Visi Dan Misi

21
Vi si da n Mi si VISI Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. MISI Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan pemilihan umum; Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab; Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang bersih, efisien dan efektif. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis. TATA CARA SELEKSI DAN PENETAPAN KEANGGOTAAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA I. PENGERTIAN UMUM 1. Undang-undang adalah Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 2. KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yang merupakan bagian dari Komisi Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) Undang-undang. II. JUMLAH ANGGOTA KPU PROVINSI DAN KPU KABUPATEN/KOTA 1. Jumlah Anggota KPU Provinsi sebanyak 5 (lima) orang. 2. Jumlah Anggota KPU Kabupaten/Kota sebanyak 5 (lima) orang. III. SYARAT ANGGOTA KPU PROVINSI DAN KPU KABUPATEN/KOTA Syarat untuk menjadi Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah: 1. warga negara Republik Indonesia; 2. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita- cita Proklamasi 17 Agustus 1945; 3. mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan adil; 4. mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya Pemilu, tegaknya demokrasi dan keadilan; 5. memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem kepartaian, sistem pemilihan umum, sistem perwakilan rakyat, serta memiliki kemampuan kepemimpinan; 6. berhak memilih dan dipilih; 7. berdomisili dalam wilayah Provinsi atau Kabupaten/Kota yang bersangkutan yang dibuktikan dengan KTP; 8. sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari rumah sakit; 9. tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik; 10. tidak pernah dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; 11. tidak sedang menduduki jabatan politik, jabatan struktural, dan jabatan fungsional dalam jabatan negeri; 12. bersedia bekerja sepenuh waktu. IV. PENGAJUAN CALON ANGGOTA KPU PROVINSI DAN KPU KABUPATEN/ KOTA 1. Calon Anggota KPU Provinsi diusulkan oleh Gubernur untuk mendapat persetujuan KPU.

Transcript of Visi Dan Misi

Page 1: Visi Dan Misi

Visi dan Misi

VISITerwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

MISIMembangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan pemilihan umum;Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab;Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang bersih, efisien dan efektif.Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

TATA CARA SELEKSI DAN PENETAPANKEANGGOTAAN KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA I. PENGERTIAN UMUM 1. Undang-undang adalah Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 2. KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yang merupakan bagian dari Komisi Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) Undang-undang. II. JUMLAH ANGGOTA KPU PROVINSI DAN KPU KABUPATEN/KOTA 1. Jumlah Anggota KPU Provinsi sebanyak 5 (lima) orang. 2. Jumlah Anggota KPU Kabupaten/Kota sebanyak 5 (lima) orang. III. SYARAT ANGGOTA KPU PROVINSI DAN KPU KABUPATEN/KOTA Syarat untuk menjadi Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah: 1. warga negara Republik Indonesia; 2. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945; 3. mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan adil; 4. mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya Pemilu, tegaknya demokrasi dan keadilan; 5. memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem kepartaian, sistem pemilihan umum, sistem perwakilan rakyat, serta memiliki kemampuan kepemimpinan; 6. berhak memilih dan dipilih; 7. berdomisili dalam wilayah Provinsi atau Kabupaten/Kota yang bersangkutan yang dibuktikan dengan KTP; 8. sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari rumah sakit;

9. tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik; 10. tidak pernah dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; 11. tidak sedang menduduki jabatan politik, jabatan struktural, dan jabatan fungsional dalam jabatan negeri; 12. bersedia bekerja sepenuh waktu. IV. PENGAJUAN CALON ANGGOTA KPU PROVINSI DAN KPU KABUPATEN/ KOTA 1. Calon Anggota KPU Provinsi diusulkan oleh Gubernur untuk mendapat persetujuan KPU. 2. Calon Anggota KPU Kabupaten/Kota diusulkan oleh Bupati/Walikota untuk mendapat persetujuan KPU Provinsi. 3. Jumlah Calon Anggota KPU Provinsi dan Calon Anggota KPU Kabupaten/Kota yang diusulkan sebanyak 10 (sepuluh) orang. V. MEKANISME SELEKSI CALON ANGGOTA KPU PROVINSI DAN KPU KABUPATEN/KOTA Mekanisme seleksi pengusulan Calon Anggota KPU Provinsi oleh Gubernur dan Calon Anggota KPU Kabupaten/Kota oleh Bupati/Walikota melalui tahap kegiatan sebagai berikut : 1. Gubernur membentuk Tim Seleksi Calon Anggota KPU Provinsi yang bersifat independen dengan jumlah Anggota Tim sebanyak 5 (lima) orang dan seorang Sekretaris Tim dengan komposisi : a. Seorang Ketua dari unsur tokoh masyarakat merangkap Anggota;b. Seorang Wakil Ketua dari unsur Pemerintah Daerah merangkap Anggota;c. 3 (tiga) orang anggota dari unsur masyarakat seperti akademisi, organisasi profesi, dan tokoh masyarakat;d. Sekretaris Perwakilan Sekretariat Umum KPU Provinsi karena jabatannya sebagai Sekretaris bukan anggota. 2. Bupati/Walikota membentuk Tim Seleksi Calon Anggota KPU Kabupaten/Kota yang bersifat independen dengan jumlah Anggota Tim sebanyak 5 (lima) orang dan seorang Sekretaris Tim dengan komposisi : a. Seorang Ketua dari unsur tokoh masyarakat merangkap Anggota;b. Seorang Wakil Ketua dari unsur Pemerintah Daerah merangkap Anggota;c. 3 (tiga) orang anggota dari unsur masyarakat seperti akademisi, organisasi profesi, dan tokoh masyarakat;d. Sekretaris Perwakilan Sekretariat Umum KPU Kabupaten/Kota karena jabatannya sebagai Sekretaris bukan anggota. 3. Anggota Tim seleksi sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2, tidak dibenarkan untuk menjadi calon Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota. 4. Tugas Tim Seleksi calon Anggota KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota : a. Mengumumkan kepada masyarakat mengenai pengisian calon Anggota KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota;b. Membuka dan menerima pendaftaran calon;c. Meneliti berkas syarat calon;d. Mengumumkan calon Anggota KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota yang memenuhi persyaratan administratif kepada masyarakat;e. Menampung dan menindaklanjuti tanggapan masyarakat ;f. Melakukan wawancara dengan calon;g. Memilih 10 (sepuluh) orang calon yang dituangkan dalam Berita Acara; 5. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf g, Tim Seleksi memperhatikan aspirasi masyarakat, antara lain usul dari organisasi kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perguruan tinggi, organisasi profesi, atau organisasi lain yang diakui keberadaannya sebagai badan hukum serta telah menjalankan kegiatan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) bulan

Page 2: Visi Dan Misi

terakhir serta dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen). 6. Tim Seleksi calon Anggota KPU Provinsi menyampaikan daftar 10 (sepuluh) orang calon yang disusun menurut urutan abjad kepada Gubernur. 7. Tim Seleksi calon Anggota KPU Kabupaten/Kota menyampaikan daftar 10 (sepuluh) orang calon yang disusun menurut urutan abjad kepada Bupati/Walikota. 8. Gubernur menyampaikan usul calon sebagaimana dimaksud pada angka 6 beserta kelengkapan administrasi syarat calon kepada KPU untuk mendapatkan persetujuan sebanyak 5 (lima) orang. 9. Bupati/Walikota menyampaikan usul calon sebagaimana dimaksud pada angka 7 beserta kelengkapan administrasi syarat calon kepada KPU Provinsi untuk mendapatkan persetujuan sebanyak 5 (lima) orang. Selanjutnya KPU Provinsi menyampaikan 5 (lima) orang kepada KPU untuk ditetapkan sebagai anggota KPU Kabupaten/Kota. VI. PERSETUJUAN DAN PENETAPAN ANGGOTA KPU PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA 1. Persetujuan KPU terhadap Anggota KPU Provinsi dilakukan dengan cara uji kepatutan dan kelayakan. 2. Persetujuan KPU Provinsi terhadap Anggota KPU Kabupaten/Kota dilakukan dengan cara uji kepatutan dan kelayakan. 3. Uji kepatutan dan kelayakan dilakukan dengan wawancara/tatap muka. 4. Dalam mengambil keputusan, KPU dapat mendengar pendapat dan saran Pimpinan DPRD Provinsi dan KPU Provinsi dapat mendengar pendapat dan saran Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota. 5. Waktu, tempat dan teknis pelaksanaan wawancara/tatap muka ditentukan kemudian oleh KPU dan KPU Provinsi. 6. Penetapan Anggota KPU Provinsi dan Anggota KPU Kabupaten/Kota dilakukan oleh KPU. 7. Pelantikan dan pengucapan sumpah/janji Anggota KPU Provinsi oleh KPU dilaksanakan di Jakarta. 8. Pelantikan dan pengucapan sumpah/janji Anggota KPU Kabupaten/Kota oleh KPU Provinsi dilaksanakan di Ibukota Provinsi. VII. KELENGKAPAN ADMINISTRASI DAN JADWAL KEGIATAN SELEKSI CALON ANGGOTA KPU PROVINSI DAN KPU KABUPATEN/KOTA 1. Untuk pemenuhan ketentuan syarat Calon Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menggunakan formulir surat pernyataan dan surat keterangan sebagaimana contoh terlampir pada Keputusan ini. 2. Jadwal Seleksi dan Penetapan Keanggotaan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sebagaimana terlampir pada Keputusan ini. VIII. ANGGARAN Biaya pelaksanaan seleksi dan penetapan keanggotaan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dibebankan kepada Anggaran KPU.

http://afatih.wordpress.com/2008/01/22/downloads/

APA ITU KPU ? Komisi Pemilihan Umum atau KPU adalah Lembaga Penyelenggara Pemilihan Umum(Pemilu)yang bersifat Nasional,Tetap dan Mandiri

Komisi Pemilihan Umum Propinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota,selanjutnya di sebut KPU Propinsi Dan KPU Kabupaten/Kota,adalah penyelenggara Pemilu di Propinsi dan Kabupaten/Kota

(Ketentuan Umum Pasal I(6,7)UU Penyelenggara Pemilu/UU RI No.22 Tahun 2007)

PROFIL KOMISI PEMILIHAN UMUM

Secara institusional, KPU yang ada sekarang merupakan KPU ketiga

yang dibentuk setelah Pemilu demokratis sejak reformasi 1998. KPU pertama (1999-2001) dibentuk dengan Keppres No 16 Tahun 1999 yang berisikan 53 orang anggota yang berasal dari unsur pemerintah dan Partai Politik dan dilantik oleh Presiden BJ Habibie. KPU kedua (2001-2007) dibentuk dengan Keppres No 10 Tahun 2001 yang berisikan 11 orang anggota yang berasal dari unsur akademis dan LSM dan dilantik oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 11 April 2001. KPU ketiga (2007-2012) dibentuk berdasarkan Keppres No 101/P/2007 yang berisikan 7 orang anggota yang berasal dari anggota KPU Provinsi, akademisi, peneliti dan birokrat dilantik tanggal 23 Oktober 2007 minus Syamsulbahri yang urung dilantik Presiden karena masalah hukum

Untuk menghadapi pelaksanaan Pemilihan Umum 2009, image KPU harus diubah sehingga KPU dapat berfungsi secara efektif dan mampu memfasilitasi pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil. Terlaksananya Pemilu yang jujur dan adil tersebut merupakan faktor penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih berkualitas, dan mampu menyuarakan aspirasi rakyat. Sebagai anggota KPU, integritas moral sebagai pelaksana pemilu sangat penting, selain menjadi motor penggerak KPU juga membuat KPU lebih kredibel di mata masyarakat karena didukung oleh personal yang jujur dan adil.

