Vik ujian

27
FISTULA URETHROPERINEAL I. Pengertian Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga internal atau antara organ berongga internal dengan tubuh bagian luar. (Brunner dan Suddanth, Keperawatan Medical Bedah, halaman 1551) II. Etiologi Fistula dapat terjadi secara congenital, kerusakan jaringan akibat cedera, pembedahan, melahirkan, terapi radiasi, proses penyakit seperti karsinoma (Brunner dan Suddanth, KMB, hal.1551) III. Jenis Fistula 1. Vesikovaginal : Kandung kemih dan vaginal 2. Uretrovaginal : Uretra dan vaginal 3. Vaginoperineal: Vagina dan area perineal 4. Uretrovaginal : Ureter dan vaginal 5. Rektovaginal : Rektum dan vagina 6. Uretroperineal : Uretra dan area perineal IV. Manifestasi Klinis Gejala tergantung pada kekhususan defek. Sebagai contoh pada pasien dengan fistula vesiko vaginal urine terus

description

vik

Transcript of Vik ujian

Page 1: Vik ujian

FISTULA URETHROPERINEAL

I. Pengertian

Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga

internal atau antara organ berongga internal dengan tubuh bagian luar. (Brunner

dan Suddanth, Keperawatan Medical Bedah, halaman 1551)

II. Etiologi

Fistula dapat terjadi secara congenital, kerusakan jaringan akibat cedera,

pembedahan, melahirkan, terapi radiasi, proses penyakit seperti karsinoma

(Brunner dan Suddanth, KMB, hal.1551)

III. Jenis Fistula

1. Vesikovaginal : Kandung kemih dan vaginal

2. Uretrovaginal : Uretra dan vaginal

3. Vaginoperineal: Vagina dan area perineal

4. Uretrovaginal : Ureter dan vaginal

5. Rektovaginal : Rektum dan vagina

6. Uretroperineal : Uretra dan area perineal

IV. Manifestasi Klinis

Gejala tergantung pada kekhususan defek. Sebagai contoh pada pasien dengan

fistula vesiko vaginal urine terus merembes ke dalam vagina. Pada fistula Recto

vaginal, terdapat inkontinen fekal flatus di keluarkan melalui vagina.

Uretro perineal : urine merembes langsung keluar pada area perineal.

Pewarnaan biru mutiler membantu menunjukkan perjalanan fistula pada fistula

vesikovaginal zat warna dimasukkan ke dalam kandung kemih dan timbul dalam

vagina. Pada uretroperineal zat warna dimasukkan ke dalam kandung kemih.

Cairan biru merembes kearea perineal melalui fistula sitoskopi kemudian dapat

digunakan untuk menentukan lokasi yang tepat

Page 2: Vik ujian

V. Penatalaksanaan

Tujuannya adalah untuk menghilangkan fistula infeksi dan ekskoriasi. Biasanya

fistula akan hilang tanpa intervensi bedah atau sebaliknya diperlukan

pembedahan.

Biasanya pembedahan pada vagina digunakan untuk fistula vesikovaginal dan

uretrovaginal. Pembedahan pada abdomen untuk fistula yang lebih tinggi dalam

abdomen.

Fistula yang sulit diperbaiki atau fistula yang sangat besar membutuhkan

perbaikan melaui tindakan bedah dengan diveksi urinarius atau fekal

Intervensi keperawatan :

Tindakan keperawatan direncanakan untuk menghilangkan ketidaknyamanan,

mencegah infeksi, dan memperbaiki konsep diri pasien dan kemampuan rawat diri

secara mandiri.

VI. Komplikasi

1. Infeksi

2. Gangguan fungsi reproduksi

3. Gangguan dalam berkemih

4. Gangguan dalam devekasi

5. Ruptur / perforasi organ terkait

VII. Data dasar pengkajian keperawatan .

Pengkajian :

A. Sirkulasi

Tanda : Peningkatan TD (efek pembesaran ginjal)

B. Eliminasi

Gejala : Penurunan kekuatan / dorongan aliran urine ; tetesan

Keragu – raguan pada berkemih awal

Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan

lengkap ; dorongan dan frekuensi berkemih

ISK berulang, riwayat batu (statis urinaria)

Page 3: Vik ujian

Tanda : Cairan urine merembes kearea perineal melalui fistula

C. Makanan / cairan

Gejala : Anoreksia ; mual dan muntah

Penurunan berat badan

D. Nyeri / kenyamanan

Gejala : Nyeri suprapubis, daerah perineal

Nyeri punggung bawah

E. Keamanan

Gejala : Demam

F. Seksualitas

Gejala : Masalah tentang efek kondisi / terapi pada kemampuan seksual.

