Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

28
VISI DAN MISI BEBERAPA BPMP DI INDONESIA JAWA TENGAH A. LATAR BELAKANG Kegiatan investasi pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kebijakan ekonomi makro, aspek sosial dan politik serta aspek bisnis. Di samping itu, kegiatan dan pengaruhnya dapat meliputi skala lokal, daerah, regional dan internasional. Keterbatasan kemampuan dana Pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan , maka kegiatan investasi sangat diperlukan kehadiran baik dari para pemodal domestik maupun asing untuk membuka usaha baru atau memperluas usaha yang telah dilakukan. Hal ini diperlukan bukan sekedar mendorong kegiatan ekonomi di sektor hulu maupun hilir, tetapi diharapkan terutama untuk peluasan maupun penciptaan lapangan kerja guna mengatasi pengangguran. Kegiatan investasi merupakan suatu tahapan awal proses pembangunan yang strategis namun krusial. Strategis, karena harus mengelola sumberdaya pembangunan untuk membangun aset – aset produksi agar menghasilkan barang dan jasa untuk keperluan domestik maupun ekspor. Krusial, karena memerlukan daya visioner yang jauh ke depan untuk memprediksi permintaan pasar, sehingga apabila tidak tepat sasaran akan terjadi pemborosan sumberdaya nasional. Sehubungan dengan itu diperlukan koordinasi, sinkronisasi dan sinergisitas peran dan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat lainnya dalam mengelola kegiatan investasi untuk membangun Jawa Tengah. B. VISI DAN MISI I. VISI

description

Visi dan Misi Beberapa Badan Penanaman Modal dan Perizinan Seluruh Indonesia

Transcript of Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

Page 1: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

VISI DAN MISI BEBERAPA BPMP DI INDONESIA

JAWA TENGAH

A. LATAR BELAKANG Kegiatan investasi  pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kebijakan ekonomi makro, aspek sosial dan politik serta aspek bisnis. Di samping itu, kegiatan dan pengaruhnya dapat meliputi skala lokal, daerah, regional dan internasional.

 Keterbatasan kemampuan dana Pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan , maka kegiatan investasi sangat diperlukan kehadiran baik dari para pemodal domestik maupun asing untuk membuka usaha baru atau memperluas usaha yang telah dilakukan.  Hal   ini  diperlukan bukan sekedar  mendorong kegiatan ekonomi di  sektor  hulu maupun hilir, tetapi   diharapkan   terutama   untuk   peluasan   maupun   penciptaan lapangan kerja guna mengatasi pengangguran.

 Kegiatan   investasi   merupakan   suatu   tahapan   awal   proses pembangunan   yang   strategis namun   krusial.   Strategis,   karena   harus mengelola   sumberdaya   pembangunan   untuk membangun   aset   –   aset produksi   agar   menghasilkan   barang   dan   jasa   untuk keperluan domestik maupun ekspor.  Krusial,  karena memerlukan daya visioner  yang  jauh ke depan untuk memprediksi permintaan pasar, sehingga apabila tidak tepat sasaran akan terjadi pemborosan sumberdaya nasional.

 Sehubungan   dengan   itu   diperlukan   koordinasi,   sinkronisasi   dan sinergisitas   peran   dan kegiatan   pemerintah,   dunia   usaha   dan   masyarakat   lainnya   dalam   mengelola   kegiatan investasi untuk membangun Jawa Tengah. 

B. VISI DAN MISI I. VISI

Membangun   ekonomi   wilayah   Provinsi   Jawa   Tengah   menuju   kemandirian   daerah melalui kegiatan investasi.

 II. MISI

Memacu perubahan ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil melalui kegiatan penanaman modal dengan cara :

1.      Melakukan  pengkajian   potensi,   peluang  usaha  dan  pengembangan  Penanaman Modal. 

2.     Melaksanakan promosi aktif dan penyediaan pelayanan bagi dunia usaha baik di dalam maupun di luar negeri. 

3.     Membangun kerjasama nasional maupun internasional bidang penanaman modal. 

Page 2: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

4.     Mendorong dan fasilitasi Kabupaten / Kota untuk melaksanakan penyederhanaan perijinan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang industri dan promosi aktif.  

C. TUJUAN, ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN I. TUJUAN

 1.      Mengembangkan   dunia   usaha   yang   menghasilkan   barang   dan   jasa   guna 

meningkatkan   pemenuhan   kebutuhan   pasar domestik maupun   ekspor   dengan memperhatikan dimensi lingkungan. 

2.      Meningkatkan   kesejahteraan  masyarakat  melalui   pembukaan   kesempatan   kerja maupun peningkatan pendapatan perkapita. 

3.     Meningkatkan devisa dan pendapatan daerah dan terpenuhinya sasaran kebutuhan investasi. 

II. ARAH STRATEGI KEBIJAKAN1.     Upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif serta meningkat-kan infrastruktur 

yang memadai. 2.     Meningkatkan promosi mengenai potensi dan peluang penanaman modal secara 

selektif dan terpadu. 3.      Melakukan fasilitasi kerja sama antar Kab   /   Kota, Provinsi dan lembaga   / 

instalasi negara lain. 4.     Menfasilitasi penyusunan peraturan di Provinsi maupun Kab / Kota. 5.      Menfasilitasi   penyelesaian   permasalahan   investasi   melalui   pemantauan   dan 

pelaporan serta peningkatan perusahaan yang berwawasan lingkungan. 

III. SASARAN1.      Terpenuhinya   produksi   barang   dan   jasa   untuk   kebutuhan   pasar   domestik   dan 

ekspor. 2.     Terciptanya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang makin luas. 3.     Terwujudnya penyederhanaan pelayanan perijinan investasi. 4.     Terpenuhinya kebutuhan investasi daerah.

