Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

42
Laboraturium Vulkanologi 2014 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Posisi Indonesia yang berada pada titik pertemuan tiga lempeng tektonik (tectonic plate) yang saling bertabrakan yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia dan Lempeng Pasifik, membuat Negara Indonesia tercabik- cabik dan pada akhirnya membuatnya menjadi rangkaian gunungapi aktif (rangkaian Gunung Api Indonesia). I.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari acara Kunjungan Museum Gunungapi adalah agar praktikan memahami konsep dasar mekanisme gunung api aktif. Mulai dari kecepatan pergerakan lempeng, atifitas tektonik, lingkungan magmatik, dan lain-lain. I.3. Lokasi Museum Museum ini terletak di Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Pembangunan museum ini berlangsung selama empat tahun dan diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009. Harga tiket masuk museum ini cukup murah, hanya Rp3000,- per-orang. Nama: Geri Prabowo H NIM : 111.120.113 Plug : 2 Page 1

description

Tugas Asistensi Praktikum Vulkanolgi 2014

Transcript of Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Page 1: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Posisi Indonesia yang berada pada titik pertemuan tiga lempeng tektonik (tectonic

plate) yang saling bertabrakan yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia dan

Lempeng Pasifik, membuat Negara Indonesia tercabik-cabik dan pada akhirnya

membuatnya menjadi rangkaian gunungapi aktif (rangkaian Gunung Api Indonesia).

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari acara Kunjungan Museum Gunungapi adalah agar

praktikan memahami konsep dasar mekanisme gunung api aktif. Mulai dari

kecepatan pergerakan lempeng, atifitas tektonik, lingkungan magmatik, dan lain-lain.

I.3. Lokasi Museum

Museum ini terletak di Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem

Kabupaten Sleman. Pembangunan museum ini berlangsung selama empat tahun dan

diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009. Harga tiket masuk museum ini cukup

murah, hanya Rp3000,- per-orang.

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 1

Page 2: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

I.4. Lobi Museum Gunungapi

Foto 1. Maket Gunung Api

(Foto Oleh Bryan)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 2

Page 3: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

BAB II

ISI

II.1. Dasar Teori

Vulkanologi merupakan studi tentang gunung berapi, lava, magma, dan

fenomena geologi yang berhubungan. Seorang ahli vulkanologi adalah orang yang

melakukan studi pada bidang ini. Istilah vulkanologi  berasal dari Bahasa

Latin Vulcan, dari dewa api Romawi.

Gunung api mempunyai pengertian yang cukup kompleks, yaitu :

1. Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh

timbunan rempah gunungapi.

2. Dapat diartikan sebagai jenis atau kegiatan magma yang sedang

berlangsung.

3. Atau merupakan tempat munculnya batuan leleran dan rempah lepas

gunung api yang berasal dari dalam bumi.

II.2. Sejarah Bumi Berdasarkan Tektonik

Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Lempeng

Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas

lapisan astenosfer yang berwujid cair kental. Lempeng- lempeng tektonik pembentuk

kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada

lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.

Gambar 1. Ilustrasi Pergerakan Lempeng

(Sumber: http://geoenviron.blogspot.com)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 3

Page 4: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

Inti dari teori tektonik lempeng adalah kerak bumi sebenarnya terdiri atas

lempengan-lempengan besar yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti

bumi yang lebih cair. Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar geologi dengan waktu

hampir setengah abad dan diterima sejak tahun 1960-an.

Hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis,

seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunungapi, serta bagaimana

terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa

benua-benua selalu bergeser.

II.3. Lingkungan Magmatik Gunungapi

Lingkungan magmatik merupakan lingkungan gunung api di mana mempunyai

temperatur tinggi sampai menengah dan tertekan dengan variasinya yang cukup lebar

yang berhubungan dengan aktivitas magma yang cairannya bersifat silika pijar.

Foto 2. Lingkungan Magmatik Gunungapi Berdasarkan Tektonik Lempeng

(Foto Oleh Bryan)

Lingkungan magmatik tersebut menentukan bentukan gunung api tersebut, di

mana lingkungan tersebut menimbulkan:

1. Gunungapi terdpat dibagian puncak punggungan pegunungan yang

membusur.

