VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx
-
Upload
indahfauziah -
Category
Documents
-
view
48 -
download
14
Transcript of VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx
![Page 1: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA PANGAN
PRAKTIKUM 8
PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS DENGAN
REFRAKTOMETER
Oleh :
KELOMPOK 2
INDAH FAUZIAH B.1110140
SINGGIH PRABOWO B1110203
SUHENDRI B.1110006
NURUL MUSLIHAH A.M B1110281
FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL
TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
![Page 2: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/2.jpg)
Laporan Praktikum
Tanggal : Sabtu, 21 Desember 2013
PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS DENGAN
REFRAKTOMETER
I. Tujuan
1. Untuk mengetahui Indeks Bias suatu senyawa
2. Dapat menggunakan Refraktometer
3. Mengetahui kadar garam (salinitas) suatu produk
II. Pendahuluan
Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang
ilmuan dari German pada permulaan abad 20. Refraktometer adalah
alat yang digunakan untuk mengetahui indeks refraksi (indeks bias), specific
grafity (rapatan jenis), dan konsentrasi dari suatu zat terlarut. Misalnya ialah
mengukur kadar gula, kadar garam, kadar urine dalam tubuh, maupun protein.
Pada saat pertama kali melakukan pembelian, dilakukan peneraan skala pada
refraktometer untuk menegetahui konsentrasi bahan secara pasti. Semakin kecil
sudut refraksi, maka semakin besar rapatan jenis dan semakin besar pula
konsentrasi suatu zat.
Prinsip kerja refraktometer ialah cahaya polikromatis dari sinar lampu
menyinari day light plate. Kemudian samle diteteskan 2-3 tetes yang diletakkan di
atas prisma. Sample terkena cahaya polikromatis yang diteruskan ke prisma.
Cahaya polikromatis diubah menjadi cahaya monokromatis. Terjadi pemfokusan
pada lensa, dan deiteruskan ke biomaterial skip, sehingga tertera skala. Skala
dibaca menggunaka mata dari eye pieces.
Refraktometer terdapat empat jenis yaitu refraktometer untuk kadar gula,
kadar protein, kadar urine, dan kadar garam (salinitas). Refraktometer salinity
(garam), pada pembacaan skala terdapat specific grafity (rapatan jenis) pada
bagia kiri dan konsentrasi pada bagian kanan. Sedangkan refractometer urine,
terdapat dua pembacaan yaitu indeks bias dibagian kiri, water (air) di bagian
tengah, dan specific grafity (rapatan jenis) di bagian kanan.
![Page 3: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/3.jpg)
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam
udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias
berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran
dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar
diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks
bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia
edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang
gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang
untuk digunakan dengan cahaya putih.
Salinitas adalah banyaknya zat yang terlarut. Zat yang terlarut ini meliputi
garam-garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme
hidup dan gas-gas terlarut. Fraksi terbesar dari bahan terlarut terdiri dari garam-
garam anorganik yang berbentuk ion-ion. Enam jenis anorganik membentuk
99,28% berat dari bahan anorganik padat. Ion-ion adalah klor, natrium, sulfat,
magnesium, kalsium dan kalium, sedangkan lima iom berikutnya yaitu bikarbonat,
bromida, asam borat dan stronsium menambah 0,71% berat, sehingga 11 ion ini
membentuk 99,99% berat zat terlarut (Nybakken, 1992).
Pada praktikum pengukuran indeks bias dan salinitas menggunakan sampel-
sampel minyak, yaitu minyak sawit, minyak jagung, minyak kelapa, dan minyk
jarak, sedangkan untuk salinitas/mengukur kadar garam menggunakan sampel dari
beberapa produk makanan ringan seperti produk kacang merk sukro dan keripik
singkong, termasuk sampel garam (NaCl).
III. Tinjauan Pustaka
Refraktometer (ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang
ilmuan dari German pada permulaan abad 20) adalah alat ukur
untuk menentukan indeks bias cairan atau padat, bahan
transparan dan refractometry. Misalnya gula, garam, protein,
dsb. Indeks bias sendiri adalah perbandingan kecepatan cahaya
dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut.
Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu
pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus
benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat
![Page 4: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/4.jpg)
mempengaruhi indeks bias. Prinsip Kerja Refraktometer
memanfaatkan refraksi cahaya. Pengukurannya didasarkan atas
prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya
bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja
dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu
yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas.
Gambar 1. Refraktometer
Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau
pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda
kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi
dua macam yaitu:
1. Mendekati Garis Normal
Cahaya dibiakan mendekati garis normal jika cahaya
merambat dari medium optic kurang rapat kemedium optic
lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari .udara
kedalam air.
2. Menjauhi Garis Normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya
merambat dari medium optic lebih rapat kedalam optic
kurang rapat, contoh cahaya merambat dari dalam air ke
udara.
![Page 5: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/5.jpg)
Gambar 2. Pembiasan Cahaya
Ada empat jenis refraktometer utama:
1. Refraktometer genggam tradisional (traditional handheld
refractometers)
2. Refraktometer genggam digital (digital handheld
refractometers)
3. Laboratorium ataurefraktometer Abbe( Abbe refractometers),
dan
4. Proses refraktometer inline(inline process refractometers).
Bagian-bagian Refraktometer
Gambar 3. Bagian-Bagian Refraktometer
a. Day Light Plate
Day light plate terbuat dari bahan kaca. Fungsi komponen
tersebut ialah mencegah prisma tergores oleh debu atau
benda asing, dan agar sample yang diteteskan pada prisma
tidak jatuh atau tumpah.
![Page 6: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/6.jpg)
b. Prisma
Prisma merupakan komponen yang sensitive terhadap
goresan. Prisma berfungsi untuk membaca skala atau indeks
bias dari zat terlarut dan mengubah cahaya polikromatis
menjadi monokromatis.
c. Knop Pengatur Skala
Knop pengatur skala berfungsi untuk mengkalibrasi alat
dengan menggunakan aquades. Cara kalibrasi yaitu obeng
minus diletakkan pada knop pengatur skala, lalu diputar-putar
hingga specific grafity (rapatan jenis) menunjukkan hasil
1.000.
d. Lensa
Lensa pada refraktometer berfungsi untuk memfokuskan
cahaya dan berada dalam bagian handle.
e. Handle (pegangan)
Handle yaitu area genggaman pada saat memegang
refractometer yang dilengkapi dengan grip (permukaan kasar)
agar tidak licin saat memegang alat tersebut. Handle
berfungsi untuk area memegang refraktometer dan menjaga
suhu tetap stabil. Handle terbuat dari bahan karet karena
karet merupakan bahan isolator yang tahan terhadap panas
dan bahan karet dapat menjaga kestabilan suhu.
f. Biomaterial Skip
Komponen tersebut berfungsi untuk menstabilkan suhu (200C)
dengan range suhu 150C – 280C dan berada di bagian dalam
handle.
g. Skala
Skala berfungsi sebagai pembacaan specific grafity atau
rapatan jenis(Sp G), indeks refraksi atau indeks bias (ND), dan
konsentrasi suatu zat yang dianalisis. Skala berada di bagian
dalam handle.
h. Lensa Pembesar
![Page 7: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/7.jpg)
Lensa pembesar berfungsi untuk melihat atau mempermudah
ketajaman skala, serta berada di bagian dalam handle.
i. Eye Pieces
Eye Pieces berfungsi untuk melihat pembacaan skala dengan
menggunakan detector mata.
Cara Pengoperasian dan Cara pemeliharaan
Cara Pengoperasian
1. Day light plate dibuka dengan menggunakan ibu jari.
2. Day light plate dan prisma dibersihkan dengan aquades.
3. Kemudian dilakukan penyekaan dilakukan secara satu arah
dan bebas.
4. Apabila refraktometer sudah lebih dari tiga bulan tidak
digunakan, bleaching (pemutih 10%) digunakan untuk
membersihkan plat-plat yang terbentuk.
