Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

29
JURNAL Pendidikan MIPA Diterbitkan Oleh: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN TAMAN SISWA BIMA Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294 e-ISSN: 2621-9166

Transcript of Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Page 1: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

JURNALPendidikan MIPA

Diterbitkan Oleh:

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKATSEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN TAMAN SISWA BIMA

Volume 8 Nomor 2Juli-Desember 2018

p-ISSN: 2088-0294e-ISSN: 2621-9166

Page 2: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima i

JURNAL PENDIDIKAN MIPA

SUSUNAN REDAKSI

Pelindung dan PenasehatMuslim, S.Sos. Ketua Yayasan STKIP Taman Siswa BimaDr. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si. Ketua STKIP Taman Siswa Bima

Penganggung JawabMuliana, M.Pd. Ketua LPPM STKIP Taman Siswa Bima

Ketua PenyuntingAsriyadin, M.Pd.Si.

Penyunting PelaksanaYus’iran, S.Si., M.Pd.Mariamah, M.Pd.Agustinasari, M.Pd.Si.Endang Susilawati, M.PdNanang Diana, M.PdAdi Apriadi Adiansyah, M.PdMuliana, M.Pd

Penyunting Ahli (Mitra Bestari)Prof. Dr. Mansyur, STKIP Taman Siswa BimaDr. Karyadin, STKIP Taman Siswa BimaDr. M. Firmansyah, M.Si, STKIP Taman Siswa Bima, IndonesiaProf. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D, Universitas Negeri Malang, IndonesiaProf. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IndonesiaDr. Nuril Furkan, M.Pd, STKIP Taman Siswa BimaProf. Dr. Juraid, STKIP Taman Siswa Bima

Desain CoverAsriyadin, M.Pd.Si.

Alamat RedaksiRedaksi Jurnal Pendidikan MIPALPPM STKIP Taman Siswa BimaJln. Lintas Bima – Tente Palibelo. Tlp (0374) 42891Email: [email protected]

Jurnal Pendidikan MIPA STKIP Taman Siswa Bima, terbit 2 kali setahun dengan edisi Januari–Junidan Juli-Desember. Sebagai media informasi, pemikiran dan hasil penelitian yang berkaitan denganpendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam.

Page 3: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima ii

JURNAL PENDIDIKAN MIPAVolume 8 Nomor 2, Juli-Desember 2018p-ISSN: 2088-0294 | e-ISSN: 2621-9166

DAFTAR ISI

Penggunaan Lembar Kerja Siswa Berbasis Kontekstual dan Media Power Poin untukMeningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah DasarNegeri 2 TenteMariamah, Nurbaya, Syahraini

116-119

Pengembangan Perangkat Pembelajaran TIK Berbasis Macromedia Director di SMPNegeri 3 WohaNur Fitrianingsih

120-126

Pengaruh Pembelajaran Problem Solving Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematikapada Mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah BoneSirwanti

127-132

Studi Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Antara Pemberian Tugas dalam Kelas denganPekerjaan Rumah Pada Kelas VII di SMP Negeri 2 Kota BimaArif Rahman

133-133

Implementasi Media Laboratorium Virtual Pada Pendekatan Kooperatif TerhadapPeningkatan Kreativitas Fisika Mahasiswa STMIK Handayani MakassarUlfa Laela Rambega

137-141

Page 4: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 116

Penggunaan Lembar Kerja Siswa Berbasis Kontekstual dan Media Power Poinuntuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Motivasi Belajar Siswa di

Sekolah Dasar Negeri 2 Tente

Mariamah1, Nurbaya2, Syahraini3

1STKIP Taman Siswa Bima2,3SDN 2 Tente

[email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Penggunaan lembar kerja siswa berbasiskontekstual dan media power poin dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasibelajar siswa kelas IV di SD Negeri 2 Tente Tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalahpenelitian tindakan kelas dengan rancangan penelitian yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV di SDN 2 Tente. Instrumen yangdigunakan ada tiga yaitu instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dan lembarangket untuk mengukur motivasi belajar siswa dan lembar observasi aktivitas siswa dan guru.Berdasarkan data hasil penelitian yang dilaksanakan 2 siklus dengan total enam kali pertemuan padamateri pecahan senilai bahwa dengan menggunakan media power poin dan lembar kerja siswa berbasiskontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa serta meningkatkan motivasi belajar.Hal ini terlihat dari data siklus 1 yang hanya mencapai 61% ketuntasan secara klasikan untuk aspekkemampuan kemampuan berpikir kritis dan aspek motivasi belajar hanya rata-rata kategori sedang.Kemudian hasil penelitian di siklus II meningkat secara signifikan menjadi 91% aspek berpikir kritis,untuk aspek motivasi belajar menjadi kategori tinggi.

Kata kunci: LKS, power poin, kontekstuan, berpikir kritis, motivasi belajar

PENDAHULUANMatematika merupakan ilmu yang sangat

penting dan dibutuhkan dalam menyelesaikanmasalah dalam kehidupan sehari-hari, sehinggapelajaran matematika diberikan mulai tingkatsekolah dasar sampai diperguruan tinggi.Ironisnya, masih banyak ditemukan siswa yangtidak menyukai pelajaran matematika,menganggap pelajaran matematika sebagaipelajaran yang sulit dan membosankan. Halinilah yang perlu diatasi oleh berbagai pihakterutama guru sebagai pengajar dan pihaksekolah serta orang tua. Harapannya agar tujuanpembelajaran matematika tercapai dan dapatdipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.Permasalahan utama yang dihadapi oleh gurudalam mengajar matematika di SD Negeri 2Tente antara lain: 1) siswa belum semuanya aktifdalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, 2)masih ada siswa yang belum paham terhadapmateri yang disampaikan khusus materi pecahan,

3) kurangnya media pembelajaran yangdigunakan dalam mengajarkan materi pecahanyang bersifat kontekstual, 4) kemampuanberpikir kritis siwa masih rendah dilihat darikemampuan mengidentifikasi nilai dari pecahan,menulis bahasa matematika kurang jelas.

Untuk mengatasi berbagai masalah di atas,perlu dilakukan berbagai usahan kreatif dariguru, salah satu yang lakukan oleh adalahmerancang media yang dapat mempermudahsiswa untuk menguasai materi yang akandigunakan. Dalam penelitian ini ada dua mediayang digunakan yaitu LKS dan power poinberbasis kontekstual. LKS dirancang denganmenampilkan benda-benda kongkrit yang seringdilihat oleh siswa dalam kehidupan sehari,sehingga mempermudah siswa memahamikonsep pecahan, begitupun dengan power poinyang dibuat, siswa secara langsung dapat melihatbenda-benda yang bisa menjelaskan apa itupecahan. Menurut Johnson bahwa CTL is an

Page 5: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 117

educational process that aims to help students seemeaning in the academic material they are studying byconnecting academic subjects with the context of theirdaily lives, that is, with context of their personal,social, and cultural circumstance” (Johnson, ElaineB. 2014) dari definisi tersebut dapat diartikanbahwa, CTL adalah sebuah proses pendidikanyang bertujuan untuk membantu siswa melihatmakna dalam materi akademik yang merekapelajari dengan menghubungkan mata pelajaranakademik dengan konteks kehidupan sehari-harimereka, yaitu, dengan konteks keadaan pribadi,sosial dan budaya mereka. Pembelajarankontekstual dapat direalisasikan denganmengembangkan bahan ajar bentuk LembarKerja Siswa. LKS adalah panduan siswa yangdigunakan untuk melakukan kegiatanpenyidikan atau pemecahan masalah. LKS dapatberupa panduan untuk latihan pengembanganaspek kognitif maupun panduan untuk pengem-bangan semua aspek pembelajaran dalam bentukpanduan eksperimen dan demonstrasi Materipembelajaran berbasis kontekstual yangdituangkan dalam bahan ajar diharapkan dapatmembantu siswa untuk bernalar secara saintifik(Komalasari, Kokom., 2012). Pembelajarankontekstual adalah ajaran dan konsep belajaryang membantu guru untuk mengkorelasikanbahan mengajar dan situasi nyata siswa danmendorong siswa untuk membuat hubunganantara pengetahuan yang mereka miliki danpenerapannya dalam kehidupan mereka sebagaianggota keluarga, masyarakat dan warga negara”.Jadi LKS yang dikembangkan dalam penelitianini adalah LKS yang menampilkan benda-bendakongkrit yang ada disekitar siswa sehingga siswadapat menangkap materi pecahan dengan cepatdan tepat (Yulia. 2017)

METODE PENELITIANJenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian tindakan (action research). Penelitiantindakan dilakukan untuk meningkatkankemampuan berpikir kritis dan motivasi belajarMatematika dengan menggunakan power poindan LKS berbasis kontekstual. Rancangan dalampenelitian ini mengacu pada model spiral atausiklus Tujuan menggunakan model ini adalah

apabila pada awal pelaksanaan tindakanditemukan adanya kekurangan, maka tindakanperbaikan dapat dilakukan pada tindakanselanjutnya sampai pada target yang diinginkantercapai. Pada masing-masing siklus terdiri daritahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,observasi, dan refleksi (Borg & Gall, 2003). Jenisdata yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata kualitatif dan kuantitatif yaitu prestasi belajarsiswa. Sumber data penelitian ini adalah siswa.Adapun langkah-langkah pengumpulan data adalahdiambil dengan cara menggunakan tes akhir tiapsiklus setelah melaksanakan pembelajaran untukmelihat kemampuan berpikir kritis siswa danmotivasi belajar.

Instrumen pengumpulan data dalampenelitian ini berupa instrumen Tes berbentukesay untuk mengukur prestasi siswa sebagaivariabel dependen. Tes dilaksnakan pada tiapahir siklus. Test pada ahir siklus berbentuk soalesay. Sedangkan untuk mengukur motivasibelajar siswa menggunakan angket

Penelitian tindakan (action research) dalampenelitian ini adalah untuk mengetahuipeningkatan kemampuan berikir kritis dianalisisdengan mencari ketuntasannya baik secaraindividu maupun klasikal. ketuntasan individuberdasarkan pada kriteria ketuntasan minimal(KKM) kelas IV SDN Sangari tahun pelajaran2017/2018 yaitu 70. Adapun ketuntasan klasikaldihitung dengan ketuntasan klasikal sebagaiberikut.

Keterangan:KK : Ketuntasan KlasikalX : Jumlah siswa yang memperoleh nilai

KKMZ : Jumlah siswa yang ikut tes

Data motivasi belajar siswa yang diperolehdari data angket atau kuesioner (questionnaire)diasajikan dalam bentuk tabel, diagram yang diolah atau dihitung berdasarkan rumus berikut:

Msp =∑

KeteranganMs :Tingkat motivasi belajar siswa

:Skor masing – masing pernyataan perorang:banyaknya pernyataan

%100xZ

XKK

Page 6: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 118

Rata-rata motivasi belajar siswa keseluruhan

Ms =∑.

