.Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku...

33
13 BAB II KERANGKA TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoritik 1. Hakikat Kemampuan Berperilaku a. Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap yang tidak hanya ucapan keseluruhan perilaku atau kegiatan individu dapat dikelompokan kedalam empat jenis kegiatan sebagai berikut: 1 a) Kegiatan Motorik, Meliputi kegiatan yang dinyatakan dalam gerakan adalah perbuataan jasmani, misalnya: makan, minum dan sebagainya. Kegiatan ini ada yang didasari perintah dari susunan saraf otak dan nada juga yang tidak disadari disebut refleksi. b) Kegiatan Kognitif, Kegiatan Individu yang berhubungan dengan pengenalan, pemahaman, penalaran serta pengadaan tentang dunia luar, tentang lingkungan sekitarnya seperti pengindreraan dan berfikir. c) Kegiatan Konatif, yaitu kegiatan yang berkenaan dengan motif dan dorongan individu untuk mencapai suatu tujuan kegiatan yang tertutup seperti: harapan, kehendak dan cita-cita. d) Kegiatan Afektif, yaitu kegiatan yang memanifestasikan penghayatan suatu emosi atau 1 Jafar Shodiq Sahrudin. Perilaku Sosial Santri di Pondok Pesantren Darul Muttaqien.Vol. 2.No. 4. 2014. h, 6

Transcript of .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku...

Page 1: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

13

BAB II

KERANGKA TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Kemampuan Berperilaku

a. Pengertian Perilaku

WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau

reaksi individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap yang tidak hanya

ucapan keseluruhan perilaku atau kegiatan individu dapat dikelompokan

kedalam empat jenis kegiatan sebagai berikut:1

a) Kegiatan Motorik, Meliputi kegiatan yang dinyatakan dalam gerakan

adalah perbuataan jasmani, misalnya: makan, minum dan sebagainya.

Kegiatan ini ada yang didasari perintah dari susunan saraf otak dan nada

juga yang tidak disadari disebut refleksi. b) Kegiatan Kognitif, Kegiatan

Individu yang berhubungan dengan pengenalan, pemahaman, penalaran

serta pengadaan tentang dunia luar, tentang lingkungan sekitarnya seperti

pengindreraan dan berfikir. c) Kegiatan Konatif, yaitu kegiatan yang

berkenaan dengan motif dan dorongan individu untuk mencapai suatu tujuan

kegiatan yang tertutup seperti: harapan, kehendak dan cita-cita. d) Kegiatan

Afektif, yaitu kegiatan yang memanifestasikan penghayatan suatu emosi atau

1 Jafar Shodiq Sahrudin. Perilaku Sosial Santri di Pondok Pesantren Darul Muttaqien.Vol.

2.No. 4. 2014. h, 6

Page 2: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

14

perasaan seperti marah, sedih, gairah dan mengagumi. Mutlak memberi arti

kepada sesuatu yang patut dan seharusnya diperbuat manusia

Senada dengan itu Skinner (1983) seorang ahli psikologi yang dikutip

oleh Soekidjo Notoatmodjo merumuskan bahwa perilaku merupakan respons

atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan

demikian perilaku manusia terjadi melalui proses Stimulus lalu Organisme

dan akhirnya terjadi Respons, sehingga teori Skinner ini disebut teori “SOR”.2

Kartini Kartono, menjelaskan bahwa perilaku atau perbuatan mempunyai arti luas sekali tidak hanya mencangkup kegunaan yang motorik saja seperti berbicara, berjalan, berlari, berolahraga, bergerak dan lain-lain akan tetapi membahas bermacam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat, berfikir, fantasi atau pergerakan baik penampilan emosi dalam bentuk fantasi.3 Dapat disimpulkan bahwa, tanggapan atau reakisi inilah yang

kemudian dicernah oleh anak dan menghasilakan perilaku buruk maupun

perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Senada dengan itu Pemahaman

yang diberikan kepada anak mengenai perilaku baik dan buruk itu sendiri

akan memberikan tanggapan positif pada diri anak, sehingga tanggapan itu

akan membentuk karakter baik pada anak itu sendiri.

Anak-anak tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari

yang diwarnai oleh pelanggaran terhadap terhadap orang lain, kekerasan,

pemaksaan, ketidak pedulian, kerancuan antara benar dan salah baik dan

2 Soekidjo Notoatmodjo, Ilmu Perilaku Kesehatan, (Jakarta: PT. Rineka Ciptta, 2010). h, 20 3 Riski Andrianto, at.all. . Hubungan Antara Pemahaman Terhadap Materi Norma

Kesopanan Dengan Perilaku Peserta Didik. Jurnal Online PKn UNJ.(Vol. 3, No. 6. 2015). h, 3

Page 3: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

15

tidak baik, perilaku boleh dan tidak boleh. Banyak masalah yang diselesaikan

dengan kekerasan, adu kekuatan fisik dan mengabaikan cara penyelesaian

dengan mengandalkan pertimbangan moral.

Pemahaman baik yang diberikan pada anak, itu nantinya diharapkan

akan membuat anak lebih tegas dalam mengambil sebuah keputusan.

Sehingga mereka bisa bertindak benar berdasarkan fikiran mereka dan

memberi kemampuan kepada anak untuk mengatakan “tidak” pada tindakan

yang tidak benar, dan memilih melakukan tindakan bermoral. Ini merupakan

mekanisme internal yang sangat berpengaruh, yang mengarahkan perilaku

moral anak, sehingga pilihan yang mereka ambil tidak hanya aman, tetapi

juga bijak. Pentingnya pendidikan moral harus terus diupayakan untuk

menanamkan nilai moral pada anak didik sehingga anak bisa bersikap dan

bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral tersebut.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan Perilaku

Tak dapat disangkal bahwa, begitu banyak faktor yang mempengaruhi

perkembanganperubahan Perilakui. Di bawah ini Ada 2 faktor yang paling

berpengaruh dan menjadi sebab terjadinya perubahan perilaku atau sikap:

(1) Faktor Intern (2) Faktor Ekstern.4 Melihat faktor yang menyebabkan

perubahan perilaku diatas, maka faktor Internal siswa sangat perpengaruh

dalam kemampuan berperilaku siswa. Faktor dari dalam diri siswa ini yang

4 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), h. 157

Page 4: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

16

dilatih di lingkungan sekolah dan keluarga. Tidak hanya pendidikan

dilingkungan sekolah yang mempengruhi pembentukan baik buruknya

perilaku anak, namun peranan pending orang tua dalam memberikan

pendidikan perilaku dalam keluarga berperan besar dalam proses

pembentukan perilaku anak. Lingkungan dari luar sangat besar perannya

dalam proses pembentukan perilaku siswa, faktor lingkungan adalah contoh

terdekat yang mampu merubah anak yang berperilaku baik menjadi tidak

baik, dan sebaliknya faktor lingkungan mampu mengubah seorang anak

mengendalikan perilakunya.

