Volume 2 Nomor 1 (2021) Pages 43 Hadlonah : Jurnal ...

12
Volume 2 Nomor 1 (2021) Pages 43 52 Hadlonah : Jurnal Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini Email Journal : [email protected] Web Journal : http://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/permata Menstimulus Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kinetik Pada Anak Usia 3-4 Tahun Nurmalita Widya Lestari 1 , Nahrowi adjie 2 dan Jojor Renta Marantha 3 123 PGPAUD, UPI Kampus Purwakarta, Indonesia E-mail : 1 [email protected] Received: 2021-01-17; Accepted: 2020-02-24; Published: 2021-02-28 Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menstimulus kemampuan motorik melalui kegiatan bermain pasir kinetik pada anak usia 3-4 Tahun ditengah keterbatasan pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen Single Subjek Research (SSR) desain A-B-A. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi. Data dianalisis dengan menggunakan perhitungan kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media pasir kinetik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 3-4 Tahun. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil akhir kedua subjek serta dhasil overlap data (tumpang tindih) dari kedua subjek memperoleh sebesar 0% yang berartikan hasil tersebut tidak melebih 90% dimana yang berarti menunjukkan adanya pengaruh penerapan media pasir kinetik dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa penerapan media pasir kinetik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 3-4 tahun. Kata Kunci: Kemampuan motorik, bermain, pasir kinetik Abstract This study was conducted with the aim of stimulating motor skills through playing kinetic sand for children aged 3- 4 years amid the limitations of the Covid-19 pandemic. This study used an experimental research single subject research (SSR) design A-B-A. The data collection technique used in this study is observation. Data were analyzed using descriptive quantitative calculations. The results showed that the application of kinetic sand media can improve the fine motor skills of children aged 3-4 years. This is evidenced by the increase in the final results of the two subjects and the results of overlapping data (overlapping) of the two subjects obtained by 0% which means that the results do not exceed 90% which means that it shows the effect of applying kinetic sand media in improving children's fine motor skills. Therefore, it can be concluded that the application of kinetic sand media can improve the fine motor skills of children aged 3-4 years. Keywords: Motor skills, playing, kinetic sand Copyright © 2021 Hadlonah : Jurnal Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini

Transcript of Volume 2 Nomor 1 (2021) Pages 43 Hadlonah : Jurnal ...

Volume 2 Nomor 1 (2021) Pages 43 – 52

Hadlonah : Jurnal Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini Email Journal : [email protected]

Web Journal : http://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/permata

Menstimulus Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Pasir

Kinetik Pada Anak Usia 3-4 Tahun

Nurmalita Widya Lestari1, Nahrowi adjie2 dan Jojor Renta Marantha3

123PGPAUD, UPI Kampus Purwakarta, Indonesia

E-mail : [email protected]

Received: 2021-01-17; Accepted: 2020-02-24; Published: 2021-02-28

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menstimulus kemampuan motorik melalui kegiatan bermain pasir kinetik

pada anak usia 3-4 Tahun ditengah keterbatasan pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan penelitian

eksperimen Single Subjek Research (SSR) desain A-B-A. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada

penelitian ini yaitu observasi. Data dianalisis dengan menggunakan perhitungan kuantitatif deskriptif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan media pasir kinetik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak

usia 3-4 Tahun. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil akhir kedua subjek serta dhasil overlap data (tumpang

tindih) dari kedua subjek memperoleh sebesar 0% yang berartikan hasil tersebut tidak melebih 90% dimana yang

berarti menunjukkan adanya pengaruh penerapan media pasir kinetik dalam meningkatkan kemampuan motorik

halus anak. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa penerapan media pasir kinetik dapat meningkatkan kemampuan

motorik halus anak usia 3-4 tahun.

Kata Kunci: Kemampuan motorik, bermain, pasir kinetik

Abstract

This study was conducted with the aim of stimulating motor skills through playing kinetic sand for children aged 3-

4 years amid the limitations of the Covid-19 pandemic. This study used an experimental research single subject

research (SSR) design A-B-A. The data collection technique used in this study is observation. Data were analyzed

using descriptive quantitative calculations. The results showed that the application of kinetic sand media can

improve the fine motor skills of children aged 3-4 years. This is evidenced by the increase in the final results of the

two subjects and the results of overlapping data (overlapping) of the two subjects obtained by 0% which means that

the results do not exceed 90% which means that it shows the effect of applying kinetic sand media in improving

children's fine motor skills. Therefore, it can be concluded that the application of kinetic sand media can improve

the fine motor skills of children aged 3-4 years.