Ms :Tingkat motivasi belajar:Skor keseluruhan pernyataan:banyaknya pernyataan:banyakny siswa

Persentasi motivasi belajar siswa keseluruhanPersentasi motivasi belajar siswa dianalisis

dengan rumus persentil berikut

Ms = × 100%Tabel 1. Kategori Motivasi

Interval (%) Nilai Kategori86-100 A Sangat tinggi71-85 B tinggi56-70 C Sedang41-55 D Kurang tinggi≤ 40 E rendah

Setiap prilaku siswa dan guru pada penelitianini, penilaian keterlaksanaan dengan pilihana yadan tidak. Analisis menggunakan rumuspersentase: P = (indikator yang terlaksana/indikator keseluruhan) x 100%Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis datadiperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel. 2. Kemampuan berpikir kritis siswa

No ASPEKHASIL

SIKLUS IHASIL

SIKLUS II1 Kemampuan

berpikirkritis

Ketuntasanklasikal sebesar61%

Ketuntasanklasikal 91%

2 Motivasibelajar

Rata-ratasedang

Rata-rata tinggi

3 Aktifitasguru

Persentaseaktivitas 76%

Persentaseaktivitase100%

4 Aktivitassiswa

Persentaseaktivitas 82%

Persentaseaktivitas 100%

Dari data hasil tes baik disiklus I diperolehnilai ketuntasan klasikal sebesar 61% ataujumlah siswa yang tuntas hanya 14 orand danyang belum tuntas sebanyak 9 orang. Pada siklusII ketuntasan klasikan naik menjadi 91 % ataujumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 orang danyang belum tuntas sebanyak 4 orang. Dari hasiltes siklus II sudah memenuhi standar yaitumelebihi 85% siswa yang sudah tuntas secaraklasikal. Dari hasil pembagian angket motivasi

belajar siswa diperoleh hasil pada siklus I dengankategori sedang sedangkan pada siklus IImotivasi belajar siswa menjadi kategori tinggi.Dari hasil obeservasi aktivitas guru dan siswapada siklus I masih ada yang belum terlaksanadari keseluruhan aktivitas yang diamati. Padasiklus II dengan adanya perbaikan-perbaikanmenjadi 100% semua aktivitas muncul baikaktivitas siswa maupn aktivitas guru

PEMBAHASANBerdasarkan data hasil penelitian yang

dilaksaakan 2 siklus dengan total enam kalipertemuan pada materi pecahan senilai bahwadengan menggunakan media power poin danLKS berbasis kontekstual dapat meningkatkankemampuan berpikir kritis siswa sertameningkatkan motivasi belajar. Hal ini terlihatdari data siklus 1 yang hanya mencapai 61%ketuntasan secara klasikan untuk aspekkemampuan berpikir kritis dan aspek motivasibelajar hanya rata-rata kategori sedang.Kemudian hasil penelitian di siklus II meningkatsecara signifikan menjadi 91% untuk aspekkemampuan berpikir kritis dan motivasi belajarmenjadi kategori tinggi. Hasil penelitian inisesuai dengan pendapat Daryanto, bahwaPemanfaatan program aplikasi Microsoft PowerPoint, memiliki kemampuan yang sangat baikdalam menyajikan sebuah materi dan sudahbanyak di gunakan dalam dunia pendidikan.Penggunaan media ini hal yang menarikperhatian siswa (motivasi meningkat) dan dapatmeningkatkan pengetahuan siswa dalam hal inikemampuan berpikir kritis pada materi pecahan(Daryanto. 2013). LKS sebagai sumber belajardapat digunakan sebagai alternatif mediapembelajaran dan termasuk media cetak hasilpengembangan teknologi cetak yang berupabuku dan berisi materi visual (Isnaningsih.,2013). Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakansuatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisitugas yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. LKS dapatberupa panduan untuk latihan pengembanganaspek kognitif maupun panduan untukpengembangan semua aspek pembelajaran dalambentuk panduan eksperimen dan demonstrasi

Page 7: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 119

(Trianto. 2007). Penggunaan mediapembelajaran merupakan salah satu cara agarguru untuk mendorong siswa aktif dalam belajar.Motivasi ekstrinsik (dorongan dari luar yaitu dariguru) bukan berarti motivasi yang tidakdiperlukan dan tidak baik dalam pendidikan.Bagaimanapun juga seorang siswa yangmendapat motivasi dari luar pasti akanmelakukan aktivitas belajar. Dengan demikian,maka siswa tersebut akan mendapat manfaat darikegiatannya itu terlepas dari faktor yangmemotivasi dirinya untuk melakukan aktivitasbelajar (Alimuddin, 2009). Berpikir kritis perludimiliki oleh peserta didik saat ini. berpikir kritismerupakan salah satu strategi kognitif dalampemecahan masalah yang lebih kompleks danmenuntut pola yang lebih tinggi. Perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi yang begitupesat akan menyebabkan informasi yangditerima peserta didik semakin banyakragamnya, baik sumber maupun muataninformasinya. Oleh karena itu peserta didikdituntut memiliki kemampuan memilih danmemilah informasi yang baik dan benar se-hingga dapat memperkaya pemikirannya. Selainitu, peserta didik sebaiknya dibekali dengankemampuan berpikir yang memadai agar kelakmampu “bertindak” dalam mengembangkanbidang ilmu yang ditekuninya (Surya, 2015)

KESIMPULANAdapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1) Penggunaan media power poin dan lembarkerja siswa berbasis kontekstual dapatmeningkatkan kemampuan berpikir kritis siswakelas IV di SD Negeri 2 Tente tahun pelajaran2018/2019; 2) Penggunaan media power poindan lembar kerja siswa berbasis kontekstualdapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelasIV di SD Negeri 2 Tente tahun pelajaran2018/2019; 3) Penggunaan media power poindan lembar kerja siswa berbasis kontekstualdapat meningkatkan aktifitas siswa dan gurukelas IV di SD Negeri 2 Tente tahun pelajaran2018/2019.

DAFTAR PUSTAKAAlimuddin S Miru. 2009. Hubungan Antara

Motivasi Belajar Terhadap Prestasi BelajarMata Diklat Instalasi Listrik Siswa SMK Negeri3 Makassar. Jurnal Medtek, Volume 1,Nomor 1, April 2009

Borg & Gall,2003. Education Research. NewYork : Allyn and Bacon.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media.

Isnaningsih., 2013. “Penerapan Lembar KegiatanSiswa (LKS) Discovery BerorientasiKeterampilan Proses Sains UntukMeningkatkan Hasil Belajar IPA”, JurnalPendidikan IPA Indonesia, Vol. 2, No. 2: 136-141.

Johnson, Elaine B. 2014. CTL; ContextualTeaching and Learning. Bandung: MLC

Komalasari, Kokom., 2012. “The Living Values-Based Contextual Learning to Develop theStudents' Character”, Journal of SocialSciences, Vol. 8, No. 2: 246-251.

Surya, Muhammad. 2015. Strategi Kognitif DalamProses Pembelajaran.

Bandung: Alfabeta.Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif

Berorientasi Konstruktifistik.Prestasi Pustaka. Jakarta.Yulia Florenty Lamapaha . 2017. Pengembangan

Lembar Kerja Siswa Berbasis KontekstualBerorientasi Penalaran Saintifik. JurnalPendidikan Matematika dan Sains, V (1),2017, 58-68

Page 8: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 120

Pengembangan Perangkat Pembelajaran TIK Berbasis Macromedia Director diSMP Negeri 3 Woha

Nur FitrianingsihSTKIP Taman Siswa Bims

[email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran TIK berbasis macromediadirector yang valid, praktis, dan efektif pada pada pokok bahasan perangkat lunak pengolah angkauntuk siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Woha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenelitian Research and Development (R&D) dengan menggunakan model Four-D yang dikembangkanoleh Thiagarajan yang terdiri dari tiga tahapan yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), danpengembangan (develop), dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dankuesioner. Pada tahapan pendefinisian, dilakukan analisis batasan materi pembelajaran yang akandivisualisasikan. Pada tahapan perancangan bertujuan untuk merancang prototype perangkatpembelajaran. Untuk tahapan pengembangan, produk awal media pembelajaran diuji kelayakannyadengan cara divalidasi oleh ahli media dan ahli materi, perbaikan dilakukan setelah adanya masukandari para ahli. Ujicoba produk untuk menguji keefektifan dan kepraktisan. Media pembelajarandilakukan pada kelas VIII-10 SMP Negeri 3 Woha yang terdiri dari 3 orang siswa untuk ujicobaperorangan, 10 orang siswa untuk ujicoba kelompok kecil dan 20 orang siswa untuk ujicoba lapangan,pada setiap akhir ujicoba dilakukan revisi sesuai hasil penilaian subjek coba. Teknik analisis yangdigunakan adalah statistik deskriptif, dengan mengkategorikan setiap jawaban subjek coba.

Kata kunci:Macromedia Director, Pembelajaran TIK, Pengembangan Perangkat Pembelajaran.

PENDAHULUANPerkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) yang semakin pesat telahmembawa implikasi perubahan dalam duniapendidikan. Segala perubahan yang terjadidalam kehidupan masyarakat membuat duniapendidikan terus menyesuaikan diri, berubahsesuai dengan perkembangan zaman. Duniapendidikan sangat terkait dengan siswa sebagaipeserta didik yang merupakan subjek utamadalam pendidikan. Siswa harus dibekali denganpengetahuan, keterampilan, dan sikap yangmemungkinkannya untuk mandiri, sehinggadapat memberikan kontribusi yang bermanfaatbagi pembangunan bangsa dan negara.

Pendidikan adalah usaha sadar untukmenumbuhkembangkan potensi sumber dayamanusia melalui kegiatan pembelajaran. Dalamproses pembelajaran akan terjadi interaksi antarasiswa dan pendidik. Siswa adalah seseorang atausekelompok orang sebagai pencari, penerimapelajaran yang dibutuhkannya, sedangkan

pendidik adalah seseorang atau sekelompokorang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatanpembelajaran dan seperangkat peranan lainnyayang memungkinkan berlangsungnya kegiatanpembelajaran yang efektif. Kegiatanpembelajaran melibatkan beberapa komponen,yaitu siswa, guru (pendidik), tujuanpembelajaran, materi pelajaran, model danpendekatan serta metode pembelajaran, mediadan evaluasi.

Suatu proses pembelajaran dapat berjalanefektif bila seluruh komponen yang berpengaruhdalam proses belajar mengajar (PBM) salingmendukung dalam rangka mencapai tujuan.Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha yanginovatif dan kreatif untuk meningkatkan kualitaspembelajaran. Sebab di samping untukmencapai tujuan pembelajaran juga harusmemperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek dan karakteristik pembelajaran.

Sebagai salah satu komponen dalam prosespembelajaran, guru memiliki posisi yang

Page 9: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 121

menentukan keberhasilan pembelajaran, karenaguru merupakan ujung tombak yang secaralangsung berhubungan dengan siswa sebagaiobjek dan subjek belajar. Oleh karena itu,berkualitas atau tidaknya proses pembelajaransangat tergantung pada kemampuan danperilaku guru dalam pengelolaan pembelajaran.Dengan kata lain, guru merupakan faktorpenting yang dapat menentukan kualitaspembelajaran. Kualitas pembelajaran dapatdilihat dari dua sisi, yaitu sisi proses dan sisihasil belajar.

Proses pembelajaran sering terjadi masalahyang dihadapi siswa maupun guru sendiri. Salahsatu permasalahan yang dihadapi duniapendidikan kita adalah rendahnya kualitaspembelajaran dalam hal ini proses dan hasilbelajar yang dicapai siswa. Rendahnya kualitashasil belajar ditandai oleh pencapaian prestasibelajar yang belum memenuhi standarkompetensi seperti tuntutan kurikulum. Darisegi hasil belajar yang dicapai siswa dapat dilihatpada masa akhir tahun ajaran sekolah yangditunjukkan dengan rendahnya hasil nilai UjianAkhir Nasional (UAN).

Di sisi yang sama pada dasawarsa terakhir,bidang informasi dan telekomunikasi mengalamirevolusi. Teknologi tersebut telah mengubahcara hidup masyarakat dan berpengaruhterhadap beberapa aspek kehidupan. Matapelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasidipersiapkan untuk mengantisipasi dampakperkembangan teknologi khususnya bidanginformasi dan komunikasi dalam kehidupan kitasehari-hari. Mata pelajaran ini perlu dikenalkan,dipraktekkan dan dikuasi oleh siswa sedinimungkin agar siswa memiliki bekal untukmenyesuaikan penerapan teknologi informasidan komunikasi.

Hasil pengamatan ke beberapa sekolah untuktingkat SMP hampir semua sekolah sudahmemiliki laboratorium komputer, sayangnya initidak didukung oleh sumber daya manusia(SDM) guru yang memadai. Lulusan IlmuKomputer atau Teknik Informatika banyak, tapimereka tidak memiliki akta mengajar. Akhirnyakebanyakan dari guru TIK yang ada merupakanguru mata pelajaran bidang lain yang beralih

menjadi guru TIK. Diperlukan guru TIK yangmemiliki kemampuan mengajar sekaliguskemampuan di bidang Komputer.

Berdasarkan pengamatan nampak bahwa yangdiajarkan terfokus pada pengajaran komputerdengan perangkat lunak tertentu, sedangkanTIK sendiri menurut kurikulum 2004 bukanlahkomputer. Visi mata pelajaran TeknologiInformasi dan Komunikasi menurut kurikulumTIK 2004 yaitu agar siswa dapat menggunakanperangkat Teknologi Informasi dan Komunikasisecara tepat dan optimal untuk mendapatkandan memproses informasi dalam kegiatanbelajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehinggasiswa mampu berkreasi, mengembangkan sikapinisiatif, mengembangkan kemampuaneksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasidengan perkembangan yang baru. Berdasarkanvisi kurikulum TIK adalah untuk menciptakansiswa yang mampu mengatur diri dalambelajarnya.

Pelajaran TIK diperlukan peralatan yaitukomputer. Dari hasil pengamatan, kebanyakansiswa mampu mengoperasikan komputer karenamereka telah belajar komputer sejak SD. Siswalebih tertarik menerima pelajaran melaluipraktek (simulasi melalui media) dibandingkanteori karena mereka terbiasa belajar visual danaudiotorial. Mengubah metode pembelajaranyang digunakan guru, yang tadinyamenggunakan metode ceramah diganti denganmetode lain yang lebih mengaktifkan siswa(siswa yang mendominasi pembelajaran).