Tepat 3 (tiga) tahun setelah berakhirnya penyelenggaraan Pemilu 2004, muncul pemikiran di kalangan pemerintah dan DPR untuk meningkatkan kualitas pemilihan umum, salah satunya kualitas penyelenggara Pemilu. Sebagai penyelenggara pemilu, KPU dituntut independen dan non-partisan.

Untuk itu atas usul insiatif DPR-RI menyusun dan bersama pemerintah mensyahkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu. Sebelumnya keberadaan penyelenggara Pemilu terdapat dalam Pasal 22-E Undang-undang Dasar Tahun 1945 dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu diatur mengenai penyelenggara Pemilihan Umum yang dilaksanakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sifat nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara Pemilihan Umum mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sifat mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum bebas dari pengaruh pihak mana pun.

Perubahan penting dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, meliputi pengaturan mengenai lembaga penyelenggara Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden; serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang sebelumnya diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan kemudian disempurnakan dalam 1 (satu) undang-undang secara lebih komprehensif.

Dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu diatur mengenai KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum yang permanen dan Bawaslu sebagai lembaga pengawas Pemilu. KPU dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta dalam hal penyelenggaraan seluruh tahapan pemilihan umum dan tugas lainnya. KPU memberikan laporan Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu juga mengatur kedudukan panitia pemilihan yang meliputi PPK, PPS, KPPS dan PPLN serta KPPSLN yang merupakan penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat ad hoc. Panitia tersebut mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum dalam rangka mengawal terwujudnya Pemilihan Umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Dalam rangka mewujudkan KPU dan Bawaslu yang memiliki integritas dan kredibilitas sebagai Penyelenggara Pemilu, disusun dan ditetapkan Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Agar Kode Etik Penyelenggara Pemilu dapat diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum, dibentuk Dewan Kehormatan KPU, KPU Provinsi, dan Bawaslu.

Di dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR,

Page 3: Visi Dan Misi

DPD dan DPRD, jumlah anggota KPU adalah 11 orang. Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, jumlah anggota KPU berkurang menjadi 7 orang.

Pengurangan jumlah anggota KPU dari 11 orang menjadi 7 orang tidak mengubah secara mendasar pembagian tugas, fungsi, wewenang dan kewajiban KPU dalam merencanakan dan melaksanakan tahap-tahap, jadwal dan mekanisme Pemilu DPR, DPD, DPRD, Pemilu Presiden/Wakil Presiden dan Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah.

Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, komposisi keanggotaan KPU harus memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen). Masa keanggotaan KPU 5 (lima) tahun terhitung sejak pengucapan sumpah/janji.

Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas : mandiri; jujur; adil; kepastian hukum; tertib penyelenggara Pemilu; kepentingan umum; keterbukaan; proporsionalitas; profesionalitas; akuntabilitas; efisiensi dan efektivitas.

Cara pemilihan calon anggota KPU-menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu-adalah Presiden membentuk Panitia Tim Seleksi calon anggota KPU tanggal 25 Mei 2007 yang terdiri dari lima orang yang membantu Presiden menetapkan calon anggota KPU yang kemudian diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengikuti fit and proper test. Sesuai dengan bunyi Pasal 13 ayat (3) Undang-undang N0 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, Tim Seleksi Calon Anggota KPU pada tanggal 9 Juli 2007 telah menerima 545 orang pendaftar yang berminat menjadi calon anggota KPU. Dari 545 orang pendaftar, 270 orang lolos seleksi administratif untuk mengikuti tes tertulis. Dari 270 orang calon yang lolos tes administratif, 45 orang bakal calon anggota KPU lolos tes tertulis dan rekam jejak yang diumumkan tanggal 31 Juli 2007.

Ada 7 (tujuh) tugas berat Pemilu 2009 menanti anggota KPU yaitu :1. Merencanakan program, anggaran serta menetapkan jadwal Pemilu;

2. Penyesuaian struktur organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal KPU paling lambat 3 bulan sejak pelantikan anggota KPU; 3. Mempersiapkan pembentukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) paling lambat 5 (lima) bulan setelah pelantikan anggota KPU;4. Bersama-sama Bawaslu menyiapkan kode etik, paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Bawaslu terbentuk;5. Memverifikasi secara administratif dan faktual serta menetapkan peserta Pemilu;6. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan dan menetapkannya sebagai daftar pemilih tetap;7. Menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan barang dan jasa Pemilu.

PEMILU DPR, DPD, DPRD, PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2004 Pemilu 2004 menganut sitem Pemilu proporsional terbuka di mana beberapa kursi diperebutkan dalam suatu daerah pemilihan. Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proporsional dengan daftar calon terbuka. Cara ini belum pernah diterapkan pada pemilu-pemilu sebelumnya, walaupun secara teknis tidak jauh berbeda. Dalam sistem ini hak suara pemilih terwakili secara proporsional karena di dalam surat suara tercantum nama Parpol dan nama calon.

Pemilu 2004 didasarkan atas Undang-undang No 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD dan Undang-undang No 23 Tahun 2003 Tentang Pemilu. Presiden dan Wakil Presiden. Pemilu 2004 berbeda dengan Pemilu 1999. Pertama, pada Pemilu 2004 anggota Parlemen (DPR, DPD dan DPRD), Presiden/Wakil Presiden dipilih secara langsung. Kedua, ada lembaga baru yang bernama DPD (Dewan Perwakilan Daerah) yang calonnya berasal dari tiap Provinsi sehingga tiap provinsi mempunyai wakil (senator seperti di AS) di Parlemen. Ketiga, untuk pertama kali dalam sejarah, sistem Pemilu Indonesia menerapkan daerah pemilihan (area election). Keempat, surat suara yang sangat variatif antara lain surat suara DPR, DPD, DPRD, dan Presiden/Wakil Presiden.

Dalam penyelenggaraan Pemilu, KPU bekerja berdasarkan tahapan jadwal Pemilu Legislatif dan tahapan jadwal Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Tahapan pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2004 berdasarkan jadwal yang dikeluarkan KPU sepeti pendaftaran Pemilih dan Pendaftaran Pen¬duduk Berkelanjutan, Pe¬metaan daerah pemilihan dan penetapan jumlah kursi DPR dan DPRD,

pencalonan anggota Dewan Perwakilan Daerah DPR, DPD, DPRD, penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT), proses pendaftaran, verifikasi, dan penetap¬an partai politik peserta Pemilu 2004 dan kampanye peserta Pemilu.

Pelaksanaan Pemilu yang obyektif telah diselenggarakan oleh KPU secara independen dalam rangka menghasilkan wakil rakyat terbaik. Hasil Pemilu 2004 menunjukkan dari seluruh pemilih yang terdaftar sebanyak 145 juta jiwa, jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 124.420.339 jiwa (voters turnout 84%). Sedangkan warganegara yang tidak menggunakan hak pilihnya 25.580.030 (16%). Suara sah sebanyak 113.462.414 jiwa sedangkan suara tidak sah 10.957.925 jiwa. Dari 24 Parpol peserta Pemilu, hanya 16 Parpol yang berhasil meraih kursi di Parlemen. Dari 16 Parpol peraih kursi di Parlemen muncul 6 Parpol peraih kursi terbesar yaitu Partai Golkar (121 kursi), PDIP (109 kursi), PPP (58 kursi), Partai Amanat Nasional (57 kursi), Partai Demokrat (56 kursi), Partai Kebangkitan Bangsa (52 kursi) dan Partai Keadilan Sejahtera ( 45 kursi).

Untuk mengawasi jalannya Pemilu, dibentuk Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) berkedudukan di ibukota Republik Indonesia.Di samping Panwaslu ada juga pemantau pemilu baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pemantau Pemilu dari dalam negeri mempunyai struktur organisasi berjenjang dari pusat hingga ke daerah yang akre¬ditasinya diberikan oleh KPU. Secara keseluruhan terdapat 112 lembaga pemantau Pemilu yang mendaftar untuk berpartisipasi sebagai pemantau, dengan rincian 90 berasal dari Pemantau dalam negeri dan 22 berasal dari Pemantau luar negeri yang lulus akreditasi dan mendapat sertifikat sebagai Pemantau Pemilu 2004.

Di tengah sempitnya waktu, Komisi Pemilihan Umum (KPU mampu menyelenggarakan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden /Wakil Presiden. Setelah Pemilu Legislatif pada tanggal 5 April 2004, KPU menyelenggarakan Pemilu Presiden /Wakil Presiden dalam dua putaran. Pemilu Presiden /Wakil Presiden putaran pertama berlangsung 5 Juli 2004. Sedangkan Pemilu Presiden/Wakil Presiden putaran kedua berlangsung 20 September 2004. KPU mampu menyelenggarakan 3 (tiga) kali Pemilu yang diikuti 150 juta pemilih dengan pengadaan logsitik yang sangat kompleks karena harus didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.

Inilah untuk pertama kalinya rakyat Indonesia memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Selama 32 tahun Presiden/Wakil Presiden dipilih oleh Parlemen (MPR). Pada Pemilu Presiden/Wakil Presiden putaran pertama maju 5 (lima) pasangan calon Presiden/Wakil Presiden yaitu pasangan calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla, pasangan Amien Rais–Siswono Yudho Husodo, pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, pasangan Wiranto Solahuddin Wahid dan pasangan Hamzah Haz-Agum Gumelar.

Dari hasil Pemilu Presiden/Wakil Presiden putaran pertama, terdapat dua pasangan Presiden/Wakil Presiden yang memperoleh suara terbanyak yaitu pasangan Presiden/Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Yusuf Kalla, dan pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi. Akhirnya yang terpilih menjadi Presiden/Wakil Presiden periode 2004-2009 adalah pasangan calon Presiden/Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Yusuf Kalla. Pasangan Calon Presiden/Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Yusuf Kalla memperoleh 69.266.350 suara sedangkan pasangan calon Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi memperoleh 44.900.704 suara.

Berkenaan dengan tingginya kinerja KPU dalam Pemilu 2004 itu, banyak pihak yang memuji atas keberhasilannya melaksanakan Pemilu 2004, yang bisa menjadi contoh kuat dan positif bagi Indonesia dan bagi demokrasi yang sedang marak di seluruh dunia. Pemilu tersebut menjadi contoh yang baik tentang demokrasi di Asia. Bahkan masyarakat internasional terutama Uni Eropa yang bermarkas di Brussels, menilai Pemilu yang baru berlangsung tersebut merupakan tonggak bersejarah dalam transisi demokrasi di Indonesia.

