Volta Kim2 3

download Volta Kim2 3

of 5

Transcript of Volta Kim2 3

  • 7/22/2019 Volta Kim2 3

    1/5

    KIM 2

    1

    materi78.co.nr

    ELEKTROKIMIA

    Sel Volta

    A. PENDAHULUANElektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang

    mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia.

    Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun

    untuk mengubah energi kimia menjadi energilistrik atau sebaliknya.

    Sel elektrokimia terbagi menjadi dua:

    1) Sel elektrolisis, yaitu sel yang mengubahenergi listrik menjadi energi kimia.

    Arus listrik digunakan untuk melangsungkan

    reaksi redoks tak spontan.

    2) Sel Volta, yaitu sel yang mengubah energikimia menjadi energi listrik.

    Reaksi redoks spontan digunakan untuk

    menghasilkan listrik.

    B. SEL VOLTASel volta adalah sel yang mengubah energi kimia

    menjadi energi listrik.

    Reaksi redoks spontan digunakan untuk

    menghasilkan listrik.

    Susunan sel volta:

    1) Anodaadalah elektroda yang berhubungandengan kutub negatif sumber arus listrik.

    Anoda mengalami oksidasi dan melepas

    elektron.

    2) Katodaadalah elektroda yang berhubungandengan kutub positif sumber arus listrik.

    Katoda mengalami reduksi dan menerima

    elektron.

    3) Jembatan garam adalah penyempurna selyang:

    a. Membuat rangkaian menjadi rangkaiantertutup.

    b. Menyeimbangkan muatan elektrolitdengan memberi ion positif atau negatif.

    Jembatan garam mengandung larutan garam

    (biasanya mengandung K+ atau Na+) yang

    dibentuk menjadi agar-agar.

    Cara kerja sel volta:

    Contoh: anoda Ni tercelup pada NiSO4, katodaAg tercelup pada AgSO4.

    1) Anoda teroksidasi menjadi semakin tipis,karena berubah menjadi kation yang larut

    dalam elektrolit.

    Ni Ni2++ 2e

    2) Elektron yang dilepas bergerak ke katodamelalui kawat penghantar.

    3) Katoda tereduksimenjadi menebal, karenakation dari elektrolit mengendap.

    Ag+

    + e Ag4) Karena terjadi kelebihan ion positif pada

    anoda (terbentuknya kation anoda) dan

    kelebihan ion negatifpada katoda (kation

    elektrolit mengendap), terjadi ketidak-

    seimbangan muatan yang menyebabkan

    reaksi tidak berkelanjutan.

    5) Kelebihan dan kekurangan tersebutdinetralkan oleh jembatan garam dengan

    memberi ion negatif pada daerah yang

    kelebihan muatan, dan memberi ion positif

    pada daerah yang kekurangan muatan.

    Reaksi sel volta:

    A: Ni d Ni2++ 2e

    K: 2Ag++ 2e d 2Ag +

    Ni + 2Ag+ d Ni2++ 2Ag

    Macam-macam elektroda pada sel Volta:

    1) Elektroda padat/logamLogam padat dijadikan elektroda.

    a. Elektroda logam pada larutan tidakmudah jenuhContoh: elektroda Fe pada larutan FeSO4,

    elektroda Ni pada larutan H2SO4.

    b. Elektroda logam pada larutan mudahjenuh

    Contoh: elektroda Ag dicelupkan pada

    larutan AgCl, elektroda Fe dicelupkan

    pada larutan Fe(OH)3.

    2) Elektroda tidak padatElektroda tidak padat karena elektroda logam

    tidak mengalami reaksi redoks (inert),sehingga zat lain yang mengalaminya, sesuai

    aturan sel elektrolisis.

    e

    anoda (-) katoda (+)

    elektrolitgaram anoda

    elektrolitgaram katoda

    V

    jembatangaram

    kation (+) anion (-)

  • 7/22/2019 Volta Kim2 3

    2/5

    KIM 2

    2

    materi78.co.nr

    ELEKTROKIMIA

    a. Elektroda ionContoh: ion Fe3+ tereduksi menjadi Fe2+

    pada katoda Pt.

    b. Elektroda gasContoh: ion H+tereduksi menjadi gas H2

    pada katoda C.

