4A Alat Tangkap - · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi,...

10
58 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap IV Karakteristik Perikanan Laut Indonesia 4.1 Definisi Perikanan Berdasarkan ketentuan kerja statistik, perikanan didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi dibidang penangkapan dan budidaya binatang atau tanaman air. Penangkapan dinyatakan sebagai kegiatan pengambilan, penangkapan atau pengumpulan tanaman dan/atau binatang air yang hidup di laut atau perairan umum secara bebas. Sedangkan budidaya dinyatakan sebagai kegiatan memelihara binatang dan/atau tanaman air dengan menggunakan fasilitas buatan. Budidaya pada umumnya dilakukan pada perairan yang dikelilingi oleh galangan / tanggul. Sebagai konsekuensi dari definisi di atas, catatan statistik perikanan yang diterbitkan sejak tahun 1976 hanya melaporkan kegiatan dari industri primer (penangkapan dan budidaya). Industri ikutan seperti pasca panen, pengolahan dan perdagangan merupakan bidang di luar perikanan. Kegiatan non-ekonomi dibidang perikanan juga bukan merupakan interest dari sektor perikanan. Kegiatan seperti penangkapan ikan untuk konsumsi keluarga ( subsisten), kegiatan penangkapan ikan untuk tujuan rekreasi, sport fishing dan penelitian tidak dicatat dalam statistik perikanan. Ada dua alasan utama untuk mengabaikan kegiatan tersebut. Pertama, catatan produksi dari kegiatan tersebut tidak bisa dilacak dengan kemampuan tenaga dan sistem pelaporan statistik ketika itu. Hasil tangkapan nelayan untuk konsumsi keluarga ( subsisten), tujuan rekreasi, sport fishing maupun hasil penelitian tidak akan pernah dilaporkan pada Tempat Pendaratan Ikan (TPI). Karena kesulitan untuk melacak data produksi dan pelaku, pemerintah mengabaikan kontribusi dari jenis perikanan tidak komersial tersebut. Alasan kedua, produksi dari berbagai kegiatan tersebut masih dianggap relatif rendah dibandingkan perikanan komersial untuk tujuan konsumsi. Dampak perikanan tidak ekonomis, dengan demikian, diasumsikan masih bisa diabaikan, baik kontribusinya terhadap produksi dan ekonomi secara keseluruhan maupun terhadap kerusakan habitat sumberdaya ikan. Bahkan kegiatan ekonomi produksi yang bukan untuk tujuan konsumsi juga diabaikan. Contoh yang cukup jelas, sebut saja penangkapan ikan karang untuk ikan Hias ( Ornamental-fish fishery), penambangan terumbu karang untuk bahan bangunan dan konversi lahan bakau, habitat pendukung keberadaan sumberdaya ikan. Dari definisi di atas, perikanan bisa dikatakan sebagai usaha pengambilan atau pemanfaatan sumberdaya hayati perairan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sebagai sumberdaya hayati, Tujuan pembelajaran: Memahami karakteristik perikanan tangkap secara umum serta perikanan laut Indonesia pada khususnya; mengenal berbagai jenis alat tangkap dan jenis ikan hasil tangkap di sekitar perairan Indonesia. Penangkapan berlebih ialah alasan utama Kawasan Konservasi Perairan diperlukan. Sebaliknya perikanan berkelanjutan ialah tujuan dari Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia

Transcript of 4A Alat Tangkap - · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi,...

Page 1: 4A Alat Tangkap -  · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi, produksi, ... “Mancing Mania” bisa menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan di laut

58 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

IV

Karakteristik Perikanan Laut Indonesia

4.1 Definisi Perikanan

Berdasarkan ketentuan kerja statistik, perikanan didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi

dibidang penangkapan dan budidaya binatang atau tanaman air. Penangkapan dinyatakan sebagai

kegiatan pengambilan, penangkapan atau pengumpulan tanaman dan/atau binatang air yang hidup

di laut atau perairan umum secara bebas. Sedangkan budidaya dinyatakan sebagai kegiatan

memelihara binatang dan/atau tanaman air dengan menggunakan fasilitas buatan. Budidaya pada

umumnya dilakukan pada perairan yang dikelilingi oleh galangan / tanggul.

Sebagai konsekuensi dari definisi di atas, catatan statistik perikanan yang diterbitkan sejak

tahun 1976 hanya melaporkan kegiatan dari industri primer (penangkapan dan budidaya). Industri

ikutan seperti pasca panen, pengolahan dan perdagangan merupakan bidang di luar perikanan.

