Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina...

15
JURNAL ILMIAH KEBUDAYAAN ISSN 1693-749X Volume 10 No. 2, Oktober 2016 olume 10 No. 2, Oktober 2016 olume 10 No. 2, Oktober 2016 olume 10 No. 2, Oktober 2016 olume 10 No. 2, Oktober 2016 SINTESIS Vol. 10 No. 2 Halaman Yogyakarta ISSN 72 - 142 Oktober 2016 1693-749X NEGASI DALAM BAHASA IBAN Maria Magdalena Sinta Wardani dan Zhang Huiye PRINSIP KASIH SAYANG: PRINSIP BERBAHASA YANG MEMARTABATKAN ANAK Sony Christian Sudarsono SAPAAN DALAM BAHASA MANGGARAI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Maria Angelina Sartika PENGULANGAN KATA DALAM BAHASA DAYAK SEBERUANG DI SEKUBANG, KECAMATAN SEPAUK, KALIMANTAN BARAT Biata Nursianti NAMA-NAMA KAMPUNG BERUNSUR ‘’OK” DALAM BAHASA NGALUM KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUA W. Yuventus Opki

Transcript of Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina...

Page 1: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

JURNAL ILMIAH KEBUDAYAAN ISSN 1693-749X

VVVVVolume 10 No. 2, Oktober 2016olume 10 No. 2, Oktober 2016olume 10 No. 2, Oktober 2016olume 10 No. 2, Oktober 2016olume 10 No. 2, Oktober 2016

SINTESIS Vol. 10 No. 2 Halaman Yogyakarta ISSN72 - 142 Oktober 2016 1693-749X

NEGASI DALAM BAHASA IBANMaria Magdalena Sinta Wardani dan Zhang Huiye

PRINSIP KASIH SAYANG:PRINSIP BERBAHASA

YANG MEMARTABATKAN ANAKSony Christian Sudarsono

SAPAAN DALAM BAHASA MANGGARAIDI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Maria Angelina Sartika

PENGULANGAN KATA DALAM BAHASA DAYAKSEBERUANG DI SEKUBANG, KECAMATAN SEPAUK,

KALIMANTAN BARATBiata Nursianti

NAMA-NAMA KAMPUNG BERUNSUR ‘’OK”DALAM BAHASA NGALUM

KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUAW. Yuventus Opki

Page 2: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

JURNAL ILMIAH KEBUDAYAAN ISSN 1693-749X

SINTESISSINTESISSINTESISSINTESISSINTESISVolume 10 Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 72-142

Pemimpin RedaksiProf. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum.

Sekretaris RedaksiDr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.

Anggota RedaksiS.E. Peni Adji, S.S., M.Hum., Drs. B. Rahmanto, Hum.,

Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum.,Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum.

Mitra BestariBernard Arps, Ph.D. (Leiden University),

Prof. Dr. Soepomo Poejosoedarmo (KBI, Universitas Sanata Dharma)Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, M.S., M.A. (FIB, Universitas Gadjah Mada)

Dr. St. Sunardi, Lic. (IRB, Universitas Sanata Dharma)

Redaksi PelaksanaDr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., Drs. Hery Antono, M.Hum.,

Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M.Hum.

Administrasi/SirkulasiThomas A. Hermawan M., A.Md.

Veronika Margiyanti

Tata LetakThomas A. Hermawan M., A.Md.

SINTESIS adalah jurnal ilmiah bahasa, sastra, dan kebudayaan Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat KajianBahasa, Sastra, dan Kebudayaan Indonesia (PKBSBI), Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Terbit pertama kali bulan Oktober 2003 dengan frekuensi terbitdua kali setahun pada bulan Maret dan Oktober.

SINTESIS menerima sumbangan karangan ilmiah khususnya hasil penelitian dari para peminat bahasa,sastra, dan budaya Indonesia. Naskah karangan hendaknya dikirim dalam bentuk cetak komputer disertaiCD-nya (atau dikirim melalui email) yang menggunakan program Microsoft Word sepanjang maksimal 20halaman spasi ganda, dengan format sebagaimana tercantum pada halaman kulit dalam-belakang (“Petunjukbagi Penulis”). Naskah yang masuk ke redaksi akan dievaluasi dan disunting untuk menciptakan tata tulisyang seragam dan konsisten.

Alamat Redaksi: Pusat Kajian Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, FakultasSastra, Universitas Sanata Dharma, Mrican, Teromol Pos 29, Yogyakara 55002, Telepon 513301, 515352ext.1324, Faks. (0274) 562383. E-mail: [email protected]

Page 3: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

JURNAL ILMIAH KEBUDAYAAN ISSN 1693-749X

SINTESISSINTESISSINTESISSINTESISSINTESISVolume 10 Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 72-142

DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................................................................ iii

Dari Redaksi ................................................................................................................................. iv

Negasi dalam Bahasa Iban ........................................................................................................ 72-78Maria Magdalena Sinta Wardani dan Zhang Huiye

Prinsip Kasih Sayang: Prinsip Berbahasa yang Memartabatkan Anak ........................... 79-90Sony Christian Sudarsono

Sapaan dalam Bahasa Manggarai di Provinsi Nusa Tenggara Timur ............................. 91-112Maria Angelina Sartika

Pengulangan Kata dalam Bahasa Dayak Seberuang di Sekubang,Kecamatan Sepauk, Kalimantan Barat .................................................................................... 113-123Biata Nursianti

Nama-Nama Kampung Berunsur ‘’OK” dalam Bahasa Ngalum KabupatenPegunungan Bintang, Papua ..................................................................................................... 124-141W. Yuventus Opki

Indeks Penulis .............................................................................................................................. 142

iii

Page 4: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

DARI REDAKSI

Jurnal Kebudayaan Sintesis volume 10, nomor2, Oktober 2016 ini menyajikan lima artikel.Berdasarkan isinya, lima artikel itu terdiri atasempat artikel yang berisi tentang laporan hasilpenelitian tentang bahasa daerah dan satuartikel yang membahas prinsip-prinsippenggunaan bahasa dalam berkomunikasidengan anak.

