Vvvvvvv_ Karakteristik Dan Prinsip Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

7
4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 1/7 PILIH BAHASA April 2014 S M T WT F S - - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 13141516171819 20212223 24 2526 27282930- - - www.hitarek.com LABELS Artikel Pendidikan (21) Bank Soal (8) Berita (7) Download (6) Kurikulum (4) Profil Madrasah (4) makalah (4) Data Guru (2) Galeri Foto (2) Plus (2) Data Siswa (1) MMT (1) Manajamen Mutu Tepadu Pendidiakn (1) RPP (1) Soal UTS Ganjil (1) T QM (1) View My Stats KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesadaran akan kebutuhan pendidikan kini cenderung meningkat.Pendidikan secara universal dapat dipahami sebagai upaya pengembangan potensi kemanusiaan secara utuh dan penanaman nilai-nilai sosial budaya yang diyakini oleh sekelompok masyarakat agar dapat mempertahankan hidup dan kehidupan secara layak. Secara lebih sederhana, pendidikan dapat dipahami sebagai suatu proses yang diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam mengembangkan manusia. Telah lama bangsa Indonesia berada pada kondisi krisis multidimensi dan juga multikultural,mulai dari masalah ideologi, politik, dan pendidikan yang sarat dengan kesenjangan dan konflik budaya yang tidak lagi berkarakter. Ekonomi yang labil dan tingkat keamanan yang sangat rendah membuat komplektisitas problematika juga berimbas kepada melemahnya tingkat kualitas pendidikan yang ada. Lemahnya kualitas pendidikan meliputi berbagai hal, di antaranya adalah: a) Kurikulum yang miskin keterampilan, b) Motivasi dan orientasi pendidikan yang sarat dengan pola pikir hedonis dan materialistis, c) Monopoli arti kecerdasan yang selama ini hanya bersandar pada ranah kognitif, d) Metodologi pengajaran yang stagnan dan cenderung mengekang kreatifitas, e) Pola manajemen dan tenaga pengajar yang kurang profesional, f) Pola interaksi yang tidak efektif, g) Evaluasi dan kebijakan yang subjektif, h) Pola pikir masyarakat yang skolastik, dan i) Kondisi masyarakat yang sarat akan kebodohan dan kemiskinan sebagai dampak logis dari tidak adanya nilai optimal keberhasilan (quality outcomes) dalam proses pendidikan (Hamijoyo, 2002: 11). Bertolak dari hal tersebut diatas,maka sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diupayakan dapat mengemban tiga pilar fungsi sekolah yaitu fungsi reproduksi,fungsi penyadaran, dan fungsi mediasi secara simultan. Fungsi – fungsi sekolah itu diwadahi melalui proses pendidikan dan pembelajaran. Pada proses itulah terjadi aktifitas kemanusiaan dan pemanusiaan sejati. Fungsi reproduksi atau disebut juga fungsi progresif merujuk pada eksistensi sekolah sebagai pembaharu dan pengubah kondisi masyarakat kekinian yang lebih maju.Fungsi ini juga berperan dalam wahana pengembangan reproduksi dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini fungsi progresif sekolah sebagai lembaga pendidikan terus menampakkan sosoknya meskipun pencapaiannya belum signifikan.Misalnya di sekolah – sekolah pedalaman yang masih bertahan pada pola lama dan sulit mendongkrak mutu kinerjanya. Meskipun di sekolah – sekolah yang telah maju telah lahir sekolah – sekolah unggulan bahkan kelas ekselerasi. Fungsi penyadaran atau disebut fungsi konservatif bermakna bahwa sekolah bertanggung jawab untuk mempertahankan nilai- nilai budaya masyarakat dan membentuk kesejatian diri sebagai manusia.Sedangkan pendidikan sebagai instrument penyadaran bermakna bahwa sekolah berfungsi membangun kesadaran untuk tetap berada pada tataran sopan santun, beradab, bermoral, dimana hal itu menjadi tugas semua orang. Fungsi itu akan lebih lengkap jika pendidikan juga melakukan Ο. Menjadi suatu keharusan pula bagi orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif agar 28 Oktober 2012 BLOG ARCHIVE Blog Archive LINK TERKAIT KEMDIKNA S KEMENA G LUMA JA NG KEMENA G RI Kab. Lumajang MI Al-Islah Sumberanyar MI Al-Islamiyah MI Muhammadiyah MIBU Rowokangkung MTs Al Husna Sumberanyar Mapenda JATIM NISN PENDIS KEMENA G POKJAWAS Lumajang PPAI Rowokangkung 9 3 4 7 BERANDA PROFIL KURIKULUM KESISWAAN DAFTAR ISI RUBRIK INDEKS BERITA GALERI FOTO DOWNLOAD HUBUNGI KAMI

