terus. Kegiatan ini diikuti guru-guru geografi tingkat SMP dan SMA se-Kabupaten Pacitan serta praktisi dengan tujuan untuk melihat dan mengenal fenomena alam dan sejarah kehidupan di Kabupaten Pacitan.

Page 62: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Kegiatan pameran museum geologi di Kabupaten pacitan. Pengunjung pameran didominasi dari kalangan pelajar baik siswa dari Taman kanak-kanak hingga siswa sekolah Menengah Atas (SMA) yang secara berombongan berdatangan untuk melihat pameran tersebut sehingga membuat kewalahan pemandu pameran yang memberikan penjelasan kepada pengunjung.

Rute perjalanan dalam kegiatan Ekskursi adalah Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan - Pantai Watu Karung dan sekitarnya – Laboratorium Arkeologi Punung – Gua Song Terus – Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan. Peserta tampak tidak terlihat lelah di teriknya matahari siang itu serta perjalanan yang melelahkan namun rasa penasaran dan keingintahuan dari peserta tentang temuan dan bukti-bukti proses geologi Kabupaten Pacitan membuat peserta bersemangat dalam mengikuti kegiatan tersebut. Di akhir kegiatan, acara ditutup dengan pengarahan oleh Kepala Museum Geologi serta foto bersama antara peserta, panitia, dan pembicara. Kegiatan ini sangat baik karena merupakan sumbangsih transfer ilmu dari Museum Geologi kepada masyarakat pendidikan khususnya di Kabupaten Pacitan.

Pameran Museum GeologiKegiatan pemeran Museum geologi diselenggarakan selama dua hari mulai tanggal 12 – 13 November 2008 yang diperuntukan untuk masyarakat umum.

Dalam pameran tersebut panitia menampilkan beberapa koleksi museum geologi serta beberapa poster dengan beraneka tema mulai dari

pengenalan Museum Geologi, Proses terbentuknya bumi (secara geologi), manfaat geologi bagi kehidupan manusia, serta potensi bahaya/resiko geologi. Pameran tersebut diselenggarakan di halaman Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan.

Selama pameran Museum Geologi ini berlangsung penuh dipadati pengunjung dari pagi hingga sore hari. Pengunjung pameran didominasi dari kalangan pelajar baik siswa dari Taman kanak-kanak hingga siswa sekolah Menengah Atas (SMA) yang secara berombongan berdatangan untuk melihat pameran tersebut sehingga membuat kewalahan pemandu pameran yang memberikan penjelasan kepada pengunjung. Diperkirakan pengunjung pameran sebanyak 1000 orang selama 2 hari penyelenggaraan pameran tersebut.

Hal tersebut menunjukan pula bahwa animo dari kalangan dunia pendidikan terutama kalangan pelajar sangat besar dalam mengetahui alam dan lingkungan Pacitan pada khususnya sebagai tempat mereka tinggal.

PenutupBerdasarkan hasil wawancara dan questioner yang dilaksanakan menunjukan bahwa para peserta

Page 63: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan tersebut mengingat kurangnya informasi kepada peserta tentang perkembangan ilmu kebumian saat ini serta potensi geologi baik berupa potensi positif maupun negatif (bencana alam geologi) yang dimiliki oleh Kabupaten Pacitan dengan harapan acara tersebut dapat menjadi agenda untuk masa yang akan datang.

Selain itu, para peserta yang sebagian besar adalah guru-guru geografi diharapkan dapat mentransferkan ilmunya/pengetahuanya yang didapat kepada anak didiknya sehingga dapat lebih memperkaya pengetahuan siswa sehingga dapat lebih mengenal lingkungan serta menjaga lingkungan dengan baik dimana mereka tinggal.