Takut incontinentia /menetes selama hubungan intim

Penurunan kekuatan kontraksi ejakulasi

G. Penyuluhan / pembelajaran

Gejala : Penggunaan antihipertensif atau antidepresan, antibiotic urinaria

atau agen antibiotic, obat yang dijual bebasuntuk flu/alergi obat

mengandung simpatomemetik

Rencana pemulangan :

Memerlukan bantuan dengan manejemen terapi.

Diagnosa perawatan yang lajim muncul :

1. Gangguan rasa nyaman nyeri

2. Risiko infeksi

3. Gangguan konsep diri

4. Kecemasan

5. Kurang pengetahuan

Page 4: Vik ujian

Rencana intervensi :

Diagnosa I : Gangguan rasa nyaman nyeri

Intervensi Rasional

Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala

0-10)

Kaji pola urinasi

Pertahankan tirah baring bila diindikasikan

Berikan tindakan kenyamanan : contoh pijatan

punggung, membentu pasien melakukan posisi

yang nyaman , mendorong penggunaan

relaksasi /latihan napas dalam, aktivitas

terpeutik

Berikan obat sesuai indikasi

Memberikan informasi untuk membentu

dalam menentukan pilihan/keefektifan

informasi

Pengosangan kandung kemih yang tertunda

menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri

Tirah baring mungkin diperlukan pada awal

selama fase akut. Namun ambulasi dini daoat

memperbaiki pola berkemih nrmal dan

menghilangkan nyeri kolik

Meningkatkan relaksasi, memfokuskan

kembali perhatian dan dapat meningkatkan

kemampuan koping

Diberikan untuk menghilangkan nyeri berat,

memberikan relaksasi mental dan fisik

Diagnasa II : Risiko infeksi

Intervensi Rasional

Awasi TTV, perhatikan demam ringan,

menggigil, nadi dan pernapasan cepat, gelisah

Kaji tanda – tanda infeksi seperti rubor, dolor,

color, tumor, dan fungsiolaesa.

Dorong klien tentang mempertahankan

Penngkatan TTV merupakan salah satu tanda

adanya infeksi

Deteksi didni dapat memberikan intervensi

adekuat

Mencegah terjadinya penyebaran infeksi

Page 5: Vik ujian

perwatan perineal pasca berkemih dan

devekasi

Berikan antibiotic sesuai indikasi

Mungkin diberikan secara profilaktik

sehubungan dengan peningkatan risiko infeksi

pada fistulauretroperineal

Diagnosa III : Gangguan konsep diri

Intervensi Rasional

Kaji respon dan reaksi pasien dan keluarga

terhadap penyakit dan penanganan

Kaji hubungan antra pasien dengan anggota

keluarga

Kaji pola koping pasien dan anggota keluarga

Ciptakan diskusi terbuka tentang perubahan

yang terjadiakibat penyakit dan penganan :

a. Perubahan peran

b. Perubahan gaya hidup

c. Perubahan dalam pekerjaan

d. Perbahan seksual

e. Ketergantungan pada tim tenaga kesehatan

Galicara alternative untuk ekspresi seksual

lain selain hubungan seksual

Diskusikan peranmemberi dan menerima cinta

kehangantan dan kemesraan

Menyediakan data tentang masalah pada

pasien dan keluarga dalam menghadapi

perubahan dalam hidup

Megidentifikasi penguatan dan dukungan

terhadap pasien

Pola koping yang efektif diasa lalu mungkin

potensial destruktif ketika memandang

pembetasan yang ditetapkan

Pasien dapat mengidentifikasi masalah dan

langkah – langkah yang diperlukan untuk

menghadpinya

Bentuk alternative ekspresi seksual dapat

diterima

Seksualitas mepunyai arti yang berbeda bagi

tiap individu, tergantung pada tahap

maturitasnya.