Artikel pertama yang berjudul “Negasidalam Bahasa Iban” ditulis oleh MariaMagdalena Sinta Wardani dan Zhang Huiye.Artikel tersebut memaparkan hasil penelitiantentang bentuk dan jenis negasi dalam bahasaIban di Semunying Jaya, Kecamatan JagoiBabang, Kabupaten Bengkayang, KalimantanBarat. Hasil penelitian menunjukkan bahwanegasi dalam bahasa Iban berupa bentukdasar dan berstatus morfem bebas. Kata yangdigunakan sebagai pemarkah negasi adalahndak ‘tidak’, ukai ‘bukan’, bedau ‘belum’, nadai‘tidak ada’, ngai ‘tidak mau’, dan anang‘jangan’. Jenis negasi yang terdapat dalambahasa Iban adalah negasi asertif, negasiperfektif, negasi imperfektif, negasi eksistensi,negasi penolakan, dan negasi imperatif.

Artikel kedua yang ditulis oleh SonyChristian Sudarsono berjudul “Princip KasihSayang: Prinsip yang Memartabatkan BahasaAnak”. Artikel tersebut menjelaskan bahwaberbahasa dengan anak memiliki kekhasantersendiri sehingga prinsip-prinsip berbahasadalam kajian pragmatik seperti Prinsip KerjaSama, Prinsip Kesopanan, dan Prinsip BelasKasih perlu disesuaikan dengan kekhasanbahasa untuk anak. Terkait dengan haltersebut, dalam artikel ini ditawarkan PrinsipKasih Sayang yang merupakan paduan ketigaprinsip berbahasa tersebut dan yang sudahdisesuaikan untuk kondisi anak. Prinsip KasihSayang memiliki empat maksim, yaitu (i)maksim simpleksitas, (ii) maksim kepositifan,(iii) maksim kejujuran, dan (iv) maksimkenyamanan. Perumusan prinsip ini merupakanbagian dari usaha memartabatkan anak.

iv

Artikel ketiga yang berjudul “Sapaandalam Bahasa Manggarai di Provinsi TimorTimur” ditulis oleh Maria Angelina Sartika.Dalam artikel ini disajikan hasil penelitiantentang sapaan dalam bahasa Manggarai diProvinsi Nusa Tenggara Timur. Hal yangdibahas meliputi (i) jenis sapaan dalambahasa Manggarai berdasarkan referen yangditunjuknya dan (ii) faktor-faktor yangmempengaruhi penggunaan sapaan dalambahasa Manggarai. Dari penelitian, ditemukanbahwa sapaan dalam bahasa Manggaraiberdasarkan referannya dapat dibedakaanatas sapaan hubungan kekerabatan, sapaanprofesi dan jabatan, sapaan nama diri, dansapaan kata ganti. Adapun faktor yangmempengaruhi penggunaan sapaan dalambahasa Manggarai adalah faktor perbedaanprofesi dan jabatan, perbedaan statussosial, perbedaan jenis kelamin, perbedaankeakraban, perbedaan usia/umur, danperbedaan hubungan kekerabatan.

Artikel keempat yang ditulis oleh BiataNursanti berjudul “Pengulangan Kata dalamBahasa Dayak Beruang di Sekubang,Kecamatan Sepauk, Kalimantan Barat”.Tulisan ini membahas pengulangan katadalam bahasa Dayak Seberuang di Sekubang,Kecamatan Sepauk, Kalimantan Barat. Adadua hal yang dibahas, yaitu jenis-jenis danmakna pengulangan kata dalam bahasa DayakSeberuang di Sekubang. Berdasarkan analisisyang telah dilakukan, dapat disimpulkanbahwa terdapat lima jenis pengulangan dalambahasa Dayak Seberuang di Sekubang,Kecamatan Sepauk, Kalimantan Barat, yaitu(1) pengulangan seluruh, (2) pengulangansebagian, (3) pengulangan dengan variasifonem, (4) pengulangan yang berkombinasidengan pengimbuhan, (5) pengulanganprogresif, dan (6) pengulangan regresif.Pengulangan sebagian terdiri atas pengulangansebagian dengan awalan te- dan pengulangansebagian dengan awalan be-. Pengulangan

Page 5: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

Dari Redaksi

yang berkombinasi dengan pengimbuhanadalah imbuhan –bah. Pengulangan dalambahasa Dayak Seberuang menimbulkanberbagai macam makna, yaitu (1) ‘banyak’, (2)‘jamak’, (3) ‘bermacam-macam’, (4) ‘perihalyang disebut pada bentuk dasar’, (5) ‘berstatussebagai’, (6) ‘agak’, (7) ‘berulang kali’, dan(8) ‘saling’.