TANGERANG KOTA

VISI : "Memberikan Pelayanan Perijinan Terbaik"MISI :1. Mewujudkan Sistem Pelayanan Perijinan Yang Efektif, Efisien dan Transparan2. Memberikan Kemudahan Dalam Pelayanan Perijinan

DKI JAKARTA

Page 3: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

Visi BPMP Provinsi DKI JakartaPembentukan suatu organisasi tentunya memiliki cita-cita tertentu, tidak terkecuali keberadaan Badan Penanaman Modal Dan Promosi (BPMP) Provinsi DKI Jakarta. Representasi cita-cita yang berorientasi   jauh   ke  depan   ini   tertuang  dalam  visi   Renstra  Badan  Penanaman  Modal  Dan Promosi (BPMP) Provinsi DKI Jakarta Tahun  2010-2014 yaitu:“Investasi   untuk mendukung perekonomian Daerah menunjang perekonomian nasional yang berkualitas”

Misi BPMP Provinsi DKI JakartaMisi Badan Penanaman Modal Dan Promosi (BPMP) Provinsi DKI Jakarta dijabarkan menjadi 3 (tiga) elemen berikut:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas penanaman modal2. Menjaga harmonisasi dan Koordinasi di bidang penanaman modal3. Meningkatan Kontribusi PAD dari BUMD dalam mendukung APBD DKI Jakarta

Misi BPMP Provinsi DKI Jakarta :

1. Peningkatan   kualitas   perencanaan   penanaman   modal   sebagai   bagian   integral   dari rencana pembangunan ekonomi yang berkualitas

2. Peningkatan kualitas dan integritas promosi penanaman modal yang menawarkan daya saing

3. Peningkatan   posisi   Jakarta   dalam   kerjasama   penanaman   modal   Government   to Government   (G   to  G),  Government   to   Business   (G   to  B),   dan   fasilitasi   Business   to Business (B to B)

4. Peningkatan pelayanan dan fasilitas penanaman modal5. Peningkatan iklim yang kondusif bagi penanaman modal6. Peningkatan pengendalian kegiatan penanaman modal7. Peningkatan dukungan manajemen, sarana dan prasarana8. Peningkatan Pembinaan Pengembangan BUMD menuju BUMD yang Sehat.

BALI PROVINSI

Visi : Terwujudnya Peningkatan Investasi berdasarkan Tri Hita Karana, menuju Bali yang Maju, 

Aman, Damai dan SejahteraMisi : 

Mewujudkan Penanaman Modal yang berkualitas Mewujudkan Pelayanan Publik yang Cermat, Efektif, Efisien, Transparan dan Akuntabel Mewujudkan Minat dan Peluang Penanaman Modal antar Wilayah dan antar Sektor Mengoptimalkan Tugas Pokok dan Fungsi Organisas

Page 4: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

PEKANBARU

VISIDalam Renstra Tahun 2009-2011 telah dikemukakan visi Badan Penanaman Modal dan Promosi Kota Pekanbaru yaitu :“MENJADI LEMBAGA YANG PROFESIONAL DALAM MEWUJUDKAN PEKANBARU SEBAGAI KOTA TUJUAN INVESTASI YANG KONDUSIF DI INDONESIA ” 

MISIUntuk   mewujudkan   Visi   tersebut,   maka   diupayakan   perwujudannya   melalui   misi   sebagai berikut :

1. MENINGKATKAN PROFESIONALISME LEMBAGA PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI.2. MENDORONG TERCIPTANYA IKLIM PENANAMAN MODAL YANG LEBIH KONDUSIF. 3. MENINGKATKAN KUALITAS PROMOSI PENANAMAN MODAL DAERAH. 4. MENGEFEKTIFKAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH. 5. MEWUJUDKAN PENGELOLAAN DATA  DAN SISTEM  INFORMASI  PENANAMAN MODAL 

YANG TERPADU. Sementara itu berdasarkan Peraturan DAerah Kota Pekanbaru Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerinah Kota Pekanbaru  dapat  dijelaskan  Fungsi  Badan  Penanaman Modal  dan  Promosi  Kota  Pekanbaru adalah sebagai berikut : 

1. MERUMUSKAN DAN MENGKOORDINASIKAN KEBIJAKAN BIDANG PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI. 

2. MENGKOORDINASIKAN,   MEMADUKAN,   MENYELARASKAN,   DAN   MEYERASIKAN PERENCANAAN PROMOSI. 

3. MENYIAPKAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH DIBIDANG PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI. 

4. MENYIAPKAN   KEBIJAKAN   TEKNIS   PENGEMBANGAN   PENANAMAN   MODAL   DAN PROMOSI. 

5. MENYUSUN RENCANA KERJA DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DIBIDANG PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI. 

6. MELAKUKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN 7. MEMBUAT LAPORAN SESUAI DENGAN PROSEDUR YANG DITETAPKAN. 8. MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUP TUGASNYA. 9. MEMBERIKAN PELAYANAN UMUM DAN PELAYANAN TEKNIS DI BIDANG PENANAMAN 

MODAL DAN PROMOSI SESUAI DENGAN SIFAT DAN KEPERLUANNYA. 10. MELAKSANAKAN PELATIHAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI. 11. MELAKSAKAN TUGAS-TUGAS LAIN YANG DIBERIKAN OLEH PIMPINAN SESUAI DENGAN 

TUGAS DAN FUNGSINYA. 

Page 5: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

SRAGEN

Dituangkannya pelayanan prima dalam visi dan misi nasional bangsa Indonesia, menunjukkan bahwa   tuntutan   masyarakat   terhadap   pelayanan   prima   aparatur   pemerintah   merupakan keharusan dan tidak dapat diabaikan lagi, karena hal ini merupakan bagian tugas dan fungsi dalam menjalankan roda  pemerintahan. 

Pelayanan prima kepada masyarakat tersebut tertuang dalam beberapa aturan, diantaranya : 1. Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata laksana Pelayanan 

Umum.2. INPRES  Nomor 1 Tahun 1995 tentang Kualitas Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada 

Masyarakat.3. Undang–Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Pada pasal 12 disebutkan 

upaya mewujudkan sistem pelayanan satu atap secara bertahap.  4. Surat  Edaran  Menko  Wasbangpan  Nomor  56/MK.WASPAN/6/1998,   tentang   langkah-

langkah  perbaikan  mutu  pelayanan  masyarakat  dengan  menerapkan  pola  pelayanan terpadu (satu atap dan satu pintu) bagi unit-unit kerja kantor pelayanan yang terkait dalam proses atau menghasilkan suatu produk pelayanan.   

5. Surat  Menko Wasbangpan No.145/MK/Waspan/3/1999  tentang  Peningkatan  Kualitas Pelayanan.

6. KEPMENPAN  No.KEP/24/M.PAN/2004   Tentang   Pedoman  Umum   Penyusunan   Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.