Faktor maka permasalahan ini menjadi tugas penting yang harus

diperhatikan khususnya bagi orang tua, karena orang tua yang sibuk dengan

urusan eksternalnya akan lalai dalam memperhatikan dan mendidik anak

didalam keluarga. Situasi seperti ini berakibat serius bagi kemampuan

barperilaku anak. Orang tua harus tetap konsisten dan bersungguh-sungguh

dalam mengatur waktu memberikan perhatian kepada anak. Kemudian guru

harus menjadi contoh yang baik di lingkungan sekolah terhadap peserta

didiknya dalam mengajarkan moral terkait sikap perilaku.

Cara terbaik bagi anak belajar perilaku adalah mengamati sikap orang

lain, salah satunya orang terdekat yaitu orang tua. Orang tua memegang

peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian bagi anak-

anaknya. Disampaikan oleh Huxley dalam Qudsyi dan Gusniarti, bahwa

Page 5: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

17

moral anak dikembangkan sebagai sebuah hasil dari interaksi orangtua

dengan anak, dimana sang anak belajar tentang konsep dasar moral, belajar

mengenai sesuatu yang benar maupun salah melalui pengalaman paling

awal dari sang anak.5 berdasarkan pernyatan di atas memberikan makna

bahwa, hubungan yang terjalin erat antara anggota keluarga akan

memberikan suasana yang positif untuk menumbuhkan dan

mengembangkan konsep moral pada masing-masing anggota keluarga,

termasuk salah satunya adalah bagi anak-anak.

Baik buruknya keperibadian anak-anak dimasa yang akan datang

banyak ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan dari orang tua. Sementara

di lingkungan sekolah, guru tidak hanya mengajari anak mengetahui dan

merasakan hal yang baik dan benar, tetapi juga mengajari mereka bertindak

yang benar. Bukan hal yang mustahil lagi, ketika anak melihat orang lain

melakukan suatu aktivitas oleh orang dewasa, maka dilain waktu dia akan

menirukan apa yang pernah dilihatnya.

c. Tiga langkah Membangun Perilaku

Ada tiga langkah penting untuk membangun Perilaku terutama bagi

anak.

Pertama adalah memberi contoh pada anak karena memberi contoh merupakan cara yang terbaik untuk mengajari anak mengendalikan cara mereka berperilaku, dan menunjukkan bahwa hal tersebut

5 Hazira Qudsyi dan Gusniarti. Hubungan Antara Keberfungsian Keluarga Dengan

Penalaran Moral Anak. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. (Vol. 9, No. 1, Mei 2007). h. 53

Page 6: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

18

merupakan prioritas. Kedua adalah membantu anak menumbuhkan sistem regulasi internal sehingga dapat menjadi motivator bagi diri mereka sendiri. Ketiga mengajarkan cara membantu anak mengambil keputusan dalam berperilaku ketika menghadapi godaan dan mengajarkan mereka berfikir sebelum bertindak sehingga mereka akan memilih sesuatu yang aman dan baik.6

Berdasarkan pernyataan di atas, dalam pelaksanan membangun

perilaku yang baik pada anak keluargalah sebagai lingkungan pendidikan

yang pertama memainkan peran yang sangat besar dalam membentuk pola

keperibadian anak khususnya dalam hal mengendalikan perikau anak. Sebab

keluarga orang paling dekat dengan anak, dan tau bagaimana karakter yang

dimiliki anak. Dibawah ini adalah penjabaran secara luas terhadap langkah-

langkah membangun perilaku anak.

Langkah pertama: Berilah contoh perilaku yang baik dan jadikan hal

tersebut sebagai prioritas. Berikut ada 4 kebiasan keluarga yang dapat

menumbuhkan perilaku baik pada diri anak: a) ajarkan makna dan nilai

perilaku, b) tekadkan mengajar perilaku kepada anak, c) buatlah moto

perilaku yang baik dalam keluarga, d) buat aturan bahwa hanya boleh

berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Cara yang terbaik

mengajarkan moralitas kepada anak adalah dengan melihat contoh dari

orang tuanya. Jika setiap orang tua menginginkan anak-anaknya beretika,

maka dia juga harus memperlihatkan etika yang baik di depan anaknya.

Untuk menanamkan sikap moral terhadap anak ada kesulitan serta

6 Michele Borba. Membangun Kecerdasan Moral. Terjemahan Lina Jusuf. (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2008). h. 107

Page 7: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

19

membutuhkan waktu yang lama, namun orang tua harus mempunyai niat

dan tekad yang kuat sampai anaknya menunjukkan kemauan dan kemajuan

dalam memilki sikap moral tersebut, dan salah satunya melalui aturan yang

dibuat dalam keluarga, tekankan untuk setiap anggota keluarga untuk

menghormati aturan itu.

Langkah kedua: Doronglah agar anak memotivasi diri. Salah satu

tugas terberat adalah mendidik anak agar percaya diri. Meskipun kita pasti

mendorong anak agar berhasil, pada akhirnya mereka sendirilah yang harus

mempunyai keinginan untuk itu. Tujuannya adalah membuat membuat anak

sadar bahwa ia dapat mengontrol hidup dan pilihannya. Di sisi lain ada

beberapa cara untuk mendorong anak melakukan tugas dengan baik yaitu: a)

tumbuhkan pujian internal, b) mintalah anak agar menghargai perbuatannya

sendiri, c) buat jurnal keberhasilan, d) buatlah kejutan kepada anak karena

pengambilan keputasan bijak yang dilakukan.

Langkah ketiga: Ajarkan anak berfikir sebelum melakukan sesuatu.

Cara terbaik menghapus kekerasan dan membantu anak hidup damai dan

bermoral adalah mengajarkan bagaimana cara berperilaku yang sesuai

dengan norma-norma yang sudah ada. Hal-hal yang sederhana yang kita

ajarkan kepada anak pasti akan memberikan pengaruh yang baik. Jadi

bagaimana peran guru sebagai orang dewasa yang ditiru oleh anak, terutama

saat di sekolah

Page 8: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

20

d. Cara Menghilangkan Perilaku Tidak Sopan

Ada lima langkah menghilangkan perilaku tidak sopan pada diri anak

adalah: Pertama, adalah menunjukan mana perilaku yang tergolong kasar.

