Volume Molal Parsial
-
Upload
lailatul-isnaeni -
Category
Documents
-
view
370 -
download
17
description
Transcript of Volume Molal Parsial
VOLUME MOLAL PARSIAL
A. Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan volume molal parsial komponen larutan.
B. Dasar Teori
Molal atau molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol solut per kg solvent.
Berarti merupakan perbandingan antara jumlah mol solut dengan massa solvent dalam
kilogram. Dimana:
m (molal )=mol zat terlarutmassa pelarut
Jadi, jika ada larutan 1,00 molal maka larutan tersebut mengandung 1,00 mol zat terlarut
dalam 1,00 kg pelarut. Secara matematik, volume molal parsial didefinisikan sebagai:
( ∂V∂n i )TiPinj=V iDimana V i adalah volume molal parsial dari komponen ke-i secara fisik, V i berarti
kenaikan dalam besaran termodinamik V yang diamati bila 1 mol senyawa ditambah ke
suatu sistem yang besar, sehingga komposisisnya tetap konsisten/konstan. Pada P dan T
konstan, persamaan diatas dapat ditulis sebagai dV=∑ iV idni dan dapat diintegrasikan
menjadi dV=∑ iV ini
Arti fisik dari integrasi ini adalah bahwa ke suatu larutan yang komposisinya
tetap, suatu komponen n1, n2,...........,ni ditambah lebih lanjut, sehingga komposisi relatif
dari tiap-tiap jenis tetap konstan. Karenanya besaran molal ini tetap sama dan integrasi
diambil pada banyaknya mol.
Ada tiga sifat termodinamik molal parsial utama, yaitu (i) volume molal parsial
dari masing-masing komponen dalam larutan (disebut sebagai panas differensial larutan),
(ii) entalpi molal parsial, dan (iii) energi bebas molal parsial. Sifat-sifat ini dapat
ditentukan dengan bantuan (i) grafik, (ii) menggunakan hubungan analitik yang
menunjukkan V dan ni, dan (iii) dengan menggunakan fungsi yang disebut besaran molal
nyata yang ditentukan sebagai:
ϕ V i=V−n iV ini
atauV=n iV i+niϕ V i
Dimana V i adalah volume molal untuk komponen utama.
Kajian secara kuantitatif larutan telah berkembang dengan pengenalan konsep
kuantitas molal parsial. Sifat suatu larutan, sebagai volume campuran alkohol dan air
berubah secara kontinyu akibat komposisi berubah. G. N. Lewis mengembangkan
differensial eksak untuk memperoleh kuantitas volume molal parsial. Jika ditinjau sifat
ekstensif suatu larutan biner pada P dan T konstan, G merupakan fungsi dua variabel n 1
dan n2 yang menyatakan jumlah mol komponen 1 dan 2. Sifat molal parsial didefinisikan
dengan:
G1=( ∂G∂n1)n2,T ,P
......................(1) dan G2=( ∂G∂n2)n1,T ,P
.......................(2)
Pada P dan T konstan, secara matematis konsep di atas dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Volume termasuk sifat ekstensive dari suatu larutan, sehingga suatu volume
larutan biner dapat dinyatakan sebagai berikut:
G(n1n2 )=n1G1+n2G 2........................................................(3)
Volume molal parsial komponen 1 dan 2 diatas ditentukan dengan mengukur densitas
larutan
V=n1V 1+n2V 2.................................................................(4)
Metode grafik seperti yang telah digambarkan Lewis dan Randall dapat digunakan
sebagai metode pengolahan data. Metode ini menggunakan volume molal semu ϕ untuk
perlakuan larutan biner. Volume molal semu didefinisikan sebagai:
ϕ=V−n1V 1
0
n2
.......................................................................(5)
