Web viewUntuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan...
-
Upload
doankhuong -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Web viewUntuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan...
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN
Dalam bidang akuntansi, tidak akan asing dengan yang namanya Pemeriksan Akuntansi atau Laporan
Audit. Namun demikian, banyak mahasiswa akuntansi yang masih bingung apa definisi Pemeriksaan Akuntansi,
Jenis Pemeriksaan Akuntansi, konsep yang dipakai pada pemeriksaan akuntansi, langkah-langkah menyusun
pemeriksaan akuntansi dan yang terakhir perbedaan dari akuntansi dan audit.
Dalam melakukan audit, seorang auditor haruslah mengetahui langkah-langkah audit apa yang akan
dilakukan. Langkah-langkah audit ini ditempuh untuk memenuhi tujuan audit yaitu untuk mencapai perbaikan
atas berbagai program/aktivitas dalam pengelolaan perusahaan yang masih memerlukan perbaikan. Dan
perbaikan ini dilakukan terhadap objek-objek audit yang meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan
yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Didasari oleh latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah
untuk makalah ”Pemeriksaan Akuntansi/Auditing” ini adalah:
Memahami Pemeriksaan Akuntansi/ Auditing
Mengetahui Manfaat Pemeriksaan Akuntansi.
Apa saja Jenis Pemeriksaan Akuntansi.
Konsep yang dipakai pada Pemeriksaan Akuntansi.
Langkah-langkah menyusun Pemeriksaan Akuntansi.
Perbedaan dari Akuntansi dan Audit.
1.3 MANFAAT DAN TUJUAN MASALAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk membantu rekan pembaca dalam mempelajari pemeriksaan akuntansi lebih dalam, diantaranya
antara lain :
Mendiskripsikan definisi dari Pemeriksaan Akuntansi/ Auditing.
Menjelaskan manfaat dari Pemeriksaan Akuntansi/Auditing.
Menjabarkan mengenai jenis-jenis Pemeriksaan Akuntansi/Auditing.
Menjelaskan konsep yang yang dipakai pada Pemeriksaan Akuntansi/Auditing.
Menjelaskan langkah-langkah menyusun Pmeriksaan Akuntansi/Auditing.
Memahami perbedaan dari Akuntansi dan Auditing.
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 1
BAB II : TINJAUAN
2.1 DEFINISI AUDIT
Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu ”audire” yang berarti mendengar atau memperhatikan.
Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati pertanggungjawaban keuangan yang
disampaikan penanggung jawab keuangan, dalam hal ini manajemen perusahaan. Pada perkembangan terakhir
sesuai dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal dengan auditor atau pemeriksa. Sedangkan
tugas yang diemban oleh auditor tersebut disebut dengan ”auditing”.
Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secara sistematis yang
dilakukan oleh orang berkompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan
bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Namun banyak sekali diluar sana definisi mengenai auditing, dibawah ini adalah beberapa penjelasan
mengenai definisi auditing menurut para ahli :
1. Pengertian Auditing, Menurut Kohler yang menyatakan bahwa,
“Auditing is an explorotary, critical review by a profesional account of the underlying internal
control and accounting records of a business enterprises or other economic unit, precedent to the
expression by the auditor of an opinion of the propriety (fairness) of its financial statement”
2. Pengertian Auditing Menurut A.Arens,Mark S.Beasley dan Randal J.Elder (2011:4)
Audit adalah akumulasi dan evalusi barang bukti tentang informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat antara informasi yang didirikan kriteria.
3. Pengertian Auditing Menurut Whittington,O Ray dan Kurt Panny (2012 :4 )
Dalam Audit laporan keuangan,auditor berusaha untuk mengumpulkan bukti dan menberikan tingkat
tinggi jaminan bahwa laporan keuangan mengikuti prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum
atau beberapa dasar lain yang sesuai akuntansi.
4. Pengertian Auditing Menurut penulis Sukrisno Agoes
Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritisdan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telahdi susun oleh manajemen,beserta catat – catatan pembukuan dan bukti –
bukti pendukungnya.
5. Pengertian Auditing Menurut Arens dan Loebbecke, 2003
Auditing sebagai: “Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi
yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 2
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.”
6. Pengertian Auditing Menurut Mulyadi , 2002
Auditing merupakan: “Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”
7. Pengertian Auditing Menurut PSAK - Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
"Auditing adalah suatu proses sistematik yang bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
yang dikumpulkan atas pernyataan atau asersi tentang aksi-aksi ekonomi dan kejadian-kejadian dan
melihat bagaimana tingkat hubungan antara pernyataan atau asersi dengan kenyataan dan
menkomunikasikan hasilnya kepada yamg berkepentingan.”
