Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 -...

201
Jurnal Teologi Vol. I, No. 1, Juli – Desember 2016 STT BMW MEDAN Jalan Besar Kutalimbaru, Desa Namomirik, Kec. Kutalimbaru, Kab. Deli Serdang Sumut, 20354 Email: [email protected]; Hp. 081264067730

Transcript of Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 -...

Page 1: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

Jurnal Teologi

Vol. I, No. 1, Juli – Desember 2016

STT BMW MEDAN

Jalan Besar Kutalimbaru, Desa Namomirik,

Kec. Kutalimbaru, Kab. Deli Serdang – Sumut, 20354

Email: [email protected]; Hp. 081264067730

Page 2: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

Jurnal Teologi: Jurnal BMW-GO adalah sebuah karya ilmiah Teologi yang

diterbitkan secara berkala oleh STT BMW MEDAN.

Tulisan-tulisan ini merupakan wujud kontribusi pemikiran bagi STT,

gereja dan kekristenan di Indonesia.

Kontributor:

Sri Mulyono, M.Th., Dr. Eliazer Nuban, M.Th., Dr. Freddy Teng, M.Th.,

Yupiter Mendrofa, M.Th., Yulius Enisman Harefa, M.Th.,

Rosiany Hutagalung, M.Th., Rosdiana Purba, M.Th.,

Pelealu Samuel G., M.Th., Alexander Tambunan, M.Th.,

Dr. Binahati Waruwu, M.Pd., Alexander Suranto M.Th.

Para penulis dalam Jurnal ini, merefleksikan pandangan masing-masing

secara unik, dan tetap dalam keyakinan yang tidak bertentangan

sebagaimana diyakini oleh STT BMW MEDAN.

Untuk semua jenis komunikasi yang berkaitan dengan Jurnal Teologi:

BMW-GO, harap menghubungi:

Yulius Enisman Harefa, M.Th. – Sekretaris Pelaksana

Email: [email protected]

Sekretariat Editor:

STT BMW MEDAN

Jalan Besar Kutalimbaru

Desa Namomirik, Kecamatan Kutalimbaru

Kabupaten Deli Serdang – Sumatera Utara, 20354

Email: [email protected]. HP: 081264067730

Jurnal Teologi: Jurnal BMW-GO

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BINA MUDA WIRAWAN MEDAN

Page 3: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

Diterbitkan oleh:

STT BMW MEDAN

Jurnal Teologi: Jurnal BMW-GO

Terbit pada tahun 2017

Vol. I, No. 2, Januari – Juni 2017

Dewan Penasehat:

Suranto, M.Th. (Pengurus Akademik YMRI)

Pelealu Samuel G., M.Th. (Ketua LPMI STT BMW MEDAN)

Pemimpin umum / penanggungjawab:

Sri Mulyono, M.Th. (Ketua STT BMW MEDAN)

Pimpinan Redaksi:

Dr. Binahati Waruwu, M.Pd.

Redaksi:

Dr. Eliazer Nuban, M.Th.

Dr. Freddy Teng, SE., M.Th.

Yupiter Mendrofa, M.Th.

Redaktur Pelaksana:

Yulius Enisman Harefa, M.Th.

Administrasi/Sirkulasi:

Tabita Br. Sembiring, S.Th.

Erni Telaumbanua, S.PAK

Meldi Atur Tambunan, S.Th.

Page 4: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

ii

KATA SAMBUTAN

Dengan penuh rasa kagum dan bangga kita menaikan rasa syurkur

kepada sang khalik langit dan bumi, karena pertolongan-Nya sehingga

terealisasi penerbitan jurnal Teologi edisi perdana ini. Kami berharap jurnal

Teologi ini dapat menjadi ruang untuk berdiskusi; berinovasi serta menjadi

media untuk mengkomunikasikan ide-ide, temuan-temuan kekinian yang

terkait dengan tercerahnya kebuntuan manusia karena pergumulan;

tersingkapnya kebenaran Tuhan karena kuasa-Nya.

Jurnal Teologi ini kami beri nama “BMW GO” yang kami maknai

sebagai spirit tiga pilar yang menjadi pijakan proses belajar mengajar di

Sekolah Tinggi Teologi BMW Medan. Bible (B) menempatkan firman Tuhan

sebagai dasar dan pijakan utama dalam rangka pengajaran, keputusan etis

serta pengabdian kepada kerajaan Allah; berbangsa dan bernegara.

Missionary (M) merupakan beban dari proses mengetahui, memahami dan

untuk selanjutnya dengan penuh kesadara iman bersedia untuk diutus pergi

menjadi saksi di tengah dunia. Work (W) bekerja sebagai bentuk latihan -

refleksi mandat budaya yang dipercayakan Tuhan kepada manusia di tengah

dunia milik-Nya, sehingga muncul manusia yang memiliki karakter berkarya

dan mandiri. Bible Missionary and Work yang siap pergi untuk diutus (GO)

ke Yerusalem, Yudea dan Samaria hingga ke ujung bumi.

Terbitnya edisi perdana ini menandai telah dimulainya kesadaran

mengamati, meneliti, menganalisa yang bermuara kerinduan menulis. Topik-

topik yang dituangkan dalam edisi ini merupakan pengamatan yang sifatnya

personal oleh para kontributor dalam bidang keilmuan yang di dalami

masing-masing. Pun demikian kiranya dapat memberikan kesan dan

perenungan mendalam bagi penyaji maupun pembaca. Apa pun topik yang

dituangkan dalam jurnal ini baik yang sekarang diterbitkan maupun yang

akan datang; tujuannya hanya satu pemberitaan kebenaran Tuhan.

Kami menyadari dengan penuh kesadaran bahwa jurnal ini masih

sangat sederhana dan bahkan jauh dari kesempurnaan. Pun demikian perlu

digaris bawahi juga bahwa apresiasi, penghargaan kepada para kontributor

perlu diberikan atas ide-ide; pemikiran-pemikiran yang dipublikasikan dalam

ruang ini.

Page 5: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

iii

Kerinduan sekaligus harapan kami, kiranya jurnal Teologi ini menjadi

berkat bagi para pembaca yang berkerinduan membacanya, dan secara luas

dapat menjadi bahan referensi bagi kajian ilmiah di lingkungan pendidikan

Tinggi Teologi. Kiranya Tuhan dipermulikan dan menjadi pusat dalam setiap

kehidupan: Pemikiran dan tindakan kita. Solideo Gloria.

Medan, 02 November 2016

Ketua STT BMW Medan

Page 6: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

iv

DAFTAR ISI

Kata Sambutan ...................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................... iv

Agama dan Politik di Indonesia: Perlunya Seruan

Moral Politik di Tengah-Tengah Tergerusnya

Nasionalisme di Negara Kesatuan Republik

Indonesia

Sri Mulyono ...............................................................

1-12

Signifikansi Pembersihan Hati dalam Upaya

Menghadirkan Shalom

Rosdiana Purba ........................................................

13-38

Pelayanan Konseling Kristen dalam Lingkup

Pendidikan

Suranto ......................................................................

39-56

Mentoring Musa Sebagai Model Alih Generasi

Kepemimpinan Bagi Pengkaderan Pemimpin Pada

Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia di Medan

Rosiany Hutagalung .................................................

57-106

Penerapan Teologi Uis Neno dalam Kehidupan

Bergereja Suku Atoni Pah Meto di Nusa Tenggara

Timur, NTT

Eliazer Nuban ...........................................................

107-126

Kajian Historis Mengenai Doktrin Ketekunan Orang-

Orang Kudus dalam Perspektif Reformed

Pelealu Samuel G. ....................................................

127-162

Pemahaman Tentang Identitas Diri dalam Kristus

Epafras Mujono ………............................................

163-191

Page 7: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

AGAMA DAN POLITIK DI INDONESIA:

Perlunya seruan moral politik di tengah – tengah

tergerusnya nasionalisme di Negara kesatuan Republik

Indonesia

Oleh: Sri Mulyono, M.Th.

Abstrak

Tulisan ini merupakan tanggapan terhadap bangkitnya Islam politik –

yang akhir-akhir ini mengusik ketenangan berbangsa dan bernegara di bumi

Indonesia. Perlakuan diskriminatif dalam banyak hal sangat dirasakan di

setiap birokrasi pemerintahan. Hal itu seharusnya tidak terjadi jika kita mau

jujur pada sejarah pendirian bangsa ini oleh para pendirinya. Negara kesatuan

republik Indonesia didirikan oleh para pendahulu dengan kesepakatan

bersama; musyawarah bersama, maka lahirlah sebuah bangsa dengan nilai

kebangsaan dan bukan dengan idiologi agama atau kelompok tertentu. Hal ini

menunjukkan bahwa para pendiri dan perumus Negara dengan nama

Indonesia adalah orang-orang yang memiliki prinsip dan pandangan

bernegara yang sangat luas dan matang. Johanes Laimena dan I J. Kasimo

adalah contoh tokoh Kristen sekaligus pemikir Kristen yang pemikirannya

sangat brilian – menjadi pribadi yang disegani dalam pemikiran-

pemikirannya dalam berbangsa dan bernegara. Hilangnya, meredupnya spirit

tokoh; pemikir kristiani dalam politik sangat dipengaruhi oleh stigma bahwa

politik itu kotor dan sangat duniawi. Harus diakui bahwa pemikiran tersebut

sebagai warisan pemikiran Marthin luter, Yohanes Calvin sebagai tokoh

reformasi. Pengajaran pemisahan dua kerajaan (Kerajaan dunia dan kerajaan

Sorga) setidaknya sangat berpengaruh terhadap orang Kristen untuk terjun

dalam dunia politik. Terjun dalam dunia politik praktis adalah tindakan yang

bersifat pragmatis – itu tidak elok, tetapi menyerukan seruan moral politik

dalam pemikiran adalah tanggung jawab setiap orang Kristen; adalah

kebutuhan yang seharusnya pada kekinian. Sudah saatnya lembaga

pendidikan Kristen termasuk sekolah tinggi teologi memikirkan,

Page 8: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

2

merencanakan, mengkaji, rancang bangun kurikulum teologi politik dalam

tradisi akademik. Jika hal ini terjadi, maka akan terjadi lompatan sikap dan

prinsip dalam teologi politik umat kristiani di tengah bangsa ini.

Frasa kunci: Teologi (agama); Politik; Pendidikan politik

A. Pendahuluan

Indonesia adalah Negara yang unik dengan keanekaragaman budaya

dan agama. Perjuangan Negara Indonesia hingga menjadi sebuah bangsa yang

merdeka, besar dan berdaulat tidak terlepas dari perjuangan kaum kristiani.

Pemikiran teologi politik seperti yang diperkembangkan oleh Johanes

Laimena dan I. J Kasimo menegaskan keterlibatan orang Kristen dalam

bidang politik. Negara ini berdiri tak bisa dilepaskan dari peran aktif orang

Kristen yang memiliki integritas dan ketulusan untuk membentuk sebuah

Negara kesatuan Republik Indonesia. Pun demikian tergerusnya persatuan

dan kesatuan Negara kesatuan Republik Indonesia melalui berbagai

kegaduhan politik dalam pesta demokrasi pemilihan kepala daerah dengan

mengedepankan primordial agama; suku adalah indicator bahwa anak bangsa

ini telah abai (tokoh Kristen) terhadap pemeliharaan keutuhan sesama anak

bangsa. Sepertinya telah tenggelam para tokoh teologi politik Kristen di

negeri ini – tokoh Kristen – teolog Kristen yang memiliki pemikiran lintas

denominasi gereja; lintas agama; lintas suku sepertinya sedang

menyembunyikan diri atau jika ada pemikirannya telah tumpul (baca:

terbitnya surat gembala oleh PGI – terhadap keberadaan dan eksistensi LGBT

di Indonesia; sikap politik terhadap berbagai peristiwa penutupan dan

pelarangan mendirikan tempat ibadah meskipun sudah mendapatkan Surat

Mendirikan Bangunan yang secara hokum memiliki kekuatan). Diperlukan

kemauan yang lugas dan tegas menggali ulang, mengiventarisasi ulang

pemikiran teologi politik sebagaimana telah diperjuangkan tanpa lelah oleh

tokoh-tokoh Kristen pada permulaan berdirinya bangsa kesatuan republic

Indonesia (Johanes Laimena dan I. J. Kasimo) dikalangan pemimpin dan

sekaligus pemikir Kristen pada abad ini. Saatnya sekarang teologi politik

Kristen harus cerdik dan tulus menyerukan seruan moral politik. Perlu

Page 9: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

3

persemaian teologi politik terstruktur dilingkungan pendidikan teologi (Baca:

STT Perlu mengkaji perlunya kurikulum teologi politk dalam kampus).

Kata politik berasal dari kata Yunani “Polis“ yang berarti kota atau

negara. Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos

berarti kewarganegaraan1. Lebih lanjut Jacobus menyebutkan bahwa untuk

selanjutnya orang Romawi mengambil alih perkataan Yunani itu, lalu

menamakan pengetahuan tentang Negara / pemerintahan dengan istilah ars

politica, artinya kemahiran tentang masalah-masalah kenegaraaan. Para ahli

mengemukakan berbagai pendapat terkait dengan politik. Roger F Soltau

“Political science is the study of state, its aim and purpose the institutions by

which these are going to be realized, its relations with its individual members,

and other states ( ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari Negara, tujuan-

tujua Negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan

itu, hubungan antara Negara dengan warga negaranya serta dengan Negara-

negara lain2 Sementara itu Joyce Mitchell sebagaimana dikutip oleh Rasyid

menjelaskan bahwa “Politic is collective decision making of public policies

for an entire society = Politik adalah pengambilan keputusan kolektif dalam

pengertian pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya.3

Sementara itu menurut The Liang Gie – Ilmu Politik adalah sekelompok

pengetahuan teratur yang membahas gejala-gejala dalam kehidupa

masyarakat dengan pemusatan perhatian pada perjuangan manusia mencari

atau memperhatikan kekuasaan guna mencapai apa yang diinginkan. Jadi

politik adalah aktivitas, dimana kepentingan-kepentingan yang berbeda

dalam sebuah unit pemerintahan tertentu, didamaikan4 dengan memberi

bagian dalam kekuasaan sebanding dengan peran bagi kesejahteraan hidup

seluruh masyarakat. Secara historis kekuasaan, Negara sudah dimulai pada

1 Jacobus, Pengantar Ilmu Politik… (Bandung: ALFABETA, 2016) h.1 2 Hatamar Rasyid, Pengantar Pengantar ilmu politik- perspektif barat dan islam

(Jakarta: Grafindo, 2017) h.1 3 Ibid, h.2 4 Karena Politik selalu didalamnya terdapat konflik – konflik dari lapisan masyarakat

/ kelompok yang berbeda, sehingga perlu mengakomodir kepentingan kelompok tersebut.

Dalam pengertian ini, politik dapat dilihat sebagai sebuah kekuatan yang beradab dan

memperadabkan.

Page 10: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

4

tahun 450 SM di Yunani kuno, hal itu dibuktikan dengan karya-karya ahli

sejarah seperti Herodotus, atau filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles.

Sementara itu di Asia ada beberapa pusat kebudayaan – di India dan Cina

yang telah mewariskan tulisan-tulisan politik bermutu, yaitu: Kesusasteraan

Dhamasenta dan Arthasastra yang berasal dari kira kira 500 SM. Kemudian

di Cina muncul seperti Confucius pada 500 SM; Mencius pada tahun 350

SM.5

Tidak dapat dipungkiri bahwa sejarah proses pemahaman terhadap

politik tidak terlepas dari pemikiran-pemikiran kaum agamawis (Para

Teolog). Ricard Daulay mencatat bahwa sumbangan Luther dan Calvin yang

paling monumental dalam pemikiran politik yang masih berpengaruh hingga

sekarang ialah ajaran mengenai “The dual Citizenship of man “ yang biasa

dikenal dengan ajaran tentang dua kerajaan, yang menginspirasi para ilmuan

pokitik dikemudian hari untuk melahirkan gagasan pemisahan gereja ( baca:

Agama) dengan Negara ( Separation of religion and state)6 Meskipun juga

perlu dipahami bahwa obsesi Luther terhadap pemikirannya adalah untuk

memurnikan injil dan iman. Karena inti ajaran Marthin Luther adalah Sola

fide (hanya karena iman); Sola scriptura (hanya karena Alkitab) dan Sola

gratia (Hanya karena anugerah).7 Pemikiran Luther terkait dengan dua

kerajaan telah meruntuhkan dominasi Paus yaitu: tembok Superioritas Paus

sebagai pengantara Tuhan dengan manusia; hak menafsirkan Alkitab serta

wewenang untuk mengundang konsili. Pemikiran ini telah menjadi cikal

bakal gelombang pembaharuan (baca: Reformasi dominasi Paus dalam gereja

dan sekaligus memerintah). Berbagai gerakan menyertainya, kegerakan

Pietisme; berbagai konferensi misi; kegerakan oikumene di dunia. Maka

secara moral telah terjadi kegerakan yang luar biasa dalam perkembangan

ilmu politik.

Terjadinya pemikiran politik Islam adalah bias dari pemikiran Luther

dan Calvin. Munculnya revolusi Islam Iran (Janurari 1978 – Februari 1970)

5 Ibid h.9 6 Ricard Daulay, Agama dan Politik di Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017)

h. 44 7 Ibid. h 45

Page 11: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

5

telah menjadi tanda kebangkitan Islam politik secara internasional.8 Dalam

kazanah Islam, politik dalam bahasa Inggris dipahami dari kata serapan Arab

“ Siyasah, yang secara etimologis berarti: mengatur atau melakukan sesuatu

yang mendatangkan kebaikan. Secara umum Hatamar Rasyid berbendapat

bahwa pengertian politik yang diterjemahkan dengan siyasah syar’iyyah

dalam khazanah islam memang lebih banyak dilihat dalam perspektif fikih

(hukum islam) yang disebut dengan fiqh siyasi (Politik islam atau fikih

politik)9 lebih lanjut dikemukakan pendapatnya dalam kutiban buku Abdul

Wahab Khalaf : Mendefinisikan siyasah syar’iyyah adalah pengaturan hal-

hal yang bersifat umum bagi Negara Islam dengan cara yang menjamin

perwujudan kemaslatan dan penolakan kemudaratan ….10 Jadi sangatlah jelas

bahwa Agama dan politik meskipun berbeda bentuk dan maknanya, namun

keduanya sangat erat dan hampir tidak terpisah dalam kehidupan sebagai

bangsa dan bermasyarakat. Kadang-kadang berkembang menjadi orientasi

pada kepentingan bagi yang beragama untuk berkuasa.

B. Mengapa orang Kristen Indonesia memandang Politik adalah

sesuatu yang kotor.

Ada dua alasan yang penulis temukan, yaitu; 1) Pengaruh pengajaran teologis

Martin Luther dan 2) Strategi politik dan politisasi VOC.

1). Pengaruh pengajaran Teologi Martin Luther dan Calvin,

Secara umum umat Kristen di Indonesia (Gereja-gereja) merupakan

hasil dari zending (utusan misi) dari Belanda (NZG) dan Jerman (RMG).

Ricard Dauly mendiskripsikan:

Permulaan sejarah Gereja Protestan di Indonesia adalah pada zaman

Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) yang mulai bekerja di Indonesia

pada awal abad ke-17, didirikan pada tahun 1602 di pelabuhan kota Raterdam,

Belanda. …. Pada kurun waktu itu Belanda sudah menjadi sebuah Negara

Protestan. Setelah hampir satu abad Portugis berkuasa di Maluku, sejak tahun

1605 armada VOC mengusir Portugis, sehingga VOC yang telah mendapat hak

monopoli dari pemerintah belanda, mengkonsolidasikan kekuasaannya untuk

dapat melakukan monopoli perdagangan, termasuk monopoli agama. Selama

8 Ibid, h. 1 9 Hatamar Rasyid, Pengantar Ilmu Politik (Jakarta: Grafindo Persada, 2017) hl.5 10 Ibid.h. 5

Page 12: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

6

200 tahun VOC berkuasa, hampir tidak ada agama ( aliran ) lain yang boleh

masuk ke Indonesia, kecuali gereja Calvinis belanda dan sedikit gereja

Lutheran.11

Gereja Calvinis dan Lutheran sangat bercorak pada pemikiran dan pengajaran

dari Johanes Calvin dan Marthin Luther yang mana keduanya sangat

dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran St. Agustinus. Dua tokoh reformis ini

(Marthin Luther dan Calvin) telah mendobrak tembok dominan Paus. Karya

yang sangat terkenal adalah pemikiran dua kerajaan. Antara kerajaan Dunia

(Negara) dengan kerajaan Surga (gereja). Menurut ajaran tentang Dua

kerajaan“, manusia secara simultan merupakan warga dunia dan warga sorga;

ia adalah rohani sekaligus duniawi; terikat pada hokum dunia sekaligus

hokum ilahi (Injil); memiliki akal budi sekaligus iman. Dalam kerajaan rohani

itu manusia bebas, tetapi dalam kerajaan duniawi ia terikat. Manusia

sekaliugs anggota Gereja (tubuh Kristus yang kekal), dan sekaligus tunduk

kepada otoritas duniawi dan hokum dunia (Ricard Dauly; hl. 45).

Perkembangan pemikiran ini semakin dipertajam oleh gerakan pemikiran

Pietisme yang bertolak dari pemikiran teologis marthin Luther. Lebih lanjut

Dauly mengutip pendapat Davies (1976):

Berkaitan dengan corak gerakan Pietisme yang amat menekankan hidup

kerohanian, dan cenderung bersikap negative terhadap urusan politik mencatat

tujuh argument bahwa politik itu kotor: Pertama, Urusan gereja adalah agama,

bukan politik…Pietisme lebih menekankan bahwa urusan gereja dan orang

percaya adalah ibadah; berdoa dan mengabarkan injil. Kedua; agama adalah

urusan pribadi, sedangkan politik adalah urusan kelompok (Komunitas)

prinsip ini juga berakar pada ajaran Luther – imamat am orang percaya yang

subsatansinya adalah setiap orang percaya adalah imam yang

bertanggungjawab secara vertical keapda Tuhan. Ketiga; Kekristenan

berurusan dengan kerajaan Allah, yang mengutamakan kehidupan yang akan

datang, sedangkan politik berurusan dengan kerajaan duniawi dan

mengutamakan kehidupan masa kini. Keempat; Yesus bersikap a-politik, maka

pengikutNya pun wajib mengikuti teladanNya untuk tidak terlibat dalam

politk. Kelima; Pengajaran Yesus tidak sesuai dengan prinsip-prinsip politik –

pusat pengajaran Yesus adalah kasih dan pengampunan sedangkan politik

praktis – tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada adalah kepentingan

abadi. Keenam; Politik praktis dan partai politik yang menganut prinsip

partisan tidak sesuai dengan iman Kristen yang mengutamakan kesatuan.

Ketujuh; politik itu berkatian dengan penggunaan dan perebutan kekuasaan

11 Op.cit. Ricard Dauly…. H. 61

Page 13: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

7

(Power), sedangkan gereja dan kekristenan mengutamakan kasih dan

pengosongan diri seperti yang dilakukan Yesus dalam hidupNya.12

Lebih lanjut Daulay berpendapat Secara umum dapat dikatakan, sesuai

dengan uraian-uraian di atas bahwa sejak awal abad ke-19, yaitu sejak

masuknya missionaris yang diutus lembaga-lembaga Zending Eropa,

sesungguhnya wawasan politik yang ditanamkan kalangan Zending kepada

orang Kristen Indonesia sangat bersifat negative.13 Sehingga wawasan

tersebut telah membangun stigma wawasan terhadap politik juga negative –

politik dianggap sebagai sesuatu yang kotor, duniawi dan tidak sesuai dengan

hakekat injil, yaitu kasih.

2). Strategi Politik dan Politisasi VOC.

Membatasi dan bahkan melarang kaum Zending terlibat dalam Politik adalah

sebuah bentuk pembatasan hak setiap pribadi (bertentangan dengan HAM).

Pun demikian supaya kepentingan pemerintah Hindia belanda terlindungi

dari upaya penyimpangan para Zending dan umat Kristen yang dilayani,

maka seperti Daulay mengutip pandangan De Jonge,2008: 303-304:

Pemerintah (Belanda) tidak mengijinkan para Zending – orang Kristen tidak

boleh terlibat dalam politik praktis – bahwa sesuai dengan peraturan

pemerintahan jajahan belanda, setiap pekabar injil harus terikat pada prinsip

rust en orde (ketentraman dan ketertiban)14 lebih Lanjut Daulay memberikan

alasan bahwa atas dasar pemahaman inilah maka para pendeta pribumi

angkatan pertama memandang politik sebagai sangat kotor penuh dosa. Hal

itu dikuatkan pendapat WB Sidjabat dalam laporan hasil siding Synode am

ke-3 dari GPI (30 Mei -10 Juni 1948) tentang gereja dan politik – seorang

pendeta GPI (Ds. Lawalata) memberikan reaksi negative: Di dalam politik

kita membohong. Kalau campur politik kita berdosa. Maka itu…. Tak setuju

bahwa gereja campur dalam politik.15

C. “Pendeta dapatkah berpolitik praktis di Indonesia “?

Pandangan tentang politik sebagai sebuah urusan aktivitas public –

kemasyarakatan telah memunculkan gambaran baik positif maupun negative.

12 Ibid, Daulay,… h. 55-56 13 Ibid, h.90 14 Ibid, Daulay , …. h.91-92 15 Ibid, Daulay, h.92

Page 14: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

8

Aristoteles mengajarkan polikitk dipandang sebagai aktivitas yang mulia dan

mencerahkan karena sifat publiknya.16 Pendeta adalah pemimpin jemaat

(Gereja), Jemaat merupakan komunitas manusia yang terkumpul dalam

wadah persekutuan di dalam Kristus. Tugas pokok pendeta adalah

menggembalakan kawanan domba milikNya (Yohanes 15:21; I Petrus 5:1-3).

Sebagai gembala bertanggung jawab penuh atas kehidupan jemaatNya (Baca:

Membimbing; mengajar) yang telah diamanatkan oleh Tuhan: “Menjadikan

MuridKU“ (Matius 28:19-20). Secara Moral seorang Pendeta (Penggembala)

wajib mencerahkan, memotivasi, mendampingi umat bersikap terhadap

kesejahtaraan umat manusia. Jacobus Ranjabar berpendapat: Secara spesifik

politk dilihat sebagai sebuah cara untuk memecahkan konflik, yaitu dengan

kompromi, perdamaian dan negoisasi daripada melalui kekuatan atau senjata

terhunus.17 Terkait dengan keterlibatan pendeta terlibat dalam politik praktis

( Baca: terlibat langsung untuk mempengaruhi, penganjuran untuk ) adalah

sangat tidak etis. Akan tetapi jika berupa seruan moral adalah tugasnya untuk

mencerahkan.

Tidak dipungkiri bahwa didalam kisah Alkitab Tuhan banyak

menempatkan orang-orang utusanNya untuk mempengaruhi moral kehidupan

suatu bangsa. Yusuf sebagai keturunan Yakub (Israel) mempengaruhi

kebijakan politik di kerajaan Mesir. Nehemia berada di kerajaan Arthasasta

sangat diperhitungkan karena mampu mempengaruhi keputusan politik

Yehuda (Baca: yang menjadi musuh) kerajaan Arthasata (Nehemia 1- 8).

Daniel dan beberapa temannya (Daniel 1- 6) juga sangat mempengaruhi

kebijakan Negara (Kerajaan Babel – masa Nebukadnesar, Darius, Kures).

Sikap dan komitmen yang penuh dengan itegritas tokoh-tokoh tersebut

berhasil mempegaruhi keputusan kehidupan seluruh kerajaan di mana mereka

berada. Daulay mendiskripsikan:

Sikap yang dikemukakan oleh De Jonge (2008; 306-307) tidak

semua pekabar injil Eropa bersikap negative terhadap politik atau pergerakan

politik yang terjadi di Indonesia. Lebih lanjut dikatakan: orang-orang seperti

H Kreamer (Gereja Hervormd) dan J Virkuyl (Gereja Gereformeerd)

merupakan guru-guru politik para pejuang kemerdekaan Indonesia – dari

16 Jacubus Ranjabar, Pengantar Ilmu Politik (Bandung: ALFABETA, 2016) h.10 17 Ibid, Jacobus… h. 11

Page 15: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

9

kalangan kristen. Tentu perlu memahami keterlibatan gereja pada politik

harus dipahami bahwa konteksnya adalah gereja sedang meninggalkan

prinsrip-prinsip bergereja dan bermasyarakat yang pernah diajarkan oleh

Calvin. … Perjuangan mereka melalui pendirian partai politik, termasuk di

Indonesia seperti Christelijk Ethische Partij (CEP; Partai Etis Kristen)

didirkan pada tahun 1917 di Jawa. … Salah satu tokoh pendeta sekalugs

politisi dari kalanagan Gereformeerd adalah Pdt. Basoeki Probowioto,

seorang pendeta Gereja Kristen Jawa… Probowinoto adalah salah seorang

yang mendirikan Partia Kristen Indonesia (Parkindo) tahun 1945…

Pandangan politik Probowinoto diungkapkan sebagai berikut: Apakah orang

Kristen itu dibenarkan mengadakan revolusi; bilamanakah orang Kristen

dibenarkan mengadakan revolusi dan tidak menanti samapi revolusi itu

rampung…. diambil kesimpulan bahwa ada saatnya boleh melawan

pemerintah, sekalipun pemerintah bangsa sendiri, kalau pemerintah itu jelas-

jelas melarang berbakti kepada Tuhan dengan cara yang ditetapkan oleh

Tuhan dalam alkitab…. adalah lebih baik menuruti perintah Allah daripada

perintah manusia…..perlawanan itu tidak perlu dengan kekerasan, dapat juga

dilaksanakan dengan cara demonstrasi; pemogokan.18

Pendapat dan uraian di atas merupakan contoh seruan moral politik

gereja (Organisme) dan juga pendeta (pemimpin). Politik praktis sangat

berbeda dengan seruan moral politik. Penulis berpendapat bahwa setiap orang

Kristen (Pemimpin) jika menggerakkan masa (Jemaat) untuk mendukung

pragmatism politik (Baca: Memilihnya) merupakan sikap jauh dari sikap etis,

pun demikian jika hal itu tak terhidarkan, maka sebaiknya pemimpin umat

(Pendeta) melepaskan fungsional structural penggembalaan gereja – untuk

menghindari conflict of interest dalam jemaat.

D. Pendidikan Politik dalam kurikulum STT di Indonesia.

Pencerahan terhadap pengertian; keterlibatan dalam perpolitikan di tengah-

tengah komunitas kekristenan telah dan akan terjadi seiring dengan beban

pergumulan kekinian dalam rangka berbangsa dan bernegara di Negara

kesatuan Indonesia. Secara jelas Ricard Daulay mendiskripsikan kiprah

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), melaui ketuanya Dr. J

Leimena menekankan:

…. GMKI menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan mungkin

harus dilakukan di Indonesia. GMKI menjadilah suatu pusat sekolah latihan

(Leerschool) dari orang-orang yang mau bertanggungjawab atas segala sesuatu

18 Ibid, Daulay…. H. 94

Page 16: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

10

mengenai kepentingan dan kebaikan Negara dan bangsa Indonesia. GMKI

Bukanlah merupakan Gesellschaft, melainkan ia adalah suatu Gemeinschaft,

persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam

gereja, maupun dalam Nusa dan bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari iman

dan roh, ia berdirdi di tengah dua proklamasi: Proklamasi kemerdekaan

Nasional dan Proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan InjilNya, ialah Injil

kehidupan, kematian dan kebangkitanNya.19

Pernyataan di atas merupakan benih dan sekaligus spirit kaum

mahasiswa yang akan menjadi kaum cendikia Kristen. Apa yang telah

dimunculkan (Ide dan spirit) seharusnya disemaikan dari waktu ke waktu

dalam wadah kampus yang terorganisir teratur dan terstruktur. Secara

informal gereja; lembaga gereja telah melakukan pendidikan politik, akan

tetapi secara formal (terstruktur dalam kurikulum STT) mungkin baru muncul

dan terus digumulkan. Pendapat penulis pribadi Penting mengkaji dalam

forum formal tentang wacana memunculkan dalam kurikulum STT di

Indonesia. Sebagai alasannya adalah Pertama; Dunia akan cenderung dan

terus berubah dalam peperangan gagasan yang terus mewarnai (baca:

Kekuatan Gelap VS Terang) dalam eksistensinya, maka diperlukan pribadi-

pribadi yang penuh dengan itegritas serta kewibawaan memimpin yang

mampu mempengaruhi menjadi baik sebagaimana yang diharapkan Yesus

kepada para muridNya untuk menjadi garam dan terang dunia di tengah-

tengah kebusukan dan kegelapan dunia. Kedua; Kemunculan pemimpin

berintegritas sangat ditunggu; kehadiran manusia (Umat) yang berintegritas

dirindukan. Jika hal itu adalah penantian, maka perlu direncanakan untuk

kehadirannya. Ketiga: STT merupakan wadah dan tempat pembinaan,

pengajaran, pembentukan untuk menghasilkan manusia-manusia sebagai

sumber daya Pembina umat (Baca: Pemimpin; Pengajar) perlu memahami

isu-isu kekianian dalam berbangsa dan bernegara. (baca: Pengkotbah 4: 13-

15: “Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat daripada seroang raja

tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi. Karena dari penjara

orang muda itu ke luar untuk menjadi raja, biarpun ia dilahirkan miskin

semasa pemerintahan orang yang tua itu. Aku melihat semua orang yang

19 Ibid, Daulay,…h.97

Page 17: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

11

hidup di bawah matahari berjalan bersama-sama dengan orang muda tadi,

yang akan menjadi pengganti raja itu.”)

E. Penutup

Dalam paper ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Gereja-gereja Kristen di Indonesia (aras utama) rata-rata adalah hasil

dari buah pelayanan para Zending (Calvinsime – Belanda) dan

(Lutheran – Jerman). Dogtrin sebagai dogma telah membangun

system berteologi; bertindak dan berdoxologi ibadah keapda Allah

secara vertical serta interaksi horizontal dengan sesamanya.

Pengajaran yang kuat telah menjadi sumber etis umat dalam

berinteraksi serta bersikap dalam kehidupannya dalam berjemaat

(Bergereja) dan bermasyarakat (bernegara dan berbangsa). Pengaruh

kuat pemikiran teologis Martin Luther dan Calvin (Baca: Dua

kerajaan) telah melahirkan sikap dan bersikap dalam bergereja dan

bermasyarakat. Kekristenan adalah kehidupan iman; berdoa; dan

beribadah yang tidak dapat disatukan secara bersama dengan

keterlibatan dengan perpolitikan. Konsekuensinya adalah politik

dipandang sebagai sesuatu yang kotor dan berdosa – karena hal itu

bersinggungan dengan hal-hal didunia (Negara) yang sarat dengan

kedagingan dan jasmaniah. Hal itu berdampak pada minimnya gereja

(orang Kristen) yang terlibat dalam politik.

2) Proses pengertian bergereja dan bermasyarakat yang telah merosot

(berbanding dengan kebenaran Allah – pokok ajaran Calvin), maka

menimbulkan gerakan mengembalikannya pada kedudukan dan

keadaan semula (ideal – pokok ajaran calvin). Sehingga dinamikanya

politik tidak dipandang semuanya menjadi negative dan berdoa

(Kotor). Sebagai dampaknya adalah memunculkan cedikia Kristen

yang terdorong untuk memperjuangkan melalui seruan moral dan atau

bahkan terlibat dalam politik praktis. Pun demikian seharusnya demi

kesatuan dan keutuhan umat – maka jabatan pendeta, penatua,

pimpinan para gereja menghindari konflik kepentingan dengan

melakukan menanggalkan jabatan itu untuk selanjutnya terlibat dalam

Page 18: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

12

politik praktis. Seruan moral politik Yes, politik praktis jaga ethos

jabatan.

3) Keterlibatan orang Kristen dalam Sejarah berdirinya bangsa

Indonesia sangat signifikan. Partisipasi mereka sangat mendapat

tempat di republik ini, maka perlu dan diperlukan kegiatan kaderisasi;

pemuridan pada generasi muda. Pendidikan politik secara informal

telah dilakukan melalui program pembinaan gerejawi, seminar-

seminar (skala nasional maupun internasional); secara formal telah

dilakukan melalui perguruan tinggi keilmuan politik secara luas. Pun

demikian pada tataran pendidikan sekolah tinggi teologi (dapurnya

pemimpin gereja) belum dilakukan. Adalah baik menghidupkan spirit

yang pernah dilakukan dalam pergerakan nasionalisme perjuangan

Indonesia yang diprakarsai oleh Kreamer, J Virkuyl dalam masa

pergerakan nasional Indonesia. Kemunculan tokoh Laimena dalam

pergerakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia perlu digaungkan

lagi melalui bangku-bangu STT.

SUMBER PUSTAKA

Dauly, Ricard

2017 Agama dan Politik di Indonesia (Jakarta: BPK Gunung

Mulia)

Rasyid, Hatamar

2017 Pengantar Ilmu Politik perspektif barat dan Islam

(Jakarta: Grafindo Persada)

Ranjabar, Jacobus

2016 Pengantar ilmu Politik dari ilmu politik sampai politik

di Era Globalisasi (Bandung: ALFABETA)

Kossay, Paskalis

2015 Jalan damai menuju Papua sejahtara (Jakarta:

Tollegi)

Donohue, John. J; Esposito, John L

1994 Islam dan Pembaharuan: Ensklopedia masalah-

masalah (Jakarta: Grafindo persada)

Page 19: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

13

SIGNIFIKANSI PEMBERSIHAN HATI

DALAM UPAYA MENGHADIRKAN SHALOM

Oleh: Rosdiana Purba, M.Th.

ABSTRAK

Purba, Rosdiana. Signifikansi Pembersihan hati untuk menghadirkan shalom.

Istilah: “shalom” artinya damai sejahtera. Sumber damai sejahtera adalah

Kristus. Shalom adalah Kristus. Shalom itu adalah satu kondisi yang harmoni

kepada Allah, dengan diri sendiri, kepada orang lain dan lingkungan sekitar.

Shalom bukan sekedar kata-kata biasa melainkan menjelaskan satu

pernyataan yang menyatakan hubungan benar dan tulus. Shalom dilahirkan

dihati orang yang hatinya bersih dari dosa dan segala kejahatan. Shalom

adalah anugerah Allah yang dapat mengubah hidup seseorang dari gelap

kepada terang, yang rusak menjadi pulih kembali.

Alkitab dengan jelas, mengatakan akibat kejatuhan satu orang ke dalam

dosa, semua manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Semua

manusia tanpa kecuali sudah ada dibawah kutuk dosa dan masuk dalam

penghukuman yang yang kekal. Manusia berdosa tidak mungkin lagi dapat

melepaskan diri dari belenggu dosa. Hati manusia penuh dengan segala

kejahatan, baik pikiran dan perkataan bahkan tingkah laku, jauh dari

kejujuran yang tulus. Pada umumnya manusia semakin individualis,

diskriminasi dan saling mempersalahkan. Maka, akibat hati yang tidak beres

akan merusak kekebalan tubuh, dan bisa jatuh kepada berbagai penyakit fisik.

Tuhan mengingatkan supaya manusia menjaga hati dengan segala

kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan. Tetapi harus diingat

bahwa hati manusia sudah dikuasai ego sehingga kehendak dan perilakunya

senantiasa menyimpang dari kebenaran. Oleh karena itu penulis merindukan

melalui tulisan ini mendapat satu langkah yaitu untuk menerima pertobatan

Page 20: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

14

dan menerima Yesus Kristus dalam hati dengan iman, serta bersedia

membersihkan hati dengan segala kejahatannya. Hanya kuasa darahTuhan

Yesus yang sudah tercurah di kayu salib yang dapat menyucikan dosa-dosa

manusia.

Dalam hal ini karya Roh Kudus sudah mendahului segala rencana Allah

dalam penyelamatan orang yang dipilih-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.

Jikalau Tuhan begitu serius mengerjakan penyelamatan manusia dari dosa,

tidak ada alasan bagi manusia yang menyatakan dirinya bisa bersih tanpa

dianugerahkan kepadanya. Bagi setiap orang yang sudah menerima anugerah

keselamatan itu, hadirkanlah shalom yang Tuhan sudah karuniakan. Jadi,

benarlah ini “hati yang sudah dibersihkan dari dosa-dosanya akan

menghadirkan shalom ke semua link hidupnya. Kehadirannya di tengah-

tengah dunia ini akan membawa warna baru kepada kebenaran yang

sesungguhnya, dalam semua interaksi dalam hidupnya.

A. Pendahuluan

Memiliki hati yang bersih adalah anugerah Allah bagi setiap orang

percaya. Hati yang bersih adalah kekuatan yang sangat pribadi yang dapat

diandalkan dan mulia. Karena dari dalam hati akan terpancar kehidupan

(Ams. 4:23), Juga apa yang diperkatakan seseorang keluar dari hatinya

(Mark. 7:21-23). Dalam hal ini Daniel Fountain menyatakan bahwa: “Hati

adalah pusat kehidupan seseorang dan menentukan siapa kita, apa yang kita

perbuat dan bagaimana kita hidup di dunia ini. Hati teramat besar

pengaruhnya pada kesehatan.1 Kita semua bergumul dengan permasalahan

masing-masing. Sumber permasalahan itu berada di dalam hati. Daniel

Fountain mengutip pendapat Paul Tournier, seorang dokter yang bijaksana

yang memperdulikan manusia seutuhnya menyatakan bahwa: “Pergumulan

kita dengan permasalahan berikut ini yaitu konflik, pemberontakan, sikap

1 Daniel E. Fountain, M.D. Allah, Kesembuhan Medis & Mukjizat (Bandung:

Lembaga Literatur Baptis, 2002), 105.

Page 21: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

15

negatif, kegagalan moral, dan kecemasan jiwa yang sangat besar pengaruhnya

pada kesehatan kita.2 Selanjutnya Daniel menyatakan bahwa:

“Kita diciptakan Allah untuk hidup berhubungan dengan-Nya dan untuk

bergantung kepada-Nya. Ke dalam hati kita Ia menaruh kerinduan kuat

untuk hidup bersatu dengan-Nya berkomunikasi dengan-Nya, menuruti

maksud dan rencana-Nya. Akan tetapi ketika nenek moyang kita tidak

mentaati Pencipta-Nya, maka terputuslah hubungan ini akibat pilihan

mereka sendiri. Mereka menolak Allah dan menjadi terpisah dari Dia yang

merupakan sumber segala kehidupan”3.

Hal penting yang harus diperhatikan, jikalau manusia belum

mempersilahkan Tuhan memenuhi tempat yang kosong di hati ini, manusia

akan terdesak untuk berusaha memenuhinya dengan berbagai cara lainnya,

sebagian ada yang membahayakan kehidupan dan kesehatan tiap orang. Jadi

dapat dijelaskan di sini bahwa kehendak yang baik dan kehendak yang benar

terbentuk di dalam hati. Alkitab menjelaskan bahwa Roh Kudus tinggal di

hati orang yang sudah mengalami penebusan Tuhan. Hati yang dipenuhi

dengan Roh Kuduslah yang dapat menghadirkan “shalom” karena “shalom”

adalah Kristus Yesus. Jadi, jikalau bukan Tuhan yang tinggal di hati

seseorang, berarti yang ada di hatinya ialah illah lain (iblis). Kata-kata kiasan

mengatakan: “dalamnya laut dapat diduga, tetapi dalamnya hati siapa yang

tau”. Juga menurut nabi Yeremia, “betapa liciknya hati” (Yer.17:9) Pada

umumnya setiap orang berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

Walaupun ada perintah dari luar dirinya, namun keputusan dari hatinya yang

akan dilakukannya. Oleh karena itu penting diselidiki siapa yang mimpin

hidup seseorang, apa yang menjadi tujuan hidupnya.

B. Apa Kata Alkitab Tentang Hati

1. Keberadaan Hati Manusia Sebelum Jatuh Dalam Dosa

Dalam penciptaan manusia dimulai dengan firman Allah. Nama Allah

pencipta dalam bahasa Ibrani “elohim”, bentuk jamak yang menunjuk kepada

ketiga pribadi Allah. Juga kata “elohim” memberikan pengertian: The

2 Ibid., 106 3 Ibid., 129

Page 22: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

16

supreme God, occasionaliy applied by way of deference megistrates.”4

Dengan demikian nama Allah dalam penciptaan menekankan kemahakuasan-

Nya dalam melakukan segala sesuatu dan juga menekankan ke Tritunggalan

Allah.

Alkitab dengan jelas mengungkapkan tentang penciptaan manusia:

“Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan

nafas kehidupan melalui lubang hidungnya, pada waktu manusia diciptakan

Allah. Laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka dan memberkati

mereka dan memberi nama (manusia) kepada mereka pada waktu diciptakan

(Kej.2:7, 5:1-2). Dalam hal ini menurut Harun Hadiwijono menyatakan

bahwa: Debu tanah atau daging terbatas hidupnya, dapat rusak dan juga

lemah. Demikianlah debu tanah atau daging hanya dapat hidup kalau Tuhan

Allah memberikan nafas hidup kepadanya.5 Selanjutnya beliau menguraikan

bahwa: Pengertian “soul” dipakai banyak variasi. Dalam Perjanjian Lama

bahasa Ibrani “nephesh” artinya jiwa. Dalam bahasa Yunani “psuche” pada

umumnya diterjemahkan jiwa dan hidup, selain dari itu ada dari segi yang

terdalam yaitu segi batin yang disebut “hati” dalam bahasa Ibrani “leb” dan

bahasa Yunani disebut “cardia”, dan kata “roh” dalam bahasa Ibrani disebut

“ruah” dan dalam bahasa Yunani disebut “pneuma”. Hati manusia adalah

kehendak manusia yang rasionil, yang penuh kesadaran, yang mengalami,

yang memilih dan yang mengadili. Melalui “soul” manusia mempunyai relasi

dengan Allah.6

Jadi, jelaslah bahwa di dalam Tuhan Allah manusia memperoleh hidup

dan kehendak bebas, dapat menentukan apa yang harus dia perbuat, tetapi

tetap dalam kontrol Allah. Keunggulan inilah yang membedakan manusia

dengan binatang. Maka, manusia sebagai ciptaan Allah harus sungguh-

sungguh menyadari ketergantungannya kepada Allah.

Manusia pertama (Adam) masih seorang diri sehingga Allah membuat

deklarasi-Nya yang berbunyi: “Tidak baik manusia itu seorang diri saja, Aku

4 James Strongs, Dictionary of the world in The Hebrew Bible (USA, AMG:

Publisher, 1990), 12 5 Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPKGunung Mulia, 1988), 174 6 Ibid.,176

Page 23: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

17

akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia” (Kej. 2:18).

Allah bertindak untuk memenuhi kebutuhan manusia akan seorang penolong

yaitu seorang istri “suitable helper”, yang pantas, cocok dan sesuai. Menurut

Rosdiana dalam sikripsinya yaitu: “Seorang penolong ialah pribadi yang

bukan sekedar membantu dan sarana reproduksi bagi Adam, akan tetapi

dalam kesetaraan untuk mengusahakan dan memerintah dan memelihara

ciptaan lain. Bahkan menandakan bahwa Tuhan Allah menciptakan manusia

sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk bereralasi dan

berkumunikasi.7

Dalam penciptaan ini dijelaskan bahwa manusia diciptakan menurut

gambar dan rupa Allah sendiri (Kej.1:26-27). Kata gambar dalam bahasa

Ibrani “tselem” dan kata “rupa” adalah “demuth”. Kedua istilah ini “tselem”

dan “demuth” adalah sinonim meskipun ada perbedaan yakni “gambar”

berarti Allah menjadi pokok dan “rupa” berarti gambar itu sudah mirip.8 Jadi,

kata “rupa” adalah memperjelas apa yang dimaksud dengan “gambar” untuk

menunjukkan kepada kesempurnaan. Sehingga manusia bukan sebagian dari

gambar Allah tetapi sungguh-sungguh gambar Allah.

Yang menjadi refleksi gambar Allah pada manusia dapat dibedakan

gambar Allah yang umum dan gambar Allah yang khusus sebagaimana yang

dijelaskan R. Sudarmo bahwa: “Pengertian gambar Allah secara umum ialah

mengenai sifat-sifat manusia yang membedakan manusia dari makhluk

lainnya, memiliki pikiran, kemauan, jiwa,dan roh..., sedangkan gambar Allah

yang khusus ialah pengetahuan kebenaran, kesucian atau kekudusan.9 Dapat

dikatakan bahwa sifat hakiki dari Allah berada dalam kemuliaan dan

kekekalan-Nya. Karena Allah bersifat kekal maka gambar dan rupa Allah

yang dijadikan pada manusia juga mempunyai sifat kekal. Selain sifat Allah

yang kekal nampak juga dalam sifat kemanusian-Nya dan moral-Nya, maka

dapat juga terefleksi dari perwujudan secara jasmani. Kata ”tselem”, dapat

7 Rosdiana Purba, Sorotan Alkitab terhadapTindakan Inseminasi Buatan dan

Implikasi Praktis Bagi Orang Percaya (Sikripsi) (Batu-Malang: Institut Injil Indonesia

1995), 26 8 R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika (Jakarta: BPK Gunung Mulia 1989),131 9 Ibid., 132

Page 24: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

18

juga diartikan dengan gambar atau ukiran yaitu patung.10 Jadi, sebelum

manusia jatuh ke dalam dosa, manusia mempunyai kondisi rohani, moral dan

intelektual yang tinggi dan kudus. Kemudian mampu memanfaatkan

intelektualnya secara efektif dan bertanggung jawab. Baik tubuh maupun jiwa

bersifat kekal.

Sebelum Allah menciptakan manusia, Allah terlebih dahulu menjadikan

segala sesuatu yang menjadi kebutuhan manusia itu. Tuhan Allah memberi

mandat untuk berkuasa atas ciptaan yang lain dalam arah mamelihara,

merawat, dan memimpin dengan tujuan yang harmonis dengan hubungan

yang vertikal dan juga hubungan horizontal. Manusia juga mempunyai relasi

yang langsung dengan Allah, dan dengan sesama bahkan dengan

lingkungannya serta tetap berfokus untuk kemuliaan Allah. Kemudian dilihat

dari keunggulan yang lain sebagaimana dijelaskan oleh Hodge yang dikutip

oleh Henry C. Thiessen:

“Allah adalah Roh, dan jiwa manusia adalah roh juga, sifat-sifat hakiki dari

roh ialah akal budi, hati nurani, kehendak. Roh ialah unsur-unsur yang

mampu untuk bernalar, bersifat moral, oleh karena itu juga berkehendak

bebas. Ketika Allah menciptakan manusia menurut sifat-sifat yang dimiliki-

Nya sendiri sebagai Roh. Dengan demikian manusia berbeda dari semua

mahluk lain yang mendiami bumi ini, serta berkedudukan jauh lebih tinggi

dari mereka. Manusia termasuk golongan yang sama dengan Allah sendiri,

sehingga mampu berkomunikasi dengan Penciptanya. Kesamaan sifat Allah

dengan manusia...merupakan keadaan yang diperlukan untuk mengenal

Allah dan karena itu juga merupakan dasar kesalehan kita. Bila kita tidak

diciptakan menurut gambar Allah, kita tidak dapat mengenal Dia. Kita akan

sama dengan binatang yang akhirnya binasa.11

Kemudian, dilihat dari kesaksian Alkitab bahwa manusia pertama

yang diciptakan Allah adalah dalam kekudusan yang sesungguhnya, karena

dengan dasar inilah manusia bersekutu dengan Allah, seperti yang dikatakan:

“Bahwa Allah melihat segala seuatu yang diciptakan-Nya itu sungguh amat

baik” (Kej.1:31). Kata “segala” di sini mencakup manusia, karena semua

yang diciptakan ialah dalam keadaan moral yang sempurna sebagaimana

yang dijelaskan Shedd yang dikutip oleh Henry Thiessen:

10 Walter Lampp, Tafsiran Kejadian, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1964), 38 11 Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, (Malang: Gandum Mas, 1992), 239

Page 25: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

19

“Kekudusan bukanlah sekedar keadaan tidak berdosa, tidaklah memadai

untuk mengatakan manusia diciptakan dalam keadaan tidak berdosa.

Manusia diciptakan tidak hanya makhluk yang tidak berdosa secara negatif,

tetapi juga sebagai makhluk kudus secara positif. Keadaan manusia yang

dibaharui adalah pemulihan keadaan semula dan kebenaran yang telah

diperbaharui disebut dalam Alkitab “theon” (Ef.4:21), dan segala

kekudusan yang sesungguhnya (ef.4:24). Ini merupakan watak yang positif

dan bukan sekedar keadaan yang tidak berdosa.12

Jadi, dapat dikatakan bahwa Allah menciptakan manusia dalam

kekuasaan yang sesungguhnya untuk diri-Nya sendiri dan manusia

mempunyai kepuasan tertinggi dalam persekutuan dengan Tuhan Allah, dan

Tuhan menciptakan persahabatan bersama.