Keywords: Motor skills, playing, kinetic sand

Copyright © 2021 Hadlonah : Jurnal Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini

42 | Menstimulus Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kinetik Pada Anak

Usia 3-4 Tahun

P-ISSN : 2549-0141

E-ISSN : 2746-6779

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu hal yang dilakukan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan

berbagai potensi manusiawi peserta didik baik berupa potensi fisik, cipta, rasa maupun karsa

agar potensi tersebut dapat berkembang dengan nyata dan dapat berfungsi dengan sebagaimana

mestinya (Burhanudin,dkk, 2015). Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh manusia agar menjadi lebih optimal. Maka

dari itu penerapan pendidikan harus dilakukan sedini mungkin agar anak dapat menambah

wawasannya, mempelajari segala sikap-sikap yang dapat mengembangkannya menjadi pribadi

yang baik dan berkarakter, serta dapat membiasakan diri dalam memecahkan masalah yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan akal dan pikiran yang optimal

sehingga dengan begitu anak dapat mengembangkan perkembangannya terutama

perkembangan motorik halus. Menurut Santrock (2007) menjelaskan bahwa kemampuan

motorik halus adalah gerakan-gerakan yang diatur halus agar dapat melakukan gerakan yang

memerlukan keterampilan tangan. Jadi kemampuan motorik halus merupakan suatu

pengendalian otot-otot kecil terhadap gerakan-gerakan yang terkoordinasi.

Perkembangan motorik halus pada anak sangat perlu untuk distimulus agar anak dapat

mencapai tingkat pencapaian perkembangaannya sesuai pada usianya. Menurut Yudha (2005,

hlm.148) ciri-ciri tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun yaitu

meremas kertas, memaka serta membuka pakaian, memakai sepatu sendiri, menggambar garis

lingkaran dan garis lurus, menyusun menara empat sampai tujuh balok, mengekspresikan

gerakan tari dengan irama sederhana dan melempar bola.

Namun pada nyatanya masih terdapat beberapa anak yang motorik halusnya belum

berkembang secara optimal. Pratiwi dkk (2017) menunjukkan hasil penelitiannya pada 16

orang anak usia 3–4 tahun, dari jumlah tersebut sebanyak 9 orang anak usia dini memiliki

kemampuan motorik halus yang termasuk dalam kategori masih rendah . Selain itu berdasarkan

hasil observasi lapangan disekolah maupun dilingkungan sekitar peneliti, masih banyak anak

usia 3-4 tahun yang belum optimal perkembangan motorik halusnya. Salah satunya anak

terlihat masih kesulitan dalam mengkoordinasi otot-otot jari seperti belum dapat memegang

pensil dengan benar, menjumput sesuatu tanpa menjatuhkan, dan menuangkan air ke dalam

tempat penampung. Salah satu penyebab kurang optimalnya motorik halus anak karena

kurangnya stimulasi berupa pemanfaatan media bermain yang dapat melatih kemampuan

motorik halus anak.

Dari pemaparan diatas menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus anak dapat

dikatakan belum optimal, sehingga dari permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah solusi yang

dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun. Salah satu solusi yaitu

dengan penggunaan media bermain pasir kinetik yang sesuai dengan usia anak serta menarik

minat belajar anak terutama dalam hal menstimulus perkembangan motorik halus anak.

Menurut Marheni (dalam Mardiati, 2020) menyatakan bahwa kinetic sand atau pasir

kinetik merupakan media yang aman dan lebih bersih daripada pasir, sehingga dapat digunakan

sebagai pengganti pasir dan cara penggunaanya menggunakan simbol-simbol seperti miniatur

berbagai tema antara lain binatang, buah-buahan dan mainan kecil lain. Dari pendapat tersebut

dapat diketahui bahwa Pasir kinetik ini memiliki tekstur yang kering dan tidak menempel pada

kulit, sehingga guru dan orangtua tidak perlu takut bermain pasir kinetik itu kotor dan

berkuman bagi anak sehingga pasir kinetik ini dapat menjadi suatu media bermain yang dapat

Hadlonah : Jurnal Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini, Volume 2 (1) Tahun 2021 | 43

P-ISSN : 2549-0141

E-ISSN : 2746-6779

digunakan oleh guru untuk mengembangkan perkembangan motorik halus anak. Kegiatan

bermain pasir ini bermanfaat bagi perkembangan motorik halus anak seperti menggenggam,

menjumput, menekan dengan menggunakan jari, serta meremasnya. Hasil penelitian Anissa

(2018) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dalam penggunaan Pasir kinetik

terhadap keterampilan motorik halus anak usia 4-5 Tahun.

Sudah banyak Penelitian yang menjelaskan kajian tentang media pasir kinetik, namun

masih belum banyak yang mengkaji media pasir untuk menstimulus kemampuan motorik

halus. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk memfokuskan kajian tentang kemampuan motorik

halus anak usia 3-4 tahun melalui kegiatan bermain pasir kinetik. Bermain pasir kinetik ini

dapat dijadikan sebuah pengalaman belajar yang menyenangkan dan menarik bagi anak. Maka

dari itu, penulis mengambil judul penelitian “Menstimulus Kemampuan Motorik Halus

Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kinetik Pada Anak Usia 3-4 Tahun”

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen

dalam bentuk Single Subject Research (SSR). Menurut Payadnya (2018 : Hlm.15) Penelitian

Single Subject Research merupakan penelitian analisis perilaku terhadap individu tunggal yang

pengamatannya dilakukan selama periode awal kemudian diberikannya perlakuan/ treatmen

terhadap subjek dan di ikuti oleh pengamatan lain setelah intervensi untuk menentukan apakah

perlakuan/treatmen yang diberikan memengaruhi hasil. Penelitian ini menggunakan metode

ekperimen single subjek research bertujuan guna memperoleh data yang diperlukan untuk

melihat besar kecilnya pengaruh yang timbul dari adanya perlakuan atau treatmen yang

diberikan terhadap subjek secara berulang-ulang.