2. Gunungapi muncul dan tersebar berderet di sepanjang puncak punggungan

yang mempunyai sistem rekahan pada kerak samuderanya.

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 4

Page 5: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

Gambar 2. Skema Lempeng Tektonik

(Sumber: Wikipedia)

Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak

relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan

fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:

1. Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan

mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar

transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke

kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di

sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar

San Andreas  diCalifornia.

2. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika

dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona

retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen

3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika

dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona

subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan

benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua.

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 5

Page 6: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

II.4. Ring of Fire

Ring of Fire adalah daerah yang sering mengalamigempa bumi dan letusan gunung

berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti

tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering

disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.

Gambar 3. Ring of Fire di Dunia

(Sumber: Wikipedia)

Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar

terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh

gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari

Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya

adalah Mid-Atlantic Ridge.

Indonesia terltak diantara Cincin Api dan Sabuk Alpide yang membentang dari

Nusa Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra, terus ke Himalaya, Mediterania dan berujung di

Samudra Atlantik. Inilah sebabnya di Indonesia banyak gunung berapi aktif dan

banyak terjadi gempa seperti yang baru-baru ini terjadi di Sumatra Barat.

Gunung-gunung berapi di Indonesia termasuk yang paling aktif dalam jajaran

gunung berapi pada Ring of Fire. Gunung berapi di Indonesia terbentuk dalam zona

subduksi lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 6

Page 7: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

Di Indonesia ada sekitar 60 gunungapi yang masih aktif, gunungapi ini paling

banyak tersebar di Sumtera, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, bagian utara Sulawesi dan Maluku.

Foto 3. Ring of Fire di Indonesia

(Foto Oleh Bryan)

Sekitar 12 lokasi di Indonesia termasuk dalam kawasan Cincin Api Pasifik.

Mereka adalah:

1. Gunung Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat)

2. Toba-Sibayak-Sinabung-Tarutung (Gunung api dan sesar tektonik di

Sumatera Utara)

3. Gunung Krakatau (Gunung api bawah laut di Selat Sunda)

4. Gunung Agung-Batur-Rinjani (Bali, Lombok)

5. Gunung Semeru-Penanggungan-Bromo-Ijen-Kelud (Jawa Timur)

6. Gunung Merapi-Merbabu-Lawu-Sindoro-Sumbing-Dieng (Jawa Tengah)

7. Gunung Tangkuban Perahu-Salak-Papandayan-Galunggung (Jawa Barat)

8. Gunung Kerinci-Dempo-Sorik Merapi (Sumatera)

9. Gunung Rokatenda-Egon-Lewo-Tobi-Ende-Larantuka (Nusa Tenggara

Timur)

10. Sangihe-Ambon-Ibu-Saputan (Kepulauan Ambon)

11. Liwang-Padang-Aceh-Palu (Sesar Darat)

12. Mentawai-Nias-Simeulue (Pulau di batas benua) 

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 7

Page 8: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

II.5. Jalur Gunungapi di Indonesia

Sekitar 70 juta tahun yang lalu, Lempeng India-Australia (di selatan Indonesia)

bertabrakan dengann lempeng Eurasia. Lempeng India-Australia menunjam ke

bawah Kepulauan Indonesia (subduction).

Peristiwa serupa juga terjadi di sekitar kepulauan Maluku, Sulawesi dan Irian

Jaya; Lempeng Pasifik mengalami penunjaman ke bawah lempeng Eurasia.

Proses penunjaman menimbulkan gempa dan melepas panas hingga melelehkan

batuan menjadi magma yang kemudian dengann energi panasnya mampu mendesak

permukaan bumi hingga menjadi guunung api/deretan gunung api. Di jalur  gunung

api inilah banyak terjadi gempa bumi.