2. Manusia Jatuh Dalam Dosa

Adam dan Hawa ditempatkan Allah di taman Eden. Hidup mereka

penuh dengan keharmonisan dan segala suatu yang menjadi kebutuhan

mereka telah tersedia. Dalam kondisi yang sempurna ini P.C. Nielson

berkomentar bahwa:

“Anugrah berharga yang terdiri dari kecerdasan, hati nurani dan kehendak

telah mengangkat manusia jauh lebih tinggi dari binatang dan membawa dia

ke dalam persekutuan dengan Allah. Kemanapun manusia untuk memilih

antara yang baik dan yang jahat meliputi kemungkinan akan memiliki

ketidaktaatan dan kejahatan dari pada memilih ketaatan dan kebaikan.”13

Selanjutnya kebebasan yang dimiliki manusia itu telah dilengkapi

pula dengan hukum dan peraturan Allah, sebagai peringatan dan sekaligus

tujuan etis mereka. Larangan untuk memakan buah pohon pengetahuan yang

baik dan yang jahat, agar mereka tidak mati (Kej. 2:16-17). Dalam hal ini

Abineno memberikan pendapatnya:

“Pohon itu mengingatkan manusia, bahwa ia juga sebagai patner Allah,

adalah ciptaan, bukan Pencipta. Antara keduanya terdapat perbedaan

hakiki. Perbedaan hakiki itu harus dihormati. Bilamana ia tidak berbuat

demikian, dengan kata lain bilamana ia berbuat seolah-olah Pencipta dan

karena ia melanggar batas-batas yang telah ditentukan Allah baginya, maka

12 Ibid. Henry Tiessen ..., 231 13 P.C. Nielson, Doktrin Alkitab, (Malang: Gandum Mas, 1989), 28

Page 26: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

20

akan timbul bahaya bagi dia sebagai laki-laki dan perempuan dan bagi

bumi. Ganti menjadi berkat ia akan mendatangkan kutuk dan kebinasaan.”14

Dapat dikatakan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih,

tetapi apakah ia tetap pada harkatnya atau menjauhkan diri dari integritasnya

secara benar. Kebebasan ini dijadikan iblis jalan masuk dengan menggoda

Hawa, ia memberi tempat kepada Iblis. Di mana seharusnya tempat itu hanya

dapat diduduki Allah saja. “Hawa menyetujui serangan iblis yang bersifat

paling menghujat kedaulatan Allah. Hawa menginginkan dalam dirinya hak-

hak khusus Allah. Terlihat dari tindakan yang memberi respons akan saran-

saran iblis, terdorong dalam hatinya dan dilanjutkan dengan mengambil dan

memakan buah terlarang itu.”15 Mulai saat itu kecenderungan hati manusia

memberontak kepada Allah, mulai meragukan kebaikan hati Allah,

mengingkari hikmat-Nya, menolak keadilan-Nya, memutar balikkan

kebenaran dan menghina kasih karunia-Nya. Melalui peristiwa ini dapat

disebutkan bahwa manusia dibujuk untuk berbuat dosa dan keinginan untuk

berdosa, tetapi ia berdosa karena mengharapkan kebahagiaan dari tawaran itu.

Menurut J. Verkuil ada dua jenis terjadinya dosa yaitu:

“Pertama di dalam dosa manusia itu selalu ada unsur pasif. Kita dibujuk,

disilaukan mata kita, digoda, disertai oleh bujukan penguasa dunia yang

menyerang kita. Kedua, di dalam semua dosa manusia itu ada unsur aktif.

Kita tidak hanya digoda untuk berdosa, tetapi kitapun mengatakan ya

kepada dosa itu karena tabiat kita yang jahat”.16

Kejatuhan ini telah mengakibatkan hancurnya mandat kebudayaan

yang telah diberikan Allah kepada manusia. Manusia telah kehilangan

kemuliaan Allah, sehingga terjadi penolakan kepada kedaulatan dan otoritas

Allah. Manusia meninggalkan persekutuan dengan Allah diganti dengan

persekutuan dengan iblis. Bahkan berakibat rusak total bagi mereka sendiri,

keturunanya dan seluruh aspek hidupnya.

14 J.L. Ch. Abineno, Pokok-pokok Penting Dari Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 1989), 58 15 J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid 1 (Jakarta: Yayasan Komuni

Bina Kasih, 1992), 257 16 J. Verkuyl, Etika Kristen Bagian Umum, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985), 49

Page 27: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

21

3. Akibat Kejatuhan Manusia ke Dalam Dosa

Pemberontaakan manusia membawa akses bagi hubungan manusia

dengan Allah, dan seluruh aspek kehidupannya.

a. Gambar Allah

Alkitab menjelaskan bahwa akibat manusia telah jatuh ke dalam

dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, maka gambar Allah yang hakiki

yaitu kebenaran yang orisinil telah hilang (Rom. 3:23), Sedangkan gambar

Allah secara umum yakni dasar institusi manusia tetap ada padanya, namun

dalam keadaan rusak total. Sifat inilah yang membedakan manusia dengan

binatang. Manusia tetap berfungsi sebagaimana pada mulanya, namun tidak

sempurna dan manusia tetap menjadi objek kasih Allah.

b. Relasi dengan Allah

Akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa, kondisi manusia rusak

total, yang dulunya punya relasi yang harmonis dengan Allah, sekarang telah

diusir dari taman Eden dan hidup terisolasi. Manusia tidak mampu lagi

bertemu dengan Allah (Kej. 3:10). Manusia takut dan bersembunyi, tetapi

bukan hanya itu saja, juga hubungan manusia dengan Allah telah dipisahkan.

Tuhan Allah berkata: “Saat engkau memakan buah pohon terlarang itu,

pastilah engkau mati” (Kej. 2:7). Kata “mati” dalam bahasa Ibrani “tamut”

dari akar kata “mut” dalam bentuk qal imperfek absolut: “die”, “death”.17

Kemudian menunjuk kepada kematian kekal. Kematian ini menunjukkan

suatu kepastian, sungguh-sungguh mati. Pertama-tama kematian ini

merupakan kematian rohani yaitu terpisahnya jiwa manusia dari Allah.

Kematian rohani ini tidak hanya tidak mampu menyenangkan hati Allah,

tetapi juga sifat manusia itu telah cemar.

Selanjutnya harus diketahui bahwa hakekat dosa ialah; bukan hanya

tidak mentaati Allah, melainkan lebih dari itu, dosa juga berarti memusuhi

Allah dan memberontak kepada Allah. Sebab keinginan hatinya “ingin

17 Rosdiana, Ibid Sikripsi... h. 42

Page 28: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

22

menduduki kedudukan Allah, merebut hak dan wewenang Allah”.18 Lebih

lanjut lagi bahwa penyembahan tidak lagi kepada Allah melainkan kepada

illah-illah lain. Sehingga Allah murka atas kefasikan dan kelaliman manusia,

maka berkat diganti dengan kutuk dan hukuman (Kej. 6:5, 12; Ul. 28:15-46;

1Tes.1:10). Manusia tidak mampu lagi melakukan kehendak Allah, ia

menjadi bodoh dan pikirannya dikuasai dengan kesia-siaan dan hatinya

menjadi menjadi gelap, bahkan ia mengutuk dan menista Allah (Rom. 1:20-

21; Maz. 10:3-4).

Dalam fakta sejarah, Allah terus mengupayakan supaya manusia

dapat kembali bersekutu dengan Allah, namun kecenderungan hati manusia

menolak Allah. Namun demikian, Allah tidak pernah gagal melakukan

rencanan-Nya untuk mengasihi manusia, Dia berkomunikasi lewat alam

ciptaan, lewat Israel, lewat inkarnasi Yesus Kristus, lewat firman Tuhan yang

tertulis dan lewat gereja-Nya.

c. Relasi dengan Diri Sendiri

Melalui kejatuhan manusia ini, pula berpengaruh pada diri sendiri di

mana timbul konflik dan peperangan batin. Manusia dalam posisi malu,

ketakutan, gelisah dan berusaha untuk menutupi kegagalanya. Manusia

berusaha membenarkan diri sendiri dan melepaskan diri dari Allah dan tidak

mau mengakui pemberontakannya, kepribadiannya yang dikuasai dosa

(Band, Kej. 3:7-12; Yoh. 4:44). Dalam kondisi yang frustrasi, orientasi

berfikirnya berpusat pada ego. Menurut Daniel Fountain menyatakan bahwa:

“Sesudah melanggar ketentuan Allah, Adam dan Hawa langsung

mengalihkan tatapannya kepada dirinya sendiri dan mengetahui ada sesuatu

yang tidak beres. Mereka melihat dirinya telanjang, tidak harmonis lagi

dengan dunia, dirinya dan dengan Allah”.19 Selanjutnya J. Verkuyl

menyatakan bahwa: “Manusia menurut kodratnya selalu ingin menempatkan

diri sendiri dipusat. Ia mencari kehormatan dirinya sendiri, kebebasan nama

sendiri, kepentingan diri sendiri, kebahagiaan diri sendiri, kesukaan diri

18 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, … 257 19 Daniel Fountain, …130

Page 29: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

23

sendiri”.20 Demikian pula ungkapan Rasul Paulus sebagai berikut:

“Kehendakku ingin melakukan yang baik, tetapi yang kulakukan adalah yang

jahat” (Rom. 7:19). Kendatipun kesempatan untuk memilih masih ada pada

manusia, namun terbatas pada hal-hal intelektual dan kebutuhan sosial dan

jasmani. Selanjutnya manusia menyerahkan anggota tubuhnya menjadi

hamba kecemaran dan kedurhakaan (Rom. 6:13), karena ia menjadi hamba

dosa, maka maut menjadi bagiannya (Rom. 7:21-23). Jadi jelaslah, jati diri

manusia sudah rusak total karena dikendalikan oleh dosa.

d. Relasi dengan Sesama

Ketika relasi manusia terputus dengan Allah akibat dosa, maka relasi

dengan sesamapun mengalami rusak total. Saat Tuhan Allah bertanya kepada

Adam tentang perbuatan mereka, saat itu juga Adam mempersalahkan Hawa,

sedangkan Hawa mempersalahkan ular (Kej. 3:12), sesudah itu disertai

dengan sederetan kejahatan antara lain: pembunuhan, perang saudara

(Kej.4:1-6). Kemudian terjadi persaingan materi, mengorbankan orang lain

untuk kepuasan sendiri (Kej. 13:1-8; 16: 1-16). Selanjutnya terjadi perang

antara suku bangsa, penindasan, memandang orang lain sebagai penghalang

kepuasan dan sebagai musuh (Kel.1:1-10). Juga terjadi kesenjangan sosial

yang tinggi, antara kaum bangsawan dengan budak, atau orang kaya dengan

orang miskin. Juga terjadi dalam peribadatan, konflik keluarga, diskriminasi

pendidikan, ketidakadilan. Kepercayaan kepada orang lain telah hilang,

sehingga mengakibatkan retaknya hubungan satu sama lain.

e. Relasi terhadap Lingkungan

Manusia tidak bisa terlepas dari kehidupan alam sekitarnya. Akan

tetapi tidak dapat dipungkiri lagi bahwa akibat dosa manusia, lingkungan juga

turut dalam garis kutuk, sehingga dalam kehidupan tiap-tiap hari selalu

diperhadapkan dengan berbagai kesulitan, sakit penyakit, dalam ancaman

kelahiran, juga alam tidak lagi bersahabat dengan manusia (Kej. 3:17-18).

Sumber daya alam disalahgunakan, bahkan manusia dimanipulasi untuk

20 J. Verkuil, ... 149

Page 30: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

24

mendapatkan kepuasan sendiri, berita benar menjadi berita bohong, tidak ada

lagi rasa hormat dengan benar dalam pencapaian tujuan pribadi bahkan tujuan

kelompok.

Jadi dapat dikatakan bahwa akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa,

maka seluruh essensi dan eksistensi manusia itu sudak rusak total. Hal ini

berarti setiap inovasi manusia dibarengi/diiringi stagnasi dan menjadi korban.

f. Apa Sangkut-paut Dosa dengan Penyakit

Menurut Daniel Fountain menyatakan bahwa:

“Karena menolak rencana Allah tentang ketertiban dan keharmonisan

dalam hidup ini, nenek moyang kita “memperkenalkan” kekacauan ke

dalam kehidupan manusia. Kekacauan ini menyebar ke semua aspek

kehidupan, merusak hubungan antar manusia, dan membawa serta

penyakit, bencana alam dan kematian yang masing berlangsung terus-

menerus hingga kini” 21

Hidup manusia dari zaman ke zaman moralnya semakin merosot dan

semakin individualis. Selanjutnya Daniel Fountain meneliti tentang hati

manusia bahwa: “Hati manusia terpolusi dengan keinginanan untuk mengusai

orang lain. Sebagai akibatnya, rusaklah kepercayaan terhadap satu dengan

yang lain dan timbullah kecurigaan bahwa orang lain akan berusaha

menghancurkan kita. Kekacauan sosial ini mengarah pada peperangan,

penjajahan, penindasan orang-orang lemah oleh orang-orang yang

berkuasa.”22 Jadi, semuanya ini akan melemahkan dan menhacurkan

kesehatan berjuta-juta orang. Akibat dosa dan perbuatan jahat manusia

cenderung mendatangkan sakit-penyakit.

C. Bagaimana Upaya Pembersihan Hati

Manusia sudah terbelenggu dengan dosa, manusia tidak mampu lagi

keluar dari belenggu dosa itu. Tetapi Allah adalah kasih, Allah tidak

menginginkan kematian orang fasik, melainkan keselamatan mereka (Yeh.

21 Daniel E. Fountain, ibid... 129 22 Ibid., 131

Page 31: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

25

33:11). Oleh sebab itu Allah menyatakan kasih-Nya dan kebenaran-Nya

dengan tujuan menyelamatkan manusia dari keberdosaanya.

1. Dari Inisiatif Tuhan

Inisiatif Allah dalam penyelamatan manusia sudah diawali sebelum

Adam dan Hawa diusir dari taman Eden. Allah memperingatkan iblis dan

berjanji kepada manusia yakni: “Aku akan mengadakan permusuhan antatara

engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya.

Keturunannya akan meremukkan keturunanmu dan engkau akan

meremukkan tumitnya (Kej. 3:15).

Kata “mengadakan” disebut dalam bahasa Ibrani “ashit” yang

diterjemahkan perbuatan yang sudah selesai.23 Jadi, pengertian “ashit” ialah

bahwa telah selesai membuat permusuhan antara keturunan perempuan

dengan iblis itu, dan penghancuran iblis pasti digenapi. Allah sudah lakukan

kepada Adam dan Hawa di mana Allah mengorbankan seekor kambing dan

mengambil kulitnya dan membuatnya menjadi pakaian Adam dan Hawa, ini

menandakan suatu simbol bahwa Allah membuat korban seekor binatang

untuk menutupi keberdosaan manusia. (Kej. 3:21). Selanjutnya, telah

terwujud dalam pemurnian melalui air bah, pembebasan dari perbudakan di

Mesir. Puncak semua perjanjian digenapi dalam pribadi Yesus Kristus (Yoh.

3:16). Jadi, rencana penebusan manusia dari dosa adalah murni inisiatif Allah

sendiri dengan kasih-Nya yang tidak terbatas.

Dalam Perjanjian Baru kata yang dipakai untuk “penebusan” paralel

dengan “pembebasan” atau “penyelamatan”. Kristus adalah Juruslamat itulah

argumen pertama dalam pemberitaan Paulus di bagian Kristologis ini.

Kecuali Yesus Kristus tidak ada yang mampu menebus manusia dari

kegelapan dosa (Kis. 4:12; Kol. 1:13-14), Alkitab menggambarkan “tirani

kegelapan” ini sangat menakutkan, manusia mustahil melepaskan diri dari

padanya, bahkan setiap manusia dilahirkan dalam belenggunya (Yoh. 3:6;

Rom.5:26). Oleh karena itu Tuhan sendiri yang mengambil inisiatif datang ke

dunia dan mati di atas kayu salib menjadi pembebas bagi setiap orang yang

23 T.G.R. Boeker, Bahasa Ibrani Jilid 1 (Batu: Institut injil Indonesia,1987), 71

Page 32: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

26

mau percaya. Istilah pembebasan dijelaskan oleh Lotnatigor Sihombing

sebagai berikut:

“Kata utama yang menggunakan istilah ini adalah yang berarti pembebasan

dengan uang tebusan (ranson) yang berasal dari kata melepaskan atau

membebaskan. Seringkali kata ini dipakai untuk para tawanan perang yang

bisa dibebaskan, jika sudah dibayar dengan uang tebusan. Dalam kata

tersebut sekaligus menunjuk pengertian harga yang harus dibayar untuk

pembebasan itu”.24

Manusia dalam status budak dosa telah ditebus Allah sendiri dan

tebusan itu bukan denga barang fana, juga bukan dengan emas dan perak

tetapi dengan darah yang mahal yaitu oleh darah Tuhan Yesus sendiri.

Pembayarannya tunai atau lunas dibayar (1 Kor. 6:20; 1 Pet. 1:18-19).

2. Kedaulatan Allah

Kedaulatan Allah dalam memilih dan menyelamatkan manusia

berdosa untuk ditarik kepada-Nya adalah hak mutlak dari Allah Pencipta.

Menurut Arthur W.Pink menyatakan bahwa: “Dialah yang menyelamatkan

kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan

perbuatan kita, melainkan berdasarkan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah

dikaruniakan kepada kita dalam Yesus Kristus sebelum pemulaan zaman”

(2Tim. 1:9)25. Kita diselamatkan bukan berdasarkan perbuatan kita,

maksudnya bukan berdasarkan sesuatu yang ada di dalam diri kita, atau

berdasarkan dengan apa yang telah kita kerjakan, melainkan semata-mata

karena “maksud dan kasih karunia” Allah sendiri; dan kasih karunia atau

anugerah itu telah diberikan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum

permulaan zaman. Selanjutnya Arthur menyatakan bahwa:

“Oleh anugerah semata kita diselamatkan; oleh rencana Allah sendirilah

anugerah ini dilimpahkan atas kita, bukan hanya sebelum kita melihat

terang, bukan hanya sebelum kejatuhan Adam ke dalam dosa, melainkan

bahkan sebelum “permulaan zaman” dari Kejadian 1:1. Dan disinilah

terletak penghiburan yang pasti bagi umat Allah. Bila pilihan-Nya dimulai

dari kekekalan, maka akan berlangsung sampai kekekalan”.26

24 Lotnatigor Sihombing, Kristologi, (Batu: Sekolah Tinggi Theologia I-3, 1993), 80 25 Arthur W. Pink, The Sovereignty of God, (Surabaya: Momentum, 2005), 60 26 Ibid... 61

Page 33: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

27

Dengan demikian, penyebab terjadinya pemilihan Allah tersebut di

atas semata-mata terletak dalam diri-Nya sendiri dan bukan pada objek

pilihan-Nya. Dia memilih orang yang dikehendaki-Nya, semata-mata karena

Dia berkehendak untuk memilih mereka.

Kemudian yang dapat diketahui selanjutnya bahwa anugerah

keselamatan didahului dengan anugeerah iman, karena mustahil manusia

berdosa mempunyai iman. Maka, menurut Arthur menyatakan bahwa: “Iman

merupakan anugrah rohani, buah dari natur rohani, oleh karena manusia yang

belum dilahirbarukan itu mati secara rohani, mati karena pelanggaran-

pelanggaran dan dosa-dosanya. Mustahil yang mati secara rohani ada

iman”.27 Selanjutnya dijelaskan bahwa: “Karya Roh Kudus mendahului iman

kita, hal ini secara tegas dalam (2Tes. 2:13), Allah pada mulanya telah

memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan

dalam kebenaran yang kamu percayai”.28 Urutan pemikiran di sini adalah

yang paling penting sekaligus instruktif. Menurut Arthur: “Pertama,

pemilihan kekal oleh Allah; kedua, pengudusan oleh Roh Kudus; dan ketiga

keyakinan akan kebenaran”.29 Urutan yang serupa dapat ditemukan dalam

(1Pet. 1:2), “Orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa

kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan

menerima percikan darah-Nya.” Arthur berpendapat bahwa “ketaatan” di

sisni menunjuk pada ketaatan yang berasal dari iman (Rom. 1:5), yang

mengambil manfaat dari berkat-berkat darah Yesus Kristus.30 Juga, orang-

orang yang “dikuduskan oleh Roh Kudus” adalah mereka yang telah dipilih

oleh Allah dari mulanya untuk diselamatkan, sesuai dengan rencana Allah

Bapa kita (1Pet. 1:2).

Selanjutnya Arthur menyatakan bahwa: “Roh Kudus berdaulat dalam

karya-Nya dan misi penyelamatan-Nya hannya diperuntukkan bagi umat

pilihan Allah: mereka ini adalah orang-orang yang “diperkenankan-Nya”,

27 Ibid... 84 28 Ibid ... 84 29 Ibid ... 86 30 Ibid.... 86

Page 34: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

28

dimateraikan-Nya” yang “dipimpin-Nya” ke dalam seluruh kebenaran dan

kepada mereka yang diberitakan-Nya hal-hal yang akan datang”.31 Jadi, karya

Roh Kudus itu sangat penting bagi penggenapan rencana kekal Allah bagi

umat manusia.

3. Allah adalah Penyembuh

Menurut Jhon Whitte tentang kesembuhan ialah:

God says: “I am the Lord Who heals you” (Exo.15:26); God says: “I

will heal you (Yer. 33:6), But I will restore you to, health and heal your

wounds”, declares the Lord... (Yer. 30:17). He health our diseases and made

us well” (Mat. 8:17). God heals! Only God heal! It is God who heals ...!!!32

Manusia membutuhkan “tubuh yang sehat”, karena akibat dosa seluruh aspek

hidup manusia juga rusak total termasuk jasmaninya. Oleh karena itu perlu

diperhatikan, “sehat” yang bagaimana yang Tuhan janjikan bagi umat-Nya?

Menurut Jhon Whitte dalam ceramahnya tentang “health” yaitu:

“Health is when a person is in a right relationship with God, with his body,

with himself, with other people, with his environment (his non-living

environment, as well as his living environment, which includ plants,

organisim, insects, animalas, people and the spirit world, both evil spirits

and angels)- for God’s glory!”33

Selanjutnya Jhon Whitte mengatakan bahwa: Health is “shalom”!

Health is wholeness, well being, harmony, salvation, “shalom”, Jesus!

Health is being in the right reletionship with God, my body, my self, other ,

the environment, and the spirit world...34.

Jadi, manusia berdosa mustahil mendapatkan kesehatan yang

sempurna ini, hanya bisa terjadi kalau Tuhan karuniakan kepadanya. Karena

“sehat” adalah “shalom” adalah Yesus Kristus, tidak dapat dicapai dengan

intelektual, dengan materi dan usaha sendiri melainkan kasih karunia Tuhan

31 Ibid ... 87 32 Jhon Whitte, Conferensi International Healthcare Christian Felleowship Balai;10-

15 Oktober 2016), 4 33 Ibid... 4 34 Ibid... 5

Page 35: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

29

yang sempurna mencapai manusia yang berkenan pada Allah Tritunggal yang

Esa.

4. Respons Manusia

Setiap manusia adalah ciptaan Allah yang sempurna, diciptakan

menjadi teman sepersekutuan kekal dengan Sang Pencipta, adalah Allah

Tritunggal dan menjadi refresentasi Allah di dunia ini. Namun dosa telah

memisahkan manusia dengan Allah seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Dosa manusia bukan hanya memisahkan manusia dari Allah tetapi segala

sakit-penyakit, penderitaan, kemiskinan dan kematian tidak bisa dihindari

akan menimpa hidup manusia. Menurut Neil Anderson menyatakan:

“Manusia penghuni bumi ini telah jatuh dalam dosa dan tidak menghormati

Allah. Mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta. Meskipun

mereka menanggung akibat-akibatnya yang tidak menyenangkan karena

mempercayai dusta, namun mereka tetap tidak menghormati Dia.

Akibatnya, Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang

memalukan, sebab istri–istri mereka menggantikan persetubuhan yang

wajar dengan yang tak wajar. Akhirnya Allah menyerahkan mereka kepada

pikiran-pikiran yang terkutuk, yang sama sekali tidak masuk akal. Jika

kebenaran ini diperlakukan untuk satu bangsa, maka negara kita berada di

ujung penghakiman yang pasti (Rom.1: 25-28).”35

Jadi, kondisi yang serius ini akan lebih rusak dan semakin gelap dan

kacau menjerit dan saling menyakiti dan saling memanipulasi dan

menghancurkan. Maka Tuhan yang berdaulat dan berkehendak supaya terjadi

pertobatan di bumi (Yehezkiel 33:11), yang mana Allah bersabar menanti

manusia berbalik kepada Allah dengan sungguh-sungguh. “Dia berdiri di

muka pintu dan mengetuk siapa yang mau membuka pintu... “(Wah. 3:20).

Jadi pemberitaan Injil adalah bukan sekedar berita kuno tetapi berita Injil

adalah berita sukacita. Di mana setiap Injil diberitakan ada dua respons

manusia yaitu ada yang menerima dan ada yang menolak, bagi mereka yang

menerima terjadi:

35 Neil T. Anderson, Discipleship Counseling (Malang: Gandum Mas, 2011), 16.

Page 36: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

30

a. Menerima Anugrah Kelahiran Baru

Seseorang yang telah insaf akan dosa-dosanya dan mau mengaku dosa

dan bertobat kepada Kristus dan meninggalkan hidup yang lama dan

mengambil sikap untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan

Juruselamat pribadi, dosanya telah diampuni Tuhan (1Yoh. 9), hidupnya telah

dimateraikan dengan Roh Kudus (Ef. 1:13), statusnya sekarang menjadi

Anak-anak Allah (Yoh. 1:12), dan hidup dalam hidup yang baru (2Kor. 5:17).

Maka sebagai bayi rohani ada hal-hal yang harus dilakukan yaitu minum susu

yang murni firman Tuhan serta bersedia dikembangkan, secara terus-

menerus. Bayi rohani juga harus bergabung dengan komunikasi yang sehat

secara rohani. Dalam hal ini Tim Lani dan Paul Tripp menyatakan bahwa:

“Kehidupan pertobatan dan iman mematikan perbuatan-perbuatan dari

natur alamiah yang berdosa dan hidup lebih dan lebih dalam kekudusan.

Bapa yang memanggil kita untuk taat sudah menyediakan segala sesuatu

yang kita butuhkan di dalam Kristus untuk menghidupinya. Ketika kita

gagal, Dia berjanji tidak pernah meninggalkan kita. Dia memenangkan kita

kembali dengan Roh-Nya dan memberikan lebih banyak anugerah ketika

kita mengaku dan bertobat dari dosa”.36

Jadi, hal ini memberi peringatan kepada orang kristen agar kehidupan

yang bersifat kedagingan harus diperangi dan berjuang membangkitkan yang

membangun kehidupan yang sesuai dengan firman Tuhan.

b. Belajar Mengenal dan Bergaul dengan Allah

Alkitab menjelaskan bahwa Allah Tritunggal adalah Allah yang hidup

dan berkuasa dan penuh kasih setia dan rahmat. Dalam Perjanjian Lama

menyaksikan bahwa nabi Nuh bergaul dengan Allah dan memberitahukan

rencana-Nya untuk mendatang air bah ke bumi. Musa juga bergaul akrab

dengan Allah seperti teman sendiri. Juga Daud bergaul akrab dengan Allah.

Dalam hal ini menurut Yakub B. Susabda menyatakan bahwa: “Pergaulan

orang percaya dengan Allah bisa begitu kompleks dan begitu luas menyentuh

setiap sendi dan setiap sisi kehidupan, namun, pada saat yang sama bisa

menjadi sederhana dan dapat dialami oleh anak-anak dan orang-orang kristen

36 Tim Lane & Paul Tripp, Bagaimana Orang Berubah? (Surabaya: Momentum,

2013), 234

Page 37: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

31

bayi karena bermuara dengan ketulusan hati dan kesucian hidup yang sudah

dilahirbarukan oleh Roh Kudus”.37 Pergaulan dengan Allah bukan sekedar

pegalaman agamawi dan jiwani (mistis dan perasaan).Oleh karena itu,

pengalaman dan pengetahuan akan firman Allah harus terus diperhatikan

dengan seksama. Apa yang manusia kenal hanyalah apa yang Allah

singkapkan pada mereka melalui Anak-Nya (Mat. 11:27; Yoh. 15:15; Kol

2:9) dan Roh Kudus (Rom. 8:116). Roh Kudus adalah yang mengingatkan

segala firman yang telah dan akan disingkapkan kepada mereka (Yoh. 14: 26;

16: 13-15).”38 Paulus mengatakan, “Karena Allahlah yang mengerjakan di

dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan kerelaan-Nya (Fil. 2:13).

Dalam hal ini Yakub Susabda menyatakan bahwa: “Orang kristen percaya

bahwa dalam proses penyucian (santification), ia dituntun oleh Roh Kudus,

diubahkan menjadi serupa dengan gambar Anak Allah, yaitu Kristus Yesus

sendiri (Rom. 8:29). Dalam proses ini, ia harus mengambil sifat-sifat Allah

dan menjadikan sifat-sifat itu miliknya sendiri sehingga sifat-sifatnya sendiri

lenyap tertelan dalam sifat-sifat Allah yang hadir dalam hidupnya”.39 Juga,

Paulus memberikan pernyataan tentang hidup barunya, “Namun aku hidup,

tetapi bukan aku lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.

(Gal.2:20).

Kemudian Yakub Susabda menyatakan bahwa:

“Allah tidak pernah dapat dipisahkan dengan firman-Nya karena Allah dan

firman-Nya satu adanya (Yoh. 1:1). Meskipun demikian, firman menjadi

penyingkapan diri Allah dan kuasa untuk memperbaharui manusia kalau

firman itu menjadi kata-kata Allah yang dikomunikasikan kepada menusia

dan menyentuh dirinya secara pribadi. Allah yang punya identitas adalah

Allah yang punya pribadi. Dia berkomunikasi dari pribadi kepada

pribadi”.40

Inilah yang sesungguhnya menjadi realita pergaulan manusia dengan

Allah. Di luar hubungan dan interaksi pribadi ini, pengenalan dan pergaulan

manusia dengan Allah sebenarnya semu, meskipun individu tersebut merasa

37 Yakub B. Susabda, Mengenal & Bergaul dengan Allah, (Yokyakarta: Andi Ofset,

2014), 26 38 Ibid, ... 28 39 Ibid, ... 29 40 Yakub Susabda, ... 40

Page 38: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

32

dan mengakui, bahkan mengalami perubahan dan pembaharuan dalam

hidupnya. Dalam konteks inilah hubungan pribadi Allah dan manusia dapat

dipahami. Dengan demikian, apa yang manusia kerjakan harus sesuai dengan

kehendak Allah untuknya sekarang.

c. Pengampunan dan Kesembuhan

Kalau kita mengakui dosa kita, itu berarti bahwa kita sendiri sudah

berbuat dosa; kita bertanggung jawab atas dosa itu dan mengambil keputusan

untuk berpaling dari padanya. Dalam hal ini menurut Daniel Fountain bahwa:

“Kalau kita secara pribadi mengalami pengampunan dari Tuhan, hal tersebut

dapat melenyapkan tekanan perasaan bersalah, perasaan takut, dan perasaan

malu atas dosa yang kita perbuat”.41 Ketegangan dan stres akibat dosa itu pun

memudar. Sistem kekebalan tubuh terbebas dari efek yang menekan, efek

yang ditimbulkan oleh perasaan dan emosi negatif. Dengan demikian,

kesembuhan dapat terjadi. Contoh kasus orang lumpuh yang disembuhkan

Tuhan Yesus (Mark. 2:1-12). Menurut uraian Daniel Fountain bahwa:

“Kesembuhan jasmani orang lumpuh itu dapat merupakan sebuah mukjizat,

suatu yang tidak dapat dijelaskan oleh prinsip-prinsip ilmiah. Atau

kesmbuhan itu dapat merupakan hasil dari terpecahnya masalah kerohanian

dan mental (psikospritual) yang serius dalam kehidupan orang itu. Ini

menyebabkan kelumpuhan itu. Yang mana prosesnya, kita mengetahui bahwa

Tuhan Yesus menghubungkan pengampunan dengan kesembuhan”.42 Hal ini

terjadi karena mereka tidak megetahui bahwa sesuatu yang baru sudah terjadi.

Allah sudah datang di tengah-tengah mereka dalam pribadi Yesus Kristus.

Yesus berotoritas mengampuni dosa karena Ia adalah Allah yang telah

menjadi manusia. Selanjutnya Daniel Fountain menyatakan bahwa:

Hanya Yesus saja yang dapat mengampuni dosa. Ilmu pengetahuan medis,

psikologi, bahkan gereja tidak mempunyai otoritas untuk mengampuni

dosa. Itulah sebabnya iman kepada Yesus Kristus adalah sesuatu yang

penting bagi kesembuhan luka-luka batin yang diakibatkan oleh dosa, bagi

41 Daniel E. Fountain, ... 231 42 Ibid, ... 232

Page 39: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

33

kesembuhan semangat yang patah akibat tekanan perasaan bersalah, dan

bagi kesembuhan hati yang remuk redam oleh penyesalan.43

Jadi, dalam peristiwa kesembuhan yang telah terjadi pada waktu

Yesus Kristus menyembuhkan sakit penyakit dan mengampuni dosa orang

sakit itu serta mengaruniakan status baru yaitu menjadi anak-anak Allah.

Contoh lain yang menjadi pelajaran berharga ialah pengalaman raja

Daud, ia menulis dua mazmur tetntang hal pengampunan yaitu Maz. 32 dan

Maz. 51. Daniel Fountain menyatakan bahwa: “Pengakuan dosa yang tidak

ada sangkut pautnya dengan penyakitpun bersifat terapeutik. Pengakuan dosa

membuka “ruangan-ruangan” dalam hati kita bagi Yesus, Sang Pembersih

hati, memberi tempat bagi kedamaian dan sukacita-Nya.”44 Penyesalan ini

harus disebabkan oleh karena kita sadar bahwa kita sudah berbuat salah

kepada-Nya, tidak mentaati Dia, dan menyedihkan hati-Nya.

d. Diampuni untuk Mengampuni

Pembersihan hati yang dilakukan oleh Kristus sangat besar kuasanya dan

unik. Alkitab dengan terus terang menguraikan apa yang terjadi di hati

menusia yang menajiskannya. “Sebab dalam hati orang timbul segala pikiran

jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan,

kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan manajiskan orang “(Mark. 7:

22-23). Dalam kondisi ini, Paulus berkata bahwa Kristus dijadikan menjadi

dosa (2Kor. 5:21), dan di atas kayu salib Tuhan Yesus berkata “sudah

selesai”, artinya hutang dosa telah lunas kepada Bapa melalui kematian Anak-

Nya Yesus Kristus satu kali untuk selama-lamanya.

Jadi, ketika orang datang dengan rendah hati kepada Yesus Kristus

memohon pengampunan dosa, Tuhan Yesus mengampuni dengan sempurna.

Tetapi bagaimana sikap kita kepada orang yang telah menyakiti hati kita?

Pengalaman Petrus yang datang kepada Yesus untuk bertanya harus berapa

kali dia akan mengampuni orang yang bersalah, apakah tujuh kali? Tuhan

Yesus mengatakan bukan, tetapi tujuh kali tujuh puluh kali tujuh kali (Mat.

43 Ibid, ... 234 44 Daniel E. Fountain ..., 239

Page 40: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

34

18: 21-22) dan dilanjutkan Tuhan Yesus dengan perumpamaan: “Seorang raja

yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.” (Mat.18:

23-35).

Jadi, Bapa kita di sorga sudah mengampuni kita, kitapun harus

mengampuni orang yang bersalah kepada kita sebagaimana Tuhan sudah

terlebih dahulu mengampuni kita.

Dalam hal mengampuni orang yang telah membuat kita mengalami

kepedihan ada kalanya membutuhkan bimbingan sesorang yang bijaksana.

Daniel Fontain menyatakan bahwa:

“Mengungkapkan kepedihan hati yang mendalam dapat merupakan sesuatu

yang sulit untuk dilakukan. Kita mungkin memerlukan pertolongan untuk

mamudahkan kita sendiri mengerti permasalahan yang kita hadapi di hati

kita. Kita membutuhkan pertolongan sehingga kita terdorong untuk

membuang permasalahan itu ke dalam keranjang sampah Kristus”.45

Hal ini dilakukan dengan kesadaran penuh bahwa Kristus sungguh-

sungguh peduli akan permasahan kita. “Ia yang menyembuhkan luka-luka

orang yang patah hati (Maz. 147: 1-6). Dengan sikap rela untuk mengampuni

mereka yang telah menyakitinya dan meminta dalam doa, agar Tuhan Yesus

Kristus menyembuhkan bekas luka hatinya.

e. Bertumbuh Dalam Pemuridan

Tuhan Yesus memilih 12 orang murid-Nya, Tuhan Yesus hidup

bersama-sama selama 3,5 tahun mengajar mereka tentang kebenaran dan

menghidupinya sehari-hari. Yesus memberi teladan bagaimana memelihara

hubungan yang intim dengan Bapa di sorga, dan mengandalkan Allah Bapa

dan mentaati-Nya sampai kematian-Nya di kayu salib, dan kenaikan ke sorga.

Harus juga dipahami bahwa sepanjang hidup orang percaya yang sudah

mengalami “shalom” dari Yesus Kristus, harus menjadi pelaku firman dan

membuat pengaruh untuk menghadirkan “shalom” itu sendiri.

45 Daniel Fountain .... 247

Page 41: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

35

f. Bertumbuh Dalam Pelipat Gandaan

Tuhan Yesus sudah berpesan bahwa “Petrus dan murid yang lain tidak

lagi penjala ikan melainkan penjala manusia” (Luk.5:10), “Pergilah

jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Mat. 28:19-20). Pelipat gandaan adalah

kehendak Tuhan. Tuhan juga mengaruniakan bermacam-macam talenta

untuk dikembangkan untuk dapat memenuhi penuntasan Amanat Agung dari

generasi-kegenerasi sampai kedatangan Tuhan Yesus yang keduakalinya.

Shalom yang telah bertumbuh di hati dan menjadi dewasa secara rohani, akan

mengimplementasikannya kepada orang-orang yang terbelenggu karena

dosa-dosa mereka.

D. Penutup

Allah pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Allah yang

berdaulat dan Allah yang penuh cinta kasih serta penuh dengan rahmat.

Menciptakan manusia segambar dan serupa dengan diri-Nya untuk tujuan

menjadi sepersekutuan kekal yang penuh dengan kemuliaan. Manusia diberi

oleh Allah dengan kehendak bebas, hal ini menjadi senjata iblis menggoda

Hawa dan membuat Hawa ragu tentang kasih Allah dan ingin menyamai

Allah dan melupakan perintah Allah dengan memakan buah pohon terlarang

tersebut. Inilah penyebab dosa terjadi dihati manusia oleh satu orang dan

semua orang sudah berdosa kepada Allah dan kecenderungan hatinya ialah

memberontak dan melawan Allah. Hubungan manusia dengan Allah telah

dipisahkan karena Allah adalah kudus, manusia mati secara rohani, hati

pikiran dan kehendaknya sudah rusak total. Kondisi hati yang sudak rusak

total ini semua relasi hidupnya sudah tercemar baik hubungan kepada Allah.

kepada diri sendiri, kepada sesama dan lingkungannya. Timbullah,

perselisihan, diskrimanasi, gelisah, ketakutan dan tidak saling percaya.

Tatanan hidup sudah bergeser kepada individualis dan tertutup dan

memanipulasi. Manusia berdosa tidak mungkin lagi bisa menyelamatkan

dirinya yang ada hanyalah kesia-siaan dan kematian kekal.

Disinilah, harus disadari bahwa Allah yang penuh kasih menggenapi

perjanjian-Nya untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya. Karena

Page 42: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

36

upah dosa ialah kematian, maka harus ada satu pribadi yang tidak berdosa

yang mau mati menjadi tebusan umat manusia ialah Yesus Kristus. Karya

salib Yesus Kristus sudah dikerjakan dua ribu enambelas tahun yang lalu, dan

sekarang Roh Kudus di utus Allah Bapa untuk menginsafkan manusia akan

dosa, dan penghukuman serta kebenaran. Hari ini akan hari istimewa, kalau

setiap orang tetap bersedia menyelidiki kehidupan kekristenannya, di

hadapan kebenaran dan kekudusan-Nya. Karena semua orang telanjang di

hadapan Allah, Dia mengenal hati dan pikiran setiap manusia. Hati yang

bersih dari dosa, cacat cela adalah karunia Allah Tritunggal. Maka hati yang

bersih oleh penyucian darah Kristus akan bertanggung jawab untuk

membangun kerajaan Allah. Nilai-nilai sorgawi akan terus terpancar dari

hidupnya, maka shalom hadir secara realitas setiap hari kesemua sektor

kehidupan manusia. Shalom adalah bukti kehadiran Kristus Yesus di dalam

hati orang tebusan-Nya dan memberi pengaruh yang luar biasa pada zaman

ini, itupun adalah anugerah terbesar dalam hidup orang percaya.

DAFTAR PUSTAKA

Abineno, J.L.Ch. Pokok-pokok Penting Dari Iman Kristen.

Jakarta, BPK. Gunung Mulia:1989

Anderson, Neil T. Discipleship Counseling

Malang, Gandum Mas:2011.

Boeker, T.G.R. Bahasa Ibrani Jilid 1

Batu. Institut injil Indonesia ,1987.

Douglas, J.D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid 1

Jakarta: Yayasan Komuni Bina Kasih, 1992.

Fountain, M.D. Daniel E. Allah, Kesembuhan Medis & Mukjizat.

Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2002.

Hadiwijono, Harun Iman Kristen

Jakarta: BPK Gunung Mulia,1988.

Lampp, Walter Tafsiran Kejadian

Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1964.

Lane Tim & Tripp, Bagaimana Orang Berubah?

Page 43: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

37

Surabaya: Momentum, 2013

Nielson, P.C. Doktrin Alkitab

Malang: Gandum Mas, 1989.

Purba, Rosdiana Sorotan Alkitab terhadap Tindakan Inseminasi Buatan dan

Implikasi Praktis Bagi Orang Percaya (Sikripsi)

Batu-Malang: Institut Injil Indonesia 1995.

Sihombing, Lotnatigor Kristologi

Batu, Sekolah Tinggi Theologia I-3:1993.

Strongs, James Dictionary of the world in The Hebrew Bible

USA, AMG. Publisher, 1990.

Soedarmo, R. Ikhtisar Dogmatika

Jakarta: BPK.Gunung Mulia 1989.

Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika

Malang. Gandum Mas, 1992.

Verkuyl, J. Etika Kristen Bagian Umum,

Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985.

W. Pink, Arthur The Sovereignty of God

Surabaya: Momentum: 2005.

Whitte, Jhon Conferensi Internatonal Healthcare Christian Felleowship

Bali: 10-15 Oktober 2016.

Yakub B. Susabda, Mengenal & Bergaul dengan Allah

Yogyakarta, Andi Ofset: 2014.

Page 44: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

38

Page 45: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

PELAYANAN KONSELING KRISTEN DALAM LINGKUP

PENDIDIKAN

Suranto, M.Th.

A. Pendahuluan

Peradaban manusia berkembang pesat pada zaman moderen ini perlu

dibarengi adanya layanan konseling yang memadai di setiap bidang

kehidupan. Demikian halnya dalam lembaga pendidikan, untuk

melaksanakan perannya sebagai pembimbing atau fasilitator bagi perserta

didik, Pendidikan Kristen pada dasarnya bertanggung jawab bagi

keberhasilan peserta didiknya. Pendidikan Kristen memiliki tanggung jawab

bukan hanya mengajarkan teori atau ilmu saja melainkan membangun

kepribadian, tata nilai, moral, etika sosial dan kerohanian bagi peserta

didiknya, sehingga dapat membangun manusia seutuhnya sesuai dengan

amanat Firman Tuhan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa atau

peserta didik antara lain motivasi belajar, masalah keluarga, masalah

hubungan sosial dan persahabatan, masalah ekonomi, masalah kesehatan dan

sebagainya. Maka pearanan layanan konseling Kristen menjadi penting dalam

mendampingi peserta didik menghadapi masalahnya bahkan dapat

mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa atau peserta didiknya.

Peranan guru, mentor atau dosen sebagai pembimbing atau konselor

bagi peserta didik dengan hati sepenuh sesungguhnya akan menjadikan siswa

berhasil dalam prestasi belajar. Oleh karena itu harus ada upaya-upaya yang

perlu dilakukan dan dikembangkan oleh pengajar untuk meningkatkan

kualitas peserta didik dalam proses belajar mengajar berdasarkan pada

kemampuan dan kreativitas yang dimiliki sebagai ‘guru konselor’.

Page 46: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

40

B. Konseling Kristen

Istilah Konseling sama pengertiannya dengan istilah membimbing.1

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi pengertian sebagai pemimpin atau

penuntun dan pengantar dalam ilmu pengetahuan.”2. Konselor atau orang

memberikan nasehat, melakukan konselor terhadap peserta didik. Dengan

demikian peserta didik merupakan orang yang sedang mendapatkan nasehat

dari konselor. Konselor menggali kemampuan dasar dan tersembunyi dalam

diri peserta didik, sehingga mampu mengungkapkan perasaannya;

memecahkan masalahnya; mengambil keputusan; menentukan arah hidup

dan kehidupan selanjutnya.

Dalam sepanjang Alkitab di tunjukkan bahwa Allah berkarya dengan

banyak cara dalam menyatakan maksud-Nya bagi umat-Nya. Landasan

Alkitab ini terdiri dari dua bagian yaitu dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian

Baru sebagai dasar berotoritas tertinggi dalam membangun pemikiran sampai

pada praxisnya.

Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama diterangkan bahwa Allah menaruh perhatian

khusus kepada umat-Nya. Pada saat tertentu Allah mendidik secara langsung

dan pada saat yang berbeda Allah menunjuk orang-orang tertentu untuk

mendidik umat-Nya (Kejadian 2:15-17, 4:1-16). Di samping itu, Perjanjian

Lama juga sangat memperhatikan pentingnya mendidik anak. Perintah untuk

memperhatikan pentingnya mendidik anak diberikan Allah sendiri sejak

1__________, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1983), Hal.

141

2 ___________, Tafsiran Alkitab Masa Kini III, (Jakarata: Komunikasih Bina Kasih

1983), Hal. 27

Page 47: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

41

zaman Abraham3. Allah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan

menjadi bangsa yang besar.

Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati

engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.

Aku memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk

orang-orang yang mengutuk engkau dan olehmu semua kaum di muka bumi

akan mendapat berkat” (Kejadian 12:2-3, 18:19)4.

Sejarah dalam mendidik bagi umat Allah dilanjutkan pada zaman

Musa (Keluaran 12:26-27) dan dipertegas kembali dalam Ulangan 4:9; 6:1-9;

11:18-21 yang selanjutnya juga menjadi perhatian orang-orang bijak (Amsal

1:8; 22:6; 29:17; Pengkhotbah 12:1). Pendidikan agama dalam Perjanjian

Lama tidak terlepas dari pendidikan Yahudi.

Dalam hal ini maka peranan guru konselor dalam Perjanjian Lama

berpusat pada Hukum Allah dan Kurban melalui system imamat5. Allah telah

memberikan sepuluh Hukum kepada umat Israel (Keluaran 20:1-17), dan

perintah untuk mengasihi Allah. Guru konselor perlu memiliki pengetahuan

yang memungkinkan dapat menetapkan tingkat-tingakat perkembangan

setiap anak didiknya. Sangatlah tepat jika Perjanjian Lama, dijadikan dasar

untuk memahami pentingnya bimbingan anak. Salah satu bagian Perjanjian

Lama yang perlu dijadikan dasar untuk memahami pentingnya mendidik anak

adalah Ulangan 6:4-9, menyatakan :

Dengarlah hai orang Israel Tuhan Allah kita. Tuhan itu Esa! Kasihilah Tuhan

Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan

segenap kekuatanmu. Apa yangKu perintahkan padamu pada hari ini

haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkan berulang-ulang

kepada anak-anakmu dan membicarakannya, apabila engkau duduk di

rumah, apabila engkau sedang perjalanan, apabila engkau berbaring dan

apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai

tanda pada lenganmu dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu

rumahmu dan pada gerbangmu6.

3 Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen,

(Yogyakarta: ANDI Offset 2008), Hal. 9 4 __________, Alkitab, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006) 5 Ibid. 6 Ibid.

Page 48: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

42

Perintah ini harus diajarkan berulang-ulang dari generasi ke generasi

sebagai wujud bangsa pilihan Allah yang mengasihi Tuhan dengan segenap

hati, jiwa dan kekuatan. Guru konselor dalam hal ini, guru harus berperan

sebagai komunitator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, dan

motifator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan bimbingan dalam

pengembangan sikap dan tingkah laku peserta didik supaya mereka dapat

mengasihi Tuhan Allah seumur hidup.

Dalam sepanjang Perjanjian Lama Allah sendiri bertidak sebagai guru

pendidik dan pembimbing atas bangsa Israel dalam Perjanjian Lama7. Dalam

hal ini Robert R. Boehlke menyampaikan uraiannya dengan berpijak dalam

nats Alkitab (Hosea 11:1, 3-4)8:

Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku

itu…Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di

tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku mengembuhkan

mereka. Aku mengangkat mereka dengan tali kesetiaan dengan ikatan kasih.

Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahan

mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan”.

(Hosea 11:1, 3, 4)9.

Guru konselor dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik dan

pembimbing, minimal ada dua fungsi yakni fungsi moral dan fungsi

kedinasan. Tinjauan secara umum guru konselor dengan segala peranannya

akan kelihatan lebih menonjol fungsi moralnya, sebab walaupun dalam situasi

kedinasan pun guru tidak dapat melepaskan fungsi moralnya.

Oleh karena itu guru pendidik dan pembimbing dapat diwarnai oleh

fungsi moral itu10. Dalam bimbingan, Allah juga berperan bagi umat-Nya,

Allah sering menggunakan empat golongan pemimpin orang Israel, yaitu para

7 Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen,

(Yogyakarta: ANDI Offset, 2008), Hal. 11 8 ___________, Alkitab, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006) 9___________, Tafsiran Alkitab Wicliffe Volume I, (Malang: Gandum Mas, 2001),

Hal. 231 10 B.S. Sidjabat, Menjadi guru Profesional, (Yogyakarta: ANDI Offset, 2000), Hal.

15-19

Page 49: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

43

imam (Bilangan 3), para nabi (Yunus, Mika, dan sebagainya), Kaum

bijaksana (Amsal 1-2, 6:1), dan Kaum Penyair (Mazmur)11.

Seorang guru pendidik dan pembimbing dalam hal ini, dapat

dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya

dengan jalan memberikan lingkungan dan arahan yang sesuia dengan tujuan

yang dicita-citakan, termasuk dalam hal ini, yang penting ikut memecahkan

persoalan-persoalan atau kesulitan yang di hadapi anak didik. Dengan

demikian maka peran guru konselor adalah orang yang mempunyai

kecenderungan untuk membimbing atau menuntun peserta didik untuk

mencapai ilmu pengetahuan dengan baik dan efisien.

Dalam Perjanjian Baru

Di dalam Perjanjian Baru di samping jabatan Yesus sebagai Penebus

dan Pembebas, Tuhan Yesus juga menjadi seorang Guru yang Agung12.

Keahlian-Nya sebagai seorang guru umumnya diperhatikan dan dipuji oleh

rakyat Yahudi; mereka dengan sendirinya menyebut Dia "Rabbi". Ini tentu

suatu gelar kehormatan, yang menyatakan betapa Ia disegani dan dikagumi

oleh orang sebangsanya sebagai seorang pengajar yang mahir dalam segala

soal ilmu ketuhanan13. Sebab Ia mendidik mereka "sebagai orang yang

berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat yang biasa mendidik mereka" (Matius

7:29). Tuhan Yesus menjadi guru konselor di mana saja: di atas bukit, dari

dalam perahu, di sisi orang sakit, di tepi sumur, di rumah yang sederhana dan

di rumah orang kaya, di depan pembesar-pembesar agama dan pemerintah,

bahkan sampai di kayu palang sekalipun. Tuhan Yesus tidak memerlukan

sekolah atau gedung tertentu.

