Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz - · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ......

22
Volume 19 No. 2, Juli 2011 Volume 19 No. 2, Juli 2011 Volume 19 No. 2, Juli 2011 Volume 19 No. 2, Juli 2011 Volume 19 No. 2, Juli 2011 1

Transcript of Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz - · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ......

Page 1: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011 11111

Page 2: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

22222 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

War t a Konse r v a s i L ahan Ba sahWarta Konservasi Lahan Basah (WKLB) diterbitkan ataskerjasama antara Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan danKonservasi Alam (Ditjen. PHKA), Departemen Kehutanan RIdengan Wetlands International - Indonesia Programme (WI-IP),dalam rangka mendukung pengelolaan dan pelestariansumberdaya lahan basah di Indonesia.

WKLB diterbitkan untuk mewadahi informasi-informasi seputarperlahanbasahan Indonesia yang datang dari berbagai kalanganbaik secara individu maupun kolektif. Diharapkan media WKLB inidapat berperan dalam meningkatkan pengetahuan, kesadaran dankepedulian seluruh lapisan masyarakat untuk memanfaatkan danmengelola lahan basah secara bijak dan berkesinambungan.

DEWAN REDAKSI:

Pimpinan Redaksi: Direktur Program WI-IPAnggota Redaksi: I Nyoman N. Suryadiputra, Triana dan Ita Sualia

“Artikel yang ditulis oleh para penulis, sepenuhnya merupakan opini yangbersangkutan dan Redaksi tidak bertanggung jawab terhadap isinya”

Ucapan Terima Kasih dan UndanganSecara khusus redaksi menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaansetinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berperan aktif dalamterselenggaranya majalah ini. Sumbangsih tulisan berharga tersebut, sangatmendukung bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pelestarian lingkungankhususnya lahan basah di republik tercinta ini.

Kami juga mengundang pihak-pihak lain atau siapapun yang berminat untukmenyumbangkan bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping,gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. Tulisan diharapkan sudahdalam bentuk soft copy, diketik dengan huruf Arial 10 spasi 1,5 dan hendaknyatidak lebih dari 4 halaman A4 (sudah berikut foto-foto).

Semua bahan-bahan tersebut termasuk kritik/saran dapat dikirimkan kepada:Triana - Divisi Publikasi dan InformasiWetlands International - Indonesia ProgrammeJl. A. Yani No. 53 Bogor 16161, PO Box 254/BOO Bogor 16002tel: (0251) 831-2189; fax./tel.: (0251) 832-5755e-mail: [email protected]

Foto sampul muka:Pembibitan dan perawatantanaman oleh kaum ibu bagiprogram penghijauan di Ds.Reroroja, Kab. Sikka, NTT(Foto: Abu Bakar Bachrudin)

Page 3: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011 33333

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Dari Redaksi

Fokus Lahan BasahMedan Dilanda Banjir, Bencana Ekologis di Tahun 2011 4

Konservasi Lahan BasahPerempuan, Air dan Kemiskinan di Desa Reroroja, Kab. Sikka, Prop. NTT 6

Berita KegiatanBeberapa Petunjuk Studi Mangrove Bagi Pemula 8

Perubahan Iklim dan Pengurangan Resiko Bencana di Nusa Tenggara Timur 10

Berita dari LapangPeningkatan Kinerja Petani Sekitar Hutan dalam Penerapan Sistem Agroforestri diLahan Kritis Pegunungan Kendeng Pati 12Peringatan Hari LIngkungan Hidup Sedunia di PohuwatoSUSCLAM Terima Penghargaan dari Bupati Kab. Pohuwato 14DAS Walanae-Cenranae, Satu-satunya OUTLET dari Danau Tempe, Kab. BoneSulawesi Selatan 15

Dokumentasi Perpustakaan 22

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Daftar Isi

Minal Aidin wal’Faizin ...

Ijinkan kami segenap tim redaksi mengucapkan selamat Idul Fitri 1432 H, mohon dimaafkan atas segalakekurangan dan kesalahan. Semoga amalan ibadah yang telah kita jalani khususnya di bulan Ramadhan inimendapat ridho dan diterima Allah SWT.

Waktu terus bergulir, akan tetapi apakah juga lingkungan terus bergulir ke arah yang lebih baik? Semogapertanyaan itu tidak menjadi penghalang bagi kita semua untuk berfikir dan berkarya, sedikit apapun usahakita dalam memperbaiki lingkungan pastilah akan ada dampak dan manfaatnya.

Edisi kali ini, diawali dengan informasi bencana banjir awal tahun. Fenomena alam yang terjadi di Medan ini,seakan mengingatkan kita bahwa alam sudah tidak lagi seimbang. Usaha terpadu pengelolaan dan perbaikanlingkungan adalah jawaban wajib yang perlu dinyatakan, agar keharmonisan antara seluruh mahluk hidupdengan alam dapat terajut kembali.

Kolom-kolom berikutnya, tidak hanya mengetengahkan sajian informasi keadaan suatu wilayah, akan tetapijuga gambaran mengenai teknik-teknik mengatasi ancaman kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh alammaupun manusia. Seperti pengalaman yang dilakukan Wetlands International - IP dalam menerapkan programpengurangan resiko bencana di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Semoga, lembar demi lembar informasi yang kami suguhkan ini dapat mendukung dan memotivasi semangatkita semua untuk terus berupaya mengembalikan peran dan fungsi lingkungan, sehingga manfaatnya dapatkita rasakan secara berkesinambungan.

Selamat membaca

Page 4: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

44444 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

MEDAN dilanda BANJIRBencana Ekologis di tahun 2011

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Fokus Lahan Basah

Oleh:Onrizal*

Belum genap sepekan ditahun baru 2011,masyarakat yang

bermukim di sepanjang Sungai Delipada dini hari tanggal 6 Januari2011 dikejutkan oleh air bah yangmemasuki rumah mereka. Hujanyang terjadi pada malamnya,berubah menjadi banjir bandang,mengalir cepat, dan menghantamapa saja yang dilewatinya. Menurutkabar sementara, 10 kecamatan diKota Medan yang dilalui SungaiDeli terendam banjir antara 1 s.d. 3meter selain berbagai daerah diDeli Serdang yang terletak lebih kehulu. Korban nyawapun takterelakkan. Kampus UniversitasSumatera Utara pun tak luput daribanjir. Ini banjir terbesar setelahbencana serupa tahun 2002.

Banyak pihak berkomentar, hujanlebat yang terjadi malamnya adalahsebagai penyebab banjit itu. Ya,sangat sering kita mendengar hujanmenjadi tertuduh sebagai penyebabsuatu daerah di landa banjir.Sepintas terlihat benar, namunapakah betul demikian? Salahkahhujan?

POTRET DAS DELI

Kota Medan merupakan bagian dariDaerah Aliran Sungai (DAS) Deli.Apa itu DAS? Menurut UU No 7Tahun 2004, DAS adalah suatuwilayah daratan yang merupakansatu kesatuan dengan sungai dananak-anak sungainya, yang

berfungsi menampung,menyimpan, dan mengalirkan airyang berasal dari curah hujan kedanau atau ke laut secara alami,yang batas di darat merupakanpemisah topografis dan batas dilaut sampai dengan daerahperairan yang masih terpengaruhaktivitas daratan. Selain dialiriSungai Deli, Kota Medan jugadialiri berbagai anak-anak sungaiyang kemudian mengalir ke SungaiDeli.

Berdasarkan data yang dilansiroleh Badan Pengelolaan DaerahAliran Sungai (BP DAS) WampuUlar yang wilayah kerjanya jugameliputi DAS Deli terlihat bahwakondisi DAS Deli yang makin kritis.UU mensyaratkan suatu DASminimal 30% berupa hutan. Ingat,30% adalah batas minimal, bukanbatas maksimal. Namun, faktanyakawasan berhutan di DAS Delipada tahun 2010 hanya tersisa5,21% saja atau hanya 2.463,69ha yang berhutan dari luas totalDAS Deli sebesar 47.298,01 ha.

Berbagai hasil penelitianmenunjukkan bahwa suatu DASyang baik (dengan hutan yangmasih baik dan dengan luasankawasan berhutan yang cukup)akan mampu penampung danpenyimpan curah hujan menjadi airtanah. Hanya sekitar 0,1 – 10%saja dari curah hujan yang akanmengalir langsung ke sungai ataumenjadi aliran permukaan (run off),sedangkan 90 – 99,9% dari curah

hujan yang terjadi pada DAS yangbaik akan diresapkan ke dalamtanah. Sehingga peluang terjadinyabanjir pada DAS yang masih baikakan sangat-sangat kecil kalautidak boleh dibilang tidak ada.

Demikian pula sebaliknya, bilaDAS rusak maka kemampuannyadalam menampung danmenyimpan air hujan turun drastis.Ketika hujan terjadi, hampirseluruh air hujan akan langsungmenjadi aliran permukaan,mengalir ke sungai dalam waktubersamaan. Meluap, dan jadilah airbah! Ini bukan bencana alam, tapiadalah bencana ekologis!

Lalu bagaimana dengan banjirKota Medan di awal tahun 2011ini? Kota Medan yang beradadalam DAS Deli, kondisinya sudahrusak. Kawasan berhutan di DASDeli sangat jauh dari batasminimalnya, hanya 5% dari batasminimal 30%. Demikian pulasungai-sungai yang melewati KotaMedan juga mengalamipendangkalan akibat sedimentasidan juga penyempitan akibatreklamasi sungai untukpembangunan bangunan betonbaik permukiman maupun hotel diatas bantaran sungai. Oleh karenaitu, kemampuannya dalammenampung dan menyimpan airhujan jauh menurun, sehinggasebagian besar curah hujan akanterus mengalir ke dalam sungaidan jadilah wujudnya berupa airbah.

Page 5: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011 55555

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Fokus Lahan Basah

Nah, masihkah hujan menjaditertuduh sebagai penyebab banjirKota Medan (dan daerahdisekitarnya) ataukah aktivitasmanusia di atas lahan DAS Delitanpa memperhatikan aspeklingkungan?