Dimana V adalah volume larutan yang mengandung komponen n1 dan n2 sedangakan V10
adalah molar solvent murni pada P dan T. Dari persamaan volume molal semu, maka
volume larutan adalah:
V=n2ϕ+n2V 20.............................................................(6)
Dipandang larutan dengan molalitas m yang menggunakan pelarut air. Di dalam larutan
ini untuk setiap 1000 gram air (55,1 mol), terdapat m mol solut, jadi n1=55,51 mol dan
n2=m mol. Volume molal parsial semu menjadi:
ϕ=V−55,51V 1
0
m..................................................................(7)
V10 adalah volume molal air murni yang dapat dihitung dari berat molekul (18,016 untuk
air) dibagi dengan berat jenis pada keadaan yang diamati. Untuk larutan tersebut
dipenuhi:
V=1000+nM 2
ρ..................................................................(8)
n1V 10=1000
ρ....................................................................(9)
ϕ=M 2−(1000
m )( ρ−ρ0
ρ0 )ρ
.................................................(10)
Dengan ρ, ρ0 berturut-turut adalah berat jenis larutan, berat jenis air murni, sedangkan m 2
adalah massa molekul relatif atau berat molekul solut. Sehingga volume molal parsial
semu menjadi:
ϕ=
M 2−(1000m )( W−W 0
W 0−W e)
ρ
................................................(11)
persamaan tersebut digunakan jika dalam pengukuran berat jenis digunakan
piknometer. Dalam persamaan tersebut W, W0, We berturut-turut adalah berat
piknometer dipenuhi larutan, piknometer berisi air dan piknometer kosong.
Volume molal parsialsolven (komponen 1) maupun solut (komponen 2) dihitung
dari volume molal parsial dan diperoleh hasilnya sebagai berikut:
V=( ∂V∂n2)T i Pini
=ϕ+n2( ∂ϕ∂n2)=ϕ+m( ∂ϕ∂m )............................(12)
V 1=V−n2V 2
n1
= 1n1 (n1V 1
0−n2( ∂ϕ∂n2 ))=V 10− m2
55,51 ( ∂ϕdm )...............(13)
Untuk larutan elektrolit sederhana misalnya NaCl, ditemukan bahwa ϕ linear terhadap
√m, untuk konsentrasi yang tidak pekat, karena:
dϕdm
=( dϕd √m )( d√mdm )=( 12√m )( dϕd √m )................................................(14)
Sehingga volume molal parsial komponen kedua menjadi:
V 2=ϕ+m
2√m ( ∂ϕ∂√m )........................................................................(15)
Jika untuk larutan NaCl ϕ linear terhadap √m, maka:
ϕ=ϕ0+√m( ∂ϕ∂√m )......................................................................(16)
Sehingga,
V 2=ϕ0+ 3√m
2 ( ∂ ϕ∂√m ).....................................................................(17)
Untuk volume molal parsial komponen 1 menjadi:
V 1=V 10−0,5m√m
55,51 ( ∂ϕ∂√m )................................................................(18)
Nilai ϕ0 diperoleh dari ekstrapolasi grafik ϕ larutan √m pada komsentrasi m mendekati
nol. Dengan membuat grafik ϕ vs √m yang linear, maka slope dϕ
d √m dapat dicari dan
volume molal parsial pelarut dapat dihitung. Demikian dari harga lereng dϕd √m dan ϕ0
volume molal parsial solut dapat dihitung.
C. Alat dan Bahan
Alat:
1. Piknometer 25 ml
2. Labu ukur 50 ml
3. Erlenmeyer 250 ml
4. Beker glass 100 ml
5. Pipet volume
6. Ball pipet
7. Neraca digital
Bahan:
1. NaCl
2. Aquadest
D. Cara Kerja
↓
↓
↓
↓
Menimbang 8,775 gram NaCl
menggunakan neraca digital
Memasukkan pada labu takar dan
menambahkan aquades sambai 50 ml
Mengencerkan NaCl menjadi
12,
14,18, dan
116
Menimbang piknometer kosong
Mengisi piknometer dengan aquades sampai
penuh kemudian menimbangnya
↓
↓
E. Data Pengamatan
No.