11 Denis Green, Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 1984), Hal.

106 12___________, Tafsiran Alkitab Masa Kini III, (Jakarata: Komunikasih Bina Kasih

1983), Hal. 274 13 Jhon F. Macarthur, Pengantar Konseling Alkitabiah, (Malang: Yayasan Gandum

Mas 2002), Hal. 193

Page 50: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

44

Yesus sebagai guru sangatlah jelas sebab Ia memanggil para murid

(Markus 1:16-18, 3:13-19, Yoh 1:35-51), bahkan injil selalu mencacat

hubungan Yesus dengan pengikutNya sebagai hubungan antara guru dengan

murid. Guru agama Yahudi yang bernama Nikodemus ketika datang kepada

Yesus membuka pembicaraan dengan berkata14 .

Kami tahu bahwa Engkau datang sebagai Guru yang diutus Allah, sebab

tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau

adakan itu, jika Allah tidak menyertainya“ (Yohanes 3:2). Tuhan Yesus

membenarkan panggilan oleh murid-Nya bahwa diri-Nya Guru. “Engkau

menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah

Guru dan Tuhan (Yohanes 13:13)15.

Tuhan Yesus Kristus layak disebut Guru Agung karena pengjaran-

Nya disertai dengan kuasa mujizat. Meskipun diakui ajaran moral (Matius

5:7), dan sehubungan antara sesama yang menekangkan kasih (Matius 22:37-

40). Merupakan ajaran luar biasa dan tiada bandingnya. Tuhan Yesus dalam

pengajara-Nya tidak terikat pula pada waktu tertentu siang-malam pada setiap

saat Ia bersedia menerangkan jalan keselamatan dan Kerajaan Sorga yang

telah datang itu kepada siapa saja yang ingin belajar kepada-Nya.

Dalam perjanjian Baru ditemukan pula pribadi Paulus sebagai guru

yang ulung. Rasul Paulus juga menjadi seorang guru. Ia benar-benar tokoh

penting di lapangan Pendidikan agama. Paulus sendiri di didik untuk menjadi

seorang rabbi bagi bangsanya. Ia mahir dalam pengetahuan akan Taurat dan

ia dilatih untuk mendidik orang lain tentang agama kaum Yahudi. Dalam

penjelasan ini, penulis menginggung upaya guru konselor dalam iman Kristen

ialah membimbing, menuntun, member pengarahan, dan dorongan bagi

peserta didik baik secara individu maupun kelompok sedemikian sehingga

mereka mengenal, mengasihi, menghormati, mentaati, dan memuliakan Allah

yang mengatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus melalui Roh Kudus16.

Dengan demikian maka guru konselor harus membimbing peserta

didik agar percaya dalam hati dan mengakui dengan mulut serta menyatakan

14 ___________, Alkitab, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia 2006)

15 E.G. Homrighausen, I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2004), Hal. 5-6 16 Ibid, 178

Page 51: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

45

dalam prilaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat. Guru

konselor dapat menunutun peserta didik untuk berakar dalam Kristus serta

bertumbuh dan menjadi murid-Nya sehingga dapat sempurna didalamNya,

(Kolose 2:6 -7, 2 Petrus 3:18). Dalam hal ini, maka peranan guru PAK sebagai

konselor harus bertekat meluangkan banyak waktu untuk bersama-sama

dengan anak-anak dalam hal pengajarannya sebagai konselor dalam

memdidik peserta didiknya17.

Berkenaan dengan tugas pelayanan Paulus menyatakan dengan jelas

bahwa mendidik merupakan bagian dalam pelayanan. Dua tokoh spiritual

disini yakni Bernabas dan Paulus sesudah melakukan tugas sebagai pendidik

dengan sungguh-sungguh demi pendewasaan iman mereka (Kis 11:26). Di

dalam perjalanan misi mereka pun kedua orang ini selalu memakai

pendekatan dalam hal mendidik dengan mengampaikan Firman Tuhan. Cara

seperti ini rupanya begitu efektif sehingga gubernur Siprus, Sergius Paulus,

takjut dan rela membuka diri bagi berita injil.

Selain yang sudah dijelaskan diatas karakter Kristus yang perlu guru

teladani yaitu Kebenaran. Seorang guru konselor harus memiliki tetang

kebenaran yang diperoleh dari Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus Berkata:

“Akulah jalan kebenaran dan hidup”. (Yohanes 14:6). Dan kebenaran itu

harus diterapkan dalam kehidupan seorang guru konselor sebagai pengalaman

hidup.18 Integritas adalah konsistensi antara perkataan dengan perbuatan yang

menjadi teladan bagi peserta didik. Hal inilah yang dimiliki oleh Yesus dalam

menjalankan misi-Nya dengan cara mengajar para murid dan umat-Nya untuk

mengenalkan siapa sesungguhnya Allah itu.19

Setiap guru konselor seharusnya memiliki integritas tinggi, apa yang

diucapkan sesuai dengan apa yang dilakukan, supaya dalam mendidik peserta

didik dapat diterima dengan jelas dan dipraktekkan oleh siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Di atas telah diuraikan bahwa, iman Kristen adalah

iman yang berkeyakinan, bahwa Tuhan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus

17 B.S. Sidjabat, Menjadi guru Profesional, (Yogyakarta: ANDI Offset 2000), Hal. 23 18 Janse Belandia, Profesionalime Guru dan Binkai Materi Pendidikan Agama

Kristen, (Bandung: Bina Media Informasi, 2005), Hal.18 19 Ibid, Hal. 19

Page 52: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

46

telah memperdamaikan manusia dosa dengan diri-Nya sendiri, maka peran

guru PAK sebagai konselor harus punya keyakinan kepada Tuhan terlebih

dulu, sehingga dalam mendidik peserta didik untuk memperkenalkan Kristus

kepada mereka, dengan keyakinan yang penuh yang di dasari oleh imannya.

Oleh karena itu, guru konselor harus memiliki kesadaran diri sebagai orang

yang dipanggil Allah untuk melaksanakan tugas pelayanan kepada sesama

melalui lembaga pendidikan.

C. Layanan Konseling Dalam Lingkup Pendidikan Kristen

Guru Kristen pada hakekatnya berperan sebagai konselor atau

pembimbing yang berpotensi untuk membantu pertumbuhan rohani mereka

yang menjadi peserta didiknya, apapun situasinya. Setiap peserta didik adalah

pribadi yang sedang dalam perjalanan memperdalam iman, dalam

pertumbuhan semakin dekat dengan Yesus Kristus untuk menyatakan iman

dalam kehidupan secara utuh20. Guru sebagai konselor yang efektif dapat

membimbing peserta didiknya melalui proses ini, dalam setiap sesi

merupakan kesempatan untuk menumbuhkan kerohanian atau iman peserta

didik.

Dengan demikian maka semua guru konselor menjadi fokus untuk

mendidik dan membawa peserta didik dengan serius dan berusaha

memberikan dorongan kepada peserta didik dalam pertumbuhan mereka

sebagai peserta didik. Guru Pendidikan Agama Kristen adalah pribadi yang

dipilih dan dipakai oleh Allah, sebagai alat dalam mewujudkan Amanat

Agung Tuhan Yesus Kristus21.

Pentingnya Layanan Konseling dalam Lingkup Pendidikan Kristen

Pendidikan Kristen merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh guru

atau pengajar bertanggung jawab bagi peserta didik dalam pengajaran,

20 H. Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979), Hal. 374-390

21 Raka Joni, Strategi Belajar Mengajar; Suatu Tinjauan Pengantar, (Jakarta: P3G

Depdikbud, 1980), Hal. 5

Page 53: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

47

dengan kerelaan melayani. Karena guru Kristen dalam menjalankan tugas dan

tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar kebenaran Firman Allah22.

Seperti halnya Yesus Guru Agung yang melayani murid-murid ketika malam

perjamuan dengan membasuh kaki murid-muridnya menjadi teladan bagi

guru Kristen dalam melaksanakan tugas sebagai konselor dengan sepenuh

kerelaan bahwa anak didik adalah merupakan jiwa-jiwa yang perlu mendapat

pelayanan.

Pertama: Pendidikan Agama Kristen mempertemukan kehidupan

manusia, dalam hal ini peserta didik dengan Firman Allah. Karena

perjumpaan dengan Firman yang hidup, melalui konselor, maka banyak siswa

yang pada akhirnya bertumbuh secara rohani dan terpelihara imannya.

Apabila Firman Tuhan diajarkan dengan setia penuh tanggung jawab, maka

iman siswa akan terus terbina. Firman Allah pulalah yang menjadi dasar

solusi terhadap setiap permasalahan siswa.

Kedua, Pendidikan Agama Kristen menghasilkan suasana yang erat

antar pribadi. Pelaksanaan pengajaran di sekolah dalam satu kelas secara

formal dan tertata rapi akan menghasilkan suasana hati antara sesama rekan

sekelas ditambah dengan proses konseling yang mendekatkan relasi guru

dengan murid lebih dekat dan terbuka yang akhirnya sama-sama terbina

imannya dan dapat membimbing kepada keputusan untuk menerima Yesus

dan bertumbuh dalam iman.

Ketiga, Pendidikan Agama Kristen menyediakan struktur logis yaitu

penginjilan. Sekolah sebagai lembaga formal, di setiap kelas terdiri dari siswa

yang umurnya tidak jauh berbeda satu dengan yang lainnya, oleh karena itu

program pengajaran dan layanan konselingpun dapat tersusun sesuai usia dan

kemampuan siswa.

Keempat, Layanan konseling mengembangkan tujuan yang paling

utama dari semua pelayanan pengajaran Kristen, yaitu membimbing seorang

siswa ke dalam hubungan yang benar tentang Allah. Menguasai Kelas, maka

diperlukan pengelolaan kelas dengan baik supaya tercipta suasana kelas yang

22 Janse Belandia, Profesionalime Guru dan Binkai Materi Pendidikan Agama

Kristen, (Bandung: Bina Media Informasi 2005), Hal. 24-27

Page 54: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

48

menyenangkan dalam belajar mengajar sehingga dapat memberikan motivasi

membangkitkan dan mempertahankan semangat belajar siswa.

Layanan Konseling Mengacu pada Tujuan Pendidikan Kristen

Dalam era globalisasi, tujuan Pendidikan Kristen bagi keberhasialn

belajar peserta didik, harus memiliki tujuan yang sama dengan tujuan

pengajaran Tuhan Yesus. Karena tujuan dari Tuhan Yesus adalah agar dunia

menjadi manusia yang bersih dan tidak berdosa, dan pendidikan dari Tuhan

Yesus adalah sebagai pengantara dan jalan menuju hidup yang kekal23.

Pola tujuan dari Pendidikan Kristen mengacu pada Alkitab, bahwa

pendidik Kristen memiliki tugas pokok memperkenalkan Allah dan karyaNya

kepada setiap peserta didiknya. Dengan demikian belum cukup jikalau guru

konselor dalam mendidik hanya mengampaikan kepada mereka segala

pengetahuan tentang Kristus, tetapi di dasarkan kepada potensi

perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang

berguna bagi dirinya24. Dari penjelasan d iatas ternyata pendidikan Kristen

memang sudah ada dan di anjurkan untuk dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari bangsa Israel. Hal itu bukan keinginan manusia melainkan

kehendak Allah dan perintah Tuhan bagi umatNya. Pendidikan Kristen

mengajarkan tentang Tuhan dan kebenaranNya, tentang pekerjaan dan

pemiliharaanNya bagi umatNya merupakan kegiatan penting untuk

meneruskan iman secara turun temurun. Inilah tujuan pendidikan Kristen itu.

Masalah-Masalah yang Dihadapi Siswa

Setiap individu atau siswa tidak terlepas dari berbagai masalah atau

hambatan dalam perkembangannya. Siswa yang mengalami kesulitan itu

merupakan manusia yang berada dalam kondisi tidak mampu memahami

dirinya sendiri dan lingkungannya, sehingga mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan diri dengan kenyataan-kenyataan obyektif yang dihadapinya,

di pihak lain kesulitan dapat terjadi karena lingkungan terutama orang tua

23 Ibid, Hal. 163 24 Stephen Tong, Arsitek Jiwa II, (Jakarta: Lembaga Reformasi Injili Indonesia

1993), Hal. 23-24

Page 55: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

49

yang tidak dapat memahami perkembangan anaknya di sekolah dan

masyarakat, sehingga memunculkan tuntutan-tuntutan berat yang tidak dapat

di penuhi oleh siswa. Masalah yang muncul pada peserta didik antara lain:

a. Masalah belajar. Masalah belajar merupakan salah satu jenis

masalah yang di anggap serius karena belajar merupakan inti dari pendidikan.

Dalam hal ini masalah belajar menyangkut motivasi belajar siswa yang dapat

mempengaruhi kemajuan belajar peserta didik, oleh karena itu di sekolah

perlu adanya layanan guru konselor atau bimbingan yang membantu

mengatasi masalah yang dihadapi siswa maka pengajar Kristen harus betul-

betul memberikan bimbingan yang sesuai dengan keadaan peserta didik.

Adapun solusi yang diberikan oleh guru berupa bimbingan dan dorongan agar

peserta didik memikirkan masa depan, maka peserta didik akan termotivasi

untuk meningkatkan prestasinya.

b. Masalah keluarga. Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan

utama bagi seorang anak, maka bimbingan konseling memberikan solusi

terhadap masalah keluarga yang di alami anak-anak. Solusinya adalah

berusaha menjalin keakraban dengan keluarga terutama masalah belajar di

sekolah. Pendidik kristen dalam hal ini memberikan layanan bimbingan

kepada peserta didik tidak terlepas dari lingkungan keluarga peserta didik itu

sendiri. Dalam bimbingannya harus mengetahui latar belakang peserta didik

yang bersangkutan, oleh sebab itu guru konselor perlu mengadakan

kunjungan ke rumah peserta didik untuk menjalin keakraban anak didik

tersebut, sehingga memperoleh titik terang tentang permasalahan peserta

didiknya. Kesempatan ini dapat pula digunakan untuk diskusi dengan orang

tua untuk mencari solusi bersama terhadap permasalahan peserta didik.

c. Pengisian waktu luang. Seorang guru konselor juga dianggap perlu

mengetahui pemanfaatan dan pengisian waktu luang peserta didiknya di luar

lingkungan sekolah, kegiatan apa saja yang dilakukan dalam mengisi waktu

luang di lingkungan rumah, apakah anak-anak tersebut dapat membagi antara

waktu bermain dengan waktu belajar semua itu harus di kontrol oleh seorang

konselor, sehingga dapat memberikan layanan sesuai dengan latar belakang

permasalahan peserta didik yang bersangkutan. Hal ini penting mengingat

jika siswa salah menggunakan waktu luang dapat berakibat jatuh ke berbagai

Page 56: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

50

kenakalan remaja. Pendidik dapat memakai waktu luang siswa tersebut untuk

membangun kegiatan yang bermanfaat.

d). Pergaulan dengan teman sebaya. Guru sebagai konselor

mempunyai tugas dan kewajiban membantu memecahkan masalah yang

sedang di alami oleh siswa secara individu atau kelompok untuk mencapai

kesejahteraan dalam hidupnya. Masa anak, remaja dan pemuda menjadi pelik

ketika terganggu pertemanan atau persahabatannya. Bahkan tak jarang

mereka terjebak dalam kesusahan yang mendalam akibat persahabatan yang

terganggu dan yang lain masuk dalam kelompok yang disebut sebagai ‘gank’

dengan berbagai kegiatan yang negatif seperti balap motor, tawuran, narkoba

dan sebagainya. Guru Kristen hadir untuk menolong mereka memilih

kelompok, pertemanan dan kegiatan yang positif.

e). Masalah kesehatan. Hambatan belajar yang sering lepas dari

perhatian adalah masalah kesehatan tubuh. Gangguan ini bisa disebabkan

kurang gizi, adanya penyakit tertentu atau kelainan hormonal yang

menyebabkan gangguan seperti mengantuk, kurang konsentrasi, sulit

mencerna dan menghafal materi pembelajaran. Karena ketidaktahuan

biasanya guru justru memberi tekanan tambahan bagi murid berupa

penghakiman secara serampangan, padahal dalam hal ini konselor perlu

kerjasama dengan medis untuk mencarikan solusi bagi masalah murid.

f). Masalah Rohani. Pelanggaran terhadap hukum Allah akan

menimbulkan hilangnya damai sejahtera dan sukacita, terlebih biasanya

ditambah dengan dampak sosial yang negatif yakni hubungan dengan sesama

terganggu. Jikia demikian sudah barang tentu akan mengganggu fokus

belajarnya. Konselor sebagai pendamping bagi siswanya untuk mengalami

pertobatan dan pemulihan, sehingga konsentrasi belajarnya akan membaik

dan diikuti prestasinyapun akan membaik pula.

Strategi konseling

Bagaimanakah strategi konseling dalam lingkup pendidikan dapat

dilaksanakan? Pertama, Perlunya departemen, biro, komisi atau bidang

konseling dalam lembaga pendidikan. Hal ini penting untuk menyediakan

struktur dalam organisasi sekolah dan sebagai sarana pengembangan

Page 57: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

51

profesionalisme konselor dan pengembangan layanan konseling. Kedua,

Tersedisanya guru Kristen yang kompeten dalam bidang konseling.

Kompetensi guru khusus ini bisa di dapat secara formal dan bisa juga melalui

non formal seperti pelatihan-pelatihan. Ketiga, Setiap guru haruslah menjadi

konselor dalam mendidik jika ingin tugasnya terlaksana dengan baik dan akan

dapat mencapai dengan adanya kerja sama yang baik antara guru sebagai

konselor dan peserta didiknya sebagai konsele. Guru haruslah berperan

sebagai yang pembimbing dengan peranan yang strategis. Dengan demikian

keberadaan atau subtansi seorang guru sebagai konselor sesungguhnya tidak

berbeda dengan tugas dan tanggung jawab guru umum lainya, tetapi guru

konselor memiliki nilai yang khusus yaitu sebagai pembimbing dalam

pendidikan25.

Guru konselor juga merupakan ujung tombak pembimbing sebagai

penginjil, dan pemuridan, bagi peserta didiknya. Sebagai seorang guru

konselor secara prinsip tentu memiliki kedudukan, dan peranan sebagai

konselor bagi peserta didik. Guru konselor juga sebagai bimbingan dalam hal

dimana guru konselor dapat menstransferkan ilmu kepada peserta didik, tetapi

juga guru konselor peranannya untuk menanamkan nilai-nilai etik dan moral

Kristiani kepada peserta didik, dan menunutun mereka dalam setiap kegiatan

belajar peserta didik baik di kelas maupun di luar kelas26.

Peran guru konselor dalam proses ini, harus melihat bagaimana murid

yang punya masalah dalam hal pikiran yang keliru itu harus diluruskan atau

keterbatasan dalam hal informasi, guru konselor harus bisa mengatasi dengan

memberikan yang lebih baik dan benar27. Dengan demikian, maka nasehat

yang diberikan guru konselor kepada peserta didiknya itu haruslah

bersumbera dari Firman Tuhan karena Allah memakai Firman-Nya untuk

mengoreksi, mendidik, serta memperbaiki sikap dan prilaku manusia.

25 J. M Price, Yesus Guru Agung, (Bandung: Yayasan Baptis Indonesia 1997), Hal. 99 26 Tim Elmore, mengembangkan Talenta Kepemimpinan Dalam Anak Anda, (Jakarta:

Yayasan Pekabaran Injil, 2002), Hal. 147 27 Ibid, 123

Page 58: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

52

Kepekaan guru konselor. Guru konselor harus mempunyai persiapan

diri dengan baik, selain pendidikan teologi28. Ini berarti ia harus mempunyai

kepekaan yang tinggi, artinya dengan hanya berada di dekat peserta didik atau

sedikit berbicara dengannya, atau melihat perubahan sikap ataupun raut

wajah, dan lain-lain, guru konselor menyetahui bahwa peserta didik

mempunyai pergumulan dan permasalah tertentu dalam dirinya.

Sebagai guru konselor harus melakukan pendekatan terutama untuk

calon peserta didik yang secara langsung diajar atau dilayani. Di samping itu,

guru konselor harus membangun persahabatan dan kepercayaan pada diri

peserta didik, sehingga ia dapat masuk dalam sikon peserta didiknya29.

Peranan guru dalam konselor, terjadi percakapan saling membangun dan

mendengar. Bahkan bisa saja terjadi guru sebagai pendengar, dan peserta

didik yang banyak berbicara mengenai segala sesuatu yang ada dalam

kehidupannya. Pada umumnya, dan juga kenyataan yang sering terjadi

adalah, tidak semua persoalan dapat diselesaikan dengan hanya satu kali

percakapan. Oleh sebab itu, guru konselor harus rela menyediakan waktu

berbicara dengan peserta didik sampai ada jalan keluar atau permasalahan

selesai.

Tugas Guru konselor. 1). Guru konselor sebagai Hamba yang

Melayani. Kerelaan melayani tentunya perlu dimiliki oleh seorang guru

konselor dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang

konselor yang sesuai dengan kebenaran Firman Allah.30 Seperti halnya Yesus

Guru Agung yang melayani murid-murid ketika malam perjamuan dengan

membasuh kaki murid-muridNya. Teladan yang diberikan Yesus perlu

diteladani oleh guru konselor yang melaksanakan tugas sebagai konselor atau

mendidik peserta didik dengan sepenuh kerelaan bahwa anak didik yang

diajar merupakan jiwa-jiwa yang perlu mendapat pelayanan. 2). Guru

konselor sebagai Gembala. Guru konselor bertanggung jawab atas hidup

28 B. Samuel Sidjabat., Strategi Pendidikan Kristen: Suatu Tinjauan Teologis-

Filosofis (Yogyakarta: Yayasan ANDI), Hal. 212 29 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta Rineka Cipta, 2009), Hal. 138-139 30 Janse Belandia, Profesionalime Guru dan Binkai Materi Pendidikan Agama

Kristen, (Bandung: Bina Media Informasi, 2005), Hal. 24-27

Page 59: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

53

rohani dan wajib meningkatkan kerohanian peserta didik. Tuhan Yesus

berkata “Peliharalah segala anak dombaKu, gembalakanlah segala dombaKu

(Petrus 5:2, Yohanes 10:14)”, sebab itu seharusnya guru konselor mengenal

tiap-tiap muridnya bukan namanya saja, melainkan juga latar belakang dan

pribadinya. Guru konselor harus memberikan rumput hijau dan air yang segar

yakni pengetahuan yang benar serta rasa haus akan kebenaran. 3). Guru

konselor sebagai pembimbing. Guru membimbing peserta didiknya dengan

rendah hati dan lemah lembut kepada Juru Selamat Dunia. Oleh sebab itu,

hendaknya ia menjadi teladan yang menarik perhatian siswa kepada Kristus

dan pemimpin mereka untuk tetap hidup benar. 4). Guru konselor sebagai

Penginjil. Guru konselor bertanggung jawab atas penyerahan diri setiap

pelajarannya kepada Yesus Kristus dan menyampaikan kepada peserta didik

segala pengetahuan tentang Kristus31. Hal ini dimaksudkan supaya mereka

sungguh-sungguh menjadi murid Tuhan Yesus Kristus yang rajin dan setia.

Guru konselor tidak boleh berhenti bimbingan sebelum anak didikan menjadi

orang Kristen sejati.

D. Kesimpulan Dan Penerapan

Peranan layanan konseling dalam lingkup pendidikan Kristen sangat

diperlukan dalam membentuk peserta didik, sehingga dapat mengembangkan

iman dan kepercayaan mereka kepada Tuhan dan bertumbuh menjadi pribadi

yang menunjukan kekristenan di dalam kehidupan mereka sehari-hari, baik

dalam sikap, tingkah laku, dan berkarakter sesuai dengan pengajaran Agama

Kristen.

Dengan demikian maka peranan guru Pendidikan Agama Kristen

sebagai konselor akan menjadi sebuah komitmen dalam mendidik peserta

didik sehingga meraka dapat mengesuaikan diri mereka sesuai dengan apa

yang sudah diajarkan oleh gurunya, melalui proses belajar mangajar yang

31 E.G. Homrig Hausen dan I. H Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 1999), hal.164

Page 60: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

54

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, maka peserta didik

senang dan ketika mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Peranan guru sebagai konselor ini, akan menyenangkan bagi peserta

didiknya karena memberi solusi. Sehingga dalam proses belajar mangajar itu

akan menjadi efektif dan dapat menghasilkan peserta didik yang punya

kemampuan dalam hal kerohanian, kemampuan dan ketrampilan.

Seyogyanyalah guru PAK selalu berperan sebagai konselor.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab, (Jakarta: Lebaga Alkitab Indonesia 2006)

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1983)

Tafsiran Alkitab Masa Kini III, (Jakarata: Komunikasih Bina Kasih 1983)

Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen,

(Yogyakarta: ANDI Offset 2008)

Tafsiran Alkitab Wicliffe Volume I, (Malang: Gandum Mas 2001)

Sidjabat, Menjadi guru Profesional, (Yogyakarta: ANDI Offset 2000)

Green Denis, Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas 1984)

Tafsiran Alkitab Masa Kini III, (Jakarata: Komunikasih Bina Kasih 1983)

Macarthur F Jhon, Pengantar Konseling Alkitabiah, (Malang: Yayasan

Gandum Mas 2002)

Rice Howard, Manajemen Umat Guru PAK Sebagai Pemimpin Pembina,

(Bandung Yayasan Kalam Hidup 2006)

Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia 1979)

Jon Raka, Strategi Belajar Mengajar; Suatu Tinjauan Pengantar, (Jakarta:

P3G Depdikbud 1980)

Samuel Sidjabat., Strategi Pendidikan Kristen: Suatu Tinjauan Teologis-

Filosofis (Yogyakarta: Yayasan ANDI)

Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta Rineka Cipta 2009)

Janse Belandia, Profesionalime Guru dan Bingkai Materi Pendidikan Agama

Kristen,

(Bandung: Bina Media Informasi, 2005)

Page 61: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

55

Stephen Tong, Arsitek Jiwa II, (Jakarta: Lembaga Reformasi Injili Indonesia

1993)

J. M Price, Yesus Guru Agung, (Bandung: Yayasan Baptis Indonesia 1997)

Tim Elmore, mengembangkan Talenta Kepemimpinan Dalam Anak Anda,

(Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil, 2002)

Homrig Hausen dan I. H Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK

Gunung Mulia. 1999)

Page 62: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

56

Page 63: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

MENTORING MUSA SEBAGAI MODEL ALIH GENERASI

KEPEMIMPINAN BAGI PENGKADERAN PEMIMPIN PADA

LEMBAGA PELAYANAN MAHASISWA INDONESIA DI MEDAN

Oleh: Rosiany Hutagalung, SP., M.Th.

ABSTRAK

Didalam beberapa dekade terakhir ini, cukup banyak pemimpin-

pemimpin Kristen tidak mampu mempersiapkan pemimpin-pemimpin yang

baru. Hal ini sering kali terjadi dengan alasan bahwa sumber daya manusianya

yang terbatas ataupun ketidak sediaan seorang pemimpin senior untuk

digantikan oleh pemimpin junior. Hal ini merupakan kesalahan fatal dan

gagal mencitrakan kepemimpinan menurut harapan Sang pemimpin Agung,

Yesus Kristus. maka penulis terdorong untuk meneliti dan mengamati tentang

Mentoring Musa Sebagai Model Alih Generasi Kepemimpinan. Untuk

memberi kontribusi kepada Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia

(LPMI) di Medan, lembaga-lembaga Kristen dan juga orang percaya. Upaya

LPMI di dalam mempertahankan kelangsungan lembaga serta kelanjutan visi

dan misinya berusaha memperlengkapi para pemimpin-pemimpin barunya

didalam pelayanan. Pelayanan mentoring yang dimaksud adalah pembinaan

guna memperlengkapi dan membentuk karakter, intelektual serta

pertumbuhan rohani yang baik. yaitu membantu mengemban Amanat Agung

Tuhan, di tengah-tengah bangsa secara khususnya dan di tengah-tengah dunia

ini secara umumnya, sehingga Injil Kristus dapat di dengar oleh semua umat

yang ada ditengah-tengah dunia ini.

Tujuan penulisan jurnal ini, antara lain: Pertama, untuk memahami apa

yang dimaksud mentoring Musa Sebagai Model Alih Generasi

Kepemimpinan, supaya dapat menjadi pedoman dan materi pegangan

Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia. Kedua, Untuk mengetahui

sejauhmana Alih Generasi Kepemimpinan Bagi Pemimpin Lembaga

Pelayanan Mahasiswa Indonesiadi Medan, supaya dapat dilaksanakan bagi

Page 64: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

58

Pemimpin Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia yang belum

melaksanakan dan dapat ditingkatkan dengan persiapan-persiapan yang

matang bagi pemimpin Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia yang

sudah pernah melaksanakan alih generasi. Ketiga, untuk menemukan

Bagaimana Mentoring Musa Sebagai Model Alih Generasi Kepemimpinan

Di Aplikasikan Pada Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia Di Medan

supaya setiap Pemimpin-pemimpin Lembaga Pelayanan Mahasiswa

Indonesia Dapat mempersiapkan serta memberikan kepercayaan kepada

calon pemimpin-pemimpin baru dan dapat menjadi model didalam

menangani masalah kepemimpinan lembaga.

Dengan menggunakan Hipotesa. pertama, apabila Lembaga Pelayanan

Mahasiswa Indonesia di Medan dapat memahami Seperti apa Mentoring

Musa sebagai pedoman didalam penerapan regenerasi kepemimpinan maka

LPMI di Medan telah melakukan persiapan regenerasi didalam

mempersiapkan pemimpin-pemimpin di masa akan datang. Kedua. apabila

Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia di Medan tidak melaksanakan Alih

Generasi Kepemimpinan dalam arti memberikan kepercayaan kepada

pemimpin-pemimpin Baru maka Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia

di Medan akan mengalami kehilangan pemipin-pemimpin rohani dan

pemimpin lembaga di masa yang akan datang.

Pelayanan mentoring yang dilakukan didalam pengkaderan pemimpin-

pemimpin yang baru, telah dilakukan oleh LPMI disepanjang waktu

pelayanannya. Pentingnya mempersiapkan alih generasi didalam

kepemimpinan LPMI, merupakan cara LPMI dalam mempertahankan

pelayanan yang sudah ada selama ini dan untuk mengambil bagian dalam visi

dan misi LPMI, untuk tetap eksis di dalam panggilan pelayanannya serta

membantu mengembangkan generasi-generasi muda kedepan. Hal ini secara

khusus bukan saja dapat menguntungakan pelayanan LPMI ke depan, tetapi

dapat dilihat sebagai suatu kepedulian besar LPMI di dalam mempersiapkan

pemimpin-pemimpin baru, bagi gereja, bangsa dan negara. Kurikulum yang

dibuat sangat fleksibel namun tetap terus berkembang dalam waktu dan

keadaan serta tetap terfokus pada keefektifitas staf sehingga menghasilkan

Page 65: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

59

pelayanan yang berbuah. Hal ini akan terus menjadi pola pikir bukan sekedar

kegiatan atau program didalam proses yang terus berlangsung seumur hidup

Frasa kunci: Mentoring Musa, Pengkaderan Pemimpin, LPMI

Medan.

A. PENDAHULUAN

Ketika manusia diciptakan oleh Allah, ia telah diberi mandat untuk

memimpin dunia, hal ini tersirat di dalam Kejadian 1:28 Allah memberkati

mereka lalu Allah berfirman kepada mereka: ”Beranak cuculah dan

bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas

ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang

merayap dibumi”. Dan setelah itu Allah memberi wewenang kepada Adam

untuk memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara

dan kepada segala binatang hutan (Kej. 2: 20). Inilah yang mengawali

kepemimpinan manusia di tengah-tengah pencipta alam semesta.

Kepemimpinan manusia berlanjut disepanjang Alkitab, melalui orang-orang

yang dipilih Allah untuk melakukan pekerjaan-Nya. Dan manusia dapat

menerima mandat Allah, ketika ia memiliki pengenalan akan Allah secara

benar. Supaya manusia dapat melakukan kehendak Allah (Roma 8: 4), inilah

yang membawa manusia kepada tanggung jawab yang besar.1

Langkah pertama untuk penyerahan diri adalah mengakui Yesus Kristus

sebagai Anak Allah dan mulai mengikuti Dia. Sebab inti dari kekristenan

adalah Yesus Kristus yang adalah Allah. Dia bukan saja bagian dari Allah,

bukan saja diutus oleh Allah, dan bukan saja berhubungan dengan Allah. Ia

adalah Allah, dulu dan sekarang.2 Orang-orang yang baru bertobat, perlu

menerima dukungan semangat dan petunjuk, dan orang percaya memiliki

tanggung jawab yang lebih dari sekedar memberi dorongan agar orang-orang

1 J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993),

192

2 Paul W. Powell, Murid Sejati, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993), 11-

12

Page 66: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

60

mengambil keputusan untuk menerima Kristus. Oleh karenanya para

pemimpin rohani bertanggung jawab agar orang-orang Kristen baru yang

menerima Yesus melalui pelayanan mereka, terbina dan bertumbuh

kerohaniannya.3 Pertumbuhan rohani yang baik dalam hidup seseorang

berdampak di dalam kehidupan rohani atau kebutuhan rohaninya. Sehingga

ia menjadi layak disebut sebagai manusia seutuhnya.4

Di dalam Alkitab Allah memberikan banyak nilai bagi kehidupan manusia, Ia

juga memberikan nilai-nilai yang mendasari kepemimpinan kristen. Dimana

para pemimpin adalah pelayan (Mark. 10: 43-44), gembala (Yoh. 21: 17),

orang yang memperlengkapi umat Allah (Ef. 4: 12), orang yang mengasihi

orang lain (II Kor. 2: 8), pendisiplin (Gal. 6: 1), guru (2 Tim. 2: 2), penilik

jemaat (Tit. 1: 7), pengoreksi, penegur dan penasihat (2 Tim. 4: 2).5

Manusia, secara khusus orang muda dalam perkembangannya adalah

orang-orang yang produktif, masa di mana mereka dapat menuangkan potensi

diri, serta meng-aktualisasikannya ke dalam berbagai bentuk sesuai karunia

dan talenta yang diberikan Tuhan. Orang-orang muda banyak kehilangan

kesempatan dalam mengembangkan potensi diri, masa produktif menjadi

tidak produktif, harapan dan cita-cita terbenam akibat kurangnya pemahaman

diri sendiri dan pengendalian diri, terjerumus di dalam pergaulan bebas,

penggunaan obat-obat terlarang dan terlibat dalam tindakan-tindakan

kriminal lainnya.

LPMI hadir dengan beberapa program pelayanan yang diterapkan

didalam pelayanan kampusnya, dan salah satu programnya adalah kelompok

pembinaan dengan menggunkan buku pedoman BLD (Bimbingan Lanjutan

Dasar), pembinaan hanya dapat dilaksanakan dengan cara mulai

memenangkan orang yang terhilang dan membawa mereka pada Kristus.

Sehingga kesempatan untuk bersaksi adalah waktu yang sangat penting

3 Billy Graham, Beritakan Injil, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1988),

146

4 Abineno. Jl. Ch, Pedoman Praktis Untuk Pelayanan Pastoral, (Jakarta: BPK.

Gunung Mulia, 1993), 15

5 Jerry C. Wofford, Kepemimpinan Kristen Yang Mengubah, (Yogyakarta: ANDI,

2001), 43

Page 67: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

61

(Matius 28:18-20 ; Kis 1:8).6 Orang kristen yang memahami dengan baik

panggilannya sebagai orang Kristen, akan melaksakan dengan konsisten

pelayanan pembinaan, sehingga lewat gerakan rohani yang di prakarsainya,

akan banyak orang terlibat dalam pemuridan dengan melipatgandakan

/memultiplikasi diri kepada murid – murid yang dibina setiap Staff Lembaga

Pelayanan Mahasiswa Indonesia sampai saat ini, sehingga gerakan ada

dimana-mana. Dan selanjutnya mereka bertumbuh imannya dan terjadi

pembentukan karakter dengan tujuan mereka akan menjadi generasi-generasi

yang mencintai Tuhan dan mengabdi kepada gereja serta kelak menjadi

pemimpin bangsa ini. Hal ini tentunya akan mempersiapkan para

generasimuda untuk menjadi pemimpin – pemimpin yang berkualitas dapat

menjadi garam dan terang dengan penekanan pada trirangkai pembentukan

yaitu: Pengetahuan yang benar tentang Firman Tuhan, ketrampilan tentang

pelayanan dan sikap yang positif sebagai hamba Tuhan untuk

dipersembahkannya bagi Tuhan. 7

Untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sebagai

anggota staf, diperlukan waktu didalam pelatihan secara khusus dalam New

Staff Training (Latihan Staf Baru) dibekali dengan pengetahuan dan

ketrampilan pelayanan serta pembentukan sikap hati untuk melayani sebagai

hambah Tuhan. LPMI Wilayah Indonesia Barat akan terus melatih calon-

calon Staf baru, demi memenuhi sumberdaya staf yang berkualitas, yang

terbeban untuk melayani di Wilayah ini.8 Sarana dalam pelayanan bimbingan

Orang Kristen Baru adalah Sebagai Berikut: pertama, Memulai hidup baru

dalam Kristus. Kedua, Memulai hidup baru dalam persekutuan dengan

Kristus, ketiga, Memulai hidup baru dalam pimpinan Roh Kudus, keempat,

Memulai hidup baru melalui pertumbuhan dalam Kristus, kelima, Memulai

hidup baru dalam firman Allah. Keenam, Memulai hidup baru dalam Doa.

6 Michael Richardson. Amazing Faith. Riwayat Hidup Bill Bright, (Colorado Spring:

Colorado – 80918, 2000), 41.

7 LPMI. Latihan Pemuridan Mahasiswa Tingkat Dasar (Medan. Materi LPMI-

wil. Indonesia Barat, 2005) 3. 8 Mengenal LPMI Wilayah Indonesia Barat. (Medan: Mitra anda dalam membantu

mengemban Amanat Agung, 1996), 7

Page 68: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

62

Ketujuh, Seri pemuridan. Pelajaran 1 – 6. Kedelapan, Seri Pemuridan.

Pelajaran 6 – 12.9 Sejak LPMI mengawali pelayanannya di Indonesia tahun

1968 sasaran utama pelayanannya adalah menjangkau mahasiswa. Hal ini

disebabkan karena LPMI menyadari bahwa pelayanan mahasiswa adalah

pelayanan yang sangat strategis. LPMI memiliki semboyan “students of

today are leaders for tomorrow.” Sebagai future leaders diharapkan mereka

dapat memberikan kontribusi maksimal dalam penginjilan dengan

menjangkau lingkup pengaruhnya dengan Injil Yesus Kristus. Tidaklah

berlebihan kalau LPMI memiliki keyakainan “win the campus today, win the

world tomorrow”.

Pemimpian yang diharapkan tentunya adalah pemimpin yang alkitabiah

yaitu pemimpin yang melayani untuk kepentingan dan kemajuan orang lain.

Ia berorientasi kemasa lalu, dan dari pengalaman-pengalamannya ia belajar,

ia juga berorientasi kemasa kini dan melihat masa depan sebagai objek visi

serta target yang akan dicapai dengan segala tantangan yang akan dicapai

dengan segala tantangan yang akan dihadapi.10 Alkitab juga menjelaskan

tentang bagaimana Allah mempersiapkan Musa menjadi pemimpin melalui

proses transformasi, dan Musa mempersiapkan Yosua menjadi pengantinya

melalui proses transformasi juga, atau proses yang Allah lakukan sendiri

dengan cara-Nya.11

Didalam beberapa dekade terakhir ini, cukup banyak pemimpin-

pemimpin Kristen tidak mampu mempersiapkan pemimpin-pemimpin yang

baru. Hal ini sering kali terjadi dengan alasan bahwa sumber daya manusianya

yang terbatas ataupun ketidak sediaan seorang pemimpin senior untuk

digantikan oleh pemimpin junior. Dan hal ini merupakan kesalahan fatal dan

9 Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia. Memulai Hidup Baru Dalam

Kristus (Medan: LPMI Wilayah Indonesia Barat, 2004), 1.

10 Makmur Halim, Gereja di tengah-tengah Perubahan Dunia (Malang: Gandum

Mas, 2002) 138

11 Ibid. 141

Page 69: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

63

gagal mencitrakan kepemimpinan menurut harapan Sang pemimpin Agung,

Yesus Kristus.12

B. KAJIAN TEORI

1. Hakekat Mentoring

Berkenaan dengan itu ada tujuh pokok pembahasan yang penulis akan

paparkan, yaitu: Pengertian mentoring; dasar Alkitab mentoring; tujuan

mentoring; fungsi mentoring; bentuk-bentuk mentoring; metode-metode

mentoring; ciri-ciri mentor; kualitas mentor.

a. Pengertian Mentoring

Secara istilah kata mentoring berasal dari kata mentor, yang artinya

penasehat atau penolong. Dalam konsep keseluruhan dapat juga disebut

sebagai pembimbingan. Pembimbingan berarti suatu kegiatan memberi

nasehat, arahan, pertolongan yang terarah dengan integritas yang tinggi

sehingga orang lain mengalami kemajuan dan berubah kearah yang lebih baik

dan tepat.13 Hal ini menyangkut pada perubahan karakter sebagaimana yang

dituliskan oleh penulis pada buku yang berbeda.14 Di dalam proses mentoring

keterlibatan mentor secara intensif sangat mempengaruhi sebab ia akan

menjadi pencipta murid, pembimbing rohani, dan pelatih.15 Keduanya harus

bekerja sama yang baik sebagai patner di dalam proses mentoring,

sebagaimana manusia diciptakan sebagai patner Allah sekaligus kepada

sesamanya.16 Mentoring adalah: satu, Pelatihan Kehidupan. Sebuah pelatihan

memiliki ciri: Adanya Hubungan / Relationship, pengajaran dari pengalaman,

12 Paul Hidayat, Pendidikan Theologia Injili Suatu Alternatif ?, (Batu:

Diterbitkan dalam rangka Dies Natalis XXXVI STT “I-3”, 1995), 121

13 Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di Sekelilingi Anda, (Jakarta:

Profesional Books, 1997) 126

14 Maxwell, ETIKA. Yang Pelu Diketahui Setiap Pemimpin, (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2008) hal 83 15 Published in e-Leadership, 06 October 2006, Volume 2006, No. 10

16 Abineno, Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2003) hal 52

Page 70: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

64

proses “Magang”. Mentoring bukan kelas, tapi sebuah proses pelatihan

kehidupan! Dalam proses ini, sebuah kegagalan dalam kehidupan adalah hal

yang wajar yang perlu dipelajari dan diambil makna positif untuk kemajuan

lebih lagi di waktu mendatang. Dua, Gaya Hidup Sebuah Keluarga Rohani.

Hal yang dikembangkan dalam mentoring bukan sekedar

pertemanan/fellowship, tapi lebih dalam dari itu. Mentoring harus

menciptakan suasana dan hubungan seperti sebuah “keluarga”, inilah yang

membuat mentoring membentuk “suatu keluarga rohani”. Tiga, proses

Perubahan & Pertumbuhan. Mentoring memiliki tujuan yang jelas yaitu

proses perubahan kehidupan. Jadi bukan sekedar aktivitas/event saja. Dan

sebuah proses tentunya memerlukan tenggang waktu tertentu yang mungkin

bisa pendek atau panjang waktunya. Setiap anggota harus siap dengan

“proses” dan rindu mengalami “perubahan”. Keempat, Berbagi sebagai

Garam & Terang. Mentoring adalah menerapkan pola multiplikasi. Waktu

Yesus mementor 12 orang murid, maka murid-murid tersebut akhirnya

mementor orang lain lagi.17

Menurut Paul Stanley dan Robert Clinton, mentoring adalah suatu

pengalaman relasional yang melaluinya seseorang memberdayakan orang

lain dengan berbagai sumber daya yang telah Allah berikan sedangkan

menurut Jhon C. Crosby, mentoring adalah pikiran yang dapat dipetik, bahu

yang dapat dijadikan tempat bersandar dan suatu tendangan di bokong,

namun Chip R. Bell, menyederhanakan defenisi mentoring yaitu proses

seseorang membantu orang lain untuk belajar sesuatu dan bila proses tadi

tidak terjadi, maka pem-belajarannya menjadi kurang baik, lebih lamban, atau

bahkan sama sekali tidak akan terjadi.18 Tergantung gaya kepemimpinan

mentor tersebut, ada dua gaya kepemimpinan yang dapat membahayakan, ada

pemimpin yang agresif dan terlalu berani sehingga orang lain tertinggal

dibelakang, ada juga pemimpin yang terlalu hati-hati pengikutnya tidak

17 http://www.excellentfamily.net/2007/12/mentoring-gaya-hidup-orang-

orang-luar.html

18 Robby I Candra. Pemimpin Dan Mentoring Dalam Organisasi, (Jakarta:

Generasi Info Media,2006), 2-3

Page 71: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

65

merasa tertantang, mereka pun lalu menghilang.19 Perlunya untuk

memperhatikan bagaimana mengembangkan semangat optimisme orang lain

yaitu bersemangat dalam hidup, menghadapi orang lain dengn bijak dan

mendorong orang lain untuk berprestasi puncak.20

b. Sejarah Mentoring.

Kata mentor berasal dari kisah The Odyssey yang ditulis oleh Homer,

seorang sastrawan Yunani. Ketika Ulysses bersiap untuk berperang melawan

Troya, ia menyadari bahwa ia akan meninggalkan sati-satunya ahli waris

kerajaan. Ulysses memperkirakan bahwa peperangan ini akan memakan

waktu sedikitnya lima tahun. Ia menyadari bahwa putranya butuh waktu

untuk belajar dan dilatih mengenai bagaimana memerintah sebuah negara

ketika ayahnya pergi ke medan perang. Maka ia mempekerjakan seorang

kerabat keluarga yang dapat di percayai untuk menjadi pembimbing anaknya.

Orang itu bernama Mentor. Mentor adalah seorang yang bukan hanya penuh

kebijaksanaan namun juga handal dalam menangani orang lain.

Dalam sejarah budaya Yunani Kuno, praktek mentoring dikenal

secara umum. Misalnya, Sokrates menjadi mentor Plato, Plato sendiri

menjadi mentor Aristoteles dan kemudian Aristoteles menjadi mentor

Alexander Agung. Fitur yang menonjol dalam metode mentoring Yunani

terletak pada sangat ditekannya teori, berorientasi pada suasana belajar

akademis, dan adanya posisi mentee yang pasif, sebagai bandinganya dalam

model lain di Timur Tengah, misalnya ditengah orang Yahudi, mentoring

lebih bersifat relasional, berbasis uji coba dan dalam bentuk pelatihan praktek

kerja nyata. Kini mungkin nama proses tersebut dikenal dengan nama

pembelajaran berbasis masalah (Problem-based-learning). Di Indonesia,

mentoring dilakukan didalam pesantren, perguruan silat, dan komunitas

19 Darrell W. Robinson. Total Church Life Kehidupan Gereja Yang Utuh,

(Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2004) 102-103

20 Zing-Ziglar & Jim Savage, Bagaimana Mengembangkan Keunggulan Dalam

Diri Anda dan Orang Lain, (Jakarta: 1996) 159

Page 72: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

66

persekutuan agama atau dilembaga swadaya masyarakt, dimana pada

umumnya proses mentoring dilaksanakan secara intuitif.21

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan mentoring adalah suatu proses mengembangkan orang lain yaitu

bawahan, pengikut atau orang yang ada disekitar kita yang membutuhkan

suatu komitmen dan penyediaan waktu dan berpusat pada hal yang luhur

dimana terjadi transfer kebijakan, gaya hidup yang baik serta ketrampilan

kepemimpinan kepada orang lain yang didalamnya juga terjalin sikap saling

percaya yang bersifat informal dan menyenangkan, serta menghasilkan baik

pembelajaran maupun persahabatan; sehingga orang lain mampu melihat

potensi puncak dalam relasi dan tanggung jawab pada Tuhan dan mencoba

mencapai tujuan itu dengan takaran, kekuatan dan kemampuan seperti yang

sudah diberikan Tuhan kepadanya.22

c. Dasar Alkitab Mengenai Mentoring

Tuhan Allah adalah pemimpin yang membimbing umat-Nya. Ia

menempatkan manusia di dunia untuk mengelola dan memimpin ciptaan-Nya

yang lain, Dia juga memperlengkapi dan mengarahkan sesuai dengan maksud

dan karya keselamatan-Nya. Dasar Mentoring adalah Alkitab, dan pada

bagian ini penulis memaparkan mengenai dasar Mentoring yang terdapat

dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Perjanjian Lama

Tuhan Allah adalah pencipta alam semesta. Itu berarti seluruh alam

beserta isinya adalah milik Tuhan, termasuk manusia. Bahkan manusia bukan

hanya sekedar milik, tetapi amat dikasihi-Nya dengan kasih yang kekal. “Aku

mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih

setia-Ku kepadamu (Yer. 31: 3).23 Karena itu, Tuhan tidak henti-hentinya

melanjutkan dan melimpahkan kasih-Nya, yang berdosa dipanggil untuk

bertobat, yang tersesat dibawa pulang, yang hilang tidak dibiarkan, tetapi

21 Robby I Chandra, Pemimpin Dan Mentoring….5-7

22 Yakub B. Susabda, Pastoral Konseling II, (Malang: Gandum Mas, 2008) 4

23 Tulus Tu’u, Dasar-dasar Konseling…, 10

Page 73: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

67

dicari sampai dapat, yang terluka dibalut, yang sakit dikuatkan, yang gemuk

dilindungi-Nya. Demikianlah peran Tuhan sebagai Pemimpin Israel.

Perjanjian Lama beberapa kali menjelaskan Tuhan Allah Israel sebagai

gembala atau penuntun bangsa Israel sebagaimana di dalam Mazmur 23, di

mana Daud mengungkapkan bahwa: “TUHAN adalah gembalanya yang baik,

yang menuntunnya ke padang yang berumput hijau dan ke air yang tenang”.24

Motivasi TUHAN Allah sebagai gembala Israel adalah untuk menjaga dan

memelihara bangsa Israel dengan penuh kasih. Penjagaan dan pemeliharaan

yang sama Tuhan tugaskan kepada tiap-tiap orang percaya kepada sesama

manusia.25 Tugas seorang mentor dapat membantu mengeluarkan potensi

terbaik dalam diri seseorang dan membantu orang tersebut mencapai misi

Allah yang unik melalui hidupnya, mendampinginya terus sampai

berkembang. Untuk mendapatkan yang terbaik dari proses mentoring,

tentunya harus belajar untuk mendengarkan dan menerima pandangan

mentor. Alkitab mengajarkan pentingnya menerima pandangan mentor,

seperti yang terdapat didalam Pengkhotbah 7:5. "Mendengar hardikan orang

berhikmat lebih baik dari pada mendengar nyanyian orang bodoh"26

Alkitab juga banyak mengulas tentang bagaimana anak muda (youth)

memiliki potensi yang dahsyat didalam Tuhan. Untuk mempertegas hal

tersebut sangatlah tidak kebetulan jika pada setiap tokoh anak muda dalam

Alkitab selalu ditekankan dengan kata “muda”. Yusuf ketika ia mengalami

encounter atau perjumpaan dengan Tuhan, umurnya sangat relative masih

muda yaitu 17 tahun. “Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, takala

berumur tujuh belas tahun jadi masih muda biasa mengembalakan kambing

domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya. Pada suatu kali

bermimpilah Yusuf lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-

saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.” (Kejadian 37:2

& 5).

24 Ibid ., 10

25 J. L. Ch. Abineno, Pedoman Praktis Untuk Pelayanan Pastoral, (Jakarta: PT

BPK Gunung Mulia, 2003) 9

26 http://martianuswb.com/ http://martianuswb.com/?p=1045/

Page 74: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

68

Umur 17 tahun adalah kategori usia muda, jadi jika kata “jadi masih

muda” tidak tercantum dalam ayat tersebut kita akan sama-sama mengetahui

bahwa umur 17 tahun itu adalah usia remaja atau memang masih muda.

Pertanyaannya mengapa kata “jadi masih muda” tersebut dicantumkan dalam

ayat tersebut? Saya percaya Allah mencantumkan kata “jadi masih muda”

pada ayat diatas adalah karena Ia hendak menunjukkan sekaligus menegaskan

bahwa ketika seseorang ada dalam usia yang muda, orang-orang tersebut

punya potensi yang dahsyat untuk dipakai oleh Allah dalam kerajaan-Nya.

Kita tahu pada akhirnya Yusuf yang sempat diremehkan oleh Yakub ayahnya

dan juga oleh saudara-saudaranya itu, berhasil menggenapi mimpi yang

sekaligus menjadi panggilan-Nya yaitu untuk menjadi berkat bagi kerajaan

Allah, keluarganya, dan bangsanya. (Kejadian 41:37-43, Kejadian 45:1-15).