Gambar 4. Peta Persebaran Gunungapi di Indonesia

(Sumber: http://learnips.wordpress.com/2012/10/21/proses-terbentuknya-jalur-gunung-api-di-indonesia/)

Indonesia memiliki 3 sistem gunungapi, yaitu:

1. Gunungapi yang Termasuk Jalur Pegunungan (Sirkum) Mediterania

a.Jalur gunung api busur dalam (inner arc), yang bersifat vulkanik aktif.

berderet mulai dari Kep.Andaman (barat Sumatera), Jawa, Bali, Lombok,

Sumbawa, Flores, alor, Wetar sampai Laut Banda.

b.Jalur gunung api busur luar (outer arc), yang bersifat nonaktif berderet

mulai dari P.Simeulue, Nias, Batu, Mentawai, Enggano, pegunungan yang

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 8

Page 9: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

tenggelam dan muncul kembali di Pulau Sawu, Rote, Timor, Leti, Sermata,

Buru, dan pulau2 kecil di sekitarnya.

2. Gunungapi yang Termasuk Jalur Pegunungan (Sirkum) Pasifik, berderet

melalui Sulawesi Utara, yaitu G.Lokon, Soputan, Klabat, bersambung ke

Kep.Sangir, Talaud, Tidore, Ternate, serta Lampobatang (SulSel).

3. Gunung Api yang Termasuk Jalur Pegunungan (Sirkum) Lingkar

Australia, berderet di bagian ‘ekor’ sampai ‘kepala’ burung Irian dan berakhir

di P.Halmahera dan sekitarnya.

II.6. Tipe-Tipe Letusan Gunung Api Beserta Efek Positif dan Negatifnya

A. Tipe letusan Gunungapi

Tipe letusan gunung berapi ternyata ada beberapa macam.Ada beberapa penyebab

letusan gunung berapi sehingga kemudian dikelompokkan menjadi bermacam-

macam tipe, contohnya berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman

dapur magma, dan material yang dikeluarkannya.

Letusan gunung api dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu :

1. Letusan Tipe Hawaii

Tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga

mudah mengalir ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk

seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di

Hawaii.

Gambar 5. Letusan Gunungapi Tipe Hawaiian

(Sumber: http://amandarisanti.blogspot.com)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 9

Page 10: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

2. Letusan Tipe Stromboli

  Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi dengan interval

atau tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari

tenggang waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan yang

memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api bertipe stromboli

adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).

Gambar 6. Letusan Gunungapi Tipe Stromboli

Sumber: http://amandarisanti.blogspot.com

3. Letusan Tipe Vulkano

 Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta

bahan-bahan padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan

erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di

Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur. 

Gambar 7. Letusan Gunungapi Tipe Vulkano

Sumber: http://amandarisanti.blogspot.com

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 10

Page 11: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

4. Letusan Tipe Merapi

  Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah.

Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan

lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar.

Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu,

terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe

merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.

Gambar 8. Letusan Gunungapi Tipe Merapi

Sumber: http://amandarisanti.blogspot.com

 

5. Letusan Tipe Perret atau Plinian

  Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan. Material yang

dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini

dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak gunung, sehingga dinding

kawah melorot. Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan St.

Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980. 

Gambar 9. Letusan Gunungapi Plinian Atau Perret

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 11

Page 12: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

Sumber: http://amandarisanti.blogspot.com

6. Letusan Tipe Pelee

  Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung

api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi

bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus. 

 Gambar 10. Letusan Gunungapi Pelee

Sumber: http://amandarisanti.blogspot.com

7. Letusan Tipe Sint Vincent

Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava.

Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar

panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919

dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902. 

 Gambar 11. Letusan St. Vincent

Sumber: http://amandarisanti.blogspot.com

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 12

Page 13: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

B. Dampak Positif dan Negatif Akibat Letusan Gunungapi

Dampak Negatif 

Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi

organisme yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini

hal negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus: 

1. Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-

macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau

H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang

berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.

2. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas

penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan

ekonomi.

3. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu

vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.

4. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar

dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.

5. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan

sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.

6. Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan

adanya letusan gunung berapi.