Kegiatan non-ekonomi dibidang perikanan juga bukan merupakan interest dari sektor perikanan.

Kegiatan seperti penangkapan ikan untuk konsumsi keluarga (subsisten), kegiatan penangkapan ikan

untuk tujuan rekreasi, sport fishing dan penelitian tidak dicatat dalam statistik perikanan. Ada dua

alasan utama untuk mengabaikan kegiatan tersebut. Pertama, catatan produksi dari kegiatan

tersebut tidak bisa dilacak dengan kemampuan tenaga dan sistem pelaporan statistik ketika itu. Hasil

tangkapan nelayan untuk konsumsi keluarga (subsisten), tujuan rekreasi, sport fishing maupun hasil

penelitian tidak akan pernah dilaporkan pada Tempat Pendaratan Ikan (TPI). Karena kesulitan untuk

melacak data produksi dan pelaku, pemerintah mengabaikan kontribusi dari jenis perikanan tidak

komersial tersebut. Alasan kedua, produksi dari berbagai kegiatan tersebut masih dianggap relatif

rendah dibandingkan perikanan komersial untuk tujuan konsumsi. Dampak perikanan tidak

ekonomis, dengan demikian, diasumsikan masih bisa diabaikan, baik kontribusinya terhadap

produksi dan ekonomi secara keseluruhan maupun terhadap kerusakan habitat sumberdaya ikan.

Bahkan kegiatan ekonomi produksi yang bukan untuk tujuan konsumsi juga diabaikan. Contoh yang

cukup jelas, sebut saja penangkapan ikan karang untuk ikan Hias (Ornamental-fish fishery),

penambangan terumbu karang untuk bahan bangunan dan konversi lahan bakau, habitat pendukung

keberadaan sumberdaya ikan.

Dari definisi di atas, perikanan bisa dikatakan sebagai usaha pengambilan atau pemanfaatan

sumberdaya hayati perairan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sebagai sumberdaya hayati,

Tujuan pembelajaran:

Memahami karakteristik perikanan

tangkap secara umum serta

perikanan laut Indonesia pada

khususnya; mengenal berbagai

jenis alat tangkap dan jenis ikan

hasil tangkap di sekitar perairan

Indonesia. Penangkapan berlebih

ialah alasan utama Kawasan

Konservasi Perairan diperlukan.

Sebaliknya perikanan

berkelanjutan ialah tujuan dari

Kawasan Konservasi Perairan di

Indonesia

Page 2: 4A Alat Tangkap -  · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi, produksi, ... “Mancing Mania” bisa menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan di laut

59 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

perikanan termasuk dalam kategori sumberdaya dapat pulih, a renewable resource. Artinya, setiap

pengambilan sebagian sumberdaya untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, bagian sumberdaya

yang tersisa akan melakukan pemulihan kembali. Pemulihan didefinisikan sebagai mengganti

sejumlah yang diambil atau dimanfaatkan, melalui proses reproduksi dan pertumbuhan.

Kemampuan pemulihan sumberdaya ikan sangat tergantung dari besarnya jumlah yang diambil atau

besarnya sumberdaya ikan yang tersisa, sehingga kemampuan pemulihan dikatakan bersifat

terbatas. Jika laju pemanfaatan melebihi kemampuan laju pemulihan oleh sumberdaya yang tersisa,

pada akhirnya ikan tidak bisa kembali seperti semula. Oleh karena itu, laju pemanfaatan harus

dibatasi sedemikian rupa, sampai pada batas dimana ikan yang tersisa mampu melakukan pemulihan

sampai pada kondisi semula. Jika tidak, besar kemungkinan sumberdaya ikan akan terkuras dan

akhirnya akan punah. Perikanan, dengan demikian, harus mengandung aspek “mengatur

pemanfaatan / pengambilan sumberdaya hayati perairan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

dan menjaga sumberdaya agar tetap bisa dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya”.

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal (1) ayat (1) Undang-Undang No. 31 Tahun 2004, perikanan

dikatakan sebagai semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

sumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi, produksi, pengolahan sampai dengan

pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Kata “pengelolaan” dalam

definisi ini bisa dikatakan sebagai mengatur pemanfaatan atau pengambilan (manajemen atau

pengelolaan sumberdaya alam ialah usaha pemanfaatan sumberdaya untuk mencapai kesejahteraan

generasi sekarang dan yang akan datang). Batasan yang baru, jika diterapkan secara konsekuen,

lebih menjamin kelestarian sumberdaya ikan, atau dengan kata lain sumberdaya ikan tidak akan

terkuras. Namun sayangnya, istilah bisnis perikanan bisa mengganggu kejelasan pengertian

perikanan karena akan mengabaikan pemanfaatan yang bersifat tidak ekonomi. Secara tegas,

perikanan sebaiknya didefinisikan sebagai usaha mengatur semua bentuk pemanfaatan atau

pengambilan sumberdaya ikan untuk kesejahteraan generasi sekarang dan generasi yang akan

datang.