Page 6: Vik ujian

Diagnosa IV : Kecemasan

Intervensi Rasional

Buat hubungan saling percaya dengan

pasien /keluarga

Berikan informasi tentang prosedur dan tes

khgusus dan apa yang akan terjadi, contoh

cateter, urine berdarah, iritasi kandung kemih,

ketahui seberapa banyak informasi yang

diinginkan pasien

Pertahankan perilaku nyata dalam melakukan

prosedur /menerima klien. Lindungi privasi

pasien

Dorong pasien/orang terdekat untuk

menyatakan masalah/perasaan

Beri penguatan informasi pasien yang telah

diberikan sebelumnya

Menujukkan perhatian dan keinginan untuk

membentu. Membantu dalam diskusi tentang

subyek sensitive

Membentu pasien memahami tujuan dari apa

ynag dilakukan, dan mengurangi masalah

karena ketidak tahuan.

Menyatakan penerimaan dan menghilangkan

rasa malu pasien

Mendefinisikan masalah, memberikan

kesepatan untuk menjawab pertanyaan,

memperjelas kesalahan konsep, dan solusi

pemecahan masalah

Memungkinkan pasien untuk menerima

kenyataan dan menguatkan kepercayaan pada

pemberi perawatan dan pemberi nformasi.

Page 7: Vik ujian

PENYIMPANGAN KDM

Trauma Pembedahan Infeksi Partus Cancer Kongenital

Reaksi radang

Penyembuhan tidak sempurna

Penekanan terus menerus Fibrosis

(dalam buli-buli, ureter

uretra) Canal abnormal

Tembus keluar tubuh

FISTULA

Uretroperineal

Port the entry

Inkonensia urine Iritrasi mukosa

Resiko infeksi

Ketidakmampuan control berkemih Tranduksi

Transmisi

Perubahan stautus kesehatan Rasa malu meningkat Modulasi

Persepsi

Gangguan konsep diri

Salah informasi Nyeri

Kurang informasi Kurang pengetahuan

Salah interpretasi

Kecemasan

Page 8: Vik ujian

DAFTAR PUSTAKA

1. A. P.. Sylvia, Patofisiologi, Buku 2, ed 4, Penerbit EGC cetak I, Jakarta, 1995

2. Brunner & Suddanth, Buku Ajar Keperawatan, Medical Bedah, EGC, Jakarta,

2000

3. Cpernito, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, Penerbit EGC, Cetakan I,

Jakarta, 2001

4. C. L. Barbara, Perawatan Medical Bedah, Buku II, Cetakan I, Penerbit Yayasan

IAPK, Bandung, 1996

5. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi VIII, Volume : 2, Penerbit EGC,

Jakarta, 2000

6. Purnawan Junadi, Capita Selekta Kedokteran, Penerbit Media Aesculapius, FKUI,

Jakarta, 1982

Page 9: Vik ujian

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Kamar operasi atau kamar bedah adalah ruangan yang khusus di pakai untuk

melakukan pembedahan yang membutuhkan suci hama atau steril

B. Lingkup kegiatan

Dalam kamar operasi terdapat kegiatan – kegiatan yang dapat diurut dalam prosedur –

prosedur :

1. Pemindahan penderita kemeja operasi

2. Pemberian anstesi intubasi

3. Penempatan penderita dalam posisi untuk dibedah

4. Persiapan penderita untuk pembedahan

5. pembedahan

6. Pemberian cairan, darah, obat – obat parenteral

7. Menutup luka pembedahan

8. Penghentian anastesi, Ekstubasi

9. Pemindahan penderita keluar kamar operasi

C. Pembagian daerah sekitar kamar operasi

Umumnya daerah sekitar operasi dibagi dalam :

1. Daerah public artinya daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang, tanpa ada

syarat misalnya : kamar tunggu, gang, emperan.

2. Daerah semi public, artinya daerah ini hanya boleh dimasuki oleh orang tertentu

saja yaitu para petugas

3. daerah aseptic yaitu daerah kmar bedah +sendiri yang hanya boleh dimasuki oleh

orang – orang yang langsung ada hubungan dengan kegiatan pembedahan saat itu

umumnya dianggap daerah yang harus dijaga kesucihamaannya.

