vulkanologi 2

12

Click here to load reader

Transcript of vulkanologi 2

BAB I

PEMBAHASANGunung api merupakan salah satu fenomena yang banyak terdapat di bumi. Gunung api terbentuk akibat proses naiknya magma dari dalam bumi menuju permukaan bumi akibat tenaga endogen. Aktivitas gunung api menghasilkan beberapa morfologi (bentuk) yang berbeda-beda di setiap jenis gunung api. Beberapa morfologi hasil aktivitas gunug api diantaranya1. Volcanic Landform (Morfologi gunung api)Morfologi gunung api adalah bentangalam yang dihasilkan dari aktivitas vulkanisme. Endapan morfologi gunung api diklasifikasikan berdasarkan tipe magma dan jenis material yang dikeluarkan. Morfologi gunung api strato adalah gunung api yang berbentuk kerucut dan dibentuk dari perselingan endapan lava dan endapan piroklastik. Jenis magma yang menyusun gunung api strato didominasi lava intermediet. Morfologi gunung api shield (perisai) adalah bentangalam gunung api yang berbentuk seperti perisai yang dihasilkan dari lava yang bersusun basalt. Karena sifatnya yang encer, magma basalt akan keluar ke segala arah dari pusat erupsi dan akan membentuk morfologi seperti perisai.

2. Volcanic Footslope Landform (Morfologi kaki gunungapi)Morfologi kaki gunung api adalah bentangalam gunungapi yang merupakan bagian kaki dari sebuah gunungapi.

3. Crater Landform (Kawah gunungapi)Morfologi kawah adalah bentangalam gunung api berupa lubang tempat keluarnya material gunungapi ketika erupsi.

4. Caldera Landform (Morfologi kaldera gunungapi)Morfologi kaldera adalah bentangalam yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api tipe eksplosif yang menyebabkan kepundan gunung api runtuh sehingga membentuk kawah yang sangat luas. Contoh kaldera di Indonesia adalah kaldera Bromo.

Kaldera dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan proses yang membentuknya, yaitu:

a. Kaldera letusan, yang disebabkan oleh letusan gunungapi yang sangat kuat yang menghancurkan bagian puncak kerucut dan menyemburkan massa batuan dalam jumlah besar. Contoh yang baik antara lain Kaldera Bandaisan di Jepang, Kaldera Tarawera di New Zealand.

b. Kaldera runtuhan, yang terbentuk karena adanya letusan yang berjalan cepat yang memuntahkan batuapung dalam jumlah banyak, sehingga menyebabkan kekosongan pada dapur magma. Penurunan permukaan magma didalam waduk pun akan menyebabkan akan terjadinya runtuhan pada bagian puncak gunungapi. Contoh yang baik antara lain Kaldera Toba (Tapanuli Sumatra Utara), Kaldera Tengger (Probolinggo Jawa Timur).

c. Kaldera erosi, disebabkan oleh erosi pada bagian puncak kerucut, dimana erosi akan memperluas daerah lekukan sehingga kaldera tersebut akan semakin luas.

d. Kaldera resurgent, yang terbentuk karena adanya bongkah lekukan di bagian tengah kaldera yang terangkat oleh magma yang bergerak naik ke atas, dan kemudian membentuk suatu kubah.

5. Volcanic Neck Landform (Morfologi leher gunungapi)Morfologi gunungapi adalah bentangalam seperti leher atau tiang yang merupakan sisa dari proses denudasi (erosi) gunung api.

6. Parasit Cone Landform (Morfologi gunungapi parasit)Morfologi gunungapi parasit adalah bentangalam yang berbentuk kerucut yang menumpang di tubuh gunungapi induknya.

7. Lava Plug Landform (Morfologi sumbat lava)Morfologi sumbat lava adalah bentangalam yang terbentuk pipa atau bantal yang terbentuk dari lava yang membeku pada kepundan gunung api.

8. Morfologi MaarMorfologi maar adalah bentangalam berelief rendah dan luas dari suatu kawah gunungapi hasil erupsi freatomagmatik. Letusannya disebabkan oleh kontak antara air bawah tanah dengan magma.

9. Volcanic Remnant Landform (Morfologi sisa gunungapi)Morfologi sisa gunungapi adalah bentukkan yang berasal dari tubuh gunung api yang mengalami proses denudasi (erosi).