Dengan diselenggarakannya rangkaian kegiatan tersebut diharapkan UPT. Museum Geologi dapat meningkatkan mutu dan kualitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya terutama dalam rangka mengembangkan ilmu kebumian serta sebagai pusat informasi yang menjembatani antara para peneliti dan masyarakat luas tentang perkembangan ilmu kebumian di Indonesia.n Ma’mur dan Sofyan Suwardi (Ivan)

Seputar Geologi

Page 64: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Pada penghujung tahun 2008 tepatnya tanggal 2 Desember, Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral telah melaksanakan hajatan besar, yaitu “Launching Peta dan Seminar Gaya Berat Indonesia - 2008”. Acara tersebut dilaksanakan di lantai 10 Aula Gedung Sekretariat Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Jalan Medan Merdeka Selatan No.18 Jakarta*.

Launching Peta dan Seminar Gaya Berat Indonesia tersebut dihadiri oleh seluruh pejabat di lingkungan kementrian ESDM dan instansi terkait, undangan dari BUMN dan swasta lainnya, serta para pakar dan ahli dari Perguruan tinggi.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan rasa bangga dan sukacitanya yang sangat dalam, karena dengan terselesaikannya Peta Gaya Berat, maka Bangsa Indonesia telah memiliki modal dasar utama yang sangat penting baik bagi keperluan perkembangan ilmu kebumian ataupun dalam upaya menemukan cekungan-cekungan sedimentasi baru bagi pencarian serta penemuan sumber daya energi di masa mendatang. Disebutkannya pula bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan Peta Gaya Berat Indonesia tersebut terlaksana atas berkat kerja keras putra-putri

terbaik Bangsa Indonesia khususnya tenaga ahli dari Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menegaskan bahwa tantangan berat Bangsa Indonesia di masa yang akan datang adalah dalam menghadapi isu global, yaitu krisis energi, khususnya minyak dan gasbumi. Namun demikian, dengan telah tersedianya Peta Anomali Gata Berat seluruh Kepulauan Indonesia, muncul harapan besar bahwa melalui analisis terpadu antara peta tersebut dengan peta-peta lainnya, maka krisis energi dapat diantisipasi dengan ditemukannya cekungan-cekungan baru minyak dan gasbumi yang potensial.

Dengan terbitnya Peta Anomali Gaya Berat dan Peta Geologi seluruh Wilayah Kepulauan Indonesia, maka lengkaplah sudah Badan Geologi, khususnya Pusat Survei Geologi menyelesaikan salah satu tugasnya dalam melaksanakan pemetaan bersistem di daratan Kepulauan Indonesia. Tantangan ke depan yang perlu diantisipasi dengan segera adalah aplikasi dari peta-peta tersebut dalam rangka pencarian dan penemuan sumber daya mineral dan energi yang semakin berkurang.

Launching Peta dan Seminar GayaBerat Indonesia

S e p u t a r G e o l o g i

Page 65: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

Prasasti Peta Anomali Bouguer (Gaya Berat) Indonesia

Seputar Geologi

Kepulauan Indonesia yang secara tektonik global sangat dipengaruhi oleh pertemuan tiga lempeng benua (triple junction) telah terbukti memiliki lebih dari 60 cekungan sedimentasi, baik yang terdapat di belakang ataupun depan busur. Oleh karena itu aplikasi dari peta gaya berat dibantu dengan data lainnya yaitu permukaan dan bawah permukaan sangat memungkinkan bisa mendelianasi cekungan yang prospek dan berpotensi terdapatnya kandungan hidrokarbon.

Sejarah ringkas pemetaan gaya berat sebagaimana dijelaskan dengan singkat oleh J.Nasution, dimulai pada periode tahun 1965-an s.d. tahun 2003 dan periode tahun 2004 s.d. tahun 2007. Selama periode ke-1 baru diselesaikan sebanyak 166 lembar peta, terdiri dari 58 lembar skala 1 : 100.000 untuk daerah Jawa dan Madura, serta 108 lembar skala 1 : 250.000 daerah luar Jawa dan Madura. Hasil tersebut menunjukkan bahwa selama 38 tahun target pemetaan gaya berat (berbagai skala) baru mencapai 69.46 % dari 239 lembar peta. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi lapangan yang sulit dicapai khususnya di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya dan sebagian Sumatera.

