Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa...

24
1 Vol. II/No. 1/Januari 2007

Transcript of Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa...

Page 1: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

1Vol. II/No. 1/Januari 2007

Page 2: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

2 Vol. II/No. 1/Januari 2007

Penanggungjawab

M. Yunan Yusuf

Pemimpin Redaksi

Komaruddin Hidayat

Redaksi Eksekutif

Edy Tri Baskoro

Dewan Redaksi

Anggani SudonoFurqon

Mungin Eddy Wibowo

Seto MulyadiSuharsono

Weinata Sairin

Redaksi Pelaksana

Bambang Suryadi

Sekretaris Redaksi

Ning Karningsih

Reporter

Gaguk Margono

Pudji MuljonoBaso Intang Sappaille

Kaharuddin Arafah

Keuangan

Neneng Tresnaningsih

Sugi Wahyono

Distribusi/Sirkulasi

Nurul Najmah

Alamat:

BADAN STANDAR NASIONAL

PENDIDIKAN

Gedung A Lantai 3,

Departemen Pendidikan Nasional,

Jl. Jenderal Sudirman, Senayan

Jakarta

Telp. (021) 5739919

Fax. (021) 5739919, 57900312

Email: [email protected]

Website: http://www.bsnp-indonesia.org

Dari Redaksi

Daftar Isi

P

3 Kapal Itu Bernama UN

6 Perbandingan Ujian Nasional (UN) 2005/2006 dengan UN 2006/2007

10

15 Kegiatan Penilaian Buku Teks PelajaranPendidikan Dasar dan Menengah

Keterangan Gambar CoverSuasana Ujian Nasional di SMAN 1 Palangkaraya,

Kalimantan Tengah

Berita BSNP- Sosialisasi UN 2006/2007- Workshop Standar Monitoring dan Evaluasi- BSNP Merekomendasikan 8 Standar kepada Menteri

Pendidikan Nasional- Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Tim Pemantau Inde-

penden Ujian Nasional Tahun 2006/2007- Distribusi Standar Kompetensi Lulusan dan Pos Ujian

Nasional 2007- Penandatanganan Surat Kerjasama Bantuan Dana

Penyelenggaraan Ujian Nasional 2006/2007- Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Panitia

Kerja Wajib Belajar Pendidikan Dasar Komisi X DPR-RI- BSNP Dibantu 8 Orang Staf Profesional

Pembaca yang budiman, meskipun Ujian Nasional

(UN) menjadi pro kontra, pemerintah tetap memutuskan

untuk mengadakan UN pada tahun 2007. Pro kontra

tersebut justru membuat pemerintah dan BSNP selaku

lembaga independen yang menyelenggarakan UN

bekerja keras untuk menyempurnakan penyeleng-

garaan UN. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh

BSNP untuk meningkatkan pelaksanaan UN 2006/2007.

Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan

BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk

memberikan informasi kepada masyarakat umum

sekaligus sebagai bentuk tanggungjawab dan akunta-

bilitas BSNP. Selamat membaca.

Page 3: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

3Vol. II/No. 1/Januari 2007

S

Kapal ItuBernama UN*

Sistem UN pada hakikatnya disusun berdasar-kan prinsip-prinsip evaluasi dan psikometri yangakurat. Soal UN 2006/2007 dirakit dari bank soalyang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulus-an (SKL) UN tahun 2007, mencakup soal-soal yangdikembangkan berdasarkan Kurikulum 1994,Kurikulum 2004, serta Standar Isi dan StandarKompetensi Lulusan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan. Tidak ada soal ujian yang materinyatidak dipelajari di sekolah/madrasah. Penyusunan-nya pun dengan melibatkan para pendidik, ditam-bah lagi dengan mempertimbangkan bahan yangada pada bank soal yang didokumentasikan Pu-

M. Yunan Yusuf**

Sangatlah terpuji bila setiap orang yangmengikuti ujian nasional (UN) berusaha sekuat

tenaga dengan belajar bersungguh-sungguh untuklulus. Dia belajar keras agar setiap pertanyaan yangdia hadapi dalam ujian dapat dijawab dengan baik.

Keinginan untuk lulus tersebut merupakan hak asasisetiap orang. Maka bila ada peserta didik yang tidak

lulus karena disebabkan sistem yang keliru, ituberarti telah melanggar hak asasi manusia.

sat Penilaian Pendidikan Depdiknas.Untuk tahun pelajaran 2006/2007 ini, peser-

ta UN diperkirakan berjumlah 4.701.000 orang,dengan perincian peserta SMP/MTs dan SMPLB2.501.300 orang dan peserta SMA/MA/SMALBdan SMK 2.200.700 orang. Sementara luas ka-wasan penyelenggaraannya meliputi seluruhwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itusebabnya penyelenggaraan UN sungguh-sung-guh merupakan satu pekerjaan raksasa denganmenghabiskan dana Rp 244 miliar yang didekon-sentrasikan ke dinas provinsi, kabupaten/kotaserta sekolah/madrasah penyelenggara UN.

Dengan kapasitas volume pekerjaan, jumlahorang yang terlibat dan luas wilayah kerja sepertiitu, UN mempunyai kerentanan yang sangat tinggiterhadap kecurangan. Kecurangan tersebut bisaterjadi, mulai titik pengiriman master kopi soalke percetakan-percetakan yang ada di provinsisampai ke titik proses pengiriman hasil jawabanpeserta ujian ke pusat kegiatan scanning di kan-tor dinas pendidikan provinsi.

Belum lagi diperhitungkan sekolah/madrasahyang berada di kawasan-kawasan terpencil.

* Tulisan ini sudahpernah dimuatdi HarianSeputarIndonesia, Kamis,5 April 2007.

** Ketua BadanStandar NasionalPendidikan(BSNP)

Siswa SMAN 1Palangkaraya pada

hari pertama UN(17 April 2007).

Page 4: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

4 Vol. II/No. 1/Januari 2007

Sekolah/madrasah seperti ini tidak bisa dijangkaudengan semua jalur transportasi, kecuali hanyasatu jenis saja. Ada sekolah/madrasah yang lokasi-nya hanya bisa dijangkau dengan jalan darat saja,seperti ke pedalaman Kalimantan atau denganjalan laut saja seperti ke Pulau Maluku dan MalukuUtara atau hanya dengan pesawat udara sajaseperti ke pedalaman Papua dan Irian Jaya Barat.

Sayangnya, keinginan untuk lulus dalam UNini ditempuh dengan cara-cara yang tidak ter-puji. Hasrat yang kuat untuk lulus tersebut ditem-puh dengan jalan menemukan kunci jawabansoal. Maka tidak mengherankan beberapa harimenjelang UN berlangsung beredar rumor bah-wa ada yang menjual kunci soal.

Sebenarnya secara rasional dari SKL UN 2006/2007 yang telah disosialisasikan bisa saja direka-reka soal UN. Dari soal hasil rekaan tersebut,dibuatlah kunci jawaban. Masyarakat yang sudahterobsesi agar lulus dengan mudah dalam UN,terpengaruh oleh berbuatan ini. Tanpa berpikirpanjang, kunci soal tersebut dibeli dengan hara-pan pasti lulus dalam UN. Padahal kunci itu sebe-narnya adalah kunci palsu.

Di samping itu, prestise dan gengsi sekolah/madrasah yang menginginkan agar peserta didik-nya lulus 100%, telah memunculkan tim sukses

UN di tingkat sekolah/madrasah. Sebenarnyamerupakan langkah positif bila tim sukses itu di-adakan pada awal tahun, lalu melakukan bera-gam kegiatan untuk membuat peserta didikmempersiapkan diri agar percaya diri dalam me-nempuh UN. Tetapi kalau tim sukses itu dibentukbeberapa hari menjelas UN, kemudian melaku-kan perbuatan-perbuatan tidak terpuji dengancara membocorkan UN, maka itu sangat berba-haya bagi mutu pendidikan nasional di masadepan.

Untuk mengantisipasi hal itu, sebagaimanadiketahui, BSNP sejak penyelenggaraan UN tahun2005/2006 telah membentuk Tim Pemantau In-dependen (TPI). Anggota TPI direkrut dengansyarat sebagai berikut: (a) Dosen PTN danwidyaiswara LPMP; (b) Daerah yang tidak terda-pat PTN dapat menugaskan dosen PTN terdekatatau dosen PTS; (c) Daerah yang jumlah dosenPTN dan PTS-nya sangat terbatas, dapat meng-gunakan anggota asosiasi profesi pendidikannonguru.

Kehadiran TPI sangat penting dan bahkansangat menentukan bagi kelancaran dan keaku-ratan pelaksanaan UN. Permasalahan ini disikapidengan sangat arif oleh DPR Komisi X denganmenyetujui anggaran untuk pemantau inde-

Siswa SMPN 2Kupang pada haripertama UN(24 April 2007).

Page 5: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

5Vol. II/No. 1/Januari 2007

penden. Ini merupakan bukti betapa kepedulianpara anggota dewan terhadap peningkatan mutupendidikan di tanah air sangatlah tinggi.

Bila pada UN tahun yang lalu TPI diSK-kanoleh kepala dinas pendidikan provinsi, TPI UNtahun ini langsung diSK-kan oleh rektor, yang te-lah ditunjuk BSNP sebagai penanggungjawab TPI.BSNP mempercayakan TPI kepada dosen-dosenperguruan tinggi dan Widyaiswara LPMP. Den-gan integritas pribadi dan profesionalitas paradosen dan widyaiswara tersebut, pemantauandapat dilakukan dengan signifikan.