5. Lalu kalibrasi dilakukan menggunakan aquades.
6. Aquades diteteskan pada prisma dan jangan sampai ada
gelembung. Apabila terdapat gelembung, maka akan
mempengaruhi nilai ND sehingga pengukura tidak tepat.
7. Mata melihat hasil pengukuran dari eye piece hingga ada
garis perbatasan antara biru dan putih yang menunjukkan
hasil pengukuran.
8. Setelah digunakan, prisma dan day light plate dibersihkan
dengan aquades.
9. Kemudian diseka dengan satu arah.
10. Refraktometer disimpan kembali di dalam box (wadah).
Cara Pemeliharaan
1. Sebelum dan setelah digunakan, prisma dan day light plate
selalu dibersihkan dengan aquades serta diseka dengan tisu.
2. Refraktometer diletakkan pada wadah khusus.
3. Apabila refraktometer tecelup dalam air, segera dikeringkan
dengan udara, lalu dipaparkan terhadap cahaya matahari
![Page 8: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/8.jpg)
agar terhindar dari terbentuknya embun pada permukaan
lensa.
4. Jangan terkena cahaya matahari langsung.
5. Prisma dijaga agar tidak tergores.
Indeks Bias
Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis
yang penting dari medium. Indeks bias memiliki peran yang
cukup penting di dalam beberapa bidang kimia, pengukuran
terhadap indeks bias secara luas telah digunakan antara lain
untuk mengetahui konsentrasi larutan dan mengetahui komposisi
bahan-bahan penyusun larutan. Indeks bias juga dapat digunakan
untuk mengetahui kualitas suatu larutan.
Penelitian menunjukkan bahwa indeks bias dapat
digunakan untuk menentukan kemurnian dari larutan. Dalam
bidang industri makanan dan minuman, indeks bias juga dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya konsentrasi gula dalam
produk makanan dan minuman, seperti contoh untuk mengetahui
kandungan gula pasir dalam larutan gula pasir, kandungan gula
batu dalam larutan gula batu, kemurnian madu, kandungan
fruktosa dalam sirup paracetamol, dan garam beryodium.
Indeks bias suatu larutan dapat diukur dengan
menggunakan refraktometer. Metode ini merupkan metode yang
sederhana. Sampel yang digunakan juga relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan metode-metode yang lainnya.
Indeks bias dapat dipandang sebagai suatu kemampuan
medium membiaskan (membelokan) arah rambat cahaya. Jika
cahaya bergerak dari vakum atau udara ke medium lainnya,
indeks biasnya disebut dengan indeks bias mutlak medium
tersebut. Pada eksperimen Snellius, nilai indeks bias yang didapat
(n = 1,5) merupakan nilai indeks bias mutlak kaca karena cahaya
bergerak dari vakum udara ke kaca. Secara matematis indeks
bias mutlak suatu benda dapat dirumuskan sebagai berikut.
![Page 9: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/9.jpg)
Keterangan:
n = indeks bias mutlak
c = kecepatan cahaya di vakum/udara
v = kecepatan cahaya di suatu medium
Nilai indeks bias mutlak beberapa medium ditunjukan pada tabel
berikut ini.
Medium n = c/v
Vakum 1,0000
Udara 1,0003
Air (20°C) 1,33
Etil Alkohol 1,36
Kaca Kuarsa 1,46
Kerona 1,52
Flinta 1,58
Kaca Plexi 1,51
Intan 2,42
Salinitas
Salinitas dapat diukur dengan alat yang praktis yaitu
salinometer atau Hand Refractometer. Penentuan salinitas
dilakukan dengan meneteskan ½ tetes air contoh, pada bagian
prisma , kemudian nilai salinitas dibaca pada “eyepiece”. Batas
bagian terang dan gelap yang memotong skala menunjukkan
salinitas air contoh.