Desain eksperimen Single Subject Research yang dipakai dalam penelitian ini memiliki

tiga fase, dimana A1 adalah baseline merupakan fase untuk mengetahui kemampuan motorik

halus anak, B adalah fase perlakuan atau intervensi dan A2 adalah pengulangan baseline.

Penelitian ini dilakukan di salah satu perumahan daerah Purwakarta, subjek dari

penelitin ini yaitu anak usia dini dengan usia 3-4 tahun yang berjumlah 2 anak, peneliti perlu

mengambil keputusan terhadap pemilihan subjek dengan pertimbangan salah satunya kriteria

anak yang ditentukan langsung oleh peneliti. Adapun kriteria peneliti memilih subjek

penelitian adalah sebagai berikut :

1. subjek memiliki kemampuan motorik halus yang kurang optimal

2. Orang tua subjek mengizinkan peneliti melakukan penelitian terhadap subjek

3. Baik subjek maupun pihak keluarga subjek tidak ada yang terinfeksi virus Covid-19

Ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan peneliti di dalam penelitian diantaranya

sebagai berikut :

1. Tahap awal yang terbagi menjadi 2 bagian, seperti :

a. Tahap persiapan, tahap ini peneliti melakukan persiapan terhadap subjek, permainan

pasir kinetik serta menjalin kerjasama dengan orang tua.

b. Baseline A1 untuk mengukur kemampuan awal sebelum diberikan intervensi dengan

menggunakan media plastisin untuk mengetahui kemampuan awal yang subjek miliki

sebelum diberikan intervensi apapun dalam penelitian oleh peneliti.

44 | Menstimulus Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kinetik Pada Anak

Usia 3-4 Tahun

P-ISSN : 2549-0141

E-ISSN : 2746-6779

2. Tahap intervensi (perlakuan) yaitu untuk pemberian perlakuan menggunakan pasir kinetik

dengan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan awal, inti, dan kegiatan penutup.

3. Tahap akhir (Baseline A2) untuk kegiatan pengulangan Baseline A1 yang dilakukan

Tabel 1.

Kisi-kisi instrumen penelitian

Variabel Sub-variabel Indikator Aspek yang dinilai

Motorik halus Kemampuan

motorik halus

Keterampilan

otot-otot kecil

Anak mampu meremas

pasir kinetik

menggunakan jari tangan

dengan kuat dan merata

Anak mampu

menggenggam kuat dan

memainkan pasir kinetik

pada saat bermain

Anak dapat mencetak

rapih pasir kinetik

dengan menekan kuat

menggunakan jari.

Anak dapat memasukkan

pasir kinetik kedalam

botol dengan

menggunakan jarinya

tanpa berjatuhan

Kemampuan

mengontrol

gerakan otot-otot

kecil dalam

menggunakan

benda

Anak dapat memasukkan

pasir kinetik kedalam

cetakan menggunakan

sekop mainan tanpa

berjatuhan

Hadlonah : Jurnal Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini, Volume 2 (1) Tahun 2021 | 45

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian menggunakan analisis data

statistik deskriptif yang mengenai data peningkatan motorik halus anak usia 3 tahun. Untuk

mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak, hasil pre test dan post test yang

diuraikan dengan skor kemudian diperhitungkan dengan hitungan persentase dengan

menggunakan pedoman penilaian yang paparkan oleh Purwanto (2006: 102) sebagai berikut.

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh anak

SM = Skor maksimun ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

Setelah hasil postest dan pretest sudah didapatkan perhitungannya dengan

menggunakan rumus diatas, maka untuk mengetahui pengaruh dari media pasir kinetik peneliti

perlu memperhitungkan hasil tersebut dengan analisis data dalam kondisi. Sunanso, dkk

(2005:68-70) analisis dalam kondisi memiliki komponen yang meliputi Panjang kondisi,

Kecenderungan arah, kecenderungan stabilitas , jejak data, level Stabilitas Dan Rentang, tingkat

perubahan.