1.2 PERBEDAAN AKUNTANSI DAN AUDITING
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data,
transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang
menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya, sedangkan
Pemeriksaan Akuntansi/auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,
oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-
catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan opini mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.
Akuntansi lebih menekankan pada proses pencatatan sedangkan auditing berfokus pada proses
penelusuran. Dalam audit keuangan (Financial audit) kegiatan penelusuran ditujukan pada pencarian bahan
pembuktian keuangan sesuai dengan laporan keuangan, karena obyek audit adalah data-data akuntansi, maka
auditor dituntut untuk memahami kaedah prinsip akuntansi. Auditing bukanlah cabang dari ilmu akuntansi, akan
tetapi merupakan cabang ilmu yang bebas, yang mendasarkan pada hasil kegiatan akuntansi atau hasil kegiatan
lainnya.
Sedangkan dalam mengerjakan laporan keuangan, akuntansi mengerjakannya maju, dari bukti transaksi
sampai laporan keuangan,setelah itu dilaporkan untuk menghasilakan suatu keputusan.
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 3
Terdapat perbedaan yang signifikan dalam metode, tujuan, dan pihak-pihak yang bertanggung jawab
pada proses akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan dibandingkan dengan proses auditing
laporan keuangan.
Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan Auditing Akuntansi
Metode
Memperoleh dan menilai atau
mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan laporan
keuangan yang disusun oleh
manajemen.
Mengidentifikasi kejadian
kejadian dan kemudian mengukur,
mencatat, mengklasifikasikan dan
meringkasnya dalam catatan-catatan
akuntansi.
Tujuan
Menyatakan pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan.
Menyusun dan mendistribusikan
laporan keuangan.
Pihak yang
bertanggung jawab
Laporan auditing (audit report) tanggung
jawab auditor.
Laporan keuangan tanggung jawab
manajemen.
Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat mempengaruhi
perusahaan atau pemerintah. Setelah diidentifikasi, maka bukti dan transaksi diukur, dicatat, diklasifikasikan,
serta dibuat ringkasan/ikhtisar dalam catatan-catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan laporan
keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU).
Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi
pengambilan keputusan. Para karyawan perusahaan atau pegawaipemerintah terlibat dalam proses akuntansi ini,
sedangkan tanggung jawab akhir laporan keuangan terletak pada manajemen perusahaan atau pemerintah.
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 4
Auditing laporan keuangan terdiri dari upaya memahami bisnis dan industri klien serta memperoleh dan
menilai bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada
kenyataannya laporan keuangan tersebut telah menyajikan laporan keuangan secara wajar sesuai dengan Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU). Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang
diterima umum (Generally Accepted Auditing Standard / GAAS) dalam mengumpulkan dan menilai bukti, serta
dalam menerbitkan laporan uang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk pendapat (opini)
atas laporan keuangan.
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 5
BAB III : PEMBAHASAN
3.1 JENIS-JENIS AUDITING
Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan untuk menentukan tujuan
atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya pengauditan tersebut.
Jenis-jenis audit ditinjau dari luasnya pemeriksaan, antara lain :
1. Pemeriksaan Umum ( General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan opini
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Pemeriksaan Khusus ( Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya terbatas pada
permintaan audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan memberikan opini terhadap
bagian dari laporan keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan.
Jenis – jenis audit secara umum dapat dibedakan, antara lain:
1. Audit Operasional ( Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu
perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan oleh
manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif,
efisien dan ekonomis. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya
audit tersebut.
2. Pemeriksaan Ketaatan ( Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku,
baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan. Hasil audit ketaatan
umumnya dilaporan kepada pihak yang berwenang membuat criteria. Audit ini banyak dijumpai dalam
pemerintahan.
3. Pemeriksaan Intern ( Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan serta
ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
4. Audit Komputer ( Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) terhadap perusahaan yang melakukan proses data akuntansi dengan menggunakan sistem
Elektronic Data Processing (EDP).
5. Audit Laporan Keuangan ( Financial Statement Audit ), yaitu audit yang dilakukan oleh auditor
independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 6
disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit, Laporan audit ini dibagikan kepada para pemakai
informasi keuangan seperti pemegang saham, kreditur dan Kantor Pelayanan Pajak.
Berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, jenis audit dibagi 4 yaitu:
1. Auditor Ekstern, yaitu independent bekerja untuk kantor akuntan publik yang statusnya diluar struktur
perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit.
2. Auditor intern, yaitu bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan audit manajemen umumnya
berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas internal auditor biasanya adalah
audit manajemen yang termasuk jenis compliance audit.