Kedua, jangan ladeni jika diperlakukan tidak sopan. Ketiga, jika tetap

bersikap kasar, beri kpnsekuensi. Keempat ajarkan perilaku lain untuk

mengubah perilaku buruk. Doronglah sikap hormat.7

Langkah pertama, menghilangkan sikap kasar adalah menentukan

sikap mana yang dianggap tidak sopan sehingga anak memahami dengan

jelas apa yang diharapkan. Sesetiap anak sesekali bisa lupa, sehingga ada

kata-kata, nada suara, atau gerak-gerik tidak sopan yang dilakukan anak.

Ketika anak melakukan perilaku kasar, berilah pemahaman agar anak

mengingat kembali perilaku yang ia lakukan tidak sopan.

Langkah kedua, penelitian dibidang perkembangan anak menunjukkan

bahwa anak-anak cenderung bersikap kasar jika suatu hal tidak berhasil

menarik perhatian anak.8 Jadi, bersikaplah netral dan jangan memberi

respons. Jangan menghela nafas, memutar bola mata, mengangkat bahu,

atau menunjukkan sikap kesal. Jangan juga membujuk, atau memarahi.

Taktik seperti itu kemungkinan tidak akan berhasil dan barang kali hanya

akan memperburuk perilaku anak.

7 Ibid., h. 164 8 Ibid., h. 165

Page 9: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

21

Langkah ketiga, setelah mengungkapkan sikap mana yang

diharapkan, tetapi masih ada juga kata-kata atau sikap yang tidak sopan,

maka anak harus menanggung konsekuensi akibat ulah anak yang bersikap

kasar. Konsekuensi yang efektif harus jelas bagi anak, mempunyai waktu

yang tertentu, berkaitan langsung dengan perilaku dengan perilaku tidak

sopan, dan konsekuensi yang diberikan pada anak harus sesuai dengan

anak. Konsekuensi yang diterapkan bersifat konsisten dan jangan melemah.

Satu hal lagi: libatkan anak dalam menentukan konsekuensi, mereka

biasanya bahkan menetapkan koneskuensi yang lebih berat.

Langkah keempat, jika anak terus-menerus bersikap tidak hormat,

maka sudah saatnya anak diajarkan sikap hormat yang baru. Mengajarkan

sikap hormat yang baru biasanya ini adalah langkah yang biasanya

terlewatkan oleh orang tua. Seringkali anak terus-menerus berperilaku buruk,

karena tidak adanya peran orang tua mengubah dan mengajarinya

mengubah perilaku. Perilaku baru yang dipelajari anak melalui pengulangan

yang diterapkan orang tua.9 Dengan latihan teknik baru secara berulang-

ulang hingga anak menguasai perilaku yang diajarkan, peran orang tua

sangat di perlukan dalam mengubah perilaku anak. Perubahan perilaku yang

dilakukan pada anak memerlukan waktu tiga minggu, perubahan yang

dilakukan pada anak harus bersifat konsisten hingga mulai terlihat

perubahannya. Seringkali orang tua mengajarkan sesuatu yang baru bukan 9 Ibid., h. 168

Page 10: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

22

pada waktunya. Saat yang paling tepat mengubah perilaku dan

menyampaikan sesuatu yang baru pada anak adalah dalam keadaan tenang

dan santai, bukan ketika menghadapi konflik.

Langkah kelima, salah satu cara paling mudah mendorong suatu

perilaku adalah memberikan dorongan setiap kali anak melakukanya.

Namun, penelitian menunjukan bahwa seringkali kita justru melakukan yang

sebaliknya: kita bukannya memperhatikan ketika anak bersikap hormat dan

sopan, tetapi menonjolkan kesalahan yang dilakukan anak.10 Dapat

disimpulkan bahwa, setiap kali anak bersikap hormat ataupun sopan,

tunjukan bahwa orang tua menyadari hal tersebut dan engekspresikan bahwa

sikap homat yang ditunjukan anak disukai orang tua.

2. Penguasaan Muatan Materi Kasih Sayang

a. Pengertian Kasih sayang

Kasih sayang merupakan kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap

manusia. Konsep kebutuhan manusia dari segi kejiwaan antara lain: 1)

Kebutuhan rasa aman, 2) Kebutuhan rasa kasih sayang, 3) Kebutuhan akan

penghargaan, 4) Kebutuhan akan kebebasan, 5) Kebutuhan rasa sukses, 6)

Kebutuhan akan satu kekuatan pembimbing.11 Berdasarkan pengertian

tersebut, maka kasih sayang merupakan bentuk perhatian yang tercurahkan

sepenuhnya untuk anak, baik lahir maupun batin dengan ungkapan-

10

Ibid., h. 169 11 Badiatul Muchlisin Asti, Tips-Tips Hebat Figh Parenting, (Jogjakarta: In Books, 2010) h. 79

Page 11: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

23

ungkapan yang baik, dekapan, ciuman, pelukan, belaian, semuanya

merupakan wujud dari kasih sayang.

Kasih sayang adalah suatu kosa kata yang sangat indah maknanya.

Kata itu dapat diartikan sebagai pemberian perhatian dan bimbingan kepada

seseorang tanpa mengharapkan balasan apa pun, seperti kasih sayang

orangtua kepada anaknya.12 Makna ini akan semakin menarik dikaji bila

diterapakan dalam dunia pendidikan, sebab dengan pendekatan kasih

sayang dalam proses pembelajaran berarti guru-guru memang pantas

menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa.

Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang,

atau benda. Hal itu menunjukkan perhatian yang hangat, dan mungkin

terwujud dalam bentuk fisik atau kata-kata (verbal).13

Dapat disimpulkan bahwa kasih sayang adalah pemberian perhatian,

pemberian bimbingan, rasa aman, keinginan untuk sukses, penghargaan,

perhatian kepada orang lain tanpa mengharpakan imblan yang terwujud

dalam bentuk fisik maupun kata-kata

Kita sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya untuk terus

memupuk rasa kasih sayang terhadap orang lain tanpa membedakan

saudara, suku, ras, golongan, warna kulit, kedudukan sosial, jenis kelamin,

12 Muhammad Fadilah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2013), h. 89 13

Das Salirawati, Tinjauan Berbagai Aspek Character Building Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008), h. 50

Page 12: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

24

dan tua atau muda. Sesuai dengan pendapat diatas, kasih sayanag adalah

sebuah rasa yang tulus untuk saling menasehati, menghargai semua ciptaan

Tuhan.