Aktifitas perikanan sangat beragam dan berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya.

Sebagai aktifitas primer, perikanan dibedakan kedalam aktifitas penangkapan (capture fisheries) dan

budidaya (culture fisheries atau aquaculture). Berdasarkan tempatnya, perikanan tangkap dibedakan

menjadi perikanan laut (marine capture fisheries) dan perikanan darat (inland fisheries). Dalam

statistik, perikanan perairan umum digunakan untuk menjelaskan perikanan darat (inland fisheries).

Perikanan Budidaya sering dibedakan berdasarkan kombinasi lokasi kegiatan dengan bentuk usaha

budidaya. Di Indonesia, perikanan budidaya dibagi berdasarkan kategori: Budidaya Laut (Marine

Culture), Budidaya Tambak (Brackish Water Culture), Kolam (Pond Culture), Karamba (Cage Culture),

Mina Padi (Rice-Cum Fish Culture) dan Sawah Tambak.

Perikanan laut ialah kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan di Laut. Perikanan perairan

umum merupakan aktifitas penangkapan yang dilakukan di Perairan Tawar, seperti Danau, Waduk

atau Sungai. Budidaya Laut ialah kegiatan budidaya yang dilakukan di Laut, seperti budidaya rumput

laut atau pembesaran ikan Kerapu dengan menggunakan karamba jaring. Budidaya Tambak

mengacu pada usaha budidaya yang dilakukan di Air Payau dengan luas kolam yang relatif besar dan

masuk keluarnya air diusahakan melalui gravitasi. Budidaya kolam mengacu pada kegiatan yang

dilakukan pada Perairan Tawar. Karamba ialah usaha budidaya yang dilakukan dalam kurungan non-

kolam. Karamba yang dioperasikan di Sungai termasuk jenis Karamba Tancap, yang dibuat dari

anyaman bambu. Operasi karamba pada badan air yang dalam dan tenang, seperti Waduk atau

Danau, disebut Karamba Apung yang dibuat dari jaring. Budidaya mina padi ialah pemeliharaan ikan

yang dilakukan bersama dengan penanaman padi di Sawah. Secara konvensional, pinggiran sawah

selalu mempunyai galengan (caren) yang berukuran lebar sekitar 40 cm dan dalam 20 cm. Pada saat

tanaman dikeringkan, air masih ada pada galengan. Kesempatan ini digunakan untuk membesarkan

ikan (umumnya ikan mas) bersama pemeliharaan Padi. Sawah Tambak didefinisikan sebagai usaha

Page 3: 4A Alat Tangkap -  · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi, produksi, ... “Mancing Mania” bisa menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan di laut

60 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

penanaman padi bersama ikan yang dilakukan pada wilayah dataran rendah (pesisir) selama musim

hujan, dengan memanfaatkan genangan air. Usaha sawah tambak sering menghadapi resiko

tergenangi air secara berlebihan, terutama jika curah hujan terlalu tinggi untuk diantisipasi dalam

pembuatan pematang. Di Jawa Timur, Kabupaten Lamongan ialah wilayah yang paling khas dengan

kegiatan budidaya Sawah Tambak.

Tabel 4.1 Deskripsi hasil pelaporan statistik perikanan Propinsi Jawa Timur per sub-sektor

kegiatan, berdasarkan kerja statistik perikanan Indonesia (Sumber: Laporan statistik

perikanan Jawa Timur, 2007).

No Kegiatan RTP Nelayan/Petani

(orang)

Produksi ikan

(ton)

Nilai produksi

(*Rp. 1.000.000)