TPI inilah yang diharapkan bisa memantaupelaksanaan UN agar jangan terjadi lagi kecu-rangan-kecurangan tersebut, atau sekurang-kurangnya bisa menguranginya. Sebab kalau ke-curangan terjadi, lalu peserta lulus dari hasil ke-curangan, kita akan meperoleh hasil kelulusanyang tidak berkualitas. Bila lulusan-lulusan kitatidak berkualitas yang kemudian nanti akan ma-suk ke perguruan tinggi, kita akan menuaimusibah besar bagi bangsa ini.

Oleh sebab itu, sekecil apa pun kecuranganUN tersebut harus dilawan. Sayangnya, yang kitalawan itu adalah diri kita sendiri. Sebab, kitalahsebenarnya yang menginginkan agar anak kita,peserta didik kita, murid-murid sekolah/madrasahyang kita asuh, lulus dari UN. Di sinilah diperlukankesadaran dan kepeduian untuk tidak melaku-

kan kecurangan atau mendiamkan saja orangyang kita tahu bahwa dia sudah melakukan ke-curangan dalam UN. Sebab bila hal itu yang terja-di maka kita akan menuai rendahnya kualitas SDMbangsa kita yang pada giliran berikutnya akanmembuat bertambah dalamnya keterpurukanbangsa ini.

Inilah yang diingatkan Nabi Muhammad SAWdalam hadis beliau, yang maksudnya sebagaiberikut: “Kamu seperti sedang berlayar di sebuahkapal. Para penumpang kapal itu ada yang bera-da di bawah, ada yang berada di tengah dan adayang berada di atas. Salah seorang penumpangada yang merasa kepanasan dan membutuhkanair untuk mendinginkan badannya. Untuk me-minta air ke atas ke bahagian dapur, ia malas. Lalu,ia ambil sebuah alat bor lalu mengebor dindingkapal tersebut dan dia pun dengan cepat menda-patkan air. Bila tindakan mengebor dinding kapaltersebut tidak dicegah yang lain, kata Nabi siap-siaplah seluruh penumpang kapal itu akan tengge-lam”.

Agaknya apa yang diungkapkan Nabi Mu-hammad SAW tersebut sangat tepat dianalogi-kan dengan pelaksanaan UN. Bila ada pesertaujian, apalagi penyelenggaranya yang berupayaagar bisa lulus dengan menempuh cara membo-longi dinding kapal UN, maka siap-siaplah kitasebagai bangsa akan tenggelam. �

Tim PemantauIndependen

mengunjungiSMAN 1

Palangkaraya

Page 6: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

6 Vol. II/No. 1/Januari 2007

MMeskipun UN masih menjadi pro kontra, pe-

merintah tetap memutuskan untuk mengadakanUN pada tahun 2007. Pro kontra tersebut justrumembuat pemerintah dan BSNP selaku lembagaindependen yang menyelenggarakan UN beker-ja keras untuk menyempurnakan penyelengga-raan UN. UN 2007 ini telah diatur dalam Peratu-ran Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun2006 tentang Ujian Nasional. Peraturan ini dike-luarkan pada tanggal 13 November 2006. Kemu-dian diperbarui dengan Perubahan PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun2007 tanggal 10 Januari 2007. Tulisan ini menco-ba membandingkan UN tahun 2005/2006dengan UN tahun 2006/2007.

Pertama, Standar Kompetensi Lulusan (SKL).Tahun lalu soal yang digunakan bersumber dari duaSKL, yaitu SKL Kurikulum 1994 dan SKL Kurikulum2004. Belajar dari pengalaman tahun 2006, peng-gunaan dua SKL tersebut menimbulkan masalah.Maka tahun ini diperbaiki dengan hanya meng-gunakan satu SKL. SKL UN 2007 merupakan inter-seksi/irisan dari SKL Kurikulum 1994, SKL Kuriku-

Perbandingan Ujian Nasional(UN) 2005/2006 denganUN 2006/2007

Oleh:Gaguk Margono

lum 2004, dan SKL Kurikulum Tingkat Satuan Pen-didikan atau KTSP. Artinya soal UN 2007, harus di-jamin sudah dipelajari anak yang mengikuti kuriku-lum 1994, 2004, dan KTSP. Dengan demikiankurikulum SKL 2007 itu relatif sempit, karena harusmencakup ketiga kurikulum tersebut. Inilah yangmenjadi arah perbaikan ujian nasional.

Kedua, jumlah paket ujian tiap kelas ada duayaitu paket A dan paket B untuk tahun ini. Berbedadengan tahun lalu yang hanya ada satu paket soal.Konsekuensinya pengaturan bangku disusun se-cara ganjil-genap dan pembagian soal juga dise-lang-seling. Hal ini untuk menghindari peserta ujianmencontek dari kawan lain. Seain itu soal memilikikode yang sangat rahasia. Guru tidak mengetahuisiswa mengerjakan soal yang mana. Dengan de-mikian, guru tidak lagi bisa membantu siswa dalammengerjakan soal ujian, karena guru tidak tahu soalmana yang sedang dikerjakan oleh siswa.

Ketiga, paket soal Matematika Sekolah Me-nengah Kejuruan (SMK) kalau tahun lalu ada 7paket saat ini hanya dibuat tiga paket, denganperincian sebagai berikut: (a) Matematika untukkelompok teknologi, kesehatan, dan pertanian,(b) Matematika untuk kelompok sosial, adminis-trasi perkantoran, dan akuntansi (bisnis dan mana-jemen), dan (c) Matematika untuk kelompok seni,

Candra, BendaharaUN 2007menjelaskan ProsesMoU Dana UN

Page 7: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

7Vol. II/No. 1/Januari 2007

pariwisata, dan teknologi kerumahtanggaan.Keempat, waktu pelaksanaan UN. Tahun ini

UN dilaksanakan terlebih dahulu daripada UjianSekolah. Hal ini merupakan kebalikan dari tahunlalu. Jika pada tahun-tahun sebelumnya, UN dilak-sanakan setelah Ujian Sekolah (US), tahun ini ter-balik, UN diselenggarakan sebelum US. Jika tahun2006 UN dilaksanakan pada bulan Mei, maka padatahun ini UN dilaksanakan lebih awal, yaitu padabulan April. Untuk SMA/MA dilaksanakan padatanggal 17,18, dan 19 April 2007. Sedangkanuntuk SMA/MTs dilaksanakan pada tanggal 24, 25dan 26 April 2007. Tanggal ujian tersebut merupa-kan kesepakatan seluruh Kepala Dinas Pendidik-an Provinsi bersama Dirjen di lingkungan Depdik-nas dan BSNP dalam rapat koordinasi pada bulanSeptember 2006. Dari pengalaman UN tahun2006, paling kurang sebulan untuk memprosesUN. Sedangkan US bisa diproses selama dua ming-gu, karena semua yang melaksanakan adalahsekolah. Dengan alasan tersebut maka UN dilak-sanakan lebih awal daripada US.

Kelima, tim pamantau independen (TPI).Untuk tahun ini dibentuk lebih awal daripadatahun lalu. Jika pada UN 2006 yang menjadi TPIadalah mahasiswa, pada tahun ini mahasiswa tidakdilibatkan lagi. Tetapi melibatkan dosen Perguru-an Tinggi Negeri/Swasta (umum dan agama),Widyaiswara Lembaga Peningkatan Mutu Pen-didikan atau LPMP, dan Anggota Asosiasi ProfesiPendidikan Non-guru. Anggota TPI harus memi-liki integritas pribadi dan mampu menjaga kera-hasiaan dalam melaksanakan tugasnya serta ber-sedia menandatangani kontrak kerja dengan kor-dinator TPI Tingkat Provinsi atas nama BSNP. Ang-gota TPI juga harus bersedia melaksanakan tugaskegiatan pemantauan sesuai dengan jadwal. TPIdirekrut oleh perguruan tinggi yang ditunjuk olehBSNP. Mereka diangkat oleh BSNP, tetapi meka-nisme rekrutmennya dilakukan oleh perguruantinggi. Lebih lanjut, TPI akan diberi pembekalanterlebih dahulu yang hal ini tidak dilaksanakanpada tahun 2006. Tugas tim pemantau inde-penden adalah memantau pencetakan, penyim-panan, distribusi soal ujian, pengumpulan danpemindaian lembar jawaban. Hal tersebut diharap-kan dapat mengurangi kecurangan dan halkurang terpuji lainnya terjadi.

Keenam, batas kelulusan untuk tahun ini adadua alternatif yaitu peserta UN dinyatakan lulusjika memiliki nilai rata-rata 5,00 untuk seluruhmata pelajaran yang diujikan, dengan tidak adanilai di bawah 4,25 atau memiliki nilai minimal4,00 pada salah satu mata pelajaran dengan nilaipada mata pelajaran lainnya minimal 6,00.Dengan dua alternatif tersebut diharapkan makinbanyak peserta UN yang lolos dari batas kelulus-an UN. Batas kelulusan terdapat sedikit kenaikan,

yaitu dari 4,26 pada 2006 menjadi 5,00 pada2007. Sebagai ilustrasi, jika ada siswa yang menda-patkan angka 3,9; 10, dan 5,8 tidak bisa lulus UNkarena ada angka di bawah 6,0. Alternatif standarkelulusan kedua ini untuk mengakomodasi misal-nya mereka yang lemah di mata uji Matematika,tetapi mempunyai kemampuan baik di bidangBahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Ketujuh, penilaian diluar kelompok mata pela-jaran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk UNtahun ini sangat ditekankan dan merupakan salahsatu kriteria kelulusan dari satuan pendidikan yak-ni dinyatakan dengan “memperoleh nilai mini-mal baik pada penilaian akhir untuk seluruh matapelajaran kelompok mata pelajaran agam danakhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarga-negaraan daankepribadiaan, kelompok matapelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaranjasmani, olahraga, dan kesehatan,”. Berbeda daritahun lalu yang tidak begitu ditekankan. Untukmenilai empat kelompok mata pelajaran terse-but diukur melalui pengamatan selain ulangandan/atau penugasan.