Transcript of Vvvvvvv_ Karakteristik Dan Prinsip Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

Page 1: Vvvvvvv_ Karakteristik Dan Prinsip Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN

http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 1/7

PILIH BAHASA

A pril 2014

S M T W T F S

- - 1 2 3 4 5

6 7 8 9 101112

13141516171819

20212223242526

27282930- - -

www.hitarek.com

LABELS

A rt ikel Pen didika n (2 1 )

Ba n k Soa l (8 )

Berit a (7 )

Down loa d (6 )

Ku riku lu m (4 )

Profil Ma dra sa h (4 )

m a ka la h (4 )

Da t a Gu ru (2 )

Ga leri Fot o (2 )

Plu s (2 )

Da t a Siswa (1 )

MMT (1 )

Ma n a ja m en Mu t u

T epa du Pen didia kn (1 )

RPP (1 )

Soa l UT S Ga n jil (1 )

T QM (1 )

V iew My

St a t s

KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTUTERPADU PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesadaran akan kebutuhan pendidikan kini cenderung meningkat.Pendidikan secara universal

dapat dipahami sebagai upaya pengembangan potensi kemanusiaan secara utuh dan

penanaman nilai-nilai sosial budaya yang diyakini oleh sekelompok masyarakat agar dapat

mempertahankan hidup dan kehidupan secara layak. Secara lebih sederhana, pendidikan dapat

dipahami sebagai suatu proses yang diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan dan

kesempurnaan dalam mengembangkan manusia.

Telah lama bangsa Indonesia berada pada kondisi krisis multidimensi dan juga

multikultural,mulai dari masalah ideologi, politik, dan pendidikan yang sarat dengan

kesenjangan dan konflik budaya yang tidak lagi berkarakter. Ekonomi yang labil dan tingkat

keamanan yang sangat rendah membuat komplektisitas problematika juga berimbas kepada

melemahnya tingkat kualitas pendidikan yang ada. Lemahnya kualitas pendidikan meliputi

berbagai hal, di antaranya adalah: a) Kurikulum yang miskin keterampilan, b) Motivasi dan

orientasi pendidikan yang sarat dengan pola pikir hedonis dan materialistis, c) Monopoli arti

kecerdasan yang selama ini hanya bersandar pada ranah kognitif, d) Metodologi pengajaran

yang stagnan dan cenderung mengekang kreatifitas, e) Pola manajemen dan tenaga pengajar

yang kurang profesional, f) Pola interaksi yang tidak efektif, g) Evaluasi dan kebijakan yang

subjektif, h) Pola pikir masyarakat yang skolastik, dan i) Kondisi masyarakat yang sarat akan

kebodohan dan kemiskinan sebagai dampak logis dari tidak adanya nilai optimal keberhasilan

(quality outcomes) dalam proses pendidikan (Hamijoyo, 2002: 11).

Bertolak dari hal tersebut diatas,maka sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diupayakan

dapat mengemban tiga pilar fungsi sekolah yaitu fungsi reproduksi,fungsi penyadaran, dan

fungsi mediasi secara simultan. Fungsi – fungsi sekolah itu diwadahi melalui proses

pendidikan dan pembelajaran. Pada proses itulah terjadi aktifitas kemanusiaan dan

pemanusiaan sejati.

Fungsi reproduksi atau disebut juga fungsi progresif merujuk pada eksistensi sekolah sebagai

pembaharu dan pengubah kondisi masyarakat kekinian yang lebih maju.Fungsi ini juga

berperan dalam wahana pengembangan reproduksi dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Saat ini fungsi progresif sekolah sebagai lembaga pendidikan terus menampakkan

sosoknya meskipun pencapaiannya belum signifikan.Misalnya di sekolah – sekolah pedalaman

yang masih bertahan pada pola lama dan sulit mendongkrak mutu kinerjanya. Meskipun di

sekolah – sekolah yang telah maju telah lahir sekolah – sekolah unggulan bahkan kelas

ekselerasi.

Fungsi penyadaran atau disebut fungsi konservatif bermakna bahwa sekolah bertanggung

jawab untuk mempertahankan nilai- nilai budaya masyarakat dan membentuk kesejatian diri

sebagai manusia.Sedangkan pendidikan sebagai instrument penyadaran bermakna bahwa

sekolah berfungsi membangun kesadaran untuk tetap berada pada tataran sopan santun,

beradab, bermoral, dimana hal itu menjadi tugas semua orang.