7. KEPMENPAN   No.KEP/26/M.PAN/2004   Tentang   Petunjuk   Teknis   Transparansi   dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan  Pelayanan Publik. 

Sesuai   Undang-Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang   Pemerintahan   Daerah   ditegaskan, bahwa tujuan pemberian otonomi adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semakin baik kepada masyarakat,  pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan   dan   pemerataan.   Jadi   kualitas   layanan   aparatur   pemerintah   kepada  masyarakat merupakan   indikator   keberhasilan   otonomi   daerah.  Berdasarkan   latar   belakang   tersebut,   Pemerintah   Kabupaten   Sragen   membentuk   Unit Pelayanan Terpadu (UPT) dengan Keputusan Bupati Nomor 17 Tahun 2002   tanggal  24 Mei 2002   tentang   Pembentukan  Organisasi   dan   Tata   Kerja  Unit   Pelayanan   Terpadu  Kabupaten Sragen.   Operasional   secara   resmi   dilaksanakan   1   Oktober   2002.   Kebijakan   ini   didukung sepenuhnya oleh legislatif melalui surat Ketua DPRD Sragen Nomor 170/288/15/2002 tangggal 27   September   2002   perihal   Persetujuan   Operasional   UPT   Kabupaten   Sragen.                   Keputusan Bupati tersebut  dikuatkan dengan (Perda) Kabupaten Sragen Nomor 15 Tahun 2003 tentang Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen tanggal 23 Oktober 2003 dalam bentuk Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Sragen. Tanggal   20   Juli   2006   status   KPT   ditingkatkan  menjadi   Badan  Pelayanan  Terpadu   (BPTPM) dengan terbitnya Perda Nomor 4 Tahun 2006 tentang perubahan atas Perda Kab. Sragen No.15 Tahun   2003   tentang   Susunan   Organisasi   Lembaga   Teknis   Daerah   Kabupaten   Sragen.  Tanggal 15 Desember 2008 ditetapkan Perda Nomor 15 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata 

Page 6: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

kerja   Lembaga   Teknis   Daerah   Kabupaten   Sragen,   yang   didalamnya   dijelaskan   tentang pembentukan   Badan  Perizinan  Terpadu   (BPTPM)   Kabupaten   Sragen.   Nomenklatur   tetap disingkat   BPTPM,   tetapi   ada   perubahan   dari  Pelayanan  menjadi  Perizinan.  Guna   efisiensi   dan   efektifitas,   Peraturan   Daerah   Nomor   15   Tahun   2008   disesuaikan   lagi. Dengan  Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011, nomenklatur BPTPM berubah menjadi Badan Perizinan   Terpadu   dan   Penanaman   Modal   (BPTPMPM)   Kabupaten   Sragen.Keberadaan BPTPMPM untuk memberikan kemudahan pelayanan dibidang perizinan dengan prinsip dapat  dipercaya,  mudah,  murah,  cepat  dan transparan melalui  satu pintu  (one stop service).   Artinya,   segala   urusan   yang   berkaitan   dengan   izin–izin   yang   semula   tersebar dibeberapa unit  kerja  dapat  diselesaikan di   BPTPMPM yang memberikan   informasi  kepada masyarakat secara jelas tentang target waktu yang pasti, prosedur yang jelas dan biaya yang transparan. 

Maksud  didirikannya  BPTPM Kabupaten  Sragen  adalah  untuk  menyelenggarakan  pelayanan perizinan   dan   non   perizinan   yang   prima   dan   satu   pintu.   Hal   tersebut   diharapkan   dapat  mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kabupaten Sragen. Adapun prinsip dari pelayanan prima adalah sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993, antara lain: sederhana, jelas, aman, transparan, effisien, ekonomis, adil dan tepat waktu.

Sedangkan tujuan dari pendirian BPTPM antara lain: 1. Mewujudkan pelayanan prima2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur Pemerintah Kabupaten Sragen, 

khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat.3. Mendorong   kelancaran   pemberdayaan   ekonomi   masyarakat,   yang   pada   gilirannya 

masyarakat  dapat   terdorong  untuk   ikut  berpartisipasi   aktif  dalam berbagai   kegiatan pembangunan.

VISI“Unggul dalam Pelayanan”MISIMewujudkan   Pelayanan   Profesional   dan   Kepuasan   Pelanggan,   dengan   langkah   :- Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan-   Meningkatkan   partisipasi   masyarakat   dalam   pembangunan   melalui   perizinan   dan   non perizinan.- Meningkatkan citra aparatur pemerintah dengan memberikan perizinan yang mudah, cepat, aman, transparan, nyaman, ramah dan pasti.-   Meningkatkan   kompetensi   dan   profesionalisme   sumber   daya   manusia   (SDM)   dibidang perizinan dan non perizinan. 

Page 7: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

BANDUNG BARAT

GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADUPembentukan   Badan   Penanaman   Modal   dan   Pelayanan   Perizinan   TerpaduBadan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturah Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi   Lembaga   Teknis   Daerah,   Badan   Penanaman   Modal   dan   Pelayanan   Perizinan Terpadu, berkedudukan sebagai unsur pendukung tugas Bupati dan bertanggung jawab kepada Bupati   melalui   Sekretaris   Daerah   berupa   Pertanggungjawaban   administratif   meliputi penyusunan   kebijakan,   perencanaan,   pelaksanaan,   monitoring,   evaluasi,   dan   pelaporan pelaksanaan tugas lembaga teknis daerah.