Pada tahun 2004, pemetaan gaya berat telah dilaksanakan dengan menggunakan sarana angkut helikopter; meliputi daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Hasilnya meningkatkan pencapaian target hingga 8.29 % atau sebanyak 15 lembar peta anomali Bouguer skala 1:250.000.

Pada tahun 2005 metoda yang sama dilaksanakan di Sulawesi dan Maluku, menghasilkan 10 lembar peta anomali Bouguer skala 1 : 250.000 (Sulawesi) dan 12 lembar peta di Maluku. Pada akhir tahun 2005, peringkat pemetaan gaya berat Indonesia meningkat menjadi 84,94%. Pada tahun 2006 menyelesaikan 9 lembar peta skala 1: 250.000 untuk daerah Nangroe Aceh Darussalam dan 2 lembar di Natuna. Akhirnya, pada tahun 2007 sebanyak 27 lembar peta skala 1 : 250.000 daerah Papua berhasil dipetakan; dengan demikian pada akhir tahun 2007 pemetaan gaya berat wilayah Indonesia telah seluruhnya (100%) berhasil dipetakan.

Selama launching peta, juga dilaksanakan seminar gaya berat yang membahas berbagai topik. Akhli dan pakar yang membawakan makalah diantaranya adalah J. Nasution (PSG, BADAN GEOLOGI), M.T. Zen (Professor Emeritus Teknik Geofisika ITB dan Kepala Dept. R & D di Maipark, Jakarta); Lilik Hendrajaya (ITB & Lemhanas); Kirbani Sri Brotopuspito (Laboratorium Geofisika, Universitas Gadjah Mada); Wawan Gunawan A Kadir (ITB); Parluhutan Manurung, Adolf F. Kasenda, Yadi Aryadi dan Erfan Dany (Bidang Medan Gayaberat Pusat Geodesi dan Geodinamika, BAKOSURTANAL).

Setelah selesainya pemetaan gaya berat Indonesia, M.T. Zen menekankan pentingnya pemetaan dan survei airomagnetik: “Pemetaan dan survai airomagnetik merupakan salah satu

Page 66: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Peta Indeks Anomali Bouger (Gaya Berat) Indonesia

methoda airborn geophysycs yang paling cost-effective bagi usaha meletakkan dasar-dasar utama untuk membangun data dasar (data base) Benua Maritim Indonesia. Jika terselesaikan, maka Indonesia dapat lebih menyempurnakan dan melengkapi pemetaan geologi pada skala yang lebih besar serta melengkapi data dasar inventarisasi sumber daya mineral Indonesia di tempat-tempat terpencil. Data dasar itu harus dilakukan oleh Indonesia sendiri, bukan oleh perusahaan pertambangan dan minyak asing. Dengan demikian Indonesia secara sistematik membangun sumberdaya nasionalnya”.

Lilik Hendrajaya, menjelaskan bahwa: “Peta anomati gaya berat mengajak manusia untuk berpikir dan mengembangkan kecerdasan guna memahami isi bumi kita. Gabungan peta gaya berat, peta magnet dan peta geologi permukaan memberikan pemikiran untuk melanjutkannya dengan survei lokal yang lebih rinci dengan menggunakan metode seismik pantul atau metode elektromagnetik”.

Wawan Gunawan A Kadir, mengemukakan bahwa: “Metoda gaya berat sebagai metoda geofisika tertua telah banyak digunakan dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di seluruh dunia. Dibuktikan oleh penemuan minyak pertama di Nast Dome-Texas, Amerika Serikat pada tahun

1928. Sejalan dengan pengembangan teknologi gravimeter saat ini dimana resolusi pengamatan gayaberat dapat mencapai hingga orde micro-Gal, aplikasi metoda ini dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi telah mencakup semua aspek mulai dari identifikasi ‘play’ sebagai tahap awal eksplorasi sampai dengan manajemen reservoir pada tahap produksi. Di Indonesia, metoda gayaberat juga telah mengambil bagian dalam hampir sebagian besar kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi, dan saat ini aplikasinya untuk mendefinisikan cekungan sedimentasi dalam mana sumber daya minyak dan gas bumi dapat diestimasi lebih akurat masih merupakan tantangan yang harus dihadapi”.