Fungsi itu akan lebih lengkap jika pendidikan juga melakukan Ο.

Menjadi suatu keharusan pula bagi orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif agar

28 Oktober 2012BLOG ARCHIVE

Blog Archive

LINK TERKAIT

KEMDIKNA S

KEMENA G LUMA JA NG

KEMENA G RI

Ka b. Lu m a ja n g

MI A l-Isla h

Su m bera n y a r

MI A l-Isla m iy a h

MI Mu h a m m a diy a h

MIBU Rowoka n gku n g

MT s A l Hu sn a

Su m bera n y a r

Ma pen da JA T IM

NISN

PENDIS KEMENA G

POKJA WA S Lu m a ja n g

PPA I Rowoka n gku n g

9 3 4 7

BERANDA PROFIL KURIKULUM KESISWAAN DAFTAR ISI RUBRIK INDEKS BERITA GALERI FOTO DOWNLOAD HUBUNGI KAMI

Page 2: Vvvvvvv_ Karakteristik Dan Prinsip Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN

http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 2/7

lembaga persekolahan dapat beroperasi secara normal dalam mendidik anak – anaknya.

Komitmen masyarakat semacam ini perlu dipelihara karena merupakan salah satu kunci

keberhasilan implementasi manajemen mutu terpadu pendidikan yang berbasis

sekolah.Ketika itulah para pendidik tampil sebagai tenaga akademik yang professional

sungguhan, bukan tampil sebagai aparat birokrasi yang terkontaminasi dengan kekuasaan dan

terlilit perilaku politisi secara serta merta.Dengan kata lain tripartif Manajemen Berbasis Sekolah

( MBS ) yang berorientasi pada Manajemen Mutu Terpadu adalah kesinambungan hubungan

yang saling mendukung antara sumber daya sekolah, sumber daya pemerintah dan

masyarakat,serta sumberdaya masyarakat dan orang tua siswa. Sehingga apabila digambarkan

sebagai berikut :

Tripartif Sumber daya sekolah menurut Sudarwan Danim

Format pengelolaan sekolah semacam ini akan muncul jika unit – unit birokrasi yang ada secara

hierarkis yaitu melakukan reorientasi kerja dan fungsi pemberdayaan secara professional.Pada

tataran tingkat tinggi,kinerja professional dimuati unsur- unsure kiat atau seni yang menjadi ciri

tampilan profesional penyandang profesi yang dapat diasah melalui latihan.Hasil studi

beberapa ahli mengenai sifat / karakteristik professional itu sebagai berikut

1. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan akademik

2. Memiliki pengetahuan spesialisasi ( subject matter )

3. Memiliki pengetahuan praktis yang aplikatif

4. Teknik kerjanya dapat dikomunikasikan ( communicable )

5. Pengorganisasian kerja secara mandiri( self organization )

6. Mementingkan kepentingan orang lain

7. Memiliki kode etik.

( Sudarwan Danim 2007 : 93 )

B. Tujuan Penulisan

Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan ( MMTP ) yang menurut para pakar pendidikan

bermula dari Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) adalah mata kuliah yang sangat urgen

terutama bagi para pendidik ( guru )dalam dunia pendidikan.Karena di dalamnya memuat

banyak hal terkait dengan pengelolaan lembaga pendidikan yang berkualitas di tengah – tengah

kemajuan peradaban , kebudayaan, ilmu dan tekhnologi yang semakin pesat.

Secara filosofis, Manajemen Berbasis Sekolah,dengan pembuatan keputusan lembaga

pendidikan secara partisipatif bukanlah tujuan akhir.. Bukan pula sekedar permainan untuk

menggali sumber – sumber masyarakat secara lebih banyak, tanpa tujuan dan sasaran

akademik yang jelas, juga bukan sekedar untuk mengetes kapasitas sekolah, tetapi MMT

merupakan pilihan strategi untuk membuat keputusan sekolah memiliki kaitan yang tidak

terpisahkan dengan kebutuhan dan kepentingan peserta didik. MMTP merupakan ujian atas

segala sesuatu yang harus difokuskan untuk mencapai prestasi siswa, dilihat dari perspektif

tingkat kelas, kelompok siswa,, material atau kebijakan , dan praktek – praktek sekolah.