Ketika Musa tidak diperkenankan lagi untuk memimpin bangsa Israel

menuju tanah Kanaan, maka Allah menunjuk mentee nya (orang yang

dimentor) yaitu Yosua untuk mengambil alih tugasnya. Dalam Keluaran

33:11 dikatakan “Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan

muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke

perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda,

tidaklah meninggalkan kemah itu.” Dalam ayat ini perkataan yang sama

dinyatakan oleh Allah untuk menegaskan bahwa Yosua sebagai anak muda

memiliki potensi yang luar biasa didalam Kerajaan Allah. Itu adalah sebuah

penegasan bahwa ketika kita berada dalam usia muda, kita punya potensi

yang luar biasa untuk dipakai oleh Tuhan. Kita tahu pada akhirnya sama

seperti Yusuf, maka Yosua pun menggenapi tujuan Allah dalam hidupnya

dimana ia berhasil membawa bangsa Israel sampai ke tanah perjanjian yakni

Kanaan. Bukan hanya itu, selama Yosua hidup, seluruh bangsa Israel

menyembah Allah dan tidak satupun yang menyembah kepada berhala-

berhala. (Yosua 24:31). 27

Melihat dari penjelasan di atas, Alkitab mencatat bahwa Tuhan

mengutus orang-orang yang dipiih untuk mempersiapkan orang-orang muda

27 http://www.excellentfamily.net/2007/12/mentoring-gaya-hidup-orang-orang-

luar.html

Page 75: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

69

untuk dipakai dalam rencana Tuhan. Oleh karena itu, tugas seorang mentor

adalah tugas yang dipercayakan Allah kepada hamba-hamba-Nya untuk

menjadikan orang lain sebagai pemimpin.

Perjanjian Baru

Kesaksian Perjanjian Lama didapati kembali di dalam Perjanjian

Baru yaitu di dalam pelayanan dan pekerjaan Tuhan Yesus Kristus sebagai

Gembala Agung yang baik (Yohanes 10). Di dalam ayat ketiga Yohanes

melukiskan bagaimana sikap Gembala yang baik itu kepada domba-domba-

Nya. Gembala menuntun domba-domba-Nya keluar dari kandang dan

domba-domba-Nya mengikuti-Nya karena mereka mengenal suara-Nya.

Gembala mempertaruhkan nyawanya melawan serigala-serigala buas untuk

membela domba-domba-Nya. Selain itu bukan hanya menjaga domba-domba

yang Ia gembalakan tetapi juga “meninggalkan sembilan puluh sembilan ekor

di padang gurun untuk mencari yang seekor yang tersesat sampai Ia

menemukannya (Lukas 15: 4).28

Dalam kiprahnya selama melayani di dunia, Yesus Kristus tampil

dalam empat Karya: pertama, Ia tampil sebagai guru, ia mengajar dengan

penuh wibawa dan kuasa. Kedua, Yesus tampil sebagai pembebas. Yesus

Kristus adalah putra Allah yang turun ke dunia untuk membebaskan manusia

dari belenggu dosa.).29 Ketiga, Yesus tampil sebagai penyembuh. Ada banyak

sakit penyakit yang diderita oleh manusia. Dalam pelayanan-Nya Yesus kerap

menolong mereka. Keempat, Yesus tampil sebagai gembala. Karena Allah

Bapa gembala yang baik. Oleh banyak orang, Kristus disebut sebagai

gembala Agung atau gembala sejati.30

Sikap gembala juga dituangkan di dalam surat 1 Petrus 5, surat ini

berisi penugasan untuk melaksanakan pelayanan mentoring. Dalam

melaksanakan pelayanan mentoring, ada beberapa sikap yang perlu

dikembangkan. Pertama, “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada

padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan suka rela sesuai dengan

28 J. L. Ch. Abineno, Pedoman Praktis Untuk Pelayanan…, 12

29 Tulus Tu’u, Dasar-dasar Konseling…,12

30 Ibid ., 13

Page 76: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

70

kehendak Allah,” (1 Prt. 5: 2b). Artinya, tidak melakukan dengan terpaksa

tetapi dengan kerelaan hati. Kedua, “Janganlah kamu berbuat seolah-olah

kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan-Nya kepadamu, tetapi

hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu” (1 Pet. 5: 3).

Artinya para pemimpin maupun mentor bukanlah penguasa atas domba-

domba, sebaliknya hendaklah menjadi teladan. Ketiga, mentoring dilakukan

dengan pengabdian diri, bukan mencari keuntungan diri sendiri, karena sang

Gembala Agung akan memberi penghargaan yang tinggi dan mulia. “Maka

kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota

kemuliaan yang tidak dapat layu,” (1 Ptr. 5: 4).31

d. Tujuan Mentoring

Pelayanan mentoring adalah pelayanan yang sangat penting,

sebagaimana Alkitab baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian

Baru, Allah sendiri sudah menjadi teladan dan memberikan tugas kepada para

pemimpin jemaat dan para mentor untuk menggembalakan domba-domba

Allah (band. Yer. 31, Yeh. 34, Yoh. 10 dan 1 Ptr. 5). Mentoring penting bagi

pengembangan kepemimpinan dan menolong para pemimpin muda

mengetahui sikap yang transformatif dalam tindakan.32 Menurut Frank

Damazio dalam bukunya Pemimpin Barisan Depan bahwa tujuan mentoring

antara lain supaya misi Allah tergenapi. Misi Allah diungkapkan dalam suatu

rangkaian perjanjian yang Ia adakan dengan manusia. Alkitab mencatat ada

dua jenis perjanjia, perjanjian terbatalkan dan perjanjian tak terbatalkan,

dalam perjanjian yang tak terbatalkan Allah berjanji untuk bertindak tanpa

menghiraukan respon manusia, Ia tidak meminta manusia untuk memenuhi

syarat-syarat apapun, sedangkan dalam perjanjian yang terbatalkan, Allah

mewajibkan diri-Nya sendiri untuk bertindak hanya jika manusia menaati.

Dalam hal ini ada empat yang menjadi misi Allah dari setiap pemimpin, yaitu:

pertama, hubungan. Allah menghendaki manusia untuk berhubungan dengan

Dia. Kedua, karakter. Allah menghendaki manusia menjadi seperti Dia dalam

31 Tulus Tu’u, Dasar-dasar Konseling…,17-18

32 Jerry C. Wofford, Kepemimpinan Kristen Yang Mengubah (Jakarta: ANDI,

2001) 218

Page 77: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

71

tabiat dan atribut-atribut. Ketiga, pemerintahan. Allah menghendaki manusia

untuk memerintah dan berfungsi sebagai raja. Keempat, keberbuahan. Allah

menghendaki manusia untuk berbuah, berlipatganda/bertambah banyak dan

memenuhi seluruh bumi. Sasaran kepemimpinan ialah menghasilkan didalam

umat Allah suatu hubungan yang murni dengan Allah, suatu karakter yang

mencerminkan Allah, suatu pemerintahan yang melalui Kristus mengatasi

dosa, neraka dan dunia, dan suatu keberbuahan dalam menolong orang-orang

lain menjadi bertobat.33

e. Fungsi Mentoring

Fungsi tidak sama dengan tugas atau tujuan mentoring. Fungsi

mentoring sendiri ialah pelayanan yang benar-benar secara nyata dikerjakan

atau dihasilkan dan dialami oleh mentee. Menurut Carson Pue dalam bukunya

menuliskan bahwa tidak banyak orang yang terpanggil untuk menjadi

pemimpin, mereka yang benar-benar terpanggil harus dipupuk dan

dikembangkan seorang demi seorang dan untuk mengembangkan harus

benar-benar mengembangkan pemimpin yang transformasional, prosesnya

harus sangat pribadi..Sasarannya adalah melihat para pemimpin muda Kristen

mengembangkan pelayanan-pelayanan yang besar kuasanya, yang berjangka

panjang, sementara mereka mengembangkan karakter pribadi, kerohanian

dan ketrampilan-ketrampilan kepemimpinan profesional. Melakukan

kebenaran belumlah cukup. Hal yang sangat penting ialah para pemimpin

pelayan adalah orang yang tepat mencerminkan hati Yesus Kristus sendiri.34

Pemimpin muda perlu mendasarkan dirinya pada doktrin-doktrin iman

Kristen yang besar, perlu memperdalam pengabdian dan kesucian hidupnya

dan mempertajam keahlian didalam pelayanannya dan sepenuhnya

menyerahkan diri dan menjadikan Kristus sebagai Tuhan dalam hidupnya.

Akhirnya calon pemimpin perlu mendapatkan latihan khusus untuk

33 Frank Damazio, Pemimpin Barisan Depan, (Jakarta: Harvest Publication

House 1995) 57-58

34 Carson Pue, Mentoring Leaders (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010) 2-5

Page 78: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

72

mempersiapkan diri agar menjadi pemimpin yang tangguh yang dapat

menghadapi berbagai kesulitan setelah ia mandiri.35

f. Tipe – Tipe Mentoring

Tipe-tipe mentoring. Pertama, pembimbingan Intensif, pembimbingan ini

mencakup tiga tipe pembimbingan yaitu: satu, pembimbingan sebagai orang

yang memuridkan adalah tipe pembimbingan yang oleh kebanyakan dari kita

mungkin paling dikenal, yang terpikir adalah individu yang membantu orang

yang baru bertobat untuk bertumbuh dalam dasar-dasar kehidupan sebagai

murid dengan menunjukkan kepadanya cara berdoa, menyelidiki Alkitab dan

berbagi iman dengan orang lain. Kristus sebagai sumber kehidupan. Fokus

pemuridan pada tahap-tahap awal adalah mengenal dan mengalami kehadiran

Kristus secara pribadi.36

Dua, pembimbingan rohani. Sumbangan utama seorang Pembimbing

Rohani adalah pertanggung jawaban, keputusan-keputusan dan wawasan

yang menyangkut berbagai masalah, komitmen dan petunjuk mempengaruhi

kerohanian, seorang pembimbing rohani adalah seorang pengikut Kristus

yang saleh dan matang mau membagikan pengetahuan, ketrampilan dan

falsafah dasar mengenai makna dan semakin mencapai keserupaan dengan

Kristus dalam segala bidang kehidupan. Ketiga, sebagai pelatih. Tugas utama

pelatih adalah memberikan motivasi dan menanamkan ketrampilan-

ketrampilkan dan penerapannya untuk memenuhi suatu tugas atau tantangan.

Pelatih adalah suatu proses hubungan dimana seorang mentor yang

mengetahui bagaimana melakukan sesuatu dengan baik, memberikan

ketrampilan-ketrampilan kepada orang yang dibimbing untuk

mempelajarinya. Mempelajari ketrampilan biasanya memerlukan disiplin,

mentor yang berfungsi sebagai pelatih perlu menentukan semacam

pertanggung jawaban yang disepakati oleh orang yang dibimbing. Hal ini

35 Leroy Eims, 12 Ciri Kepemimpinan Yang Efektif (Bandung: Yayasan Kalam

Hidup, 2003) 59

36 Paul D. Stanley – J. Robert Clinton, MENTOR. Anda Perlu Mentor dan

Bersedia Menajdi Mentor. (Jawa Timur: Gandum Mas, 1996) 45-49

Page 79: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

73

perlu di bicarakan pada permulaan hubungan yaitu ketika harapan-harapan

dijelaskan.37

Keempat. Pembimbingan pasif, model masa kini. Mentor sebagai model

pada dasarnya pasif. Dalam hubungan ini kurang ada pemikiran yang

sungguh-sungguh, berbeda dengan tipe-tipe pembimbingan intensif dan

insidental. Pada dasarnya orang yang dibimbing harus menyediakan tiga

dinamika pembimbingan (daya tarik, sikap cepat tanggap, pertanggung

jawaban). Mentor sebagai model mungkin bahkan tidak akan mengetahui

peran yang dia mainkan dalam kehidupan orang lain. Namun pemberian

kemampuan dapat berlangsung jika orang yang dibimbing mau menyediakan

apa yang dibutuhkan supaya hal itu terjadi.38

g. Proses Mentoring

Inti dari pelayanan mentoring adalah mempersiapkan para pemimpin-

pemimpin muda didalam misi kerajaan Allah, yang dilakukan didalam proses

berkelanjutan yaitu didalam jangka waktu yang panjang. Robby I Chandra

dalam bukunya menuliskan bahwa proses mentoring dapat dimulai dengan

seseorang yang memiliki suatu kebutuhan, orang ini bertemu dengan seorang

pemimpin atau seorang yang lebih dewasa, atau lebih berpengalaman dan

memiliki sesuatu yang dapat disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan

tersebut. Selanjutnya ada kesepakatan untuk membangun suatu hubungan

mentoring, artinya orang yang lebih berpengalaman akan membagikan apa

yang telah dialami atau dipelajarinya dari hidup ini dengan menyerap apa

yang dibagikan tadi, daya untuk senantiasa tumbuh diteruskan dari mentor

kepada sang mentee. Hal inilah yang merupakan inti proses mentoring.

Namun jika seseorang tidak menyadari kebutuhannya, terlebih dahulu sang

calon mentor dapat berprakarsa untuk menolongnya menyadari kebutuhannya

tadi kemudian menawarkan kesempatan mentoring.

Konsekuensi dari pemahaman tentang proses mentoring sebagaimana

diuraikan diatas adalah sebagai berikut: mentoring selalu dilandaskan pada

37 Paul D. Stanley – J. Robert Clinton, MENTOR …, 58-76

38 Paul D. Stanley – J. Robert Clinton, MENTOR…, 121-123

Page 80: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

74

hubungan dua pribadi, seorang dengan seorang yang lainnya. Hubungan ini

dilandaskan pada terciptanya “suatu suasana yang membuat sang mentee

aman dan merasakan bahwa sang mentor sangat peduli padanya atau

menerimanya tanpa syarat. Beberapa point yang perlu diperhatikan didalam

proses mentoring adalah: satu, mentor tidak menampilkan diri sebagai sosok

pemimpin yang memerintah dan berkuasa melainkan sebagai seorang rekan

atau pembimbing. Seorang mentor adalah seperti seorang bidan yang

membantu seorang ibu yang siap mengadakan persalinan. Dia membutuhkan

sepasang tangan yang lembut dan bukanlah sepasang tangan dengan otot yang

kekar. Kedua. Selama proses mentoring baik mentor maupun mentee belajar

bersama. Mentoring adalah seperti pedang bermata dua, mentor dan mentee

akan mempelajari sesuatu hal yang luhur dari proses yang ada ketika mereka

menyediakan ruang bagi sentuhan dari yang maha luhur. Ketiga. Mentor

sangat menyukai proses pembelajaran dan menginspirasikan menteenya. Ia

bukan merupakan seorang pemimpin yang gemar untuk mengajar saja, ia

menciptakan suasana belajar sehingga menteenya akan menyukai proses

belajar. Keempat. Sikap saling mempercayai haruslah menjadi landasan dari

proses tersebut. Tanpa saling percaya, maka mentoring menjadi suasana

penuh kalkulasi dan dominasi. Jadi suatu proses mentoring dapat menjadi

suatu manfaat atau rahmat yang nyata bagi seorang mentee.39

2.Alih Generasi Kepemimpinan

Pemimpin adalah orang yang memimpin: ia ditunjuk menjadi

pemimpin,40 oleh adanya kemampuan untuk mengembangkan visi dan misi.

Visi adalah sebuah gambaran mental yang jelas dan tepat akan masa depan

yang lebih baik, sedangkan Misi memberikan tujuan kepada kehidupan dan

nilai-nilai memberikan karakter.41 Seorang pemimpin sering kali

dibayangkan sebagai seorang yang mempunyai ciri pembawaan tertentu yang

39 Robby I Chandra, Pemimpin Dan Mentoring Dalam Organisasi (Jakarta:

General Info Media, 2008) 8-11

40 _______, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., 769

41 George Barna, Mengejawantahkan Visi kedalam Misi, (Jakarta: Metanoia,

1998), 45

Page 81: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

75

menandainya sebagai seorang yang dapat menduduki posisi lebih tinggi dari

teman-temannya.42 Namun kepemimpinan bukanlah seperti itu,

kepemimpinan adalah pengaruh.43 Sanders mengatakan bahwa

kepemimpinan adalah pengaruh, yakni kemampuan untuk mempengaruhi

orang lain.

Seorang hanya dapat memimpin orang lain bila ia dapat mempengaruhi

mereka.44 Potensi kepemimpinan ada dalam diri setiap orang dan ia memiliki

peluang dan potensi yang sama untuk meningkatkan pengaruhnya terhadap

orang lain.45 Pemimpin dan kepemimpinan di manapun juga dan kapanpun

juga selalu diperlukan, khususnya pada zaman modern sekarang dan di masa-

masa yang akan datang.46 Berpijak dari perlunya seorang pemimpin,

Tomatala dalam bukunya, mengungkapkan bahwa pentingnya seorang

pemimpian yang berkualitas.47 Berkualitas; kualitas adalah mutu48 yang

dalam hal ini Kualitas kepemimpinan dapat dilihat apabila seseorang

pemimpin disebut efektif dan efisien, efisiensi kepemimpinan berhubungan

erat dengan kinerja atau performansi kepemimpinan. Tekanan yang diberikan

disini ialah bahwa efesiensi berhubungan dengan faktor tepat guna dan

berdaya guna untuk menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.

Dalam dunia kepemimpinan, setiap orang pasti menyadari bahwa, untuk

segala sesuatu ada masanya, dan untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk mati... (Pengkhotbah 3:1-8). Itu

berarti, jika ada waktu untuk memulai, ada waktu pula untuk mengakhiri. Ada

42 Kenneth O. Gangel, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, (Malang:

Gandum Mas, 2001), 98

43J. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Diri Anda, (Jakarta:

Binarupa Aksara, 1995), 1

44 Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,

1979), 20

45 Sonny Zaluchu, Pemimpin Pertumbuhan Gereja, (Bandung: Yayasan Kalam

Hidup, 2004), 14

46 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002) , 10

47 Yakob Tomatala, Kepemimpinan Yang Dinamis, (Malang: Gandum Mas,

1997), 301

48 Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Abditama,

2001), 244

Page 82: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

76

saat untuk naik tahta, ada saat untuk turun takhta. Peralihan kepemimpinan

dalam garis alih generasi, dari seorang senior kepada penggantinya adalah

sesuatu yang wajar, baik dalam kepemimpinan perusahaan, bisnis sehari-hari,

maupun dalam kepemmpinan rohani. Alkitab mencatat bahwa Tuhan Yesus

Kristus sendiri melaksanakan peralihan kepemimpinan kepada para murid-

Nya menjelang-Nya kesurga (Kisarasul 1:8). Dan kuasa yang diwariskan

kepada para murid-Nya, adalah kuasa yang diterima oleh Tuhan Yesus dari

Bapa-Nya, yakni kuasa atas bumi dan sorga (Matius 28:18-20).49

Pemimpin yang baik dengan sengaja mencari dan menemukan calon

pemimpin. Tetapi pemimpin besar bukan hanya menemukan mereka tetapi

juga mengubah mereka menjadi pemimpin besar. Hampir segala hal yang

dilakukan oleh pemimpin tergantung pada jenis wawasan yang dimilikinya,

jika wawasan kecil, demikian pula hasil dari penggantinya seorang pejabat

tinggkat tinggi Perancis yang memahami konsep ini pernah menyatakan hal

itu ketika berhadapan dengan Winston Churchill, kalau anda melakukan hal-

hal besar, anda menarik orang besar. Kalau anda melakukan hal-hal kecil,

anda menarik orang-orang kecil, orang kecil biasanya menimbulkan

kesulitan.50 Kepemimpinan yang baik menuntut persyaratan istimewa.

Pemimpin bukan orang biasa, lebih dari sekedar biasa-biasa. Alkitab secara

tersirat menyaksikan bahwa Musa merupakan salah satu tokoh pemimpin

Israel yang menjadi teladan bagi bangsanya.

a. Profil Musa Sebagai Mentor

Semua orang Yahudi, Islam maupun Kristen menganggap Nabi Musa

sebagai salah satu nabi dan pemimpin terbesar diantara semua nabi dan

pemimpimin disepanjang sejarah umat manusia. Musa menjadi pemimpin

besar karena kemampuannya menjalankan perintah Allah untuk

membebaskan Israel dari perbudakan. Kemampuan Musa ini tidak terlepas

dari beberapa aspek yang memengaruhi sifat dan karakter dan

49 Petrus Octavianus, Alih Generasi Dan Kepemimpinan Dalam Garis Firman

Allah, (Jawa Timur: Petrus Octavianus Institute, 2009) 1

50 Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di sekeliling Anda, (Jakarta:

Profesional Books, 1997) 60

Page 83: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

77

kepemimpinannya.51 D. L. Moody pernah mengatakan bahwa Musa

menghabiskan empat puluh tahun usianya, berpikir bahwa ia adalah seorang

yang penting. Ia menghabiskan empat puluh tahun yang keduanya, belajar

bahwa ia seorang yang tidak berarti. Ia menghabiskan empat puluh tahun

terakhirnya untuk menemukan apa yang Allah bisa lakukan terhadap seorang

yang tidak berarti.52

1. Latar Belakang Pribadi.

Dalam kepemimpinan Kristen, kepribadian dan kerohanian adalah syarat

yang akan menentukan keberhasilan kepemimpinannya. Berkaitan dengan

hal ini, Stephen R, Covey menjelaskan,

Para pemimpin berprinsip harus menyadari bahwa pertumbuhan itu dari dalam

keluar, maka mereka lebih dahulu berfokus pada mengubah diri mereka sendiri

dan kemudian baru memperluas perubahan pada bidang-bidang pengaruh

lainnya didalam organisasi. Saat mereka meningkatkan kemampuan mereka

sendiri bekerja untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip yang benar dalam suatu

cara yang selaras, pemberdayaan menjadi suatu kenyataan penting bagi

organisasi yang efektif dan bagi orang-orang yang bekerja didalamnya.53

Nama Musa tercatat dalam kitab keluaran 2:10 dengan sebutan Musyeh,

yang memiliki arti, karena aku telah menariknya (mesyitihu) dari air. Jika

yang berbicara adalah Putri Firaun justru banyak ahli menerima itu, maka

nama Mosyeh berasal dari bahasa Mesir, dan sangat mungkin artinya ialah

anak atau yang dilahirkan. Tetapi orang yang menamainya dapat ditafsirkan

adalah ibu kandung Musa yang juga inang pengasuhnya, yang sudah memberi

nama padanya, sebagaimana dikatakan Josep P. Free, meskipun hampir tidak

mungkin puteri Firaun, seorang Mesir, akan memberikan nama berdasarkan

sebuah kata Ibrani, kata ia yang terdahulu kemungkinan adalah ibu Musa

sendiri dan bukan puteri Firaun.54

51 Petrus Octavianus, Alih Generasi Dan Kepemimpinan Dalam Garis Firman

Allah (Jawa Timur: Penerbit Pertus Octavianus Institute, 2009) 19

52 Dalam Henrietta C. Mears, What The Bible Is All About (Ventura, California:

Gospel Light Publications, 1966) 33

53 Steven R. Covey, Prinsiple Centered Leadersship (Jakarta: Binarupa Aksara,

1997) 266

54 Joseph P. Free, Arkeologi Dan Sejarah Alkitab (Malang: Gandum Mas, 2001)

111

Page 84: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

78

2. Latar Belakang Keluarga.

Musa berasal dari suku Lewi, puak kehat dan kaum atau keluarga

Amran (Keluaran 6:16). Musa adalah keturunan yang agak jauh, bukan anak

langsung, dari Amran dan Yokhebed. Orang tuanya tidak disebut pada catatan

terinci mengenai masa kanak-kanaknya (Keluaran 2). Hal ini hampir pasti

berdasarkan kenyataan, bahwa Amran dengan ketiga adiknya mempunyai

banyak keturunan dalam satu tahun sesudah keluaran (Bilangan 3:27-28).

Pada sisi lain Musa memikul kelahiran yang paling tidak diinginkan. Lahir

dari seorang Yahudi kedalam tanah yang dikuasai oleh raja lalim yang anti

terhadap bangsa Semit, Musa memasuki dunia yang kondisinya

menyedihkan.55

Di istana Firaun, Musa menjadi anak wanita lain dengan perangkat

nilai-nilai yang sepenuhnya berbeda. Seorang asing. Seorang penyembah

berhala. Seorang yang tidak dikenal. Mengenai pertumbuhan Musa

berjenjang dewasa di istana Mesir, Kitab Suci tidak menyajikan keterangan

yang terinci. Dalam Kitab Kisah Para Rasul 7:24 tertulis, ketika ia melihat

seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang

itu dengan membunuh orang Mesir itu. Musa membunuh seorang mandor

Mesir yang dia lihat memukuli seorang Ibrani (Keluaran 2:11-12).

Tindakannya itu sampai kepada Firaun. Karena itu Musa lari kearah timur

menyebrangi perbatasan menuju Midian demi keselamatannya (Keluaran

2:15). Di Midian, Musa menolong gadis-gadis gembala puteri seorang

Midian, imam, bernama Rehuel atau Yitro. Musa memberi minum kambing

domba mereka. Kemudian Musa kawin dengan salah seorang dari gadis-gadis

gembala, yakni Zipora, yang melahirkan baginya dua orang putera (Keluaran

2:16-22).56

3. Latar Belakang Pendidikan.

55 Mengenai Puteri firaun, banyak penulis menganggap Hatshepsut adalah anak

perempuan Firaun ini. Jika Thutmose III adalah seorang keturunannya adalah Firaun dari

masa penindasan, maka Hathepsut tentunya menjadi puteri yang terlibat dalam penyelamatan

Musa. Hatshepsut anak perempuan Thutmose I, istri Thutmose II, dan ibu tiri Thutmose III;

George Steindorff dan Keith C. Seele, When Egypt Ruled the East (Chicago: University of

Chicago Press, 1942) 36-40.

56 Petrus Octavianus, Alih Generasi dan Kepemimpinan ... 21-22

Page 85: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

79

Seorang anak seperti Musa di istana Firaun pada Zaman kerajaan Mesir

Baru, mendapat pendidikan dasar yang hakiki dalam segala hikmat orang

Mesir, sebagaimana pernyataan Stefanus dalam Kisah Para Rasul 7:22: dan

Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam

perkataan dan perbuatannya. Pada zaman itu dan sebelumnya, anak-anak dari

selir-selir penghuni harim (guru dari anak-anak raja). Para Firaun dari zaman

kerajaan Mesir Baru (sekitar 1550 – 1070 sM) membangun puri dan harim

(tempat selir-selir) tidak hanya di ibukota yang besar seperti Tebes, Memfis

dan Ra’amses, tetapi juga di daerah-daerah Mesir lainnya, terutama

diwilayah-wilayah peristirahatan. Kurikulum pendidikan Mesir meliputi

membaca dan menulis tulisan hieroglif dan tulisan kudus, menyalin naskah-

naskah (khususnya naskah kuno), kaidah menulis surat dan tata administrasi.

Anak-anak Firaun juga dilatih memanah dan ketrampilan jasmania lainnya.

Anak-anak Firaun mendapat bermacam-macam pekerjaan: diangkatan

bersenjata, mengawasi proyek-proyek raksasa, melaksanakan jabatan imam

besar di kuil-kuil utama propinsi, atau bahkan sebagai pengurus tanah milik

istana atau milik kuil. Musa diajarkan tatakrama Mesir, dididik di kuil

Matahari dengan mata pelajaran yang disebut Hieroglif 101.57

Musa mulai belajar bahasa Mesir di Kuil itu. Ia juga menyelami ilmu

alam, ilmu pengobatan, astronomi, kimia, teologi, filosofi dan hukum.

Sebagai keturunan Sem yang tinggal di Mesir, tak mungkin Musa

menghadapi kesukaran dalam mempelajari dan menggunakan ke-20 huruf

(atau lebih) abjad linear kanaan (bukan gambar seperti hieroglif), mengingat

Musa tentu sudah lebih dahulu menjalani pendidikan dalam jurusan yang jauh

lebih ketat, yakni mempelajari tumpukan huruf dan kelompok tanda-tanda

dari tulisan Mesir (walaupun ini hanya menuntut latihan, bukan kejeniusan,

untuk mempelajarinya). Tulisan ukiran asli sinai bertarikh awal abad 15 sM

pasti hanya merupakan khusus, catatan kerja dan tulisan singkat pada batu-

57 Beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa bahasa ini yang paling sulit dalam

penulisannya karena tidak menggunakan karakteristik namun menggunakan piktograf

(simbol-simbol sulit yang menggambarkan gagasan yang bernuansa kompleks); Charles R.

Swindoll, Pria Berdedikasi Dan Tak Mementingkan Diri Sendiri: Musa (Bandung: Cipta

Olah Pustaka, 2002) 65

Page 86: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

80

batu nisan (untuk persembahan) oleh orang-orang Sem yang ditawan di Delta

Timur Mesir (atau penduduk yang di Memfis), yang di pekerjakan tambang-

tambang batu pirus, dan menggambarkan pemakaian bebas tulisan itu oleh

orang Sem di bawah pemerintahan Mesir, hampir dua abad sebelum Musa.58

Dalam Kisah Para Rasul dituliskan demikian: Dan Musa dididik dalam segala

hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya

(Kisah Rasul 7:22). Pada teks aslinya dikatakan, dalam segala kearifan orang

Mesir. Dalam ucapan sehari-hari pada saat itu, masyarakat menunjuk kepada

orang-orang brilian sebagai pemilik kearifan orang-orang Mesir.

b. Kepemimpinan Musa

Banyak pendapat mengatakan bahwa pada dasarnya pemimpin harus

dibentuk, akan tetapi pengenalan terhadap kemampuan sejak lahir dan sifat-

sifat merupakan aspek penting untuk dipahami. Musa melewati beberapa

tahap yang memprosesnya untuk menjadikan pribadi yang berkualitas.

Berikut ini, beberapa tahapan yang dilalui Musa, yaitu:

1. Masa Persiapan.

Alkitab menyaksikan dua pengalaman hidup Musa yang

mengembangkan pengetahuan dalam kehidupannya sebagai persiapan secara

ilahi maupun insani sebelum memimpin bangsa Israel:

Insani.

Sebelum menjadi pemimpin yang tangguh dikemudian hari, Allah

mempersiapkan Musa melalui istana Firaun, di sebuah padang gurun sunyi

yang luar biasa tandusnya, panas, pasir yang gersang yang berkerikil, penuh

dengan tebing bebatuan yang terjal, yakni Midian.

Di Istana Firaun.

Setelah putri Firaun mengadopsi Musa, ia dengan segera mulai

mempersiapkan Musa untuk hidup yang layak di Istana Firaun. Josephus,

seorang sejarawan Yahudi menceritakan bahwa karena Firaun tidak

58 Douglas (peny), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, II. 103

Page 87: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

81

mempunyai putera ahli waris, maka Musa diasuh untuk menjadi ahli waris

kerajaan, Musa diasuh untuk sebuah tahta kerajaan.59. Dalam Kisah Para

Rasul 7:20-21 mengatakan “Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata

Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya. Lalu ia dibuang, tetapi

puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya

sendiri”. Dalam hal ini Musa mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang

sesuai dengan keluarga Firaun atau orang Mesir, dan hampir dapat dipastikan

bahwa Musa juga mendapatkan pelatihan yang berhubungan dengan

pelatihan pasukan Mesir, belajar perang, membuat taktik pertempuran, selain

itu dia juga belajar seni baik seni pahat maupun seni ukir.

Di Midian.

Midian adalah salah satu tempat yang ada di semenanjung Arab. Sangat

tandus, panas pasir yang gersang, berkerikil dan penuh dengan tebing

bebatuan yang terjal, dengan sesekali semak belukar yang jarang-jarang

mencoba untuk bertahan hidup. Allah telah mempersiapkan Musa sebagai

pemimpin yang tangguh di kemudian hari, yang telah terlatih dalam

ketrampilan Mesir, dan jiwanya di tempa di padang gurun sunyi. Tentang

kondisi Musa, F.B. Meyer mengomentari, Musa kehilangan hubungan

dengan Allah. Lalu ia melarikan diri dan menyebrangi padang pasir yang

terletak antara dirinya dengan batas timur; menyesuri gunung melewati

mesemanjung Sinai, setelah tahun-tahun ia memimpin orang-orangnya; dan

akhirnya ia duduk dengan letih di tepi sumur di tanah Midian. 60

Musa mengalami kejatuhan. Dan kitab Suci mengatakan, dia adalah

seorang yang hatinya susah sekali, jiwanya hancur dan remuk, ia telah sampai

pada dasar yang paling bawah. Dalam beberapa hari saja, ia telah melangkah

ke puncak piramid sebagai calon seorang Firaun dan turun jatuh sekali

menjadi seorang yang paling amat nista. Dan tidak memiliki apa-apa. Dalam

59 F.B. Meyer, Moses: The Servant Of God (Grand Rapids, Michigan: Zondervan

Publising House, 1953), 31

60 Meyer. Moses: The Servant Of God… 31

Page 88: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

82

keadaan binggung dan letih bisa saja Musa kembali merenungkan pelajaran-

pelajaran dari masa lalunya.61

2. Prinsip Rohani Musa.

Pengalaman Musa selama empat puluh tahun di padang gurun Midian

menjadi suatu pembelajaran prinsip-prinsip kepemimpinan rohani baginya.

Ada tiga prinsip rohani yang Musa peroleh selama berada di padang gurun

Midian.

Sikap Rendah Hati.

Dalam kitab Keluaran 2:16-17 Firman tertulis: Adapun imam di Midian

itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan

mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya.

Maka datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka lalu Musa bangkit

dan menolong mereka dan memberi minum kambing domba mereka.

Kegagalan mengajarkan Musa untuk memiliki suatu sikap hamba. Allah

memanfaatkan semua kegagalan Musa dan penundaan yang ia alami untuk

mengerjakan didalam dirinya hati seorang hamba.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dengan sukarela dan

sukacita menjadikan dirinya hamba. Pelayanannya tulus iklas, tidak berpura-

pura, kepemimpinan Musa otentik, bukan sandiwara karena pemimpin sejati

memiliki sikap mental seorang pelayan.62 Musa memiliki motivasi seorang

abdi, bersikap dan bertindak sebagai seorang hamba karena dia adalah

pemimpin yang menghamba sekaligus hamba yang memimpin. Hal ini di

tegaskan oleh Eka Darmaputera, memimpin itu termasuk dalam seni

pelayanan – an art of serving. Bukan termasuk ‘seni peran’ – an art of acting.63

Menurut Alan E. Nelson dalam bukunya menuliskan, pemimpin yang dewasa

secara rohani akan menunjukkan kepemimpinan yang melayani dan

61 Petrus Oktavianus, Alih Generasi Kepe,mimpinan .. 30

62 ibid ... 31

63 Darmaputera, Kepemimpinan Dalam Perspektif Alkitab … 91

Page 89: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

83

kepemimpinan semacam ini bercikal bakal dari kerendahan hati yang selaras

dengan penciptanya maupun tujuannya diantara ciptaannya yang lain.64

Rela Menjadi Orang Yang Tidak Dikenal.

Musa telah menajadi seorang pendatang di sebuah tanah asing, di lupakan

dan tidak di kenal. Ia datang ke Midian dengan tidak mengenal seorangpun,

tidak mengenal budayanya. Musa rela menajdi orang yang tidak dikenal,

tinggal terpisah dari keramaian dengan status yang baru. Allah telah memakai

kegagalan Musa untuk menghancurkan hasrat besar dalam hatinya demi

menjalankan program-Nya, mempersiapkan Musa menjadi seorang

pemimpin. A. B. Susanto dalam bukunya menuliskan, untuk dapat melayani

seorang pemimpin harus mengosongkan dirinya sendiri dari dampak negatif

kepemimpinan yaitu berperan sebagai penguasa, sehingga ia sanggup

bersikap rendah hati dan mampu mengayomi semua anggotanya dengan

tulus.65

Musa rela menjadi orang yang tidak dikenal, untuk tinggal terpisah dari

gemerlapnya cahaya, untuk menerima statusnya yang baru. Allah memakai

kegagalan dalam hidup seseorang untuk menghancurkan hasrat besar dalam

hatinya, dan ketika Allah telah menghancurkan dari nafsu untuk dikenal, bisa

saja Allah menempatkan dia dalam gemerlapnya cahaya yang tidak pernah

dia bayangkan. Dengan menyadari bahwa ia adalah bagian dari tentara Sang

Raja. Orang-orang dengan pengabdian tanpa keegoisan sangat di perlukan.66

Bertekun Dalam Pimpinan Allah.

Musa mengalami proses hidup yang luar biasa, namun dalam proses

inilah Musa mengalami kebersamaan dengan Allah tiap-tiap saat. Belajar

untuk bertahan didalam pengajaran dan pendidikan dari Allah secara

langsung, dan didalam ketidak nyamanan inilah dia mendapatkan kembali

kemurnian visinya untuk membebaskan bagsanya dari perbudakan Mesir.

64 Alan E. Nelson, Spirituality & Leadership (Bandung: Kalam Hidup, 2007) 90

65 A. B. Susanto, Meneladani Jejak Yesus Sebagai Pemimpin, (Yogyakarta:

ANDY, 2006) 34

66 Swindoll, Pria Berdedikasi & Tak Mementingkan Diri Sendiri ... 107

Page 90: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

84

Seorang pemimpin rohani tidak cukup untuk mengandalkan kemampuan

intelektual dan kemampuan ketrampilannya, Allah punya cara tersendiri

untuk membuktikan apakah seseorang layak dijadikan pemimpin rohani. A.

T. Tozer mengatakan, seorang pemimpin yang sejati dan terpercaya

tampaknya adalah seseorang yang tidak memiliki suatu hasrat untuk

memimpin, tetapi didorong menduduki suatu posisi kepemimpinan oleh

dorongan dari dalam yaitu Roh Kudus dan dorongan situasi dari luar.67 Para

pemimpin rohani tidak akan mampu bertahan dengan kepintaran

intelektualnya sendiri, melainkan didalam pimpinan dan kuasa Roh Allah

yang bekerja sesuai dengan maksud dan tujuan Allah sendiri. Musa di

persiapkan Allah di dalam misi-Nya yang besar yaitu pembebasan umat-Nya,

bukan kepada kejayaan Firaun dan kerajaannya.

3.Kualitas Kepemimpinan Musa

Kualitas seorang pemimpin sangat berpengaruh di dalam tugas dan

tanggung jawabnya, ketika Musa melewati proses Padang Gurun yang

panjang, Musa sampai pada titik yang paling rendah dimana dia merasa tidak

memiliki jabatan atau kekuatan dalam dirinya sendiri. Sehingga pada saat

Allah berbicara kepada-Nya, Musa menjawab dalam kitab Keluaran 3:11,

siapakah aku ini, maka aku akan menghadap Firaun dan dan membawa orang

Israel keluar dari Mesir? Musa memberi alasan pertama bahwa, aku tidak

memiliki semua jawaban. sesungguhnya dia tidak memiliki apa-apa dan

kalaupun dia dipakai dengan luar biasa, maka semua itu karena Tuhan sendiri

yang memberikan keberhasilan dan kemenangan melalui dirinya. Allah

mementingkan pengakuan hati.68

Aspek Rohani.

Selain kepribadian, kerohanian merupakan kualifikasi utama dalam

kepemimpinan Kriaten kekuatan pemimpin kristen akan dapat diukur dari

hubungannya dengan Tuhan. Oleh sebab itu beberapa ciri sifat Musa

67 A. W. Tozer, dalam The Reaper, February 1962, 459.

68 Eka Darma Putra, Kepemimpinan Dalam Perspektif Alkitab ... 66

Page 91: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

85

tercermin di dalam sikapnya sebagai berikut: pertama, ia lemah lembut.

Sekalipun masalah yang dihadapi justru datang dari kalangan keluarganya

sendiri yaitu dari ketidak taatan dan kemurtadan Harun dalam hal anak lembu

emas (Kel. 32:1), dan rasa iri hati Miryam dan Harun akan kedudukan Musa

dan juga kecaman mereka terhadap perkawinannya. Namun Musa

menghadapi semuanya itu sebagaimana tertulis dalam bilangan 12:3, Adapun

Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia

yang diatas muka bumi. Kedua, beriman. Sebagai pemimpin umat Allah

Musa tidak saja mengandalkan kemampuan teknis yang dimilikinya, tetap

jauh dari yang lebih asasi, didalam kepemimpinan Allah dalam hidupnya dan

didalam imannya. Musa memilih untuk tidak disebut sebagai anak puteri

Firaun (Ibrani 11: 24-29). Memilih untuk tidak populer bagi seorang

pemimpon rohani adalah bagian yang teristimewa dan sangat gampang untuk

di lakukan jika ia memiliki iman yang sungguh-sungguh kepada Tuhan

Yesus. Ketiga, kejujuran. Kejujuran merupakan hal pertama yang harus

dimiliki oleh seorang pemimpin rohani. John C. Maxwell, yang harus dimiliki

dari seorang pemimpin atau calon pemimpin adalah kekuatan watak. Cacat

watak yang serius tidak bisa diabaikan. Ini akhirnya akan membuat seseorang

pemimpin tidak efektif setiap kali.69

Keempat, Visioner. Visi adalah ihwal melihat, suatu ihwal mendapat

persepsi yang imajinatif, yang memadu pemahaman yang mendasar tentang

situasi masa kini dengan pandangan yang menjangkau jauh kedepan. Seorang

pemimpin rohani harus mampu melihat kedepan untuk jangka 10-15 tahun

akan datang. Antisipasi jauh kedepan, visi kedepan terjalin melalui

pengalaman bersama Tuhan. Dengan visi baru, seorang pemimpin dapat

melahirkan ide baru yang sangat dibutuhkan dalam mengelola dan

memajukan lembaga yang dipimpinnya.70 Musa memiliki visi Allah yang

jelas yaitu tentang tanah perjanjian, bukan kedudukan yang jelas tentang

jabatan, pemimpin rohani sudah seharusnya memikirkan bagaiman visi atau

69 John C. Maxwell, Mengembangkan Pemimpin Disekeliling Anda ( Jakarta:

Profesional Books, 1997) 75

70 P. Octavianus, Kepemimpinan Kristen Dalam Negara Pancasila (Batu, Jatim:

Yayasan Persekutuan Pekebaran Injil Indonesia, 1989)

Page 92: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

86

ide dapat ditularkan kepada banyak orang sehingga gerakan rohani dapat

terjadi dimana-mana. Tiga tokoh tentang gerakan besar yaitu: Mahatmah

Karamchand Gandhi, Martin Luther King Jr, atau Che Guevarra, telah

berjuang keras untuk menanamkan sebuah gagasan atau ide. Tak

sekelumitpun mereka berhasrat meraih atau merebut kekuasaan. Yang

mereka dambakan adalah dimana memungkinkan bisa menularkan cita-cita,

membagikan visi atau impian.71 Cita-cita mereka tetap menginspirasi

perjuangan banyak orang, gerakan anti kekerasan, gerakan persamaan hak,

gerakan antidiskriminasi, gerakan pembebasan rakyat tertindas. Tidak

seorangpun yang dapat memisahkan gerakan-gerakan ini dari tiga tokoh

tersebut.

Kelima, Tekun, ketekunan merupakan hal dasar namun sangat penting

untuk dimiliki oleh seorang pemimpin rohani, ketekunan merupakan salah

satu cara untuk menghadang setiap lawan yang akan datang baik ancaman

dari luar maupun dari dalam, termasuk juga didalam kejenuhan dan

kerutinitasan pelayanan. Ketekunan sorang pemimpin didalam visi Allah

akan melahirkan hal-hal rohani yang dapat di nikmati oleh banyak orang.

Musa tekun didalam memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, sekalipun dia

harus berhadapan dengan banyak masalah karena Musa tak pernah lupa

bahwa bangsa Israel adalah umat Allah berdasarkan perjanjian Allah, yang

oleh janji Allah akan mewarisi tanah perjanjian itu.72

Keenam. Ketaatan dan Bertanggung jawab. Pemimpin rohani yang baik,

adalah pemimpin yang bersedia taat dan bertanggung jawab dalam setiap

tugas dan panggilannya. Musa menunjukkan ketaatannya dalam tugas yang

sedang dilakukan, kritik yang datang dari orang-orang ada disekelilingi dia

tidak menjadikan hatinya berubah, tetapi justru membuatnya tiap-tiap saat

datang kepada Allah. Begitu juga dengan tanggung jawabnya terhadap bangsa

Israel, dalam hal-hal yang tidak mungkin menjadikan mungkin. Musa

memimpin bangsa Israel untuk menyeberangi Laut Merah, sama seperti

melintasi tanah kering, (Ibrani 11:29).

71 Darmaputera, Kepemimpinan Dalam Perspektif Alkitab, ... 126-127

72 Stott, Isu-Isu Global: Menantang Kepemimpinan Kristen, … 468

Page 93: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

87

Aspek Sosial.

Seorang pemimpin hendaknya memiliki karakter yang tinggi,

pengetahuan yang komprehensif dan kecakapan sosial sehingga

menghasilkan efektifitas dan efisiensi yang tinggi, serta hubungan sosial yang

sehat. Dalam memimpin bangsa Israel, aspek sosial mewarnai gaya

kepemimpinan Musa. Adapun aspek sosial yang dimiliki musa adalah:

pertama, Simpati dan Empati. Ketika Musa melihat seorang Mesir memukul

seorang Ibrani dan hal ini terlalu sering dilihatnya. Musa memiliki rasa

solidaritas yang tinggi bagi saudara-saudaranya dan bukan sampai disitu saja

dari dalam hatinya muncul rasa empati terhadap saudara-saudaranya yang

sering disiksa oleh mandor Mesir (Keluaran 2:12). Dalam hal ini dapat

dipahami tradisi Yahudi berusaha menampilkan Musa sebagai orang yang

mempunyai perhatian kepada bangsanya.73 Kedua. Bersedia Untuk di

Nasihati. Seorang pemimpin rohani bersedia mendengarkan kritik dan saran

dari rekan-rekannya atau orang lain. Dalam kitab Keluaran 18:24

mengatakan, Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannya

segala yang dikatakannya.

4. Kualifikasi Pengganti Musa

Musa tidak hidup selama-lamanya, ia harus diganti, namun siapa yang

memenuhi kualifikasi untuk menggantikan posisi Musa? Menjelang akhir

hayatnya, Musa mengetahui secara naluriah bahwa bangsa Israel

membutuhkan pemimpin lain untuk membimbing mereka setelah ia

meninggal. Sekalipun ada 70 orang tua-tua yang membantunya, tetapi mereka

tidak melihat orang yang sama seperi Musa. Kenyataan bahwa kematiannya

justru terjadi pada saat mereka hendak memasuki Kanaan menyebabkan krisis

itu bertambah parah.74

Sebenarnya ada dua orang yang memenuhi mandat yang dibutuhkan,

hanya dua pemimpin yang telah menerima latihan bertahun-tahun dari Musa

73 Dianne Bergant & Robert J. Karris, Tafsiran Alkitab Perjanjian Lama

(Jakarta: Lembaga Biblika Indonesia, 2002) 84

74 J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani, (Bandung: Kalam Hidup, 1979)

146

Page 94: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

88

dan telah menyaksikan tangan Allah dalam hidup bangsa tersebut yaitu Kaleb

dan Yosua. Namun ketika Musa memohon kepada Allah seorang pemimpin

pengganti, Ia berikan Yosua kepada mereka. Menyoroti kepemimpinan dari

paradigma Alkitab, maka kepemimpinan kristen adalah: suatu proses

terencana yang dinamis dalam konteks pelayanan Kristen (yang menyangkut

faktor waktu, tempat, dan situasi khusus) yang di dalamnya oleh campur

tangan Allah, Ia memanggil bagi diri-Nya seorang pemimpin (dengan

kapasitas penuh) untuk memimpin umat-Nya (yang mengelompokkan diri

dalam suatu institusi/ organisasi) guna mencapai tujuan Allah 75 (yang

membawa keuntungan bagi pemimpin, bawahan, dan lingkungan hidup).

Dipilih Oleh Allah.

Musa menyadari bahwa betapa pentingnya seorang pemimpin Israel

adalah orang yang di oleh pilihan Allah sendiri. Ada beberapa unsur penting

yang perlu diperhatikan dalam kepemimpinan Kristen, yaitu: Pertama. Sama

seperti kepemimpinan lain pada umumnya. kepemimpinan kristen adalah

juga suatu proses terencana dan dinamis. Presuposisi utama dalam

kepemimpinan kristen ialah bahwa ”Allah-lah” dalam seluruh proses

terencana yang dinamis ini. Batu uji terpenting bahwa Allah campur tangan

ialah” ada kemuliaan bagi Dia”. Kedua. Kepemimpinan Kristen juga

memiliki ”Konteks Pelayanan”. Sebagai faktor situasi yang berkaitan dengan

unsur waktu, tempat, dan situasi khusus dalam konteks hidup yang berbeda,

yang memberi kepadanya nilai lebih.

Ketiga, Kepemimpinan Kristen memiliki presuposisi yang Berkenaan

dengan anugerah khusus. Yang menekan bahwa Allah-lah yang berdaulat

memilih pemimpin kristen bagi diri-Nya (faktor penentu) yaitu pemimpin

yang berkapasitas (memiliki karunia kepemimpinan, pengetahuan, keahlian

serta karakter yang mapan) yang diterapkannya dalam tugas (bukan jabatan/

75 Istilah “tujuan Allah” dipahami secara luas, yaitu tujuan yang olehnya gereja/

umat Allah itu “ada/ berada” di bumi, yaitu untuk membawa kemuliaan bagi Allah. Secara

sempit istilah ini Berkenaan dengan visi dasar bagi kepemimpinan seorang pemimpin, bukan

alasan pembenaran bagi sikap/ keputusan pemimpin (atas nama kehendak Allah yang disalah

gunakan). Yakob Tomatala, Kepemimpinan Kristen, (Yakarta: YT , 2002), 12

Page 95: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

89

posisi) pelayanan sebagai pemimpin. Keempat. Dalam Kepemimpinan

Kristen, umat Allah sebagai orang yang dipimpin. Dalam suatu kelompok

atau suatu organisasi, memiliki tanggung jawab integral untuk secara bersama

terlibat dalam pengerjaan pelayanan yang dipercayakan kepada setiap

individu. Kelima, Dalam kepemimpinan Kristen, tujuan Allah adalah dasar

utama. Yang menjelaskan untuk apa gereja ada, yang di atasnya tujuan umat

Allah (sebagai suatu kelompok/ gereja/ institusi/ organisasi) dibangun.

Keenam. Tujuan Allah adalah tujuan utopi bagi dan dari eksistensi serta

tujuan hidup umat-Nya (gereja). Tujuan utopi (tertinggi/ ideal/ teragung)

difokuskan kepada Allah (yang agung dan mulia) yang harus diwujudkan

dalam hakikat hidup dan bukti umat-Nya yang akan ditandai oleh tekad setia

kepada Tuhan, sehingga membawa kemuliaan bagi nama-Nya dalam

kepemimpinan Kristen76.

Memiliki Hati Gembala

Alkitab secara esensi adalah Firman Allah yang diberikan kepada

pemimpin, di mana pemimpin mempunyai tanggung jawab atau tugas untuk

memberi pengaruh yang positif baik dari perkataan maupun sikap hati yang

terpancar dalam tingkah laku seorang pemimpin, dan memberi kesempatan

kepada orang lain melalui pembimbingan dalam mengembangkan dan

membentuk potensi diri, dalam hal ini melalui pendidikan. Di mana seorang

pemimpin diberi tugas yang mulia untuk menjadi seorang pendidik.77

c. Profil Yosua Sebagai Mentee

Yosua bin Nun, cucu Elisama kepala suku Efraim (1 Tawarikh 7:27;

Bilangan 1:10), disebut sanak saudaranya Hosea, artinya keselamatan

(Bilangan 13:8). Yosua dilahirkan pada masa tahun-tahun perbudakan yang

76 Yakob Tomatala, Kepemimpinan Kristen..., 13-14

77 Ulangan 6: 4-9 memaparkan mengenai dasar pendidikan, yaitu Amanat Allah

adalah Esa (ayat 4) Adapun motif dari pendidikan tersebut adalah kasih kepada Allah secara

holistik (hati, jiwa, kekuatan dan rasio) ayat 5 sedangkan tugas dari pendidikan itu adalah

mengajar, membicarakannya, mengikatkannya dan menuliskannya (ayat 6-9) (kutipan dari:

Danik Astuti Lumintang, Tesis, 38). Stevri Lumintang, Dasar-Dasar Pendidikan Kristen,

(Batu: I-3, Program Pascasarjana Pendidikan Kristen, 2004)

Page 96: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

90

sukar dibawah Firaun, sangat mengenal baik apa artinya cambuk dengan

cemeti, disuruh bekerja berat terus menerus diladang pembuatan batu bata.