Pemerintah AS juga memuji rakyat Indonesia atas keberhasilan melewati masa transisi menuju demokrasi secara mengesankan. Indonesia juga telah sukses menyelesaikan tahapan-tahapan Pemilu tahun 2004 ini, mulai dari Pemilu Legislatif April lalu, kemudian Pilpres putaran pertama Juli, hingga Pilpres putaran terakhir 20 September lalu dengan damai. Pelaksanaan Pemilihan Umum 2004 di Indonesia itu membuka mata dunia bahwa demokrasi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia. Selain sebagai negara Muslim terbesar di dunia dan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Pemilu di Indonesia juga harus melakukan pemilihan terhadap ribuan calon legislatif dan menyelenggarakan pemilihan Presiden dan Wakil

Page 4: Visi Dan Misi

Presiden secara langsung.

Pelaksanaan Pemilihan Umum 2004 di Indonesia itu membuka mata dunia bahwa Islam dan demokrasi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia. Seperti halnya pemerintah Amerika Serikat dan pemantau Pemilu Uni Eropa untuk Indonesia, The Carter Center pun memuji pelaksanaan Pemilu di Indonesia yang jujur, bersih, demokratis dan tenang, Pemilu dilaksanakan secara transparan dan jujur.

Meskipun Pemilu 2004 yang dilaksanakan oleh KPU ini masih banyak kekurangan di sana-sini, sebagaimana dilaporkan dalam temuan-temuan para pemantau Pemilu dari dalam dan luar negeri, namun sejauh kekurangan tersebut tidak signifikan dan tidak terlalu prinsipil maka pujian dan ucapan selamat dari berbagai pihak kepada bangsa Indonesia merupakan cermin dari keberhasilan KPU dan bangsa Indonesia secara umum.SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI PEMILIHAN UMUM

KPU mempunyai tugas, wewenang dan kewajiban untuk mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan Pemilu DPR, DPD dan DPRD, Pemilu Presiden/Wakil Presiden serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Termasuk merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal; menyusun dan menetapkan tata kerja KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN serta menyusun dan menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk tiap-tiap tahapan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Guna mendukung tercapainya sasaran tersebut anggota KPU dibantu oleh sebuah Sekretariat Jenderal KPU yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal KPU dan Wakil Sekretaris Jenderal KPU yang secara teknis operasional bertanggung jawab kepada KPU. Sekretaris Jenderal KPU dan Wakil Sekretaris Jenderal KPU mengkoordinasikan 7 (tujuh) Biro di lingkungan Setjen KPU.

Untuk mengelola administrasi keuangan serta pengadaan barang dan jasa berdasarkan peraturan perundang-undangan, pimpinan KPU membentuk alat kelengkapan berupa divisi-divisi dan Ada pula Koordinator Wilayah (Korwil) yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan.

SEJARAH PEMILU Pemilu Dalam Sejarah

Sejak kemerdekaan tahun 1945, Indonesia telah melewati berbagai macam pemilu. Berikut adalah pemilu - pemilu yang pernah dilaksanakan di Indonesia.• Pemilu 1955 • Pemilu 1971 • Pemilu 1977 - 1997 • Pemilu 1999

Pemilu 1955

Pemilu 1955.Ini merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Kalau dikatakan pemilu merupakan syarat minimal bagi adanya demokrasi, apakah berarti selama 10 tahun itu Indonesia benar-benar tidak demokratis? Tidak mudah juga menjawab pertanyaan tersebut. Yang jelas, sebetulnya sekitar tiga bulan setelah kemerdekaan dipro-klamasikan oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945, pemerin-tah waktu itu sudah menyatakan keinginannya untuk bisa menyele-nggarakan pemilu pada awal tahun 1946. Hal itu dicantumkan dalam Maklumat X, atau Maklumat Wakil Presiden Mohammad Hatta tanggal 3 Nopember 1945, yang berisi anjuran tentang pembentukan par-tai-partai politik. Maklumat tersebut menyebutkan, pemilu untuk me-milih anggota DPR dan MPR akan diselenggarakan bulan Januari 1946. Kalau kemudian ternyata pemilu pertama tersebut baru terselenggara hampir sepuluh tahun setelah kemudian tentu bukan tanpa sebab.Tetapi, berbeda dengan tujuan yang dimaksudkan oleh Maklumat X, pemilu 1955 dilakukan dua kali. Yang pertama, pada 29 September 1955 untuk memlih anggota-anggota DPR. Yang kedua, 15 Desember 1955 untuk memilih anggota-anggota Dewan Konstituante. Dalam Maklumat X hanya disebutkan bahwa pemilu yang akan diadakan Januari 1946 adalah untuk memilih angota DPR dan MPR, tidak ada Konstituante.Keterlambatan dan “penyimpangan” tersebut bukan tanpa sebab pula. Ada kendala yang bersumber dari dalam negeri dan ada pula yang berasal dari faktor luar negeri. Sumber penyebab dari dalam antara lain ketidaksiapan pemerintah menyelenggarakan pemilu, baik karena belum tersedianya perangkat perundang-undangan untuk mengatur penyelenggaraan pemilu maupun akibat rendahnya stabilitas

keamanan negara. Dan yang tidak kalah pentingnya, penyebab dari dalam itu adalah sikap pemerintah yang enggan menyelenggarakan perkisaran (sirkulasi) kekuasaan secara teratur dan kompetitif. Penyebab dari luar antara lain serbuan kekuatan asing yang mengharuskan negara ini terlibat peperangan.

Tidak terlaksananya pemilu pertama pada bulan Januari 1946 seperti yang diamanatkan oleh Maklumat 3 Nopember 1945, paling tidak disebabkan 2 (dua) hal : 1. Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu; 2. Belum stabilnya kondisi keamanan negara akibat konflik internal antar kekuatan politik yang ada pada waktu itu, apalagi pada saat yang sama gangguan dari luar juga masih mengancam. Dengan kata lain para pemimpin lebih disibukkan oleh urusan konsolidasi.

Namun, tidaklah berarti bahwa selama masa konsolidasi kekuatan bangsa dan perjuangan mengusir penjajah itu, pemerintah kemudian tidak berniat untuk menyelenggarakan pemilu. Ada indikasi kuat bahwa pemerintah punya keinginan politik untuk menyelengga-rakan pemilu. Misalnya adalah dibentuknya UU No. UU No 27 tahun 1948 tentang Pemilu, yang kemudian diubah dengan UU No. 12 tahun 1949 tentang Pemilu. Di dalam UU No 12/1949 diamanatkan bahwa pemilihan umum yang akan dilakukan adalah bertingkat (tidak langsung).

Sifat pemilihan tidak langsung ini didasarkan pada alasan bahwa mayoritas warganegara Indonesia pada waktu itu masih buta huruf, sehingga kalau pemilihannya langsung dikhawatirkan akan banyak terjadi distorsi.

Kemudian pada paroh kedua tahun 1950, ketika Mohammad Natsir dari Masyumi menjadi Perdana Menteri, pemerintah memutuskan untuk menjadikan pemilu sebagai program kabinetnya. Sejak itu pembahasan UU Pemilu mulai dilakukan lagi, yang dilakukan oleh Panitia Sahardjo dari Kantor Panitia Pemilihan Pusat sebelum kemudian dilanjutkan ke parlemen. Pada waktu itu Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, setelah sejak 1949 menjadi negara serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).

Setelah Kabinet Natsir jatuh 6 bulan kemudian, pembahasan RUU Pemilu dilanjutkan oleh pemerintahan Sukiman Wirjosandjojo, juga dari Masyumi. Pemerintah ketika itu berupaya menyelenggarakan pemilu karena pasal 57 UUDS 1950 menyatakan bahwa anggota DPR dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum.

Tetapi pemerintah Sukiman juga tidak berhasil menuntaskan pembahasan undang-undang pemilu tersebut. Selanjutnya UU ini baru selesai dibahas oleh parlemen pada masa pemerintahan Wilopo dari PNI pada tahun 1953. Maka lahirlah UU No. 7 Tahun 1953 tentang Pemilu. UU inilah yang menjadi payung hukum Pemilu 1955 yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas dan rahasia. Dengan demikian UU No. 27 Tahun 1948 tentang Pemilu yang diubah dengan UU No. 12 tahun 1949 yang mengadopsi pemilihan bertingkat (tidak langsung) bagi anggota DPR tidak berlaku lagi.

Patut dicatat dan dibanggakan bahwa pemilu yang pertama kali tersebut berhasil diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta sangat demokratis. Pemilu 1955 bahkan mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan.

Yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkom-petisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan partainya. Karena itu sosok pejabat negara tidak dianggap sebagai pesaing yang menakutkan dan akan memenangkan pemilu dengan segala cara. Karena pemilu kali ini dilakukan untuk dua keperluan, yaitu memilih anggota DPR dan memilih anggota Dewan Kons-tituante, maka hasilnya pun perlu dipaparkan semuanya.

Pemilu 1971

Ketika Jenderal Soeharto diangkat oleh MPRS menjadi pejabat Presiden menggantikan Bung Karno dalam Sidang Istimewa MPRS 1967, ia juga tidak secepatnya menyelenggarakan pemilu untuk mencari legitimasi kekuasaan transisi. Malah Ketetapan MPRS XI Tahun 1966 yang mengamanatkan agar Pemilu bisa diselenggarakan dalam tahun 1968, kemudian diubah lagi pada SI MPR 1967, oleh Jenderal Soeharto diubah lagi dengan menetapkan bahwa Pemilu

Page 5: Visi Dan Misi

akan diselenggarakan dalam tahun 1971.

Sebagai pejabat presiden Pak Harto tetap menggunakan MPRS dan DPR-GR bentukan Bung Karno, hanya saja ia melakukan pembersihan lembaga tertinggi dan tinggi negara tersebut dari sejumlah anggota yang dianggap berbau Orde Lama. Pada prakteknya Pemilu kedua baru bisa diselenggarakan tanggal 5 Juli 1971, yang berarti setelah 4 tahun pak Harto berada di kursi kepresidenan. Pada waktu itu ketentuan tentang kepartaian (tanpa UU) kurang lebih sama dengan yang diterapkan Presiden Soekarno.

UU yang diadakan adalah UU tentang pemilu dan susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD. Menjelang pemilu 1971, pemerintah bersama DPR GR menyelesaikan UU No. 15 Tahun 1969 tentang Pemilu dan UU No. 16 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD. Penyelesaian UU itu sendiri memakan waktu hampir tiga tahun.

Hal yang sangat signifikan yang berbeda dengan Pemilu 1955 adalah bahwa para pejebat negara pada Pemilu 1971 diharuskan bersikap netral. Sedangkan pada Pemilu 1955 pejabat negara, termasuk perdana menteri yang berasal dari partai bisa ikut menjadi calon partai secara formal. Tetapi pada prakteknya pada Pemilu 1971 para pejabat pemerintah berpihak kepada salah satu peserta Pemilu, yaitu Golkar. Jadi sesungguhnya pemerintah pun merekayasa ketentuan-ketentuan yang menguntungkan Golkar seperti menetapkan seluruh pegawai negeri sipil harus menyalurkan aspirasinya kepada salah satu peserta Pemilu itu.