ANALISA MORFOLOGI GUNUNGAPI DAN PENGGUNAANNYAAnalisa morfologi gunungapi dilaksanakan untuk memudahkan pekerjaan pemetaan geovulkanologi, yang dasarnya adalah penafsiran bentuk, pola penyebaran dan ukuran berbagai aspek struktur dan obyek morfologi gunungapi. Pengenalan langsung di lapangan ditujukan sebagai pembanding. Sehingga setelah tahapan pekerjaan tersebut dilakukan, penafsiran dapat langsung dilakukan hanya dengan dengan mempergunakan peta topografi.

Pengenalan morfologi gunungapi sebenarnya bertujuan untuk melengkapi usaha penelitian geologis daerah gunungapi, yaitu pemetaan geovulkanologi, terutama di dalam menentukan perkembangan (evolusi) gunungapi. Ini dirasa perlu sebab melacak batuan gunungapi di lapangan bukanlah pekerjaan yang mudah.

Sehingga sasaran dari pemahaman morfologi gunungapi antara adalah :

1. Mengenal ragam bentuk morfologi gunungapi, khususnya gunungapi berlapis

2. Mengetahui hubungan antar satuan morfologi gunungapi, baik secara sendiri maupun berkelompok.

3. Mengetahui jenjang keaktifan gunungapi

4. Menafsirkan perkembangan kegiatan suatu gunungapi.

Jalur-jalur gunungapi cenderung mengikuti pola struktur regional, di mana akan ditunjukkan oleh berbagai kelurusan gunungapi baik skala besar maupun skala kecil. Setelah memahami hubungan struktur regional dengan munculnya jalur gunungapi, maka pengamatan ditingkatkan kepada jalur gunungapi pembanding yaitu dengan memperhatikan aspek morfologinya. Dimana harus diperhatikan ciri - ciri ketakselarasan morfologi, yang nantinya berguna untuk menentukan perbedaan umur secara nisbi satuan-satuan gunungapi terletak berdekatan. Dan untuk ini pula perlu memahami dan mengenal struktur dan morfologi gunungapi secara umum, khususnya gunungapi berlapis. Prinsip utama analisa morfologi gunungapi berawal dari pengertian dasar bahwasanya lava akan mencerminkan morfologi tertentu yang dengan mudah dapat dibedakan dengan morfologi yang disusun oleh bahan lepas gunungapi. Kuenen (1945) yang telah mengelompokkan rekahan sayap pada tubuh gunungapi kedalam empat jenis menjelaskan lebih lanjut bahwasanya apabila rekahan - rekahan tersebut sempat dilalui oleh magma, dan kemudian terjadi pembekuan, maka akan terbentuk korok dari berbagai bentuk tergantung pada jenis rekahannya. Apabila 2 korok memencar berkembang menjadi sistem penyesaran, maka bagian tengah yang dibatasi oleh korok - korok tersebut akan melengser ke bawah dan berkumpul pada kaki gunungapi. Morfologi ini dikenal sebagai sector graben yang di lapangan akan membentuk kipas alluvial. Apabila erosi belum begitu lanjut, sector graben ini dicirikan dengan dinding - dinding tegak dari korok yang juga merupakan bidang sesar.

Hasil penafsiran morfologi mempunyai kegunaan yang cukup luas, sehingga tidak hanya untuk kepentingan ilmiah saja tetapi juga aspek-aspek sosial. Penerapan hasil penafsiran morfologi gunungapi tersebut antara lain untuk :

Menyusun stratigrafi gunungapi berlapis

Membantu penentuan lokasi pengambilan contoh batuan secara berpola (systematic sampling),terutama contoh batuan untuk analisis petrokimia guna menentukan perkembangan magma selama waktu geologi tertentu.

Membantu memecahkan permasalahan tektonik regional, yaitu menentukan arah gaya tegasan utama yang bekerja di suatu daerah berdasarkan analisis kelurusan gunungapi.

Memudahkan mempelajari ekosisten gunungapi, yang sangat berguna untuk dasar perencanaan pengembangan wilayah pemukiman di daerah gunungapi, penelitian sumber air atau hidrologi gunungapi, daerah pariwisata dan sebagainya.