    Diagram sel volta adalah notasi singkat darireaksi sel volta.

    Diagram sel volta dengan elektroda padat:

    Reaksi sel

    A + Bx+dAy++ B

    (elektroda padat mengalami reaksi redoks)

    Diagram sel

    Contoh:

    Pada suatu sel Volta, anoda besi tercelup pada

    FeSO4, katoda Ni tercelup pada NiSO4. Buatlah

    reaksi sel dan diagram selnya!

    Jawab:

    A: Fed Fe2++ 2e

    K: Ni2++ 2ed Ni +

    Fe + Ni2+d Fe2++ Ni

    Diagram sel: Fe | Fe2+|| Ni2+| Ni

    Diagram sel volta dengan elektroda tidak padat:

    Reaksi sel

    A + Bx+dAy++ B

    (elektroda inert [Pt, Au, C])

    Diagram sel

    Contoh:

    Pada suatu sel Volta, anoda Pt tercelup pada

    H2SO4, katoda Pt tercelup pada Ce(NO3)4. Buatlah

    reaksi sel dan diagram selnya!

    Jawab:

    Karena elektroda inert, maka aturan reaksi

    mengikuti aturan sel elektrolisis, sehingga:

    Reaksi sel volta:

    A: H2 d 2H++ 2e

    K: 2Ce4++ 2ed 2Ce3+ +

    H2+ 2Ce4+d 2H++ 2Ce3+

    Diagram sel: Pt | H2| H+|| Ce4+| Ce3+| Pt

    Makna diagram sel volta:

    a. Tanda | menyatakan reaksi yang terjadi padaelektroda,

    b. Tanda || menyatakan jembatan garam.Pada diagram sel volta, koefisien reaksi sel tidak

    berpengaruh.

    C. POTENSIAL ELEKTRODALi K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au

    -3,04 -2,92 -2,90 -2,87 -2,71 -2,37 -1,66 -1,18 -0,76 -0,74 -0,44 -0,40 -0,28-0,28 -0,14 -0,13 0,00 +0,34 +0,79 +0,80 +1,18 +1,52

    Deret Volta adalah deret elektrokimia/

    kereaktifan logam yang menunjukkan nilai

    potensial elektroda logam.

    Sifat deret Volta:

    1) Makin ke kanan maka logam makin mudahtereduksi (nilai lebih positif).

    2) Makin ke kiri maka logam makin mudahteroksidasi (nilai lebih negatif).

    Reaksi sel voltatergolong reaksi pendesakan.

    Reaksi pendesakanadalah reaksi dimana suatu

    logam mendesak tempat kation logam lain dalam

    suatu senyawa.

    Reaksi pendesakanberlangsung apabila logam

    pendesak berada di sebelah kiri logam yang

    didesak pada deret Volta.

    Pada sel Volta, logam pendesak merupakan

    anoda, dan logam yang didesak merupakankatoda.

    Contoh:

    Pada sel Volta dengan anoda Zn yang tercelup

    pada ZnSO4, dan katoda Cu yang tercelup pada

    CuSO4, berlangsung reaksi:

    Zn + CuSO4dZnSO4+ Cu

    Zn + Cu2++ SO42-dZn2++ SO42- + Cu

    Zn + Cu2+ Zn2++ Cu

    Dapat dikatakan bahwa Zn mendesak Cu2+dari

    CuSO4, sehingga Zn dapat berikatan dengan

    SO42-.

    Potensial elektroda standar (Eo) adalahukuran

    besarnya kecenderungan suatu unsur untuk

    melepaskan atau mempertahankan elektron,

    diukur dalam keadaan standar.

    Nilai potensial elektroda mengacu pada deret

    Volta dan dikaitkan dengan reaksi reduksi,

    sehingga nilainya:

    A | Ax+ || By+| B

    Pt | A | Ax+ || By+| B | Pt

    Eo= Eoreduksi = -Eooksidasi

  • 7/22/2019 Volta Kim2 3

    3/5

    KIM 2

    3

    materi78.co.nr

    ELEKTROKIMIA

    Potensial sel standar (Eosel) adalah beda

    potensial listrik antara anoda dan katoda pada sel

    Volta, diukur dalam keadaan standar. Potensial

    sel tidak dipengaruhi koefisien reaksi.