[NaCl] Berat Piknometer (gram) T (0C)We Wo W
1. 3,0000 M 14,7563 40,2033 43,1784 252. 1,5000 M 14,7563 40,2033 41,5985 253. 0,7500 M 14,7563 40,2033 40,9358 254. 0,3750 M 14,7563 40,2033 40,5963 255. 0,1875 M 14,7563 40,2033 40,3858 25
F. Hasil dan Pembahasan
No. m √m ρ Φ (ml) V 1 (ml) V 2 (ml)1. 3,63976 1,90781 1,13688 23,20269 16,22538 33,818312. 1,64476 1,28248 1,07368 23,43813 16,51163 27,652953. 0,78463 0,88579 1,04718 20,83072 16,59535 23,741834. 0,38351 0,61928 1,03360 17,63759 16,62244 21,114215. 0,18963 0,43546 1,02518 20,17226 16,63161 19,30185
0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.40
5
10
15
20
25
f(x) = 8.59469240048251 x + 12.6655850422195R² = 0.967412059296017
Grafik Φ vs √m
√m
ФMengisi piknometer dengan NaCl 3M sampai
penuh kemudian menimbangnya
Mengulangi percobaan untuk larutan NaCl
1,5M; 0,75M; 0,375M dan 0,1875
Grafik 1. Φ vs √m
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 416
16.1
16.2
16.3
16.4
16.5
16.6
16.7
f(x) = − 0.120341904464313 x + 16.6735733653197R² = 0.98307355278784
Grafik V1 vs m
m
V1
Grafik 2. V1 vs m
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 405
10152025303540
f(x) = 4.04256166275237 x + 19.7635632351904R² = 0.968320306830738
Grafik v2 vs m
m
v2
Grafik 3. v2 vs m
Pembahasan
Pada percobaan volume molal parsial ini, digunakan larutan NaCl. NaCl
berfungsi sebagai zat terlarut dan aquadest merupakan pelarutnya. NaCl digunkan karena
merupakan larutan elektrolit kuat yang akan terurai menjadi Na+ dan Cl- di dalam air.
Selain itu mampu menyerap air tanpa adanya penambahan volume, sehingga disebut
volume molal parsial semu.
Percobaan ini dilakukan dengan 5 macam variasi molaritas larutan NaCl yaitu
3M; 1,5M; 0,75M; 0,375M dan 0,1875M. Adanya perbedaan konsentrasi NaCl akan
mempengaruhi besarnya massa jenis pula. Semakin tinggi konsentrasinya massa jenis
atau keraoatannya juga semakin besar. Hal ini disebabkan semakin tinggi konsentrasi,
makin banyak pula NaCl yang terlarut di dalam air. Hal ini dibuktikan dengan hasil
pengukuran massa piknometer berisi larutan NaCl dengan konsentrasi tinggi, massanya
semakin besar. Hasil perhitungan massa jeni menyatakan semakin tinggi konsentrasi,
massa jenisnya semakin besar.
Pada perhitungan volume molal semu (ϕ) diperoleh data 1 dan data 5 yang
menyimpang, sehingga pada pembuatan grafik, ϕ vs √m praktikan hanya menggunakan
data 2 sampai 4. Karena grafik hubungan ϕ vs √m tidak linear sempurna seperti
seharusnya, maka penentuan ϕ0 dan ∂ϕ∂√m dilakukan secara perhitungan. Adanya
kesalahan ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Kesalahan dalam prosedur percobaan.
2. Pengenceran yang tidak teliti sehingga konsentrasinya terjadi kesalahan.
3. Larutan NaCl yang digunakan terlalu pekat.
4. Kurang teliti dalam penimbangan.
Penimbangan dilakukan terhadap masing-masing larutan dengan 5 variasi
menggunakan piknometer 25 ml. Dari perhitungan, diperoleh massa jenis air sebesar
1,01788 gr/ml. Sedangkan massa jenis NaCl menunjukkan kenaikan sejalan dengan
semakin besarnya molaritas. Molaritas yang semakin tinggi menyebabkan massa yang
lebih besar pula sehingga dapat menambah berat larutan dalam air. Massa yang semakin
tinggi inilah yang menyebabkan massa jenis semakin bertambah.