PENUTUP: LAHAN KRITIS VSREHABILITASI DI SUMATERAUTARA

Secara umum di Sumatera Utara,kawasan kritis terus bertambah.Pada tahun 2004 terdapat1.665.908,68 ha atau 26,53%lahan kritis di Sumatera Utara.Angka lahan kritis itu terusbertambah bukan berkurangmeskipun gerakan rehabilitasidigaungkan. Pada tahun 2010,Kepala BPDAS Wampu Ular,melaporkan seluas 2.471.246,61ha atau 35,14% lahan di SumateraUtara berupa lahan kritis. Dengandemikian terdapat penambahanseluas 805.337,93 ha lahan kritisdi Sumatera Utara dalam kurunwaktu 6 tahun terakhir (2004-2010).

Berdasarkan data BP DAS WampuUlar dan BP DAS Asahan Barumundiketahui rehabilitasi lahan diSumatera Utara selama 5 tahunterakhir seluas 85.047,77 ha atauhanya 17.009,55 ha per tahun.Sementara pada saat bersamaan,laju penambahan lahan kritisnyamencapai 134.222,99 ha pertahun. Terlihat jelas, kerusakanhutan dan lahan jauh melebihikapasitas untuk memperbaiki.

Oleh karena itu, dengan luas lahankritis pada tahun 2010 sebesar2.471.246,61 ha diperlukan wakturehabilitasi lebih dari 145 tahun! Ituhanya dapat dicapai bila tidak adapenambahan lahan kritis baru.Mungkinkah itu dicapai ataubencana terus berlanjut?

Jawaban pesimisnya, tidak! Bilaperilaku terhadap lahan dan hutanmasih berjalan sebagaimana yangsaat ini terjadi. Ketika penyusunanRencana Tata Ruang WilayahPropinsi (RTRWP) Sumatera Utarayang saat ini sedang dilakukan tidakberbasis DAS. Ketika berbagaikepala daerah mengusulkankawasan hutan dirubah menjadikawasan non hutan. Ketika hutanterus dibabat tanpa mengindahkanaspek kelestarian. Ketika eksekutifterus memberi izin pembangunan dikawasan lindung. Ketika aparatbermain mata dengan pelanggarpenggunaan lahan. Ketika rakyat takberdaya melihat berbagai kerusakan

atau mereka sudah apatis! Makalahan kritis terus bertambahmengalahkan kemampuan dalammerehabilitasi. Dan akibatnya,banjir dan bencana ekologislainnya akan berkelanjutan!

Jawaban optimisnya adalah YA!Bila perilaku pembangunandikembalikan ke jalan yang benar.Harus ada perubahan yang radikal,dan pemerintah yang diberikekuasaan seharusnya menjadipelopor. Tata ruang harusnyaberbasis DAS. Demikian jugaaktivitas pembangunan jugaseharusnya berbasis ekosistematau dalam satu kesatuan DAS,tidak hanya berpatokan pada batasadministrasi. DAS adalah suatuekosistem yang komponennyasaling bergantungan. Perubahansuatu komponen ekosistem akibatpembangunan akan berpengaruhpada komponen ekosistem lainnya.Sehingga aktivitas pembangunan disuatu tempat akan berdampakkepada tempat lain dalam suatuDAS meskipun berbeda wilayahadministrasi.

Semoga banjir Kota Medan di awaltahun 2011 ini menyadarkanpemerintah agar bekerja dengansepenuh hati dan profesional, parapengusaha yang tidak hanyamengejar keuntungan ekonomisesaat namun berbasiskeseimbangan lingkungan,penegak hukum yang tidakbermain mata dengan pelanggarbukan takluk oleh duit, dan rakyatyang berdaya memperjuangkanhak-haknya.

Semoga banjir dan bencanaekologis lainnya tidak lestari.Cukup sampai disini!

* Staf Pengajar dan Peneliti padaDepartemen Kehutanan

Universitas Sumatera UtaraE-mail: [email protected]

Air bah mulai memasuki permukiman dikompleks USU

Air mulai merendam Jl Dr Mansur di depankampus USU Medan

Jalan raya ibarat sungai

Page 6: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

66666 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

di Desa Reroroja, Kab.Sikka, Prop. NTT

Oleh:Didik Fitrianto*

Perempuan, Air danKemiskinan

P erubahan iklim yang terusterjadi telah menimbulkanberbagai bencana, seperti

banjir dan kekeringan yangberdampak sangat fatal bagiketersediaan sumber air bersih.Krisis air bersih telah menyebabkantimbulnya berbagai penyakit bahkanhingga kematian. Sulitnyamendapatkan air bersih bagikebutuhan rumah tangga, sepertikebutuhan air untuk minum, mandi,mencuci, dsb., sangat dirasakandampaknya oleh para kaumperempuan khususnya ibu rumahtangga. Tak jarang untukmendapatkan air bersih tersebut,mereka harus berjalan ratusanbahkan kilo-an meter.

Air adalah sumber kehidupan danmerupakan hak asasi bagi seluruhmahluk hidup untuk mendapatkandan menikmatinya, tiada satuketentuanpun yang dapatmembatasi bahkan merubah hakpokok yang telah diamanahkanSang Khalik. Namun, apa danbagaimana kenyataanya ??Mahluk paling mulia yaitu manusiajustru menjadi dalang utama dibalikkerusakan alam yang terjaditermasuk perubahan iklim dan krisisair. Eksploitasi hutan, pencemaranserta pengelolaan lingkungan yangmerusak dan menghancurkan yangdilakukan sebagian manusia yang

tidak bertanggung jawab, telahmenyebabkan teramputasi danhilangnya hak-hak perogatifsebagian manusia lainnya bahkanmahluk hidup lain.

Sungguh ironis, di satu sisi airbersih menjadi barang mahal danlangka, namun di sisi lain bagikalangan tertentu air dijadikansumber devisa. ‘Eksploitasi’ airbersih melalui industri-industri airminum kemasan dan usaha air isiulang, tidak saja akanmengganggu keseimbangan alamtetapi juga dapat menimbulkanketimpangan dan ketidakadilan,yang dikuatirkan suatu saat nantiair bersih tidak lagi menjadisumber kebutuhan hakiki namunsebaliknya akan menjadi sumberkonflik. Pengelola negeri haruslahtegas untuk membatasi, mengaturdan mengontrol pengelolaan setiapusaha privatisasi yang menyangkuthajat hidup seluruh mahluk, agardampak negatif yang lebih besardapat diminimalisir ataudihilangkan.

KEMISKINAN DAN KRISIS AIRBERSIH

Kondisi alam yang gersang,minimnya sumber daya alam dantingkat pendidikan yang masih

rendah menyebabkan tingkatkemiskinan di Desa Rerorojasangat tinggi. Mayoritaspenduduknya adalah petani dansebagian kecil nelayan. Parapetani hanya mengandalkan hasilpertanian seperti jagung, ubi,coklat, kacang mete, kedelai danpadi, yang hasilnya tidak maksimalkarena keterbatasan kepemilikanlahan. Kemiskinan telahmenyebabkan masih banyaknyaanak-anak kekurangan gizi danputus sekolah. Ditambah dengansanitasi yang buruk, lingkunganyang kumuh dan akses kesehatanyang terbatas banyak wargamengidap penyakit endemikseperti malaria, muntaber dangatal-gatal.

Akses mendapatkan air bersihmasih sulit didapatkan, padahal diDesa Reroroja terdapat potensisumber mata air. Pemerintahmasih belum sungguh-sungguhmendukung penyediaan saranadan prasarana air bersih bagipemenuhan kebutuhan airmasyarakatnya. Untuk memenuhikebutuhan air mayoritas warga Ds.Reroroja menggunakan air sumuryang sudah terkena intrusi air lautyang tidak layak dikonsumsi. Airbersih harus didapatkan denganberjalan kaki ratusan bahkanribuan meter.

Page 7: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011 77777

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

PEREMPUAN DAN BUDAYADESA REROROJA

Kultur budaya Desa Rerorojamenganut sistem patriarkhi yangsangat kuat, dimana kaum laki-lakimendominasi semua sendikehidupan kecuali urusan rumahtangga seperti urusan dapur dananak-anak diserahkan kepadakaum perempuan. Kebijakan diranah keluarga bahkan di tingkatdesa yang menyangkutkepentingan orang banyak jugabelum memberikan ruang kepadaperempuan untuk menyampaikanaspirasinya. Walaupun di beberapalembaga di tingkat desa sepertiBPD maupun PKK terdapatanggota perempuan, merekahanya menjadi pelengkap saja.Peran agama yang seharusnyamenjadi ‘pembaharu’ bagi kaumperempuan masih dirasakan belummaksimal.

Pemenuhan kebutuhan air bagirumah tangga menjadi tanggungjawab penuh kaum perempuan,termasuk urusan mencari air bersihuntuk minum, mandi dan cuci.Sementara kaum laki-laki lebihbanyak bersinggungan dengan airhanya ketika musim tanam tibabaik di sawah atau di ladangitupun kadang dibantu para kaumperempuan. Tidak heran, apabilakaum hawa mulai dari anak-anak,dewasa hingga ibu-ibu terlihat

sibuk dan berjuang keras bolak-balik setiap harinya untukmendapatkan air bersih, sementarakaum laki-laki mulai dari anak-anakhingga bapak-bapak hanya terlihatdiam di rumah. Kegiatanpengambilan air bersih biasanyadilakukan setiap sore hari menujulokasi yang cukup jauh. Saatkemarau melanda, beban kaumperempuan semakin berat, dimanalokasi pengambilan air bersihbertambah jauh hingga sumbermata air pegunungan. Dengansistem adat yang begitu kuatmenyangkut pembagian peran laki-laki dan perempuan, potret nyatakondisi di atas menjadi sesuatuyang lumrah dan lazim.

Krisis air bersih di Desa Rerorojadirasakan meningkat pasca gempadan tsunami tahun 1992 lalu,dimana akibat bencana tersebutratusan hutan bakau di sepanjangpantai desa rusak bahkan hilang.Kondisi tersebut diperparah lagioleh kegiatan penebangan hutanmangrove yang tersisa olehmasyarakat untuk bahan-bahanmembuat rumah, perahu dan kayubakar. Kesengajaan atauketidaktahuan masyarakat akanmanfaat dan fungsi hutan bakaumenyebabkan hutan bakau tersisaterus tereksploitasi bahkan nyarishilang.