1 Penangkapan:

1.1 Perikanan laut 207.745 382.875 2.619.872

1.2 Perikanan perairan umum 36.582 11.689 72.595

2 Budidaya ikan:

2.1 Budidaya laut 2.738 13.012 55.883

2.2 Budidaya tambak 47.264 77.598 1.177.379

2.3 Budidaya kolam 86.039 35.711 323.097

2.4 Budidaya karamba 800 1.106 8.930

2.5 Budidaya minapadi 735 162.6 1.558

2.6 Budidaya sawah tambak 33.375 43.769 372.649

4.2 Perikanan Laut

Semua bentuk pengambilan atau penangkapan ikan dari alam, sekecil apapun, dengan tujuan

apapun, pada akhirnya akan mempengaruhi besarnya stok ikan dan bisa menyebabkan terjadinya

penangkapan berlebih (over-fishing). Pada konteks ini perikanan tangkap didefinisikan sebagai usaha

untuk mengatur setiap pengambilan atau penangkapan sumberdaya ikan dari perairan, baik untuk

tujuan ekonomi maupun non-ekonomi (subsisten). Perikanan laut (Marine capture fisheries) ialah

usaha untuk mengatur setiap penangkapan atau pengambilan sumberdaya ikan yang dilakukan di

laut, termasuk muara sungai, baik untuk tujuan ekonomi maupun non-ekonomis. Sedangkan semua

penangkapan ikan yang dilakukan di Perairan Tawar (Inland Fisheries) disebut dengan istilah Perairan

Umum.

4.3 Alat Tangkap

4.3.1 Definisi – Penangkapan

Untuk keperluan statistik, perikanan didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi dalam bidang

penangkapan atau budidaya binatang dan atau tanaman air. Hal ini berarti bahwa penangkapan

Page 4: 4A Alat Tangkap -  · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi, produksi, ... “Mancing Mania” bisa menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan di laut

61 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

yang dilakukan dalam rangka penelitian, hobi, olahraga maupun yang dilakukan sepenuhnya untuk

konsumsi keluarga tidak tercatat dalam statistik perikanan. Ketentuan ini sudah berlaku sejak awal

tahun 1976 sampai saat ini. Walaupun definisi perikanan sedikit berbeda berdasarkan ketentuan UU

No. 45 tahun 2009 tentang perikanan, secara operasional statistik perikanan masih berdasarkan

ketentuan yang lama. Kenyataannya, setiap kegiatan pengambilan benda hidup dari laut, dalam

bentuk dan tujuan apapun, akan mempengaruhi keberadaan dan keberlanjutan sumberdaya.

Memancing ikan dengan tujuan rekreasi dan hobi, seperti yang ditayangkan dalam acara tv

“Mancing Mania” bisa menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan di laut. Oleh karena itu,

penangkapan pada konteks ini didefinisikan sebagai setiap kegiatan menangkap atau

mengumpulkan/ mengambil binatang dan/atau tanaman air yang hidup di laut yang tidak sedang

dibudidayakan.

4.3.2 Jenis Alat Tangkap

Alat tangkap ialah istilah yang digunakan sebagai terjemahan langsung dari Fishing Gear, yaitu

peralatan yang secara langsung digunakan dalam operasi penangkapan ikan. Pada klasifikasi tingkat

pertama, alat tangkap bisa dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori, ialah: pancing, jaring, dan alat lain,

selain dari kedua tipe tersebut. Berdasarkan kelengkapan konstruksi, pancing dibedakan menjadi:

tanpa joran dan lengkap dengan joran (Gambar 4.1: garis putus-putus). Dengan cara yang sama,

pancing juga dibedakan dalam kategori: kait dengan hook (barb) dan kait tanpa hook (barbless).

Satu-satunya alat pancing dengan joran tapi tanpa hook disebut Huhate atau Pole & Line. Pancing

yang mempunyai hook bisa dibedakan dalam tiga kategori, berdasarkan keaktifannya, ialah: pancing

yang dalam operasinya bersifat pasif, semi-aktif dan aktif. Rawai (Long-Line) ialah pancing dengan

hook yang operasinya pasif (pancing ini tidak dilengkapi joran). Pancing semi-aktif sering disebut

Pancing Ulur atau Jigging. Sedangkan pancing yang dioperasikan secara aktif disebut Tonda atau

Troll-Line. Pancing tonda dan ulur bisa dioperasikan tanpa atau dengan joran.

Alat Jaring, berdasarkan konstruksi dan cara operasinya, bisa dibedakan menjadi 4 (empat)

kategori, ialah: jaring yang operasinya diangkat, jaring yang operasinya membentang (bidang), jaring

yang operasinya melingkar dan membentuk mangkok, dan jaring yang mempunyai kantong (Gambar

4.1). Jaring Angkat umumnya disebut bagan atau Lift-Net. Berdasarkan tempat atau lokasi

penangkapan, bagan bisa dibedakan menjadi 2 (dua) kategori, ialah: operasi permanen pada satu

tempat, dan operasi secara dinamis (temporal). Kedalam kategori ini kita mengenal istilah Bagan

Tancap (Fixed Lift-Net) dan Bagan Perahu/Rakit (Mobile Lift-Net). Jaring dengan operasi

membentang (bidang) paling umum disebut jaring insang (gill net). Jaring Insang bisa dioperasikan

hanyut mengikuti arus (Drift Gill Net), dioperasinya secara menetap (set gill net), maupun secara

melingkar (encircling gill net). Trammel Net atau disebut Jaring Gondrong maupun jaring udang,

ialah Gill Net yang terdiri dari 3 (tiga) bidang jaring secara bersama.