Faktor belajar memainkan peran penting untuk menentukan kepada

siapa kasih sayang itu ditujukan pada orang atau obyek yang khusus. Anak-

anak cenderung paling suka kepada orang yang menyukai mereka dan anak-

anak bersikap “ramah-tamah” terhadap orang itu. Kasih sayang mereka

terutama ditujukan kepada manusia. “Obyek kasih-sayang” yang berupa

binatang atau benda kadang-kadang merupakan pengganti bagi obyek kasih

sayang kepada manusia.

Agar dapat menjadi emosi yang menyenangkan dan dapat menunjang

penyesuaian yang baik, kasih sayang yang harus berbalas. Harus ada tali

penyambung antara anak-anak dengan orang-orang yang berarti dalam

kehidupan mereka. Bossard dan Boll memberi nama pada hubungan yang

timbal balik ini sebagai “komplek empati (the empathic complex)”.14

Garrison menekankan kebutuhan keseimbangan dalam hubungan

tersebut:

Cinta tampak merupakan hal yang timbal balik dan tumbuh terbaik apabila sekaligus diberikan dan juga diterima. Penolakan yang terus menerus di rumah mungkin menyebabkan kemampuan anak untuk memberikan kasih sayang tidak berkembang, atau mungkin menyebabkan dia mencaari kasih sayang dari orang lain di luar rumah. Kasih sayang yang berlebihan dan pemanjaan dapat menimbulkan

14 Titin Nurhidayati. Pendekatan Kasih Sayang: Solusi Pengembangan Karakter Terpuji dan

Akhlak Mulia dalam Diri Anak Didi. Jurnal Falasifa.(Vol. 2 No. 2 September 2011). h. 7

Page 13: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

25

pengaruh yang tidak diinginkan sebagaimana penolakan atau kekurangan kasih sayang. Oleh karena itu, ada bahaya bahwa kasih sayang berlebih-lebihan terhadap satu atau kedua orang tua akan cenderung meniadakan kasih sayang terhadap teman sebaya.15

Karena kasih sayang anak-anak terhadap orang lain dipengaruhi oleh

jenis hubungan yang ada di antara mereka, sehingga dapat dimengerti

bahwa kasih sayang anak-anak kepada masing-masing anggota keluarga

berbeda. Umumnya anak kecil lebih banyak menaruh kasih sayang kepada

ibu daripada kepada ayah karena ibu lebih banyak bergaul dengan mereka,

dan sebagai penguasa yang menggariskan peraturan, kurang menekankan

disiplin yang ketat dibandingkan dengan ayah. Anak-anak memperlihatkan

kasih sayang yang lebih besar terhadap saudara yang memperlihatkan kasih

sayang kepada mereka dan tidak mengkritik, menggoda, menggertak atau

yang tidak bersikap acuh tak acuh.

Di luar rumah juga berlaku prinsip yang sama. Anak-anak

menunjukkan kasih sayang yang paling besar terhadap teman sebaya, guru,

dan orang dewasa lainnya yang menyukai mereka dan membuktikan kasih

sayang ini dengan kata-kata dan perbuatan. Para guru yang menaruh

perhatian kepada anak-anak dan bersedia untuk membantu mereka dengan

cepat akan merebut kasih sayang mereka. Di dalam kelompok teman

sebaya, anak-anak memilih teman yang menyukai dan yang memperlihatkan

kasih sayang kepada mereka.

15

Ibid., h. 8.

Page 14: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

26

Reaksi kasih sayang terutama diperlihatkan dengan perilaku yang

ramah tamah penuh perhatian, dan akrab. Bayi yang berusia di bawah 5

bulan terus menerus menatapkan matanya ke wajah seseorang,

menyepakkan kaki, mengulurkan dan melambaikan tangan, berusaha

mengangkat tubuh, tersenyum dan memalingkan leher mereka. Pada usia 6

bulan, bayi telah cukup mampu mengendalikan gerak lengan untuk

menggapai orang yang dicintai. Mereka bereaksi terhadap rangkulan dengan

meraih muka dan memegang mulut orang yang dicintai.

Setelah berumur satu tahun, anak kecil memperlihatkan kasih sayang

kepada orang lain dalam tingkah yang sama tak terkendalikannya dengan

tingkat mereka pada saat mengekspresikan emosi lainnya. Mereka memeluk,

meraba, membelai, dan mencium orang atau obyek yang mereka cintai.

Mencium adalah ekspresi yang jarang dilakukan oleh anak kecil

dibandingkan dengan memeluk atau menepuk, meskipun mereka suka

dicium oleh orang lain. Anak kecil ingin terus menerus berada bersama orang

yang mereka cintai dan mereka mencoba membantu apapun yang dilakukan

oleh orang tersebut.

Umumnya perilaku yang hampir serupa itu tampak dalam hubungan

mereka dengan binatang kesayangan atau mainan. Mainan yang disukai,

akan dipeluk atau ditepuk habis-habisan. Binatang kesayangan dipeluk dan

Page 15: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

27

dibelai sampai hampir kesesakan. Umumnya anak kecil membawa mainan

dan binatang kesayangan yang selalu menjadi sahabat bermain mereka.16

b. Aplikasi Pembelajaran Kasih Sayang di Sekolah

Pada penerapan yang dilakukan pada sebuah lembaga sekolah,

mendidik anak dengan kasih sayang dapat dimulai dari cara pengajaran guru,

materi atau tema yang disampaikan, strategi pengajaran, pemberian contoh-

contoh yang konkret serta model-model pembelajaran yang di setting

mengarah pada proses mendidik kepada anak dengan pola kasih sayang.

Dalam menerapkan model-model pembelajaran tersebut diperlukan

pengelolaan yang efektif sehingga tujuan dalam mendidik ana dengan kasih

sayang dapat tercapai sesuai dengan harapan. Guru adalah orang tua di

sekolah sekaligus sebagai sahabat untuk berbagi problem.17 Berhasil atau

tidaknya sebuah pendekatan guru dan anak didiknya tergantung guru yang

bersangkutan. Seorang guru seharusnya memiliki kepekaan berfikir,

berpengetahuan psikologis tentang mereka serta mampu berkomunikasi

secara bersahabat tanpa menimbulkan rasa menggurui.