Dua fenomena yang terjadi akibatbencana alam maupun perlakuanmasyarakat yang turut andilmenghilangkan hutan mangrovesebagai benteng pesisir,menyebabkan krisis air bersihbertambah parah dimana sumur-sumur sumber air tanah milikmasyarakat menjadi tidak layakkonsumsi alibat tercemar air laut(intrusi). Dampak lain yang dialamiwilayah pesisir Desa Rerorojahingga saat ini adalah abrasipantai, dimana telah tercatat abrasitelah mengikis kawasan pesisirsekitar 2-3 meter tiap tahunnya.

REHABILITASI DANPEMBERDAYAAN EKONOMIMASYARAKAT

Solusi alternatif yang bisadilakukan untuk mengurangi intrusiair laut dan abrasi adalah denganmelakukan rehabilitasi kawasanpesisir Desa Reroroja. Hutanmangrove sebagai benteng pesisirharuslah berdiri tegak kokohkembali. Kegiatan rehabilitasidengan benteng alami tidaklahmahal dan dapat melibatkanmasyarakat secara partisipatif.Masyarakat dapat belajar danterlibat aktif mulai dariperencanaan (pembentukankelompok), pelaksanaan

.....bersambung ke hal 20

Untuk mendapatkan air bersih, kaumperempuan harus tahan berjalan hingga

ratusan meter

Kaum perempuan mulai dari anak-anak hingga ibu-ibu, menjadi tulang punggung utamadalam pemenuhan air bersih di Ds. Reroroja

Page 8: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

88888 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Beberapa PetunjukSTUDI MANGROVE BAGI PEMULA

Oleh:Wetlands International - IP

Bagi mereka yang inginmempelajari mangrovelebih rinci dan mendalam,

disarankan untuk mempelajaribeberapa buku klasik yangmenjelaskan informasi mengenaimangrove secara lebih luas, sepertiWatson (1928), MacNae (1968),Chapman (1976a), Saenger, dkk(1983), Tomlinson (1986), Duke,dkk (1984), Duke (1992) dan RusilaNoor, Y. dkk (1999).

Studi yang komprehensifmengenai mangrove di Indonesiabelum begitu banyak. Beberapakarya tulis klasik yang layak untukdibaca antara lain van Steenis(1958) yang memberikan informasiumum mengenai mangrove dalampengantarnya terhadap makalahdari Ding Hou (1958) mengenaiRhizophoraceae, serta babmengenai mangrove yang ditulisoleh Whitten dkk. (1984, 1987).Beberapa tulisan lain yang ditulisoleh penulis luar maupun ilmuwanIndonesia (misalnya Kusmana,dkk, 1997), pada umumnyamenyentuh masalah lokasi,kelompok jenis atau jenis tertentu,eksploitasi serta pengelolaanmangrove di Indonesia. Untukmengetahui informasi mengenaicara budidaya mangrove dapatdibaca Pedoman PembuatanPersemaian dan PenanamanMangrove oleh Kusmana (1998)atau Panduan Teknis PenanamanMangrove bersama Masyarakatoleh Khazali (1999).

PETUNJUK UNTUKPENGAMATAN LAPANGAN

Melakukan pengamatan di habitatmangrove tidak hanya memerlukansekedar buku panduan, teropongdan alat tulis saja, melainkan jugawaktu yang cukup panjang,stamina yang baik serta ketahananterhadap udara panas, keringat,lumpur, air asin dan terutamanyamuk. Sebelum melakukanpengamatan, persiapkan bajulengan panjang dari bahan katunatau bahan lain yang menyerapkeringat, cairan anti nyamuk danalat-alat tulis yang tahan kondisibasah.

Pengamatan di lingkunganmangrove seringkali harusmenggunakan perahu atausampan. Disarankan untuk tidakmembawa barang yang tidakterlalu penting, sehinggamemudahkan pergerakan,termasuk jika sewaktu-waktuharus memanjat pohon mangroveuntuk mendapatkan sampelherbarium atau keperluan lainnya.Untuk menghindari panas,sebaiknya gunakan topi yang

dapat menyerap keringat. Payungkecil kadang-kadang juga sangatbermanfaat untuk melindungi diridari panas atau hujan, ataumelindungi saat kita mengambilphoto pada saat hujan. Air lautsangat “jahat” terhadap kameraserta peralatan optis lainnya.Untuk itu perlu disediakankantung plastik serta kotak plastiktahan air untuk menyimpanperalatan tersebut.

Berperahu di lingkungan mangroveakan sangat dipengaruhi olehpasang-surut air laut, karenanyaperlu perencanaan matang. Airtinggi biasanya akan lebihmemudahkan kita untuk mencapaitujuan tertentu, walaupun untukkeperluan lainnya (misalnyapengamatan tanah, faunapermukaan dan dalam tanah sertatipe perakaran) kondisi ini kurangmendukung.

Melakukan pengamatan di habitatmangrove cukup menyita waktu,melelahkan dan menguraskeringat, karena itu air minum danmakanan kecil secukupnya perludipersiapkan.

Page 9: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011 99999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

SPESIMEN TUMBUHANMANGROVE

Dibandingkan denganpengamatan di hutan tropis,pengamatan vegetasi di habitatmangrove relatif lebih mudah,karena terbatasnya jenistumbuhan serta sifatperbungaannya yang tidak terlalumusiman. Hal ini berarti bahwahampir setiap saat dapatditemukan pohon yang memilikibunga atau buah yang akanmemudahkan identifikasi jenispohon. Lebih dari itu, tumbuhanpada habitat mangrove tidaklahsetinggi pohon-pohon di hutanhujan tropis. Meskipun demikian,pengamatan pada habitatmangrove juga memiliki kesulitantersendiri. Sebagian besar bentukpohonnya memiliki kesamaan,sehingga pengamat harusmemfokuskan perhatiannya padaperbedaan kulit kayu, tipe akarserta bunga/buahnya. Jika waktupengamatan tidak memungkinkan,perlu dibuat koleksi tumbuhan,yakni dengan mengambil daun,bunga, dan buah dari pohon yangakan diidentifikasi. Identifikasidapat dilakukan kemudian dilaboratorium dengan membuatcatatan mengenai lokasi, tanggal,tipe perakaran, dan habitat.

Spesimen sebaiknya disimpandiantara kertas koran yang dijepitoleh bambu atau tripleks.Biasanya dengan cara inispesimen masih bisa diidentifikasiselama 2 - 3 hari kemudian.Untuk perjalanan yang lebih lama,spesimen dapat disimpan dalamkantung pelastik yang tahan airdan sama sekali tidak terbukaterhadap udara luar, dankemudian ditaburi methylate spirit.Kelemahannya, bahan ini cukupmahal, mudah terbakar danmudah menguap. Untuk 25 - 35spesimen dibutuhkan 1 liter

methylate spirit.

STUDI VEGETASI

Untuk pengamatan vegetasi,sangat membantu jika memilikipeta topografi (BAKOSURTANAL)serta peta tematik (RePPProTdengan skala 1:250.000). Petatersebut mencakup Sistem Lahanserta tipe tata guna lahan danhutan yang akan sangatbermanfaat dalam studi vegetasi.

Selain peta, citra inderaja jugasangat membantu perencanaanstudi, dan biasanya bisa diperolehdi LAPAN, Jakarta. Pada citrainderaja yang memadai dapatmembedakan zona vegetasi yangberbeda, termasuk sabukmangrove yang umumnya memilikikharakteristik lokasi yangberbeda.

Pengamatan di lapangankemudian akan memberikaninformasi yang lebih baik,terutama karena peta serta citrasaja tidak akan memberikanketerangan yang memadaimengenai kondisi yangsebenarnya di lapangan.Bagaimanapun, gabungan keduametoda tersebut akan memberihasil yang lebih dapatdipertanggungjawabkan secarailmiah.

Cara termudah melakukanpengamatan di lapangan adalahdengan melakukan transek. Padadasarnya terdapat dua metodatransek yang dapat dipakai, yaitutransek garis (strip sampling) dantransek plot garis (line plotsampling). Pada metoda yangpertama, yaitu membuat garistransek dengan panjang tertentu(misalnya 100 meter atau 500meter) dengan lebar 10 sampai20 meter, kemudian dicatattumbuhan (jenis dan jumlah

individu) yang di dalam dandisinggung garis tersebut. Metodakedua juga pada prinsipnya sama,kecuali dalam metoda ini dibuatplot-plot (misalnya luas 100 m2/radius 5 m) dengan jarak antarplot pada garis (misalnya 20 m),kemudian dicatat seluruhtumbuhan (jenis dan jumlahindividu) yang tumbuh dalam lebartersebut. Transek kemudiandapat dibandingkan satu denganyang lainnya, baik secara visualmaupun dengan menggunakanperangkat lunak komputertertentu. Metoda-metoda diatasantara lain dijelaskan denganlebih rinci oleh Chapman (1984)dan English, dkk (1994), sertabeberapa lainnya. Untukmengetahui informasi mengenaianalisis vegetasi hutan (termasukmangrove) dapat dibaca bukuMetoda Survey Vegetasi yangdisusun oleh Kusmana (1997).

STUDI FAUNA

Untuk keperluan studi faunavertebrata, metoda yang dilakukantidak banyak berbeda denganmetoda yang biasa digunakan didaratan. Khusus untuk burung air(bermigrasi) disarankan untukmenggunakan Howes (1989) danRusila (1999). Sementara untukfauna vertebrata diantaranyadisajikan dalam Sasekumar (1984)dan English et al. (1994).Pengamatan fauna invertebratapada habitat mangrove umumnyaberkaitan dengan zonasi,densitas, produktivitas, poladistribusi vertikal (khususnyaberkaitan dengan pasang surut airlaut) dan fauna bawah tanah.Teknik yang digunakan biasanyadilakukan dengan menggunakanpengambilan sampel lumpur,pengayakan, pemilahan danidentifikasi jenis.