Gambar 12. Salah Satu Dampak Negatif Letusan Gunungapi

(Sumber: http:// http://thetoyzareboyz.blogspot.com/2010/11/dampak-positif-negatif-dari-bencana.html)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 13

Page 14: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

Dampak Positif

Selain dampak negatif, jika ditelaah, letusan gunung berapi juga sebenarnya

membawa berkah meski hanya bagi penduduk yang ada di sekitar. Apa saja? Berikut

uraiannya: 

1. Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi

pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa

menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk

sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.

2. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah

meletus, apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik berupa

pasir tentu memiliki nilai ekonomis.

3. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat

meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan

warga sekitar gunung.

4. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh

lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga

baru.

5. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas

yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini

kabarnya baik bagi kesehatan kulit.

6. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan

mineral yang sangat melimpah.

7. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial

terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.

8. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan

pembangkit listrik.

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 14

Page 15: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

II.7. Morfologi dan Genesa Terbentuknya Gunung Api

A. Genesa Terbentuknya Gunungapi

Gunungapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan

sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi berawal dari

perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan

gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan

vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia

berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik.

Gambar 13. Skema Terbentuknya Gunungapi

(Sumber: http:// http://jhem90.blogspot.com/2013/06/gaya-gaya-geologi.html)

Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk

akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak

samudara ke kerak benua, busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak

samudera dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada

penipisan kerak samudera.

B. Morfologi Gunungapi

Morfologi gunung api adalah bentangalam yang dihasilkan dari aktivitas

vulkanisme. Endapan morfologi gunung api diklasifikasikan berdasarkan tipe magma

dan jenis material yang dikeluarkan.

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 15

Page 16: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

1. Volcanic Landform (Morfologi gunung api)

Morfologi gunung api shield (perisai) adalah bentangalam gunung api yang

berbentuk seperti perisai yang dihasilkan dari lava yang bersusun basalt. Karena

sifatnya yang encer, magma basalt akan keluar ke segala arah dari pusat erupsi dan

akan membentuk morfologi seperti perisai.

Gambar 14. Shield Vulcano

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-volcanic.html)

2. Volcanic Footslope Landform (Morfologi kaki gunungapi)

Morfologi kaki gunung api adalah bentangalam gunungapi yang merupakan

bagian kaki dari sebuah gunungapi. 

Gambar 15. Foot Slope

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-volcanic.html)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 16

Page 17: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

3. Crater Landform (Kawah gunungapi)

Morfologi kawah adalah bentangalam gunung api berupa lubang tempat

keluarnya material gunungapi ketika erupsi.

Gambar 16. Volcanic Carter

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-volcanic.html)

4. Caldera Landform (Morfologi kaldera gunungapi)

Morfologi kaldera adalah bentangalam yang terbentuk sebagai hasil erupsi

gunung api tipe eksplosif yang menyebabkan kepundan gunung api runtuh sehingga

membentuk kawah yang sangat luas. Contoh kaldera di Indonesia adalah kaldera

Bromo.

Gambar 17. Kaldera Bromo

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-volcanic.html)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 17

Page 18: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

5. Volcanic Neck Landform (Morfologi leher gunungapi)

Morfologi gunungapi adalah bentangalam seperti  leher atau tiang yang

merupakan sisa dari proses denudasi (erosi) gunung api.

Gambar 18. Volcanic Neck

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-volcanic.html)

6. Parasit Cone Landform (Morfologi gunungapi parasit)

Morfologi gunungapi parasit adalah bentangalam yang berbentuk kerucut yang

menumpang di tubuh gunungapi induknya.

Gambar 19. Parasite Cone

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-volcanic.html)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 18

Page 19: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

7. Lava Plug Landform (Morfologi sumbat lava)

Morfologi sumbat lava adalah bentangalam yang terbentuk pipa atau bantal yang

terbentuk dari lava yang membeku pada kepundan gunung api.

Gambar 20. Lava Plug

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-volcanic.html)

8. Morfologi Maar

Morfologi maar adalah bentangalam berelief rendah dan luas dari suatu kawah

gunungapi hasil erupsi freatomagmatik. Letusannya disebabkan oleh kontak antara

air bawah tanah dengan magma.