Artikel kelima yang berjudul “Nama-nama Kampung Berunsur “OK” dalam BahasaNgalum Kabupaten Pegunungan Bintang,Papua” ditulis W. Yuventus Opki. Artikel inimembahas nama-nama kampung yangberunsur “OK” dalam bahasa Ngalum diPegunungan Bintang, Papua. Proses penamaankampung dalam berunsur “OK” dalambahasa suku Ngalum selalu diikuti denganproses penciptaan serta kisa-kisah peristiwamelalu cerita folklor dan diikuti sesuai denganfenomena alam yang terjadi di seluruh wilayahatau daerah di Pegunungan Bintang. Nama-nama kampung yang berunsur Ok dalam

bahasa Ngalum, yakni Oksibil, Okaom,Okbape, Oksop, Oksebang, Okbab, Okmakot,Okmabil, Okatem, Okbon, Okdenom, Okbon,Oksirka, Okbemtaru, Okyop, Oklip, Oknangul,Okiwur, Oktasin, Oksapmin, dan Okdenom.Ok berfilosofi pada kehidupan manusia alam,dan pengetahuan. Oleh karena itu, Ok atauair selalu dimaknai sebagai sumber kesuburandan kehidupan dengan menyebutnya sebagaiMuk dan Ok. Muk berarti susu kehidupan. Okmelambangkan suatu identitas klen dansymbol hakikat kehidupan itu sendiri karenaOk mendatangkan dan menciptakankehidupan yang hakiki, yakni kesuburanhidup bagi manusia, tumbuhan, tanaman, danternak serta menciptakan pembaharuan,kese jukan, perdamaian, keselamatan,kesucian, ketenangan, ketabahan, ketentraman,kedewasaan, dan nilai-nilai hidup.

Selamat membaca!Redaksi.

v

Page 6: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

NEGASI DALAM BAHASA IBAN*

Maria Magdalena Sinta Wardani1 dan Zhang Huiye2

Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma1,Yunnan Minzu University2

Email: [email protected]

ABSTRACT

This article aims to describe the form and types of negation in the Iban language. The study wasconducted in Semunying Jaya, District Jagoi Babang Bengkayang, West Kalimantan during September2015. The data was collected by observation, interview, record, and notes. The researchers analyzethe data by agih method with the basic techniques such as direct dividing element technique andadvanced technique of deletion (Sudaryanto, 2015:50). The form of negation in Iban language isformulated and presented informally. The results showed that the negation in the Iban language is abasic form and free morpheme. The word used as a marker of negation is ndak ‘no’, ukai ‘not’,bedau ‘not yet’, nadai ‘none’, ngai ‘not want’, and anang ‘don’t’. The type of negation contained inIban language is the negation assertions, perfective negation, imperfective negation, negation ofexistence, negative refusal, and negative imperative.

Keywords: negation, negative sentences, Iban language

1. PENDAHULUAN

Dayak Iban memiliki kondisi yang menarikkarena menyebar di dua negara. SebagaimanaAlloy dkk. (2008: 130) menguraikanpenyebaran subsuku Dayak Iban di duanegara sekaligus, yaitu Indonesia dan Malaysia.Di Indonesia, khususnya Kalimantan Barat,subsuku Iban setidaknya menyebar di enamkabupaten, yaitu Kabupaten Kapuas Hulu,Bengkayang, Sambas, Sintang, Melawi, danSanggau. Dayak Iban memiliki hubungandengan Indochina, China Selatan, danSumatra (Gomes, 2004: 20).

Terkait sejarah penamaan “iban”, Lebar(1972:180) menyatakan bahwa penyebutanIban berasal dari pinjaman bahasa Kayankemudian diadobsi pemerintah dan sekarangdigunakan secara umum oleh semua suku diSerawak. Masyarakat Dayak Iban menggunakanbahasa yang disebut dengan bahasa DayakIban. Ada pula linguis yang langsungmenyebutnya dengan bahasa Iban.

Alloy dkk. (2008: 131) menyatakanbahwa “Nothofer, James T. Collins, A.B.Hudson, dan Paul Kroeger berasumsi bahwabahasa Dayak Iban merupakan bahasakelompok besar yang menganggotai beberapabahasa subsuku Dayak yang lain, sepertibahasa suku Dayak Kantu’, Ketungau, Mualang,dan Desa. Oleh karena itu, para ahli linguistikdi atas menggunakan istilah Ibanik.” Untukhal ini, Gomes (2004: 20) menambahinyadengan Seberuang dan Bungau “Di Indonesia,ada sejumlah kecil kelompok yang terkait eratdengan budaya Iban, yakni Kantu’, Mualang,Desa, Seberuang, dan Bugau”.

Masih ada perdebatan mengenaiklasifikasi bahasa Iban yang berhubungandengan bahasa Dayak dan Melayu. KlasifikasiIban sebagai dialek Melayu tidak diterimaoleh sebagian besar masyarakat Iban.Masyarakat lebih memilih untuk dilihatsebagai etnis yang berbeda. Mereka sangatbangga dengan perbendaharaan yang kayasastra lisan dalam bahasa Iban, yang sama

72

Page 7: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

sekali berbeda dalam bentuk, isi, dan rasa dariapa pun dalam bahasa Melayu Semenanjung(Yapp & Anita, 2013: 12).

Bahasa Iban memiliki perangkatlingual untuk menyampaikan pertentanganmakna pada suatu benda, keadaan, situasi,atau aktivitas melalui kalimat. Dalam studilinguistik, bentuk lingual ini dikenal sebagaibentuk negasi. Negasi ditandai dengankehadiran konstituen negasi sebagai ekspresilinguistik. Mustafa Kamal dkk. (1990) telahmelakukan penelitian mengenai klasifikasibentuk dan makna perulangan dalam bahasaIban. Dalam penelitian tersebut, sedikitdisinggung mengenai bentuk negasi, yaknidalam pembahasan perulangan hubunganingkar. Temuan penelitian tersebut adalahbahwa “Bentuk ingkar yang menyertaiperulangan adjektiva bermakna tidak segera.”(Kamal dkk., 1990: 37).