Kemudian setelah menganalisis dalam kondisi, peneliti memperhitungkan hasil

penelitian dengan analisis antar kondisi. Adapun Sunanso, dkk (2005:72-76) analisis untuk

antar kondisi ada lima komponen, yaitu:

1. Jumlah variabel yang diubah merupakan variabel terikat atau variabel yang ditujukan

2. Perubahan kecenderungan

3. Perubahan stabilitasi

4. Perubahan data

5. Data Overlap

6.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Grafik 1 Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Subjek KL

Pada pelaksanaan baseline- ini dilakukan selama 3 sesi dengan waktu setiap sesi 40

menit . kemudian ditahap baseline-1 peneliti menggunakan media plastisin untuk mengetahui

kemampuan awal motorik halus anak. Pada awal fase ini subjek KL lebih banyak meminta

bimbingan dalam melakukan beberapa indikator. Berdasarkan hasil diatas pada baseline-1

subjek KL mendapatkan hasil sebesar 60% pada observasi pertama yang termasuk kedalam

kategori cukup. Selanjutnya pada observasi kedua anak mendapatkan hasil 65% yang termasuk

020406080

100120

A1 A2 A3 B1 B3 B3 B4 A'1 A'2 A'3

Sesi

ket

erca

pa

NP= 𝑅

𝑆𝑀 X 100

46 | Menstimulus Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kinetik Pada Anak

Usia 3-4 Tahun

P-ISSN : 2549-0141

E-ISSN : 2746-6779

pada kategori cukup. Kemudian itu pada observasi ketiga anak mendapatkan hasil sebesar 70%

yang termasuk kedalam kategori cukup. Hasil keseluruhan dari ketiga observasi pada baseline-

1 menunjukkan kemampuan awal motorik halus anak meningkat sebagai test awal kemampuan

dasar sebelum diterapkan intervensi menggunakan pasir kinetik. Hasil keseluruhan data

observasi pada baseline-1 yaitu 65% yang termasuk kedalam kategori cukup.

Pada intervensi/treatmen yaitu pemberian treatmen terhadap kedua subjek yang

dilakukan selama 4 sesi dengan waktu setiap sesi 40 menit. Pada fase ini peneliti mulai

memberikan treatmen melalui kegiatan bermain pasir untuk meningkatkan kemampuan motorik

halus anak. Pada tahap ini kedua subjek mampu menggenggam dan meremas dengan cukup

kuat. Kemudian subjek yang berusia 4 tahun sudah dapat mencetak dengan rapih. Adapun hasil

pengukuran data pada fase Intervensi (pemberian treatment), saat observasi pertama anak

mendapatkan hasil sebesar 75% yang termasuk kedalam kategori cukup. Selanjutnya pada

observasi kedua anak mendapatkan hasil 80% yang termasuk pada kategori baik. Kemudian itu

pada observasi ketiga anak mendapatkan hasil sebesar 85% yang termasuk kedalam kategori

baik. Lalu pada observasi ke empat anak mendapatkan hasil sebesar 85% yang termasuk

kedalam kategori baik. Hasil keseluruhan dari ketiga observasi pada fase intervensi yaitu

81,25% menunjukkan kemampuan motorik halus anak meningkat.

Pada tahap terakhir yaitu fase baseline-2 dilakukan selama 3 sesi dengan waktu setiap

sesinya 40 menit. Di fase ini peneliti melakukan pengamatan kembali menggunakan media

pasir kinetik untuk mengetahui evaluasi melihat ada tidaknya pengaruh peningkatan

kemampuan motorik halus anak usia 3-4 tahun dengan menggunakan media pasir kinetik.

Berdasarkan hasil diatas pada observasi pertama anak mendapatkan hasil sebesar 90% yang

termasuk pada kategori sangat baik. Selanjutnya pada observasi kedua anak mendapatkan hasil

95% yang termasuk pada kategori sangat baik. Kemudian itu pada observasi ketiga anak

mendapatkan hasil sebesar 100% yang termasuk kedalam kategori sangat baik. Hasil

keseluruhan dari ketiga observasi pada fase intervensi menunjukkan kemampuan awal motorik

halus anak meningkat. Hasil keseluruhan data observasi pada intervensi yaitu 95% yang

termasuk kedalam kategori sangat baik.

Grafik 2 Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Subjek KI

Pada pelaksanaan baseline-1 ini dilakukan selama 3 sesi dengan waktu setiap sesi 40

menit . kemudian ditahap baseline-1 peneliti menggunakan media plastisin untuk mengetahui

kemampuan awal motorik halus anak. Pada awal fase ini subjek KI lebih banyak meminta

bimbingan dalam melakukan beberapa indikator. Berdasarkan hasil diatas pada observasi

pertama anak mendapatkan hasil sebesar 55% yang termasuk kedalam kategori rendah.

0

20

40

60

80

100

A1 A2 A3 B1 B3 B3 B4 A'1 A'2 A'3

Sesi

ket

erca

pai

an

Hadlonah : Jurnal Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini, Volume 2 (1) Tahun 2021 | 47