Kedelapan, jika pada tahun 2006 pemerin-tah (Mendiknas) mengumumkan hasil UN, padatahun 2007 pengumuman hasil UN akan dilaku-kan oleh satuan pendidikan. Begitu pemindaian(scanning) sudah selesai, pemerintah akanmengirimkan hasilnya ke Dinas PendidikanProvinsi untuk dikirimkan ke Dinas PendidikanKabupaten/Kota. Kemudian diteruskan ke satuanpendidikan. Karena itu ada kemungkinan pengu-muman hasil ujian akan berbeda antara satusekolah dengan sekolah lain. Meskipun eksekusikelulusan, termasuk pengumuman hasil ujian adadi sekolah, tetapi sekolah tidak boleh melanggarketentuan-ketentuan yang ditetapkan. Semakincepat semakin baik. Pengumuman hasil ujian iniakan berpengaruh terhadap penulisan tanggalpada ijazah. Ijazah ditulis sesuai dengan waktupengumuman. Menurut Prosedur Operasi Stan-dar (POS) UN 2007, pengumuman kelulusan pe-serta didik dari satuan pendidikan paling lambattanggal 16 Juni 2007 untuk SMA, MA, dan SMK,serta paling lambat tanggal 23 Juni 2007 untukSMP, MTs, SMPLB, dan SMALB. Keputusan kelulus-an diambil setelah dewan pendidik rapat menge-nai kelulusan dari satuan pendidikan. Salah satualasan mengapa pengumuman hasil UN dilak-sanakan serentak dengan hasil US adalah untukmenghidandari adanya kesalahan persepsi di ka-langan masyarakat bahwa UN adalah satu-satu-nya penentu kelulusan siswa dari satuan pen-didikan. Dari pengalaman tahun 2006 yang lalu,ada anak yang lulus UN, tetapi setelah pengu-muman US, anak tidak lulus. Anak sudah benar-benar gembira dengan hasil UN, tetapi begitu kesekolah ia tidak lulus US. Karena itu setelah men-

Page 8: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

8 Vol. II/No. 1/Januari 2007

dapat nilai UN dari pemerintah melalui dinas pen-didikan, sekolah akan melihat nilai tersebut se-suai dengan kriteria kelulusan.

Kesembilan, sanksi untuk UN tahun 2007dinyatakan dengan jelas pada klausul tersendiripada Prosedur Operasi Standar (POS) UN.

Selain kesembilan perbedaan tersebut, adapersamaan antara UN 2006 dan UN 2007, perta-ma, dari aspek mata pelajaran yang diujikan. Un-tuk SMA dan MA program studi IPA meliputi Ba-hasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika.Bagi SMA dan MA program studi IPS adalah Ba-hasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ekonomi. Se-dangkan untuk SMA dan Madrasah Aliyah pro-gram studi Bahasa adalah Bahasa Indonesia, Ba-hasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya. Untuk SMALB (Luar Biasa) meliputi bahasa Inggris, Matema-tika, dan bahasa Indonesia. Sedangkan untuk SMK,

materi ujian meliputi Bahasa Indonesia, BahasaInggris, Matematika, dan kompetensi keahlian-nya. Untuk SMP, MTs, dan SMPLB meliputi ujianBahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matemati-ka. Kedua, pengawasan ujian dilaksanakan silangmurni antarsekolah/madrasah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwaBSNP selaku penyelenggara UN selalu mengada-kan perbaikan dan permbaharuan dalam pelaksa-naan UN dengan mengambil pelajaran dari peng-alaman-pengalaman yang ada serta mempertim-bangkan aspirasi, masukan dan pendapat masya-rakat. Lebih dari itu, pelaksanaan UN ini menuntutkomitmen bersama dari pemerintah, satuan pen-didikan, guru, orang tua murid, siswa, dan masya-rakat luas. Dengan demikian diharapkan UN dapatdilaksanakan dengan lebih baik sehingga mutupendidikan juga dapat ditingkatkan. Semoga. �

Tabel perbedaan antara UN 2005/2006 dengan UN 2006/20007

No. Topik/masalah UN 2005/2006 UN 2006/2007

1. Kurikulum atau StandarKompetensi Lulusan (SKL)

SKL masing-masing didasarkanpada kurikulum 1994 dan 2004

SKL didasarkan pada irisan atauinterseksi dari Kurikulum 1994, 2004, danKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)

2. Jumlah paket soal dalam satukelas

Hanya satu jenis paket soal untuktiap kelas

Ada dua (A dan B) jenis paket soal untuktiap kelas

3. Mata pelajaran yang diujikansama kecuali mata pelajaranMatematika untuk SMK

Ada 7 paket soal Hanya 3 paket soal

4. Waktu pelaksanaan ujian Pelaksanaan Ujian Sekolah baruUjian Nasional

Ujian Nasional dulu baru Ujian Sekolah

5. Tim Pemantau Independen Di sekolah melibatkan 2 orangunsur independen, 3 orang untuktingkat Kabupaten/kota, dan 3orang untuk tingkat Provinsi sertabanyak melibatkan mahasiswadalam pemantauan

Dibentuk Tim Pemantau Independendengan melibatkan Lembaga PenjaminMutu Pendidikan (LPMP), Kopertis danKopertais di tingkat provinsi. Setiapsekolah satu orang pemantau dansebagian besar adalah dosen.TPI TingkatProvinsi dan Kabupaten/Kota dibentukdua kelompok TPI yang tugas.

6. Nilai kelulusan Lulus UN bila memiliki nilai lebihbesar 4,25 untuk setiap matapelajaran yang diujikan denganrata-rata nilai UN lebih besar 4,50

Ada dua alternatif: (1) memiliki nilia rata-rata minimal 5,00 untuk seluruh matapelajaran yang diujikan, dengan tidakada nilai di bawah 4,25; atau memilikinilai minimal 4,00 pada salah satu matapelajaran dengan nilai dua matapelajaran lainnya minimal 6,00.

7. Penilaian di luar kelompokilmu pengetahuan danteknologi melalui pengamatan,dan/atau penugasan.

Tidak dinyatakan secara jelas Dinyatakan dengan jelas dan merupakansalah satu kriteria kelulusan dari satuanpendidikan

8. Mekanisme pengumumankelulusan

Hasil UN diumumkan olehpemerintah dan serentak

Kelulusan dari satuan pendidikandiumumkan oleh masing-masing satuanpendidikan setelah rapat dewan pendidikdan tidak serentak.

9. Sanksi Tidak jelas (implisit) Jelas (eksplisit)

Page 9: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

9Vol. II/No. 1/Januari 2007

DSOSIALISASI UN 2006/2007

Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaanUjian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2006/2007,BSNP telah melaksanakan sosialisasi di 33 provinsisecara serentak pada pertengahan bulan Desem-ber 2006. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasamadengan Dinas Pendidikan Provinsi sebagaipelaksana kegiatan sedangkan sebagai nara sum-ber adalah dari anggota BSNP. Adapun unsur-unsur yang diundang sebagai peserta adalah me-liputi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,

Ketua penyelenggara UN Pemerintahan Kabu-paten/Kota, Dewan Pendidikan Provinsi Kabupa-ten/Kota, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah(MKKS) untuk SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, Kan-wil Departemen Agama, DPRD Provinsi KomisiPendidikan, PGRI Provinsi, Badan MusyawarahPeruguruan Swasta (BMPS) Propinsi, KepalaSekolah SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan me-dia massa.

Sosialisasi UNdi Kendari

Sosialisasi UNdi Lampung

* Ditulis olehBambang Suryadi,Staf ProfesionalBSNP

BERITA BSNP*

9Vol. II/No. 1/Januari 2007

Page 10: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

10 Vol. II/No. 1/Januari 2007

Pada bulan Januri 2007, BSNP melalui timahlinya telah melahirkan tiga produk baru yaitustandar pengelolaan oleh satuan pendidikan, stan-dar sarana dan prasarana pendidikan dasar danmenengah umum, dan standar kualifikasi dankompetensi guru. Sedangkan pada bulan Febru-ari, BSNP telah merekomendasikan lima standarkepada Mendiknas, yaitu standar pembiayaanpendidikan, standar kualifikasi dan kompetensikepala sekolah, standar kualifikasi dan kompeten-si pengawas, standar penilaian, dan standar isipendidikan kesetaraan. Sebelum itu, berdasarkanrekomendasi dari BSNP, Mendiknas telah menge-

BSNP MEREKOMENDASIKAN 8 STANDARKEPADA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

luarkan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Menurut Suharsono, Sekretaris BSNP, prosespenyiapan standar-standar tersebut melalui rin-cian tahapan yang meliputi pengkajian dokumen,diskusi-diskusi internal maupun eksternal, penyu-sunan draf standar, validasi, penyempurnaan drafstandar, uji publik, finalisasi/rekomendasi standar,dan pelaporan. Proses ini memerlukan waktukurang lebih 10 bulan untuk setiap draf standardengan melibatkan tim ahli dari berbagai pergu-ruan tinggi.

