Vulkanisme Dan Evolusi Tektonik Di Indonesia

download Vulkanisme Dan Evolusi Tektonik Di Indonesia

of 14

Transcript of Vulkanisme Dan Evolusi Tektonik Di Indonesia

VULKANISME DAN EVOLUSI TEKTONIK DI INDONESIAOleh : AHMAD RUDI

PendahuluanLapisan kulit bumi dengan ketebalan 100 km mempunyai temperatur relatif jauh lebih rendah dibanding dengan lapisan dalamnya (mantel dan inti bumi) sehingga terjadi aliran konveksi dimana massa dengan temperatur tinggi mengalir ke daerah temperatur rendah atau sebaliknya. Teori aliran konveksi ini sudah lama berkembang untuk menerangkan pergeseran lempeng tektonik yang menjadi penyebab utama terjadinya gempa bumi tektonik.

Kondisi Geologi IndonesiaIndonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama: Australia, Eurasia dan Pasifik, dan beberapa lempeng kecil lainnya seperti Sangihe, Maluku dan Halmahera (gambar 1 dan 2). Pertemuan lempenglempeng ini menghasilkan aktifitas kegunungapian dan kegempabumian.

Gambar 1. Konfigurasi lempeng tektonik di Indonesia.

Gambar 2. Konfigurasi lempeng tektonik dan penyebaran gunungapi di daerah Halmahera Sulawesi Utara.

Sebagian besar gunungapi terletak pada busur Sunda dari ujung utara Sumatra hingga ke Laut Banda, terbentuk akibat proses subduksi Lempeng Australia dibawah Lempeng Eurasia. Sekitar dari total gunungapi Indonesia terletak pada sebelah utara Busur Sunda. Gunungapi di Sulawesi, Halmahera dan Sangihe terbentuk dari konfigurasi beberapa subduksi lempeng kecil yang memanjang utara-selatan (gambar 2). Gunungapi di Laut Banda terbentuk akibat subduksi Lempeng Pasifik dibawah lempeng Eurasia.

Model Tektonik IndonesiaModel tektonik lempeng Indonesia dalam satu pola konvergen telah dibuat oleh Hamilton (1970) dan Katili (1971). Sistem busur subduksi Sumatera dibentuk oleh penyusupan lempeng samudra di bawah lempeng benua. Lempeng benua tebal dan tua ini meliputi busur volkanik, Kapur dan Tersier.

Gambar 3. Zona Subduksi Sumatra

Sistem subduksi Jawa dibentuk oleh subduksi lempeng samudra di bawah lempeng benua. Lempeng ini tipis dan berumur muda, serta seluruhnya hampir terdiri dari batuan volkanoplutonik berumur Tersier.

Gambar 4. Zona Subduksi Jawa

Sistem subduksi Timor menunjukkan karakter yang berbeda. Dua fase yang berbeda dapat dirincikan dalam perkembangan busur Banda. Pada tahap awal, lempeng samudra IndiaAustralia disusupkan dibawah lempeng samudra Banda. Tahap berikutnya diikuti oleh subduksi lempeng benua Australia ke zona subduksi busur Banda, sebagai akibat gerakan menerus lempeng Australia ke utara. Hasil dari penurunan zona subduksi aktif ini adalah tidakadanya gunungapi aktif di pulau Alor, Wetar dan Romang.

Batuan magmatis yang dibentuk di atas zona Benioff Timor cenderung menengah dan basa. Lempeng di sini tipis dan muda dan diapit oleh lempeng benua. Ketebalan sedimen di zona subduksi Timor saat ini sekitar 8000 kaki, dengan kondisi yang relatif terganggu oleh sesar tensional yang dapat diamati. Sementara busur Sumatera, Jawa dan Banda menunjukkan perbedaan yang disebabkan oleh elemen-elemen lempengnya.

Kerangka Tektonik Busur Kepulauan IndonesiaBentuk busur Banda yang melengkung, serta Sulawesi dan Halmahera yang ganjil terjadi karena gerak benua Australia dan Papua ke arah utara, yang dikombinasikan oleh gaya dorong Lempeng Pasifik ke arah barat. Timor, Seram, Buru dan Buton merupakan sistem busur yang sama berkenaan dengan kesamaan tatanan geologinya yang berasal dari hasil penunjaman Lempeng Samudra India-Australia

Bentuk dua lengan Sulawesi timur dan Halmahera dapat disebandingkan dengan dua anak panah yang bergerak ke barat. Ini telah diketahui cukup lama bahwa lengan timur yang cembung ke arah barat terdiri dari ofiolit, dan busur barat terdiri dari gunungapi aktif, yang di Sulawesi telah padam pada zaman Kwarter. Sulawesi dan Halmahera merupakan busur kepulauan yang mengarah ke utara selatan yang cembung ke arah Pasifik dengan zona subduksi Sulawesi-Maluku yang miring ke barat.

Pergerakan Lempeng Pasifik ke arah barat yang mengikuti sistem sesar transform menjelaskan kompleksitas tatanan geologi kawasan SulawesiHalmahera. Selama pergerakan ini pulau Banggai dan Buton dibawa ke arah timur laut. Pergerakan Banda ke arah timur-barat hanya merupakan pelenturan, tidak membuat sesar besar sepertihalnya di Papua dan Sulawesi. Perbedaan kenampakan geologis, geofisik dan kegunungapian Sumatera dan Jawa terjadi karena perbedaan arah gerak ke utara dari lempeng IndiaAustralia. Gunungapi potasik yang hadir di utara Jawa, utara Flores maupun Sumbawa tidak dijumpai di Sumatera. Ini dapat diterangkan bahwa penetrasi terdalam dari litosfer di Jawa dan Flores dapat mencapai 400 dan 700 km. Ketidakadaan gunungapi di Alor, Wetar dan Romang telah dijelaskan oleh adanya penghentian subduksi di busur subduksi Timor.

Penutup Indonesia berada pada pertemuan antara 3 lempeng besar yang terdiri dari dari 2 lempeng benua dan 1 lempeng samudera. Oleh karena itu, sangatlah wajar kalau tatanan tektonik Indonesia sangat kompleks. Di bagian barat sampai selatan Indonesia merupakan daerah zona subduksi yang juga merupakan jalur gunung api. Pergerakan benua Australia ke arah utara dan pergerakan lempeng Pasifik ke arah barat daya terus berlanjut, dan diakomodasikan oleh palung Banda dan sistem sesar transform Sorong, sepanjang Banggai, Sula dan Buton.