Page 10: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

1010101010 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Perubahan Iklim dan Pengurangan Resiko Bencanadi Nusa Tenggara Timur

Oleh:Didik Fitrianto*

P erubahan iklim akibatpemanasan global yangterjadi saat ini membuat

kehidupan di bumi semakin tidakmenentu, perubahan yang terjaditidak hanya secara fisik tetapi jugamerubah bidang kehidupan lainnyabaik bidang politik, ekonomi, dansosial. Di bidang politik semuanegara harus bersatu padu untukmerumuskan kebijakan mitigasidan adaptasi melalui forum-foruminternasional, di bidang ekonomiperubahan iklim akibat pemanasanglobal mengakibatkan komoditipangan harganya melambungtinggi, dan di bidang sosialberdampak pada kerawanan sosialdi masyarakat sepertipengangguran akibat gagalnyahasil pertanian, kelaparan danmasalah pengungsi akibat bencanaalam seperti banjir, gempa bumi,kekeringan, tsunami, abrasi, dantanah longsor.

Di Indonesia dampak akibatperubahan iklim sudah mulaiterasa dalam beberapa tahunterakhir, cuaca yang ekstremmengakibatkan bencana alam diberbagai daerah di tanah air baikbanjir, kekeringan, gelombangpasang, tanah longsor, dan abrasi,bencana tersebut menimbulkanpermasalahan sosial dimasyarakat. Di sektor pertanianjuga mulai terasa seperti gagalpanen, musim tanam yang tidakbisa ditentukan lagi dan berbagaipenyakit yang menyerang

tanaman. Kecanggihan teknologidan kearifan-kearifan lokal yangada di masyarakat juga tidak bisalagi memprediksi pergantian musimyang sangat ekstrem akibatpemanasan global. Perubahaniklim akibat pemanasan globalmenjadi ancaman palingberbahaya bagi kehidupan umatmanusia untuk saat ini dan yangakan datang.

Propinsi Nusa Tenggara Timur(NTT) dari hasil berbagai penelitianmenyebutkan bahwa NTTmerupakan daerah yang sangatberisiko terhadap ancamanbencana alam. Karena secarageografis propinsi NTT terdiri daribeberapa pulau, ancaman bencanaalamnya pun bermacam-macamseperti gempa bumi, tsunami,abrasi pantai, tanah longsor, banjirdan kekeringan. Faktor kemiskinandan rendahnya tingkat pendidikanyang membelenggu propinsi NTTmenyebabkan kemampuanmasyarakat dalam menghadapiancaman bencana alam punsangat rendah, akibatnya ketikabencana terjadi banyakmasyarakat menjadi korban karenakurangnya pengetahuan tentangmitigasi dan adaptasi.

Ancaman yang paling berbahayayang mengancam propinsi NTTdikaitkan dengan letakgeografisnya yang berupakepulauan adalah naiknyapermukaan air laut, tenggelamnya

beberapa pulau dan abrasi disepanjang pesisir pantai adalahancaman yang nyata dari hari kehari. Kerusakan infrastruktur jalandan pemukiman sepanjang pesisirpantai utara pulau Flores adalahbukti nyata akibat naiknya air laut.Bencana abrasi dan gelombangpasang yang menyebabkan puluhanrumah rusak terjadi di KabupatenSikka beberapa waktu lalu semakinmenguatkan bahwa bencana alamakibat perubahan iklim sudahdidepan mata.

PROGRAM PENGURANGANRESIKO BENCANA

Dampak dari perubahan iklimmenyebabkan frekuensi bencana diIndonesia semakin meningkattermasuk di propinsi NTT.Masyarakat yang paling rentandalam menghadapi bencana alamadalah masyarakat miskin, dengankemampuan ekonomi danpendidikan yang rendah, merekaakan semakin terpuruk ketikabencana alam datang. Propinsi NTTyang masuk dalam kategori daerahmiskin di Indonesia dan rawanbencana perlu mempersiapkansecara dini program pencegahandan pengurangan resiko bencanaagar masyarakat lebih siap ketikabencana alam datang. Di tingkatpropinsi dan beberapa kabupaten diNTT sudah dibentuk BadanPenanggulangan Bencana Daerah

Page 11: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011 1111111111

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

.....bersambung ke hal 21

bahkan forum peduli bencana jugasudah terbentuk, sayangnya dalammenjalankan program penguranganresiko bencana belum berjalandengan baik dan masih tumpangtindih.

Kelemahan pemerintah daerahdalam menjalankan programpengurangan resiko bencanaadalah belum sinkronnya antarakebijakan-kebijakan dan institusiyang sudah ada, sehinggakoordinasi untuk mengintegrasikankegiatan-kegiatan penguranganresiko bencana belum dapatdiwujudkan. Kedua adalahkoordinasi antara interaksi dankomunikasi diantara pemangkukepentingan belum mencapaikesepahaman, dan komitmen didalam perencanaan danpenerapan kegiatan-kegiatanpengurangan resiko bencana. Yangketiga adalah belum cukupnyaketersediaan kapasitas dalam halkapasitas institusi, sumber daya

manusia serta pendanaan yangbisa dimanfaatkan di dalamkegiatan-kegiatan penguranganresiko bencana. Keempat adalahmasih rendahnya partisipasimasyarakat di dalam kegiatan-kegiatan pengurangan resikobencana. Ke empat faktor tersebutmenjadi tugas berat apabilapemerintah daerah berjalan sendiritanpa melibatkan semuakomponen yang ada dimasyarakat.

Undang-Undang No. 24 Tahun2007 tentang ManajemenBencana, membuka ruang bagimasyarakat sipil maupun sektorswasta untuk terlibat dalamkegiatan pengurangan resikobencana. Peran dari kalanganmasyarakat sipil terutama darikalangan LSM bisa membantupemerintah daerah dalammenjalankan program-programpengurangan resiko bencana baikdi tingkat kebijakan maupun

kegiatan di tingkat komunitas.Didalam UU no. 24 Tahun 2007paradigma terhadap ManajemenBencana di Indonesia mengalamiperubahan mendasar. Perubahanyang pertama adalah perubahanpandangan dari manajemenBencana dengan fokus lebih kepadatanggap darurat menjadi menjadiMenajemen Resiko. Kedua,manajemen resiko adalah realisasidari pemenuhan kebutuhan dasarmanusia akan perlindungan. Ketiga,Manajemen Bencana adalahtanggungjawab semua pihak, bukanhanya pemerintah. Manajemenbencana yang dulunya murni beradadi ranah pemerintah, sekarangberpindah ke ranah milik parapemangku kepentingan. Seluruhaspek dari manajemen bencana darimulai kebijakan, institusi, koordinasiserta mekanisme harus melibatkanperan masyarakat sipil serta sektorswasta.

Rehabiltasi pantai melalui penanaman mangrove di pesisir Ds. Nangahale Kab. Sikka, untuk mencegah danmengurangi resiko bencana abrasi. (Foto: Abu Bakar Bachrudin)

Page 12: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

1212121212 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Peningkatan Kinerja Petani Sekitar Hutandalam Penerapan Sistem Agroforestri diLahan Kritis Pegunungan Kendeng Pati*

Oleh:Sumarlan1), Sumardjo2), Prabowo Tjitropranoto3), Darwis S. Gani4)

PENDAHULUAN

Laju kerusakan hutan diIndonesia sudah dalamkondisi yang

mengkhawatirkan. Word Bank(2002) laju kerusakan hutan diIndonesia mencapai 1.8 juta hektarper tahun. Geist dan Lambin (2002)dalam Arifin et al. (2009: 48-49);Hairiah et al. (2003) menjelaskanbahwa pendorong utama terjadinyakerusakan kawasan hutan menjadilahan kritis adalah terjadi konversikawasan hutan menjadi lahanpertanian, pertambangan,transmigrasi dan perkebunan, sertapembakaran lahan yang tidakterkendali.

Data Direktorat Jenderal BinaPengelolaan DAS dan PerhutananSosial Kementerian Kehutanan,luas lahan kritis di Indonesiasampai dengan tahun 2006mencapai 30.196.799,92 hektar.Luas lahan kritis di Provinsi JawaTengah 1.002.544,24 Ha,sedangkan di Kabupaten Patiseluas 48.956 Ha (BP DAS PemaliJratum 2009), yang sebagian besarterletak pada PegununganKendeng, di mana daerah tersebutmerupakan hulu dari DAS Juana.

Upaya yang dilakukan pemerintahuntuk mengatasi kondisi tersebutadalah melakukan gerakanrehabilitasi lahan (gerhan) dengansistem agroforestri. Namun, kegiatantersebut kurang mendapat respon

yang positif dari masyarakat.Karena, kegiatan tersebut lebihmengutamakan kegiatan yangbersifat teknis dan administrasi.Menurut Kartodiharjo (2006) dalamDKN (2007) menjelaskan bahwapengelolaan lahan kritis dengangerhan berhasil dengan baik,apabila kegiatan tersebut menyentuhsecara langsung hajat masyarakatdan melibatkan masyarakatsetempat. Keterlibatan masyarakatkhususnya petani di sekitar hutansebagai pelaku utama, akanmenjamin keberhasilan pengelolaanlahan kritis yang ditunjukkan denganmeningkatnya kinerja petani.Peningkatan kinerja petani perluditunjang dengan adanya program-program penyuluhan terutama dalammenerapkan teknologi yang tepatuntuk mengelola lahan kritis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Petani Pegunungan Kendeng sudahmemiliki pengalaman bertani danmelakukan agroforestri sejak lama.Umumnya mereka berumur di atas47 tahun, dikarenakan kaum mudasebagian hijrah ke kota, luar pulaubahkan ke luar negeri. Merekamencari peruntungan di tempat laindengan bekerja sebagai buruhbangunan, buruh pabrik, karyawan,wiraswasta, bahkan menjadi tenagakerja di luar negeri sepertiMalaysia, Singapura, Taiwan, KoreaSelatan dan Arab Saudi.

Data kependudukan Bappeda(2010) menjelaskan bahwa padatahun 2009 masyarakat KabupatenPati yang menjadi TKI ke luarnegeri sebanyak 18.626 orang.