Dalam hubungannya dengan pembagian kursi, cara pembagian yang digunakan dalam Pemilu 1971 berbeda dengan Pemilu 1955. Dalam Pemilu 1971, yang menggunakan UU No. 15 Tahun 1969 sebagai dasar, semua kursi terbagi habis di setiap daerah pemilihan. Cara ini ternyata mampu menjadi mekanisme tidak langsung untuk mengurangi jumlah partai yang meraih kursi dibandingkan penggunaan sistem kombinasi. Tetapi, kelemahannya sistem demiki-an lebih banyak menyebabkan suara partai terbuang percuma.

Jelasnya, pembagian kursi pada Pemilu 1971 dilakukan dalam tiga tahap, ini dalam hal ada partai yang melakukan stembus accoord. Tetapi di daerah pemilihan yang tidak terdapat partai yang melakukan stembus acccord, pembagian kursi hanya dilakukan dalam dua tahap.

Tahap pembagian kursi pada Pemilu 1971 adalah sebagai berikut. Pertama, suara partai dibagi dengan kiesquotient di daerah pemi-lihan. Tahap kedua, apabila ada partai yang melakukan stembus accoord, maka jumlah sisa suara partai-partai yang menggabungkan sisa suara itu dibagi dengan kiesquotient. Pada tahap berikutnya apabila masih ada kursi yang tersisa masing-masing satu kursi diserahkan kepada partai yang meraih sisa suara terbesar, termasuk gabungan sisa suara partai yang melakukan stembus accoord dari perolehan kursi pembagian tahap kedua. Apabila tidak ada partai yang melakukan stembus accoord, maka setelah pembagian pertama, sisa kursi dibagikan langsung kepada partai yang memiliki sisa suara terbesar.

Namun demikian, cara pembagian kursi dalam Pemilu 1971 menyebabkan tidak selarasnya hasil perolehan suara secara nasional dengan perolehan keseluruhan kursi oleh suatu partai. Contoh paling gamblang adalah bias perolehan kursi antara PNI dan Parmusi. PNI yang secara nasional suaranya lebih besar dari Parmusi, akhirnya memperoleh kursi lebih sedikit dibandingkan Parmusi. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.

Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Setelah 1971, pelaksanaan Pemilu yang periodik dan teratur mulai terlaksana. Pemilu ketiga diselenggarakan 6 tahun lebih setelah Pemilu 1971, yakni tahun 1977, setelah itu selalu terjadwal sekali dalam 5 tahun. Dari segi jadwal sejak itulah pemilu teratur dilaksanakan.

Satu hal yang nyata perbedaannya dengan Pemilu-pemilu sebelumnya adalah bahwa sejak Pemilu 1977 pesertanya jauh lebih sedikit, dua parpol dan satu Golkar. Ini terjadi setelah sebelumnya pemerintah bersama-sama dengan DPR berusaha menyederhanakan jumlah partai dengan membuat UU No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar. Kedua partai itu adalah Partai Persatuan Pembangunan atau PPP dan Partai Demokrasi Indonesia atau PDI) dan satu Golongan Karya atau Golkar. Jadi dalam 5 kali Pemilu, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 pesertanya hanya tiga tadi. Hasilnya pun sama, Golkar selalu menjadi pemenang, sedangkan PPP dan PDI menjadi pelengkap atau sekedar ornamen. Golkar bahkan sudah menjadi pemenang sejak Pemilu 1971. Keadaan ini secara lang-sung dan tidak langsung membuat kekuasaan eksekutif dan legislatif

berada di bawah kontrol Golkar. Pendukung utama Golkar adalah birokrasi sipil dan militer. Berikut ini dipaparkan hasil dari 5 kali Pemilu tersebut secara berturut-turut.

Hasil Pemilu 1977

Pemungutan suara Pemilu 1977 dilakukan 2 Mei 1977. Cara pembagian kursi masih dilakukan seperti dalam Pemilu 1971, yakni mengikuti sistem proporsional di daerah pemilihan. Dari 70.378.750 pemilih, suara yang sah mencapai 63.998.344 suara atau 90,93 persen. Dari suara yang sah itu Golkar meraih 39.750.096 suara atau 62,11 persen. Namun perolehan kursinya menurun menjadi 232 kursi atau kehilangan 4 kursi dibandingkan Pemilu 1971.

Pada Pemilu 1977 suara PPP naik di berbagai daerah, bahkan di DKI Jakarta dan DI Aceh mengalahkan Golkar. Secara nasional PPP berhasil meraih 18.743.491 suara, 99 kursi atau naik 2,17 persen, atau bertambah 5 kursi dibanding gabungan kursi 4 partai Islam dalam Pemilu 1971. Kenaikan suara PPP terjadi di banyak basis-basis eks Masjumi. Ini seiring dengan tampilnya tokoh utama Masjumi mendukung PPP. Tetapi kenaikan suara PPP di basis-basis Masjumi diikuti pula oleh penurunan suara dan kursi di basis-basis NU, sehingga kenaikan suara secara nasional tidak begitu besar.

PPP berhasil menaikkan 17 kursi dari Sumatera, Jakarta, Jawa Barat dan Kalimantan, tetapi kehilangan 12 kursi di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Secara nasional tambahan kursi hanya 5.

PDI juga merosot perolehan kursinya dibanding gabungan kursi partai-partai yang berfusi sebelumnya, yakni hanya memperoleh 29 kursi atau berkurang 1 kursi di banding gabungan suara PNI, Parkindo dan Partai Katolik. Selengkapnya perolehan kursi dan suara tersebut bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Hasil Pemilu 1992

Cara pembagian kursi untuk Pemilu 1992 juga masih sama dengan Pemilu sebelumnya. Hasil Pemilu yang pemungutan suaranya dilaksanakan tanggal 9 Juni 1992 ini pada waktu itu agak mengagetkan banyak orang. Sebab, perolehan suara Golkar kali ini merosot dibandingkan Pemilu 1987. Kalau pada Pemilu 1987 perolehan suaranya mencapai 73,16 persen, pada Pemilu 1992 turun menjadi 68,10 persen, atau merosot 5,06 persen. Penurunan yang tampak nyata bisa dilihat pada perolehan kursi, yakni menurun dari 299 menjadi 282, atau kehilangan 17 kursi dibanding pemilu sebelumnya.

PPP juga mengalami hal yang sama, meski masih bisa menaikkan 1 kursi dari 61 pada Pemilu 1987 menjadi 62 kursi pada Pemilu 1992 ini. Tetapi di luar Jawa suara dan kursi partai berlambang ka’bah itu merosot. Pada Pemilu 1992 partai ini kehilangan banyak kursi di luar Jawa, meski ada penambahan kursi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Malah partai itu tidak memiliki wakil sama sekali di 9 provinsi, termasuk 3 provinsi di Sumatera. PPP memang berhasil menaikkan perolehan 7 kursi di Jawa, tetapi karena kehilangan 6 kursi di Sumatera, akibatnya partai itu hanya mampu menaikkan 1 kursi secara nasional.

Yang berhasil menaikkan perolehan suara dan kursi di berbagai daerah adalah PDI. Pada Pemilu 1992 ini PDI berhasil meningkatkan perolehan kursinya 16 kursi dibandingkan Pemilu 1987, sehingga menjadi 56 kursi. Ini artinya dalam dua pemilu, yaitu 1987 dan 1992, PDI berhasil menambah 32 kursinya di DPR RI.

UU RI NO.10 Tahun 2008 Tentang PEMILU ANGGOTA DPR,DPD DAN DPRD UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008

TENTANG

PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008

TENTANG

Page 6: Visi Dan Misi

PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Wednesday, September 3, 2008UU RI No.2 Tentang Partai Politik UNDANG-UNDANG NO. 2

TENTANG

PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008

TENTANG

PARTAI POLITIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU RI NO 22 Tahun 2007 Tentang PENYELENGGARAAN PEMILU Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang

Penyelenggara Pemilihan Umum................................................. 1 -BAB I Ketentuan Umum ..................................................... 4 -BAB II Asas Penyelenggara Pemilu ......................................... 6 -BAB III Komisi Pemilihan Umum ............................................. 7 -BAB IV Pengawas Pemilu ..................................................... 67 -BAB V Kode Etik dan Dewan Kehormatan ................................. 99 -BAB VI Keuangan .............................................................. 102 -BAB VII Peraturan dan Keputusan Penyelenggara Pemilu ................. 103 -BAB VIll Ketentuan Lain-Lain ................................................. 104 -BAB IX Ketentuan Peralihan .................................................. 166 -BAB X Ketentuan Penutup ................................................... 109

-Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik .............................................................. 111 -BAB I Ketentuan Umum ..................................................... 112 -BAB II Pembentukan Partai Politik ......................................... 113 -BAB III Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran RumahTangga Partai Politik ........................................................... 115 -BAB IV Asas dan Ciri .......................................................... 116 -BAB V Tujuan dan Fungsi .................................................... 116 -BAB VI Hak dan Kewajiban................................................... 117 -BAB VII Keanggotaan dan Kedaulatan Anggota............................. 119 -BAB VIll Organisasi dan Tempat Kedudukan ................................ 120 -BAB IX Kepengurusan ......................................................... 121 -BAB X Pengambilan Keputusan ............................................. 122 -BAB XI Rekrutmen Politik .................................................... 123 -BAB XII Peraturan dan Keputusan Partai Politik ............................ 123 -BAB Xll Pendidikan Politik .................................................... 123 -BAB XIV Penyelesaian Perselisihan Partai Politik ........................... 124 -BAB XV Keuangan .............................................................. 125 -BAB XVI Larangan .............................................................. 126 -BAB XVII Pembubaran dan Penggabungan Partai Politik .................... 128 -BAB XVIII Pengawasan ........................................................... 129 -BAB XIX Sanksi .................................................................. 129 -BAB XX Ketentuan Peralihan .................................................. 131

-BAB XXI Ketentuan Penutup ................................................... 132

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik ............................................... 133

I. Umum .......................................................................... 133

II. Pasal Demi Pasal .............................................................. 135

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ................................................. 1 -BAB I Ketentuan Umum ....................................................... 3 -BAB II Asas, Pelaksanaan, dan Lembaga Penyelenggara Pemilu ........... 6 -BAB III Peserta dan Persyaratan Mengikuti Pemilu ........................... 8 -BAB IV Hak Memilih ............................................................. 15 -BAB V Jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan ................................... 15 -BAB VI Penyusunan Daftar Pemilih ............................................ 20 -BAB VII Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota ........................................................ 27 -BAB VIII Kampanye ............................................................... 41 -BAB IX Perlengkapan Pemungutan Suara ..................................... 73 -BAB X Pemungutan Suara ..................................................... 76 -BAB XI Penghitungan Suara .................................................... 85 -BAB XII Penetapan Hasil Pemilu ................................................ 101 -BAB XIII Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih ........................ 103 -BAB XIV Pemberitahuan Calon Terpilih ......................................... 108 -BAB XV Penggantian Calon Terpilih ............................................ 109 -BAB XVI Pemungutan Suara Ulang, Penghitungan Suara Ulang, Dan Rekapitulasi Suara Ulang .............................................. 110 -BAB XVII Pemilu Lanjutan dan Pemilu Susulan .................................. 114 -BAB XVIII Pemantauan Pemilu .................................................... 115