WORKSHOP STANDAR MONITORINGDAN EVALUASI

Bekerjasama dengan AusAid, Badan StandarNasional Pendidikan (BSNP) telah melaksanakanworkshop Standar Monitoring dan Evaluasi sela-ma dua hari (1-2/12/ 2006) di Jakarta. MenurutEdy Tri Baskoro, penanggungjawab kegiatan, tu-juan workshop ini adalah untuk membekali pe-serta workshop cara membuat desain dan instru-men monitoring dan evaluasi untuk delapan je-nis standar yang telah dibuat oleh BSNP. Delapanstandar tersebut meliputi standar isi, standar pro-ses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikdan tenaga kependidikan, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, standar pem-biayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Hadir dalam acara tersebut kurang lebih 40orang yang meliputi anggota BSNP, tim ahli un-tuk masing-masing standar dan konsultan BSNP.Sebagai nara sumbernya adalah Trevear Penrosedari AusAid. Pada hari kedua workshop, setiapkomisi dari masing-masing standar mempresen-tasikan draf desain dan instrument monitoringdan evaluasi untuk dikritisi dan ditelaah oleh se-mua peserta workshop. Workshop Standar

Monitoring danEvaluasi

BERITA BSNP*

10 Vol. II/No. 1/Januari 2007

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 11: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

11Vol. II/No. 1/Januari 2007 11Vol. II/No. 1/Januari 2007

Salah satu unsur yang penting untuk

memastikan bahwa Ujian Nasional atau UN

diselenggarakan secara aman, tertib, dan

obyektif adalah adanya Tim Pemantau Inde-

penden (TPI) Ujian Nasional. Tahun ini meru-

pakan tahun kedua UN dilaksanakan dengan

membentuk TPI. Sehubungan dengan hal

tersebut, selama dua hari (5-6/01/2007), telah

diselenggarakan Rapat Koordinasi dan Sosiali-

sasi Tim Pemantau Independen (TPI) Ujian

Nasional 2006/2007 di Jakarta. Hadir dalam

acara tersebut 138 (seratus tiga puluh dela-

pan) orang terdiri dari unsur-unsur Ketua dan

Anggota BSNP, Dirjen dan para pejabat Ditjen

PMPTK, Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri,

Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta, Kopertis

dan Kopertais Wilayah I s/d XII, Kepala Lem-

baga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) se-

Indonesia, dan Kepala Pusat Pengembangan

Penataran guru (PPPG) se-Indonesia.

Menurut Sumarna Surapranata, Direktur

Pembinaan Diklat, tujuan kegiatan ini adalah

untuk mensosialisasikan Prosedur Operasi

Standar (POS) UN tahun 2006/2007 dari segi

kebijakan maupun teknis pelaksanaannya, ter-

masuk peran dan fungsi TPI di tingkat pusat,

provinsi, kabupaten/kota, rayon/subrayon, dan

satuan pendidikan/madrasah; sebelum, sela-

ma dan sesudah UN berlangsung.

Dari kegiatan tersebut para peserta me-

nyepakati hasil workshop sebagai komit-

men bersama untuk ditindaklanjuti pada

pelaksanaan UN tahun 2006/2007. Dengan

harapan UN tahun 2006/2007 dapat dilak-

sanakan dengan lebih baik dari tahun-tahun

sebelumnya.

RAPAT KOORDINASI DAN SOSIALISASITIM PEMANTAU INDEPENDENUJIAN NASIONAL TAHUN 2006/2007

Sebagai persiapan pelaksanaan Ujian

Nasional atau UN tahun pelajaran 2006/2007,

pada awal Januari 2007, BSNP telah mendis-

tribusikan buku Panduan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)) dan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Ujian

Nasional Tahun Pelajaran 2006/2007.

Distribusi dilakukan ke seluruh Kepala Dinas

Pendidikan di 33 provinsi yang selanjutnya

untuk disampaikan ke Dinas Pendidikan Kabu-

paten/Kota.

DISTRIBUSI STANDARKOMPETENSI LULUSANDAN POS UJIAN NASIONAL 2007

Selain melalui dinas pendidikan, distri-

busi juga disampaikan kepada mereka yang

datang ke kantor BSNP, baik atas nama in-

dividu maupun lembaga. KTSP dan SKL

tersebut diberikan secara gratis kepada

mereka yang memerlukan, selama perse-

diaan masih ada. Hal ini dimaksudkan se-

lain untuk sosialisasi juga untuk menda-

patkan dukungan dari masyarakat umum

supaya UN 2007 dapat dilaksanakan lebih

baik dari tahun-tahun sebelumnya.

BERITA BSNP*

Page 12: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

12 Vol. II/No. 1/Januari 200712 Vol. II/No. 1/Januari 2007

PENANDATANGANAN SURAT KERJA SAMABANTUAN DANA PENYELENGGARAANUJIAN NASIONAL 2006/2007

Upaya pencapaian Standar Nasional Pen-didikan (SNP) terus menerus dilakukan oleh pe-merintah. Salah satu upaya tersebut adalah mela-lui pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang menja-di agenda tahunan. Setiap tahun selalu ada per-baikan baik dari segi lembaga penyelenggaramaupun teknis pelaksanaan. Dengan perbaikan-perbaikan ini diharapkan standar pendidikan na-sional dapat dicapai. Demikian sambutan Men-teri Pendidikan Nasional, Bambang Soedibyodalam acara Penandatanganan Memorandum ofUnderstanding (MoU) Subsidi/Bantuan DanaPenyelenggaraan Ujian Nasional Tahun 2006/2007 di Ruang Sidang Graha Utama Gedung ALantai 3, (12/02/07). Mendiknas juga menyata-kan bahwa meskipun UN masih mengalami prodan kontra, pemerintah tetap akan menyeleng-garakan. Hal ini karena UN merupakan salah satucara untuk melakukan standarisasi mutu pen-didikan nasional.

Acara yang berlangsung selama dua hari (12-13/02/07) itu dihadiri kurang lebih 100 (seratus)orang terdiri dari unsur-unsur Dirjen dan parapejabat Ditjen di lingkungan Depdiknas dan De-partemen Agama, ketua penyelenggara UN ditingkat propinsi, bendahara UN propinsi, dan ke-lapa Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)se Indonesia dan Ketua dan anggota Badan Stan-dar Nasional Pendidikan (BSNP).

Menurut Ketua BSNP, M. Yunan Yusuf, selain

penandantanganan kerja sama bantuan dana pe-laksanaan UN, kegiatan ini juga bertujuan untukmemberikan informasi teknis pelaksanaan Prose-dur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional dan UjianSekolah tahun 2006/2007. Selain itu, mekanis-me kerja, tugas dan fungsi Tim Pemantau Inde-penden (TPI) di tingkat nasional/pusat, propinsi,kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah sebelum,selama, dan sesudah pelaksanaan UN juga dijelas-kan pada pertemuan tersebut.

Penjelasan tentang POS disampaikan olehDjemari Mardapi, sedangkan penjelasan tentangTPI disampaikan oleh Bambang Soehendro. Ke-duanya adalah anggota BSNP. Sementara itu, tek-nis MoU dan laporan disampaikan oleh Burha-nuddin Tola, Kepala Puspendik, dan Siskandar,Sekretaris Balitbang Depdiknas.

Candra, bendahara UN 2006/2007 menye-butkan bahwa dana penyelenggaraan Ujian Na-sional tersebut terdiri dari Dana Dekonsentrasidan Dana Tim Pemantau Independen bagi propin-si, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah yangtertuang dalam daftar Isian Proyek dan Anggaran(DIPA) Badan Penelitian dan Pengembangan ta-hun angaran 2007. Lebih lanjut, Candra menam-bahkan bahwa penandatangan MoU tahun ini di-laksanakan jauh lebih awal sebelum penyeleng-garaan UN. Ini merupakan indikasi bahwa peme-rintah memiliki tekat yang kuat supaya penye-lenggaraan UN dapat berjalan dengan lancar.

PenandatangananMoU Bantuan DanaUN 2007

BERITA BSNP*

Page 13: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

13Vol. II/No. 1/Januari 2007 13Vol. II/No. 1/Januari 2007

RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM (RDPU)DENGAN PANITIA KERJA WAJIB BELAJARPENDIDIKAN DASAR KOMISI X DPR-RI

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)bersama Badan Musyawarah Perguruan Swasta(BMPS) diminta oleh Panitia Kerja Wajib BelajarPendidikan Dasar (Wajar Dikdas) Komisi X DPR-RI untuk menyampaikan pokok-pokok pikirantentang penuntasan wajib belajar pendidikandasar 9 tahun (14/02/07). Dalam kesempatantersebut, M. Yunan Yusuf, Ketua BSNP menyam-paikan pandangannya tentang program penun-tasan wajib belajar serta menjelaskan beberapaproduk BSNP yang telah dihasilkan.

Menurut Yunan, pembuatan standar pen-didikan nasional sebagaimana disebutkan dalamPeraturan Pemerintah Nomor 19/2005 merupa-kan langkah strategis jangka panjang dalam pro-

gram penuntasan wajib belajar.Acara yang berlangsung kurang lebih dua

jam tersebut penuh dengan dialog dan tanyajawab, terutama dari anggota dewan. Para ang-gota dewan meminta BSNP untuk mengoptimal-kan peran dalam penjaminan dan pengendalianmutu pendidikan, dalam menunjang pelaksana-an wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun secaraberkualitas.

Selain itu, penuntasan wajib belajar mem-butuhkan kemauan kemauan politik dan kemam-puan ekonomi dan dilaksanakan dalam waktuyang relatif panjang, serta karakter kepemimpinan(leadership) yang kuat.