Jaring lingkar lebih sering disebut pukat. Jika tali ris bawah (disebut tali kolor) bisa ditarik dan

dikencangkan, jaring akan membentuk mangkok dan bagian bawah jaring tertutup. Tipe jaring

seperti ini disebut Pukat Cincin atau Purse Seine. Tipe konstruksi Jaring Lingkar yang tidak dilengkapi

dengan tali kolor, namun bisa membentuk mangkok disebut Lampara. Tipe jaring yang terkahir ialah

alat jaring yang konstruksinya dilengkapi dengan kantong untuk mengumpulkan hasil tangkapan.

Alat ini disebut Pukat Kantong. Dalam operasinya, Pukat Kantong dibedakan menjadi 2 (dua), ialah:

operasi non-hela dan operasi dihela (dihela berarti perahu bergerak menarik jaring sampai waktu

tertentu sebelum diangkat). Pukat kantong non-hela, termasuk diantaranya ialah: Pukat Pantai

(Jaring Tarik) atau Beach Seine, Dogol, dan Payang.

Alat tangkap kategori lain dibedakan dalam 5 (lima) kategori, ialah: Perangkap (Trap), Pencar

(Cast Net), Sotok (Stow Net), Spear Gun (Ter) dan alat lain (others). Berdasarkan konstruksinya,

Page 5: 4A Alat Tangkap -  · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi, produksi, ... “Mancing Mania” bisa menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan di laut

62 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

perangkap dibedakan menjadi: permanen dan temporer. Bubu ialah jenis perangkap temporer,

mudah dioperasikan dan bisa dipindahkan sesuai dengan daerah penangkapan. Jenis perangkap

yang dibuat secara permanen diantaranya ialah: Sero (Guiding Barrier), Jermal dan Malalugis. Alat

pencar sebenarnya terbuat dari jaring. Namun karena ukurannya kecil dan operasinya tidak

memerlukan alat tambahan, dia dimasukkan dalam kategori alat lain. Sotok ialah sejenis Stwo Net

yang juga terbuat dari jaring. Ukuran dan kemudahan operasi membuat dia disatukan dengan

kategori alat lain. Spear Gun, ialah sejenis Ter atau Busur untuk menangkap ikan. Spear Gun

dibedakan dalam kategori Ter, Tombak dan Panah/Bow. Terakhir ialah alat lain dari semua

ketentuan tersebut di atas. Termasuk kedalam kategori ini ialah Alat Pengumpul Kerang, Linggis atau

Ganco.

Berdasarkan Ketentuan Kerja Pengumpulan, Pengolahan dan penyajian Data Statistik

perikanan Indonesia, alat tangkap dibedakan berdasarkan kategori: (1) Alat pengumpul; (2) Pancing;

(3) Perangkap; (4) Jaring Angkat; (5) Muro Ami; (6) Jaring Insang; (7) Bagan Tancap; (8) Pukat

Kantong; (9) Pukat Harimau; dan (10) Alat lain. Perlu kita ketahui bahwa jenis alat tangkap di

Indonesia sangat beragam dengan berbagai modifikasinya. Namun demikian, setiap alat tersebut

pada akhirnya bisa dimasukkan ke dalam salah satu kategori tersebut di atas dengan memperhatikan

persamaan yang paling dekat.

Gambar 4.1 Klasifikasi alat tangkap (fishing gear) yang umum di Indonesia berdasarkan bahan, cara

operasi dan penempatan alat (Sumber: disintesis dari FAO, 1999 dan Ketentuan Statistik

Perikanan, 1975).

Page 6: 4A Alat Tangkap -  · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi, produksi, ... “Mancing Mania” bisa menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan di laut

63 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

4.3.2.1 Alat Pengumpul

Alat-alat seperti Ganco, Linggis, Alat Pengumpul Kerang dan Alat Pengumpul Rumput Laut

termasuk ke dalam kategori Alat Pengumpul. Ganco ialah sejenis alat yang digunakan untuk

membantu mengangkat ikan hasil tangkapan yang sudah berada di dekat perahu. Linggis ialah

sejenis alat yang digunakan untuk mencongkel karang untuk mencari Gurita, Kerang atau binatang

air lainnya. Semua alat-alat tersebut saat ini sudah sangat jarang digunakan oleh nelayan.