P-ISSN : 2549-0141

E-ISSN : 2746-6779

Selanjutnya pada obserbasi kedua anak mendapatkan hasil 60% yang termasuk pada kategori

cukup. Kemudian itu pada observasi ketiga anak mendapatkan hasil sebesar 60% yang termasuk

kedalam kategori cukup. Hasil keseluruhan dari ketiga observasi pada baseline-1 menunjukkan

kemampuan awal motorik halus anak meningkat sebagai test awal kemampuan dasar sebelum

diterapkan intervensi menggunakan pasir kinetik. Hasil keseluruhan data observasi pada

baseline 3 yaitu 58,33% yang termasuk kedalam kategori rendah

Pada intervensi/treatmen yaitu pemberian treatmen terhadap kedua subjek yang

dilakukan selama 4 sesi dengan waktu setiap sesi 40 menit. Pada fase ini peneliti mulai

memberikan treatmen dengan kegiatan bermain pasir untuk meningkatkan kemampuan motorik

halus anak. Pada tahap ini subjek mulai mampu menggenggam dan meremas dengan cukup

kuat. Kemudian subjek KI masih belum cukup rapih dalam mencetak. Hasil pengukuran data

pada observasi pertama anak mendapatkan hasil sebesar 65% yang termasuk kedalam kategori

cukup. Selanjutnya pada observasi kedua anak mendapatkan hasil 70% yang termasuk pada

kategori cukup. Kemudian itu pada observasi ketiga anak mendapatkan hasil sebesar 75% yang

termasuk pada kategori cukup. Lalu pada observasi ke empat anak mendapatkan hasil sebesar

80% Hasil keseluruhan dari ke empat observasi pada fase intervensi yaitu menunjukkan

kemampuan motorik halus anak meningkat setiap pertemuannya. Hasil keseluruhan data

observasi pada fase intervensi yaitu 72,5% yang termasuk kedalam kategori cukup.

Pada tahap terakhir yaitu fase baseline-2 dilakukan selama 3 sesi dengan waktu setiap

sesinya 40 menit. Berdasarkan hasil diatas pada observasi pertama anak mendapatkan hasil

sebesar 85% yang termasuk kedalam kategori baik. Selanjutnya pada observasi kedua anak

mendapatkan hasil 85% yang termasuk pada kategori baik . Kemudian itu pada observasi ketiga

anak mendapatkan hasil sebesar 90% yang termasuk kedalam kategori sangat baik. Hasil

keseluruhan dari ketiga observasi pada fase intervensi menunjukkan kemampuan awal motorik

halus anak meningkat setiap pertemuannya. Hasil keseluruhan data observasi pada intervensi

yaitu 86,66% yang termasuk kedalam kategori sangat baik.

Adapun rangkuman hasil analisis dalam kondisi dan antar kondisi kemampuan motorik

halus kedua subjek yang akan dipaparkan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 2 Rangkuman analisis dalam kondisi kemampuan motorik halus pada subject KL

Kondisi Baseline-1 (A) Intervensi Baseline-2 (A’)

Panjang Kondisi 3 4 3

Kecenderungan

Arah

(+)

(+)

(+)

Kecenderungan

Stabilitas

100%

(Stabil)

100%

( Stabil)

100%

(Stabil)

Jejak Data

(+)

(+)

(+)

Level Stabilitas

Data dan

Rentang

(Stabil)

60%-70%

(Stabil)

75%-85%

(Stabil)

90%-100%

Perubahan Level 70%-60% (+10)

85%-75% (+10)

100%-90% (+10)

48 | Menstimulus Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kinetik Pada Anak

Usia 3-4 Tahun

P-ISSN : 2549-0141

E-ISSN : 2746-6779

Berikut penjelasan tabel 2 rangkuman analisis dalam kondisi kemampuan motorik halus

pada subject KL adalah sebagai berikut:

1) Panjang kondisi yaitu jumlah sesi yang dilakukan peneliti pada setiap fase, baseline-1 (A)

berjumlah 3, intervensi (B) berjumlah 4 dan baseline-2 (A2) berjumlah 3.

2) Berdasarkan kecenderungan arah pada baseline-1 (A1) menunjukkan garis yang

meningkat, pada intervensi (B) menunjukkan garis yang meningkat namun cenderung

mendatar dan terakhir pada baseline-2 (A2) menunjukkan garis yang meningkat. Hasil

kecenderungan arah dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus subjek KL

meningkat.

3) Pada kecenderungan stabilitas baseline-1 (A) berjumlah 100% dimana data dalam kategori

stabil, sedangkan pada intervensi (B) berjumlah 100% dimana data dalam kategori stabil

dan terakhir pada baseline-2 (A2) berjumlah 100% dimana data dalam kategori stabil.

4) Penjelasan jejak data sama seperti kecenderungan arah pada poin ke 2

5) Level stabilitas pada baseline-1, intervensi dan baseline-2 data stabil. Rentang setiap sesi

berbeda diantaranya pada fase baseline-1 memiliki rentang skor 60%-70%, sedangkan pada

fase intervensi memiliki rentang skor 75%-85% dan terakhir fase baseline-2 memiliki

rentang 90%-100%

6) Perubahan level pada setiap fase menunjukkan data yang meningkat. Pada baseline-1

terjadi peningkatan data (+) sebesar 10, sedangkan fase intervensi terjadi peningkatan data

(+) sebesar 10 dan terakhir baseline-2 terjadi peningkatan data (+) sebesar 10

Tabel 3 Rangkuman analisis antar kondisi kemampuan motorik halus pada subjek KL

Kondisi Baseline-1

(A1)/intervensi (B)