Menurut Kinne (1964) bahwa salinitas menentukan sifat struktural
dan fungsional organisme melalui perubahan dalam :
1. Konsentrasi osmose total
2. Perbandingan relatif yang terlarut
3. Koefesien absorbsi
4. Saturasi gas yang terlarut.
![Page 10: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/10.jpg)
Salinitas suatu perairan dipengaruhi oleh adanya aliran air
laut , dan daratan, curah hujan, evaporasi dan pasang surut
(Anggoro, 1984). Salinitas adalah jumlah garam yang dinyatakan
dalam gram yang diperoleh dari beberapa kali penguapan, 1000
gram air sehingga diperoleh berat air yang konstan (Shuter,
1949). Pada salinitas yang rendah laju metabolisme akan
menurun sehingga pada salinitas tertentu akan menyebabkan
metabolisme berhenti.
Menurut Raymont (1963) menyatakan tinggi rendahnya
salinitas akan mempengaruhi tekanan osmose dimana nantinya
akan mempengaruhi metabolisme sel. Besar kecilnya salinitas
yang terjadi sangat menetukan sifat organisme akuatik yang ada
terutama plankton yang mempunyai sifat peka terhadap
perubahan (Davis, 1955). Salinitas merupakan salah satu faktor
lingkungan yang sangat membatasi kehidupan organisme dan
dapat mengontrol pertumbuhan, reproduksi, dan distribusi
organisme (Odum, 1971). Pasang surut sebagai salah satu
kekuatan angin dapat mempengaruhi salinitas, maka tempat
yang pasang surutnya besar pasang naik akan mendorong air laut
lebih dulu ke hulu estuarin sebagai akibatnya pada daerah yang
salinitasnya berubah-ubah sesuai dengan keadaan pasang
surutnya (Nybaken, 1988).
IV. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan:
1. Pipet
2. Refraktometer
3. Bekker glass
4. Timbangan
5. Batang pengaduk
6. Sendok tanduk
7. Labu ukur
8. Hotplate
![Page 11: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/11.jpg)
Literatur Hasil Pengukuran
1 Minyak Sawit Curah 1.453 - 1.456 1.464 -2 Minyak Jagung 1.474 - 1.475 1.471 -3 Minyak Kelapa 1.448 - 1.450 1.463 -4 Minyak Jarak 1.477 - 1.479 1.465 -5 Produk Kacang merk. Sukro - 1.008 1,26 Produk Kerupuk Singkong - 1.003 0,57 NaCl 1 % - 1.007 1,0
Indeks Bias (nD) Kadar Garam (%)
No Sampel
Bahan-bahan yang digunakan:
1. Minyak Sawit Curah
2. Minyak Jagung
3. Minyak Kelapa
4. Minyak Jarak
5. Produk Kacang Merk Sukro
6. Produk Kerupuk Singkong
7. NaCl 1%
8. Aquadest
V. Cara Kerja
1. Ditetesi refraktometer dengan aquadest
2. Dibersihkan dengan kertas tissue sisa aquadest yang tertinggal
3. Diteteskan sampel yang ingin diketahui salinitas atau indeks biasnya
4. Dilihat ditempat yang bercahaya dan dicatat hasilnya
5. Dibilas kaca prisma dengan aquadest, diusap dengan tissue dan disimpan
refraktometer di tempat kerja
VI. Data Pengamatan
VII. Pembahasan
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat
kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus
benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias.
![Page 12: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/12.jpg)
Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan
garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm.
Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih.
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/
konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dan sebagainya. Prinsip
kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi
cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuwan dari
Jerman pada permulaan abad 20 (Kopkhar, 1990). Refraktometer Abbe
merupakan alat untuk determinasi secara cepat konsentrasi, kemurnian, kualitas-
kualitas dispersi dari sampel cair, padat dan plastik. Brix: 0-95%. Syaratnya,
bahan yang jernih, transparan dan Opaque dapat diukur pada sinar yang
ditransmisikan dan direfleksikan. Prinsip pengukuran dengan sinar yang
ditransmisikan. Sinar kasa / sumber sinar prisma sampel telescope.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan penentuan indeks bias beberapa
sampel yaitu minyak sawi curah, minyak jagung, minyak kelapa, dan minyak
jarak. Pengujiian indeks bias ini dapat menentukan kemurnian serta kerusakan
terhadap suatu minyak pangan. Dari data pengamatan, didapatkan bahwa hasil
indeks bias minyak sawit adalah 1,464, dimana literaturnya 1,453-1,456, minyak
jagung 1,471 dimana literaturnya 1,474-1,475, minyak kelapa 1,463 sedangkan
literaturnya 1,448-1,450, dan minyak jarak 1,465 dimana literaturnya 1,477-1,479.