-BAB XIX -BAB XX

-BAB XXI -BAB XXII

Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemilu ............. 123 Penyelesaian Pelanggaran Pemilu dan Perselisihan Hasil Pemilu ................................................................... 124 Ketentuan Pidana ....................................................... 129 Ketentuan Lain-lain .................................................... 144 -BAB XXIII Ketentuan Peralihan .................................................... 145 -BAB XXIV Ketentuan Penutup ..................................................... 146 Penjelasan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ...................... 148

I. Umum ........................................................................... 148

II. Pasal Demi Pasal ................................................................ 151

UNDANG-UNDANG REPUBILIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

1PENGETAHUAN UMUMUntuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 5, pilihlah satu jawaban yang paling tepat1. Undang‐undang pemerintah daerah yang pertama berlaku di Indonesia setelah zamankemerdekaan yang dikeluarkan pada tanggal 23 Nopember 1945 adalah:

Page 7: Visi Dan Misi

A. UU No. 1 tahun 1945B. UU No. 2 tahun 1945C. UU No. 3 tahun 1945D. UU No. 4 tahun 1945E. UU No. 5 tahun 19452. Agama dapat dilihat sebagai salah satu sumber nilai yang ada dalam masyarakat, seperti yangdapat kita lihat dalam studi Max Weber mengenai sekte Calvinisme, yang berarti bahwa:A. Agama satu‐satunya sumber nilai yang dipedomani masyarakatB. Agama adalah sesuatu yang pantas dan berhargaC. Agama dapat mempengaruhi perilaku orangD. Manusia berhasrat menguasai alamE. Tanpa agama, gambaran tentang apa yang diinginkan tidak mungkin ada3. Pada APBN tahun 1999/2000 terdapat uraian sumber pendapatan dan belanja negara seperti:1. Hibah2. Pembayaran bungan uang3. Pajak perdagangan internasional4. Bagian pemerintah atas laba BUMNDari uraian tersebut, yang termasuk sumber pendapatan negara adalah ………A. 1, 2, 3, dan 4B. 1, 3, dan 4C. 1, 2, dan 3D. 2, 3 dan 4E. 1 dan 24. Istilah Pancasila pertama kali dikemukakan oleh:A. Mr. Muhammad Yamin pada tanggal 29 Mei 1945 dalam sidang BPUPKIB. Mr. Muhammad Yamin pada tanggal 01 Juni 1945 dalam sidang BPUPKIC. Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei 1945 dalam sidang BPUPKID. Ir. Soekarno pada tanggal 01 Juni 1945 dalam sidang BPUPKIE. Ir. Soekarno pada tanggal 01 Juni 1945 dalam sidang PPKI5. Negara‐negara barat seperti Inggris dan Amerika Serikat mengenal doktrin politik luar negeriyang bercirikan:A. Democratic peace, Good Governance, Ethical Foreign policyB. Democratic peace, Ethical Foreign policy, Humanitarian InterventionC. Good Governance, Human Right, Humanitarian InterventionD. Ethical Foreign policy, Good Governance, Human RightE. Humanitarian Intervention, Democratic peace, Good Governance2Untuk soal nomor 6 sampai dengan nomor 17, pilihlah jawaban yang benar dengan menggunakanpetunjuk di bawah ini:A. Jika jawaban 1, 2 dan 3 benar.B. Jika jawaban 1 dan 3 benarC. Jika jawaban 2 dan 4 benarD. Jika jawaban hanya 4 yang benarE. Jika jawaban semuanya benar6. Prinsip‐prinsip yang terkandung dalam Demokrasi Pancasila adalah:1. Pemerintah berdasar atas hukum2. Peradilan yang bebas dan merdeka dari pengaruh kekuasaan legislative3. Prinsip multi partai4. Sistem pemerintahan parlementer7. Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonomi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 PeraturanPemerintah Nomor 25 tahun 2001, mencakup kewenangan diantaranya:1. Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas Kabupaten atau Kota2. Pelaksanaan kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh Kabupaten atauKota3. Kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya4. Kewenangan di luar kewenangan pemerintah pusat8. Berkaitan dengan konsep perdagangan internasional dewasa ini, Negara‐negara di dunia dibagiberdasarkan wilayah untuk mendukung perdagangan dunia. Indonesia sebagai salah satuNegara anggota ASEAN termasuk dalam kelompok:1. APEC2. NAFTA3. AFTA4. MEE9. Sebagai bentuk hubungan pusat dan daerah berdasarkan UU No. 32 Th. 2004, Pemerintah Pusatmemungkinkan untuk memberikan sanksi kepada daerah dalam bentuk:

1. Pembatalan pengangkatan pejabat2. Penangguhan gaji tunjangan pejabat public3. Penangguhan berlakunya Perda4. Pengurangan dana alokasi khusus10. Sikap chauvinistic bertentangan dengan ajaran Pancasila, terutama sila :1. Kelima2. Kedua3. Keempat4. Ketiga311. Pada Hari Proklamasi tanggal 17 Agustus 1959, Presiden Soekarno menyampaikan Pidato yangdiberi Judul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” atau biasa disebut Manifesto Politik (Manipol),yang intinya adalah:1. UUD 19452. Sosialisme Indonesia3. Demokrasi Terpimpin4. Ekonomi Terpimpin12. Ciri‐ciri sistem ekonomi kapitalis, adalah:1. Penjamin atas hak milik perseorangan2. Pemberian kebebasan penuh3. Persaingan bebas4. Pembatasan peran Negara dalam aktivitas ekonomi13. Yang termasuk peran koperasi terhadap peningkatan kemakmuran rakyat adalah:1. Menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan2. Penyelenggara kehidupan ekonomi secara demokratis3. Menciptakan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat4. Menumbuhkan investor menanamkan modalnya14. Sejak Pemerintah Indonesia mengubah kebijakan Kurs, yang sebelumnya “mengikat” di erapemerintahan Soeharto, kini kebijakan Kurs Indonesia telah mengalami perubahan yang cukupsignifikan terhadap pembangunan nasional. Kebijakan Kurs yang berlaku saat ini di Indonesiaadalah ……1. Sistem ekonomi terpimpin2. Sistem ekonomi pasar3. Sistem mata uang jangkar4. Sistem Kurs mengambang15. Tokoh yang ikut merumuskan Pancasila sebagai dasar Negara adalah …1. Dr. K.R.T. Radjiman Wedyoningrat2. Mr. Mohammad Yamin3. Drs. Mohammad Hatta4. Ir. Soekarno16. Dalam kehidupan masyarakat antara suku bangsa yang satu dengan yang lainnya terdapatperbedaan. Perbedaan itu disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut, kecuali:1. Keadaan geografis yang berbeda2. Agama yang berbeda3. Latar belakang sejarah yang berbeda4. Sistem kepercayaan yang berbeda17. Nilai dasar wawasan kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memilikidimensi manusia yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu:1. Cinta tanah air dan bangsa2. Demokrasi atau kedaulatan rakyat3. Masyarakat adil dan makmur4. Kesetiakawanan social4Untuk soal nomor 18 sampai dengan nomor 39 pilihlah jawaban yang benar dengan menggunakanpetunjuk di bawah ini:A. Jika pernyataan pertama benar dan pernyataan kedua benar dan keduanya menunjukkanhubungan sebab akibatB. Jika pernyataan pertama dan pernyataan kedua benar tetapi keduanya tidak menunjukkanhubungan sebab akibatC. Jika pernyataan pertama benar dan pernyataan kedua salahD. Jika pernyataan pertama salah dan pernyataan kedua benarE. Jika pernyataan pertama dan kedua salah18. Keberadaan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sangat diperlukan dan secara tegas terdapatdalam UUD 1945 hasil amandemen kedua.SEBABAnggota DPR selama ini dipandang kurang bertanggung jawab dalam memperhatikankepentingan daerah.

Page 8: Visi Dan Misi

19. Pemerintah saat ini semakin mendapat tekanan untuk menyelesaikan semua permasalahanhukumSEBABKekuasaan pemerintah dalam bidang yudikatif menurut UUD 1945 pasca amandemen semakindibatasi20. Produk Domestik Bruto (PDB) di negara‐negara sedang berkembang umumnya lebih besar daripada Produk Nasional Brutonya (PNB)SEBABDalam menghitung GNP dengan cara/metode produksi, yang dihitung adalah nilai tambah tiapindustri/produksi.21. Pemerintah Jepang mendorong terbentuknya BPUPKI sebagai langkah awal persiapankemerdekaan IndonesiaSEBABJepang tidak ingin Indonesia kembali lagi jatuh ke tangan pemerintah Kolonial Belanda22. Hak asasi manusia ialah hak‐hak yang berhubungan dengan kebutuhan manusia, baik yangbersifat lahiriah maupun rohaniah.SEBABKebutuhan rohaniah dan lahiriah seringkali diingkari oleh Negara23. MPR mengeluarkan Ketetapan MPR RI No. III/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan POLRISEBABPOLRI terkadang dilibatkan dalam tugas TNI seperti tugas perdamaian.24. Politik luar negeri bebas dan aktif Indonesia bukanlah suatu politik netralismeSEBABPolitik bebas dan aktif senantiasa diarahkan untuk menempatkan Indonesia pada posisi obyekdan bukan sebagai subyek dalam pergolakan politik internasional525. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung pada banyak daerah ditakutkan akan menimbulkankonflik yang bersifat vertikalSEBABPara kontestan pemilu disinyalir masih banyak yang menggunakan isu‐isu yang sensitif yangdapat menimbulkan konflik SARA26. Kekuasaan presiden tidak terbatasSEBABPresiden Republik Indonesia sebagai lembaga eksekutif berkedudukan sebagai KepalaPemerintahan dan Kepala Negara27. Presiden member grasi dan rehabilitasi menurut hasil amandemen kedua UUD 1945 adalahdengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah AgungSEBABPresiden perlu dibantu lembaga lain untuk bertanggung jawab dalam hal pemberian grasi danrehabilitasi28. Manajemen Kepegawaian menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerahmenempatkan Gubernur, Bupati/Walikota sebagai pejabat Pembina KepegawaianSEBABGubernur dan Bupati/Walikota merupakan jabatan politik di daerah29. Pada tahun 1971 dalam KTT ASEAN II di Kualalumpur, Negara‐negara di kawasan ASEANmenyatakan bahwa wilayahnya merupakan Zone of peace, freedom and neutrality. Keputusantersebut sangat tepat dalam konteks perang dingin saat itu.SEBABNegara‐negara di kawasan ASEAN tak ingin mengalami penjajahan dalam bentuk apapun.30. Kebijakan moneter adalah kebijaksanaan pemerintah yang ditujukan untuk mengaturpengeluaran pemerintahSEBABKebijakan moneter dapat dijalankan dengan mengatur dan merubah tingkat cadangan minimumbank‐bank komersial31. Penjelasan Undang‐Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa di samping hukum dasar tertulis,berlaku pula hukum dasar yang tidak tertulisSEBABHukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis merupakan sumber dari segala sumber