Kirbani Sri Brotopuspito mengulas tentang penjaminan mutu (quality assurance) dalam survei gravitasi: “…. mencakup semua langkah yaitu pengumpulan data, pengolahan data, pembuatan model dan interpretasi struktur geologi bawah permukaan. Langkah pengumpulan data harus diawali dengan penjaminan mutu alat ukur gravitymeter, perangkat penentuan posisi dan ketinggian/ elevasi, serta peta topografi digital (digital elevasion model, DEM). …… Untuk survei lokal dapat dipilih model slab Bouguer yang mendatar dengan ukuran tak terhingga (infinite horizontal Bouguer slab), sedang untuk survei regional harus memakai model slab yang

S e p u t a r G e o l o g i

Page 67: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��

melengkung sesuai lengkungan permukaan bumi dengan ukuran seluruh luasan permukaan bumi atau luasan topi tertentu (finite curvature Bouguer cap). ….”

Sementara itu, Parluhutan Manurung, Adolf F. Kasenda, dkk. mengemukakan bahwa: “... Status sebaran data gaya berat di Indonesia saat ini masih jauh dari memadai sehingga untuk mengatasi permasalahan diperlukan inventarisasi dan akuisisi data gaya berat. Program nasional untuk pengadaan data gaya berat dalam sebaran grid ini diselengarakan secara bertahap dari tahun ke tahun melalui kerjasama antar instansi terkait dalam payung Komite Gaya berat Nasional (KGN). Kegiatan utama yang telah tercapai antara lain: i) inventarisasi basis data gaya berat yang ada pada instansi anggotanya, ii) penyelenggaraan jaring kontrol gaya berat nasional dari tingkat orde 1 - 2

yang jumlahnya sudah mencapai sekitar 10,000 titik, iii) standarisasi survei jaring kontrol gaya berat, iv) pengukuran titik absolut di Bandung, Cibinong dan Pontianak, dan v) pengukuran super conducting gravimeter permanen di Cibinong. Strategi yang dilakukan untuk akuisisi data gaya berat yang merata meliputi daratan dan perairan dangkal seluruh wilayah Indonesia adalah dengan teknologi airborne gravity dikombinasikan dengan satelit altimeter untuk wilayah laut”.

Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah, maka pada tahun 2008 ini, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi, Pusat Survei Geologi Bandung menyatakan bahwa program Pemetaan Gaya berat Sistematik Indonesia skala 1: 100.000 dan 1: 250.000 telah selesai.nKusdji Darwin Kusumah

Menteri ESDM sedang menandatangani Prasasti Peta Anomali Gaya Berat Indonesia, disaksikan oleh Ka. Badan Geologi.

Menteri ESDM sedang memperlihatkan Peta Anomali Gaya Berat Indonesia, Menteri ESDM tampak sangat antusias sedang memperhatikan Citra Peta skala 1 : 5.000.000 disaksikan oleh Ka. Badan Geologi Anomali Gaya Berat Indonesia; disaksikan oleh Ka. Badan Geologi, Prof. M.T Zen, dan Prof. Lilik Hendrajaya.

Menteri ESDM sedang memperhatikan penjelasan poster Peta Anomali Gaya Menteri ESDM bersama Ka. Badan Geologi dan para peserta launching Berat Indonesia oleh Ka. Badan Geologi. sedang mengamati poster hasil penafsiran Cekungan sedimen di Wilayah Indonesia Bagian Timur, berdasarkan Peta Anomali Gaya Berat.

Seputar Geologi

Page 68: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�8 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Menyadari pentingnya peran ilmu kimia dalam kegunungapian, maka dipandang perlu menciptakan laboratorium yang dapat menganalisis unsur batuan gunung api. Berkaitan dengan itu, pada bulan Mei 1978 terbentuklah satu laboratorium yang pada awalnya berstatus seksi di bawah Sub Direktorat Vulkanologi, Direktorat Geologi, Departemen Pertambangan. Tahun 1985 seksi tersebut diperluas tugas dan fungsinya sekaligus mengamati kegiatan vulkanik Gunung Merapi.