Guru adalah seorang aktor yang harus dapat menghayati peran yang

telah dibebenkan kepadanya.18 Dengan demikian, bila peran-peran tersebuat

dapat dimainkan dengan baik, anak didik sebagai penonton akan terkesan.

16

Ibid., h. 9.. 17

Muhammad Fadilah, Loc.cit., h. 104 18 Ibid., h. 104

Page 16: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

28

Perasaan senang pada guru akan menyebabkan anak didik antusias dan

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini akan membawa

dampak positif bagi peningkatan prestasi belajarnya, sebab kesan yang

mendalam dapat memunculkan minat untuk mangkaji materi yang telah

diajarkan oleh guru. Adanya minat menyebabkan munculnya kegembiraan

dalam belajar yang akhirnya pikiran anak didik terkonsentrasi pada materi

yang disampaikan.

Seorang pendidik sebaiknya memilki kemampuan empati, yaitu

kemampuan untuk menangkap sinyal-sinyal yang tersembunyi yang

mengisyaratkan kebutuhan yang diperlukan dan dikehendaki orang lain.

Kasih sayang yang timbul atas kesadaran, bahwa anak didik sangat

membutuhkannya. Kasih sayang tersebut harus terpantul dalam sikap,

tindakan, pelayanan, dan kata-kata yang lembut, yang membawa

ketentraman batin bagi anak didik.19

Sikap yang sebaiknya dihindari seorang pendidik dalam proses

pembelajaran di sekolah adalah: mencubit, menampar, menjewer,

menendang, berkata jangan atau tidak boleh, membiarkan anak menangis,

memuji anak secara berlebihan, mempermalukan anak di depan umum,

membentak atau menghardik anak.20

19 Ibid., h. 105 20 Andi Prastowo, Seabrek Perilaku/Sikap Orang Tua yang Harus di Hindari Terhadap Anak,

(Jogjakarta: Buku Biru, 2011), h. 9

Page 17: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

29

c. Peran Guru dalam Membentuk Kasih Sayang Pada Anak

Pada dasarnya anak didik adalah manusia normal yang mempunyai

cita-cita dan masa depan. Menurut Rieny Hasan mereka perlu didampingi

tetapi bukan dimata-matai, mereka perlu diberi teladan bukan diajari atau

disuruh mendengar, dan mereka perlu dibekali bukan dicekoki (dijejali,

red.).21 Pernyataan psikologis tersebut memang tepat, sebab tugas seorang

guru bukan guru mendengar sebagai polisi bagi anak didiknya yang bukan

sebagi pesuruh, pendengar, ataupun keranjang ilmu. Oleh karena itu, sangat

tepat bila dalam proses pembelajaran diterapkan pendekatan kasih sayang.

Melalui pendekatan ini anak didik diharapkan dapat merasa bahwa

keberadaannya diakui, serta merasakan ketenangan dan kedamaian dalam

menerima materi pelajaran. Dengan suasana pembelajaran demikian

dimungkinkan dihasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Keberhasilan

peningkatan prestasi belajar merupakan sesuatu yang diharapkan oleh

semua anak didik disamping merupakan pemenuhan kebutuhan spiritual

guru, yaitu perasaan puas dan senang atas hasil kerjanya.

Selain prestasi belajar, dengan adanya kasih sayang yang tulus dari

seorang guru, dalam diri anak akan tumbuh dan berkembang karakter terpuji

dan akhlak mulia, karena mereka telah disodori prilaku yang dapat diteladani

yang mencerminkan kepribadian yang sesuai dengan norma religious (iman

21 Titin Nurhidayati, loc.cit., h. 9.

Page 18: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

30

dan taqwa, jujur, ikhlas, dan suka menolong). Hal ini sejalan dengan slogan

yang sering kita dengarkan, yaitu ”satu teladan lebih dari pada 1000 nasihat”

dan sesuai pula dengan kurikulum yang baru (KTSP) yang mengingikan

terbentuknya sumber daya manusia yang berakhlak mulia, di samping cerdas

dan terampil.

Guru sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran

merupakan penentu keberhasilan proses pembelajaran, sebab semua

komponen tersebut pengelolaan dan pemberdayaan sangat tergantung pada

guru (Depdikbud, 1994). Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai

pendidik, guru harus berpedoman pada kurikulum yang berlaku. Dengan

kurikulum tersebut ruang gerak guru menjadi terbatas dalam hal materi yang

harus disampaikan dengan waktu yang tersedia.

Ada sebuah rumus singkat SAYANG (Probo, 2008) yang mungkin dapat

dijadikan pengingat sederhana untuk pendekatan dalam proses

pembelajaran untuk mengembangkan karakter anak: S-apa-senyum-sentuh-

serahkan sesuatu untuknya, A-mbil hatinya (puji dulu, lalu masukkan pesan

atau nilai), Y-akin berhasil dan yakin bermanfaat dan yakin baik sangka, A-

mati kondisi fisik dan psikis agar terus berguna N-iteni (mencermati), nilai

agama (sifat luhur budi), G-erak lagu, gaul.22

d. Guru Sebagai Pengasuh (Pemberi Kaih Sayang), Contoh, dan Mentor

22 Ibid., h. 10.

Page 19: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

31

Guru memiliki kekuatan untuk menanamkan nilai-nilai dan karakter

pada anak, setidaknya ada tiga cara yaitu : 1) Guru dapat menjadi penyayang

yang efektif, 2) Guru dapat menjadi seorang model, 3) Guru dapat menjadi

mentor yang beretika.23 Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

guru dapat menjadi penyayang yang efektif apabila guru setulus hati

menyayangi dan meng hormati murid-murid, membantu mereka meraih

sukses disekolah dan membuat mereka mengerti apa itu moral dan melihat

cara guru mereka memperlakukan mereka dengan cara dan etika yang baik.

Dengan perlakuan baik yang diberikan guru kepada murid, sehingga

sosok seorang guru mampu menjadi model yang beretika yang menunjukan

rasa hoormat dan tanggung jawabnya yang tinggi, baik di dalam maupun di

luar kelas. Gurupun dapat memberikan contoh dalam hal-hal yang berkaitan

dengan moral, yaitu dengan cara menunjukan etikanya dalam bertindak di

sekolah dan lingkungannya.

Etika yang baik dalam bertindak, akan manjadikan guru sebagai

mentor yang beretikan bagi peserta didik, melalui instruksi moral dan

bimbingan melalui penjelasan, diskusi di kelas, bercerita, pemberian motivasi

personal, dan memberikan umpan balik yang korektif ketika ada siswa yang

menyakiti temannya atau menyakiti dirinya sendiri.