Dari hasil perhitungan, volume molal parsial NaCl semakin besar dengan
bertambahnya konsentrasi. Hal ini dapat dilihat dari grafik V2 vs m yang semakin naik.
Volume molal parsial NaCl semakin naik dengan bertambahnya konsentrasi disebabkan
oleh volume NaCl akan semakin banyak jika konsentrasinya tinggi. Pada konsentrasi
yang semakin besar, banyaknya zat NaCl terlarut semakin banyak sehingga volumenya
juga semakin besar dibanding molaritas yang lebih rendah.
Sebaliknya, volume molal parsial air semakin rendah dengan bertambahnya
konsentrasi. Hal ini sesuai dengan grafik V1 vs m. Keadaan ini dikarenakan pada
konsentrasi tinggi, volume atau jumlah air yang digunakan untuk melarutkan lebih sedikit
dibanding untuk konsentrasi kecil. Sehingga volume molal parsial air berbanding terbalik
dengan molaritas larutan NaCl.
G. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Semakin besar konsentrasinya, semakin besar pula massa jenis dan molalitasnya.
2. Massa jenis larutan NaCl lebih besar dari massa jenis air.
3. Volume molal parsial air berbanding terbalik dengan konsentrasi NaCl.
4. Volume molal parsial NaCl berbanding lurus dengan konsentrasinya.
5. Ekstrapolasi grafik ϕ vs √m mendekati linear bila larutan encer dan mendekati ideal.
Saran
1. Praktikan sebaiknya menguasai materi sebelum melakukan percobaan.
2. Teliti dalam melakukan penimbangan.
3. Teliti dalam membuat larutan NaCl dan melakukan pengenceran.
H. Daftar Pustaka
Suhardjo. 1985. Kimia Fisika. Yogyakarta: Bina Aksara.
Wahyuni, Sri. 2013. Diktat Praktikum Kimia Fisik. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA
UNNES.
Bambang. 2012. Praktikum Volume Molal Parsial.
http://bambangchemistry.blogspot.com/2012archive.html
(Diakses pada 26 april 2013, pukul 22.30 WIB)
Semarang, 27 April 2013
Praktikan
Lailatul Isnaeni
4311411021
LAMPIRAN
Perhitungan
- Massa Jenis
ρ= W−WeWo−We
.ρo
ρohasil pengukuran=40,2033−14,7563
25=1,01788
ρ1=43,1784−14,756340,2033−14,7563
.1,01788=1,136884
ρ2=41,5985−14,756340,2033−14,7563
.1,01788=1,073688
ρ3=40,9358−14,756340,2033−14,7563
.1,01788=1,04718
ρ4=40,5963−14,756340,2033−14,7563
.1,01788=1,0336
ρ5=40,3858−14,756340,2033−14,7563
.1,01788=1,02518
- Molalitas (m)
1. Mula-mula = 8,7775 gram NaCl
n = gMr
=8,777558,5
=0,15004mol
M = nV
=0,150040,05
=3,0008M
m = n x 1000
g pelarut=0,15004 .