BSNP DIBANTU 8 ORANG STAF PROFESIONAL

Mengingat tingginya frekuensi kegiatanBSNP pada tahun 2007, maka diperlukan staf pen-dukung profesional untuk membantu kelancar-an program dan kegiatan BSNP. Tugas merekaadalah membantu para anggota BSNP dalammenjalankan tugasnya terutama yang terkaitdengan pembuatan standar pendidikan nasional.Dengan pertimbangan tersebut, pada hari Rabu,28 Februari 2007, BSNP telah mengangkat 8 stafpendukung profesional. Mereka adalah GagukMargono (UNJ), Pudji Muljono (IPB), Baso IntangSappaille (UNM Makassar), Bambang Suryadi (UINJakarta), Dede Rosyada (UIN Jakarta), Kaharud-din Arafah (UNM Makassar), dan Khomsiyah(Trisakti).

Kegiatan yang berlangsung di kantor BSNPtersebut dihadiri oleh ketua, sekretaris, anggotaBSNP dan bagian keuangan. M. Yunan Yusuf, Ke-tua BSNP mengharapkan agar para staf pendu-kung profesional dapat memberikan komitmenyang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Tanpakomitmen yang kuat, mustahil pekerjaan yangbesar dapat diselesaikan. Sementara itu, Koma-ruddin Hidayat, anggota BSNP yang memberikanpencerahan dalam acara tersebut, menekankanpentingnya kerjasama dan team work yang soliddalam sebuah organisasi. Ibarat permainan sepakbola, masing-masing tim harus bekerja sama dansaling mendukung jika ingin memenangkan se-buah permainan.

M. Yunan Yusuf(berjas Hitam)

menyampaikanpesan-pesan

kepada profesionalstaf BSNP.

BERITA BSNP*

13Vol. II/No. 1/Januari 2007

Page 14: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

14 Vol. II/No. 1/Januari 2007

D1. Latar Belakang

Dalam rangka melakukan pengawasan danpeningkatan mutu pendidikan dasar dan mene-ngah melalui standarisasi buku teks pelajaran, te-lah ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Na-sional (Permen) Nomor 11 tahun 2005 tentangpentingnya buku teks pelajaran bagi peserta didik.Melalui buku teks pelajaran peserta didik diharap-kan dapat memperoleh informasi yang lebih ter-jamin keakuratannya karena informasi tersebutdiperoleh dari sumber lain selain dari guru. Se-jalan dengan paradigma pendidikan yang akhir-akhir ini bergeser dari guru sebagai pusat pem-belajaran (teacher centered) kepada peserta didiksebagai pusat pembelajaran (student centered),peserta didik perlu didorong dan diberi peluanguntuk mencari informasi dari berbagai macamsumber, seperti buku teks pelajaran, secaramandiri. Oleh karena itu, buku teks pelajaran se-bagai sumber informasi seyogjanya memilikikualitas yang baik, yang memenuhi kriteria stan-dar tertentu.

Untuk mengantisipasi kebutuhan penilaianbuku teks pelajaran tersebut, Badan Standar Na-sional Pendidikan (BSNP) sebagai badan yangdiserahi tanggung jawab mengembangkan stan-dar nasional pendidikan perlu menyusun instru-men penilaian buku yang baku dan mampumelakukan pembedaan buku pelajaran yang baikdan yang kurang baik. Upaya mendapatkan bukuteks pelajaran yang baik tersebut diharapkan da-pat memenuhi tuntutan yang tertuang dalamPeraturan Menteri Nomor 11 Pasal 3 ayat (1) yangmenyatakan bahwa “buku teks pelajaran untuksetiap mata pelajaran yang digunakan pada satu-an pendidikan dasar dan menengah dipilih daribuku-buku teks pelajaran yang telah ditetapkanoleh Menteri berdasarkan rekomendasi penilaiankelayakan dari Badan Standar Nasional Pendidik-an (BSNP)”.

Selama ini, kelemahan dalam dunia pen-

didikan lebih diasosiasikan dengan kualitas gurusebagai penyampai materi pembelajaran utama.Padahal, sesungguhnya keberhasilan pembela-jaran tidak hanya ditentukan oleh guru semata.Ada variabel-variabel lain yang tidak kalah pen-tingnya, terutama dalam paradigma pendidikanyang akhir-akhir ini bergeser kepada peserta didiksebagai pusat pembelajaran (student centered).Pendidikan berfokus pada peserta didik (studentcentered) yang menekankan pada keaktifan pe-serta didik menuntut peran buku sebagai sum-ber informasi menjadi sangat penting.

Perubahan ini sejalan dengan kebijakan oto-nomi daerah, yang juga mencakup dunia secaraumum. Dampaknya, dunia pendidikan di Indo-nesia mengalami perubahan besar. Salah satu-nya, terjadi perubahan kurikulum dari tersentrali-sasi menjadi lebih desentralisasi (school basedcurriculum), kurikulum yang dulu berbasis padaisi materi menjadi berbasis pada kompetensi.Dengan kebijakan otonomi daerah atau sekolah,maka ada wewenang yang lebih besar untuk me-nentukan kebijakan pendidikan sendiri-sendiri.

Di satu sisi, kebijakan tersebut memberikandampak positif baik bagi daerah maupun sekolah,di mana mereka dapat berinovasi sesuai denganpotensi dan kemampuan yang dimiliki. Di sisi lain,terdapat pula dampak negatif sebagai akibat ke-beragaman yang sangat besar antardaerah atau-pun antarsekolah, misalnya ketimpangan dalamsegi kemampuan dan keterampilan tenagakependidikan, sarana dan prasarana pendidikan.Selain itu, menjadi sulit untuk melakukan penga-wasan terhadap mutu pendidikan.

Idealnya, keberagaman mutu pendidikandapat diatasi antara lain dengan adanya acuankurikulum dan sarana yang standar. Salah satusarana yang dimaksud adalah buku teks pelajar-an. Buku teks pelajaran yang standar akan mem-berikan informasi yang sama dan mengacu padasasaran yang sama bagi semua pengguna.Dengan demikian, kesenjangan pencapaian pen-

Kegiatan PenilaianBuku Teks PelajaranPendidikan Dasar dan Menengah1

Oleh : Pudji Muljono2

1 Disarikan dariNaskah AkademikPenilaian BukuTeks Pelajaran

2 Staf ProfesionalBSNP untukKegiatanPenilaian BukuTeks Pelajaran

Page 15: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

15Vol. II/No. 1/Januari 2007

didikan antardaerah ataupun antarsekolah dapatdiminimalkan.

Upaya untuk melakukan pengawasan danpeningkatan mutu pendidikan dasar dan mene-ngah melalui standarisasi buku teks pelajaran, te-lah ditetapkan Peraturan Menteri PendidikanNasional (Permen) Nomor 11 tahun 2005 ten-tang pentingnya buku teks pelajaran bagi pesertadidik. Melalui buku teks pelajaran peserta didikdiharapkan dapat memperoleh informasi yanglebih terjamin keakuratannya karena diperolehinformasi dari sumber lain selain dari guru.

Saat kini, buku teks pelajaran masih sangatberagam kualitasnya. Sudah ada upaya pemerin-tah untuk menyediakan buku teks pelajaran yangbermutu. Salah satunya adalah penilaian bukuteks pelajaran yang dilakukan oleh Pusat Perbuku-an Depdiknas. Penilaian dilakukan terhadap buku-buku teks pelajaran yang beredar, dan dipakai disekolah-sekolah saat ini. Di samping itu, pada saatini, masih banyak buku teks pelajaran yang be-lum dinilai dan memerlukan penilaian agar me-menuhi standar yang ditetapkan, sesuai denganPeraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 danPeraturan Menteri Nomor 22 dan 23 Tahun 2006.

Kriteria buku yang baik menurut Permentersebut adalah buku yang dapat dipakai, baik darisegi isi maupun fisik buku, dalam masa kurunwaktu paling sedikit lima tahun. Kurun waktu limatahun dimaksudkan untuk mengakomodasi peru-bahan-perubahan yang bermakna dalam per-

kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,dan pertimbangan dari segi ekonomi bagi peng-guna.

2. Tujuan

a. Menghasilkan sebuah instrumen penilaianbuku teks pelajaran yang mudah, simpel,efisien dan efektif.

b. Menghasilkan kriteria tentang buku teks pela-jaran yang baik, sehingga layak menjadiacuan bagi penilai buku, penulis buku, danpenerbit.

3. Manfaat

a. Bagi Penilai : Memperoleh instrumen yangdapat digunakan untuk menilai kualitas bukuteks pelajaran secara objektif dan efisien.

b. Bagi Penulis : Memperoleh pedoman bagipembuatan buku teks pelajaran yang me-menuhi persyaratan sebagai buku yang layakpakai dan bermutu.

c. Bagi Pengguna : Menentukan pilihan bukuteks pelajaran yang berkualitas yang akandijadikan acuan dalam pembelajaran.

d. Bagi Penerbit : Memperoleh pedoman bagipenerbitan buku pelajaran yang memenuhistandar mutu kelayakan isi, kebahasaan,penyajian, dan kegrafikaan buku, denganharga ekonomis yang layak untuk digunakan

Proses penilaianbuku teks pelajaran.

Page 16: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

16 Vol. II/No. 1/Januari 2007

dalam kurun waktu tertentu.