    Potensial sel standar dapat dihitung:

    Contoh:

    Tentukan nilai potensial sel jika anodanya adalah

    Zn dengan Eo= -0,76 V, dan katodanya adalah Ag

    dengan Eo= +0,80 V!

    Berarti anoda mengalami oksidasi, sehingga nilai

    Eoharus diubah tandanya.

    A: Znd Zn2++ 2e Eo = +0,76 V

    K: 2Ag++ 2ed 2Ag Eo = +0,80 V +

    Zn + 2Ag+d Zn2++ 2Ag Eosel = +1,56 V

    Nilai potensial sel menunjukkan:

    1) Tegangan yang dihasilkan sel.2) Jika nilai Eosel > 0, maka reaksi sel spontan

    (berlangsung).

    3) Jika nilai Eosel 0, maka reaksi sel tidakspontan (tidak berlangsung).

    Reaksi sel tidak spontan dapat terjadi karena

    penempatan anoda dan katoda tidak mengacu

    pada deret Volta, sehingga potensial sel bernilai

    negatif.

    Contoh:

    Diketahui potensial elektroda Zn adalah -0,76 V,Cu adalah +0,34 V, dan Al adalah -1,66 V.

    Tentukan kemungkinan sel volta yang dapat

    dibuat sehingga terjadi reaksi spontan!

    Kemungkinan yang dapat dibuat (Eosel positif):

    sel katoda anoda Eosel

    I Cu Zn (+0,34) (0,76) = +1,10 V

    II Cu Al (+0,34) (1,66) = +2,00 V

    III Zn Al (0,76) (1,66) = +0,90 V

    D. PENERAPAN SEL VOLTASel Volta dapat menghasilkan energi listrik. Oleh

    karena itu, sel Volta digunakan sebagai sumber

    energi alat-alat elektronik.

    Sel Volta komersial digunakan sebagai sumber

    energi, terdiri dari:

    1) Elemen primer, yaitu sel Volta yang tidakdapat diisi ulang atau sekali pakai.

    Contoh: baterai kering (sel Leclanche), baterai

    alkalin, baterai perak oksida

    2) Elemen sekunder, yaitu sel Volta yang dapatdiisi ulang atau tidak habis pakai.

    Contoh: aki, baterai nikel-kadmium, baterai

    nikel metal-hidrat, baterai lithium-ion.

    Aki

    Aki biasa digunakan dalam kendaraan bermotor

    karena praktis, dapat diisi ulang dan tidak

    membutuhkan jembatan garam. Aki termasuk elemen

    sekunder.

    Susunan sel aki:

    Reaksi pengosongan aki(reaksi sel Volta):

    A : Pb + HSO4-d PbSO4 + H++ 2e

    K : PbO2+ HSO4-+ 3H++ 2edPbSO4+ 2H2O +

    Pb + PbO2 + 2HSO4-+ 2H+

    2PbSO4+ 2H2O

    Reaksi pengisian aki dapat dilakukan dengan

    membalik arah aliran elektron.

    Reaksi pengisian aki(reaksi sel elektrolisis):

    A : PbSO4+ H++ 2ed Pb + HSO4-

    K : PbSO4+ 2H2OdPbO2+ HSO4- + 3H++2e +

    2PbSO4 + 2H2O

    Pb + PbO2+ 2HSO4-+ 2H+

    Baterai kering (sel Leclanche)

    Baterai kering sering digunakan untuk alat-alat

    elektronik kecil, dan tidak dapat diisi ulang. Sel

    Leclanche termasuk elemen primer, dan bersifat

    asam.