23 Thomas Lickona. Mendidik Untuk Membentuk Karakter. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.

112

Page 20: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

32

Seorang pendidik moral dari Inggris, Peter McPhail, menyatakan

bahwa: “ Anak-anak akan merasa senang jika diperlakukan dengan baik dan

hangat, sumber utama kebahagian mereka adalah dengan diperlakukan

seperti itu. Lebih lanjut lagi, ketika anak-anak didukung dengan perlakuan

seperti itu, mereka akan senang memperlakukan orang lain, hewan bahkan

benda mati dengan baik dan hangat.24

Perlakuan baik yang diberikan orang tua dan guru akan sangat

menentukan karakter anak. Pembiasaan perlakuan baik yang ditunjukkan

orang tua akan memberika efek positif pada anak, tidak hanya kenyamanan

yang di dapat anak, akan tetapi penanaman sikap baik sudah dilakukan

orang tua pada anak secara tidak disadari. Dengan pembiasaan perlakuan

baik yang dilakukan orang tua pada anak, dengan sendirinya anak akan

mengikuti pelakuan baik yang diberikan dan diterapkan di dalam kehidupan

sehari-hari anak.

Pada umumnya orang tua menginginkan anak-anaknya memilki sikap

dan perilaku yang baik, namun keiinginan untuk mendapatkan anak dengan

perilaku baik tersebut tidak didukung dengan tindakan yang dilakukan orang

tua. Pendidikan karakter yang seharusnya dilakukan secara keseluruhan

dalam keluarga diserahkan pada pihak sekolah. Sehingga anak haus akan

pendidikan karakter dalam keluarga, keluarga yang seharusnya menjadi

cetakan untuk karakter yang baik pada diri anak akan tidak mempunyai 24

Ibid., h. 133

Page 21: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

33

kewenangan dikarenakan orang tua tidak mendirikan pendidikan karakter

dikeluarga. Tidak salah jika anak lebih mendengarkan dan menghormati guru

dibandingkan orang tua yang melahirkannya, disebakan tidak adanya

panutan yang mereka jadikan contoh dikeluarga.

e. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran (PKn) SD

Di SD dikenal adanya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

yang dikenal dengan nama PKn yang wajib diberikan dari mulai kelas I

sampai dengan kelas VI. Mata pelajaran PPKn adalah mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-

kultural, bahasa, usia, suku, untuk menjadi Warga Negara Indonesia yang

cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945.25 Jadi PKn merupakan mata pelajaran yang sangat dibutuhkan bagi

negara Indonesia yang memiliki masyarakat majemuk, dan dalam upaya

pembentukan karakter sebagai warga negara yang baik sesuai dengan

ideologi Pancasila dan UUD 1945.

Selanjutnya mengenai pendidikan kewarganegaraan di Indonesia

berdasarkan Peraturan Pemerintah No, 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk

jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah terdiri atas: kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

25 PUSKUR-Balitbang Depdiknas, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kewarganegaraan SD

dan MI (Jakarta: Depdiknas, 2002), h. 7.

Page 22: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

34

mulia dan kepribadian, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan

dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan. Untuk kelompok

mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk

peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan

kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.26

Menurut Brace Joyce dalam Shepherd bahwa pendidikan

kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan sikap yang baik sebagai

warga negara.27 Sesuai dengan tujuan tersebut, NCSS (National Standards

for Social Studies Teachers) menetapkan bahwa tujuan pendidikan

kewarganegaraan adalah:

”The goal of education in civics and government is informed, responsible participation in political life by competent citizens committed to the fundamental values dan principles of American constitusional democracy (tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam kehidupan politik dengan kompetensi kewarganegaraan yang dijalankan sesuai dengan

26 Depdiknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas, 2006), h.

3. 27 Shepherd, Gene D. Modern Elementary Curriculum (New York: Holt, Rinehort and Winston, 1982), h. 262.

Page 23: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

35

nilai-nilai yang mendasar dan prinsip-prinsip dari konstitusi Amerika Serikat yang demokratis)”28

Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di negara Amerika Serikat

adalah menjadikan siswa yang mampu berpartisipasi secara bertanggung

jawab sebagai warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-

prinsip dari konstitusinya yang demokratis. Sejalan dengan pandangan dari

Joyce itu sendiri bahwa dengan pendidikan kewarganegaraan diberikan di

sekolah maka siswa dapat mengembangkan sikap yang baik sebagai warga

negara yang demokratis. Dengan demikian jelas bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan itu memiliki fungsi yang strategis dan menentukan dalam

membentuk siswa di sekolah untuk nantinya menjadi warga negara yang

baik.

Dalam penerapannya pendidikan kewarganegaraan di sekolah,

menurut NCSS guru di kelas dasar/awal dapat menyediakan berbagai

pengalaman kepada siswa untuk memberikan rasa kebersamaan dengan

orang lain, dan perlunya aturan untuk memecahkan berbagai konflik serta

ketidak sepahaman.29 Dengan demikian untuk mencapai tujuan dari

pembelajaran kewarganegaraan yaitu menjadikan warga negara yang

bertanggung jawab, maka guru perlu mengadakan pengalaman belajar yang

28 Charls B. Myers, et. All. National Standars for Social Studies Teachers, (Washington DC: NCSS, 2000), h. 41. 29Ibid., h. 42.

Page 24: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

36

dapat menyebabkan siswa mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga

mampu menunbuhkan rasa kebersamaan. Selain itu perlu aturan-aturan yang

dipelajari untuk pengetahuan siswa dalam memecahkan berbagai masalah

sosial.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat terwujud dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan makhluk ciptaanTuhan Yang Maha Esa.30

Perilaku yang dimaksud di atas, yaitu perilaku yang memancarkan

iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang

terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan

yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam

keanekaragaman masyarakat, perilaku yang mendukung kerakyatan yang

mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan

golongan sehingga perbedaan pendapat, pemikiran, ataupun kepentingan

dapat diatas melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku-perilaku yang

mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Peranan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan juga dapat

membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan, dan kemampuan dasar

berkenaan dengan hubungan antar warga negara.