Pada saat itu ia berusia 20 tahun, sebagai orang terdekat Musa selain Harun

dan Hur. Sikap Yosua yang benar dalam kepemimpinannya turut ditunjang

oleh aspek rohaninya, antara lain: penyataan Tuhan yang jelas kepada Yosua,

ia mencintai hadirat Tuhan, ia memiliki hati sebagai seorang hamba, hidup

penuh Roh, memiliki iman yang teguh, berani, saleh dan jujur. Yosua

pertama-tama muncul dalam sejarah Israel, ketika bangsa ini mendekati

daerah Gunung Sinai dan di serang oleh orang Amalek di Rafidim (Keluaran

17:8). Dibawah pimpinan Yosua, bangsa Israel memperoleh kemenangan

yang gemilang atas orang Amalek (Yosua 9-13).

Kemudian Yosua disebut sebagai pembantu Musa, ketika ia menemani

Musa hingga ke kaki Gunung Sinai, bersama-sama dengan pemimpin yang

lain. Ketka Musa mencapai suatu tempat di gunung tersebut, ia mengatakan

kepada tua-tua yang lain, Tinggalah disini menemani kami, sampai kami

kembali lagi kepadamu (Keluaran 24:13-14). Hal ini menunjukkan bahwa

Yosua pergi bersama dengan Musa, karena ia termasuk dalam kata kami.

Blaikie berpendapat bahwa Yosua bersama-sama dengan Musa selama enam

hari ketika kemuliaan Allah diam di Gunung Sinai dan awan menutup gunung

itu (Keluaran 24:15-16), tetapi ketika Allah meminta Musa naik lebih tinggi

(Keluaran: 24:16, 18), Yosua tidak ikut, tetapi tinggal di tempat peristirahatan

di tengah-tengah jalan antara tempat para tua-tua melihat kemuliaan Allah

dan puncak gunung tempat Allah berbicara kepada Musa.78

Pada akhir masa empat puluh tahun di daerah Sinai dan padang gurun,

Yosua ditunjuk untuk menggantikan Musa sebagai pemimpin yang baru.

Setelah Musa meninggal, Tuhan mengkonfirmasikan pilihan Musa melalui

Firman-Nya kepada Yosua.

Yosua akan memimpin, memikul dengan rela semua resiko dan tangung

jawab karena itu, Yosua melaksanakan tugas tersebut dengan penuh

keyakinan diri. Menguraikan tugas Yosua lebih rinci, Trent Butler

78 William Garden Blaikie, The Book Of Joshua: The Expositor’s Bible (New

York: Funk & Wagnalis, 1900) 28.

Page 97: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

91

menerangkan, bahwa dalam kitab Yosua pasal 1, beberapa kata kunci selalu

diulangi. Sebagai contoh misalnya (1:1, 2, 3, 5, 7), Aku akan menyertai

engkau (1:5, 9), keberhasilan di janjikan Allah berulangkali (1:3, 4, 5, 6, 7, 8,

9), terbebas dari perasaan takut (1:5, 9) dan penurunan mutlak senantiasa

diperlukan (1:7, 8, 9). Trent Butler meneruskan, bahwa dalam perikop ini,

Yosua 1:1-9 tertera hal-hal yang penting sekali dan bentuk perintah yang

bersifat Ilahi (1:2, 5, 6, 6, 7, 8).79

Pentingnya Mentoring Untuk Mempersiapkan Alih Generasi

Kepemimpinan

Pada pokok pembahasan ini, penulis akan memaparkan secara khusus

mengenai pentingnya mentoring Musa untuk mempersiapkan alih generasi

kepemimpinan. Adapun topik-topik yang akan menjadi pembahasan pada

bagian ini, adalah sebagai berikut: pertama, memberikan pendidikan secara

rohani. Kedua, membangun kemampuan intelektual dan ketrampilan. Ketiga,

pengembangan potensi kepemimpinan.

Memberikan Pendidikan Secara Rohani.

Persiapan para calon pemimpin-pemimpin yang secara khusus

menyangkut kemampuan Intelektual dan ketrampilan merupakan sasaran

pembinaan yang nantinya dapat mendukung seorang pemimpin menjadi yang

berkualitas. Pemimpin memiliki peran sebagai pembina rohani bagi para

calon pemimpin adalah hal yang utama dan pertama, peran tersebut bertujuan

memberikan makanan yang bersifat rohani yang sehat terhadap anggota-

anggotanya. Oleh karena itu, dalam hubungannya dengan pendidikan kristen,

pemimpin merupakan orang yang bertanggung jawab untuk memberikan

jawaban bagi permasalahan hidup dan kehidupannya. Yohanes dalam Injilnya

79 Trent C Butler, Word Biblical Commentary: Josua, Vol 7 (Waco, Texax: Word

Book, 1983), 9.

Page 98: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

92

menulis: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyai

dalam segala kelimpahan” (10: 10).80

Peranan pembina kepada pemimpin-pemimpin baru adalah sebagai

pengajar dan juga sebagai pembimbing contoh dalam metode laboratorium,

pembina lebih disebut dengan sebutan fasilitator atau pemimpin kelompok.

Biasanya seorang fasilitator ingin kelompoknya dapat belajar sendiri dengan

menggunakan fasilitas yang diciptakannya. Pertama, pembina adalah orang

yang kaya dengan ilmu pengetahuan. Pembina yang kaya dengan

pengetahuan menaburkan pengetahuan, khususnya pengetahuan mengenai

iman Kristen. Pengetahuan yang dimaksud juga berkaitan dengan

penguasaannya atas sumber-sumber pengetahuan, sehingga para calon

pemimpin dapat dituntun kedalam hal penyediaan sebanyak dan seluas

mungkin bahan yang membahas masalah calon pemimpin-pemimpin dari

segala segi.

Kedua, pembina calon pemimpin-pemimpin adalah orang yang kaya

dengan sikap yang baik. Pembina sangat mempengaruhi calon pemimpin-

pemimpin dalam pembelajaran. Untuk itu selain pengetahuan, maka sikap

mental dan perilaku pembina sangatlah berpengaruh. Mental seorang

pembina akan tercermin dalam sikap perilakunya dan tindakannya. Rogers,

Maslow dan May memaparkan beberapa kriteria tentang sikap yang dianggap

tepat untuk para pembina calon pemimpin-pemimpin, yaitu: Empathy

(beradaptasi dengan lingkungan mahasiswa). Kedua, kewajaran (bersikap

jujur, apa adanya, wajar, terus-terang, konsisten, terbuka dan mencerminkan

perasaannya yang sebenarnya). Ketiga, Respek (memiliki pandangan positif

terhadap para calon pemimpin-pemimpin). Keempat, komitmen dan

kehadiran (menghadirkan diri secara penuh dalam kelompok pembelajaran

calon pemimpin-pemimpin). Kelima, mengakui kehadiran orang lain,

(mengakui adanya atau kehadiran orang lain). Keenam, membuka diri

(adanya keterbukaan baik dari para calon pemimpin-pemimpin maupun dari

80 R. C. Sproul, Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen, (Malang: Seminar

Alkitab Asia Tenggara, 1997), 285; band. Louis Berkhof, Theologia Sistematika 5,

(Surabaya: Momentum ,2003), 22-24

Page 99: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

93

diri pembina itu sendiri). Beberapa contoh tokoh dalam Alkitab yang dapat

kita pelajari bersama yaitu:

Pengalaman hidup: Nabi Nathan menegur Daud

Dalam kitab 2 Samuel 12, dipaparkan mengenai bagaimana nabi Natan

menegur Daud mengenai dosa beruntun yang telah diperbuatnya. Dalam hal

ini, nabi Natan menceritakan mengenai pengalaman Daud, baik Daud sebagai

gembala maupun Daud sebagai raja. Nabi Natan menegur Daud mengenai

dosa yang telah diperbuat olehnya, yang dihubungkan dengan pengalaman

hidup Daud dimasa lalu (sebagai gembala) dan masa kini (sebagai raja). Nabi

Natan adalah seorang nabi yang berada dalam kerajaan di mana Daud

memerintah (2 Sam. 7: 2), nabi Natan mengenal secara baik siapa dan

bagaimana Daud. Dalam hal menegur Daud, nabi Natan menggunakan dua

cara pendekatan, yaitu: pendekatan kepada Daud sebagai raja maupun

pendekatan pengalaman hidup Daud pada masa mudanya sebagai seorang

gembala. Dari kedua pendekatan yang digunakan oleh nabi Natan ini,

membuat Daud menayadari akan kesalahannya atau dosanya yang pada

akhirnya memimpin Daud pada pertobatan.81

Dalam perjanjian Baru, tulisan Injil memaparkan mengenai Yesus

sebagai Seorang Guru agama di Synagoge, mengajar diluar gedung,

berkonfrontasi dengan pribadi-pribadi tertentu dan mengajar para murid-

murid-Nya dalam hubungan yang lebih intim. Setelah itu, Tuhan Yesus

berharap para murid-murid-Nya akan melanjutkan pembinaan, pengajaran

kepada orang lain.82

Yesus Guru Agung (Jesus The Master Teacher)

Tuhan Yesus disebut “Guru” atau “Rabi” dalam kitab Injil sebayak 41

kali. Dalam Yohanes 1: 38, Tuhan Yesus disebut “Rabbi” dalam bahasa

Yahudi. Dalam kitab Injil ini banyak dipaparkan tentang bagaimana Tuhan

81 Kenneth O. Gangel & James C. Wilhoit (Eds), The Cristian Educator’s

Handbook on Adult Education , “One Biblical Foundations For Adult Education”, 36-37

82 Mikael J., Evangelical Dictionary of Christion, (Grand Rapind, Michigan:

Baker Book House Company, 2001) 28

Page 100: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

94

Yesus memakai pendekatan-pendekatan atau metode khusus dan fleksibel

dalam pengajaran-Nya untuk mencapai orang-orang tertentu. Sebagai contoh

dalam Injil Lukas, Tuhan Yesus mengajarkan tentang pengampunan kepada

seorang perempuan berdosa, dan secara bersamaan Tuhan Yesus juga

mengajarkannya kepada Simon, orang farisi yang telah mengundang Tuhan

Yesus makan di rumahnya (Lukas 7: 36-50). Pendekatan Tuhan Yesus kepada

perempuan berdosa ini, berbeda dengan pendekatan yang pakai Yesus kepada

orang-orang Farisi dan para ahli Taurat (Mat. 15: 2-3). Sering kali banyak

ditemukan, bagaimana Tuhan Yesus memberi jawaban atas pertanyaan yang

muncul dengan jawaban yang tidak secara langsung, namun Tuhan Yesus

menjawab dengan memakai perumpamaan-perumpamaan.83 Menjadi seorang

pemimpin yang mengalami transformasi hidup, bukanlah suatu hal yang

gampang. Namun butuh perjuangan diri dan pertolongan orang lain di dalam

mencapai perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang

menyentuh sendi kehidupan spiritual yang menjadi tujuan utama hidup orang

beriman.84. Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa perubahan hidup

spiritual merupakan langkah awal dan syarat mutlak untuk memasuki

perubahan hidup secara total. Reaksi perubahan hidup seseorang yang

mengalami perubahan secara signifikan dapat digambarkan di dalam gambar

berikut ini:

83 Kenneth O. Gangel & Jemes C. Wilhoit (Eds.), The Cristian Educator’s

Handbook on Adult Education, “One Biblical Foundations For Adult Education”…, 14-15

84 Elisa B. Surbakti, Konseling Praktis Mengatasi Berbagai Masalah (Bandung:

Yayasan Kalam Hidup, 1993) 336

Page 101: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

95

Gbr. 1 Reaksi Manusia terhadap Perubahan

Membangun Kemampuan Intelektual dan Ketrampilan.

Pembentukan karakter yang dapat mendukung kemampuan intelektual dan

ketrampilan, yang meliputi: pertama, Gaya hidup. Orang yang akan memiliki

kerajaan Allah bukanlah mereka yang berpretensi dapat menghasilkan atau

memberi sesuatu kepada Allah, melainkan mereka yang merasa miskin, tak

dapat berbuat apa-apa dan memberi apa-apa untuk Tuhan. Kedua, Sikap

hidup. Memiliki sikap hidup yang lemah lembut, sesungguhnya berarti

kemampuan untuk menguasai amarah sehingga hanya marah pada saat yang

tepat dan tidak pernah marah pada saat yang tidak tepat.Hal ini menegaskan

bahwa setiap murid Yesus harus berusaha untuk atau berperan aktif dalam

membangun hubungan yang baik antara manusia dengan manusia dan antara

manusia dengan Tuhan.85 Ketiga, Jati Diri. Hakikat keberadaan atau jati diri

seorang murid adalah menjadi garam dunia, realisasi hakikat para murid

sebagai garam adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar. Selanjutnya

85 Arliyanus Laroso, Memuridkan Dunia …, 15

PERUBAHAN

Rohaniah Jasmaniah

Reaksi

Menolak Menerima

Hidup Statis Hidup Dinamis

Page 102: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

96

Yesus memakai terang dalam menggambarkan jati diri para murid. Terang

adalah yang sangat penting dalam kitab suci. Allah adalah terang, menurut 1

Yohanes 1: 5, dan Kristus digambarkan sebagai terang dunia dalam Yohanes

8: 12, 9:5, 12:46. Dan keempat, Komitmen. Sebagai pengikut Yesus,

komitmen untuk memberlakukan hukum Taurat. Dan Tuhan Yesus

menegaskan kepada para murid agar tidak menganggap remeh hukum Taurat,

sebab sangat mudah bagi para pengikut Yesus untuk mengabaikan hukum

Taurat.

Pengembangan Potensi Kepemimpinan

Pemimpin yang sukses pasti menyadari bahwa pertumbuhan pribadi dan

perkembangan keahlian merupakan pengejaran seumur hidup. Dari semua

orang Israel, hanya Musa yang dapat membimbing Yosua menjadi pemimpin

besar, karena orang mereproduksi siapa diri mereka sesungguhnya. Dan Musa

memiliki kemauan serta waktu untuk melakukannya. Sebagaimana John

Maxwell pernah mengatakan, pemimpin menciptakan dan mengilhami

pemimpin baru dengan menanamkan keyakinan dalam kemampuan

kepemimpinan mereka dan membantu mereka mengembangkan serta

mengasah keahlian kepemimpinan yang tidak mereka ketahui bahwa mereka

memilikinya.86

Membagi Pengalaman.

Musa membagikan pengalaman serta penerapan kepada Yosua. Dalam

hal ini bimbingan terhadap Yosua bukanlah sekedar transfer informasi,

melainkan mencakup pengalaman nyata. Musa membagi kehidupan dengan

Yosua. Ketika bangsa Israel harus menghadapi bangsa Amalek dalam

pertempuran, Musa menjadikan Yosua panglimanya. Ketika dibutuhkan

pengintai dari suku Efraim, Yosua yang diutus, dan ketika Musa

membutuhkan asisten pribadi, Yosua yang dipilihnya.87

86 Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di Sekeliling Anda…, 19

87 Octavianus, Alih Generasi Dan Kepemimpinan…, 77

Page 103: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

97

Dorongan Serta Penegasan.

Banyak pemimpin yang mengharapkan bawahannya memberikan

dorongan semangat kepada diri sendiri. Tetapi kebanyakan orang

memerlukan dorongan dari luar untuk menarik mereka kedepan. Itu

merupakan hal yang vital bagi pertumbuhan mereka. Bahkan seorang calon

pemimpin yang cerdas dan bekerja keras akhirnya merosot semangatnya

kalau produksinya tidak diberi dorongan.88 Seorang calon pemimpin perlu

diberi dorongan semangat. Jika mereka tiba pada sebuah situasi baru, mereka

menghadapi banyak perubahan dan mengalami banyak perubahan sendiri.

Dorongan semangat membantu mencapai potensi mereka. Hal ini

memperkuat mereka dengan memberi energi untuk maju terus setelah mereka

membuat kesalahan. Seringkali, dalam kepemimpinan yang kacau serta

penuh tuntutan, banyak orang memilih mengerjakan hanya yang cepat

menunjukkan hasil. Mereka tidak berpikir jauh ke depan, dan mereka tidak

berusaha memandang segalanya menurut perspektif Allah.89

Memberi Kewenangan.

Ketika tiba saatnya Musa meletakkan tangannya atas Yosua dan secara

umum menugaskannya dihadapan bangsa Israel, dan memberikan

kewenangan kepadanya. Proses persiapan yang dilakukan oleh Musa kepada

Yosua dimulai dari Musa memperkenalkan Yosua dihadapan Israel sebagai

pemimpin masa depan (Bilangan 27: 18-22; Ulangan 31:7; 34:7). Musa

membagikan pengalaman-pengalaman rohani yang penting bagi Yosua

(Keluaran 24:13; 33:11). Menurut Maxwell dalam bukunya, 90ada beberapa

tingkat wewenang. Pertama, kecakapan. Jenis wewenang ini berdasarkan

kecakapan profesional seseorang, kemampuan untuk melakukan pekerjaan.

Pengikutnya memberikan kepada pemimpin yang cakap wewenang didalam

bidang keahliannya. Kedua. Kepribadian. Pengikut juga akan memberikana

wewenang kepada orang lain berdasarkan ciri khas pribadi, seperti

88 Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Disekeliling Anda…, 126

89 Maxwell, 21 Menit Paling Bermakna Dalam Hari-Hari Pemimpin Sejati…,

266.

90 Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di Sekeliling Anda …, 171-172

Page 104: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

98

kepribadian, penampilan dan karisma. Wewenang berdasarkan kepribadian

sedikit lebih luas dibandingkan dengan wewenang berdasarkan kecakapan,

tetapi ini tidak benar-benar lebih maju karena cenderung pulasan. Ketiga.

Integritas. Wewenang berdasarkan integritas berasal dari hati sanubari

seseorang. Ini berdasarkan watak setelah pemimpin baru mendapatkan

wewenang berdasarkan integritas, mereka melintas memasuki tahap baru

perkembangan mereka. Keempat. Spiritualitas.

Pendelegasian.

Pentingnya pendelegasian dalam kepemimpinan kristen bukan hanya

sekedar mengharapkan dari penerima otoritas tingkat prestasi tertentu yang

sepadan dengan tanggung jawab yang diberikan, tetapi juga memberikan

kepadanya latihan yang memadai yang akan memungkinkan dia

menghasilkan dengan efektif. Dalam pelayanan kristen dengan pekerjaan

yang sukarela, diperlukan banyak subpemimpin.91 Kegagalan yang paling

umum dari seorang pemimpin ialah tidak mendelegasikan atau membagi-bagi

tugas.

Pentingnya memberikan kepercayaan kepada pengikut adalah suatu

penghargaan kepada pengikutnya. Musa adalah seorang pemimpin rohani

yang melibatkan para pengikutnya dalam proses kepemimpinannya. Hal ini

sebagai usaha mempersiapkan pemimpin-pemimpin baru untuk melanjutkan

kepemimpinannya sehingga terjadi kepemimpiann yang produktif. Salah satu

langkah pemberdayaan potensi adalah memberikan kepercayaan kepada

bawahan.92

91 Keneth O, Gangel, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, (Malang:

Gandum Mas, 2001) 460

92 Stephen R. Covey, The 8 Habit: Melampaui Efektifitas, Menggapai

Keagungan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006)

Page 105: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

99

C. Penutup.

Mentoring Musa sebagai model alih generasi kepemimpinan yang

dilaksanakan oleh LPMI, berperan untuk menuntun masa depan LPMI dan

mengarahkan para staf baru dalam mengembangkan LPMI kedepan dan

memperlengkapi diri untuk menghadapi masa depan, dengan tanggung

jawab sebagai pemimpin di LPMI, menjadi seorang pemimpin rohani yang

tetap mempertahankan kesalehan hidupnya, memiliki persekutuan yang

intim dengan Tuhan, memiliki hubungan dan dapat bekerjasama dengan

masyarakat luas, memberi pengaruh ditengah-tengah bangsa serta

memberikan perubahan yang signifikan.

Dalam pengembangan kepemimpinan staf, LPMI memiliki perhatian

yang khusus, mengingat staf yang melayani kebanyakan dikampus, tempat

dimana intelektual muda berada untuk menimbah ilmu oleh sebab itu, staf

LPMI harus bisa menyeimbangi kemampuan intelektual para mahasiswa,

termasuk juga dengan penguasaan tehnologi dan informasi. Hal ini secara

khusus bukan saja merupakan pengembangan pelayanan LPMI ke depan,

tetapi juga merupakan kepedulian LPMI dalam mempersiapkan pemimpin-

pemimpin yang baru, bagi gereja, bangsa, dan negara.

Mentoring Musa merupakan model alih generasi kepemimpinan,

dalam mempersiapkan pemimpin-pemimpin yang baru, sangat efektif untuk

diterapkan di dalam lembaga-lembaga kristen, gereja, dan Institut Kristen

karena dapat menolong para generasi muda, untuk berkembang dan memiliki

kerinduan besar di dalam melayani Tuhan baik melalui profesi dan keahlian

Berdasarkan hasil penelitian yang ada, maka hipotesa penulis terbukti,

dimana LPMI dapat menunjukkan hubungan antara pelayanan mentoring

dengan pengkadera bagi alih generasi kepemimpinan di LPMI pada masa

yang akan datang, dan hal ini akan memanilisasi kekurangan pemimpin di

LPMI secara khusunya dan meminimalisasi kekurangan pemimpin rohani

Kristen pada umumnya.

Para pemimpin-pemimpin baru yang telah dipersiapkan oleh LPMI,

telah dibekali dengan materi-materi pembinaan LPMI. Dan materi yang

diberika telah dikuasai, hal ini dilihat dengan adanya penguasaan materi yang

Page 106: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

100

disampaikan oleh para staf baru. Dan hal ini diharapkan bukan saja dapat

dikuasai melalui kemampuan menyampaikan materi namun dapat diterapkan

di dalam tugas dan panggilannya sebagai seorang pemimpin. Dan yang

terakhir bahwa setelah dilayani dan dibimbing dengan maksimal, maka

mereka diharapkan akan menjadi pengaruh yang positif sebagai garam dan

terang di tengah-tengah pemimpin-pemimpin yang lain.

KEPUSTAKAAN

Abineno, J. L. Ch.,

1993 Pedoman Praktis Untuk Pelayanan Pastoral, Jakarta: BPK

Gunung Mulia

Arikunto, Suharsini

1993 Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktek, edisi revisi IV,

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Barclay, William

2006 Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat 1 dan 2 Timotius,

Titus, Filemon, Bambang Subandrijo, perterjemah., Jakarta:

BPK Gunung Mulia

Barna, George

1998 Mengejawantahkan Visi kedalam Misi, Jakarta: Metanoia

Brill, J. Wesley

1993 Dasar Yang Yeguh, Bandung: Yayasan Kalam Hidup

Cahyono, H.,

1997 Dasar-Dasar Metode Penelitian, Malang: Lembaga Penelitian

IKIP

Collins, Gary R.,

2005 Konseling Kristen Yang Efektif, Malang: Literatur SAAT

Clebsh, William A. and Jaekle, Charles R.,

1964 Pastoral Care in Historical Perspektive, Englewood Cliffs,

N.J,: Prentice-Hall

Crabb, Larry

Page 107: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

101

1999 Prinsip Dasar Konseling Alkitab, Jakarta: Yayasan Pekabaran

Injil ”Immanuel”,

Darmaputera, Eka

2005 Pergaulatan Kehadiran Kristen Di Indonesia, Jakarta: BPK

Gunung Mulia

Darmaputera, Eka

2005 Kepemimpinan Dalam Perspektif Alkitab, Yogyakarta:

Kairos Books

Engstrom, Ted W., & R. Dayton, Edward,

2007 Seni Manajemen Bagi Pemimpin Kristen, Bandung: Yayasan

Kalam Hidup

Eims, LeRoy

1981 12 Ciri Pemimpina Yang Efektif, Bandung: Yayasan Kalam

Hidup

Eims, LeRoy

1999 Pemuridan Seni Yang Hilang, Bandung: Lembaga Literatur

Baptis

Faisal, Sanapiah

1982 Penghantar Metodologi Research, Surabaya: Usaha Nasional

Gangel, Kenneth O.,

2001 Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, Malang: Gandum

Mas

Goleman, Daniel

2005 Kecerdasan Emosional Seorang Pemimpin; dalam On Misión

And Leadership, Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia

Graham, Billy

1988 Beritakan Injil, Bandung: Lembaga Literatur Baptis

Graham, Billy

2007 Rahasia Kepemimpinan, Bandung: Lembaga Literatur Baptis

Henry J.M., Nouwen

1993 Dalam Nama Yesus Kristus: Perenungan Tentang

Kepemimpinan Kristiani, Yogyakarta: Kanisius

Page 108: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

102

Hidayat, Paul

1995 Pendidikan Theologia Injili Suatu Alternatif? Batu:

Diterbitkan dalam rangka Dies Natalis XXXVI STT “I-3”

Hillman, Os

2006 Bagaimana Iman Dapat Mengubah Dunia Kerja, Jakarta:

Immanuel Publishing House

Husaini,

1996 Metode penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara

Joseph P. Free,

2001 Aerkologi Dan Sejarah Alkitab, Malang: Gandum Mas

Kartono, Kartini

2002 Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Lofford,

2001 Kepemimpinan Kristen Yang Mengubah, Yogyakarta: ANDI

Lumintang, Stevri I.,

2009 Re-Indonesianisasi Bangsa. Malang: Departemen Multi

Media YPPII

Marshall, Jerry C. W Tom

1991 Pemimpin Efektif, Jakarta: Matanoia

Maxwell, J.,

1995 Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Diri Anda, Jakarta:

Binarupa Aksara

Maxwell, John C.,

2008 Etika Yang Perlu Diketahui Setiap Pemimpin. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

Meyer, Joyce

2004 Pemimpin Yang Sedang Dibentuk, Jakarta: Immanuel

Nazir, Mohammad

1995 Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Nasir, Mohamad

1985 Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Page 109: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

103

Nelson, Alan E.,

2007 Spirituality & Leadership, Bandung: Yayasan Kalam Hidup

Octavianus, P.,

2006 Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah,

Malang: Departemen Literatur YPPII

Octavianus, P.,

2009 Alih Generasi Dan Kepemimpinan Dalam Garis Firman

Allah, Jawa Timur: Penerbit Petrus Octavianus Institute.

Nee, Watchman

2003 Pekerja Kristus, Bandung: Yayasan Kalam Hidup

Nicoll, Plummer, W. Robert

1947 The Pastoral Epistles in The Expositor’s Bible, Grand

Rapinds: Williams B. Eerdmann Publishing Company

Pasaribu, Marulak

2006 Diktat, Konseling Krisis, Medan: Kelas Program Pascasarjana

I-3

Powell, Paul. W.,

1993 Murid Sejati, Bandung: Yayasan Kalam Hidup

Sahardjo, Hadi P.,

2008 Konseling Kristen dan Terapi Singkat, Bandung: Pionir Jaya

Sanders, Oswald

1979 Kepemimpinan Rohani. Bandung: Yayasan Kalam Hidup

Sanders, J. Oswald

2002 Kemuridan Rohani, Batam Center: Gospel Press

Surbakti, Elisa B.,

1993 Konseling Praktis Mengatasi Berbagai Masalah, Bandung:

Yayasan Kalam Hidup

Susabda, Yakub B.,

2007 Menjadi Konseling yang Profesional, Yogyakarta: ANDI

2008 Patoral Konseling Jilid II, Malang: Gandum Mas

2008 Pastoral Konseling II, Malang: Gandum Mas

Susanto, A.B.,

Page 110: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

104

2006 Meneladani Jejak Yesus Sebagai Pemimpin, Yogyakarta:

ANDI

Sutrisno, Hadi

2006 Bimbingan Menulis Skripsi-Tesis Jilid 1, Yogyakarta:Yayasan

Penerbitan Psikologi UGM

Sugiyono,

2008 Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Penerbit Alfabeta

Sendjaya,

2004 Kepemimpinan; Konsep, Karakter dan Kompetensi Kristen,

Yogyakarta: Kairos Books

Steven R. Covey,

1997 Prinsiple Centered Leadership, Jakarta: Binarupa Aksara

Tomatala, Yakob

1997 Kepemimpinan Yang Dinamis, Malang: Gandum Mas

Tu’u, Tulus

2007 Dasar-dasar Pastoral Pastoral Konseling, Yogyakarta:

ANDI

Warren, W. Wiersbe,

1989 The Bible Exposition Comentary New Testamen Vol. 2,

Colorado: Kingsway Counications

Winardi,

1982 Pengantar Metodologi Research, Bandung: Alimni

Wofford, Jerry C.

2001 Kepemimpinan Kristen Yang Mengubah, Yogyakarta: ANDI

Zaluchu, Sonny

2004 Pemimpin Pertumbuhan Gereja, Bandung: Yayasan Kalam

Hidup

_______,

1995 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta: Balai

Pustaka

_______,

Page 111: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

105

2005 Latihan Pemuridan Mahasiswa Tingkat Dasar, Medan:

Materi LPMI-wil. Indonesia Barat

_______,

2001 Lokakarya Pelatih, Medan: Lembaga Pelayanan Mahasiswa

Indonesia

Media

http://www.google.co.id/search?hl=id&sa=X&oi=spell&resnum=0&ct=resu

lt&cd=1&q=kepemimpinan+kristen+dalam+menyikapi+post+realitas&spell

=1 di download pada 6 Oktober 2008

www.denni harseno. Blogspot.com. 31 mei 2008

Markus Hildebrandt Rambe dalam http://gkga-

sby.org/content/view/215/47/lang,en/ di-download pada 25 September 2008

Dian Pradana, dalam http://lead.sabda.org/?title=kepemimpinan di download

pada tanggal 6 Oktober 2008

http://www.perkantasjkt.org/ArticleDetail.asp?id=69 di download pada

tanggal 6 Oktober 2008

www.denniharseno. Blogspot.com. 31 mei 2008

Buletin LPMI, Tak Berkesudahan Kasih Setia Tuhan. Medan: Lembanga

Pelayanan Mahasiswa Indonesia, 2005

Page 112: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

106

Page 113: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

PENERAPAN TEOLOGI UIS NENO DALAM KEHIDUPAN

BERGEREJA SUKU ATONI PAH METO DI NUSA TENGGARA

TIMUR, NTT.1

Oleh: Dr. Eliazer Nuban, M.Th.

ABSTRAK

Penerapan Teologi Uis Neno, yang dikembangkan dalam kehidupan

bergereja oleh Suku Atoni Pah Meto pada masa kini, merupakan konsep yang

telah dimiliki sejak masa sebelum kekristenan masuk ke Nusa Tenggara

Timur. Uis Neno inilah yang diyakini sebagai Tuhan yang disembah, dipuji

dan dihormati. Suku Atoni Pah Meto beranggapan bahwa manusia

bergantung sepenuhnya kepada Uis Neno yang berasal dari tempat yang

tertinggi bahkan tersembunyi. Suku Atoni Pah Meto mengenal Uis Neno

sebagai Tuhan mata hari yang lebih tinggi bahkan bercahaya menerangi

kehidupan manusia.

Tatkala Injil masuk dalam Suku Aoni Pah Meto, maka konsep uis

neno diadopsi dan dipakai dalam praktek kehidupan bergereja yakni nama

Uis Neno dipertahankan. Misalnya dalam hal berdoa, doa yang dipanjatkan

oleh orang Kristen Suku Atoni Pah Meto, yang dimaksud ialah sebagai

pengganti nama Yesus Kristus. Juga dalam pujian dan penyembahan, orang

Kristen Suku Atoni Pah Meto selalu menggunakan nama Uis Neno sebagai

pengganti kepada Tuhan, yang telah menyelamatkan manusia dari dosa. Hal

yang menarik sehingga perlu diadakan penelitian adalah, “Mengapa Suku

Atoni Pah Meto mengadopsi Nama Uis Neno dalam praktek kehidupan

bergereja sejak mereka percaya kepada Kristus hingga kini,

Untuk mendaptkan informasi yang akurat tentang “Penerapan

Theologia Uis Neno dalam Praktek Kehidupan Bergereja Suku Atoni Pah

1 Eliazer Nuban, “Tesis Master Of Divinity, Penerapan Theologia Uis Neno dalam

Kehidupan bergereja di Nusa Tenggara Timur, STT Jaffray Makassar 2000).

Page 114: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

108

Meto, maka sangat perlu mengadakan penelitian melalui metode pengamatan

langsung, wawancara, dengan Suku Aoni Pah Meto sebagai nara sumber di

Nusa Tenggara Timur, sehingga menemukan bagaimana mereka

mempertahankan Uis Neno dalam kerangka pikir keyakinan lama mereka.

KATA KUNCI: “PENERAPAN TEOLOGI UIS NENO DALAM

KEHIDUPAN BERGEREJA SUKU ATONI PAH METO”

PENDAHULUAN

Atoni Pah Meto merupakan merupakan salah satu suku di Nusa

Tenggara Timur, yang mendiami Pulau Timor. Suku Aoni Pah Meto menarik

untuk dipahami. Dikatakan menarik karena Suku Atoni Pah Meto memiliki

kehidupan kekerabatan. Kekerabatan berasal dari kata Kerabat yang berarti

keluarga dekat. Menurut Judith Vera mengungkapkan bahwa, “Sistem

kekerabatan adalah terhimpunnya seluruh keluarga dekat dalam satu

keseluruhan menurut keturunan, dan sistem ini dianggap mempunyai

hubungan yang erat dengan seluruh kehidupan dan menduduki tempat yang

sentral dan totalitas dalam kehidupan Suku Aoni Pah Meto”.2

Pemahaman Suku Atoni Pah Meto harus dilihat dari berbagai segi

kehidupan Atoni Pah Meto itu sendiri, yakni dari segi antropologi, dan segi

mitologi asal-usul Atoni Pah Meto, dan agama suku yang dianut sejak masa

primitif serta perkembangannya sampai sekarang ini.

Agama Suku Atoni Pah Meto ialah Animisme dan Dinamisme. Istilah

Animisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti, “Kepercayaan

kepada roh-roh yang mendiami sekalian benda seperti, Pohon, Batu, Sungai

dan gunung-gunung”3. Sedangkan istilah Dinamisme yakni keprcayaan

bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam

2 Judith Vera Inabuy, “Kutuk Dalam Budaya Atoni Pah Meto” Skripsi (Universitas

Artha Wacana Kupang, 1998), 32. 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, S.V. “Animisme”

Page 115: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

109

mempertahankan hidup”.4 Meskipun sampai saat ini banyak antropolog

belum berani menyebut agama Suku Atoni Pah Meto, tetapi bertitik tolak dari

pengertian animisme dan dinamisme tersebut di atas dan mengaitkannya

dengan kegiatan ritual dan kepercayaan Suku Atoni Pah Meto, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa agama Suku Atoni Pah Meto adalah percampuran

antara Animisme dan Dinamisme. Sejajar dengan pernyataan di atas maka,

Tom Therik Rektor Universitas Artha Wacana Kupang menjelaskan,

“Kepercayaan Atoni Pah Meto sebelum mereka mendengar Injil adalah

kepada benda-benada yang dianggap berkeramat”.5

Dari percampuran animisme dan dinamisme maka munculah konsep

kepercayaan kepada Uis neno. Keyakinan kepercayaan kepada Uis Neno

dalam konsep Atoni Pah Meto ialah ditujukan kepada oknum yang tidak

kelihatan namun dapat memelihara dan melindungi kehidupan manusia.

“Bagi Atoni Pah Meto Nama Uis Neno adalah nama yang paling sakral dalam

kehidupan kepercayaan”.6 Dari kesakralan nama Uis Neno membuat Suku

Atoni Pah Meto mempercayai bahkan mempertahankanya sampai sekarang.

Karena kesakralan nama Uis Neno membuat Suku Atoni Pah Meto,

maka tatkala Injil dibawa oleh para Misionaris dari Belanda, masuk ke Atoni

Pah Meto, maka nama Uis Neno dipertahankan dengan mengalami perubahan

makna secara Theologis. Tatkala nama Uis Neno diadopsi dan

dikontekstualisasikan dalam kehidupan bergerej, maka nama Uis Nemo

menjadi sentral dalam kehidupan kekristenan Atoni Pah Meto. Dan karena

nama Uis Neno diterima dalam Theologia Kristen, maka Suku Atoni Pah

Meto juga menerima Injil yang dibawa oleh para Misionaris dari Belanda.

Kehadiran para Misonaris di Nusa Tenggara Timur pada tahun 1556

merupakan awalnya riwayat sejarah gereja di daratan Timor”.7 Maka sejak

saat itulah Atoni Pah Meto seola-olah diberi angin segar bagi Theologi Uis

4 Ibid, “Dinamisme” 5 Tom Therik, Wawancara oleh penulis Kupang 24 Desember 1999. 6 Yohanes D. E.Nenabu, “Menguak Ritus Malam ketiga, suatu tinajuan Theologis

terhadap pemahaman dan pelaksanaannya dalam kalangan Atoni Pah Meto di Amanatun”

Skripsi Universitas Artha Wacana Kupang, 1997), 34. 7 Th. Van den End, Ragi Ceritera I, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 87.

Page 116: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

110

Neno yang diadopsi dari kepercayaan primitif dan diterapkan dalam

kehidupan bergereja. Akibat penerimaan terhadap Uis Neno maka Injil

diterima secara masal oleh suku Atoni Pah Meto dalam gereja dan

masyarakat, sehingga pemakaian nama Uis Neno sulit untuk dideteksi sejauh

mana dipraktekan dalam kehidupan bergereja Atoni Pah Meto.

I. KONSEP ATONI PAH METO TENTANG UIS NENO

A. Selayang Pandang Suku Atonih Pah Meto

Pemahaman Atoni Pah Meto tentang Uis Neno merupakan

bagian dari kehidupan yang sangat vital sejak masa primitif.

Namun sebelum memahami konsep Atoni Pah Meto tentang

Uis Neno, maka perlu mengenal suku Atoni Pah meto dari

berbagai aspek kehidupan. Suku Atoni Pah Meto bermukim

di Pulau Timor Nusa Tengara Timur. Dalam buku, “Ada-

istiadat Daerah Nusa tenggara Timur, Tim Peneliti

pengungkapkan bahwa, Suku Atoni Pah Meto mendiami

Kabupaten Kupang, yakni di Kecamatan Amarasi,Fatuleu,

Amfoang Utara dan Selatan, Kabupaten Timor Tengah

Selatan, dan Timor Tengah Utara”.8 Pada zaman dahulu

masyarakat Timor menyebut diri mereka sebagai Atoni Pah

Meto. Atoni Pah Meto inilah yang tersebar mendiami seluruh

daratan Pulau Timor. Midelkoop dalam bukunya memberikan

komentar bahwa, “Timor artinya tanah yang kering, karena itu

dalam bahasa Timor dijuluki Pah Meto, artinya tanah yang

kering”.9 Memang tidak dapat dipungkiri bahwa hanya

mereka yang pernah tinggal dan menjelajahi Timor serta

mengalami kemarau yang panjang barulah bisa dapat mengerti

dengan tepat nama tersebut. James J. Fox menulis, “salah satu

suku terbesar yang mendiami Pulau Timor sejak dahulu kala

disebut sebagai suku Atoni Pah Meto, juga mereka menerima

8 Tim Peneliti, Adat-istiadat daerah Nusa Tenggara Timur, Kupang 1978), 75. 9 P. Midelkoop, “Atoni Pah Meto, pertemuan Injil dan Kebudayaan di kalangan Suku

Timor Asli, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), 180.

Page 117: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

111

julukan sebagai orang mendiami pulau kering”.10 Dari

berbagai pernnyataan di atas dapat memberikan makna bahwa,

untuk mengenal suku Atoni Pah meto secara komprehenship,

maka perlu dilihat daeri berbgai aspek dari Suku Atoni Pah

Meto itu sendiri.

1. Asa-usul suku Atoni Pah Meto

Atoni Pah Meto adalah salah satu suku yang mendiami

Pulau Timor. Tom Therik menulis, “Sebutan Atoni yang

dimaksud adalah orang atau pribadi seseorang, dan atoni

ialah suku yang mendiami Pulau Timor”.11 Suku ini

mendiami daratan Timor sebelum suku Sabu, Rote,

Sumbah, Alor dan Flores berdatangan. M.Z. Nenobahan

seorang tokoh masyarakat memberikan komentar bahwa,

“Suku Atoni Pah Meto mula-mula terdiri dari satu laki-

laki dan satu perempuan dimana nama mereka

digabungkan menjadi, “Kii-Kau” Kii artinya laki-laki dan

kau artinya Perempuan. Di tempat terpisah Titus Sonbai

memberikan penjelasan bahwa, “Dari orang yang bernama

Kii-Kau, lahirlah dua orang anak yaitu Liurai dan Sonbai.

Liurai artinya yang sulung, dan daerah kekuasaannya

meliputi, Amanuban, Amanatun, di Kabupaten Timor

Tengah Selatan, Ambenu di Kabupaten Timor Tengah

Utara, dan Sonbai artinya yang bungsu dan daerah

kekuasaannya meliputi, Amfoan Utara dan Selatan,

Amarasi, Am-Abi, dan Sonbai mendiami Kota Kupang”.12

Di tempat berbeda Thomas Tanu menambahkan dan

memberikan peneguhan bahwa, “Tempat asal mula Kii-

Kau dikenal sebagai silsilah yang menurunkan suku Atoni

10 James J. Fox. The Politiccal system of the Atoni of Timor, (London: Harvard

University Press, 1980) 19. 11Tom Therik, A Guide to the People and Lamguages of Nusa Tenggara, (Kupang:

Artha Wacana Press and Alfa Omega Foundation, 1997), 35. 12 Titus Sonbai, Oelhausus, 22 Desember 1999.

Page 118: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

112

Pah Meto di Elka-Seat, nama tempat itu sekarang di Molo

Utara desa Kau Niki, Kabupaten Timor Tengah Utara,

Elka-Seat dalam bahasa Atoni Pah Meto yang berarti,

“Elka artinya tangga Seat dalam bahasa asli Atoni Pah

Meto disebut pintu, karena itu Elka-Seat berarti, anak

tangga pintu menuju Kii-Kau”.13

2. Kebudayaan Atoni Pah Meto

Setiap suku memiliki keunikan dalam budaya yang

dimikinya, dalam hal ini dikemukakan oleh A.A. Sitompul

bahwa, Setiap bangsa atau suku bangsa memiliki unsur

kebudayaan yang universal”.14 Istilh kebudayaan juga

memiliki pengertian, “Pikiran akal budi”.15 Selanjutnya

Yakob Tomatala menulis, Kata kebuadayaan berasal dari

kata sansekerta. Budi, (jamak) yang artinya roh atau akal

budi dan daya yaitu kuasa atau kekuatan, sehingga

kebudayaan dapat berarti sesuatu yang dapat diciptakan

oleh budi manusia”.16 Selanjutnya terhadap kebudayaan

Yohanes Mardimin juga memberikan pengertian sebagai

berikut, “Berbicara tentang kebudayaan berarti berbicara

tentang keistimewaan manusia, jika dibandingkan dengan

mahluk-mahluk lain”.17

Dengan demikian dalam kehidupan bermasyarakat Suku

Atoni Pah Meto, kebudayaan yang telah dimiliki sejak

zaman primitif, memiliki nilai positif yang tidak

bertentangan dengan nilai kebenaran, sehingga dapat

dipertahankan dan dipelihara, karena Atoni Pah Meto

beranggapan bahwa kebudayaan merupakan titipan

daripada leluhurnya.

13 Thoma Tanu, wawancara, 22 Desember 1999 14 A.A. Sitompul, Manusia dan Budaya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), 98 15Kamus besar Bahasa Indonesia, s.v. “Budaya” 16 Yakob Tomatala, Teologi Kontekstualisasi, (Malang: Gandum Mas, 1996), 8. 17 Yohanes Mardimin, Jangan Tangisi Tradisi, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), 8.

Page 119: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

113

B. Pikiran DasarAtoni Pah Meto tentang Uis Neno

1. Pikiran Dasar Tentang Uis Neno

Menurut pemikiran dasar Atoni Pah Meto, Uis artinya

Dewa, dan Neno artinya langit. Yawangoe

mengungkapkan bahwa, “Uis Neno menurut konsep

primitif Atoni Pah Meto artinya dewa langit”.18 Konsep ini

masih kental dalam budaya dan kehidupan Suku Boti

Kabupaten Timor Tengah Selatan. John Runung menulis,

“Nune Benu yang dikenal sebagai kepala Suku Atoni Pah

Meto di Boti selalu menaikan doanya kepada Uis Neno

yang dikenal sebagai dewa langit”.19 Demikian pula

Yawengoe menambhkan, “Kepercayaan Suku Atoni Pah

Meto, menulis bergantung kepada Uis Neno, serta roh-roh

dan kekuatan-kekuatan yang berasal dari dunia yang

tersembunyi”.20

2. Kesakralan Uis Neno

Bagi Atoni Pah Meto, nama Uis Neno yang dikenal

sebagai dewa tertinggi yang mengatur kehidupan manusia

namanya sangat sakral. Kesakralan inilah yang membuat

suku Atoni Pah Meto sangat menghormati, dan

menyembahnya. Ini terbukti dengan kehidupan dalam doa

selalu disertai dengan sikap berlutut dan tangan terangkat

ke atas. Inabuy menulis dalam Skripsinya, “Uis neno itu

baik jika kita menghormatinya, misalnya mematuhi

hukum-hukum dan aturan-aturan yang tekah diwariskan

oleh nenek moyang kita sebagai perintah yang diterima

dari Uis neno”.21

18A. Yawangoe, Wawancara penulis, Kupang 23 Desember 1999. 19 Wens John Runung, Misteri Kehidupan Suku Boti, (Kupang: Karya Guna, 1998),

30. 20A. Yawengoe, Pendamaian, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983), 46. 21 Judith Verra Flora Inabuy, Skripsi 1989.

Page 120: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

114

3. Sifat-sifat Uis Neno

Konsep Atoni Pah Meto Uis Neno memiliki sifat khas

sebagai berikut:

a) Apinat-Aklahat = Yang menyala, yang

menerangi

b) Aneot-ahafot =Yang melindungi,

yang menaungi

c) Apaot –Apanat =Yang menjaga, yang

memperhatikan

d) Akubat-A-obet =Yang menutupi, yang

menundungi

e) Ameput –Apakaet =Yang

menjadikan,yang membentuk

Dari sifat-sifat ini menunjukkan bahwa Uis Neno adalah

sumber kuasa, sumber kebaikan dan damai sejahtera, tetapi

pemberi kutuk dan hukuman bagi mereka yang melakukan

kesalahan.

Dengan melihat hal-hal yang nampak di atas, maka

sistem kepercayaan Atoni Pah Meto sangat integral dalam

kehidupannya. Dikatakan integral karena dari dasar

kepercayaannya dalam ritus agama primitf dimana Uis Neno

merupakan pusat kepercayaan dan penyembahan. Dengan

dasar keyakinan inilah maka para misionaris yang datang ke

Nusa Tenggara Timur dalam upaya penyebaran Injil

mengadopsi nilai keyakinan Uis Neno, serta budaya setempat

yang memiliki kemiripan/kesamaan dengan nilai-nilai Alkitab

lalu diterapkan dalam kehidupan bergereja, sejak saat itu

hingga kini.

II. PENGADOPSIAN NILAI KEYAKINAN DAN

KEBUDAYAAN PRIMITIF DALAM KEHIDUPAN

BERGEREJA

Page 121: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

115

A. Nilai Keyakinan Theologi

Setiap suku memiliki nilai keyakinan, serta nilai kebudayaan.

Nilai keyakinan berhubungan dengan siapa yang diyakini,

sedangkan nilai kebudayaan berhubungan erat dengan

kebiasaan/bahkan tradisi yang dimiliki salah satu suku

tertentu. Dalam kehidupan Suku Atoni Pah Meto mereka

memiliki nilai keyakinan sebelum menerima Kristus sebagai

Tuhan. Nilai keyakinan ini berfokus kepada Uis Neno.

Sebagian nilai keyakinan inilah yang masih diadopsi dan

dipertahankan dalam kehedupan bergereja sampai sekarang.

Uis Neno diberikan penghormatan yang tinggi, keyakinan ini

ditandai dengan oknum yang dipercaya, dipuja dan disembah.

Uis Neno dipercaya sebagai ilah dan dewa tertinggi. Karena

itu sikap yang diberikan kepada Uis Neno tertuang dalam

ritual-ritual berikut:

1. Penyembahan,

Menurut penuturan Yawengoe, “Gereja-gereja Kristen

yang ada di Nusa tenggara Timur ada hanya oleh karena

Tuhan yang berkarya melalui para misionaris”.22 Dalam

kehadiran gereja yang benar disertai penyembahan kepada

Tuhan secara benar pula. Namun jauh sebelum Suku

Atoni Pah Meto diajar bagimana menyembah kepada

Tuhan, mereka telah memiliki konsep menyembah kepada

Uis Neno.

2. Doa

Salah satu cara yang dipakai untuk menghadap Uis Neno

adalah melalui doa dalam kegiatan religius. Doa dalah cara

yang dipakai untuk menghadap Uis Neno. Ada dua doa

yang sangat berperan yakni doa minta berkat dan doa

mengucap syukur.

22A. Yawengoe, Pendamaian, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983), 46.

Page 122: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

116

3. Pujian

Pujian yang dinaikan oleh Suku Atoni Pah Meto adalah

merupakan rangkaian dari pengucapan syukur. Nune

Benu mengungkapkan dalam bahasa Atoni Pah Meto

sebagai berikut: “Katit fa atoni an si kau’l kan mui fa lais

mapules yang artinya: Tidak ada pujian dari seseorang

kalau tidak ada pengucapan syukur”.23 Untuk lebih lanjut

Nune Benu membunyikan satu pujian yang telah

diterjemahkan sebagai berikut, “Di punggung bikti Fain

Mate, stetalah 73 anak tangga dilewati, sebuah altar di

bawah beringin tua, tempat roh alam, nenek moyang,

melanglang mencari perteduhan. Di tempat keramat ini

kaum semua warga datang bersyukur, segala doa,

sembah dan pujian dipanjatkan, suka dan duka

disampaikan berulang-ulang, terus menggelegar

menyambut berkat dari sang dewa, yang berpusat di

tempat altar”.24

Fakta di atas menunjukkan bahwa dalam agama suku

Atoni Pah Metopun memiliki pujian kepada dewanya.

Tentu pujian yang disampaikan kepada Uis Neno

merupakan luapan hati karena berkat yang telah diterima

dari sang dewa, (Uis Neno).

4. Pemberian Korban Persembahan

Pemberian korban merupakan salah satu persyaratan yang

harus dilakukan Suku Atoni Pah Meto kepada dewanya

yakni Uis Neno. Pandangan hidup yang diberikan oleh

Suku Atoni Pah Meto tentang pemberian korban, karena

Uis Neno jugalah yang memberikan segala sesuatu. Frans

Kono berkata, “Menurut ceritera Mitos dari Nenek

Moyang Suku Atoni Pah Meto bahwa dari kecil kita

23 Nune Benu, wawancara 1999. 24 Ibid

Page 123: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

117

sudah diajar untuk menghormati Uis Neno, yang bukan

hanya sekedar diucapkan melainkan harus ada tindakan

nyata yakni memberi korban”.25 Jenis-jenis korban yang

dipersembahkan adalah, hasil utama dari pertanian, sawah,

bintang yang gemuk, ini disebabkan dari pemahaman

bahwa Uis Neno yang memberikan dan memelihara dari

kehidupan.

Jika demikia tidak mengherankan bahwa tatkala

kekristenan menguasai Suku Atoni Pah Meto, secara

spontanitas mereka menerima ajaran Firman Tuhan

tentang memberikan hasil utama dari ladang kepada Tuhan

sebagai tanda ucapan syukur.

5. Pemujaan kepada arwah nenek moyang

Salah satu kepercayaan Suku Atoni Pah Meto adalah

kepada roh nenek moyang, (Nitu). Arwah nenek moyang

diyakini sebagai penghubung antara kehidupan dunia ini dan

dunia yang akan datang. Dengan demikian ia memiliki dua arti

yaitu arwah leluhur dan setan. Yusuf Rasi memberikan

komentar bahwa, “Atoni Pah Meto mempercayai arwah

nenek moyang sebagai oknum yang mempunyai pengaruh

atas orang yang hidup dan anak-anak cucuknya”.26 Karena

itu jika manusia ingin hidup baik, maka ia perlu menjaga

hubungannya dengan Nitu, (arwah nenek moyang). Nitu

dipercaya karena ia berdiri di hadapan Uis Neno untuk

menyampaikan keluhan-keluhan manusia. Kepercayaan-

kepercayaan seperti ini nampak dalam upacara-upacara serta

doa yang disampaikan kepada Uis Neno. Middelkoop

menulis, “Upacara orang mati memberi gambaran suatu

kebudayaan yang didasari perasaan. Didalam kebudayaan

ini diungkapkan rasa ngeri kepada kuasa maut dan rasa

25Frans Kono, Wawancara, 28 Desember 1999. 26 Yusuf Rasi, Wawancara Kupang 3 Januari 2000.