4. Landasan Akademik

a. Landasan LegalUntuk mencapai standar minimum mutubuku teks pelajaran secara nasional sebagaisuatu komponen dari Sistem PengendalianMutu Buku diperlukan suatu sistem penilaianbuku teks pelajaran. Penilaian buku teks pela-jaran ini dilakukan dengan mengacu kepadaperaturan dan perundang-undangan sebagailandasan legalnya. Peraturan perundang-un-dangan yang melandasi penilaian buku tekspelajaran ini adalah:

1) Undang-undang RI Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 8, Tambahan Lem-baran Negara Nomor 4301) khususnyaPasal 35 ayat (2) yang menyatakan bah-wa “standar nasional pendidikan di-gunakan sebagai acuan pengembangankurikulum, tenaga kependidikan, saranadan prasarana, pengelolaan dan pembi-ayaan”. Selanjutnya, Pasal 45 ayat (1) un-dang-undang ini menyatakan bahwa “se-tiap satuan pendidikan formal dan non-formal menyediakan sarana dan prasara-

na yang memenuhi keperluan pendidik-an sesuai dengan pertumbuhan danperkembangan potensi fisik, kecerdasanintelektual, sosial, emosional dan keji-waan peserta didik”. Lebih lanjut, Pasal 45ayat (2) menyatakan bahwa “ketentuanmengenai penyediaan sarana dan prasa-rana pendidikan pada semua satuan pen-didikan sebagaimana dimaksud dalamayat (1) diatur lebih lanjut dengan Pera-turan Pemerintah.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun2005 (Lembaran Negara Republik Indo-nesia Tahun 2005 Nomor 41, TambahanLembaran Negara Nomor 4496) Pasal 43ayat (3) menyatakan bahwa “standar bukuperpustakaan dinyatakan dalam jumlahjudul dan jenis buku di perpustakaansatuan pendidikan”. Selanjutnya pasalyang sama ayat (4) menyatakan bahwa“standar jumlah buku teks pelajaran diperpustakaan dinyatakan dalam rasiominimal jumlah buku teks pelajaran un-tuk masing-masing mata pelajaran diperpustakaan satuan pendidikan untuksetiap peserta didik”. Lebih lanjut Pasal43 ayat (5) menyatakan bahwa “kelayak-an isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaanbuku teks pelajaran dinilai oleh BSNP dan

Proses penilaianbuku teks pelajaran

Page 17: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

17Vol. II/No. 1/Januari 2007

ditetapkan dengan Peraturan Menteri”.3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku TeksPelajaran Pasal 1 menyatakan bahwa“buku teks pelajaran adalah buku acuanwajib untuk digunakan di sekolah yangmemuat materi pembelajaran dalamrangka peningkatan keimanan dan ketak-waan, budi pekerti dan kepribadian, ke-mampuan penguasaan ilmu pengeta-huan dan teknologi, kepekaan dan ke-mampuan estetis, potensi fisik dan kese-hatan yang disusun berdasarkan standarnasional pendidikan”. Selanjutnya Pasal 3ayat (1) menyatakan bahwa “buku tekspelajaran untuk setiap mata pelajaranyang digunakan pada satuan pendidikandasar dan menengah dipilih dari buku-buku teks pelajaran yang telah ditetap-kan oleh Menteri berdasarkan rekomen-dasi penilaian kelayakan dari Badan Stan-dar Nasional Pendidikan (BSNP)”.

4) Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNomor 22 Tahun 2006 tentang StandarIsi Pendidikan. Pasal 1 ayat (1) Permenini menyebutkan “Standar Isi untuk satu-an Pendidikan Dasar dan Menengah yangselanjutnya disebut Standar Isi mencakuplingkup materi minimal dan tingkatkompetensi minimal untuk mencapaikompetensi lulusan minimal pada jenjangdan jenis pendidikan tertentu.”

5) Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNomor 23 Tahun 2006 tentang StandarKompetensi Lulusan. Pasal 1 ayat (1) Per-men ini menyatakan “Standar Kompeten-si Lulusan untuk satuan pendidikan dasardan menengah digunakan sebagai pe-doman penilaian dalam menentukan ke-lulusan peserta didik”. Selanjutnya, Pasal1 ayat (2) Permen menyebutkan bahwa“Standar Kompetensi Lulusan sebagai-mana dimaksud pada ayat (1) meliputistandar kompetensi lulusan minimal satu-an pendidikan dasar dan menengah, stan-dar kompetensi lulusan minimal kelom-pok mata pelajaran, dan standar kompe-tensi lulusan minimal mata pelajaran.”

b. Landasan TeoretisUntuk menjalani kehidupan dalam era glo-balisasi yang penuh tantangan ini, diperlu-kan seorang yang mampu berpikir denganwawasan yang luas, fleksibel, dan beradaptasi

terhadap perubahan. Untuk itu diperlukanupaya akselerasi dalam proses pembelajaran.Pembelajaran seharusnya tidak lagi bertum-pu sepenuhnya pada seorang pendidik(guru), tetapi diperkaya oleh ketersediaansumber-sumber pembelajaran lain yang me-madai. Dalam hal ini buku pelajaran menjadiunsur yang sangat diperlukan. Buku pelajaranharus dapat menjadi sumber informasi uta-ma bagi peserta didik yang mampu merang-sang proses berpikir dan proses belajar se-cara mandiri. Dengan perkataan lain, keterba-caan buku merupakan suatu tuntutan yangmutlak.Di bawah ini adalah hal-hal penting yangperlu dipertimbangkan bagi sebuah bukuyang dapat memenuhi syarat untuk terjadinyaproses berpikir dan belajar mandiri.1) Strategi pengolahan informasi

Sebuah buku yang baik harus mampumembangkitkan minat dan perhatiananak (atensi) untuk membaca teks ba-caan. Hal ini diperlukan agar informasimampu diserap sebagai rangsangan. Na-mun segala sesuatu yang diserap ini barubisa berarti (meaningful) dan diingat bilainformasi (tulisan) diolah dalam ingatanjangka panjang, misalnya di kategori-sasikan, diberi makna, dan bisa dikaitkandengan pengetahuan yang sudah dimi-liki sebelumnya (prior knowledge). Infor-masi yang disimpan dengan organisasiyang baik akan membentuk jaringanpengetahuan yang saling terjalin, tidaksekedar merupakan ingatan asosiatif be-laka. Berarti sebuah buku harus tampildalam “wajah” yang keterbacaannya ting-gi, menarik minat dan memikat. Selainitu isi bahasannya harus dapat mengop-timalkan tingkat berolah pikir pesertadidik, misalnya dengan mengajukan per-tanyaan-pertanyaan, pemecahan ma-salah, pemberian contoh-contoh konkret,eksperimen, dan penelusuran proses daripengalamannya.

2) Tingkat Perkembangan Psikososial Peser-ta DidikKesanggupan untuk menerima danmengolah informasi secara optimaldipengaruhi oleh tingkat perkembang-an psikososial seseorang. Artinya penya-jian yang baik, bahasa yang baik (reada-ble saja) belum menjamin materi yangdisajikan dapat mengoptimalkan proses

Page 18: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

18 Vol. II/No. 1/Januari 2007

belajar. Untuk itu, diperlukan kesadarantentang pentingnya ciri-ciri kematangankognitif dan sosial emosional pembacayang akan menjadi sasaran buku pem-belajaran. Misalnya, kemampuan keba-hasaan seseorang,keakraban bahasan,tingkat kesulitan konsep yang di bahas,menghargai keberagaman, dan kese-suaian konteks.

3) Proses Belajar AktifBelajar secara bermakna akan mudahterjadi apabila peserta didik terlibat aktifdalam proses belajar secara terus me-nerus. Melalui keterlibatan tersebut da-pat terjalin komunikasi interaktif yangdiperlukan bagi terpeliharanya suasanabelajar, dan diperolehnya umpan balikyang diperlukan untuk memacu pem-belajaran yang berkelanjutan. Melaluiperolehan umpan balik, khususnya yangpositif, akan menimbulkan rasa puas yangberfungsi sebagai rewards bagi diri pe-serta didik, yang pada akhirnya akanmembangkitkan motivasi dari dalam dirisendiri untuk menyukai belajar (internalmotivation).Dengan demikian, penyajian sebuahbuku hendaknya memuat contoh-con-toh yang dekat dengan kehidupan se-

hari-hari, yang merangsang peserta didikuntuk mencoba/mengaplikasikanpengetahuan yang diperolehnya, agarpeserta didik memiliki peluang untukmenjadi kreatif dan inovatif. Melaluipenyajian seperti tersebut di atas, lebihlanjut pada diri peserta didik dapat ter-bentuk transfer of learning, dari segalasesuatu yang dipelajari dari buku kedalam kehidupan nyata sehari-hari.

c. Landasan PsikometrikPrinsip-prinsip yang harus dipenuhi sebuahalat ukur (instrumen) penilaian buku matapelajaran adalah sebagai berikut1) Objektivitas. Adanya pedoman penilai

yang standar sehingga dapat dipersepsisama oleh semua penilai. Oleh sebab itu,instrumen penilaian buku teks pelajaranini dilengkapi dengan deskripsi butir yangdijadikan butir-butir penilaian buku tekspelajaran agar setiap butir dipahamiuntuk lingkup yang sama. Deskripsi butirini dipilih karena pengembangan batasanskala penilaian lebih sulit dilakukan,mengingat para penilai adalah ahli dalambidang masing-masing terkait denganbuku teks pelajaran yang dinilainya.

2) Validitas. Yang menjadi fokus dari validi-

Proses penilaianbuku teks pelajaran

Page 19: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

19Vol. II/No. 1/Januari 2007

tas di sini pada dasarnya adalah contentrelated validity (pemvalidasian isi), yangmengukur konstruk atau komponen ke-layakan isi (keterkaitan isi buku tekspelajaran dengan SK dan KD mata pela-jaran), kebahasaan, penyajian, dan ke-grafikaan sebagai komponen buku.Pendekatan pemvalidasian isi yang dipilihmenggunakan strategi developmentalcare (Popham, 1995), yaitu konstruk in-strumen dikembangkan oleh panel ahlibidang studi (mata pelajaran), ahlipendidikan bidang studi (mata pelajaran),dan ahli psikometri. Berdasarkan konstrukini kemudian dikembangkan kisi-kisipengembangan instrumen dan ditulisbutir dan deskripsi butirnya. Instrumendan deskripsinya kemudian direviewoleh tim ahli lain, yang juga terdiri dariahli bidang studi, ahli pendidikan bidangstudi, dan ahli psikometri. Hasil reviewdipakai untuk dasar revisi instrumen, se-belum diujicobakan yang melibatkan tigakelompok ahli yaitu ahli bidang studi, ahlipendidikan bidang studi, dan guru matapelajaran. Hasil uji coba dipakai untuk fi-nalisasi instrumen penilaian buku tekspelajaran dan hasilnya disosialisasikan.