Latar Belakang

Penyelenggaraan  Pemerintahan  di  daerah  diatur  dengan  Undang-Undang  Nomor  32  Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah untuk kedua kalinya melalui Undang-Undang  Nomor  12  Tahun  2008   tentang  perubahan  kedua  atas  Undang-Undang  Nomor  32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, tugas utama pemerintah   daerah   adalah   melindungi,   melayani,   memberdayakan   dan   mensejahterakan masyarakat.Pemerintah   (birokrasi)   berperan   sebagai   fasilitator   dan   regulator   yang  menjalankan   fungsi pelayanan   langsung   kepada   masyarakat   (public   services),   melaksanakan   manajemen pembangunan   dan   pelaksanaan   pemerintahan   umum,   diantaranya   menciptakan   dan memelihara ketentraman serta ketertiban.  Beberapa unsur penting dalam pelayanan public, meliputi   organisasi   pemberi   pelayanan   (Pemerintah   Daerah),   masyarakat   atau   organisasi penerima layanan serta tingkat kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan.Pemerintah daerah harus dapat memberi pelayanan publik secara prima yang sesuai dengan keinginan/aspirasi  dan kebutuhan masyarakat,  berdasarkan tatanan pemerintahan yang baik (good   governance).   Prinsip   good   governance   mengandung   3   (tiga)   pilar   utama,   yaitu: Akuntabilitas, Transparansi, Demokrasi dan Partisipasi”. Akuntabilitas artinya penyelenggaraan fungsi-fungsi   pemerintahan   harus   dapat   dipertanggung   jawabkan.   Transparansi   artinya penyelenggaraan   pemerintahan,   pembangunan   dan   kemasyarakatan   harus   memiliki mekanisme yang jelas dan diinformasikan kepada semua pihak/pemangku kepentingan (multi stakeholders).  Demokrasi  dan partisipasi  artinya fungsi  pemerintahan diselenggarakan tanpa mengabaikan   kepentingan   bersama   dengan   mengikutsertakan   masyarakat   dan   pihak swasta/dunia   usaha   sebagai   bagian   dari   pilar   utama   kekuatan   negara.Salah   satu  bidang  pelayanan  yang   sering  menjadi   sorotan  masyarakat  adalah  pelayanan  di bidang administrasi pemerintahan, khususnya administrasi perizinan dan non perizinan. Bidang ini  memiliki  arti penting dalam kegiatan perekonomian dan berdampak pada bidang-bidang pelayanan   lainnya.   Kondisi   pelayanan   perizinan   dan   non   perizinan   yang   kurang   baik   akan berdampak   pada   terganggunya   iklim   investasi/   penyelenggaraan   penanaman   modal   dan aktivitas kegiatan usaha perekonomian masyarakat.

Page 8: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada pasal 151 ayat (1) menyatakan bahwa: ”Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD, yang memuat: visi, misi, tujuan,   strategi,   kebijakan,   program  dan   kegiatan   pembangunan   sesuai   dengan   tugas   dan fungsinya,  berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan bersifat indikatif”

Rencana   Strategis   Badan   Penanaman  Modal   dan   Pelayanan   Perizinan   Terpadu   Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011–2016 merupakan dokumen perencanaan yang menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang memuat secara terinci perencanaan program dan kegiatan tahunan sesuai dengan penganggaran yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Rencana strategis ini menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran dan cara pencapaian tujuan sasaran, meliputi: kebijakan, program dan kegiatan prioritas dan realistis dengan memperhatikan sumber daya yang ada serta mengantisipasi  perkembangan masa mendatang. Rencana strategis menentukan arah yang ingin dicapai organisasi untuk masa yang akan datang dan menjadi dasar pengukuran kinerja atas pelayanan yang diberikan pada masyarakat di bidang penyelenggaraan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu di Kabupaten   Bandung   Barat,   yang   dievaluasi   dalam   Laporan   Akuntabilitas   Kinerja   Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap akhir tahun.

B. Dasar Hukum Penyusunan Rencana Strategis

Rencana   strategis   Badan   Penanaman  Modal   dan   Pelayanan   Perizinan   Terpadu   Kabupaten Bandung   Barat   ini   disusun   berdasarkan:1.  Undang-Undang  Nomor  28  Tahun  1999   tentang  Penyelenggara  Negara   yang  Bersih  dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);2.   Undang-Undang   Nomor   17   Tahun   2003   tentang   Keuangan   Negara   (Lembaran   Negara Republik   Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,  Tambahan Lembaran Negara Republik   Indonesia Nomor 4286);3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah   beberapa   kali,   terakhir   dengan   Undang-Undang   Nomor   12   Tahun   2008   tentang perubahan   atas   Undang-Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang   Pemerintahan   Daerah (Lembaran Negara Republik   Indonesia  Tahun 2008 Nomor 59,  Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat  dan Pemerintahan Daerah  (Lembaran Negara  Republik   Indonesia  Tahun 2004 Nomor 126);

Page 9: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

6. Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4688);7.  Undang-Undang  Nomor  17  Tahun  2007   tentang  Rencana  Pembangunan   Jangka  Panjang Nasional   Tahun   2005-2025   (Lembran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2007   Nomor   33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);8.   Undang-Undang  Nomor   25   Tahun   2007,   tentang   Penanaman  Modal   (Lembaran  Negara Republik   Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,  Tambahan Lembaran Negara Republik   Indonesia Nomor 4724);9.   Undang-Undang   Nomor   25   Tahun   2009,   tentang   Pelayanan   Publik   (Lembaran   Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);10.   Peraturan   Pemerintah   Nomor   58   Tahun   2005   tentang   Pengelolaan   Keuangan   Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578)11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);12.  Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara   Pemerintah,   Pemerintah   Daerah   Provinsi,   dan   Pemerintah   Daerah   Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82);13.   Peraturan   Pemerintah   Nomor   41   Tahun   2007   tentang   Organisasi   Perangkat   Daerah Lembaran  Negara  Republik   Indonesia  Tahun  2007  Nomor  89,  Tambahan  Lembaran  Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4741);14.   Peraturan  Pemerintah  Nomor   8   Tahun  2008   tentang  Tahapan,   Tata  Cara   Penyusunan, Pengendalian   dan   Evaluasi   Pelaksanaan   Rencana   Pembangunan  Daerah   (Lembaran  Negara Republik   Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,  Tambahan Lembaran Negara Republik   Indonesia Nomor 4817);15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009, tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal;16. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;17. Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006, tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi;18.   Intruksi   Presiden   nomor   6   Tahun   2007,   tentang   Kebijakan   Percepatan   Pengembangan Sektor   Riil   dan   Pemberdayaan   Usaha   Mikro,   Kecil   dan   Menengah;19.   Intruksi   Presiden   Nomor   1   Tahun   2010,   tentang   Percepatan   Pelaksanaan   Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 201020.  Peraturan Menteri  Dalam Negeri  Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri  Dalam Negeri  Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;21.   Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor   24   Tahun   2006   Tentang   Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Page 10: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

22. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 11 Tahun 2009, tentang Tata Cara   Pelaksanaan,   Pembinaan,   dan   Pelaporan   Pelayanan   Terpadu   Satu   Pintu   di   Bidang Penanaman Modal;23.  Peraturan  Kepala  Badan Koordinasi  Penanaman Modal  Nomor  12  Tahun 2009,   tentang Pedoman   dan   Tata   Cara   Permohonan   Penanaman   Modal;24. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2009, tentang Tata Cara   Pengendalian   Pelaksanaan   Penanaman   Modal,   sebagaimana   telah   diubah   dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 7 Tahun 2010;25.  Peraturan  Kepala  Badan Koordinasi  Penanaman Modal  Nomor  14  Tahun 2009,   tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik.26.   Peraturan   Daerah   Kabupaten   Bandung   Barat   Nomor   7   Tahun   2008   tentang   Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008 Nomor 7);27. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun   2008   Nomor   10)   sebagaimana   telah   diubah   dengan   Peraturan   Daerah   Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011 Nomor 4);28. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tahapan, Tata Cara   Penyusunan,   Pengendalian   dan   Evaluasi   Pelaksanaan   Rencana   Pembangunan   Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009 Nomor 1);29.   Peraturan  Daerah   Kabupaten   Bandung   Barat   Nomor   3   Tahun   2009,   tentang   Rencana Pembangunan   Jangka  Panjang  Daerah   (RPJPD)  Kabupaten  Bandung  Barat  Tahun 2007-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009 Nomor 3);30.   Peraturan   Daerah   Kabupaten   Bandung   Barat   Nomor   4   Tahun   2009   tentang   Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten   Bandung   Barat   Tahun   2009   Nomor   4);

Maksud dan TujuanMaksud dari Penyusunan Rencana Strategis Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011-2016, adalah untuk:1. Menunjang perwujudan 3 (tiga) agenda Kabupaten Bandung Barat yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagai Daerah Agro Bisnis, Agro Industri dan Agro Wisata Ramah Lingkungan untuk mewujudkan Bandung Barat Cermat;2.   Memberikan   arah   dan   gambaran   yang   jelas   bagi   seluruh   jajaran   pejabat   dan   staf   di lingkungan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu dalam melaksanakan tugas dan pelayanan kepada masyarakat;3.  Mewujudkan sinkronisasi  pembangunan di  daerah khususnya antara target kinerja dalam RPJMD dengan Renstra Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu;4.  Mewujudkan keadaan yang diinginkan dalam kurun waktu  lima tahun mendatang dalam rangka kelanjutan pembangunan jangka panjang sehingga secara bertahap dapat mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten Bandung Barat.

Page 11: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

Tujuan   penyusunan   Rencana   Strategis   Badan   Penanaman  Modal   dan   Pelayanan   Perizinan Terpadu Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011-2016, adalah:1. Sebagai dokumen perencanaan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu jangka waktu menengah (5 tahun) yang akan dipakai sebagai dasar penyusunan program dan kegiatan jangka pendek (1 tahun) sampai dengan tahun 2016 sesuai dengan Tugas, Pokok dan Fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.2. Agar visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan harapan.Rencana   strategis   Badan   Penanaman  Modal   dan  Pelayanan  Perizinan   Terpadu  mempunyai fungsi   yang   sangat   penting   dalam  memberikan   arahan   dan   petunjuk   untuk  melaksanakan pembangunan dan memiliki fungsi, yaitu:

1. Sinergitas dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan.2. Sebagai tolok ukur keberhasilan.3. Sebagai alat untuk meningkatkan daya saing.

Hubungan Dengan Dokumen Perencanaan lainKebijakan operasional di Kabupaten Bandung Barat tidak terlepas dari Visi Kabupaten Bandung Barat “CERMAT”, Bersama Membangun Masyarakat yang Cerdas, Rasional, Maju, Agamis, dan Sehat  Berbasis  Pada  Pangembangan  Kawasan  Agroindustri   dan  Wisata  Ramah  Lingkungan” sebagaimana yang dirumuskan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Barat yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009.Adapun penjabaran dari Visi tersebut, telah dirumuskan 6 (enam) Misi , yaitu:1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang amanah, profesional, efektif, efisien dan ekonomis yang berbasis pada sistem penganggaran yang pro-publik.2.  Meningkatkan kualitas  sumber daya manusia  yang berakhlak,  cerdas,   sehat  dan berdaya saing.3. Memberdayakan perekonomian daerah berbasis ekonomi kerakyatan yang berorientasi pada pengembangan sektor agribisnis dan agro wisata dalam upaya pengentasan kemiskinan.4. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan.5. Meningkatkan kualitas derajat kehidupan masyarakat yang berkeadilan.6.  Modernisasi   desa  melalui  peningkatan   kapasitas  pemerintahan  desa  dan  pemberdayaan masyarakat desaPenyusunan  Rencana   strategis  Badan  Penanaman  Modal   dan  Pelayanan  Perizinan  Terpadu Kabupaten   Bandung   Barat   berpedoman   pada   RPJMD   Kabupaten   Bandung   Barat   dengan mempertimbangkan   kondisi   internal   dan   eksternal   yang  mempengaruhi   terhadap   kebjakan Badan   Penanaman   Modal   dan   Pelayanan   Perizinan   Terpadu   Kabupaten   Bandung   Barat.

Dalam RPJMD Kabupaten  Bandung  Barat,  berkaitan  dengan   tugas  pokok  dan   fungsi  Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu terkait dengan misi RPJM Daerah (2008-2013) sebagai berikut:Misi Kesatu : Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang amanah, profesional, efektif, efisien   dan   ekonomis   yang   berbasis   pada   sistem   penganggaran   yang   pro-publik.

Page 12: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

Misi Kedua : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak, cerdas, sehat dan berdaya saing.Misi   Ketiga   :   Memberdayakan   perekonomian   daerah   berbasis   ekonomi   kerakyatan   yang berorientasi pada pengembangan sektor agribisnis dan agro wisata dalam upaya pengentasan kemiskinan.Misi Keempat : Mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan

GRESIK

Visi:Terwujudnya Kabupaten Gresik sebagai daerah tujuan utama investasi pada tahun 2015. Misi:

1. Mewujudkan peningkatan pelaksanaan kegiatan Badan penanaman Modal & Perizinan yang berkualitas;

2. Mewujudkan pengelolaan sistem informasi dan pengembangan kawasan dalam rangka memberikan pelayanan pada masyarakat dan dunia usaha sebagai upaya peningkatan investasi;

3. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan profesional di bidang penanaman modal dan perizinan;

4. Mewujudkan peningkatan pengendalian pelaksanaan penanaman modal;5. Mewujudkan iklim yang lebih kondusif untuk investasi dengan meningkatkan kerjasama 

dan kemitraan. 