Intervensi/

Baseline-2 (A2)

Jumlah variabel yang

diubah 1 1

Perubahan

Kecenderungan dan

efeknya

(+) (+)

(+) (+)

Perubahan Stabilitas Stabil/Stabil Stabil/Stabil

Perubahan Level 70%- 75%

(+5)

85%-90%

(+5)

Data Overlap 0

5x 100% = 0%

0

3x 100% = 0%

Berikut penjelasan tabel 3 rangkuman analisis antar kondisi kemampuan motorik halus

pada subjek KL adalah sebagai berikut:

1) Jumlah variabel yang diubah hanya satu perilaku yaitu kemampuan motorik halus anak

dengan menggunakan media plastisin dan pasir kinetik.

2) Perubahan kecenderungan dan efeknya menuju perubahan yang meningkat bisa dilihat

pada grafik di analisis dalam kondisi.

3) Perubahan stabilitas pada baseline-1, intervensi dan baseline-2 hasil datanya stabil.

Perubahan stabilitas bisa dilihat pada persentase stabilitas yang ada di analisis dalam

kondisi.

4) Perubahan level membaik dari baseline-1 ke intervensi mengalami peningkatan +5,

sedangkan intervensi ke baseline-2 perubahan level nya +5.

Hadlonah : Jurnal Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini, Volume 2 (1) Tahun 2021 | 49

P-ISSN : 2549-0141

E-ISSN : 2746-6779

5) Data overlap menunjukkan baseline-1 ke intervensi diperoleh hasil 0%, sedangkan

intervensi ke baseline-2 diperoleh hasil 0%. Berdasarkan dari kedua hasil diatas tidak ada

data yang tumpah tindih. Artinya terjadinya peningkatan kemampuan motorik halus anak

menggunakan media plastisin dan pasir kinetik.

Tabel 4 Rangkuman analisis dalam kondisi kemampuan motorik halus pada subjek KI

Kondisi Baseline-1 (A) Intervensi Baseline-2 (A’)

Panjang Kondisi 3 4 3

Kecenderungan Arah

(+)

(+)

(+)

Kecenderungan

Stabilitas

100%

(Stabil)

50%

(Tidak Stabil)

100%

(Stabil)

Jejak Data

(+)

(+)

(+)

Level Stabilitas Data

dan Rentang

(Stabil)

55%-60%

(Tidak Stabil)

65%-80%

(Stabil)

85%-90%

Perubahan Level 60%-55%

(+5)

80%-65%

(+15)

90%-85%

(+5)

Berikut penjelasan tabel 4 rangkuman analisis dalam kondisi kemampuan motorik halus

pada subjek KI adalah sebagai berikut:

1) Panjang kondisi yaitu jumlah sesi yang dilakukan pada setiap fase, baseline-1 (A) berjumlah

3, intervensi (B) berjumlah 4 dan baseline-2 (A2) berjumlah 3.

2) Berdasarkan kecenderungan arah pada baseline-1 (A1) menunjukkan garis yang meningkat

cenderung mendatar, pada intervensi (B) menunjukkan garis yang sangat meningkat dan

terakhir pada baseline-2 (A2) menunjukkan garis yang meningkat cenderung mendatar.

Hasil kecenderungan arah dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus subjek KL

meningkat.

3) Pada kecenderungan stabilitas baseline-1 (A) berjumlah 100% dimana data dalam kategori

stabil, sedangkan pada intervensi (B) berjumlah 50% dimana data dalam kategori tidak stabil

dan terakhir pada baseline-2 (A2) berjumlah 100% dimana data dalam kategori stabil.

4) Penjelasan jejak data sama seperti kecenderungan arah pada poin ke 2

5) Level stabilitas pada baseline-1, intervensi dan baseline-2 data stabil. Rentang setiap sesi

berbeda diantaranya pada fase baseline-1 memiliki rentang skor 55%-60%, sedangkan pada

fase intervensi memiliki rentang skor 65%-80% dan terakhir fase baseline-2 memiliki

rentang 85%-90%

6) Perubahan level pada setiap fase menunjukkan data yang meningkat. Pada baseline-1 terjadi

peningkatan data (+) sebesar 5, sedangkan fase intervensi terjadi peningkatan data (+)

sebesar 15 dan terakhir baseline-2 terjadi peningkatan data (+) sebesar 5

Rangkuman analisis antar kondisi kemampuan motorik halus pada subjek KI adalah

sebagai berikut:

1) Jumlah variabel yang diubah hanya satu perilaku yaitu kemampuan motorik halus anak

dengan menggunakan media plastisin dan pasir kinetik.

50 | Menstimulus Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kinetik Pada Anak

Usia 3-4 Tahun

P-ISSN : 2549-0141

E-ISSN : 2746-6779

2) Perubahan kecenderungan dan efeknya menuju perubahan yang meningkat bisa dilihat

pada grafik di analisis dalam kondisi.

3) Perubahan stabilitas pada baseline-1, intervensi dan baseline-2 hasil datanya stabil.