3) Reliabilitas. Hasil ukur instrumen yangdilengkapi dengan deskripsi butir dan pe-doman penilaiannya yang standar akanmenjamin konsistensi antar penilai (in-ter-rater reliability). Untuk mendapatkangambaran reliabilitas hasil penilaian,maka uji coba instrumen merupakan se-suatu hal sangat penting. Dari hasil ujicoba dapat diketahui butir-butir mana dandeskripsi butir mana yang masih menim-bulkan tafsir ganda, sehingga masih per-lu disempurnakan.

4) Adil. Ada kriteria yang pasti untuk mene-tapkan buku yang layak pakai atau tidaklayak pakai berdasarkan profil dari ma-sing-masing komponen yang dinilaidalam buku. Kriteria yang dikembangkandalam pemakaian instrumen penilaianbuku teks pelajaran ini tidak meng-gunakan jumlah skor (composite scores)dari empat komponen penilaian, namundikembangkan profil buku teks pelajaran.Setiap buku teks pelajaran akan memilikiprofil kelayakan isi, kebahasaan, penya-jian, dan kegrafikaan sehingga keung-gulan dan kelemahan setiap buku teks

pelajaran yang dinilai dengan instrumenini dapat disajikan kepada para penggu-na dan pengembang buku. Pemberianprofil buku teks pelajaran menurut ko-mponen penilaiannya di masa yang akandatang diharapkan akan lebih adil danmendorong penulis dan penerbit me-nyempurnakan kualitas buku teks pela-jaran, sekalipun buku tersebut telahdinyatakan lolos penilaian.

5) Simpel. Instrumen penilaian buku tekspelajaran yang dikembangkan ini dapatdigunakan secara cepat, mudah, efisiendan efektif oleh siapa pun yang telah di-latih untuk melakukan tugas penilaianbuku teks pelajaran dalam bidang studikeahliannya (mata pelajarannya).

6) Terstandar. Alat ukur baku, artinya sega-la sesuatunya terstandar, mulai dari carapenilaian, konsep-konsep yang dipakai,cara penskorannya (scoring), cara meng-interpretasi skor, prosedur pelaksanaan,dan penyampaiannya.

7) Visibilitas. Instrumen penilaian buku tekspelajaran yang dikembangkan ini sangatmungkin untuk digunakan pada semuabuku teks pelajaran dari seluruh matapelajaran. Namun demikian, sejumlahkekhususan yang dimiliki masing-masingbidang ilmu tetap harus diperhatikan.Oleh sebab itu, sejumlah butir yangmencerminkan kekhasan bidang ilmuditambahkan ke dalam instrumen dandeskripsi butir menjelaskan bahwa butirtertentu hanya digunakan untuk bukuteks pelajaran bidang studi (mata pela-jaran) tertentu pula.

5. Langkah-langkah PengembanganInstrumen Penilaian

Untuk mendapatkan sebuah buku yang me-menuhi kriteria buku yang layak pakai sebagai-mana diuraikan di atas, diperlukan instrumen pe-nilaian yang baku, valid dan reliabel. Validitas yangsesuai dengan instrumen penilaian buku adalahvaliditas isi (content related validity), yaitu jenisvaliditas yang kriterianya merujuk kepada isi kom-ponen yang seharusnya ada di dalam sebuahbuku.

a. Penyusunan Instrumen dan PedomanPenilaianPenyusunan instrumen penilaian dikem-

Page 20: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

20 Vol. II/No. 1/Januari 2007

bangkan oleh tim ahli bidang studi, ahli ba-hasa, ahli psikometri, dan ahli grafika.1) Tim penyusun mengembangkan kerang-

ka pikir (kisi-kisi) instrumen sebagaimanayang diatur dalam PP No.19/2005, yaitukomponen kelayakan isi, kebahasaan,penyajian, dan kegrafikaan, besertapenjelasannya, sebagaimana diuraikanberikut.Komponen penilaian buku teks pelajaranyang ditetapkan oleh PP No.19/2005 di-adopsi sebagai ukuran buku teks pela-jaran yang baik. Itu merupakan amanatpemerintah dan masyarakat. Selanjutnya,amanat ini oleh tim pengembang dirincidan atas dasar rincian tersebut dikem-bangkan instrumen penilaiannya.Sebuah buku teks pelajaran yang baikadalah buku yang:I. Minimal mengacu pada sasaran yang

akan dicapai peserta didik, dalam halini adalah standar kompetensi (SK danKD). Dengan perkataan lain, sebuahbuku teks pelajaran harus memper-hatikan komponen kelayakan isi.

II. Berisi informasi, pesan, dan penge-tahuan yang dituangkan dalam ben-tuk tertulis yang dapat dikomunikasi-kan kepada pembaca (khususnyaguru dan peserta didik) secara logis,mudah diterima sesuai dengantahapan perkembangan kognitifpembaca. Untuk itu bahasa yang di-gunakan harus mengacu pada kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baikdan benar. Artinya, sebuah buku tekspelajaran harus memperhatikankomponen kebahasaannya.

III. Berisi konsep-konsep disajikan secaramenarik, interaktif dan mampu men-dorong terjadinya proses berpikir kri-tis, kreatif, inovatif dan kedalamanberpikir, serta metakognisi dan eva-luasi diri. Dengan demikian sebuahbuku teks pelajaran harus memper-hatikan komponen penyajian, yangberisi teknik penyajian, pendukungpenyajian materi, penyajiannya men-dukung pembelajaran.

IV. Secara fisik tersaji dalam wujudtampilan yang menarik dan meng-gambarkan ciri khas buku pelajaran,kemudahan untuk dibaca dan digu-nakan, serta kualitas fisik buku.

Dengan perkataan lain buku tekspelajaran harus memenuhi syaratkegrafikaan.

2) Validasi Kelayakan InstrumenSebagai tahap awal untuk memvalidasi isiinstrumen penilaian, dilakukan telaah olehpihak-pihak yang berkompeten, di luar timpenyusun instrumen (external reviewers).External reviewers ini terdiri dari dosen pen-didikan bidang studi dari universitas kepen-didikan atau LPTK (sebagai ahli pendidik-an bidang studi), dosen bidang studi dariuniversitas nonkependidikan (sebagai ahlibidang studi), guru mata pelajaran yangbuku teks pelajarannya “dinilai”, dan ahligrafika. Hasil telaah ini dijadikan masukanuntuk menyempurnakan draf instrumenpenilaian. Draf hasil perbaikan pasca vali-dasi internal disebut sebagai draf instru-men penilaian buku teks pelajaran pascavalidasi eksternal.

3) Uji coba Kelayakan InstrumenDraf instrumen penilaian buku teks pela-jaran pasca validasi eksternal selanjutnyadiujicobakan pada panel “penilai” bukuteks pelajaran. Panel “penilai” buku tekspelajaran ini terdiri dari dosen pendidikanbidang studi dari universitas kependidik-an atau LPTK (sebagai ahli pendidikanbidang studi), dosen bidang studi dari uni-versitas nonkependidikan (sebagai ahlibidang studi), guru mata pelajaran yangbuku teks pelajarannya “dinilai”, dan ahligrafika. Uji coba ini terdiri dari (a) simula-si menilai buku teks pelajaran SMA danSMP sesuai dengan peruntukan instru-men; (b) telaah terhadap kejelasan butirdan deskripsi butir dari instrumen, se-hingga diperoleh catatan perbaikan se-belum instrumen akhir (final) diselesai-kan; dan (c) rumusan kriteria atau ukurankelayakan buku teks pelajaran yang baik.Umpan balik yang diperoleh dari hasil ujicoba dianalisis dan dijadikan bahan revisiuntuk mempersiapkan instrumen finalyang diharapkan dan akan digunakandalam penjelasan kepada “calon” pener-bit dan penulis buku teks pelajaran, baikdalam suatu uji publik maupun bentukpertemuan lainnya.