30 Daryono,at.all. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. (Jakarta: PT

Rineka Cipta. 2008), h. 261

Page 25: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

37

1. Tujuan dan Fungsi PKn

Tujuan dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan itu sendiri

adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan memahami

dan menghayati nilai-nilai pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan

perilaku sebgai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara yang

bertanggung jawab serta memberi bekal kemampuan untuk mengikuti

pendidikan jenjang pendidikan selanjutnya.31 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan berusaha membentuk manusia seutuhnya sebagai

perwujudan kepribadian pancasila, yang mampu melaksanakan

pembangunan masyarakat Pancasila, tanpa PKn segala kepintaran atau

akal, ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan

kecekatan, tidak memberi jaminan pada terwujudnya masyarakat pancasila.

Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa PKn mempunyai kedudukan

yang sangat penting, khususnya dalam pembentukan keperibadian sikap

manusia secara berkelanjutan dan menjadi penyeimbang sikap dalam

menjalani kehidupan bermasyarakat. Menyeimbangkan kepribadian artinya

adalah mengusahakan suatu bentuk kepribadian yang utuh yang memiliki

keserasian antara kepentingan lahir dan batin, kepentingan sebagai makhluk

sosial dan individu, serta keseimbangan antara cipta, rasa dan karsa.

Berdasarkan tujuan tersebut, maka fungsi PKn di SD adalah wahana untuk

membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia 31 Ibid., h. 237

Page 26: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

38

kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan

UUD 1945.

Melihat begitu penting dan strategis fungsinya mata pelajaran PKn

maka pembelajaran harus dikemas secara dinamis, sehingga mampu

menarik perhatian dan minat siswa agar dapat tercapainya kemampuan

untuk pemahaman materi tentang kewarganegaraan, mengembangkan

keterampilan itelektual, dan dapat berpartisipasi secara aktif sebagai warga

negara yang baik di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat.

Sekolah adalah salah satu wahana strategis untuk mengembangkan

dan mencapai tujuan pendidikan melalui pengetahuan, keterampilan, serta

sikap dan nilai untuk mengembangkan kepribadian dan perwujudan diri

peserta didik. Hal ini disebabkan karena sekolah, memiliki program terarah

dan terencana, serta memiliki komponen pendidikan yang saling berinteraksi

dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Pembelajaran PKn yang

dinamis menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Hal itu menuntut guru

yang harus mampu menyelenggarakan pembelajaran yang tidak hanya

menyajikan infromasi untuk pengetahuan siswa mengenai kewarganegaraan

saja, melainkan juga harus mampu menyelenggarkan pembelajaran yang

dapat mengembangkan sikap dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan

yang dipelajari berdasarkan nilai-nilai moral bangsa.

Page 27: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

39

Masalahnya sekarang adalah bagaimana mengubah persepsi dan

pola pikir guru terhadap tugas pokoknya mengajar, bahwa mengajar bukan

semata-mata menyampaikan bahan sesuai dengan urutan buku teks, tetapi

yang paling penting bagaimana memberikan kemudahan belajar kepada

peserta didik sehingga bangkit rasa ingin tahunya dan terjadilah proses

belajar yang menyenangkan.

Mulyasa menyatakan, tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada peserta didik agar mereka belajar dalam suasana yang menyenangkan, semangat dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. 32

Untuk itulah pentingnya pembelajaran terpadu digunakan sebagai

model pembelajaran yang dapat mebangkitkan motivasi peserta didik. PKn

sebagai mata pelajaran yang diberikan di SD penting untuk dibelajarkan

secara utuh dan terpadu sebagaimana yang diinginkan dalam kurikulum

yang berlaku saat ini, serta dalam pelaksanaanya guru harsu memahami

betul pembelajaran seperti ini.

32 Mulyasa.,Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. (Bandung. PT Remaja Rosdakarya,

2012), h. 53

Page 28: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

40

a. Karakteristik Siswa Kelas IV SD

Dalam melaksanakan pembelajaran disekolah dasar, guru sebaiknya

memperhatikan karakteristik perkembangan usia siswa karena akan

berpengaruh pada penentuan pola pengelolaan kelas yang tepat dalm

melaksanakan pembelajaran.

Menurut Aminuddin Ahmad Qurtubi, mendefinisikan siswa adalah

seseorang atau sekelompok orang yang bertidak sebagai pelaku pencari,

penerima dan penyimpanan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk

mencapai tujuan.33 Siswa sebagai pembelajaran, menerima pengetahuan

dan belajar merubah perilaku melalui proses belajar yang disesuaikan

dengan tingkat perkembangan kognitif anak.

Menurut Piaget dalam Ahmad Qurtubi, perkembangan kognitif anak

dibagi dalam empat tahap, yakni; 1) sensori motor usia 0-2 tahun; 2) pra

operasional untuk usia 2-7 tahun; 3) operasional kognitif untuk usia 7-11

tahun; 4) operasional formal untuk usia 11 tahun ke atas.34

Siswa kelas IV pada tingkat satuan pendidikan dasar umumnya berada pada rentang usia 9 s.d 11 tahun. Pada tahap perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar memiliki daya fikir yang berkembang pesat dan mampu berpikir secara konkret, rasional dan objektif (tidak lagi berpikir secara imajinatif sebagaimana berada pada usia awal memasuki tingkat sekolah dasar kelas I yang imajinatif dan

33 Ahmad Qurtubi, Perencanaan Sistem Pengajaran, (Tangerang: Bintang Harapan

Sejahtera, 2009), h. 49 34 Ibid, h. 74-75

Page 29: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

41

egosentrif). Daya ingatnyapun menjadi lebih kuat, sehingga anak benar-benar berada pada suatu stadium belajar.35

Oleh karenanya, untuk mengoptimalisasi aspek perkembangan siswa

ini perlu dilakukan strategi yang efektif agar memori siswa benar-benar

terpelihara dengan baik dan seiring dengan banyaknya masukan informasi

yang diterima, siswa juga mampu mengkonstruksikannya dalam memoi

jangka panjang (long therm memori).