1000(50−8,7775)
=3,63976m
√m=√3,63976=1,90781
2. Pengenceran ½ x dari mula-mula
M1.V1=M2.V2
M2 =3,0008x 25
50=1,5004M
n = 0,07502 mol
massa = 4,38867 gram
m = 0,07502 .1000
(50−8,7775)=1,64476m
√m=√1,64476=1,28248
3. Pengenceran ¼ x dari mula-mula
M1.V1=M2.V2
M2 =3,0008x 12,5
50=0,7502M
n = 0,03751 mol
massa = 2,194335 gram
m = 0,03751 .1000
(50−8,7775)=0,78463m
√m=√0,78463=0,88579
4. Pengenceran 1/8 x dari mula-mula
M1.V1=M2.V2
M2 =3,0008x 6,25
50=0,3751M
n = 0,018755 mol
massa = 1,0971675 gram
m = 0,018755 .1000
(50−8,7775)=0,38351m
√m=√0,38351=0,61928
5. Pengenceran 1/16 x dari mula-mula
M1.V1=M2.V2
M2 =3,0008x 3,125
50=0,18755M
n = 0,0093775 mol
massa = 0,54858 gram
m = 0,0093775 .1000
(50−8,7775)=0,18963m
√m=√0,18963=0,43546
- Penentuan Volume Molal Semu (ϕ)
ϕi=Mr−( 1000
m )( W−WoWo−We )
ρi
ϕ1=58,5−( 1000
3,63976 )( 43,1784−40,203340,2033−14,7563 )
1,136884=23,20269ml
ϕ2=58,5−( 1000
1,64476 )( 4 1,5985−40,203340,2033−14,7563 )
1,136884=23 ,43813ml
ϕ3=58,5−( 1000
0,78463 )( 40,9358−40,203340,2033−14,7563 )
1,136884=20,83072ml
ϕ4=58,5−( 1000
0,38351 )( 40,5963−40,203340,2033−14,7563 )
1,136884=17,63759ml
ϕ5=58,5−( 1000
0,18963 )( 40,3858−40,203340,2033−14,7563 )
1,136884=20,17226ml
- Penentuan ϕ0dan ( ∂ϕ∂√m )Penentuan ini berdasarkan grafik ϕ vs √m, akan tetapi karena grafik dari
percobaan ini tidak benar-benar linear, maka secara umum ditentukan dengan:
∂ϕ
∂√m= tan slope
Δϕ
Δ√m
Penentuan persamaan: ϕ−ϕ1
ϕ2−ϕ1
=√m−√m1
√m2−√m1
Karena data 1 rancu, digunakan data ke 2 dan 3:
ϕ−23,4381320,83072−23,43813
= √m−1,282480,88579−1,28248
ϕ=6,57292√m+15,00849
Maka, ϕ0=15,00849
( ∂ϕ∂√m )=6,57292
- Penentuan V 1(H2O)
V 1=V 10−0,5m√m
55,51 ( ∂ϕ∂√m )V 1=
18,0161,08292
−0,5m√m55,51 ( ∂ϕ∂√m )
1. NaCl 3 M
V 1=18,016
1,08292−0,5.3,63976 .1,90781
55,51.6,57292=16,22538ml
2. NaCl 1,5 M
V 1=18,016
1,08292−0,5.1,64476 .1,28248
55,51.6,57292=16,51163ml
3. NaCl 0,75 M
V 1=18,016
1,08292−0,5.0,78463 .0,88579
55,51.6,57292=16,59535ml
4. NaCl 0,375 M
V 1=18,016
1,08292−0,5.0,38351 .0,61928
55,51.6,57292=16 ,62244ml
5. NaCl 0,18755 M
V 1=18,016
1,08292−0,5.0,18963.0,43546
55,51.6,57292=16,63161ml
- Penentuan V 2(NaCl)
V 2=ϕ0+ 3
2√m( ∂ ϕ∂√m )
1. NaCl 3 M
V 2=15,00849+ 32
1,90781 .6,57292=33,8183ml
2. NaCl 1,5 M
V 2=15,00849+ 32
1,28248 .6,57292=27,65295ml
3. NaCl 0,75 M
V 2=15,00849+ 32
0,88579 .6,57292=23,74183ml
4. NaCl 0,375 M
V 2=15,00849+ 32
0 ,61928 .6,57292=21,11420685ml
5. NaCl 0,1875 M
V 2=15,00849+ 32
0,43546 .6,57292=19,30185ml