Umumnya pembagian daerah aseptic ini adalah berdasar :

a. Daerah aseptic 0 yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukan

pembedahan.

Page 10: Vik ujian

b. Daerah aseptic 1 yaitu daerah memakai gaun operasi, daerah tempat duk /

kain-kain steril, tempat instrumen dan tempat para perawat instrumen

mengatur dan mempersiapkan alat.

c. Daerah aseptic 2 yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk,

daerah sekitar ahli anastesi.

D. Bagian – bagian dari kamar operasi

1. Kamar bedah

2. Kamar untuk cuci tangan

3. Kamar untuk alat-alat

4. Kamar untuk sterilisasi

5. Kamar untuk ganti pakaian

6. Kamar untuk laboratorium

7. Kamar untuk arsip

8. Kamar untuk sadur kembali (recovery)

9. Kamar gips

10. Kamar istirahat

11. Kamar mandi (WC) dan spoelhok (tempat cuci)

12. Kantor

13. Gudang

14. Kamar tunggu

E. Hal – hal yang perlu diperhatikan di kamar operasi

1. Bahwa kita bekerja pada tempat yang bersih dan mempergunakan alat-alat yang

steril

2. Tempat itu tidak boleh untuk melakukan macam-macam tindakan, hanya khusus

pembedahan saja. Oleh karena itu harus diutamakan kebersihan

3. Dokter dan staf kamar bedah sebaiknya harus hati-hati terhadap setiap sumber

infeksi

4. Setiap orang yang bekerja di kamar bedah harus menyadari peraturan yang ada

dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan

5. Kamar bedah (kamar operasi) adalah suatu tempat yang khusus untuk melakukan

pembedahan

Page 11: Vik ujian

CARA KERJA UMUM

A. Tugas – tugas

1. Tugas tim bedah

a. Pembedahan dilakukan oleh ahli bedah dan asistennya

b. Persiapan penggunaan instrumen dikerjakan oleh instrumenter

c. Penyediaan alat-alat untuk keperluan operasi yang sedang dilaksanakan

omloop

d. Pembiusan dilaksanakan oleh ahli anastesi dan asistennya

2. Tugas dan tanggung jawab nursing staf

a. Kepala kamar bedah (supervisor) harus bertanggung jawab terhadap semua

kegiatan yang dilaksanakan di dalam kamar bedah tersebut

b. Supervisor bertanggung jawab penuh terhadap kelancaran tugas-tugas

pegawai dari masing-masing tanggung jawabnya

c. Staf, nurse adalah perawat-perawat yang bertanggung jawab penuh tentang

tugas-tugas yang diberikan kepadanya misalnya : inventarisasi, penyediaan

alat-alat instrumen

B. Personil kamar operasi dan kamar bedah

Dalam membantu keadaan aseptic dalam kamar operasi maka setiap orang yang

bekerja dalam kamar operasi harus tunduk pada peraturan dan tekhnik aseptic yang

berlaku dalam setiap kamar bedah.

Disiplin ini terdiri dari :

a. Higiene pribadi

b. Disiplin bekerja

c. Pemakaian gaun pembedahan dan masker muka serta tutup kepala

Beberapa persiapan dan tindakan yang perlu diketahui dalam mdiri untuk masuk dan

bekerja dalam kamar operasi :

1. Persiapan untuk masuk kamar operasi

a. Pakaian dasar, sebaiknya menggunakan pakaian yang khusus untuk kamar

operasi yang umumnya disediakan dalam kompleks kamar operasi

Pakaian khusus ini sifatnya :

Page 12: Vik ujian

- Ringan ( bahan kain tipis)

- Bersih ( tidak perlu steril, tapi selalu dicuci / disetrika )

- Lengan pendek

- Menutup tungkai

- Seragam (sama bentuk / modelnya dan warnanya)

- Tututp mulut / masker dan kepala

b. Alas kaki, harus memakai sandal yang tertutup dianjurkan melepas kaus kaki.