Siswa di usia kelas IV pada tingkat satuan pendidikan dasar banyak

dituntut (baik di tempat ia belajar/sekolah, maupun di lingkungan keluarga)

untuk lebih berpikir secara sistematis dan kausalitas (sebab-akibat). Sebagai

contoh, pada pembelajaran PKn tentang masalah sosial, secara sederhana

contoh masalah sosial adalah pencurian. Kasus pencurian tidak akan pernah

ada apabila tidak ada individu yang kekurangan di negeri ini. Itulah sebuah

contoh prose pemikiran secara kausalitas. Hal lain dikatakan seorang ahli

psikologi anak Jean Piaget dalam kutipan Rudi Hartono yang menyatakan

bahwa:

“Kecerdasan resprensentatif bermula dengan konsentrasi sistematik anak pada tindakannya sendiri dan aspek figuratif sementara dari segmen-segmen realitas yang berurusan dengn tindakan ini. Nantinya, hal ini akan sama pada tahap pemikiran yang berdasarkan pada tahap koordinasi umum tindakan, sehingga memungkinkan pembentukan system operatis dari transformasi dan konstanta konservasi yang

35 Erik Nugraha, Meningkatkan Etika Moral Siswa pada Pembelajaran PKn melalui Model

Pembelajaran project citizen di Kelas IV SDN Klender 10 Pagi Jakarta Timur, skripsi, (Jakarta: PGSD FIP-UNJ, 2011), h. 21

Page 30: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

42

membebaskan respentasi realitas dan wajah figuratifnya yang menipu”. 36 Hal ini mengindikasikan bahwa peran seorang figuran (dalam hal ini

adalah pendidik disekolah, orang tua di rumah, maupun lingkungan

masyarakat) masih berperan kuat terhadap aspek perkembangan afektif dan

psikososial siswa. Alhasil baik buruknya tindakan perilaku siswa sangat

dipengaruhi oleh ketiga faktor di atas. Kemanapun untuk mengkoordinasikan

dan melakukan sistematis pengolahan informasi dapat dikembangkan secara

signifikan pada usia kelas IV sekolah dasar. Melakukan sesuatu hal diluar

pemikiran secara wajar/rasional adalah hal yang kurang lazim dilakukan oleh

anak usia kelas IV sekolah dasar, karena mereka telah mampu

mengembangkan kausalitas maupun rasional dalam proses berpikir dan

bertindak secara wajar.

Dalam kemampuannya untuk berkumunikasi Papilia, Old, dan

Feldman dalam Rudi Hartono menyatakan bahwa daerah utama

perkembangan bahasa pada masa anak-anak pertengahan dalam pregmatis:

penggunaan praktis bahasa untuk berkomunikasi. Hal ini mencakup

conservational (percakapan) dan naratif.37

Kemampuan untuk berkomunikasi yang baik akan diselidiki melalui

sebuah pertanyaan sebelum dimulainya suatu topik yang mungkin pada

awalnya kurang familiar bagi individu lain, bahkan bagi siswa pada usia kelas 36

Ibid., h. 22 37

Ibid., h. 23

Page 31: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

43

IV sekolah dasar. Anak usia pada satuan pendidikan dasar ini cendrung

sudah mampu membedakan cara berkumunikasi dengan siapa ia berbicara.

Kepada orang tua mereka akan berkata dan berbicara lebih santun dan

pelan, namun ketika berbicara di depan kelas/di depan orang banyak, siswa

akan mengeluarkan kekuatan suaranya secara maksimal agar suaranya

terdengar sampai deretan bangku paling belakang. Selain hal ini, mereka

sudah tidak menonjolkan lagi unsur egosentris (sebagai mana telah

dipaparkan di depan), akan tetapi mereka akan cendrung berkata dan

bertindak tanpa banyak hal/apa adanya yang kita sebut dengan istilah

pragmatis sebagaimana yang dipaparkan diatas.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan tulisan peneliti antara lain:

a) Hubungan Kasih Sayang Orang Tua dengan Penyesuaian Diri Siswa

Kelas I SMUN 54 RAWA BUNGA Jakarta Timur.38 Penelitian tersebut

menunjukan adanya hubungan posituif antara kasih sayang orang tua

dengan penyesuaian diri siswa. b) Hubungan Antara Kecerdasan Soasial

Dengan Kemampuan Berperilaku Sosial Siswa di SMA DIPONEGORO 1

Jakarta Timur. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan

antar kecerdasan sosial dengan perilaku siswa.39 c) Hasil penelitian yang

38 Eva Saada.” Hubungan Kasih Sayang Orang Tua dengan Penyesuaian Diri Siswa”. Skripsi

(Jakarta, FIP-IKIP. 1996) 39 Widyatama Herianto.”Hubungan Antara Kecerdasan Sosial Dengan Perilaku Sosial”.

Skripsi (Jakarta, FIS-UNJ. 2009)

Page 32: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

44

dilakukan oleh Eli Halimatusadiyah dengan judul Upaya Meningkatkan

Perilaku Sosial Anak Usia 7-8 Tahun Melalui Kegiatan Bermain Dengan

Peraturan di MOBIL PINTAR WARAKAS Jakarta Utara. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan berupa kegiatan bermain

dengan peratuan memberikan pengaruh terhadap peningkatan perilaku sosial

anak usia 7-8 tahun.

C. Kerangka Berpikir

Anggapan dasar dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh

mana hubungan muatan materi kasih sayang dengan kemampuan

berperilaku siswa, maka penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa kasih

sayang mempengaruhi pada kemampuan berperilaku siswa. Penerapan

muatan materi kasih sayang dalam pembelajaran diharapkan dapat

memberikan efek positif pada siswa, Penguasaan muatan materi kasih

sayang adalah pembelajaran yang memberikan perhatian, bimbingan, rasa

aman, keinginan untuk sukses, penghargaan, perhatian kepada orang lain

tanpa mengharpakan imblan. Sehingga akan teraplikasi dalam kehidupan

sehari-hari siswa, tanpa membedakan saudara, suku, ras, golongan, warna

kulit, kedudukan sosial jenis kelamin, dan tua atau muda.

Kemampuan berperilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari yang

sesuai dengan norma-norma kehidupan, baik itu perilaku afektif, kognitif,

Page 33: .Vol.repository.unj.ac.id/947/2/BAB II.pdf · 2019. 10. 31. · Pengertian Perilaku WJS.Poerwadiminta mengatakan perilaku adalah tanggapan atau reaksi ... dan akhirnya terjadi Respons,

45

konatif dan psikomotorik akan dipengaruhi dengan kasih sayang yang

diajarkan pada siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, bila kasih sayang

diterapkan di rumah maupun di sekolah secara efektif maka akan diperoleh

kemampuan berperilaku yang baik dalam diri siswa. Dari kesimpulan tersebut

diduga terdapat hubungan positif kasih sayang yang diterapkan di sekolah

maka akan semakin tinggi pula kemampuan siswa untuk berperilaku yang

baik dalam diri siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir, maka hipotesis

penelitian ini dapat diajukan bahwa “Terdapat hubungan positif antara

penguasaan muatan materi kasih sayang dengan kemampuan berperilaku

siswa kelas IV SDIT Al Manar Kelurahan Pondok Kelapa Jakarta Timur”.