    Susunan sel Leclanche:

    Reaksi pengosongansel Leclanche:

    A : Zn d Zn2+ + 2e

    K : 2MnO2+ 2NH4++ 2edMn2O3+ 2NH3+ H2O+

    Zn + 2MnO2 + 2NH4+

    Zn2++ Mn2O3+ 2NH3+ H2O

    Kemudian terjadi reaksi lanjut dimana ion Znberikatan dengan amonia menurut reaksi:

    Zn2++ 4NH3 Zn(NH3)42+

    Eosel = Eokatoda - Eoanoda

    Anoda : PbKatoda : PbO2

    Elektrolit : H2SO430%

    Potensial : 2 V

    Zn (anoda)

    C (katoda)

    pasta

    Anoda : ZnKatoda : C

    Elektrolit : Pasta MnO2, ZnCl2, NH4Cl

    (asam), H2O, serbuk C

    Potensial : 1,5 V

  • 7/22/2019 Volta Kim2 3

    4/5

    KIM 2

    4

    materi78.co.nr

    ELEKTROKIMIA

    Baterai alkalin

    Baterai alkalin mampu menyediakan arus stabil dalam

    waktu yang lama dengan potensial yang sama

    dengan sel Leclanche, walaupun pereaksinya telah

    berkurang. Baterai alkalin termasuk elemen primer,

    dan bersifat basa.

    Susunan baterai alkalin:

    Reaksi pengosonganbaterai alkalin:

    A : Zn + 2OH- d Zn(OH)2+ 2e

    K : 2MnO2+ 2H2O + 2ed2MnO(OH) + 2OH- +

    Zn + 2MnO2 + H2O Zn(OH)2+ 2MnO(OH)

    Baterai nikel-kadmium

    Baterai nikel-kadmium (nicad) adalah baterai kering

    yang dapat diisi ulang. Baterai nicad termasuk elemen

    sekunder.

    Susunan baterai nicad:

    Reaksi pengosonganbaterai nicad:

    A : Cd + 2OH-dCd(OH)2+ 2e

    K : NiO2+ 2H2O + 2e dNi(OH)2+ 2OH- +

    Cd + NiO2 + 2H2O Cd(OH)2+ Ni(OH)2

    Baterai nikel metal-hidrat (Ni-MH)

    Baterai nikel metal-hidrat adalah baterai yang

    digunakan untuk menggantikan baterai nicad. Baterai

    nikel metal-hidrat termasuk elemen sekunder.

    Susunan baterai Ni-MH:

    Reaksi baterai nikel metal hidrat:

    A : MH + OH-qeM + H2O + e

    K : NiO(OH) + H2O + e qeNi(OH)2+ OH-

    Baterai merkuri

    Susunan sel baterai merkuri:

    Reaksi pengosonganbaterai merkuri:A : Zn + 2OH-dZnO + H2O+ 2e

    K : HgO + H2O + 2edHg + 2OH- +

    Zn + HgO ZnO + Hg

    Baterai perak oksida

    Baterai perak oksida atau sel kancing umumnya

    merupakan lempengan dan digunakan pada jam

    tangan, kalkulator atau kamera. Baterai perak oksida

    termasuk elemen primer.

    Susunan sel baterai perak oksida:

    Reaksi pengosonganbaterai perak oksida:

    A : Zn + 2OH-dZn(OH)2+ 2e

    K : Ag2O + H2O + 2ed2Ag + 2OH- +

    Zn + Ag2O + H2O Zn(OH)2+ 2Ag

    Baterai lithium

    Baterai lithiumdan lithium-ionbanyak digunakan

    karena menghasilkan tegangan yang lebih besar daribaterai sebelumnya. Kedua baterai ini termasuk

    elemen sekunder.

    Susunan sel baterai lithium:

    Pada baterai lithium-ion, lithium yang digunakan

    adalah dalam bentuk ion. Pada dasarnya, dalam

    baterai lithium-ion tidak terjadi reaksi redoks.

    Ketika digunakan, ion lithium mengalir dari anoda ke

    katoda lain melalui elektrolit. Ketika diisi ulang, ion

    lithium mengalir berbalik arah.