Sehingga tujuan penulisan yang dimaksud adalah agar melalui mata kuliah ini diharapkan

mahasiswa dapat memahami secara normatif, filosofis dan kritis terhadap dinamika isu – isu

penting dalam dunia pendidikan Islam terutama dalam peningkatan mutu / kualitas pendidikan

yang telah dan sedang berjalan dan tentunya dengan segala implikasinya yang ditimbulkan,

sehingga dapat dijadikan potret dan teladan untuk kemudian dapat dikembangkan secara terus

menerus dan terpadu pada lembaga pendidikan yang sedang kita geluti.

Dalam hal ini pula Manajemen Mutu Pendidikan dimaksudkam untuk dapat menetapkan

secara tepat mengenai beberapa hal.

1. Apa yang relevan dengan kepentingan anak didik ?

2. Dalam hal apa terdapat kesenjangan antara apa yang ada di sekolah dan apa yang masih

harus disediakan?

3. Potensi apa yang dimiliki oleh masyarakat untuk andil membangun pendidikan ( sekolah ) ?

4. Perilaku macam apa dari sumber daya manusia sekolah yang harus diubah?

5. Kebiasaan buruk dari pengelolaan sekolah macam apa yang harus ditinggalkan ?

Pertanyaan - pertanyaan di atas dapat kita jawab dengan mudah setelah kita mengetahui dan

mengaplikasikannya dalam lembaga pendidikan. Sehingga tujuan yang paling sejati ( the

ultimate goal ) dari MMT / MBS adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan belajar (

improve the quality of instruction and learning ) bagi para siswa. Melalui MMT ini, sekolah

diharapkan secara kontinyu dapat memperbarui kinerjanya dan dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa. Mutu transformasi proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah secara

keseluruhan sangat itentukan oleh mutu kinerja guru.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Managemen Mutu Terpadu Pendidikan

Apa itu manajemen ? Koontz dan Weihrich (1990 ) mengemukakan definisi manajemen

sebagai “ The process of designing and maintaining an anvironment in which individuals,

working together in group efficiently accomplish selected aims “. Managemen adalah proses

pengkoordinasian dan pengintegrasian semua sumber baik manusia fasilitas maupun sumber

daya teknikal untuk mencapai tujuan khusus yang ditetapkan. Definisi lain dari para pakar,

Page 3: Vvvvvvv_ Karakteristik Dan Prinsip Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN

http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 3/7

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasian, pengawasan,

baik sebagai ilmu maupun seni, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Kemunculan karakteristik ideal sekolah pada abad ke – 21 seperti disajikan berikut ini , tidak

secara sendirinya atau alami. Penemuan karakteristik ideal itu memerlukan perjalanan yang

panjang dan penelitian yang sangat serius. Di Amerika Serikat , karakteristik yang dimaksud

baru ditemukan pada era reformasi pendidikan generasi keempat. Menurut Bailey (1991 ),

berdasarkan generasi reformasi dari generasi keempat inilah tersimpul karakteristik ideal

manajemen berbasis sekolah dan karakteristik ideal sekolah untuk abad ke -21 ( school for the

twenty – first characteristicts). Dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS ) inilah kemudian

disempurnakan menjadi Menejemen Mutu Terpadu ( MMT ) yang titik tekannya adalah pada

perbaikan mutu masukan,proses, keluaran pendidikan, juga layanan purna lulus dengan

karakteristik sebagai berikut.

1. Adanya keragaman dalam pola penggajian guru

Istilah populernya adalah pendekatan prestasi ( merit system ) dalam hal penggajian dan

pemberian aneka bentuk kesejahteraan material lainnya. Caranya dapat dilakukan dengan

penetapan kebijakan melalui pengiriman langsung gaji guru ke rekening sekolah kemudian

kepala sekolah mengalokasikan gaji guru itu per bulan sesuai dengan prestasinya.

2. Otonomi Manajemen Sekolah

Sekolah menjadi sentral utama manajemen pada tingkat strategis dan operasional dalam

kerangka penyelenggaraan program pendidikan dan pembelajaran. Sementara kebijakan

internal lainnya menjadi penyertanya.

3. Pemberdayaan guru secara optimal

Dikarenakan sekolah harus berkompetisi membangun mutu dan membentuk citra di

masyarakat , maka guru – guru harus diberdayakan dan memberdayakan diri secara optimal

bagi terselenggaranya proses pembelajaran yang bermakna.

4. Pengelolaan sekolah secara partisipatif

Kepala sekolah harus mampu bekerja dengan dan melalui seluruh komunitas sekolah agar

masing – masing dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara baik yang tentunya ada

transparansi pengelolaan sekolah.