4) Sosialisasi InstrumenInstrumen penilaian buku teks pelajaranhasil revisi pasca uji coba kelayakan in-strumen kemudian disebut instrumen

Page 21: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

21Vol. II/No. 1/Januari 2007

final. Instrumen final ini kemudian disos-ialisasikan kepada Anggota Ikatan Pe-nerbit Indonesia (IKAPI) maupun Pener-bit lain non IKAPI, calon penulis buku tekspelajaran, dan calon editor buku teks pela-jaran. Tujuan sosialisasi ini adalah untukmemberitahukan proses dan prosedurpenilaian buku teks pelajaran, kriteriapenilaian buku teks pelajaran yang layakpakai, dan fokus penilaian buku teks pela-jaran. Di samping itu, sosialisasi ini dimak-sudkan untuk memperoleh tanggapandan masukan dari masyarakat perbuku-an di tanah air.

b. Komponen Penilaian Buku TeksKomponen buku teks pelajaran meliputiempat komponen, dan dilaksanakan dalamdua tahap pokok, dijelaskan dalam rincianberikut :1) Kelayakan Isi

Komponen kelayakan isi ini diuraikanmenjadi beberapa subkomponen atauindikator berikut.a) Alignment dengan SK dan KD mata

pelajaran, perkembangan anak, kebu-tuhan masyarakat

b) Substansi keilmuan dan life skillsc) Wawasan untuk maju dan berkem-

bangd) Keberagaman nilai-nilai sosial

2) KebahasaanKomponen kebahasaan ini diuraikanmenjadi beberapa subkomponen atauindikator berikut.

a) Keterbacaanb) Kesesuaian dengan kaidah bahasa

Indonesia yang baik dan benarc) Logika berbahasa

3) PenyajianKomponen penyajian ini diuraikan men-jadi beberapa subkomponen atau indika-tor berikut.a) Teknikb) Materic) Pembelajaran

4) KegrafikaanKomponen kegrafikaan ini diuraikanmenjadi beberapa subkomponen atauindikator berikut.a) Ukuran/format bukub) Desain bagian kulitc) Desain bagian isid) Kualitas kertase) Kualitas cetakanf ) Kualitas jilidan

6. Prosedur dan Kriteria Penilaian

a. PraseleksiPada tahap ini dilakukan seleksi administra-tif dengan syarat-syarat yang sudah diumum-kan secara terbuka dan dilakukan oleh timdari Pusat Perbukuan dengan BSNP sebagaipenanggung jawab.Kriteria penilaian: buku dapat dinyatakanditerima kalau memenuhi syarat yang diten-tukan pada kurun waktu tertentu. Sebalik-nya buku dinyatakan tidak diterima karenatidak memenuhi syarat administratif.

Proses penilaianbuku teks pelajaran

Page 22: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

22 Vol. II/No. 1/Januari 2007

b. Tahap SeleksiSeleksi ini terdiri atas dua tahap, yaitu Tahap Idan Tahap II. 1) Tahap I

Buku yang lolos pada Tahap Praseleksidinilai dengan menggunakan instrumenpertama yang memfokuskan pada kese-suaian SK dan KD, kelayakan penyajian,standar kegrafikaan dasar secara cepat(skimming).Seleksi Tahap I ini dilakukan oleh sese-orang yang sudah mendapat pelatihanuntuk memahami dan menggunakan in-strumen penilaian Tahap I.Kriteria penilaian: buku dinyatakan lo-los seleksi Tahap I apabila semua butirdalam instrumen penilaian buku tekspelajaran harus mendapat “nilai” atau res-pons positif (Ya, Sesuai). Jika terdapat satusaja butir yang dijawab negatif, maka bukuteks pelajaran tersebut dinyatakan gugur(tidak lolos) penilaian Tahap I ini.

2) Tahap IIBuku yang telah lolos dari seleksi Ta-hap I dinilai kembali secara lebih kom-prehensif dan mendalam pada keem-pat komponen buku yang dinilai (ke-layakan isi, kebahasaan, penyajian, dankegrafikaan).Tim penilai terdiri atas ahli bidang stu-di (dosen universitas nonkependidik-an), ahli pembelajaran (dosen pen-didikan bidang studi dari universitaskependidikan atau LPTK), guru matapelajaran berpendidikan minimal S1dengan pengalaman mengajarkanpelajaran dalam lima (5) tahun terakhir,dan ahli grafika. Semua penilai ini harusmemiliki pengalaman dalam pelatihanpenggunaan instrumen penilaian bukuteks pelajaran Tahap II.Kriteria penilaian: Penilaian bukuteks pelajaran ini dinilai berdasarkanprofil dari keempat komponen, denganaturan penetapan status buku sebagaiberikut.a) Lolos. Buku teks pelajaran dinyata-

kan lolos penilaian seleksi tahap IIberdasarkan profil hasil penilaian dariseluruh empat komponen penilaian,apabila memenuhi kriteria sebagaiberikut:(1) komponen kelayakan Isi mempu-

nyai rata-rata skor komposit mini-

mal 2,75 pada setiap subkom-ponen.

(2) komponen Kebahasaan, Penya-jian, dan Kegrafikaan mempunyairata-rata skor komposit lebihbesar dari 2,50 pada setiap sub-komponen.

b) Lolos dengan perbaikan. Bukuteks pelajaran dinyatakan lolosdengan perbaikan, apabila me-menuhi kriteria sebagai berikut:komponen Kebahasaan, Penyajiandan Kegrafikaan mempunyai rata-rata skor komposit kurang dari atausama dengan 2.50 dengan persen-tase kurang dari 30% pada setiapsubkomponen.

c) Tidak Lolos. Buku teks pelajaran di-nyatakan tidak lolos apabila subkom-ponen mempunyai rata-rata skor = 1dari salah satu penilai pada semuakomponen.

c. Laporan hasil penilaianLaporan hasil penilaian diberikan dalam ben-tuk:1) profil buku teks pelajaran berdasarkan

komponen penilaian;2) catatan kualitatif sebagai kesimpulan atau

interpretasi terhadap seluruh profil bukuteks pelajaran yang dinilai;

3) keputusan penilaian.

d. Kriteria Penilai Buku1) Ahli bidang studi berasal dari dosen

bidang studi dari universitas nonkepen-didikan:a) pendidikan minimal S2 bidang studi;b) berpengalaman mengajar dua tahun

terakhir dalam ilmu dasar bidangstudinya;

c) bersedia mengikuti keseluruhan pro-ses penilaian, termasuk pelatihan pe-nilaian buku teks pelajaran;

d) bersedia menjaga kerahasiaan prosesdan hasil penilaian;

e) bukan sebagai penulis dan/atau editorbuku teks pelajaran yang dinilai.

2) Ahli pendidikan bidang studi berasal daridosen pendidikan bidang studi dari uni-versitas kependidikan atau LPTK:a) pendidikan minimal S2 bidang studi

atau pendidikan bidang studi;b) berpengalaman mengajar lima tahun

Page 23: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

23Vol. II/No. 1/Januari 2007

terakhir dalam pendidikan bidangstudinya;

c) bersedia mengikuti keseluruhan pro-ses penilaian, termasuk pelatihan pe-nilaian buku teks pelajaran;

d) bersedia menjaga kerahasiaan prosesdan hasil penilaian;

e) bukan sebagai penulis dan/atau edi-tor buku teks pelajaran yang dinilai.

3) Praktisi pendidikan bidang studi berasaldari guru mata pelajaran yang buku tekspelajarannya dinilai:a) pendidikan minimal S1 pendidikan

bidang studi atau bidang studi plusAkta IV;

b) berpengalaman mengajar minimallima tahun berturut-turut dalam bi-dang studinya;

c) bersedia mengikuti keseluruhan pro-ses penilaian, termasuk pelatihan pe-nilaian buku teks pelajaran;

d) bersedia menjaga kerahasiaan prosesdan hasil penilaian;

e) bukan sebagai penulis dan/atau editorbuku teks pelajaran yang dinilai.

4) Ahli grafika:a) pendidikan minimal D3 bidang grafi-

ka;b) berpengalaman mengajar minimal

lima tahun berturut-turut bidang grafi-ka;

c) bersedia mengikuti keseluruhan pro-ses penilaian, termasuk pelatihan pe-nilaian buku teks pelajaran;

d) bersedia menjaga kerahasiaan prosesdan hasil penilaian;

e) bukan sebagai ilustrator atau desainerbuku teks pelajaran yang dinilai.

7. Penutup

Kegiatan penilaian buku teks pelajaran pendi-dikan dasar dan menengah tahun 2006/2007 dilak-sanakan terhadap 9 (sembilan) buku mata pelajar-an, yakni PKn (untuk SMP/MTs) dan Antropologi,Ekonomi, Geografi, Sejarah, Sosiologi, Biologi, Fisikadan Kimia (untuk SMA/MA). Pada saat tulisan inidisusun, kegiatan penilaian sudah memasuki per-siapan tahap II. Direncanakan tahap II tersebut akanberakhir pada akhir Mei 2007 yang ditandai denganadanya Peraturan Menteri tentang judul-judul bukuteks pelajaran yang layak untuk diterbitkan.

Dokumen Instrumen Penilaian Buku TeksPelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah yangtelah dihasilkan melalui kegiatan ini terdiri darilima macam, yaitu : Naskah Akademik, InstrumenPenilaian Tahap Pra-Seleksi, Instrumen PenilaianTahap I disertai pedoman penggunaannya, Instru-men Penilaian Tahap II disertai pedoman peng-gunaannya, dan Pedoman Kerja Supervisor danTim Penyusun Profil Buku Teks Pelajaran Pen-didikan Dasar dan Menengah.

Sehubungan dengan itu, BSNP menyampai-kan penghargaan dan ucapan terima kasih kepa-da banyak pakar yang berasal dari berbagai Per-guruan Tinggi, Pusat Perbukuan Depdiknas daninstansi lainnya yang terlibat dalam pengembang-an instrumen penilaian buku teks pelajaran ini.Berkat bantuan dan kerjasama yang baik darimereka, Instrumen Penilaian Buku Teks PelajaranPendidikan Dasar dan Menengah ini dapat dise-lesaikan pada waktunya. �

Telah berpulang ke rahmat Allah SWT

DR. H. ZAINUDIN ARIF, MSBIN H. MOCHAMAD ARIF

Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)Pada tanggal 28 Maret 2007, pukul 10.20 WIB di

Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Semoga Allah SWT menerima segala kebajikan dan amal beliau serta memberikanampunan dan maghfirah kepadanya. Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga

Allah SWT memberikan kesabaran dan ketabahan. Amin.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un

Page 24: Vol. II/No. 1/Januari 2007 - BSNP Indonesia 21.pdf · Selain itu, edisi ini juga merekam beberapa kegiatan BSNP pada awal tahun 2007. Hal ini dimaksudkan untuk ... (17 April 2007).

24 Vol. II/No. 1/Januari 2007