VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

163

Transcript of VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Page 1: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X
Page 2: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JURNAL TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI

(JTSI)

Terbit dua kali setahun pada bulan April dan September, Jurnal Teknologi Sistem Informasi (JTSI) merupakan media penyampaian hasil penelitian yang ada pada rumpun sistem informasi. JTSI diharapkan dapat menjadi wadah bagi para dosen untuk mempublikasikan hasil penelitiannya, dan menjadi sarana untuk penyebaran ilmu pengetahuan di bidang teknologi sistem informasi secara berkelanjutan. ISSN 2722-631X, diterbitkan pertama kali pada April 2020.

PENANGGUNG JAWAB

Ketua STMIK GI MDP, Johannes Petrus, S.Kom., M.T.I. PENERBIT Program Studi Sistem Informasi STMIK GI MDP ALAMAT Gedung STMIK GI MDP, Jalan Rajawali No. 14 Palembang 30113 Telp. 0711-376400, Fax. 0711-376360 Website: http://jurnal.mdp.ac.id/index.php/jtsi, Email: [email protected]

Page 3: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

EDITORIAL TEAM DAN REVIEWER

Editor in Chief

Dien Novita, STMIK Global Informatika MDP

Editor

Iis Pradesan, STMIK Global Informatika MDP

Rizani Teguh, STMIK Global Informatika MDP

Sudiadi, STMIK Global Informatika MDP

Triana Elizabeth, STMIK Global Informatika MDP

Reviewer

T. Husain, STMIK Widuri

Harrizki Arie Pradana, Institut Sains dan Bisnis Atma Luhur

Layout Editor

Eva Rianti, STMIK Global Informatika MDP

Cover Editor

Haviz Irsyad, STMIK Global Informatika MDP

Web Production And Technical Editor

Nur Rachmat , STMIK Global Informatika MDP

Page 4: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga

jurnal ilmiah Program Studi Sistem Informasi STMIK GI MDP, Jurnal Teknologi Sistem

Informasi (JTSI) dapat diselesaikan sebagaimana direncanakan. Sebagai tenaga profesional,

dosen memiliki kewajiban mengajar, melakukan penelitian, dan melakukan pengabdian pada

masyarakat. Setiap hasil penelitian sebaiknya dipublikasikan untuk memberi tahu kepada

masyarakat luas tentang hasil penelitiannya. JTSI diharapkan dapat menjadi wadah bagi para

dosen untuk mempublikasikan hasil penelitiannya, dan menjadi sarana untuk penyebaran

ilmu pengetahuan di bidang teknologi sistem informasi secara berkelanjutan.

JTSI yang diterbitkan ini terdiri dari sepuluh makalah yang telah melalui tahap

review oleh editorial team JTSI. Makalah-makalah yang diterbitkan di jurnal ini sebagian

besar adalah hasil penelitian dosen dan mahasiswa.

Kami mengucapkan terima kasih kepada para peneliti yang telah mengirimkan hasil

penelitiannya untuk diterbitkan di JTSI, kepada Ketua LPPM STMIK GI MDP, Kaprodi

Sistem Informasi STMIK GI MDP, Ketua STMIK GI MDP yang mendukung penuh atas

pengelolaan jurnal ini, dan kami mengucapkan kepada semua pihak yang tidak dapat kami

sebutkan satu persatu.

Tim Redaksi JTSI

Page 5: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

DAFTAR ISI

Rancang Bangun Sistem Informasi Konsultasi Hukum Berbasis Android

Antonius Wahyu Sudrajat, Inayatullah 1-11

Aplikasi Business Intelligence Data Pasien Klinik Medistira 2 Dengan Menggunakan

Metode Online Analytical Processing

Ari Irawan, Nikmatul Hikmah, Nur Fajri Sa’ba 12-21

Analisis Kepuasan Pengguna Aplikasi Traveloka Menggunakan Metode Technology

Acceptance Model (TAM) Dan End-User Computing Satisfaction (EUCS)

Dien Novita, Fareza Helena 22-37

Analisis Kualitas Pelayanan Aplikasi Lazada Berbasis Mobile Dengan Metode Servqual Dwiki Yosinta Ulpa, Rizani Teguh, Dicky Pratama 38-48

Rancang Bangun E-Business Berbasis W eb Pada Perusahaan Distributor Pupuk

Di Sumatera Selatan Egi Syahputra Alvian, Yulistia 49-58

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Aplikasi Maxim Mobile Terhadap Kepuasan

Pengguna Dengan Metode Servqual Fatimah Azzahrah, Lisa Amelia 59-68

Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Karyawan Dengan Simple Additive

Weighting (SAW) Pada Dealer Mobil Fransiska Prihatini Sihotang, Ferent Michaela 69-80

Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Pada PT Berkat Kasih

Tri Tunggal

Reza Almaidah, Triana Elizabeth 81-90

Analisis Studi Kelayakan Finansial Dan Perancangan Aplikasi Pada Rencana Usaha

Sayur Online “Aerys Fresh” Rika Kharlina Ekawati, Silvia Gunawan, Debby Holima Sindi 91-102

Perancangan Dan Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Pegawai

Lapangan Terbaik Pada Pelayaran PT ONI Palembang Menggunakan Metode SAW

Siti Annisa Dwi Pratiwi, Mardiani 103-112

Penggunaan Metode SAW Dalam Membangun Sistem Pendukung Keputusan

Pemberian Insentif Karyawan Pada PT. ABC Desi Pibriana , Nathanael Aswadi 113-125

Analisis Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Manfaat, Dan Persepsi Kemudahan

Penggunaan Terhadap Minat Beli Pada Aplikasi Tokopedia Berbasis Mobile

Menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM) Fatimah Nadia, Sudiadi, Ery Hartati 126-136

Page 6: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Pengembangan Aplikasi Tanda Tangan Digital Dengan Metode Hash Menggunakan

Custom Core System Class pada Framework CodeIgniter

Ahmad Farisi 137-149

Pedoman Penulisan

Forn Penilaian Reviewer

Page 7: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No.1, April 2021: 1-11

1

Rancang Bangun Sistem Informasi Konsultasi Hukum Berbasis Android

A Design and Development of Android Based Legal Consultation Information System

Antonius Wahyu Sudrajat

1, Inayatullah

2

1,2Program Studi Manajemen Informatika, AMIK MDP, Palembang E-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak

Informasi sangat dibutuhkan oleh setiap orang, termasuk informasi mengenai hukum. Untuk mendapatkan informasi hukum yang benar, harus bersumber dari orang yang paham atau mengerti mengenai masalah hukum tersebut. Pelaksanaan konsultasi hukum diperlukan untuk mendapatkan informasi dan langkah-langkah hukum secara lebih tepat dan cepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sebuah sistem informasi konsultasi hukum berbasis android yang dapat digunakan oleh masyarakat dalam mendapatkan informasi dan konsultasi hukum. Metode pengembangan sistem yang digunakan memiliki tahapan, yaitu: pengumpulan data, identifikasi masalah, analisis masalah, perancangan sistem, implementasi dan dokumentasi. Unified Modelling Language (UML) merupakan metode pemodelan yang dipilih untuk perancangan sistem berorientasi objek dalam pengembangan sistem ini. Dimana diagram-diagram yang digunakan diantaranya adalah use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram. Dengan dibangunnya sistem informasi konsultasi hukum berbasis android dapat mempercepat masyarakat dalam mendapatkan informasi dan pendampingan hukum. Selain itu, memberikan kemudahan bagi pejabat hukum dalam evaluasi dan monitoring perkara yang dihadapi oleh klien. Kata kunci: Sistem Informasi, Konsultasi, Hukum, Android

Abstract Information is needed by everyone, including information about the law. To get correct

legal information, it must come from a person who understands or understands the legal issue.

The implementation of legal consultation is needed to obtain information and legal steps more

precisely and quickly. The purpose of this research is to develop an android-based legal

consultation information system that can be used by the public in obtaining legal information

and consultation. The system development method used has stages, namely: data collection,

problem identification, problem analysis, system design, implementation and documentation.

Unified Modeling Language (UML) is the modeling method chosen for object-oriented system

design in the development of this system. Where the diagrams used include use case diagrams,

activity diagrams, sequence diagrams and class diagrams. With the construction of an Android-

based legal consultation information system, it can accelerate the community in obtaining

information and legal assistance. In addition, it makes it easy for legal officials to evaluate and

monitor cases faced by clients.

Keywords: Information System, Consultation, Law, Android

1. PENDAHULUAN

Informasi dibutuhkan oleh setiap orang, salah satu informasi yang dibutuhkan

berhubungan dengan informasi mengenai hukum. Tidak semua orang paham mengenai aturan-aturan yang berlaku dalam hukum. Untuk mengatasi permasalahan dalam hukum dibutuhkan

Page 8: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No.1, April 2021: 1-11

2

orang atau pejabat yang paham akan hukum. Orang atau pejabat yang paham akan hukum tersebut dapat memberikan pelayanan atau konsultasi hukum terhadap masyarakat. Masyarakat yang membutuhkan jasa hukum tersebut dapat dapat datang langsung ke tempat mereka atau menghubungi melalui telpon untuk konsultasi.

Dalam melayani masyarakat ini, pejabat hukum merasa kurang efektif dan efisien karena masyarakat tidak mendapatkan pendampingan secara cepat terhadap permasalahan hukum yang sedang dialami. Pejabat hukum sebagai konsultan hukum memiliki keterbatasan waktu dalam memberikan pendampingan hukum

Berdasarkan uraian di atas pejabat hukum ingin mengatasi permasalahan pelayanan konsultasi hukum tersebut dengan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi sudah merambah semua bidang pekerjaan termasuk bidang hukum. Dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi, permasalahan waktu dan biaya dalam konsultasi hukum dapat dikurangi. Untuk itu, peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Konsultasi Hukum Berbasis Android. Ruang lingkup penelitian bertujuan untuk mengarahkan kegiatan pengembangan sistem agar tidak menyimpang, hal tersebut dikarenakan permasalahan yang ada sifatnya kompleks. Ruang lingkup penelitian hanya sebatas konsultasi hukum tidak sampai menghitung biaya. Menggunakan perangkat lunak android. Tool yang digunakan UML (Unified Modelling

System). Tujuan dalam penelitian untuk mengurangi permasalahan waktu dan biaya dalam

pelayanan konsultasi terhadap masyarakat. Manfaat dari penelitian, masyarakat menjadi cepat dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Biaya yang dikeluar bisa lebih hemat.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengembangan sistem. Pada penelitian ini tahapan-tahapan yang dilakukan ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

1. Pengumpulan Data

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam pengembangan sistem yang dilakukan. Beberapa teknik pengumpulan data dilakukan yaitu Pertama Studi literatur, yaitu membaca jurnal, buku dan beberapa perundang-undangan terkait dengan pengembangan sistem konsultasi hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Kedua wawancara, yaitu dengan cara bertanya langsung dengan beberapa konsultan hukum yang ada di kota Palembang terkait dengan proses atau prosedur dalam konsultasi hukum serta permasalahannya. Ketiga

Pengumpulan Data

Identifikasi Masalah

Analisis Sistem

Perancangan Sistem

Implementasi

Dokumentasi

Page 9: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No.1, April 2021: 1-11

3

observasi, yaitu dengan mengamati secara langsung bagaimana proses konsultasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan konsultan hukum.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengumpulan data pada tahapan sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi permasalahan yang dihadapi baik dari sisi konsultan maupun dari sisi masyarakat yang membutuhkan layanan konsultasi hukum. Dalam penentuan permasalahan pengguna tetap dilibatkan sehingga didapatkan permasalahan yang tepat.

3. Analisis Sistem

Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan dan diverifikasi oleh setiap calon pengguna, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis masalah secara lebih mendalam. Untuk melakukan analisis masalah akan digunakan tabel matriks sebab akibat. Dari analisis masalah didapatkan kebutuhan sistem, yang selanjutnya akan di lihat berdasarkan fungsionalnya dan non fungsional. Alat bantu dalam mendefinisikan kebutuhan fungsional akan digunakan diagram use case.

4. Perancangan Sistem

Tahapan ini adalah tahapan merancang sistem konsultasi hukum berdasarkan kebutuhan fungsional yang telah didefinisikan pada tahapan sebelumnya secara rinci. Dalam melakukan perancangan akan digunakan pemodelan berorientasi objek yaitu dengan diagram-diagram pada UML. Diagram yang digunakan diantaranya adalah Diagram activity, diagram class dan diagram sequence. Untuk melengkapi gambaran sistem secara utuh dalam penelitian ini juga akan digambarkan arsitektur dari sistem jaringan yang digunakan dalam implementasi sistem.

5. Implementasi

Rancangan sistem informasi yang telah dibuat selanjutnya diterjemahkan kedalam bahasa pemrograman sehingga dapat digunakan. Bahasa pemrograman yang akan digunakan dalam pengembangan sistem konsultasi hukum adalah bahasa pemrograman java untuk android. Sedangkan database angine yang digunakan adalah MySQL.

6. Dokumentasi

Tahapan ini merupakan tahapan penyusunan atau dokumentasi dari hasil penelitian ini.

2.2 Sistem

Menurut Andri Kristanto sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu [1]. Sedangkan menurut Hanif Al Fatta Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan dari unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisir, saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain [2]. 2.3 Informasi

Menurut Tata Sutabri dalam bukunya yang berjudul Analisis Sistem Informasi, Informasi adalah makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan [3]. Sedangkan menurut Wahyuni Reksoatmodjo informasi adalah data yang telah diolah sehingga pengetahuan dari orang yang menggunakan data mengalami peningkatan [4 ]. 2.4 Sistem Informasi

Menurut Tata Sutabri dalam bukunya yang berjudul Analisis Sistem Informasi, adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen[5]. Sedangkan menurut Abdul Kadir sistem informasi

Page 10: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No.1, April 2021: 1-11

4

mencakup sejumlah komponen (manusia, teknologi informasi, komputer, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan [6 ]. 2.5 Layanan Konsultasi Hukum

Orang yang memberikan konsultasi hukum sesuai persyaratan undang-undang yang berlaku disebut sebagai advokat. Jasa hukum merupakan jasa yang diberikan oleh advokat berupa pemberian konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan klien [7].

2.6 Android

Android merupakan sebuah sistem operasi perangkat mobile berbasiskan linux yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi. Pada tanggal 5 November 2007, android dirilis pertama kali [8]. 2.7 Unified Modeling Language

Satu kumpulan konversi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek [9].

2.8 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap sistem konsultasi hukum, penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabe11.

Tabel 1. Penelitian Sebelumnya

No Judul Ulasan

1. Sistem Informasi Konsultasi Berbasis Web Studi Kasus: PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung [10]

Pendaftaran dalam forum konsultasi masih menggunakan sembarang username dan password yang dibuat oleh para pengguna.

2.

Rancang Bangun Sistem Informasi Data Konsultasi Perkara Klien Pada Biro Konsultasi Dan Bantuan Hukum (BKBH) Universitas Stikubank (UNISBANK) Semarang [11]

Tujuan dari penelitian ini adalah mempermudah proses penyimpanaan, pengeditan dan pencarian data konsultasi dan mempermudah pelacakan kemajuan perkara. Penelitian ini lebih kepada administrasi dan kearsipan dokumen konsultasi.

3

Pengembangan Sistem Informasi Lembaga Pengkajian dan Konsultan Bantuan Hukum (LPKBH) Menggunakan Zachman Framework (Studi Pada LPKBH Al-Baihaqy) [12]

Penelitian ini melakukan analisis terhadap proses bisnis yang berjalan kemudian membuat usulan proses bisnis yang baru. Untuk membuat usulan proses bisnis yang baru digunakkan zachman framework yang melihat dari perspektif planner, perspektif owner, perspektif designer dan perspektif builder.

Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis, hanya untuk pendataan awal proses

konsultasi awal oleh masyarakat kepada pejabat hukum dan memperrmudah komunikasi dimana hasil komunikasi dapat tersimpan dengan baik sehingga dapat dipelajari kembali oleh masing-masing pihak untuk dievaluasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Sistem

Pada tahapan ini terdiri dari beberapa langkah diantaranya adalah identifikasi masalah, analisis masalah dan analisis kebutuhan sistem.

3.1.1 Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang di temukan dan telah diverifikasi adalah sebagai berikut:

Page 11: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No.1, April 2021: 1-11

5

1. Masyarakat tidak mendapatkan pendampingan secara tepat terhadap permasalahan hukum yang sedang dialami.

2. Pejabat hukum sebagai konsultan hukum memiliki keterbatasan waktu dalam memberikan pendampingan hukum.

3.1.2 Analisis Masalah

Permasalahan yang telah di definisikan sebelumnya, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam. Untuk melakukan analisis masalah digunakan matriks sebab akibat, seperti ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Matriks Sebab Akibat

Analisis Sebab dan Akibat Tujuan-tujuan perbaikan Sistem

Masalah Sebab Akibat Tujuan Sistem Batasan Sistem

Masyarakat tidak mendapatkan pendampingan secara tepat terhadap permasalahan hukum yang sedang dialami

Sebab: Masyarakat tidak memiliki akses yang cepat untuk mendapatkan informasi atau pendampingan terhadap permasalahannya Akibat: Keterlambatan penangan masalah menyebabkan masalah sulit untuk diatasi

Membangun sebuah sistem yang dapat diakses oleh masyarakat secara cepat dan mudah tanpa terbatas waktu dan tempat

1. Sistem memiliki interface yang mudah digunakan oleh masyarakat

2. Sistem memberikan respon yang cepat

Advokat sebagai konsultan hukum memiliki keterbatasan waktu dalam memberikan pendampigan hukum

Sebab: Peningkatan akan permasalahaan hukum saat ini membuat konsultan hukum memiliki jumlah klien yang banyak Akibat: Pelayanan konsultasi oleh hukum menjadi sulit dilakukan

Membangun sebuah sistem yang dapat digunakan oleh advokat dalam berkomunikasi dengan klien secara cepat dan terdokumentasi dengan baik

1. Sistem harus interaktif sehingga memudahkan advokat dalam berkomunikasi dengan klien

3.1.3 Analisis Kebutuhan

a. Kebutuhan Fungsional

Diagram use case digunakan sebagai model untuk menggambarkan kebutuhan fungsional sistem konsultasi hukum berbasis android, yang ditunjukan pada gambar 2.

Page 12: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No.1, April 2021: 1-11

6

Gambar 2. Diagram Use Case

b. Kebutuhan Non Fungsional

Kebutuhan non fungsional merupakaan kebutuhaan yang harus dimiliki untuk mendukung kebutuhan fungsional yaitu: 1) Reliability, sistem konsultasi hukum berbasis android harus mudah diakses oleh

masyarakat dan advokat. 2) Performance, yaitu: kinerja dari aplikasi harus dapat diandalkan sehingga dapat

digunakan dengan cepat. 3) Userfriendly, Sistem memiliki tampilan yang mudah dipahami. 4) Security requirements, Memiliki otorisasi pengguna, seperti login.

3.2 Rancangan Sistem

3.2.1 Rancangan Prosedural

a. Activity Diagram Login

Gambar 3. Rancangan Activity Diagram Login

Page 13: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No.1, April 2021: 1-11

7

b. Activity Diagram Konsultasi

Gambar 4. Rancangan Activity Diagram Konsultasi

c. Activity Diagram List Advokat

Gambar 5. Rancangan Activity Diagram List Advokat

3.2.2 Rancangan Hubungan Antar Objek

a. Sequence Diagram Login

Gambar 6. Rancangan Sequence Diagram Login

Page 14: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No.1, April 2021: 1-11

8

b. Sequence Diagram Konsultasi

Gambar 7. Rancangan Sequence Diagram Konsultasi

c. Sequence Diagram List Advokat

Gambar 8. Rancangan Sequence Diagram List Advokat

3.2.3 Rancangan Class

Rancangan Class merupakaan jenis–jenis obyek dalam sistem yang terjadi. Rancangan class konsultasi hukum dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Rancangan Class Diagram

3.3 Implementasi

a. Halaman Utama

Halaman ini merupakan halaman awal dari aplikasi konsutasi hukum. Terdapat empat menu utama yaitu: peraturan dan hukum, List Advokat, Daftar dan Login. Halaman utama pada aplikasi ini ditunjukkan pada gambar 10.

Page 15: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No.1, April 2021: 1-11

9

Gambar 10. Halaman Utama

b. Halaman Peraturan dan Hukum

Halaman ini memuat peraturan-peraturan hukum yang dapat dibaca oleh pengguna sebagai referensi atau pemahaman terkait dengan hukum yang berlaku. Peraturan ini berupa file pdf yang setelah mengguna memilih peraturan yang ingin di baca. Halaman peraturan dan hukum ditunjukkan pada gambar 11.

Gambar 11. Halaman Peraturan dan Hukum

c. Halaman Login

Halaman ini digunakan oleh pengguna aplikasi, baik masyarakat maupun advokat yang tentunnya sudah melalui proses daftar sebagai pengguna aplikasi konsultasi hukum. Halaman login ditunjukkan pada gambar 12.

Gambar 12. Halaman Login

d. Halaman Daftar

Halaman ini digunakan oleh masyarakat sebelum melakukan konsultasi hukum. Dalam pendaftaran masyarakat harus menyertakan identitas pengenal diri seperti kartu tanda penduduk (KTP) atau yang lainnya. Halaman daftar ditunjukkan pada gambar 13.

Page 16: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No.1, April 2021: 1-11

10

Gambar 13. Halaman Daftar

e. Halaman Konsultasi

Halaman ini diakses oleh masyarakat setelah mendaftar sebagai klien. Pada form ini klien dapat menanyakan permasalahan hukum yang sedang dialaminya kepada konsultan. Halaman konsultasi ditunjukkan pada gambar 14.

Gambar 14. Halamaan Konsultasi

3.4 Arsitektur Jaringan

Gambar 15 merupakan rancangan arsitektur aplikasi konsultasi hukum berbasis android. Ada dua server dalam rancangan arsitektur ini, yaitu: server aplikasi dan server database. Sebelum aplikasi diakses oleh pengguna harus melalui firewall terlebih dahulu.

firewall

INTERNET

Application web server

Database erver

BTS

Advokat

Masyarakat/Klien Gambar 15. Rancangan Arsitektur Aplikasi

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil implementasi dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Aplikasi konsultasi hukum berbasis android dapat mempercepat masyarakat dalam

mendapatkan pendampingan hukum

Page 17: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No.1, April 2021: 1-11

11

2. Sistem konsultasi hukum berbasis android memberikan kemudahan bagi pejabat hukum dalam evaluasi dan monitoring perkara yang dihadapi oleh klien.

4.2 Saran

Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk pengembangan lebih lanjut sistem yaitu: 1. Memiliki tampilan dashboard sistem bagi pejabat hukum, sehingga pejabat hukum dapat

membuat laporan perkara-perkara yang telah ditangani. 2. Melakukan filter terhadap perkara atau permasalahan hukum yang diajukan dan ditangani

oleh pejabat hukum.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kristanto, Andri. 2018, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya (Edisi

Revisi), Gava Media, Yogyakarta. [2] Fatta, Hanif Al. 20017, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi

Offset, Yogyakarta. [3] Sutabri, Tata. 2016, Sistem Informasi Manajemen Edisi Revisi, Andi Offset,

Yogyakarta. [4] Reksoatmodjo, Wahyuni. 2018, Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data, Andi

Offset, Yogyakarta. [5] Sutabri, Tata. 2012, Analisis Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta. [6] Kadir, Abdul. 2014, Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi, Andi Offset, Yogyakarta. [7] Republik Indonesia, 2006, “Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 Tentang

Advokat”Dalam YLBHI dan PSHK, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, Jakarta. [8] Supardi, Yuniar. 2011, Semua Bisa Menjadi Programmer Android, Elex Media

Komputindo, Jakarta. [9] Whitten, Jeffery L., Lonnie D. Bentley dan Kevin C. Dittman. 2010, Metode Desain dan

Analisis Sistem, Edisi 6, Andi Offset, Yogyakarta. [10] Nurjana. Wahyu, "Sistem Informasi Konsultasi Berbasis Web Studi Kasus: PT. Taspen

(Persero) Cabang Bandung" JATI, Vol 02, 2013. [11] Handoko, W.T., Lestariningsih, E., Ardhianto, E. 2014, Rancang Bangun Sistem

Informasi Data Konsultasi Perkara Klien pada Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum

(BKBH) Universitas Stikubank (UNISBANK) Semarang. DINAMIKA INFORMATIKA – Vol.6 No. 1, Maret 2014.

[12] Asnawi I., Mursityo Y.T., Pramono, D. 2018, “Pengembangan Sistem Informasi

Lembaga Pengkajian dan Konsultan Bantuan Hukum (LPKBH) Menggunakan Zachman

Framework (Studi pada LPKBH Al-Baihaqy)”. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2454-2461.

Page 18: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 12-21

12

Aplikasi Business Intelligence Data Pasien Klinik Medistira 2 Dengan Menggunakan Metode

Online Analytical Processing Application of Business Intelligence Data for Medistira 2 Clinic Patients by Using The

Online Analytical Processing Method

Ari Irawan

1, Nikmatul Hikmah2, Nur Fajri Sa’ba

3

1,2,3Jurusan Sistem Informasi, Tanri Abeng University E-mail: [email protected], [email protected],

[email protected]

Abstrak

Klinik Medistira 2 merupakan salah satu klinik yang memberikan pelayanan di lingkup kesehatan kepada masyarakat di wilayah Gunung Putri, Bogor. Pihak manajemen klinik ini masih dihadapkan dengan beberapa kendala yaitu kesulitan dalam perolehan data pasien untuk mendukung pengambilan keputusan serta kesulitan dalam pembuatan laporan berdasarkan kriteria-kriteria pengambilan keputusan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan aplikasi business intelligence yang membantu Manajemen Klinik Medistira 2 dalam menganalisis data pasien. Metode yang akan digunakan adalah metode OLAP (Online Analytical Processing), sedangkan analisis dan perancangan sistem menggunakan pendekatan berorientasi objek. Sistem aplikasi ini memiliki kemampuan untuk menganalisis data pasien sehingga dapat ditentukan jumlah pengunjung pasien dan besarnya penyakit rawat jalan dilihat dari berbagai dimensi, seperti berdasarkan waktu, penyakit, ruang poliklinik, dokter yang merawat, dan cara pembayaran. Aplikasi yang akan dibuat merupakan salah satu fasilitas yang dapat menghasilkan laporan yang akurat tentang data pasien dan berguna untuk mengevaluasi kegiatan operasional dalam merawat pasien, menilai dan memantau kualitas pelayanan klinik. Kata kunci: Business Intellegence, OLAP, pendekatan berorientasi objek, dimensi, data pasien

Abstract Medistira 2 Clinic is one of the clinics that provide services in the community's scope of

health in the Gunung Putri area, Bogor. The clinic management is still faced with several

obstacles, namely difficulties in obtaining patient data to support decision making and

difficulties in making reports based on certain decision-making criteria. This study aims to

produce a business intelligence application that helps Medistira 2 clinical management analyze

patient data. The method to be used is the OLAP (Online Analytical Processing) method, while

the system analysis and design use an object-oriented approach. This application system has the

ability to analyze patient data so that the patient visitors and quantity of outpatient disease from

various dimensions, such as based on time, disease, polyclinic room, treating doctor, and

payment method. The application to be made is one of the facilities that can produce accurate

reports on patient data and is useful for evaluating operational activities in caring for patients,

assessing and monitoring the quality of clinical services.

Keywords: Business Intelligence, OLAP, object-oriented approach, dimensions, patient data

Page 19: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 12-21

13

1. PENDAHULUAN

Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini merupakan faktor yang sangat penting sehingga dalam pembuatannya membutuhkan pelayanan yang tepat waktu, cepat dan baik [1], hal ini merupakan buah dari kemajuan pemikiran manusia terhadap penemuan dan penanaman ide dalam bentuk inovatif. Dari penemuan alat komputasi hingga penemuan mesin kompleks lainnya (seperti komputer), dunia teknologi informasi memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap semua aspek kehidupan, termasuk persaingan dan kemajuan organisasi. Untuk mencapai kemajuan tersebut, data dan informasi perlu dikelola secara akurat dan selalu up to date. Data dan informasi berbasis sistem informasi dapat diimplementasikan pada berbagai sektor termasuk sektor spesifik seperti dalam produk dan lingkup kesehatan [2].

Penggunaan database pada unit rawat inap dan rawat jalan pada sistem informasi rekam medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Widiyanti Palembang yang menggunakan Microsoft Visual Basic serta SQL Server 2008 dalam pengimplementasiannya [3]. Klinik Medistira 2 merupakan salah satu klinik yang memberikan pelayanan di lingkup kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan medik klinik yaitu menggunakan subyek yaitu pesakit atau disebut dengan pasien. Pasien sebagai subyek observasi memiliki data histori dan pencatatan medis yang diberikan pelayanan medis dalam suatu record atau dikenal dengan istilah kartu rekam medis. Data pasien ini membutuhkan pengelolaan yang digunakan sebagai bukti fisik pelayanan dari Klinik secara tepat sehingga dapat menghasilkan informasi yang tepat juga guna sebagai pertimbangan dalam perencanaan dan pelaporan dalam pengambilan keputusan. Pengelolaan data pasien di Klinik Medistira 2 sudah terkomputerisasi menggunakan Sistem Informasi Klinik namun beberapa kendala yang masih dihadapi pihak manajemen Klinik yaitu (1) adanya kesulitan dalam perolehan data yang diinginkan pengguna untuk mendukung pengambilan keputusan, seperti mekanisme penentuan pasien berdasarkan jumlah kunjungan dan jaminannya dan kriteria 10 (sepuluh) penyakit terbanyak yang dialami pasien berdasarkan periode waktu tertentu; dan (2) kesulitan untuk membuat laporan berdasarkan kriteria-kriteria yang dimaksud. Pentingnya atas pengelolaan dan pengambilan data rekam medis sangat diperlukan dalam membantu dokter dan pihak manajemen dalam mengelola data registrasi, pelaporan, dan penggunaan obat serta untuk mempermudah seorang dokter dalam melihat data rekam medis pasien yang pernah berobat sebelumnya [4]. Kasus sebelumnya yang secara spesifik berdampak pada menurunnya jumlah pasien di Klinik Medistira 2 diantaranya banyaknya jumlah pasien yang mengeluh kecewa serta komplain dalam konteks antrian di loket pendaftaran, kurang informasi pasien atas penjadwalan layanan laboratorium serta praktek dokter, dan tidak tersedianya tanggapan informasi atas layanan pengaduan yang diberikan dalam bentuk kotak saran [5].

Jumlah kunjungan pasien dan penyakit terbanyak di atas masih diproses dengan mendokumentasikan data secara manual. Berdasarkan data jumlah kunjungan pasien yang berdasarkan jenis jaminannya, sepuluh penyakit terbanyak dan data kunjungan pasien yang cukup besar di Klinik Medistira 2 sehingga kesulitan atas pendataan dan rekapitulasi perhitungan atas jumlah pasien berdasarkan kriteria pasiennya yang sejauh ini dengan cara yang lama (manual), seperti penetapan jumlah kategori pasien umum, sepuluh penyakit terbanyak di tahun 2019 serta banyaknya pasien dengan memanfaatkan kepesertaan BPJS. Terlebih lagi ketika manajemen memiliki kesulitan dalam penyediaan data kebutuhan laporan atas kriteria tertentu seperti data kunjungan pasien setiap bulannya, triwulan, dan lainnya. Data-data di atas juga akan digunakan pihak manajemen Klinik sebagai dasar penentuan program, pelayanan mutu klinik dan perumusan rencana kebijakan bagi klinik.

Pengelolaan data dalam skala besar ini, bertujuan agar Klinik dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk peningkatan pelayanan klinik. Peran business intelligence (BI) ini dapat membantu klinik untuk mengolah data yang berukuran besar dan menghasilkan visualisasi informasi melalui tabel yang bersifat mudah dipahami, serta interaktif dan menarik sehingga akan memberikan kemudahan bagi pengguna dalam membaca informasi, sementara

Page 20: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 12-21

14

output berupa print out (hardcopi) akan dijadikan sebagai dokumentasi Klinik [6]. Business

intelligence itu sendiri merupakan istilah umum yang menggabungkan arsitektur, alat, basis data, alat analisis, aplikasi, dan metodologi seperti DSS dengan ekspresi bebas konten, jadi artinya memiliki perbedaan bagi setiap penggunanya [7]. Lebih lanjut, DSS dapat menjadi salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mencarikan solusi dengan konsep tertentu dalam hal sistem informasi [8].

Business Intelligence lebih menjelaskan mengenai suatu konsep dan metode pengambilan keputusan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas berdasarkan analisis sistem yang berbasiskan data. Business Intelligence (BI) merupakan analisis sistem pendukung pengambil keputusan pada perusahaan yang dikumpulkan berdasarkan data-data perusahaan itu sendiri [9]. Business Intelligence dalam hal ini bertujuan untuk melakukan pengumpulan dan penganalisaan data perusahan dari seluruh manajemen dan operasional perusahaan lalu dikumpulkan seluruh data tersebut ke dalam data warehouse. Selama proses analisis sistem dapat menggunakan teknik dengan transformasi pada penerapan berbagai formula dan akumulasi data serta validasi sehingga didapatkan kesesuaian data yang diperuntukkan untuk kepentingan analisis sistem informasi untuk mendapatkan strategi dan keputusan bisnis. Kemudian di data warehouse akan dilanjutkan dengan berbagai analisis statistik yang akan diproses ke dalam data mining, sehingga akan menghasilkan beberapa kecenderungan dari data yang telah dilakukan analisis. Penyederhanaan dan peringkasan data ini memberikan hasil yang ditujukan kepada end user selaku pengambil keputusan bisnis perusahaan. Dengan demikian manajemen perusahaan akan memperoleh dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien berdasarkan dari data fakta aktual dan tidak hanya mengandalkan dari data intuisi saja [10].

Analytic process adalah salah satu teknik pengambilan keputusan yang diproses dan diperkenalkan oleh Dr. Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an dalam penentuan hierarki dalam mempengaruhi pengambilan keputusan [11]. Lebih lanjut, Online Analytical Processing (OLAP) sebagai teknologi analisis yang yang memungkinkan bagian perusahaan seperti eksekutif, manajer dan operasional secara simultan dalam mengakses data dengan cepat, interaktif serta konsisten memalui berbagai teknik atau tinjauan informasi yang dibutuhkan setiap baris data dapat diubah atau disesuaikan agar tercermin dimensi sehingga dapat dengan mudah untuk dipahami oleh user [12]. Menurut [13], OLAP memiliki karakteristik utama antara lain: (1) mendukung setiap pemanfaatan dan kegunaan data warehouse yang dimiliki sebagai data multi dimensi; (2) Menyediakan berupa fasilitas query yang interaktif dan berbasis analisis yang cukup kompleks sehingga mempermudah proses dalam analisis. (3) Menyediakan drill-

down sarana yang bertujuan mendapatkan detail informasi yang efektif dan efisien, dan roll-up

dengan tujuan untuk mendapatkan nilai agregat dalam multi dimensi. (4) Menghasilkan catatan perhitungan dan data komparasi yang kompleks. (5) Menyajikan hasil dari analisis yang mendekati akurat dalam angka dan grafik yang mudah dimengerti oleh user [14].

Data warehouse sebagai kumpulan data yang begitu banyak menyerupai gudang yang berisi data dalam jumlah sangat besar dan digunakan sebagai untuk membantu dalam proses analisa dan pembuatan laporan yang tepat dan akurat yang dibutuhkan oleh perusahaan, hal ini diperkuat oleh [13], data warehouse ialah berupa koleksi data-data yang mempunyai berbagai karakteristik dan berorientasi subjek, terkredibilitas, memiliki variasi waktu dan bersifat tetap dari koleksi data yang didalam dapat mendukung proses pengambilan keputusan perusahaan. Di sisi lain, data ini juga dapat digunakan dalam urgensi operasional dalam konteks data warehousing yang digunukana oleh jajaran pengguna yang membutuhkan akses tersebut secara real time [15].

Konsep BI ini diharapkan dapat membantu klinik dalam pengambilan keputusan bagi manajemen serta dapat meningkatkan competitive advantage. Di sisi lain, konsep BI ini juga diharapkan dapat membantu dalam melakukan analisis tren yang terjadi yang pada akhirnya diharapkan dapat membantu pihak manajemenen dalam merumuskan strategi sebagai antisipasi jika adanya perubahan tren tersebut [16]. Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini mengadopsi pendekatan berorientasi objek (object oriented programming), yang didasarkan

Page 21: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 12-21

15

pada kompleksitas dalam penerapan prinsip-prinsip pengelolaan. Metode object oriented ini meliputi serangkaian aktivitas analisis sistem dan perancangan sistem, pemrograman berbasis objek serta pengujian program tersebut. Pentingnya solusi yang ditujukan pada kepada Klinik Medistira 2 dalam menghasilkan keakuratan dalam pengolahan data yang digunakan sebagai dasar menganalisis serta mekanisme pelaporan dalam mendukung pengambilan keputusan yaitu dengan mengembangkan sebuah Aplikasi Business Intelligence Data Pasien Klinik Medistira 2 dengan menggunakan Metode OLAP (Online Analytical Processing) yang menjadi tujuan dalam penelitian ini.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah applied research dengan sifat eksplorasi ilmu, dimana tujuan penelitian untuk memecahkan masalah (problem solving) yang sedang dihadapi perusahaan sehingga hasilnya dapat dipergunakan untuk dasar pembuatan solusi dan langkah-langkah perbaikan [17]. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tahapan melalui pengembangan sistem dengan pendekatan berorientasi objek (object oriented programming) dengan prosedur kerja sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Tahapan kegiatan diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi

lapangan, survei dan dokumentasi kemudian dilakukan analisis terhadap sistem rekam medis yang berjalan pada Klinik Medistira 2 dalam pengembangan aplikasi Analisis Business

Intellegence Data Pasien. Data-data hasil penelitian ini meliputi data berupa kolom-kolom pada basis dan pola data yang akan digunakan oleh analis klinik sebagai resource OLTP dan data profil dan jumlah pasien serta dan 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di tahun 2019.

3.2 Pemilihan Proses

Tahapan ini dilanjutkan dengan mengidentifikasi proses bisnis di Klinik Medistira 2

Page 22: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 12-21

16

antara lain: 1. Analisis Pasien

Proses analisis ini akan dilakukan penentuan jumlah pasien berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang ditetapkan meliputi jenis pasien, jenis poliklinik, dokter yang merawat, rentang umur, penyakit, periode waktu berdasarkan berdasarkan tanggal, bulan atau tahun yang akan dianalisis lebih lanjut.

2. Analisis Penyakit Proses analisis ini dilakukan dengan menentukan penyakit terbanyak berdasarkan kriteria periode waktu yang ditentukan yaitu tahun 2019. Perancan aplikasi ini pada Klinik Medistira 2 terlebih dahulu dilakukan dengan perancangan Arsitektur Data Warehouse.

3.3 Menentukan Tabel Dimensi dan Fakta

Tahapan ini dilakukan dengan membuat table dimensi dan fakta, dimana tabel-tabel tersebut merepresentasikan peristiwa atau fakta-fakta bisnis dalam rentang waktu tertentu. Tabel ini umumnya berisi tentang data keterangan yang jarang sekali terjadinya perubahan. Tabel fakta merupakan tabel yang umumnya berisikan data yang sering terjadi perubahan atau disebut dengan istilah fakta bisnis. Berikut ini pembangunan tabel-tabel dimensi dan fakta pada data warehouse Klinik Medistira 2. 1. Tabel Dimensi Pasien; berisikan data tentang detail pasien. 2. Tabel Dimensi Dokter; berisikan data tentang daftar atau nama dokter yang merawat pasien. 3. Tabel Dimensi Diagnosa; berisikan data tentang diagnosis penyakit yang diderita pasien. 4. Tabel Dimensi Poliklinik; berisikan data tentang pengkategorian ruang perawatan pasien. 5. Tabel Dimensi Jenis Pasien; berisikan data tentang klasifikasi pasien meliputi pasien umum,

pasien Askes atau pasien dengan kategori tagihan perusahaan. 6. Tabel Dimensi Waktu; berisikan data tentang rincian waktu pasien berkunjung ke Klinik. 7. Tabel Fakta Pasien; berisikan data tentang data fakta perawatan yang terdapat di Klinik

Medsitira 2antara lain pasien umum, pasien askes atau pasien tagihan perusahaan. Tabel ini berelasi dengan tabel DimPasien, tabel DimDokter, tabel DimDiag, tabel DimPoliklinik, tabel DimJPasien dan tabel DimWaktu.

Berdasarkan tables dimensi dan fakta yang telah dirumuskan, selanjutnya dilakukan pembuatan diagram star skema dalam membangun Aplikasi Business Intellegence data pasien di Klinik Medistira 2.

Gambar 2. Desain Skema pada Aplikasi BI

Page 23: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 12-21

17

3.4 Perancangan Dimensi OLAP (Online Analytical Processing)

Perancangan dimensi OLAP yang akan digunakan dalam membangun Aplikasi Business

Intellegence ini meliputi (1) dimensi aktif (vertikal) berupa diagnosis dan dokter; (2) dimensi pasif (vertikal) berupa jenis pasien dan jenis poliklinik; (3) dimensi waktu (horizontal) berupa tanggal, bulan, tahun; dan (4) dimensi ukuran berupa jumlah.

3.5 Pemodelan UML

Pemodelan UML diawali dengan membuat use case diagram. Pemodelan dapat digunakan oleh praktisi untuk mendeskripsikan suatu masalah yang nyata menjadi sebuah bangunan dalam proses pengambilan keputusan yang dikonstruk melalui parameter yang spesifik dengan batasan tertentu berupa struktur, bentuk, isi nomor maupun makna dari model itu sendiri [7,18]. Pada sistem Aplikasi Business Intellegence Data Pasien ini, aktor diperankan spesifik yaitu seorang administrator yang memiliki tugas dalam mengolah data warehouse untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan dan laporan Klinik terkait dengan analisis data pasien yang disajikan melalui use case diagram pada aplikasi BI data pasien Klinik Medistira 2.

Gambar 3. Use Case Diagram

Gambar di atas menyajikan hasil use case diagram yang diawali dengan login user

sebagai admin untuk melanjutkan dengan metode OLAP pada proses analisis data pasien. Admin juga dapat menganalisis data dalam format laporan Excel meliputi jumlah pasien dan membuat laporan berdasarkan 10 penyakit terbanyak selama periode 2019-2020.

Class diagram merepresentasikan semua tanda dan metode serta atribut kelas yang dibuat berdasarkan grafik alur kontrol dari diagram sebelumnya yang memiliki sifat berurutan dan rekursif dengan batasan konstruk yang diturunkan dari kelas dan diagram yang ditujukan untuk menghasilkan data uji [19]. Sistem Aplikasi Business Intellegence Data Pasien ini, memiliki 6 (enam) buah class masing-masing yaitu class Main, Login, MenuOLAP, Laporan, dan Koneksi Data warehouse yang disajikan gambaran class diagram pada aplikasi BI data pasien Klinik Medistira 2.

Page 24: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 12-21

18

Gambar 4. Class Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang dirancang,

bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang terjadi, dan bagaimana berakhirnya yang disajikan gambaran activity diagram pada aplikasi BI data pasien Klinik Medistira 2.

Gambar 5. Activity Diagram

3.6 Pengujian Program

Tahapan ini menggunakan metode pengujian dengan black box. Pengujian ini menggunakan perangkat lunak yang berfokus pada persyaratan fungsional yang dibuat. Pengujian aplikasi atas pengolahan data ini menggunakan data pengujian meliputi pengolahan data, proses dan pengolahan laporan serta kelengkapan dalam informasinya. Berdasarkan hasil pengujian dengan kasus black box dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak mengeluarkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna secara fungsional maupun non fungsional. Tahap implementasi ini merupakan tahap akhir dari tahap perancangan sistem. Tahap ini juga merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan dan dapat dipandang sebagai usaha untuk mewujudkan sistem yang telah dirancang. Simpulan yang

Page 25: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 12-21

19

diuji dengan metode black box ini menghasilkan output yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pengguna baik secara fungsional maupun non fungsional. Tahapan ini merupakan implementasi yang menjadi tahap akhir dari perancangan sistem, kemudian menjadikan tahap peletakkan sistem yang siap untuk dioperasikan serta dinilai sebagai wujud upaya atas aktivitas sistem yang telah dirancang.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Aplikasi Business Intellegence Data Pasien pada Klinik Medistira 2 yang dibangun memiliki bertujuan agar klinik dapat mengambil keputusan yang cepat, konsisten serta tepat serta peningkatan pelayanan klinik dengan lebih baik. Aplikasi Business Intelligence (BI) ini diharapkan dapat membantu klinik untuk mengolah data yang berukuran besar dan menghasilkan visualisasi informasi melalui tabel yang bersifat interaktif dan menarik sehingga mempermudah dalam pengguna informasi, sementara hasil print out (hardcopi) yang dihasilkan akan dapat digunakan sebagai dokumentasi dalam manajemen Klinik [6], hal ini diperuntukkan agar dapat membantu dalam pengambilan keputusan serta meningkatkan competitive

advantages. Aplikasi BI diharapkan juga dapat membantu manajemen klinik untuk menganalisis adanya tren yang terjadi sehingga dapat merumuskan perencanaan strategi dengan lebih baik dalam mengantisipasi perubahan tren tersebut [16].

Aplikasi Business Intellegence ini dapat menjadi salah satu saran yang digunakan untuk sebagai pendukung kegiatan dalam proses analisis atas dasar pengambilan keputusan manajemen Klinik Medistira 2 untuk memberikan output berupa laporan yang akurat tentang data pasien. Manfaat selanjutnya dapat digunakan dalam proses evaluasi, penilaian dan pengawasan kegiatan operasional dalam memberikan pelayanan terhadap pasien serta peningkatan mutu pelayanan Klinik Medistira 2. Data yang diperoleh saat proses pengumpulan data serta dimensi yang digunakan untuk kalkulasi pasien dan jumlah penyakit telah ditentukan sehingga perancangan aplikasi ini yaitu Business Intellegence pada Data Pasien ini tidak mendukung fleksibilitas dalam mekanisme adanya penambahan dimensi baru.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Achmad Udin Zailani and Ari Irawan, 2018, "Sistem Pendukung Keputusan Perekrutan

Operator Mesin Computer Numerical Control Dengan Metode Weighted Product," Jurnal

Algoritma, Logika dan Komputasi, Vol. 1, No. 1, pp. 31-35. http://dx.doi.org/10.30813/j-alu.v1i1.1108

[2] T. Husain, 2017, "Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Produk

Kesehatan pada PT. ABC," ULTIMA InfoSys, Vol. VIII, No. 2, pp. 101-106, Desember 2017, https://doi.org/10.31937/si.v8i2.645

[3] Supeno, Dien Novita, and Fransiska Prihatini S., 2014, "Sistem Informasi Rekam Medik

Unit Kebidanan dan Kandungan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Widiyanti Palembang," Palembang, Skripsi, Available at: https://core.ac.uk/reader/35318701

[4] M Herdy Ariansyah, Mgs Aulia, M Amran, and Dien Novita, 2014, "Perancangan Sistem

Informasi Pelayanan Medis di Puskesmas Sungai Dua," STMIK MDP, Palembang, Available at: http://scholar.google.com/scholar?cluster=5387712385516078085&hl=en&oi=scholarr

[5] Pramitha Dwi Larasati, Ari Irawan, and Nikmatul Hikmah, 2020, "Applying A Customer

Page 26: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 12-21

20

Relationship Management (CRM) System for Clinic Medistira 2," Research Lembaran

Publikasi Ilmiah, Vol. 3, No. 2, pp. 1-7, September 2020, https://doi.org/10.35439/research.v3i2.24

[6] Syarli, Rosmawati Tamin, and Akhmad Qashlim, 2018, "Perancangan Business

Intelligence System Pada Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa," Jurnal

Keteknikan dan Sains (JUTEKS), Vol. 1, No. 1, pp. 7-14, Juni 2018, Available at: https://journal.unhas.ac.id/index.php/juteks/article/view/4274/2699

[7] Ramesh Sharda, Dursun Delen, and Efraim Turban, 2015, Business Intelligence and

Analytics: Systems for Decision Support, 10th ed. NJ: Pearson, Available at: https://seu1.org/files/level8/IT445/IT445%20BOOK%20EDIT.pdf

[8] Sahadi, Maulana Ardhiansyah, and T. Husain, 2020, "Sistem Pendukung Keputusan

Pemilihan Siswa/i Kelas Unggulan Menggunakan Metode AHP dan TOPSIS," Jurnal

Teknologi Sistem Informasi (JTSI), vol. 1, no. 2, pp. 153-167, September 2020, Available at: http://jurnal.mdp.ac.id/index.php/jtsi/article/view/513/163

[9] Imelda, 2013, "BUSINESS INTELLIGENCE," Majalah Ilmiah UNIKOM, Vol. 11, No. 1, pp. 111-122, Available at: https://jurnal.unikom.ac.id/jurnal/business-intelligence.3c/09-miu-11-1-imelda.pdf

[10] Zainal Arifin and Aris Sugiharto, 2013, "Rancang Bangun Sistem Business Intelligence

Universitas Sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan Akademik," Jurnal Sistem

Informasi Bisnis, Vol. 3, No. 1, pp. 30-40, April 2013. https://doi.org/10.21456/vol3iss1pp30-40

[11] T. Husain and Ahmad Taufik, 2019, "Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Guru Baru TIK

Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)," Jurnal Cendikia, Vol. XVII, No. 1, pp. 251-255, Available at: https://jurnal.dcc.ac.id/index.php/JC/article/view/197

[12] Ricky Akbar, Elsha Yuliani, Qisty Mawaddah, and Fikri Ardhana, 2020, "Analisis Data

Penjualan Perusahaan Detergen XYZ Dengan Aplikasi Zoho Reporting Menggunakan

Metode OLAP (Online Analytical Processing)," Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika

(JEPIN), Vol. 3, No. 1, pp. 71-75, 2017. http://dx.doi.org/10.26418/jp.v3i1.

[13] W.H. Inmon. 2005, Building The Data Warehouse, 3rd ed. New York: John Wiley & Sons, Inc., Available at: http://www.r-5.org/files/books/computers/databases/warehouses/W_H_Inmon-Building_the_Data_Warehouse-EN.pdf

[14] Ma’sum, 2017, "Rancang Bangun Data Warehouse dan Perangkat Analitik Sebagai

Penunjang Strategi Promosi (Studi Kasus Universitas Banten Jaya)," Vol. 3, No. 2, pp. 309-333, Agustus 2017. https://doi.org/10.33050/icit.v3i2.71

[15] Ralph Kimball, Margy Ross, Warren Thornthwaite, Joy Mundy, and Bob Becker, 2008, The Data Warehouse Lifecycle Tookit, 2

nd ed. Indianapolis: Wiley Publishing, Inc.

Available at: http://repository.fue.edu.eg/xmlui/bitstream/handle/123456789/3434/6541.pdf?sequence=1

[16] M. Arifin, 2014, "Business Intelligence Untuk Prediksi Customer Churn Telekomunikasi,"

Page 27: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 12-21

21

in Prosiding SNATIF, pp. 279–286. Available at: https://jurnal.umk.ac.id/index.php/SNA/article/view/156/158

[17] J. Supranto and Nandan Limakrisna, 2019, Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah Untuk

Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, Edisi Kelima, Bogor: Penerbit Mitra Wacana Media, Available at: https://scholar.google.co.id/scholar?hl=en&as_sdt=0,5&cluster=7335295410788344435

[18] T. Husain, 2019, "An Analysis of Modeling Audit Quality Measurement Based on Decision

Support Systems (DSS)," European Journal of Scientific Exploration, Vol. 2, No. 6, pp. 1-9, December 2019, Available at: https://www.syniutajournals.com/index.php/EJSE/article/view/128/118

[19] Thi– Dao Vu, Pham Ngoc Hung, and Viet– Ha Nguyen, 2015, "A Method for Automated

Test Data Generation from Sequence Diagrams and Object Constraint Language," in SoICT 2015: Proceedings of the Sixth International Symposium on Information and

Communication Technology, Hue, Vietnam, Desember 2015, pp. 335-341. https://doi.org/10.1145/2833258.2833294

Page 28: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

22

Analisis Kepuasan Pengguna Aplikasi Traveloka Menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM) Dan End-User Computing Satisfaction (EUCS) Analysis Of User Satisfaction Of The Traveloka Application Using The Technology

Acceptance Model (TAM) And The End-User Computing Satisfaction (EUCS) Method

Dien Novita

1, Fareza Helena

2

1,2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Global Informatika MDP E-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak

Saat ini e-commerce dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam era digital. Salah satu e-commerce yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan perjalanan masyarakat adalah Traveloka yang saat ini menjadi platform yang populer dengan seringnya dikunjungi oleh masyarakat. Dikarenakan banyaknya pengguna yang melakukan perjalanan dengan menggunakan aplikasi Traveloka maka dilakukanlah penelitian untuk mengukur apakah pengguna aplikasi Traveloka merasa puas saat menggunakan aplikasi tersebut. Model yang akan digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna adalah Metode Technology Acceptance Model (TAM) dan Metode End-User Computing Satisfaction (EUCS). Proses pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada 100 responden. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menggunakan metode TAM semua hipotesis diterima yaitu perceived ease of use berpengaruh terhadap perceived usefulness, perceived ease of use berpengaruh terhadap attitude toward using, attitude toward using berpengaruh terhadap behavioral intention dan behavioral intention berpengaruh terhadap actual usage. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna puas dengan aplikasi Traveloka. Sedangkan metode EUCS, dari 5 hipotesis, hanya 3 hipotesis yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna yaitu variabel content, format, dan ease of use. Hal ini menunjukkan dari 10 pengujian hipotesis, 80% disimpulkan bahwa Traveloka memenuhi kepuasan pengguna dan sisanya 20% pihak pengelola harus memperhatikan faktor tampilan dan respon time aplikasi. Kata kunci: Traveloka, kepuasan, pengguna, TAM, EUCS

Abstract Currently, e-commerce is needed to meet the needs of society in the digital era. One of

the e-commerce sites that are used to meet the travel needs of the community is Traveloka,

which is currently a popular platform with frequent visits by the public. Due to the large

number of users who travel using the Traveloka application, research is conducted to measure

whether Traveloka application users are satisfied when using the application. The models that

will be used to measure user satisfaction are the Technology Acceptance Model (TAM) Method

and the End-User Computing Satisfaction (EUCS) Method. The data collection process was

carried out by distributing questionnaires to 100 respondents. Based on the results of the

analysis that has been carried out using the TAM method, all hypotheses are accepted, namely,

that perceived ease of use has an effect on perceived usefulness, perceived ease of use affects

attitude toward using, attitude toward using has an effect on behavioral intention and

behavioral intention has an effect on actual usage. This shows that users are satisfied with the

Traveloka application. While the EUCS method, out of 5 hypotheses, only 3 hypotheses affect

user satisfaction, namely the variable content, format, and ease of use. This shows that out of 10

hypothesis testing, 80% concluded that Traveloka fulfilled user satisfaction, and the remaining

20% the manager had to pay attention to the display factor and application response time.

.

Page 29: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

23

Keywords: Traveloka, satisfaction, users, TAM, EUCS

1. PENDAHULUAN

E-commerce didefinisikan sebagai transaksi komersial yang melibatkan pertukaran nilai yang dilakukan melalui atau menggunakan tekonologi digital antara individu [1]. Media e-commerce melibatkan penggunaan internet, world wide web, dan aplikasi atau browser pada perangkat selular atau mobile untuk bertransaksi bisnis. Platform mobile adalah pengembangan terbaru dalam infrastruktur Internet dari berbagai perangkat mobile seperti smartphone dan tablet melalui jaringan nirkabel (wifi) atau layanan telepon seluler. Pada awal berkembangnya e-

commerce, satu-satunya media digital adalah web browser, namun saat ini media yang lebih banyak digunakan adalah melalui aplikasi mobile [1].

Saat ini e-commerce dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam era digital, Salah satu e-commerce yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan perjalanan masyarakat adalah Traveloka yang menjadi platform yang populer dengan seringnya dikunjungi oleh masyarakat. Perkembangan teknologi memungkinkan para pelaku bisnis di Indonesia mengembangkan kegiatan bisnisnya untuk tetap menjaga hubungan baik dengan para pelanggan [2].

Pada tahun 2019, Traveloka menjadi aplikasi pemesanan hotel dan tiket yang paling disukai kaum milenial. Survei yang diwakili oleh 1204 responden dari generasi milenial ini menunjukkan Traveloka sebagai aplikasi pemesanan tiket dan hotel terpopuler di mana konsumen menyatakan akan terus menggunakan aplikasi tersebut ke depannya. Hasil riset ini juga menunjukkan Traveloka telah digunakan oleh 79 persen responden, sebuah angka yang mendominasi aplikasi pemesanan hotel dan tiket lainnya seperti Tiket.com (8,9%), Blibli.com (5,6%), KAI Access (3,2%), dan Airy (2,4%) [3].

Hingga saat ini, dari penelitian [3] aplikasi Traveloka sudah diunduh lebih dari 40 juta kali sehingga menjadikan Traveloka sebagai aplikasi pemesanan perjalanan dan gaya hidup terpopuler di kawasan Asia Tenggara. Keberhasilan Traveloka dalam memperluas penawaran produk menjadi suatu keunggulan kompetitif di mana Traveloka dapat memperkuat persepsi brand serta jumlah pengguna. Untuk lebih meyakinkan kepuasan pengguna aplikasi Traveloka yang dominan di tahun 2019, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengukur apakah responden merasa puas menggunakan aplikasi tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kepuasan pengguna platform aplikasi mobile dan website traveloka. Model yang akan digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna adalah Metode Technology Acceptance Model (TAM) dan Metode End-User Computing

Satisfaction (EUCS). Teori Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktorfaktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer. TAM merupakan model penelitian yang paling luas digunakan untuk meneliti adopsi teknologi informasi dalam literatur sistem informasi manajemen. TAM juga menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan dan perilaku, tujuan atau keperluan, serta penggunaan aktual dari pengguna suatu sistem informasi. Model ini menyediakan dasar teori untuk menelusuri faktor yang menjelaskan pemakaian software dan menghubungkannya dengan kinerja pemakai [4].

Peneliti menggunakan TAM dimana akan mengusulkan desain portal, organisasi resources, serta user abilities and skills sebagai variabel independen sedangkan variabel dependen yang juga merupakan variabel dasar dalam TAM terdiri dari perceived ease of use,

perceived usefulnes, attitude toward using, behavioral intention dan actual usage [5]. End User Computing Satisfaction (EUCS) merupakan sebuah model untuk menghitung

tingkat kepuasan pengguna akhir suatu sistem informasi. Pada model EUCS terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan user terhadap penerapan suatu sistem informasi. Doll dan Torkzadeh menyatakan bahwa terdapat lima faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan sebuah sistem informasi adalah: isi (Content), ketepatan (Accuracy), bentuk

Page 30: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

24

(Format), kemudahan penggunaan (Ease of Use), dan ketepatan waktu (Timeliness) [6].

2. METODE PENELITIAN

2.1 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian menganalisis kepuasan pengguna aplikasi Traveloka menggunakan metode Technology Acceptance Model (TAM) dan End-User Computing Satisfaction (EUCS) seperti Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui studi literatur dan kuisioner, yaitu: a. Studi Literatur

Studi literatur merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian [7].

b. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner juga cocok dugunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/ pernyataan tertutup atau terbuka dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirimkan melalui pos, atau internet [8].

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Menyususn Kuisioner Penelitian

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis

Membuat Kesimpulan

Page 31: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

25

Langkah awal penelitian yaitu melakukan observasi langsung ke lapangan atau tempat studi kasus untuk mengetahui permasalahan yang ada. Kemudian melakukan studi literatur untuk mencari referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan [9]. Setelah itu mengidentifikasi jumlah populasi yang ada untuk mendapatkan jumlah sampel. Kemudian mulai membuat kuesioner dan disebarkan kepada pengguna aplikasi Traveloka dengan menyebarkan secara acak. Penulis dapat menggunakan data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari respondennya langsung atau dari sumber pertama [10]. Penulis menyebarkan kuisioner menggunakan Google Form yang disebarkan ke pengguna aplikasi Traveloka sebanyak 100 responden. Setelah selesai menyebarkan kuesioner, maka data tersebut akan di analisis dengan melakukan pengujian persyaratan analisis, uji validitas, uji reliabilitas, analisis deskriptif, analisis regresi berganda dan uji hipotesis dengan melakukan uji t dan uji F pada variabel EUCS dan TAM menggunakan SPSS dan SmartPLS lalu dibuat kesimpulan.

2.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna aplikasi Traveloka yang jumlahnya tidak diketahui dan dapat dikatakan dalam kategori tidak terhingga. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative atau mewakili.

2.3 Penentuan Sampel

Dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, dihitung menggunakan rumus Paul Leedy [11]. Margin of error (moe) sebesar 10% dan tingkat keyakinan sebesar 95% (Z=1,96).

= (1 ) (1)

=,

,0,5(1 0,05) (2)

= 96,04 (3)

Tingkat kesalahan (e) yang dapat ditoleransi pada penelitian ini ditetapkan sebesar 0,05

atau 5% dan tingkat keyakinan dalam penentuan sampel yang digunakan adalah 95% atau z=1,96. Nilai tingkat keyakinan 95% atau z=1,96 adalah tingkat keyakinan yang paling sering digunakan. Tingkat keyakinan 95% atau Z=1,96 memberikan keseimbangan antara presisi dan reliabilitas. Berpedoman hasil perhitungan tersebut maka jumlah responden dibulatkan sebanyak 100 orang responden.

2.4 Variabel Penelitian

Berdasarkan studi literatur, diperoleh variabel dan indikator yang digunakan penelitian merujuk pada jurnal penelitian sebelumnya seperti pada Tabel 1 yaitu variabel dan indikator penelitian metode TAM.

Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian Metode TAM

Variabel Kode Indikator Sumber

Perceived

Usefulness (X1)

PU1 peningkatan performa kinerja [12] PU2 bermanfaat [13]

PU3 mempercepat pekerjaan [14]

Page 32: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

26

Perceived Ease of

Use (X2)

PEOU1 mudah digunakan [12]

PEOU2 membantu kemudahan mencapai tujuan [13] PEOU3 mudah dipahami [14]

Attitude Toward

Using (X3)

AT1 tidak membosankan [12] AT2 menarik [15] AT3 dapat digunakan dimana saja dan kapan saja [16]

Behavioral

Intention (X4)

BI1 fitur yang membantu [12] BI2 mencoba menggunakan aplikasi

BI3 berlanjut dimasa datang

Actual Usage (X5) AU1 frekuensi penggunaan

[17] AU2 durasi penggunaan

Berdasarkan studi literatur, diperoleh juga variabel dan indikator yang digunakan

penelitian merujuk pada jurnal penelitian sebelumnya seperti pada Tabel 2 yaitu variabel dan indikator penelitian metode EUCS.

Tabel 2. Variabel dan Indikator Penelitian Metode EUCS

Variabel Kode Indikator Sumber

Content (X4) C1 sesuai kebutuhan

[18] C2 mudah dipahami C3 informasi sangat jelas

Accuracy (X5)

A1 menampilkan informasi produk secara benar

dan akurat [18,19]

A2 fitur yang di klik selalu menampilkan halaman

yang sesuai [18]

A3 jarang terjadi error [19]

Timeliness (X6)

T1 respons time dalam menampilkan beranda

cukup cepat

[19, 20] T2

menampilkan informasi produk terbaru secara cepat

T3 menampilkan deskripsi / informasi produk

secara up to date

T4 cs memberikan tanggapan secara cepat pengguna complaint mengenai produk

Format (X7) F1 memiliki warna yang menarik

[18] F2 layout yang memudahkan F3 mudah dipahami

Ease of use (X8) E1 mudah digunakan

[18, 21] E2 mudah diakses E3 user friendly

Satisfaction (Y)

S1 sesuai kebutuhan

[20] S2 dapat diandalkan dimana saja dan kapan saja

S3 mempermudah dalam mencari produk yang

dibutuhkan 2. 5 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Desain kausal digunakan untuk menganalisis secara empiris variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction), yakni variabel isi (content), ketepatan (accuracy), bentuk (format), kemudahan

Page 33: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

27

penggunaan (ease of use), dan ketepatan waktu (timeliness) berdasarkan Model End-User

Computing Satisfaction yang dirumuskan oleh Doll & Torkzadeh yang digunakan dalam penelitian [18]. Selain itu, untuk mengukur kepuasan user terhadap penerapan suatu sistem informasi dalam penelitian ini juga menggunakan model Technology Acceptance Model (TAM) yang memiliki 5 faktor yaitu: perceived ease of use, perceived usefulness, attitude toward using, behavioral intention, actual usage. Gambar 2 berikut adalah hipotesis penelitian berdasarkan model TAM.

Gambar 2. Model Penelitian Metode TAM

Gambar 3 berikut adalah hipotesis penelitian berdasarkan model EUCS yang memiliki 5 hipotesis.

Gambar 3. Model Penelitian Metode EUCS

Sehingga, dirumuskan 10 hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: H1 : perceived ease of use berpengaruh terhadap perceived usefulness aplikasi Traveloka H2 : perceived ease of use berpengaruh terhadap attitude toward using aplikasi Traveloka H3 : perceived usefulness berpengaruh terhadap attitude toward using aplikasi Traveloka H4 : attitude toward using berpengaruh terhadap behavioral intention aplikasi Traveloka H5 : behavioral intention berpengaruh terhadap actual usage aplikasi Traveloka H6 : Content berpengaruh terhadap terhadap user satisfication aplikasi Traveloka H7 : Accuracy berpengaruh terhadap user satisfication aplikasi Traveloka H8 : Timeliness berpengaruh terhadap user satisfication aplikasi Traveloka H9 : Format berpengaruh terhadap user satisfication aplikasi Traveloka H10 : Ease of Use berpengaruh terhadap user satisfication aplikasi Traveloka

Page 34: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

28

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Profil Responden

Data responden dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, intensitas akses aplikasi belanja online perhari, pernah bertransaksi, dan intensitas transaksi. Gambar 4 merupakan profil responden berdasarkan jenis kelamin.

Gambar 4. Jenis Kelamin

Dari gambar 3, menunjukkan bahwa dari 100 data responden yang digunakan dalam

analisis ini, sebagian besar didominasi oleh responden berjenis kelamin wanita sebanyak 54 orang dengan persentase 54%, sedangkan sisanya merupakan responden berjenis kelamin pria sebanyak 46 orang dengan persentase 46%. Gambar 5 adalah data responden berdasarkan usia.

Gambar 5. Usia

Dari gambar 5, menunjukkan bahwa dari 100 data responden yang digunakan dalam

analisis ini, sebagian besar didominasi oleh responden dengan rentang usia 17-24 tahun sebanyak 75 orang dengan persentase 75% selanjutnya diikuti dengan rentang usia responden 25-30 tahun sebanyak 21 orang dengan persentase 21% kemudian 31-40 tahun sebanyak 2 orang dengan presentase 2% dan 41-50 tahun sebanyak 2 orang dengan presentase 2%.

Gambar 6. Pekerjaan

46%54%

Jenis Kelamin

Pria

Wanita

75

%

21

%

2%

2%

1 7 - 2 4

TA H U N

2 5 - 3 0

TA H U N

3 1 - 4 0

TA H U N

4 1 - 5 0

TA H U N

U SIA RESPON DEN

Usia Responden

36%

6%

0

29%

29%

0% 10% 20% 30% 40%

KARYAWAN SWASTA

WIRASWASTA

PNS

PELAJAR

LAINNYA

Pekerjaan

Pekerjaan

Page 35: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

29

Dari gambar 6 dapat diketahui dapat diketahui bahwa pekerjaan responden paling banyak berasal dari pelajar dan lainnya sebanyak 29 orang dengan persentase 29% kemudian diikuti dengan karyawan swasta sebanyak 36 orang dengan presentase 36% selanjutnya wiraswasta sebanyak 6 orang dengan 6%. Gambar 7 data responden berdasarkan intensitas responden mengakses aplikasi Traveloka perhari.

Gambar 7. Intensitas Akses Aplikasi Traveloka

Dari gambar 7 dapat diketahui bahwa data responden yang digunakan pada analisis ini

menunjukan responden paling banyak yang mengakses traveloka sehari 1-3 kali berjumlah sebanyak 95 orang dengan persentase 95%, kemudian diikuti dengan 4-6 kali dengan jumlah sebanyak 3 orang dengan presentase 3% dan > 10 kali dengan jumlah sebanyak 2 orang dengan presentase 2%.

Gambar 8. Intensitas Bertransaksi

Dari gambar 8, dapat dilihat bahwa data responden yang digunakan pada analisis ini

menunjukkan responden dengan intensitas bertransaksi sebanyak 1 tahun sekali berjumlah 62 orang dengan persentase 62%, kemudian diikuti oleh 13 orang yang bertransaksi di Traveloka sebanyak 1 bulan sekali dengan presentase 13%, kemudian diikuti oleh 11 orang yang bertransaksi di Traveloka sebanyak 1 minggu sekali dengan presentase 11% dan yang terakhir responden yang tidak pernah bertransaksi di Traveloka yaitu berjumlah 14 orang dengan presentase 14%.

3. 2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur, untuk menguji validitas konstruk yang

95%

3%

0

2%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

1 - 3X

4 - 6X

5 - 10X

> 10X

Akses Traveloka

Akses Traveloka

11%

13%

62%

14%

0% 20% 40% 60% 80%

SEM INGGU SEKALI

SEBULAN SEKALI

SETAHUN SEKALI

TIDAK PERNAH …

Intensitas Transaksi

Intensitas Transaksi

Page 36: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

30

dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya [16]. Hasil dari perhitungan uji validitas ditunjukkan Tabel 3.

Tabel 3. Uji Validitas Metode EUCS

Indikator rtabel rhitung Signifikan Keterangan C1 0,195 0,902 0,000 Valid C2 0,195 0,862 0,000 Valid C3 0,195 0,859 0,000 Valid A1 0,195 0,838 0,000 Valid A2 0,195 0,796 0,000 Valid A3 0,195 0,771 0,000 Valid T1 0,195 0,816 0,000 Valid T2 0,195 0,816 0,000 Valid T3 0,195 0,812 0,000 Valid T4 0,195 0,729 0,000 Valid F1 0,195 0,868 0,000 Valid F2 0,195 0,835 0,000 Valid F3 0,195 0,848 0,000 Valid E1 0,195 0,876 0,000 Valid E2 0,195 0,839 0,000 Valid

Dari hasil uji validitas variabel EUCS dengan menggunakan SPSS terhadap 100

responden dapat diambil kesimpulan bahwa semua item pernyataan tersebut memiliki nilai rhitung > rtabel dan nilai signifikansi p-value lebih kecil dari 0,05. Sehingga semua item pernyataan tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini (valid).

Tabel 4. Uji Validitas Metode TAM

Indikator rtabel rhitung Signifikan Keterangan

PU1 0,195 0,765 0,000 Valid PU2 0,195 0,750 0,000 Valid PU3 0,195 0,704 0,000 Valid

PEOU1 0,195 0,873 0,000 Valid PEOU2 0,195 0,851 0,000 Valid PEOU3 0,195 0,838 0,000 Valid

AT1 0,195 0,782 0,000 Valid AT2 0,195 0,848 0,000 Valid AT3 0,195 0,743 0,000 Valid B11 0,195 0,731 0,000 Valid B12 0,195 0,851 0,000 Valid B13 0,195 0,819 0,000 Valid AU1 0,195 0,763 0,000 Valid AU2 0,195 0,891 0,000 Valid

Dari hasil uji validitas variabel TAM dengan menggunakan SPSS terhadap 100

responden dapat diambil kesimpulan bahwa semua item pernyataan tersebut memiliki nilai rhitung > rtabel dan nilai signifikansi p-value lebih kecil dari 0,05. Sehingga semua item pernyataan tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini (valid).

Tabel 5. Uji Reliabilitas Metode EUCS

Page 37: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

31

Variabel Cronbach Alpha Standar Reliabilitas Keterangan Content 0,845 0,7 Reliabel

Accuracy 0,713 0,7 Reliabel Timeliness 0,798 0,7 Reliabel

Format 0,802 0,7 Reliabel Ease Of Use 0,838 0,7 Reliabel

Dari hasil uji reliabilitas semua variabel, diperoleh nilai-nilai Cronbach Alpha dari

semua variabel penelitian ini menunjukkan lebih besar dari nilai 0,7 maka demikian jawaban-jawaban responden dari variabel-variabel penelitian tersebut reliable, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Tabel 6. Uji Reliabilitas Metode TAM

Variabel Cronbach Alpha Standar Reliabilitas Keterangan

Perceived Usefulness 0,586 0,7 Reliabel Perceived Ease of Use 0,814 0,7 Reliabel Attitude Toward Using 0,702 0,7 Reliabel Behavioral Intention 0,722 0,7 Reliabel

Actual Usage 0,533 0,7 Reliabel

Dari hasil uji reliabilitas semua variabel, diperoleh nilai-nilai Cronbach Alpha dari semua variabel penelitian ini menunjukkan lebih besar dari nilai 0,7 maka demikian jawaban-jawaban responden dari variabel-variabel penelitian tersebut reliable, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Dari hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai-nilai Cronbach Alpha dari semua variabel penelitian ini menunjukkan nilainya lebih besar dari nilai 0,7 maka semua item pernyataan dapat dikatakan reliabel, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

3. 3 Analisis Regresi Linier Berganda

Uji regresi berganda dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen terhadap dependen. Dengan menggunakan SPSS, regresi linier berganda didapatkan hasil Gambar 9 berikut:

Gambar 9. Regresi Linier Berganda Metode EUCS

Berdasarkan hasil analisis gambar 9 diatas dapat dijelaskan melalui model regresi

sebagai berikut: Y = -0,403 + 0,228X1 + 0,122X2 + 0,076X3 + 0,192X4 + 0,404X5

Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta = -0,403. Artinya jika variabel content, accuracy, timeliness, format, ease of use

Page 38: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

32

dianggap sama dengan nol. 2. Koefisien content = 0,228. Artinya jika variabel content mengalami kenaikan sebesar 1

satuan sedangkan variabel lain dianggap konstan, maka variabel dependen yaitu Kepuasan pengguna akan mengalami kenaikan sebesar 0,228.

3. Koefisien accuracy = 0,122. Artinya jika variabel accuracy mengalami kenaikan sebesar 1 satuan sedangkan variabel lain dianggap konstan, maka variabel dependen yaitu Kepuasan pengguna akan mengalami kenaikan sebesar 0,122

4. Koefisien timeliness = 0,076. Artinya jika variabel timeliness mengalami kenaikan sebesar 1 satuan sedangkan variabel lain dianggap konstan, maka variabel dependen yaitu Kepuasan pengguna akan mengalami kenaikan sebesar 0,076.

5. Koefisien format = 0,192. Artinya jika variabel format mengalami kenaikan sebesar 1 satuan sedangkan variabel lain dianggap konstan, maka variabel dependen yaitu Kepuasan pengguna akan mengalami kenaikan sebesar 0,192.

6. Koefisien ease of use = 0,404. Artinya jika variabel ease of use mengalami kenaikan sebesar 1 satuan sedangkan variabel lain dianggap konstan, maka variabel dependen yaitu Kepuasan pengguna akan mengalami kenaikan sebesar 0,404.

3. 4 Uji Hipotesis Model EUCS

3.4.1 Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dan nilai t tabel 1,986. Berdasarkan hasil analisis menggunakan SPSS didapatkan hasil seperti pada Tabel 5 dan 6 yang, hasil pengujian secara parsial adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung 2,615 > t tabel

sebesar 1,986 Artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel content berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.

2. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 1,554 < t tabel sebesar 1,986 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel accuracy tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.

3. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 1,132 < t tabel sebesar 1,986 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel timeliness tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.

4. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,087 > t tabel sebesar 1,986 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel format berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.

5. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 4,614 > t tabel sebesar 1,986 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Ease of use berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.

3.4.2 Uji F

Uji F adalah untuk menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil seperti gambar 10.

Page 39: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

33

Gambar 10. Hasil Uji F Metode EUCS

Berdasarkan gambar di atas dapat diperoleh nilai F hitung sebesar 54,979 > F Tabel

sebesar 2,31 dengan taraf signifikansi sebesar 0,001. Ini menunjukkan bahwa taraf signifikansi F hitung lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi 0,05. Artinya bahwa variabel content,

accuracy, timeliness, format, ease of use secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna.

3. 4 Uji Hipotesis Model TAM

Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output path coefficients. Tabel dibawah ini akan memberikan output estimasi untuk pengujian model struktural.

Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Original

Sample (O) Sample

Mean (M) Standard Deviation

(STDEV) T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

PEOU -> PU 0,548 0,547 0,083 6,632 0,000 PEOU -> AT 0,620 0,622 0,081 7,617 0,000

PU -> AT 0,215 0,216 0,087 2,475 0,014 AT -> BI 0,621 0,625 0,064 9,729 0,000 BI -> AU 0,488 0,495 0,072 6,778 0,000

Page 40: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

34

Berdasarkan Hasil dari tabel 7 dapat disimpulkan beberapa hasil analisa berdasarkan hipotesis yang sudah dirancang dari awal penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien perceived ease of use (PEOU) terhadap

perceived usefulness (PU) sebesar 0,548 dan t-statistik yaitu sebesar 6,632. Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan dikarenakan >1,986 dengan p-value < 0,05 sehingga membuktikan bahwa perceived ease of use berpengaruh terhadap perceived usefulnes.

2. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien perceived ease of use (PEOU) terhadap attitude toward using (AT) sebesar 0,620 dan t-statistik yaitu sebesar 7,617. Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan dikarenakan >1,986 dengan p-value <0,05 sehingga membuktikan bahwa perceived ease of use berpengaruh terhadap attitude toward using.

3. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien perceived usefulness (PU) terhadap attitude toward using (AT) sebesar 0,215 dan t-statistik yaitu sebesar 2,475. Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan dikarenakan >1,986 sedangkan p-value > 0,05 sehingga membuktikan bahwa perceived usefulnes berpengaruh terhadap attitude toward using dikarenakan p value > 0,05 yaitu sebesar 0,014 .

4. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien attitude toward using (AT) terhadap behavioral intention (BI) sebesar 0,621 dan t-statistik yaitu sebesar 9,729. Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan dikarenakan >1,986 dengan p-value <0,05 sehingga membuktikan bahwa attitude toward using berpengaruh terhadap behavioral intention.

5. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien behavioral intention (BI) terhadap actual usage (AU) sebesar 0,488 dan t-statistik yaitu sebesar 6,778. Dari hasil ini dinyatakan t-statistik signifikan dikarenakan >1,986 dengan p-value < 0,05 sehingga membuktikan bahwa behavioral intention berpengaruh terhadap actual usage.

3. 5 Pembahasan

Hasil analisis terhadap kedua metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode EUCS dan metode TAM, yaitu: 1. Kepuasan Pengguna Terhadap Traveloka Menggunakan Model EUCS

Dari hasil yang didapatkan melalui uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan melakukan uji hipotesis terhadap uji t terhadap variabel content, accuracy, format,

ease of use, timeliness terhadap satisfaction (kepuasan pengguna). Didapatkan hasil yaitu variabel content, format, ease of use berpengaruh terhadap satisfaction (kepuasan pengguna Traveloka). Hal ini menunjukkan bahwasanya tidak semua hipotesis diterima artinya ada beberapa hal yang terkait variabel format dan timeliness, pengguna tidak puas menggunakan aplikasi Traveloka. Walaupun secara simultan pengguna cukup puas.

2. Kepuasan Pengguna Terhadap Traveloka Menggunakan Model TAM Dari hasil yang didapatkan melalui Path Coefficiencts yang dilakukan dengan menggunakan SmartPLS dengan melakukan uji hipotesis terhadap variabel Attitude Toward Using,

perceived ease of use, perceived usefulness, behavioral intention, actual usage. Didapatkan hasil bahwa perceived ease of use berpengaruh terhadap perceived usefulnes, perceived ease of use berpengaruh terhadap attitude toward using, perceived usefulnes berpengaruh terhadap attitude toward using, attitude toward using berpengaruh terhadap behavioral intention dan behavioral intention berpengaruh terhadap actual usage. Hal ini menunjukkan bahwasanya semua hipotesis diterima artinya pengguna puas menggunakan aplikasi Traveloka.

Dari hasil keseluruhan pengujian hipotesis kepuasan pengguna terhadap Traveloka sebanyak 10 pengujian, diperoleh sebanyak 8 hipotesis yang diterima artinya 80% disimpulkan bahwa Traveloka memenuhi kepuasan pengguna dan sisanya 20% pihak pengelola harus memperhatikan faktor tampilan dan respon time aplikasi.

Page 41: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

35

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari 10 hipotesis yang diajukan ada beberapa hipotesis yang diterima dan ada yang ditolak. Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah diuraikan di awal terjawab bahwa hasil dari analisis secara parsial dengan menggunakan metode EUCS menunjukan variabel Content (X1) diperoleh nilai t hitung 2,615, variabel Format (X3) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,087, variabel Ease of Use (X4) diperoleh nilai t hitung sebesar 4,614 dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Content (X1), variabel Format (X3), variabel Ease of Use (X4) berpengaruh terhadap kepuasan pengguna aplikasi Traveloka (Y) sedangkan dengan menggunakan metode TAM semua hipotesis diterima atau berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-statistik perceived ease of use terhadap perceived usefulness sebesar 6,632, nilai t-statistik perceived ease of use terhadap attitude toward using yaitu sebesar 7,617, nilai t-statistik perceived usefulness terhadap attitude toward using yaitu sebesar 2,475, nilai t-statistik attitude toward using terhadap behavioral intention sebesar 9,729 dan nilai t-statistik behavioral intention terhadap actual usage using sebesar 6,778, sehingga bisa disimpulkan bahwa 5 hipotesis tersebut memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna aplikasi Traveloka.

Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah diharapkan untuk

penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode yang berbeda agar bisa dibandingkan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, atau dapat menggunakan metode yang sama namun dengan jumlah populasi yang lebih banyak, sehingga bisa lebih mewakili populasi.

Adapun saran yang dapat diberikan untuk perusahaan adalah perusahaan dapat mengoptimalkan dan meningkatkan aplikasi Traveloka untuk dapat memberikan pelayanan yang mengutamakan kepuasan pengguna dan mempertahankan kepercayaan pengguna untuk dapat terus mempertahankan pemanfaatan Traveloka.

DAFTAR PUSTAKA

[1] K. C. Laudon, C.G. 2014, Traver, E-Commerce 2014, 10th Edition, Pearson. [2] D. Novita, D. Oktaviany, 2016, “Analisis Penerimaan Layanan Web Tracking Dengan

Penerapan Technology Acceptance Model (TAM)”, Jurnal Teknik Informatika dan Sistem

Informasi, Vol. 3, No. 01, Hal. 46-60, September 2016, DOI: https://doi.org/10.35957/jatisi.v3i1.64.

[3] Alvara Strategic Research, http://alvara-strategic.com, Diakses Tanggal 20 Desember

2020. [4] A. Harmadi, B. Hermana, 2005, “Analisis Karakteristik Individu dan Prilaku Pengguna

Internet Banking: Reliabilitas dan Validitas Instrumen Pengukuran”, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI).

[5] A. Mulyani, D. Kurniadi. 2015, “Analisis Penerimaan Teknologi Student Information

Terminal (S-IT) Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)”, Jurnal

Wawasan Ilmiah, 7, 23–35. [6] Doll, W.J., and Torkzadeh, G, 1988, “The Measurement of and User Computing

Satisfaction”, MIS Quarterly, Vol. 12, No. 2, hlm. 159-174. [7] E. Danial, N. Wasriah, 2009, “Metode Penulisan Karya Ilmiah”, Bandung: Laboraterium

Pendidikan Kewarganegaraan.

Page 42: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

36

[8] Sugiyono, 2009, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, Bandung: Alfabeta,

[9] D. Novita, D. S. Ningsih, 2020, “Analisis Pengaruh Implementasi E-Learning Vilep di

Poltekkes Kemenkes Palembang Dengan Pendekatan EUCS”, Jurnal Teknik Informatika

dan Sistem Informasi, Vol. 7, No. 01, Hal. 29-41, April 2020, https://doi.org/10.35957/jatisi.v7i1.290.

[10] F. S. Chandra, D. Novita, 2020, “Analisis Penerimaan Masyarakat Terhadap Layanan

Transportasi Online Menggunakan UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology)”, Jurnal Teknologi Sistem Informasi, Vol. 1, No. 1, Hal. 23-33, April 2020. [11] A. Suharsimi. 2013, “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik”, Rineka Cipta,

Jakarta. [12] A. A. Hanggono, S. R. Handayani, dan H. Susilo, 2015, “Analisis Atas Praktek Tam

(Technology Acceptance Model) Dalam Mendukung Bisnis Online Dengan

Memanfaatkan Jejaring Sosial Instagram”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 26, No. 1, September 2015.

[13] Fatmasari, M. Ariandi, 2014, “Penerapan Metode Technology Acceptance Model (TAM)

Terhadap Penerimaan Krs Online (Studi Kasus: Mahasiswa Ilmu Komputer Universitas

Bina Darma Palembang)”, Jurnal Imiah MATRIK, Vol.16, No. 2, 1-20, Agustus 2014. [14] E. Fatmawati, 2015, “Technology Acceptance Model (TAM) Untuk Menganalisis

Penerimaan Terhadap Sistem Informasi Perpustakaan”, Jurnal Iqra’, Vol. 9 No. 01, Mei 2015.

[15] D. P. S. Ari, 2013, “Pengaruh Technology Acceptance Model dan Pengembangannya

Dalam Perilaku Menggunakan Core Banking System”, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.2, hlm. 267–278, Mei 2013.

[16] S. Kurniawati, 2017, “Analisis Pengaruh Perceived Compatibility, Individual Mobility

dan Driver’s Factor dari Attitude to Wards Use Serta Implikasinya pada Intention to

Use: Telaah pada Calon Pengguna Aplikasi Onesmile di BSD City”, Ultima

Management: Jurnal Ilmu Manajemen, 9(1), 55-67, DOI: https://doi.org/10.31937/manajemen.v9i1.597.

[17] F. S. Rahayu, D. Budiyanto, and D. Palyama, 2017, “Analisis Penerimaan E-Learning

Menggunakan Technology Acceptance Model (Tam) (Studi Kasus: Universitas Atma Jaya

Yogyakarta)”, JUTEI, Vol. 1, No. 2, pp. 87–98, Nov 2017. [18] A. Fitriansyah and I. Harris, 2018, “Pengukuran Kepuasan Pengguna Situs Web Dengan

Metode and User Computing Satisfaction (EUCS),” Query J. Sist. Inf., Vol. 2, No. 1, pp. 1–8.

[19] M. B. Suryawan and P. Prihandoko, 2018, “Evaluasi Penerapan SIAKAD Politeknik

Negeri Madiun Menggunakan Pendekatan TAM dan EUCS,” Creat. Inf. Technol. J., Vol. 4, No. 3, p. 233, doi: 10.24076/citec.2017v4i3.113.

[20] A. Saputra and D. Kurniadi, 2019, “Analisis Kepuasan Pengguna Sistem Informasi E-

Campus Di Iain Bukittinggi Menggunakan Metode Eucs,” J. Vokasional Tek. Elektron.

dan Inform., vol. 7, no. 3, pp. 58–66.

Page 43: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 22-37

37

[21] Meyliana, H. Antonius E.W, S. W. Santoso, , 2012, “Kepuasan Mahasiswa terhadap

Implementasi E-CRM pada Binus University”, Jurnal ComTech: Computer, Mathematics

and Engineering Applications,Vol. 3, No. 1, DOI: https://doi.org/10.21512/comtech.v3i1.2422.

Page 44: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 38-48

38

Analisis Kualitas Pelayanan Aplikasi Lazada Berbasis Mobile Dengan Metode Servqual

Lazada Application Service Quality Analysis

Mobile Based By Servqual Method

Dwiki Yosinta Ulpa

1, Rizani Teguh

2, Dicky Pratama

3

1,2,3 Program Studi Sistem Informasi, STMIK GI MDP E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Lazada adalah salah satu e-commerce yang ada di Indonesia. Dari banyaknya pengguna aplikasi Lazada dilakukanlah penelitian untuk mengukur kualitas pelayanan aplikasi Lazada. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Servqual yang meliputi lima dimensi kualitas jasa yaitu; Tangibles (bukti terukur), Reliability (keandalan), Responsiveness (daya tangkap), Assurance (jaminan), dan Empathy (empati). Proses pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada pengguna aplikasi Lazada. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Untuk mengolah data menggunakan software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Dari analisis yang dilakukan berdasarkan hasil uji t, diperoleh nilai t statistik untuk variabel tangibles sebesar 1,430, variabel reability sebesar 0,123, variabel responsiveness sebesar -0,576, variabel assurance sebesar 0,270, dan variabel emphaty sebesar -0,417, yang artinya variabel tangibles, reability, dan assurance berpengaruh secara positif sedangkan variable responsiveness dan emphaty berpengaruh negatif terhadap kualitas layanan aplikasi lazada. Sedangkan berdasarkan uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 0,436. Artinya bahwa variabel tangibles, reability, responsivenss, assurance dan emphaty secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif terhadap quality service. Kata Kunci: Lazada, Servqual, SPSS.

Abstract Lazada is one of the e-commerce in Indonesia. From the many users of the Lazada

application, this research was conducted to measure the quality of Lazada application services.

This research was conducted using Servqual model which covers five dimensions of service

quality, namely; Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy. The data

collection process is carried out by distributing questionnaires to users of the Lazada

application. Sampling techniques using random sampling. To process data using Statistical

Package for the Social Sciences (SPSS) software. From the analysis based on the results of the t

test, obtained statistical t values for tangibles variables of 1,430, variable reability of 0.123,

responsiveness variables of -0.576, assurance variables of 0.270, and emphaty variables of -

0.417, which means that tangibles variables, reability, and assurance have a positive effect

while variable responsiveness and emphaty negatively affect the quality of lazada application

services. While based on the F test obtained a calculated F value of 0.436. This means that

tangibles, reability, responsivenss, assurance and emphaty variables together have a positive

influence on quality service.

Keywords: Lazada, Servqual, SPSS.

Page 45: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 38-48

39

1. PENDAHULUAN

Dalam perkembangan zaman yang sangat pesat dan semakin modern, akan mendorong berbagai macam perubahan sistem, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti sistem perdagangan, cara bertransaksi dan sistem pemasaran. Perkembangan dunia teknologi informasi yang semakin maju dari waktu ke waktu sudah terasa dampaknya oleh sebagian besar masyarakat dari yang awalnya sederhana menjadi modern dan serba cepat sehingga berdampak pada perilaku informasi dalam segala bidang, baik bidang pendidikan, kesehatan, hiburan, sumber informasi, tenaga kerja, dunia bisnis dan komunikasi tanpa batasan tempat dan waktu, kebutuhan informasi yang lebih cepat dan murah menuntut para pemberi informasi untuk memiliki sebuah media online, di mana informasi yang disajikan bisa dengan mudah dan cepat di dapatkan oleh konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan internet.

Dalam dunia bisnis, website dalam bentuk e-commerce sudah merupakan kebutuhan suatu bisnis untuk pengembangan usaha karena terdapat berbagai manfaat yang dimiliki yang dikenal dengan istilah electronic commerce atau e-commerce. Menurut Munir Fuady E-commerce merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi internet. Pengertian E-commerce itu sendiri adalah suatu proses berbisnis dengan menggunakan teknologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen, dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik. Dengan demikian pada prinsipnya bisnis dengan E-commerce adalah bisnis tanpa warkat paperless trading [1]. Perdagangan elektronik atau yang disebut juga e-commerce, adalah penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk melaksanakan proses bisnis. Pandangan populer dari e-commerce adalah penggunaan internet dan komputer dengan browser web untuk membeli dan menjual produk [2].

Lazada Group adalah sebuah perusahaan e-commerce Asia Tenggara yang didirikan oleh Rocket Internet dan Pierre Poignant pada tahun 2012, dan dimiliki oleh Alibaba Group. Pada tahun 2014, Lazada Group mengoperasikan situs-situs di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam dan meraih laba sekitar US$ 647 juta dari beberapa putaran investasi dari para investornya seperti Tesco, Temasek Holdings, Summit Partners, JP Morgan Chase, Investment AB Kinnevik dan Rocket Internet. Lazada Indonesia sendiri didirikan pada tahun 2012 dan beroperasi hingga kini. Lamido, sebuah perusahaan inkubator Rocket Internet dibentuk pada bulan September 2013 lalu, tetapi akhirnya gulung tikar pada Juni 2016 [3].

Dalam beberapa penelitian yang sudah ada menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat beli ulang antara lain variabel kualitas pelayanan di mana faktor tersebut berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup suatu perusahaan karena akan berpengaruh terhadap minat beli atau keputusan pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan oleh konsumen. Dari uraian di atas dapat diketahui kualitas pelayanan yang membuat konsumen lebih yakin untuk lebih memilih menggunakan e-commerce sebagai situs belanja. Dengan ini penulis tertarik untuk mengukur kualitas pelayanan aplikasi Lazada. Adapun alasan dilakukannya analisis ini adalah karena Lazada merupakan aplikasi dengan jumlah pengunjung terbanyak nomor empat [4], namun belum banyak orang yang menganalisis Lazada dari sisi kualitas pelayanannya.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan suatu sistem informasi adalah metode Servqual. Alasan pemilihan metode Servqual dibandingkan dengan metode yang lain adalah Metode Servqual merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan dari atribut masing-masing dimensi, sehingga akan diperoleh nilai gap (kesenjangan) yang merupakan selisih antara persepsi konsumen terhadap layanan yang telah diterima dengan harapan terhadap yang akan diterima [5]. Skala Servqual meliputi lima dimensi kualitas jasa yaitu; Tangibles (bukti terukur), Reliability (keandalan), Responsiveness (daya tangkap), Assurance (jaminan), dan Empathy (empati). Adapun variabel yang akan diukur untuk mengetahui kualitas layanan sistem informasi dengan menggunakan metode Servqual adalah: Variabel Independen (Xn), Tangibles (X1), Reliability (X2), Responsiveness (X3), Assurance (X4), Emphaty (X5). Variabel dependen (Y) = kualitas pelayanan.

Page 46: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 38-48

40

Selain itu, metode Servqual dalam penelitian - penelitian sebelumnya telah digunakan untuk mengukur tingkat kualitas pelayanan suatu sistem informasi. Kualitas pelayanan adalah suatu sikap dari hasil perbandingan pengharapan kualitas jasa konsumen dengan kinerja perusahaan yang dirasakan konsumen [6]. Services quality adalah tingkat-tingkat ukuran atas kualitas pelayanan yang di asumsikan berhubungan dengan perkembangan harga [7].

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa services quality adalah suatu tingkat ukuran akan keunggulan yang diharapkan atas kualitas pelayanan yang dihubungkan dengan perkembangan harga atau tingkat perbandingan pengharapan kualitas jasa konsumen dengan kinerja perusahaan yang dirasakan konsumen untuk menjadi pengendali perkembangan harga. Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan [8].

2. METODE PENELITIAN

2.1. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data serta informasi, metode yang digunakan adalah metode kuisioner dan studi literatur. a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka yang dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirimkan melalui pos atau internet [9].

b. Studi Literatur

Studi literatur merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian [10].

2.2. Tahapan Penelitian

Gambar 1 berikut adalah tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian:

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Beberapa tahapan – tahapan yang dilakukan pada analisis ini dimulai dengan menentukan permasalahan pada kasus yang akan dianalisis dengan Lazada sebagai objeknya. Kemudian langkah selanjutnya mengidentifikasi jumlah populasi pengguna Lazada yang akan dianalisis, dan ditentukan jumlah sampelnya. Kemudian penulis mulai menyusun kuesioner yang sesuai dan berhubungan dengan kasus dan disebarkan kepada pengguna Lazada melalui Google Form dan dilakukan secara random. Setelah dilakukan penyebaran kuesioner dan dilakukan

Ident ifikasi Masalah

Studi Literatur

Uji Kelayakan Kuesioner

Analisis

Kesimpulan

Page 47: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 38-48

41

perhitungan untuk mendapatkan hasil kuesioner dengan menggunakan perhitungan analisis deskriptif, pengujian persyaratan analisis, uji validitas, uji reliabilitas dan uji hipotesis, dan melakukan uji t dan uji f pada variabel Servqual dengan menggunakan aplikasi olah data SPSS. Kemudian menarik kesimpulan dari hasil yang didapatkan dari penelitian.

2.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah pengguna aplikasi Lazada berbasis mobile. Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti. Adapun jumlah pengguna aplikasi Lazada didapatkan sebanyak 100 responden. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus representative (mewakili) [11].

2.4. Penentuan Sampel

Penentuan banyaknya sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Rao Purba [12]. Tingkat kesalahan (e) sebesar 10 % dan tingkat keyakinan sebesar 95 %.

n = ( )

(1)

Keterangan: n = Ukuran sampel Z = skor pada tingkat signifikan tertentu Moe = margin of error, tingkat kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi

Tingkat kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi pada penelitian ini ditetapkan

sebesar 0,10 atau 10 %, sehingga tingkat kepercayaan dalam penentuan sampel yang digunakan adalah 95 % atau z = 1,96. Nilai tingkat kepercayaan 95 % atau z = 1,96 adalah tingkat keyakinan yang paling sering digunakan. Tingkat keyakinan 95 % atau z = 1,96 memberikan keseimbangan antara presisi dan reliabilitas [12]. Dari rumus 1 didapat hasil perhitungan banyaknya sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden. 2.5. Variabel Penelitian

Berdasarkan studi literatur, diperoleh variabel dan indikator yang digunakan penelitian merujuk pada jurnal penelitian sebelumnya seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian

No Variabel Indikator

1.

Reliability (Reliabilitas)

(X1)

Waktu yang tertera pada aplikasi Lazada benar dan sesuai (pengiriman barang)

CS Lazada memberikan tanggapan yang baik dan cepat kepada pelanggan yang melakukan protes

Aplikasi Lazada dapat diandalkan pelayanannya yang baik dan cepat

Aplikasi Lazada menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang dijanjikan

Aplikasi Lazada memiliki pencatatan yang baik

Page 48: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 38-48

42

Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian

No Variabel Indikator

2.

Responsiveness (Daya Tanggap)

(X2)

Halaman pada e-commerce tidak mengalami hang saat melakukan transaksi Pihak Lazada cepat dalam memberikan layanan service kepada konsumen Pihak Lazada menyelesaikan keluhan atau masalah dari pelanggan dengan cepat Pihak Lazada cepat dalam memberikan informasi kepada pelanggan.

3.

Assurance

(Jaminan) (X3)

Pengguna aplikasi Lazada dapat merasa aman dalam melakukan transaksi

Pihak Lazada selalu cepat dan tepat dalam memenuhi keinginan pelanggan Pengiriman barang sesuai dengan yang dipesan oleh pelanggan Stok barang ditulis di e-commerce sesuai dengan stok yang ada

4.

Emphaty

(Empati) (X4)

Tidak terjadi perubahan harga produk ketika telah terjadi transaksi pembelian barang Pengelola e-commerce menyediakan layanan secara online Terdapat alamat kantor cabang daerah yang bisa dikunjungi oleh pelanggan Pengelola e-commerce menyediakan layanan melalui telepon

Pengelola e-commerce menyediakan layanan untuk berbicara langsung kepada staf pengelola jika ada masalah berkaitan dengan e-commerce

5. Tangibles (Bukti

Fisik) (X5)

Tampilan menu pada aplikasi Menarik bagi pengguna Memiliki layout yang memudahkan dalam mencari produk Struktur menu teratur serta mudah dikenali Tata letak menu dan produk rapi serta teratur

6. Quality Service

(Kualitas Pelayanan) (Y)

Saya merasa mudah untuk melakukan transaksi pada aplikasi lazada Saya merasa tidak masalah untuk memberikan informasi pribadi saya Lazada memberikan ruang untuk personalisasi Lazada memberikan ruang untuk berkomunikasi

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Profil Responden

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan melalui link google form kepada 100 responden pengguna aplikasi Lazada, maka di dapat responden dengan latar belakang status yang berbeda berdasarkan jenis kelamin, usia dan pekerjaan.

Page 49: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 38-48

43

Gambar 2. Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan gambar 2, menunjukkan bahwa 100 responden yang digunakan dalam

analisis ini, sebagian besar didominasi oleh wanita sebanyak 61 orang dengan persentase 61 %, sedangkan sisanya merupakan responden berjenis kelamin pria dengan persentase 39 %.

Gambar 3. Berdasarkan Usia

Dari gambar 3, menunjukkan dari 100 responden yang mengisi kuesioner sebagai

pengguna aplikasi Lazada, sebagian besar didominasi oleh responden ber usia 21 - 25 tahun sebanyak 48 orang dengan persentase 48 % selanjutnya diikuti dengan usia 15 - 20 sebanyak 17 orang dengan persentase 17 % kemudian usia 36 - 40, 26 - 30, dan 31 - 35.

Gambar 4. Berdasarkan Pekerjaan

Dari gambar 4 dapat diketahui bahwa pekerjaan responden paling banyak berasal dari

pelajar/mahasiswa sebanyak 34 %, kemudian diikuti dengan tidak bekerja sebanyak 21 % dan sisanya adalah pegawai swasta 16 % dan pegawai negeri 15 %, pedagang/buruh 14 %.

Pria

39%Wanita

61%

Jenis Kelamin

0 20 40 60

15-20

21-25

26-30

31-35

36-40

15-20 21-25 26-30 31-35 36-40

Jumlah 17 48 11 8 16

0 10 20 30 40

Pedagang/ Buruh

Pegawai Negeri

Pegawai Swasta

Pelajar/Mahasiswa

Tidak Bekerja

14

15

16

34

21

Page 50: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 38-48

44

3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik instrumen digunakan

untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur, untuk menguji validitas konstruk yang dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya [13]. Hasil dari perhitungan uji validitas ditunjukkan Tabel 2.

Tabel 2. Uji Validitas

Indikator Rtabel rhitung Signifikan Keterangan

RY1 0.195 0.792 0,000 Valid

RY2 0.195 0.813 0,000 Valid

RY3 0.195 0.864 0,000 Valid

RY4 0.195 0.766 0,000 Valid

RE1 0.195 0.751 0,000 Valid

RE2 0.195 0.845 0,000 Valid

RE3 0.195 0.851 0,000 Valid

RE4 0.195 0.899 0,000 Valid

AE1 0.195 0.823 0,000 Valid

AE2 0.195 0.716 0,000 Valid

AE3 0.195 0.831 0,000 Valid

AE4 0.195 0.787 0,000 Valid

EY1 0.195 0.781 0,000 Valid

EY2 0.195 0.873 0,000 Valid

EY3 0.195 0.862 0,000 Valid

EY4 0.195 0.791 0,000 Valid

EY5 0.195 0.797 0,000 Valid

TS1 0.195 0.905 0,000 Valid

TS2 0.195 0.936 0,000 Valid

TS3 0.195 0.935 0,000 Valid

TS4 0.195 0.929 0,000 Valid

Q1 0.195 0.558 0,000 Valid

Q2 0.195 0.506 0,000 Valid

Q3 0.195 0.617 0,000 Valid

Q4 0.195 0.605 0,000 Valid

Dari hasil uji validitas variabel Reability, Responsiveness, Assurance, Emphaty dan

Tangibles dengan menggunakan SPSS terhadap 100 responden dapat diambil kesimpulan bahwa semua item pernyataan tersebut memiliki nilai rhitung > rtabel dan nilai signifikansi p-value lebih kecil dari 0,05. Sehingga semua item pernyataan tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini (valid). Hasil dari perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Uji Reabilitas

Variabel Cronbach

Alpha

Standar

Reliabilitas Keterangan

Reability 0.822 0,7 Reliabel Responsiveness 0.856 0,7 Reliabel Assurance 0.788 0,7 Reliabel Emphaty 0.876 0,7 Reliabel Tangibles 0.945 0,7 Reliabel Quality 0.312 0,7 Reliabel

Page 51: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 38-48

45

Dari hasil uji reliabilitas semua variabel, diperoleh nilai-nilai Cronbach Alpha dari semua variabel penelitian ini menunjukkan lebih besar dari nilai 0,7 maka jawaban-jawaban responden dari variabel-variabel penelitian tersebut reliabel, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

3.3. Uji Hipotesis

a. Hasil uji t (Parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5 %. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil seperti pada Tabel 2 dan 3 yang menggunakan SPSS, hasil pengujian secara parsial adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung 0.123 Artinya

dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Reability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Quality Service.

2. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 0.576 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Responsiveness berpengaruh positif dan signifikan terhadap Quality Service.

3. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 0.270 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Assurance berpengaruh positif dan signifikan terhadap Quality Service.

4. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 0.417 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Emphaty berpengaruh positif dan signifikan terhadap Quality Service.

5. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 1.430 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Tangibles berpengaruh positif dan signifikan terhadap Quality Service.

b. Hasil uji F

Uji F adalah untuk menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5 % atau 0,05. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean

Square F Sig.

1 Regression 5.734 5 1.147 .436 .822b Residual 247.266 94 2.630 Total 253.000 99

a. Dependent Variable: Quality Service b. Predictors: (Constant), Tangibles, Reability, Emphaty, Assurance, Responsiveness

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh nilai F hitung sebesar 0.436 dengan taraf

signifikansi sebesar 0,822. Ini menunjukkan bahwa taraf signifikansi F hitung lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi 0,05. Artinya bahwa variabel Reability, Responsiveness, Assurance,

Emphaty dan Tangibles secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Quality Service.

Page 52: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 38-48

46

3.4. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai R² dari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa nilai R² sebesar 0.174 yang berarti

bahwa variabilitas variabel kualitas pelayanan aplikasi Lazada dapat dijelaskan oleh variabel tangibles, reability, emphaty, assurances dan responsiveness sebesar 30%, sedangkan sisanya sebesar 70% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.

3.5. Pembahasan

1. Variabel reability berpengaruh terhadap kualitas layanan aplikasi lazada.

Mengukur kualitas layanan ditinjau dari sisi reability dari aplikasi lazada. Variabel reability memiliki hubungan yang signifikan terhadap kualitas layanan aplikasi lazada, berdasarkan hasil dari uji t, diperoleh nilai t statistik sebesar 0,123. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel reability berpengaruh positif terhadap quality service.

2. Variabel responsiveness berpengaruh terhadap tingkat kualitas layanan lazada.

Mengukur kualitas layanan dari sisi responsiveness yang disediakan oleh aplikasi lazada. Pada variabel responsiveness hasil berdasarkan uji t, diperoleh nilai t statistik sebesar - 0,576. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel responsiveness berpengaruh negatif terhadap kualitas layanan.

3. Variabel assurances berpengaruh terhadap tingkat kualitas layanan lazada.

Mengukur kualitas layanan dari sisi assurances program aplikasi lazada itu sendiri dimana variabel assurances berdasarkan hasil uji t, diperoleh nilai t statistik sebesar 0,270. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel assurances berpengaruh positif terhadap quality service.

4. Variabel emphaty berpengaruh terhadap tingkat kualitas layanan lazada.

Mengukur kualitas layanan dari sisi emphaty dalam menggunakan sistem seperti proses memasukan data, mengolah data, dan mencari informasi. Pada variabel emphaty berdasarkan hasil uji t, diperoleh nilai t statistik sebesar -0,417. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel emphaty berpengaruh negatif terhadap quality service.

5. Variabel tangibles berpengaruh terhadap tingkat kualitas layanan lazada.

Mengukur kualitas layanan dari sisi tangibles sistem dalam menyajikan atau menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Pada variabel tangibles berdasarkan hasil uji t, diperoleh nilai t statistik sebesar 1,430. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel tangibles berpengaruh positif terhadap quality service.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Hasil yang didapat dari nilai t hitung masing- masing variabel yaitu reability, responsiveness,

assurances, emphaty dan tangibles yang diperoleh menunjukan bahwa terdapat pengaruh terhadap kualitas layanan aplikasi Lazada

Page 53: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 38-48

47

2. Hasil yang didapat dari nilai F hitung menunjukan variabel reability, responsiveness,

assurances, emphaty dan tangibles secara simultan berpengaruh terhadap kualitas layanan aplikasi Lazada.

3. Hasil uji analisis korelasi menunjukkan bahwa semua variabel independen mempengaruhi variabel dependen yang ditunjukkan dengan rhitung yang didapat mencapai 0,500 – 0,900 dengan tingkat hubungan sangat kuat.

4. Hasil nilai koefisien determinasi berganda R² sebesar 0,174 menunjukkan variabel kualitas layanan dapat dijelaskan oleh variabel reability, responsiveness, assurances, emphaty dan

tangibles sebesar 30 %. Sedangkan sisanya sebesar 70 % dijelaskan oleh factor lain.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam melakukan penelitian ini. Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah: 1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode yang berbeda agar dapat

dibandingkan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, atau menggunakan metode yang sama namun dengan kasus yang berbeda dan dengan jumlah populasi yang lebih banyak.

2. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan Teknik pengambilan sampling yang berbeda dari penelitian yang dilakukan ini dan menggunakan sampel dengan jumlah yang sudah diketahui jumlah pastinya. Karena mungkin dari Teknik pengambilan sampling dan sampel yang sudah diketahui jumlahnya yang akan dilakukan dapat mempengaruhi hasil dari penelitian yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Munir Fuady. 2008, Pengantar Hukum Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. [2] McLeod Jr, Raymod dan George P Schell. 2008, Sistem Informasi Manajemen Edisi 10,

Salemba Empat, Jakarta [3] Ghozali. 2016, Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang [4] Danial dan Wasriah. 2009, Metode Penulisan Karya Ilmiah, Laboratorium Pendidikan

Kewarganegaraan UPI, Bandung [5] Usmara, A, 2008, Strategi Baru Manajemen Pemasaran, Amara Book, Jakarta [6] Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorious.2005, Service Quality Satisfaction, Andi,

Yogyakarta [7] Bachmann, & Zaheer. 2006, Handbook of Trust Research, Edward Elgar Publishing,

Cheltenham [8] Danial dan Wasriah. 2009, Metode Penulisan Karya Ilmiah, Laboratorium Pendidikan

Kewarganegaraan UPI, Bandung [9] Della Alvialli Suwanto. 2013, Survey Tentang Pemahaman dan Sikap Siswa Terhadap

Narkoba atau Napza di Kalangan Remaja Universitas Indonesia [10] Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorious. 2005, Service Quality Satisfaction, Andi,

Yogyakarta

Page 54: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 38-48

48

[11] Fandy, Tjiptono. 2004, Manajemen Jasa, Edisi Pertama, Andi Offset, Yogyakarta [12] Rao, Purba. 2006, Measuring Consumer Perception Through Factor Analysis, The Asian

Manager (February-March). [13] Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R & B, Alfabeta, Bandung.

Page 55: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 49-58

49

Rancang Bangun E-Business Berbasis Web

Pada Perusahaan Distributor Pupuk

Di Sumatera Selatan Web-Based E-Business Design At A Fertilizer Distributor Company In South Sumatra

Egi Syahputra Alvian1, Yulistia2

1,2STMIK GI MDP; Jl. Rajawali No. 14 Palembang, +62(711) 376400 1,2Program Studi Sistem Informasi, STMIK GI MDP, Palembang

e-mail: *[email protected], [email protected]

Abstrak Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah merancang dan membangun sistem e-business

berbasis web agar memudahkan proses-proses yang tercakup dalam e-business seperti pemesanan barang yang dilakukan pelanggan dan mempermudah pemasok dalam menawarkan barangnya. Metode yang digunakan untuk membangun aplikasi adalah metode RUP (Rational

Unified Process) dengan melakukan kegiatan dalam metodologi diantaranya observasi dan wawancara serta analisis dan perancangan. Analisis PIECES dilakukan untuk merumuskan permasalahan dan analisis kebutuhan dilakukan terhadap kebutuhan secara fungsional dan non fungsional, serta diagram usecase dan untuk perancangan aplikasi menggunakan diagram

activity, diagram sequence, dan diagram class. Aplikasi dibuat menggunakan Framework Code

Igniter dan MySQL untuk database. Hasil dari adanya sistem e-business diharapkan dapat membuka peluang masuknya pelanggan dan pemasok baru dari luar kota dan mempermudah pelanggan dalam memperoleh informasi mengenai barang terkait kegiatan e-business. Kata kunci: e-business, Pupuk, MySql, RUP.

Abstract The purpose of this system development is to design and build a web-based e-business

system in order to facilitate the processes involved in e-business, such as ordering goods by

customers and making it easier for suppliers to offer their goods. The method used to design

and build the application is RUP (Rational Unified Process) method by carrying out activities

in the methodology including observation and interviews as well as analysis and design.

PIECES analysis is carried out to formulate problems and needs analysis is carried out on

functional and non-functional requirements, as well as usecase diagrams and for application

design using activity diagrams, sequence diagrams, and class diagrams. The application is built

using Code Igniter and MySQL Framework for the database. The results of the e-business

system are expected to open up opportunities for new customers and suppliers from outside the

city and make it easier for customers to obtain information about goods related to e-business

activities.

Keywords: E-Business, Fertilizer, MySQL, RUP.

Page 56: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 49-58

50

1. PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan teknologi telah menciptakan berbagai media terutama dalam proses menjual barang ataupun memproses data dengan memberikan kemudahan salah satu teknologi tersebut adalah komputer yang membantu menghasilkan informasi dan membuat pekerjaan lebih efisien dan efektif. Media yang biasa digunakan dalam proses bisnis ialah website yang memiliki banyak manfaat seperti menghemat biaya promosi, media yang membantu untuk terhubung ke pelanggan, dan memudahkan dalam mencari mitra. salah satunya bentuk pemanfaatan web e-business. [12]

E-business sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, CEO perusahaan IBM. Istilah ini, dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semi otomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer. E-business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. [14]Adapun keuntungan dari perusahaan jika menerapkan proses e-business seperti perusahaan dapat mempreluas pasarnya, perusahaan dapat lebih mudah dalam mendapatkan pelanggan baru, dan menekan biaya telekomunikasi serta juga waktu transaksi dan penerimaan produk.[11]

Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang distributor pupuk dimana jenis-jenis pupuk yang di jual baik itu pupuk subsidi maupun non subsidi, jenis pupuk subsidi seperti Urea dan NPK, dan untuk non subsidi ada KCl, Urea Non, TSP,RP Egypt, dan Dolomite. Masalah yang terdapat pada perusahaan ini dari hasil wawancara pada senin, 7 September 2020, di antaranya kesulitan dalam mendata pemesanan pupuk karena selama ini proses pemesanan pupuk yang dilakukan oleh pelanggan masih menggunakan bantuan telepon ataupun datang langsung ke kantor sehingga perlunya pencatatan pesanan kedalam dokumen pesanan, terbatasnya informasi antara pelanggan dan Perusahaan distributor pupuk mengenai barang yang dijual dan barang yang sedang promo, terjadinya kehabisan stok barang pada Perusahaan distributor pupuk dikarenakan pemasok kehabisan stok, sulitnya mengetahui barang mana saja yang terlaris dan kurang laris dikarenakan pencatatan penjualan yang kurang baik.

Dari keempat permasalahan tersebut serupa dengan permasalahan yang ada pada penulisan skripsi yang berjudul Rancang Bangun E-Business Berbasis Website Studi Kasus Pada PT Pandawa Untuk Indonesia Palembang dengan memberikan manfaat antara lain, mempermudah proses pemesanan dan penjualan, membuat para agen lebih puas dengan control stok barang, pemberian potongan harga, dan pemberian informasi barang baru pada sistem yang di bangun, serta mempermudah proses pembuatan laporan penjualan dan pemesanan (Prakasa et

al 2018). Adapun permasalahan lain sulitnya mencari pemasok baru dikarenakan keterbatasannya

informasi antara pemasok dengan perusahaan, pada permasalahan tersebut serupa dengan permasalahan yang terdapat pada penulisan skripsi yang berjudul Sistem Informasi E-Business Pada CV Central Medica Berbasis Website dengan memberikan manfaat antara lain, membuka peluang masuknya pemasok baru dan mempermudah pemasok dalam menawarkan barangnya dengan sistem yang di bangun (Aprianti et al 2018). Sebagai uraian diatas, pengembangan sistem yang diusulkan penulis dituangkan dalam bentuk yang berjudul “Rancang Bangun E-Business Berbasis Web Pada Perusahaan Distributor Pupuk Di Sumatera Selatan”.

2. METODE PENELITIAN

Dalam pengembangan sistem ini, metode yang digunakan penulis adalah metode Rational Unified Process (RUP). Metode ini memiliki beberapa fase pengembangan, sebagai berikut [4]:

Page 57: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 49-58

51

1. Inception (permulaan) Pada tahap ini penulis melakukan pemodelan bisnis yang di butuhkan dan mendifinisikan kebutuhan sistem yang akan di buat dengan melakukan wawancara, observasi, dan studi pustaka untuk mendapatkan kebutuhan dari sistem yang akan di bangun.

2. Elaboration (perluasan/perencanaan) Pada tahap ini penulis melakukan perencanaan sistem dengan bantuan tools seperti PIECES dan use case diagram. Sedangkan untuk perancangan sistem menggunakan bantuan tools seperti activity diagram, sequence diagram, dan class diagram. Ditahap ini juga di definisikan fitur-fitur E-Business yang akan diterapkan pada program aplikasi yang akan dibangun, seperti:

2.1 E-Business

E-Business adalah sebuah pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan mengkombinasikan sistem dan proses yang menjalankan operasi bisnis utama dengan pemanfaatan teknologi internet.[7][8][19] 2.2 E-Marketing

E-Marketing merupakan pertukaran relasional dalam lingkungan digital, berjaringan (networked), dan interaktif. Fungsi-fungsi utama e-marketing mencakup 11 elemen yang dirumuskan menjadi 4P + P2C2S3. .[2] 2.3 E-Commerce

E-Commerce atau E-Business adalah proses pembelian dan penjualan barang serta jasa, atau memindahkan dana atau data melalui jaringan elektronik, terutama internet.[1][18] 2.4 Supply Chain Management

Supply chain management adalah integrasi proses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok yang memberikan produk, jasa, informasi, dan bahkan peningkatan nilai untuk konsumen dan karyawan. Melalui rantai pasokan, perusahaan dapat membangun kerjasama melalui penciptaan jaringan kerja (network) yang terkordinasi dalam penyediaan barang maupun jasa bagi konsumen secara efisien.[9] 2.5 Customer Relationship Management

CRM merupakan enterprise-wide business strategy yang dirancang untuk mengoptimalkan profitabilitas, pendapatan dan kepuasan pelanggan dengan cara mengorganisasikan perusahaan berdasarkan segmen pelanggan, memperkokoh perilaku pemuasan pelanggan, dan mengaitkan proses-proses dari pelanggan sampai pemasok.[2] 3. Construction (Konstruksi)

Pada tahap ini penulis mulai melakukan pembuatan sistem dengan fitur-fitur yang sudah di analisis pada tahap sebelumnya. Adapun tools yang digunakan untuk membangun sistem ini seperti aplikasi visual code, xampp, dan bahasa pemrograman php yang nantinya akan menghasilkan sebuah web yang diharapkan sesuai dengan analisis yang dilakukan.[10]

4. Transition (Transisi) Pada tahap ini penulis melakukan instalasi sistem dan pelatihan agar dapat dimengerti dan digunakan oleh perusahaan.

Page 58: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 49-58

52

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan

Perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang distributor pupuk. Yang memiliki pengalaman dan kompeten dalam menjual pupuk yang didukung oleh kekuatan armada angkut darat dan sumber daya manusia yang professional. Jenis-jenis pupuk yang di jual baik itu pupuk subsidi maupun non subsidi, jenis pupuk subsidi seperti urea dan npk, dan untuk non subsidi ada kcl, npk non, tsp, rp egype, dan dolomite. Adapun pelanggan yang dimiliki oleh perusahaan ini baik dari perorangan, kios, maupun perusahaan seperti PT dan CV.

3.2 Analisis Permasalahan

Penulis menggunakan PIECES (Performance, Information, Economic, Control,

Efficiency, dan Service) untuk menganalisi permasalahan yang ada pada Perusahaan distributor pupuk. Berikut merupakan kerangka detail permasalahan.[13]

Tabel 1. PIECES

PIECES Keterangan Perfomance Sulitnya melihat laporan stok barang untuk menentukan barang apa

saja yang mau dibeli karena proses pengecekan barang dilakukan 1 bulan sekali.

Information Kekurangan informasi mengenai pemasok yang dapat mensuplai barang.

Pelanggan kesulitan mendapatkan informasi mengenai barang yang tersedia.

Economic Kekurangan jumlah pemasok baru menyebabkan harga produk yang tinggi maka pemasukan yang didapat oleh perusahaan ini kurang maksimal.

Biaya pembelian pupuk yang tidak dapat dihemat karena pemasok hanya yang sudah ada saja dengan penawaran harga yang tidak bersaing.

Control Seringnya terjadi keterlambatan dan kesalahan dalam perekapan laporan penjualan, pembelian, dan stok barang.

Perusahaan sulit dalam menentukan potongan harga untuk setiap barang dikarenakan pencatatan penjualan yang kurang baik.

Efficiency Pemasok menawarkan jenis barang yang sama secara berulang-ulang karena pemasok tidak memiliki daftar riwayat penawaran sebelumnya.

Services kerap kali pelanggan merasa kurang puas karena terjadi kesalahan pencatatan jumlah yang di pesan oleh pelanggan karena menyebabkan selisih dalam pengiriman.

3.2 Analisis Kebutuhan 3.2.1 Rancangan dan Fitur E-Business

Didalam e-business memiliki 4 komponen yang meliputi Customer relationship

management, e-marketing, supply chain management, e-commerce yang dimana komponen tersebut dimasukan ke dalam sistem yang dibangun menjadi fitur-fitur sebagai berikut.[6][20]

Page 59: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 49-58

53

1. Fitur Customer Relationship Management

a. Memiliki fitur pencarian dimana seorang pelanggan ketika ingin membeli pupuk tetapi tidak tau jenis pupuk mana yang cocok untuk tanamannya maka di sistem yang dibangun penulis memasukan fitur tersebut dengan cara si pelanggan memasukan kata kunci tanamannya maka sistem akan memunculkan barang yang berkaitan.

b. Memiliki fitur diskon barang yang di proses oleh bagian armada. 2. Fitur Supply Chain Management

a. Memiliki fitur penawaran barang kepada perusahaan dengan dan pemasok dapat juga melihat riwayat dari penawaran selain itu juga dapat melihat barang mana saja yang sudah dipesan dan barang mana saja yang belum di pesan

b. Memiliki fitur validasi terhadap pesanan perusahaan. 3. Fitur E-Marketing

a. Memiliki tampilan gambar yang detail terhadap kemasan dan isi di dalam kemasan. b. Memiliki deskripsi yang jelas berupa kandungan pupuk, manfaat, cara pemakaian, dan

cocok untuk tanaman apa saja. 4. Fitur E-Commerce

a. Memilki fitur penjualan yang dapat diakses oleh pelanggan sehingga pelanggan dapat memesan barang melalui sistem yang dibangun.

b. Memiliki fitur pembayaran dengan cara transfer. c. Memiliki fitur keranjang barang sehingga pelanggan dapat melihat barang apa saja yang

mereka masukkan ke keranjang. use case diagram dari Perusahaan distributor pupuk.

3.2.2 Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan [3][4]

Gambar 1. Use Case Diagram

Page 60: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 49-58

54

3.2.3 Class Diagram

Berikut adalah gambar class diagram pada rancang bangun e-business pada Perusahaan distributor pupuk [4][5]

Gambar 2. Class Diagram

3.2.4 Tampilan Antarmuka Sistem [15][16][17] a. Tampilan Fitur Supply Chain Management yaitu Penawaran Barang Pemasok

Pada gambar dibawah ini adalah tampilan dimana saat pemasok melakukan penawaran dan tampilan ini mengandung unsur dari supply chian management.

Page 61: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 49-58

55

Gambar 3. Antarmuka Penawaran Barang Pemasok

b. Tampilan Fitur Customer Relationship Management yaitu Antarmuka Penawaran

Barang Pemasok Pada gambar dibawah ini adalah tampilan dimana saat pelanggan masuk ke halam beranda dan terdapat jenis-jenis barang yang dijual serta pada halaman ini pelanggan dapat mencari barang berdasarkan kategori jenis pupuk ataupun memasukan jenis tanaman yang dimana fitur tersebut mengandur unsur dari customer relationship

management.

Gambar 4. Antarmuka Beranda

c. Tampilan Fitur e-Marketing, yaitu Antarmuka Detail Barang Pada gambar dibawah ini adalah tampilan dari detail barang ketika pelanggan ingin membeli barang dan detail barang ini termasuk memiliki unsur dari e-marketing.

Gambar 5. Antarmuka Detail Barang

Page 62: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 49-58

56

d. Tampilan Fitur E-Commerce yaitu Antarmuka Pembayaran Pesanan Pelanggan Pada gambar dibawah ini adalah tampilan pembayaran pesanan pelanggan setelah melakukan proses pemesanan kepada perusahaan dan tampilan ini memiliki unsur e-

commerce.

Gambar 6. Antarmuka Pembayaran Pesanan Pelanggan

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dibuat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. (1). Direktur utama kesulitan untuk melihat laporan secara detail karena proses perekapan

dilakukan 1 bulan sekali dengan adanya sistem yang penulis rancang direktur utama dapat melihat informasi laporan secara detail seperti laporan stok barang, laporan penjualan, dan laporan pembelian.

(2). Bagian operasional kesulitan dalam memesan barang kepada pemasok karena harus menghubungi pemasok melalui email ataupun telepon, dengan adanya sistem ini bagian operasional dapat memesan barang kapan saja.

(3). Perusahaan kesulitan dalam meliaht informasi dari pemasok dengan adanya sistem yang dibangun yang memiliki fitur daftar pemasok dengan detail yang mempermudah perusahaan mengetahui informasi pemasok.

(4). Perusahaan kesulitan dalam merepak laporan dan sering terjadi kesalahan dengan adanya sistem yang dibangun perusahaan tidak sulit lagi dalam merekap laporan penjualan, laporan pembelian, dan laporan stok barang karena semua laporan sudah otomatis terdata disistem.

(5). Pelanggan kesulitan untuk mencari informasi mengenai barang yang ingin dibeli dengan adanya sistem ini pelanggan dapat dengan mudah mencari informasi barang melalui sistem yang dibangun dan pelanggan dengan mudah dapat memesan barang melalui sistem tanpa perlu menghubungi perusahaan lagi.

(6). Pemasok sering kali menawarkan barang yang sama secara berulang karena tidak memiliki riwayat dari proses penawaran dengan adanya sistem yang dibangun penulis pemasok dapat melihat riwayat penawaran yang pernah mereka tawarkan ke perusahaan sehingga pemasok tidak akan menawarkan barang yang sama lebih dari 1 kali.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil analisa yang telah dilakukan, berikut ini saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut. (1). Perlunya dilakukan pemeliharaan sistem yang lebih baik secara berkala dan pengawasan

terhadap penerapan sistem yang diusulkan, sehingga jika ditemukan kelemahan dan permasalahan pada sistem yang diusulkan dapat segera diperbaiki.

Page 63: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 49-58

57

(2). Perlunya pengembangan sistem seperti menambahkan fitur-fitur baru untuk menyesuaikan teknologi informasi yang semakin berkembang.

(3). Perlunya membangun sistem dengan berbasis android untuk kedepannya agar lebih mudah digunakan dimana saja dan kapan saja.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abdul Halim Barkatullah 2005, Bisnis E-Commerce: Studi Sistem Keamanan dan Hukum

Di Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. [2] Anastasia Diana, Fandy Tjiptono 2007, E-Business, Andi, Yogyakarta. [3] Andreas Riel 2010, System, Software and Services Process Improvement, Springer,

France. [4] A.S. Rosa 2013, Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek,

Informatik, Bandung. [5] Enterprise, Jubilee 2014, MySQL Untuk Pemula, Elex Media Komptindo, Jakarta. [6] Grania Shancia Go 2018, Perancangan E-Business pada Hahallo Hot Wheels, Bandung.

Diakses 04 September 2020, dari repository.unpar.ac.id. [7] I Putu Agus Eka Pratama 2015, E-Commerce, E-Business dan Mobile Commerce,

Informatika, Bandung. [8] James A. O’Brien, George M. Marakas 2008, Management Information Systems, Irwin,

Northwestern University.

[9] Lina Anatan, Lena Ellitan 2018, Supply Chain Management Perencanaan, Proses dan

Kemitraan, Edisi Revisi, Alvabeta, Bandung.

[10] Martina Seidl, Marion Scholz, Christian Huemer, Gerti Kappel 2012, UML @

Classroom: An Introduction to Object-Oriented Modeling, Springer, Germany [11] M. Eko Branata, Rendy Mirza Revelino, Daniel Udjuwala 2013, Perancangan E-

Business Pada CV. Ordinary Studio Palembang, Palembang. Diakses 04 September 2020, dari core.ac.uk.

[12] Muhammad Fajri Prakasa, Ramadhan, Desi Pibriana, Muhammad Rizky Pribadi 2018, Rancang Bangun Sistem Informasi E-Business Berbasis Website Studi Kasus Pada PT

Pandawa Untuk Indonesia Palembang, Palembang. Diakses 04 September 2020, dari core.ac.uk.

[13] Ragil, Wukil 2010, Analisis Menggunakan Metode Pieces, Jakarta.

[14] Riana Lismi Aprianti, Meyti Sabrina, M. Havis Irfani 2018, Sistem Informasi E-Business

Pada CV. Central Medica Berbasis Website, Palembang. Diakses 13 September 2020, dari core.ac.uk.

[15] Saputra, Agus 2018, Panduan Praktis dan Jitu Menguasai PHP dan SQL Server 2017,

CV. Asfa Solution, Cirebon.

Page 64: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI Vol. 2 No. 1, April 2021: 49-58

58

[16] Sibero, Alexander F.k 2013, Web Programing Power Pack, Media Kom, Jakarta. [17] Sidik, Bertha 2012, Pemrograman Web Dengan HTML, Informatika, Bandung.

[18] Sri Julianti 2017, Mastering Packaging For E-Commerce Strategi dan Teknik Mengemas

Produk Secara Aman dan Mengesankan, Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. [19] Steven Alter 2002, Information System: Foundation of E-Business, Prentice Hall. [20] Susanti 2015, E-Business Modeling Fashionable Hijab, Kudus. Diakses 04 September

2020, dari eprints.umk.ac.id.

Page 65: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 59-68

59

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Aplikasi Maxim Mobile Terhadap Kepuasan Pengguna Dengan

Metode Servqual Analysis Of The Effect Of Maxim Mobile Application Quality On User Satisfaction With

Servqual Method

Fatimah Azzahrah

1, Lisa Amelia

2

1,2Program Studi Sistem Informasi, STMIK GI MDP E-mail: 1*[email protected], [email protected]

Abstrak Perkembangan teknologi merambah di seluruh bidang tidak hanya merambah disatu

bidang saja, namun telah merambah di semua sektor kehidupan manusia termasuk transportasi. Internet sangat dibutuhkan saat ini termasuk dalam kegiatan sehari-hari masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh prinsip service quality terhadap kepuasan pengguna. Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini berupa data yang didapatkan melalui kuesioner yang disebar kepada pengguna Maxim, data yang nantinya akan di gunakan sebagai sumber data uji hipotesis menggunakan SPSS 23. Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah diuraikan, terjawab bahwa hasil dari analisis secara parsial menunjukan bahwa variabel Reability (X1), variabel Responsiveness (X2), variabel Assurances

(X3), variabel Emphaty (X4) dan variabel Tangibles (X5) berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap kepuasan pengguna aplikasi Maxim. Sedangkan berdasarkan hasil dari analisis secara simultan menunjukan bahwa variabel variabel Reability (X1), variabel Responsiveness (X2), variabel Assurances (X3), variabel Emphaty (X4) dan variabel Tangibles

(X5) berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna aplikasi Maxim dengan hasil 51%. Kata Kunci: Maxim, Service quality, SPSS.

Abstract Technological developments have penetrated in all fields, not only in one area but also

in all sectors of human life, including transportation. The internet is needed nowadays,

including in the daily activities of the community. This study aims to empirically test the

influence of service quality principles on user satisfaction. The data source used in this study

is data obtained through questionnaires distributed to Maxim users, data that will be used as

hypothetical test data sources using SPSS 23. In accordance with the problem formulation that

has been described, it was answered that the results of the partial analysis showed that variable

Reability (X1), responsiveness variable (X2), Assurances variable (X3), Emphaty variable (X4)

and Tangibles variable (X5) positive influenced maxim application user satisfaction. Meanwhile,

based on the results of simultaneous analysis shows that variable variable Reability (X1),

responsiveness variable (X2), assurances variable (X3), variable Emphaty (X4) and variable

Tangibles (X5) positive affect maxim application user satisfaction with a result of 51%.

Keywords: Maxim, Service quality, SPSS

1. PENDAHULUAN

Internet tidak pernah luput dari perkembangan teknologi yang telah mengalami peningkatan yang sangat pesat. Perkembangan teknologi merambah di seluruh bidang tidak

Page 66: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 59-68

60

hanya merambah disatu bidang saja, namun telah merambah di semua sektor kehidupan manusia. Internet sangat dibutuhkan saat ini termasuk dalam kegiatan sehari-hari masyarakat. Terlebih di era modern ini masyarakat mempunyai aktivitas yang beragam dan untuk memenuhi aktivitas tersebut masyarakat memerlukan adanya transportasi sebagai alat penunjang/alat bantu dalam melakukan aktivitasnya. Oleh karena itu pengusaha jasa transportasi berlomba-lomba menggaet konsumennya dengan peningkatan pelayanan, kemudahan pemesanan, kenyamanan armada, ketepatan waktu dan lain sebagainya. Di Indonesia banyak dijumpai sepeda motor juga melakukan fungsi sebagai kendaraan umum yaitu mengangkut orang/barang dan memungut biaya yang disepakati, moda transportasi jenis ini dikenal dengan nama ojek. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin berkembang dan maju, di Indonesia terdapat aplikasi yang mengenalkan layanan pemesanan ojek menggunakan teknologi dan memakai standar pelayanan. Sebelumnya sistem ojek itu sendiri hanya memakai sistem pangkalan berbasis wilayah di tikungan dan mulut-mulut gang, sehingga penumpang yang harus terlebih dahulu menghampiri ojek. Sudah banyak jasa transportasi ojek online di Indonesia itu sendiri, salah satunya adalah Maxim. Maxim bergerak di bidang jasa layanan transportasi sebagai perantara yang menghubungkan antara para pengendara ojek dengan pelanggan. Konsumen akan memilih salah satu diantara pilihan alternatif yang menurutnya sesuai dengan yang diinginkan. Mengantisipasi keadaan tersebut maka Maxim harus bisa menciptakan kepuasan bagi pelanggan. Kepuasan konsumen merupakan evaluasi purnabeli dimana sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan. Sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan [1]. Secara umum kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka [2]. Apabila produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan maka konsumen akan merasa puas. Kepuasan konsumen membawa dampak yang besar bagi perusahaan [3]. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan user berdasarkan kualitas pelayanan terhadap penerapan suatu sistem informasi adalah metode Servqual. Alasan pemilihan metode Servqual dibandingkan dengan metode yang lain adalah Metode Servqual merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan dari atribut masing-masing dimensi, sehingga akan diperoleh nilai gap (kesenjangan) yang merupakan selisih antara persepsi konsumen terhadap layanan yang telah diterima dengan harapan terhadap yang akan diterima [4]. Skala Servqual meliputi lima dimensi kualitas jasa yaitu; Tangibles (bukti terukur), Reliability (keandalan), Responsiveness (daya tangkap), Assurance (jaminan), dan Empathy

(empati). Selain itu kepuasan pengguna tidak pernah luput berdasarkan atas fokus analisis mengkaji variabel-variabel yang ada di dalam metode teori tersebut. Adapun variabel yang akan diukur untuk mengetahui kualitas layanan sistem informasi dengan menggunakan metode Servqual adalah: Variabel Independen (Xn) = tangibles (X1), reliability (X2), responsiveness

(X3), assurance (X4), emphaty (X5). Variabel dependen (Y) = Kepuasan pemakai sistem informasi. Selain itu, metode Servqual dalam penelitian-penelitian sebelumnya telah digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna suatu sistem informasi. Kualitas pelayanan adalah suatu sikap dari hasil perbandingan pengharapan kualitas jasa konsumen dengan kinerja perusahaan yang dirasakan konsumen [5].

2. METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, untuk mendapatkan data dan informasi adapun metode yang digunakan, yaitu sebagai berikut : a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner juga cocok dugunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/ pernyataan tertutup atau terbuka

Page 67: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 59-68

61

dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirimkan melalui pos atau internet [6].

b. Studi Literatur Studi literatur merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian.

2.1 Metode Penelitian

2.1 Tahapan Penelitian

Gambar 1 berikut adalah tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian :

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Beberapa tahapan – tahapan yang dilakukan pada analisis ini dimulai dengan menentukan

permasalahan pada kasus yang akan dianalisis dengan Maxim sebagai objeknya. Kemudian langkah selanjutnya penulis menentukan judul yang sesuai untuk analisis. selanjutnya dilakukan pencarian studi literatur untuk mencari referensi dalam penulisan judul yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Setelah itu mengidentifikasi jumlah populasi pengguna Maxim yang akan dianalisis, dan ditentukan jumlah sampelnya. Kemudian penulis mulai menyusun kuesioner yang sesuai dan berpengaruh dengan kasus dan disebarkan kepada pengguna Maxim melalui Google Form dan dilakukan secara random. Setelah dilakukan penyebaran kuesioner dan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan hasil kuesioner dengan dilakukan perhitungan analisis deskriptif, pengujian persyaratan analisis, uji validitas, uji reliabilitas dan uji hipotesis dengan melakukan uji t dan uji f pada variabel Servqual dengan menggunakan aplikasi olah data SPSS. Kemudian menarik kesimpulan dari hasil yang didapatkan dalam penelitian.

2.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah pengguna aplikasi Maxim. Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti. Adapun jumlah pengguna aplikasi Maxim didapatkan sebanyak 100 responden. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

Kesimpulan

Analisis

Uji Kelayakan Kuesioner

Studi Literatur

Identifikasi Masalah

Page 68: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 59-68

62

2.3 Penentuan Sampel

Penentuan banyaknya sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Rao Purba [7]. Tingkat kesalahan sebesar 10% dan tingkat keyakinan sebesar 95%.

=( )

(1)

=,

( , ) (2)

= 96,04 100 (3) Keterangan: n = Ukuran sampel Z = skor pada tingkat signifikan tertentu Moe = margin of error, tingkat kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi tingkat kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi pada penelitian ini ditetapkan sebesar 0,10 atau 10% sehingga tingkat kepercayaan dalam penentuan sampel yang digunakan adalah 95% atau z=1,96. Nilai tingkat keyakinan 95% atau z=1,96 adalah tingkat keyakinan yang paling sering digunakan. Tingkat keyakinan 95% atau z=1,96 memberikan keseimbangan antara presisi dan reliabilitas. Perhitungan tersebut menunjukan bahwa sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden.

2.4 Variabel Penelitian

Berdasarkan studi literatur, diperoleh variabel dan indikator yang digunakan penelitian merujuk pada jurnal penelitian sebelumnya seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian

No Variabel Indikator

1. Reliability

(Reliabilitas) (X1)

1. Menyediakan jasa sesuai yang disajikan pada aplikasi

2. Aplikasi dapat diandalkan dalam menangani masalah jasa pelanggan

3. Menyampaikan jasa secara benar dan sesuai pada aplikasi

4. Menyampaikan jasa sesuai dengan waktu yang dijanjikan pada aplikasi

5. Menyimpan catatan/dokumen (nama, alamat, nomor telepon) pada aplikasi tanpa kesalahan

2 Responsiveness

(Daya Tanggap) (X2)

6. Pada aplikasi di sampaikan informasikan kepada pelanggan tentang kepastian waktu penyampaian jasa

7. Aplikasi memberikan pelayanan yang segera/cepat bagi pelanggan

8. Aplikasi menyediakan bantuan bagi pelanggan 9. aplikasi memberikan kesediaan untuk merespon

permintaan pelanggan

3 Assurance

(Jaminan) (X3)

10. Pada aplikasi terdapat data karyawan yang benar dan sesuai

11. Fitur pada aplikasi membuat pelanggan merasa aman sewaktu melakukan transaksi

12. Pada aplikasi karyawan secara konsisten bersikap sopan kepada pengguna

13. Terdapat fitur chat online bagi pengguna dan karyawan yang mampu menjawab pertanyaan pelanggan

Page 69: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 59-68

63

4 Emphaty (Empati)

(X4)

14. Pada aplikasi memberikan perhatian secara individual kepada para pelanggan

15. Pada aplikasi disediakan fitur yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian

16. Pada aplikasi sungguh-sungguh mengutamakan kepentingan pelanggan

17. Fitur pada aplikasi yang memahami kebutuhan pelanggan

18. Pada aplikasi disediakan waktu beroperasi yang nyaman

5

Tangibles (Bukti Fisik) (X5)

19. Fitur pada aplikasi menampilkan menu yang menarik

20. Fitur aplikasi yang menyediakan fasilitas yang berdaya tarik visual

21. Pada aplikasi memiliki paduan warna serasi

22. Struktur menu teratur serta mudah di kenali

. 2.5 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Desain kausal digunakan untuk menganalisis secara empiris variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kualitas layanan, yakni variable

Tangibles (bukti terukur), Reliability (keandalan), Responsiveness (daya tangkap), Assurance

(jaminan), dan Empathy (empati). Gambar 2 berikut adalah hipotesis penelitian berdasarkan model Servqual.

Gambar 2. Model Penelitian

Untuk mengukur kualitas layanan terhadap penerapan suatu sistem informasi dalam

penelitian ini menggunakan model Servqual. Terdapat lima factor yang dapat mempengaruhi kualitas layanan terhadap penerapan suatu system. Faktor-faktor tersebut adalah: Tangibles

(bukti terukur), Reliability (keandalan), Responsiveness (daya tangkap), Assurance (jaminan), dan Empathy (empati). Sehingga, dirumuskan lima hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: Hipotesis 1 : Variabel Tangible (X1) berpengaruh dengan kepuasan pengguna aplikasi Maxim. Hipotesis 2: Variabel Reliability (X2) berpengaruh dengan kepuasan penggunaan aplikasi Maxim. Hipotesis 3: Variabel Responsiveness (X3) berpengaruh dengan kepuasan penggunaan aplikasi Maxim. Hipotesis 4: Variabel Assurance (X4) berpengaruh dengan kepuasan penggunaan aplikasi Maxim. Hipotesis 5: Variabel Emphaty (X5) berpengaruh dengan kepuasan penggunaan aplikasi Maxim.

Page 70: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 59-68

64

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Profil Responden

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan menggunakan google form kepada 100 pengguna aplikasi Maxim, maka di dapatkan responden dengan latar belakang berdasarkan status yang berbeda berdasarkan jenis kelamin, usia dan pekerjaan.

Gambar 3. Berdasarkan Jenis Kelamin

100 responden yang digunakan dalam analisis ini, sebagian besar didominasi oleh wanita sebanyak 60 orang dengan persentase 60%, sedangkan sisanya merupakan responden berjenis kelamin pria dengan persentase 40%.

Gambar 4. Berdasarkan Usia

Dari gambar 4.2 menunjukkan berdasarkan 100 responden yang mengisi kuesioner sebagai pengguna aplikasi Maxim, sebagian besar didominasi oleh responden ber usia 21-25 tahun sebanyak 66 orang dengan persentase 66% selanjutnya diikuti dengan usia 26-30 tahun sebanyak 15 orang dengan persentase 15% kemudian selanjutnya usia 31-35 tahun sebesar 7%, dan 15-20 tahun sebesar 8%, sisanya adalah 36-40 tahun dan 41-50 tahun.

Gambar 5. Berdasarkan Pekerjaan

Page 71: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 59-68

65

Dari gambar 4.3 dapat diketahui bahwa pekerjaan yang dimiliki oleh responden paling banyak berasal dari pelajar/mahasiswa sebesar 47%, kemudian diikuti dengan pegawai swasta sebesar 26% dan sisanya adalah pekerjaan lainnya yang tidak dapat disebutkan sebesar 25% dan sisa pegawai negeri 2%. 3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur, untuk menguji validitas konstruk yang dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Hasil dari perhitungan uji validitas ditunjukkan Tabel 2.

Tabel 2. Uji Validitas Indikator Rtabel rhitung Signifikan Keterangan

RY1 0.195 0.767 0,000 Valid

RY2 0.195 0.782 0,000 Valid

RY3 0.195 0.778 0,000 Valid

RY4 0.195 0.816 0,000 Valid

RY5 0.195 0.818 0,000 Valid

RE1 0.195 0.796 0,000 Valid

RE2 0.195 0.773 0,000 Valid

RE3 0.195 0.874 0,000 Valid

RE4 0.195 0.775 0,000 Valid

RE5 0.195 0.831 0,000 Valid

AE1 0.195 0.880 0,000 Valid

AE2 0.195 0.885 0,000 Valid

EY1 0.195 0.822 0,000 Valid

EY2 0.195 0.837 0,000 Valid

EY3 0.195 0.843 0,000 Valid

EY4 0.195 0.838 0,000 Valid

EY5 0.195 0.843 0,000 Valid

TS1 0.195 0.792 0,000 Valid

TS2 0.195 0.776 0,000 Valid

TS3 0.195 0.892 0,000 Valid

TS4 0.195 0.859 0,000 Valid

TS5 0.195 0.890 0,000 Valid

QS1 0.195 0.619 0,000 Valid

QS2 0.195 0.603 0,000 Valid

QS3 0.195 0.577 0,000 Valid

US1 0.195 0.674 0,000 Valid

US2 0.195 0.761 0,000 Valid

US3 0.195 0.743 0,000 Valid

Dari hasil uji validitas variabel Reability, Responsiveness, Assurance, Emphaty dan

Tangibles dengan menggunakan SPSS terhadap 100 responden dapat diambil kesimpulan bahwa semua item pernyataan tersebut memiliki nilai rhitung > rtabel dan nilai signifikansi p-value lebih kecil dari 0,05. Sehingga semua item pernyataan tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini (valid). Hasil dari perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 72: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 59-68

66

Tabel 3. Uji Reabilitas

Variabel Cronbach Alpha Standar

Reliabilitas Keterangan

Reability 0.850 0,7 Reliabel

Responsiveness 0.868 0,7 Reliabel

Assurance 0.716 0,7 Reliabel

Emphaty 0.890 0,7 Reliabel

Tangibles 0.896 0,7 Reliabel

Dari hasil uji reliabilitas semua variabel, diperoleh nilai-nilai Cronbach Alpha dari

semua variabel penelitian ini menunjukkan lebih besar dari nilai 0,7 maka demikian jawaban-jawaban responden dari variabel-variabel penelitian tersebut reliable, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 3.2 Uji Hipotesis

3.2.1 Hasil Uji t (parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil seperti pada Tabel 2 dan 3 yang menggunakan SPSS, hasil pengujian secara parsial adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9,747 1,043 9,342 0,000

Reability 0,062 0,121 0,115 0,515 0,608 Responsivene ss

0,214 0,142 0,404 1,506 0,135

Assurancess 0,038 0,238 0,031 0,157 0,875 Emphaty 0,239 0,159 0,447 1,499 0,137 Tangibles 0,026 0,150 0,049 0,172 0,864

Berdasarkan tabel 4 hasil pengujian secara parsial adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung 0,515 < t tabel 1,660 dan tingkat signifikan 0,608 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Reability tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Quality

Service. 2. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 1.506 < t

tabel 1,660 dan tingkat signifikan 0,135 > 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Responsiveness tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Quality Service.

3. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 0.157 < t tabel 1,660 dan tingkat signifikan 0,875 > 0,05 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Assurance tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Quality

Service. 4. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 1.499 <

t tabel 1,660 dan tingkat signifikan 0,137 > 0,05 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Emphaty tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Quality

Page 73: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 59-68

67

Service. 5. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 0.172 < t

tabel 1,660 dan tingkat signifikan 0,864 > 0,05 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Tangibles tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Quality

Service.

3.2.2 Hasil Uji F

Uji F adalah untuk menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares

Df

Mean

Square

F

Sig.

1 Regression 5,734 5 1,147 0,436 0,822b

Residual 247,266 94 2,630

Total 253,000 99

Berdasarkan gambar di atas dapat diperoleh nilai F hitung sebesar 0,436 dengan taraf

signifikansi sebesar 0,822 > 0,05. Artinya bahwa variabel Reability, Responsiveness,

Assurance, Emphaty dan Tangibles secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap kepuasan pengguna.

3.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R

2)

Nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai R² dari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

The Estimate

1 0,225a 0,051 0,000 1,091

a. Predictors: (Constant), Tangibles, Assurancess, Reability, Responsiveness, Emphaty b. Dependent Variable: User Satisfaction

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai R² sebesar 0.51%. Artinya

variabilitas variable kepuasan pengguna aplikasi Maxim dapat dijelaskan oleh variabel Tangibles, Assurancess, Reability, Responsiveness, Emphaty sebesar 22,5%, sedangkan sisanya sebesar 77,5% dijelaskan oleh factor lain.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari 5 hipotesis yang diajukan semua hipotesis tersebut diterima. Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah diuraikan pada BAB 1, terjawab bahwa hasil dari analisis secara parsial menunjukan bahwa hasil Constant variabel Reability (X1), variabel Responsiveness (X2), variabel Assurances

(X3), variabel Emphaty (X4) dan variabel Tangibles (X5) mendapatkan hasil sebesar 9.342

Page 74: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 59-68

68

artinya variabel – variabel tersebut berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna aplikasi Maxim namun tidak cukup signifikan. Sedangkan berdasarkan hasil dari analisis secara simultan menunjukan bahwa variabel – variabel Reability (X1), variabel Responsiveness (X2), variabel Assurances (X3), variabel Emphaty (X4) dan variabel Tangibles (X5) mendapatkan hasil sebesar 22,5% terhadap kepuasan pengguna aplikasi Maxim.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap tingkat kepuasan pelanggan dan kualitas

pelayanan pada aplikasi maxim, maka saran-saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut: 1. Saran ataupun masukan yang dapat diberikan oleh penulis untuk aplikasi maxim adalah

diharapakan untuk dap 2. at lebih memperhatikan atribut – atribut pada aplikasi maxim dari sisi reability, assurances,

tangibles, timeliness dan emphaty. 3. Melakukan evaluasi mengenai kebutuhan dan kepuasan pelanggan secara berkala sehingga

aplikasi maxim dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan yang dimiliki. 4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode yang berbeda sehingga

dapat dibandingkan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, atau menggunakan metode yang sama namun dengan kasus yang berbeda dan dengan jumlah populasi yang lebih banyak.

5. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan teknik pengambilan sampel yang berbeda dari penelitian yang dilakukan ini dan menggunakan sampel dengan jumlah yang sudah diketahui jumlah pastinya.

DAFTAR PUSTAKA [1] Engel, J.F., Blackwell, R.D. and Miniard, P.W. 1990, Consumer Behavior, 6th ed., The

Dryden Press, Chicago, IL.

[2] Kotler, Philip., Keller, Kevin L. 2013, Manajemen Pemasaran, Jilid Kedua, Erlangga, Jakarta.

[3] Buttle, Francis. 2007, Customer Relationship Management (Terjemahan: Arief Subianto), Bayumedia Publishing.

[4] Wahid Nashihuddin. 2012, Pelayanan Referensi Menurut Pedoman RUSA: Guidelines

f or Cooperative Reference Services (Studi Analisis di Perpustakaan PDII-LIPI). PDII-LIPI, Jakarta.

[5] Usmara, A, 2008, Strategi Baru Manajemen Pemasaran. Amara Books, Jakarta.

[6] Sugiyono. 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabet, Bandung.

[7] Rao, Purba. 2006, Measuring Consumer Perception Through Factor Analysis, The Asian Manager (February-March).

Page 75: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

69

Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Karyawan Dengan Simple Additive Weighting (SAW)

Pada Dealer Mobil Decision Support System For Employee Promotion With Simple Additive Weighting

(SAW) At Car Dealers

Fransiska Prihatini Sihotang

1, Ferent Michaela

2

1,2Program Studi Sistem Informasi, STMIK GI MDP, Palembang e-mail: [email protected]*, [email protected]

Abstrak

Salah satu hal penting dalam pengelolaan SDM pada suatu perusahaan adalah penilaian kinerja. Penilaian kinerja karyawan sebagai salah satu kriteria naik jabatan dapat memacu semangat karyawan. Memiliki jumlah karyawan yang banyak membuat perusahana dealer mobil ABC mengalami kendala dalam melakukan penilaian terhadap karyawan. Hasil penilaian tidak transparan dan dilakukan secara sepihak dan tertutup, dan terdapat pula kriteria penilaian yang terkadang tidak diperhitungkan. Proses penilaian kinerja memakan waktu yang cukup lama dan hasilnya cenderung diragukan dan memunculkan rasa ketidakpuasan dari para karyawan. Peneliatian ini membuat sistem pendukung keputusan yang dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan untuk kenaikan jabatan karyawan dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Kriteria yang digunakan dalam penilaian adalah kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sistem ini dikembangkan berbasis website. Sistem dapat memudahkan proses perhitungan kinerja karyawan dari setiap manajer divisi secara otomatis dan terkomputerisasi, membantu perusahaan untuk mengambil keputusan secara objektif, serta membuat proses perhitungan penilaian kinerja karyawan menjadi transparan.

Kata kunci: SPK, kinerja karyawan, penilaian kinerja, naik jabatan, metode SAW

Abstract One of the important things in Human Resource Management in a company is

performance appraisal. Employee performance appraisal as one of the criteria for promotion

can spur employee morale. Having a large number of employees makes the ABC car dealer

company experience problems in assessing employees. The results of the assessment are not

transparent and are carried out unilaterally and closed, and there are also assessment criteria

that are sometimes not taken into account. The performance appraisal process takes a long time

and the results tend to be questionable and lead to a sense of dissatisfaction from employees.

This research creates a decision support system that can assist companies in making decisions

for employee promotions using the Simple Additive Weighting (SAW) method. The criteria used

in the assessment are criteria that have been established by the company. This system is

developed web-based. The system can facilitate the process of calculating employee

performance from each division manager automatically and computerized, helping companies

to make decisions objectively, and making the process of calculating employee performance

appraisals transparent.

Keywords: DSS, employee performance, performance assessment, job promotion, SAW method

Page 76: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

70

1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang pesat semakin mendorong manusia untuk menggunakan

bahkan menciptakan teknologi yang diharapkan dapat mempermudah pekerjaan ataupun peningkatan layanan kegiatan pada perusahaan. Salah satu kegiatan yang sering kita temui dalam perusahaan adalah pengambilan keputusan. Penggunaan teknologi dalam pengambilan keputusan membantu perusahaan untuk mendapatkan hasil yang lebih relevan dan dapat diterima oleh semua pihak. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau (Decision Support System (DSS) merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif yang dapat membantu serta meningkatkan kinerja seseorang dalam pengambilan keputusan dengan memanfaatkan data dan model yang ada [1].

Salah satu proses pengambilan keputusan dalam perusahaan yaitu penentuan ranking karyawan terbaik untuk kriteria naik jabatan. Sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja karyawan, perusahaan memberikan kenaikan jabatan terhadap karyawan yang memenuhi kriteria. Seperti yang diketahui, karyawan merupakan komponen terpenting yang mempengaruhi keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Karyawan merupakan aset perusahaan dan pelaku utama produksi serta hasil pemasaran [2]. Implementasi sistem pendukung keputusan pernah diterapkan pada berbagai bidang, misalnya untuk menentukan tunjangan kinerja pegawai pada Kepolisian Resort Kota (POLRESTA) Jambi [3], pemilihan Siswa/i Kelas unggulan menggunakan metode AHP dan TOPSIS [4], pemilihan penyiar radio [5], proses penerimaan pegawai [6], dan lainnya.

Dealer mobil ABC merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan penjualan mobil, khususnya dengan merek Toyota. Perusahan ini telah berdiri sejak tahun 2000 dan mempekerjakan 210 orang karyawan yang terbagi kedalam beberapa divisi, yaitu Sales, HRD, dan Manajer. Pada perusahan ini, proses penilaian kinerja karyawan untuk naik jabatan dilakukan setiap satu tahun sekali. Proses tersebut dilakukan mulai dari merekap data karyawan yang dilakukan oleh HRD hingga melakukan perhitungan penilaian. Adapun kriteria yang telah ditentukan dalam perhitungan penilaian, yaitu absensi, Tanggung Jawab, Kedisiplinan Kerja, Penyelesaian Kerja, dan Surat Peringatan.

Pada saat akan melakukan perhitungan penilaian, HRD meminta semua data karyawan dikumpulkan dari masing-masing divisi, lalu HRD merekap dan melakukan perhitungan satu persatu terhadap data yang telah dikumpulkan secara manual menggunakan aplikasi Mipengolah data. Hasil dari perhitungan tersebut diragukan keakuratannya karena banyaknya data karyawan yang harus direkap dan dihitung satu persatu menggunakan rumus/ formula oleh HRD. Proses perhitungan penilaian pun tidak transparan dikarenakan hasil penilaian tidak pernah dipublikasikan kepada masing-masing karyawan.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini terdiri dari 4 langkah utama seperti yang tergambar pada diagram alir penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Pengembangan Sistem

Rancangan Sistem

Analisis

Pengumpulan Data

Page 77: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

71

2.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait pada dealer mobil ABC, observasi mengenai hal yang berhubungan dengan kenaikan jabatan karyawan, dan melakukan studi literatur pada penelitian yang terkait dengan sistem pendukung keputusan.

2.2. Analisis

Analisis permasalahan menggunakan kerangka PIECES yang terdiri dari Performance,

Information, Economics, Control, Efeciency, dan Service dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Permasalahan menggunakan PIECES No. PIECES Permasalahan

1. Performance Hasil perhitungan terhadap penilaian kinerja karyawan diragukan keakuratannya dikarenakan semua data tersebut harus diinput dan dihitung satu persatu oleh HRD secara manual.

2. Information Informasi yang diterima oleh karyawan mengenai hasil penilaian kinerja karyawan tidak transparan dan kurang akurat, dikarenakan terdapat kriteria seperti Surat Peringatan (SP) yang seringkali tidak digunakan.

3. Economic Perhitungan penilaian terhadap kinerja karyawan harus dilakukan satu persatu yang membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup mahal.

4. Control Sulitnya melakukan pengendalian terhadap hasil penilaian yang dilakukan karena masih dilakukan secara manual.

5. Efficiency Prosedur penilaian saat ini kurang efisien karena masih memanfaatkan media kertas dan aplikasi pengolah data.

6. Service Ketidakpuasan karyawan terhadap hasil akhir dari perhitungan penilaian, dikarenakan perhitungan yang tidak dilakukan secara transparan.

Analisis kebutuhan dari pengguna serta kebutuhan dari sistem yang akan dibuat

digambarkan dengan menggunakan use case diagram yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 78: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

72

Gambar 2. Diagram Use Case

2.3. Rancangan Sistem

Pada tahap ini, dilakukan perancangan terhadap sistem yang akan dikembangkan. Rancangan sistem dibuat menggunakan Diagram Dekomposisi, Data Flow Diagram (DFD) dan Entitiy Relationship Diagram (ERD).

2.3.1. Diagram Dekomposisi

Diagram Dekomposisi bertujuan untuk memberikan gambaran dari proses yang ada pada sistem dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 79: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

73

Gambar 3. Diagram Dekomposisi

2.3.2. Data Flow Diagram (DFD)

DFD yang dirancang berupa diagram konteks dan DFD level nol yang dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 4. Diagram Konteks

Page 80: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

74

Gambar 5. Data Flow Diagram (DFD)

2.3.3. Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD yang dirancang pada sistem ini dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 81: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

75

Gambar 6. Entity Relationship Diagram (ERD)

2.4. Pengembangan sistem

Setelah merancang sistem, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengembangan sistem atau pengkodean. Sistem ini menggunakan software atau program database server MySQL. Sedangkan aplikasi berbasis website dibuat menggunakan bahasa pemrograman HTML dan php.

2.5. Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah suatu metode yang menjumlahkan bobot dari setiap objek yang tak sama dan memiliki peluang yang sama terhadap setiap kriteria yang dimiliki [1]. Metode Simple Additive Weighting (SAW) memerlukan sebuah proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dilakukan perbandingan terhadap semua rating alternatif yang tersedia. Rumus dari metode SAW adalah sebagai berikut.

) (1)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi merupakan suatu perwujudan atau penerapan dari rancangan sistem yang

telah dibuat ke dalam suatu program sehingga fungsi dari masing-masing proses akan terlihat. Pada bagian ini dituangkan hasil dan pembahasan dari sistem yang dibuat.

3.1. Kriteria Penilaian

Kriteria yang digunakan pada aplikasi merupakan kriteria yang selama ini diterapkan pada perusahaan, adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut. 1. Absensi, dengan subkriteria Sangat Taat, Taat, dan Tidak Taat. 2. Tanggung Jawab, dengan subkriteria Sangat Bertanggung Jawab, Bertanggung Jawab,

Cukup Bertanggung Jawab, Kurang Bertanggung Jawab, dan Tidak Bertanggung Jawab. 3. Kedisiplinan Kerja, dengan subkriteria Sangat Disiplin, Disiplin, dan Tidak Disiplin. 4. Penyelesaian Kerja, dengan subkriteria Cepat, Sedang, dan Lambat. 5. Surat Peringatan, dengan subkriteria Tidak Pernah, 1-3 kali, dan >3 kali.

Page 82: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

76

3.2. Bobot Kriteria

Perusahaan menganggap bahwa ada kriteria yang lebih diutamakan dibandingkan kriteria lainnya. Maka dari itu, setiap kriteria yang telah ditentukan diberi bobot sesuai dengan kebijakan pada perusahaan. Bobot kriteria penilaian yang telah ditentukan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pembobotan Kriteria Kriteria Persentase Bobot

Absensi 10% 0.1 Tanggung Jawab 20% 0.2

Kedisiplinan 10% 0.1 Penyelesaian kerja 30% 0.3 Surat Peringatan 30% 0.3

Total 100% 1

3.3. Rating Kecocokan

Tiap karyawan dinilai menggunakan kriteria dengan batasan nilai yang juga telah ditentukan yang memiliki bobot nilai antara 0,2 sampai 1. Rating kecocokan pada setiap kriteria dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rating Kecocokan

Kriteria Nilai

1 0,8 0,6 0,4 0,2

Absensi Sangat taat - Taat - Tidak Taat Tanggung Jawab Sangat

bertanggung jawab

Bertanggung jawab

Cukup bertanggung jawab

Kurang bertanggung

jawab

Tidak bertanggung

jawab Kedisiplinan Sangat

disiplin

- Disiplin - Tidak disiplin

Penyelesaian kerja Cepat - Sedang - Lambat Surat Peringatan > 3 kali - 1-3 kali - Tidak pernah

Total

3.4. Relasi Antar Tabel

Berdasarkan ERD yang telah dirancang, maka dibuatlah tabel basis data dengan relasi yang dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Relasi Antar Tabel

3.5. Tampilan Antarmuka Sistem

3.5.1 Halaman Login

Pengguna terlebih dahulu harus memasukkan username dan password jika ingin mengakses website. Setelah itu sistem akan melakukan verifikasi, apabila pengguna terdaftar maka akan masuk ke halaman beranda aplikasi. Adapun bentuk tampilan Halaman Login dapat

Page 83: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

77

dilihat pada Gambar8.

Gambar 8. Halaman Login

3.5.2 Halaman Kriteria

Setelah HRD melakukan login, maka akan muncul halaman beranda beserta semua fitur yang dapat digunakan oleh HRD. HRD dapat mengakses halaman kriteria penilaian untuk melakukan perubahan terhadap data kriteria penilaian jika dibutuhkan. Tampilan halaman kriteria dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Halaman Kriteria Penilaian

3.5.3 Halaman Bobot Alternatif

Pada ini HRD dapat melihat, mencari, mengubah, menambah, dan menghapus subkriteria ataupun nilai dari setiap subkriteria jika dibutuhkan. Adapun bentuk tampilan Halaman Bobot Alternatif dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 84: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

78

Gambar 10. Halaman Bobot Alternatif

3.5.4 Halaman Penilaian

Pada Halaman Penilaian, HRD dapat mencari dan melihat data penilaian setiap tahunnya. HRD juga dapat melakukan perhitungan penilaian karyawan sesuai kriteria yang digunakan oleh perusahaan. Adapun bentuk tampilan Halaman Penilaian dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Halaman Penilaian

3.5.5 Halaman Perhitungan

Untuk menjawab masalah transparansi yang tidak dapat ditemukan pada sistem yang lama, maka pada sistem yang baru dibuat agar karyawan dapat melihat hasil perhitungan dari penilaian yang dilakukan oleh HRD. Pada ini, Karyawan dapat mencari dan melihat semua data penilaian setiap tahunnya. Karyawan dapat melihat nilai terhadap semua kriteria yang digunakan oleh perusahaan serta ranking hasil perhitungan terhadap semua karyawan. Adapun bentuk tampilan Halaman Perhitungan dapat dilihat pada Gambar 12.

Page 85: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

79

Gambar 12. Halaman Perhitungan

3.5.6 Halaman Ranking

Pada Halaman Ranking, Karyawan dapat melihat ranking serta penilaian terhadap semua karyawan sesuai kriteria yang digunakan oleh perusahaan setiap tahunnya. Adapun bentuk tampilan Halaman Ranking dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Halaman Ranking

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan yang dapat digunakan untuk penentuan kenaikan jabatan. Permasalahan terkait transparansi dapat diatasi pada sistem yang dibuat karena karyawan dapat melihat proses perhitungan dan penilaian terhadap semua karyawan yang ada pada perusahaan. Penelitian

Page 86: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 69-80

80

selanjutnya dapat menggunakan metode pendukung keputusan lainnya untuk menyempurnakan sistem pendukung keputusan ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Pratiwi, Heny. 2016, Buku Ajar Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta. [2] Raymond McLeod dan George P Schell. 2008, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta.

[3] Ridlo, Ilham Akhsanu. 2012, Turn Over Karyawan “Kajian Literatur”, Public Health Movement Surabaya.

[4] Asep dan Dodo. 2016, Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode SAW

Dalam Penentuan Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kepolisian Resort Kota Jambi, Jurnal Manajemen Sistem Informasi (MSI), Volume 1 Nomor 1, hal 54-66.

[5] Sahadi, Ardhiansyah, dan T. Husain. 2020, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan

Siswa/i Kelas Unggulan Menggunakan Metode AHP dan TOPSIS, Jurnal Teknologi

Sistem Informasi, Volume 1 Nomor 2, hal 153-167. [6] Fateh, Reza, dan Fransiska. 2020, Sistem Pendukung Keputusan Proses DJ Hunt pada PT

Radio Prima Elita, Jurnal Teknologi Sistem Informasi, Volume 1 Nomor 1, hal 84-94. [7] Yulistia, Ricky, dan Rendi. 2020, Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai

Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Hotel RC di Palembang, Jurnal Teknologi Sistem Informasi, Volume 1 Nomor 1, hal 65-72.

Page 87: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 81-90

81

Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Pada PT Berkat Kasih Tri Tunggal

Design And Implementation Of Management Information Systems

At PT Berkat Kasih Tri Tunggal

Reza Almaidah

1, Triana Elizabeth

2

1,2Sistem Informasi, STMIK GI MDP E-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak

PT. Berkat Kasih Tri Tunggal sebuah perusahaan yang bergerak dibidang General Suplier dan kontraktor saat ini fokus pekerjaan perawatan gedung dan pabrik. Adapun masalah yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan saat ini yaitu untuk pengolahan data barang masuk dan keluar, data perawatan masih dicatat kedalam buku besar sesuai dengan kwitansi atau surat jalan dari pelanggan yang berisi berapa banyak barang yang masuk dan keluar untuk dikirim kepelanggan dan pendataan persediaan stok barang hanya dicatat di selembar kertas kemudian baru disalin kembali ke komputer oleh bagian admin. Tujuan dari pengembangan sistem informasi manajemen berbasis komputer pada PT. Berkat Kasih Tri Tunggal adalah agar membantu perusahaan dalam mengelola pembelian, persediaan dan perawatan. Sistem informasi yang dikembangkan berbasis website dan menggunakan metodelogi pengembangan Prototype, Hasil dari pengembangan sistem ini ialah menyediakan informasi yang dibutuhkan pimpinan, menyediakan konsistensi data antara laporan barang masuk dan keluar dengan laporan persediaan barang dan riwayat perawatan yang diberikan kepada pelanggan terkoordinir dengan baik. Kata kunci: Sistem Informasi Manajemen, Prototype, Website.

Abstract PT. Berkat to Kasih Tri Tunggal, a company engaged in General Suppliers and

contractors, currently focusing on building and factory maintenance work. As for the problems

that occur in the system that is currently running, namely for processing incoming and outgoing

goods data, maintenance data is still recorded into the ledger in accordance with the receipt or

travel letter from the customer which contains how many items entered and left to be sent to the

customer and inventory data. stock items are only recorded on a piece of paper and then copied

back to the computer by the admin. The purpose of developing a computer-based management

information system at PT. Berkat to Kasih Tri Tunggal is to assist companies in managing

purchases, supplies and maintenance. The information system developed is website-based and

uses the Prototype development methodology. The result of developing this system is to provide

information needed by managers, providing data consistency between sales reports and

inventory reports and maintenance history provided to customers is well coordinated.

Keywords: Management Information Systems, Prototype, Website.

1. PENDAHULUAN

PT Berkat Kasih Tri Tunggal merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang

General Suplier dan Kontraktor saat ini fokus pekerjaan renovasi gedung di Palembang. Pelanggan dari PT Berkat Kasih Tri Tunggal meliki jumlah yang bervariasi setiap harinya.

Page 88: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 81-90

82

Proses renovasi gedung pada perusahaan dilakukan dengan cara pelanggan menelpon maupun datang langsung ke perusahaan untuk melakukan pemesanan dan mengisi form, kemudian bagian admin akan mengecek terlebih dahulu ketersediaan barang yang akan dijual dengan cara mengecek langsung ke gudang jika di bagian gudang barang yang di inginkan tidak ada maka admin akan menelpon suplier untuk meminta barang yang diinginkan, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui ketersedian barang yang akan dijual. Setelah admin PT Berkat Kasih Tri Tunggal melakukan validasi pembayaran untuk selanjutnya membuat nota renovasi berjumlah dua rangkap dimana nota yang berwarna merah muda dipegang oleh pihak perusahaan sedangkan yang putih diberikan ke pelanggan, serta membuat surat jalan kepada bagian gudang yang mengantar pesanan dengan terlebih dahulu menghitung barang yang tersedia agar sesuai dengan pesanan. Pengantaran dapat dilakukan jika pelanggan memesan barang lebih dari 30 pcs.

PT Berkat Kasih Tri Tunggal memiliki 2 kendaraan pick up untuk menunjang proses pengantaran pesanan. Proses pengantaran pesanan dapat dilakukan setelah admin memberikan nota berwarna putih dan surat jalan kepada supir yang akan mengantarkan pesanan. Sering hilangnya nota penjualan membuat perusahaan menjadi tidak mempunyai catatan mengenai berapa jumlah barang yang dijual dan barang yang masuk pada nota yang hilang tersebut berguna bagi perusahaan kedepannya.

PT Berkat Kasih Tri Tunggal mengalami kesulitan dalam merekap data masuk dan keluar serta laporan renovasi tiap bulannya secara rinci dikarenakan proses rekap data yang dilakukan setiap akhir bulan masih bersifat manual dengan direkap di dalam buku.

Proses rekap yang lama dan tidak mendetail menyebabkan perusahaan kesulitan mengetahui apakah terjadinya peningkatan atau penurunan penjualan barang dan renovasi gedung selain itu perusahaan juga kesulitan dalam menentukan kapan untuk melakukan pembelian barang.

Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah sistem informasi manajemen yang dapat membantu mengelola data masuk dan keluar serta laporan renovasi setiap bulannya untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan manajer.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah komponen-komponen yang saling berinteraksi satu sama lain seperti perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan manusia didalam suatu organisasi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional dan perencanaan bisnis masa depan. [1]

2.2 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi organisasi, manajemen, dam proses pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi.[2]

2.3 Metode Prototyping

Prototyping adalah proses iteratif dalam pengembangan sistem dimana kebutuhan diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara pengguna dan analis. Prototyping merupakan bentuk dari Rapid Application Development (RAD). Metode Prototyping memiliki beberapa tahap pengembangan, yaitu dilakukan dengan melakukan analis bekerja dengan tim untuk mengidentifikasi kebutuhan awal untuk sistem kemudian membangun prototype. Ketika sebuah prototype telah selesai. pengguna bekerja dengan prototype itu dan menyampaikan pada analis apa yang mereka sukai dan yang tidak mereka sukai. Langkah selanjutnya adalah melakukan analis terhadap prototype kemudian menggunakan feedback ini untuk memperbaiki prototype. Kemudian, versi baru

Page 89: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 81-90

83

diberikan kembali ke pengguna. Lalu ulangi langkah-langkah tersebut sampai pengguna merasa puas. [1] 2.4 PIECES

Sewaktu mengidentifikasi masalah, harus dilakukan analisis terhadap kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi, dan pelayanan pelanggan. Analisis ini disebut dengan PIECES analysis (Performance, Information, Economy, Control, Eficiency and Services). Adapun uraian dari ke-enam variable tersebut adalah sebagai berikut [1]: a. Analisis Kinerja (performance) merupakan perbandingan antara jumlah produksi dengan

waktu tanggap. Jumlah produksi sendiri merupakan banyaknya barang yang dihasilkan dalam waktu yang telah ditentukan. Sedangkan waktu tanggap merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.

b. Analisis informasi menganalisis bagaimana kemampuan sistem informasi yang ada menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan bermanfaat untuk menangani masalah yang terjadi serta dapat digunakan untuk meraih peluang bisnis.

c. Analisis ekonomi sangat berkaitan dengan masalah biaya yang dikeluarkan maupun keuntungan finansial yang diperoleh perusahaan. Permasalahan dalam segi biaya sendiri biasanya berupa biaya tidak diketahui, biaya terlalu tinggi dan biaya tidak dapat dilacak kesumbernya. Sedangkan keuntungan yang diperoleh ialah seperti; pemasaran saat ini dapat diperbaiki, pasar-pasar dapat dieksplorasi, dan dapat meningkatkan pesanan-pesanan.

d. Analisis kontrol sangat diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan sistem, meningkatkan kinerja sistem, serta untuk menjamin keamanan-keamanan data, informasi dan persyaratan.

e. Analisis efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang sekecil mungkin

f. Analisis service menilai dan mengevaluasi apakah kualitas dari suatu sitem yang berjalan saat ini sudah baik atau perlu ditingkatkan kembali. Suatu sistem dikatakan memiliki kualitas yang buruk jika sistem menghasilkan produk yang tidak akurat, tidak terpercaya dan tidak konsisten, serta sistem tersebut tidak mudah dipelajari, tidak fleksible dan sulit digunakan.

2.5 Penelitian Terdahulu 1

Penelitian ini dilakukan oleh Nosky Handryawan dan Tris Febrianto pada tahun 2020. Penelitian ini berjudul: Sistem Informasi Manajemen Penjualan Barang dan Jasa pada Surya Foto Studio. Penelitian ini dilakukan mempermudah, mempercepat dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pengelolaan data transaksi dan pembuatan laporan serta memudahkan dalam proses pengurangan dan pembelian stok barang berdasarkan data penjualan yang ada dalam sistem metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi RUP (Rational Unifued Process). Sistem ini dapat melakukan proses pemesanan barang aksesesoris, jasa cetak foto dan pemotretan yang akan dilakukan pelanggan. Sistem juga dapat melakukan proses pembayaran dengan bayar di tempat atau melakukan transfer bank dengan mengirimkan bukti pembayaran ke sistem selain itu sistem dapat menginformasikan pengiriman produk terkini. [3]

2.6 Penelitian Terdahulu 2

Penelitian ini dilakukan oleh Yan Wijaya dan Fahmi Yulizar pada tahun 2020 yang berjudul Sistem Informasi Manajemen Berbasis Web Pada CV Bagus Timur. Sistem dapat memberikan informasi pembelian barang, informasi persediaan barang, dan sistem bisa diakses dimanapun. Hal ini dilakukan untuk memudahkan perusahaan dalam untuk mengetahui barang terlaris, pemasok terbaik dan pelanggan terbaik sehingga memudahkan pimpinan dalam mengambil keputusan bagi perusahaan. Metode pengembangan sistem informasi yang digunakan adalah metode iterasi (iterative model) yang bersifat berulang-ulang. Sistem informasi manajemen yang akan dibangun berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan MySQL sebagai basis data aplikasi. fitur-fitur pada

Page 90: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 81-90

84

sistem terdiri dari fitur pengguna, fitur barang, fitur pemasok, fitur pelanggan, fitur barang masuk, fitur retur penjualan, fitur penjualan (transaksi), fitur laporan persediaan (barang), fitur laporan barang masuk, fitur laporan penjualan (transaksi), fitur barang terlaris (best seller), fitur pelanggan terbaik (top customer), fitur pemasok terbaik (top supplier). [4]

2.7 Penelitian Terdahulu 3

Penelitian ini dilakukan oleh Syarry Maju Simbolon pada tahun 2020 yang berjudul ul Sistem Informasi Manajemen PT Golden Gate Palembang. Penelitian ini dilakukan dengan membuat aplikasi berbasis website yang pembuatannya dapat meningkatkan kinerja dan memudahkan karyawan dalam melakukan pengelolaan barang. Mempermudah administrasi dalam merekap laporan stok barang masuk, barang keluar dan pelayanan jasa - jasa yang digunakan pelanggan. Aplikasi ini dirancang menggunakan Atom dan menggunakan MySQL Server sebagai database. Proses pengembangan menggunakan metodelogi iterasi, yang terdiri dari tahap perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, dan pemeliharaan. Pelanggan akan diberikan informasi mengenai barang-barang yang dijual, jasa ambulans, jasa pengiriman barang, dan jasa pembelian lahan menggunakan website [5]

2.8 Penelitian Terdahulu 4

Penelitian ini dilakukan oleh Bobby pada tahun 2020 yang berjudul Sistem Informasi Manajemen Proyek PT Samudera Perkasa Konstruksi Berbasis Web. Penelitian ini dilakukan dengan membuat suati sistem informasi manajemen proyek yang dapat mempermudah pihak perusahaan untuk mengelola dan memanajemen data perusahaan yang bergerak pada bidang jasa pelaksanaan konstruksi saluran air, pelabuhan, dam dan prasaranan sumber daya air lainnya, jasa pelaksanaan konstruksi jalan raya (kecuali jalan layang, jalan, rel kereta api dan landas pacu bandara), jasa pelaksanaan konstruksi perpipaan air minum lokal, jasa pelaksanaan konstruksi bangunan komersial. Metodologi pengembangan sistem menggunakan metode waterfall sebagai pengembangan sistem. Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu php dan mysql sebagai databasenya. fitur yang dimiliki perhitungan harga material, progress proyek, dan penyampaian informasi kepada atasan dan konsumen, dan serta informasi yang disampaikan dapat menjadi lebih tepat dan akurat. Hasil penelitian ini adalah sistem informasi manajemen proyek ini dapat membantu dalam melakukan perencanaan, meminimalisir terjadinya ketidaksesuaian pada rencana, progress proyek, realisasi proyek, dapat mengoptimalisasi proses perhitungan biaya, serta memudahkan proses pengisian dokumen laporan saat ini dengan cara mengurangi jumlah dokumen yang harus diisi oleh para pemangku kepentingan.[6] 2.9 Penelitian Terdahulu 5

Penelitian ini dilakukan oleh Sheren Nathania dan Triana Elizabeth pada tahun 2020 yang berjudul Sistem Informasi Manajemen pada CV Goti. Penelitian ini dilakukan karena perusahaan mengalami beberapa kendala salah satunya dalam proses pencatatan stok barang di gudang, proses pencatatan laporan penjualan dan pembelian, serta manajer sulit untuk melihat laporan secara keseluruhan. Sistem informasi manajemen yang dibuat dapat mengatasi permasalahan yang dialami tersebut. Pengembangan sistem pada penelitian ini menggunakan bahasa pemograman PHP, MySQL dan Javascript sebagai basis datanya. Selain itu, penulis menggunakan metodologi penelitian iterasi yang dimana dalam setiap tahapannya dilakukan secara berulang. Kemudian dalam pengembangan aplikasinya menggunakan notepad++ , serta aplikasi yang dibuat itu berbasis website. Hasil yang dicapai adalah Sistem Informasi Manajemen yang berbasis website yang diharapakan dapat membantu CV. Goti Palembang untuk membantu perusahaan dalam memantau jumlah dan laporan omset penjualan.[7]

2.10 Tabel Perbandingan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan 5 penelitian terdahulu maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya sistem informasi manajemen pada suatu perusahaan dapat membantu perusahaan dalam proses bisnisnya. Perbandingan 5 penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1

Page 91: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 81-90

85

Tabel 1. Perbandingan Penelitian Terdahulu

Penelitian Tahun Metodologi Data Fitur

1 2020 RUP Barang, pelanggan, pembayaran

Kelola barang Kelola pelanggan Kelola supplier Kelola penjualan Kelola pembelian Laporan

2 2020 Iterasi Pengguna, Barang, Pemasok, Pelanggan, Penjualan, Stok

Kelola pengguna Kelola barang Kelola pemasok Kelola pelanggan Kelola penjualan Kelola stok barang Laporan transaksi Laporan pelanggan terbaik

3 2020 Iterasi Jasa Barang Penjualan pemakaian

Kelola barang Kelola jasa Kelola penjualan Kelola pemakaian Laporan

4 2020 Waterfall Material Proyek konsumen

Kelola material Kelola proyek Kelola biaya Kelola konsumen Laporan Rencana proyek Realisasi proyek

5 2020 Iterasi Barang Pelanggan Penjualan Pengguna pembelian

Kelola barang Kelola pelanggan Kelola penjualan Kelola pengguna Kelola pembelian Kelola laporan transaksi Grafik penjualan per periode Grafik pembelian per periode Grafik pelanggan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis PIECES

Menganalisis permasalahan dapat dilakukan dengan menganalisis performance,

information, economy, control, efficiency, dan service. Hasil analisis PIECES pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2

Page 92: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 81-90

86

Tabel 2 .Analisis Pieces

PIECES Permasalahan

Performance Membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk mengelola laporan mengenai renovasi gedung perbulan.

Information Pimpinan sulit mengetahui informasi mengenai peningkatan renovasi gedung dan penjadwalan renovasi kepada pelanggan belum tersusun dengan baik.

Economy Perusahaan sulit mengetahui pelanggan mana saja yang sudah melakukan pembayaran secara lunas atau hanya memberikan uang muka atau DP

Control Terkadang terjadi persediaan barang kosong sehingga pada saat bagian gudang membutuhkan barang untuk renovasi gedung, bagian gudang harus menunggu stok barang tersedia kembali.

Eficiency Ketika terjadi pengiriman barang Admin harus menginput data pengiriman dan harus mengupdate data persediaan barang secara manual pada file yang berbeda.

Service Maintenance renovasi gedung kepada pelanggan terkadang melewati jadwal maintenance renovasi gedung yang seharusnya sehingga pelanggan merasa kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.

3.2 Diagram Usecase

Analisis kebutuhan sistem sangat diperlukan untuk menetukan aktivitas apa saja yang bisa dilakukan oleh sistem. Penulis gambarkan kebutuhan sistem dalam bentuk use case

diagram. Diagram use case bisa dilihat pada gambar 1.

Page 93: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 81-90

87

Gambar 1. Diagram Use Case

3.3 Diagram Konteks

Diagram konteks dapat dilihat pada Gambar 2

Page 94: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 81-90

88

Gambar 2. Diagram Konteks

3.4 Diagram Dekomposisi

Diagram dekomposisi dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3. Diagram Dekomposisi

Page 95: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 81-90

89

3.5 Database Diagram

Database dibuat menggunakan aplikasi MySQL yang terdiri dari 11 tabel yang berelasi. Database diagram untuk Sistem Informasi Manajemen pada PT Berkat Kasih Tritunggal dapat dilihat pada gambar

Gambar 4. Database Diagram

3.6 Fitur Login

Pengguna terlebih dahulu harus memasukkan username dan password jika ingin mengakses website. Setelah itu sistem akan melakukan veifikasi, apabila pengguna terdaftar maka akan masuk ke halaman beranda aplikasi. Jabatan yang bisa mengakses sistem adalah pimpinan, bagian gudang, dan admin. 3.7 Fitur Kelola Stok Barang

Pada halaman kelola stok barang admin dapat memasukkan ID barang, nama barang, jenis barang, harga barang, satuan barang, status barang, stok barang. Admin juga bisa mengedit dan menghapus data yang sudah terinput pada sistem. Selain itu, fitur ini juga bisa mencari barang berdasarkan nama barang, jenis barang, dan status barang. Terdapat informasi barang-barang yang perlu dilakukan pembelian.

3.8 Fitur Kelola Renovasi Gedung

Pada halaman kelola renovasi, admin dapat memasukkan nama gedung, tanggal pembangunan, alamat, pemilik gedung, luas tanah, luas gedung, harga tanah, dan harga gedung. Selain itu admin juga bisa melakukan pengecekan data jadwal gudang yang akan di ajukan untuk cek gedung yang akan di renovasi dan jika gudang sudah menginputkan data-data gedung yang akan di renovasi setelah itu admin akan menvalidasi dan langsung memberikan jadwal selesai renovasi kepada gudang.

3.9 Fitur Kelola Supplier

Pada halaman ini dapat menginput nama supplier, lokasi supplier, no telpon supplier, website supplier dan admin dapat mengedit dan menghapus data yang telah terinput. Melalui fitur ini, juga dapat diketahui supplier yang terbaik untuk memesan barang berdasarkan harga barang dan jenis barang.

Page 96: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 81-90

90

3.10 Fitur Kelola Gudang

Halaman kelola akun gudang admin dapat mendaftarkan akun gudang pada tampilan ini dengan menginputkan nama gudang, username gudang, dan password gudang. Melalui fitur ini, dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab terhadap barang-barang yang terdapat di gudang sehingga jika ada kehilangan atau perbedaan data barang dengan di sistem dapat dilakukan pengecekan lebih lanjut. 3.11 Fitur Kelola Pengguna

Pada halaman ini pimpinan dapat melihat data user dan bisa juga mengedit dan juga menghapus data yang ada.

3.12 Fitur Laporan

Pada halaman ini pimpinan dapat melihat laporan stok barang, barang masuk, barang keluar setiap periode nya, pimpinan juga bisa print laporan yang ada. Selain itu, pimpinan juga dapat melihat grafik barang masuk per periode, grafik gedung yang sering direnovasi, grafik gudang yang sering cek renovasi, tampilan grafik supplier yang sering dibeli.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang didapat dari hasil implementasi sistem informasi manajemen pada PT Berkat Kasih Tri Tunggal adalah sistem telah terbukti dapat membantu perusahaan dalam memonitoring barang yang ada di dalam gudang agar perusahaan tidak mengalami kerugian yang besar. Selain itu, sistem yang dibuat juga dapat membantu perusahaan dalam merekap data barang yang tersedia hingga proses perawatan gedung. Pimpinan dapat mengetahui informasi barang masuk, keluar dan perawatan gedung secara ringkas dan jelas sehingga dapat digunakan untuk melakukan perencanaan bisnis perusahaan kedepannya.

. DAFTAR PUSTAKA

[1] Al-fatta, Hanif. 2007, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi Offset,

Yogyakarta. [2] A.S.Rossa dan M. Shalahuddin. 2013, Rekayasa Perangkat Lunak, Informatika, Bandung [3] Hardryawan, Nosky dan Umar, Febrianto, T. 2020, Sistem Informasi Manajemen

Penjualan Barang dan Jasa pada Surya Foto Studio, STMIK GI MDP Palembang. [4] Wijaya, Yan dan Yulizar, Fahmi. 2020, Sistem Informasi Manajemen Berbasis Web pada

CV Bagus Timur, STMIK GI MDP Palembang. [5] Simbolon, Maju, S. 2020, Sistem Informasi Manajemen PT. Golden Gate Palembang,

STMIK GI MDP Palembang. [6] Bobby. 2020, Sistem Informasi Manajemen Proyek PT. Samudera Perkasa Konstruksi

Berbasis Web, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer.

[7] Nathania, Sheren, Triana Elizabeth. 2020, Sistem Informasi Manajemen pada CV Goti

Palembang, JTSI Vol 1 No 1 April 2020.

Page 97: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

91

Analisis Studi Kelayakan Finansial Dan Perancangan Aplikasi Pada Rencana Usaha Sayur Online “Aerys Fresh” Analysis Feasibility Study Of Financial And Application Design On Online Vegetables

Business Plan “Aerys Fresh”

Rika Kharlina Ekawati

1, Silvia Gunawan

2, Debby Holima Sindi

3

1,2,3Sistem Informasi, STMIK GI MDP E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak Studi kelayakan merupakan suatu kegiatan mengevaluasi, menganalisis, dan menilai

layak atau tidak suatu proyek bisnis dijalankan. Dalam penelitiah ini membahas tentang rencana usaha sayur online “Aerys Fresh” untuk dapat dianalisis kelayakan usahanya dalam bidang finansial. Kemudian merancang sebuah aplikasi berbasis smartphone untuk usaha ini agar dapat lebih mudah menjangkau pelanggan. Metode penelitian menggunakan aspek finansial yang berupa rencana kebutuhan modal, biaya produksi, Payback Period dan Net

Present Value untuk dapat menilai kelayakan usaha. Hasil dari analisis yang dilakukan menyatakan bahwa rencana usaha Aerys Fresh ini layak untuk dijalankan. Diperoleh hasil dari perhitungan Payback Period (PP) bahwa usaha ini akan mendapatkan pengembalian dari modal yang dikeluarkan dalam kurun waktu 1 tahun 1 bulan. Dari perhitungan Net Present Value (NPV) diperoleh angka sebesar 223.408.922,2 yang bernilai positif sehingga menyatakan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Tahap selanjutnya adalah merancang aplikasi berbasis smartphone untuk dapat membantu usaha Aerys Fresh lebih dekat pada pelanggan dan dapat memesan sayuran segar hanya dengan menggunakan ponsel. Aplikasi untuk smartphone ini dirancang dengan memenuhi kebutuhan pelanggan yang ingin berbelanja dengan lebih mudah. Kata kunci: studi kelayakan, aspek finansial, Payback Period, Net Present Value, rancangan aplikasi

Abstract Feasibility study is an activity to evaluate, analyze, and assess whether or not a business project

is feasible to run. This research discusses the online vegetable business plan "Aerys Fresh" to

analyze the feasibility of its business in the financial sector. Then design a smartphone-based

application for this business so that it can more easily reach customers. The research method

uses financial aspects in the form of plans for capital requirements, production costs, Payback

Period and Net Present Value to assess business feasibility. The results of the analysis

conducted state that the Aerys Fresh business plan is feasible to run. The results of the Payback

Period (PP) calculation show that this business will get a return on the capital issued within 1

year and 1 month. From the calculation of the Net Present Value (NPV), it is obtained a number

of 223,408,922.2 which is positive, so it states that this business is feasible to run. The next

stage is to design a smartphone-based application to help Aerys Fresh's business be closer to

customers and be able to order fresh vegetables using only a cellphone. This application for

smartphones is designed to meet the needs of customers who want to shop more easily. Keywords: feasibility study, financial aspects, Payback Period, Net Present Value, application

design

Page 98: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

92

1. PENDAHULUAN

Pemanfaatan teknologi informasi bagi perusahaan saat ini mendatangkan manfaat yang

dapat mendukung proses bisnis yang berjalan. Penerapan teknologi juga dirasakan sangat berguna untuk bisa menjangkau pelanggan lebih mudah. Salah satu yang marak saat ini digunakan adalah aplikasi. Aplikasi yang dibuat oleh suatu perusahaan, dapat digunakan lebih mudah oleh pelanggan khususnya dengan menggunakan smartphone. Tercatat pengguna smartphone tumbuh dari 2,1 milyar pada tahun 2016 menjadi 2,53 milyar pada tahun 2018 dan diharapkan bahwa data ini akan melewati batas 3 milyar pada tahun 2021 [1].

Sumber : aptoideguide.com [1]

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Pengguna Smartphone

Dari gambar 1 di atas, terlihat bahwa perkembangan penggunaan smartphone terus

meningkat setiap tahunnya. Hal ini, menjadi pertimbangan bagi setiap perusahaan untuk dapat mengembangkan usahanya terutama untuk segmen pengguna smartphone. Penggunaan aplikasi perusahaan diharapkan mampu menjangkau pelanggan dengan lebih mudah melalui smartphone yang dimiliki oleh para konsumennya.

Selain itu, hal penting yang perlu dianalisis oleh perusahaan yaitu dari segi finansial. Dengan menerapkan perhitungan yang tepat, suatu perusahaan dapat meningkatkan kredibilitas dan kinerjanya agar tercapai tujuan perusahaan serta dapat berkembang lebih luas. terlebih, dengan konsep finansial yang terukur, dapat menentukan apakah usaha tersebut layak dijalankan atau tidak. Namun, kesalahan penerapan teknologi terutama perencanaan penggunaan aplikasi dan perhitungan yang dilakukan sebelum memulai rencana tersebut, dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Untuk itu, suatu rencana penerapan teknologi khususnya aplikasi perusahaan harus dilakukan dengan perhitungan finansial yang matang guna menghindari kesalahan penggunaan dan pengeluaran yang lebih besar.

Penerapan aplikasi smartphone bukan hanya ditujukan untuk perusahaan berskala besar, tetapi juga usaha yang sederhana dan ukm-ukm kecil. Baik itu merupakan usaha yang sudah berjalan maupun usaha yang masih dalam tahap perencanaan. Aerys Fresh merupakan salah satu rencana usaha yang akan diterapkan untuk membantu pelanggan agar lebih mudah mendapatkan sayuran segar tanpa perlu datang ke pasar. Aerys Fresh ini mengusung konsep aplikasi yang

Page 99: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

93

menawarkan berbagai jenis sayur mayur dan resep sehat. perancangan aplikasi yang akan dibuat meliputi penjualan sayuran segar yang bisa dipilih sendiri oleh pelanggan yang dapat digunakan di smartphone masing-masing pelanggan dengan mendownload aplikasi Aerys Fresh. Selain itu, aplikasi ini juga menawarkan resep-resep sehat yang bahan bakunya dapat dipesan di aplikasi ini.

Sebelum usaha ini dijalankan, maka akan diuji terlebih dahulu kelayakan usaha ini dengan menggunakan aspek finansial. Studi kelayakan diperlukan untuk dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan dalam pendirian usaha [2]. Studi kelayakan menurut Jumingan dalam Afiyah [3] merupakan penilaian yang menyeluruh untuk menilai keberhasilan suatu proyek, dan studi kelayakan proyek mempunyai tujuan menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Dalam usaha ini, aspek teknologi yang dianalisis berupa rencana tampilan aplikasi sebelum dijalankan dan analisis perhitungan finansial berupa perkiraan dana yang akan dikeluarkan. Dana yang ditetapkan tersebut kemudian diolah dengan menggunakan analisis Payback Period (PP) guna melihat periode pengembalian dan Net Present Value (NPV).

Hasil dari analisis finansial tersebut dapat menjadi acuan untuk menentukan apakah usaha ini layak dijalankan atau tidak. Serta untuk dapat menentukan apakah usaha ini akan mendapatkan keuntungan ekonomis ke depannya sebagai tujuan perusahaan. Kemudian merancang aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan usaha ini dengan format dan tampilan sederhana dari usaha Aerys Fresh yang mudah digunakan terutama dengan menggunakan ponsel.

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini yaitu studi kelayakan bisnis dalam bidang finansial dan perancangan aplikasi dari rencana usaha sayur online Aerys Fresh.

2.1 Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan merupakan suatu kegiatan mengevaluasi, menganalisis, dan menilai layak atau tidak suatu proyek bisnis dijalankan. Secara umum, tujuan diadakan studi kelayakan khususnya bagi investor yaitu menghindari keterlanjuran investasi atau penanaman modal yang terlalu besar untuk suatu proyek atau kegiatan usaha yang ternyata tidak menguntungkan [3].

Dalam buku studi kelayakan bisnis untuk wirausaha [4] dijelaskan bahwa studi ini merupakan penelitian yang menyangkut berbagai aspek, baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya. Dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.

Dalam penelitian ini hanya mengambil aspek finansial sebagai dasar penentuan melalui perhitungan matematika untuk menentukan apakah usaha sayur online ini layak dijalankan atau tidak. Perhitungan aspek finansial ini berdasarkan metode Payback Period (PP) dan Net Present

Value (NPV).

2.2 Aspek Finansial

Dalam studi kelayakan bisnis, aspek finansial disebut juga dengan aspek keuangan. Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat keputusan keputusan investasi, pendanaan dan dividen [4]. Aspek finansial ini juga dijelaskan oleh Sofyan dalam Afiyah [3] bahwa analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha.

Tujuan menganalisis aspek keuangan adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara

Page 100: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

94

pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan usaha untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah usaha akan dapat berkembang terus [5]. Aspek finansial yang dibahas dalam penelitian ini meliputi rencana kebutuhan dana, biaya produksi, perhitungan Payback Period (PP) dan Net Present

Value (NPV).

2.3 Payback Period (PP) Analisis periode pengembalian atau Payback Period (PP) merupakan jumlah yang

dibutuhkan untuk mengembalikan atau menetapkan ongkos investasi awal dengan tingkat pengembalian tertentu [6]. Perhitungan ini diperlukan untuk dapat menentukan berapa lama periode pengembalian dari dana yang dikeluarkan. Adapun rumus dari Payback Period (PP) adalah sebagai berikut [7] :

= 1 ...... (1)

Kriteria penilaian : a. Jika payback period lebih pendek waktunya dari maksimum payback periodnya maka usulan

investasi dapat diterima. b. Jika payback period lebih panjang dari waktunya dari maksimum payback period nya maka

usulan investasi tidak dapat diterima. 2.4 Net Present Value

Analisis Net Present Value (NPV) sudah cukup sering digunakan khusunya untuk perhitungan kelayakan suatu usaha. NPV sendir memiliki kriteria khusus untuk dapat membaca hasilnya. melansir dari Siegel dalam Prayuda dan Buliali [8] Net Present Value merupakan metode yang membandingkan keseluruhan pengeluaran dengan keseluruhan penerimaan pada tingkat bunga tertentu.

Secara singkat, formula untuk menghitung NPV, yaitu:

=(1+ )

..... (2)

Dengan kriteria: 1) Bila NPV 0, maka usaha tersebut layak dilaksanakan 2) Bila NPV < 0, maka usaha tersebut tidak layak dilaksanakan 2.5 Perancangan Aplikasi

Perancangan merupakan tahap dari analisis sistem dimana pada perancangan sistem digambarkan rancangan sistem yang akan dibangun sebelum dilakukan pengkodean ke dalam suatu aplikasi [9]. Perancangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu merancang sebuah tampilan aplikasi berbasis smartphone untuk tahap awal perencanaan usaha sayur online Aerys Fresh. Tampilan yang dirancang menyesuaikan ukuran dari smartphone. Rancangan tampilan aplikasi ini yaitu berisi login, daftar akun, verifikasi, tampilan beranda, jenis sayuran yang dijual dalam tampilan foto, resep sehat, sampai menu pembelian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Rencana Usaha

Rencana usaha yang akan dibuat yaitu sebuah konsep penjualan sayur online berbasis aplikasi smartphone bernama Aerys Fresh. Aerys Fresh adalah aplikasi yang menawarkan berbagai jenis sayur mayur dan resep sehat. Dikarenakan kurangnya kesadaran akan kesehatan terutama di bidang pangan menjadikan dasar bagi untuk merencanakan membuat usaha ini. Ditambah masyarakat juga lebih sering untuk memesan online makanan siap saji dibanding

Page 101: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

95

membelinya sendiri. Hal ini yang membuat yang menjadi landasan Aerys Fresh untuk menawarkan produk yang berisi makanan sehat serta bahan-bahan yang segar dipadukan dengan pemesanan online yang sering dimanfaatkan masyarakat indonesia sekarang ini. Diharapkan dengan adanya aplikasi ini dapat mempermudah membeli sayuran segar tanpa perlu ke pasar.

Gambar 2. Tampilan Rencana Usaha Aerys Fresh

3.2 Kebutuhan Dana

Kebutuhan dana digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan berkaitan dengan usaha yang akan didirikan. Sebelum mendirikan usaha ini, maka akan dirancang terlebih dahulu kebutuhan dana untuk menunjang operasionalnya. Berikut rincian modal awal yang dibutuhkan:

Tabel 1. Rencana Kebutuhan Dana

Page 102: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

96

Dari tabel 1 terlihat rincian dana yang dibutuhkan sebagai modal awal usaha ini. Total dana yang dibutuhkan di awal usaha adalah Rp 496.056.000. Adapun penetapan dana pembuatan aplikasi yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebesar Rp 20.000.000. Angka ini diperoleh berdasarkan standar biaya pembuatan aplikasi Android dan IOS [10] yang menyebutkan bahwa standar biaya pembuatan aplikasi dalam layanan Android App dan Website Plan membutuhkan biaya awal sebesar 3 juta rupiah dan biaya per bulan sejumlah 0,5 juta rupiah. Layanan iPhone App dan website plan biaya yang dikeluarkan di awal sebesar 4 juta rupiah dan biaya per bulan sekitar 0,5 juta rupiah.

Maka analisis perhitungan dana pembuatan aplikasi untuk usaha ini diasumsikan sebagai berikut:

Biaya awal Rp 3,000,000.00 Biaya per bulan selama 2 tahun Rp 12,000,000.00 Dana cadangan implementasi aplikasi Rp 5,000,000.00 Total Dana Rencana Aplikasi Rp 20,000,000.00

3.3 Biaya Produksi Biaya produksi yang dianggarkan pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:

Tabel 2. Rencana Biaya Produksi

Dalam tabel 2 berisi rincian rencana biaya produksi yang berisi gaji karyawan, pemanfaatan Wifi, biaya lain-lain berupa listrik dan PDAM, bahan baku dan sebagainya. Perhitungan ini sebagai asumsi awal untuk menentukan pengeluaran apa saja yang akan dilakukan ketika usaha telah berjalan. Total pengeluaran dalam 1 bulan berjalan adalah sebesar Rp 37.350.000. Jika pengeluaran tersebut dilakukan selama 1 tahun, maka diperoleh hasil sebesar Rp 448.200.000 yang merupakan perhitungan dari total produksi 1 bulan dikalikan 12 bulan. Hasil ini disebut juga aliran kas atau Cash Inflow.

3.3 Perhitungan Payback Period (PP)

Analisis Payback Period (PP) ini dilakukan dengan menghitung jumlah dana yang telah dikeluarkan beserta aliran kas yang dilakukan selama 1 tahun agar dapat melihat kapan periode pengembalian modal. Berikut perhitungannya:

Page 103: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

97

496.056.000

448.200.000

1,107

,1 Dari perhitungan tersebut, diperoleh angka 1,107 yang artinya dana yang telah dikeluarkan akan diperoleh pengembaliannya dalam periode 1 tahun 1 bulan atau selama 13 bulan setelah usaha dijalankan. Maka usaha ini layak dijalankan karena payback period lebih pendek waktunya dari maksimum payback periodnya. 3.4 Analisis Net Present Value (NPV)

Analisis ini diperlukan untuk menentukan apakah usaha sayur online ini layak dijalankan atau tidak. Diasumsikan bahwa umur ekonomis usaha ini adalah selama 2 tahun dan tingkat rata-rata suku bunga saat ini yaitu sebesar 16%. Berikut perhitungannya dengan menggunakan rumus yang tersedia :

Dari perhitungan NPV yang telah dilakukan, diperoleh angka sebesar 223.408.922,4. Hasil ini bernilai positif atau NPV 0, maka usaha ini dinilai layak untuk dilaksanakan. 3.5 Perancangan Aplikasi Berbasis Smartphone

Setelah melakukan perhitungan finansial dan didapatkan hasil bahwa usaha ini layak untuk dijalankan, maka tahap berikutnya yaitu perancangan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan usaha. Dalam hal ini, Aerys Fresh sebagai usaha yang direncanakan memiliki misi merancang aplikasi untuk memasarkan produknya yang berupa sayur mayur. Perancangan aplikasi dari Aerys Fresh ini berupa desain tampilan antarmuka untuk smartphone. Berikut alur sistem kerjanya:

Page 104: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

98

Gambar 3. Alur Sistem Kerja Aerys Fresh

Dari gambar 3, dapat dijelaskan bahwa alurnya dimulai dari konsumen terlebih dahulu yang akan membeli sayur, diwajibkan untuk login terlebih dahulu. Kemudian pesanan konsumen ini akan diterima oleh penjual/petani untuk disiapkan pesanannya. berikutnya pesanan tersebut akan diantarkan oleh kurir ke alamat yang dituju dan terakhir pesanan tiba di tangan konsumen.

Gambar 4. Tampilan Awal Antarmuka Aerys Fresh

Page 105: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

99

Aplikasi ini dirancang dengan menggunakan sistem login bagi konsumen yang ingin melakukan pemesanan.. Terlihat pada gambar 4, tampilan awal berupa login untuk dapat masuk sistem Aerys. Jika konsumen belum terdaftar, maka dapat melakukan registrasi terlebih dahulu.

Gambar 5 Tampilan Beranda Aerys Fresh

Setelah login, maka sistem aplikasi akan memverifikasi penggunanya. kemudian akan muncul tampilan beranda dari aplikasi Aerys ini. Antarmuka beranda berisi tombol untuk membeli sayur dan resep sehat. Selanjutnya jika di klik tombol untuk “sayur” maka akan tampil halaman yang berisi pilihan sayur yang dijual di aplikasi Aerys Fresh.

Gambar 6 Tampilan Pemesanan

Page 106: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

100

Gambar 6 memperlihatkan aplikasi yang telah siap untuk memverifikasi pesanan pelanggan. sayur yang dipilih oleh pelanggan dapat dimasukkan terlebih dahulu ke dalam keranjang. Selanjutnya beralih ke menu berikutnya yaitu tombol resep di bagian beranda. Terlihat tampilan beberapa resep sehat yang disajikan oleh aplikasi ini.

Gambar 7 Tampilan Menu Resep

Gambar 7 menyajikan tampilan salah satu resep yang bisa dipilih oleh pelanggan dan kemudian akan tampil cara membuat membuat resep tersebut beserta bahan yang dibutuhkan. Pelanggan dapat menambahkan resep tersebut ke dalam keranjang pembelian. Maka seluruh bahan yang diperlukan untuk memasak resep tersebut bisa dipesan dan dikirim ke alamat pelanggan.

Gambar 8 Tampilan Pembayaran

Page 107: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

101

Setelah semua pesanan ada di keranjang pembelian, maka akan dilakukan proses pembayaran oleh pelanggan dengan ongkos kirim yang tertera di aplikasi. Pelanggan dapat memilih metode pembayaran, kemudian klik “bayar” maka akan tampil notifikasi bahwa pembayaran berhasil dilengkapi dengan info order, jumlah bayar dan tanggal transaksi.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil perhitungan dan pembahasannya sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa rencana usaha Aerys Fresh ini layak untuk dijalankan karena telah memenuhi kualifikasi dari perhitungan Payback Period (PP) dan Net Present Value (NPV) yang telah dilakukan. Hasil dari periode pengembalian yang telah dianalisis diperoleh informasi bahwa usaha ini akan balik modal dalam kurun waktu 1 tahun 1 bulan. Dari segi kelayakan, diperoleh angka sebesar 223.408.922,2 yang bernilai positif sehingga memenuhi kaidah perhitungan Net Present Value (NPV) yang menyatakan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Setelah usaha tersebut dinyatakan layak, maka tahap selanjutnya adalah merancang aplikasi berbasis smartphone.

Aplikasi ini juga tepat dilaksanakan karena dapat membantu usaha Aerys Fresh untuk lebih dekat pada pelanggan dan dapat memesan sayuran segar hanya dengan menggunakan ponsel. Aplikasi untuk smartphone ini dirancang dengan memenuhi kebutuhan pelanggan yang ingin berbelanja dengan lebih mudah.

Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih banyak menggunakan aspek lain dalam menentukan kelayakan suatu usaha. Di bagian aspek finansial, dapat menggunakan beberapa jenis metode perhitungan untuk menilai kinerja keuangan ketika usaha dijalankan. Rancangan aplikasi juga diharapkan dapat lebih beragam dalam menampilkan produk lainnya. Tidak hanya terbatas pada sayur-mayur, tapi juga bahan baku masakan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA [1] Akarsana, Asirwanda, 2019, Resiko Menggunakan VPN Gratis dan bahayanya Bagi

Aktivitas Perbankan Anda, https://aptoideguide.com/10-aplikasi-android-terbaik-gratis-2019/ [Diakses pada 12 Desember 2020]

[2] Nugraha, E.P. 2019, Analisis Kelayakan Usaha CV. Ruchi Ditinjau dari Aspek Pasar,

Aspek Teknis Manajemen, Aspek Hukum, Aspek Lingkungan, Aspek Ekonomi Sosial, Serta

Aspek Finansial (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia). [3] Afiyah, A., 2015, Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian Home Industry (Studi Kasus

pada Home Industry Cokelat “Cozy” Kademangan Blitar), Jurnal Administrasi Bisnis, 23

(1). [4] Sulastri, Lilis. 2016, Studi Kelayakan Bisnis Untuk Wirausaha, LGM - LaGood’s

Publishing, Bandung. [5] Lasamahu, H., Simnajuntak, R.A. and Winarni, W. 2016, Analisis Study Kelayakan

Usaha Dan Penerapan Sistem Hazard Analysis Critical Control Point pada IKM Ina

Parina Di Kab. Maluku Tengah, Jurnal Rekavasi, 4(2), pp.96-103. [6] Nugraha, E.P., 2019. Analisis Kelayakan Usaha Cv. Ruchi Ditinjau dari Aspek Pasar,

Aspek Teknis Manajemen, Aspek Hukum, Aspek Lingkungan, Aspek Ekonomi Sosial, Serta

Aspek Finansial (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).

Page 108: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 91-102

102

[7] Syahsudarmi, S., 2020, Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian Home Industry (Studi

Kasus Pada Home Industri" Ollanda Brownies" Panam Pekanbaru), Eko dan Bisnis:

Riau Economic and Business Review, 11(3), pp.216-225. [8] Prayuda, J.A. and Buliali, J.L 2017, Studi Kelayakan Aplikasi Sales Force Automation

pada PT. Semesta Nustra Distrindo. SISFO Vol 6 No 2, 6. [9] Bakti, S., Hasibuan, N.A., Sianturi, L.T. and Sianturi, R.D. 2016, Perancangan Aplikasi

Pembelajaran Coreldraw X3 Menggunakan Metode Web Based Learning (WBL), JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), 3(4).

[10] Markey. 2019, Standar Biaya Pembuatan Aplikasi Android dan IOS,

https://markey.id/blog/development/application/standar-biaya-pembuatan-aplikasi [Diakses pada 20 November 2020]

Page 109: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 103-112

103

Perancangan dan Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Pegawai Lapangan Terbaik Pada

Pelayaran PT ONI Palembang Menggunakan Metode SAW

Design And Implementation Of The Best Field Employee Assessment Decision Support

System At Pelayaran PT Oni Palembang Using The SAW Method

Siti Annisa Dwi Pratiwi

1, Mardiani

2

1,2, 3Program Studi Sistem Informasi, STMIK GI MDP, Palembang E-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak

Pelayaran PT. ONI Palembang adalah perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran

khusus angkutan. Sebagai salah satu perusahaan pelayaran tertua Pelayaran PT. ONI

Palembang telah memiliki banyak pegawai kurang lebih 150 pegawai. Perusahaan ini belum

menerapkan penilaian pegawai secara sistematis yang menyebabkan tidak optimal nya

penilaian terhadap pegawai untuk penilaian pegawai lapangan terbaik. Adapun permasalahan

yang ada seperti dokumen hasil penilaian sering hilang sehingga di lakukan penilaian ulang,

kriteria penilaian tidak sesuai dan tepat sehingga penulis menggunakan metode Simple

Addictive Weighting (SAW) dalam perhitungannya untuk membangun sistem. dalam pembuatan

sistem metode pengembangan sistem menggunakan metode RUP dan bahasa pemrograman

PHP dan MySQL. Dengan dibuatkan sistem keputusan hasil dari proses ini dapat memberikan

suatu alternatif atau solusi keputusan untuk memudahkan menentukan pegawai mana yang

akan menjadi pegawai lapangan terbaik yang akan mendapatkan reward atau Bonus.

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan, Simple Addictive Weighting (SAW), RUP, PHP,

MySQL

Abstract Pelayaran PT. ONI Palembang is a company engaged in shipping specifically for

transportation. As one of the oldest shipping companies, Pelayaran PT. ONI Palembang

already has around 150 employees. This company has not implemented a systematic employee

appraisal which has resulted in an inoptimal employee assessment for the best field employee

assessment. The existing problems, such as the documents of the assessment results are often

lost so that the reassessment is carried out, the assessment criteria are not appropriate and

appropriate, so the author uses the Simple Addictive Weighting (SAW) method in his

calculations to build the system. In making the system, the system development method uses the

RUP method and the programming language PHP and MySQL. By making a decision system

the results of this process can provide an alternative or decision solution to make it easier to

determine which employee will be the best field employee who will get a reward or bonus.

Keywords: Decision support system, Simple Addictive Weighting (SAW), RUP, PHP, MySQL

1. PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi informasi dan sistem informasi di era globalisasi saat ini sangat pesat, perusahaan di tuntut untuk memiliki manajemen yang handal untuk meningkatkan produktivitas di dalam perusahaan. Kemajuan teknologi juga dapat digunakan oleh manajemen

Page 110: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 103-112

104

dalam memacu proses perkembangan perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Secara umum, teknologi informasi adalah proses perancangan dan implementasi untuk mengolah data dan menghasilkan informasi yang berkualitas dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan menyebarkan informasi dengan menggunakan seperangkat komputer untuk menjalankannya. Sedangkan sistem informasi adalah suatu sistem yang memberikan informasi untuk mengambil keputusan dan membantu memudahkan dalam proses bisnis perusahaan bahkan hampir semua perusahaan membutuhkan sistem informasi. Perusahaan yang memiliki pegawai yang banyak, harus mempunyai sistem informasi seperti mengelola semua data pegawai agar data yang dihasilkan dapat ter dokumentasi dengan jelas dan mendapatkan informasi berdasarkan kebutuhan bisnisnya.

Dalam proses melakukan penilaian pegawai memang tidak mudah, karena keputusan yang salah dapat berdampak negatif bagi perusahaan, sehingga sistem yang dapat membantu perusahaan mengambil keputusan adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK). DSS adalah Program aplikasi berbasis komputerisasi yang digunakan untuk membantu membuat keputusan yang lebih akurat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Di dalam sebuah sistem pendukung keputusan terdapat alternatif, kriteria dan bobot untuk menentukan suatu solusi terbaik, dan penggunaan sistem pendukung keputusan dapat membuat keputusan menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat.

Pelayaran PT.ONI Palembang merupakan perusahaan bergerak di bidang pelayaran khusus angkutan. Yang berlokasikan di Jalan Sultan Agung No. 543, 1 ilir Palembang. Pelayaran PT.ONI Palembang didirikan pada tahun 1962 dan pada tanggal 2 Juni 1976 mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman. Sebagai salah satu perusahaan pelayaran tertua di Palembang, Pelayaran PT. ONI Palembang telah memiliki banyak pegawai apalagi pegawai lapangan yang berjumlah kurang lebih 150 pegawai diantaranya ada beberapa jabatan seperti Nakhoda, Mualim, KKM (Kepala Kamar Mesin), Masinis, Juru Mudi, Juru Minyak, Juru Masak (Koki), Juragan, wakil juragan, Kelasi. Memiliki pegawai yang banyak tentunya Pelayaran PT. ONI Palembang menerapkan penilaian pegawai yang di lakukan oleh staf HRD yang pada saat ini penilaian berdasarkan kriteria yang sama seperti kerjasama tim, lama waktu berlayar dan kedisiplinan. untuk meningkatkan semangat para pegawai tetapi Pelayaran PT.ONI Palembang belum menerapkan penilaian pegawai secara sistematis yang menyebabkan belum optimal nya penilaian terhadap pegawai .Hal ini terjadi karena beberapa permasalahan yang ada di Pelayaran PT. ONI Palembang seperti dokumen hasil penilaian pegawai lapangan sering hilang sehingga membutuhkan waktu untuk melakukan penilaian ulang pegawai lapangan terbaik, kriteria penilaian yang tidak sesuai dan tepat sehingga terjadi kekeliruan dan juga tidak adanya transparan dalam proses penilaian pegawai terbaik dan belum adanya metode perhitungan untuk merekomendasikan pegawai lapangan terbaik. Oleh karena itu untuk memacu semangat pegawai meningkatkan operasional dan kinerjanya di perusahaan Pelayaran PT. ONI Palembang sehingga menjadi lebih baik, Kualitas pegawai juga termasuk faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan dan untuk meningkatkan produktivitas kinerja di Pelayaran PT. ONI Palembang diperlukannya manajemen sumber daya manusia untuk penilaian pegawai lapangan terbaik.

Berdasarkan dengan adanya permasalahan diatas, maka penulis akan mencari solusinya dengan membangun sistem pendukung keputusan menggunakan metode Simple Addictive

Weighting (SAW) dimana metode SAW dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, Penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah di tentukan, dan adanya perhitungan ter normalisasi matriks sesuai dengan atribut (benefit dan cost). Maka penulis akan memberi judul penelitian “Perancangan dan Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Pegawai Lapangan Terbaik pada Pelayaran PT. ONI Palembang Menggunakan Metode SAW”. Dan hasilnya dapat memberikan solusi untuk memudahkan penilaian pegawai mana yang akan menjadi pegawai lapangan terbaik yang akan mendapatkan reward/ Bonus.

Page 111: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 103-112

105

1.1 Sistem

Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk melakukan suatu tugas bersama-sama [1].

1.2 Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah sehingga pengetahuan dari orang yang

menggunakan data mengalami peningkatan [2].

1.3 Keputusan

Keputusan merupakan hasil dari proses memilih pilihan terbaik diantara beberapa alternatif yang telah tersedia. Pada proses pengambilan keputusan kita akan berusaha mencurahkan segala pemikiran dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mendapatkan pilihan terbaik Kegiatan yang telah tersedia [3].

1.4 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik yang mengatur untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah yang bersifat semi terstruktur [4].

1.5 Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah metode penjumlahan bobot dari kinerja setiap objek-objek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang sama pada semua kriteria yang dimiliki [5].

(1)

Keterangan: rij = nilai rating kinerja ternormalisasi xij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria Maxi xij = nilai terbesar dari setiap kriteria i Mini xij = nilai terkecil dari setiap kriteria i benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik cost = jika nilai terkecil adalah terbaik dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj;

i=1,2,…,m dan j=1,2,…,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:

(2) Keterangan: Vi = rangking untuk setiap alternatif Wj = nilai bobot dari setiap kriteria rij = nilai rating kinerja ternormalisasi

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. Langkah

Page 112: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 103-112

106

penyelesaian metode Simple Additive Weighting (SAW), diantaranya: Memberikan nilai setiap alternatif (Ai), pada setiap kriteria (Cj) yang sudah ditentukan

dimana nilai i = 1,2,...,m dan j = 1,2,...,n. Memberikan nilai bobot (W) yang juga didapatkan berdasarkan nilai keanggotaan. Melakukan normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating kinerja normalisasi

dari alternatif Ai, pada atribut Cj berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan / benefit = MAKSIMUM atau atribut biaya/cost = MINIMUM). Apabila berupa atribut dibagi dengan nilai keanggotaan MAX (MAX Xij) dari tiap kolom sedangkan untuk atribut biaya. Nilai keanggotaan MIN (MIX Xij) dari tiap kolom atribut dibagi dengan nilai kenggotaan (Xij) setiap kolom.

Melakukan proses perangkingan untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara mengkalikan nilai bobot (Wj) dengan nilai rating kinerja ternormalisasi (rij).

1.6 PHP

Hypertext Preprocessor atau lebih akrab dengan sapaan PHP merupakan bahasa pemrograman script server-side yang di-desain untuk pengembangan web. PHP disebut bahasa pemrograman server-side karena diproses pada komputer server [6].

1.7 My SQL

MySQL adalah software Relational Database Management System (RDBMS) open-

source yang paling populer digunakan untuk menyimpan data dari aplikasi berbasis web [7].

1.8 Metode Rational Unified Process (RUP)

RUP (Rational Unified Process) adalah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang dilakukan berulang-ulang (iterative), pada arsitektur architecture-centric), lebih diarahkan berdasarkan pengguna kasus (use case driven). RUP merupakan proses rekayasa perangkat lunak dengan pendefinisian yang baik (well defined) dan penstrukturan yang baik (well

structured) [8].

2. METODE PENELITIAN

2.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data pada proposal skripsi ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Wawancara

Penulis melakukan wawancara bersama HRD di Pelayaran PT.ONI Palembang agar dapat mengetahui permasalahan, proses pengambilan keputusan dan mengetahui informasi perusahaan yang berhubungan dengan penilaian pegawai pada Pelayaran PT ONI Palembang. b. Observasi

Penulis melakukan observasi agar penulis dapat mengamati tentang bagaimana proses penilaian pegawai terbaik yang berhubungan dengan pembuatan sistem pendukung keputusan di Pelayaran PT ONI Palembang. c. Studi Pustaka

Penulis melakukan pengumpulan beberapa artikel, jurnal serta buku-buku yang ada di perpustakaan yang menjadi sumber dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan permasalahan tema skripsi yaitu SPK sebagai pedoman penulis untuk memperkuat argumentasi penelitian. 2.2 Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi Pengembangan Sistem yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian adalah metode RUP (Rational Unified Process). Metode RUP memiliki 4 Fase yaitu

Page 113: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 103-112

107

sebagai berikut: 1. Fase inception (permulaan)

Fase ini penulis memahami terlebih dahulu pemodelan bisnis yang di butuhkan (business modelling) dan kebutuhan sistem yang akan di buat meliputi tahapan- tahapan seperti wawancara, observasi, dan studi pustaka. 2. Fase Elaboration (Perluasan/ Perencanaan)

Fase ini penulis melakukan perencanaan untuk mendeteksi mengurangi resiko yang akan terjadi. Pada tahap ini penulis membuat perancangan Use case, membuat Analisis PIECES, membuat Activity diagram untuk menggambarkan aliran kerja dari sebuah sistem, Membuat class diagram, Membuat sequence diagram serta penulis akan merancang layout website yang akan dibuat. 3. Fase Construction (konstruksi)

Fase ini penulis melakukan pembuatan database dan website dan interface sistem. Fase ini juga melakukan pengujian website yang telah dibangun untuk memperbaiki kesalahan jika masih ada yang belum sesuai dengan yang diharapkan user dan mudah dipakai serta mudah dimengerti. 4. Fase Transitional (transisi)

Fase ini dilakukan tahapan untuk menyerahkan sistem kepada pengguna (user). Tahap ini termasuk memberikan pelatihan dan pengujian sistem agar mengetahui apakah sistem tersebut sudah memenuhi harapan user.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Permasalahan Adapun permasalahan di Pelayaran PT. ONI Palembang yang akan di identifikasikan

dengan menggunakan kerangka PIECES.

Tabel 1. PIECES

PIECES Keterangan

Performance

(perfoma) Membutuhkan waktu yang lama kurang lebih sekitar 1 bulan saat melakukan penilaian karena dokumen hasil penilaian sering hilang sehingga harus dilakukan penilaian ulang.

Information

(Informasi)

Informasi dari hasil penilaian yang hilang mengakibatkan tidak ada riwayat penilaian pegawai lapangan terbaik, sehingga data penilaian yg dihasilkan tidak dapat ter dokumentasi dengan jelas.

Economic (Ekonomi)

Kesalahan dalam penilaian pegawai dapat menimbulkan kerugian yaitu baik dari segi waktu maupun dari segi pengeluaran biaya yang memakan banyak kertas yang dapat mencapai Rp. 500.000

Control

(Pengendalian) Terjadi kekeliruan dalam penilaian pegawai lapangan terbaik karena

kriteria penilaian yang tidak sesuai dan tepat. Penilaian hanya diketahui oleh pihak perusahaan karena kurangnya

keterbukaan cara penilaian pemilihan pegawai terbaik. Efficiency

(efisien) HRD melakukan perhitungan penilaian secara berulang sesuai dengan

jumlah pegawai satu persatu secara manual. Sering terjadi kesalahan dalam penilaian karena metode perhitungan

tidak jelas sehingga perusahaan melakukan perhitungan secara ulang. Service

(Layanan)

Adanya pegawai lain yang seharusnya mendapatkan penilaian pegawai lapangan terbaik tetapi tidak terpilih karena adanya kesalahan, sehingga pegawai lain tersebut merasa kurang puas.

Page 114: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 103-112

108

3.2 Analisis Kebutuhan Fungsional

Analisis kebutuhan fungsional adalah salah satu analisis yang digunakan untuk menggambarkan perilaku user sistem dan memberikan gambaran umum sistem yang akan dibangun, Use Case diagram dapat memudahkan dalam memahami perilaku sistem yang digambarkan sebagai Actor sistem Use Case Diagram yang diusulkan pada Perusahaan Pelayaran PT. ONI Palembang memiliki 3 Aktor.

Gambar 1. Use Case Diagram

3.3. Rancangan sistem

Rancangan sistem dibuat menggunakan Activity diagram, Class diagram, Sequence

diagram, dan tampilan antarmuka sistem.

3.3.1 Activity Diagram

Activity diagram menggunakan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak, yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Berikut Activity diagram ini menggambarkan proses aliran data masuk dan keluar pada saat melakukan tambah pegawai.

Page 115: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 103-112

109

Gambar 2. Activity Diagram Tambah Pegawai

3.3.2 Class Diagram

Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi.

Gambar 3. Class Diagram

3.3.3 Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek.

Berikut Sequence diagram yang menggambarkan user saat melakukan proses penambahan data pegawai

Page 116: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 103-112

110

Gambar 4. Sequence Diagram Tambah Pegawai

3.3.4 Tampilan Antarmuka Sistem

Tampilan menu beranda admin, HRD, Pimpinan berisikan visi misi perusahaan dan pada user Admin menu pegawai lapangan dan kriteria, Tampilan menu beranda HRD berisikan menu penilaian pegawai lapangan. Tampilan menu beranda Pimpinan berisikan menu Laporan hasil rekomendasi SAW.

Gambar 5. Antarmuka Kelola Pegawai Lapangan

Page 117: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 103-112

111

Gambar 6. Antarmuka Kelola Kriteria

Gambar 7. Antarmuka Penilaian Pegawai

Gambar 8. Antarmuka Data Perhitungan Penilaian SAW

Page 118: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 103-112

112

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan dan uraian penelitian yang berjudul “Perancangan dan Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Pegawai Lapangan Terbaik pada Pelayaran PT.ONI Palembang menggunakan metode SAW”, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: Faktor penilaian sistem pendukung keputusan pegawai lapangan terbaik pada Pelayaran

PT.ONI Palembang sudah ditetapkan kriteria nya oleh HRD berdasarkan masing-masing jabatannya.

Sistem Pendukung keputusan ini dirancang agar dapat memudahkan perusahaan dalam melakukan penilaian pegawai lapangan terbaik pada Pelayaran PT. ONI Palembang dengan ditentukan pengelompokan terhadap kriteria berdasarkan sangat baik, baik, kurang baik, cukup baik dan tidak baik, dimana kriteria yang dianggap sangat baik dihitung nilainya sebagai 1, kriteria yang dianggap baik nilainya dihitung 0,80, kriteria yang dianggap cukup baik nilainya dihitung 0,60, kriteria yang dianggap kurang baik nilainya dihitung 0,40, sedangkan kriteria yang dianggap tidak baik nilainya dihitung 0,20.

Sistem pendukung keputusan ini dapat menampilkan hasil rekomendasi pegawai lapangan terbaik dengan menggunakan metode SAW.

4.2 Saran

Berdasarkan dari proses hasil analisa pembuatan penelitian yang sudah dilaksanakan maka ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan sebagai berikut: Sistem pendukung keputusan yang dibangun perlu dilakukannya pemeliharaan dan

peningkatan sistem secara berkala. Sistem pendukung keputusan yang telah di bangun, sebaiknya digunakan dan dimanfaatkan

sebagai mana fungsinya yaitu untuk membantu proses penilaian pegawai. Sebaiknya agar selalu melakukan back up karena banyaknya data penting yang tersimpan

di database.

DAFTAR PUSTAKA

[1] E, P, I Putu Agus. 2014, Sistem Informasi dan Implementasi, Informatika, Bandung. [2] Reksoatmodjo, Wahyuni. 2018, Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data, Andi,

Yogyakarta. [3] Diana. 2018, Metode dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Deepublish: Yogyakarta [4] Nofriansyah, Dicky & Defit, Sarjon. 2017, Multi Criteria Decision Making (MCDM)

pada Sistem Pendukung Keputusan. Deepublish: Yogyakarta [5] Pratiwi, Heny. 2016, Buku Ajar: Sistem Pendukung Keputusan. Deepublish: Yogyakarta [6] Miftahul, Sarwandi, dan Cyber Creative. 2019, Mahir Bahasa Pemograman PHP:

PT.Elex Media Komputindo, Jakarta. [7] Raharjo, Budi. 2015, Mudah Belajar PHP. Bandung, Informatika [8] A.S, Rosa dan M. Shalauddin. 2013, Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan

Berorientasi Objek, Informatika, Bandung.

Page 119: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

113

Penggunaan Metode SAW Dalam Membangun Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Insentif Karyawan

Pada PT. ABC Using The SAW Method in Building a Decision Support System for Employee’s

Incentives at PT. ABC

Desi Pibriana

1, Nathanael Aswadi

2

1,2Program Studi Sistem Informasi, STMIK Global Informatika MDP E-mail: [email protected] , [email protected]

Abstrak

PT.ABC adalah perusahaan yang bergerak dibidang distributor aluminium. Dalam penentuan pemberian insentif karyawannya, PT. ABC sering kali tidak objektif sehingga rentan terjadinya ketidakadilan dan keputusan yang diambil menjadi tidak tepat sasaran. Saat ini keputusan pemberian insentif dilakukan dengan menghitung total dari bobot kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan tanpa mempertimbangkan tingkat kepentingan/ prioritas kriteria penilaian yang ada. Untuk itu dibuatlah suatu sistem pendukung keputusan yang dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan pemberian insentif karyawan dengan lebih objektif agar lebih tepat sasaran. Sistem ini dikembangkan dengan metodologi Iterasi dan Simple Addvite Weighting (SAW) sebagai metode pengambilan keputusannya. Sistem ini dibangun menggunakan Tools Visual Studio Code dan MySQL sebagai database. Hasil pengembangan sistem ini dapat digunakan untuk membantu perusahaan dalam melakukan penilaian karyawan yang berhak menerima insentif dengan lebih objektif dan tepat sasaran, guna meminimalisir terjadinya kesalahpahaman antarpegawai serta dapat menjadi salah satu alasan dalam meningkatkan motivasi pegawai dalam bekerja. Kata kunci: Karyawan, Insentif, Keputusan, Sistem Pendukung Keputusan, Simple Additive

Weighting

Abstract The determination of incentives at PT ABC is often carried out in a non-objective

manner. This makes decisions that are taken vulnerable to injustice and not on target.

Currently, the decision to provide incentives is made by calculating the total weight of the

criteria determined by the company without considering the importance or priority of the

existing assessment criteria. For this reason, a decision support system is made that can assist

companies in making decisions about giving employee incentives more objectively so that they

are more targeted. This system was developed with the Iteration methodology and Simple

Additive Weighting (SAW) as a method of decision making. This system was built using Visual

Studio Code Tools and MySQL as a database. The results of the development of this system can

be used to assist companies in assessing employees who are entitled to receive incentives more

objectively and on target, to minimize misunderstandings between employees and can be one of

the reasons for increasing employee’s motivation to work.

Keywords: Employees, Incentives, Decision, Decision Support Systems, Simple Additive

Weighting.

Page 120: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

114

1. PENDAHULUAN

Karyawan merupakan aset yang penting bagi organisasi atau perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Menurut [1] jika karyawan dapat diorganisasikan dengan baik, maka perusahaan dapat menjalankan proses bisnisnya dengan baik pula. Untuk memacu kinerja dan produktivitas serta memotivasi karyawan, perusahaan sering kali memberikan bonus atau insentif sebagai bentuk penghargaan [2], [3]. Insentif adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan, dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan atas dasar persetujuan atau perundang-undangan, serta dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan termasuk tunjangan, baik karyawan itu sendiri maupun keluarganya [4]. Sementara [3] mendefiniskan insentif sebagai tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasi kerjanya di atas prestasi standar.

PT. ABC merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distributor aluminium yang berdiri sejak tahun 2014. Jumlah karyawan PT. ABC saat ini adalah sebanyak 50 orang yang dibagi kedalam beberapa jabatan yakni manager, supervisor (SPV), marketing dan bagian administrasi. PT. ABC saat ini rutin setiap tahunnya di Bulan September menerapkan kebijakan sistem penghargaan (reward system) berupa pemberian insentif kepada para karyawannya. Adapun sistem penentuan karyawan yang layak diberikan insentif selama ini di PT. ABC dilakukan dengan cara menghitung total skor yang diperoleh masing-masing karyawan untuk setiap kriteria pemberian insentif yang dimiliki. Adapun kriteria yang digunakan saat ini oleh PT. ABC diantaranya absensi, lama kerja, pendidikan, status serta prestasi karyawan dengan sub kriteria masing-masing yang sudah di standarkan perusahaan yakni dengan nilai dari angka 1 sampai dengan 4. Semua kriteria ini dianggap memiliki tingkat kepentingan yang sama oleh PT. ABC saat akan melakukan perhitungan pemberian insentif. Tentunya cara perhitungan seperti ini akan berpotensi menimbulkan ketidakadilan, dikarenakan setiap kriteria ternyata tidak memiliki tingkat kepentingan yang sama dalam penentuan keputusan. Selain itu, proses perhitungan yang dilakukan saat ini juga masih membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode pengambilan keputusan yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan dengan lebih objektif dan tepat sasaran. Selain itu, dibutuhkan pula suatu sistem pendukung keputusan yang dapat membantu perusahaan agar dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat.

Salah satu metode pengambilan keputusan yang simpel dan paling sering digunakan adalah metode Simple Additive Weighting (SAW) [5], [6]. Metode SAW sering dikenal dengan metode penjumlahan terbobot [2], [7], [8] dimana konsep dasar dari metode SAW adalah untuk menemukan jumlah tertimbang dari peringkat kinerja untuk setiap alternatif dan seluruh atribut yang diperlukan pada proses normalisasi matriks keputusan (X) ke skala perbandingan untuk semua alternatif yang ada [1]. Metode SAW ini dipilih karena lebih cocok untuk menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada berdasarkan kriteria yang spesifik [1], [7], [8]. Selain itu metode ini juga dapat mentransformasikan data mentah dengan lebih linier dan proporsional, dimana hal ini berarti bahwa urutan relatif besarnya skor standar tetap sama [5].

Selain menggunakan metode penggambilan keputusan yang tepat agar menghasilkan keputusan yang lebih objektif, pemanfaatan teknologi dalam proses pengambilan keputusan juga merupakan suatu keharusan, agar keputusan dapat diambil dengan lebih cepat dan minim kesalahan. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang mengacu pada sistem yang berbasis pengetahuan atau sistem manajemen pengetahuan yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam organisasi atau perusahaan [1], dimana biasanya digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi tidak terstruktur [2], [7]. Untuk itu, pada penelitian ini akan dibangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan mengadopsi metode Simple

Additive Weighting sebagai metode pengambilan keputusannya. Adapun kriteria pengambilan keputusan pemberian insentif pada penelitian ini terdiri

dari absensi, lama bekerja, pendidikan status perkawinan serta prestasi karyawan. Kriteria

Page 121: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

115

absensi, juga digunakan oleh [2], [9] dimana [2] membagi sub kriteria absensinya menjadi 5 kategori, dimana paling rendah dengan nilai (1) hingga baik sekali dengan nilai (5), sementara [9] membagi sub kriteria kedisiplinan karyawan dengan 4 rentang nilai dimana rentang nilai maksimum 98,751% - 100% hingga rentang nilai minimum 95%- 96,25%. Kriteria kedisiplinan karyawan ini merujuk pada absensi yang sudah dikalkulasi berupa persentase jumlah kehadiran dalam 1 tahun. Sementara itu, pada penelitian ini kriteria absensi dibagi ke dalam 4 rentang nilai sub kriteria yang lebih mirip dengan [9], dimana masing-masing nilai ditentukan berdasarkan hasil dari wawancara kepada pengambil keputusan sesuai dengan keadaan di perusahaan saat ini, dimana nilai terendah yakni < 82% dan nilai tertinggi yakni 100% yang juga merupakan persentase kehadiran karyawan dalam 1 tahun penilaian.

Adapun kriteria lama berkerja dan pendidikan juga digunakan oleh penelitian [9]–[11] yang membahas keputusan kenaikan gaji karyawan, dimana sub kriteria lama bekerja yang dalam hal ini ditulis oleh [9] sebagai masa kerja yang dibagi ke dalam sub kriteria dengan 5 rentang nilai, yakni nilai paling rendah 0 – 2 tahun dan paling tinggi 9 tahun dan kriteria pendidikan terakhir dibagi ke dalam 5 kelompok dengan tingkat pendidikan terakhir paling rendah yakni SMA sederajat dan paling tinggi S2. Penelitian [10] membagi kriteria masa kerja menjadi 5 rentang nilai dalam satuan tahun dengan nilai paling rendah 1 tahun yang artinya yang akan dilibatkan dalam perhitungan adalah karyawan yang sudah bekerja minimal 1 tahun di perusahaan tersebut, hingga paling tinggi 10 tahun. Untuk kriteria pendidikan, dibagi ke dalam 4 kelompok nilai, dimana paling rendah SLTA dan Paing tinggi S1. Sementara itu, penelitian [11] membagi kriteria lama kerja dan pendidikan menjadi 2 kelompok, dimana lama kerja dikelompokkan menjadi ‘baru’ dengan domain fuzzy 2 – 9 dan ‘lama’ dengan domain 10 – 20, sedangkan pendidikan dikelompokkan menjadi ‘menengah’ dengan domain fuzzy 5 – 7 dan ‘tinggi’ domain fuzzy 8 – 10. Pada penelitian ini, kriteria lama bekerja dan pendidikan dibagi ke dalam 4 sub kriteria, dimana lama bekerja dikelompokkan dalam rentang tahun yang mirip dengan penelitian [9], [10]. Berdasarkan hasil wawancara kepada pengambil keputusan, rentang kriteria lama bekerja yang ditentukan yakni paling rendah 1 – 3 tahun dan paling tinggi

10 tahun, dan kriteria pendidikan paling rendah adalah SMP dan paling tinggi adalah S1. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengambil keputusan di PT. ABC, status

pernikahan karyawan juga menjadi salah satu kriteria yang dipertimbangkan dalam pemberian insentif karyawan. Adapun status tersebut dibagi ke dalam 2 kelompok nilai yakni Menikah dan belum menikah. Hal ini sejalan dengan penelitian [9] yang juga membagi status pernikahan ke dalam kelompok yang sama.

Prestasi karyawan juga tidak kalah penting bagi PT. ABC dalam mempertimbangkan pemberian insentif kepada karyawannya. Berdasarkan hasil wawancara, prestasi karyawan ditentukan dari tercapai atau tidaknya target yang dituntut kepada masing-masing karyawan. Kriteria yang digunakan PT. ABC sedikit lebih umum dibandingkan dengan penelitian [2], dimana pada penelitian tersebut target yang dicapai oleh karyawan lebih spesifik karena dibagi ke dalam rentang nilai rupiah.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian

Adapun metode yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Observasi; Pada tahap ini dilakukan dengan mengamati dan meninjau langsung objek yang

akan di teliti dalam hal ini adalah PT. ABC. Hal ini dilakukan untuk mencari data yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat, yakni keputusan pemberian insentif karyawan dengan menerapkan metode pengambilan keputusan Simple Additive Weighting (SAW) di suatu perusahaan agar penelitian ini menghasilkan informasi yang akurat sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

2) Wawancara; Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan keputusan pemberian insentif karyawan secara langsung. Dalam hal ini, wawancara dilakukan kepada

Page 122: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

116

manager dan supervisor di PT. ABC guna mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan, terutama terkait kriteria yang dimiliki oleh perusahaan saat mengambil keputusan terkait pemberian insentif karyawan. Hal ini dilakukan agar penerapan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang akan digunakan memperoleh urutan alternatif terbaik, yakni terpilihnya karyawan yang tepat untuk menerima insentif, dari sekian banyak karyawan yang diikutsertakan dalam perhitungan.

3) Studi Pustaka; Hal ini dilakukan dengan mempelajari buku, jurnal ilmiah maupun artikel yang relevan dengan permasalahan yang dibahas. Dalam hal ini permasalahan yang dimaksud dalah terkait pemberian insentif kepada karyawan di PT. ABC dengan menggunakan salah satu metode pengambilan keputusan, yakni Simple Additive Weighting (SAW).

2.2 Metode Pengambilan Keputusan

Metode yang sering digunakan dalam pengambilan keputusan adalah Simple Additive

Weighting (SAW) [5], [6] atau lebih dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot [2], [7], [8]. Menurut Simon, terdapat tiga fase utama dalam proses pengambilan keputusan, yaitu fase Inteligensi (intelligence), desain (design) dan pemilihan (choice). Kemudian Ia menambahkan fase keempat yakni implementasi (implementation) [12].

Adapun langkah-langkah penyelesaian menggunakan metode Simple Additive

Weighting (SAW) adalah sebagai berikut [6]: 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan,

yaitu (Ci). 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan normalisasi

matriks berdasarkan persamaan yang sesuai dengan jenis atribut (atribut keuntungan (benefit) atau atribut biaya (cost) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. Adapun rumus yang digunakan untuk melakukan normalisasi mariks seperti Persamaan 1.

=( )

( )

( )

( )

(1)

Keterangan: rij = Rating kinerja ternormalisasi xij = Baris dan kolom dari matriks max (xij) = Nilai maksimum dari setiap baris dan kolom min (xij) = Nilai minimum dari setiap baris dan kolom Benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik Cost = jika nilai terkecil adalah terbaik

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi. Nilai rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Ci = 1, 2, ..,m dan j = 1, 2, .., m. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai rumus pada Persamaan 2 berikut.

= (2)

Keterangan: Vi = Nilai akhir dari alternatif Wj = Bobot yang telah ditentukan Rij = Normalisasi matriks min (xij) = Nilai minimum dari setiap baris dan kolom Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

Page 123: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

117

2.3 Metodologi Pengembangan Sistem

Metode iteratif (iterative model) mengkombinasikan proses-proses pada model air terjun dan iteratif pada model prototipe. Model inkremental akan menghasilkan versi-versi perangkat lunak yang sudah mengalami penambahan fungsi untuk setiap penambahannya (inkremen/ increment)[13].

Gambar 1 Ilustrasi Model Iteratif

Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa setiap inkremen memiliki tahapan Analisis,

desain, kode dan uji. Model Inkremental dibuat untuk mengatasi kelemahan dari model air terjun yang tidak mengakomodasi iterasi dan mengatasi kelemahan dari metode prototipe yang memiliki proses terlalu pendek dan setiap iteratif prosesnya tidak selalu menghasilkan produk [13].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Permasalahan

Untuk mengidentifikasi masalah, harus dilakukan analisis terhadap kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan pelayanan pelanggan. Panduan ini lebih dikenal dengan analisis PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Services)[14]. Analisis masalah ini penting untuk dilakukan karena biasanya dari analisis ini akan didapatkan beberapa masalah utama.

Tabel 1. Analisis PIECES

PIECES Keterangan

Perfomance proses pengambilan keputusan pemberian insentif karyawan membutuhkan waktu yang lama atau waktu yang dibutuhkan adalah 6-7 hari sedangkan waktu seharusnya adalah 2-3 hari.

Information Kurang tepatnya penyampaian informasi kriteria penilaian karyawan sehingga berdampak pada hasil keputusan pemberian insentif karyawan menjadi tidak tepat.

Economic Terjadinya kerugian pada PT. ABC yang tidak sejalan dengan keandalan kompeten karyawan dikarenakan karyawan A yang kinerja nya bagus

Page 124: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

118

PIECES Keterangan

seharusnya mendapatkan pemberian insentif akan tetapi karyawan B yang kinerjanya biasa mendapatkan pemberian insentif, sehingga membuat kinerja karyawan A menurun dan berpengaruh terhadap perusahaan, dikarenakan tidak tepatnya hasil keputusan.

Control Memiliki permasalahan dalam penilaian karyawan dikarenakan belum objektifnya proses pengambilan keputusan pemberian insentif karyawan.

Efficiency Perekapan data yang berulang kali oleh administrasi, yang dimana data dari supervisor dan manager diberikan ke bagian administrasi tuk direkap.

Services Adanya ketidakadilan dalam penghitugan pemberian insentif karyawan dikarenakan sistem yang selama ini diterapkan diperusahaan hanya mengambil nilai skor tertinggi dengan menyamaratakan tingkat kepentingan untuk semua kriteria, sehingga membuat karyawan merasa dirugikan.

3.2 Penerapan Metode SAW

Berikut penerapan metode SAW dalam melakukan perhitungan penentuan pemberian insentif karyawan sesuai dengan sistem dan keadaan yang saat ini berjalan di PT. ABC.

a. Kriteria dan Bobot Kriteria

Kriteria dan bobot kriteria yang digunakan untuk studi kasus keputusan pemberian insentif kepada karyawan ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria dan Bobot Kriteria

Kode Kriteria Bobot Faktor

C1 Absensi 0.22 Benefit C2 Lama Kerja 0.2 Benefit C3 Pendidikan 0.17 Benefit C4 Status 0.18 Cost C5 Prestasi Karyawan 0.23 Benefit

Pada Tabel 2 terlihat bahwa absensi, lama kerja, pendidikan dan prestasi karyawan

merupakan kriteria dengan atribut benefit yang artinya semakin tinggi nilainya, akan semakin diminati sebagai penerima insentif. Sementara itu status merupakan kriteria dengan atribut cost dimana semakin kecil nilainya, maka akan semakin dipilih sebagai penerima insentif.

b. Pembobotan Subkriteria dan Rating Kecocokan Pembobotan Sub kriteria dan Rating Kecocokan yang digunakan untuk kasus pemberian

insentif karyawan ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Sub Kriteria dan Rating Kecocokan Kode Kriteria Point 4 Point 3 Point 2 Point 1

C1 Absensi 95% - 100% 89% - 94% 83% - 88% < 82% C2 Lama Kerja 10 Tahun 7 - 9 Tahun 4 - 6 Tahun 1 - 3 Tahun C3 Pendidikan S1 D3-D1 SMA SMP C4 Status Menikah - - Belum Menikah

C5 Prestasi Karyawan

Capai Target - - Tidak Capai

Target BOBOT 1 0.75 0.50 0.25

Page 125: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

119

c. Perhitungan dengan Metode SAW Tabel 4 menjelaskan alternatif keputusan yang menjadi acuan untuk pengambilan

keputusan pemberian insentif, sementara itu Tabel 5 Menjelaskan pembobotan alternatif keputusan. Tabel 6 Menjelaskan hasil Normalisasi Matriks dan Tabel 7 Hasil dari Proses Perankingan dan Penentuan nilai Preferensi.

Tabel 4. Alternatif Keputusan

No Alternatif Absensi Lama Kerja Pendidikan Status Prestasi

Karyawan

1 Anton 89% - 94% 4 - 6 Tahun D3-D1 Menikah Tidak Capai

Target

2 Wardimin 89% - 94% 1 - 3 Tahun SMA Menikah Tidak Capai

Target

3 Johan 89% - 94% 1 - 3 Tahun SMA Belum Menikah Tidak Capai

Target

4 Rizki < 82% 4 - 6 Tahun SMA Menikah Tidak Capai

Target 5 Theo 95% - 100% 1 - 3 Tahun SMA Belum Menikah Capai Target

Pada Tabel 4, ditampilkan 5 alternatif lengkap dengan nilai masing-masing kriteria untuk

masing-masing alternatif yang diberikan.

Tabel 5. Pembobotan Alternatif Keputusan No Alternatif Absensi Lama Kerja Pendidikan Status Prestasi Karyawan

1 Anton 0.75 0.50 0.75 1.00 0.25 2 Wardimin 0.75 0.25 0.25 1.00 0.25 3 Johan 0.75 0.25 0.25 0.25 0.25 4 Rizki 0.25 0.50 0.25 1.00 0.25 5 Theo 1.00 0.25 0.25 0.25 1.00

Tabel 5 merupakan tabel pembobotan alternatif keputusan, dimana nilai pada setiap

kolom untuk setiap barisnya sesuai dengan bobot sub kriteria pada Tabel 3.

Tabel 6. Hasil Normalisasi Matriks No Alternatif Absensi Lama Kerja Pendidikan Status Prestasi Karyawan

1 Anton 0.75 1.00 1.00 0.25 0.25 2 Wardimin 0.75 0.50 0.33 0.25 0.25 3 Johan 0.75 0.50 0.33 1.00 0.25 4 Rizki 0.25 1.00 0.33 0.25 0.25 5 Theo 1.00 0.50 0.33 1.00 1.00

Hasil Normalisasi Matriks didapatkan dengan cara melakukan normalisasi matriks

berdasarkan persamaan yang sesuai dengan jenis atribut (atribut keuntungan (benefit) atau atribut biaya (cost) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi sperti yang tertulis pada Tabel 6. Adapun kriteria absensi, lama bekerja, pendidikan dan prestasi karyawan merupakan jenis atribut benefit, sementara status merupakan jenis atribut cost.

Page 126: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

120

Tabel 7. Hasil Proses Perankingan dan Penentuan Nilai Preferensi

No Alternatif Absensi Lama

Kerja Pendidikan Status

Prestasi

Karyawan Jumlah Ranking

1 Anton 0.17 0.20 0.17 0.05 0.06 0.64 2 2 Wardimin 0.17 0.10 0.06 0.05 0.06 0.42 4 3 Johan 0.17 0.10 0.06 0.18 0.06 0.56 3 4 Rizki 0.06 0.20 0.06 0.05 0.06 0.41 5 5 Theo 0.22 0.10 0.06 0.18 0.23 0.79 1

Dari 5 alternatif yang ada, setelah melalui proses perhitungan menggunakan metode

Simple Additive Weighting (SAW), didapatkan bahwa Theo merupakan karyawan yang terpilih menjadi penerima insentif dalam studi kasus ini karena mendapatkan hasil tertinggi dibandingkan dengan alternatif lain yang ada. 3.3 Analisis Kebutuhan Sistem

Use case adalah metode berbasis teks untuk menggambarkan dan mendokumentasikan proses yang kompleks. Use case menambahkan detail untuk kebutuhan yang telah dituliskan pada definisi sistem kebutuhan [14]. Menurut [13] Use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Use Case diagram pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan

Page 127: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

121

3.4 Pemodelan Proses

Model digunakan untuk menyederhanakan cara mengkomunikasikan proses-proses bisnis yang harus dilakukan sistem dengan cara yang formal antar pemain pengembangan sistem informasi [14]. Pemodelan Proses adalah cara formal untuk menggambarkan bagaimana bisnis beroperasi, sekaligus mengilustrasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan dab bagaimana data berpindah di antara aktivitas-aktivitas itu [14]. Salah satu cara yang populer untuk memodelkan proses adalah dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD). Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran infomrasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan keluaran (output) [13]. Gambar 3 merupakan rancangan Data Flow Diagram (DFD) untuk Sistem Pendukung Keputusan yang akan dikembangkan.

Gambar 3. Data Flow Diagram (DFD) Sistem yang Diusulkan

3.5 Pemodelan Data

Proses model menggambarkan keseluruhan proses bisnis yang akan dilakukan oleh sistem informasi yang akan dibangun, berikut dengan data-data yang terlibat dalam proses tersebut [14]. Namun, pemodelan proses saja tidak cukup untuk menggambarkan bagaimana data akan diorganisir dan dikelompokkan. Untuk itu, diperlukan suatu pemodelan lain, yakni

Page 128: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

122

pemodelan data. Pemodelan data merupakan cara formal untuk menggambarkan data yang digunakan dan diciptakan dalam suatu sistem bisnis [14]. Salah satu cara yang umum digunakan untuk melakukan pemodelan data adalah dengan Entity Relationship Diagram (ERD). Entity

Relationship Diagram (ERD) untuk sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem yang Diusulkan

3.6 Tampilan Antar Muka Sistem

Adapun tampilan Antarmuka sistem yang dikembangkan sebagai berikut:

3.6.1 Tampilan Login

Tampilan halaman login yang digunakan pengguna untuk mendapatkan akses ke dalam sistem dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Tampilan Halaman Login

3.6.2 Tampilan Kelola Kriteria

Halaman Kelola Kriteria merupakan halaman yang hanya bisa diakses oleh Supervisor, dimana fitur ini berfungsi untuk mengelola kriteria yang akan digunakan serta menginputkan bobot setiap krtieria untuk menghitung keputusan pen,berian insentif karyawan. Berikut ini merupakan tampilan kelola Kriteria dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 129: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

123

Gambar 6. Tampilan Halaman Kelola Kriteria

3.6.3 Tampilan Kelola Sub Kriteria

Adapun Setelah mengelola kriteria, Supervisor akan mengisi subkriteria dan mengisi bobotnya. Tampilan kelola SubKriteria dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Tampilan Halaman Kelola Sub Kriteria 3.6.4 Tampilan Kelola Penilaian

Pada kelola penilaian Supervisor akan menilai karyawan berdasarkan kriteria dan subkrtieria yang telah ditentukan. Tampilan kelola Penilaian yang dilakukan oleh Supervisor dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Tampilan Halaman Kelola Penilaian

Page 130: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

124

3.6.5 Tampilan Kelola Keputusan

Kelola keputusan diakses oleh manager, dimana dalam hal ini manager berhak menentukan keputusan akhir. Tampilan beranda Kelola Keputusan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Tampilan Halaman Kelola Keputusan

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, yaitu: 1) Sistem pendukung keputusan penentuan pemberian insentif karyawan dengan metode Simple

Additive Weighting (SAW) ini dapat membantu supervisor dalam melakukan proses perhitungan dengan lebih cepat serta dapat menghasilkan penilaian akhir sesuai dengan kriteria yang telah tetapkan sehingga mampu menghasilkan keputusan yang lebih objektif.

2) Sistem Pendukung keputusan ini juga dapat membantu manager dalam mengambil keputusan terhadap karyawan yang berhak mendapatkan insentif.

4.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut. 1) Untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan fitur penginputan bobot subkriteria

secara otomatis sehingga menimalisir human error. 2) Untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan sistem seperti menambahkan fitur-fitur

baru untuk menyesuaikan teknologi informasi yang semakin berkembang.

DAFTAR PUSTAKA [1] N. Setiawan et al. 2018, “Simple Additive Weighting as Decision Support System for

Determining Employees Salary,” Int. J. Eng. Technol., Vol. 7, No. 2.14 Special Issue 14, [2] I. Patisera and R. Hidayatullah. 2019, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Bonus

Sales Di PT. Master Dumai Dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting),” I N F O

R M AT I KA, Vol. 8, No. 2, p. 49, doi: 10.36723/juri.v8i2.129. [3] Priyono and Marnis. 2008, Buku Manajemen Sumber Daya Manusia, No. July. Zifatama

Publisher. [4] Sonny. 2003, Manejemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan, Graha Ilmu,

Yogyakarta. [5] A. Afshari, M. Mojahed, and R. Yusuf. 2010, “Simple Additive Weighting Approach to

Page 131: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 113-125

125

Personnel Selection Problem,” Int. J. Innov. Manag. Technol., Vol. 1, No. 5, pp. 511–515, [Online]. Available: http://www.researchgate.net/publication/256031272_Simple_Additive_Weighting_Approach_to_Personnel_Selection_Problem/file/e0b49524c34debf7b5.pdf.

[6] D. Pibriana. 2020, “Penggunaan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Dalam

Pengambilan Keputusan Rekrutmen Karyawan pada PT. ABC,” Techno.Com, Vol. 19, No. 1, pp. 45–55, doi: 10.33633/tc.v19i1.2771.

[7] Y. Djamain and H. De Christin. 2015, “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan

Pegawai Baru PT. PLN (Persero) Kantor Pusat Dengan Menggunakan Metode Simple

Additive Weighting (SAW),” J. Tek. Inform., Vol. 8, No. 1, pp. 39–47, doi: 10.15408/jti.v8i1.1935.

[8] S. S. Sundari and Y. F. Taufik. 2014, “Pegawai Baru Dengan Menggunakan Metode

Simple Additive Weighting (SAW),” Sisfotenika, Vol. 4, No, pp. 140–151. [9] N. Marpaung. 2018, “Penerapan Metode Simple Additive Weighting pada Sistem

Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Kenaikan Gaji Karyawan,” JURTEKSI

(Jurnal Teknol. dan Sist. Informasi), Vol. 4, No. 2, pp. 171–178. [10] E. D. Wahyuningsih. 2015, “Analisa dan Perancangan Kenaikan Gaji Karyawan

Menggunakan Metode Simple Additive Weighting pada PT . Suryanaga Finance-

Malang,” pp. 1–11. [11] T. W. Achiriani and A. S. Sitio, 2018, “Sistem Pendukung Keputusan Menentukan

Kenaikan Gaji Menggunakan Metode Sugeno (Studi Kasus: PT . Sumatra Tobacco

Trading Company),” Sink. J. Penelit. Tek. Inform., Vol. 3, No. 1, pp. 159–167. [12] D. Nofriansyah. 2014, Konsep Data Mining VS Sistem Pendukung Keputusan,

Deepublish (CV Budi Utama), Medan. [13] R. A. Sukamto and M. Shalahuddin. 2013, Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan

Berorientasi Objek, Informatika, Bandung. [14] H. Al Fatta. 2007, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan

Bersaing Perusahaan & Organisasi Modern, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Page 132: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 126-136

126

Analisis Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Manfaat, Dan Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap Minat Beli

Pada Aplikasi Tokopedia Berbasis Mobile Menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM)

Analysis Of The Influence Of Trust, Perception Of Benefits, And Perception Of Ease Of

Use To Buy Interest In Mobile-Based Tokopedia Application Using Technology

Acceptance Model (TAM) Method

Fatimah Nadia1

, Sudiadi*2

, Ery Hartati*3

1,2,3 Program Studi Sistem Informasi, STMIK GI MDP

E-mail: [email protected],[email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknologi dari Tokopedia. Variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Perceived Uselfulness, Perceived ease of Use, dan Behavioral Use terhadap minat beli pengguna. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data deskriptif dan kausal. Teknik analisis data menggunakan Technology Acceptance

Model (TAM) dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang yang diambil datanya menggunakan kuesioner disebar melalui Google Form. Hasil dari kuesioner diolah menggunakan SPSS 23. Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari 3 hipotesis yang diajukan semua hipotesis tersebut diterima. Variabel Perceived Usefulness mendapatkan hasil sebesar 1,880, Perceived ease of Use mendapatlan hasil sebesar 7,921, dan Behavioral Use

mendapatkan hasil sebesar 0,259 artinya hanya variabel Perceived ease of use yang hanya berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli pengguna Tokopedia. Sedangkan berdasarkan hasil dari analisis secara simultan menunjukan bahwa variabel Perceived

Usefulness (X1), Perceived ease of Use (X2), dan Behavioral Use (X3) mendapatkan hasil sebesar 82,3% artinya terdapat pengaruh terhadap minat beli pengguna Tokopedia. Kata kunci: Tokopedia, TAM, SPSS

Abstract This study aims to analyze the technology from Tokopedia. The variables used in this

research are Perceived Usefulness, Perceived ease of Use, and Behavioral Use towards users'

buying interest. This research is a quantitative research with descriptive and causal data. The

data analysis technique uses the Technology Acceptance Model (TAM) with a total sample of

100 people whose data is taken using a questionnaire distributed via Google Form. The results

of the questionnaire were processed using SPSS 23. Based on the results of data analysis that

had been carried out, it can be concluded that of the 3 proposed hypotheses, all of the

hypotheses were accepted. The Perceived Usefulness variable got a result of 1,880, Perceived

ease of Use got a result of 7,921, and Behavioral Use got a result of 0,259 meaning that only

the Perceived ease of use variable only had a significant effect on the purchase interest of

Tokopedia users. Meanwhile, based on the results of the simultaneous analysis, it shows that

the variables Perceived Usefulness (X1), Perceived ease of Use (X2), and Behavioral Use (X3)

get a result of 82,3%, meaning that there is an influence on the purchase interest of Tokopedia

users.

Keywords: Tokopedia, TAM, SPSS.

Page 133: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 126-136

127

1. PENDAHULUAN

Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi sehingga kebutuhan terhadap sebuah informasi menjadi hal yang sangat penting. Seiring dengan perkembangan teknologi, sistem informasi berbasis internet banyak digunakan saat ini. Internet merupakan salah satu media yang paling ekonomis untuk digunakan oleh manusia sebagai basis system informasi. Di Indonesia sendiri, internet juga sudah dikenal dan digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Perkembangan internet di Indonesia dari beberapa tahun mengalami peningkatan yang pesat. Bersamaan dengan peningkatan penggunaan internet dan teknologi, menjadi peluang bisnis baru bagi beberapa pihak yang kemudian menangkap peluang tersebut dengan menyediakan atau memanfaatkannya menjadi kegiatan bisnis. Penggunaan internet untuk aktivitas transaksi bisnis dikenal dengan istilah Electronic Commerce atau e-commerce [1]. Terdapat banyak sekali jenis-jenis ecommerce yang berkembang pesat di dunia, namun hanya terdapat beberapa jenis e- commerce yang berkembang di Indonesia. Salah satu jenis e-

commerce yang saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah ecommerce dengan jenis marketplace. Marketplace merupakan sebuah tempat dengan aktifitas daring dimana penjual dapat membuat akun dan menjajakan barang dagangannya. Salah satu keuntungan berjualan di marketplace adalah penjual tidak perlu membuat situs atau toko online pribadi. Penjual hanya perlu menyediakan foto produk dan mengunggahnya yang kemudian dilengkapi dengan deskripsi produk tersebut. Selanjutnya, apabila ada pembeli yang ingin membeli produk yang ditawarkan tersebut, pihak penjual akan diberi notifikasi oleh system dari e-commerce tersebut. Beberapa marketplace yang ada di Indonesia antara lain ialah tokopedia, shopee, bukalapak, blibli.com, zalora, Tokopedia, dan sebagainya. Salah satu jenis marketplace yang cukup populer di Indonesia saat ini adalah tokopedia. Didirikan pada tahun 2009 dengan visi membangun Indonesia lebih baik melalui internet, tokopedia tumbuh sangat pesat dan menjadi marketplace

terbesar di Indonesia. Berdasarkan laporan dari Katadata di tahun 2019, tercatat tokopedia sebagai salah satu ecommerce dengan jumlah pengunjung terbanyak pada kuartal III tahun 2019. Dengan demikian menandakan bahwa tokopedia merupakan ecommerce yang cukup popular dikalangan masyarakat Indonesia saat ini. Tokopedia sendiri merupakan online marketplace yang memungkinkan setiap orang dan pemilik bisnis di Indonesia untuk membuka dan mengurus toko online mereka secara mudah dan bebas biaya pada aplikasi tokopedia, sekaligus memberikan pengalaman jual beli secara online

dengan aman dan nyaman. Selain itu tokopedia juga menyediakan berbagai macam mall

online yang merupakan tempat berkumpulnya toko-toko online terpercaya di seluruh Indonesia. Pengguna tokopedia atau yang sering disebut toppers dapat membandingkan harga dari berbagai toko yang terdapat pada tokopedia, sehingga memungkinkan toppers untuk mendapatkan produk yang diinginkan dengan harga yang lebih murah. Namun masih banyak masyarakat yang khawatir dalam menggunakan transaksi jual beli secara online dikarenakan saluran transaksi pemasaran yang masih tergolong baru. Ecommerce lebih mengandung ketidakpastian dan risiko dibandingkan dengan transaksi yang dilakukan secara konvensional. Hal ini yang kemudian menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk melakukan pembelian secara online. Membeli secara online dapat dipengaruhi oleh Efisiensi untuk pencarian (waktu) cepat, mudah dalam penggunaan, dan usaha pencarian mudah), value (harga bersaing dan kualitas baik); dan interaksi (informasi, keamanan, load time, dan navigasi) [2]. Sedangkan kepercayaan (trust) menjadi dasar terhadap transaksi bagi penjual dan pembeli yang membuat konsumen memiliki harapan besar untuk puas terhadap hubungan tukar menukar tersebut persentase ketidakpercayaan masyarakat terhadap jual beli secara online

masih cukup tinggi, hal ini ditunjukkan melalui beberapa poin, contohnya adalah barang yang tidak sesuai dengan keinginan. Hal ini menjadi sebuah ketimpangan karena tidak sesuai dengan perkembangan e commerce di Indonesia [3]. Trust berkaitan dengan keyakinan bahwa pihak yang dipercaya akan memenuhi komitmennya. Kepercayaan masyarakat terhadap e- commerce merupakan salah satu faktor kunci melakukan kegiatan jual beli secara online [4]. Di tokopedia sendiri pengguna atau yang biasa disebut toppers yang ingin

Page 134: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 126-136

128

membeli produk dari salah satu toko online yang terdapat di tokopedia diharuskan untuk membuat akun di tokopedia. Dalam pembuatan akun tersebut, toppers harus mencantumkan data pribadi berupa nama lengkap, nomor hp, email, dan lain sebagainya. Keharusan pendaftaran dengan cara mencantumkan informasi pribadi terkadang membuat sebagian orang enggan untuk melakukannya. Lebih dari 69% dari pembeli internet membatasi pembelian online mereka karena kekhawatiran yang berkaitan dengan privasi dan keamanan informasi pribadi mereka [5]. Sehingga dapat diartikan bahwa keamanan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian secara online. Selain masalah kepercayaan dijelaskan bahwa adanya sebagian masyarakat yang merasa bahwa berbelanja online tidak cukup praktis dan ada juga beberapa masyarakat yang tidak mengetahui cara berbelanja online. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh teori sistem informasi, salah satunya adalah TAM (Technology Acceptance Model). TAM adalah teori sistem informasi yang dirancang untuk menjelaskan bagaimana pengguna mengerti dan menggunakan sebuah teknologi informasi. Tujuan TAM adalah untuk memberikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna [6]. Persepsi manfaat adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya [7]. Kemudahan (ease) bermakna tanpa kesulitan atau tidak memerlukan usaha keras saat menggunakan teknologi tersebut. Demikian persepsi mengenai kemudahan penggunaan teknologi ini merujuk pada keyakinan individu bahwa sistemteknologi informasi yang digunakan tidak dibutuhkan usaha yang besar pada saat pengoperasian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Davis dapat dikatakan bahwa dalam mengembangkan sebuah sistem informasi perlu dipertimbangkan factor kebermanfaatan dan kemudahan dari pengguna sistem informasi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, muncul masalah apakah kepercayaan, manfaat, dan kemudahan berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara online di tokopedia. Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Manfaat, dan Persepsi Kemudahan

terhadap Minat Beli pada Aplikasi Tokopedia Berbasis Mobile Menggunakan Metode Technology Accaptance Model (TAM)”.

2. METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data serta informasi adapun metode yang digunakan, yaitu dengan kuisioner dan studi literatur. a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirimkan melalui pos atau internet. b. Studi Literatur

Studi literatur merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian.

2.1 Tahapan Penelitian

Gambar 1 berikut adalah tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian:

Page 135: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 126-136

129

Kesimpulan

Analisis

Uji Kelayakan

Kuesioner

Studi Literatur

Identifikasi

Masalah

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Beberapa tahapan – tahapan yang dilakukan pada analisis ini dimulai dengan menentukan permasalahan pada kasus yang akan dianalisis dengan Tokopedia sebagai objeknya. Kemudian langkah selanjutnya penulis menentukan judul yang sesuai untuk analisis. selanjutnya dilakukan pencarian studi literatur untuk mencari referensi dalam penulisan judul yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Setelah itu mengidentifikasi jumlah populasi pengguna Tokopedia yang akan dianalisis, dan ditentukan jumlah sampelnya. Kemudian penulis mulai menyusun kuesioner yang sesuai dan berhubungan dengan kasus dan disebarkan kepada pengguna Tokopedia melalui Google Form dan dilakukan secara random. Setelah dilakukan penyebaran kuesioner dan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan hasil kuesioner dengan dilakukan perhitungan analisis deskriptif, pengujian persyaratan analisis, uji validitas, uji reliabilitas dan uji hipotesis dengan melakukan uji t dan uji f pada variabel TAM dengan menggunakan aplikasi olah data SPSS. Kemudian menarik kesimpulan dari hasil yang didapatkan dalam penelitian. 2.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah pengguna aplikasi Tokopedia. Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti. Adapun jumlah pengguna aplikasi Tokopedia didapatkan sebanyak 100 responden. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betulbetul representative (mewakili). 2.3 Penentuan Sampel

Penentuan banyaknya sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Rao Purba [7]. Tingkat kesalahan sebesar 10% dan tingkat keyakinan sebesar 95%.

=( )

(1)

=,

( , ) (2)

= 96,04 100 (3) Keterangan: n = Ukuran sampel Z = skor pada tingkat signifikan tertentu Moe = margin of error, tingkat kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi

Tingkat kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi pada penelitian ini ditetapkan sebesar 0,10 atau 10% sehingga tingkat kepercayaan dalam penentuan sampel yang digunakan adalah 95% atau z=1,96. Nilai tingkat keyakinan 95% atau z=1,96 adalah tingkat keyakinan yang paling sering digunakan. Tingkat keyakinan 95% atau z=1,96 memberikan keseimbangan antara presisi dan reliabilitas. Perhitungan tersebut menunjukan bahwa sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden.

Page 136: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 126-136

130

2.4 Variabel Penelitian

Berdasarkan studi literatur, diperoleh variabel dan indikator yang digunakan penelitian merujuk pada jurnal penelitian sebelumnya seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel Kode Indikator

Perceived usefulness (X1)

PU1 Penggunaan Tokopedia memudahkan saya dalam belanja online

PU2

Penggunaan Tokopedia meningkatkan efisiensi belanja online

PU3 Informasi produk tersedia saat saya membutuhkan

Perceived ease of use

(X2)

PEOU1 Tokopedia mudah untuk digunakan

PEOU2 Tokopedia cukup fleksibel untuk digunakan

PEOU3 Tidak mengalami kesulitan saat menggunakan Tokopedia

Behavioral Use (X3)

ITU1 Tokopedia cukup nyaman untuk digunakan

ITU2 Proses aktual dari penggunaan Tokopedia menyenangkan

ITU3 Tokopedia menyenangkan untuk digunakan 2.4 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Desain kausal digunakan untuk menganalisis secara empiris variabel- variabel yang berpengaruh terhadap minat beli, yakni variabel Perceived Uselfulness, Perceived ease of Use, dan Behavioral Use terhadap minat beli pengguna. Gambar 2 berikut adalah hipotesis penelitian berdasarkan model TAM.

Gambar 2. Model Penelitian

Untuk mengukur minat beli terhadap penerapan suatu sistem informasi dalam penelitian ini menggunakan model TAM. Terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi minat beli terhadap penerapan suatu system. Sehingga, dirumuskan empat hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: X1: Persepsi kemudahan sistem perceived usefulness (PU) berpengaruh positif terhadap minat beli pengguna Tokopedia. X2: Persepsi perceived ease of use (PEOU) berpengaruh positif terhadap minat beli pengguna Tokopedia. X3: Persepsi kemudahan sistem Behavioral Use (ITU) berpengaruh positif terhadap minat beli pengguna Tokopedia. Y: Minat beli pengguna Tokopedia

Page 137: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 126-136

131

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Profil Responden

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan melalui link google form kepada 100 responden pengguna aplikasi Tokopedia, maka di dapatkan lah responden dengan latar belakang status yang berbeda berdasarkan instansi, semester dan program studi.

Gambar 3. Instansi

Berdasarkan gambar 3, menunjukkan bahwa dari 100 data responden yang digunakan

dalam analisis ini, sebagian besar didominasi oleh responden mahasiswa MDP sebanyak 98 orang dengan persentase 98%, sedangkan sisanya merupakan responden luar MDP dengan persentase 2%.

Gambar 4. Semester

Dari gambar 4, menunjukkan bahwa dari 100 data responden yang digunakan dalam

analisis ini, sebagian besar didominasi oleh responden semester 9 (Sembilan) sebanyak 52 orang dengan persentase 51,5% selanjutnya diikuti dengan semester 7 (Tujuh) sebanyak 24 orang dengan persentase 26% kemudian semester 1,3,5 dan 11.

Page 138: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 126-136

132

Gambar 5. Program Studi

Dari gambar 5 dapat diketahui bahwa program studi responden paling banyak berasal

dari STMIK sebanyak 81% orang kemudian diikuti dengan STIE sebanyak 16% orang dan sisanya adalah AMIK. 3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur, untuk menguji validitas konstruk yang dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Hasil dari perhitungan uji validitas ditunjukkan Tabel 2.

Tabel 2. Uji Validitas Indikator Rtabel rhitung Signifikan Keterangan

PU1 0,195 0,895 0,000 Valid

PU2 0,195 0,869 0,000 Valid

PU3 0,195 0,811 0,000 Valid

PU4 0,195 0,791 0,000 Valid

PU5 0,195 0,854 0,000 Valid

PU6 0,195 0,872 0,000 Valid

PU7 0,195 0,876 0,000 Valid

PE1 0,195 0,850 0,000 Valid

PE2 0,195 0,861 0,000 Valid

PE3 0,195 0,869 0,000 Valid

PE4 0,195 0,832 0,000 Valid

PE5 0,195 0,867 0,000 Valid

PE6 0,195 0,847 0,000 Valid

PE7 0,195 0,812 0,000 Valid

BU1 0,195 0,835 0,000 Valid

BU2 0,195 0,839 0,000 Valid

BU3 0,195 0.845 0,000 Valid

BU4 0,195 0.839 0,000 Valid

BU5 0,195 0.864 0,000 Valid

BU6 0,195 0.825 0,000 Valid

Y1 0,195 0.896 0,000 Valid

Page 139: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 126-136

133

Dari hasil uji validitas variabel Perceived Usefulness, Perceived Ease Of Use, dan

Behavioral Use dengan menggunakan SPSS terhadap 100 responden dapat diambil kesimpulan bahwa semua item pernyataan tersebut memiliki nilai rhitung > rtabel dan nilai signifikansi p-value lebih kecil dari 0,05. Sehingga semua item pernyataan tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini (valid). Hasil dari perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Uji Reabilitas

Variabel Cronbach Alpha Standar Reliabilitas Keterangan

Perceived Usefulness 0,937 0,7 Reliabel

Perceived Ease Of Use 0,935 0,7 Reliabel

Behavioral Use 0,917 0,7 Reliabel

Minat beli pengguna 0,938 0,7 Reliabel

Dari hasil uji reliabilitas semua variabel, diperoleh nilai-nilai Cronbach Alpha dari

semua variabel penelitian ini menunjukkan lebih besar dari nilai 0,7 maka demikian jawaban-jawaban responden dari variabel-variabel penelitian tersebut reliabel, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 3.3 Uji Hipotesis

3.3.1 Hasil uji t (Parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil seperti pada Tabel 2 dan 3 yang menggunakan SPSS, hasil pengujian secara parsial adalah sebagai berikut: Berdasarkan gambar hasil pengujian secara parsial adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung 1.880 Artinya

dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Perceived Usefulness berpengaruh signifikan terhadap Minat beli pengguna.

Y2 0,195 0.889 0,000 Valid

Y3 0,195 0.880 0,000 Valid

Y4 0,195 0.794 0,000 Valid

Y5 0,195 0.883 0,000 Valid

Y6 0,195 0.895 0,000 Valid

Page 140: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 126-136

134

2. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 7.921 artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Perceived Ease Of Use

berpengaruh signifikan terhadap Minat beli pengguna. 3. Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada model regresi, diperoleh nilai t hitung sebesar 0.259

artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Behavioral Use tidak berpengaruh signifikan terhadap Minat beli pengguna.

3.3.2 Hasil uji F

Uji F adalah untuk menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil uji F ANOVA

a (uji F)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1028,258 3 342,753 66,388 0,000b Residual 490,469 95 5,163

Total 1518,727 98

a. Dependent Variable: Minat Beli b. Predictors: (Constant), Behavioral Use, Ease Of Use, Usefullness

Berdasarkan gambar di atas dapat diperoleh nilai F hitung sebesar 66,388 dengan taraf

signifikansi sebesar 0,000. Ini menunjukkan bahwa taraf signifikansi F hitung lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi 0,05. Artinya bahwa variabel Perceived Usefulness, Perceived Ease Of

Use, dan Behavioral Use secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Minat beli pengguna. 3.3.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R

2)

Nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai R² dari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

b

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of

The Estimate

1 0,823a 0,677 0,667 2,272 a. Predictors: (Constant), Behavioral Use, Ease Of Use, Usefullness b. Dependent Variable: Minat Beli

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai R² sebesar 0.68% yang berarti

bahwa variabilitas variabel Minat beli pengguna yang dapat dijelaskan oleh variabel Perceived

Usefulness, Perceived Ease Of Use, dan Behavioral Use sebesar 82,3%. Sedangkan sisanya sebesar 17,7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. 3.4 Pembahasan

1. Variabel Perceived Usefulness berpengaruh terhadap tingkat minat beli pengguna Tokopedia. Mengukur minat beli pengguna ditinjau dari sisi Perceived Usefulness dari aplikasi Tokopedia. Variabel kepercayaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap minat beli pengguna Tokopedia, berdasarkan hasil dari uji t, diperoleh nilai t statistik sebesar 1,880

Page 141: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 126-136

135

Artinya variabel Perceived Usefulness berpengaruh terhadap minat beli pengguna aplikasi Tokopedia.

2. Variabel Perceived Ease Of Use berpengaruh terhadap tingkat minat beli pengguna aplikasi Tokopedia. Mengukur minat beli pengguna dari sisi Perceived Ease Of Use yang disediakan oleh aplikasi Tokopedia. Pada variabel persepsi manfaat hasil berdasarkan uji t, diperoleh nilai t statistik sebesar 7,921 Artinya variabel Perceived Ease Of Use berpengaruh terhadap minat beli pengguna aplikasi Tokopedia.

3. Variabel Behavioral Use berpengaruh terhadap tingkat minat beli pengguna Tokopedia. Mengukur minat beli pengguna dari sisi Behavioral Use program aplikasi Tokopedia itu sendiri dimana variabel Behavioral Use berdasarkan hasil uji t, diperoleh nilai t statistik sebesar 0,259 artinya variabel Behavioral Use tidak berpengaruh secara sig terhadap minat beli pengguna aplikasi Tokopedia.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari 3 hipotesis yang diajukan semua hipotesis tersebut diterima. Hasil dari analisis secara parsial menunjukan bahwa variabel Constant 1,344 berdasarkan hasil uji variabel Perceived Usefulness (X1), variabel Perceived Ease Of Use (X2) dan variabel Behavioral Use (X3), berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli pengguna Tokopedia. Sedangkan berdasarkan hasil dari analisis secara simultan menunjukan bahwa variabel variabel Perceived Usefulness (X1), variabel Perceived Ease Of Use (X2) dan variabel Behavioral Use (X3), mendapatkan hasil sebesar 82,3% terhadap minat beli pengguna Tokopedia.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam melakukan penelitian ini. Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah: 1. Saran perbaikan untuk aplikasi Tokopedia agar dapat memperhatian aplikasi dari sisi

Perceived Usefulness dan Behavioral Use yang mendapatkan hasil lebih kecil dibandingkan Perceived Ease Of Use, yang berarti pengguna merasa bahwa aplikasi Tokopedia kurang memberikan perhatian pada sisi Perceived Usefulness (kemudahan penggunaan) dan sisi Behavioral Use (kecendrungan perilaku menggunakan teknologi) bagi pengguna aplikasi Tokopedia itu sendiri.

2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode yang berbeda agar bisa dibandingkan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, atau menggunakan metode yang sama namun dengan kasus yang berbeda dan dengan jumlah populasi yang lebih banyak.

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan teknik pengambilan sampling yang berbeda dari penelitian yang dilakukan ini dan menggunakan sampel dengan jumlah yang sudah diketahui jumlah pastinya. Karena mungkin dari teknik pengambilan sampling dan sampel yang sudah diketahui jumlahnya yang akan dilakukan dapat mempengaruhi hasil dari penelitian yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA [1] Munir Fuady. 2002, Pengantar Hukum Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. [2] Robbins dan Kumar. 1995, Buku Ajar Patologi 1. Edisi 4, EGC. 290- 293, Jakarta.

Page 142: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 126-136

136

[3] Della Alvialli Suwanto. 2013, Survey Tentang Pemahaman dan Sikap Siswa Terhadap

Narkoba atau Napza di Kalangan Remaja Universitas Indonesia.

[4] Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R & B, Alfabeta, Bandung. [5] Adnyasuari, P. A. S. and Darma, G. S. 2017, ‘Technology Acceptance Model and E-

Satisfaction in Mobile Banking’, Jurnal Manajemen dan Bisnis, 14(2), pp. 1–3. [6] Laudon, J., dan Laudon, K. C. 1998, Essential of Management Information System,

Prentice Hall, New Jersey. [7] Rao, Purba. 2006, Measuring Consumer Perception Through Factor Analysis, The Asian

Manager (February-March).

Page 143: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

137

Pengembangan Aplikasi Tanda Tangan Digital Dengan Metode Hash Menggunakan Custom Core System Class

pada Framework CodeIgniter The Development of Digital Signature Application with Hash Method Using Custom

Core System Class on CodeIgniter Framework

Ahmad Farisi

Program Studi Sistem Informasi, STMIK Global Informatika MDP E-mail: [email protected]

Abstrak

Pandemi COVID-19 yang telah mewabah menyebabkan segala aktivitas dan pekerjaan dilakukan dari rumah secara daring, sementara dalam sebagaian besar aktivitas pekerjaan, kegiatan pengesahan yang dilakukan menggunakan tanda tangan masih terus berlangsung dan dibutuhkan. Solusi teknologi informasi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah teknologi tanda tangan digital. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar responden penelitian tidak tahu bahwa tanda tangan digital dibuat melalui mekanisme kriptografi di dalamnya, namun demikian responden setuju bahwa dalam situasi pandemi, tanda tangan digital adalah solusi terbaik yang dianggap paling aman. Hal ini mengkonfirmasi tujuan dalam penelitian ini yang melakukan pengembangan aplikasi tanda tangan digital menggunakan metode hash. Adapun metode hash yang digunakan untuk membuat token tanda tangan digital adalah Secure Hash Algorithm (SHA). Aplikasi tanda tangan digital ini juga melakukan konversi otomatis terhadap token yang telah dihasilkan menjadi QRCode untuk mempermudah proses verifikasinya. Aplikasi tanda tangan digital ini dibangun dengan menerapkan core

system class yang dibuat secara custom pada framework CodeIgniter. Setelah diuji menggunakan webuse method, aplikasi yang dihasilkan dalam penelitian ini menunjukkan nilai usability 0,791 yang berarti aplikasi yang dikembangkan dengan menerapkan custom core

system class ini memberikan hasil yang baik. Kata kunci: Tanda Tangan Digital, Secure Hash Algorithm, Custom Core System Class, CodeIgniter, Webuse Method

Abstract The COVID-19 pandemic has been causing all activities and work to be carried out

from home and online, while in most work activities, the legalization activities using a signature

are still ongoing and needed. The right information technology solution to solve this problem is

digital signature technology. This study found that most of the research respondents did not

know that digital signatures are made through a cryptographic mechanism in it, however

respondents agreed that in a pandemic situation, a digital signature is the best solution that is

considered the safest. This confirms the purpose of this research which is to develop a digital

signature application using the hash method. The hash method used to create digital signature

tokens is the Secure Hash Algorithm (SHA). This digital signature application also performs

automatic conversion of the tokens that have been generated into QRCode to simplify the

verification process. This digital signature application is built by implementing a custom core

system class in the CodeIgniter framework. After being tested using the webuse method, the

application produced in this study showed a usability value of 0.791, which means that the

application developed by implementing this custom core system class gives good results.

Keywords: Digital Signature, Secure Hash Algorithm, Custom Core System Class, CodeIgniter, Webuse Method

Page 144: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

138

1. PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 telah mewabah di Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Akibatnya pemerintah menetapkan sejumlah kebijakan yang merupakan upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Pemerintah memberlakukan pembelajaran daring dan bekerja dari rumah untuk semua aktivitas pendidikan sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud No. 3 Tahun 2020 dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan [1]. Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk bekerja dari rumah atau akrab disebut dengan istilah Work From Home (WFH), merujuk pada Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 8 ayat 1 huruf a [2].

Kebijakan-kebijakan tersebut mengharuskan aktivitas-aktivitas pekerjaan hampir disemua bidang diselenggarakan secara daring dari rumah masing-masing. Sementara itu, dalam sebagian besar aktivitas pekerjaan, kegiatan pengesahan yang dilakukan dengan tanda tangan terus berlangsung dan sangat dibutuhkan. Teknologi informasi tentunya dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut. Solusi teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah teknologi tanda tangan digital.

Tanda tangan digital di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan perubahannya [3], serta Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik [4]. Tanda tangan digital berfungsi sebagai alat untuk autentikasi dan verifikasi atas identitas penandatangan serta keutuhan dan keautentikan informasi elektronik [5]. Beberapa literatur, memberikan istilah yang berbeda-beda terhadap beberapa kategori tanda tangan digital, seperti penelitian [6] menyatakan bahwa tanda tangan digital disebut dengan tanda tangan elektronik dan diklasifikasikan menjadi tanda tangan elektronik biasa dan tanda tangan elektronik yang aman. Tanda tangan elektronik biasa merupakan tanda tangan yang dibuat dengan melakukan pemindaian terhadap tanda tangan yang dilakukan seperti biasa di atas kertas. Sementara tanda tangan elektronik yang aman merupakan tanda tangan yang dibuat dengan memenuhi aspek keamanan seperti adanya teknologi kriptografi di dalamnya.

Sementara itu, Balai Sertifikasi Elektronik dalam [7] membagi kategorinya ke dalam tanda tangan digital dan tanda tangan elektronik yang menyatakan bahwa tanda tangan digital adalah tanda tangan elektronik yang digunakan untuk membuktikan keaslian identitas si pengirim dari suatu pesan atau dokumen. Selain itu, tanda tangan digital merupakan tanda tangan elektronik yang telah tersertifikasi dan telah melalui proses enkripsi. Sedangkan tanda tangan elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi, tanpa mekanisme enkripsi. Berdasarkan uraian ini, penelitian ini menggunakan istilah tanda tangan digital sebagai tanda tangan yang telah melalui proses enkripsi yang dianggap memiliki nilai keamanan lebih dari tanda tangan elektronik, dan tanda tangan elektronik sebagai tanda tangan yang tidak melalui proses enkripsi.

Beberapa penelitian terdahulu terkait tanda tangan digital telah dilakukan, seperti penelitian [8] yang menggunakan Secure Hash Algorithm dalam penerapan tanda tangan digital untuk pengesahan proposal Hibah Dikti. Penelitian ini mengembangkan sebuah aplikasi yang digunakan untuk penandatanganan secara digital mengunakan secure hash algorithm (SHA) pada Universitas Mercubuana untuk kebutuhan penandatanganan proposal hibah Dikti oleh Kaprodi, Dekan, dan Kepala Pusat LPPM. Adapun backend system-nya dikembangkan dengan framework CodeIgniter. Dalam penelitian lainnya, dilakukan literature review tentang legalisasi dokumen elektronik menggunakan tanda tangan digital sebagai alternatif pengesahan dokumen di masa pandemi [9].

Setelah mempelajari kedua penelitian terdahulu tersebut, penulis melakukan penyebaran kuesioner yang dirancang untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana pemahaman masyarakat dengan kriteria masyarakat yang telah bekerja, tentang tanda tangan digital. Secara umum, setelah analisis data dilakukan terhadap kuesioner tersebut, sebagian besar responden tidak tahu bahwa tanda tangan digital adalah tanda tangan yang dibuat melalui mekanisme

Page 145: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

139

kriptografi. Namun demikian, responden menyatakan bahwa dalam situasi pandemi ini, tanda tangan digital dan tanda tangan elektronik dianggap lebih baik untuk digunakan dari pada tanda tangan langsung. Selain menggali informasi terkait pemahaman terhadap tanda tangan digital, kuesioner ini juga menggali informasi tentang sejauh mana dibutuhkannya aplikasi tanda tangan digital untuk kebutuhan pekerjaan responden. Hasilnya menunjukkan sebagian besar responden membutuhkan aplikasi tanda tangan digital yang dianggap lebih aman.

Hal ini mengkonfirmasi tujuan dalam penelitian ini yang melakukan pengembangan aplikasi tanda tangan digital menggunakan metode hash. Adapun metode hash yang dipilih adalah Secure Hash Algorithm (SHA). Algoritma SHA merupakan salah satu metode untuk membuat tanda tangan digital yang dikembangkan oleh National Institute of Standard and

Technology (NIST). SHA dinyatakan sebagai standar fungsi hash satu-arah dengan message

digest yang diberikan dan menerima masukan berupa pesan dengan ukuran maksimum 264 bit dan menghasilkan message digest yang panjangnya 160 bit, lebih panjang dari message digest yang dihasilkan oleh MD5 yang hanya 128 bit [10].

Dalam pengembangan sistem berbasis web, banyak teknologi penunjang yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja dan keamanan aplikasi web seperti teknologi framework pada PHP, CSS, dan JS yang bekerja pada client side dan server side. Salah satu framework

PHP yang saat ini masih banyak digunakan adalah CodeIgniter. Data yang didapatkan dari similartech menunjukkan bahwa sampai saat ini CodeIgniter masih banyak digunakan [11].

Beberapa penelitian sebelumnya yang juga menggunakan framework CodeIgniter untuk pengembangan sistem berbasis web adalah penelitian [12] yang membangun sistem informasi manajemen donasi menggunakan framework CodeIgniter. Hasil sistem yang dibangun pada penelitian ini diuji dengan menggunakan webuse method dan menunjukkan hasil yang sangat baik dalam nilai usability-nya. Selanjutnya Penelitian [13] mengembangkan sebuah sistem informasi pada Puskesmas Pembantu Pejukutan menggunakan framework CodeIgniter. Setelah diuji dengan menggunakan pengujian black box, sistem informasi yang dibangun pada penelitian ini telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan puskesmas dan kebutuhan fungsional sistem.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut, penelitian ini juga menggunakan framework CodeIgniter dalam pengembangan aplikasi tanda tangan digital. Namun penelitian ini menerapkan core system class yang dibuat secara custom untuk membantu sistem melakukan proses Create Retrieve Update Delete (CRUD) dari dan ke basis data MySQL. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan pengembangan sebuah aplikasi tanda tangan digital dengan konsep auto-generate token yang dibuat menggunakan algoritma Secure Hash Algorithm pada platform

web. Selain auto-generate token, aplikasi tanda tangan digital ini juga melakukan konversi otomatis terhadap token yang telah dihasilkan menjadi QRCode untuk mempermudah proses verifikasinya. Aplikasi tanda tangan digital ini dibangun dengan menerapkan core system class

yang dibuat secara custom pada framework CodeIgniter.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian practism dengan research heuristics pada bidang software engineering, dimana peneliti menjawab perumusan masalah dengan mengembangkan sistem atau perangkat lunak berdasarkan research perspective

yang dilakukan pada tahap pra-penelitian [14]. Adapun langkah-langkah metodologi penelitian ini adalah perumusan masalah, studi literatur, penyusunan instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data, pengembangan dan evaluasi sistem, dan penarikan kesimpulan.