5. Sistem yang didesentralisasikan

Di bidang penganggaran misalnya, pelaksanaan manajemen ini mendorong sekolah – sekolah

siap berkompetisi untuk mendapatkan dana dari masyarakat dan dari pemerintah secara

kompetitif ( block grant ) dan mengelola dana itu dengan baik.

6. Otonomi sekolah menentukan aneka pilihan

Dalam hal ini adalah pilihan program akademik dan non akademik dapat dikreasi oleh sekolah

sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan masyarakat local, nasional dan global.

7. Hubungan kemitraan ( Partnership ) antara dunia bisnis dan dunia pendidikan.

Hubungan kemitraan itu dapat dilakukan secara langsung atau melalui komite sekolah yang

bukan hanya untuk keperluan pendanaan,melainkan juga untuk kegiatan praktek kerja

disamping program pembinaan dan pengembangan lainnya.

8. Akses terbuka bagi sekolah untuk tumbuh relative mandiri

Perluasan kewenangan yang diberikan kepada sekolah member ruang gerak untuk memberi

keputusan yang inovatif dalam mengkreasi program demi peningkatan mutu pendidikannya.

9. Pemasaran sekolah secara kompetitif

Tugas pokok dan fungsi sekolah adalah menawarkan produk unggulan atau jasa.Jika sekolah

sudah mampu membangun citra mutu dan keunggulan, lembaga itu akan mampu beradu tawar

dengan masyarakat , misalnya berkaitan dengan jumlah nominal dana yang akan ditanggung

oleh penerima jasa layanan.

B. Prinsip Manajemen Mutu Terpadu

Mutu sebuah sekolah dapat dilihat dari tertib administrasinya, yang salah satu bentuknya

adalah adanya mekanisme kerja yang efektif dan efisien baik secara vertical maupun horizontal.,

Dilihat dari perspektif operasional, manajemen sekolah dalam MMT dikatakan bermutu jika

sumber daya manusianya bekerja secara efektif dan efisien.Mereka bekerja bukan kerana ada

beban atau karena diawasi secara ketat, namun proses pekerjaannya dilakukan benar dari awal.

Bukan mengatasi aneka masalah yang timbul secara rutin karena kekeliruan yang tidak

disengaja.

Kedewasaan dalam bekerja menjadi prinsip dalam manajemen sekolah yang bermutu.

Tenaga akademik dan staf administrasi bekerja bukan karena diamcam, diawasi atau diperintah

oleh pimpinan atau atasannya.Mereka bekerja karena memiliki rasa tanggung jawab akan tugas

pokok dan fungsinya. Sikap mental ( mind set ) tenaga kependidikan di sekolah menjadi

prasyarat bagi upaya meningkatkan mutu.Sehingga merujuk pada pendapat Edward Sallis (

1993 ) bahwa sekolah yang bermutu memiliki prinsip atau ciri – ciri

a. Berfokus pada pelanggan yaitu semua pihak yang memerlukan, terlibat dan berkepentingan

terhadap jasa pendidikan.

b. Berupaya mencegah masalah dengan bekerja secara benar dari awal.

c. Memiliki investasi dalam SDM

Page 4: Vvvvvvv_ Karakteristik Dan Prinsip Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN

http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 4/7

d. Memiliki Strategi untuk mencapai kualitas baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik dan

tenaga administrasi disamping criteria evaluasi.

e. Mau belajar dari kesalahan untuk perbaikan.

f. Memiliki kebijakan dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

g. Membagi tugas sesuai porsi, fungsi dan tanggung jawabnya.

h. Memiliki kreativitas dalam menciptakan kualitas

i. Menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan.

Manajemen Mutu intinya adalah upaya terus menerus ( continuous improvement )untuk

memperbaiki kinerja sekolah dengan memposisikan sekolah sebagai institusi yang relative

otonom. Di Negara Jepang, istilah perbaikan yang terus menerus ini sarat dengan muatan

cultural , yang disebut dengan Kaizen. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Kaizen selalu

berusaha melakukan perubahan karena tidak pernah ada capaian yang bersifat sempurna dan

permanen. Kaizen selalu berusaha meningkatkan mutu atas apa yang telah dicapai. Konsep

dasarnya, selalu ada hari lain atau orang lain yang menemukan ruang dan waktu untuk

membangun inisiatif peningkatan. Sehingga sekolah yang menganut konsep Kaizen tidak

mengenal istilah kuota atau target, melainkan standar. Ketika kuota atau target telah dicapai,

maka usaha selanjutnya menjadi melemah. Tetapi sebaliknya jika yang ditetapkan adalah

standar, maka akan terus tumbuh motivasi orang untuk memenuhi standar itu. Jika standar yang

dikehendaki telah terpenuhi, maka akan ditetapkan standar baru atau awal baru untuk

menentukan capaian atas standar lain yang dikehendaki.