Untuk meningkatkan kemampuanpetani dalam mengelola lahan kritisyang ada di sekitarnya dibutuhkandukungan yang kuat dari parapihak yang terlibat terutama parapetugas penyuluh. Penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan olehpetugas-petugas penyuluh darikehutanan, perhutani, SKB(Sanggar Kegiatan Belajar),maupun perusahaan saprodi,ditinjau dari sisi kelembagaan dankerjasama penyuluhan sebenarnyatelah berjalan cukup baik. Namun,harus lebih ditingkatkan dandiperkuat lagi agar petani tidakhanya mengandalkan pengetahuandan pengalaman yang dimilikinyasaja dalam mengelola lahan-lahankritis di lingkungan mereka.

Motivasi petani dalam penerapansistem agroforestri pada lahankritis sudah cukup kuat. Kondisi inididorong oleh rasa untukmemenuhi kebutuhan dasar hidup,dapat berhubungan dengan petanilain, menunjukkan keberhasilanatau prestasi dan berdaya saingatau kompetisi terutama untukmendapatkan hasil atau panenyang lebih baik.

Page 13: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011 1313131313

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Kebutuhan dasar hidup petaniyang dapat dicukupi melaluikegiatan agroforestri, antara lain:kebutuhan pangan, sandang danpapan, sedangkan kebutuhanpendidikan terutama pendidikantingkat lanjutan (SMP, SLTA danPerguruan Tinggi) dan kesehatanmasih mendapatkan bantuan daripihak keluarga yang merantau danpemerintah dan jaminan kesehatanmasyarakat miskin dan jaminankesehatan daerah.

Pada umumnya petaniPegunungan Kendeng memilikilahan milik kurang dari 0.1 hektar,di mana lahan tersebutdipergunakan untuk perumahandan pekarangan. Bertambahnyaluas lahan petani, karena petanimenjadi anggota anggotakelompok tani yang diskema dalamlembaga masyarakat desa hutan(LMDH) di bawah kendaliperhutani. Sebagai anggotakelompok tani LMDH petani berhakmendapatkan lahan garapanminimal 0.5 hektar dan jugamendapat-kan tambahan bagi hasil(sharing) dari tanaman kerasterutama jati. Selain itu petani jugadiberikan kesempatan untuk dapatmemanfaatkan rencek baik sebagaikayu bakar maupun untuk dijual.

Untuk mengelola lahan kritisdengan baik dibutuhkanketerampilan dan pengalamanyang memadai. PetaniPegunungan Kendeng padaumumnya telah memilikikemampuan atau keterampilanyang cukup baik. Perlu diketahuibahwa jenis tanah PegununganKendeng adalah padas atau karst,di mana jenis tanah tersebutsangat sulit menyerap ataumenyimpan air, tentunya jenistanamanpun harus dipilih yangsesuai dengan kondisi tersebut.Hairiah et al (2003) menjelaskan

bahwa pemilihan jenis tanamandalam sistem agroforestri harusdisesuaikan dengan jenis tanahyang ada, untuk tanah kering dansulit menyimpan air dipilih jenis jatidan mahoni. Kondisi inimenyebabkan petani PegununganKendeng sebagian besarmenanam jati dan mahoni, danuntuk tanaman semusim, antaralain jagung, kacang, gembili dansenthik. Kondisi ini semakindiperjelas dari hasil penelusuran dilapangan bahwa pada lahanperhutani dicoba ditanami denganpohon johar dan mindi, tetapi tidakdapat tumbuh dengan baik.Bahkan kedua jenis pohontersebut, daunnya banyak diambiloleh petani untuk pakan ternak.

Kinerja petani PegununganKendeng masih dalam taraf yangrendah, hal ini tercermin dari rata-rata tingkat pendapatan sebesarRp. 4.9 juta pertahun, rata-ratapendapatan tersebut di bawahpendapatan per kapita per tahunKabupaten Pati sebesar Rp. 6.7juta (BPS 2010). Rendahnyapendapatan petani disebabkanoleh beberapa hal, antara lain: (1)Petani menjual hasil panenpalawija dan kayu masihtergantung kepada tengkulak danpemborong; (2) Penjualan hewanternak tergantung pada blantik,apalagi dua tahun terakhir hargasapi jauh di bawah harga normal;(3) Pada tahun ini tiga tanam padi,tiga kali gagal panen (puso); (4)Harga saprodi terus mengalamikenaikan, terutama bibit/benih danpestisida; dan (5) Upah tenagakerja (buruh) yang cukup tinggi,yaitu berkisar Rp. 35.000 sampaidengan Rp. 45.000 per hari.

Hal lain yang cukup menarikadalah keragaman pangan yangtersedia, ternyata masih rendahatau belum beragam yang

dihasilkan dari kegiatan sistemagroforestri. Mengapa hal initerjadi? Sebetulnya keragamanpangan cukup baik, tetapisebagian besar petani memilikianggapan bahwa pangan adalahmakanan utama yaitu beras.Walaupun mereka telah makan ubi,gembili, senthik, atau jagung,sebelum makan nasi (beras)mereka belum merasa makan. Halini terjadi karena akibat darikebijakan orde baru yangmenyamaratakan makan pokokharus nasi atau beras, padahalpada daerah-daerah tertentu haltersebut tidak perlu terjadi. Selainsalah kebijakan orde baru, hal lainyang menicu adalah ukurankepraktisan dalam penyimpanan.Beras lebih mudah disimpan dandapat tahan lama, sedangkanjagung dan gaplek (ubi atausingkong) tidak tahan lama dalampenyimpanan. Selain itu produkmakanan instan, juga memicu haltersebut, bahkan di kalanganpetani muda, trend yangberkembang adalah mengkonsumsiproduk makanan instan untukanak-anaknya.

Persentase lahan yang tertanamidengan berbagai jenis tanamanbertambah luas. Hal ini terjadiakibat petani memiliki lahangarapan bertambah dari perhutanisebagai pesanggem, sehinggalahan-lahan miliki banyak ditanamitanaman keras (jati, mahoni, danmangga) dan tanaman semusimyang tidak boros tenaga sepertigemili, senthik, dan jagung.Berdasarkan temuan ini dapatdiambil suatu benang merahbahwa “terbentuknya sistemagroforestri sederhana diPegunungan Kendeng” sebagaiakibat dari petani berumur tua,memiliki pengalaman bertani danberagroforestri yang lama sertalahan garapan bertambah luas.

.....bersambung ke hal 18

Page 14: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

1414141414 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Pohuwato

Dalam rangka memperingati HariLingkungan Hidup Se-Dunia,pemerintah Kabupaten Pohuwatopada hari Senin, 6 Juni 2011,melaksanakan apel kerja yangdiikuti oleh seluruh komponenpemerintahan kabupaten, Unsurpimpinan DPRD, LSM, sertakelompok masyarakat di Kab.Pohuwato. Dalam kesempatan ini,Bupati Pohuwato, Hi. SyariefMbuinga, Spdi, MM bertindaksebagai inspektur upacara (IRUP),pada apel kerja yang dilaksanakandi halaman kantor camat Duhiadaa.

Dalam apel kerja ini, BupatiPohuwato juga membacakansambutan Menteri NegaraLingkungan Hidup RepublikIndonesia Prof. Dr. Ir. GustiMuhammad Hatta, MS dalamrangka memperingati HariLingkungan Hidup Se-Dunia tahun2011 yang bertemakan “Forests:Nature At Your Service”. Tema inimenekankan pentingnya hutan yangmemiliki fungsi untuk memberikanlayanan bagi kehidupan yangmemiliki nilai keberlanjutan danmenegaskan keterkaitan antarakualitas kehidupan manusia dankelestarian ekosistem hutan.

Untuk Indonesia sendiri, Tema HariLingkungan Hidup 2011 menjadi“Hutan Penyangga Kehidupan”.Makna utama dari tema ini adalahbahwa hutan memiliki esensisebagai penjaga keseimbanganantara kepentingan manusia dansemua makhluk hidup lainnya didunia. Fungsi itu dapat tercapaiapabila hutan tetap terjagakelestariannya.

SUSCLAM* terima penghargaan dariBupati Kab. Pohuwato

Penghargaan Bagi Program TelukTomini - SUSCLAM

Dalam apel kerja ini juga, ProgramTeluk Tomini – SUSCLAM(Sustainable Coastal Livelihoods AndManagement) menerimapenghargaan dari Bupati KabupatenPohuwato Hi. Syarief Mbuinga, Spdi,MM atas peranannya dalam menjagakelestarian fungsi lingkungan hidupkhususnya lingkungan pesisir laut.Rahman Dako, selaku koordinatorprogram Teluk Tomini – SUSCLAMmenyatakan bahwa “kamimemberikan apresiasi setinggi-tingginya bagi Pemerintah KabupatenPohuwato atas penghargaan ini.Penghargaan ini kami pandangsebagai bentuk tanggung jawabProgram Teluk Tomini – SUSCLAM,agar kedepan lebih meningkatkanperan dan kerjasama dengan seluruhkomponen pemerintah danmasyarakat Kabupaten Pohuwatountuk melestarikan lingkungan pesisirlaut di Kabupaten Pohuwatokhususnya dan Teluk Tomini padaumumnya”.

Hasil penelitian Program Teluk Tomini- SUSCLAM menemukan gangguankategori berat pada ekosistemmangrove di Kab.Pohuwato karenapembukaan lahan untuk pertambakandan penebangan pohon mangrove.Pemanfaatan mangrove yang palingsignifikan yakni: konversi lahan untukpertambakan, penebangan untuk kayubakar, pagar dan bahan bangunan,serta pengupasan kulit kayu untukpewarna jaring. Gangguan pada fisiklahan dan penurunan integritasekosistem mangrove sangatsignifikan, sehingga sangat mudahrusak dan tidak mudah diperbaiki.

Untuk itu, Program Teluk Tomini –SUSCLAM sampai bulan Maret 2011,telah merehabilitasi lahan mangroveyang rusak di kabupaten ini denganmenanam sekitar 40.000 bibitmangrove dari berbagai jenis danmasih akan disusul dengan menanamsebanyak 150.000 bibit lagi.