3. Auditor pajak, yaitu auditor yang bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak yang diaudit
terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku.
4. Auditor Pemerintah, Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi keuangan yang
disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi,
efektifitas dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah. Dan sering juga
audit atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Auditing yang dilaksanakan oleh
pemerintahan dapat dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
3.2 TUJUAN AUDIT
Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :
1. Kelengkapan (Completeness).
Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telah
dimasukkan.
2. Ketepatan (Accurancy).
Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar,
perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.
3. Eksistensi (Existence).
Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian
pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
4. Penilaian (Valuation).
Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah diterapkan dengan benar.
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 7
5. Klasifikasi (Classification).
Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika
terkait dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan
tepat.
6. Ketepatan (Accurancy).
Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun
sesuai dengan angka-angka buku besar. Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.
7. Pisah Batas (Cut-Off).
Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat.
Transaksi yang mungkin sekali salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride
akuntansi.
8. Pengungkapan (Disclosure).
Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan
dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan
tersebut.
3.3 KONSEP AUDITING
Dalam teori auditing ada lima konsep dasar yang dikemukakan oleh Mautz dan Sharaf, yaitu:
A. BUKTI ( Evidence )
Tujuannya adalah untuk memperoleh pengertian, sebagai dasar untuk memberikan kesimpulan, yang
dituangkan dalam pendapat auditor.
Bukti harus diperoleh dengan cara-cara tertentu agar dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai yang
diinginkan.
Bukti dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
1. Authoritarianisme, yaitu bukti yang diperoleh berdasarkan informasi dari pihak lain
2. Mistikisme, yaitu bukti dihasilkan dari intuisi
3. Rasionalisasi, yaitu pemikiran asumsi yang diterima
4. Empidikisme, yaitu pengalaman yang sering terjadi
5. Pragmatisme, yaitu merupakan hasil praktik
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 8
B. KEHATI-HATIAN DALAM PEMERIKSAAN
Konsep ini berdasarkan adanya isu pokok tingkat kehati-hatian yang diharapkan pada auditor yang
bertanggungjawab (prudent auditor)
Dalam hal ini yang dimaksud dengan tanggung jawab yaitu tanggung jawab seorang profesional dalam
melaksanakan tugasnya. dengan konsep konservatif.
Auditor juga seorang manusia oleh karenanya meskipun seseorang sudah disebut sebagai auditor yang
berpengalaman dan memiliki profesionalisme yang tinggi pasti juga tak luput dari kesalahan, namun
sebagai seorang yang profesional ia dituntut untuk dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tingkat
kehati-hatian yang tinggi.
C. PENYAJIAN ATAU PENGUNGKAPAN YANG WAJAR
Konsep ini menuntut adanya informasi laporan keuangan yang bebas (tidak memihak), tidak bias, dan
mencerminkan posisi keuangan, hasil operasi, dan aliran kas perusahaan yang wajar.
Konsep ini di bagi dalam tiga sub konsep, yaitu:
Accounting propriety yang berhubungan dengan penerapan prinsip akuntansi tertentu, dalam
kondisi tertentu.
Adequate Disclosure yang berkaitan dengan jumlah dan luasnya pengungkapan.
Audit obligation yang berkaitan dengan kewajiban auditor untuk bersikap independen dalam
memberikan pendapat.
D. INDEPENDENSI
Independensi yaitu suatu sikap yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit.
Masyarakat pengguna jasa audit memandang bahwa auditor akan independen terhadap laporan keuangan
yang diperiksannya, dari pembuat dan pemakai laporan-laporan keuangan.
Konsep independensi berkaitan dengan independensi pada diri pribadi auditor secara individual
(practitioner-independence), dan independen pada seluruh auditor secara bersama-sama dalam profesi
(profession-independence)
a) Practioner- Independence
Merupakan pikiran, sikap tidak memihak, dan percaya diri yang mempengaruhi pendekatan
auditor dalam pemeriksaan.
Harus independen dalam memilih aktivitas, berhubungan secara profesional, dan kebijakan
manajemen yg akan diperiksannya (investigation –independence), dan harus independen dalam
mengemukakan fakta hasil pemeriksaannya yang tercermin dalam pemberian pendapat dan
rekomendasi yg diberikan (reporting- independence)
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 9
b) Profession Independence
Merupakan persepsi yang timbul dari anggota masyarakat keuangan / bisnis dan masyarakat
umum tentang profesi akuntan sebagai kelompok.
E. ETIKA PERILAKU
Etika dalam auditing, berkaitan dengan konsep perilaku yang ideal dari seorang auditor profesional yang
independen dalam melaksanakan audit.