Istilah Kaizen baru sering kita dengar dan baca akhir – akhir ini. Itupun wahananya masih

terbatas. Jadi sangat mungkin masih banyak orang yang belum pernah mendengar tentang

Kaizen.Sedangkan istilah Managemen Mutu Terpadu ( MMT ) atau Total Quality Management (

TQM ) telah banyak dipublikasikan baik dalam buku maupun artikel.

Padahal sebenarnya jika seseorang telah memahami konsep tentang MMT atau TQM

sesungguhnya dia pun telah mulai memahami tentang Kaizen. Karena sebenarnya keduanya

berasal dari Kaizen. Bagaimana Prinsip Kaizen ? Tony Barnes ( 1998 ) mengemukakan sepuluh

prinsip Kaizen , yaitu sebagai berikut.

1. Berfokus pada pelanggan

Pelanggan sekolah meliputi siswa, masyarakat, guru, kepala sekolah,staf Tata Usaha , dan

pengguna lulusan. Fukos utama Kaizen adalah kualitas /mutu produk yang dihasilkan melalui

masukan dan proses yang baik yang tujuan utamanya adalah kepuasan pelanggan yang lebih

tinggi terhadap kualitas produk yang tercermin dari prestasi akademik dan vokasional tertentu.

2. Melakukan peningkatan secara terus menerus

Suatu realitas dan menjadi sifat alamiah kita selaku masyarakat pendidik bahwa kalau sesuatu

tugas bisa dilaksanakan dengan sukses, maka kita mengalihkan tugas pada sesuatu yang

baru. Dalam sekolah Kaizen,keberhasilan bukanlah akhir dari suatu tugas,melainkan hanyalah

satu langkah maju sebelum mengambil langkah maju berikutnya.Jadi tidak ada hasil akhir

karena standar, desain dan biaya pendidikan hari ini tidak akan memenuhi kebutuhan hari di

masa yang akan datang.Komunitas sekolah Kaizen mengetahi bahwa jauh lebih efektif dari segi

waktudan biaya kalau produkyang sudah ada ditingkatkan kualitasnya dibandingkan setiap

waktu harus memulai dari awal lagi dengan selembar kertas kosong.

Dengan demikian , berbagai kegiatan peningkatan mutu dan luaran sekolah direncanakan dan

dilaksanakan secara terus menerus. Sekolah yang berhasil dengan capaian seperti ini bukanlah

disebabkan karena mendesain kurikulum yang berbeda secara signifikan dengan sekolah lain,

melainkan pada proses kreatif dan inovatif yang dilakukan oleh warga sekolah pada tingkat

praktis.

3. Mengakui Masalah secara terbuka

Dengan membangun kultur yang tidak saling menyalahkan seluruh warga dalam sekolah

Kaizen merasa bisa mengakui kesalahan, menunjukkan kelemahan dari prosesnya dan

meminta bantuan. Keterbukaan warga sekolah dipertimbangkan sebagai kekuatan yang bisa

mengendalikan dan mengatasi berbagai masalah dengan cepat serta bisa mewujudkan

berbagai kesempatan. Sebaliknya dalam sekolah yang tertutup, idenya juga akan sama – sama

tertutup.

4. Mempromosikan keterbukaan

Pengkotak – kotakan, berebut wilayah melalui rayonisasi sekolah,berebut kepemilikan dan

membentuk tembok pemisah sudah merupakan masalah biasa dalam manajemen sekolah

yang masih sangat tradisional. Tidak ada satu pun dari sekolah tradisional ini mempromosikan

saling berbagi, fungsional silang, keterbukaan dan kepemimpinan yang tampak sebagai hal

biasa dalam sekolah Kaizen. Di sekolah Kaizen ilmu pengetahuan adalah untuk saling

dibagikan dan hubungan komunikasi yang mendukungnya merupakan sumber efisiensi yang

lebih besar.

5. Menciptakan tim kerja

Dalam sekolah Kaizen tim kerja seperti kelompok kerja guru, satuan tugas pengendali mutu

dan lain – lain adalah bahan bangunan dasar yang membentuk struktur organisasi sekolah.

Masing – masing warga sekolah secara individual memberikan sumbangan berupa reputasi

dan efisiensi, prestasi kerja dan peningkatan.