Page 124: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

118

hormat terhadap orang mati”.27 Perlu diketahui bahwa, bagi

Atoni Pah Meto kehidupan dan kematian dapat dialami

sebagai dua kuasa yang menimpah manusia. Hal ini bermakna

bahwa kehadiran manusia di dunia ini merupakan pemberian

Uis Neno. Karena itu Uis Neno yang memberi hidup Uis Neno

juga yang mengakhiri hidup.

B. Nilai Kebudayaan dalam Uis Neno

Kebudayaan sangat penting bagi kalangan Atoni Pah Meto,

karena ini merupakan bagian dari kehidupan. Dianggap

penting karena diturunkan dari leluhurnya. Pernyataan ini

didukung oleh Fore bahwa, “Kebudayaan merefleksikan dan

sekaligus membentuk nilai-nilai kita dan pandangan kita

terhadap dunia ini”.28 Karena nitu nilai budaya masih

dipertahankan dan dilestarikan adalah pemberian korban

kepada raja, perkawinan adat, pemakaman orang mati, dan

upacara persembahan anak.

1. Pemberian Korban kepada Raja

Dalam Strata kehidupan Otoni Meto, menganut paham

sistem pemerintahan kerajaan. Sistem ini dimulai

bersamaan sejak suku ini ada di Pulau Timor. Middelkoop

menulis, “Sejak dahulu kala Orang Atoni Pah Meto

mengenal tiga orang raja. Raja-raja itu adalah Liulai,

Manunaek, dan Sonbai”.29 Diantara ketiga orang raja ini,

maka raja Sonbai sangat disegani karena ia memiliki

kemampuan untuk memanggil hujan serta berusaha

membela rakyatnya. “Di Pulau Timor suku Atoni Pah

Meto selalu memuja Raja Sonbai, karena Sonbai adalah

27 P. Middelkoop, Atoni Pah Meto pertemuan Injil dan kebudayaan di kalangan Suku

Timor, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), 121.

28 William F. Fore, Injil Kebudayaan dan Media, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999),

3. 29 P. Middelkoop, Atoni Pah Meto pertemuan Injil dan kebudayaan di kalangan Suku

Timor, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), 62.

Page 125: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

119

pahlawan Timor, ia tidak henti-hentinya melawan

kompeni, ia setiap kali membangkitkan keinginan dan

harapan untuk bangkit melawan penjajah. Penjajah yang

dimaksud adalah Bangsa Kulit Putih”.30

2. Perkawinan adat

Perkawinan adat merupakan salah satu tradisi yang

dipandang baik, karena itu dimasukan ke dalam tata aturan

suku Atoni Pah Meto. Ketaatan kepada perkawinan akan

berdampak positif. Tobias Tabah menuturkan, “Bagi Suku

Atoni Pah Meto jika menghormati perkawinan adat maka

ada tujuh dampak yang didapat setelah perkawinan yakni:

1. Meluruskan perjalanan hidup, 2. Memperbaiki

tingkalaku, 3. Mensejajarkan perbuatan, 4. Mengarahkan

hidup kepada tujuan, 5. Meloloskan dari bahaya

maut/ancaman, 6. Mempertahankan daya hidup, 7.

Menjaga kesenambungan generasi”.31 Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa perkawinan adat dapat

menunjukkan nilai-nilai positif, karena dilihat dari ketujuh

point di atas. Yewangoe menulis, “Perkawinan Adat

Suku Atoni Pah Meto memiliki nilai positif, sekaligus

sebagai jembatan untuk para misionaris memberitakan

Injil. Nilai positif itu berawal dari memberikan nasihat,

serta menyampaikan dampak yang akan dihadapi dalam

perkawinan. Hal ini tidak bertentangan isi Injil yang

dibawa oleh para Misionaris, karena misonaris juga

menjelaskan Injil kepada calon pengantin sebelum

mereka dinikahkan, dan bimbingan yang dikenal dalam

kalangan kekristenan sekarang adalah bimbingan Par-

Nikah”.32

30Ibid, 68. 31 Tobias Tabah, wawancara Kupang 26 Desember 1999. 32 A. Yewangoe, Wawancara, Kupang 24 Desember 1999.

Page 126: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

120

3. Pemakaman orang mati

Sepanjang abad, kematian adalah masalah terbesar yang

dihadapi semua bangsa di dunia ini. Di Timor kematian

mendapat tempat yang layak untuk mendapat

menghormatan, karena setiap orang yang datang

membawa pemberian berupa kain tenunan adat Timor, lalu

dimasukan dalam petih jenasa untuk dikuburkan bersama

kedalam liang lahat dan ditandai dengan pemotongan

berbagai binatang seperti babi dan sapi sebagai

penghormatan terkahir kepada yang meninggal. Filosofi

orang Timor adalah manusia mendapat tiga penghormatan

yakni, lahir, menikah, dan meninggal. Ananias Tanone

menulis, “Kehidupan bergereja bagi suku Atoni pah Meto

yang dijalani sekarang ini sebenarnya sebagian memiliki

nilai positif yang diadopsi dari budaya. Ditabahkan, cara

yang dipakai misionaris untuk memberitakan Injil tidak

bertentangan dengan budaya setempat, karena itulah tidak

heran, tatkala misonaris bergemah di Pulau Timor, maka

suku Aoni Pah Meto serentak menerima Injil, dan bersedia

dikristenkan”.33 Karena itu tidak selamanya budaya itu

bernilai negatif, tetapi sebaliknya ada yang memiliki nilai

positif yang menjadi jembatan untuk Injil diberitakan.

Schreiner menulis, “ Kepercayaan Kristen dan adat berdiri

berdampingan dan saling mempengaruhi. Hal ini menjadi

tampak dalam pemujaan nenek moyang dan dalam

kebiasaan-kebiasaan pada waktu pemakaman orang mati,

dimana kebiasaan pertemuan tersebut dijadikan

kesempatan Injil diberitakan”.34 Dapat dikatakan bahwa

pendekatan seperti ini merupakan suatu kesempatan

dimana para penginjil mulai menjelaskan bagaimana

33 Ananias Tanone, Wawancara, Timor 25 Desember 1999. 34 Lothar Schreiner, Adat dan Injil, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 166.

Page 127: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

121

makna menjadi orang Kristen yang memiliki pola pikir

baru. Ariahraja menulis, “Pendekatan tepat dalam

mengkomunikasikan Injil, akan menghasilkan cara-cara

baru dalam memahami arti Injil, hakikat gereja, dan

mandat pekabaran Injil yang muncul dalam pengalaman

gereja dalam konteks setempat”.35 Hal ini demi mencapai

tingkat keberhasilan dalam permberitaan Injil, maka

budaya setempat punya peranan sebagai jembatan.

4. Persembahan anak

Tradisi yang melekat bagi suku atoni Pah Meto adalah

mempersembahkan anak kepada Uis Neno, dimana

seorang bayi telah mencapai 40 hari, dalam upacara

persembahan anak dipimpin oleh kepala adat, karena

dipandang sebagai wakil Uis Neno di bumi ini. Setiap

anak layak dipersembahkan karena anak adalah pemberian

Uis Neno yang juga adalah pencipta dan pemelihara.

Konsep ini sangat mendasar dalam kehidupan Atoni Pah

Meto.

C. Proses Pengadopsian keyakinan Teologi dan kebuayaan Uis

Neno

Kehadiran misonaris di Timor, secara langsung melihat nilai-

nilai positif dari budaya serta mengadopsinya dan diterapkan

dalam kehidupan bergereja. Pengadopsian nilai keyakinan

teologi dan kebudayaan Uis Neno dapat terjadi melalui

beberapa proses sebagai berikut:

1. Mengamati nilai-nilai dalam Uis Neno

Langkah awal dalam mengadopsi keyakinan lama adalah

melihat kemiripan dan kesamaan dengan nilai kebenaran

Alkitab

35 S. Wesley ariahraja, Injil dan Kebudayaan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997),

40.

Page 128: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

122

2. Menemukan kesamaan nilai positif dalam Uis Neno

Dalam kehidupan budaya, tidak semua memiliki nilai

positif yang sejajar dengan kebenaran Alkitab. Dalam

kesaksian Middelkoop yang adalah seorang Misionaris

yang mempertaruhkan hidupnya bagi Suku Atoni Pah

Meto menulis dalam bukunya, “Sejak permulaan

pekerjaan Tuhan di Timor, saya mendukung, dengan

berbagai upaya yakni belajar bahasa, mengamati budaya,

bahkan saya sangat terbuka dengan budaya Timor, dan

saya sewaktu-waktu hampir menjadi orang Timor, dan

menghormati budaya Timor, karena itu orang Timor juga

memiliki hak untuk mendengar Injil dalam budaya orang

Timor”.36

D. Memilih Nilai teologi dan Kebudayaan yang Positif

Budaya dan Alkitab mirip dalam beberapa hal yang memiliki

nilai yang postif yakni.

1. Doa

2. Menyanyi

3. Pemberian Korban

4. Penyerahan Anak

E. Penerapan dalam kehidupan bergereja

Karena itu sangatlah penting diadopsi nilai postif ini dan

diterapkan dalam kehidupan bergereja melalui:

1. Melalui Pemberitaan

2. Melalui Pengajaran

3. Melalui teladan Hidup

36 P. Middelkoop, Atoni Pah Meto pertemuan Injil dan kebudayaan di kalangan Suku

Timor, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), 10.

Page 129: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

123

III. TINJAUAN TEOLOGIS PEMIKIRAN ATONI PAH METO

TENTANG UIS NENO.

Kehadiran gereja Kristus di Nusa Tenggara Timur telah melewati

kurun waktu yang cukup lama. Sebelum menerima Injil, mereka

memiliki keyakinan lama yakni kepada Uis Neno. Reaksi dari

berita Injil adalah terjadinya Transformasi. Karena pemikran

Atoni Pah Meto tentang Uis Neno perlu mendapat tinjauan secara

teologis, dan ini harus melalui pendekatan kontekstualisasi.

A. Prinsip-prinsip kontekstualisasi

Makna berita injil terlihat dari bagaimana para misionaris

mengkontekstualisasikan Injil ke dalam budaya setempat. Karena

itu budaya sebagai jembatan dalam pemberitaan Injil.

B. Tinjauan teologis tentang keyakinan Uis Neno

Keyakinan terhadap Uis Neno sangat melekat membudaya

bagi Atoni Pah Meto. Dan ini terjadi dengan berbagai ritual

seperti, doa, pujian, pemberian korban, serta pemujaan kepada

arwah nenek moyang.

C. Tinjauan teologis nilai budaya

Budaya perlu ditinjau secara teologi, dan akhirnya di kalangan

Suku Atoni Pah Meto, tidak semua budaya diterima. Dan yang

tidak dapat diterima adalah pemujaan kepada arwah nenek

moyang karena ritual ini tidak ada dalam Alkitab dan

bertentangan dengan nilai-nilai Injil itu sendiri.

D. Tinjauan pengadopsian nilai teologi dan nilai budaya

Dalam rentang waktu antara proses pekabaran dan penerimaan

Injil masa lalu dan pendewasaan gereja masa kini, dapat diakui

bahwa pasti ada perbedaan. Masa lalu hidup secara primitif,

masa sekarang semua kontemporer, namun Inti Injil yang

sangat perlu diterapkan dalam kehidupan bergereja. Karena

itu budaya bisa berubah tetapi Injil tetap kokoh dalam segala

zaman.

Page 130: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

124

IV. KESIMPULAN

Setelah membahas beberapa hal penting dan fundamental dalam

bagian ini mengenai, “Penerapan Teologi Uis Neno dalam

Kehidupan Bergereja di Nusa Tenggara Timur, maka sangat perlu

memberikan beberapa kesimpulan sebagai beriku:

Pertama, Konsep teologi Uis neno yang diadopsi dan

diterapkan dalam kehidupan bergereja suku Atoni Pah Meto

adalah beberapa konsep yang memiliki kesamaan/kemiripan

dengan nilai kebenaran Firman Tuhan seperti, Penyembahan,

pujian, doa, serta pemberian korban.

Kedua, kebudayaan Suku Atoni Pah meto memiliki nilai

positif sebagai jembatan dalam pemberitaan Injil dengan

mempertahankan bentuk, tetapi diberikan nilai baru sesuai dengan

nilai kebenaran Firman Tuhan, dengan tujuan Tuhan dimuliakan

melalui budaya dan masyarakat menerima Injil sebagai

kesempatan mentransformasi diri dalam memenuhi tuntutan dari

nilai kebenaran yang ada dalam Firman Tuhan.

Ketiga, para misonaris mengadopsi nilai teologi Uis neno dan

Nilai Budaya, dilakukan melalui pengamatan untuk menemukan

nilai positif. Dari nilai positif yang bersumber dari keyakinan

teologi Uis Neno dan budaya masyarakat suku Atoni Pah Meto,

diadopsi dan diterapkan dalam kehidupan suku Atoni Pah Meto

dalam kehidupan bergereja sampai dewasa ini.

Keempat, penerapan nilai teologi Uis Neno dan budaya yang

memiliki nilai positif kedalam kehidupan bergereja, melalui

pemberitaan, pengajaran, juga melalui teladan hidup

Kelima, para misionaris dalam upaya menghadirkan Injil,

dalam kehidupan suku Atoni Pah Meto, yang dengan memakai

prinsip-prinsip kontekstualisasi, melalui pemberitaan,

pengajaran, dan teladan hidup telah menghasilkan gereja Tuhan

yanh hidup dan berkembang dalam kehidupan Suku Atoni Pah

Meto di Nusa tenggara Timur.

Page 131: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

125

KEPUSTAKAAN

Eliazer Nuban, “Tesis Master Of Divinity, Penerapan Theologia Uis Neno

dalam Kehidupan bergereja di Nusa Tenggara Timur, STT Jaffray Makassar

2000).

Judith Vera Inabuy, “Kutuk Dalam Budaya Atoni Pah Meto” Skripsi

(Universitas Artha Wacana Kupang, 1998), 32.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, S.V. “Animisme”

Tom Therik, Wawancara oleh penulis Kupang 24 Desember 1999.

Yohanes D. E.Nenabu, “Menguak Ritus Malam ketiga, suatu tinajuan

Theologis terhadap pemahaman dan pelaksanaannya dalam kalangan Atoni

Pah Meto di Amanatun” Skripsi Universitas Artha Wacana Kupang, 1997),

34.

Th. Van den End, Ragi Ceritera I, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 87.

Tim Peneliti, Adat-istiadat daerah Nusa Tenggara Timur, Kupang 1978),

75.

P. Midelkoop, “Atoni Pah Meto, pertemuan Injil dan Kebudayaan di

kalangan Suku Timor Asli, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), 180.

James J. Fox. The Politiccal system of the Atoni of Timor, (London: Harvard

University Press, 1980) 19.

Tom Therik, A Guide to the People and Lamguages of Nusa Tenggara,

(Kupang: Artha Wacana Press and Alfa Omega Foundation, 1997), 35.

Titus Sonbai, Oelhausus, 22 Desember 1999.

Thomas Tanu, wawancara, 22 Desember 1999

A.A. Sitompul, Manusia dan Budaya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997),

98

Kamus besar Bahasa Indonesia, s.v. “Budaya”

Yakob Tomatala, Teologi Kontekstualisasi, (Malang: Gandum Mas, 1996),

8.

Yohanes Mardimin, Jangan Tangisi Tradisi, (Yogyakarta: Kanisius, 1994),

8.

A. Yawangoe, Wawancara penulis, Kupang 23 Desember 1999.

Wens John Runung, Misteri Kehidupan Suku Boti, (Kupang: Karya Guna,

1998), 30.

Page 132: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

126

A. Yawengoe, Pendamaian, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983), 46.

Nune Benu, wawancara 1999.

Ibid

Frans Kono, Wawancara, 28 Desember 1999.

Yusuf Rasi, Wawancara Kupang 3 Januari 2000.

P. Middelkoop, Atoni Pah Meto pertemuan Injil dan kebudayaan di kalangan

Suku Timor, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), 121.

William F. Fore, Injil Kebudayaan dan Media, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1999), 3.

Tobias Tabah, wawancara Kupang 26 Desember 1999.

A. Yewangoe, Wawancara, Kupang 24 Desember 1999.

Ananias Tanone, Wawancara, Timor 25 Desember 1999.

Lothar Schreiner, Adat dan Injil, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 166.

S. Wesley ariahraja, Injil dan Kebudayaan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1997), 40.

Page 133: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

KAJIAN HISTORIS MENGENAI DOKTRIN KETEKUNAN

ORANG-ORANG KUDUS DALAM PERSPEKTIF REFORMED

Oleh: Pelealu Samuel G., M.Th

ABSTRAK

Orang-orang percaya adalah mereka yang dipilih, diselamatkan dan

dikuduskan Allah agar mereka mampu hidup kudus dihadapan Allah. Mereka

dikuduskan Allah dari keadaan mereka sebagai orang-orang berdosa yang

terhilang dari hadirat Allah yang kudus. Alkitab mencatat, bahwa pemilihan

dan pengudusan orang-orang percaya bukan bersumber dari kemampuan

mereka untuk menyenangkan dan hidup sesuai standar Allah yang kudus,

melainkan bersumber dari kedaulatan dan anugerah Allah semata (Efesus 1:4;

II Tesalonika 2:13; II Timotius 1:9; 1 Petrus 1:2). Allah menguduskan mereka

dan menyediakan sarana agar mereka mampu menjalani kehidupan yang

kudus sampai pada akhirnya melalui kehadiran Roh Kudus dalam hidup

mereka dan melalui Firman-Nya. Inilah pengajaran iman Kristen yang

dikenal sebagai doktrin ketekunan orang-orang kudus. Menurut Palmer:

Doktrin ketekunan orang-orang kudus merupakan salah satu

pengajaran yang, teragung dalam Alkitab: sekali anda percaya,

anda tidak akan pernah terhilang, anda tidak akan pernah masuk

neraka. Kristus akan selalu menjadi juruselamat anda. Nasib

seseorang dalam kekekalan ditetapkan satu kali untuk selamanya,

sehingga ia tidak harus mencemaskan nasibnya lagi.1

1 Edwin Palmer, 5 Pokok Calvinisme (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia,

1996), 107

Page 134: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

128

Doktrin ketekunan orang-orang kudus dalam perspektif Reformed,

sepanjang sejarahnya telah melewati berbagai tantangan atau pun penolakan,

baik oleh gereja maupun para theolog Kristen sendiri. Namun, karena doktrin

ini merupakan kebenaran yang berdasarkan pengajaran yang terdapat di

dalam Alkitab/firman Tuhan, maka disepanjang sejarah gereja, Tuhan telah

membangkitkan orang-orang yang setia kepada kebenaran ajaran Alkitab

untuk mempertahankan kebenaran doktrin ini dari penolakan dan tantangan

yang ada.

BAB 1

LATAR BELAKANG MASALAH

Pengajaran Kristen menjelaskan bahwa manusia diciptakan Allah

secara khusus dan unik. Keunikan dan kekhususan itu dinyatakan ketika

Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya (Kejadian 1:26-

27). Menurut Berkhof, "Gambar dan rupa Allah ini adalah suatu kualitas yang

menjadikan manusia istimewa dalam hubungannya dengan Allah. Kenyataan

bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah menjadikan manusia berbeda

dengan binatang dan dengan semua makhluk yang lain.”2 Sebagai gambar dan

rupa Allah, “Manusia memiliki sifat rohani karena manusia mempunyai

bagian yang tidak kelihatan yang mirip dengan Tuhan Allah. Sifat rohani pada

manusia ini yang memampukan manusia untuk berhubungan atau

berkomunikasi dengan Allah, dengan mahluk rohani lainnya dan dengan

dunia yang tidak kelihatan. Manusia memiliki sifat moral yang memampukan

manusia untuk melakukan apa yang baik sesuai kehendak Allah. Sifat

rasional yang membuat manusia mampu berpikir, berimajinasi, berspekulasi,

menghitung, menganalisa, dan Iain-lain yang memungkinkan manusia untuk

mengerti kebenaran. Karena Allah itu kekal adanya, sedangkan manusia

2 Louis berkhof, Teologi Sistimatika, Vol.2 (Jakarta: Lembaga Reformed Injili

Indonesia, 1995),53

Page 135: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

129

adalah peta dan gambar Allah, maka manusia juga bersifat kekekalan. Sifat

kekal inilah yang menyebabkan manusia memiliki pengharapan terhadap

kehidupan kekalnya”.3 Namun, manusia melalui keinginannya sendiri telah

memberi kesempatan dosa masuk ke dalam seluruh eksistensinya, dan

memilih untuk tidak taat terhadap penciptanya serta melawan perintah Allah

dengan memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat

(Kejadian 2:16-17).

Menurut Plantinga, “Dosa merupakan masalah utama manusia, karena

merusakkan kapasitas atau potensi manusia yang luar biasa; semua itu di

pakai untuk menyerang, merusak, atau mengabaikan orang lain. Di samping

itu, dosa merupakan akar dari segala bentuk kesengsaraan manusia.”4 Dosa

membuat manusia tidak memiliki kemampuan untuk berhubungan dan

mencari Allah, Roma 3:11; Dosa membuat manusia tidak lagi mencerminkan

kemuliaan Allah, Roma 3:23. Menurut Williamson, “Kuasa atau kemampuan

untuk memilih yang baik dari yang jahat inilah yang menjadi musnah oleh

peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa.“5 Dalam kondisi manusia seperti

ini, Allah dalam kasih dan keadilan-Nya telah datang berinkarnasi melalui

pribadi kedua Allah Tritunggal untuk memulihkan gambar dan rupa Allah

yang rusak, agar manusia di selamatkan dan mampu kembali memuliakan

Allah. Berkaitan dengan ini, Ryle menyatakan bahwa:

Tuhan Yesus tidak saja hidup, mati, dan bangkit kembali untuk

memberikan pembenaran dan pengampunan bagi dosa-dosa umat-Nya,

tetapi juga untuk menyediakan segala sesuatu yang diperlukan bagi

kehidupan rohani umat-Nya. la mengutus Roh Kudus kedalam hati

mereka untuk menggantikan keinginan berbuat dosa dengan keinginan

hidup kudus.6

3 Stephen Tong, Peta Dan Teladan Allah, (Jakarta: Lemabaga Reformed Injili

Indonesia, 1990), 55-63 4 Cornelius Plantingajr, Tidak Seperti Maksud Semula (Surabaya: Momentum, 2004),

2. 5 G.I. Wiliamson, Katekismus Singkat Westminster Jilid I (Surabay: Momentum,

1995), 81 6 J.C.Ryle, Aspek-aspek Kekudusan (Surabaya: Momentum, 2003), 10

Page 136: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

130

Dengan demikian, berdasarkan kedaulatan dan rencana kekal-Nya,

Allah telah memilih dengan bebas orang-orang yang akan diselamatkan-Nya.

Palmer menyatakan bahwa, “Pemilihan Allah, berarti Allah telah menetapkan

keselamatan orang-orang pilihan-Nya. Mereka tidak dapat binasa.“7 Itu

berarti, keselamatan orang-orang pilihan pasti akan dilaksanakan-Nya dan

tidak akan gagal (Yohanes 10:28-29). Anugerah keselamatan yang pasti dan

tidak akan gagal sampai akhirnya ini, dimungkinkan karena ada jaminan

pemeliharaan Allah terhadap orang-orang pilihan-Nya. Pemeliharaan Allah

serta jaminan keselamatan yang diberikan Allah kepada orang-orang pilihan-

Nya inilah yang dikenal dalam theologia Reformed sebagai doktrin ketekunan

orang-orang kudus. Di dalam Pengakuan iman Westminster Bab XVII: 1

dijelaskan:

Mereka yang telah diterima Allah di dalam Yang Dikasihi-Nya,

yang telah dipanggil-Nya dengan ampuh, dan yang telah

dikuduskan-Nya oleh Roh-Nya, tidak mungkin jatuh seluruhnya

dan untuk seterusnya sehingga mereka kehilangan kedudukan

seorang yang telah beroleh rahmat. Mereka pasti akan bertekun

dalam kedudukan itu sampai pada akhirnya dan akan memperoleh

keselamatan kekal.8

Panggilan dan pengudusan merupakan pokok yang paling penting

dalam kekristenan. Dalam Ibrani 12:14 tertulis "Tanpa kekudusan, maka tidak

ada seorangpun yang akan melihat Tuhan." Ini berarti bahwa kekudusan

hidup merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hidup orang-orang

percaya. Walaupun orang percaya menyadari bahwa: "Ujian yang paling sulit

bagi iman yang sejati adalah ketekunan sampai pada akhirnya, tinggal di

7 Edwin Palmer, 5 Pokok Calvinisme (Jakarta, Lembaga Reformed Injili Indonesia,

1996), 110 8 Th.van den End, Enam Betas Dokumen Dasar Calvinisme (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2001), 117

Page 137: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

131

dalam Kristus, dan terus menerus berada di dalam firman-Nya.“9 Namun hal

itu tidak akan membuat orang-orang percaya sejati mundur dari imannya.

Doktrin ketekunan orang-orang kudus yang menjadi pedoman theologi

Reformed ini, pada kenyataannya telah salah dimengerti dan tidak dapat

dipahami dengan baik dan benar oleh beberapa pihak. Hal ini mengakibatkan

timbulnya pertanyaan, keberatan bahkan kritik yang ditujukan terhadap

doktrin ini. Mereka menganggap bahwa doktrin ini telah membuat orang

percaya dapat berbuat atau melakukan dosa sesuka hati mereka, karena

apapun yang dilakukan pada akhirnya mereka akan tetap diselamatkan. Ada

pula keberatan lain yang menyatakan bahwa terdapat banyak kasus dalam

sejarah gereja dimana ada orang-orang percaya yang temyata dapat

meninggalkan imannya atau murtad. Mereka menganggap bahwa bila doktrin

Reformed tentang ketekunan orang-orang kudus sungguh-sungguh menjamin

keselamatan kekal tidak akan hilang bagi orang-orang percaya, mengapa ada

orang percaya yang dapat meninggalkan imannya atau murtad?

Dalam rangka menjawab pertanyaan dan keberatan-keberatan itulah

penulis mempersembahkan artikel ini. Artikel dengan judul Kajian Historis

Doktrin Ketekunan Orang-Orang Kudus Dalam Perspektif Reformed, ini

merupakan seri pertama dari 3 seri. Dalam seri pertama ini penulis akan

menjabarkan tentang sejarah doktrin ini serta rumusan Reformed tentang

doktrin ketekunan orang-orang kudus. Seri kedua berjudul Kajian Theologis

Mengenai Doktrin Ketekunan Orang-Orang Kudus Dalam Perspektif

Reformed, sedangkan seri terakhir berjudul Kesalehan Hidup Dalam

Perspektif Reformed. Melalui 3 seri tulisan ini diharapkan setiap orang

percaya dapat melihat keagungan, kemuliaan dan kasih Tuhan bagi mereka,

dan olehnya mereka dapat menyatakan kasih mereka kepada Tuhan melalui

ketekunan dalam kehidupan kudus.

9 John Murray, Penggenapan dan Penerapan Penebusan (Surabaya: Momentum,

1999), 190

Page 138: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

132

Pengertian Frase Ketekunan Orang-Orang Kudus

Ketekunan orang-orang kudus merupakan bagian kelima dari lima

pokok Calvinisme yang disusun secara logis dan teologis sehingga disingkat

dengan akronim TULIP.10 Kelima pokok Calvinisme ini pertama kali

dirumuskan pada sidang sinode di Dordrecht (1618-1619), sebagai jawaban

atas kelima pokok rumusan kaum Remonstran atau Arminian yang ditolak

secara bulat pada sidang di Dordrecht itu. Susunan kelima rumusan itu disebut

juga 'kanon-kanon' atau ‘pasal-pasal’ Dort.11 Muller menyatakan bahwa,

ketekunan orang-orang kudus adalah istilah yang dipakai dalam theologia

Reformed untuk menandai adanya bukti keberhasilan akhir dari orang pilihan,

yang walaupun mereka terus menerus mengalami godaan dan dosa setelah

dibenarkan, namun akhirnya mereka tidak akan pernah jatuh di luar kuasa

rahmat Allah.12 Sedangkan menurut McClintock, Perseverance of the saints

dikenal sebagai doktrin yang menyatakan bahwa mereka yang sungguh-

sungguh sudah diubahkan oleh Roh Kudus, tidak akan pernah pada akhirnya

dan secara total gagal dari anugerah Allah, tetapi akan terus bertahan sampai

akhir dan diselamatkan.13 Bagi Grudem, frase ini memberi pengertian bahwa,

semua mereka yang sungguh-sungguh dilahirkan kembali akan dijaga oleh

kuasa Allah dan akan bertekun sampai akhir hidup mereka.14 Dabney

menyatakan:

That this perseverance is a state of grace is not innate and

necessary, with the new born nature, but gracious, it does not

10 Stevri I. Lumintang, Teologi Abu-Abu ( Batu: Dept. Literatur YPPII, 2002), 457 11 Tony Lane, Runtut Pijar (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1996), 155 12 Richard A. Muller, Dictionary of latin and greak Theological Term (Michigan:

Baker Book House, 1985), 222 13 John McClintock & James Strong, Cyclopedia of Biblical, Theology and

Ecclesiastical Literature vol. VII (Michigan: Baker Book House, 1981), 972 14 Wayne Grudem, Systematic Theology (Michigan: Zondervan Publishing House,

1994), 788

Page 139: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

133

proceed from anything in the interior state of the regenerate soul,

but wholly from God's purpose of mercy toward that soul.15

Lebih jauh menurut Dabney, "When anyone is born again of the Holy Ghost

and justified in Christ, it is because God had formed from eternity, the

unchangeable purpose to save that. Soul.”16 Dengan demikian, ketekunan

orang kudus bukan merupakan sifat bawaan sejak lahir dari umat pilihan,

tetapi merupakan anugerah Allah yang diberikan sesuai rencana-Nya dari

kekekalan untuk mencapai tujuan atau maksud Allah bagi keselamatan jiwa

mereka.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa

ketekunan orang-orang kudus dalam pengertian ini, merupakan karya Allah

Tritunggal dalam diri orang-orang pilihan-Nya, dimana melalui pemeliharaan

serta oleh maksud-Nya yang kekal, la terus menuntun dan menjaga umat

pilihan-Nya, serta oleh kuasa-Nya memampukan mereka untuk terus

bertekun dalam kasih-Nya sehingga mereka mencapai tujuan akhir.

BAB II

TINJAUAN HISTORIS DOKTRIN KETEKUNAN ORANG-ORANG

KUDUS

Doktrin ketekunan orang-orang kudus merupakan pengajaran iman

Kristen yang dibangun berdasarkan Alkitab yang adalah firman Tuhan.

Menurut Palmer, doktrin ketekunan orang-orang kudus "Merupakan salah

satu pengajaran teragung dalam Alkitab yang mengajarkan bahwa sekali anda

percaya, anda tidak akan pernah terhilang, anda tidak akan pernah masuk

15 R.l Dabney, Lectures in Systematic Theology (Michigan:Baker Book House,

1986),688 16 Ibid...,690

Page 140: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

134

neraka".17 Namun dalam sejarahnya, doktrin ini terus menerus menjadi bahan

perdebatan baik dari kalangan gereja mau pun para teolog Kristen sendiri.

Sejak dari zaman bapak-bapak gereja sampai zaman modern, doktrin

ketekunan orang-orang kudus terus dipersoalkan kebenarannya. Oleh karena

itu, pembahasan ini akan merangkum pandangan atau pemikiran-pemikiran

tentang doktrin ini dari theolog-theolog mulai zaman bapak-bapak gereja

sampai zaman modern.

Pandangan Zaman Bapak-Bapak Gereja

Dalam rangka delimitasi penulisan, maka pada zaman bapak-bapak

gereja ini penulis hanya akan membahas pandangan dari Augustinus dan

Pelagius, dimana menurut penulis mereka cukup mewakili pembahasan topik

ini karena pandangan mereka masih terus berpengaruh hingga saat ini.

Augustinus (354 - 430 )

Aurelius Augustinus lahir di Thagaste pada tanggal 15 Nopember tahun

354.Ayahnya bernama Patricius, adalah seorang warga terkemuka

didaerahnya namun penyembah berhala. Ibunya bernama Monica, adalah

seorang Kristen yang tulus.18 Pertobatan Augustinus terjadi saat usianya 33

tahun,19 dan pada tahun 391 saat mengunjungi biara di Hippo ia dipilih untuk

menjadi imam biara itu. Pada tahun 395 Augustinus resmi menjadi uskup di

biara Hippo dan memegang jabatan itu sampai hari kematiannya tahun 430.20

Dia dianggap sebagai theolog terpenting antara Paulus dan Martin Luther,

karena theologinya yang berpengaruh dalam perkembangan gereja dan

sejarah perkembangan theologi.21

17 Edwin Palmer, 5 Pokok Calvinisme(Jakarta, Lembaga Reformed Injili Indonesia,

1996), 107 18 Jerald C. Brauer, The Westminster Dictionary of Church History (Philadephia: The

Wistminster Press, 1971), 72 19 Elgin S. Moyer, Great Leaders of the Christian Church (Chicago: Moody Press,

1951), 128 20 Ibid...,129 21 Dietrich Kuhl, Sejarah Gereja Jilid 1 (Batu: Dept. LiteraturYPPII, 1998), 142

Page 141: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

135

Penekanan utama theologi Augustinus pada Anugerah Allah yang bebas

untuk mencari dan menyelamatkan manusia walaupun dalam manusia itu

tidak terdapat apa-apa yang layak untuk mendapatkan cinta kasih Tuhan.22

Selanjutnya menurut Augustinus, sejak kejatuhan Adam, maka semua

manusia telah tercemar oleh dosa sejak saat dilahirkan. Dosa sebagai yang

hakiki melekat pada keberadaan manusia, yang integral bukan opsional.

Karena semua manusia berdosa, maka semua manusia memerlukan

penebusan. Manusia dengan kemampuan sendiri tidak pernah dapat masuk

dalam hubungan dengan Allah. Perbuatan manusia tidak dapat mematahkan

belenggu dosa.23 Dibagian lain Jones mengutip Augustinus, "Those who are

elected to salvation receive the assistance which actually enables them to

persevere".24 Dengan demikian, menurut Augustinus hanya anugerah Allah

yang dapat memulihkan manusia dari dosa dan hanya mereka yang dipilih

Allah untuk diselamatkan yang mampu dapat melakukan perbuatan baik dan

bertekun dalam kehidupan yang sesuai kehendak Allah. Berkhof mengutip

pendapat Augustinus:

Kaum pilihan itu tak dapat melawan pekerjaan rahmat Tuhan

dalam batinnya: meskipun mereka mau menolak kasih Tuhan itu,

akhirnya mereka dikalahkan juga oleh kuasa rahmat. Pun mereka

itu akan bertekun sampai akhirnya; kendatipun mereka digodai

oleh iblis dan banyak kali jatuh lagi ke dalam dosa, tetapi akhirnya

mereka akan rnencapai tujuan yang telah ditentukan Tuhan

baginya.25

22 H. Berkhof dan I.H Enklaar, Sejarah Gereja ( Jakarta: BPK Gunung Mulia,2000),

68 23 Alister E McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2002),93 24 Hubert Cunliffe-Jones (ed), A History of Christian Doctrine (Philadelphia: Fortres

Press, 1978), 166 25 H. Berkhof dan I.H Enklaar, Sejarah Gereja...,68

Page 142: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

136

Bagi Augustinus, mereka yang sejak dari semula telah dipilih Allah, memiliki

pengharapan bahwa mereka tidak akan binasa.26

Augustinus menyerang pandangan yang mengajarkan bahwa manusia

dapat memperoleh keselamatan melalui perbuatan baik dan kehendak

bebasnya. Menurut Augustinus, kehendak bebas manusia sudah tidak lagi

sesuai standar Allah sejak kejatuhan dalam dosa. Menurut Augustinus, "This

freedom is however compromised by sin, which biases our judgment to the

extent that we are unable to break free from it.”27 Jadi, kehendak bebas

manusia senantiasa hanya menghasilkan dosa. Oleh karena itu. "the grace of

God as the only way in which we can be liberated from its baleful

influence.”28 Kehendak bebas manusia baru menjadi benar hanya apabila

Allah memurnikannya. Manusia membutuhkan anugerah Allah agar dapat

mengembalikan citra dan gambar Allah dalam dirinya. McGrath menyatakan:

God does not leave us where we are by nature, incapacitated by

sin and unable to redeem ourselves, but he gives us his grace in

order that we may be healed, forgiven, and restored. Augustine

view of human nature is that it is frail, weak, and lost, and needs

divine assistance and care if it is to be restored and renewed.29

Dengan demikian, kerinduan manusia untuk mencari dan memuliakan

Allah melalui kehendak bebasnya yang tercemar akibat dosa, harus didahului

oleh anugerah Allah. “Anugerah mempengaruhi seseorang sebelum ia sendiri

berkehendak, mendorong kehendaknya.”30 Bagi Augustinus sebagaimana

dikutip Elwell, pemilihan Allah terhadap umat pilihan-Nya bukan saja hanya

merupakan anugerah untuk mendatangkan hasil baik yang berkaitan dengan

keselamatan dan dorongan yang membangkitkan iman, tetapi juga merupakan

26 Dietrich Kuhl, Sejarah Gereja...,152 27 Alister E McGrath, Studies in Doctrine (Michigan: Zondervan Publishing House,

1997),378 28 Ibid. 29 Alister E McGrath, Studies in Doctrine...,383 30 Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1989), 146

Page 143: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

137

anugerah yang membuat mereka dapat bertekun untuk melakukan kehendak

Allah sampai akhir.31 Dibagian lain, Schaff mengutip pernyataan Augustinus,

"I assert therefore, that the perseverance by which we persevere in Christ even

to the end is the gift of God.”32 Itu berarti, umat pilihan dapat bertekun dalam

kehidupan kudus, karena hal itu adalah pemberian Allah dan merupakan

bagian dari rencana Allah sejak kekekalan bagi mereka. Lebih lanjut

dinyatakan Augustinus, ketekunan orang-orang kudus merupakan, "Decree of

the unchanging divine will, backet by divine power, it is irresistible.”33

Jadi, orang-orang kudus dapat bertekun sampai akhir karena Allah

yang memelihara dan menopang mereka. Itulah sebabnya, bagi Augustinus

“pembenaran haruslah dipahami dengan selalu memperhatikan hasil akhirnya

dan karena pada akhirnya segala sesuatu tergantung pada pemberian

ketekunan Allah.”34

Pelagius (370 - 440)

Pelagius adalah seorang theolog Inggris yang memiliki karakter tulus

dan berbudi luhur.35 Hidup sejaman dengan Augustinus, walau tidak menjadi

seorang biarawan namun serius menerima tanggung jawab untuk hidup

sebagai seorang Kristen.36 Pokok utama dari pengajaran Pelagius menurut

Brauer adalah perihal: "the issue of the freedom of man's will and about the

nature and operation of God's grace.”37 Isu-isu ini menjadi pusat dari

perdebatannya dengan Augustinus. Menurut Pelagius, kehendak bebas

manusia dapat melakukan segala yang benar,38 sedangkan anugerah atau

rahmat Allah, dipahaminya sebagai dua hal yang berbeda yaitu: "the natural

31 Walter A. Elwell, Evangelical Dictionary of Theology (Grand Rapids: Baker Book

House, 1997), 845 32 Philip Schaff (ed), A Select Library of the Nicene And Post Nicene Fathers of the

Christian Church vol. V, St. Augustine ( Michigan: William B. Eerdmans Publishing

Company, 1987),526 33 Walter A. Elwell, Evangelical Dictionary of Theology...,345 34 Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen..., 149 35 Elgin S. Moyer, Great Leaders of the Christian Church. ..,131 36 Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen.. .,135 37 Jerald C. Brauer, The Westminster Dictionary of Church History... ,644 38 Ibid...,74

Page 144: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

138

human faculties...and external enlightenment provided for humanity by

God.”39 Kemampuan alami ini adalah, kemampuan manusia untuk

menghindar dari dosa. Sedangkan sepuluh perintah Allah dan teladan moral

Yesus Kristus sebagai contoh dari apa yang ia maksudkan dengan external

enlightenment.40 Lebih lengkapnya, theologi yang dikembangkan Pelagius

sebagaimana dikutip Moyer:

1. Manusia tidak punya dosa asli yang diterima sebagai warisan

dari Adam. Dosa adalah sesuatu yang dilakukan oleh kehendak

manusia dan bukan alamiah. 2. Manusia diciptakan dengan

kebebasan sempurna untuk berbuat baik atau jahat. Karenanya

suatu hidup tanpa berdosa adalah mungkin, dan keselamatan dapat

diperoleh dengan pekerjaan baik. 3. Baptisan bayi adalah tak

perlu, karena tidak ada dosa asli/asal. 4. Keselamatan adalah

mungkin tanpa hukum dan Injil, atau rahmat ilahi.41

Bagi Pelagius, dosa Adam tidak diwariskan secara turun-temurun,

tetapi teladan dosa Adam itu ditiru oleh turunannya. Kematian fisik bukanlah

akibat dari dosa atau hukuman dari Tuhan, tetapi termasuk hukum alam.

Keselamatan manusia diperoleh sebagai pahala karena melakukan perbuatan

baik berdasarkan kehendak bebasnya. Anugerah Allah tidak dilihat sebagai

suatu kuasa surgawi yang bekerja dalam hati manusia, tetapi hanya

merupakan pemberian Allah, yaitu kehendak bebas manusia, pengajaran

Perjanjian Lama serta pengajaran dan teladan Tuhan Yesus semata.42

Menurut Enns, Pelagius percaya bahwa dosa Adam tidak menghilangkan

kehendak bebas manusia. Bahwa tiap-tiap manusia lahir dengan tidak

bercacat seperti Adam di Firdaus. Anugerah Allah bersifat hanya menolong

untuk mengatasi kejahatan dalam kehidupan ini, tetapi hal itu tidak

merupakan suatu keharusan untuk keselamatan, karena manusia dapat

39 Alister E. McGrath, Studies in Doctrine...,383 40 Ibid 41 Elgin S. Moyer, Great Leaders of the Christian Church... ,131 ' 42 H. Berkhof dan I.H. Enklaar, Sejarah Gereja.., 68-69

Page 145: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

139

memilih dengan kemampuannya.43 Lebih lanjut, Susabda menjelaskan

pikiran Pelagius tentang keselamatan sebagai berikut:

Keselamatan adalah hadiah dari Allah bagi mereka yang

melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Anugerah tak pernah

ada di luar ikatan dengan natur manusia. Oleh sebab itu anugerah

Allah tak lain dari pada "menghidupkan atau mengaktivir

kapasitas alami" yang dimiliki oleh setiap manusia.44

Menurut Pelagius, "manusia memiliki kemampuan untuk memilih

melayani Allah tanpa kebutuhan apapun dari anugerah.”45 Pelagius juga

percaya bahwa, "setiap orang dapat kembali kepada Allah secara benar,

bahkan suatu kehidupan tanpa dosa tidaklah berada diluar jangkauan

kemungkinan ini, walaupun mungkin sangat boleh jadi bahwa tidak ada

seorangpun yang hidup tanpa dosa.”46

Dengan demikian, bagi Pelagius setiap manusia mampu mencari Allah

dan melakukan hal yang benar dihadapan Allah. Manusia juga memiliki

kemampuan untuk hidup kudus dan bertekun di dalamnya bahkan mencapai

kehidupan tanpa dosa dengan mengandalkan kehendak bebasnya tanpa

anugerah Allah. Ajaran pelagius ini menyebabkan dia dituduh sebagai bidat

pada sidang di Yerusalem dan Pelagianisme dikutuk sebagai bidat pada tahun

416 AD di sidang Carthage dan Mileve. Konsili Efesus juga mengutuk

Pelagianisme pada tahun 431 AD.47

Dari pengajaran kedua tokoh tersebut, terlihat perbedaan pandangan

tentang doktrin ketekunan orang-orang kudus yaitu, pandangan berbasis

Theosentris dari Augustinus dan pandangan berbasis Anthroposentris dari

Pelagius. Bagi Augustinus, umat pilihan dapat bertekun dalam kehidupan

43 Paul Enns, The Moody Handbook Theology (Malang: Seminar Alkitap Asia

Tenggara, 2004), 43 44 Yakub B. Susabda, Pengantar Kedalam Teologi Reformed (Jakarta: Lembaga

Reformed Injili Indonesia, 1994), 11 45 Paul Enns, The Moody Handbook Theology...,45 46 Berhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen.., 137 47 Paul Enns, The Moody Handbook Theology...,45

Page 146: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

140

kudus karena Allah yang telah memberi kemampuan atau anugerah kepada

mereka, sedangkan bagi Pelagius, manusia dapat berbuat baik dan bertekun

dalam kehidupan kudus bahkan sampai mencapai hidup tanpa dosa, karena

mereka memiliki kemampuan alamiah yaitu, berdasarkan kehendak

bebasnya.

Pandangan Theolog abad Pertengahan

Selanjutnya penulis akan mengetengahkan pandangan para theolog

abad pertengahan terhadap doktrin ketekunan orang-orang kudus. Penulis

hanya akan mengangkat pandangan dari dua tokoh, karena menurut penulis

pandangan mereka masih banyak dianut oleh orang-orang percaya saat ini.

Mereka adalah: Bernhard dari Clairvaux dan Thomas dari Aquino.

Bernhard dari Clairvaux (1090 -1153)

Bernhard lahir di Fontaines dekat Dijon pada tahun 1090, dari keluarga

bangsawan. Sebagai tokoh penting terakhir dari tradisi theologi monastic.48

Bernhard juga dikenal sebagai tokoh mistik Kristen pada abad pertengahan.49

Dikenal sebagai penulis yang handal dimana salah satu karya theologinya

yang terkenal berjudul: “Anugerah dan Kehendak Bebas.”50 Melalui

karyanya ini, Bernhard ingin menjelaskan bahwa kehendak bebas manusia

yang belum dimurnikan oleh Allah tidak akan dapat melakukan hal yang baik

sesuai kehendak Allah. Bahwa kehendak bebas manusia tidak akan mampu

membawa manusia pada keselamatan.

Dibagian lain Bernhard menjelaskan, bahwa pekerjaan-pekerjaan baik

manusia semata-mata merupakan anugerah Allah dan hasil kehendak bebas

manusia. Anugerah Allah menggerakkan kehendak bebas manusia

sedemikian rupa sehingga ia dengan bebas dan rela memilih yang baik.51 Bagi

48 Tony Lane, Runtut Pijar...,95 49 F.D. Willem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja (Jakarta:

BPKGunungMulia, 1987), 49 50 Ibid... 51 Tony Lane, Runtut Pijar...,95

Page 147: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

141

Bernhard, anugerah Allah yang menggerakkan kehendak manusia sehingga

memiliki kemampuan untuk mengerjakan perbuatan baik dan bertekun di

dalamnya. Di dalam karyanya “Anugerah dan Kehendak Bebas”, Bernhard

menyatakan:

Apa yang dimulai oleh anugerah diselesaikan bersama-sama oleh

anugerah dan kehendak bebas. Hal ini terjadi sedemikian rupa,

sehingga mereka menyumbang dalam setiap keberhasilan, secara

tersendiri tetapi bersama-sama, bukan secara bergiliran tetapi

sekaligus. Bukan halnya bahwa anugerah mengerjakan sebagian

pekerjaan dan kehendak bebas sisanya. Masing-masing

mengerjakan seluruh pekerjaan menurut sumbangan khasnya.

Anugerah mengerjakan seluruhnya dan begitu pula kehendak

bebas, seluruhnya. Hanya saja kalau semua dilakukan menurut

kehendak bebas, kesemuanya dikerjakan berdasarkan atau oleh

anugerah.52

Dengan demikian, bagi Bernhard umat Allah dapat bertekun dalam

kehidupan kudus karena anugerah Allah yang menggerakkan kehendak bebas

mereka.

Thomas Aquinas (1225 - 1274)

Thomas Aquinas lahir pada tahun 1225 dari keluarga Kristen katolik

yang saleh di Aquino, Italia. Ia dianggap sebagai tokoh theologia scholastik

yang berhasil menyelaraskan pandangan filsafat Aristoteles dengan

pandangan Alkitab. Sumbangsihnya bagi theologia adalah karangannya yang

berjudul Summa Theologiae dan the Summa Contra Gentiles. Di dalam kedua

karangan ini Aquinas berbicara tentang hubungan antara kepercayaan Kristen

dan akal budi manusia.53 Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai

52 Ibid. 53 Tim Dowley (ed), The History of Christiany (England : Lion Publishing Plc, 1997),

288

Page 148: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

142

ajaran yang sah dalam gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.54

Menurutnya, hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu hidup kodrati atau

hidup alamiah dan hidup rahmat yang datang dari Tuhan. Hidup rahmatlah

yang mengatasi tabiat kodrati dunia ini, mencukupi dan menyempurnakan

hidup kodrati. Rahmat Allah ditawarkan kepada manusia melalui gereja

dengan melakukan sakramen-sakramen. Jadi tabiat manusia mendapatkan

kuasa ilahi yang dibutuhkan untuk mengembangkan hidupnya didunia ini dan

supaya diselamatkan.55

Dengan demikian, bagi Thomas Aquinas, anugerah Allah hanya bersifat

sebagai penolong agar tabiat manusia dapat melakukan pekerjaan baik atau

dapat bertekun dalam kehidupan yang kudus. Anugerah Allah dianggap

bukan sebagai pengasal mula yang membuat manusia dapat hidup kudus.

Dari kedua tokoh abad pertengahan ini kita melihat adanya perbedaan

pandangan dimana bila Bernhard melihat kehendak bebas dapat melakukan

kebaikan semata-mata karena anugerah Allah yang lebih dulu

menggerakkannya, sedangkan bagi Thomas Aquinas kehendak bebas

manusia yang lebih berperan dalam melakukan kebaikan itu dan anugerah

Allah hanya bersifat menolong saja.

Pandangan Tokoh-Tokoh Era Reformasi

Dalam bagian ini penulis akan memaparkan pandangan tiga tokoh

Reformasi yang menurut penulis cukup untuk mewakili pembahasan ini.

Mereka adalah: Martin Luther, Johannes Calvin dan Jakobus Arminius.

Martin Luther (1483 - 1546)

Martin Luther lahir pada tahun 1483 dalam sebuah keluarga petani di

Eisleben, Thuringen, Jerman. Belajar filsafat Nominalis Occam dan teologi

skolastik di universitas Erfurt. Di tempat ini pula untuk pertama kalinya

Luther membaca Alkitab Perjanjian Lama. Pada tanggal 31 oktober 1517,

54 F.D. Willem, Riwayat HidupSingkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja..., 18 55 Berkhof dan Enklaar, Sejarah Gereja...,105

Page 149: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

143

Luther menempelkan 95 dalil di pintu gerbang gereja istana Wittenberg,

sebagai protes terhadap ketetapan Paus Leo X perihal penjualan Surat

Indulgensia. Tanggai ini oleh gereja-geraja reformatoris diperingati sebagai

hari Reformasi.56

Luther terkenal karena ajarannya tentang pembenaran hanya oleh iman.

Stupperich mengutip Luther yang menyatakan,"We are jutifield not by our

deeds, but by faith alone”.57 Menurut Luther, membenarkan tidak berarti

membuat benar atau berubah menjadi manusia baik, tetapi berarti dianggap

benar atau dibebaskan. Susabda mengutip pandangan Luther yang

menyatakan bahwa, "Pembenaran tak lagi merupakan interaksi antara

anugerah dan respon manusia. Pembenaran semata-mata adalah anugerah

Allah, dan itu sudah dianugerahkan pada saat seorang dilahirkan baru oleh

Roh Kudus.”58 Lebih lanjut dikatakan Luther, "Bila kepastian keselamatan

bergantung pada manusia dan kehendaknya ataupun pada perbuatan-

perbuatannya, maka keselamatan dan kepastian keselamatan itu di luar

jangkauan manusia"59

Dalam Katekismus Besar, bagian kedua Pengakuan Iman pasal ketiga,

Luther menyatakan pandangannya tentang pemeliharaan Allah bagi umat-

Nya demikian:

Bab 53. Namun, sekarang Roh Kudus diam bersama persekutuan

yang kudus ini, yaitu orang-orang Kristen, sampai hari terakhir.