Pengguna laporan keuangan yg diaudit mengharapkan auditor untuk :
1. Melaksanakan audit dengan kompetensi teknis, integritas, independensi, dan objektivitas;
2. Mencari dan mendeteksi salah saji yang material, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja;
3. Mencegah penerbitan laporan keuangan yang menyesatkan.
3.4 LANGKAH-LANGKAH AUDITING
Langkah-langkah audit meliputi lima tahap, yaitu:
1. Audit pendahuluan
2. Review terhadap pengendalian manajemen
3. Audit lanjutan
4. Pelaporan
5. Tindak lanjut
Seluruh tahapan audit ini pada akhirnya akan menghasilkan rekomendasi yang kemudian harus
ditindaklanjuti, yang menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut
dilaksanakan, serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada
tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih ditekankan
pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit. Beberapa hal penting yang harus
diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:
Pemahaman Auditor Terhadap Objek Audit
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut
dalam rangka mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuannya, objek audit menetapkan berbagai program yang
pelaksanaannya dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Auditor harus mengkomunikasikan dengan
atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 10
objek audit untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan secara
tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut:
a. Informasi yang mendukung tujuan audit.
b. Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit.
c. Informasi yang mengarah pada tujuan audit
Auditor juga harus mendapatkan tanggapan tentang kesimpulan umum yang akan diajukannya untuk
lebih memantapkan hasil kesimpulan auditor.
Penentuan Tujuan Audit
Tujuan audit harus mengacu pada alasan mengapa audit harus dilakukan pada objek audit dan didasarkan
pada penugasan audit.
Beberapa alasan yang mendasari diperlukannya audit manajemen termasuk diantaranya :
a. Terjadi ketidakefisiensinan penggunaan sumber daya perusahaan.
b. Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
c. Ada alternatif yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan.
d. Terjadi penyimpangan sumber daya perusahaan,peraturan, dan kebijakan perusahaan.
e. Sistem informasi dan pelaporan yang kurang baik.
Dalam merumuskan tujuannya, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi tujuan yang ada.
b. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
c. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit.
2. Review Terhadap Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis
informasi, mengevaluasi dan memanfaatkannya serta berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam
melakukan pengendalian.
Karakteristik sistem pengendalian manajemen yang baik mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pernyataan tujuan perusahaan.
Pernyataan tujuan dapat memberikan arah kepada semua komponen dalam perusahaan dalam
melaksanakan aktivitasnya sehingga perusahaan tidak hanya mampu melaksanakan berbagai aktivitas tetapi juga
mampu memahami untuk apa mereka melakukan aktivitasnya.
b. Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan.
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 11
Rencana yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan, harus disusun untuk mencapai sasaran
perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang biasanya juga diikuti dengan penentuan strategi
untuk mengimplementasikannya. Rencana biasanya disusun berdasarkan pencapaian terbaik perusahaan
continuously.
c. Kualitas dan kuantitas SDM
Yang sesuai dengan tanggung jawab yang dipikul dan adanya pemisahan fungsi yang memadai.
Perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan harus didukung oleh ketersediaan SDM yang memadai dalam
merealisasikan rencana tersebut.
d. Kebijakan dan praktik yang sehat pada masing-masing unit organisasi.
Untuk mendukung praktik yang sehat, berbagai kebijakan yang dibuat perusahaan harus
dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan agar terjadi komunikasi timbal balik antar kedua
kelompok kepentingan utama yaitu pihak perusahaan yang diwakili oleh manajemen (direksi) dan karyawan.
e. Sistem Review yang Efektif
Sistem penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk memperoleh keyakinan bahwa kebijakan
dan praktik yang sehat telah dilaksanakan dengan baik. Sistem review menyangkut bagaimana pihak-pihak yang
berwenang melakukan review terhadap berbagai aktivitas/kegiatan yang dilakukan. Elemen sistem review yang
baik harus berisi fungsi pelaporan internal dan fungsi audit internal.
3. Audit Lanjutan
Audit ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung tujuan audit yang
sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review dan pengujian pengendalian manajemen. Pada
tahap ini auditor harus mampu mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang berkaitan
dengan tujuan audit, sehingga akhirnya dapat disusun suatu kesimpulan audit dan dibuat rekomendasi yang dapat
diterima oleh objek audit.
. Langkah-langkah audit pada tahap ini meliputi:
a. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang diperlukan
b. Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten.
c. Membuat Ringkasan dan Mengeolompokan Bukti.
d. Pengembangan Temuan dalam Audit
e. Perubahan Luas dan Arah Pengembangan Temuan
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 12
4. Pelaporan
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit.
Ada dua cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu :
1. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit.
2. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada
kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini.
Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan rekomendasi yang
diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi serta rencana tindak lanjut dalam
mengaplikasikan rekomendasi tersebut.
5. Tindak Lanjut
Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan bentuk komitmen
manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja perusahaan atas beberapa kelemahan/kekurangan yang
masih terjadi.
Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa dan menuntut manajemen untuk melaksanakan tindak
lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, tetapi lebih menempatkan diri sebagai supervisor atas rencana,
pelaksanaan, dan pengendalian tindak lanjut yang dilakukan.
Rekomendasi seharusnya merupakan hasil diskusi dan rumusan bersama antara manajemen dan auditor,
dan juga harus menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut
dilaksanakan, serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada
tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu ”audire” yang berarti mendengar atau memperhatikan.
Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati pertanggungjawaban keuangan yang
disampaikan penanggung jawab keuangan, dalam hal ini manajemen perusahaan. Pada perkembangan terakhir
sesuai dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal dengan auditor atau pemeriksa. Sedangkan
tugas yang diemban oleh auditor tersebut disebut dengan ”auditing”.
Ada perbedaan antara akuntansi dan auditing yaitu Akuntansi lebih menekankan pada proses pencatatan
sedangkan auditing berfokus pada proses penelusuran. Dalam audit keuangan (Financial audit) kegiatan
penelusuran ditujukan pada pencarian bahan pembuktian keuangan sesuai dengan laporan keuangan, karena
obyek audit adalah data-data akuntansi, maka auditor dituntut untuk memahami kaedah prinsip akuntansi.
Auditing bukanlah cabang dari ilmu akuntansi, akan tetapi merupakan cabang ilmu yang bebas, yang
mendasarkan pada hasil kegiatan akuntansi atau hasil kegiatan lainnya.
Ada beberapa jenis audit secara umum antara lain :
1. Audit Operasional
2. Pemeriksaan Ketaatan
3. Pemeriksaan Intern
4. Audit Komputer
5. Audit Laporan Keuangan
4.2 SARAN
Pemeriksaan akuntansi atau auditing adalan kegiatan penting didalam suatu perusahaan, karena auditing
merupakan cabang ilmu bebas yang sangat luas diharapkan didalam pembelajaran dan penerapannya di
Indonesia dapat bisa lebih mudah dipelajari dan dimengerti oleh para mahasiswa khususnya dalam bidang
akuntansi.
Semoga pembelajaran mengenai auditing tersebut dapat memberikan wawasan dan kemudahan bagi kita
dalam mengelola penelusuran system laporan keuangan didalam perusahaan.
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 14
RESUME MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI
Auditing adalah proses secara sistematis yang dilakukan oleh orang berkompeten dan independen dengan
mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
Jenis- jenis Audit meliputi :
1. Audit Operasional
2. Pemeriksaan Ketaatan
3. Pemeriksaan Intern
4. Audit Komputer
5. Audit Laporan Keuangan
Tujuan diadakan audit sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kelengkapan seluruh transaksi yang telah dicatat atau ada dalam jurnal secara
aktual telah dimasukkan.
2. Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang
benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.
3. Untuk memastikan semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi jadi transaksi
tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
4. Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah diterapkan dengan
benar.
5. Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat
6. Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dalam periode
yang tepat.
7. Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah
disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan
catatan kaki laporan tersebut
PERBEDAAN AKUNTANSI DAN AUDITING
Akuntansi lebih menekankan pada proses pencatatan sedangkan auditing berfokus pada proses penelusuran.
Dalam audit keuangan (Financial audit) kegiatan penelusuran ditujukan pada pencarian bahan pembuktian
keuangan sesuai dengan laporan keuangan, karena obyek audit adalah data-data akuntansi, maka auditor dituntut
untuk memahami kaedah prinsip akuntansi. Auditing bukanlah cabang dari ilmu akuntansi, akan tetapi
merupakan cabang ilmu yang bebas, yang mendasarkan pada hasil kegiatan akuntansi atau hasil kegiatan
lainnya. Sedangkan dalam mengerjakan laporan keuangan, akuntansi mengerjakannya maju, dari bukti transaksi
sampai laporan keuangan,setelah itu dilaporkan untuk menghasilkan suatu keputusan. Namun Auditing
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 15
mengerjakannya berbalik dengan akuntansi,y aitu dari laporan keuangan dan berlanjut ke bukti-bukti transaksi
untuk mengidentifikasi bahwa perusahaan tersebut sudah memenuhi prosedur dalam pencatatan dan
pengendalian laporan keuangan yang benar.
[PEMERIKSAAN AKUNTANSI/AUDIT] Page 16