Sejauh penelusuran penulis, kajianmengenai negasi dalam bahasa Iban belumpernah dilakukan sebelumnya. Oleh karenaitu, artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikannegasi dalam kalimat negatif bahasa Iban diKabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

2. LANDASAN TEORI

Penelitian ini menggunakan teorimorfosintaksis untuk menjelaskan bentuk danjenis negasi dalam bahasa Iban. Dalam bahasaIndonesia istilah negation disebut sebagaipengingkaran atau negasi, yakni proses ataukonstruksi yang mengungkapkan pertentanganisi makna suatu kalimat, dilakukan denganpenambahan kata ingkar pada kalimat (Alwi,dkk., 2010: 388). Negasi dalam Kamus BesarBahasa Indonesia Edisi V (2016) diartikan sebagaipenyangkalan; peniadaan; kata sangkalan(misalnya kata tidak, bukan). Dari pengertiantersebut, istilah “negasi” dalam bahasaIndonesia memiliki padanan “kata sangkalan”atau “kata ingkar”.

Istilah “negatif” yang digunakan dalamartikel ini mengacu pada Matthews (2007: 260)“Negative (sentence, construction, form) whosebasic role is in asserting that something is not thecase. E.g. he is not coming is a negative sentence,

marked as such by the negative particle not”.Dengan demikian, ketiadaan pemarkah negasidalam suatu kalimat akan mengubah konstruksikalimat negatif menjadi kalimat afirmatif,yakni kalimat yang tidak mengandungsangkalan/negasi. Kalimat afirmatif seringpula disebut sebagai kalimat positif.

Payne (1997:282) membagi negasi kedalam negasi leksikal, morfologis, dan analitik.Klausa negatif menyatakan secara tegasbahwa suatu acara, situasi, atau keadaan tidakterjadi. Klausa negatif biasanya hadir dalamkonteks dari suatu praanggapan, danberfungsi untuk menegasikan atau menentangpraanggapan itu. Strategi negasi yang palingumum dalam bahasa apa pun adalah yangdigunakan untuk menegasikan seluruhproposisi. Hal ini yang disebut sebagai negasiklausa. Jenis lain dari negasi disebut sebagainegasi konstituen. Meskipun efek semantiknegasi konstituen bisa sangat mirip atauidentik dengan negasi klausa, negasi konstituenkurang umum sebagai perangkat tata bahasa.

Berdasarkan jenisnya, Payne (1997: 282-289) menggunakan istilah-istilah yangberoposisi, yakni a) negasi imperatif danasertif, b) negasi biasa dan eksistensi, c) negasiaspek imperfeksi dan perfeksi, d) negasipenolakan dan negasi asertif sederhana.

Payne (1997: 286) menyatakan bahwaperbedaan khas lain pada partikel negatif adalahantara negasi biasa dan negasi eksistensi/keberadaan. Misalnya, dalam bahasa Tagalogdan kebanyakan bahasa Austronesia lainnya,ada dua cara untuk mengatakan “tidak”.Tagalog mengenal wala ‘tidak’ dan hindi ‘tidakada’. Mandarin memiliki setidaknya tigapartikel negatif. Partikel yang paling umumadalah bu. Negasi eksistensial adalah mei danpartikel negatif yang digunakan untuk imperatifadalah bie. Mengacu Payne (1997: 285), adalahkondisi umum bahwa konstruksi imperatifnegatif akan memanfaatkan partikel yangberbeda dengan konstruksi asertif negatif.

Untuk keperluan deskripsi ciri strukturalnegasi dalam bahasa Iban, digunakan istilahkonstituen. Konstituen (constituent) adalah“unsur bahasa yang merupakan bagian darisatuan yang lebih besar; bagian dari sebuahkonstruksi” (Kridalaksana, 2008: 132).

73Maria Magdalena Sinta Wardani dan Zhang Huiye – Negasi dalam Bahasa ....

Page 8: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 72-7874

Sementara itu, untuk menguraikanbentuk negasi dalam bahasa Iban, berikut inidefinisi morfem. Menurut Kridalaksana (2008:157-159) morfem adalah satuan bahasa terkecilyang maknanya secara relatif stabil dan tidakdapat dibagi atas bagian bermakna yang lebihkecil. Morfem bebas adalah morfem yangsecara potensial dapat berdiri sendiri, misalnya{rumah}, {lari}, {tanah}, dsb. Morfem terikatadalah morfem yang tidak mempunyai potensiuntuk berdiri sendiri dan yang selalu terikatdengan morfem lain untuk membentuk ujaran;misalnya {pe}, {juang}, {temu}, {mayur}, dsb.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian lapangan dilakukan melaluiserangkaian tahapan kerja, yakni penyediaandata, penganalisisan data, dan penyajian hasilanalisis data. Tahap penyediaan data dilakukandengan cara mengobservasi, merekam, danmencatat data penggunaan bahasa Iban diDusun Pareh, Desa Semunying Jaya, KecamatanJagoi Babang, Kabupaten Bengkayang,Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan selamasatu bulan, yakni pada bulan September 2015.Untuk melengkapi observasi, dipilih duaorang informan yang berstatus sebagai dewanadat Dayak Iban di Desa Semunying Jaya.

Wujud data dalam penelitian ini adalahdata lisan. Data lisan tersebut ditranskripsisecara ortografis. Setelah data tercukupi, langkahselanjutnya adalah memilah, mengklasifikasi,dan menganalisis bentuk negasi dalam bahasaIban secara komprehensif. Tahap penganalisisandata menggunakan metode agih denganteknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung(teknik BUL) dan teknik lanjutannya berupateknik lesap. Sebagaimana Sudaryanto (2015:50) menyatakan bahwa kegunaan teknik lesapadalah untuk mengetahui kadar keintianunsur yang dilesapkan. Hilangnya unsur ituberarti runtuhnya pula pola satuan lingualyang bersangkutan; dan hal ini berarti pulahilangnya tipe satuan lingual tertentu yangtermanifestasikan dalam wujud satuan lingualtersebut.

Setelah dianalisis, bentuk negasi dalambahasa Iban dirumuskan dan disajikan secara

informal, yakni perumusan dengan kata-katabiasa walaupun dengan terminologi yangteknis sifatnya (Sudaryanto, 2015:241).