hukum yang berlaku di Indonesia32. Sistem pemerintahan daerah pada zaman Presiden Soeharto masih menggunakan sistemsentralisasiSEBABSistem sentralisasi hanya tepat digunakan dalam Negara kesatuan seperti Indonesia633. Semua anggota DPRD memiliki kecakapan yang sama terhadap bidang tugas maupunpengelompokan tugas.SEBABAnggota DPRD harus mampu membuat rancangan peraturan daerah, mengadakan pengawasan,mengadakan penyelidikan dan mengajukan pernyataan pendapat.34. Teori keunggulan komparatif menjelaskan bahwa semua negara bias memetik manfaat denganmelakukan spesialisasiSEBABPrinsip keunggulan komparatif menjelaskan mengapa Negara memproduksi berbagai macamkomoditi35. Konstitusi Indonesia mengamanatkan bahwa hak asasi manusia tidak dapat dikurangi dalamkeadaan apapun.SEBABPasal 281 ayat (1) Undang‐undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945mengamanatkan bahwa hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk tidak diperbudak,hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasarhukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaanapapun.36. Sistem nilai tukar yang digunakan Pemerintah Indonesia pasca krisis moneter 1997/1998 adalahsistem kurs mengambang terkendaliSEBABSistem kurs mengambang terkendali ditentukan oleh penawaran & permintaan nilai tukar uangsampai terjadi keseimbangan di pasar valuta asing.37. Koperasi di Indonesia menjadi sendi perekonomian NegaraSEBABCiri masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang bergotong royong38. Asas nonretroaktif tidak berlaku dalam hukum pidanaSEBABDalam hukum pidana berlaku asas legalitas39. Di sejumlah daerah terjadi kasus pilkada yang menunjukkan bahwa tingkat kedewasaanmasyarakat dalam berdemokrasi belum matang.SEBABFungsi pendidikan politik yang diperankan oleh partai politik belum berjalan efektif sebagaiakibat sistem pendidikan nasional yang tidak berbasis kompetensi7Untuk soal nomor 40 sampai dengan nomor 100, pilihlah satu jawaban yang paling tepatTES BAKAT SKOLASTIK40. KORAN : MAJALAH : BULETIN = ………… : ………… : …………A. Restoran : Hotel : LosmenB. Cat : Kuas : LukisanC. Sandal : Sepatu : KaosD. Air : Roti : SingkongE. Bus : Kereta Api : Delman41. CATATAN : NOTASI = PERINGKAT : ………A. PangkatB. LevelC. PeringkatD. PeningkatanE. Urutan42. RENCANA : PELAKSANAAN : EVALUASIA. Cita‐cita : Tindakan : RenunganB. Cita‐cita : Perjuangan : SuksesC. Proposal : Persetujuan : ProgramD. Masa lalu : Masa sekarang : Masa depanE. Awal : Akhir : TengahPemahaman WacanaDalam evolusi budaya, penghargaan manusia terhadap badannya bergerak dari bawah ke atas.“Bagian bawah badan kita” menurut Nietzsche adalah yang menghambat jalannya mutasi dari otak.

Page 9: Visi Dan Misi

Perlu diketahui bahwa perasaan dan nurani juga bersemayam di otak, meskipun biasa kita katakanabahwa perasaan berasal dari hati (dalam arti non‐anatomis). Manusia senantiasa harus selalu berusahamemadukan antara pikiran yang bersemayam di otak dengan perasaan yang berasal dari hati untukmenjadi lebih cerdas, lebih arif dan lebih beradab.Pangkal dari segala kesulitan yang dihadapi manusia sekarang, adalah karena banyaknyamanusia yang bermuka dua. Pada hakekatnya mereka adalah avidya (ignorance), kurang cerdas, kurangberadab atau kurang berpendidikan, yang secara eufemistis disebut berpendidikan beda. Kalau disimak,sebenarnya Negara kita memperlihatkan gejala‐gejala belum berkompeten untuk merdeka. Pada awalkemerdekaan hal itu tidak kentara, karena interaksi global masih kurang dan pengaruh internasionalbelum begitu terasa, walaupun pendiri‐pendiri bangsa kita sadar akan hal itu, dan berusahamencerdaskan bangsa ini dengan sekuat tenaga.Sangat disayangkan bahwa usaha dari pendiri‐pendiri bangsa ini tidak dilanjutkan dengan sekuattenaga seperti dulu, karena pemimpin‐pemimpin kita pada saat ini tidak begitu peduli terhadapkecerdasan dari rakyatnya. Rakyat yang sudah vidya sukar diperdaya dan berani beroposisi, sedangkanyang avidya tidak kritis, tidak tahu hak‐haknya dan tidak mau diberdayakan, sehingga para pemimpindapat berkuasa lebih lama.Gejala‐gejala avidya dapat kita lihat di sekitar kita, misalnya, ramai orang berbicara tentangsuatu masalah padahal mereka tidak tahu persoalan yang sebenarnya. Kekerasan dengan mudah dipakaikarena kosa kata untuk berargumentasi sudah habis. Hingar binger Pemilu baru kelihatan menarik kalau8sudah ada artis pendukung yang bernyanyi, bukan karena program politik partai yang menarik untukdisimak.Ironisnya adalah orang sudah tidak dapat lagi membedakan antara rasa keadilan dankecemburuan social. Sikap anti korupsi dianggap rasa cemburu akan kekayaan seseorang, selanjutnyaorang dengan mudah sekali diajak menyimpang dan melanggar hak‐hak orang lain asalkan ada unsurekekerasan dan imbalan yang ditawarkan.Akhirnya avidya melahirkan wawasan sempit, yang menyebabkan timbulnya fanatisme, egoism,etnosentrisme, intoleransi, dan tidak mau mendengar pendapat orang lain, hanya mendengar suarasendiri.Mudah‐mudahan di masa yang akan dating upaya mencerdaskan kehidupan bangsa akandilanjutkan lagi dengan usaha yang keras. Kita harus berjihad melawan avidya, walaupun tanpa barisandan komando, dan rela berkorban demi bangsa dan Negara yang kita cintai ini.43. Judul apakah yang tepat untuk tulisan di atas?A. Jihad melawan avidyaB. Pencerdasan bangsaC. Kesadaran beradabD. Mensana in corpora sanoE. Gejala‐gejala avidya44. Secara tersirat gejala‐gejala perilaku apakah yang cenderung menjadi suatu penyakit padasebagian orang yang dimaksudkan oleh penulis tersebut?A. AvidyaB. ParanoidC. HysteriaD. IgnoranceE. Vidya45. Menurut penulis, pokok dari segala kesulitan yang dihadapi oleh bangsa ini adalah, karena:A. Kurang cerdas, kurang beradab, kurang berpendidikanB. Menentang ketidakadilanC. Tidak berdayanya orang avidyaD. Masyarakat yang vidya sukar dipercayaE. Semua benar46. 166, 84, 43, 22 ½, ………A. 11 ½B. 12 ½C. 11

D. 12E. 947. ……, ……, 20, 12, 24, 16, 28, 24A. 8 dan 16B. 20 dan 28C. 32 dan 24D. 9 dan 3E. 18 dan 10948. Tiga orang diberi tugas. Masing‐masing dari mereka dibayar Rp. 75,‐ Rp. 100,‐ Rp. 125,‐ tiapjamnya. Mereka menerima Rp. 63.000,‐ setelah menyelesaikan tugas tersebut. Bila merekabekerja 7 jam dalam sehari, berapa minggukah yang diperlukan untuk menyelesaikan tugastersebut? (1 minggu = 6 hari)A. 4 mingguB. 5 mingguC. 6 mingguD. 7 mingguE. 8 minggu49. Jika sisi bujur sangkar sama dengan alas segitiga, maka luas bangungan di bawah ini adalah:A. A2B. 5/2 a2C. 4/3 a2D. 3/2 a2E. 5/4 a250. Jika jari‐jari lingkaran A panjangnya setengah lingkaran B, maka berapa persenkah luas lingkaranB dari luas lingkaran A? (diketahui luas lingkaran = πr2)A. 25%B. 30%C. 36%D. 40%E. 50%51. Sebagian A adalah N. N bukan U. Sebagian A bukan B adalah U. Semua N, B, dan U adalah A; jadi:A. Semua A adalah U bukan BB. Semua A adalah N bukan UC. Semua A bukan N bukan BD. Sebagian A bukan U, bukan B, bukan NE. Sebagian A adalah U dan B, bukan N52. 7 x 7,3 + 6 x 4.6 – 15 x 2.5 = ………A. 286,9B. 285,1C. 200,32D. 764E. 355,653. Dua buah baja yang berpenampang lingkaran masing‐masing mempunyai jari‐jari 1 ½ cm dan0,625 cm. Berapakah beda diameter antara kedua penampang tersebut?A. 0,750 cmB. 1,750 cmC. 0,875 cmD. 1,550 cmE. 0,775 cmaa a1054. Semua penyelam adalah perenang, sementara penyelam adalah pelaut,A. Sementara pelaut adalah perenangB. Sementara perenang bukan penyelamC. Semua pelaut adalah perenangD. Sementara penyelam bukan pelautE. Sementara penyelam bukan perenang55. Bila A = B, maka A tidak sama dengan C. Bila P = A, maka:A. Bila P = C, maka P = BB. Bila P = C, maka P tidak sama dengan AC. Bila P = C, maka P tidak sama dengan BD. Bila P = C, maka P = ABE. Tidak ada yang benar56. Semua yang bergelar Ir., hidup dengan makmur. Sebagian yang bergelar Ir. melakukan kegiatanwirausahaA. Semua wirausahawan yang bergelar Ir.B. Semua wirausahawan makmur bergelar Ir.C. Semua wirausahawan yang hidupnya makmur bergelar Ir.D. Semua Ir. yang hidupnya makmur adalah wirausahawanE. Semua Ir. yang wirausahawan hidup dengan makmur

Page 10: Visi Dan Misi

57. Jika pernyataan: “Semua dokter adalah laki‐laki” adalah salah, maka …A. Sementara dokter adalah laki‐lakiB. Sementara laki‐laki adalah bukan dokterC. Sementara dokter adalah bukan laki‐lakiD. Tidak ada dokter yang bukan laki‐lakiE. Tidak ada kesimpulan yang benar58. Sebagian pejabat mempunyai kedudukan mulia. Semua yang mempunyai kedudukan mulia bisamendatangkan hartaA. Sebagian pejabat tidak mempunyai kedudukan muliaB. Sebagian yang bisa mendatangkan harta adalah pejabatC. Sebagian yang mempunyai kedudukan mulia adalah pejabatD. Sebagian pejabat tidak bias mendatangkan hartaE. Semua pejabat mempunyai kedudukan mulia59. Mahasiswa yang boleh ikut ujian adalah yang hadir minimal 75% dari hari kuliah. Yusufmembolos 10% hari kuliah dan tidak masuk karena sakit sebanyak 20% dari hari kuliah.A. Yusuf masih boleh ujian karena membolosnya masih di bawah 25%B. Untuk dapat ujian, mahasiswa harus benar‐benar rajinC. Yusuf adalah mahasiswa rajin tapi sering sakit‐sakitanD. Sesuai dengan peraturan, Yusuf tidak boleh ikut ujianE. Mahasiswa yang sakit‐sakitan boleh ikut ujian1160. Bila P>XQ>YR>Z, sedangkan P>Q>R dan X>Y>Z, maka …A. R > X – Q > XYB. Z < P – Y > R – X > QC. Z < P – Y < R – X < QD. P > Y > Z – Z < Q < PE. R > X – Q > XZ61. Semua siswa SMA 5 pandaiSebagian besar siswa SMA 5 berasal dari keluarga kayaA. Semua siswa yang pandai adalah siswa SMA 5B. Sebagian besar siswa SMA 5 kaya dan pandaiC. Sebagian besar siswa yang kaya dan pandai adalah siswa SMA 5D. Sebagian siswa SMA 5 kaya dan kurang pandaiE. Semua siswa SMA 5 kaya dan pandai62. Sebagian A adalah N. N bukan U. Sebagian A bukan B adalah U. Semua N, B, dan U adalah A; jadi:A. Semua A adalah U bukan BB. Semua A adalah N bukan UC. Semua A bukan N bukan BD. Sebagian A bukan U, bukan B, bukan NE. Sebagian A adalah U dan B, bukan NAda 4 roda bergigi, yaitu A, B, C, dan D. Roda A dihubungkan dengan roda C, sedangkan roda C memutarroda B, dan roda B dihubungkan dengan roda D. Roda A mempunyai 48 gigi, Roda B mempunyai 30 gigi,sedangkan roda C dan D hanya mempunyai 6 gigi.63. Bila roda A berputar searah dengan jarum jam sebanyak 50 rotasi per menit (RPM), dalamberapa Rpm roda B berputar?A. 50 RpmB. 250 RpmC. 400 RpmD. 800 RpmE. 1200 Rpm64. Rasio dan kecepatan rotasi dari roda D relative pada roda C adalah:A. 1 : 5B. 5 : 1C. 5 : 8D. 5 : 10E. 8 : 165. Jika roda A dan roda B mempunyai gigi yang sama dan roda C serta D mempunyai sebanyaksetengah kali gigi A, bila gigi D berputar pada kecepatan 100 Rpm, berapakah kecepatan putaranroda B?A. 50 RpmB. 100 RpmC. 200 RpmD. 400 RpmE. 500 Rpm12SKALA KEMATANGAN66. Dalam suatu rapat pimpinan, ada sejawat saya yang tidak sependapat dengan usulan saya. Sikapsaya adalah ………A. Dengan senang hati mempertimbangkan pendapat orang tersebutB. Bersikeras agar usulan saya yang diterimaC. Meninggalkan ruang rapat dan tidak kembali lagi

D. Mempertimbangkan pendapat tersebut dengan melihat siapa orangnyaE. Tetap beranggapan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah67. Saya baru saja dimutasikan ke unit lain yang sama sekali baru bagi saya. Sikap saya adalah …A. Berusaha memahami mekanisme kerja unit melalui arsip dan aturan kebijakanB. Jarang masuk karena belum jelas apa yang harus dikerjakanC. Duduk‐duduk saja sambil menunggu perintah atasanD. Berusaha mempelajari dan memahami mekanisme kerja unit melalui rekan sejawatE. Mengamati proses pekerjaan yang dilakukan rekan sejawat68. Sikap saya terhadap perubahan‐perubahan, ide‐ide baru dan cara‐cara baru dalammelaksanakan suatu pekerjaan adalah…A. Stabilitas dalam bekerja lebih pentingB. Perubahan adalah sesuatu yang pastiC. Perubahan bukan jaminan keberhasilan pekerjaanD. Dengan adanya perubahan, kondisi kerja pasti lebih baikE. Keberhasilan pekerjaan tergantung jenis perubahan, ide, dan cara‐cara baru tersebut69. Saya diutus mengikuti suatu diklat. Oleh panitia penyelenggara saya ditempatkan sekamardengan orang yang tidak saya kenal yang berasal dari kota lain. Sikap saya adalah…A. Mengajukan keberatan tetapi akhirnya menerima aturan panitiaB. Protes keran dan minta ditempatkan sendiri sajaC. Mengajukan keberatan dan minta ditempatkan dengan minimal orang yang dikenalD. Menerima aturan panitia dan berusaha mengenal dan memahami teman sekamarE. Menerima aturan panitia70. Terjadi pergantian pimpinan di unit kerja saya. Sikap saya adalah …A. Tidak peduliB. Berusaha mengenal dan memahami visi dan misi pimpinan baruC. Tidak berusaha mendekati pimpinan baru karena takut dicap penjilatD. Berusaha mengenal pribadi pimpinan baruE. Pergantian pimpinan itu sesuatu yang biasa71. Draft laporan yang dibuat oleh tim kerja saya ditolak oleh atasan karena dianggap kurang visibel.Sikap saya adalah …A. Segera melakukan perbaikan atas draft laporan dan mengajukan kembaliB. Menyalahkan rekan sejawat yang sama‐sama mengerjakannyaC. Menerima penolakan tetapi tidak melakukan tindak lanjutD. Berusaha mencari alasan seperti sedikitnya waktu untuk mengerjakannyaE. Menerima penolakan dan berusaha memperbaiki1372. Tetang perubahan yang terjadi dalam organisasi, pendapat saya adalah …A. Perubahan adalah sesuatu yang lumrahB. Menjaga stabilitas organisasi dengan sedapat mungkin menghindari perubahanC. Pegawai tidak boleh terlalu kreatif menciptakan perubahanD. Organisasi harus menjadi “learning organization”E. Setiap individu dalam organisasi harus terbiasa dengan perubahan73. Saya menggunakan kendaraan dinas tanpa sepengetahuan Kepala Kendaraan pada Hari Libur.Secara tidak sengaja saya menabrakkan kendaraan tersebut. Tindakan saya adalah:A. Diam‐diam menyimpan kendaraan tersebut karena tidak seorang pegawaipun yang tahukalau saya menggunakannyaB. Membawa kendaraan tersebut ke bengkel, melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinanserta menyerahkan segala keputusan kepada pimpinanC. Mencoba memperbaiki sendiri kendaraan tersebutD. Melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinan dan siap menerima hukuman/petunjuk daripimpinanE. Membawa kendaraan tersebut ke bengkel atas biaya pribadi dan mengembalikannyadengan diam‐diam74. Saya mendapat teguran langsung dari pimpinan atas kesalahan yang bukan hanya saya seorangdiri sebagai pelakunya. Reaksi saya adalah …A. Membantah secara tegas agar pada kesempatan lain pimpinan tidak semena‐menamenyalahkan

Page 11: Visi Dan Misi

B. Diam saja, karena membantah hanya akan menambah rumit permasalahanC. Menerima teguran tersebut dan mencoba menjadikannya sebagai pelajaran berharga, tetapitetap mengadukan pegawai lain yang turut bersalah agar saya tidak menjadi korban seorangdiriD. Membantah dan mengadukan pegawai lain yang juga bersalah agar mereka juga bisa belajardari kejadian iniE. Menerima teguran tersebut dan mecoba menjadikannya sebagai pelajaran berharga tanpaperlu mengadukan pegawai lain yang turut bersalah75. Dalam rapat staf dan pimpinan, pendapat saya dikritik keras oleh peserta rapat lainnya. Responsaya adalah …A. Mencoba sekuat tenaga mempertahankan pendapat sayaB. Menyerang semua peserta yang mengeritik pendapat sayaC. Mencoba mempelajari kritikan tersebut dan berbalik mengkritik dengan tajamD. Menerima kritikan tersebut sebagai masukanE. Diam saja76. Salah seorang rekan kerja saya mendapat promosi sedangkan menurut penilaian saya,kemampuannya tidak lebih baik dari saya. Respon saya adalah …A. Menggunakan berbagai cara agar dapat menggeserkan posisi rekan tersebutB. Bekerja lebih giat dan menunjukkan kinerja terbaik sayaC. Menghadap pimpinan dan memprotes promosi tersebutD. Tetap bekerja seperti biasaE. Menerima keadaan tersebut tetapi tidak akan mengikuti perintah rekan tersebut1477. Dari sekian pegawai di kantor, saya merasa beban tugas terberat ada pada saya dan saya merasastress karena dikejar‐kejar deadline. Respon saya adalah …A. Mengerjakan semua tugas dengan senang hati dan berusaha memenuhi target deadlinB. Hanya mengerjakan tugas yang saya senangiC. Mengkonsumsi obat suplemen agar mendongkrak tenaga saya untuk menyelesaikan semuatugasD. Mengerjakan semua tugas sambil menggerutu dan marah‐marahE. Mengerjakan semua tugas setengah‐setengah saja, yang penting sudah dianggapbertanggung‐jawab78. Ketika sedang melakukan presentasi, saya menerima pesan singkat (SMS) yang mengabarkanbahwa anak saya diopname di rumah sakit. Reaksi saya adalah …A. Menghentikan presentasi dan langsung menuju rumah sakitB. Mencari tahu kondisi anak saya kemudian memutuskan apakah tetap presentasi atau kerumah sakitC. Membalas SMS dan melanjutkan presentasiD. Melanjutkan presentasiE. Menghentikan presentasi dan mencari tahu kondisi anak saya79. Saya ditugaskan untuk memimpin tim kerja dengan batas waktu yang sangat ketat. Anggota timkerja memperlihatkan sikap tidak peduli dengan tugas yang diemban. Sikap saya adalah :A. Bekerja sendiri yang penting tugas selesaiB. Mengancam mengeluarkan anggota yang tidak serius dari tim kerjaC. Melaporkan mereka pada pimpinan agar diberi sanksiD. Membagi tugas secara adil dan memotivasi anggota untuk menyelesaikannyaE. Menasehati mereka agar sadar akan penyelesaian tugas yang diembannya80. Kerja keras dan cermat merupakan wujud upaya untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagiorganisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, saya senang …A. Bekerja dengan standar hasil yang tinggiB. Pekerjaan yang menumbuhkan kreativitas baruC. Pekerjaan yang rutinD. Pekerjaan yang menantangE. Bekerja tanpa mengenal lelah dan pamrih81. Setiap hari kerja saya masuk kantor paling cepat dibandingkan pegawai lainnya. Yang sayalakukan setelah tiba adalah …A. Masuk ke ruangan dan membaca koranB. Santai di luar gedung kantor untuk menikmati udara pagiC. Masuk ke ruangan dan mengobrol dengan rekan sejawatD. Masuk ke ruangan dan membuat rencana kerjaE. Masuk ke ruangan dan memulai pekerjaan yang tertunda kemarin