Alat pengumpul termasuk jenis paling sederhana dan paling tua dari daftar alat tangkap

perikanan. Linggis biasa digunakan oleh nelayan pada saat surut, untuk mencungkil karang dan

mencari Kima, kerang atau Gurita – kegiatan ini sering disebut dengan istilah meting atau bameti.

Karena eksploitasi dilakukan pada saat surut dan pada karang, alat dan operasi alat pengumpul ini

bisa membahayakan kelestarian sumberdaya ikan. Selama operasi, penduduk tidak bisa dicegah

akan menginjak Karang. Juga, pada saat operasi, nelayan akan merusak terumbu karang untuk

menemukan sumberdaya yang akan diambil. Jadi, walaupun termasuk alat tradisional, Alat

Pengumpul mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk merusak sumberdaya dan habitat ikan.

Meti atau bameti ialah kegiatan mengumpulkan binatang laut yang paling mudah dilakukan,

tidak memerlukan alat yang dirancang khusus dan tidak memerlukan bantuan perahu untuk pergi

melaut. Kegiatan dilakukan di pantai pada saat air surut tinggi (selama ± 10 hari dalam satu bulan).

Kegiatan ini sangat sulit untuk dilarang karena tidak tidak ada aturan yang secara khusus mengatur

hal ini (kecuali di dalam Kawasan Konservasi Perairan). Usaha penangkapan ini juga tidak

memerlukan ijin khusus dari pemerintah. Jika hal ini dibiarkan terus, habitat pantai akan segera

mengalami degradasi dan sumberdaya kritis di pantai akan segera berkurang.

Gambar 4.2 Jenis alat Pengumpul – linggis sering digunakan untuk mencungkil karang pada saat air

surut untuk mengumpulkan kima atau jenis kerang lainnya. Tombak tiga kait masih

digunakan di wilayah Timur Indonesia untuk menangkap jenis ikan di pantai (Foto:

Kofiau Raja Ampat – oleh Andreas Muljadi).

4.3.2.2 Pancing

Pancing ialah terjemahan yang umum dipakai untuk istilah Hook and Line. Semua jenis pancing

termasuk dalam kelompok ini – alat penangkapan ikan yang terdiri dari tali, mata pancing serta Joran

(pada Huhate). Setiap mata pancing dipasang umpan, baik umpan asli maupun buatan untuk

Page 7: 4A Alat Tangkap -  · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi, produksi, ... “Mancing Mania” bisa menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan di laut

64 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

menarik perhatian ikan memakan Pancing. Mata Pancing (Hook) umumnya mempunyai kait yang

diberi umpan untuk menarik ikan. Pancing Huhate tidak berkait, ditujukan untuk menangkap ikan

yang bergerombol. Operasi Huhate memerlukan keahlian dari nelayan – ikan yang memakan umpan

ditarik ke atas dan segera lepas, namun pada saat itu ikan sudah jatuh pada geladak perahu. Mata

pancing tanpa kait ialah strategi untuk mendapatkan ikan yang banyak dalam waktu relatif singkat.

Pancing termasuk jenis alat tangkap yang selektif – umumnya Pancing bisa memilih jenis dan

ukuran ikan yang menjadi target penangkapan. Operasi pancing secara langsung tidak menjadi sebab

kerusakan kolateral (collateral damage). Pancing juga tidak menimbulkan dampak hasil samping, by-

catch. Kelebihan ini, secara langsung menjadi kelemahan, karena pancing bukan termasuk alat yang

efektif, bisa menangkap hanya satu ikan dalam satu kali angkat, haul. Oleh karena itu, operasi

pancing sering dianggap tidak ekonomis dan lebih banyak dilakukan oleh nelayan skala kecil,

tradisional dan subsisten (untuk memenuhi kebutuhan protein keluarga). Jenis alat pancing yang

diusahakan secara komersial ialah Rawai dan Huhate. Huhate dirancang untuk menangkap ikan-ikan

bergerombol, seperti Tongkol dan Cakalang. Sedangkan Rawai ditujukan untuk menangkap ikan

Tuna atau Cucut yang harganya relatif tinggi.

a. Pancing Tangan/ Ulur Sederhana

Jenis Pancing ini tersebar luas di Indonesia, bahkan hampir semua nelayan memiliki Pancing

jenis ini, paling kurang satu perangkat. Pancing Tangan tidak menggunakan Joran, menggunakan

satu mata pancing (hook) per alat ataupun ada yang dengan beberapa mata pancing per alat. Jenis

pancing ini ada yang dioperasikan dari suatu tebing di pantai, dari bebatuan yang ada di pantai, dari

perahu maupun kapal. Beberapa jenis pancing dari kelompok ini antara lain: pancing usep, Pancing