Sandal ini tidak boleh dipakai di luar daerah kamar operasi

2. Persiapan untuk ikut dalam pelaksanaan pembedahan (masuk dalam daerah

aseptic 0)

a. Cuci tangan : tekhnik fuerbringer. Caranya :

- Basahi tangan bersih daerah bawah kuku

- Mulai sikat tangan dan jari satu persatu

- Lanjutkan sikat lengan atas sampai siku

- Bilas dengan air, ulangi lagi beberapa kali dengan larutan sabun biasa 10

menit dengan larutan standar : 3 – 5 menit

- Keringkan dengan kain handuk steril

b. Dengan tangan sampai siku berada diatas garis umbilicus memasuki daerah

aseptic 1 kemudian berpakaian gaun bedah dengan pertolongan seorang

perawat pembantu (ronloop, omloop)

c. Memakai sarung tangan yang sesuai dengan ukuran besar tangan, meletakkan

tangan dengan dilipat pada perut dan punggung (berdiri pada daerah aseptic 1)

C. Persiapan penderita

Persiapan penderita sebelum pembedahan sudah dimulai diruangan. Pada waktu

memasuki kamar operasi maka sebaiknya penderita memakai pakaian khusus rumah

sakit.

Urutan – urutan tindakan terhadap penderita setelah masuk kamar bedah :

1. Dipindahkankemeja pembedahan untuk dilakukan :

- Pemasangan pengikat tangan dan tungkai

- Pemasangan infuse

- Daerah rambut kepala ditutup

Page 13: Vik ujian

- Di chek apakah daerah pembedahan yang berambut sudah dipersiapkan,

daerah dada dibebaskan atau dilonggarkan

2. Dilakukan pembiusan

3. setelah dibius, barulah dilakukan penempatan posisi pembedahan :

4. Desinfeksi dari lapangan pembedahan

5. Kulit penderita

Tindakan untuk mengamankan kulit penderita yang diangap sebagai sumber

infeksi disebut siap – bedah (surgical prep),yang terdiri darai

a. Pencukuran kulit yang berambut

b. Desinfeksi kulit :

Cara melakukan melakukan desinfektan :

- Menggunakan klem desinfeksi yang steril, mengambil bola kasa steril,

dibasahi dengan larutan desinfektan

- Dioleskan pada kulit lapangan pembedahan dari tengah, berputar melebar

makin luas (dari pusat keluar)

- Ganti dengan bola kasa baru

- Untuk setiap macam obat desinfektan diperlukan sedikitnya dua kali

olesan

D. Persiapan ruangan pembedahan dan kamar bedah

Kamar bedah harus selalu disuci hamakan, karena harus dalam keadaan suci hama

bila akan dipakai untuk pembedahan

Pembersihan di kamar bedah dibagi dalam 2 macam :

a. Pembersihan harian.

Pembersihan dilaksanaka setiap pagi sebelum kamar bedah dibersihkan dan setiap

operasi dan yang terakhir biula kamar bedah tidak dipergunakan lagi

b. Penbersihan umum / bongkar besar

Pembersihan umum dilakukan seminggu sekali pada hari dimana tidak ada

operasi.

Cara-cara untuk mencapai ruangan yang suci hama atau paling sedikit mengurangi

jumlah kuman yang ada :

Page 14: Vik ujian

1. Alat-alat yang ada didalam kamar bedah hanyalah alat-alat yang dipakai untuk

pembedahan tersebut

2. Setiap selesai satu pembedahan kamar bedah segera dibersihkan

3. Selama dilakukan pembedahan, maka setiap bahan yang tercecer di lantai harus

segera diambil dan dibuang keember sampah dan dibuang keluar

4. Keluar masuknya orang-orang harus dibatasi pada yang berkepentingan saja

5. Pertukaran hawa / udara harus tetap baik dengan suhu kamar yang cukup

menyenangkan (sejuk) suhu yang dianjurkan adalah antara 24 derajat Celcius

sampai 26 derajat Celcius.+

Page 15: Vik ujian

PERSIAPAN PASIEN

Menerima pasien pada daerah semi public, kemudian mencatat nomor register dan

semua identitas klien yang dibutuhkan.