Perubahan stabilitas bisa dilihat pada persentase stabilitas yang ada di analisis dalam

kondisi.

4) Perubahan level membaik dari baseline-1 ke intervensi mengalami peningkatan +5,

sedangkan intervensi ke baseline-2 perubahan level nya +5.

5) Data overlap menunjukkan baseline-1 ke intervensi diperoleh hasil 0%, sedangkan

intervensi ke baseline-2 diperoleh hasil 0%. Berdasarkan dari kedua hasil diatas tidak ada

data yang tumpah tindih. Artinya terjadinya peningkatan kemampuan motorik halus anak

menggunakan media plastisin dan pasir kinetik.

Kemampuan awal motorik halus anak dapat dilihat dari hasil pengukuran data pada

pelaksanaan baseline-1, dimana pada fase ini peneliti menggunakan plastisin sebagai media

untuk mengukur kemampuan awal motorik halus anak. Pada fase baseline-1 kedua subjek

hanya dapat melakukan beberapa indikator yang dapat mereka lakukan. Subjek KI lebih banyak

meminta bimbingan kepada peneliti daripada subjek KL. Hal ini dikarenakan usia subjek KI

yang lebih kecil daripada subjek KL.

Setelah dilakukan observasi serta pengukuran data saat pelaksanaan baseline-1,

diketahui hasil persentase yang didapat dari kedua subjek yaitu subjek KI pada baseline-1

memperoleh rata-rata sebesar 58% sedang subjek KL memperoleh rata-rata sebesar 65%, dari

perolehan nilai tersebut dapat diketahu bahwa kemampuan motorik halus subjek KL termasuk

pada kategori cukup sedangkan nilai rata-rata subjek termasuk kategori rendah. Perolehan nilai

tersebut disebabkan oleh kurang terlatihnya gerakan otot-otot jari dan tangan anak, sehingga

hal tersebut membuat anak kesulitan dalam menyelesaikan kegiatan yang membutuhkan

keterampilan tangan seperti pada saat kegiatan bermain kedua subjek masih terlihat belum

optimal dalam menggenggam, meremas, serta menggunakan sekop mainan untuk

mengambil/memasukkan plastisin kedalam cetakan dan tekanan jari anak masih belum cukup

kuat pada saat kegiatan mencetak sehingga hasil cetakan anak belum rapih. Hal ini didukung

dengan pendapat Yudha (2005, Hlm,15) yang menyatakan bahwa kemampuan motorik halus

yang kurang dilatih dapat menimbulkan suatu kemungkinan permasalahan yang terjadi, salah

satunya dikhawatirkan anak akan kurang mampu dalam menggerakkan jari dan kedua

tangannya sehingga hal tersebut membuat anak kesulitan dalam mengkoordinasi kecepatan

tangan.

Pada saat pelaksanaan kegiatan bermain tahap intervensi peneliti mulai menerapkan

kegiatan bermain pasir kinetik terhadap anak. Pada fase intervensi ke 1 dan 2, kedua subjek

masih belum cukup dapat menggenggam dan meremas. Pada intervensi ke 3 dan 4 kedua subjek

sudah mulai dapat menggenggam cukup kuat dan meremas. Subjek KL sudah dapat mencetak

dengan tekanan jari yang kuat sehingga hasil cetakannya pun rapih, sedangkan subjek KI sudah

dapat mencetak namun tekanan jarinya masih belum cukup kuat sehingga hasil cetakannya

belum rapih. Selain itu juga kedua subjek sudah mulai terampil menggunakan sekop mainan

meski masih ada pasir kinetik yang berjatuhan. Hasil persentase yang didapat dari kedua subjek

yaitu subjek KL pada intervensi memperoleh rata-rata sebesar 81,25% yang termasuk pada

kategori baik sedang subjek KI memperoleh rata-rata sebesar 72,5% yang termasuk kategori

cukup.

Hadlonah : Jurnal Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini, Volume 2 (1) Tahun 2021 | 51

P-ISSN : 2549-0141

E-ISSN : 2746-6779

Tahap terakhir yaitu baseline-2 dimana kedua subjek sangat terlihat senang dan

mengikuti kegiatan sampai selesai. Subjek KL sudah dapat melakukan semua indikator dengan

optimal, sedangkan subjek KI masih ada beberapa indikator yang belum tercapai tingkat

keberhasilannya. Hasil persentase yang didapat dari kedua subjek yaitu subjek KL pada

baseline-1 memperoleh rata-rata sebesar 95% sedang subjek KL memperoleh rata-rata sebesar

86,66% .

Hasil persentase yang didapat oleh kedua subjek pada fase intervensi dan baseline-2

menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus meningkat setelah diterapkan media pasir

kinetik. Bahkan tidak ada lagi subjek yang kemampuan motorik halusnya termasuk kedalam

kategori rendah. Peningkatan tersebut didukung oleh adanya stimulus berupa penerapan media

terhadap anak pada saat kegiatan bermain. Menstimulus perkembangan motorik dapat

dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan menggunakan media atau kegiatan

bermain yang dapat mendukung perkembangan motorik anak serta menarik perhatian dan minat

anak untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini didukung dengan pendapat Khadijah (2020 :

17) orangtua/guru harusnya menstimulus anak dengan berbagai permainan yang

menyenangkan bagi anak serta menarik perhatian anak untuk memainkkannya sehingga melalui

permainan tersebut tanpa di sadari anak mulai mengembangkan motoriknya.