Kantor Program Teluk TominiJl. Makassar No. 40 Kota Gorontalo

Telp. 0435 830 945Email: www.teluktomini.org.

Rahman Dako (Koordinator Program Teluk Tomini-SUSCLAM), sedang menerimaucapan selamat dari Bupati Kab. Pohuwato

Page 15: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011 1515151515

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

DAS Walanae-Cenranae*

satu-satunya OUTLET dari Danau TempeKabupaten Bone, Sulawesi Selatan

Oleh:Ita Sualia**

Gambar 1. Danau Tempe (panah merah) danMuara Sungai Cenranae (panah kuning)

Gambar 2. Danau Tempe, sepanjang sempadan danaudipenuhi oleh perumahan penduduk

Salam Lahan Basah Lestari,

Reportase Lapangan kali iniakan mengulas salah satutipe ekosistem lahan basah

alami penting di Provinsi SulawesiSelatan yaitu Daerah Aliran SungaiWallanae- Cenranae. Liputan akandifokuskan pada Danau Tempesebagai kolam air yang menampungmasukan dari Sungai Wallane danSungai Cenranae sebagai satu-satunya outlet dari Danau Tempe.

Perjalanan yang ditempuh timreportase cukup panjang yaitu dariJakarta dengan pesawat keMakassar, dilanjutkan perjalanandarat selama empat jam ke arahutara menuju Kabupaten Bone.Sedangkan pada perjalanan pulangmenuju Kota Makassar dariKabupaten Bone dilalui selama tujuhjam karena memilih jalur menuju keutara untuk mengelilingi DanauTempe dan melewati Kota Pare-paresebelum masuk ke Kota Makassar.

DANAU TEMPE

Ekosistem Danau Tempe/DAS Wallanae-Cenranaemerupakan danau terbesar diProvinsi Sulawesi Selatan,melewati (enam) wilayahadministrasi kabupaten yaituBone, Soppeng, Wajo,Maros, Sidrap dan Enrekang.Secara geografis DanauTempe terletak pada posisi 3º59' 03" - 5º 8' 45" LS dan119° 47' 09" – 120° 47' 03" BT.Pada musim kemarau, EkosistemDanau Tempe terdiri dari tigadanau, yaitu Danau Tempe, DanauSidenreng, dan DanauLapompakka. Namun musim hujanketiga danau ini bergabungmembentuk satu danau besar.Berdasarkan kondisi tersebut,Danau Tempe dapat dikategorikansebagai Danau Paparan Banjir(Flood Plain).

Luas permukaan air Danau Tempemencapai 28.000-43.000 ha.Sementara padamusim kemarau luaspermukaan air hanyamencapai 10.000 hadengan kedalamanmencapai 1.5 meter.Pada tahun 1993,1994 dan 1997 padasaat musim keringyang sangat ekstrim,luas permukaan air

danau hanya mencapai 200 ha.Adapun jumlah penduduk yangmenggantungkan hidupnya terhadapkeberadaan Ekosistem DanauTempe baik pemanfaatan sebagaisumber baku air, pemanfaatanperikanan dan transportasimencapai sekitar 1.224.043 jiwa(PPLH Regional Sumapapua, 2009).

Danau Tempe pernah menjadisentra terpenting bagi produksiperikanan air tawar di Indonesiapada tahun 1948-1969 denganjumlah ikan yang diproduksimencapai 55.000 ton per tahun.Pada saat itu Danau Tempe dijulukisebagai “mangkuk ikan” Indonesia.Namun demikian sejak tahun 1995produksi ikan air tawar dari DanauTempe mengalami penurunansampai 400% dan bahkan dalam 15tahun terakhir produksi ikan airtawar dari Danau Tempe hanyamencapai kurang lebih 11.000 ton(Tempo Interaktif 18 September2007).

Page 16: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

1616161616 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

SUNGAI CENRANAE

Sungai Cenranae merupakan satu-satunya outlet dari danau Tempe,bermuara ke Teluk Bone. Secaraadministratif terletak di wilayahKabupaten Bone (bagian muara) danKabupaten Wajo (bagian hulu).Panjang sungai mecapai 69 km darimulut (muara) sungai sampai keDanau Tempe. Lebar muara 200 mdengan kedalaman sungai bervariasihingga kedalaman 8 m di muara.

Di sepanjang sungai bagian hilirbanyak terdapat rawa-rawa atau dalambahasa lokal disebut papareng ujungyang banyak ditumbuhi mangrove jenisNypa dan Api-api. Selain itu tambakudang yang memanfaatkan suplai airtawar dari Sungai Cenranae jugabanyak dijumpai dengan estimasi lebarsekitar 3 km dari garis pantai.Pengembangan tambak di sepanjangmuara Sungai Cenranae telah dimulaisejak tahun 1960-an dan pola intensifmulai berkembang akhir tahun 1970-an. Namun demikian sejak tahun2004 tidak ada lagi industri-industripemilik tambak intensif beroperasi.Petakan tambak sudah dijual kembalike masyarakat lokal dan dikelolasecara tradisional dengan menerapkanmodel polyculture atau menamambebeberapa macam komoditasbudidaya perikanan seperti udangwindu, bandeng, rumput laut danpenggemukan kepiting dalam satupetak tambak pada waktu yangbersamaan.

Gambar 4. Perumahan penduduk di sepanjang Sungai Cenranae

KEANEKARAGAMAN HAYATI(KEHATI)

Giesen, 1991, menyebutkanbahwa Danau Tempe jugadisinggahi berbagai burung yangbiasa bermigrasi dari Australia keAsia dan sebaliknya, diantaranyaGlassy Ibis, Gragancy, dan GreatReed Warbles. Demikian jugahal nya dengan jenis ikan,tercatat terdapat beberapa ikanendemik seperti massapi,anrekaraja dan katamba yangmasuk kategori spesies yangdilindungi. Introduksi ikan jugadilakukan untuk meningkatkan

budidaya sebagaimana disajikandalam Tabel 1. Danau Tempepada tahun 1978 layak untukdijadikan situs Ramsar.

PERMASALAHAN

• Banjir sepanjang tahun ketikamusim penghujan. Haltersebut sebagai akibatpendangkalan di DanauTempe, dan danau-danau kecildi sekitar Danau Tempe.Ketika musim hujan kantung-kantung air tersebut tidakmenampung air yang ada danmeluap mengalir ke SungaiCenranae.

• Intrusi yang terjadi di SungaiCenranae adalah sejauh 1-2km, namun pada musimkemarau intrusi dapatmencapai 35 km.

• Penambangan pasir, yangmenyebabkan suplai air yangke tambak-tambak menjadikeruh dan menggangguproduksi tambak.

Gambar 3. Sungai Cenranae di Kab. Bone, merupakan penyuplai air tawar bagi tambak-tambak di kiri-kanannya

Page 17: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011 1717171717

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada, diperlukan suatu pengelolaan terpadu, baik terpaduprogramnya (mulai dari hulu hingga hilir) maupun terpadu pengelolanya (para pemangku kepentingan danmasyarakat luas). Dengan demikian, diharapkan ekosistem DAS Cenranae dan Danau Tempe di dalamnya,akan kembali pulih dan kembali memberikan manfaat dan fungsi bagi segenap kehidupan di sekitarnya.

* dari berbagai sumber** Staff Teknis WI-IP

Email: ([email protected])

Tabel 1. Jenis-jenis ikan yang ditemukan di Danau Tempe, Sungai Walanae, dan Sungai Cenranae

No Nama Lokal Nama Indonesia Nama Latin Keterangan

Ikan Air tawar Utama

1 Oseng Betok Anabas testudineus

2 Bale Bolong Gabus Channa striata

3 Lenrong Belut Fluta alba

Ikan yang Berimigrasi

4 Bungo Betutu/Beloso Glossogobius giuris

5 Bete Pepetek Leiognathus vagiensis

6 Bonti Belanak Mugil (Liza) dussumeiri

7 Katamba Katamba Terapon microcanthus Endangered spesies

8 Massapi Sidat Anguilla marmorata Endangered spesies

9 Anculung Julung-julung Dermogenys pusillus

Lainnya

10 Tellu mata Kepala timah Aplocheilus panchax

11 Anrekara ja Oryzias celebensis Endangered spesies

Jenis yang diintrodusir

12 Biawang Tambakan Helostoma temminckii 1925

13 Kandea Tawes Puntius (Barbodes) gonionotus 1937

14 Janggo Sepat siam Trichogaster pectoralis 1937

15 Kanja Nilem Osteochilus hasselti 1938

16 Cepi Lele Clarias batrachus 1944

17 Bale Ulaweng Mas Cyprinus carpio 1948

18 Kamboja Nila Oreochromis nilotica 1987

19 Kamboja/Mujamb ere Mujair Oreochromis mossambicus 1987

Sumber : Nippon Koei (2003) dalam PPLH Regional Sumapapua, 2009.

Page 18: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

1818181818 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

..... Sambungan dari halaman 13

Peningkatan Kinerja Petani Sekitar Hutan ...........

Kondisi lingkungan yang sudahmulai rusak akibat penjarahan(illegal logging) yang terjadi sekitartahun 1998-1999, telah memberikandampak bagi kinerja petani.Ditambah dengan perubahan iklimdan pemanasan global (globalwarming) yang memicu tidakteraturnya musim hujan dankemarau. Kondisi-kondisi demikian,menyebabkan tidak hanyamenimbulkan bencana seperti banjirdan kekeringan di PegununganKendeng, akan tetapi juga memicuterjadinya penurunan pendapatanpetani, akibat gagal panen terutamapadi.

Keberlanjutan penerapan sistemagroforestri pada lahan kritis diPegunungan Kendeng, sangatdipengaruhi kinerja petani. Faktor-faktor penentu kinerja petani: tinggirendahnya motivasi petani dalampenerapan sistem agroforestri danadanya dukungan penyuluhan.Tinggi rendahnya motivasi dankesempatan yang dimiliki petanidalam sistem agroforestri sangatdipengaruhi oleh karakteristikindividu.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwakinerja petani dalam penerapansistem agroforestri masih rendah,padahal kinerja petani tersebutberpengaruh secara nyata dan positifterhadap keberlanjutan dalampenerapan sistem agroforestri, makasudah selayaknya disusun rumusanstrategi penyuluhan agarmeningkatkan kinerja petani dankeberlanjutan sistem agroforestri.

Rancangan skema strategipenyuluhan dalam meningkatkankinerja petani dan keberlanjutandalam penerapan sistem agroforestripada lahan kritis, denganmemperhatikan hal-hal sebagaiberikut:

(1) Keadaan lingkungan petani,meliputi:

• Kondisi lahan: kritis, berpadasatau karst, berbukit, dan sulituntuk menyerap sertamenyimpan air;

• Hak lahan garapan: lahan miliksempit, dan tambahan lahangarapan dari LMDH;

• Pekerjaan penduduk: petani,perantau dan TKI.

(2) Input, meliputi:

• Karakteristik petani:berpengalaman bertani danmelaksanakan kegiatanagroforestri yang lama;

• Dukungan penyuluhan:kelembagaan dan kerjasamapenyuluhan;

• Motivasi petani: keinginan untukberprestasi yang tinggi danmemenuhi kebutuhan dasar(sandang, pangan, papan,pendidikan dan kesehatan);

• Kesempatan petani: kepastianpasar dan institusi lokal yangkuat;

• Kemampuan petani: penyiapanlahan dan pengembanganpemasaran.

(3) Output, meliputi:

a. Proses: peningkatan kinerjapetani melalui penyuluhansecara intensif, pendampingan,penyediaan fasilitas yangmemadai, penguatan kelompoktani, pengembangan bisnisagroforestri dan penyediaaninformasi terpadu melaluiwarung-warung komunikasi disetiap desa.

b. Dukungan lembaga instansiterkait: DPRD, SKB, Perhutani,Perusahaan Saprodi,Perusahaan Kayu, danPerusahaan Pakan

(4) Outcome, meliputi:

• Jangka pendek: tercukupinyakebutuhan panan dan sandang,serta lahan tertanami

• Jangka menengah: pendidikanmeningkat, tercukupinyakebutuhan perumahan dankesehatan serta ketersediaansumber air tanah

• Jangka panjang atau dampak:keberlanjutan dalam penerapansistem agroforestri

(5) Evaluasi dan monitoring.Evaluasi dan monitoring selaludilakukan sesuai dengankebutuhan, agar penyuluhanuntuk meningkatkan kinerjapetani dapat dilaksanakansecara efektif.

Sedangkan untuk meningkatkankompetensi penyuluh agar dapatmembantu meningkatkan kinerjapetani dalam penerapan sistemagroforestri pada lahan kritis,dilakukan dengan membentuk suatuinstalasi-instalasi, antara lain:

(1) Instalasi kompetensi dasar,materi yang harus diberikanantara lain: teknik komunikasi,pendekatan, metode, media,penyusunan programpenyuluhan, microteaching danpemberdayaan masyarakat.

(2) Instalasi kompetensi teknis,meliputi: fungsi pokok hutan,kepengurusan dan pengelolaanhutan.

Page 19: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011 1919191919

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

(3) Instalasi pengembanganprofesi, materi yang harusdiberikan antara lain:manajemen organisasi,membangun jaringan kerja,penulisan karya ilmiah danpenggunaan teknologi informasipenyuluhan (cyber extension).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasandan analisis, simpulan penelitianini sebagai berikut:

(1) Kinerja petani dalampenerapan sistem pada lahankritis masih rendah, haltercermin dari tingkatpendapatan rendah, keragamanjenis pangan terbatas danbelum terbentuknya jejaringbisnis sistem agroforestri.Meskipun demikian, kinerjapetani berpengaruh nyata danpositif terhadap keber-lanjutansistem agroforestri terutamadalam aspek ekonomi dansosial.

Penentu kinerja petani terdiridari motivasi, kesempatan dankemampuan sudah cukup baik.Hal ini tercermin dari motivasipetani cukup kuat, kesem-patanyang dimiliki petani cukuptersedia, dan petani memilikikemampuan atau keterampilanyang cukup memadai dalampenerapan sistem agroforestripada lahan kritis. Penentukinerja petani tersebutberpengaruh nyata dan positifterhadap kinerja petani,terutama dalam meningkatkanpendapatan, peresentase luaslahan yang ditanami, danbanyaknya tegakan yangtumbuh subur dan sehat.

(2) Dukungan penyuluhan dalampenerapan sistem agroforestrimasih lemah, hal disebabkanoleh kompetensi penyuluh yangmasih rendah. Sedangkandukungan kelembagaan dankerjasama penyuluhan, sudahcukup baik, karena penyuluhandilakukan oleh beberapalembaga (perhutani, SKB danperusahaan saprodi).

Saran

Berdasarkan hasil temuanpenelitian tersebut, saran yangdapat diberikan, antara lain:

(1) Agar penyuluh dapat berjalansecara efektif dan diterimapetani, maka dalam melakukanpenyusunan programpenyuluhan harusmemperhatikan karakteristikindividu petani, motivasi petani,kesempatan yang dimiliki olehpetani dan kemampuan yangtelah dimiliki oleh petani.

(2) Agar penyuluhan kehutananke depan dapat dilaksanakansecara komperhensifsebaiknya Bappeda Kabupatenmembuat rancanganpenyuluhan satu atap, denganmelibatkan: Dinas Kehutanandan Perkebunan, Perhutani,sanggar kegiatan belajar(SKB), perusahaan kayu danperusahaan saprodi, sertamelakukan komunikasi secaraintensif dengan anggotadewan untuk mendapatkandukungan secara penuh.

(3) Untuk meningkatkankompetensi penyuluh perludidesain instalasi-instalasikompetensi, seperti: instalasikompetensi dasar, instalasikompetensi teknis daninstalasi kompetensipengembangan profesi.

Pustaka

Arifin HS, Christine W, Qodarian P dan RL.Kaswanto. 2009. Analisis LanskapAgroforestri. IPB Press. Bogor

[BAPPEDA] Badan Perencanaan Daerah.2010. Sistem Informasi Profil DaerahKabupaten Pati.

[BPS] Biro Pusat Statistik. 2009. BadanPusat Statistik Kabupaten Pati, Pati

[BPS] Biro Pusat Statistik. 2009. BadanPusat Statistik Provinsi Jawa Tengah.

[Dephut] Departeman Kehutanan. 2007.Undang-Undang Nomor 16 Tahun2006. Jakarta

Friday, KS, ME. Drilling, DP Garitty.Widianto, Sunaryo, Kurniatun H.2000. The Agroforestri Alternatif toImperata Grasslands: WhenSmallhoder Agriculture and ForestryReach Sustainability. ICRAF. Bogor

Hairiah, K. M.A Sardjono dan Sambas S.2003. Pengantar Sistem Agroforestri.ICRAF. Bogor

Haryadi Kartodiharjo. 2006. IntegrasiGerakan Nasional Rehabilitasi Hutandan Lahan (Gerhan) dalamPembangunan Kehutanan yangKomprehensif. [DKN] DewanKehutanan Nasional. 2007.

Prasetyo Irawan. 2007. PenelitianKualitatif-Kuantitatif untuk Ilmu-ilmuSosial. DIA Fisip UI. Jakarta

Sajogyo. 1985. Teknologi Pertanian danPeluang Kerja Wanita di Perdesaan,Suatu Kasus Padi Sawah DalamPeluang Kerja dan Berusaha diPerdesaan. BPFE-UGM. Yogyakarta

Word Bank. 2002. How Forest can ReducePoverty. FAO-Rome and London.

*) Bagian Disertasi.Artikel lengkap dapat diperoleh di

perpustakaan WI-IP, atau menghubungilangsung penulis

1) Mahasiswa Program Doktor (S3) IlmuPenyuluhan Pembangunan IPB Bogor

Email: [email protected]) Ketua Komisi Pembimbing, Guru Besar

Ilmu Penyuluhan Pembangunan IPB3) Anggota Komisi Pembimbing, Dosen

Ilmu Penyuluhan Pembangunan IPB4) Anggota Komisi Pembimbing.Guru Besar

Ilmu Penyuluhan Pembangunan IPB

Page 20: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

2020202020 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

..... Sambungan dari halaman 7

Perempuan, Air dan Kemiskinan ....

(persemaian dan penanaman),pemantauan dan pemeliharaan.Semakin meningkatnyapengetahuan dan kesadaranmasyarakat adalah kunci suksesbagi keberhasilan programrehabilitasi, sehingga penguatanmasyarakat menjadi suatu prioritasutama.

Wetlands International –Indonesia Program (WIIP) dengandukungan dari Uni Eropa melaluiDIPECHO dalam Program ‘Linkingand Learning to StrengthenCapacity and Collaboration onDRR in NTT’ bersama masyarakatDesa Reroroja dan DesaNangahale di Kabupaten Sikkatelah bekerja bersama-samamelakukan kegiatan rehabilitasikawasan pesisir. Tingkat kondisikawasan pesisir di Desa Rerorojayang rusak parah, serta kondisisosial dan budaya masyarakatnya,menjadi tantangan yang cukupberat bagi tim pelaksanarehabilitasi. Hidup lama dalamkungkungan kemiskinan dankebiasaan menggantungkan hiduppada proyek-proyek instan yangselama ini diterapkan pemerintah,berdampak pada perubahan polapikir dan kemandirian masyarakat.

Dengan dua pilar utama polakerja WIIP yaitu perpaduan antaraprogram rehabilitasi danpemberdayaan masyarakat, begitupula yang diterapkan di DesaReroroja, Kab. Sikka. Melaluimekanisme Bio-rights yaitu suatumekanisme pendanaan inovatifmengatasi kerusakan lingkungandengan memberikan bantuanpeminjaman modal usaha tanpabunga. Masyarakat mendapatkan

modal usaha alternatif untukmeningkatkan perekonomianmereka (diharapkan tidak merusakhutan mangrove lagi), namunmereka diikat oleh suatukomitmen untuk melakukanpenghijauan wilayah mereka.Suatu saat tertentu, akandilakukan evaluasi dan penilaianterhadap keberhasilan tumbuhanyang ditanam. Bagi mereka yangtelah berhasil memelihara danmenjaga pertumbuhantanamannya, dana pinjaman akandirubah statusnya menjadi HIBAH.