Nama : Ny. H

Umur : 40 tahun

Diagnosa medis : Mioma uteri

Jenis operasi : Histeroktomi total

Tanggal operasi : Luwu Timur

Urutan-urutan tindakan terhadap penderita setelah masuk kamar bedah

1. Dipindahkan kemeja pembedahan untuk dilakukan

a. Pemasangan pengikat tangan dan tungkai

b. Pemasangan infuse

c. Daerah rambut kepala ditutup

d. Di check, apakah daerah pembedahan yang berambut sudah dipersiapkan

(dicukur dan di cuci anti septic) daerah dada dibebaskan atau dilonggarkan.

2. Dilakukan pembiusan jam 09.00 (General Anastesi)

3. Setelah dibius, barulah dilakukan penempatan posisi pembedahan

Akan letak / posisi penderita harus ditanyakan pada ahli bedah bila memang

belum jelas

4. Desinfeksi dari lapangan pembedahan

a. Dapat dilakukan oleh ahli bedah / asistennya, yaitu sebelum menempuh

prosedur tanpa gaun bedah

b. Dapat pula dilaksanakan oleh perawat pembantu (omloop), dengan

menggunakan klem – desinfeksi yang steril, tanpa menyentuh daerah

pembedahan dengan tangannya

Catatan : Pelaksanaan desinfeksi dengan memakai gaun bedah dan sarung tangan

adalah tidak dibenarkan, karena dalam prosedur ini dapat terjadi

kontaminasi terhadap yang melakukan desinfeksi (penderita tidak

steril), hingga bila hal ini dilakukan, maka setelah melakukan

Page 16: Vik ujian

desinfeksi, harus berganti gaun dan sarung tangan. Hal ini akan

memerlukan jumlah gaun bedah dan sarung tangan yang lebih banyak.

5. Kulit penderita

Tindakan untuk mengamankan kulit penderita yang dianggap sebagai sumber

infeksi disebut siap – bedah yaitu terdiri dari :

a. Pencukuran kulit

Dilakukan dibangsal sebelum masuk OK

b. Larutan anti septic

Larutan anti septic dipakai untuk melakukan desinfeksi kulit daerah lapangan

pembedahan, dilakukan setelah pembiusan

Cara melakukannya : cara yang benar adalah desinfeksi kulit dari tengah

keluar.

Bahan standar yang dipakai adalah larutan iodium – alcohol 3% dan sebagai

pembilas adalah alcohol 70%

6. Persiapan lapangan pembedahan

Penutupan lapangan pembedahan (drapping) :

Penututpan lapangan pembedahan dapat dilakukan dengan kain liren yang

steril (duk steril)

Tujuannya adalah membuat barrier atau pembatasan terhadap kontaminasi

Batas dari lapangan pembedahan kemudian difiksasi dengan :

a. Duk klem : 4 buah klem penjepit agar keempat sisi kain membatasi lapangan

pembedahan

b. Duk lubang yang steril

c. Memakai foli plastic yang melekat pada kulit

d. Menggunakan duk khusus untuk bagian tubuh tertentu

Alat-alat pembantu pembedahan : suction dan couter dan lain-lain serta meja

instrumen diletakkan sekitar lapangan pembedahan siap untuk dibedah, setelah

meminta persetujuan anastesi

Alat-alat instrumen yang digunakan

- Bisturi no.20 + Skalfel - Tubber tank 1

- Elektroda 3 buah - Duk klem 4

Page 17: Vik ujian

- Klem bengkok 4 buah - Hak tajam 1

- Koher 4 - Hak tumpul 1

- Pincet anatomis 2 – 2 - Arteri klem bengkok 2

- Pincet chirungis 1 – 2 - Arteri klem lurus 8

- Klem kecil 4 - Koher lurus 8

- Klem preparat 1 - Koher bengkok 2

- Tupper tang 2 - Suction

- Hak tumpul besar 1 - Arteri klem halus 1

- S.Hak 1 - Hak obgin 2

- Gunting jaringan 1 - 2 - Kom kecil 1

- Gunting benang 1 - 2 - Kom besar 1

- Kanul section 1 - Couter

Benang : Vicryl 0 : 3

Polysorb 3.0 : 2

Chromic : 1 : 1

Zeide 1 : 2

- Jarum otot dan jarum kulit

- Bethadine

- NaCl 2 kolf

- Has steril 5 gulung (1 gulung 10 lembar)