Adapun tujuan analisa morfologi Gunungapi dilakukan untuk :

1. Mengenal macam-macam bentuk Gunungapi

2. Mengetahui hubungan antara satuan morfologi Gunungapi baik secara individu maupun kelompok.

3. Mengetahui stadia dan jenjang keaktifan Gunungapi

4. Menginterpretasikan evolusi atau perkembangan suatu Gunungapi maupun kelompok Gunungapi.Sarana sarana yang dapat dipergunakan berupa :

1. Peta topografi

2. Foto udara

3. Citra satelit yang selanjutnya dilengkapi dengan pengamatan dilapangan

Morfologi gunung berapi tergantung pada beberapa faktor:

1. Virulensi letusan.

Besarnya pengaruh letusan gunung berapi sedemikian rupa bahwa letusan kuat dan akan mencuramkan letusan gunung berapi, sedangkan letusan dahsyat mengakibatkan kerusakan bentuk.

2. Frekuensi letusan

Jika letusan terjadi dengan jarak waktu, maka letusan berikutnya atau gas lava akan menemukan cara lain. Sebagai akibat dari insiden ini akan membentuk mulut kawah lebih rumit.

3. Sifat magma.

4. Tekanan aliran-aliran lava yang naik di atas

Tekanan aliran aliran lava yang naik ke atas, secara bertahap akan melemahkan dan menghancurkan dinding kawah.

5. Kegiatan Vukanisme

Kegiatan seperti pembentukan kaldera vulkanik akan mengganggu perkembangan gunung berapi.

6. Adanya hujan rintik-rintik kerucut (cone hujan rintik-rintik).

Keberadaan kerucut hujan rintik-rintik, kerucut yang berisi curam, terdiri dari bahan batuan lepas disimpan di atas salah satu pipa umumnya berkomposisi basalan kawah sekitar akhir lava mengalir.

7. Perpindahan dari pusat gunung berapi (tabung lava).

Migrasi pusat aktivitas vulkanik (lava tube), berkaitan erat dengan aktivitas tektonik lokal.

8. Keberadaan gua-gua di daerah aliran lava.BAB IIPENUTUP

A. Kesimpulan

Gunung api terbentuk akibat proses naiknya magma dari dalam bumi menuju permukaan bumi akibat tenaga endogen. Aktivitas gunung api menghasilkan beberapa morfologi (bentuk) yang berbeda-beda di setiap jenis gunung api

Beberapa morfologi hasil aktivitas gunug api diantaranya

1. Volcanic Landform (Morfologi gunung api)2. Volcanic Footslope Landform (Morfologi kaki gunungapi)3. Crater Landform (morfologi kawah gunung api)

4. Caldera Landform

5. Volcanic Neck Landform (Morfologi leher gunungapi)6. Parasit Cone landform

7. Lava Plug Landform (Morfologi sumbat lava)8. Morfologi Maar

9. Volcanic Remnant Landform (morfologi sisa gunung api)

Analisa morfologi gunungapi dilaksanakan untuk memudahkan pekerjaan pemetaan geovulkanologi, yang dasarnya adalah penafsiran bentuk, pola penyebaran dan ukuran berbagai aspek struktur dan obyek morfologi gunungapi

Sasaran dari pemahaman morfologi gunungapi antara adalah :

1. Mengenal ragam bentuk morfologi gunungapi, khususnya gunungapi berlapis

2. Mengetahui hubungan antar satuan morfologi gunungapi, baik secara sendiri maupun berkelompok.

3. Mengetahui jenjang keaktifan gunungapi

4. Menafsirkan perkembangan kegiatan suatu gunungapi.

Morfologi gunung berapi tergantung pada beberapa faktor:

1. Virulensi letusan.

2. Frekuensi letusan

3. Sifat magma.

4. Tekanan aliran-aliran lava yang naik di atas

5. Kegiatan Vukanisme

6. Adanya hujan rintik-rintik kerucut (cone hujan rintik-rintik).

7. Perpindahan dari pusat gunung berapi (tabung lava).

8. Keberadaan gua-gua di daerah aliran lava.

B. Daftar Pustaka http://rovicky.wordpress.com/2011/06/19/seluk-dan-beluknya-gunungapi/ http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-volcanic.html http://chakilgembel.blogspot.com/2011/10/morfologi-dan-struktur-gunungapi.html http://education-generation.blogspot.com/2011/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.htmlVulkanologi

Bentuk Morfologi Gunung ApiTUGAS 2

FRISDIO FERCANZA

270110120045

Fakultas Teknik Geologi UNPAD