2.1 Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah 1. Bagaimana mengembangkan sebuah aplikasi tanda tangan digital berbasis web yang dapat mengelola pembuatan dan verifikasi tanda tangan digital, 2. Bagaimana menerapkan custom core system class pada aplikasi tanda tangan

Page 146: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

140

digital yang dikembangkan, 3. Bagaimana hasil dari aplikasi tanda tangan digital yang dikembangkan.

2.2 Studi Literatur

Penelitian ini merujuk kepada beberapa penelitian terdahulu yang juga mengkaji tentang tanda tangan digital dan menerapkan CodeIgniter sebagai framework pengembangan sistem atau aplikasi berbasis web. Beberapa penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

Penulis Tahun Judul Uraian

Wibawa, S. C. Wahyuningsih,

Y. Sulistyowati, R. Abidin, R. Lestari, Y. Noviyanti Maulana, D. A.

2018 Online Test

Application

Development Using

Framework

Codeigniter

Penelitian [15] ini mengembangkan aplikasi ujian online pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menggunakan framework

CodeIgniter. Aplikasi tersebut kemudian diuji menggunakan User

Acceptance Testing (UAT). Hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi tersebut sangat cocok untuk diterapkan dan dapat digunakan dengan baik oleh siswa/i yang menggunakannya.

Fadhilah, Muchammad Kukuh

Surantha, Nico Isa, Sani M

2018 Web-Based Evaluation

System using

Kirkpatrick Model for

High School

Education ( A Case

Study for Vocational

High School in

Jakarta )

Penelitian [16] ini menerapkan model Kirkpatrick untuk mengembangkan sistem informasi berbasis web untuk mengevaluasi kegiatan mengajar guru, performa siswa/i di luar kelas, dan tren institusi pendidikan dari tahun ke tahun di SMK. Adapun pengembangan sistem informasinya juga menggunakan framework CodeIgniter. Hasilnya menunjukkan sistem informasi yang dikembangkan dapat membantu pihak sekolah dalam melakukan evaluasi terhadap kegiatan mengajar guru, performa siswa/i di luar kelas, dan tren institusi pendidikan dari tahun ke tahun di SMK.

Suni, Eugenius Kau

Maulana, Haidar Ilham

2020 Penerapan Digital

Signature untuk Mengesahan Proposal

Hibah Dikti Menggunakan Secure

Hash Algorithm

Penelitian [8] ini mengembangkan sebuah aplikasi yang digunakan untuk penandatanganan secara digital mengunakan secure hash

algorith (SHA1) pada Universitas Mercubuana untuk kebutuhan penandatanganan proposal hibah Dikti oleh Kaprodi, Dekan, dan Kepala Pusat LPPM. Adapun backend system-nya dikembangkan dengan framework CodeIgniter. Sistem yang dibangun dalam penelitian ini menambah pemahaman dan pengalaman dalam pemanfaatan digital signature dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengesahan proposal Hibah Dikti di lingkungan Universitas Mercubuana. Meski demikian, sistem yang dibuat ini masih perancangan dan implementasi awal dengan algoritma SHA.

Yuniati, Trihastuti

Sidiq, Muhammad Fajar

2020 Literature Review: Legalisasi Dokumen

Elektronik Menggunakan Tanda

Tangan Digital sebagai Alternatif Pengesahan

Dokumen di Masa Pandemi

Penelitian [9] ini mengkaji tentang literatur-literatur yang membahas tentang legalisasi dokumen elektronik yang menggunakan tanda tangan digital di masa pandemi. Hasil dari literature review yang dilakukan dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa algoritma atau skema yang cocok diterapkan pada proses pembuatan tanda tangan digital untuk legalisasi dokumen yang proses verifikasinya dilakukan oleh pihak luar kampus adalah skema DSA atau skema berbasis SaaS dengan menyematkan QR Code dan/atau barcode di dokumen. Sedangkan untuk legalisasi dokumen yang proses verifikasinya dilalukan oleh pihak internal kampus maka penggunaan skema PKCS dengan membangkitkan tanda tangan digital melalui aplikasi pembaca berkas berformat pdf seperti Adobe Reader atau Foxit Reader dapat digunakan, karena cara ini cukup sederhana, mudah diterapkan, dan tidak memerlukan infrastruktur tambahan lainnya.

Farisi, Ahmad Siddik, Kgs.

Achmad Algharizah, Aini Handri

2020 Penerapan Custom

Core System Class pada Pengembangan

Sistem Informasi Manajemen Donasi

Penelitian [12] ini membangun Custom Core System Class pada Framework CodeIgniter untuk mengembangkan sistem informasi manajemen donasi. Sistem ini dikembangkan dengan metodologi iterasi yang menghasilkan sebuah sistem yang sangat baik diterapkan dalam manajemen donasi pada Yayasan XYZ. Predikat sangat baik tersebut didapatkan dari pengujian sistem menggunakan webuse method yang menghasilkan nilai usability

(x) 0,875.

Page 147: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

141

Megantari, Ni Wayan Ayu

Purnama, I Nyoman

Paramitha, A.A. Istri Ita

2020 Model Sistem Informasi pada

Puskesmas Pembantu Pejukutan Berbasis Web Menggunakan

Framework Codeigniter

Penelitian [13] ini mengembangkan sebuah sistem informasi pada Puskesmas Pembantu Pejukutan yang dapat mengelola data-data pasien, rekam-medis pasien, obat-obatan, dokter, dan laporan-laporan sesuai kebutuhan puskesmas. Sistem informasi ini dikembangkan pada platform web dengan menggunakan framework CodeIgniter. Setelah diuji dengan menggunakan pengujian black box, sistem informasi ini telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan puskesmas dan kebutuhan fungsional sistem.

2.3 Penyusunan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Terdapat 2 kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, kuesioner digunakan untuk mendapatkan pandangan tentang bagaimana pemahaman responden tentang tanda tangan digital dan sejauh mana dibutuhkannya aplikasi tanda tangan digital, khususnya dalam kondisi pandemi. Kedua, kuesioner digunakan untuk menguji usability dari aplikasi yang dihasilkan, adapun kuesioner kedua ini disusun berdasarkan webuse method [17] dengan skala 1 (sangat tidak setuju) sampai 7 (sangat setuju).

2.4 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari instrumen penelitian yang berupa kuesioner sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub bab 2.3 di atas. Dengan mempertimbangkan kriteria responden yang sudah bekerja dan menggunakan tanda tangan dalam pekerjaannya, maka metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Berdasarkan [18], sampel yang digunakan dalam pengisian kuesioner ini berjumlah 30 orang, baik untuk kuesioner pertama, maupun kuesioner kedua. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah responden yang sudah bekerja dan menggunakan tanda tangan dalam pekerjaannya.

2.5 Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dibagi ke dalam 2 bagian. Pertama, analisis data dilakukan dengan memperhatikan hasil dari pengisian kuesioner pertama yang bertujuan untuk mendapatkan pandangan tentang bagaimana pemahaman responden tentang tanda tangan digital dan sejauh mana dibutuhkannya aplikasi tanda tangan digital. Hasil pengisian kuesioner menunjukkan bahwa 1. 85% responden menyatakan bahwa dalam situasi pandemi, tanda tangan digital dan tanda tangan elektronik dianggap lebih baik untuk digunakan daripada tanda tangan langsung yang dianggap tetap lebih baik oleh 15% personden, 2. 75% responden tidak tahu bahwa tanda tangan digital dibuat melalui mekanisme kriptografi, 3. Setelah memahami perbedaan tanda tangan digital dan tanda tangan elektronik, 85% responden setuju bahwa tanda tangan digital lebih aman untuk digunakan dalam aktivitas penandatanganan dokumen secara elektronik, 4. 90% responden membutuhkan media yang dapat digunakan untuk mengelola tanda tangan digital, dan 5. Menurut 80% responden, dalam pembuatan media yang dapat digunakan untuk mengelola tanda tangan digital, aspek keamanan, kemudahan, dan kelengkapan informasi penting untuk lebih diperhatikan, sementara menurut 90% responden, yang paling penting adalah aspek keamanannya saja. Hasil kuesioner tersebut mengkonfirmasi rencana penelitian untuk mengembangkan aplikasi tanda tangan digital.

Analisis kedua dilakukan terhadap core system class pada framework CodeIgniter. Untuk mempermudah proses CRUD terhadap database, penelitian ini melakukan kustomisasi terhadap default core system class yang telah tersedia. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan custom core system class tersebut adalah 1. Membuat model yang dirancang secara khusus untuk melakukan operasi CRUD, 2. Membuat custom core system class dengan nama MY_Controller yang meng-extends class CI_Controller untuk kebutuhan paging, CRUD, dan upload file, dan 3. Menerapkan custom core system class di dalam Controller sesuai dengan kebutuhan.

Page 148: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

142

2.6 Pengembangan dan Evaluasi Sistem

Pengembangan sistem yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Agile Development Cycle dengan metode Kanban. Kanban merupakan sistem alur kerja yang biasa digunakan dalam proses manufaktur dan pengembangan perangkat lunak untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Namun kanban juga dapat digunakan dengan efektivitas yang sama untuk menjaga segala bentuk proyek agar tetap pada jalurnya atau sebagai alat untuk manajemen waktu pribadi. Kanban dikembangkan pertama kali pada akhir tahun 1940 oleh Toyota untuk mempersingkat dan mendukung proses manufaktur yang “tepat sebelum deadline”, metodologi kanban kemudian diadopsi oleh David Anderson sebagai sebuah alat dalam metodologi Agile [19].

Pada intinya, kanban merupakan sistem yang memvisualisasikan perkerjaan. Inti dari

metodologi kanban adalah pembuatan “board” dimana kita meletakkan “card” atau kartu yang berisi tugas yang perlu diselesaikan. Dalam bentuk paling sederhana, sebuah Kanban Board berisi tiga kolom, yaitu yang perlu dikerjakan, yang sedang dikerjakan, yang telah dikerjakan [19].

Gambar 1. Ilustrasi Metode Kanban Dalam Pendekatan Agile Development Cycle [20]

2.6 Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini dapat ditarik setelah melakukan pengembangan aplikasi dan melakukan evaluasi terhadap usability sistem yang dihasilkan untuk menjawab perumusan masalah yang telah dirumuskan pada fase awal penelitian. Teknik evaluasi sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah webuse method. Webuse method merupakan teknik analisis kuesioner yang melakukan evaluasi terhadap sebuah sistem yang berbasis web [17]. Metode ini berfokus pada pengembangan sistem evaluasi usability. Hasil dari webuse method

adalah interpretasi nilai usability ( ) ke dalam bentuk predikat sangat buruk, buruk, cukup, baik, dan sangat baik.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian metodologi di atas, penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi tanda tangan digital yang direncanakan berdasarkan studi terhadap beberapa penelitian terdahulu dan berdasarkan analisis hasil kuesioner yang mengukur pandangan tentang bagaimana pemahaman responden tentang tanda tangan digital dan sejauh mana dibutuhkannya aplikasi tanda tangan digital. Aplikasi ini dikembangkan dengan custom core system class yang dibuat secara custom, diimplementasikan dengan menerapkan model kanban dalam pendekatan

Page 149: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

143

Agile Development Cycle, dan diuji menggunakan webuse method untuk mengetahui nilai usability-nya.

3.1 Use Case

Aplikasi tanda tangan digital ini dikembangkan dengan terlebih dahulu merancang diagram use case untuk memetakan behaviour dari sistem. Diagram use case digunakan untuk mengambarkan interaksi antara pengguna sistem (actor) dengan kasus (use case) yang disesuaikan dengan langkah-langkah (scenario) yang telah ditentukan [21]. Diagram use case

dari aplikasi yang dikembangkan dalam penelitian ini terdapat pada Gambar 3.

Gambar 2. Use Case Aplikasi Tanda Tangan Digital

3.2 Custom Core System Class

Core system class yang dibuat secara custom dalam penelitian ini dimulai dengan membangun custom model untuk kebutuhan CRUD. Custom model tersebut terdapat pada Gambar 4.

Gambar 3. Custom Model

Selanjutnya, custom core system class dengan nama MY_Controller dibangun dengan memanfaatkan custom model yang telah dibuat sebelumnya pada Gambar 4. Custom core

system class tersebut terdapat pada Gambar 5.

Page 150: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

144

Gambar 4. Custom Core System Class

Setelah custom core system class dibangun, penggunaannya dapat dilakukan dengan

memanggil method yang ada pada kelas MY_Controller, seperti 1. $this->page($data) digunakan untuk memanggil halaman view, 2. $this->addtabel($tabel, $params) digunakan untuk menyimpan data ke dalam tabel melalui parameter nama tabel dan variabel-variabel yang akan disimpan (operasi CREATE), 3. $this->getAllTabel($tabel) digunakan untuk mengambil semua data dari tabel tertentu tanpa kriteria where (operasi RETRIEVE), 4. $this->getTabel ($where, $tabel) digunakan untuk mengambil satu record data dari tabel tertentu dengan kriteria where (operasi RETRIEVE), 5. $this->getTabelArray($where, $tabel) digunakan untuk mengambil semua data dari tabel tertentu dengan kriteria where (operasi RETRIEVE), 6. $this->update- tabel($where, $tabel, $params) digunakan untuk mengubah data dalam tabel dengan kriteria dan variabel yang menjadi parameter perubahan data (operasi UPDATE), 7. $this->execSQL($sql) digunakan untuk mengambil semua data dari tabel dengan struktur query yang rumit seperti adanya operasi join terhadap beberapa tabel (operasi RETRIEVE), 8. $this->execSQLRow($sql) digunakan untuk mengambil satu record data dari tabel dengan struktur query yang rumit seperti adanya operasi join terhadap beberapa tabel (operasi RETRIEVE), 8. $this->delete_tabel($where, $tabel) digunakan untuk menghapus data dari tabel (operasi DELETE), dan 9. $this->uploadFiles-Rename($name, $file, $path, $ext) digunakan untuk mengunggah file ke server dengan parameter nama file, file input dari formulir, lokasi penyimpanan file, dan ekstensi dari file yang diunggah. Salah satu contoh penggunaan custom

core system class terdapat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Gambar 5. Contoh Penggunaan Custom Core System Class

Page 151: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

145

Gambar 6. Contoh Penggunaan Custom Core System Class

Gambar 6 dan Gambar 7 menunjukkan penggunaan library QRCode pada CodeIgniter

dan method addtabel yang digunakan untuk menyimpan data token ke dalam tabel token. Parameter token disimpan ke dalam bentuk array terlebih dahulu untuk kemudian disimpan ke dalam tabel token melalui method addtabel. Terdapat juga penggunaan method page untuk memilih view yang akan ditampilkan.

3.3 Antarmuka Sistem

Dengan menggunakan core system class yang telah dibangun secara custom, aplikasi tanda tangan digital dikembangkan dengan metode kanban dalam pendekatan Agile

Development Cycle. Hasil dari pengembangan aplikasi terdapat pada antar muka sistem sebagai berikut.

Gambar 7. Antarmuka Halaman Login

Page 152: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

146

Gambar 8. Antarmuka Halaman Dashboard

Gambar 9. Antarmuka Halaman Data Token Tanda Tangan Digital yang Telah Dibuat

Gambar 10. Antarmuka Halaman Tambah Token Tanda Tangan Digital

3.4 Webuse Method

Bagian akhir dari penelitian ini melakukan evaluasi terhadap aplikasi tanda tangan digital yang telah dikembangkan. Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan webuse method

Page 153: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

147

yang dimulai dengan kuesioner Computer Usability Satisfaction Questionnaires yang disebarkan kepada 30 orang responden pengguna sistem. Kuesioner ini berisikan 19 pertanyaan dengan alternatif jawaban 1 sampai 7 yang menunjukkan skala sangat tidak setuju (1) hingga sangat setuju (7) untuk menilai tingkat usability dari sistem [22]. Hasil kuesioner selanjutnya dipetakan per jawaban kuesioner sehingga menghasilkan skor penelitian sebagai berikut.

Tabel 2. Skor Penelitian Berdasarkan Webuse Method NILAI JUMLAH PENILAIAN SKOR PENELITIAN

1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 129 516 5 149 745 6 149 894 7 143 1001

JUMLAH 3156

Berdasarkan Tabel 3, skor hasil penelitian yang didapatkan adalah 3156. Sementara

skor tertinggi yang diharapkan adalah 3990 dari hasil perkalian jumlah responden (30), skala penilaian tertinggi (7), dan jumlah pertanyaan (19). Berdasarkan skor-skor tersebut, didapatkan nilai usability (x) 0,791 dari pembagian skor hasil penelitian dan skor tertinggi yang diharapkan. Nilai x yang telah diperoleh selanjutnya diinterpretasikan ke dalam bentuk predikat sesuai Tabel 4.

Tabel 3. Interpretasi Nilai Usability (x) ke Dalam Bentuk Predikat [17]

NILAI USABILITY (X) PREDIKAT

0,0 < 0,2 Sangat Buruk

0,2 < 0,4 Buruk

0,4 < 0,6 Cukup

0,6 < 0,8 Baik

0,8 < 1,0 Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4, nilai usability (x) 0,791 yang dihasilkan dapat diinterpretasikan ke

dalam bentuk predikat baik karena berada pada rentang 0,6 < 0,8. Hal ini menunjukkan bahwa dari sudut pandang usability, aplikasi yang dikembangkan dengan menerapkan custom

core system class pada penelitian ini memberikan hasil yang baik.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1. Aplikasi tanda tangan digital yang dikembangkan dengan metode kanban dalam pendekatan Agile Development Cycle dan dibangun menggunakan core system class yang dibuat secara custom pada framework

CodeIgniter, dapat melakukan pengelolaan token tanda tangan digital, profil pengguna aplikasi, dan verifikasi keaslian tanda tangan digital, 2. Custom core system class yang dikembangkan dapat diterapkan dengan melakukan pemanggilan method secara langsung di dalam class

Controller sesuai dengan kebutuhan pengembangan sistem, 3. Berdasarkan evaluasi sistem yang dilakukan dengan menggunakan webuse method, sistem yang dikembangkan dengan menerapkan custom core system class ini menunjukkan nilai usability 0,791 yang berarti baik.

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penggunaan algoritma kriptografi lainnya dalam pembuatan token tanda tangan digital. Penelitian ini juga dapat dilanjutkan dengan melakukan perbandingan terhadap kinerja dari beberapa algoritma kriptografi dalam tanda tangan digital.

Page 154: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

148

DAFTAR PUSTAKA [1] Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020, “Surat Edaran Kemendikbud Tentang

Pembelajaran Secara Daring dan Bekerja dari Rumah Untuk Mencegah Penyebaran

Covid-19,” https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/se-mendikbud-pembelajaran-secara-daring-dan-bekerja-dari-rumah-untuk-mencegah-penyebaran-covid19 (Diakses Mar 05, 2021).

[2] Undang-Undang RI. 2003, “Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan”, http://www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf (Diakses Mar 05, 2021).

[3] Undang-Undang RI. 2008, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008

Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,”. https://jdih.kominfo.go.id/storage/files/1379300523-UU_No_11_Tahun_2008_tentang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik.pdf (Diakses Mar 05, 2021).

[4] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2019, “PP Nomor 71 Tahun 2019 Tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik,” https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/112816/PP Nomor 71 Tahun 2019.pdf (Diakses Mar 05, 2021).

[5] F. Z. Abraham, P. I. Santosa, dan W. W. Winarno. 2018, “Tandatangan Digital Sebagai

Solusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Tik) Hijau: Sebuah Kajian Literatur

(Digital Signature As Green Information and Communication Technology (Ict) Solution:

a Review Paper),” Masy. Telemat. dan Inf. J. Penelit. Teknol. Inf. dan Komun., Vol. 9, No. 2, hal. 111, doi: 10.17933/mti.v9i2.120.

[6] J. V. Tahapary. 2011, “Keabsahan Tanda Tangan Elektronik Sebagai Alat Bukti yang

Sah Ditinjau Dalam Hukum Acara Perdata,” Universitas Indonesia. [7] Balai Sertifikasi Elektronik. 2020, “Tanda Tangan Digital vs Tanda Tangan Elektronik,”

Badan Siber dan Sandi Negara, https://bsre.bssn.go.id/index.php/2020/02/12/tanda-tangan-digital-vs-tanda-tangan-elektronik/#:~:text=Tanda tangan digital %3A mengamankan pesan,masuk%2C menunjukkan maksud dan persetujuannya. (Diakses Mar 05, 2021).

[8] E. K. Suni dan H. I. Maulana. 2020, “Penerapan Digital Signature Untuk Mengesahan

Proposal Hibah Dikti Menggunakan Secure Hash Algorithm,” JOINTECS (Journal Inf.

Technol. Comput. Sci., Vol. 5, No. 2, hal. 105, doi: 10.31328/jointecs.v5i2.1318. [9] T. Yuniati dan M. F. Sidiq. 2020, “Literature Review: Legalisasi Dokumen Elektronik

Menggunakan Tanda Tangan Digital Sebagai Alternatif Pengesahan Dokumen di Masa

Pandemi,” J. RESTI, Vol. 4, No. 6, hal. 1058–1069. [10] Y. Bin Pairin. 2018, “Kode Autentikasi Hash pada Pesan Teks Berbasis Android,”

Eksplora Inform., Vol. 8, No. 1, hal. 6, doi: 10.30864/eksplora.v8i1.129. [11] SimilarTech, “Market Share & Web Usage Statistics CodeIgniter,” SimilarTech Ltd.

https://www.similartech.com/technologies/codeigniter (Diakses Mar 02, 2020). [12] A. Farisi, K. Achmad Siddik, A. Algharizah, dan Handri. 2020, “Penerapan Custom Core

Page 155: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

Jurnal JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021: 137-149

149

System Class pada Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Donasi The

Implementation of Custom Core System Class in The Development of Donation

Management Information System,” JTSI, Vol. 1, No. 1, hal. 95–105, [Daring]. Tersedia pada: http://jurnal.mdp.ac.id/index.php/jtsi/article/view/327.

[13] N. W. A. Megantari, I. N. Purnama, dan A. A. I. I. Paramitha. 2020, “Model Sistem

Informasi pada Puskesmas Pembantu Pejukutan Berbasis Web Menggunakan Framework

Codeigniter,” Jutisi J. Ilm. Tek. Inform. dan Sist. Inf., Vol. 9, No. 1, hal. 1–10. [14] E. Utami, J. E. Istiyanto, dan S. Raharjo. 2007, “Metodologi Penelitian pada Ilmu

Komputer,” Semin. Nas. Teknol. 2007, Vol. No. November, hal. 1–13, 2007. [15] S. C. Wibawa et al. 2018, “Online Test Application Development Using Framework

CodeIgniter,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., Vol. 296, No. 1, doi: 10.1088/1757-899X/296/1/012041.

[16] M. K. Fadhilah, N. Surantha, dan S. M. Isa. 2018, “Web-Based Evaluation System using

Kirkpatrick Model for High School Education (A Case Study for Vocational High School

in Jakarta),” Int. Conf. Inf. Manag. Technol., No. September, hal. 166–171. [17] T. K. Chiew dan S. S. Salim. 2003, “Webuse: Website Usability Evaluation Tool,”

Malaysian J. Comput. Sci., Vol. 16, No. 1, hal. 47–57. [18] R. Hill. 1998, “What Sample Size is ‘Enough’ in Internet Survey Research?,” Interpers.

Comput. Technol. An Electron. J. 21st Century, Vol. 6, No. 3–4, hal. 1–10, [Daring]. Tersedia pada: http://www.reconstrue.co.nz/IPCT-J Vol 6 Robin hill SampleSize.pdf.

[19] K. Graham. 2016, “Tech Matters: Getting on The ‘ Kanban ’ - wagon : Using Kanban

Flow for Time and Project Management,” LOEX Conf. Proc., Vol. 43, hal. 4–7. [20] E. F. India. 2019, “How to Use Agile Kanban Methodology In Software Development

Service?,” medium.com, https://medium.com/@ExpertsFromIndia/how-to-use-agile-kanban-methodology-in-software-development-service-9d7006049965 (Diakses Mar 04, 2021).

[21] R. S. Pressman. 2014, Software Quality Engineering: A Practitioner’s Approach, Seventh

Ed., Vol. 9781118592, McGraw-Hill, New York. [22] T. Yamane. 1967, Elementary Sampling Theory, United States: Englewood Cliffs, N.J.:

Prentice-Hall.

Page 156: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021

Judul Naskah Publikasi Dalam Bahasa Indonesia Article Title in English

Penulis Pertama1, Penulis Kedua

2, Penulis Ketiga

3

1,2,3Jurusan/Prodi, Fakultas, Nama Institusi/Universitas E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak Abstrak maksimal 200 kata berbahasa Indonesia dicetak miring dengan Times New

Roman 11 point. Abstrak harus jelas, deskriptif dan harus memberikan gambaran singkat masalah yang diteliti. Abstrak meliputi alasan pemilihan topik atau pentingnya topik penelitian, metode penelitian dan ringkasan hasil. Abstrak harus diakhiri dengan komentar tentang pentingnya hasil atau kesimpulan singkat. Yang perlu diperhatikan adalah kesimpulan merupakan sesuatu yang sudah terjadi, bukan yang masih diharapkan. Tidak ada sitasi, tabel atau gambar di dalam abstrak. Kata kunci: 3-5 kata kunci, Algoritma A, algoritma B, kompleksitas

Abstract A maximum 200 words abstract in English in italics with Times New Roman 11 point.

Abstract should be clear, descriptive, and should provide a brief overview of the problem

studied. Abstract topics include reasons for the selection or the importance of research topics,

research methods and a summary of the results. Abstract should end with a comment about the

importance of the results or conclusions brief. There are no citations, tables or figures in

abstract.

Keywords: 3-5 keywords, algorithm A, algorithm B, complexity

1. PENDAHULUAN

Dokumen ini adalah template untuk versi Microsoft Word (.doc / .docx). Penulis disarankan menggunakan template ini dalam menulis artikel. Penulis dapat memakai style yang sudah disediakan untuk memformat judul artikel, isi artikel, dst. Pendahuluan menguraikan latar belakang permasalahan yang diselesaikan, isu-isu yang terkait dengan masalah yg diselesaikan, ulasan penelitan yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yangg relevan dengan penelitian yang dilakukan. Penilaian utama reviewer dari bagian Pendahuluan ini adalah bagaimana penulis membahas penelitian terkait sehingga jelas kontribusi dan posisi dari penelitian yang dilakukan. Penelitian terkait haruslah paper dari sumber jurnal atau seminar prosiding. Definisi-definisi tidak perlu dijelaskan detail.

2. METODE PENELITIAN

Jelaskan metode penelitian secara umum, rumus atau tahapan penyelesaian masalah secara detail dan lengkap. Penulis disarankan dapat menggunakan gambar dan diagram untuk mendukung penjelasan metode. Makalah hendaknya memuat tulisan yang berisi 1. PENDAHULUAN, 2. METODE PENELITIAN (bisa meliputi analisa, arsitektur, metode yang dipakai untuk menyelesaikan masalah, implementasi), 3. HASIL DAN PEMBAHASAN, 4. KESIMPULAN DAN SARAN UCAPAN TERIMA KASIH (JIKA ADA) dan DAFTAR PUSTAKA. Pada setiap paragraf bisa terdiri dari beberapa subparagraf yang dituliskan dengan penomoran angka arab seperti yang ditunjukkan section berikut ini. Jumlah halaman 10 halaman

Page 157: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021

sampai 15 halaman ukuran A4.

2.1 Tahapan Review Harap mengirimkan naskah Anda secara elektronik melalui email [email protected] atau

OJS JTSI di http://jurnal.mdp.ac.id/index.php/jtsi. Setelah naskah diterima oleh tim editor, maka akan dilakukan pemeriksaan oleh tim editor dan dilanjutkan oleh reviewer.

2.2 Gambar dan tabel

Semua tabel dan gambar yang Anda masukkan dalam dokumen harus disesuaikan dengan urutan 1 kolom atau ukuran penuh satu kertas, agar memudahkan bagi reviewer untuk mencermati makna gambar. Gunakan caption untuk mempermudah penomoran gambar dan tabel.

Gambar 1. Citra Lena

Tabel 1. Perbandingan Algoritma A dan Algoritma B

Algoritma Waktu Proses Ketelitian Memori

A 120 ms 98 % 200 KB B 105 ms 95 % 415 KB

2.3 Rumus Matematika Untuk rumus, gunakan persamaan Microsoft Equation Editor atau MathType, ditulis di

tengah, dan diberi nomor persamaan mulai dari (1), (2) dst.

)10,10(;),( NyMxyxp (1)

2.4 Pengacuan Pustaka / sitasi

Pengacuan pustaka dilakukan dengan menuliskan [nomor urut pada daftar pustaka] mis. [1], [1,2], [1,2,3]. Sitasi kepustakaan harus ada dalam Daftar Pustaka dan Daftar Pustaka harus ada sitasinya dalam naskah. Pustaka yang disitasi pertama kali pada naskah [1], harus ada pada daftar pustaka no satu, yg disitasi ke dua, muncul pada daftar pustaka no 2, begitu seterusnya. Daftar pustaka urut kemunculan sitasi, bukan urut nama belakang. Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang benar benar disitasi pada naskah.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan terhadap hasil penelitian dan pengujian yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian teoritik, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Hasil percobaan sebaiknya ditampilkan dalam berupa grafik atau pun tabel. Untuk grafik dapat mengikuti format untuk diagram dan gambar. Grafik dan gambar harus ada penjelasannya dalam teks atau harus diacu dalam teks.

Page 158: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021

Gambar 2 Grafik Perbandingan rmse

Tabel 2 Perbandingan Algoritma A dan Algoritma B

Algoritma Waktu Proses Ketelitian Memori

A 120 ms 98 % 200 KB B 105 ms 95 % 415

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan harus mengindikasi secara jelas hasil-hasil yang diperoleh, kelebihan dan kekurangannya, serta kemungkinan pengembangan selanjutnya. Kesimpulan dapat berupa paragraf, namun dapat juga berbentuk poin-poin dengan menggunakan numbering atau bullet. Saran-saran untuk untuk penelitian lebih lanjut untuk menutup kekurangan penelitian.

UCAPAN TERIMA KASIH (JIKA ADA)

Jika artikel ini berasal dari penelitian yang disponsori atau didanai oleh pihak tertentu, maka penulis dapat menuliskan penghargaan di bagian ini.

DAFTAR PUSTAKA Keterangan: Pengacuan pustaka dilakukan dengan menuliskan [nomor urut pada daftar pustaka] mis. [1], [1,2], [1,2,3]. Sitasi kepustakaan harus ada dalam Daftar Pustaka dan Daftar Pustaka harus ada sitasinya dalam naskah. Pustaka yang disitasi pertama kali pada naskah [1], harus ada pada daftar pustaka no satu, yg disitasi ke dua, muncul pada daftar pustaka no 2, begitu seterusnya. Daftar pustaka urut kemunculan sitasi, bukan urut nama belakang. Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang benar benar disitasi pada naskah. Penulis sangat disarankan untuk menggunakan Mendeley atau perangkat lunak sejenis untuk mengelola referensi. Berikut adalah detail panduan format penyusunan Daftar Pustaka. Jika penulis menggunakan Mendeley atau software sejenis, maka style yang dipakai adalah IEEE.

Buku dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada), edisi (jika ada), nama penerbit dan kota penerbit. [1] Castleman, K. R., 2004, Digital Image Processing, Vol. 1, Ed.2, Prentice Hall, New

Jersey.

Buku Terjemahan dengan urutan penulisan: Penulis asli (nama depan, tengah. (disingkat), belakang. (disingkat), tahun buku terjemahan, judul bukuterjemahan (harus ditulis miring), volume (jika ada), edisi (jika ada), (diterjemahkan oleh: nama penerjemah), nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan.

90.8323

73.0107

0

20

40

60

80

100

SCBIE 1 kunci SCBIE 2 kunci

Rata-rata e-RMS 30 cipher-image

Page 159: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021

[2] Gonzales, R., P. 2004, Digital Image Processing (Pemrosesan Citra Digital), Vol. 1, Ed.2, Diterjemahkan oleh Handayani, S., Andi Offset, Yogyakarta.

Artikel dalam Buku dengan urutan penulisan: Penulis artikel, tahun, judul artikel (harus

ditulis miring), nama editor, judul buku (harus ditulis miring), volume (jika ada), edisi (jika ada), nama penerbit dan kota penerbit. [3] Wyatt, J. C, dan Spiegelhalter, D., 1991, Field Trials of Medical Decision-Aids:

Potential Problems and Solutions, Clayton, P. (ed.): Proc. 15th Symposium on Computer

Applications in Medical Care, Vol 1, Ed. 2, McGraw Hill Inc, New York.

Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah:

Urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume dan halaman. [4] Yusoff, M, Rahman, S., A., Mutalib, S., and Mohammed, A., 2006, Diagnosing

Application Development for Skin Disease Using Backpropagation Neural Network

Technique, Journal of Information Technology, Vol 18, hal 152-159. .

Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah:

Artikel dalam prosiding seminar dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel, Judul

prosiding Seminar (harus ditulis miring), kota seminar, tanggal seminar. [5] Wyatt, J. C, Spiegelhalter, D, 2008, Field Trials of Medical Decision-Aids:

PotentialProblems and Solutions, Proceeding of 15th Symposium on Computer

Applications in Medical Care, Washington, May 3.

Pustaka dalam bentuk Skripsi/Tesis/Disertasi dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul skripsi, Skipsi/Tesis/Disertasi (harus ditulis miring), nama fakultas/ program pasca sarjana, universitas, dan kota. [6] Prasetya, E., 2006, Case Based Reasoning Untuk Mengidentifikasi Kerusakan Bangunan,

Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Komputer, Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pustaka dalam bentuk Laporan Penelitian:

Urutan penulisan: Peneliti, tahun, judul laporan penelitian, nama laporan penelitian (harus ditulis miring), nama proyek penelitian, nama institusi, dan kota. [7] Ivan, A.H., 2005, Desain Target Optimal, Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Proyek

Multitahun, Dikti, Jakarta. Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel

dari internet yang tidak ada nama penulisnya):

Artikel majalah ilmiah versi cetakan dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume dan halaman. [8] Wallace, V. P., Bamber,J. C. dan Crawford, D. C. 2000. Classification of Reflectance

Spectra from Pigmented Skin Lesions, A Comparison of Multivariate Discriminate

Analysis and Artificial Neural Network. Journal Physical Medical Biology , No.45, Vol.3, 2859-2871.

Artikel majalah ilmiah versi online dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel,

nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume, halaman dan alamat website. [9] Xavier Pi-Sunyer, F., Becker, C., Bouchard, R.A., Carleton, G. A., Colditz, W., Dietz, J.,

Foreyt, R. Garrison, S., Grundy, B. C., 1998, Clinical Guidlines on The Identification,

Evaluation, and Treatment of Overweight and Obesity in Adults, Journal of National

Institutes of Health, No.3, Vol.4, 123-130, :http://journals.lww.com/acsm-msse/Abstract/1998/11001/paper_treatment_of_obesity.pdf.

Page 160: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

JTSI, Vol. 2, No. 1, April 2021

Artikel umum dengan urutan penulisan: Penulis, tahun, judul artikel, alamat website (harus ditulis miring), diakses tanggal … [10] Borglet, C, 2003, Finding Asscociation Rules with Apriori Algorithm,

http://www.fuzzy.cs.uniagdeburgde/~borglet/apriori.pdf, diakses tanggal 23 Februari 2007.

Daftar Pustaka hanya memuat semua pustaka yang diacu pada naskah tulisan, bukan

sekedar pustaka yang didaftar. Pustaka ditulis urut kemunculan pengacuan di naskah,

bukan urut abjad penulis. Daftar pustaka memuat minimal 5 pustaka dan sebisa mungkin

terupdate (dalam 7 tahun terakhir).

[1] Castleman, Kenneth R., 2004, Digital Image Processing, Vol. 1, Ed.2, Prentice Hall, New Jersey.

[2] Gonzales, R., P. 2004, Digital Image Processing (Pemrosesan Citra Digital), Vol. 1,

Ed.2, diterjemahkan oleh Handayani, S., Andri Offset, Yogyakarta. [3] Wyatt, J. C, danSpiegelhalter, D., 1991, Field Trials of Medical Decision-Aids: Potential

Problems and Solutions, Clayton, P. (ed.): Proc. 15th Symposium on Computer

Applications in Medical Care, Vol 1, Ed. 2, McGraw Hill Inc, New York. [4] Yusoff, M, Rahman, S., A., Mutalib, S., and Mohammed, A. , 2006, Diagnosing

Application Development for Skin Disease Using Backpropagation Neural Network

Technique, Journal of Information Technology, Vol 18, hal 152-159. [5] Wyatt, J. C, Spiegelhalter, D, 2008, Field Trials of Medical Decision-Aids: Potential

Problems and Solutions, Proceeding of 15th Symposium on Computer Applications in

Medical Care, Washington, May 3. [6] Prasetya, E., 2006, Case Based Reasoning Untuk Mengidentifikasi Kerusakan Bangunan,

Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Komputer, Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta. [7] Ivan, A.H., 2005, Desain Target Optimal, Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Proyek

Multitahun, Dikti, Jakarta. [8] Wallace, V. P., Bamber, J. C. dan Crawford, D. C. 2000. Classification of Reflectance

Spectra from Pigmented Skin Lesions, A Comparison of Multivariate Discriminate

Analysis and Artificial Neural Network. Journal Physical Medical Biology, No. 45, Vol. 3, 2859-2871.

[9] Xavier Pi-Sunyer, F., Becker, C., Bouchard, R.A., Carleton, G. A., Colditz, W., Dietz, J.,

Foreyt, R. Garrison, S., Grundy, B. C., 1998, Clinical Guidlines on The Identification,

Evaluation, and Treatment of Overweight and Obesity in Adults, Journal of National

Institutes of Health, No. 3, Vol. 4, 123-130, :http://journals.lww.com/acsm-msse/Abstract/1998/11001/paper_treatment_of_obesity.pdf.

[10] Borglet, C, 2003, Finding Asscociation Rules with Apriori Algorithm,

http://www.fuzzy.cs.uniagdeburgde/~borglet/apriori.pdf, Diakses Tanggal 23 Februari 2007.

Page 161: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

FORM PENILAIAN REVIEWER JURNAL TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI

(JTSI)

NO UNSUR KETERANGAN MAKS KETERANGAN

1 Keefektifan Judul Artikel

Maksimal 12 (dua belas) kata dalam Bahasa Indonesia atau 10 (sepuluh) kata dalam Bahasa Inggris

2 a. Tidak lugas dan tidak ringkas (0)

b. Kurang lugas dan kurang ringkas (1)

c. Ringkas dan lugas (2)

2 Pencantuman Nama Penulis dan Lembaga Penulis

1 a. Tidak lengkap dan tidak konsisten (0)

b. Lengkap tetapi tidak konsisten (0,5)

c. Lengkap dan konsisten (1)

3 Abstrak Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang baik, jumlah 150-200 kata. Isi terdiri dari latar belakang, metode, hasil, dan kesimpulan. Isi tertuang dengan kalimat yang jelas.

2 a. Tidak dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (0)

b. Abstrak kurang jelas dan ringkas, atau hanya dalam Bahasa Inggris, atau dalam Bahasa Indonesia saja (1)

c. Abstrak yang jelas dan ringkas dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (2)

4 Kata Kunci Maksimal 5 kata kunci terpenting dalam paper

1 a. Tidak ada (0)

b. Ada tetapi kurang mencerminkan konsep penting dalam artikel (0,5)

c. Ada dan mencerminkan konsep penting dalam artikel (1)

5 Sistematika Pembaban

Terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar pustaka

1 a. Tidak lengkap (0)

b. Lengkap tetapi tidak sesuai sisetm (0,5)

c. Lengkap dan bersistem (1)

6 Pemanfaatan Instrumen Pendukung

Pemanfaatan Instrumen Pendukung seperti gambar dan tabel

1 a. Tak termanfaatkan (0)

b. Kurang informatif atau komplementer (0,5)

c. Informatif dan komplementer (1)

7 Cara Pengacuan dan Pengutipan

1 a. Tidak baku (0)

b. Kurang baku (0,5)

c. Baku (1) 8 Penyusunan

Daftar Pustaka Penyusunan Daftar Pustaka 1 a. Tidak baku (0)

b. Kurang baku (0,5)

c. Baku (1) 9 Peristilahan dan

Kebahasaan 2 a. Buruk (0)

b. Cukup (1)

c. Baik (2) 10 Makna

Sumbangan bagi Kemajuan

4 a. Tidak ada (0)

b. Kurang (1)

c. Sedang (2)

d. Cukup (3)

e. Tinggi (4)

Page 162: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X

NO UNSUR KETERANGAN MAKS KETERANGAN 11 Dampak Ilmiah 7 a. Tidak ada (0)

b. Kurang (1)

c. Sedang (3)

d. Cukup (5)

e. Besar (7) 12 Nisbah Sumber

Acuan Primer berbanding Sumber lainnya

Sumber acuan yang langsung merujuk pada bidang ilmiah tertentu, sesuai topik penelitian dan sudah teruji. Sumber acuan primer dapat berupa: tulisan dalam makalah ilmiah dalam jurnal internasional maupun nasional terakreditasi, hasil penelitian di dalam disertasi, tesis, maupun skripsi

3 a. < 40% (1)

b. 40-80% (2)

c. > 80% (3)

13 Derajat Kemutakhiran Pustaka Acuan

Derajat Kemutakhiran Pustaka Acuan

3 a. < 40% (1)

b. 40-80% (2)

c. > 80% (3) 14 Analisis dan

Sintesis Analisis dan Sintesis 4 a. Sedang (2)

b. Cukup (3)

c. Baik (4) 15 Penyimpulan Sangat jelas relevasinya dengan

latar belakang dan pembahasan, dirumuskan dengan singkat

3 a. Kurang (1)

b. Cukup (2)

c. Baik (3) 16 Unsur Plagiat 0 a. Tidak mengandung plagiat (0)

b. Terdapat bagian-bagian yang merupakan plagiat (-5)

c. Keseluruhannya merupakan plagiat (-20)

TOTAL 36

Catatan: Nilai minimum untuk diterima adalah 25 poin

Page 163: VOLUME 2 NO. 1 APRIL 2021 ISSN 2722-631X