Gambar 21. Maar

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-volcanic.html)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 19

Page 20: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

9. Volcanic Remnant Landform (Morfologi sisa gunungapi)

Morfologi sisa gunungapi adalah bentukkan yang berasal dari tubuh gunung api

yang mengalami proses denudasi (erosi).

Gambar 22. Volcanic Remnant

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/06/bentang-alam-gunung-api-volcanic.html)

II.8. Sejarah Pertumbuhan Gunungapi Merapi

Hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat

kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok

besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990;

Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di

Merapi yang semakin detil.

Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat

dibagi atas 4 bagian :

 

1. PRA MERAPI (+ 400.000 tahun lalu)

Disebut sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur ± 700.000

tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali. Batuan gunung

Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung orthopyroxen. Puncak Bibi

mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas muka laut dengan jarak datar antara

puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar 2.5 km.

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 20

Page 21: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

2. MERAPI TUA (60.000 – 8000 tahun lalu)

Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan

fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna. Ekstrusi awalnya

berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar

40.000 tahun.

3. MERAPI PERTENGAHAN (8000 – 2000 tahun lalu)

Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan

Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya terdiri dari

aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi dicirikan dengan letusan

efusif (lelehan) dan eksplosif.

4. MERAPI BARU (2000 tahun lalu – sekarang)

Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut

sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi. Batuan dasar

dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan Merapi yang sekarang ini

berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari Merapi terjadi di masa lalu yang

dalam sebaran materialnya telah menutupi Candi Sambisari yang terletak ± 23 km

selatan dari Merapi.

Gambar 23. Morfologi Puncak Gunugapi Merapi

(Sumber: http://www.slideshare.net/yudhiiztiraa/laporan-museum-merapi)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 21

Page 22: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

II.9. Sejarah Pemantauan Gunungapi Merapi

Aktivitas Merapi yang tinggi dengan selang erupsi yang pendek hanya beberapa

tahun saja menarik minat penelitian sejak jaman penjajahan sampai saat ini. Hanya

beberapa saat seetlah Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk di Yogyakarta,

dibangun sebuah kantor Urusan Gunungapi yang selanjutnya disebut sebagai Pos

Penjagaan Merapi.

Pada 8 Agustus 1973, PPM (Pos Penjagaan Merapi) berubah nama menjadi,

Cabang Sub Direktorat Vulkanologi. Namun hanya bertahan 2 tahun, namanya

dirubah lagi menjadi Dinas Vulkanologi Cabang Yogyakarta. Tahun 1978 berubah

nama lagi menjadi Seksi Geokimia Gunungapi sebagai bagian dari Direktorat

Vulkanologi.

Foto 4. Pos Pengamatan Gunungapi Merapi

(Foto Oleh Bryan)

Memasuki tahun 1984 dengan pertimbangan pentingnya penanganan Merapi

secara lebih dalam, maka dibentuk Seksi Penyelidikan Gunung Merapi (PGM)

dengan tugasdan fungsi utama pemantauan aktivitas vulkanik Merapi. BPPTK

dibentuk pada 28 Oktober 1997.

Di mana tugas BPPTK yaitu untuk melaksanakan mitigasi Gunung Merapi,

mengemban metoda dan analisis, teknologi, dan instrumentasi, serta pengolahan

sarana dan prasarana laboraturium kegunungapian dan mitigasi bencana geologi.

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 22

Page 23: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

II.10. Morfologi Puncak Gunung Merapi

Saat ini morfologi puncak Gunung Merapi yang terletak di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami perubahan. Juka sebelumnya kawah membuka ke arah barat, setelah pasca erupsi tahun 2010 terlihat bukaan kawah gunung Merapi mengarah ke selatan dan tenggara.

Foto 5. Kenampakan Morfologi Puncak Gunungapi Merapi Lewat Foto Udara

(Foto Oleh Bryan)

Menurut staf Badan penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian

(BPPTK) Yogyakarta, Dewi Sri Sayuti, kondisi itu menentukan arah erupsi

selanjutnya. “Jika tahun 1930 hingga tahun 2010”, eruspi selalu mengarah ke arah

barat, barat daya atau barat laut, setelah erupsi tahun 2010, erupsi akan mengarah ke

arah selatan dan tenggara”.