Kurikulum 2013/2014 terbaru saat initerdapat banyak perubahan mata pelajaran mulaidari tingkat SD sampai tingkat SMA. Salahsatunya adalah pada tingkat SMP dimana dulukurikulum sebelumnya terdapat 12 matapelajaran (mapel) disusutkan menjadi 10 matapelajaran (mapel) saja. Salah satu mata pelajaranyang ditiadakan dalam kurikulum ini adalahpelajaran teknologi informasi dan komunikasi(TIK). Menurut Kemdikbud Bapak MuhammadNuh, Mapel TIK di SMP akan ditiadakan. TIKakan menjadi media pembelajaran semua matapelajaran sehingga komputer tidak diajarkansecara terpisah. Hal ini akan membawaperubahan yang saat besar dikalangan guru.

Page 10: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 122

Tidak dapat dipungkiri saat ini, selain muridmasih banyak guru yang belum mampumenguasai TIK.

Adanya kurikulum 2013/2014 diharuskansemua guru khususnya pada tingkat SMP sudahdapat menguasai TIK, walaupun kurikulum inimasih dalam taraf sosialisasi dan akan yangdimulai awal tahun 2014 secara bertahap mulaidari kelas 1, 4, 7 dan 9. Dengan adannyakurikulum ini penulis tertarik membuatperangkat pembelajaran TIK yang bukan hanyadapat digunakan oleh siswa melainkan jugadapat digunakan guru sebagai multimedia dalammembantu guru untuk belajar menguasai TIK.

Berdasarkan latar belakang masalah yangdikemukakan diatas secara operasional masalahdalam artikel ini dirumuskan dalam bentukpertanyaan yaitu: “Bagaimana proses dan hasilpengembangan perangkat pembelajaran TIKberbasis macromedia director pada pokokbahasan penggunaan perangkat lunak pengolahangka yang berkualitas baik (valid, praktis danefektif) siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Woha?”Sedangkan tujuannya adalah untukmenghasilkan suatu perangkat pembelajaran TIKberbasis macromedia director yang valid, praktis,dan efektif pada pada pokok bahasan perangkatlunak pengolah angka untuk siswa kelas VIIISMP Negeri 3 Woha.

Untuk menghasilkan perangkat pembelajaranyang baik, perlu ditempuh suatu prosedurtertentu, yakni mengacu pada modelpengembangan sistem pembelajaran ataumengacu pada model pengembangan perangkatpembelajaran. Menurut Twelker (Mudhofir,1990:33) bahwa yang dimaksud denganpengembangan sistem pembelajaran adalahsuatu cara yang sistematis dalammengidentifikasi, mengembangkan danmengevaluasi seperangkat materi dan strategiyang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.Sedangkan menurut Butler (Alhadad, 2002: 22)menyatakan bahwa pengembangan sistempembelajaran pada hakekatnya terdiri atas empatfase, yaitu: (1) menetapkan tujuan sistem, (2)mengembangkan desain tahap awal, (3)mengembangkan, mengetes dan merevisi sistem,serta (4) melaksanakan sistem yang teruji.

Perangkat pembelajaran adalah sekumpulansumber belajar yang memungkinkan siswa danguru melakukan kegiatan pembelajaran. Ibrahim(2002:3) menyatakan bahwa ibarat pasukan yangakan berperang memerlukan logistik, seorangguru yang akan “bertempur” di dalam kelas punmemerlukan sejumlah piranti/perangkatpembelajaran yang akan membantu danmemudahkan proses mengajar belajarnya danmemberikan pengalaman kepada siswa dalamrangka mencapai tujuan yang sudah ditentukan.Perumpamaan di atas memberikan gambarantentang pentingnya perangkat pembelajaran bagiguru dalam mengelola pembelajaran.Sehubungan dengan hal tersebut Usman (2001:24) menyatakan perangkat pembelajaranmerupakan prasyarat bagi terjadinya interaksibelajar mengajar yang optimal. Jadi jelas bahwaperangkat pembelajaran akan mempengaruhikeberhasilan proses pembelajaran di kelas. Olehsebab itu perangkat pembelajaran mutlakdiperlukan oleh seorang guru dalam mengelolapembelajaran.

Macromedia Director MX 2004 atau lebihdikenal dengan nama Director MX 2004 adalahprogram canggih untuk membuat presentasimultimedia interaktif. Director MX 2004 jugabanyak digunakan untuk membuat animasi,game, video tutorial interaktif dan berbagaiaplikasi multimedia lainnya yang dapatdidistribusikan melalui Compact Disc (CD),Digital Video Disc (DVD), dan Internet.Macromedia Director MX 2004 merupakansebuah program untuk membantu anda dalammembuar animasi atau multimedia yanginteraktif. Macromedia Director MX 2004memiliki fasilitas pengaturan untuk membuatsuatu animasi per frame dan animasi tigadimensi (Hendi Hendratman, 2011).

METODE PENELITIANModel pengembangan yang digunakan dalam

perangkat pembelajaran adalah menggunakanmodel four-D (Thiagarajan, Semmel danSemmel,1974) dengan tahapan define, design,develop, dan disseminate atau diadaptasikanmenjadi Model 4-P, yaitu Pendefinisian,

Page 11: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 123

Perencanaan, Pengembangan, dan Penyebaran(Ibrahim,2003).

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMPNegeri 3 Woha Kabupaten Bima Propinsi NusaTenggara Barat Tahun ajaran 2016/2017semester II, dengan objek uji coba dalampenelitian ini adalah perangkat pembelajaranTIK berbasis macromedia director pokokbahasan perangkat lunak pengolah angka,sedangkan subjek uji coba adalah siswa KelasVIII.10 sebanyak 20 orang (laki-laki 10 orang,perempuan 10 orang).

Jenis data yang dikumpulkan berupa datakualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari dataprimer dan data sekunder. Data kualitatifdiperoleh melalui teknik pengumpulan dataseperti wawancara, analisis dokumen, diskusiterfokus, atau observasi yang telah di tuangkandalam catatan lapangan. Bentuk lain datakualitatif adalah gambar yang diperoleh melaluipemotretan atau video. Data kuantitatifmerupakan data berbentuk angka-angka baiksecara langsung dari hasil penelitian maupunhasil pengolahan data kualitatif menjadi datakuantitatif. Sedangkan data sekunder yangbersifat kualitatif dan kuantitatif diperoleh dariartikel, buku-buku, dan dokumen yangberhubungan dengan penelitian pengembanganmedia pembelajaran.

Tabel 1. Jenis data dan sumber dataNo Jenis data Sumber data Ket1 Penilaian

MediaAhli media 1

Orang2 Penilaian

MateriAhli materi 1

Orang3 Uji coba

kelompok kecilSiswa kelompok kecil 10

Orang4 Uji coba

lapanganSiswa kelompokdiperluas

20Orang

5 Aspek aplikasi Siswa kelompokdiperluas

6 Aspektampilan

Siswa kelompokdiperluas

7 Aspek isi Siswa kelompokdiperluas

8 Aspek materi Siswa kelompokdiperluas

9 Keefektifan Siswa kelompokdiperluas

10 Kepraktisan Siswa kelompokdiperluas

Instrumen Pengumpulan DataInstrumen penelitian yang digunakan untuk

mengembangkan perangkat pembelajaran TIKberbasis Macromedia Director ini adalah sebagaiberikut:1) Wawancara, digunakan untuk melengkapi

informasi yang diperoleh dari kuesioner yangdiisi oleh penilai, dalam hal ini ahli media,dan ahli materi. Wawancara jugadimungkinkan dilakukan terhadap siswa danguru mata pelajaran TIK atau kelompok siswadan guru uji coba media pembelajaran, untukmelengkapi angket yang mereka isi sertamemperoleh saran perbaikan dan ataukelayakan produk dari ahli, guru dan siswayang terlibat selama proses penelitianpengembangan produk.

2) Observasi, digunakan langsung oleh penelitiuntuk melihat bagaimana respon siswaterhadap media perangkat pembelajaran TIKberbasis Macromedia Director yangdikembangkan. Pedoman observasi aktifitasguru digunakan untuk menilai guru dalammenerapkan pengembangan perangkatpembelajaran yang dikembangkan. Pedomanobservasi aktifitas siswa digunakan untukmengamati aktifitas siswa selama kegiatanpembelajaran berlangsung. Observasi aktifitasguru dilakukan oleh siswa dengan caramengisi lembar observasi setelahpembelajaran selesai. Sedangkan observasisiswa dilakukan secara langsung saatpembelajaran berlangsung oleh guru observer.Hal ini dilakukan untuk melihat keefektifanproduk yang dikembangkan.

3) Dokumentasi, untuk memperoleh datasekunder berupa data-data SMP Negeri 1Pallangga yang telah ada sebelumnyadilakukan oleh penelitian misalnya dokumenkurikulum/SKKD perangkat lunak pengolahangka.

4) Kuesioner, untuk menjaring data validasi dariahli materi dan ahli media, kuesioner evaluasisiswa pada uji coba awal, uji coba kelompokkecil dan uji coba kelompok diperluas. Padadasarnya kuesioner juga menjaring tanggapanpengguna mengenai media pembelajaran yangdikembangkan dengan melihat aspek aplikasi,

Page 12: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 124

tampilan, isi dan materi untuk melihatkevalidan produk. Disamping itu menjaringjuga tanggapan pengguna mengenaikeefektifan penggunaan media pembelajaran.

Kisi-Kisi InstrumenKisi-kisi ini dikembangkan dengan indikator-

indikator yang disesuaikan dengan analisiskebutuhan di lapangan. Instrumen masing-masing terbagi untuk validasi ahli yang terdiridari instrumen untuk ahli media (aplikasi dantampilan) dan intrumen ahli materi (content/isidan makna dalam penyampaian gambar, vidio,dan audio) serta instrumen yang digunakan olehguru dan siswa dalam mengevaluasi produk yangberasal dari turunan instrumen dari ahli materidan media.Teknik Analisis Data1) Analisis Data Kevalidan

Kategori validitas setiap aspek ataukeseluruhan aspek yang dinilai diterapkanberdasarkan kriteria pengkategorian kualitasperangkat dan media yang diadaptasi daripengkategorian menurut Saifuddin Azwar(2009:72) sebagai berikut

Tabel 2. Kategori ValiditasNo Interval Kategori1 3,5 < M< 4,0 Sangat valid2 2,5 < M< 3,5 Valid3 1,5 < M< 2,5 Cukup valid4 1,0 < M< 1,5 Tidak valid

2) Analisis Data Respon Guru dan SiswaData yang diperoleh dari pemberian

angket/kuesioner dianalisis denganmenentukan banyaknya siswa yangmemberikan jawaban bernilai respon positifdan negatif untuk setiap kategori yangditanyakan dalam angket. Setelah data responsiswa dan guru diperoleh maka selanjutnyadianalisis dengan data statistik deskriptifdengan skor rata-rata. Dari hasil persentaseyang diperoleh kemudian dicocokkan dengankriteria telah ditetapkan.

Kriteria yang ditetapkan untukmengatakan bahwa para siswa memilikirespon positif terhadap media pembelajaranadalah lebih dari 50 persen dari merekamemberi respon positif terhadap minimal 70persen jumlah aspek yang ditanyakan

(Nurdin, 2007). Respon siswa dan gurudianggap positif apabila memberikantanggapan sangat setuju atau setuju begitupunsebaliknya respon siswa dianggap negatifapabila memberikan tanggapan kurang setujuatau tidak setuju.