6. Memanagemeni Proyek melalui tim fungsional silang.

Dalam sekolah ini , proyek peningkatan mutu, seperti MMT, direncanakan dan dilaksanakan

Page 5: Vvvvvvv_ Karakteristik Dan Prinsip Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN

http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 5/7

dengan menggunakan sumber daya antar departemen atau fungsional silang, bahkan

meskipun sumber daya yang digunakan berasal dari luar sekolah.

7. Memelihara Proses Hubungan yang benar.

Komunitas sekolah Kaizen tidak menyukai hubungan yang saling bermusuhan dan penuh

kontroversi, yang bisa terjadi di dalam sekolah secara murni berpusat pada hasil dan memiliki

kultur yang saling menyalahkan. Di dalam Kaizen mereka melakukan sesuatu dengan

memelihara keharmonisan dan menanam investasi dalam pelatihan di bidang keahlian

hubungan antar manusia bagi semua civitas akademi sekolah., Namun dengan memastikan

bahwa proses dalam hubungan antar manusianya didesain untuk memelihara kepuasan

warga sekolah mka investasi sekolah memiliki loyalitas dan komitmen.

8. Mengembangkan Disiplin Pribadi

Disiplin pribadi di tempat kerja merupakan sifat alamiyah orang – orang yang tergabung

dalam Kaizen. Melalui pendidikan , agama, dan norma – norma sosial, mereka berkeyakinan

bahwa beradaptasi dengan sifat alamiyah merupakan penguatan kembali potensi di dalam diri

yang menunjukkan dan menjaga keutuhan.

9. Memberikan informasi kepada semua karyawan

Salah satu kunci MMT adalah manajemen partisipatif. Yang antara lain berintikan transparansi

atau keterbukaan informasi antar komunitas sekolah. Informasi merupakan hal yang sangat

penting dalam sekolah.dengan memberikan informasi yang penting pada setiap warga sekolah,

tantangan perusahaan, berubah menjadi tantangan pribadi .Informasi ini juga merupakan

langkah penting untuk menciptakan kultur berdasarkan pengetahuan.

10. Memberikan wewenang kepada setiap karyawan.

Delegasi tugas dan tanggung jawab menjadi penting dalam sekolah Kaizen berbasis MMT

auat MBS.Melalui pelatihan dalam berbagai keahlian , dorongan semangat, tanggung jawab

pengambilan keputusan, akses pada sumber data dan anggaran, timbal balik, rotasi pekerjaan,

dan apresiasi, pada tataran sekolah ini memiliki kekuatan untuk secara nyata memengaruhi

urusan diri mereka sendiri dan urusan sekolah.

Adapun menurut Sudarwan Danim ( 2007 ), secara umum struktuk organisasi dan

mekanisme kerja sekolah yang dikehendaki menurut konsep MMTP adalah sebagai berikut.

1. Struktur organisasi sekolah mampu melancarkan proses pengelolaan mutu secara

menyeluruh dan kondusif bagi perbaikan kualitas dengan mengurangi fungsi kontrol yang tidak

perlu dan mengutamakan kerjasama yang solid dalam team work.

2. Struktur organisasi sekolah dapat mereduksi pekerjaan yang tumpang tidih ( repetitif )

akibat kesalahan struktur kerja dengan system manajemen yang sederhana tetapi efektif.

3. Struktur organisasi sekolah mengupayakan agar proses kerja di bawah satu komando dan

mampu menilai keberhasilan sebuah sekolah

4. Struktur organisasi sekolah dapat mengupayakan semua anggota tim memahami visi dan

potensi lembaga baik yang riil maupun yang mungkin diakses.

BAB III

KESIMPULAN

Uraian di atas menggariskan beberapa pemikiran esensial. Pertama , pembaharuan dalam

bidang manajemen pendidikan meruapakan penerapan cara – cara baru dan kreatif dalam

seleksi, organisasi, dan penggunaan sumber – sumber manusia dan material yang diharapkan

akan meningkatkan mutu proses peningkatan pengelolaan pendidikan dan hasil – hasilnya

secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.

Kedua, kebijakan pembaharuan dalam bidang manajemen pendidikan dipandang sangat

penting. Manajenen pendidikan yang inovatif akan mampu mewujudkan tujuan sekolah, yaitu

pendidikan dan pengajaran terhadap anak didik secara lebih efektif dan efisien.

Untuk mengaplikasikan kebijakan baru dalam bidang manajemen pendidikan di sekolah –

sekolah diperlukan strategi tertentu yaitu dengan cara menggunakan power pimpinan dan

meningkatkan kesadaran kepala sekolah akan pentingnya peningkatan mutu manajemen

pendidikan di sekolah.