Jegog, Pancing Mungsing, Pancing Gambur serta sejumlah penamaan lainnya. Jenis-jenis ikan yang

menjadi tujuan penangkapan antara lain bambangan (kakap merah, snapper) ekor kuning (Caesio

sp.), ikan kue (Caranx spp) dan sejenisnya.

b. Pancing Berjoran (Hook & Line)

Pancing Joran ialah pancing yang dioperasikan dengan menggunakan Joran, fishing rod. Joran

berfungsi sebagai pemegang agar tangan tidak terluka oleh tali pancing ketika umpan dimakan oleh

ikan. Jika ikan tangkapan cukup besar dan kuat, Joran dilengkapi dengan kerek. Kerek berfungsi

untuk menarik dan/atau mengulur tali ketika ikan melakukan perlawanan. Saat ikan sudah lemah,

tali kerek ditarik secara bertahap sampai ikan mendekati perahu. Pancing Joran dengan tali kerek

lebih umum digunakan oleh nelayan rekreasi (recreational fishing) dan kegiatan olah raga hobi

memancing (sport fishing). Hasil tangkapan Pancing Joran umumnya digunakan untuk konsumsi

keluarga, walaupun kadang kala bisa dijual, jika hasil tangkapan terdiri dari ikan-ikan yang ekonomis.

Saat ini di Indonesia sedang berkembang kegiatan olah raga memancing atau hobi memancing

dengan menggunakan alat Pancing Joran. Kegiatan memancing dengan Pancing Joran ini juga cukup

terkenal sebagai salah satu acara rutin pada beberapa media televisi di Indonesia. Namun demikian,

alat tangkap Pancing Joran masih bisa dijumpai pada beberapa daerah pantai tertentu.

c. Pancing Dengan Layang-Layang (Kite Line)

Jenis Pancing yang satu ini cukup unik, karena pada pengoperasiannya menggunakan layang-

layang. Pancing layang-layang cukup banyak dipakai oleh nelayan di Pulau Seribu (Jakarta), Banten,

Page 8: 4A Alat Tangkap -  · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi, produksi, ... “Mancing Mania” bisa menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan di laut

65 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Sulawesi dan Maluku. Operasi penangkapan dilakukan agak ke tengah laut dengan menggunakan

perahu kecil. Nelayan mengoperasikan alat ini sama seperti halnya orang bermain layang-layang.

Layang-layang tersebut dinaikkan sedemikian rupa dan diusahakan agar ujung tali (yang berjerat dan

berumpan) seperti bermain di atas air. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan umumnya

berupa ikan Cendro (Julung-julung). Ikan target akan tertarik pada umpan yang digerakkan layang-

layang dan menangkapnya, hingga suatu saat ikan tersebut akan masuk ke dalam jerat dan

tertangkap.

d. Pancing Rawai (Long Line)

Rawai ialah salah satu jenis alat pancing yang umum dikenal oleh nelayan di Indonesia. Rawai

terdiri dari tali utama, pada jarak tertentu dari tali utama dipasang tali cabang, setiap tali cabang

dipasang mata pancing dan mata pancing selalu dipasangi dengan umpan asli (ikan). Setiap ujung tali

utama selalu dilengkapi dengan pelampung utama yang terapung di atas permukaan air. Rawai Tuna

ialah salah satu jenis Rawai Hanyut, dioperasikan dekat permukaan dan ditujukan untuk menangkap

ikan Tuna.

Rawai juga bisa dioperasikan pada dasar perairan, disebut Rawai Dasar atau Rawai Cucut.

Tujuan utama penangkapan ialah ikan cucut, pari atau kakap merah yang berada di laut dalam.

Konstruksi alat sama dengan Rawai Permukaan. Pada operasi, ujung tali utama ditambahkan

pemberat sehingga semua pancing bisa mencapai dasar perairan. Rawai dasar banyak diperasikan

oleh nelayan skala tradisional. Selain pancing, nelayan juga membawa alat lain seperti bubu. Ketika

kedua alat ini dioperasikan secara bersama, jenis alat sering disebut Long-Line Pot (Rawai bersama

Bubu).

e. Pancing tonda

Tonda atau Troll Line ialah jenis pancing yang operasinya dilakukan secara aktif. Namun sifat

aktif ini terjadi secara berlawanan, dimana ikan dibuat mengejar pancing. Tonda terdiri dari tali yang

diikatkan pada sisi-sisi perahu, mata pancing dan umpan buatan. Dalam operasinya, pancing ditarik

oleh perahu melewati gerombolan ikan. Ikan target akan tertarik pada umpan yang bergerak dan

memakan mata pancing yang umumnya mempunyai dua atau tiga kait. Target utama dari Pancing

Tonda ialah ikan-ikan permukaan, terutama Tongkol atau Cakalang.