Untuk menganalisis respon/tanggapansiswa terhadap aspek aplikasi, aspek tampilan,aspen content/isi, dan aspek materi jaringankomputer dari produk media pembelajarandiginakan kategorisasi yang dihitungberdasarkan kurva normal dengan kriteriasebagai berikut:

Tabel 3. Kategori respon siswaNo Interval Kategori1 3,5 < M < 4,0 Sangat setuju2 2,5 < M < 3,5 Setuju3 1,5 < M < 2,5 Kurang setuju4 1,0 < M < 1,5 Tidak setuju

3) Analisis Data Aktivitas GuruData tentang aktivitas guru dalam proses

pembelajaran diperoleh denganmenggunakan statistik deskriptif dengan skorrata-rata dari pengamat. Dari hasilpengamatan observer ditentukan nilaikegiatan guru (KG) dalam mengelolapembelajaran menggunakan produkpengembangan perangkat pembelajaran TIKberbasis macromedia director. Selanjutnyanilai KG ini dikonfirmasikan dengan intervalpenentuan kategori kemampuan guru dalamproses pembelajaran yang diadaptasi dariSaifuddin Azwar (2009) sebagai berikut:

Tabel 4. Kategori Aktifitas GuruNo Interval Kategori1 3,5 < KG < 4,0 Sangat baik2 2,5 < KG < 3,5 Baik3 1,5 < KG < 2,5 Cukup baik4 1,0 < KG < 1,5 Kurang baik

Analisis Data Aktifitas SiswaData tentang aktifitas siswa dalam proses

pembelajaran diperoleh dari hasilpengamatan pada tiap kali pertemuan ujicoba produk media pembelajaran (uji cobaawal, terbatas/kelompok kecil, diperluas) yangdianalisis menggunakan statistik deskriptifdengan skor rata-rata (M) pengamat.Selanjutnya nilai aktivitas siswa ini

Page 13: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 125

dikonfirmasikan dengan interval penentuankategori aktivitas siswa dalam prosespembelajaran yang diadaptasi dari SaifuddinAzwar (2009) sebagai berikut:

Tabel 5. Kategori aktivitas siswaNo Interval Kategori1 3,5 < M < 4,0 Sangat baik2 2,5 < M < 3,5 Baik3 1,5 < M < 2,5 Cukup baik4 1,0 < M < 1,5 Kurang baik

4) Analisis Data KeefektifanKeefektifan media pembelajaran yang

sedang dikembangkan dapat ditentukandengan memperhatikan data hasil analisisrespon siswa dan guru, aktifitas guru, dan teshasil belajar siswa. Suatu media dapatdikatakan efektif apabila respon siswa danguru positif dalam artian minimal kategorisetuju, dan untuk aktifitas guru minimalkategori baik, sedangkan untuk tes hasilbelajar siswa dianalisis dengan menggunakanpersentase skor yang benar dari seluruh butirsoal yang diberikan.

Penentuan keefektifan mediapembelajaran didasarkan pada kriteria nilaitertentu yaitu dengan membandingkantingkat penguasaan siswa terhadap materiyang diberikan sebelum menggunakan mediapembelajaran interaktif yaitu dengan dasarKKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yangtelah ditentukan pada standar kompetensimenggunakan perangkat lunak pengolahangka. Apabila secara keseluruhan 80 persenatau lebih nilai yang diperoleh siswa setelahmenggunakan media pembelajaran interaktifsama atau lebih tinggi dari KKM maka mediatersebut layak dikategorikan efektif.

HASIL DAN PEMBAHASANPada hasil penelitian yang meliputi empat

hal, yaitu: pertama ketercapaian tujuanpenelitian, Ketercapaian tujuan penelitianmeliputi:a) Kevalidan. Berdasarkan hasil penelitian

mengenai uji kevalidan, dapat disimpulkanbahwa prototipe media perangkatpembelajaran tik berbasis macromediadirector secara keseluruhan telah memenuhi

kriteria kevalidan. Adapun paparan hasilpenilaian validator dan uji coba produksebagai berikut: berdasarkan analisis penilaianoleh dua validator, diperoleh bahwa padapenilaian media dan materi yang terdapatpada media pembelajaran tik berbasismacromedia director diperoleh hasil validuntuk setiap pernyataan yang diberikan, baikpada aspek aplikasi, aspek tampilan, aspekcontent/isi.

b) Kepraktisan. Secara teoritis, hasil penilaianahli dan praktisi terhadap media perangkatpembelajaran TIK berbasis macromediadirector menyatakan bahwa media perangkatlayak di gunakan dalam pembelajaran.Sedangkan secara empirik, berdasarkan hasilpengamatan terhadap perangkatpembelajaran oleh dua observer menyatakanbahwa media perangkat pembelajaran TIKberbasis macromedia director terlaksanadengan baik pada saat uji coba. Berdasarkanhasil penilaian pengamat, maka perangkatpembelajaran telah memenuhi kriteriakepraktisan.

c) Keefektifan. Kriteria keefektifan perangkatpembelajaran yang meliputi: tes hasil belajar,kemampuan guru mengelola pembelajaran,aktivitas siswa, respons siswa dan responsguru. Kriteria yang harus dipenuhi sehinggasuatu perangkat pembelajaran dikatakanefektif adalah 3 dari 5 kriteria tersebut harusterpenuhi, tetapi indikator 1 harus terpenuhidan pada hasil penelitian ini semua indikatortersebut terpenuhi dan telah dilaksanakanpada uji coba lapangan.Kedua: kendala-kendala yang ditemui.

Kendala yang dihadapi dalam pengembanganmedia perangkat pembelajaran TIK berbasismacromedia director ini terkait masalah softwarebawaan dari macromedia director. Untukmenjalankan program ini dibutuhkan spesifikasikomputer minimum Pentium IV, RAM 128 MBdan LCD 14” sehingga siswa yang memilikinotebook kecil dengan spesifikasi yang keciltidak dapat menjalankan media ini dinotebooknya.

Ketiga: kelemahan-kelemahan penelitian.Adapun kelemahan-kelemahan dalam penelitian

Page 14: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 126

antara lain: Ujicoba lapangan hanya dilakukanpada satu kelas saja yaitu di Kelas VIII-10 SMPNegeri 1 Pallangga. Pada lembar aktivitas siswa,pengumpulan data dilakukan oleh satu observer,siswa yang dipilih untuk diamati aktivitasnyaadalah hanya 20 orang siswa saja, jelas data yangdiperoleh bersifat bias, karena tidak semua siswateramati. Perangkat yang dikembangkan terbataspada standar kompetensi penggunaan perangkatlunak pengolah angka saja

KESIMPULAN1) Proses pengembangan TIK berbasis

macromedia director di SMP melalui tahappendefinisian (define) dan perancangan(design) menghasilkan draf awal perangkatTIK berbasis macromedia director. Kemudiantahap pengembangan (develop) yang berfokuspada aspek aplikasi, aspek tampilan, aspekcontent/isi dan aspek materi yangmenghasilkan prototype perangkatpembelajaran TIK berbasis macromediadirector yang valid, praktis, dan efektif.

2) Berdasarkan analisis deskriptif diperolehbahwa perangkat pembelajaran TIK berbasismacromedia director praktis untukmengajarkan pokok bahasan penggunaanperangkat lunak pengolah angka. Hal iniditunjukkan syarat-syarat kepraktisanpembelajaran telah terpenuhi, yaitu:keterlaksanaan media perangkat danketuntasan belajar secara klasikal tercapai.

3) Produk perangkat pembelajaran yangdihasilkan efektif digunakan dalampembelajaran yang sebenarnya. Hal inidibuktikan dari beberapa indikatorkeefektifan berada pada kategori baik. (a)penilaian ahli media dengan kategori sangatbaik, dan penilaian ahli materi dengankategori sangat baik, (b) penilaianpengguna/respon siswa dengan kategorisangat baik, (c) aktifitas guru dengan kategorisangat baik, dan (d) aktivitas siswa dengankategori sangat baik. Dengan demikianproduk media pembelajaran telah terujikeefektifannya.

DAFTAR PUSTAKAArsyad, Azhar. 2002. Media pembelajaran.

Jakarta: Kriya Pustaka.Budinigsih, Asri. 2004. Belajar dan

Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta.Candra. 2005. Lingo Director MX 2004.

Palembang: Maxicom.Eggen, P.D & Kauchak, D.P. 1988. Strategies for

Teacher: Teacher Content and ThinkingSkils. New Jersey: Prentice Hall.

Hendi Hendratman & Robby. 2011. The Magicof Macromedia Director. Bandung:Informatika Bandung.

Ibrahim, Muslimin. 2002. PengembanganPerangkat Pembelajaran. Jakarta: DirektoratPendidikan Lanjutan Pertama. Depdiknas.

Kemp, J. E. 1994. Proses PerancanganPengajaran. Terjemahan. Asril Marjohan.Bandung: ITB.

Khabibah. 2006. Pengembangan ModelPembelajaran Matematika Dengan SoalTerbuka Untuk Meniingkatkan KreativitasSiswa Sekolah Dasar. Disertasi tidakditerbitkan. Surabaya: PPs UNESA.

Mudhofir. 1987. Teknologi Instruksional.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyanta, St & Marlon Leong. 2009. TurorialMembangun Multimedia Interaktif MediaPembelajaran, Kolaborasi MacromediaDirector MX, Macromedia Firework, SwishMax. Yogyakarta: Universitas Atma JayaYogyakarta.

Rusman, Deni Kurniawan & Cepi Riyana. 2011.Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasidan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers

Slavin, Robert. 2008. Psikologi Pendidikan Teoridan Praktek. Jakarta: Indeks

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Thiagarajan, S. Semmel, DS. Semmel, M. 1974.Instructional Development for TrainingTeachers of Exceptional Children. A SourseBook. Blomington: Central for Innovationon Teaching the Handicapped.

Page 15: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 127

Pengaruh Pembelajaran Problem Solving Terhadap Kemampuan KomunikasiMatematika pada Mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Bone

SirwantiSTKIP Muhammadiyah Bone

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran problem solving terhadap kemampuankomunikasi matematika mahasiswa pendidikan matematika. Jenis penelitian ini adalah eksperimensemu (quasi experiment). Adapun desain yang digunakan adalah pretest-posttest nonequivalent comparison-group design. Lokasi penelitian di program studi pendidikan matematika STKIP Muhammadiyah Boneselama 1 tahun di Tahun akademik 2017/2018. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian iniadalah mahasiswa pendidikan matematika yang program mata kuliah Analisis Real yakni sebanyak 31orang. Adapun hasil penelitian yang di uji dengan menggunakan paired sampel test nilai t sebesar 6,984dengan nilai sig. 0,000 < 0,05 dengan bantuan SPSS 22.0 for windows. Berdasarkan hasil tersebut dapatdisimpulkan bahwa ada perubahan dari pretest ke posttest dari kedua data tersebut. Artinya pembelajaranproblem solving pengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi matematik mahasiswa program studipendidikan matematika pada mata kuliah Analisis Real.

Kata kunci: pembelajaran problem solving, kemampuan komunikasi matematika

PENDAHULUANPeningkatan kualitas sumber daya manusia

tidak lepas dari usaha pemerintah salah satunyayakni dengan perbaikan kurikulum. Peningkatanatau perbaikan kualitas manusia indonesiadimulai dari kehidupan sekolah. Adanyaperubahan pola mengajar dosen dikelas makaakan mendukung adanya prubahan pengetahuanmanusia. Perubahan kurikulum yang dilakukanpemerintah diharapkan mampu menjawabtantangan global dunia pendidikan serta mampubersaing di mancanegara. Perkembangan duniaglobal sekarang ini identik denganperkembangan teknologi yang memudahkansemua pihak dalam mengakses informasi. Olehsebab itu, siswa dituntut untuk memilikikemampuan mencari dan mengolahpengetahuan matematika sendiri sehinggamampu memiliki daya saing.

Perubahan kurikulum dari kurikulum 2006ke kurikulum 2013 yang dilakukan olehpemerintah semata-mata untuk meningkatkankualitas pendidikan. Kurikulum 2013menghendaki proses pembelajaran matematikamencakup pengembangan ranah sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Sikap

diperoleh melalui aktivitas menerima,menjalankan, menghargai, menghayati, danmengamalkan. Pengetahuan diperoleh melaluiaktivitas mengingat, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, mncoba, menalar,menyaji dan mencipta (Permendikbud Nomor65, 2013).

Perubahan kurikulum juga diharapkan dapatmemberikan alternatif pemecahan masalah yangbaik untuk meningkatkan hasil belajarmatematika siswa di Indonesia. Prestasi belajarmatematika siswa di negara kita masih dalamkategori rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasilsurvey dari Programme for International StudentsAssesment (PISA) tahun 2012, Indonesiamemiliki skor rata-rata 368 dari rata-ratakeseluruhan 494 dan berada pada peringkat ke-64 dari 65 Negara (OECD, 2014, p.5). PISAadalah suatu lembaga yang memeriksabagaimana anak berumur 15 memperhitungkanapa yang telah mereka pelajari danmengapikasikan pengetahuan tersebut adalahdalam kondisi yang tidak biasa, baik di sekolahmaupun di luar sekolah. Hal tersebutmerefleksikan fakta pendangan masyarakatmodern yang tidak hanya melihat individu

Page 16: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 128

tentang apa yang mereka ketahui akan tetapijuga apa yang bisa mereka lakukan denganpengetahuannya (OECD, 2014, p.3). Serta hasilsurvey Trends in International Mathematics andScience Study (TIMSS) bahwa Indonesia jugamasih memiliki peringkat yang kurangmenggembirakan.