Akhirnya para pakar manajemen pendidikan sampai pada satu kesimpulan bahwa apapun

bentuk dan bagaimanapun ragam pembaharuan pendidikan tidak akan banyak manfaatnya jika

lembaga pendidikan tidak dikelola dengan format manajemen pendidikan yang efektif dan

efisien. Oleh karena itu , kegiatan penelitian dan pengembangan ( research and development )

untuk menghasilkan kebijakan baru dalam bidang manajemen pendidikan tampaknya harus

sejalan dengan kegiatan penelitian pendidikan apada umumnya.

Perubahan pola manajemen sekolah dari konvensional / sentralistik ke berbasis MMT (

desentralisasi ) berimplikasi pada perubahan kultur organisasi sekolah yang idealnya

mengintegral pada seluruh komunitas institusi persekolahan ( kepala sekolah, guru, staf

dll)dapat disajikan sebagai berikut.

Multi perubahan Kultur Organisasi MMTP

Dari Menjadi

Page 6: Vvvvvvv_ Karakteristik Dan Prinsip Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN

http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 6/7

Bekerja asal jadi Bekerja secara bermutu

Kinerja rendah Kinerja optimum

Perbaikan fragmentaris Perbaikan kontinyu

Perspektif jangka pendek Perspektif jangka panjang

Orientasi presrise Orientasi prestasi

Menunggu perintah Berinisiatif

Orientasi kerja ke dalam Orientasi kerja ke komunitas

Kepimimpinan transksional Kepemimpinan transformasional

Kewenangan tunggal Delegasi kewenangan

Aksi afirmatif Aksi Delegasi

Strutuk gemuk Struktur ramping

Uang memandu program Program memandu uang

Pemerintah sebagai sumber dana utama Masyarakat dan pemerintah sebagai sumber dana

utama

Rutinitas dan bersahaja Kompetisi terbuka

Komunikasi searah Advokasi bersama

Menjual gagasan Mentransformasikan gagasan

Memerintah Mengajak dan member contoh

Ekslusif Inklusif

Dependensi Independensi sinergis

Saling menafikan Kolegialitas

Belajar mencerna Belajar memecahkan masalah

Pembakuan tindakan Kreativitas mencapai tujuan

Program sebagai acuan Hasil sebagai acuan

Membiayai pra masukan Membiayai proses dan hasil

Menjalankan tugas Menjadi Profesional

Menjadi Pemimpin Menjalankan kepemimpinan

Kesimpulan terakhir bahwa kultur sekolah yang positif ( positive school culture )

diasosiasikan dengan motivasi dan prestasi siswa yang tinggi, meningkatkan kolaborasi antar

guru, dan mengubah sikap guru terhadap pekerjaannya ke depan menjadi positif. Sehingga

pembelajaran di ruang belajar, apakah atraktif atau monoton, kondusif atau distortif, produktif

atau devitatif, menyenangkan atau membosankan dan sebagainya sangat ditentukan oleh

kemampuan guru bersifat positif terhadap tugasnya.Sikap positif guru di ruang belajar tidak

berdiri sendiri , tetapi antara lain disumbang oleh gaya kepemimpinan transformasional kepala

sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Danim Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi ke lembaga Akademik,

Haka Advertising 2007.

2. Sallis Edward, Total Quality Management in Education Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

Peran Strategis Pendidikan di era Globalisasi Modern, IRCiSoD , November 2010.

3. Suparno ,Danim Sudarwan, Manajemen Kepemimpinan Transformasional

Kekepalasekolahan; Visi dan Strategi Sukses Era Teknologi ,Situasi Krisis, dan

Internasionalisasi Pendidikan,Rineka Cipta Jakarta.

4. Hasibuan Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara.

5. Tciptono Fandy dan Diana Anastasia, Total Quality Management, edisi revisi, Andi Offset.

Diposkan oleh MI Bustanul Ulum Sumberanyar di 22.38

Label: Artikel Pendidikan, makalah, Manajamen Mutu Tepadu Pendidiakn, MMT,

TQM

0 komentar:

Poskan Komentar

Page 7: Vvvvvvv_ Karakteristik Dan Prinsip Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

4/24/2014 MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR: KARAKTERISTIK DAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN

http://www.mibusumberanyar.sch.id/2012/10/karakteristik-dan-prinsip-manajemen.html 7/7

Posting Lebih Baru » « Posting Lama

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Account

Publikasikan

Pratinjau

Langganan: Poskan Kom entar (Atom )

Copyright © MI BUSTANUL ULUM SUMBERANYAR. All rights reserved. Design by Zaenal Abidin