4. PEMBAHASAN

Dalam data ditemukan negasi bahasaIban berupa bentuk dasar dan berstatusmorfem bebas. Pemarkah negasi dalam bahasaIban berturut-turut adalah ndak ‘tidak’, ukai‘bukan’, bedau ‘belum’, nadai ‘tidak ada’, ngay‘tidak mau’, dan anang ‘jangan’ yang digunakandalam negasi klausa. Berikut ini diuraikanpenggunaan masing-masing negasi di dalamkonstruksi kalimat.

a. Ndak ‘tidak’Ndak bermakna ‘tidak’. Negasi ini

merupakan pemarkah standar yang digunakandi dalam negasi klausa. Penggunaan ndaksangat luas, yakni untuk menegasikanberbagai keadaan, situasi, dan aktivitas. Ndak‘tidak’ bertipe negasi asertif (negationassertions) dan juga perfektif (perfective aspect).Perhatikan data berikut.

1) Sida ndak datai di kantor ari ito.3J-NEG-datang di kantor hari ini“Mereka tidak datang di kantor hari ini.”

2) Laki iya ndak biak age.suami-3T-NEG-muda lagi“Suaminya tidak muda lagi.”

3) Terubah iya nganuk udah nya ndak.semula-3T-marah sudah itu-NEG“Semula dia marah, setelah itu tidak.”

4) Rumah aya manah tang pelaman iya ndakdipara.rumah paman bagus tetapi halaman-3T-NEG-dipelihara“Rumah paman bagus, tetapi halamannyatidak dipelihara.

5) Aku ndak nemu ari ni asal iya.1T-NEG-tahu dari mana asal dia.“Aku tidak tahu dari mana asalnya.”

Konstituen ndak berada di depan/letakkiri terhadap konstituen yang dinegasi. Halini bisa dilihat pada data data (1) ndak datai‘tidak datang’, data (2) ndak biak age ‘tidak muda

Page 9: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

75Maria Magdalena Sinta Wardani dan Zhang Huiye – Negasi dalam Bahasa ....

lagi’, data (4) ndak dipara ‘tidak dipelihara’,dan data (5) ndak nemu ‘tidak tahu’. Data (3)mengalami pelesapan karena yang dinegasikanoleh pemarkah ndak ‘tidak’ dalam kalimattersebut adalah nganuk ‘marah’. Kalimat (3)yang tidak mengalami pelesapan adalah “Terubahiya nganuk udah nya (iya) ndak (nganuk)” yangbermakna ‘semula dia marah, setelah itu (dia)tidak (marah)’. Tampak bahwa konstituen ndak‘tidak’ dapat diikuti konstituen berkategoriverba dan adjektiva yang berfungsi sebagaipredikat di dalam klausa.

Bila unsur negasi pada data kalimat (1),(2), (3), (4), (5) dilesapkan, kalimat-kalimattersebut akan menjadi kalimat afirmatif. Kalimat(1) yang mengalami pelesapan pemarkahnegasi akan menjadi “Sida datai di kantor ariito” yang artinya ‘mereka datang di kantorhari ini’. Dengan demikian, pemarkah negasindak memiliki peran yang penting dalampembentukan kalimat negatif.

b. Ukai ‘bukan’Ukai bermakna ‘bukan’. Ukai ‘bukan’

merupakan negasi yang digunakan untukmenegasikan kalimat berpredikat nomina dannumeralia, sebagaimana tampak dalam datakalimat berikut.

6) Iya ukai akak aku.3T-NEG-kakak aku“Dia bukan kakakku.”

7) Yaka digunakaiya ukai dua iko ureng tanglima iko.yang diperlukan-NEG-dua-PENG-orangtetapi lima-PENG.“Yang diperlukan bukan dua orang,tetapi lima orang.”

8) Dara nya nyabak ukai iya tusah tang labaniya pengerindok.gadis itu menangis-NEG-3T-sedih tetapikarena-3T-gembira“Gadis itu menangis bukan karena iasedih, tetapi karena ia gembira.”

9) Nyemiak nya madah nangka urang nya ukaikaban apai iya.anak itu memberi tahu bahwa orang itu-NEG-teman ayah-3T“Anak itu memberi tahu bahwa orangitu bukan teman ayahnya.”

Data kalimat (6) merupakan kalimatnegatif yang ditunjukkan dengan adanyapemarkah negasi ukai ‘bukan’. Bila unsurnegasi kalimat tersebut dilesapkan, kalimattersebut akan menjadi “Iya akak aku” yangbermakna ‘dia kakakku’ dan tergolong kalimatafirmatif. Sama halnya untuk data kalimat (7),(8) dan (9), pelesapan negasi ukai ‘bukan’mengakibatkan kalimat negatif tersebutberubah menjadi kalimat afirmatif.

Negasi ukai ‘bukan’ digunakan untuktujuan asertif (negation assertions). Dengandemikian, ukai ‘bukan’ terkait erat dengannegasi ndak ‘tidak’. Data kalimat (6), (7), (8),dan (9) menunjukkan bahwa konstituen ukai‘bukan’ berada di depan/letak kiri terhadapkonstituen yang dinegasikan. Negasi ukai‘bukan’ digunakan untuk menegasikankonstituen nomina dan numeralia. Hal iniyang membedakan penggunaan negasi ukai‘bukan’ dan ndak ‘tidak’. Kesalahan pemilihannegasi, antara negasi ukai ‘bukan’ dan ndak‘tidak’ dapat mengakibatkan sebuah kalimatmenjadi tidak berterima/gramatikal. Perhatikankalimat berikut.

a. Nyemiak nya madah nangka urang nya ukaikaban apai iya.“Anak itu memberi tahu bahwa orangitu bukan teman ayahnya.”

b. *Nyemiak nya madah nangka urang nyandak kaban apai iya.“Anak itu memberi tahu bahwa orangitu tidak teman ayahnya.”