    Susunan sel baterai lithium-ion:

    Reaksi baterai lithium-ion:

    A : nLi++ n e + 6C qeLinC6

    K : LiCoO2qeLi1-nCoO2+ nLi++ n e

    Reaksi kesetimbangan dapat mencapai batasnya bila

    digunakan terus menerus:

    Li++ LiCoO2+ e Li2O + CoO

    Reaksi kesetimbangan dapat mencapai batasnya bila

    diisi terus menerus:

    LiCoO2 Li++ CoO2+ e

    Anoda : Zn

    Katoda : MnO2

    Elektrolit : pasta KOH

    Potensial : 1,5 V

    Anoda : Cd

    Katoda : NiO2 berair

    Elektrolit : pasta mengandung OH-

    Potensial : 1,25 V

    Anoda : MH

    Katoda : NiO(OH)

    Elektrolit : KOH

    Potensial : 1,4 V

    Anoda : Zn

    Katoda : HgO

    Elektrolit : pasta KOH

    Potensial : 1,4 V

    Anoda : ZnKatoda : Ag2O berair

    Elektrolit : pasta KOH atau NaOH

    Potensial : 1,4 V

    Anoda : Li

    Katoda : MnO2

    Elektrolit : LiClO4 bebas air

    Potensial : 3,7 V

    Anoda : C

    Katoda : LiCoO2

    Elektrolit : LiPF6, etilen karbonat, dimetil

    karbonat, dietil karbonat

    Potensial : 3,7 V

  • 7/22/2019 Volta Kim2 3

    5/5

    KIM 2

    5

    materi78.co.nr

    ELEKTROKIMIA

    E. KOROSIKorosi atau perkaratan adalah suatu reaksi

    redoks antara logam dengan lingkungannya.

    Korosi dapat terjadi karena logam bersentuhan

    dengan udara, air atau garam.

    Mekanisme korosi umum:

    1) Logam menjadi anoda dan teroksidasi.2) Udara (oksigen) menjadi katoda dan

    tereduksi.

    Reaksi redoks korosi menghasilkan karat

    berupa oksida atau karbonat yang berupa

    senyawa hidrat.

    Korosi paling sering terjadi pada unsur besi (Fe),

    karena besi mudah teroksidasi.

    Proses elektrokimia korosi besi:

    A : Fe q Fe2++ 2e Eo= +0,44 VK : O2+ 2H2O + 4eq 4OH Eo= +0,40 V

    atau

    A : Fe q Fe2++ 2e Eo= +0,44 VK : O2+ 4H++ 4e q 2H2O Eo= +1,23 VIon Fe2+ yang terbentuk mengalami oksidasi

    lanjut menjadi ion Fe3+dan membentuk senyawa

    besi (III) oksida hidrat:

    Fe2O3. xH2O

    Korosi pada logam lain (contohnya Al, Cr, Zn)

    juga ditemukan, namun korosi segera terhenti

    setelah terbentuk lapisan karat tipis pada logam.

    F. PENCEGAHAN KOROSIKorosi dapat dicegah dengan menjauhkan atau

    menghindari logam melakukan kontak dengan

    oksidatornya.

    Cara pencegahan korosi:

    1) Aliasi logamAliasi logam atau stainless steeladalah usaha

    pencegahan korosi besi dengan

    menggunakan aliasi logam dengan

    campuran Fe, Ni, dan Cr.

    2) PengecatanPengecatan mencegah kontak besi dengan

    udara dan air.

    3) Pelumuran oli atau gemukPelumuran oli atau gemuk mencegah kontak

    besi dengan air.

    4) Proteksi katodik/electroplatingElectroplating adalah perlindungan logam

    secara elektrolisis untuk mencegah kontak

    logam yang dilindungi dengan udara dan air.

    Contoh electroplating pada besi adalah

    chromium plating dan zinc plating

    (galvanisasi).

    Mekanisme proteksi katodik:

    a. Logam pelindung melindungi besi darikontak udara dan air.

    b.

    Logam pelindung memiliki potensialelektroda lebih negatif dari besi.

    c. Ketika tergores atau rusak, kedua logammembentuk sel elektrokimia:

    Apabila potensial elektroda logam pelindung

    tidak lebih negatif dari besi (contohnya Sn),

    maka lapisan pelindung harus tetap dijaga,karena apabila rusak justru memperparah

    korosi besi.

    5) Pengorbanan anodaDilakukan dengan melapisi besi dengan

    logam aktif (contohnya Mg). Logam aktif

    akan melindungi besi dan berkarat,

    sedangkan besi tidak berkarat.

    Anoda : logam pelindung (Cr atau Zn)

    [teroksidasi]

    Katoda: besi (Fe)

    [tidak teroksidasi]