1582. Saya diminta untuk lembur kerja sedangkan saya sudah berjanji kepada anak saya untukmengantarnya ke pesta ulang tahun sahabatnya. Sikap saya adalah …A. Pulang dengan diam‐diam, tanpa sepengetahuan pimpinanB. Berpura‐pura sakit agar dapat diizinkan untuk segera pulangC. Menghubungi anak saya menjelaskan bahwa saya akan sedikit terlambat menemuinyaD. Tinggal bekerja lemburE. Meminta izin pimpinan mengantar anak saya kemudian kembali ke kantor untuk bekerjalembur83. Bagi saya untuk menjadi pegawai negeri sipil yang sukses, saya harus melakukan …A. Mengikuti perintah dan arahan pimpinan secara loyal dan penuh kepatuhanB. Melakukan pekerjaan yang terbaik dengan standar kinerja yang tinggiC. Mengembangkan hal‐hal baru yang belum pernah diciptakan sebelumnyaD. Menciptakan hubungan baik dengan setiap orang, rekan kerja dan pimpinanE. Bekerja sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan84. Menurut saya, bekerja merupakan upaya untuk meraih keseksesan. Untuk itu upaya saya adalah…A. Bekerja dengan cermat dan berusaha menjadi terbaik dan diakuiB. Berusaha menyingkirkan orang yang saya anggap menghalangi upaya sayaC. Bekerja sepenuh hatiD. Bekerja sampai larut malamE. Bekerja berdasarkan kontrak kinerja85. Saya ditawarkan oleh pimpinan untuk melanjutkan studi di provinsi lain atas biaya kantor. Saatini saya baru saja dikaruniai bayi kembar yang masih membutuhkan perhatian saya. Keputusansaya adalah …A. Menolak tawaran tersebutB. Menerima tawaran tersebut dengan konsekuensi mengikutkan keluarga merupakantanggung jawab sayaC. Menerima tawaran tersebut dengan permohonan agar keluarga dapat ikut saya dengantambahan biaya hidupD. Menolak tawaran tersebut namun mohon kebijakan pimpinan jika ada kesempatan lagi sayadapat diikutkanE. Menerima tawaran tersebut dan dengan berat hati meninggalkan keluarga86. Menurut saya, sepuluh tahun setelah saya diangkat sebagai PNS, saya akan menjadi …A. Pejabat struktural atau tenaga fungsional yang profesional dalam bidangnyaB. Bukan PNS lagiC. PNS masih sebagai pelaksana di unit yang pertama kali saya diterimaD. Belum tahu karena sepenuhnya tergantung pada nasibE. PNS masih sebagai pelaksana di unit lain yang sesuai dengan kompetensi saya1687. Saya ditugaskan pimpinan untuk menjadi notulen dalam rapat Badan Pertimbangan Jabatan danKepangkatan. Respon saya adalah …A. Berusaha menghindari rekan yang membujuk untuk mengetahui hasil keputusan rapatB. Dengan bangga saya akan menceritakan kepada rekan sejawat saya hasil keputusan rapatC. Memberitahukan anggota keluarga tentang hasil keputusan rapatD. Memberitahu sahabat saya dikantor tentang hasil keputusan rapatE. Tidak akan membocorkan hasil keputusan rapat karena bukan wewenang saya88. Ketika muncul suatu masalah dalam pekerjaan yang kebetulan ada kaitannya dengan hal‐halyang menjadi kewajiban saya, maka saya …A. Mencari kambing hitam penyebab masalahB. Akan bertanggung jawabC. Membiarkan masalah tetap berlangsungD. Melihat dulu apakah saya sebagai sumber masalahE. Melihat sejauh mana apakah saya terlibat di dalamnya89. Saya sedang mengerjakan pekerjaan kantor, yang harus selesai besok pagi. Tiba‐tiba teman

Page 12: Visi Dan Misi

datang dengan wajah cemberut dan tampaknya ingin mengeluarkan isi hatinya kepada saya.Atas kejadian itu saya …A. Memohon kepadanya untuk tidak mengganggu saya karena sedang sibukB. Meninggalkan pekerjaan saya dan mendengarkan ceritanya dengan penuh perhatianC. Meninggalkan pekerjaan serta memberi berbagai alternatif penyelesaianD. Tetap mengerjakan sambil mendengarkan ceritanyaE. Meneruskan pekerjaan dan berusaha untuk tidak memperdulikan keinginan teman saya90. Saya dipercayakan mengelola kegiatan yang belum dipublikasikan dan masih harus dijagakeharasiaannya. Ketika saya berada di antara teman‐teman dekat di kantor, saya …A. Suka menerima masukan demi masukan dalam rangka pengembangan tugas baru sayaB. Membicarakan hal‐hal lain yang tidak ada kaitannya dengan tugas baru sayaC. Membatasi pembicaraan agar tidak menyangkut ke hal‐hal tugas baru sayaD. Akan merasa gelisah dan kurang senang bila mereka mulai membicarakan tugas baru sayaE. Akan mengalihkan ke pembicaraan lain bila mereka sudah mulai menyinggung tugas barusaya91. Organisasi sedang mengalami permasalahan internal seputar manajemen keuangan. Pendapatsaya terhadap kondisi ini adalah …A. Saya akan menjaga kerahasiaan permasalahan yang terjadi dan mencoba memberikanalternatif solusi kepada pimpinanB. Seharusnya pimpinan puncak dapat menindak tegas yang terlibat dalam masalah iniC. Tidak mempersoalkan masalah tersebut karena bukan bagian tugas sayaD. Pastikan bahwa kepala keuangan bertanggungjawab penuh terhadap masalah iniE. Perlu membeberkan permasalah kepada seluruh jajaran organisasi1792. Kinerja organisasi berjalan cukup efisien, namun pimpinan terkesan mengontrol situasi dengansangat ketat. Sikap saya adalah …A. Tidak bertindak apapun, cukup dengan mengikuti jalannya arusB. Mengusahakan keterlibatan pegawai dalam pengambilan keputusanC. Mengabaikan sajaD. Melakukan apa saya yang dapat dikerjakan utuk membuat pegawai merasa peting dandilibatkanE. Mengingatkan pentingnya batas waktu dan tugas kepada atasas93. Pada akhir bulan, tagihan rekening telepon kantor mengalami lonjakan menjadi sebesar Rp.12.000.000,‐ dari yang biasanya tidak pernah melebihi Rp. 5.000.000,‐. Setelah dilakukanpengecekan ternyata banyak nomor telepon yang dihubungi tidak memiliki hubungan kerjadengan organisasi. Jajaran pimpinan kemudian memanggil semua pegawai untuk melakukanpengecekan dan penyelesaian masalah tersebut. Sebenarnya saya termasuk pegawai yangmenggunakan telepon untuk urusan pribadi. Respon saya adalah …A. Berterus terang telah menggunakan fasilitas telepon di luar pekerjaan kantorB. Seharusnya organisasi menyelesaikan pembayaran saja karena anggaran masih tersediaC. Sebaiknya atasan bertanya kepada setiap pegawai untuk mengetahui siapa saja yangmenggunakan telepon di luar pekerjaan kantorD. Seharusnya organisasi tidak perlu membesar‐besarkan masalah ini karena masih banyak halpenting lainnya yang harus diselesaikanE. Jika pimpinan membuktikan bahwa saya menggunakan telepon untuk urusan pribadi, sayaakan mengundurkan diri94. Saya mengajukan suatu usulan untuk atasan saya namun usulan tersebut menurut atasan sayakurang tepat. Sikap saya adalah …A. Merasa sangat kecewaB. Mencoba mencari alternative usulan yang lain untuk diajukan lagiC. Merasa kecewa tetapi berusaha melupakan penolakan tersebutD. Tetap mencoba memberikan alas an dan pembenaran atas usulan tersebut sampai dapat

meyakinkan atasan sayaE. Tidak merasa kecewa dan berusaha melupakan penolakan tersebut95. Saya ditugaskan di front office untuk melayani tamu pimpinan. Pada saat pimpinan saya tidakberada di tempat dan ada tamu pimpinan yang memerlukan keputusan segera, sikap sayaadalah …A. Mengambil keputusan tanpa petunjuk atasan selama tidak bertentangan dengan kebijakanumum pimpinanB. Tidak berani mengambil keputusan tanpa petunjuk atasan sayaC. Ragu‐ragu dalam mengambil keputusan tanpa petunjuk atasan sayaD. Menunda‐nunda pengambilan keputusan tanpa petunjuk atasan sayaE. Mengambil keputusan tanpa petunjuk atasan karena keadaan sangan mendesak96. Dalam melaksanakan suatu tugas yang dipercayakan kepada saya, saya …A. Selalu mencari alternative lain agar tidak mengambil keputusan sendiriB. Tidak berani mengambil keputusan sendiriC. Selalu menunggu keputusan pimpinanD. Berani mengambil keputusan karena tugas tersebut telah dipercayakan kepada sayaE. Menyadari bahwa keputusan pimpinan diperlukan jika keputusan tersebut diluar wewenangsaya1897. Atasan yang saya sukai adalah yang …A. Sangat disiplin dan selalu meminta saya menunggu keputusan yang diambilnya sebelumsuatu pekerjaan dilaksanakanB. Selalu menanyakan pendapat dan ide dari saya sebagai bahan masukan untuk suatupekerjaan yang dilakukannyaC. Senantiasa mendelegasikan wewenangnya pada sayaD. Tidak terlalu membantu saya menyelesaikan tugas, namun sebaliknya berharap sayamampu menyelesaikan pekerjaan tanpa sering berkonsultasi kepadanyaE. Selalu member petunjuk yang jelas atas pekerjaan yang akan saya kerjakan98. Saya ingin rekan‐rekan kerja saya melihat kualitas diri saya yang terbaik sebagai seorang yang …A. Inovatif dan kreatifB. Disiplin dan penurutC. Mampu beradaptasi dan ramahD. Dapat memutuskan sendiri dan realistisE. Percaya diri dan mandiri99. Kondisi kerja yang paling saya harapkan adalah kondisi yang …A. Menghasilkan pendapatan tambahan bagi sayaB. Menyediakan stabilitas pekerjaan kepada sayaC. Memberikan kemungkinan promosi jabatan bagi sayaD. Memberi kesempatan kepada saya untuk beraktualisasi diriE. Memotivasi saya untuk bekerja lebih giat100. Pimpinan kantor menggelar rapat kerja membahas penyusunan rencana kerja untuktahun anggaran depan. Setiap pegawai diharapkan mempersiapkan usulan untuk kegiatan tahundepan. Respon saya adalah …A. Berminat mengajukan suatu ide kegiatan yang akan dilaksanakan meskipun nantinya idetersebut tidak diterimaB. Tidak berminat sama sekali untuk mengajukan suatu ide kegiatanC. Akan mengajukan suatu ide kegiatan jika diminta oleh pimpinanD. Mungkin berminat untuk mengajukan suatu ide kegiatan yang akan dilaksanakan tergantungsituasi dan kondisiE. Ragu‐ragu untuk mengajukan suatu ide kegiatan karena akan kecewa jika tidak diterima