Kalimat (b) tidak gramatikal. Dengandemikian, negasi yang tepat untukmendahului konstituen “kaban apai iya” ‘temanayahnya’ yang berkategori nomina adalah ukai‘bukan’.

c. Bedau ‘belum’Bedau merupakan negasi yang bermakna

‘belum’. Negasi ini digunakan untukmenonjolkan aspek imperfeksi (imperfectiveaspect). Sebagai penekanan aspek imperfeksi,negasi bedau ‘belum’ digunakan untukmenegasikan suatu aktivitas atau keadaanyang masih dalam batas jangka waktutertentu. Perhatikan data berikut.

Page 10: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 72-7876

10) Tubuh iya leme laban bedau makai.tubuh-3T-lemah karena-NEG imperfektif-makan.“Tubuhnya lemas karena belum makan.”

11) Dek bedau kalak datai ka rumah aku.2T-NEG imperfektif-pernah datang kerumah-1T“Kamu belum pernah datang kerumahku.”

12) Lapa dek bedau tinduk?kenapa-2T-NEG imperfektif-tidur?“Kenapa kamu belum tidur?”

13) Dek uleh tamak, menyadik dek bedau!2T-boleh masuk adik-2T-NEG imperfektif“Kamu boleh masuk, adikmu belum.”

Pada data (11) ekspresi linguistikberpemarkah negasi bedau makai ‘belummakan’ memiliki informasi yang berbedadengan ndak makai ‘tidak makan’. Bedau‘belum’ menyiratkan bahwa masih ada jangkawaktu selama aktivitas yang ditunjukkankonstituen verba ‘makan’ belum terjadi.Sementara itu, ndak makai ‘tidak makan’menunjukkan pernyataan negasi tegas berupabentuk negasi perfeksi.

Dari keempat kalimat tersebut, tampakbahwa pemarkah negasi bedau ‘belum’ dalambahasa Iban berada di depan/letak kiriterhadap konstituen berkategori verba danadverbia.

d. Nadai ‘tidak ada’Nadai ‘tidak ada’ adalah negasi yang

digunakan untuk mengingkari eksistensi(existential negative). Berikut data penggunaannadai ‘tidak ada’ dalam kalimat.

14) Laki aku ndang nadai di rumah.suami-1T-sedang-NEG eksistensi-dirumah“Suami saya sedang tidak ada di rumah.”

15) Nadai bejakok nama-nama iya alu nyau.NEG eksistensi-berkata apa-apa-3T-lalupergi“Tanpa berkata apa-apa, dia lalu pergi.”

16) Aku nadai rumah.1T-NEG eksistensi-rumah“Aku tidak ada (punya) rumah.”

Kalimat (14) merupakan kalimat negatifyang ditunjukkan dengan adanya pemarkahnegasi nadai ‘tidak ada’. Bila negasi nadai ‘tidakada’ dilesapkan, kalimat tersebut akan menjadi“Laki aku ndang di rumah” yang artinya ‘suamisaya sedang di rumah’ tergolong kalimatafirmatif. Dengan demikian, negasi nadaimemiliki peran yang penting karena ketiadaanpemarkah tersebut akan mengubah kalimatnegatif menjadi kalimat afirmatif. Hal yangsama juga berlaku untuk data kalimat (15)dan (16).

Dari ketiga data tersebut, tampak bahwapemarkah negasi nadai dalam bahasa Ibanmemiliki arti ‘tidak ada’ sebagaimana tampakpada data (14); ‘tanpa’ sebagaimana tampakpada data (15); juga ‘tidak punya’ sebagaimanatampak pada data (16) sesuai kontekspenggunaannya. Ketiganya termasuk dalamnegasi eksistensi.

Ciri sintaksis nadai ‘tidak ada’ adalahmendahului/letak kiri konstituen yangditerangkan, yakni konstituen berkategoriverba dan berfungsi sebagai predikat seperti“Nadai bejakok nama-nama iya alu nyau.” ‘tanpaberkata apa-apa dia lalu pergi’ pada kalimat(15). Konstituen nadai juga dapat mengikutikonstituen berkategori adverbia dan menempatifungsi predikat sebagaimana tampak padadata kalimat (14) Laki aku ndang nadai di rumahyang bermakna “suami saya sedang tidak adadi rumah’. Negasi nadai pada data (16) Akunadai rumah ‘aku tidak ada (punya) rumah’juga menempati fungsi predikat.

e. Ngai ‘tidak mau’Ngai bermakna ‘tidak mau’ dan

merupakan negasi penolakan (negative refusal).Untuk melihat penggunaannya di dalamkalimat, perhatikan data berikut.

17) Anak nya ngai makai.Anak itu-NEG-makan“Anak itu tidak mau makan.”

18) Dek ka angkat atau ngai?2T-mau berangkat atau-NEG?“Kamu mau berangkat atau tidak?”

19) Aku ngai datai.1T-NEG-datang“Aku tidak mau datang.”

Page 11: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

77Maria Magdalena Sinta Wardani dan Zhang Huiye – Negasi dalam Bahasa ....

Kalimat (17), (18) dan (19) merupakankalimat negatif yang ditunjukkan denganadanya negasi ngai ‘tidak mau’. Bila pemarkahnegasi ngai ‘tidak mau’ dilesapkan, ketigakalimat tersebut kehilangan ciri negatifnyadan berubah menjadi kalimat afirmatif.