- Hanscun 5 pasang

- Bak has 5 lembar

Obat-obatan yang digunakan :

- Pethidin 1 ampul

- Dormicum ½ ampul

- Sulfas atropine 1 ampul

- Diazepam / valiuna 1 ampul

- Penthotal ½ ampul

- Scholin / Duilicin 3 cc

- Tracirin 1 ampul

Page 18: Vik ujian

- Oksigen 800 liter

- Adrenalin 1 ampul

LAPORAN OPERASI

- Klien masuk kamar operasi Jam 08.45

- Anastesi dimulai Jam 09.00

- Operasi dimulai Jam 09.25

- Selesai operasi Jam 11.30

Prosedur kerja :

- Instrumen atau omloop mempersiapkan alat, baik set kain maupun alat-alat

operasi, couter, suction, dll

- Semua peserta (operator, asisten 1, 2, instrumen) harus mencuci tangan terlebih

dahulu, dimana kedua tangan disikat dengan sabun anti septic dari ujung jari

sampai iku

- Semua peserta memakai celemek plastic dan baju operasi yang steril

- Sebelum memulai dipastikan semua kondisi peralatan dalam keadaan baik dan

siap pakai

- Dimulai dengan desinfeksi pada lapangan operasi

- Menutup lapangan operasi dengan duk steril dan keempat sisinya dijepit dengan

duk klem. Terakhir ditutp dengan duk lubang

- Kemudian mulai dilakukan penyayatan pada daerah abdomen secara vertical

- Penyayatan dilakukan selapis demi selapis untuk mencegah perdarahan dan

meastikan tidak memotong arteri yang besar

- Setelah uterus nampak ada perlengketan usus, maka usus tersebut dipotong

kemudian disambung

- Bagian-bagian samping uterus dijahit kemudian uterus dilepaskan sedikit demi

sedikit dari rongga abdomen untuk mencegah perdarahan

- Lakukan insisisecara terus-menerus sambil dijahit atau diberi couter sampai

uterus terlepas

Page 19: Vik ujian

- Setelah uterus terlepas maka uterus diletakkan di dalam ember. Dimana uterus

tersebut diincisi untuk menetahui isi / tumor dari uterus

- Sebelum dilakukan penjahitan bersihkan dahulu rongga abdomen dengan NaCl

0,9% + bethadine dan dikeluarkan cairan tersebut dengan menggunakan suction

- Pasang surgical pada daerah luka kemudian jahit fascia dengan menggunakan

Vicryl 0 dilanjutkan dengan menjahit peritoneum dengan benang Vicryl 0

kemudian menjahit otot dengan benang Cromic 1. dilanjutkan dengan menjahit

otot selapis demi selapis dengan menggunaklan benang polysorb 3.0. terakhir

kulit dijahit dengan menggunakan Zeide 1.

- Setelah dijahit luka di dep dengan bethadine dan kemudian ditutup dengan kassa

steril dan kemudian diplester dengan Hipafix.

- Setelah selesai bersihkan daerah sekitar operasi dengan NaCl. Kemudian pasien

dirapikan sambil mengontrol cairan infuse yang terpasang yaitu RL pada tangan

sebelah kanan dan tramnfusi darah pada tangan kiri, 28 tts/i, jangan lupa lihat

urine bagian tertampung urine 50 cc.

- Setelah selesai pasien langsung dipindahkan ke brankas dan dibawa keruangan

RR

- Di ruang RR tersebut pasie diobservasi tanda-tanda vital

TD : 100/70 mmHg

N : 80 / m

S : 36,5 C

P : 20 / m

- Evaluasi terus keadaan pasien sampai memenuhi Skala Aldrette

- Pasien dibaw ke ruangan RR jam 10.00 dan dipindahkan ke ruangan jam : 11.30,

karena Skala Aldrette > 8

- Merendam peralatan dan membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat

sampah

- Cuci alat, kemudian keringkan dan set kembli lalu di sterilkan

- Cuci hanscun dan keringkan, kemudian cuci tangan dengan Hibi scrub di bawah

air mengalir

- Lengkapi status pasien.

Page 20: Vik ujian