Sedangkan hasil belajar matematikamahasiswa masih kurang dibandingkan denganprogram studi lain. Hal ini dapat dilihat daridata IPK mahasiswa khusus pada mata kuliahanalisis real dua tahun terakhir adalah sebagaiberikut:

Tabel 1. Data IPK mahasiswa khusus pada matakuliah analisis real dua tahun terakhir

No Matakuliah

Rata-rata nilai pada tahun akademik2017/2018 ganjil 2016/2017 ganjil

1Analisis

Real72,25 56,64

*Sumber : Prodi Pendidikan MatematikaBerdasarkan tabel di atas nilai rata-rata

analisis real pada semester ganjil 2016/2017 dan2017/2018 berturut-turut sebesar 56,64 dan72,25. Nilai rata-rata tersebut masih perluditingkatkan.

Begitu pula kemampuan komunikasimatematika yang dimiliki mahasiswa terhadapmateri analisis real pada tahun akademik2017/2018 di semester ganjil masih berada padakategori sedang (Sardin, 2015). Hal ini tentunyamempengaruhi banyak hal, kendala salahsatunya adalah metode pembelajaran yangditerapkan masih menggunakan teacher center .mahasiswa hanya sebagai pendengar apa yangdisampaikan oleh dosennya.

Rendahnya hasil belajar mahasiswa tidaklepas dari rendahnya kemampuan komunikasimatematis mahasiswa. Peningkatan pengetahuanmatematika mahasiswa dalam menyelesaikanmasalah matematika NCTM (2000) menetapkanada “five standards address the process of problemsolving , reasoning and proof, connections,communication, and representation”. Kemampuankomunikasi matematis menjadi salah satu halpenting untuk menguasai matematika. Namunkenyataan yang terjadi di lapangan kemampuankomunikasi matematis mahasiswa masihmenjadi hal yang tabu. Hal ini dapat dilihat darikurangnya kesadaran mahasiswa dalam

menyelesaikan permasalahan yang diberikandosen terhadap pentingnya prosedurpenyelesaian. Mahasiswa kurang memperhatikangrafik, simbol, angka, tanda plus atau minusdalam menyelesaikan soal matematika. Merekahanya cenderung cepat selesai dalam prosespengerjaan tugasnya serta kurangmemperhatikan algoritma dalam menyelesaikanmasalah matematika.

Permasalahan di atas sejalan yang dijelaskanoleh Walle, Karp & Williams (2013) “ symbolismin mathematics, along with visual aids such as chartsand graphs, should be understood by students as waysof communicating mathematical ideas to others”.Maksud dari penyataan tersebut bahwa simbolbersama dengan alat peraga seperti grafik danbagan harus dapat dipahami siswa sebagai carauntuk mengkomunikasikan ide-ide dalammatematika kepada orang lain.

Dosen memegang peranan yang sangatpenting dalam meningkatkan hasil belajarmatematika mahasiswa dengan menerapkanpmebelajaran yang efektif. Salah satunya denganmengikutsertakan mahasiswa beperan aktif didalam proses pembelajaran. Menurut Jacobsen& Kauchak (2009) bahwa peran guru yangmengatur kelas mereka secara efektif padaakhirnya dapat mencapai dua hasil pentingyakni; a) prestasi siswa yang meningkat, dan b)motivasi siswa yang bertambah.

Melihat kondisi di atas maka penelitimenawarkan salah satu solusi gunameningkatkan kemampuan komunikasimatematis mahasiswa. Salah satunya yaknidengan menerapkan metode pembelajaran yangdapat mengaktifkan kegiatan belajar mahasiswa.Metode pembelajaran yang dimaksud adalahmetode pembelajaran problem solving. Metodepembelajaran problem solving Menurut Bell (1981,p.310) merumuskan pemecahan masalah secaraumum sebagai jalan keluar dari situasi dimanadipandang sebagai masalah oleh seseorang yangmenyelesaikan. Sejalan dengan itu Halonen &Santrock (1999, p.230) mengatakan “problemsolving is an attempt to find an appropriate way ofattaining a goal when the goal is not readly available”yang berarti pemecahan masalah adalah suatuusaha untuk menemukan jalan keluar yang tepat

Page 17: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 129

dalam mencapai tujuan ketika tujuannya belumsiap didapatkan.

Menurut Mayer (Kirkley,2003) mengatakan“problem solving as a multiple step process where theproblem solver must find relationships between pastexperiences (schema) and the problem at hand andthen act upon a solution”. Artinya bahwapemecahan masalah sebagai proses yang terdiridari beberapa langkah dimana orang yangmemecahkan masalah harus menemukanhubungan antara pengalaman yang lalu denganmasalah yang sedang di tangani kemudianbertindak untuk menemukan solusi. Kondisiseperti ini ingin mengubah kegiatan belajarmengajar yang teacher oriented menjadi studentoriented dimana, siswa aktif mencari informasibaru. Hal ini sependapat dengan Van DeWalle (2008, p.24) menyatakan bahwa anakharus berfikir aktif untuk dapat belajar, di dalamkelas anak-anak harus didorong untuk bergulatdengan ide baru, mencari koneksi antar ide, danmenganalisa idenya sendiri maupun idetemannya. Dalam mengaplikasikan semua ideyang dimiliki membutuhkan kemampuankomunikasi matematika yang baik.

Berdasarkan uraian di atas peneliti perlumengadakan penelitian yang berjudul:“Pengaruh pembelajaran problem solving terhadapkemampuan komunikasi matematika padamahasiswa program studi pendidikanmatematika”.

METODE PENELITIANJenis penelitian ini adalah eksperimen semu

(quasi experiment), karena tidak semua variabelyang di eksperimenkan dapat diatur denganketat, mengingat kemampuan komunikasimatematika mahasiswa dapat dipengaruhi olehbanyak faktor.

Adapun desain yang digunakan adalahpretest- posttest nonequivalent comparison-groupdesign. Kelompok (group) akan diberikanperlakuan dengan pembelajaran problem solving.Selanjutnya, kelas pada desain penelitiandiberikan tes sebelum perlakuan dan setelahperlakuan. Adapun tes tersebut berisiinstrument untuk mengukur kemampuankomunikasi matematika mahasiswa.

Lokasi PenelitianPenelitian ini akan dilaksanakan di STKIP

Muhammadiyah Bone Program StudiPendidikan Matematika pada semester genap.Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalampenelitian ini adalah mahasiswa pendidikanmatematika yang program mata kuliah workshopsebanyak 31 orang.Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua variabel dengansatu variabel terikat (dependent variable) yaknikemampuan komunikasi matematika mahasiswadan satu variabel bebas (independent variable)yakni pendekatan pembelajaran problem solving.

Variabel-variabel tersebut dijelaskan di bawahini untuk mengantisipasi kesalahan persepsi. 1)Pembelajaran problem solving merupakanpembelajaran yang berbasis masalah yangdidesain oleh guru, sehingga dengan masalahyang diberikan siswa berusaha untuk dapatmenggunakan segala kemampuan yang dimilikiuntuk dapat keluar dari masalah yang dihadapi.2) Kemampuan komunikasi matematikamahasiswa adalah mahasiswa mampu menulis(merinci) apa saja yang diketahui dari soal,mampu membuat simbol sesuai denganpemaparan informasi dari soal, mampumenggambar grafik berdasarkan soal, mampumenyajikan ide matematika dalammenyelesaikan soal.Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalampenelitian ini melalui beberapa tahapan. Adapuntahapannya adalah a) Menyusun instrumenpenelitian, b) Memberikan tes sebelumperlakuan, c) Melakukan pembelajaran, d)Memberikan tes setelah perlakuan, e) analisisdata.Instrumen Pengumpulan DataInstrumen Tes

Instrumen tes yang digunkan untukmengetahui peningkatan kemampuankomunikasi matematika mahasiswa denganmenggunkan problem solving , dimana soal dibuatdalam bentuk uraian untuk mengetahuibagaimana mahasiswa menyelesaikanpermasalahan matematika. Tes ini digunakan

Page 18: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 130

untuk mengukur kemampuan komunikasimatematika mahasiswa. Adapun materi tes yangdipilih untuk penelitian ini sesuai denganrincian Standar Kompetensi (SK) danKompetensi Dasar (KD) yang ada dalamkurikulum.Lembar observasi Aktivitas Pembelajaran

Lembar observasi aktivitas siswa inidigunakan untuk mengamati/mengetahui sejauhmana pembelajaran dengan menggunakan modelpembelajaran problem solving. Berikut inimerupakan kisi-kisi aktivitas guru dan siswadalam mengikuti pembelajaran dengan modelpembelajaran problem solving yang sesuai denganlangkah-langkah pembelajaran problem solvingpada kajian teori.Validitas Instrumen

Bukti validitas instrumen yang diperlukandalam penelitian ini adalah validitas isi (contentvalidity). Untuk memperoleh bukti validitas isiterdiri face validity dan logical validity. Face validitydilakukan dengan cara meminta pertimbanganorang ahli (expert judgment) dan untuk memenuhilogical validity diperlukan tabel kisi-kisi atauindikator terhadap domain yang diukur (Allen& Yen, 1979).Realibilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen tes dilakukan untukmelihat tingkat keajegan instrumen yangdigunakan. Estimasi reliabilitas dilakukanterhadap hasil ujicoba instrumen. Untukmengestimasi reliabilitas instrumen dalampenelitian ini dilakukan dengan cara mencarikoefisien reliabilitas untuk pretest dan posttestyang berbentuk uraian dengan menggunakanrumus koefisien alpha ( ). Adapun rumusyang digunakan adalah sebagai berikut := − 1 1 − ∑Keterangan :N =Banyaknya komponen (Banyaknya Item)

=varian skor tiap tiap item=varian total. ( Allen & Yen,1979)

Sebagaimanaa yang dikemukakan Nunnally(Ghozali, 2011) , bahwa suatu konstruk atauvariabel dikatakan reliabel jika nilai CronbachAlpha > 0,70.

Teknik Analisis DataData penelitian yang dianalisis adalah data

tes kemampuan komunikasi matematikamahasiswa sebelum (pretest) dan setelahdiberikan perlakuan (posttest). Data sebelumperlakuan digunakan untuk mengetahuigambaran awal mahasiswa. Data tes setelahperlakuan digunakan untuk mendeskripsikanpengaruh pendekatan pembelajaran problemsolving terhadap kemampuan komunikasimatematika mahasiswa pendidikan matematika.Pembelajaran dikatakan berpengaruh jikamemberikan nilai rata-rata sebelum dan sesudahperlakuan memberikan nilai berbeda secarasignifikan. Secara statistik, hipotesis di atas dapatdisimbolkan sebagai berikut:Ho : Rata-rata kemampuan komunikasi

matematika mahasiswa samaHa : Rata-rata kemampuan komunikasi

matematika mahasiswa samaUntuk menguji hipotesi-hipotesis di atas

dilakukan dengan uji one t-pairet pada tarafsignifikan (ἁ) = 0,05. Uji dilakukan denganmenggunakan bantuan SPSS 22.0 for windows.Dengan kriteria keputusannya adalah Ho ditolakjika thitung> ttabel. Uji perbedaan dapatdilakukan apabila uji asumsi normalitas danhomogenitas telah terpenuhi. Adapun ujinormalitas dan homogenitas data tes yangdiperoleh menggunakan bantuan SPSS 22.0 forwindows.Tahapan pelaksanaan penelitian

Tahapan pelaksanaan dapat dilihat padaGambar berikut ini.

Gambar 1. Bagan Alur Penelitian

Page 19: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 131

HASIL DAN PEMBAHASANValiditas instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini dilihat dari validitas isi dankonstruk. Validitas Isi sesuai dengan ukuranmahasiswa sudah dikatakan valid, kemudianvaliditas konstuk (kalau tes uji keterbacaan),instrumen peneltian ini telah diuji cobakan danvalid, maka instrumen tersebut dikatakan valid.Hasil analisis reliabilitas data penelitian adalahsebagai berikut.

∑O1 3350∑O12 200450∑O2 4088∑O22 310270

∑O1O2 244820Dengan menggunakan rumus := ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑ ∑= ( )( )( )r =0,005

Nilai r – 0,005. Ini bisa saja kita simpulkanbahwa, nilai mahasiswa masih akan berubah lagijika kita berikan perlakuan. Artinya nilaimahasiswa mahasiswi berubahnya tidakbersamaan, misal si -A pada tes awal nilainya 60,dan si-B nilai tes awalnya 60 juga. Nilai tesakhirnya si-Adan si-B bisa saja sama-sama naikyaitu si-A 80 dan si-B 80 juga, tetapi ini tidakbisa dipastikan jika nilai r-nya seperti itu. Jadibisa saja juga si-A 80 tetapi si=B hanya 65 ataumalah 60.Deskripsi Data

Data hasil kemampuan komunikasimatematika mahasiswa pada penelitian inidideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 2 desksripsi data hasil penelitian

Deskripsi

PendekatanPembelajaran Problem

solvingPretest Postest

Rata-rata 59,82 73,00Standar deviasi 0,94 14,68Nilai maksimum teoritik 100,00 100,00Nilai minimum teoritik 0,00 0,00Nilai maksimum siswa 60,00 100,00Nilai minimum siswa 55,0 45,00

Normalitas DataAdapun normalitas data penelitian ini adalah

sebagaiberikut :

CorrelationMahalanobisDistance

Qi

MahalanobisDistance

PearsonCorrelationSig. (2 tailed)N

1

31

783**

.000

31Qi Pearson

CorrelationSig. (2 tailed)N

.783**

.000

31

1

31**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Dari grafik data masih dapat dikatakannormal karena titik-titik di dalam grafikmembentuk suatupola garis lurus. Hanya adadua yang keluar. Sedangkan berdasarkan tabelkorelasi anatara mahalanosis dan chi-squaremempunyai hubungan yang positif maka dapatdikatakan data tersebut berdistribusi normal.Homogenitas

Adapun analisis homogenitas data penelitianadalah sebagai berikut.Test of Homogeneity of VariancesOLevene Statistic df1 df2 Sig.