Ciri negasi ngai ‘tidak mau’ adalahmandahului/letak kiri terhadap konstituenverba. Dari ketiga kalimat tersebut, tampakbahwa negasi ngai ‘tidak mau’ bertujuan untukmengekspresikan penolakan. Ngai ‘tidak mau’digunakan untuk menolak unsur semantis“perbuatan” sebagaimana tampak dalamkonstituen verba makai ‘makan’ pada kalimat(17), konstituen verba angkat ‘berangkat’ padakalimat (18), dan konstituen verba datai‘datang’ pada kalimat (19).

f. Anang ‘jangan’Anang bermakna ‘jangan’. Negasi anang

‘jangan’ muncul dalam kalimat imperaktif.Oleh karena itu, anang termasuk dalam negasibertipe imperatif (negative imperative).Perhatikan data kalimat berikut.

20) Anang malok udok nyak!NEG imperatif-pukul anjing itu“Jangan pukul anjing itu!”

21) Anang ngambe jabang gureng ba atas meja!NEG imperatif-mengambil singkonggoreng di atas meja“Jangan mengambil singkong goreng diatas meja!”

22) Maneh age dek anang bediri dia!Baik lagi-2T-NEG imperatif-berdiri disitu!“Sebaiknya kamu jangan berdiri di situ!”

23) Anang rauh-rauh age!NEG imperatif- teriak-teriak lagi!“Jangan berteriak-teriak lagi!”

24) Anang ngano!NEG imperatif-marah“Jangan marah!”

Kalimat (20) merupakan kalimat negatifyang ditunjukkan dengan adanya pemarkahnegasi anang ‘jangan’ yang muncul dalam

kalimat imperatif negatif. Anang ‘jangan’bertujuan untuk melarang. Bila unsur negasikalimat tersebut dilesapkan, kalimat tersebutakan menjadi “malok udok nyak!” ‘pukul anjingitu’ yang merupakan kalimat imperatif.Artinya, pelesapan negasi anang ‘jangan’ akanmembuat kalimat (20) kehilangan ciri imperatifnegatifnya. Dengan demikian, pemarkahnegasi anang memiliki peran yang pentingkarena ketiadaan pemarkah tersebut akanmengubah informasi kalimat. Hal ini jugaberlaku untuk kalimat (21), (22), (23), dan (24).

Dari data tampak bahwa negasi anangbermakna ‘jangan’ dengan tujuan melarangaktivitas atau keadaan tertentu. Selain itu, ciri-ciri anang adalah mendahului/letak kiriterhadap konstituen yang berkategori verba,seperti “anang malok” ‘jangan pukul’ pada datakalimat (20), “anang ngambe” ‘jangan ambil’pada data kalimat (21), “anang bediri” ‘janganberdiri’ pada data kalimat (22), dan “anangrauh-rauh” ‘jangan berteriak-teriak’ pada datakalimat (23). Negasi anang ‘jangan’ jugamendahului/letak kiri terhadap konstituenadjektiva seperti pada data kalimat (24) “anangngano” ‘jangan marah’.

5. PENUTUP

Konstituen pemarkah negasi dalambahasa Iban adalah ndak ‘tidak’, ukai ‘bukan’,bedau ‘belum’, nadai ‘tidak ada’, ngai ‘tidakmau’ , dan anang ‘jangan’. Dilihat daripenggunaannya di dalam kalimat, negasidalam bahasa Iban termasuk dalam negasiasertif, negasi perfektif, negasi imperfektif,negasi eksistensi, negasi penolakan, dannegasi imperatif.

Penelitian ini merupakan penelitiandasar. Untuk memperoleh gambaran lebihlengkap, dibutuhkan penelitian lanjutan yangdilakukan secara lebih komprehensif untukkeperluan mendeskripsikan bahasa Iban, baikdi wilayah yang masih berada di Indonesia,maupun di Malaysia.

Page 12: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

DAFTAR PUSTAKA

Alloy, Sujarni, dkk. 2008. Mozaik Dayak:Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayakdi Kalimantan Barat. Pontianak: InstitutDayakologi.

Alwi, Hasan. 2010. Tata Bahasa Baku BahasaIndonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: PusatBahasa dan Balai Pustaka.

Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.2016. Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi V Daring. Jakarta: KementerianPendidikan dan Kebudayaan RepublikIndonesia.

Gomes, Edwin H. 2004. Seventeen Years AmongThe Sea Dyaks of Borneo. Kota Kinabalu:Natural History Publications.

Kamal, Mustafa, dkk. 1990. Sistem Perulangandalam Bahasa Iban. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. KamusLinguistik. Jakarta: Gramedia.

Lebar, Frank M. 1972. Ethnic Groups of InsularSoutheast Asia. USA: Human RelationsArea Files.

Matthews, P.H. 2007. The Concise OxfordDictionary of Linguistics. UK: OxfordUniversity Press.

Maunati, Yekti. 2004. Identitas Dayak:Komodifikasi dan Politik Kebudayaan.Yogyakarta: LkiS.

Payne, Thomas E. 1997. Describing Morphosyntax:A Guide for Field Linguists. UnitedKingdom: Cambridge University Press.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik AnalisisBahasa: Pengantar Penelitian WahanaKebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta:Sanata Dharma University Press.

Yapp, Aloysius & Anita bt Morah Abas. 2013.“The Ethnic Identity Of Sino-Iban InSaribas River And Marup Sino-Iban,Borneo Sarawak”. Disampaikan dalamInternational Conference of ISCCO8 (TheInternational Society for the Study ofChinese Overseas) di Kuala Lumpur,Malaysia, tanggal 18 Agustus 2013.

Catatan

PENG = penggolongNEG = negasi1T = pronomina persona pertama tunggal2T = pronomina persona kedua tunggal3T = pronomina persona ketiga tunggal3J = pronomina persona ketiga jamak

Informan1. Nama : Abulipa

Usia : 46 tahun2. Nama : Ilukinda

Usia : 45 tahun

Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 72-7878

Catatan Akhir

Page 13: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

INDEKS PENULIS

D

Dawa, Wilhelmus. “Pola PembentukanKependekan dalam Lingkungan Militerdan Kepolisian di Indonesia”. Volume10 No.1, Maret 2016, Halaman 56-71.