Tugas:Membantu Bupati dalam melaksanaan sebagian tugas pelayanan, fasilitasi dan pembinaan di bidang Penanaman Modal dan Perizinan

Fungsi:1. Penyusunan rencana program dan kegiatan di bidang Penanaman Modal dan Perizinan;2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan;3. Penyusunan dan penetapan kebijakan pengembangan penanaman modal daerah sesuai 

dengan program pembangunan daerah, berkoordinasi dengan pemerintah provinsi;4. Pelaksanaan   pelayanan   perizinan   terkait   dengan   penanaman  modal,  meliputi   Surat 

Persetujuan   Penanaman   Modal   dan/atau   persetujuan   prinsip,   Izin   Peruntukan Penggunaan Tanah, Izin Mendirikan Bangunan,  Izin Gangguan, dan Izin Usaha Tetap;

5. Pelaksanaan   pelayanan   Izin-izin   lain   yang   telah   dilimpahkan   kewenangannya berdasarkan Peraturan Bupati;

6. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi pelayanan penanaman modal dan perijinan;7. Pelaksanaan   pengelolaan   sistem   informasi   penanaman   modal   dan   perizinan   serta 

pengembangan kawasan;8. Pelaksanaan pengendalian usaha dan penanaman modal;9. Pelaksanaan pengembangan iklim investasi daerah;

Page 13: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

10. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi terhadap kerjasama investasi dan pengembangan komunitas dan kemitraan;

11. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi permasalahan penanaman modal dan perizinan;12. Pelaksanaan  monitoring,   evaluasi   dan   pelaporan   pelayanan   penanaman  modal   dan 

perizinan;13. Pelaksanaan   tugas   kedinasan   lain   yang  diberikan  oleh  Bupati   sesuai   dengan  bidang 

tugasnya.

INDRAGIRI HULU

VISI BPMD DAN PPT : "NYAMAN DAN AMAN DALAM BERINVESTASI DAN PENGURUSAN IZIN"

MISI : 1. MENDORONG TERWUJUDNYA IKLIM PENANAMAN MODAL YANG LEBIH KONDUSIF DAN 

MENINGKATKAN PELUANG BERINVESTASI2. MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA3. MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROMOSI DAN KERJASAMA PENANAMAN MODAL4. MENINGKATKAN PROFESIONALISME DAN KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN

SLOGAN: "SENYUM, SALAM, SAPA, SANTUN"

KENDAL

DASAR HUKUM :1. PERDA   KABUPATEN   KENDAL   NOMOR   21   TAHUN   2007   TENTANG   PEMBENTUKAN, 

SUSUNAN   DAN   TUGAS   POKOK   LEMBAGA   TEKNIS   DAERAH   DAN   UNIT   PELAYANAN TERPADU   KABUPATEN   KENDAL   SEBAGAIMANA   TELAH   DIUBAH   DENGAN   PERDA KABUPATEN   KENDAL   NOMOR   8   TAHUN   2010   TENTANG   PERUBAHAN   ATAS   PERDA KABUPATEN KENDAL  NOMOR 21  TAHUN 2007  TENTANG PEMBENTUKAN,  SUSUNAN DAN   TUGAS   POKOK   LEMBAGA   TEKNIS   DAERAH   DAN   UNIT   PELAYANAN   TERPADU KABUPATEN KENDAL;

2. PERATURAN   BUPATI   KENDAL   NOMOR   31   TAHUN   2010   TENTANG   RINCIAN   TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KENDAL

3. PERATURAN   BUPATI   KENDAL   NOMOR   40   TAHUN   2010   TENTANG   PELIMPAHAN KEWENANGAN   BUPATI   KENDAL   DI   BIDANG   PERIZINAN   KEPADA   KEPALA   BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KENDAL

TUGAS POKOK DAN FUNGSI:1. TUGAS POKOK :

Page 14: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

Mengoordinasikan   dan   melaksanakan   kebijakan   Daerah   di   bidang   pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu.

FUNGSI :1. perumusan   kebijakan   teknis   di   bidang  penanaman  modal   dan  perizinan   terpadu  di 

Daerah;2. pengoordinasian penyelenggaraan pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu 

di Daerah;3. pembinaan dan pengendalian pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu di 

Daerah; dan4. pengelolaan keskretariatan Badan

VISI Visi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu adalah : ”Terwujudnya layanan prima penanaman modal dan perizinan menuju Kendal yang berdaya saing investasi”

 MISISejalan dengan visi di atas, maka misi yang diemban oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu adalah :

1. Merencanakan  dan  merumuskan   kebijakan   teknis   dalam   rangka   peningkatan   fungsi institusi  penanaman  modal  dan  perizinan,  penggalian  potensi   sumberdaya   investasi, promosi dan kerjasama serta pengkajian dan pengembangan investasi.

2. Memberikan   layanan,   mengkoordinasikan   dan  memfasilitasi   kegiatan   investasi   dan perizinan bagi semua stakeholder baik dari dalam maupun luar negeri.

3. Menyediakan   data   dan   informasi   yang   cepat,   lengkap   dan   akurat   tentang   potensi, peluang serta layanan investasi dan perizinan.

4. Melaksanakan   pengendalian,   pengawasan,   pelaporan,   monitorting   dan   evaluasi terhadap   segala   hal   guna   perbaikan   dan   perkembangan   investasi   dan   perizinan   di daerah. 

1. TUJUANMencermati visi  dan misi  BPMPT Kabupaten Kendal  tersebut,  maka tujuan yang hendak dicapai yaitu :1. Mewujudkan layanan prima penanaman modal dan perizinan.2. Mewujudkan   Kabupaten   Kendal   sebagai   daerah   tujuan   investasi   yang  menarik   bagi 

upaya  meningkatkan   pertumbuhan   ekonomi   dan   kesejahteraan  masyarakat   (Kendal yang berdaya saing investasi).