122.829 1 110 .000

Berdasarkan tabel di atas, nilai levene statisticsebesar 122,829 dengan taraf sig. sebesar 0,000 <0,05 ini menunjukkan bahwa kedua datatersebut tidak homogen atau data tersebutheterogen.Uji Hipotesis

Adapun hasil analisis uji hipotesis datapenelitian adalah sebagai berikut.

Page 20: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 132

Paired Samples TestPaired differences

mean Std. Dev. Std. Error mean lower Upper T df Sig. (2tailed)

Pair 1Postest &

Pretes13.17 14.36 1.92 9.33 17.026 6.864 55 .000

Berdasarkan tabel paired sample test nilai tsebesar 6,864 dengan nilai sig 0,000 <0,05 ataudapat disimpulkan bahwa ada perubahan daripretest ke posttest dari kedua data tersebut.

KESIMPULANBerdasarkan analisis hasil penelitian di atas

maka dapat disimpulkan bahwa penerapanpembelajaran problem solving berpengaruhpostif terhadap kemampuan komunikasimatematika pada mahasiswa Program StudiPendidikan Matematika STKIP MuhammadiyahBone pada mata kuliah Analisis Real.

DAFTAR PUSTAKAAllen, M.J.&Yen,W.M.1979. Introduction to

measurement theory. Monterey, California:Wadsworth, Inc.

Bell, F. H.1981. Teaching and learning mathematics

(in secondary school).(2nd ed). Dubuque, USA:William, C. Browm Company Publisher.

Halonen, J.S. & Santrock, J.W. 1999. Psychology:

contexts & application-(3rd ed). Boston, MA:Mc Graw-Hill College.

Hergenhahn, B.R., & Olson, M,H. 2008.Theories of learning (Edisi ketujuh).(Terjemahan Tri Wibowo) St. Paul, MN:Pearson Education (Buku asli diterbitkantahun 2008).

Jacobsen, D. A., Eggen, P., & Kauchak, D.2009. Methods for teaching (metode-metodepengajaran): meningkatkan belajar siswa tk-sma.(Terjemahan Achmad Fawaid & KhoirulAnam).

Upper Saddle River: Pearson Education, Inc.(Buku asli diterbitkan tahun 2009).Kirkley, J. 2003. Priciples for teaching problemsolving: technical paper 4. PLATO Learning,inc. [versi elektronik]. Diambil pada

tanggal 8 Mei 2015, darihttp://cimm.ucr.ac.cr/resoluciondeproblemas/PDFs/Kikley,%.

Mendikbud.2013. Lampiran peraturan menteripendidikan dan kebudayaan nomor65tahun 2013 tentang standar prosespendidikan dasar dan menengah.

National Council of Teachers of Mathematics.2000. Principles and standards for schoolmathematics. Reston, VA: National Councilof Theacer of Mathematics.

Sardin, 2015. Kemampuan KomunikasiMatematika Mahasiswa Program StudiPendidikan Matematika Pada Mata KuliahKalkulus Lanjutan (Study Kasus MahasiswaSemester V). Pendidikan MatematikaUniversitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau.Vol. 1. No. 2 hal 136-145, ISSN 2442-9864.

Van De Walle, J.A. 2008. Matematika sekolah

dasar dan menengah (6th ed.). (TerjemahanSuyono). Boston: Pearson education. inc.(Buku asli diterbitkan tahun2007).

Walle, J.V.D., Karp, K,S., & Williams,J.M.2013. Elementary and middle scholl

mathematics: teaching develoipmentally (8thed.).Upper Saddle River: Pearson Education Inc.

Page 21: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 133

Studi Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Antara Pemberian Tugas dalam Kelasdengan Pekerjaan Rumah Pada Kelas VII di SMP Negeri 2 Kota Bima

Arif RahmanSTKIP Taman Siswa Bima

[email protected]

ABSTRAK

Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang pada dasarnya dapat dipandang sebagaialat, pola pikir, dan ilmu pengetahuan yang dapat dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui apakah hasil prestasi belajar siswa dengan tugas dalam kelas lebih baik dari pada prestasihasil belajar siswa dengan pemberian tugas pekerjaan rumah. Hipotesis yang diajukan adalah adaperbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa antara pemberian tugas dalam kelas denganpemberian tugas pekerjaan rumah. Untuk mengguji hipotesis diambil sample dari populasi yangdilakukan secara random. Sebagai populasi adalah siswa kelas VII Semester II di SMP Negeri 2 KotaBima tahun pelajaran 2017/2018. Sampel yang diambil adalah dua kelas, dan setiap kelas masing-masing terdiri dari 38 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah berbentuk tes tertulis.Tes diberikan pada saat pokok bahasan sudut dan garis telah selesai. Tes ini digunakan untukmengetahui apakah perlakuan terhadap kelas eksperimen telah memberikan hasil yang lebih baikdibandingkan kelas kontrol. Untuk keperluan ini digunakan uji t-tes. Setelah dilakukan perhitunganterhadap skor tes akhir diperoleh rata-rata tes akhir dari kelas eksperimen yaitu, 6,9 dan rata-rata tesakhir kelas control yaitu, 6,1. Setelah dilakukan uji t-tes tehadap kedua kelas ternyata t-hitung > t-tabel(5,369 > 1,994) dengan taraf signifikan 5%, sehingga hipotesis yang diajukan diterima.

Kata kunci: Tugas dalam Kelas, Tugas Pekerjaan Rumah, dan Prestasi.

PENDAHULUANPendidikan berperanan penting dalam

kehidupan manusia. Karena untuk mencetakkader-kader pemimpin yang profesional harusmelalui program pendidikan. Jadi padahakikatnya dunia pendidikan ini menyiapkansiswa agar mampu memecahkan berbagaiproblem kehidupan. Oleh karena itu perbaikandan pengembangan-pengembangan demitercapainya mutu pendidikan mutlakdiperlukan. Seorang guru harus memperhatikanpemilihan metode yang tepat untukmengajarkan materi suatu pelajaran.Sebagaimana kutipan berikut “metode mengajaritu mempengaruhi belajar” (Slameto, 2010: 65).

Salah satu karakteristik pendidikanmatematika ditinjau dari segi proses adalahbelajar dan bekerja. Hal ini berarti dalam belajarmatematika perlu disertai dengan mengerjakansoal-soal latihan yang ada kaitannya denganmateri yang sedang dipelajari yang umumnyaberbentuk pemberian tugas. Pemberian tugas

pekerjaan rumah adalah pemberian tugas yangdikerjakan di rumah. Tapi pada kenyataanyapekerjaan rumah seringkali dikerjakan di kelasdengan cara menyalin pekerjaan milik temannyatanpa mengalami peristiwa belajar. Adakalanyatugas itu dikerjakan oleh orang lain. Ini adalahkelemahan pemberian tugas dirumah.Kelemahan ini menyebabkan pemberian tugasdirumah kurang efektif sebagaimana diharapkan.Untuk itu pengalihan dari tugas rumah ke tugaskelas perlu dilakukan. Karena bila siswa diberitugas dalam kelas maka guru dapat berperansebagai pengawas dan pemberi saran sehinggadapat mengantisipasi adanya kerjasama untukpelaksanaan tugas berlangsung. Dalampelaksanaan pembelian tugas dalam kelasdiharapkan siswa memperoleh suatuketangkasan atau keterampilan latihan terhadapapa yang telah dipelajari, sehingga latihan-latihantersebut merupakan suatu proses belajar mandiridalam kelas. Pada saat pembuatan tugas di kelassiswa diperbolehkan membuka buku atau

Page 22: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.lppmstkiptsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 134

catatan tetapi tidak diperbolehkan untukbekerjasama dengan siswa lain.

Berdasarkan permasalahan yang telahdiuraikan tersebut, peneliti tertarik untukmeneliti dengan menguji perbedaan prestasibelajar siswa antara pemberian tugas dalam kelasdengan pemberian tugas pekerjaan rumah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)Ada tidaknya perbedaan prestasi belajar antarapemberian tugas dalam kelas dengan pemberiantugas pekerjaan rumah; (2) Manakah yang lebihbaik prestasi belajar antara pemberian tugasdalam kelas dengan pemberian tugas pekerjaanrumah pada materi pokok Sudut dan Garis kelasVII semester II di SMP Negeri 2 Kota Bimatahun pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIANJenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis penelitianeksperimen. Penelitian eksperimen adalahpenelitian yang diadakan dengan cara penelitisengaja membangkitkan suatu kejadian ataukeadaan. Kemudian diteliti hasilnya, ataudengan kata lain peneliti mencari hubungansebab akibat antara dua faktor yang sengajaditimbulkan oleh peneliti sendiri. Jadi dalampenelitian ini data dikumpulkan setelah semuakejadian yang sengaja dipersoalkan berlangsung.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitianini ditinjau dari timbulnya variabel padaumumnya dibagi dua yaitu pendekatannoneksperimen dan pendekatan eksperimen.Sudjana dan Ibrahaim (2002:19) menjelaskanbahwa yang dimaksud dengan pendekatanekspeimen adalah pendekatan dimana penelitidengan sengaja dan secara sistematikmengadakan perlakuan variabel dalam peristiwaalamiah, kemudian mengamati konsekuensiperlakuan tersebut. Jadi pendekatan yangdigunakan adalah pendekatan kualitatif karenagejala yang diteliti yaitu prestasi belajar siswayang diberikan tugas dalam kelas dengan siswayang diberi tugas pekerjaan rumah pada materipokok sudut dan garis sengaja diadakan ataudirancang untuk melihat perbedaanya

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruhsiswa kelas VII semester II di SMP Negeri 2 Kota

Bima tahun ajaran 2017/2018. Jadi populasiyang diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VII. Pengambilan populasi iniberdasarkan pertimbangan yang logis antara lain:keperaktisan, sesuai dengan kemampuan,(terbatasnya; waktu, biaya, dan tenaga). Karenatidak semua data dan informasi akan diprosesdan tidak semua siswa akan diteliti melainkancukup dengan menggunakan sampel yangmewakilinya. Setelah populasi ditentukan,selanjutnya peneliti menentukan sampel.Riduwan (2010:11) mengatakan bahwa, “Sampeladalah bagian dari populasi yang mempunyaiciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”.Dari kutipan tersebut barulah peneliti dapatmenentukan sampel dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini terdapat dua macamvariabel. Kedua variabel tersebut adalahpemberian tugas dalam kelas dan pembeiantugas dalam rumah. Berdasarkan fungsinya makavariabel penelitian ini dibedakan menjadi:Variabel bebas adalah variabel yangmempengaruhi dan biasanya disebut denganpenyebab (Suharsimi Arikunto, 2002: 101). Yangmenjadi variabel bebas dalam penelitian iniadalah pemberian tugas dalam kelas danpemberian tugas di rumah. Sedangkan variabelterikat adalah suatu hasil yang dicapai atauakibat dari variabel bebas (Suharsimi Arikunto:2002: 101). Yang menjadi variable terikat dalampenelitian ini adalah prestasi belajar.

Dalam penelitian ini penulis menggunakanmetode penelitian eksperimen denganrancangan penelitian sebagai berikut:X T kelas yang diberi tugas dalam kelas.Y T kelas yang diberi tugas pekerjaanrumah.Keterangan :X : Pemberian tugas dalam kelasY : Pemberian tugas pekerjaan rumahT : Tes (tugas)

Pelaksanaan penelitian dengan: (1) Memberiperlakuan X terhadap kelas yang diberikan tugasdalam kelas dan perlakuan Y terhadap kelas yangdiberi tugas pekerjaan rumah; (2) Memberi Tsetelah siswa diberi pengajaran materi pokoksudut dan garis. (3) Membandingkan hasil T

Page 23: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.lppmstkiptsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 135

kelas yang diberi tugas dalam kelas dan hasil Tkelas yang diberi tugas pekerjaan rumah.