Potensi ekonomi yang ada diDesa Reroroja sebenarnya cukupmelimpah dan prospektif, namundisayangkan pengelolaannyamasih belum ditangani secarabaik dan optimal. Melaluiprogram rehabilitasi kawasanpesisir dan pemberdayaanekonomi masyarakat denganmekanisme Bio-rights diharapkanada perbaikan baik fisiklingkungan di kawasan pesisir,ketersediaan air bersih yangmelimpah maupun pendapatanmasyarakat untuk memenuhikebutuhan hidupnya. Danabantuan modal usaha yang telahdiberikan WIIP telah dimanfaatkankelompok-kelompok penghijauanmasyarakat untuk berbagaimacam usaha alternatif,diantaranya usaha ternakkambing, tenun ikat, pembuatankue, kios sembako danpembuatan pukat untukmendukung mencari ikan.

Keberhasilan program rehabilitasikawasan pesisir membutuhkanwaktu yang panjang dandibutuhkan komitmen semua

pihak untuk melaksanakannyadengan sungguh-sungguh.Penguatan kapasitas masyarakatsecara terus menerus akanmenjamin keberhasilan dankeberlanjutan program ini.

Kelak ketika kawasan pesisirDesa Reroroja sudah bisadiperbaiki dengan programrehabilitasi, tidak ada lagiperempuan – perempuan yangberjalan ratusan meter untukmencari air bersih, masyarakatbisa tidur nyenyak karena tidakada lagi ancaman abrasi dangelombang pasang yang setiapsaat bisa menggusur rumahmereka, dan tentunya tidak adalagi tangisan anak karenakekurangan gizi dan putussekolah karena para orang tuasudah bisa memenuhi kebutuhanmereka. Satu lagi harapan dariprogram ini adalah kaum laki-lakimenyadari bahwa kedudukanmereka setara dengan kaumperempuan, mereka mempunyaitugas dan tanggung jawabbersama. Belajar dari masyarakatDesa Reroroja, mulai saat ini marikita gunakan air secara bijaksana,karena diluar sana ada ribuanmasyarakat yang masihkekurangan air bersih dan merekaharus berjuang keras untukmendapatkannya. Alam tidak akanberhenti memberikan kepada kitayang terbaik ketika kita bisamenjaga, merawat, danmemanfaatkannya dengan baik.

* Staff Project of Linking and Learningto Strengthen Capacity and

Collaboration on DRRE-mail: [email protected]

Page 21: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011Volume 19 No. 2, Juli 2011 2121212121

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Program-program penguranganresiko bencana di propinsi NTT saatini mulai dilaksanakan, salahsatunya adalah programPenghubungan dan Pembelajaranuntuk Memperkuat Kapasitas danKerjasama di dalam BidangPengurangan Resiko Bencana.Program ini didanai oleh KomisiEropa untuk Bantuan Kemanusiandan dilaksanakan oleh konsorsiumtiga lembaga antara lain CARE,Wetlands International dan INSISTserta bekerjasama denganpemerintah lokal, konsorsiumtersebut bermitra dengan LSM-LSMlokal di empat kabupaten. Empatwilayah yang melaksanakan programini adalah wilayah-wilayah yangterindentifikasi secara geografissangat rawan bencana. Kabupatentersebut antara lain KabupatenSikka, Ende, Timor Tengah Selatan(TTS), dan Kabupaten Kupang.Bencana alam yang sering terjadi diempat kabupaten tersebut adalahabrasi pantai, gelombang pasang,gempa bumi, tsunami, tanah longsor,banjir, angin ribut, letusan gunungberapi, dan kekeringan. Bencana-bencana tersebut sangat berisikomengancam keselamatanmasyarakat secara massal, untuk ituprogram pengurangan resikobencana melalui penguatankapasitas masyarakat yang rentanakan bencana sangat diperlukan.

PENGHUBUNGAN DANPEMBELAJARAN UNTUKMEMPERKUAT KAPASITAS DANKERJASAMA DI DALAMBIDANG PRB

Program Pengurangan ResikoBencana (PRB) oleh konsorsium ini

dilaksanakan di desa-desa yangsudah pernah ada program PRBsebelumnya. Tujuannya adalahuntuk bertukar pengalaman sertabekerja bersama, dan sebagaitempat pembelajaran mengenaipentingnya PRB. Pembelajaranyang didapat berasal dari daerahdan ranah atau bidang yangberbeda-beda sehingga akanmemperkuat pemahamanmasyarakat tentang penguranganresiko bencana untuk kemudianditerapkan di komunitas masing-masing. Empat kabupaten yangmenjadi derah sasaran kerja inimempunyai ancaman resikobencana yang serupa serta secaralokasi berdekatan, KabupatenEnde dan Sikka berbatasan satudengan lainnya di Pulau Flores,dimana ancaman abrasi pantai danmenghadapi ancaman gelombangpasang. TTS dan Kupang jugaberbatasan satu sama lain di PulauTimor yang menghadapi ancamanbencana tanah longsor dan banjir.Melalui kerjasama gabungan inidiharapkan adanya penguatan didalam pertukaran pengalaman danpembelajaran di semua tingkatan,penguatan kapasitas desa dankabupaten, serta penguatanmekanisme kerjasama.

Program PRB di dalam masyarakattidak akan efektif ataupunberkelanjutan tanpa dukungan daripemerintah, maka aksi inibertujuan untuk memastikan agarInstitusi Pemerintah belajar daripengalaman yang didapat darilapangan sehingga mereka bisamelakukan koordinasi danmemberikan dukungan kepadakegiatan PRB di tingkat yang lebihtinggi. Kita berharap pemerintahdaerah berperan aktif mendorong

..... Sambungan dari halaman 11

Perubahan Iklim dan Pengurangan Resiko Bencana .....

agar kegiatan PRB menjadikegiatan wajib di desa-desa yangrawan akan bencana alam.Bencana alam tidak bisa diprediksikapan datangnya, untuk itumempersiapkan masyarakat secaradini dengan memberikan pelatihan-pelatihan melalui program PRBmenjadi sangat penting. Denganmemberikan pelatihan-pelatihan,masyarakat akan lebih siap dantahu harus berbuat apa ketikabencana alam datang dan pascabencana alam.

Perubahan iklim akibat pemanasanglobal sudah kita rasakan dari harike hari, efek dari perubahan iklimjuga sudah kita lihat dampaknya.Dampak ancaman perubahan iklimyang sudah kita rasakan saat inidiantaranya adalah naiknya rata-rata temperatur suhu udara,kekeringan yang panjang dengancurah hujan yang rendah, musimhujan yang pendek namun memilikiintensitas yang tinggi dan naiknyapermukaan air laut yangmenyebabkan tenggelamnyakawasan pesisir. Ancaman tersebuttelah melahirkan konsekuensinegatif terhadap lingkungan daninfrastruktur, sosial serta ekonomi,untuk itu peran semua lapisanmasyarakat baik kalangan LSM,tokoh agama, perguruan tinggi,tokoh adat, media massa, danormas menjadi sangat pentinguntuk mendukung danmensosialisasikan kegiatan-kegiatan PRB di tingkatmasyarakat.

* Staff Project of Linking and Learningto Strengthen Capacity and

Collaboration on DRRE-mail: [email protected]

Page 22: Volume 19 No. 2, Juli 2011 1 zzz -   · PDF filesumberdaya lahan basah di Indonesia. ... kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. ... Ini bukan bencana alam, tapi

2222222222 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Dokumentasi Perpustakaan

Angelsen, A. 2009. RealisingREDD+ National Strategy andPolicy Options. CIFOR, xxiv + 361pp.

Anonim. 2010. Towards ASustainable Southeast Asia:Transforming Lives andLandscapes Higlights 2010. ICRAF,Various pp.

Anonim. 2011. Sar Vision: Impactof Oil Palm Plantations on PeatlandConversion in Sarawak 2005-2010.Wetlands International, 14 pp.

Campese, J., T. Sunderland, T.Greiber and G. Oviedo. 2009.Rights-based Approaches:Exploring Issues and Opportunitiesfor Conservation. CIFOR, xix 305pp.

Elias, G. Applegate, K.Kartawinata, Machfudh, A.Klassen. 2001. PedomanReduced Impact LoggingIndonesia. CIFOR, xii + 114 pp.

Elverfeld, C.S. 2010. CarbonFinance Posibilities forAgriculture, Forestry and OtherLand Use Projects in SmallholderContext. FAO, 22 pp.

Ismanto, N.F. 2005.Pemanfaatan Eceng Gondok(Eichhornia Crassipes), Kayu Apu(Pistia Stratiotes), dan Kangkung(Ipomoea Aquatica) SecaraBertahap dalam MemperbaikiKualitas Air Limbah Kantin. IPB, x+ 63 pp.

Pahan, I. 2002. Panduan LengkapKelapa sawit: ManajemenAgribisnis dari Hulu Hingga Hilir.Penebar Swadaya, xx + 411 pp.

Sukardjo, S. 2010. The SouthChina Seas Mangroves: Ecology,Social and Uses, Natural andHuman Induced StressesInformation’s in Indonesia. LIPI, ix+ 177 pp.

Zakaria, R.Y., E.O. Kleden dan Y.L.Franky. 2011. MIFEE: TakTerjangkau Angan Malind. YayasanPUSAKA, xvi + 138 pp.

Kami tiadalah sempurna ...Sekuat apapun usaha kami,tetap saja, tiadalah sempurna ...

Tak sanggup mata melihat ...Tak layak dada membusung ...Tak henti malu menghinggapi ...

Karena ketidaksempurnaan itu ...Kau masih terbengkalaikan ...Kau masih tersakiti ...

Maafkan kami ...Kami hanya bisa berusaha & berjanji,Esok akan lebih baik dari hari ini ...