Pancing Tonda sangat umum dipakai di wilayah Indonesia Bagian Timur, seperti Sulawesi,

Maluku dan Papua. Kedo-Kedo ialah jenis perahu kecil asal Sulawesi Selatan yang dilengkapi dengan

Pancing Tonda. Sedangkan Buru Cakalang adalah jenis Pancing Tonda asal Sulawesi Tenggara. Kedua

jenis perahu ini sering berpindah tempat secara sementara (temporal) mencari gerombolan ikan

permukaan. Sistem ini di Jawa dikenal dengan istilah andon. Ketika persediaan ikan di Sulawesi mulai

menipis, beberapa nelayan Kedo-kedo mulai pindah ke wilayah Jawa Selatan atau Flores. Tujuan

utama penangkapan ialah Samudera Hindia.

Page 9: 4A Alat Tangkap -  · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi, produksi, ... “Mancing Mania” bisa menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan di laut

66 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Gambar.4.3 Alat Pancing Rawai (kiri atas) dan Pancing Tanpa Joran, kanan dan kiri bawah

(Foto: oleh Sonny – Nelayan Derawan, Kalimantan)

4.3.2.3 Perangkap

Perangkap ialah jenis alat tangkap yang dipasang secara tetap, tidak aktif, namun bisa

mengarahkan ikan sedemikian rupa agar masuk ke dalam perangkap dan tidak bisa keluar melalui

jalan dia masuk sebelumnya. Jenis alat perangkap yang paling umum ditemukan di Indonesia ialah

Sero dan Bubu. Alat tangkap Jermal atau Malalugis hampir tidak pernah dijumpai lagi.

Biasanya Trap atau perangkap ini dibuat dari bahan-bahan alami seperti bambu, kayu atau

juga bahan buatan lainnya seperti jaring. Perangkap umumnya dipasang menancap di dasar. Tujuan

utama ialah untuk menangkap ikan-ikan dasar yang bermigrasi ke pantai pada saat pasang. Namun

ada juga perangkap yang dioperasikan di permukaan, terutama untuk menangkap ikan terbang.

a. Bubu Dasar

Bubu ialah alat perangkap tipe dasar – di Indonesia, bahan dasar pembuatan bubu umumnya

menggunakan bambu. Namun ada juga yang dibuat dari rotan (Rattan netting) atau anyaman kawat

(wire netiting). Bentuk dari alat bubu sangat beragam, sesuai daerah dan jenis ikan yang menjadi

target penangkapan. Pintu masuk ke dalam Bubu, bisa dibuat di atas, namun yang lebih sering ialah

dari bagian samping. Jenis umpan yang diletakkan di dalam bubu menunjukkan ikan yang menjadi

target penangkapan. Menangkap ikan-ikan jenis Kulit Pasir (Acanthuridae), dan ikan Kaka Tua

(Scaridae) umumnya menggunakan umpan dari lumut atau daun.

Page 10: 4A Alat Tangkap -  · PDF filesumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari pra-produksi, produksi, ... “Mancing Mania” bisa menyebabkan berkurangnya sumberdaya ikan di laut

67 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Gambar 4.4 Bubu dari bahan bambu dengan umpan dari lumut dan daun (kiri). Cara pemasangan

bubu di dasar bisa merusak karang atau habitat dasar (Foto: Resilience workshop di

Misool dan Wakatobi – Oleh Purwanto).

b. Sero

Sero (Guilding Barrier) ialah salah satu alat penangkapan ikan yang dipasang secara tetap di

dalam air, biasanya terdiri dari susunan pagar-pagar yang berfungsi menuntun ikan agar masuk ke

daLam perangkap. Pagar-pagar ini terbuat dari bahan bambu atau kayu. Jika bahan tersebut tidak

mencukupi, nelayan sering menggunakan jaring.

Gambar 4.5 Alat tangkap Sero (Guiding Barrier) – pada saat air pasang, ikan bermigrasi ke Pantai.

Ketika air mulai surut, ikan terjebak pada karamba, ketika mencari jalan kembali ke

laut.