Dalam penelitian ini metode yang digunakandalam pengumpulan data adalah denganmenggunakan metode tes subjektif. Untukkeperluan tersebut dibutuhkan instrumenpenelitian. Instrumen penelitian adalah alat ataufasilitas yang digunakan oleh peneliti dalammengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudahdan hasilnya lebih baik dalam arti cermat,lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudahdiolah (Arikunto, S: 1998: 151). Oleh karenaitu seorang guru sudah sewajarnya menggunakantes yang dapat mengetahui kemampuan pesertadidik. Teknik analisis data adalah tata cara yangdiikuti dalam menganalisis data untukmengambil suatu kesimpulan. Ada beberapa carayang harus di tempuh dalam menganalisis datadalam penelitian ini, yaitu: (1) Uji Homogenitas;(2) Uji Validitas; dan (3) Uji t-tes (Sugiyono,2011).

HASIL PENELITIANDalam pelaksanaan penelitian ini secara garis

besar dapat dibagi dalam beberapa tahappelaksanaan yaitu sebagai berikut: (1) UjiHomogenitas. Untuk menetukan pada populasitersebut homogen peneliti menggunakan ujihomogenitas, dengan ketentuan; Jika≥ , maka tidak homogen.Jikal≤ , maka homogen. Setelahdilakukan uji homogenitas, maka populasitersebut homogen. Jadi peneliti dapatmenentukan sampel penelitian. (2) PenentuanSampel. Dalam penentuan sampel dipilih secaraacak (random sampling). Sehingga kelas yangdipilih sebagai sampel dalam penelitian iniadalah kelas VIIC dan kelas VII G, dimana kelasVII G sebagai kelas eksperimen yang diberiperlakuan X yaitu kelas yang diberikan tugasdalam kelas, dan kelas VIIC sebagai kelas kelaskontrol yang diberi perlakuan Y yaitu kelas yangdiberikan pekerjaan rumah. (3) Uji Validitas Tes.Sebelum peneliti melakukan pelaksanaankegiatan belajar mengajar, peneliti terlebihdahulu melakukan uji tes kevalitan pada tiapbutir soal yang akan diberikan. Berdasarkan ujivaliditas soal dengan menggunakan rumus

product moment dari 30 soal hanya 19 soal tesyang valid dan 11 soal yang tidak valid. Soal-soaltesebut dikatakan valid karena r-hitung ≥ r-tabel, sedangkan soal yang tidak validdikarenakan r-hitung ≤ r-tabel. (4) PelaksanaanKegiatan Belajar Mengajar. Setelah dilakukan ujivaliditas, barulah peneliti melakukan prosespembelajaran pada kedua kelas tersebut.Perlakuan yang diberikan pada kedua kelastersebut berbeda dalam memberikan tes. (5)Pengumpulan Data. Adapun pengumpulan datadalam penelitian ini dilakukan dengan caramemberikan tugas pada pertemuan kedua danketiga serta diberikan perlakuan berbeda padamasing-masing kelas. Hal tersebut dilakukankarena melihat dari tujuan yang ingin dicapai.Peneliti menyusun 19 soal yang ada kedalam 8soal yang disesuai dengan materi yang diberikan.Soal-soal tersebut dibagi dalam dua pertemuan.Pertemuan kedua diberikan 3 soal dan padapertemuan ketiga diberikan 5 soal. soal-soal padapertemuan ketiga dibuat dalam bentuk lembarandan disertakan kertas jawabanya sehingga siswadapat memiliki waktu yang cukup untukmengerjakannya. Hal ini dilakukan karena padapertemuan kedua siswa kelas VIIG mengalamikekurangan waktu untuk mengerjakan tugas dikelas dan kelas VIIC banyak yang tidakmengumpulkan tugasnya. Sedangkan waktu yangdiberikan untuk menjawab tes di kelas adalah 2x 45 menit, dan untuk pekerjaan rumah 24 jam.Dan hanya hasil pada pertemuan ke-3 yangdigunakan untuk dianalisis. (6) Analisis data.Data yang telah dikumpulkan kemudiadianalisis. Hasil analisis ditampilkan pada tabelberikut:

Tabel 1. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa PadaPelajaran Matematika Antara Siswa Kelas yang

diberikan Tugas di dalam Kelas dengan Siswa yangdiberikan Tugas Pekerjaan Rumah

JumlahSiswa

KelasNilai

Rata-ratat-hitung t-tabel

37 Eksperimen 6,95,369 1,994

39 Kontrol 6,1Berdasarkan analisis data dapat diperoleh t-

hitung > t-tabel. Ini berarti hipotesis (Ho) yangdiajukan, yaitu tidak ada perbedaan prestasimatematika antara siswa yang diberi tugas dalamkelas dengan yang diberi tugas pekerjaan rumah

Page 24: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.lppmstkiptsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 136

pada siswa kelas VII semester II di SMP Negeri 2Kota Bima tahun pelajaran 2017/2018 ditolak,berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima yaitu,ada perbedaan prestasi belajar matematikaantara siswa yang diberikan tugas dalam kelasdengan siswa yang diberikan tugas pekerjaanrumah pada kelas VII semester II di SMP Negeri2 Kota Bima tahun pelajaran 2017/2018.

PEMBAHASANBerdasarkan analisis data yang diperoleh

bahwa nilai t-hitung sebesar 5,369 lebih besardari nilai t-tabel sebesar 1,994. Ini menunjukanbahwa ada perbedaan prestasi belajarmatematika antara siswa yang diberikan tugasdalam kelas dengan siswa yang diberikan tugaspekerjaan rumah pada siswa kelas VII semester IIdi SMP Negeri 2 Kota Bima tahun pelajaran2017/2018. Pada hasil tes akhir pada siswa kelaseksperimen yang diberi tugas dalam kelas,terlihat nilai rata-rata sebesar sebesar 6,9.Sedangkan hasil tes akhir pada siswa kelaskontrol yang diberi tugas pekerjaan rumah,terlihat nilai rata-rata sebesar 6,1. Jadi dengandemikian sudah jelas bahwa nilai rata-rata kelaseksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol. Pada hasil perhitungan uji tesantara siswa yang diberi tugas dalam kelasdengan siswa yang diberikan tugas pekerjaanrumah bahwa nilai maksimal antara kelaseksperimen dan kelas kontrol berbeda. Begitujuga dengan nilai minimum dari kedua kelastersebut berbeda.

Faktor yang menyebabkan kelas eksperimenyang diberi tugas pekerjaan dalam kelas lebihbaik adalah karena siswa memperoleh suatuketangkasan atau keterampilan latihan terhadapapa yang telah dipelajari. Sehingga latihan-latihan tersebut merupakan suatu pelajaranmandiri dalam kelas. Metode pelajaraan tugasdalam kelas juga memungkinkan adanyapertanyaan secara langsung dari siswa kepadaguru jika tugas diberikan itu kurang jelas.Sehingga proses belajar saling berkesinambungandan tidak setatis. Pemberian tugas pekerjaanrumah juga bermanfaat bagi siswa untukmengulang kembali materi pelajaran yang telahdipelajari di sekolah, tetapi siswa

menyalahgunakan hal tersebut, sehingga padakenyataannya pekerjaan rumah seringkalidikerjakaan di sekolah atau di kelas dengan caramenyalin pekerjaan milik temannya tanpamengalami peristiwa belajar. Adakalanya tugasitu dikerjakan oleh orang lain.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,

dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada perbedaanyang signifikan prestasi belajar siswa antarapemberian tugas dalam kelas dengan pemberiantugas pekerjaan rumah pada materi pokok sudutdan garis kelas VII semester II di SMP Negeri 2Kota Bima tahun pelajaran 2017/2018. Hal inidapat dilihat berdasarkan perhitungan uji t daridata yang telah diambil bahwa t-hitung > t-tabel(5,369>1,994). Sehingga hipotesis yang diajukanyaitu Ho ditolak dan Ha diterima; (2) Prestasibelajar pemberian tugas dalam kelas lebih baikdari pada prestasi belajar pekerjaan rumah. Halini dapat dilihat pada pembahasan dan analisisdata yang diproleh bahwa nilai rata-rata kelaseksperimen yaitu 6,9 lebih besar dari nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 6,1.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Peraktek, Jakarta: Rineka Cipta.Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian,

Jakarta: Rhineka Cipta.Riduwan. (2010). Belajar Mudah Untuk

Karyawan dan Peneliti Pendidikan.Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya, Jakarta: Rhineka Cipta.

Sudjana, Ibrahim. (2002). Metode Dan AnalisisPenelitian, Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Statistik Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.

Page 25: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 137

Implementasi Media Laboratorium Virtual Pada Pendekatan Kooperatif TerhadapPeningkatan Kreativitas Fisika Mahasiswa STMIK Handayani Makassar

Ulfa Laela RambegaSTMIK Handayani Makassar

[email protected]

ABSTRAK

Pembelajaran dengan media laboratorium virtual merupakan media yang yang membuat mahasiswaterlibat aktif dalam proses pembelajaran serta melakukan proses perilaku kreatif. Penelitian ini adalahpenelitian eksperimen sesungguhnya yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan tingkatkreativitas mahasiswa setelah diterapkan media pembelajaran laboratorium virtual pada pendekatankooperatif.Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa STMIK Handayani Makassar yang terdiri 2kelas dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 61 mahasiswa. Kelas eksperimen I diberi perlakuandengan menggunakan media laboratorium virtual dan kelas eksperimen 2 diberi perlakuanmenggunakan media laboratorium nyata. Adapun nilai hasil rata-rata kelas eksperimen I sebesar 72,00dan persentase nilai angket tingkat kreativitas pada kriteria sangat kreatif diperoleh 32% dan kelaseksperimen II diperoleh 67,00 dengan persentase nilai angket tingkat kreativitas pada kriteria sangatkreatif sebesar 7% .Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran denganmenggunakan media laboratorium virtual dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatifmahasiswa.

Kata Kunci: Media laboratorium virtual, kemampuan berpikir kreatif

PENDAHULUANSalah satu permasalahan penting dalam

proses pembelajaran adalah rendahnya kualitaspembelajaran terhadap mahasiswa. Kualitasproses dan hasil belajar fisika ditentukan olehbanyak faktor, salah satunya ketersediaan saranalaboratorium. Kerja laboratorium merupakanhal yang penting dilaksanakan dalampembelajaran fisika, karena melalui kerjalaboratorium aspek produk, proses, dan sikapmahasiswa dapat lebih dikembangkan.Pembelajara fisika melalui media laboratoriumdapat meningkatkan efisiensi, motivasi, sertamenfasilitasi belajar aktif, belajar eksperimental,konsisten dengan belajar yang berpusat padapeserta didik, dan sangat potensial untukmeningkatkan kreativitas peserta didik(Malik,2010)

Pelaksanaan praktikum dalam fisika sangatpenting dalam rangka mendukung pembelajarandan memberikan penekanan pada aspekproses.hal ini diasarkan pada tujuanpembelajaran fisika sebagai proses yaitumeningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa.

Praktik laboratorium adalah salah satu carayang ditempuh untuk mencapai tujuan ini.Praktikum fisika memberikan kesempatan alamikepada siswa untuk belajar melakukan suatupercobaan dan menganalisa data yang diperolehsesuai dengan tujuan percobaan yangdilakukan.(Purnomo:2011)

Laboratorium virtual merupakan suatu mediaberbasis komputer yang berisi simulasi kegiatandi laboratorium fisika. Laboratorium virtualdibuat untuk menggambarkan reaksi-reaksi yangmungkin tidak dapat terlihat pada keadaan nyata(Totiana:2011)

Virtual laboratory didefenisikan sebagai suatuobjek multimedia intraktif. Objek multimediainteraktif terdiri dari bermacam formatheterogen termasuk teks, hiperteks, suara,gambar, animasi, video, dan grafik . (Gunawan:2011)

Sementara itu, vygotsky mengemukakanbahwa seoran peserta didik yang memilikikemampuan yang rendah akan dapatmengembangkan tingkat pemahaman danketerampilan mereka lebih tinggi melalui proses

Page 26: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 138

kolaborasi dan kerjasama dengan rekan sebayamereka yang memiliki tingkat kemampuanyanglebih baik. Teori ini diaplikasikan pada metodepembelajaran kooperatif.

Alasan mengapa kreativitas dijadikan sebagaisalah satu objek masalah dalam hubungannyadengan prose pembelajaran dalam penelitian inikarena berawal dari hasil belajar yang tidakseimbang dan pelaksanaan proses pembelajaranyang kurang mampu mengeksploitasi kreativitasmahasiswa dalam hubungannya dengan ranahkonitif,padahal aspek ini sangat membantumahasiswa apalagi melalui media laboratoriumvirtual sehingga mereka bias melahirkankemampuan berpikir, bergerak dan kepribadianyang baik melalui kreativitas. Tapi hal ini tidakdidapatkan oleh mereka sebagai konsumendalam mempelajari fisika.

Kurangnya kreativitas mahasiswa jugadisebabka oleh rangkaian pelaksanaanpembelajran yang bersifat konvensional,menggunakan cara-cara lama dan sedikitmembosankan mahasiswa. Mengingatpentingnya peran kreativitas bagi mahasiswa,kreativitas diharapkan dapat berkembang secaramaksimal dalam hal ini merupakan proesberpikir dimana mahasiswa berusaha utukmenemukan hubugan-hubungan baru,mendapatkan jawaban, metode atau caramemecahkan suatu masalah. (Menurut Filsaimedalam Fauziah: 2011) , berpikir kreatif adalahproses berpikir yang memiliki ciri-ciri kelancaran(fluency), keluwesan (flexibility), keaslian atauoriginalitas (originality) dan merinci atauelaborasi (elaboration).

Berdasarkan hasil analisis dan identifikasimasalah mahasiswa STMIK Handayani Makassardianggap kurang memiliki kemampuan berpikirkreatif, dengan alasan bahwa mereka hanyamampu memahami fisika terutama yangberkaitan dengan praktikum dan hanyamemengaruhi hasil belajar ranah kognitif yangtidak seimbang .jika peralatan laboratoriumtidak memadai maka salah satu solusinya adalahmemanfaatkan media pembelajaran berupalaboratorium virtual. Setiawan (2009)menyatakan bahwa peserta didik yang belajarmenggunakan virtual laboratory memiliki

kemampuan interfensi logika yang lebih baikdibangdingkan peserta didik yang belajar secarakonvensional.

Berawal dari pemikiran diatas, Penelitimenjelaskan konsep fisika yang bersifat abstrakdengan menggunakan media laboratoriumvirtual pada materi dualism gelombang sebagaisolusi terbatasnya fasilitas laboratorium.Sehingga peneliti mengambil judul ‘Implementasi media laboratorium virtual padapendekatan kooperatif terhadap peningkatankreativitas fisika mahasiswa STMIK HandayaniMakassar.

METODE PENELITIANJenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis penelitian Post test onlygroup design dimodifikasi melalui pengacakandengan asumsi kelas yang diacak adalah kelashomogen.

Dalam penelitian ini varabel yang dilibatkanpada penelitian ini secara operasional. 1)Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan yangdilakukan dengan mengelompokkan 4-5 orangmahasiswa dalam bekerjasama tugas yangdiberikan. 2) Pembelajaran media laboratoriumvirtual adalah sebuah media yang berbasiskomputer yang memungkinkan mahasiswa dapatmelakukan praktikum atau eksperimen seolahmenghadapi fenomena atau set peralatanlaboratorium nyata. dan 3) Pembelajaran tanpamedia laboratorium virtual adalah pelajaran yangdiberikan dengan menggunakan alat-alatpraktikum nyata. Adapun indicator dalampenelitian ini yakni oleh (Munandar,2012)sebagai berikut: a) Berpikir Lancar, b) BerpikirLuwes, c) Berpikir Orisinil ,dan d) BerpikirTerperinci.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untukmenganalisis data tingkat kreativitas mahasiswaterhadap pembelajaran fisika pada pendekatankooperatif dengan menggunakan pola skalalikert. Hasil tes peningkatan kreativitas danangket tingkat kreativitas dinalisis denganrumus:= 100% (Arikunto, 2006:281)

Page 27: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 139

Mengkoversikan persentase kedalam bentukkualitatif.menentukan persentase skor maksimal:= ℎℎ 100%

Menentukan persentase skor minimal:= ℎℎ 100%Menentukan range persentase skor

Range = %perolehan maksimal-%perolehanminimalrange = 100%-25%=75%

Menentukan Lebar interval= ℎ75%4 = 18,75%Menentukan deskripsi kualitatif untuk setiap

interval:25%≤p≤43,75%=kurang kreatif,43,75%≤p≤62,5% = cukup kreatif, 62,5% ≤ p ≤81,25 = kreatif , 81,25%≤p≤100% =sangatkreatif

HASIL PENELITIANDari hasil post-test kelas eksperimen I dan

eksperimen II selengkapkapnya dapat dilihatpada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil post-test

No Komponenkelas

Eksp I Eksp II

1BanyaknyaMahasiswa

31 30

2 Nilai Rata-rata 72 673 Nilai Tertinggi 85 784 Nilai Terendah 60 55

Berdasarkan tabel diatas menunjukkanadanya pengaruh atau perkembangan yang baik.Kedua kelas mengalami perbedaan dengan nilairata-rata kelas eksperimen I lebih tinggi daripadanilai kelas eksperimen II.

Hasil dari tingkat kreativitas kelas eksperimenI dan eksperimen II selengkapkapnya dapatdilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Indikator Tingkat kreativitas

Pada gambar di atas menunjukkan indikatorkelas eksperimen I mengalami kenaikan yangcukup signifikan di bandinkan kelas eksperimenII .

Hasil Analisis deskriptif angket mahasiswamenggunakan angket respon yang berisipernyataan-pernyataan yang mengacu padaindikator kemampuan berpikir kreatif secarakognitif . Hasil analisis dskriptif persentaseklasikal tingkat kreativitas mahasiswa dapatdiliahap pada gambar 2 dibawah ini:

Gambar 2. Hasil deskripsi kualitatif untuk setiapinterval

Hasil angket tanggapan mahasiswamenyatakan bahwa dengan media laboratoriumvirtual dapat mengembangkan kemampuantingkat kreativitas. Berkaitan dengan hasil nilairata-rata dan ketuntasan klasikal kelaseksperimen I mempunyai nilai lebih baik darikelas eksperimen II.

PEMBAHASANBerdasarkan hasil pengujian mengenai

elaksanaan pembelajaran dikelas diperolehbahwa metode ceramah, fasilitas berupalaboratorium dan alat-alat praktikum jarangsekali digunakan sehingga untuk mencari solusiyang tepat maka digunaan media laboratoriumvirtual karena dengan menggunakan media inidapat memudahkan mahasiswa memahamimateri pembelajaran dan memberikankeamanan pada saat praktikum sertamengoptimalkan waktu belajar.

Hasil uraian secara umum diperoleh rata-ratanilai post-test kelas eksperimen I sebesar 72,00dan kelas eksperimen II sebesar 67,00.Kondisitersebut menunjukkan bahwa kondisi keduasampel adalah berbeda . Pada sedangkan hasilanalisis pengembangan tingkat kreativitasmahasiswa melalui beberapa indikator seperti

Page 28: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 140

indikator berpikir lancar menunjukkan tingkatkreativitas pada kelas ekperimen I lebih tinggidari kelas ekperimen II begitupula padaindikator-indikator lainnya seperti padaindicator berpikir luwes terlihat tingkatkreativitasnya diperoleh 68,00 pada kelaseksperimen I dan kelas eksperimen II diperoleh45,00. Hal ini menunjukkan penggunaan mediaini sangat mendukung mahasiswa dalamkegiatan laboratorium dalam pelaksanaankegiatan ini mahasiswa dapat belajar sambilberbuat, bekerja sendiri untuk menemukanmaupaun untuk membuktikan kebenaran teoridengan tujuan agar kemampuam berpikir kreatifmahasiswa dapat berkembang.

Hasil diatas sejalan dengan hasil penelitiansebelumnya bahwa model virtual laboratoryfisika modern dapat meningkatkan keterampilangenerik sains calon guru (Salam: 210)

Untuk hasil analisis angket respon mahasiswapada gambar 2 diperoleh tingkat persentaseuntuk kelas ekperimen I dengan katagori sangatkreatif sebesar 32% dan kelas ekperimen IIsebesar 7% hal ini menunjukkan bahwa melaluimedia ini mahasiswa tidak hanya belajar teorimelainkan juga melakukan percobaan untukmemperoleh hasil berupa pengetahuan sertadapat mengaitkan antara materi dengankehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran ini melalui mediainteraktif sangat membantu menumbuhkanperilaku kreatif siswa karena selama pelaksanaanpembelajaran ini mahasiswa melaksanakankegiatan-kegiatan yang merupakan prosesperilaku kreatif yaitu persiapan,inkubasi,iluminasi, dan verifikasi. Prosesperilaku kreatif tersebut dilakukan olehmahasiswa sampai penarikan kesimpulan.

Penggunaan laboratorium virtual dapatmeningkatkan kemampuan Tingkat Kreativitasmahasiswa. Laboratorium virtual dapat dijadikanalternatif untuk melakukan eksperimen fisika.Selain lebih murah dan terjangkau, juga lebihaman bagi mahasiswa sebagai pengguna.Mahasiswa juga dapat melakukan eksperimendimanapun dan kapanpun sesuai kebutuhannya.

Terdapat beberapa keuntungan yangdiperoleh dari proses belajar mengajar yang telah

dilakukan dengan menggunakan laboratoriumvirtual, antara lain (1) lebih ekonomis karenatidak membutuhkan bangunan lab, alat-alat danbahan-bahan seperti pada laboratoriumkonvensional, (2) menambah motivasi dalamproses belajar mengajar, (3) siswa mempunyaiketerampilan pemecahan masalah dankemampuan berpikir tingkat tinggi dalampembelajaran ataupun dalam permasalahansehari-hari.(Hermansyah,dkk:2015)

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan pembhasan

didapatkan kesimpulan bahwa terjadipengembangan kemampuan tingkat kreativitasmahasiswa yang menerapakan pembelajaranmenggunakan media laboratorium virtualdibandingkan dengan menggunakan medialaboratorium nyata. hal tersebut dilihat dari posttest serta indikator yang mulai berkembangdalam penelitian ini adalah berpikir lancer,luwes, orisinil dan elaborasi. Sedangkang hasilkemampuan berpikir kreatif mahasiswa didalampenelitian ini juga menyebabkan persentasesmahasiswa kreatif sangat klasikal.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, S. 2005. Menajemen Penelitian.

Jakarta: Rineka ciptaFauziah. 2011. Analisis Kemampuan Guru

Dalam Mengembangkan KeterampilanBerfikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas VPada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011. ISSN1412-565x.

Gunawan. 2011. Persepsi dosen dan mahasiswaterhadap model virtual laboratory fisikamodern. Jurnal kependidikan, vol. 10 no. 2,November 2011. ISSN 1412-6087.Mataram: Lembaga Penelitian DanPengembangan Pada Masyarakat IKIPMataram.

Hermansyah,dkk.2015. Pengaruh PenggunaanLaboratorium Virtual Terhadap PenguasaanKonsep dan Kemampuan Berpikir KreatifSiswa Pada Materi Getaran dan Gelombang.Jurnal Pendidikan Fisika Vol 1 No 2 tahun

Page 29: Volume 8 Nomor 2 Juli-Desember 2018 JURNAL

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 8. No. 2, Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2088-0294http://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/index e-ISSN: 2621-9166

Jurnal Pendidikan MIPA, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 141

2015 Progran Studi Pendidikan FisikaUniversitas Mataram .ISSN 2407-6902)

Malik,A. (2010) Model Pembelajaran InkuiriMenggunakan Virtual Laboratory dan RealLaboratory Untuk MeningkatkanPenguasaan Konsep Dan KeterampilanBerpikir Kritis siswa SMA pada TopikListrik Dinamis.bandung: UPI

Purnomo, H. 2011. Laboratorium VirtualSebagai Alternatif Kegiatan LaboratoriumKovensional Di Perguruan Tinggi. OrbithVol. 7 No. 3 November 2011: 418-421

Salam, H, dkk. 2010. Pembelajaran BerbasisVirtual Laboratory Untuk MeningkatkanPenguasaan Konsep pada Materi ListrikDinamis. Proceedings of The 4thInternational Conference on TeacherEducation; Join Conference UPI & UPSIBandung, Indonesia, 8-10 November 2010.

Setiawan, A. (2009) Pengembangan virtualLaboratory Fisika Modern BerorientasiKeterampilan Generik Sains. Bandung: UPI

Totiana, F dkk. 2012. Efektivitas ModelPembelajaran Creative Problem Solving(Cps) Yang Dilengkapi Media PembelajaranLaboratorium Virtual Terhadap PrestasiBelajar Siswa Pada Materi Pokok KoloidKelas Xi Ipa Semester Genap Sma Negeri 1Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 1 No. 1Tahun 2012 Program Studi PendidikanKimia Universitas Sebelas Maret. ISSN2337-9995. [4]