Hasil yang diperoleh dari keempat sampel minyak tersebut tidak sesuai dengan
literatur yang didapat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor misalnya sampel
yang diuji memang sudah rusak, alat yang digunakan tidak terkalibrasi atau
standar literatur yang diperoleh sudah berubah.
Besarnya indeks bias suatu minyak dipengaruhi oleh berat molekul, suhu,
ketidakjenuhan serta panjang rantai karbon dari masing- masing minyak tersebut.
Semakin tinggi tingkat ketidak jenuhan suatu minyak maka akan semakin besar
pula nilai indeks bias suatu minyak. Minyak dengan ketidakjenuhan tinggi sangat
rentan terhadap kerusakan- kerusakan yang disebabkan oleh oksidasi otooksidasi
radikal asam lemak jenuh dalam minyak yang berdampak pada timbulnya bau
tengik maupun degradasi rasa dan aroma (Winarno, 1997). Kerusakan- kerusakan
tersebut dapat dipercepat oleh cahaya matahari, panas, peroksida lemak
(hidroperoksida) serta logam- logam berat seperti Cu, Fe, dan Co.
![Page 13: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/13.jpg)
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil yang tidak
sesuai dengan literatur. Keseluruhan sampel minyak tidak ada yang sesuai dengan
standar literaturnya, dengan hasil pengukuran ada yang melewati standar batas,
ada pula yang kurang dari standar.
Hasil yang didapatkan pada sampel minyak sawit curah yaitu 1,464
dengan literatur antara 1,453 sampai 1,456 sedangkan hasil yang didapatkan
melebihi standar. Untuk sampel minyak jagung didapatkan hasil 1,471 dengan
literatur antara 1,474 sampai 1,475 sedangkan hasil yang didapatkan kurang dari
standar. Untuk sampel minyak kelapa didapatkan 1,463 dengan literatur antara
1,448 sampai 1,450 sedangkan hasil yang didapatkan melebihi standar, dan pada
sampel minyak jarak didapatkan hasil pngukuran 1,465 dengan literatur antara
1,477 sampai 1,479 sedangkan hasil yang didapatkan kurang dari standar.
Hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu sampel yang digunakan sudah tidak layak (rusak) atau standar literature yang
telah berubah, selain itu dapat disebabkan karena kesalahan alat yang tidak
terkalibrasi.
Untuk pengujian salinitas, atau kadar garamnya pada sampel kacang merk
sukro kadar garam didapatkan 1,2% dengan hasil pengukuran 1,008; untuk
kerupuk singkong didapatkan 1,003 dan untuk NACl 1% dengan hasil pengukuran
1,007
IX. Daftar Pustaka
http://kimiatip.blogspot.com/2013/08/Mengukur-Indeks-Bias-Senyawa-Dengan-
Alat-Refraktometer.html#.UrxSkfQW3l0
http://arfiyahtrimeirina.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-pemeliharaan-
dan_8148.html
http://dkpmm.blogspot.com/2011/04/alat-ukur-salinitas-antara-lain.html
http://mershaly.wordpress.com/2010/01/05/salinitas-perairan/
http://loophee.files.wordpress.com/2011/02/refraktometer9.pdf
http://sigfridgeofret.blogspot.com/2013/01/indeks-bias.html
http://murtyaprilia.blogspot.com/2012/10/refraktometer-dan-polarimeter.html
![Page 14: VIII. PENGUKURAN INDEKS BIAS DAN SALINITAS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082215/55cf8f38550346703b9a19d3/html5/thumbnails/14.jpg)