Page 15: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

PALEMBANG

Visi dan MisiVisi : Unggul Dalam Pelayanan Investasi Menuju Kota Internasional 

Misi : Membentuk Sistem Informasi Manajeman Pelayanan Untuk Meningkatkan Investasi

PROVINSI KALTIM

Visi BPPMD Kaltim

Visi merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPID) akan diarahkan dan apa yang akan dicapai dalam Rencana Kinerja Tahunan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang, Adapun Visi Badan Promosi dan Investasi Daerah (BPPMD) Kalimantan Timur adalah :

"Investasi PMA/PMDN Sebagai Penunjang UtamaPerekonomian Daerah Menuju Masyarakat Kalimantan Timur Sejahtera".

Visi tersebut diatas merupakan penyesuaian dari visi sebelumnya yaitu "Investasi PMA/PMDN Sebagai Sektor Utama Dalam Menunjang Perekonomian Daerah Kalimantan Timur". Hal ini dilakukan sebagai hasil evaluasi dalam lima tahun terakhit, bahwa investasi PMA/PMDN bukan lagi sebagai penunjang tetapi mampu memainkan peran utama dalam akslerasi perekonomian daerah.

Visi tersebut ditetapkan berdasarkan beberapa kata kunci, dengan penjelasan sebagai berikut :

Investasi PMA/PMDN adalah investasi sektor swasta yang berfasilitas dan tunduk pada UU No. 1 tahun 1967 jo UU No. 11 tahun 1970 tentang PMA, dan UU No. 6 tahun 1968 jo. UU No. 12 tahun 1970 tentang PMDN.

Penunjang Utama mempunyai arti bahwa peranan investasi yang bersumber dari PMDN/PMA memiliki kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah menuju pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Pernyataan tersebut juga berfungsi mendorong motivasi dan kinerja seluruh jajaran organisasi BPID dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya menarik minat investasi maupun melayani investor guna menanamkan modalnya di Kalimantan Timur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 16: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

Perekonomian Daerah adalah suatu kondisi kehidupan ekonomi daerah yang memiliki kemampuan dalam membiayai pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang dicirikan dengan semakin meningkatnya PDRB/APBD.

Masyarakat Kalimantan Timur Sejahtera adalah suatu tatanan kehidupan masyarakat yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, kecakupan, dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan setiap anggota masyarakat Kalimantan Timur dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.

Dalam upaya mewujudkan cita dan citra sebagaimana tertuang dalam visi perlu diterjemahkan dalam misi yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi organisasi.

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terwujud dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan.

Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak lain (stakeholder) yang berkepentingan dapat mengenal instansi Badan Promosi dan Investasi Daerah (BPID) dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa yang akan datang.

Proses perumusan misi organisasi harus memperhatikan masukan dari pihak yang berkepntingan (stakeholder) dan memberikan peluang untuk perubahan sesuai dengan tuntutan lingkungan strategik yang selalu berubah secara dinamis dari waktu ke waktu.

Misi BPPMD Kaltim

Berdasarkan visi yang telah ditetapkan dan dengan memperhatikan evaluasi pelaksanan tugas selama ini maupun masukan dari para stakeholder, maka yang ditetapkan sebagai Misi Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Propinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Pengkajian dan pengembangan Informasi Potensi daerah sebagai bahan utama dalam Promosi Investasi.

2. Menciptakan, menjalin dan meningkatkan kerjasama di bidang investasi.

Page 17: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas promosi potensi sumberdaya daerah di dalam dan luar negri guna menarik minat investasi.

4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan perizinan dan realisasi investasi PMA/PMDN.

5. Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan investasi.

6. Mendorong terwujudnya iklim investasi yang kondusif.

7. Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan teknologi informasi secara terpadu untuk efisiensi dan efektifitas promosi dan pelayanan investasi.

8. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Badan Promosi Dan Investasi Daerah.

9. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Kantor.

Misi sebagaimana dikemukakan di atas selanjutnya dijabarkan dalam kebijakan, program dan kegiatan.

KABUPATEN SAMOSIR

1. Visi : Terwujudnya  pelayanan  perizinan  yang   ramah,  profesional  dan  partisipatif  untuk  mencapai masyarakat yang sejahtera. 2. Misi :

1. Mewujudkan pelayanan perizinan yang transparan dan profesional. 2. Menghasilkan pelayanan perizinan yang bermutu, merata dan terjangkau dalam bentuk 

promotif, preventif dan kuantitatif. 3. Mendorong keaktifan masyarakat untuk pengurusan perizinan. 4. Membangun citra pelayanan dengan memperlakukan pengguna layanan sebagai pusat 

perhatian.3. Input : Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan sarana prasarana yang memadai. 4. Output : Merupakan hasil yang dapat secara langsung akan dicapai melalui Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu adalah izin – izin.5. Outcome : Merupakan hasil yang dapat dicapai dengan dukungan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu adalah kepuasan masyarakat pengguna layanan. 6. Impact (Dampak):

1. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 

Page 18: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

2. Peningkatan citra. 3. Daya tarik investor. 

7. Slogan : ”Kepuasan anda adalah kebahagiaan kami, masyarakat sejahtera dambaan kita bersama”. 8. Kebijakan-kebijakan. Sesuai   Peraturan   Pemerintah  Nomor   41   Tahun   2007   Juncto   Peraturan  Daerah   Kabupaten Samosir  Nomor  21  Tahun 2007 dibentuk  Badan Penanaman Modal  dan Perizinan  Terpadu. Fungsi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (sesuai pasal 15 ayat 3 Perda Nomor 21 Tahun 2007) adalah:

1. Merumuskan kebijakan teknis di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu.2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penanaman 

modal dan perizinan terpadu.3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati Samosir sesuai tugas dan fungsinya. 

Berdasarkan Grand Design, diperlukan kebijakan-kebijakan operasional yaitu: a. Surat Keputusan (SK) Bupati Samosir tentang tugas dan fungsi BPMPT. b. Kesepakatan dan diskusi semua SKPD yang terkait dengan perizinan. Tanggal   18  Maret   2008  diadakan   rapat   semua   SKPD   yang  dipimpin   oleh  Bapak   Sekretaris Daerah   Kabupaten   Samosir.   Dalam   rapat   tersebut   Kepala   Badan   Penanaman  Modal   dan Perizinan Terpadu memaparkan paparan dengan judul “Deskripsi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu” (terlampir). Hasil rapat tersebut (terlampir notulen): 

Sistem pelayanan perizinan yang dipilih/ diterapkan adalah Sistem Pelayanan Satu Pintu (One  Door   Service)   dengan  memasukkan  unsur-unsur  One   Stop   Service,   dalam  arti dibentuk   staf   teknis   dengan   SK  Bupati  dan   staf   teknis   inilah   yang  menandatangani rekomendasi. 