Seiring dengan berkembangnya organisasi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, maka keberadaan seksi tersebut juga mengalami perubahan yang sangat pesat hingga akhirnya menjadi sebuah balai, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK)

di bawah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi yang berkedudukan di Yogyakarta.

Konsekuensi logis dari perkembangan suatu organisasi, maka keberadaan laboratorium kimia yang ada sebelumnya juga semakin diperluas fungsinya. Jika awalnya laboratorium kimia tersebut hanya diperuntukkan untuk menganalisis unsur yang berasal dari gunungapi, dengan melebarnya organisasi serta berkembangnya teknologi dan meluasnya kebutuhan masyarakat, maka laboratorium tersebut menyesuaikan diri dengan pelayanan analisis berbagai unsur sepanjang berkaitan dengan masalah kebumian dan terbuka untuk masyarakat luas.

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.

Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara

terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium geologi,

laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium

bahasa.

LABORATORIUM KIMIA BPPTK, PVMBG

L a y a n a n G e o l o g i

Page 69: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��Layanan Geologi

Page 70: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�0 W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8

Pelayanan UnggulanLaboratorium BPPTK memiliki tiga jenis pelayanan, yaitu laboratorium gas gunungapi, laboratorium batuan yang terdiri atas pembuatan sayatan batuan dan analisis kimia, serta laboratorium air. Selama ini yang menjadi unggulan adalah laboratorium gas. Beberapa perusahaan pengeboran geothermal mempercayakan analisa gas di laboratorium ini, termasuk semburan gas liar dari Lapindo.

Selain batuan yang berasal dari gunungapi seluruh Indonesia, beberapa mahasiswa juga memanfaatkan laboaratorium batuan untuk pembuatan sayatan sekaligus analisa kimianya. Sedangkan laboaratorium air selain dari PVMBG sendiri, juga banyak sample yang diterima dari masyarakat yang ingin mengetahui kualitas air yang layak dikomsumsi.

Disadari sepenuhnya bahwa tidak semua unsur dapat dianalisa di laboratorium ini. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan kerjasama dengan beberapa laboratorium sejenis, khususnya yang ada di Yogyakarta. Dengan cara tersebut kekurangan yang ada dapat diatasi.

Dikenal Hingga ke Luar JawaSeorang bekas mahasiswa yang pernah kuliah di Yogyakarta dan sering berhubungan dengan Laboratorium Kimia BPPTK semasa kuliahnya kini menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi di Sumatera.

Atas pelayanan yang selama ini diperolehnya dan kepercayaannya terhadap hasil analisis, sampai saat ini masih mengirimkan berbagai sample untuk dianalisa. Bahkan seorang dosen salah satu perguruan tinggi di Kalimantan yang juga pernah kuliah di Yogyakarta dan sering bertandang

ke Laboratorium BPPTK semasa kuliahnya mengirimkan mahasiswanya untuk melakukan praktek kerja di laboratorium ini.

Setiap tahun Laboratorium BPPTK menganalisis sekitar 300 sample berbagai jenis, baik dari kalangan di PVMBG, mahasiswa, dan masyarakat luas. Upaya AkreditasiSalah satu yang dikeluhkan oleh Kepala Seksi Geokimia BPPTK adalah belum adanya akreditasi dari Badan Standardisasi Nasional (BSN). Untuk memperoleh hal tersebut telah dilakukan sosialisasi tentang keberadaan laboratorium tersebut dengan mengundang petugas dari BSN.

Langkah berikutnya adalah memberikan pelatihan kepada para analis dan kalibrasi peralatan. Untuk itu tentu diperlukan biaya dan waktu yang lama, tetapi upaya tersebut sedang dirintis.nSR. Wittiri

L a y a n a n G e o l o g i

Page 71: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

��Layanan Geologi

Page 72: W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r 0 0 8 · PDF filemenyelesaikan segala macam ... penyebab sumua bencana yang terjadi. Kondisi tersebut adalah given yang ... retak dan mengakibatkan

�� W a r t a G e o l o g i . D e s e m b e r � 0 0 8