Melalui persekutuan itu la mempersatukan kita. la memakai kita

menjadi penyambung lidah-Nya untuk menyebarkan Firman itu.

Sebab dengan cara begitu Roh menguduskan orang-orang dan

menolongnya untuk menjadi lebih kudus lagi. Maksud-Nya adalah

agar kita bertumbuh setiap hari dan menjadi kuat dalam iman

dengan buah-buah iman yang dihasilkan-Nya.60

56 F.D. Willem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja ..., 171 57 Tim Dowley, The History of Christiany..,362 58 Yakub B. Susabda, Pengantar Ke dalam Teologi Reformed..., 10 59 Dietrich Kuhl, Sejarah Gereja, Jilid III...,33 60 Martin Luther, Katekismus Besar (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1996),

Page 150: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

144

Dengan demikian, menurut Luther, pengudusan orang-orang percaya

dan bahkan ketekunan orang-orang kudus adalah pemberian Allah.

Kemampuan umat pilihan untuk hidup kudus adalah karena Allah yang

senantiasa memelihara mereka. Mereka mendapatkan jaminan kehidupan

kekal karena Allah Roh Kudus yang menyertai dan memberikan jaminan.

Johannes Calvin (1509 -1564)

Pada tanggal 10 Juli 1509, Calvin lahir di kota Noyon, Perancis Utara.

Belajar di fakultas hukum Orlens dan Bourges serta meraih gelar doktor

hukumnya pada 1532 di universitas ini.61 Di Paris Calvin belajar bahasa

Latin, Yunani dan Ibrani, juga belajar humanisme Kristen.62 Saat berusia 27

tahun, Calvin menulis buku terkenalnya Institutes of the Christian Religion,

buku ini diterbitkan pada tahun 1536.63 Tujuan penulisan buku ini menurut

Calvin, adalah untuk memberi ikhtisar ajaran Kristen Injili bagi mereka yang

berminat, sekaligus untuk mempertahankan kebenaran ajaran itu.64 Calvin

meninggal dalam usia yang relatif muda 54 tahun, namun dalam usia semuda

itu ia telah mewariskan kepada dunia suatu theologia yang jelas dalam

bukunya Institutio, serta suatu gereja yang diatur secara baik dan suatu kota

yang menjadi pusat gerakan reformasi yang tersebar diseluruh Eropa.65

Menurut Lutzer, Institutes of the Christian Religion ini telah menjadi buku

teks theologi yang utama bagi banyak aliran Protestan sampai saat ini.66 Di

bagian awal buku ini, Calvin menulis tentang kebesaran dan keagungan

Allah. Menurutnya, manusia dapat mengenal dirinya sendiri hanya apabila

manusia mengenal Allah.67

61 Robert A. Baker, A Summary of Christian History (Tennessee: Broadman Press,

1959), 211 62 Christian de Jonge, apa itu Calvinime? (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 6 63 Elgin S. Moyer, Great Leaders of the Christian Church...,,323 64 Yohannes Calvin, Institutio (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983), XIV 65 Christian de Jonge, apa itu Calvinisme?..., 10 66 Erwin W. Lutzer, Teologi Kontemporer (Malang: Gandum Mas, 1999), 163 67 Yohanes Calvin, Institutio..., I i 1

Page 151: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

145

Sebagaimana Luther, Calvin juga percaya bahwa pembenaran orang

berdosa hanya karena iman kepada Yesus Kristus. Calvin menyatakan:

"Betapa iman satu-satunya hal yang menyebabkan kita memperoleh

kebenaran yang cuma-cuma berkat rahmat Allah.”68 Pada saat berbicara

tentang pembenaran, maka hal pokok lain yang perlu dilihat dari ajaran

Calvin adalah tentang predestinasi. Menurut Calvin predestinasi adalah,

"keputusan Allah yang kekal yang dengannya la menetapkan untuk dirinya

sendiri, apa yang menurut kehendak-Nya akan terjadi atas setiap orang.”69

Dowley mengutip Calvin yang menyatakan, "Pardon and salvation are

possible only through the free working of the grace of God.”70 Dengan

demikian, orang berdosa tidak sanggup menyumbang sedikitpun untuk

mendatangkan pengampunan dan keselamatan bagi dirinya sendiri. Bagi

Calvin, "Seluruh kebaikan yang terdapat di dalam kemauan manusia, adalah

hasil anugerah semata-mata.”71 Oleh karena itu, perbuatan baik yang dapat

dilakukan oleh orang percaya bukan berdasarkan kemampuan mereka untuk

melakukannya, tetapi merupakan pemberian Allah semata. Menurut Calvin,

"asal mula segala hal yang baik tidak lain adalah Allah sendiri...Sebab tak

akan ditemukan kemauan yang cenderung melakukan yang baik, kecuali yang

terdapat di dalam orang-orang yang terpilih.”72 Allah menebus dan

menyucikan umat pilihan-Nya agar mereka dapat hidup kudus dan melakukan

pekerjaan baik yang berkenan kepada-Nya. Lebih lanjut Calvin menyatakan,

"Allah memulai pekerjaan baik di dalam diri kita dengan menimbulkan dalam

hati kita rasa kasih, rindu dan semangat akan kebenaran...Dan pekerjaan itu

diselesaikan-Nya dengan memperkuat hati kita untuk bertekun.”73

Berdasarkan hal ini, penulis menyimpulkan bahwa kemampuan umat

pilihan untuk mengerjakan pekerjaan yang baik dan bertekun dalam

kehidupan yang benar dan kudus, bahkan iman yang menyelamatkan,

68 Ibid..., III xi 1 69 Ibid...,III xxi 5 70 Tim Dowley, The History of Christianity...,380 71 Yohannes Calvin, Institutio..., II iii 6 72 Ibid..., II iii 8 73 Ibid..., II iii 6 E 297-8

Page 152: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

146

bergantung pada anugerah Allah. Selanjutnya menurut Calvin, "Keselamatan

kita tidak bergantung pada iman kita yang tentu kurang murni dan tetap, tetapi

berdasar teguh-teguh kepada kesetiaan Tuhan yang kekal dan yang tidak

dapat berubah”.74 Kesetiaan Allahlah yang membuat umat Allah mampu

bertekun dalam kehidupan kudus.

Jacobus Arminius ( 1560 - 1609 )

Jacobus Arminius lahir di Oudewater, Belanda pada tahun 1560.

Masuk ke beberapa universitas, antara lain di Leiden dan Jenewa. Di Jenewa

ia belajar di bawah asuhan Theodoras Beza.75 Ayah Arminius, seorang

pembuat pisau yang meninggal selagi Jacobus Arminius masih bayi. Di

bawah orang tua angkat, Arminius menerima pendidikan awalnya di

universitas Utrecht dan Marburg. Menurut Lutzer, Arminius sangat terpikat

pada doktrin tentang kehendak bebas dan kasih karunia yang universal.76

Oleh karena itu dalam setiap khotbahnya, Arminius senantiasa mengajarkan

bahwa anugerah Allah ditawarkan kepada semua orang dan manusia memiliki

kehendak bebas untuk menjawab anugerah Allah itu dengan iman.77

Dalam hal Predestinasi, Arminius dalam karangannya "Pernyataan

Perasaan" (1608) menyatakan, Allah telah menetapkan Kristus sebagai

perantara untuk memenangkan keselamatan manusia dan bahwa Allah

menetapkan untuk menyelamatkan semua orang yang percaya kepada Yesus

dan bahwa keselamatan orang-orang percaya ini didasarkan karena Allah

telah melihat sebelumnya bahwa mereka akan percaya dan mampu bertahan

sampai akhir.78 Arminius percaya bahwa keselamatan bergantung pada

manusia dengan kehendak bebasnya. Manusia sanggup membuat pilihan

untuk percaya dan diselamatkan serta untuk menolak sehingga ia binasa. Hart

mengutip Arminius yang berpendapat, bahwa "anugerah Allah ditawarkan

74 H. Berkhof & I.H. Enklaar, Sejarah Gereja..., 171 75 Tony Lane, Runtut Pijar. ..,154 76 Erwin W. Lutzer, Teologi Kontemporer.. .,164 77 Jerald C. Brauer, (ed) The Westminster...,62 78 Tony Lane, Runtut Pijar..., 154

Page 153: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

147

kepada semua orang, namun dia percaya bahwa anugerah ini dapat ditolak."79

Para pengikut Arminius mempertegas pandangan Arminius sebagaimana

dijelaskan Sheed, "Arminians held that grace is necessary in order to

salvation, but that regenerating grace may be both resisted and lost."80

Dalam artikel ke lima dari kaum Remonstran, mereka menyatakan

keberatan terhadap pernyataan yang menyatakan bahwa Allah terus

mendukung orang-orang percaya dengan rahmat-Nya.81 Tenney mengutip

artikel mereka yang menyatakan, "Among these articles was ones which

taught that true believers could and often did fall away, completely and

finally, from saving faith."82 Menurut Schaff, para pengikut Arminius ini

mengajarkan bahwa orang-orang percaya sangat mungkin secara total dan

pasti hilang dari anugerah Allah.83

Dari pemaparan ini penulis menyimpulkan, ketiga tokoh zaman

reformasi di atas melihat anugerah Allah dan ketekunan orang-orang kudus

dari dua pandangan yang berbeda. Bagi Luther dan Calvin, anugerah Allahlah

yang menjadi penyebab keselamatan orang-orang percaya dan yang

memampukan mereka untuk hidup kudus dan bertekun di dalamnya.

Sedangkan bagi Arminius, kehendak bebas manusialah menjadi penyebab

utama dan yang menentukan bagi keselamatan manusia.

Pandangan Tokoh-tokoh Zaman Modern

Untuk delimitasi penulisan, maka pada bagian ini penulis hanya akan

mengetengahkan pandangan dari dua tokoh yaitu, Helmut Richard Niebuhr

dan Karl Rahner.

79 Trevor A. Hart, The Dictionary of Historical Theology (Michigan: William B.

Eerdmans Publishing Company, 2000), 34 80 William G.T. Sheed, A History of Christian Doctrine (Minnesota: Klock & Klock

Christian Publisher, 1978), 497 81 Trevor A. Hart, The Dictionary of Historical Theology...,35 82 Merrill C. Tenney, (ed) Pictorial Encyclopedia of the Bible (Michigan: Zondervan

Publishing House, 1980), 230 83 Philip Schaff, (ed) The Creeds of Christendom vol.1 (Grand Rapids: Baker Book

House, 1983), 519

Page 154: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

148

Helmut Richard Niebuhr (1894 - 1962)

Lahir di Wright City, negara bagian Missouri. Memiliki tiga saudara,

dimana dua saudaranya Reinhold dan Huda masing-masing menjadi profesor

di Union Theological Seminary New York dan di McCormick Theological

Seminary Chicago. Ayahnya adalah seorang pendeta dari gereja German

Evangelical Synod of Nort America. Setelah tamat sekolah lanjutan, Richard

masuk sebuah seminari di Elmhurst, Chicago dan setelah lulus tahun 1912, ia

melayani jemaat Evangelical Synod of Nort America di St. Louis.84 Sebagai

seorang profesor theologi dan etika, Richard mengajar di universitas Yale dari

tahun 1931 sampai meninggal.85 Di dalam bukunya yang terkenal Christ and

Culture, ia menggambarkan ada lima kemungkinan hubungan antara Kristus

dan kebudayaan, yaitu: 1. Christ Against Culture, 2. The Christ of Culture, 3.

Christ AboveCulture, 4. Christ and Culture in Paradox dan 5. Christ the

Transformer of Culture.86 Menurut Niebuhr, "Kristus datang bukan hanya

untuk membebaskan manusia dari dosa dan kematian kekal, tetapi juga

datang untuk mengubah, memperbaharui dan menyucikan kebudayaan umat

manusia."87

Lebih lanjut menurut Niebuhr, "iman merupakan realita pergumulan

orang Kristen dengan Allah yang tidak pernah selesai. Reformasi dan

pertobatan merupakan hal yang harus terus menerus terjadi dalam hidup

orang percaya."88 Orang percaya harus terus mengalami transformasi dan

pertobatan harus menjadi bagian dari sejarah hidupnya. Susabda kembali

mengutip Niebuhr yang menyatakan, "I still believe that reformation is a

permanent movement, that metanoia (pertobatan) is the continuous demand

made upon us in historical life."89 Itu berarti, setiap orang percaya dituntut

untuk mempertanggung-jawabkan imannya dengan menunjukkan kesetiaan

84 Yakub B. Susabda, Teologi Modern II (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia,

2001), 4 85 Sinclair B. Ferguson & David F. Wright (eds), New Dictionary of Theology (Illinois:

Inter-Varsity Press, 1994), 469 Varsity Press, 1994), 469 86 Ibid. 87 Yakub B. Susabda, Teologi Modern II..., 15 88 Ibid...,5 89 Ibid...,6; Niebuhr, Reformation: Continuing Imperative, Christian Century 77, 250

Page 155: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

149

kepada Allah dalam pengetahuan dan perbuatannya. Kemampuan untuk

mempertanggung-jawabkan iman ini menurut Niebuhr sebagaimana dikutip

Susabda adalah, "karena di dalam diri orang percaya ada kehadirian dari

"absolute obligation" dan pengalaman dengan "the ultimate reality."90

Dengan demikian, kemampuan umat pilihan untuk melakukan

kebenaran dan perbuatan baik sesuai standar Allah adalah semata-mata

karena adanya kehadiran Allah dalam kehidupan mereka.

Karl Rahner (1904 - 1984)

Rahner adalah seorang penganut ordo Jesuit yang mengajar theologi di

Jerman dan Austria, dikenal sebagai seorang pengarang yang subur dan

merupakan theolog Katolik Roma yang sangat berpengaruh dan yang paling

utama abad 20 ini.91 Lahir di Freiburg-im-Breisgau pada tahun 1904. Tahun

1948 menjadi guru besar theologi dogmatika di universitas Innsbruck,

Munchen dan Munster.92

Basis theologi Rahner, adalah theologi antropologi transcendental.

Menurutnya, "pengalaman manusia adalah kunci untuk memahami theologi

atau agama dan sebagai pusat pengalaman transenden.93 Lebih lanjut menurut

Rahner, "transcendental experience means that a pre-reflective experience of

God is present in all human experience.”94 Ini berarti bahwa, semua

pengalaman transenden manusia adalah pengalaman tentang Allah.

Berdasarkan pemahamannya bahwa Allah menghendaki semua orang

diselamatkan di dalam Kristus, maka Rahner sebagaimana dinyatakan

Lumintang, menghasilkan theologi 'anonymous Christ' atau Kristus tidak

bernama yang artinya, Kristus yang ada di agama-agama lain atau Kristus

tanpa nama yang ada di semua agama-agama adalah Kristus yang

menyelamatkan. Dengan demikian menurut Rahner, Allah yang

menyelamatkan di dalam Kristus bukan hanya menyatakan diri-Nya melalui

90 Ibid...,12 91 Sinclair B. Ferguson, New Dictionary Theology...,556 92 Tony Lane, Runtut Pijar.. .,256 93 Sinclair B. Ferguson, New Dictionary Theology...,556 94 Ibid.

Page 156: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

150

inkarnasi di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam agama Kristen, tetapi

juga melalui Allah yang berinkarnasi melalui Kristus (tanpa nama Kristus) di

dalam agama-agama lain.95

Dalam kaitan dengan rahmat, maka Rahner melihat sebagaimana

dikutip Kilby bahwa, "rahmat Allah bukanlah dalam hal anugerah atau

pemberian sesuatu yang khusus, namun Rahner menggambarkan sebagai

pemberian diri Allah sendiri atau sebagai komunikasi diri Allah."96 Lebih

jauh Rahner menyatakan bahwa, "dengan Allah memberikan diri kepada

manusia dan hidup dalam diri mereka adalah bahwa mereka secara bertahap

diubah, sehingga mereka dapat mengendalikan atau menghilangkan

kebiasaan buruk atau dosa tertentu dan sebagainya."97 Selanjutnya Lane

mengutip pernyataan Rahner yang menyatakan bahwa, "karena kasih karunia

Allah bekerja dalam setiap manusia, maka tidak terkecuali bahkan seorang

ateispun mendapat kesempatan untuk diselamatkan, asalkan ia tidak melawan

hati nuraninya yang ditempati Allah, walaupun pada kenyataannya dia tidak

menyadari akan kehadiran Allah itu.”98 Mengenai hal ini Kilby mengutip

pandangan Rahner yang menyatakan, "Rahmat selalu mengelilingi manusia,

bahkan para pendosa dan mereka yang tidak percaya, sebagai suatu keadaan

yang tidak bisa dihindarkan dari keberadaannya."99 Namun disisi lain

menurut Rahner, "rahmat Allah ini dapat ditolak oleh manusia melalui

kehendak bebasnya. Walaupun begitu, penolakan ini tidak berarti manusia

dapat mengusirnya, akan tetapi hal ini menunjukkan bahwa manusia terus

menerus hidup dalam pertentangan dengannya."100 Jadi, bagi Rahner "setiap

manusia menerima rahmat Allah. Bahkan seseorang yang belum pernah

mendengar injil sekalipun tetap ada dalam kasih karunia Allah."101 Dengan

demikian, setiap manusia dapat hidup benar dan kudus. Rahmat Allahlah

95 Stevri Indra Lumintang, Teologia Abu-Abu(Batu: Dept. Literatur YPPII, 2002), 109 96 Karen Kilby, Karl Rahner, Tokoh Pemikir Kristen, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius,

2001), 36 97 Ibid. 98 Tony Lane, Runtut Pijar.. .,257 99 Karen Kilby, Karl Rahner.. .,39 100 Ibid...,40 101 Tony Lane, Runtut Pijar.. .,258

Page 157: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

151

yang membuat mereka dapat melakukan perbuatan baik dan menghilangkan

dosa atau kebiasaan-kebiasaan buruk dalam dirinya. Ini berarti tidak ada

perbedaan antara kekristenan dengan kepercayaan lain.

Dari kedua tokoh abad modern ini, terdapat dua pandangan tentang

doktrin ketekunan orang-orang kudus. Richard Niebuhr melihat bahwa orang

percaya dapat hidup kudus sesuai standar Allah karena ada kehadiran Allah

dalam hidup mereka. Sedangkan bagi Rahner kehidupan benar dan kudus

mampu dilakukan oleh setiap manusia, karena di dalam pengalaman hidup

setiap manusia ada rahmat Allah.

BAB III

RUMUSAN REFORMED TENTANG

DOKTRIN KETEKUNAN ORANG-ORANG KUDUS

Setelah penulis mengetengahkan gambaran tentang sejarah doktrin

ketekunan orang-orang kudus, maka selanjutnya penulis akan

mengetengahkan rumusan doktrin ketekunan orang-orang kudus berdasarkan

pandangan Reformed, yang penulis rangkum mulai dari latar belakang

pemikiran doktrin ketekunan orang-orang kudus, kedaulatan Allah sebagai

dasar theologi Reformed dan pernyataan Reformed mengenai doktrin

ketekunan orang-orang kudus.

Latar Belakang Pemikiran Doktrin Ketekunan Orang-Orang Kudus

Doktrin ketekunan orang-orang kudus, dalam sejarahnya pertama kali

dicetuskan oleh Bapak gereja Augustinus dan berpuncak pada masa reformasi

secara khusus oleh para pengikut Johannes Calvin. Pengajaran Augustinus

mengenai doktrin ini berawal dari pemahamannya tentang predestinasi.

Ferguson menyatakan: "It was Augustine who was clearly elaborated a

doctrine of perseverance, in consequence of his convictions concerning

predestination, but later theology, like some earlier though, entertained the

Page 158: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

152

possibility of a falling from grace."102 Lebih lanjut menurut Agustinus, "that

election to eternal life inevitably involves final perseverance. Since salvation

is always God's gift, he entitled his work on perseverance On the Gift of

Perseverance."103 Dengan demikian, menurut Augustinus, umat pilihan akan

dipelihara Allah dan tidak mungkin gagal dalam anugerah keselamatannya,

olehnya umat pilihan akan dapat memelihara kekudusan hidupnya dan

bertahan sampai akhir.

Sedangkan Luther memahami doktrin ini hanya secara parsial, dia gagal

untuk mengembangkan doktrin ini. Dalam kaitan ini Ferguson menyatakan,

"Luther was equivocal about perseverance because of the tension in his

thought on grace and law."104 Namun, Calvin justru mempertegas doktrin

yang telah dimulai oleh Augustinus. Menurut Calvin, "Christ died only for

the elect and their salvation was guaranteed. God would never allow any to

fall away; they are kept in the faith by the almighty power of God."105 Dengan

demikian bagi Calvin, kematian Kristus bukan hanya bertujuan untuk

memberi keselamatan bagi umat pilihan-Nya, tetapi juga memberi jaminan

bahwa ketekunan dalam iman sampai akhir itu bukan berdasarkan

kemampuan dan kemauan umat pilihan, tetapi atas dasar kuasa dari Allah

Yang Mahakuasa.

Atas dasar pemikiran demikian, maka baik Calvin maupun iman

Reformed, akhirnya memformulasikan doktrin ini kedalam rumusan

pengakuan iman Westminster Bab XVII:1, sebagai berikut: "Mereka yang

telah diterima Tuhan sebagai kekasih-kekasih Allah, yang telah dipanggil

demi tujuan baik dan telah disucikan oleh Roh-Nya, sama sekali tidak akan

terbuang dari wilayah anugerah, tetapi terus bertekun hingga akhir dan

selamat selamanya."106 Sebelumnya, pada sidang di Dordrecht tahun 1619

berhasil dirumuskan pengakuan iman Reformed yang disebut Canons of Dort.

102 Sinclair B. Ferguson & David F. Wright (ed), New Dictionary Theology...,50 103 Carl F.H. Henry (ed), Basic Christian Doctrines (Michigan: Baker Book House,

1977),236 104 Sinclair B. Ferguson & David F. Wright (ed), New Dictionary oj Theology...,507 105 Walter A. Elwell, Evangelical Dictionary of Theology...,845 106 Th, van den End, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2001), 117

Page 159: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

153

Pada bagian kelima pengakuan iman ini, disebutkan bahwa Allah memelihara

orang-orang percaya, sehingga mereka tidak mungkin kehilangan

keselamatannya.107 Melalui sidang di Dort, rumusan Remonstran akhirnya

ditolak. Doktrin ketekunan orang-orang kudus sampai saat ini terus menjadi

doktrin yang dipegang teguh oleh theologi Reformed.

Kedaulatan Allah Sebagai Dasar Theologi Reformed

Kedaulatan Allah merupakan pengajaran atau doktrin dasar dari

theologi Kristen yang dinyatakan Alkitab. Pink menyatakan bahwa, "the

doctrine of God's sovereignty lies at the foundation of Christian theology, and

in importance is perhaps second only to the divine inspiration of the

scriptures. It is the centre of gravity in the system of Christian truth."108 Kata

kedaulatan berasal dari kata daulat yang berarti kekuasaan tertinggi atas

pemerintahan negara, daerah dan sebagainya. Berkenaan dengan Allah, maka

Kedaulatan Allah berarti kekuasaan tertinggi ada pada Allah.109 Allah yang

berdaulat berarti Allah yang berotoritas.

Otoritas Allah meliputi semua ciptaan, dan otoritas-Nya tidak

dipengaruhi atau disebabkan oleh apapun dan oleh siapapun. Menurut

Boettner, "It has been recognized by Christians in all ages that God is the

Creator and Ruler of the universe, and that as the Creator and Ruler of the

universe He is the ultimate source of all the power that is found in the

creatures".110 Iman Reformed yang diformulasikan oleh Johannes Calvin

memiliki dasar pijakan utama pada doktrin kedaulatan Allah. Itulah sebabnya

Boettner menyatakan, "Prinsip dasar dari Calvinisme adalah kedaulatan

Allah."111 Kedaulatan Allah yang mutlak atas segala ciptaan ini, membuat Dia

memiliki hak untuk melakukan segala sesuatu menurut kehendak-Nya, tanpa

107 Yakub B. Susabda, Pengantar Kedalam Iman Reformed...,100 108 A.W. Pink, The Sovereignty of God (London: The Banner of Truth Trust, 1968),

139 109 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia...,

240 110 Loraine Boettner, The Reformed Doctrine of Predestination...,30 111 Loraine Boettner, Iman Reformed..., 11

Page 160: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

154

dapat dipengaruhi oleh apapun. Dalam hal ini Sproul mencatat:

Allah adalah penyebab dari segala sesuatu yang berada di bawah

otoritas-Nya. la menciptakan alam semesta, dan la memiliki alam

semesta. Pemilikan-Nya itu memberikan hak-hak tertentu kepada-

Nya. Salah satunya adalah la berkenan memperlakukan alam

semesta-Nya ini sesuai dengan kehendak-Nya yang kudus.112

Dengan demikian, kedaulatan Allah merupakan kuasa Allah yang

berotoritas terhadap segala ciptaan, baik yang rohani maupun jasmani.

Otoritas ini dinyatakan melalui kehendak-Nya yang bebas, tidak bergantung

dan tidak dipengaruhi oleh apapun. Segala sesuatu yang dikehendaki-Nya

pasti terjadi, dan segala sesuatu yang ada pada-Nya, tetap selama-lamanya.

Pernyatan Reformed Tentang Doktrin Ketekunan Orang-Orang Kudus.

Doktin ketekunan orang-orang kudus, telah dinyatakan dalam berbagai

pengakuan iman Reformed dan katekismus yang menjadi inti pengajaran

iman Reformed. Pada bagian ini, akan dipaparkan doktrin ketekunan orang-

orang kudus melalui berbagai pernyataan iman Reformed, sebagai berikut:

Pengakuan Iman Belgic (1561).

Pengakuan iman ini merupakan formulasi dari pengakuan iman gereja-

gereja Reformed yang tertua di Netherlands. Pengakuan iman ini disusun oleh

Guido de Bres di Belgia.113 Menurut iman Reformed, iman yang benar harus

menghasilkan ketekunan dalam melaksanakan kehendak Allah. Bagian ini

dinyatakan dalam pengakuan iman Belgic pasal 24 sebagai berikut:

Kita percaya, bahwa iman yang sejati itu, yang dihasilkan dalam

112 R.C. Sproul, Kaum Pilihan Allah (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1998),

15 113 Yakub B. Susabda, Pengantar Kedalam Teologi Reformed...,95

Page 161: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

155

hati manusia oleh pendengaran akan Firman Allah dan oleh

pekerjaan Roh Kudus, membuat manusia lahir kembali dan

menjadi manusia baru dan memerdekakannya dari perhambaan

dosa. Oleh sebab itu, iman yang membenarkan itu sekali-kali tidak

mengurangi gairah manusia untuk hidup saleh dan suci.

Sebaliknya, tanpa iman itu manusia tidak akan berbuat sesuatu

apapun oleh kasih kepada Allah, tetapi hanya oleh kasih kepada

diri sendiri dan karena takut dihukum. Jadi, mustahil iman kudus

itu menganggur dalam diri manusia, mengingat kita tidak

berbicara tentang iman yang hampa, tetapi tentang iman yang oleh

Alkitab disebut iman yang bekerja oleh kasih (Galatia5:6).114

Jadi, bukti dari iman yang sejati adalah hidup sesuai kehendak Allah.

Umat Allah dituntut untuk menunjukkan sikap hidup sesuai panggilannya,

yaitu menjadi serupa dengan Yesus Kristus. Untuk mencapai kehidupan

serupa Kristus membutuhkan proses. Dalam proses mencapai kesempurnaan

ini, umat pilihan membutuhkan pertolongan kasih dan kesetiaan Allah.

Canons of Dort

Di dalam pengakuan iman Reformed yang disebut "the Canons of Dort"

pada pasal ajaran ke-5 : 3 disebutkan bahwa:

Lantaran sisa-sisa dosa yang masih tinggal dalam diri mereka, dan

juga oleh sebab godaan dunia dan Iblis, maka orang-orang yang

telah bertobat itu tidak sanggup bertekun dalam kasih karunia,

seandainya mereka dibiarkan berusaha dengan kekuatan sendiri.

Tetapi Allah setia. Dengan penuh rahmat diteguhkan-Nya mereka

dalam kasih karunia yang pernah diberikan kepada mereka, dan

sampai akhirnya mereka dipelihara-Nya di dalamnya dengan

kuat.115

114 Th. Van den End, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme..., 38-39 115 Ibid...,83

Page 162: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

156

Pengakuan Iman Westminster

Pengakuan Iman Westminster yang merupakan hasil dari persidangan

gereja-gereja Protestan Inggris dan Skotland di Westminster Abbey, London

yang berlangsung dari tahun 1643-1649 juga membahas proses mencapai

keserupaan dengan Kristus ini melalui Bab XIII: 2 dan 3:

2). Pengudusan itu bersifat menyeluruh dan menyangkut manusia

seutuhnya, namun tidak sempurna dalam hidup ini, sebab disemua

bagiannya masih tinggal beberapa sisa kerusakan. Dari situ

lahirlah peperangan yang terus-menerus dan yang tidak dapat

diakhiri dengan perdamaian, sebab keinginan daging berlawanan

dengan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan daging. 3).

Dalam peperangan ini, kerusakan yang masih tinggal dapat saja

untuk sementara waktu berada di atas angin. Namun, karena Roh

Kristus yang menguduskan terus-menerus menyediakan kekuatan

baru, maka bagian yang telah dilahirkan kembali akhirnya

menang. Dengan demikian orang- orang kudus bertumbuh dalam

kasih karunia dan menyempurnakan kekudusannya dalam takut

akan Allah.116

Dengan demikian, kasih dan kesetian Allah dalam memelihara yang

memampukan umat pilihan hidup bertekun sampai akhir. Namun, keyakinan

terhadap pemeliharaan Allah tidak harus membuat umat pilihan sombong,

tetapi hal itu harus menjadi dasar bagi kerendahan hati dan kesalehan hidup

yang sejati. Canons of Dort pasal 5 : 12 menyatakan:

Akan tetapi, kepastian tentang ketekunan ini sekali-kali tidak

membawa orang yang benar-benar percaya itu pada kesombongan

dan ketidakacuhan menurut daging. Sebaliknya, ketekunan itu

sungguh-sungguh menjadi akar kerendahan hati, keseganan

116 Ibid...,113

Page 163: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

157

seorang anak, kesalehan yang sejati, kesabaran dalam segala

perjuangan, doa-doa yang berapi, ketabahan dalam memikul salib

dan dalam mengaku kebenaran, serta juga sukacita yang teguh di

dalam Allah. Begitu pula perenungan anugerah itu justru

merangsang mereka untuk dengan sungguh-sungguh dan tetap

melakukan pengucapan syukur dan perbuatan baik. Hal ini nyata

dari kesaksian-kesaksian Alkitab dan dari teladan orang kudus.117

Dengan penjelasan ini membuktikan, bahwa iman yang sejati akan

menunjukkan sikap hidup yang sesuai kehendak Allah, yaitu sikap hidup

yang berorientasi pada keserupaan dengan Yesus Kristus. Oleh karena itu,

umat pilihan membutuhkan pertolongan Allah agar mereka dapat bertekun

untuk mencapai tujuan akhir.

Katekismus Heidelberg (1563)

Pernyataan iman Reformed terhadap ketekunan orang-orang kudus juga

terdapat dalam bentuk katekismus. Dalam katekismus Heidelberg (1563)

yang menjadi pedoman pengajaran agama dan kitab pengakuan iman dalam

gereja-gereja Calvinis berbahasa Jerman dan Belanda118 melalui pertanyaan

ke 53 menyatakan, "Roh Kudus dikaruniakan kepada setiap orang percaya,

supaya melalui iman sejati, mereka beroleh bagian dalam Kristus dan segala

anugerah-Nya, menghibur dan menyertai mereka untuk selama-lamanya."119

Katekismus kecil Westminster

Di dalam Katekismus kecil Westminster pertanyaan ke-35 ditulis

bahwa, "Pengudusan adalah perbuatan rahmat Allah yang bebas. Dengannya

kita dibaharui, sebagai manusia seutuhnya, menurut gambar Allah, dan

dibuat mampu untuk makin lama makin banyak mati bagi dosa dan hidup

bagi kebenaran."120 Selanjutnya, di dalam pertanyaan ke-36, katekismus kecil

117 Ibid...,85 118 Ibid...,201 119 Ibid...,214 120 Ibid...,319

Page 164: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

158

Westminster tertulis bahwa, "hasil pengudusan adalah keyakinan bahwa

Allah mengasihi umat pilihan-Nya, memberi mereka damai dalam hati,

sukacita oleh Roh Kudus, pertambahan anugerah dan ketekunan di dalamnya

hingga akhir."121

Dari pernyataan-pernyatan iman Reformed ini, maka dapat disimpulkan

bahwa doktrin ketekunan orang-orang kudus merupakan bagian pokok dari

pengakuan iman Reformed. Doktrin ketekunan orang-orang kudus menurut

iman Reformed, bertolak dari iman yang sejati kepada Allah di dalam Yesus

Kristus. Melalui ketekunan ini, umat pilihan Allah diproses untuk mencapai

tujuan panggilannya, yaitu menjadi serupa dengan Yesus Kristus. Di dalam

proses ini, umat pilihan tidak dapat melakukannya hanya dengan

berlandaskan pada kekuatan dirinya sendiri, tetapi harus melalui pertolongan

dan pemeliharaan Allah

BAB IV

KESIMPULAN DAN IMPLEMENTASI DOKTRIN KETEKUNAN

ORANG-ORANG KUDUS BAGIORANG PERCAYA KINI DAN

SETERUSNYA

Doktrin ketekunan orang-orang kudus dalam perspektif Reformed

merupakan pengajaran Alkitab yang menyatakan, bahwa keselamatan umat

pilihan tidak dapat hilang karena dijamin oleh kekuatan dan kuasa Allah Yang

Mahakuasa. Melalui kuasa Allah ini, umat pilihan dijaga dan dipelihara

sehingga mereka mampu untuk bertekun dalam melakukan kehendak Allah.

Di dalam sejarahnya, terdapat dua pandangan terhadap doktrin

ketekunan orang-orang kudus. Disatu pihak menyatakan, bahwa orang-orang

percaya yang telah memperoleh anugerah keselamatan dari Allah, belum

terjamin keselamatan mereka, artinya keselamatan mereka bisa hilang bila

mereka melakukan dosa yang membawa pada kebinasaan. Dilain pihak,

121 Ibid.

Page 165: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

159

pandangan yang menyatakan bahwa orang-orang percaya sejati yang telah

menerima anugerah keselamatan dari Allah, tidak akan kehilangan

keselamatan mereka. Inilah pandangan yang menjadi pedoman iman

Reformed.

Doktrin ketekunan orang-orang kudus dalam perspektif Reformed,

merupakan doktrin yang dibangun berdasarkan ajaran Alkitab dengan

berpedoman pada kedaulatan Allah sebagai dasar theologia Reformed.

Doktrin ketekunan orang-orang kudus, telah di formulasikan ke dalam

rumusan-rumusan iman Reformed, yaitu pengakuan iman dan katekismus.

Implementasinya bagi orang-orang percaya.

Doktrin ketekunan orang-orang kudus dalam perspektif Reformed,

disepanjang sejarah kekristenan akan terus menghadapi berbagai macam

tantangan dan penolakan, namun satu keyakinan yang pasti, bahwa doktrin

ini akan tetap bertahan dan mampu menghadapi setiap serangan dan

penolakan dari orang-orang yang tidak menerimanya, karena doktrin ini

bersumber dari pengajaran Alkitab, yaitu Firman Allah. Demikian pula, Allah

akan terus memelihara pengajaran ini dengan berbagai cara, diantaranya

dengan membangkitkan orang-orang percaya yang tekun mempelajari firman

Tuhan dan senantiasa setia terhadap pengajaran Alkitab yang benar.

Melalui pemahaman yang benar terhadap doktrin ketekunan orang-

orang kudus dalam perspektif Reformed ini, maka setiap orang percaya

benar-benar memiliki jaminan yang pasti akan keselamatan hidupnya.

Kepastian bahwa keselamatan mereka tidak akan terhilang, berimplikasi pada

kerinduan dan ketetapan hati mereka untuk hidup kudus dan benar dihadapan

Tuhan, dan akan mendorong orang-orang percaya untuk semakin giat

melakukan kehendak Tuhan, membenci perbuatan dosa, dan bukan

sebaliknya.

Kepastian akan keselamatan tidak membuat orang percaya menjadi

sombong dan menjalani hidup dengan sembarangan, sebaliknya akan

membuat mereka semakin rendah hati, hidup saleh, semakin mengasihi

sesamanya, bersikap sabar dalam segala hal, dan terus merasa rindu untuk

menyenangkan hati Tuhan di dalam sepanjang perjalanan hidupnya.

Page 166: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

160

DAFTAR PUSTAKA

LAI, Alkitab

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa

Indonesia

Baker, Robert A, A Summary of Christian History (Tennessee: Broadman

Press, 1959)

Berkhof, Hdan I.H Enklaar, Sejarah Gereja( Jakarta: BPK Gunung

Mulia,2000)

Berkhof, Louis, Teologi SistimatikaJilid I(Jakarta: Lembaga Reformed Injili

Indonesia, cet.3, 1997)

_____________, Teologi Sistimatika, Vol.2 (Jakarta: Lembaga Reformed

Injili Indonesia, 1995)

Boettner, Loraine, The Reformed Doctrine of Predestination(New Jersey:

Presbyterian and Reformed Publishing Company,1932)

___________,Reformed Faith, terj (Surabaya: Momentum, 2000)

Brauer, Jerald C, The Westminster Dictionary of Church History

(Philadephia: The Wistminster Press, 1971)

Calvin, Yohannes, Institutio (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983)

Cunliffe-Jones, Hubert (ed), A History of Christian Doctrine (Philadelphia:

Fortres Press, 1978)

Dabney, R.I, Lectures in Systematic Theology (Michigan:Baker Book House,

1986)

Dowley, Tim (ed), The History of Christiany (England : Lion Publishing Plc,

1997)

Elwell, Walter A, Evangelical Dictionary of Theology (Grand Rapids: Baker

Book House, 1997)

Enns, Paul, The Moody Handbook Theology, terj (Malang: Seminar Alkitap

Asia Tenggara, 2004)

Ferguson, Sinclair B. & David F. Wright (eds), New Dictionary of Theology

(Illinois: Inter-Varsity Press, 1994)

Grudem, Wayne, Systematic Theology (Michigan: Zondervan Publishing

Page 167: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

161

House, 1994)

Hart, Trevor A, The Dictionary of Historical Theology (Michigan: William

B. Eerdmans

Henry, Carl F.H. (ed), Basic Christian Doctrines (Michigan: Baker Book

House, 1977)

Jonge, Christian de, apa itu Calvinime? (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999)

Kilby, Karen, Karl Rahner, Tokoh Pemikir Kristen, (Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 2001)

Kuhl, Dietrich, Sejarah Gereja Jilid 1 (Batu: Dept. LiteraturYPPII, 1998)

Lane, Tony, Runtut Pijar (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1996)

Lohse, Bernhard, Pengantar Sejarah Dogma Kristen (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 1989)

Lumintang, Stevri I, Teologi Abu-Abu( Batu: Dept. Literatur YPPII, 2002)

Luther, Martin, Katekismus Besar (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1996)

Lutzer, Erwin W, Teologi Kontemporer(Malang: Gandum Mas, 1999)

McClintock, John & James Strong, Cyclopedia of Biblical, Theology and

Ecclesiastical Literature

McGrath, Alister E, Studies in Doctrine (Michigan: Zondervan Publishing

House, 1997)

___________ , Sejarah Pemikiran Reformasi (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2002)

Moyer, Elgin S, Great Leaders of the Christian Church (Chicago: Moody

Press, 1951)

Muller,Richard A, Dictionary of latin and greak Theological Term

(Michigan: Baker Book House, 1985)

Murray, John, Penggenapan dan Penerapan Penebusan (Surabaya:

Momentum, 1999)

Palmer, Edwin, 5 Pokok Calvinisme(Jakarta, Lembaga Reformed Injili

Indonesia, 1996)

Pink, A.W, The Sovereignty of God (London: The Banner of Truth Trust,

1968)

Ryle, J.C, Aspek-aspek Kekudusan (Surabaya: Momentum, 2003)

Schaff, Philip (ed), A Select Library of the Nicene And Post Nicene Fathers

Page 168: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

162

of the Christian Church vol. V, St. Augustine ( Michigan:

William B. Eerdmans Publishing Company, 1987)

___________,(ed), The Creeds of Christendom vol.1 (Grand Rapids: Baker

Book House, 1983)

Sheed, William G.T, A History of Christian Doctrine (Minnesota: Klock &

Klock Christian Publisher, 1978)

Sproul, R.C, Kaum Pilihan Allah (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara,

1998)

Susabda, Yakub B, Pengantar Kedalam Teologi Reformed (Jakarta: Lembaga

Reformed InjiliIndonesia, 1994)

___________, Teologi Modern II (Jakarta: Lembaga Reformed Injili

Indonesia, 2001)

Tenney, Merrill C, (ed) Pictorial Encyclopedia of the Bible (Michigan:

Zondervan Publishing House, 1980)

Tong, Stephen, Peta Dan Teladan Allah, (Jakarta: Lemabaga Reformed Injili

Indonesia, 1990)

Van den End,Th, Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2001)

Wiliamson, G.I, Katekismus Singkat Westminster Jilid I (Surabay:

Momentum, 1995)

Willem, F.D, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja

(Jakarta: BPKGunungMulia, 1987)

Page 169: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

PEMAHAMAN TENTANG IDENTITAS DIRI DALAM KRISTUS

Oleh: Dr. Epafras Mujono, M.Th.1

Abstrac

This paper is descriptive and is a pure literature study. This paper

is motivated by the practical fact that there are still people who already

believe in Jesus, but lack (in fact) understand their identity in Christ correctly.

Though a person's understanding of his identity will affect his feelings, his

attitude and his behavior, both to himself, to others and to God. This paper

aims to explain what is identity in Christ? Why do believers need to

understand their identity in Christ? And Does the purpose of the believer

understand his identity in Christ?

This discussion of the understanding of identity in Christ is based

on several theories: First, the theory of Neil T. Anderson, is used as the initial

framework of the notion of identity in Christ. Second, the learning theory of

Benjamin S. Blooms, used to discuss about understanding.

Keywords: Understanding, identity in Christ

Pengertian Pemahaman

Menurut beberapa penulis, pengertian pemahaman ini dapat

dijelaskan sebagai berikut: Menurut Kamus Ilmiah Popular, pemahaman

berasal dari kata paham yang mendapat imbuhan pe–an. Paham memiliki

beberapa makna tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran.2 Pengertian

yang cocok dengan penelitian ini adalah mengerti dengan benar. Demikian

juga Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan ‘paham’

berarti mengerti benar akan sesuatu atau tahu benar akan sesuatu.3 Dan

1Dosen Pengajar di prodi Magister Pendidikan Agama Kristen, UKRIM, Yogyakarta. 2Paul A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Popular, (Surabaya: Arloka,

2001), 172.

3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, “paham” dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), 714.

Page 170: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

164

pemahaman dapat didefinisikan sebagai tingkat pengertian yang sebenarnya

atau tingkat pengetahuan yang sebenarnya, akan sesuatu.4 Menurut W. J. S.

Porwadarminto, pemahaman didefinisikan proses berpikir dan belajar.

Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu dicapai

dengan cara belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan

dan cara memahami.5 Pengertian yang sesuai dengan pembahasan ini adalah

perbuatan memahami.

Dan dalam konteks pengajaran, menurut taksonomi Benyamin S.

Bloom, dijelaskan bahwa kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari

pada mengetahui. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak

dipertanyakan, sebab untuk memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui

atau mengenal.6 Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata

lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari

berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia

dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang

hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan

jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau

hafalan. Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan

seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang

diketahuinya. Dalam hal ini dia tidak sekedar hafal secara verbalitas, tetapi

memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka

operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan,

mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi

contoh, memperkirakan, menentukan dan mengambil keputusan.7

4Ibid, 741. 5W.J.S. Porwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka,1991), 636.

6Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Balajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008), 24.

7Ngalim Purwanto, Prinsip- Prinsip Dan Teknik Evaluasi pengajaran, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya,1997), 44.

Page 171: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

165

Definisi pemahaman menurut Anas Sudijono adalah kemampuan

seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu

diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui

tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman

merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari

ingatan dan hafalan.8 Dan menurut Yusuf Anas, yang dimaksud dengan

pemahaman adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang

sudah diingat lebih kurang sama dengan yang sudah diajarkan dan sesuai

dengan maksud penggunaannya.9 Jadi berdasarkan beberapa pendapat di

atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan kemampuan

seseorang untuk dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang

lebih rinci tentang sesuatu hal dengan menggunakan kata-katanya sendiri,

setelah seseorang tersebut mengerti. Ini merupakan jenjang kemampuan

berpikir yang setingkat lebih tinggi dari mengingat atau menghafal.

Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang

mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.

Pengertian Identitas Diri dalam Kristus

Identitas diri yang dimaksudkan di sini, bisa juga disebut sebagai

gambar diri, ataupun citra diri. Atau secara praktis identitas diri merupakan

jawaban dari pertanyaan ‘Who am I?’ (Siapakah saya sebenarnya?). Hal ini

juga secara praktis dapat diukur dengan pertanyaan ‘Dalam hal apakah atau

siapakah saya merasa berharga?’ Jadi identitas diri adalah gambaran atau

penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri.

Neil T. Anderson memberikan penjelasan bahwa identitas diri

yang baru di dalam Kristus dapat diartikan sebagai penilaian yang seharusnya

dimiliki oleh seseorang terhadap dirinya sendiri, menurut penilaian Tuhan,

8Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1996), 50.

9Yusuf Anas, Managemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, (Jogja: IRCiSoD,

2009), 151.

Page 172: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

166

sesudah seseorang percaya kepada Yesus.10 Dengan kata lain, identitas diri

dalam Kristus merupakan jawaban terhadap pertanyaan apa atau siapakah diri

seseorang yang sudah percaya Yesus menurut penilaian Allah, seperti yang

tertulis dalam Alkitab, karena status imannya kepada Yesus.11 Oleh karena

itu, status atau identitas ini hanya dimiliki oleh seseorang yang sudah percaya

kepada Yesus, dan status ini dianugerahkan oleh Yesus, melalui karya

penyelamatan-Nya.12 Dari sisi manusia penerima status atau identitas di

dalam Kristus ini, peranannya hanyalah iman atau kepercayaannya kepada

Yesus dan karya-Nya.

Jadi, jelaslah bahwa yang dimaksudkan dengan identitas diri

dalam Kristus dalam penelitian ini adalah nilai atau harga diri seseorang yang

bukan didasarkan kepada penampilan fisiknya, hartanya, kedudukannya,

kepandaiannya, kecakapannya bahkan perbuatan baiknya. Karena Allah

tidak pernah menilai seseorang berdasarkan perkara-perkara di atas. Tetapi

identitas diri ini adalah nilai atau harga diri yang dimiliki oleh seseorang

secara rohani, karena status rohaninya, yang sudah lahir baru karena percaya

Yesus (IIKor. 5:17). Dalam hal ini jelaslah bahwa identitas diri ini adalah

nilai diri berdasarkan penilaian Allah atas setiap orang yang percaya, seperti

apa yang dijelaskan dalam Alkitab (Yang dalam tulisan berikutnya secara

khusus akan dibahas tentang identitas diri dalam Kristus berdasarkan Kitab

Filipi).

Pentingnya Pemahaman Identitas Diri dalam Kristus

Sebenarnya setiap orang yang sudah percaya Yesus secara pribadi

atau sudah lahir baru, secara pasti telah memiliki identitas yang baru dalam

Kristus. Hal ini disebabkan karena identitas yang baru dalam Kristus itu

secara otomatis diberikan oleh Allah, pada saat seseorang percaya Yesus.

Oleh karena itu pemahaman tentang identitas yang baru dalam Kristus

10Neil T. Anderson, pen.Pauline Tiendas, Siapakah Anda Sesungguhnya, (Bandung:

Lembaga Literatur Baptis, 1999), 20. 11Ibid, 66. 12Dave Haegelberg, pen. Suryadi, Tafsiran Surat Filipi, (Yogyakarta: ANDI Offset,

2008) , 20.

Page 173: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

167

sebenarnya sangat penting dan sangat perlu untuk dimiliki setiap orang

percaya. Beberapa hal yang merupakan alasan pentingnya pemahaman

identitas yang baru dalam Kristus ini adalah sebagai berikut:

Karena Identias dalam Kristus adalah Kebenaran yang harus Dipercayai

Identitas diri yang baru dalam Kristus, yang dimiliki oleh setiap

orang percaya kepada Yesus adalah kebenaran, yang dinyatakan langsung dan

jelas dalam Alkitab. Secara khusus kebenaran tentang identitas diri dalam

Kristus, yang ditulis dalam Alkitab harus dipercayai, supaya otoritasnya

menjadi terealisasi.13 Banyak bagian Alkitab yang menyatakan kebenaran,

tentang hal ini. Secara khusus dalam kitab Filipi dinyatakan dalam dalam

beberapa istilah: ‘orang kudus dalam Kristus’ (Fil. 1:1b), ‘saudara dalam

Kristus’ (Fil. 1:12, 14) dan ‘saudara yang kekasih’ (Fil.2:1-5, 12; 3:1a;

4:1a,1c), ‘orang-orang bersunat secara rohani’ (Fil.3:3), ‘warga Kerajaan

Sorga’ (Fil. 3:20), ‘sukacita dan mahkota bagi hamba Tuhan’ yang

memenangkannya (Fil. 4:1b).

Semua kebenaran dalam Alkitab yang adalah Firman Allah,

dinyatakan oleh Allah, dimaksudkan untuk dipahami, dipercayai, dihayati

dan dilakukan oleh orang percaya.14 Kebenaran-kebenaran Allah itu patut

untuk diterima atau dipercayai, dan selanjutnya perlu memenuhi pikiran

dengan kebenaran-kebenaran itu.15 Ini termasuk kebenaran-kebenaran

mengenai identitas diri dalam Kristus ini. Kebenaran-kebenaran yang ada

dalam Alkitab adalah kebenaran yang mutlak yang tidak bisa diganggu gugat,

termasuk oleh orang percaya sendiri.16 Bahkan seandainya terdapat orang

Kristen yang tidak mempercayai kebenaran itu, itu semuanya tetap

kebenaran. Kebenaran-kebenaran Firman Tuhan itu disampaikan oleh Allah

13Neil T. Anderson, Bebas dari Kuasa Gelap, 105. 14Neil T. Anderson, Siapakah Anda Sesungguhnya, 84. 15Rick Warren, Pen. Ihut, Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini?, (Jakarta: Immanuel,

2014), 207.

16Neil T. Anderson, Siapakah Anda Sesungguhnya, 86.

Page 174: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

168

kepada umat, bukan hanya untuk dipahami, tetapi untuk dipercayai ataupun

dilakukan.17

Karena Identias dalam Kristus Merupakan Sumber Daya yang Besar

Sebenarnya identitas yang baru dalam Kristus sudah dimiliki oleh

setiap orang yang sudah percaya Yesus secara pribadi (lahir baru). Identitas

yang baru dalam Kristus ini merupakan sumber daya yang besar, yang

dimiliki oleh setiap orang percaya, terutama untuk perubahan hidup.18 Tetapi

sering kali hal ini tidak dipahami atau tidak dimengerti oleh orang percaya

sendiri, sehingga orang-orang Kristen yang semacam ini tidak tahu

bagaimana mendayagunakan sumber daya yang besar ini. Beberapa alasan

yang mempertegas bahwa identitas dalam Kristus merupakan sumber daya

yang besar atau sangat bernilai, dalam diri orang percaya, adalah sebagai

berikut: Pertama, identitas ini dimiliki orang percaya sangat mahal harganya,

sehingga Allah mengarunikannya kepada manusia, di dalam Yesus Kristus.

Dalam hal ini manusia tidak sanggup untuk membeli atau membayarnya. Dan

semua karya Allah itu dimulai dari sejak kekekalan, dimulai dari karya pilihan

Allah (Ef. 1:3-4), yang pada akhirnya menjadikan orang-orang pilihan itu

sebagai orang percaya. Orang-orang percaya inilah yang memiliki identitas

yang baru dalam Kristus. Inilah yang menjadikan nilai dari identitas diri

dalam Kristus itu menjadi sangat berharga, menjadikan hal ini sebagai sumber

daya yang mahal dan besar.

Kedua, identitas diri yang baru dalam Kristus ini dapat

didayagunakan untuk kemenangan ataupun keefektifan hidup orang percaya.