Semua jenis perizinan dilimpahkan ke Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu.  SKPD memberikan semua berkas-berkas perizinan beserta persyaratannya.  Tim teknis akan dibentuk dari SKPD untuk mengemban tugas teknis.

1) Peraturan Bupati Samosir tentang Standard Pelayanan Minimal.

2) Keputusan Bupati Samosir tentang Pelimpahan Kewenangan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu.

3) Keputusan Bupati Samosir tentang Pembentukan Tim Teknis Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu.

4) Peraturan Bupati Samosir tentang Standard Operating Procedure (SOP).

5) Melakukan Studi Banding ke Kabupaten Solok, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Sragen (terlampir)

Page 19: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

9. Prinsip – Prinsip Pelayanan 1. Efisien dan Efektif. Efisien adalah sebagai perbandingan yang terbaik antara input dan 

output apabila suatu output dapat dicapai dengan input yang minimal. Efisiensi dalam pelayanan   publik   dapat   dilihat   dari   perspektif   pemberi   layanan  maupun   pengguna layanan.  Perspektif  pemberi   layanan harus  mengusahakan harga  layanan murah dan tidak   terjadi   pemborosan   sumber   daya   publik   sedangkan   dari   perspektif   pengguna layanan   pelayanan   publik   dengan   biaya   murah   dan   waktu   singkat.   Efektif   adalah tecapainya Tujuan dan sasaran dengan baik sesuai yang di harapkan oleh pelanggan. 

2. Responsif.  Kemampuan   untuk   mengidentifikasi   kebutuhan   masyarakat,   menyusun prioritas   kebutuhan  dan  menyumbangkannya  kedalam berbagai  program pelayanan. Responsivitas mengukur daya tangkap terhadap karakter, keinginan dan aspirasi serta tuntutan warga masyarakat. 

3. Non Partisan. Memperlakukan pengguna layanan secara adil tanpa membeda-bedakan berdasarkan status sosial ekonomi, kesukuan, etnik, agama, kepartaian, dan sebagainya. Penyelenggara  pelayan  harus   berdasarkan   azas   equal   before   the   law   (kesamaan  di hadapan hukum). 

10. Pendekatan Dalam Pelayanan. 1. Know Your Customers (KYC). Suatu prinsip kehati-hatian seperti yang diterapkan dalam 

dunia   perbankan   sebelum   melakukan   transaksi   Birokrasi   publik   harus   mengenali kebutuhan dan kepentingan pelanggan sebelum memutuskan jenis pelayanan yang akan diberikan untuk mengetahui keinginan, kebutuhan dan kepentingan pengguna layanan, harus mendekatkan diri ke pelanggan. 

2. Citizens Charter (Kontrak Pelayanan).  Standar pelayanan yang ditetapkan berdasarkan aspirasi pelanggan dan birokrasi berjanji untuk memenuhinya. Pelanggan menjadi pusat perhatian kontrak pelayanan hak dan kewajiban pengguna maupun penyedia layanan disepakati, didefinisikan dan diatur secara jelas. 

3. Pelayanan yang berfokus pada Customer (Pelanggan). Fokus utama perbaikan pelayanan publik   yang  dilakukan  oleh  Pemerintah  dengan  menyusun   standar  pelayanan  untuk menjamin kualitas pelayanan prima terhadap customer kepuasan pelayanan publik. 

4. Masyarakat sebagai owner (bukan dipandang sebagai customer). Masyarakat dianggap sebagai warga Negara yang memiliki posisi penting. 

11. Sumber Daya Manusia. Kriteria Yang Dibutuhkan 

1. Customer Oriented. 2. Memiliki keahlian teknis sesuai dengan bidangnya. 3. Memiliki kedisplinan dan integritas yang tinggi. 4. Memiliki keahlian pendukung yang relevan, terutama yang menguasai komputer. 5. Memiliki potensi untuk pengembangan kompetensi. 6. Minimal D.III. 

BATAM

Page 20: Visi Dan Misi Beberapa Bpmp Di Indonesia

Penetapan Visi Badan Penanaman Modal Kota Batam didasarkan atas pernyataan komitmen untuk   kejelasan   gambaran   arah   masa   depan   apa   yang   akan   diwujudkan   pada   Badan Penanaman Modal. Harapan ini akan membawa motivasi dalam apresiasi kinerja. Pencapaian yang   didapat   adalah   sebagai   perwujudan   dari  maksud,   tujuan   yang   diyakini   bersama   dari pelaksana tata organisasi.

Misi I : Menciptakan Iklim Investasi yang Lebih KondusifDalam Rangka  menciptakan  situasi  yang   lebih  kondusif  untuk  peningkatan   investasi,  Badan Penanaman Modal (BPM) Kota Batam diharapkan dapat melaksanakan kerjasama/koordinasi secara kontiniu dengan komponen terkait agar terbentuk 6 (enam) hal menarik minat investor, yaitu adanya :

Kepastian Kebijakan Kepastian Hukum Kebijakan yang Pro Bisnis Kondisi yang Tenang Keamanan Investasi Kemudahan Berinvestasi

 Misi II : Menciptakan Hubungan Kerjasama Yang Luas Dengan Dunia Usaha Baik Dalam Maupun Luar NegeriUntuk  menciptakan   hubungan   kerjasama   yang   lebih   luas   dengan   dunia   usaha   baik   dalam maupun   luar   negeri,   Badan   Penanaman  Modal   (BPM)   Kota   Batam   secara   rutin  menjalin hubungan dengan dunia usaha dalam dan luar negeri.Misi III : Meningkatkan Kegiatan Promosi Yang Lebih Profesional Untuk Menarik InvestorDalam rangka kegiatan promosi yang professional untuk menarik investor, Badan Penanaman Modal (BPM) Kota Batam ikut serta dalam event-event pameran. Misi IV : Meningkatkan Mutu Pelayanan Investasi di Kota Batam Untuk meningkatkan mutu pelayanan investasi di Kota Batam, Badan Penanaman Modal (BPM) Kota Batam berupaya menyediakan sarana dan prasarana pelayanan yang optimal untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih singkat dan mudah.