Foto 6. Morfologi Puncak Gunugapi Merapi dari Masa-kemasa

(Foto Oleh Bryan)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 23

Page 24: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

II.11. Instrumen dan Jenis-jenis Pemantauan Gunungapi

A. Instrumen Pemantauan Gunungapi

1. Seismometer:

Seismometer adalah alat untuk mengukur gerakan tanah, termasuk

gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi,

dan sumber gempa lainnya.

Rekaman gelombang seismik memungkinkan seismolog untuk memetakan

bagian dalam bumi, serta menemukan dan menentukan ukuran dari sumber

gempa yang berbeda. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.

Gambar 24. Seismometer

(Sumber: http://www.bgs.ac.uk/schoolSeismology/seismometers.html)

2. Tiltmeter:

Tiltmeter merupakan alat pengukur deformasi gunung yang berfungsi

untuk mendeteksi pengembungan atau pengempisan tubuh gunung. Perangkat

Tiltmeter sendiri terdiri dari tiga komponen utama, yaitu Pelat Tiltmeter,

Portable Tiltmeter, dan Readout Unit.

Struktur yang dipandang perlu untuk dilakukan pengukuran dengan

metode Tiltmeter adalah struktur yang secara visual telah menunjukkan

adanya perubahan posisi secara horizontal atau vertikal agar dapat diketahui

intensitasgerakannya.

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 24

Page 25: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

Gambar 25. Tiltmeter

(Sumber: http://www.ahamgeo.com/portable-tilt-meter.html)

B. Jenis-jenis Pemantauan Gunungapi

1. Pengamatan Seismisitas

Sebelum pengamatan seismisitas ini bisa dilakukan, hal pertama yang

harus dilakukan adalah pemasangan seismometer di sekitar gunung api yang

akan diamati. Untuk pengamatan lebih akurat, harus dipasang lebih dari satu

seismometer di setiap gunung api.

Di Indonesia, dari 129 gunung api aktif saat ini sudah dilakukan

pengamatan sebanyak 69 gunung api sisanya mudah-mudahan bisa disegera

dilakukan pengamatan (PVMBG). Pengamatan seismisitas dapat

menyelamatkan banyak jiwa seperti kasus letusan gunungapi Pinatubo di

Filipina pada tahun 1991.

Gambar 26. Contoh Pengamatan Seismik di mana Tekanan Gunungapi

Menyebabkan Gunungapi Menegmbung

(Sumber: USGS-Vulkano)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 25

Page 26: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

2. Pengamatan Gas dan Thermal

Peningkatan gas dan thermal (suhu) juga terjadi apabila sebuah gunung api

akan erupsi. Beberapa gas keluar ketika gunung api mau dan sedang erupsi

antara lain; Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (CO2), Hidrogen

Sulfide (H2S), Sulfurdioksida (S02), dan Nitrogen (NO2)

Pengukuran untuk gas dan thermal bisa dilakukan secara langsung, namun

pengukuran secara langsung sangat berisiko bagi pengukur. Solusi lain adalah

dengan cara memasang alat pengukuran gas dan thermal di lapangan

fumaroel dan datanya terekam secara terus-menerus dan bisa dikirim secara

otomatis.

Gambar 27. Staff USGS Melakuan Pengamatan Gas

(Sumber: http://www.ibnurusydy.com/pengamatan-gunungapi/)

3. Pengamatan Deformasi

Ketika gunung api akan meletus (erupsi) akan terjadi peningkatan tekanan

di dapur magma. Peningkatan tekanan di dalam dapur magma ini akan

menyebabkan deformasi (naik dan turun) permukaan gunung api.

Pengamatan deformasi (perubahan horizontal dan vertikal) terhadap

gunung api dilakukan secara berkala. Gunung api yang diamati yaitu  Gunung

api Guntur, Papandayan, Galunggung, Kelud, Bromo, Semeru, Ijen, Batur

dan lain-lain. Banyak gunungapi di Indonesia yang belum teramati

deformasinya, seperti gunungapi yang terdapat di pulau Sumatra.