I

Isodarus, Praptomo Baryadi. “WacanaProsedural Perihal Pelaksanaan TugasPerawat”. Volume 10 No.1, Maret 2016,Halaman 47-55.

N

Nursianti, Biata. “Pengulangan Kata dalamBahasa Dayak Seberuang di Sekubang,Kecamatan Sepauk, Kalimantan Barat”.Volume 10 No.2, Oktober 2016,Halaman 113-123.

O

Opki, W. Yuventus. “Nama-Nama KampungBerunsur ‘’OK” dalam Bahasa NgalumKabupaten Pegunungan Bintang,Papua”. Volume 10 No.2, Oktober 2016,Halaman 124-141.

S

Sartika, Maria Angelina. “Sapaan dalamBahasa Manggarai di Provinsi NusaTenggara Timur”. Volume 10 No.2,Oktober 2016, Halaman 91-112.

Sipayung, Margaretha Ervina. “Konflik Sosialdalam Novel Maryam Karya OkkyMadasari: Kajian Sosiologi Sastra”.Volume 10 No.1, Maret 2016, Halaman22-34.

Sudarsono, Sony Christian. “Metafora tentangTuhan dalam Kitab Mazmur”. Volume10 No.1, Maret 2016, Halaman 35-46.

Sudarsono, Sony Christian. “Prinsip KasihSayang: Prinsip Berbahasa yangMemartabatkan Anak”. Volume 10No.2, Oktober 2016, Halaman 79-90.

T

Taum, Yoseph Yapi. “Sang Kristus dalam PuisiIndonesia Modern”. Volume 10 No.1,Maret 2016, Halaman 1-21.

W

Wardani, Maria Magdalena Sinta dan ZhangHuiye. “Negasi dalam Bahasa Iban”.Volume 10 No.2, Oktober 2016,Halaman 72-78.

142

Page 14: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

PETUNJUK BAGI PENULIS

Redaksi Jurnal Kebudayaan Sintesis menerima kiriman artikel dengan ketentuan sebagaiberikut.1. Arikel tidak mengandung unsur plagiat.2. Artikel belum pernah dipublikasikan oleh media lain.3. Artikel berupa hasil penelitian, gagasan konseptual, serta kajian dan aplikasinya.4. Artikel dapat berupa resensi buku. Syarat resensi adalah (a) buku yang diresensi relatif baru (tidak

lebih dari satu tahun sebelumnya), (b) panjang resensi 3-5 halaman, dan (c) fotokopi atau scancover wajib dilampirkan.

5. Artikel ditulis dalam bentuk esei sekitar (2.500-4.000 kata) atau 10-15 halaman kuarto (21 x 29,70cm), spasi ganda dengan sembir (margin) kiri dan atas 4 cm serta kanan dan bawah 3 cm, fonttimes new roman 12 dengan program windows MS Word.

6. Naskah memuat (a) judul, (b) nama penulis tanpa gelar, yang diikuti identitas penulis yangdicantumkan dalam catatan kaki; identitas penulis meliputi institusi, alamat korespodensi sertaalamat email, (c) abstrak (50-70 kata) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang ditulisdengan jarak satu spasi, (d) kata kunci dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (3-5 kata), (e)pembahasan yang disajikan dalam subbab-subab, (f) penutup, (g) daftar pustaka. Selain itu, penuliswajib melampirkan biodata.

7. Artikel hasil penelitian berisi judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, teori, metode penelitian,hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka.

8. Artikel gagasan konseptual berisi judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, pembahasan,kesimpulan, dan daftar pustaka.

9. Tabel dan gambar harus diberi nomor secara berurutan sesuai dengan pemunculannya. Setiapgambar dan tabel perlu diberi penjelasan singkat yang diletakkan di bawah untuk gambar. Gambarberupa foto (kalau ada), disertakan dalam bentuk mengkilap (gloss).

10. Daftar pustaka ditulis dengan tata cara berikut.Dixon, R.M.W. 1994. Ergativity. Cambridge: Cambridge University Press.Poedjosoedarmo, Soepomo. 1978. “Language Etiquette in Indonesiaan”. Dalam S. Udin (Ed.).Spectrum. Jakarta: PT Dian Rakyat. Hlm. 400-419.

11. Biodata ditulis secara naratif, maksimum 100 kata, memuat nama lengkap dan gelar pendidikan,tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, nama lembaga tempat bekerja, serta karya ilmiah yang pernahdimuat dalam tiga tahun terakhir.

12. Naskah dikirim dalam bentuk print out sebanyak 2 ekssemplar dan softfile dalam format “doc/docs” atau bisa dikirim melalui email paling lambat satu bulan sebelum bulan penerbitan kepada:

Redaksi Jurnal Ilmiah Kebudayaan SintesisPusat Kajian Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia

Jurusan Sastra IndonesiaUniversitas Sanata Dharma

Mrican, Tromol Pos 29, YogyakartaTelepon (0274) 513301, ex.1324, Faks. (0274) 562383

E-mail: [email protected].

13. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Penulis yangartikelnya dimuat akan mendapat imbalan berupa nomor bukti pemuatan sebanyak 3 (tiga)eksemplar. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.

Page 15: Volume 10 No. 2, Oktober 2016 - core.ac.uk · di provinsi nusa tenggara timur maria angelina sartika pengulangan kata dalam bahasa dayak seberuang di sekubang, kecamatan sepauk, kalimantan

DITERBITKAN OLEH

PUSAT KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN KEBUDAYAAN INDONESIAJURUSAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA

JURNAL ILMIAH KEBUDAYAAN