Kedudukan atau identitas orang percaya di dalam Yesus itu sangat kuat

otoritasnya di dalam diri orang percaya, dan tidak bisa digoyahkan oleh

siapapun, termasuk oleh si jahat.19 Pemahaman tentang identitas yang baru

dalam Kristus ini dapat dipergunakan untuk menjadi landasan bagi orang

17Ibid., 69. 18Ibid, 83. 19Neil T. Anderson, Bebas dari Kuasa Gelap, 83.

Page 175: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

169

percaya untuk hidup benar sesuai dengan identitas dalam Kristus ini.

Kebenaran-kebenaran Firman Tuhan, termasuk kebenaran tentang identitas

diri dalam Kristus itu, berdaya guna untuk menggantikan kebohongan-

kebohongan yang ditanamkan si jahat pada diri orang percaya.20 Pemahaman

terhadap identitas dalam Kristus ini juga bisa dipergunakan untuk pijakan

bagi orang percaya untuk menang dalam menghadapi pencobaan hidup,

bahkan serangan serangan si jahat sekalipun.

Namun demikian, sangat disayangkan adanya orang percaya yang

kurang atau bahkan tidak paham mengenai identitas diri dalam Kristus ini.

Ataupun juga didapati bahwa terdapat sebagian orang percaya yang memilih

untuk tidak mempercayai kebenaran-kebenaran mengenai identitas dalam

Kristus ini.21 Mempercayai dan mentaati kebenaran Firman Tuhan adalah

pilihan yang harus diambil oleh setiap orang percaya. Demikian juga

mempercayai kebenaran tentang identitas dalam Kristus adalah pilihan setiap

orang percaya.22

Ketidakpahaman orang percaya tentang identitas yang baru dalam

Kristus ini, dapat disebabkan oleh berbagai macam kemungkinan: Pertama,

memang orang Kristen ini tidak diajar atau tidak menerima pengajaran

tentang identitas diri yang baru dalam Kristus. Kedua, orang Kristen masih

terikat oleh identitas dirinya yang lama sebelum percaya kepada Yesus, yang

biasanya sudah sangat lama dipercayainya. Ketiga, orang Kristen kalah

terhadap godaan dunia dalam hal sistem nilai. Artinya bahwa Iblis bekerja di

dunia ini, salah satunya adalah menggunakan sistem nilai dunia, yang

meletakkan harga diri seseorang kepada kekayaan, kekuasaan, penampilan

fisik, kepandaian dan lain sebagainya.

20Rick Warren, Pen. Ihut, Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini?, (Jakarta: Immanuel,

2014), 204.

21Neil T. Anderson, Bebas dari Kuasa Gelap, 227. 22Ibid., 234.

Page 176: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

170

Karena Pemahaman Identitas dalam Kristus akan Mempengaruhi

Penghayatannya

Pemahaman tentang identitas diri yang baru dalam Kristus sangat

penting untuk dipahami orang percaya. Hal ini disebabkan oleh karena sering

kali ditemukan orang percaya yang sebenarnya mengerti (secara kognitif)

tentang identitasnya yang baru itu, tetapi tidak dihayatinya (secara afektif)

dan akhirnya tidak bertingkahlaku (secara psikomotorik) sesuai identitas

yang baru tersebut. Kebenaran tentang identitas yang sesungguhnya yang

dimiliki oleh setiap orang percaya hanya ditemukan dalam hubungannya

secara pribadi dengan Kristus.23 Itulah sebabnya penghayatan terhadap

kebenaran ini sangat diperlukan. Penghayatan yang dimaksudkan di sini

adalah bagaimana seseorang merasa itu perlu baginya, dan dengan

pemahaman itu seseorang memiliki sikap yang tepat. Mempercayai

kebenaran dan berjalan dalam iman, sesuai dengan apa yang dipercayai oleh

orang percaya akan mempengaruhi perasaannya (emosinya).24 Dalam

perasaan inilah penghayatan terjadi, penghayatan yang positif menjadikan

seseorang merasa perlu untuk melakukannya, bersikap rendah hati karena

sadar akan identitasnya dalam Kristus, diterima hanya karena anugerah Allah.

Memang semestinya pemahaman seseorang mengenai dirinya

sendiri akan mempengaruhi penghayatan (perasaan, sikap) dan akhirnya

berpengaruh kepada perilaku seseorang, termasuk pemahaman tentang

identitas yang baru dalam Kristus ini, yang sebenarnya sudah dimiliki oleh

setiap orang percaya. Kebenaran Firman Tuhan (termasuk tentang identitas

dalam Kristus ini), jika dihayati dengan benar dapat membebaskan orang

percaya dari pemahaman yang tidak benar.25 Namun kenyataannya sering

ditemukan bahwa sebenarnya orang percaya sudah diajar, sudah mengerti

namun tidak dihayati apalagi dilakukannya. Memang terlalu mudah untuk

23Rick Warren, Pen. Ihut, Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini?, (Jakarta: Immanuel,

2014), 7. 24Neil T. Anderson, Bebas dari Kuasa Gelap, 234. 25Rick Warren, Pen. Ihut, Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini?, (Jakarta: Immanuel,

2014), 211.

Page 177: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

171

hanya menjadi pendengar Firman Tuhan yang diajarkan, dan tidak menjadi

pelaku Firman Tuhan. Tetapi Firman Tuhan disampaikan Allah kepada

manusia dengan tujuan untuk dimengerti, dihayati dan dilakukan.

Karena Masih Adanya Orang Percaya yang Beridentitas Keliru

Pemahaman tentang identitas yang baru dalam Kristus penting,

karena secara praktis, tidak sedikit orang percaya kepada Yesus, yang

memiliki identitas diri yang keliru dan masih hidup dalam identitas yang

keliru itu. Salah satu masalah yang menjadi pergumulan dari orang percaya

adalah soal identitas: Siapakah aku?26 Dalam tulisan ini, yang dimaksudkan

dengan identitas diri yang keliru adalah identitas diri, yang diletakkan selain

identitas diri dalam Kristus. Secara praktis identitas diri yang keliru dapat

dilihat pada identitas atau harga diri seseorang, yang diletakkan pada latar

belakang keluarga, ketampanan/kecantikan diri, penampilan, warna kulit,

macam rambut, kekayaan, kedudukan, gelar, kepandaian dan lain sebagainya.

Intinya identitas diri orang Kristen yang keliru adalah identitas diri yang

diletakkan di atas dasar selain dari Kristus dan karya-Nya dalam

kehidupannya.

Sistem nilai diri merupakan salah satu sarana yang empuk yang

dipakai oleh dunia dan si jahat untuk menggodai dan menjatuhkan orang

Kristen. Dengan kata lain, orang percaya sudah berhasil ditipu oleh si jahat

dalam meletakkan identitas dirinya, karena tipuan adalah senjata Iblis yang

paling besar, tetapi halus.27 Hal ini disebabkan oleh realita, bahwa sistem

nilai diri yang ditawarkan oleh dunia ini ‘sangat halus’ dalam menggodai

orang Kristen. Seringkali orang Kristen terjebak dalam alasan-alasan yang

nampaknya bisa dibenarkan secara rohani, tetapi sebenarnya itu hanya tutup

terhadap nilai diri yang tidak benar. Sebuah contoh sederhana: Seorang

pendeta perempuan rambutnya keriting, lalu ia meluruskan rambutnya,

supaya tidak kelihatan oleh orang lain rambutnya yang keriting itu. Ketika

26Ibid, 361. 27Neil T. Anderson, Bebas dari Kuasa Gelap, 233.

Page 178: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

172

ditanya “Mengapa Ibu meluruskan rambut Ibu?”. Ia menjawab “ya

membantu penampilan, ndak ada maksud apa-apa.” Jawaban pendeta ini,

sepertinya benar. Tetapi jika dimengerti mendalam, perbedaan makna

‘membantu penampilan’ dengan ‘sedang tidak percaya diri karena rambutnya

keriting’ adalah sangat tipis dan tidak mudah untuk membedakannya. Dalam

hal ini, yang paling tahu alasan dalam lubuh hati yang sesungguhnya hanya

Tuhan dan pribadinya itu sendiri. Padahal rasa ketidakpercayaan diri karena

rambut yang keriting adalah juga gejala atau tanda peletakan nilai diri orang

percaya kepada penampilan, bukan kepada nilai dirinya di dalam Kristus.

Secara tidak langsung atau tidak disadari, terdapat orang-orang

Kristen, bahkan hamba Tuhan sekalipun yang menilai dirinya ataupun

menilai orang lain berdasarkan ‘apa yang ditumpangi atau dikendarainya,

dalam keseharian?; yang naik mobil akan merasa atau akan dihargai berbeda

dengan mereka yang naik motor, berbeda lagi dengan mereka yang naik

sepeda gayuh. Ditemukan juga orang Kristen yang tidak menyadari bahwa ia

menilai dirinya ataupun orang lain masih berdasarkan penampilan dirinya

(warna kulit, penampilan rambut, kecantikan/kegantengan, apa yang

dikendarainya dan lain-lain). Semuanya itu merupakan beberapa bukti bahwa

masih banyak orang Kristen yang memiliki nilai diri atau identitas diri atau

menilai identitas orang lain, berdasarkan pondasi penilain yang keliru.

Karena Pemahaman Identitas dalam Kristus Mempengaruhi Perilaku Hidup

Bagaimanakah atau seperti apakah penilaian seseorang terhadap

dirinya sendiri akan mempengaruhi seperti apakah sikap dan perilaku

hidupnya. Dalam hal ini Rick Warren mengatakan bahwa:

Hati dan pikiran Anda menyingkapkan siapa Anda yang sebenarnya –

jati diri Anda, bukan orang lain yang pikirkan tentang Anda, atau situasi

apa yang memaksa menjadikan Anda seperti itu. Hati Anda

menentukan mengapa Anda mengatakan segala sesuatu seperti itu,

Page 179: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

173

mengapa Anda merasa seperti itu, dan mengapa Anda bertindak seperti

itu.28

Hal ini juga berarti, jika seseorang yang menilai bahwa dirinya jelek, bodoh,

kotor, tidak bernilai atau tidak berharga, pasti akan bersikap dan berperilaku

sebagai orang yang jelek, bodoh, tidak mampu dan tidak berarti. Walaupun

perilaku sebagai ekspresi penilain diri yang salah itu berbeda, ada yang

ekspresinya pasif (diam) ada juga yang ekspresinya keras (melawan atau

memberontak). Sebagai contoh praktis adalah seorang anak remaja yang

menilai dirinya tidak bernilai karena merasa tidak dikasihi oleh orang tuanya,

merasa ditolak atau bahkan merasa dibuang. Ekspresi dari perasaan dan

penilaian itu bisa akan muncul dalam dua macam perilaku, yakni perilaku

pasif (diam, tidak mau bergaul ataupun mengurung diri) dan perilaku aktif

(melawan, memberontak, merusak dan sebagainya).

Sebaliknya jika seorang Kristen menilai dirinya positif, bernilai

dirinya sebagai anak Allah, sebagai orang yang dikuduskan Allah, sebagai

hamba Allah karena karya Kristus dalam hidupnya, berkemungkinan besar

akan bersikap dan berperilaku positif, sesuai dengan keyakinan dirinya itu.

Jika seseorang menilai dirinya sesuai dengan identitasnya dalam Kristus

seperti yang dinyatakan dalam Alkitab, itu akan mempengaruhi perilakunya

yang sesuai dengan pemahaman dan kepercayaan identitas dirinya itu.29 Jika

seorang Kristen memahami dan menghayati bahwa dirinya bernilai atau

berharga di hadapan Allah, bahwa dirinya adalah anak Allah karena percaya

Yesus, bahwa dirinya adalah orang yang dikuduskan oleh Allah, bahwa

dirinya adalah hamba milik Kristus, pastilah akan berpengaruh kepada sikap

dan perilaku hidupnya. Orang yang semacam ini berkemungkinan besar akan

bersikap dan berperilaku sebagai pribadi yang bernilai, sebagai anak Allah

dan sebagai hamba milik Kristus. Bahkan jika seseorang memahami bahwa

dirinya adalah seorang hamba Kristus, seorang yang telah dikuduskan oleh

Kristus, maka ia akan mau melayani Kristus, dengan sukarela dan dengan

28Rick Warren, Pen. Ihut, Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini?, (Jakarta: Immanuel,

2014), 268.

29Neil T. Anderson, Siapakah Anda Sesungguhnya, 86.

Page 180: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

174

sukacita.30 Hal ini disebabkan oleh karena sebagian besar perilaku seseorang

itu disebabkan oleh karena faktor kesadarannya, pemikirannya, dan

pemahamannya tentang siapakah dirinya sendiri. Demikian juga perilaku

pengabdian orang percaya, kepada Tuhan, salah satunya dipengaruhi oleh

faktor pemahaman akan identitas diri orang percaya tersebut, di dalam

Kristus.

Karena Penghayatan Identitas dalam Kristus Menjadi Salah Satu Kunci

Kemenangan Hidup Orang Percaya

Terdapat beberapa macam kemenangan hidup orang percaya yang

disebabkan oleh pemahaman dan penghayatan identitas dirinya yang baru

dalam Kristus. Kemenangan-kemenangan tersebut adalah: Pertama,

kemenangan atas godaan Iblis melalui sistem dunia dalam hal identitas diri.

Sebagai contoh, seorang Kristen yang memahami dan menghayati bahwa

dirinya adalah anak Allah, orang kudus, hamba milik Kristus, warga kerajaan

sorga karena karya Kristus dalam dirinya, akan bisa menolak godaan sistem

dunia dalam hal meletakkan harga dirinya, seperti dunia memilki sistem nilai.

Dalam hal ini Rick Warren mengatakan bahwa, di dalam Kristuslah orang

percaya menemukan siapa dirinya yang sesungguhnya, dan untuk apakah dia

hidup, yakni untuk menang, karena otoritasnya di dalam Yesus.31

Kedua, kemenangan atas karya si jahat melalui interfensi

langsungnya, seperti penyerangan, penampakan dan cobaan untuk merasuk

diri seseorang. Sebagai contoh, seorang Kristen yang memahami dan

menghayati identitasnya dirinya dan bahwa ia memiliki kuasa dalam Nama

Yesus, ia kan bisa melawan atau mematahkan serangan iblis, penampakan

iblis atau perasukan iblis sekalipun. Kepercayaan terhadap kebenaran

(termasuk kebenaran tentang identitas dalam Kristus) dan ketaatan terhadap

Firman Tuhan itu, menjadi senjata yang ampuh dalam melawan tipu daya

30Rick Warren, Pen. Ihut, Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini?, (Jakarta: Immanuel,

2014), 306. 31Rick Warren, Pen. Untuk Apa Aku Ada di Dunia, 7.

Page 181: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

175

ataupun serangan sijahat. Dalam hal ini orang percaya memiliki kuasa Roh

Kudus yang lebih besar daripada kuasa si jahat.32

Ketiga, kemenangan dalam menjalani hidup dan menghadapi

pergumulan ataupun konflik-konflik dalam hidup. Dalam hal ini Neil T.

Anderson mengungkap-kan bahwa, “Pandangan Anda tentang identitas Anda

akan sangat menentukan keberhasilan Anda, dalam menghadapi tantangan

dan konflik kehidupan sehari-hari.”33 Yang penulis maksudkan kemenangan

menghadapi pergumulan hidup sehari-hari ini adalah jika seorang percaya

memahami dan menghayati identitasnya atau nilai dirinya dalam Kristus,

maka ia akan menghadapi berbagai macam pergumulan hidupnya dengan

penuh keyakinan (bukan dengan pesimistis).

Sebagai contoh praktis, seorang Kristen menghadapi penderitaan

dari orang yang tidak percaya, karena imannya kepada Yesus. Jika ia

memahami dan menghayati bahwa dirinya adalah warga kerajaan Sorga,

pastilah ia menghadapi penderitaan itu bukan dengan putus asa tetapi dengan

pengharapan dan bersikap sebagai warga kerajaan sorga. Terdapat orang

Kristen yang diusir dari keluarganya, karena imannya kepada Yesus. Ia pasti

mengalami pergumulan yang sangat berat, harus meninggalkan keluarganya,

tidak menerima haknya sebagai anggota keluarga dsb. Orang Kristen yang

seperti ini bisa saja mengalami depresi, tetapi jika ia memahami dan

menghayati identitasnya dan identitas orang percaya lainnya sebagai ‘saudara

dalam Tuhan’, ia masih punya pengharapan bahwa ia masih mempunyai

‘saudara-saudara’ yang lain yang tentunya mau menerimanya dan

menolongnya. Dalam hal ini, secara khusus dalam kontek keberhasilan

belajar, B.S. Sidjabat mengatakan bahwa hasil dari kegiatan belajar turut

dipengaruhi oleh konsep (citra) diri peserta didik. Murid yang datang dengan

konsep diri yang negatif tidak bisa berperilaku untuk meraih prestasi yang

maksimal dan tidak berjiwa kompetitif yang tinggi.34

32Neil T. Anderson, pen. Pauline Tiendas, Bebas dari Kuasa Gelap, 226. 33Neil T. Anderson, pen. Pauline Tiendas, Siapakah Anda Sesungguhnya, 1997:77. 34B.S. Sidjabat, Mengajar secara Profesional, (Bandung: Kalam Hidup, t.t.), 221.

Page 182: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

176

Karena Pemahaman dan Penghayatan Identitas dalam Kristus Berpengaruh

terhadap Sikap dan Perilaku terhadap Allah

Identitas yang baru dalam Kristus yang dimiliki oleh setiap orang

percaya adalah hanya karena anugerah Allah, bukan karena pekerjaan atau

perbuatannya yang baik. Hal ini diterima pada saat yang sama, ketika Allah

menyelamatkannya hanya karena anugerah Allah (Ef. 2:8-9). Jika seseorang

menyadari bahwa identitasnya yang baru dalam Kristus itu hanya karena

anugerah Allah semata, maka akan mempengaruhi pandangannya tentang

Allah, sikapnya kepada Allah dan tingkah lakunya kepada Allah.35

Seseorang yang sadar bahwa dirinya menjadi orang kudus karena

anugerah Allah, semestinya ia akan bersyukur kepada Allah. Jika seseorang

menyadari bahwa sebenarnya ia layak dihukum karena dosa-dosanya, tetapi

karena Allah menguduskan-nya dalam Yesus, maka semestinya ia menjaga

kekudusan hidupnya di hadapan Allah. Jika seseorang menyadari bahwa

dirinya memiliki kewarganegaraan di Sorga, maka semestinya ia akan hidup

sebagai warga kerajaan Sorga, ia menghargai atau menghormati Allah yang

adalah sang penguasa sorga. Jika seseorang menyadari statusnya sebagai

hamba Kristus, maka semestinya ia bersikap sebagai hamba Kristus dan

berperilaku untuk menyenangkan hati dan taat kepada Sang Tuan yakni

Kristus. Seseorang yang menyadari bahwa Kristus telah memilikinya karena

telah menebusnya denagn lunas, dengan darah atau nyawa-Nya, maka ia akan

hidup sebagai milik Kristus, bukan milik dirinya sendiri.

Karena Pemahaman akan Identitas dalam Kristus Bepengaruh kepada

Penilaian dan Sikap Seseorang kepada Orang Lain

Salah satu cerminan dari penilaian diri seseorang terhadap dirinya

sendiri adalah penilaian dan sikap seseorang tersebut kepada orang lain. Jika

seseorang memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya sendiri,

35Neil T. Anderson, Pen. Pauline Tiendas, Siapakah Anda Sesungguhnya,86.

Page 183: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

177

berkemungkinan besar penilaian dan sikapnya kepada orang lain akan

menjadi positif. Sebaliknya, penilaian terhadap dirinya sendiri negatif, sangat

berkemungkinan mengakibatkan penilaian dan sikap yang negatif, terhadap

orang lain. Dalam hal ini, Neil T. Anderson memberikan contoh sederhana

yakni, jika seseorang memahami bahwa dirinya berharga atau bernilai di

hadapan Tuhan, karena karya Kristus di dalam dirinya, maka ia dapat menilai

bahwa orang lainpun adalah pribadi yang berharga atau bernilai di hadapan

Kristus.36 Contoh praktis lainnya adalah jika seseorang memiliki penilaian

bahwa dirinya adalah saudara dalam Kristus bagi orang percaya lainnya,

berkemungkina besar ia akan menilai orang lain sebagai saudara dalam

Kristus dan bersikap yang positif kepada orang lain tersebut. Tentunya

sebaliknya, jika seseorang menilai dirinya bodoh, jelek dan tidak bernilai atau

tidak berharga, sangat berkemungkinan orang yang demikian itu akan menilai

orang lain negatif dan bersikap negatif pula, kepada orang lain. Apa yang

dikatakan seseorang, kepada orang lain, bagaimana sikap seseorang kepada

orang lain, merupakan cerminan dari bagaimanakah penilaian seseorang

tersebut kepada orang lain.37 Penilaian seseorang kepada orang lain, dapat

ditentukan oleh salah satu faktor yakni bagaimanakah penilaian seseorang

tersebut mengenai dirinya sendiri.

Tolok Ukur Pemahaman

Pemahaman seseorang terdapat dalam pikirannya, sehingga tidak

bisa dilihat oleh orang lain secara langsung dan secara persis. Namun

demikian tingkat

pemahaman seseorang terhadap sesuatu dapat diukur dari beberapa indikator.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, tingkat pemahaman seseorang

dapat diukur berdasarkan beberapa indikator di bawah ini.

36Neil T. Anderson, Pen. Pauline Tiendas, Siapakah Anda Sesungguhnya, (Bandung:

Lembaga Literatur Baptis, 1999), 81. 37Ibid., 82.

Page 184: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

178

Dapat Menjelaskan atau Menguraikan

Dalam konteks teori pembelajaran, B.S. Sidjabat menjelaskan

bahwa dalam teori pengajaran Blooms, pemahaman merupakan kemampuan

peserta didik untuk menjelaskan apa yang dipahaminya, sehingga

menjelaskan nmerupakan salah satu indikator dari pemahaman, yang

termasuk dalam ranah kognitif.38 Demikian juga, seperti yang dijelaskan oleh

Enco Mulyasa, mengutip pendapatnya Moore (2001:92-94) dan Rosyada

(2004:140-142), pemahaman dapat diukur dari beberapa indikator, yakni:

dapat menguraikan, menjelaskan, ataupun mengemukakan pendapat.39

Selanjutnya, mengenai hal ini, B.S. Sidjabat dengan mengutip pendapat Ivor

K. Davies (1987:1006), mengemukakan bahwa terdapat beberapa indikator

dari tingkat pemahaman yakni dapat memberi alasan, menjelaskan

(menggambarkan, mendeskripsikan).40 Dalam hal ini juga W.S. Winkel

menjelaskan bahwa salah satu kemampuan yang menunjukkan pemahaman

peserta didik adalah dapat menjelaskan, menguraikan, apa yang

pelajarinya.41

Dalam konteks pembahasan mengenai pemahaman identitas diri

dalam Kristus, seseorang yang memahami identitasnya dalam Kristus berarti

dapat menjelaskan atau menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan identitas

tersebut. Perkara-perkara yang dapat dijelaskan bisa berupa artinya,

maknanya, alasannya ataupun manfaat dari identitas diri dalam Kristus

tersebut.

38B.S. Sidjabat, Mengajar secara Profesional, (Bandung: Kalam Hidup, t.t.), 189. 39E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), 140. 40B. S. Sidjabat, Mengajar secara Profesional, (Bandung: Kalam Hidup, t.t.), 195. 41W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2007), 280.

Page 185: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

179

Dapat Mengemukakan Pendapat

Dalam kontek pengajaran, seperti yang dijelaskan oleh Enco

Mulyasa, mengutip pendapatnya Moore (2001:92-94) dan Rosyada

(2004:140-142), pemahaman dapat diukur dari salah satu indikator, yakni

dapat mengemukakan pendapat.42 Selanjutnya, B.S. Sidjabat dengan

mengutip pendapat Ivor K. Davies (1987:1006), menjelaskankan bahwa

beberapa indikator dari pemahaman adalah dapat memberi alasan, ataupun

mengemukakan (pendapat).43

Dalam konteks pemahaman indentitas diri dalam Kristus,

seseorang yang memahami akan hal ini dapat diukur dari kemampuannya

untuk mengungkapkan atau mengemukakan pendapatnya yang benar

mengenai identitas diri dalam Kristus tersebut. Pendapat yang tepat, yang

dapat dikemukakan ini bisa berupa: pengungkap-an makna dengan

menggunakan kata-kata sendiri, penyampaian keuntungan-keuntungan

memiliki identitas diri dalam Kristus dengan kata-kata sendiri ataupun

pentingnya memiliki pengertian tentang identitas diri dalam Kristus ini.

Dapat Menunjukkan

Dalam ilmu mengajar, salah satu tolok ukur bahwa seseorang

memahami apa yang dipelajari adalah bahwa ia bisa menunjukkan (cara,

contoh, bukti dll). Dalam menjelaskan hal ini, B.S. Sidjabat, dengan

mengutip pikiran Ivor K. Davis mengungkapkan bahwa, salah satu kata kerja

operasional tingkat pemahaman adalah dapat menunjukkan.44 Dalam konteks

pengajaran tentang identitas diri dalam Kristus, berarti tingkat pemahaman

peserta didik dapat menunjukkan contoh-contoh hidup yang sesuai dengan

identitas itu atau dapat menunjukkan cara-cara hidup yang tepat sesuai

dengan identitas dalam Kristus itu. Dalam hal kemampuan menunjukkan ini,

42E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), 140. 43B. S. Sidjabat, Mengajar secara Profesional, (Bandung: Kalam Hidup, t.t.), 195. 44Ibid., 195.

Page 186: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

180

W.S. Winkel mengutip pikiran dalam teori mengajar Blooms menjelaskan

bahwa salah satu kemampuan internal pelajar yang menunjukkan pemahaman

(dalam ranah kognitif) adalah dapat membuktikan (menunjukkan bukti).45

Dapat Membedakan dan Memilih (Menentukan Pilihan)

Berkenaan dengan indikator ini, B.S. Sidjabat dengan mengutip

pendapat Ivor K. Davies (1987:106), mengemukakan bahwa salah satu

indikator dari tingkat pemahaman yakni dapat memilih (yang benar).46

Kemampuan seseorang untuk bisa memilih yang benar, pastilah juga

didahului dengan kemampuannya untuk membedakan yang benar dengan

yang salah, atau juga membedakan yang satu dengan yang lainnya. Dalam

hal ini, W.S. Winkel mengutip pikiran dalam teori mengajar Blooms, dengan

menjelaskan bahwa salah satu kemampuan internal pelajar yang

menunjukkan pemahaman (dalam ranah kognitif) adalah menentukan

(pilihan).47 Kemampuan untuk membedakan (satu hal dengan hal lain, yang

salah dan yang benar) dan menentukan pilihan menjadi salah satu tolok ukur

tingkat pemahaman.

Dapat Menyimpulkan ataupun Merangkum

Tolok ukur yang terakhir dari tingkat pemahaman

(comprehension) adalah dapat membuat kesimpulan ataupun ringkasan.

Dalam menjelaskan hal ini, Enco Mulyasa, dengan mengutip pikiran Moore

dan Rosyada, menjelaskan bahwa tingkat pemahaman seseorang dapat diukur

dengan kemampuannya untuk menyimpulkan ataupun meringkaskan apa

yang dipahaminya itu.48 Dalam hal ini, W.S. Winkel mengutip pikiran dalam

45W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2007), 280. 46B. S. Sidjabat, Mengajar secara Profesional, (Bandung: Kalam Hidup, t.t.), 195. 47W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2007), 280. 48E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), 140.

Page 187: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

181

teori mengajar Blooms menjelaskan bahwa salah satu kemampuan internal

pelajar yang menunjukkan pemahaman (dalam ranah kognitif)

adalah mampu merangkum (membuat rangkuman), meringkas dan

menyimpulkan.49

Dari berbagai pendapat di atas, dapatlah dimengerti bahwa

indikator tingkat pemahaman pada dasarnya luas, artinya memahami sesuatu

berarti seseorang dapat mempertahankan, membedakan, menduga,

menerangkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan, memperluas,

menyimpulkan, menganalisis, menunjukkan cara ataupun contoh, menulis

kembali, mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan. Indikator-indikator

tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mengandung makna lebih

luas atau lebih dalam dari pengertian. Dengan mengetahui, seseorang belum

tentu memahami sesuatu dari yang dipelajarinya, demikian juga dengan

pemahaman seseorang tidak hanya sekedar menghafal sesuatu yang

dipelajari. Tetapi seseorang yang memahami juga mempunyai kemampuan

untuk menangkap makna dari yang dipelajari secara lebih mendalam, mampu

menjelaskan kembali dengan kata-kata sendiri, bahkan dapat membuat

sebuah kesimpulan ataupun ringkasan dari apa yang dipahaminya itu.

Tujuan Pemahaman Identitas yang Baru dalam Kristus

Pemahaman tentang Identitas yang Baru dalam Kristus oleh orang

percaya, secara khusus dalam konteks pembinaan warga gereja jelaslah

memiliki beberapa maksud atau tujuan. Minimal tujuan dari pengajaran

tersebut adalah sebagai berikut:

Supaya Orang Percaya Menilai Dirinya sesuai dengan Identitas

Dirinyadalam Kristus

Identitas yang baru dalam Kristus, yang sebenarnya sudah dimiliki

oleh setiap orang percaya kepada Yesus, secara khusus dalam konteks

pembinaan warga jemaat bertujuan supaya orang percaya atau anggota jemaat

49W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2007), 280.

Page 188: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

182

memiliki penilaian yang benar terhadap dirinya sendiri. Karena seharusnya

setiap orang percaya kepada Yesus menilai dirnya seperti penilaian Allah.

Jika orang percaya menilai dirinya dengan ukurannya sendiri, atau dimulai

dari dirinya sendiri akan mengalami kegagalan. Tetapi penilaian yang

dimulai dan di dasarkan dari penilaian Allah, maka orang percaya akan

menemukan nilai yang sesungguhnya, karena Allahlah yang

menciptakannya.50 Hal ini harus menjadi salah satu tujuan pengajaran

pemahaman tentang identitas diri dalam Kristus, bagi anggota jemaat, karena

kenyataannya masih ditemukan adanya orang-orang Kristen yang belum

memahami dengan benar tentang hal ini. Dalam hal ini, berarti identitas yang

baru dalam Kristus sebenarnya merupakan salah satu sumber daya yang besar

yang dimiliki dalam diri orang percaya, namun sayangnya tidak dipahami

dengan baik oleh mereka sendiri yang memilikinya.

Jika orang percaya memahami tentang identitas dirinya yang baru

dalam Kristus ini, berkemungkinan besar mereka akan menilai atau

memandang dirinya sesuai dengan penilaian Tuhan (seperti yang dituliskan

dalam Alkitab). Setelah mereka memahami ‘siapakah dirinya yang

sesungguhnya dalam Kristus’, maka mereka akan memiliki keyakinan yang

benar tentang dirinya, di dalam Kristus. Secara khusus pengajaran tentang

identitas diri dalam Kristus menurut Kitab Filipi, mereka yang diajar akan

mengerti atau memahami bahwa dirinya adalah orang kudus dalam Kristus,

saudara yang kekasih dalam Kristus. Mereka juga memahami dan meyakini

bahwa dirinya adalah orang yang bersunat secara rohani yangberibadah

kepada Allah, dirinya adalah warga kerajaan sorga dan dirinya adalah

sukacita dan mahkota bagi hamba Tuhan yang memenangkannya.

Dengan demikian, mereka yang memahami tentang identitas diri

yang baru dalam Kristus ini diharapkan menilai atau memandang dirinya

dengan benar siapakah dirinya di dalam Kristus. Sehingga orang percaya

yang memahami akan hal ini tidak lagi menilai dirinya dengan ukuran

manusia, tetapi dengan ukuran Kristus. “Sebab itu kami tidak lagi menilai

50Rick Warren, Pen. Ihut, Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini?, (Jakarta: Immanuel,

2014), 4.

Page 189: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

183

seorangpun menurut ukuran manusia.”51 Demikian juga diharapkan dengan

pemahaman itu, dapat menjadi keyakinan diri dalam hidupnya.

Supaya Orang Percaya Bersikap Benar terhadap Diri Sendiri dan terhadap

Tuhan

Pemahaman seseorang tentang identitas yang baru dalam Kristus,

jika diajarkan juga memiliki tujuan supaya orang percaya yang tersebut

bersikap benar terhadap dirinya sendiri dan terhadap Tuhan, yang telah

memberikan status yang baru itu. Tujuan ini dalam konteks ilmu pengajaran

merupakan tujuan dalam ranah afektis, dimana mereka yang diajar supaya

dapat merasa atau bersikap yang benar seperti yang diharapkan oleh

pengajarnya. Jelaslah bahwa sikap yang benar ini disebabkan oleh

pemahamannya yang benar tentang dirinya dan tentang Tuhan.

Jika orang percaya telah memahami dengan benar, siapakah

dirinya yang sesungguhnya dalam Kristus, maka berkemungkinan besar ia

akan memiliki sikap yang benar terhadap dirinya sendiri. Sebagai contoh

praktis adalah jika orang percaya mengerti bahwa dirinya adalah orang yang

sudah dikuduskan oleh Tuhan di dalam Kristus, maka ia akan memiliki sikap

yang sesuai dengan pemahamannya itu. Sikap-sikap yang sesuai itu

misalnya, ia merasa sangat bernilai karena sebagai pribadi yang sudah

disendirikan atau dikhususkan oleh Allah untuk suatu maksud Allah baginya.

Sesudah ia mengerti statusnya sebagai hamba Kristus Yesus, iapun juga

bersikap menghargai atau merasa bangga terhadap dirinya sendiri.

Pemahaman seorang percaya bahwa ia adalah warga kerajaan sorga secara

rohani, maka pemahaman ini dapat menjadikan ia bersikap menghargai

dirinya, dapat menerima diri dan memiliki kebanggan tersendiri serta dapat

memiliki keyakinan diri. Dalam hal ini Anderson menyatakan bahwa

pengenalan yang benar akan Allah dan identitasnya dalam Kristus merupakan

salah satu faktor besar untuk kesehatan mental seseorang.52

51 IIKorintus 5:16 52Neil T. Anderson, Bebas dari Kuasa Gelap, 227.

Page 190: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

184

Pemahaman yang benar tentang identitas diri yang baru dalam

Kristus, juga bertujuan untuk melahirkan sikap-sikap yang benar terhadap

Allah. Jika seseorang memahami bahwa dirinya adalah hamba Kristus,

berkemungkinan besar dapat menjadikan mereka akan bersikap tunduk atau

taat kepada Kristus. Mereka juga sangat berkemungkina untuk bisa

mengasihi dan rendah hati terhadap Kristus, yang adalah tuannya. Jika

seseorang memahami bahwa dirinya adalah warga kerajaan sorga secara

rohani, maka sangat mungkin ia akan menghormati dan tunduk kepada raja

sorga yaitu Tuhan, yang memilikinya dan menjadi penguasa atasnya. Jika

seorang percaya memahami bahwa dirinya adalah warga kerajaan sorga,

karena karya Kristus, berkemungkinan besar ia akan merasa bangga dan

menghormati Tuhan, yang menjadikan demikian.

Supaya Orang Percaya Bersikap Benar terhadap Orang Lain

Pemahaman tentang identitas diri dalam Kristus sangat perlu

dimiliki oleh setiap orang percaya, dengan tujuan supaya orang percaya dapat

bersikap benar terhadap orang lain.53 Hal ini disebabkan oleh alasan bahwa

pemahaman seseorang tentang identitasnya mempengaruhi sikapnya terhadap

orang lain.

Beberapa contoh praktis dari pemahaman akan hal ini adalah:

Pertama, jika orang-orang percaya menyadari dirinya sebagai orang-orang

Kudus dalam Kristus, maka ia dapat berpotensi untuk menjaga kekudusannya

dengan tidak membalas, menyakiti orang lain, pada saat orang lain

menyakitinya. Kedua, jika seseorang memahami bahwa dirinya sebagai

‘saudara dalam Kristus’ bagi orang percaya lainnya, maka berkemungkinan

besar ia dapat mengasihi orang lain. Ketiga, jika seorang percaya memahami

bahwa dirinya adalah ‘sukacita dan mahkota’ bagi orang lain yang

memenangkannya, maka ia dapat menghargai orang lain, betapa berharganya

orang lain itu bagi yangmemenangkannya bagi Kristus. Pemahaman akan hal

ini, semestinya juga dapat menjadi dorongan bagi orang percaya untuk dapat

53Neil T. Anderson, Bebas dari Kuasa, 87.

Page 191: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

185

menghargai orang lain, dengan membawanya kepada Kristus, karena setiap

pribadi itu berharga bagi Kristus, dan bagi orang yang memenangkannya.54

Lebih lanjut lagi, dalam hal berharganya berita Injil dan tugas orang percaya

yang mengerti identitasnya, Rick Warren menjelaskan bahwa berita tentang

Yesus itu sangat berharga, demikian juga setiap pribadi itu berharga, karena

itu Yesus dan karya-Nya tidak perlu dirahasiakan, tetapi harus diberitahukan

kepada orang lain.55

Supaya Orang Percaya tidak Memiliki dan tidak Hidup Lagi dalam

Identitas yang Keliru

Dari kenyataan adanya orang-orang Kristen yang memiliki dan

hidup dalam identitas yang keliru, yakni identitas selain identitas dalam

Kristus, maka pemahaman ini juga bertujuan untuk ‘menghentikan’ orang

percaya yang memiliki identitas dan hidup dalam identitas yang keliru itu.

Dalam hal ini Anderson menjelaskan bahwa seorang percaya yang

memahami identitasnya yang baru dalam Kristus, ia mulai memandang

dirinya sendiri sebagaimana keadaannya di dalam Kristus.56 Ini berarti orang

percaya tersebut tidak lagi memandang dirinya dengan pandangan yang

keliru.

Apakah identitas diri orang percaya yang keliru? Identitas diri

yang keliru adalah identitas diri orang percaya yang diletakkan kepada latar

belakang keluarga-nya, kekayaannya, kedudukannya, gelarnya, ketampanan

atau kecantikannya, kepandaian ataupun prestasi pekerjaannya, kesalehan

hidupnya dan lain sebagainya. Identitas ini keliru, sebab Allah menilai

seseorang yang telah telah percaya kepada Yesus, berdasarkan apa yang telah

dikerjakan oleh Yesus baginya. Karena imannya kepada Kristus, menjadikan

seseorang yang percaya itu memiliki kewarganegaraan sorgawi. Sekalipun

seseorang telah rusak hidupnya karena dosa dan kesalahannya yang hancur

54Rick Warren, Untuk Apa Anda Ada di Dunia Ini?, 99. 55Ibid., 51. 56Neil T. Anderson, Siapakah Anda Sesungguhnya, 86.

Page 192: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

186

sekalipun, tetapi karena imannya kepada Yesus, Yesus sudah

mengampuninya, dan menjadikan dirinya sebagai orang kudus.

Orang-orang percaya yang masih memiliki dan hidup dalam

identitas yang keliru tersebut, sesudah memahami tentang identitas yang baru

dalam Kristus, diharapkan bisa stop atau berhenti atau meninggalkan

hidupnya dalam identitas yang keliru itu. Misalkan, orang Kristen yang

masih meletakkan identitas dirinya kepada kedudukan atau kekayaannya,

sesudah diajar diharapan mereka tidak lagi hidup di atas identitas itu lagi.

Secara positif, mereka bisa memiliki dan hidup dalam identitasnya sebagai

hamba Kristus ataupun sebagai orang Kudus; kebanggaannya adalah Kristus

dan karya-Nya, bukan lagi kekayaan atau kedudukannya. Orang-orang

percaya yang masih beridentitas dan hidup dalam identitas latar belakang

keluarganya yang miskin ataupun rusak, akan terus merasa sebagai orang

yang lemah, tidak berdaya dan tidak bisa maju. Tetapi jika orang yang seperti

ini memahami tentang identitasnya dalam Kristus, bahwa ia adalah sebagai

warga kerajaan sorga, sebagai sukacita dan mahkota bagi orang lain yang

telah memenangkannya, diharapkan mereka berhenti hidup dalam latar

belakang keluarganya itu. Sebaliknya ia akan memiliki keyakinan dan hidup

dalam identitasnya yang baru di dalam Kristus.

Supaya Orang Percaya Berperilaku yang Benar Sesuai dengan Identitas

yang Dimilikinya dalam Kristus

Tujuan supaya orang percaya hidup dalam identitas yang

dimilikinya dalam Kristus ini, dalam kontek ilmu mengajar merupakan tujuan

dalam ranah psiko motorik (konatif), artinya adalah sebuah tindakan

(gerakan) yang disebabkan oleh pengertian ataupun sikap (psiko).57 Tujuan

ini merupakan tujuan yang bernilai atau bersifat positif, dalam arti mereka

yang memahami menjadi mulai bertindak secara positif (bukan berhenti atau

meninggalkan sesuatu, melainkan mengenakan ataupun melakukan sesuatu).

57Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 141.

Page 193: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

187

Dalam hal ini Andersoan mengajarkan, pandanglah diri Anda seperti Allah

memandang Anda, percayalah kepada hal itu, maka Anda akan bertingkah

laku sesuai dengan apa yang Anda percayai.58 Orang percaya yang telah

memahami tentang identitas yang baru dalam Kristus, diharapkan memiliki

pengertian dan sikap yang benar, selanjutnya diharapkan mereka akan

berperilaku atau hidup dalam identitasnya yang baru dalam Kristus tersebut.

Atau dengan kata lain pemahamannya tentang identitasnya dalam Kristus itu,

menjadi dasar tindakan atau perilakunya yang benar atau yang sesuai dengan

identitas diri dalam Kristus, yang dipahaminya itu. Hal ini sesuai dengan apa

yang diungkapkan oleh Neil Anderson, bahwa siapakah penilaian seseorang

terhadap dirinya sendiri? Akan mendahului apa yang akan dilakukannya.

Orang percaya tidak akan memiliki kuasa sama sekali untuk berperilaku yang

benar, tanpa identitas yang benar sebagai anak Allah dan posisinya di dalam

Kristus.59 Ini berarti bahwa orang percaya yang memahami identitasnya

dalam Kristus akan berkemungkinan besar berperilaku yang benar sesuai

dengan identitasnya itu.

Sebagai wujudnyata dari hidup dalam identitas yang baru dalam

Kristus ini adalah mereka yang telah memahami tentang identitas yang baru

ini, dapat hidup sebagai orang kudus, yang melayani Kristus. Mereka yang

sudah memahami tentang identitas diri yang baru dalam Kristus ini juga bisa

hidup dengan beribadah kepada Tuhan, sebagai kesukaan atau

kebanggaannya.

Supaya Orang Percaya Berperilaku Benar kepada Tuhan

Perilaku yang benar terhadap Tuhan merupakan tujuan utama dari

pemahaman Firman Tuhan. Dalam konteks pengajaran, tujuan ini merupakan

tujuan pengajaran dalam ranah psiko motorik, yakni tujuan dalam hal perilaku

atau keterampilan. Tujuan ini mengharapkan mereka yang telah memahami

58Neil T. Andersoan, Siapakah Anda Sesungguhnya?, 86. 59 Neil T. Anderson, Pen. Yunita L. Panjaitan, Bebas dari Kuasa Gelap, 66.

Page 194: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

188

dapat melakukan sesuatu atau dapat berperilaku sesuai dengan apa yang

dipahaminya itu.

Tuhan menghendaki umat-Nya supaya Firman Tuhan yang

didengarkan atau diterimanya dapat dipahami, selanjutnya pemahaman

terhadap pengajaran Firman Tuhan itu, harus diwujudnyatakan kepada

tindakan atau perilaku secara parktis, “Tetapi hendaklah kamu menjadi

pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian

kamu menipu diri sendiri.”60 Tuhan Yesuspun menjelaskan bahwa orang-

orang yang mendengarkan Firman Tuhan dan melakukan-nya adalah seperti

orang bijaksana.

Setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan melakukannya,

ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di

atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin

melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh, sebab didirikan di

atas batu.61

Secara khusus dalam kontek pengajaran tentang identitas diri

yang baru dalam Kristus ini, orang Kristen yang ajar diharapkan dapat

bertindak atau berperilaku yang benar terhadap Tuhan. Perilaku yang benar

kepada Tuhan dari mereka yang telah diajar tentang identitas yang baru dalam

Kristus ini, bisa berupa tindakan untuk berdoa kepada Tuhan, beribadah

kepada Tuhan, dapat melayani Tuhan secara praktis dan tindakan untuk

memberikan persembahan kepada Tuhan. Demikian juga secara praktis

seseorang yang memehami akan hal ini dapat mempersembahkan tubuhnya

untuk kemulian Tuhan, karena pemahaman bahwa tubuhnya adalah tempat

kediaman Roh Kudus dan sebagai persembahan yang hidup.62

Secara khusus dalam konteks pengajaran tentang identitas yang

baru dalam Kristus menurut Kitab Filipi, mereka yang telah diajar dengan

Firman Tuhan ini, diharapkan dapat berperilaku benar terhadap Tuhan, sesuai

dengan identitasnya dalam Kristus tersebut. Karena mereka diajar bahwa

setiap orang percaya adalah hamba Kristus, hamba milik Kristus (Fil. 1:1a),

60Yakobus 1:22 61Matius 7:24-25 62Neil T. Andersoan, Siapakah Anda Sesungguhnya, 117.

Page 195: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

189

maka diharapkan orang percaya ini berperilaku tunduk atau taat kepada

Kristus yang adalah tuannya. Orang percaya diajarkan bahwa mereka adalah

orang kudus karena Kristus (Fil. 1:1b), dimungkinkan mereka dapat bertindak

kudus, menjaga kekudusan hidup dan melakukan apa yang dikehendaki

Tuhan baginya. Karena pengudusan Tuhan atas setiap orang percaya

mengandung tujuan untuk melakukan maksud tertentu dari Allah. Demikian

juga, dengan pemahaman bahwa orang percaya adalah warga kerajaan sorga,

diharapkan mereka dapat bertindak benar kepada rajanya yaksi Sang Raja

Sorga, Yesus Kristus, dengan melayani-Nya. Ini sesuai dengan pemikiran

Rick Warren bahwa Tuhan telah menciptakan secara rohani setiap orang

percaya untuk melakukan perbuatan baik, yang telah disediakan Allah,

perbuatanbaik itu salah satunya adalah pelayanan kepada Tuhan, yang telah

menciptakannya secara rohani.63

Orang percaya dapat berperilaku benar untuk menghormati Sang

Raja, melayani Sang Raja dengan potensi yang dimilikinya, bahkan dapat

memberikan persembahan yang benar kepada Sang Raja.

Supaya Orang Percaya Hidup Berkemenangan dalam Kristus

Tujuan ini merupakan tujuan yang bermanfaat bagi kepentingan

pribadi orang percaya yang memahami. Mengapa demikian? karena

pemahaman tentang identitas diri yang baru dalam Kristus ini bermanfaat

langsung bagi kepentingan mereka sendiri, yakni kemenangan dalam

hidupnya, secara praktis. Keyakinan yang kuat akan identitas diri dalam

Kristus akan membawa kemenangan hidup.64 Identitas diri yang baru dalam

Kristus, merupakan salah satu sumber daya yang dimiliki orang percaya

kepada Yesus, untuk bisa menang dalam hidup. Dikatakan sebagai sumber

daya yang besar, karena jika identitas diri dalam Kristus ini dimengerti

dengan benar, dihayati dan ‘dihidupi’ (dipraktekkan) maka akan dapat

63Rick Warren, Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini?, 256. 64Neil T. Anderson, Bebas dari Kuasa Gelap, 78.

Page 196: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

190

membuahkan hasil yang sangat besar, salah satunya adalah kemenangan

hidup. Tentunya kemenangan hidup ini bukan semata-mata karena

kemampuan orang percaya untuk memahami, menghayati dan melakukan itu

semua, namun karena Roh Kudus yang tinggal di dalam setiap orang

percayalah yang menyatakan atau memberikan kemenangan itu. Otoritas

yang dimiliki orang percaya, di dalam Yesuslah yang memberikan

kemenangan dalam hidup, otoritas itu harus dipercayai dan dipergunakan.65

Kemenangan hidup dalam Kristus yang dapat dinikmati oleh

orang percaya karena pengajaran yang diterimanya mengenai identitas

dirinya dalam Kristus, bisa berupa kemenangan mengatasi hambatan dari

dalam dirinya sendiri maupun hambatan dari luar dirinya. Beberapa contoh

kemenangan dari hambatan interen adalah: Pertama, kemenangan dari ikatan

pikiran ataupun perasaan terhadap masa lalunya yang buruk. Kedua,

kemenangan untuk melepaskan diri dari identitas dirinya yang keliru. Ketiga,

kemenangan dari ambisi atau tujuan hidup yang kurang tepat karena identitas

dirinya yang kurang tepat pula. Sedangkan beberapa contoh kemenangan

hidup atas hambatan-hambatan ekstern adalah: Pertama, kemenangan dalam

menghadapi tantangan hidup atau godaan hidup yang dihadapinya, karena

orang percaya tahu dan yakin bahwa dirinya adalah orang kudus dalam

Kristus. Kedua, kemenangan atas karya godaan atau serangan Iblis secara

langsung, karena ia tahu dan yakin bahwa dirinya berotoritas sebagai warga

kerajaan sorga. Orang percaya harus berani melawan si jahat, dengan

menggunakan otoritas identitasnya dalam Kristus.66 Selanjutnya, dalam hal

ini Anderson juga menegaskan bahwa, identitas di dalam Kristus

mengandung otoritas di dalam Kristus, orang percaya yang hidup dalam

identitasnya dalam Kristus dapat memenangkan peperangan terhadap di

jahat.67 Ketiga, kemenangan dalam menghadapi tantangan hidup sebagai

orang percaya, karena mereka tahu dan meyakini bahwa setiap orang percaya

adalah saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan, yang bersedia untuk

65Ibid., 78. 66Ibid., 78. 67Ibid., 69.

Page 197: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

191

mendukung dan menolongnya. Dengan demikian mereka dapat menghadapi

tantangan hidupnya dengan penuh harapan.

Penutup

Identitas diri dalam Kristus yang dimiliki oleh setiap orang

percaya adalah penilaian atau pendangan orang tentang dirinya sendiri,

berdasarkan pandangan atau penilian Allah atas dirinya. Identitas diri dalam

Kristus merupakan salah satu sumber daya yang besar yang dimiliki oleh

setiap orang yang sudah percaya Yesus, karena itu hal ini sangat perlu untuk

dipahami (bukan sekedar dimengerti). Pemahaman seseorang tentang

identitas dirinya dalam kristus akan berperangaruh terhadap seluruh aspek

kehidupan orang percaya, dan turut mempengaruhi penilaian, sikap dan

perilaku seseorang baik terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain dan

terlebih terhadp Tuhan.

Page 198: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

192

Page 199: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

193

BIODATA PENULIS

Sri Mulyono, memperoleh gelar Magister Teologi dari Institut Injili

Indonesia Batu Malang (“I3”). Saat ini menjabat sebagai Ketua STT

BMW Medan.

Rosdiana Purba, memperoleh gelar Magister Teologi dari Institut Injili

Indonesia Batu Malang (“I3”). Saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua

Penjaminan Mutu Internal STT BMW Medan.

Suranto, memperoleh gelar Magister Pendidikan Agama Kristen dari STT

Tiranus Bandung. Saat ini menjadi dosen luar biasa di STT BMW

Medan dan menjabat sebagai koordinator bidang akademik di Yayasan

Misi Remaja Internasional.

Rosiany Hutagalung, memperoleh gelar Magister Teologi dari Institut Injili

Indonesia Batu Malang (“I3”). Saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang

Pelayanan di STT BMW MEDAN.

Eliazer Nuban, memperoleh gelar Doktor Teologi dari Institut Injili

Indonesia Batu Malang (“I3”). Saat ini menjabat sebagai wakil ketua

bidang Akademik (Waket I) di STT BMW MEDAN.

Pelealu Samuel G., memperoleh gelar Magister Teologi dari Institut Injili

Indonesia Batu Malang (“I3”). Saat ini menjabat sebagai Ketua

Penjaminan Mutu Internal STT BMW Medan.

Epafras Mujono, memperoleh gelar Doktor Teologi. Saat ini mengajar di

UKRIM – Yogyakarta prodi Magister Pendidikan Agama Kristen.

Page 200: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.

194

Yulius Enisman Harefa, memperoleh gelar Magister Teologi dari STT Injili

Indonesia Medan. Saat ini menjabat sebagai ketua prodi di STT BMW

MEDAN.

Page 201: Vol. I, No. 1, Juli Desember 2016 - sttbmwmedan.comsttbmwmedan.com/images/PDF/JURNAL-BMW-GO-1.pdf · Kata polis diturunkan menjadi kata Polites = warga Negara, Politikos berarti kewarganegaraan1.