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 26

Page 27: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

Gambar 28. Pengamatan Deformasi di Gunungapi Guntur Menggunakan GPS

(Sumber: http://www.ibnurusydy.com/pengamatan-gunungapi/)

4. Pengamatan Graviti dan Geomagnet

Pengamatan Geomagnet dilakukan untuk mengamati nilai intensitas

magnet di atas gunung api, apabila magma mulai naik ke atas permukaan

maka nilai intensitas magnet di atas gunung api akan rendah karena pengaruh

panas magma.

Magma yang naik ke atas permukaan akan memiliki nilai susceptibilitas

yang rendah dibandingkan dengan batuan vulkanik pembentuk gunung api.

Hasil akhir dari pengukuran Geomagnet juga untuk memodelkan volume

daripada dapur magma.

5. Pengamatan Remote Sensing (Citra Jarak Jauh)

Metode ini terkait dengan sensor yang bisa mengamati suatu obyek, yang

analoginya adalah kamera foto. Jika kamera atau sensor ini terletak di

pesawat udara, maka hasilnya adalah foto udara; jika terletak di satelit atau

pesawat luar angkasa, maka hasilnya adalah citra satelit.

Sensor merekam semua pantulan radiasi yang dipancarkan oleh obyek di

permukaan bumi. Radiasi yang umum adalah dari pantulan sinar matahari

(gelombang cahaya) yang direkam oleh sensor dan diterjemahkan dalam

warna yang berbeda tergantung panjang gelombangnya. 

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 27

Page 28: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

II.12. Material Erupsi Gunungapi

Ada beberapa macam material hasil erupsi gunungapi, diantaranya dikelompokan

menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Material Padat

Material padat merupakan material piroklastik yang terdiri atas:

a. Bom (batu besar)

Material ini berupa material piroklastik jatuhan, material ini dapat

terlontarkan sejauh berkilo-kilo meter dari sumber ledakan.

Gambar 29. Bom

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/03/material-erupsi-gunung-api.html)

b. Lapilli

Material ini berupa material piroklastik aliran, material ini berukuran

kerikil.

Gambar 30. Lapilli

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/03/material-erupsi-gunung-api.html)

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 28

Page 29: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

c. Pasir Vulkanik

Material ini berupa material piroklastik aliran dengan massa yang ringan.

Gambar 31. Pasir Vulkanik

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/03/material-erupsi-gunung-api.html)

d. Abu Vulkanik

Material ini berupa material piroklastik hembusan, yang di mana

material ini dapat terhembus sampai beratus-ratus kilometer dari sumber

letusan.

Gambar 32. Abu Vulkanik

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/03/material-erupsi-gunung-api.html)

2. Material Cair

Material cair biasanya masih berupa lava yang keluar dari gunungapi,

diantaranya adalah:

a. Lava

Lava merupakan magma yang keluar dari perut bumi yang bersuhu

tinggi

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 29

Page 30: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

Gambar 33. Lava

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/03/material-erupsi-gunung-api.html)

b. Lahar

Yaitu lumpur panas yang merupakan campuran dari lava, pasir,batu,dan air

Gambar 34. Lahar

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/03/material-erupsi-gunung-api.html)

3. Material Cair

Blerang

Gambar 35. Blerang

(Sumber: http://geograph88.blogspot.com/2013/03/material-erupsi-gunung-api.html

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 30

Page 31: Asistensi Praktikum Vulkanologi (Kunjungan Museum Gunung Merapi)

Laboraturium Vulkanologi 2014

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang posisinya langsung berada pada titik subduksi

dunia yang merupakan Ring of Fire. Indonesia juga bertepatan dengan pertemuan 3

titik lempeng yaitu, Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng

Pasifik.

Proses terbentuknya gunungapi dari teori tektonik lempeng di mana batas

konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng

bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah

satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental

collision).

Teorinya mengatakan, bila jalur tunjaman kerak samudra sudah mengenai batas

atau titik peleburan pada kerak benua, maka magma akan naik ke atas sehingga

terbentuklah gunungapi.

Nama: Geri Prabowo HNIM : 111.120.113Plug : 2 Page 31