Salah satu kegiatan bermain yang dapat menstimulus kemampuan motorik halus anak

usia 3-4 yaitu kegiatan bermain pasir kinetik. Kegiatan bermain pasir kinetik sangat bagi anak

dikarenakan memiliki daya tarik minat anak dalam bermain sehingga dengan begitu tanpa

disadari anak akan dapat mengembangkan diri dalam kegiatan yang dilakukan termasuk dalam

mengembangkan keterampilan otot-otot jari tangannya.

Setelah melakukan penerapan kegiatan bermain pasir terhadap anak, terdapat

peningkatan kemampuan motorik halus anak yang cukup signifikan. Hal ini didukung dengan

adanya peningkatan kemampuan motorik halus yang ditandai dengan meningkatnya hasil

persentase kemampuan motorik halus anak dari fase ke fase serta kecilnya persentase overlap

kedua subjek yaitu 0% yang berartikan terdapat pengaruh berupa peningkatan terhadap

kemampuan motorik halus anak.

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai menstimulus kemampuan motorik halus melalui

kegiatan bermain pada anak usia 3-4 Tahun yang lokasinya berada di salah satu perumahan

daerah Kabupaten Purwakarta, dihasilkan kesimpulan sebagai berikut Sebelum diterapkan

media pasir kinetik peneliti menggunakan media plastisin untuk mengetahui kemampuan

awal motorik halus anak usia 3-4 Tahun. Berdasarkan hasil penelitian pada fase baseline-

1 kemampuan motorik halus anak umur 3 tahun memiliki kemampuan motorik halus yang

rendah dengan perolehan rata-rata sebesar 58%, sedangkan untuk anak dengan umur 4

tahun memiliki kemampuan motorik halus yang cukup dengan perolehan rata-rata sebesar

65%

2. Setelah diterapkan media pasir kinetik pada fase intervensi kemampuan motorik halus anak

mengalami peningkatan dari fase sebelumnya. Kemampuan motorik halus anak usia 3

tahun meningkat dengan perolehan rata-rata sebesar 72,5% yang termasuk dalam kategori

cukup, kemudian kemampuan motorik halus anak usia 4 tahun juga meningkat dengan

52 | Menstimulus Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kinetik Pada Anak

Usia 3-4 Tahun

P-ISSN : 2549-0141

E-ISSN : 2746-6779

perolehan rata-rata sebesar 81,25% yang termasuk dalam kategori baik. Sama halnya pada

baseline-2 kemampuan motorik kedua subjek meningkat. Pada baseline-2 anak umur 3

memperoleh rata-rata sebesar 86,66% yang termasuk kategori baik, kemudian anak umur

4 tahun memperoleh rata-rata sebesar 95% yang termasuk kedalam kategori sangat baik

sedang. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan motorik halus anak membaik

dan mengalami peningkatan yang signifikan setelah diterapkan pasir kinetik.

3. Berdasarkan hasil overlap data (tumpang tindih) dari kedua subjek memperoleh sebesar

0% yang berartikan hasil tersebut tidak melebih 90% dimana jika data tersebut tidak

melebihi 90% berarti menunjukkan adanya pengaruh penerapan media pasir kinetik dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa

penerapan media pasir kinetik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 3-

4 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Anissa. (2018).The Effect Of Kinetic Sand On Fine Motor Skills Of Children Aged 4-5 Years

At Tk Riadhussolihin Rambah Subdistrict Rokan Hulu District. JOM FKIP

Burhanuddin TR, d. (2015). Filsafat Pendidikan. Subang: Royyan Press.

Khadijah. (2020). Perkembangan fisik motorik anak usia dini teori dan praktik. Jakarta:

KENCANA

Mardiati, M., & Hartati, S. (2020). Pengaruh Penggunaan Pasir Kinetik Terhadap

Perkembangan Motorik Halus Anak Di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan

Tambusai, 4(1), 514-519.

Payadnya, I. P. (2018). Panduan Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Statistik Deskriptif.

Yogyakarta : DEEPUBLISH.

Pratiwi, E. N. (2017). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus melalui Kegiatan Bermain

Pasir pada Anak Usia 3-4 Tahun di PPT” Melati” Surabaya. PAUD Teratai: Jurnal

Pendidikan Anak Usia Dini, 6(1), 1-7.

Purwanto. (2007). Instrument Penelitian Sosial Dan Pendidikan, Pengembangan, Dan

Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Sunanso. dkk. (2005).”Penelitian dengan Subjek Tunggal”. Bandung: UPI Press.

Yudha & Rudyanto. (2005). Pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keterampilan anak.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional